Pneumonia adalah infeksi paru yang disebabkan oleh mikroorganisme. Pneumonia merupakan penyebab kematian nomor dua di Indonesia. Pneumonia dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan penyebab, lokasi infeksi, dan tempat dimana infeksi terjadi. Diagnosis pneumonia didasarkan pada gejala klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium serta radiologi. Pengobatan pneumonia meliputi antibiotik dan terapi suportif.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
2. PENDAHULUAN
Infeksi saluran nafas bawah masih merupakan
masalah utama dalam bidang kesehatan baik
dinegara yang sedang berkembang maupun yang
sudah maju.
WHO 1999: Penyebab kematian tertinggi akibat
penyakit infeksi di dunia adalah infeksi saluran
nafas akut (influenza dan pneumonia)
SKRT Depkes 2001: Infeksi saluran nafas bawah
urutan ke 2 penyebab kematian di Indonesia.
3. Mekanisme Pertahanan Paru
Paru mempunyai mekanisme pertahanan untuk
mencegah bakteri agar tidak masuk ke dalam paru.
Mekanisme pembersihan tersebut adalah :
Ada 4 mekanisme pembersihan di paru :
1. Mekanisme pembersihan di saluran napas penghantar.
2. Mekanisme pembersihan di “ Respiratory exchange
airway ”
3. Mekanisme pembersihan di saluran udara subglotik
4. Mekanisme pembersihan di “respiratory gas exchange
airway”.
4. I. Mekanisme pembersihan di saluran
napas penghantar yaitu :
1. Reepitelisasi saluran nafas
2. Aliran lendir pada permukaan epitel
3. Bakteri alamiah
4. Faktor humoral lokal (IgG dan IgA)
5. Kompetisi mikroba setempat
6. Sistem transpor mukosiler
7. Refleks bagian batuk
5. II. Mekanisme pembersihan di “respiratory
exchange airway”
Cairan yang melapisi alveolar termasuk surfaktan
Sistem kekebalan humoral lokal (IgG)
Makrofag alveolar dan mediator inflamasi
Penarikan netrofil
III. Mekanisme pembersihan di saluran udara
subglotik
Mekanisme pertahanan saluran napas subglotis terdiri
dari anatomik, mekanik, humoral dan komponen
seluler
6. IV. Mekanisme pembersihan di “respiratory
gas exchange airwaiy”.
1. Cairan yang melapisi alveoli:
Surfaktan
Aktifiti anti bakteri
2. IgG
3. Makrofag alveolar yang berperan sebagai mekanisme
pertahanan pertama.
4. Berfungsi untuk menarik PMN leukosit ke alveolus
5. Mediator biologi
8. ETIOLOGI
Pneumonia komuniti diderita oleh masyarakat luar
negeri banyak disebabkan bakteri Gram positif.
Pneumonia di rumah sakit banyak disebabkan bakteri
Gram negatif.
Pneumonia aspirasi banyak disebabkan oleh bakteri
anaerob.
9. PATOGENESIS
Apabila terjadi ketidak seimbangan antara daya tahan
tubuh, mikroorganisme dan lingkungan,
mikroorganisme dapat berkembang baik dan
menimbulkan penyakit.
Cara mikroorganisme mencapai permukaan saluran
napas :
1.Inokulasi langsung
2.Penyebaran melalui pembuluh darah
3.Inhalasi bahan aerosol
4.Kolonisasi di permukaan mukosa
10. PATOLOGI
Proses radang selalu dimulai dari hilus paru yang
menjalar secara progressif ke perifer sampai seluruh
lobus terkena. Proses radang ini dapat kita bagi atas 4
tingkatan :
1. Tingkatan Kongestif
2. Tingkat Hepatisasi Merah
3. Tingkatan Hepatisasi Kelabu
4. Tingkat Resolusi atau Penyembuhan Total
11. Klasifikasi pneumonia
1. Berdasarkan klinis dan epidemiologis :
a. Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia)
b. Pneumonia nosokomial (hospital-acquired pneumonia /
nosokomial pneumonia)
c. Pneumonia aspirasi
d. Pneumonia pada penderita immunocompromised
12. 2. Berdasarkan Bakteri Penyebab
a. Pneumonia bakterial / tipikal.
b. Pneumonia atipikal disebabkan mycoplasma,
legionella dan chlamydia
c. Pneumonia virus
d. Pneumonia jamur, sering merupakan infeksi
sekunder.
13. 3. Berdasarkan prediksi infeksi
a. Pneumonia lobaris.
b. Bronkopneumonia
c. Pneumonia interstisial
14. DIAGNOSIS
Gambaran Klinis
a. Anamnesis
Demam
batuk dengan dahak mukoid atau purulen kadang-
kadang disertai darah
Suhu tubuh dapat melebihi 400C,
Sesak nafas
Nyeri dada
15. b. Pemeriksaan fisis tergantung dari luasnya lesi di paru.
Inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal
waktu bernafas, pada palpasi fremitus dapat
mengeras, pada perkusi redup, pada auskultasi
terdengar suara nafas bronkovaskuler sampai bronkial
yang mungkin disertai ronki basah halus, yang
kemudian menjadi ronki basah pada stadium resolusi.
16. Pemeriksaan Penunjang
a. Gambaran radiologis
Dapat berupa infiltrat sampai konsolidasi dengan ”air
bronchogram”
Penyebaran bronkogenik
Interstitial
Kavitas
17. b. Pemeriksaan laboratorium
Peningkatan leukosit lebih dari 10.000/ul – 30.000/ul
Pada hitung jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri
Peningkatan LED
Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan
pemeriksaan dahak, kultur darah dan serologi.
Kultur darah dapat positif pada 20 – 25% penderita
yang tidak diobati. Analisis gas darah menunjukkan
hipoksemia dan hipokarbia, pada stadium lanjut
dapat terjadi asidosis respiratorik.
18. PENGOBATAN
Terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif.
Mikroorganisme dan hasil uji kepekaannya :
1. Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
2. Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu
sebagai penyebab pneumonia
3. Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu.
Maka pada penderita pneumoni dapat diberikan
terapi secara empiris
19. Secara umum pemilihan antibiotik pneumonia dapat
dilihat sebagai berikut :
Golongan Penisilin
Betalaktam, oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)
Sefotaksim, Seftriakson, Seftazidin , Sefalosporin
Golongan kuinolon : Siprofloksasin,
Levofloksasin, Moxifloksasin, Gatifloksasin
Makrolid : Azitromisin
Doksisiklin
dll