SlideShare a Scribd company logo
PREVALENSI HIV DI ASIA
HIV Prevalence in the South-East Asia
Region : 2008
Nepal
70.000
Myanmar
242.000
Thailand
610.000India
2.300.00
Indonesia
293.000
Five countries account
for the majority of PLHIV in
the Region
Four of these countries are
among the countries with the
highest burden of TB
Perkiraan HIV di Jakarta
ISTC Training Modules 2008
Estimated TB Incidence Rates
Rate per 100 000
0-9
10 - 24
25 - 49
50 - 99
100 - 300
300 or more
No Estimate
The countries of SEAR account for over
a third of the global burden of TB;
>90% in five high TB burden countries
Progress of HIV testing for notified TB
patients Global
Proportion of TB Patients
Tested for HIV
Key
No reported activity
< 15%
15 to 50%
51 to 75%
More than 75%
2004 2005
2006 2007
3 %
12 % 16 %
9 %
Progress of HIV testing for notified TB patients
Asia Pacific
Proportion of TB Patients
Tested for HIV
Key
No reported activity
< 15%
15 to 50%
51 to 75%
More than 75%
0.2 of 3.1 million notified TB patients
were tested in ASIA PACIFIC REGION in 2007
2004
2005
2006
2007
0.3 %
1.9 %
3.7 %
6.0 %
ISTC Training Modules 2008
5.7 Source: UNGASS data provided by countries, 2008.
Oceania
(2) (10)
East
Asia
(12)
Eastern
Asia
(12)
America Europe
(14) and
North
Africa
and
Middle
East
(3)
(Number of countries reporting)
GLOBALCaribbean Latin
(76)
South
and
South-
Central East Asia
(8)
Sub-
Saharan
Africa
(22)
Western
and
Central
Europe
(3)
Percentage of incident tuberculosis cases
in people living with HIV receiving both antiretroviral
and anti-tuberculosis medications, 2007
100
80
60
%
40
20
0
(Note: No data from North America)
22 negara yg terbeban: 80% dari semua kasus baru
0
500
1000
1500
2000
India
China
Indonesia
Bangladesh
Nigeria
Pakistan
Philippines
SouthAfrica
RussianFederation
Ethiopia
DRCongo
VietNam
Kenya
URTanzania
Brazil
Thailand
Myanmar
Zimbabwe
Uganda
Cambodia
Afghanistan
Mozambique
EstimasikasusbaruTB(x1000)
Infeksi TB
TB aktif
HIV dgn risiko
HIV + dgn TB aktif
HIV +
ISTC Training Modules 2008
TB merupakan
penyebab kematian
utama bagi penderita
HIV di seluruh dunia
Mortalitas TB dan HIV
 Jumlah kasus TB HIV meningkat 2 kali
lipat pada tahun 2007
 Th 2006 : 0,7 juta --> Th 2007 : 1,37 juta
 Perhatian terhadap pencegahan dan
penatalaksanaan kasus TB HIV perlu
ditingkatkan
Efek TB terhadap progresifitas
Infeksi HIV
TB meningkatkan progresifitas HIV
 Penderita TB dengan HIV sering mempunyai viral
loads HIV yang tinggi
 Penurunan imunitas lebih cepat, dan pertahanan hidup
bisa lebih singkat walaupun pengobatan TB berhasil
 Penderita TB/HIV mempunyai kemungkinan hidup
lebih singkat dibanding penderita HIV yg tidak pernah
kena TB
 ART menurunkan tingkat kematian pada pasien
TB/HIV
Epidemiologi ko-infeksi TB-HIV
1/3 ODHA terinfeksi TB
TB merupakan IO terbanyak dan
penyebab kematian utama pada ODHA
40 % kematian ODHA terkait dengan TB
Epidemiologi ko-infeksi TB-HIV
 3,2 juta koinfeksi TB-HIV terdapat di Asia
Selatan & Tenggara
 Diperkirakan dalam 3-5 tahun
mendatang, 20-25% kasus TB pada
beberapa negara di Asia Selatan &
Tenggara berhubungan langsung dengan
HIV
Infeksi TB vs Penyakit TB (TB aktif)
 Infeksi TB – organisme ada, tetapi bersifat
dormant (tidur), tidak dapat menginfeksi
orang lain
 Penyakit TB – orang tsb sakit dan dapat
menularkan penyakitnya ke orang lain
 10% orang dgn infeksi TB akan menjadi
penyakit TB
 Setiap orang dgn TB aktif dapat menginfeksi
10-15 orang/tahun
Kapan infeksi TB menjadi penyakit?
 Kebanyakan terjadi dalam 2 tahun
pertama setelah infeksi
 Jika orang menjadi immunocompromised
 HIV
 Kanker
 Khemoterapi
 Diabetes yang tidak terkontrol
 Malnutrisi
Interaksi TB-HIV
 HIV merupakan faktor risiko utama menyebabkan
TB aktif
 Jumlah progresi menjadi TB aktif:
 > 40 % pada pasien dengan HIV
 5 % pada pasien tanpa HIV
 Risiko reaktifasi infeksi TB:
 2.5-15 % setiap tahun pada pasien dgn HIV
 < 0.1 % setiap tahun pada pasien tanpa HIV
 TB mempercepat perjalanan infeksi HIV
 Pasien dgn koinfeksi TB-HIV mempunyai
viral load sekitar 1 log lebih besar daripada
pasien tanpa TB
 Angka mortalitas pada ko-infeksi TB-HIV
k.l. 4 x lebih besar daripada pasien dengan
hanya TB sendiri
Interaksi TB-HIV
Boom, 2001
MTB replication
(reactivation/
persistance)
MTB mediated
imm. activation
Increased HIV
replication
CD4 depletion
HIV progression
CD4 loss
due to HIV
Intervention Inhibit MTB
Reduce HIV
Replication
TNF-
IL-6 IL-10
TGF- IL-1
Interaksi TB-HIV
Kerentanan
Presentasi
Progresi Penyakit
Mortalitas
TBHIV
Interaksi TB-HIV
CD4+/uL
Relativelifetimerisk
oftuberculosis
1.0
2.0
3.0
4.0
0 200 400 600 800
Efek jumlah CD4 terhadap risiko TB
di antara ODHA
0
5
10
15
20
Italia AS Afrika Selatan
>350 200-350 <200
Insidens TB (per 100 /thn)
Antonucci JAMA 1995;274:143; Markowitz Ann Int Med 1997;126:123; Badri Lancet 2002;359:2059
TB dan AIDS
Risiko TB
selama hidup
10%
60%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
PPD+/HIV-negatif PPD+/HIV+
Relationship between CD4 and clinical
and pathological form of TB
Kapankah pemeriksaan uji HIV pada pasien TB ?
Dimana - Di daerah dg prevalensi HIV tinggi
Siapa - Pasien TB dg risiko tinggi terkena
infeksi HIV
Bagaimana - Pasien TB dengan keluhan
tanda/gejala yg menimbulkan
dugaan HIV
Daerah dengan prevalensi tinggi:
• Sub-Sahara Afrika
• Indonesia ; beberapa daerah tertentu di:
Papua, Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat, Bali,
Kepri, Kalimantan Barat, Jawa Tengah dan
Sumatera Utara
Kelompok orang dengan risiko tinggi:
 Pengguna narkoba suntik
 Pekerja seks komersial
 Biseksual
 Homoseksual
 Narapidana
Gambaran Klinis TB dengan
suspek HIV
Gejala klinis TB ditambah kelainan dibawah ini:
• Penurunan berat badan >10 kg (atau > 20%
dari berat badan) dalam 4 bulan
• Diare >1 bulan
• Nyeri saat menelan (odynophagia)
• Perasaan terbakar di kaki (neuropathy)
Tanda :
• Bekas herpes zoster
• Skin rash yg gatal
• Lesi kulit atau membran
mukosa yg berwarna gelap
atau kemerahan (Kaposi’s
sarcoma)
• Limfadenopati generalisata
• Oral Candidiasis
• Oral hairy leukoplakia
• Necrotizing gingivitis
• Aphthous ulcers (severe or
recurrent)
• Persistent painful genital
ulceration
•Angular chelitis
Hasil X-foto Toraks pasien TB
dengan infeksi HIV
HIV awal
HIV lanjut
(severe immuno-compromise)
Infiltrat interstitial
Limfadenopati hilar
Perbandingan gambaran klinis TB pada
penderita terinfeksi HIV dan tidak terinfeksi HIV
Gambaran HIV (+) HIV (-)
Keluhan respirasi +++ +++
Penyakit ekstra paru +++ +
Kavitas + +++
Foto toraks atipikal +++ +
PPD neg ++ +
Efek samping obat ++ +
Angka mortalitas +++ +
Relaps ++ +
Diagnosis TB pada Penderita HIV
Tidak sama dengan gejala umum TB
 Demam dan penurunan berat badan merupakan gejala
yang penting
 Batuk bukan gejala yang umum
 Banyak variasi pada gambaran foto toraks
 Lebih banyak TB ekstra paru dan TB disseminata
 Diagnosis diferensial lebih luas
Lokasi TB Ekstra paru
yang sering ditemukan
 Lymph Nodes: Cervical > axillary > inguinal
 Serosal disease: pleural, pericardial
 Genitourinary tract
 Central nervous system:
meningitis, tuberculoma
 Bone and joint
 Soft tissue abscesses
 Disseminated disease
TB Ekstra paru: Diagnosis
 Prosedur Diagnostik: foto toraks, aspirasi
jarum halus, ultrasonografi, biopsi
 Diagnosis dapat ditegakkan dengan dugaan
klinis, jika penyakit lain dapat disingkirkan
dan spesimen dari lesi sulit didapat
 PadaTB Ekstra paru, perlu diperiksa apakah
disertai dengan TB paru berdasarkan
sputum BTA dan foto torak
 Pada HIV, TB ekstra paru merupakan tanda
bahwa penyakitnya sudah lanjut (advanced)
Kolaborasi TB/HIV
Koordinasi program TB - HIV diperlukan utk :
 Mencegah HIV pada pasien TB
 Mencegah TB pada pasien HIV
 Pemeriksaan pasien dan kontak ( untuk TB dan
HIV )
 Koordinasi pengobatan dan penyediaan obat
Paduan OAT pada pasien TB HIV
Semua pasien (termasuk mereka yg terinfeksi
HIV) yg belum pernah diobati harus diberi
paduan obat lini pertama yang disepakati
secara internasional :
• Fase awal: 2 bulan INH, RIF, PZA, and EMB
• Fase lanjutan: 4 bulan INH and RIF, atau
• 6 bulan dengan INH and EMB (kegagalan
pengobatan lebih tinggi pada pasien HIV)
• Dosis OAT seharusnya mengikuti anjuran
Internasional
• Kombinasi dosis tetap sangat dianjurkan
Pemberian OAT dan ARV
Pada pemberian OAT dan ARV perlu
dipertimbangkan:
Interaksi antara obat-obat yang digunakan
Peran antiretroviral therapy (ART)
Overlap efek samping obat
Immune-reconstitution inflammatory
syndrome (IRIS)
Masalah kepatuhan pengobatan
Pemberian ART pada pasien TB HIV
Indikasi pemberian ART pada pasien TB/HIV
berdasarkan: Status penyakit HIV (kadar CD4)
 Keberhasilan pengobatan dan paduan OAT
yang sedang dilakukan
 Kepatuhan pengobatan dan efek samping
 Jika belum diobati dengan ART pada saat
diagnosis TB, keputusan untuk memulai ART
didasarkan faktor2 berikut.
Obat ARV di Indonesia
Nama Generic Grup Nama Merek
Zidovudine/AZT NRTI Zidovex, Antivir
Lamivudine/3TC NRTI Hiviral
Stavudine NRTI Stavir, Zerit
Didanosine NRTI Videx
Nevirapine NNRTI Neviral
Nelfinavir PI Nelvex
Efavirenz/EFZ NNRTI Evafir
Zidovudine + Lamivudine Duviral
Stavudine + Lamivudine Coviro-LS3*
Stavudine + Lamivudine + Nevirapine Triomune, GPOVir
Obat ARV pilihan:
• ZDV/3TC/EFV
• d4T/ 3TC/ EFV
• ZDV/3TC/SQV/r (1600/200)
• d4T/3TC/SQV/r (1600/200)
• ZDV/3TC/LVP/RTV (400/400)
• d4T/3TC/LVP/RTV (400/400)
• ZDV/3TC/ABC
• d4T/ 3TC/ ABC
• ZDV/3TC/SQV/RTV (400/400)
• d4T/ 3TC/ SQV/RTV (400/400)
Jika tidak ada EFV, bisa dipergunakan NVP
(2 minggu I 200 mg/hari, selanjutnya 2 x 200
mg)
Obat ARV yang digunakan
Kapan Memulai Antiretroviral pada
pasien TB HIV dalam OAT
ISTC Training Modules 2008
Jika pemeriksaan CD4 tersedia :
Nilai CD4
< 200
200 - 350
> 350
ART
Mulai ART begitu pengobatan
TB tidak disertai efek
samping
( 2 – 8 minggu OAT)
Mulai ART setelah OAT fase
intensif selesai
Tunda ART sampai
pengobatan TB selesai
Kapan Memulai Antiretroviral pada
pasien TB HIV dalam OAT
Gambaran klinis ART
Adanya TB paru dan tanda HIV
advanced , atau tidak ada
perbaikan secara klinis; adanya
TB ekstra paru
Mulai ART begitu pengobatan TB
tidak disertai efek samping
( 2 – 8 minggu OAT)
TB paru BTA negatif, berat
badan bertambah dengan
pengobatan, tanpa tanda/gejala
HIV advanced
Mulai ART setelah OAT fase
intensif selesai
TB paru BTA positif, berat badan
bertambah dgn pengobatan,
tanpa tanda/gejala HIV
advanced
Tunda ART sampai pengobatan
TB selesai
Jika pemeriksaan CD4 tidak tersedia :
Terapi ko-infeksi TB-HIV
Status klinis Tidak ada CD4 Ada CD4
Hanya TB paru (tidak ada
tanda lain Stad 3 atau 4)
OAT diberikan sampai
selesai, baru dilanjutkan
dengan ART
Jika CD4 > 350:
Mulai dan selesaikan OAT, lalu
mulai ART kecuali jika timbul
tanda2 Stad 4 non-TB (mulai lebih
dini, tergantung penilaian klinis)
Jika CD4 200-350:
Mulai OAT. Mulai ART setelah fase
intensif (mulai lebih cepat jika
toleransi baik)
Jika CD4 < 200
Mulai OAT. Mulai ART segera jika
OAT dapat ditoleransi (2 minggu –
2 bulan)
TB paru disertai tanda2
Stad 3 atau 4 lainnya
Mulai OAT
Waktu pemberian ART
tergantung penilaian klinis
yg berkaitan dgn tanda2 lain
imuno defisiensi
TB ekstra paru Mulai terapi TB
Mulai ART segera jika OAT dapat ditoleransi (2 minggu – 2 bulan)
tanpa melihat jumlah CD4
TB-HIV apa yg diberikan pertama kali?
 AZT/3TC/ABC
 AZT (d4T)/3TC/EFZ
 d4T (AZT) 3TC/NVP
 2NRTI/ SQV/rtv
 2NRTI/LPV/rtv
 Jumlah pil sedikit, kurang poten
Hypersensitifitas  IRIS?
 Kehamilan! Neuropati
 EFZ 600-800 mg
 Neuropati, hepatotoksik, dosis?
 Dosis yg digunakan: 1000/100 BID
(jumlah pil banyak) atau
1200/200 mg 1x/hari
 LOP 400mg/rtv 400 mg 2x/hari,
efek samping!!
Dgn HAART
Tidak Ya
CD4 <200 CD4 200-350 CD4 > 350
Mulai
HAART
dlm 2 minggu
Mulai rejimen
TB
Mulai
HAART
dlm 2 bulan
Tanpa
HAART
Teruskan
dan sesuaikan
dosisnya
Terapi ko-infeksi TB-HIV
Efek Rifampisin terhadap obat2
anti HIV
 Protease inhibitor
 Saquinavir 80 % berkurang
 Ritonavir 35 % berkurang
 Indinavir 92 % berkurang
 Nelfinavir 82 % berkurang
 Amprenavir 81 % berkurang
 Nonnucleoside reverse
transcriptase inhibitor (NNRTI)
 Nevirapine 37 % berkurang
 Efavirenz 26 % berkurang
 Reverse transcriptase inhibitor
 Tidak ada efek
TB dan HIV:
Pemberian HAART segera vs ditunda
Alasan menunda terapi HIV sampai TB diobati:
1. HIV merupakan penyakit kronis.
2. Adherence dapat bermasalah.
3. Manajemen toksisitas lebih rumit.
4. Immune restoration dapat menimbulkan
“paradoxical reactions.”
Alasan memulai terapi HIV pada awal TB:
1. TB berkaitan dengan aktifasi imun, peningkatan
replikasi HIV, dan mempercepat progresi penyakit
HIV.
2. Terapi antiretroviral yg poten dapat mengurangi
jumlah HIV RNA, memperbaiki fungsi imun dan
memperlambat progresi penyakit HIV.
3. Terapi HIV mengurangi risiko timbulnya IO yang
lain.
TB dan HIV:
Pemberian HAART segera vs ditunda
Masalah terapi:
• Adherence / jumlah pil banyak
• Efek toksisitas yang tumpang tindih
 mual muntah, ruam kulit, hepatitis, anemi
• Interaksi obat
 Rifampisin merupakan enzyme inducer yang kuat
• ‘Paradoxical worsening’ TB
 Reaksi Immune reconstitution
 Lebih sering jika ART dimulai lebih dini pada terapi TB
 Jika mungkin tunda ART sampai fase intensif selesai
Terapi ko-infeksi TB-HIV
Efek samping
 HAART
- demam
- ruam kulit
- gangguan hati
- neuropati
 Terapi TB
- demam
- ruam kulit
- gangguan hati
- neuropati
Sering terjadi dan sama
Immune Reconstitution
Inflammatory Syndrome (IRIS)
TB Immune reconstitution
 Infeksi TB yang sebelumnya tenang
menjadi nyata 2-3 minggu setelah
memulai ART akibat meningkatnya
respons inflamasi
 Gejala meliputi
demam, limfadenopati, abses, lesi paru
yang bertambah buruk dan meluasnya
lesi sus. saraf pusat, artritis
Rujukan dan perawatan TB-HIV
Program AIDSProgram TB
ProfilaksisIO
TerapiIO
ART
PerawatanPallatif
Intensive
Phase
Dukunganpsiko-sosio-ekonomi
PencegahanHIV
Entry point/T&C
Terapi TB (DOT)
Fase lanjutan
Penemuan kasus/
diagnosis
Fase intensif
Multi-drug Resistant (MDR) TB
• MDR-TB terjadi jika timbul resistensi
terhadap isoniazid dan rifampisin
• Sekitar 300 000 kasus baru MDR-TB setiap
tahun
• Saat ini 79% MDR-TB resisten terhadap
paling sedikit 3 atau 4 OAT
• Disebabkan oleh pemberian obat yang tidak
sesuai dan adherence yang buruk
Multi-drug Resistant (MDR) TB
• Secara bermakna meningkatkan angka
morbiditas dan mortalitas
• Memerlukan penggunaan terapi lini kedua
yang mahal dan toksik
• Strategi DOTS penting dalam mencegah
terjadinya MDR-TB
Hal penting - HIV-TB
 TB adalah penyebab IO terbesar
 TB bisa terjadi pada semua tahapan HIV
 HIV merupakan faktor pencetus terbesar untuk
terjadinya TB aktif
 Semakin lanjut tahapan dari HIV semakin tidak
khas gambaran TB
 Anergi terhadap tes tuberkulin meningkat seiring
dengan menurunnya CD4
 Terapi jangka pendek adekuat untuk
pengobatan
 Profilaksis INH efektif tetapi masih kontroversi
 Penanganan klinis yang tepat memperbaiki
prognosis walaupun tanpa ART
 ART dapat diberikan bersama-sama dengan OAT,
tetapi dengan pilihan ART terbatas jika
digunakan rifampisin
Hal penting - HIV-TB
Pemberian Kotrimoksazol pada
pasien TB/HIV
 Pasien TB dan infeksi HIV seharusnya diberi
kotrimoksasol sebagai pencegahan infeksi lainnya
 Semua pasien TB yang positif HIV seharusnya
menerima Terapi Pencegahan Kotrimoksasol (CPT)
tanpa peduli jumlah CD4, paling tidak selama
dalam pengobatan TB
 CPT dianjurkan untuk semua pasien dengan jumlah
sel CD4 kurang dari 200 sel/mm3
[Anjuran WHO]
Efek Samping OAT/ARV
Efek Samping OAT ARV
Skin rash PZA, RIF, INH
Nevirapine
Efavirenz
Abacavir
Mual, muntah PZA, RIF, INH
Zidovudine
Ritonavir
Amprenavir
Indinavir
Hepatitis
PZA, RIF, INH
Nevirapine
Protease
inhibitors
Leukopenia,
anemia
RIF Zidovudine
Burman et al, Am J Respir Crit Care Med 2001
IRIS
Immune Reconstitution Inflammatory Syndrome (IRIS)
 Perburukan klinis pada saat respons yang
baik terhadap ART
Reaksi paradoksal dimana kondisi menjadi
lebih parah saat respon ART baik
Waktu timbulnya IRIS
 Umumnya dalam 6 minggu pertama pemberian
ART (sering dalam waktu 2–3 minggu, tapi dapat
juga beberapa bulan setelah memulai ART)
 Rujuk ke spesialis jika menduga IRIS
WHO Policy on TB/HIV
+ the “4th I”
“Integrated case management”
+ D. Systems strengthening
 Establish regular interaction
 Resource mobilization
 Capacity building
 Involve communities, NGOs
Strategy for
TB- HIV in the
SEA Region
3 I’s
The 3 “I’s”
(+ The 4th “I”)
1. Intensified TB case finding (ICF)
2. Isoniazid preventive therapy ( IPT)
3. Infection control (IC) for TB in HIV
care ( + )
4. Integrated Case Management (ICM)
Implementation of IPT
(2005-2007)
2005 (10 countries, 26000 cases)
2006 (25 countries, 27000 cases)
2007 (45 countries, 29000 cases)
Progressing but still poor implemented…
RINGKASAN
 TB meningkatkan progresifitas HIV
 HIV meningkatkan progresifitas TB
 Jika ada tanda, gejala dan/atau faktor risiko HIV
pada pasien TB, lakukanlah uji HIV
 Pada infeksi TB yang disertai HIV, gambaran klinis
dan foto toraks dari TB bisa tidak khas(atypical)
 PengobatanTB standard umumnya menyembuhkan
TB dengan ko-infeksi HIV
 ART bagi pasien yg memenuhi syarat sangat
meningkatkan immunitas.
 Diperlukan penerapan "The 4 I’s”
 Diperlukan koordinasi pengobatan TB dan HIV
Tb hiv coinfection dr. kurnia f. jamil 20 april 2013

More Related Content

What's hot

Penyakit AIDS
Penyakit AIDS Penyakit AIDS
Penyakit AIDS
anisa_05
 
HIV AIDS
HIV AIDSHIV AIDS
HIV AIDS
Asyifa Adawiyah
 
Xii tkj 2 hiv aids
Xii tkj 2 hiv aidsXii tkj 2 hiv aids
Xii tkj 2 hiv aids
Risty Satriani
 
Penyuluhan HIV/AIDS
Penyuluhan HIV/AIDSPenyuluhan HIV/AIDS
Penyuluhan HIV/AIDS
Height Corporation
 
Epidemiologi HIV / AIDS
Epidemiologi HIV / AIDSEpidemiologi HIV / AIDS
Epidemiologi HIV / AIDS
Shafa Nabilah Eka Puteri
 
Kesihatan (aids)
Kesihatan (aids)Kesihatan (aids)
Kesihatan (aids)
Muhd Fitri Nazri
 
Power point hiv aids
Power point hiv aidsPower point hiv aids
Power point hiv aidsajibk
 
BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS
BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS
BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS
NajMah Usman
 
Pengertian HIV/AIDS
Pengertian HIV/AIDSPengertian HIV/AIDS
Pengertian HIV/AIDS
Adinda Bidari Hawa
 
HIV
HIVHIV
Hiv aids
Hiv aidsHiv aids
Hiv aids
materi-x2
 
HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)
HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)
HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)
Indah Triayu
 
Aids dan hiv
Aids dan hivAids dan hiv
Aids dan hiv
IPG
 
HIV/AIDS
HIV/AIDSHIV/AIDS
HIV/AIDS
natania santoso
 
HIV-AIDS
HIV-AIDSHIV-AIDS
HIV-AIDS
nova147
 
Asuhan Keperawatan Wanita Hamil HIV-AIDS
Asuhan Keperawatan Wanita Hamil HIV-AIDSAsuhan Keperawatan Wanita Hamil HIV-AIDS
Asuhan Keperawatan Wanita Hamil HIV-AIDS
Fransiska Oktafiani
 

What's hot (20)

Penyakit AIDS
Penyakit AIDS Penyakit AIDS
Penyakit AIDS
 
HIV AIDS
HIV AIDSHIV AIDS
HIV AIDS
 
Xii tkj 2 hiv aids
Xii tkj 2 hiv aidsXii tkj 2 hiv aids
Xii tkj 2 hiv aids
 
Penyuluhan HIV/AIDS
Penyuluhan HIV/AIDSPenyuluhan HIV/AIDS
Penyuluhan HIV/AIDS
 
Epidemiologi HIV / AIDS
Epidemiologi HIV / AIDSEpidemiologi HIV / AIDS
Epidemiologi HIV / AIDS
 
Askep hiv
Askep hivAskep hiv
Askep hiv
 
Kesihatan (aids)
Kesihatan (aids)Kesihatan (aids)
Kesihatan (aids)
 
Power point hiv aids
Power point hiv aidsPower point hiv aids
Power point hiv aids
 
BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS
BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS
BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS
 
Ceramah Kesihatan AIDS
Ceramah Kesihatan AIDSCeramah Kesihatan AIDS
Ceramah Kesihatan AIDS
 
Pengertian HIV/AIDS
Pengertian HIV/AIDSPengertian HIV/AIDS
Pengertian HIV/AIDS
 
HIV
HIVHIV
HIV
 
HIV/AIDS
HIV/AIDSHIV/AIDS
HIV/AIDS
 
Hiv bumil
Hiv bumilHiv bumil
Hiv bumil
 
Hiv aids
Hiv aidsHiv aids
Hiv aids
 
HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)
HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)
HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)
 
Aids dan hiv
Aids dan hivAids dan hiv
Aids dan hiv
 
HIV/AIDS
HIV/AIDSHIV/AIDS
HIV/AIDS
 
HIV-AIDS
HIV-AIDSHIV-AIDS
HIV-AIDS
 
Asuhan Keperawatan Wanita Hamil HIV-AIDS
Asuhan Keperawatan Wanita Hamil HIV-AIDSAsuhan Keperawatan Wanita Hamil HIV-AIDS
Asuhan Keperawatan Wanita Hamil HIV-AIDS
 

Viewers also liked

HIV and TB coinfection
HIV and TB coinfectionHIV and TB coinfection
HIV and TB coinfection
swati2084
 
HIV/AIDS & TB
HIV/AIDS & TBHIV/AIDS & TB
Tb hiv-coinfection
Tb hiv-coinfectionTb hiv-coinfection
Tb hiv-coinfection
Vaishnavi S Nair
 
TB-HIV Co-infection Treatment
TB-HIV Co-infection TreatmentTB-HIV Co-infection Treatment
TB-HIV Co-infection Treatment
HopkinsCFAR
 
Tuberculosis & hiv coexistence
Tuberculosis & hiv coexistenceTuberculosis & hiv coexistence
Tuberculosis & hiv coexistence
Dr. Kanwal Deep Singh Lyall
 
H I V/ T B CO INFECTION A CASE PRESENTATION
H I V/ T B  CO INFECTION A CASE PRESENTATIONH I V/ T B  CO INFECTION A CASE PRESENTATION
H I V/ T B CO INFECTION A CASE PRESENTATION
Farouq Dayyab
 
Tuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
Tuberculosis Milier dan Meningitis TbcTuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
Tuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
Soroy Lardo
 
Pedoman PMTCT Nasional
Pedoman PMTCT NasionalPedoman PMTCT Nasional
Pedoman PMTCT Nasional
Indonesia AIDS Coalition
 
HIV/aids and tuberculosis
HIV/aids and tuberculosisHIV/aids and tuberculosis
HIV/aids and tuberculosis
Sonja Hoogendoorn
 
TB hiv co infect
TB hiv co infectTB hiv co infect
TB hiv co infect
James Visser
 
coinfeccion VIH/TBC (Virus de la inmunodeficiencia humana con mycobacterium t...
coinfeccion VIH/TBC (Virus de la inmunodeficiencia humana con mycobacterium t...coinfeccion VIH/TBC (Virus de la inmunodeficiencia humana con mycobacterium t...
coinfeccion VIH/TBC (Virus de la inmunodeficiencia humana con mycobacterium t...
carlos canova
 
Coinfeccion_TB-VIH_Guia_Clinica_TB
Coinfeccion_TB-VIH_Guia_Clinica_TBCoinfeccion_TB-VIH_Guia_Clinica_TB
Coinfeccion_TB-VIH_Guia_Clinica_TB
Cleophas Dauvergne
 
Coinfeccion Tuberculosis VIH
Coinfeccion Tuberculosis VIH Coinfeccion Tuberculosis VIH
Coinfeccion Tuberculosis VIH
Katherine Guzman Luna
 
Anemia pds patklin
Anemia pds patklinAnemia pds patklin
Anemia pds patklin
Amat Rajasa
 
Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi
Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke BayiPencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi
Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi
Muhammad Ilham Aldika Akbar
 
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAK
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAKPETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAK
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAK
Surya Amal
 
COINFECCION VIH - TUBERCULOSIS
COINFECCION VIH -  TUBERCULOSISCOINFECCION VIH -  TUBERCULOSIS
COINFECCION VIH - TUBERCULOSIS
Leonardo Jurado
 
TB and HIV screening in healthcare workers in a Mozambique hospital
TB and HIV screening in healthcare workers in a Mozambique hospitalTB and HIV screening in healthcare workers in a Mozambique hospital
TB and HIV screening in healthcare workers in a Mozambique hospital
Kimberly Schafer
 
Materi respirasi
Materi respirasiMateri respirasi
Materi respirasi
luna white
 

Viewers also liked (20)

HIV and TB coinfection
HIV and TB coinfectionHIV and TB coinfection
HIV and TB coinfection
 
HIV/AIDS & TB
HIV/AIDS & TBHIV/AIDS & TB
HIV/AIDS & TB
 
Tb hiv-coinfection
Tb hiv-coinfectionTb hiv-coinfection
Tb hiv-coinfection
 
TB-HIV Co-infection Treatment
TB-HIV Co-infection TreatmentTB-HIV Co-infection Treatment
TB-HIV Co-infection Treatment
 
Tuberculosis & hiv coexistence
Tuberculosis & hiv coexistenceTuberculosis & hiv coexistence
Tuberculosis & hiv coexistence
 
H I V/ T B CO INFECTION A CASE PRESENTATION
H I V/ T B  CO INFECTION A CASE PRESENTATIONH I V/ T B  CO INFECTION A CASE PRESENTATION
H I V/ T B CO INFECTION A CASE PRESENTATION
 
Tuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
Tuberculosis Milier dan Meningitis TbcTuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
Tuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
 
Pedoman PMTCT Nasional
Pedoman PMTCT NasionalPedoman PMTCT Nasional
Pedoman PMTCT Nasional
 
HIV/aids and tuberculosis
HIV/aids and tuberculosisHIV/aids and tuberculosis
HIV/aids and tuberculosis
 
TB hiv co infect
TB hiv co infectTB hiv co infect
TB hiv co infect
 
coinfeccion VIH/TBC (Virus de la inmunodeficiencia humana con mycobacterium t...
coinfeccion VIH/TBC (Virus de la inmunodeficiencia humana con mycobacterium t...coinfeccion VIH/TBC (Virus de la inmunodeficiencia humana con mycobacterium t...
coinfeccion VIH/TBC (Virus de la inmunodeficiencia humana con mycobacterium t...
 
Coinfeccion_TB-VIH_Guia_Clinica_TB
Coinfeccion_TB-VIH_Guia_Clinica_TBCoinfeccion_TB-VIH_Guia_Clinica_TB
Coinfeccion_TB-VIH_Guia_Clinica_TB
 
Kelompok 11
Kelompok 11Kelompok 11
Kelompok 11
 
Coinfeccion Tuberculosis VIH
Coinfeccion Tuberculosis VIH Coinfeccion Tuberculosis VIH
Coinfeccion Tuberculosis VIH
 
Anemia pds patklin
Anemia pds patklinAnemia pds patklin
Anemia pds patklin
 
Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi
Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke BayiPencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi
Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi
 
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAK
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAKPETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAK
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAK
 
COINFECCION VIH - TUBERCULOSIS
COINFECCION VIH -  TUBERCULOSISCOINFECCION VIH -  TUBERCULOSIS
COINFECCION VIH - TUBERCULOSIS
 
TB and HIV screening in healthcare workers in a Mozambique hospital
TB and HIV screening in healthcare workers in a Mozambique hospitalTB and HIV screening in healthcare workers in a Mozambique hospital
TB and HIV screening in healthcare workers in a Mozambique hospital
 
Materi respirasi
Materi respirasiMateri respirasi
Materi respirasi
 

Similar to Tb hiv coinfection dr. kurnia f. jamil 20 april 2013

penatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptx
penatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptxpenatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptx
penatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptx
wisnukuncoro11
 
Materi tb-fkm-2012
Materi tb-fkm-2012Materi tb-fkm-2012
Materi tb-fkm-2012
Phrily Hamelberg
 
koinfeksi tb hiv.ppt
koinfeksi tb hiv.pptkoinfeksi tb hiv.ppt
koinfeksi tb hiv.ppt
NoorHikmah11
 
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS  Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
Soroy Lardo
 
Tbc
TbcTbc
ILTB DAN TPT TBC.pptx
ILTB DAN TPT TBC.pptxILTB DAN TPT TBC.pptx
ILTB DAN TPT TBC.pptx
Iman Hartiwarman
 
kolaborasi TB HIV.ppt
kolaborasi TB HIV.pptkolaborasi TB HIV.ppt
kolaborasi TB HIV.ppt
wisnukuncoro11
 
Info Dasar Hiv Dan Aids
Info Dasar Hiv Dan AidsInfo Dasar Hiv Dan Aids
Info Dasar Hiv Dan Aids
guest3148e4
 
HIV/AIDS
HIV/AIDSHIV/AIDS
HIV/AIDS
smansa
 
Epidemiologi HIV AIDS.pdf
Epidemiologi HIV AIDS.pdfEpidemiologi HIV AIDS.pdf
Epidemiologi HIV AIDS.pdf
LuluHatta1
 
6 tuberkulostatika
6 tuberkulostatika6 tuberkulostatika
6 tuberkulostatika
Krisfensen Scout
 
02. Informasi Dasar TBC HIV dan TPT.pptx
02. Informasi Dasar TBC HIV dan TPT.pptx02. Informasi Dasar TBC HIV dan TPT.pptx
02. Informasi Dasar TBC HIV dan TPT.pptx
ssuserad8046
 
Diagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif Obat
Diagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif ObatDiagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif Obat
Diagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif Obat
MettaFerdy FerdianFamily
 
diagnosis dan tata laksana penyakit TBC pada anak
diagnosis dan tata laksana penyakit TBC pada anakdiagnosis dan tata laksana penyakit TBC pada anak
diagnosis dan tata laksana penyakit TBC pada anak
Nodd Nittong
 
Laporan kasus Inisiasi Pemberian OAT pada Pasien TB dengan HIV (Reza Angga Pr...
Laporan kasus Inisiasi Pemberian OAT pada Pasien TB dengan HIV (Reza Angga Pr...Laporan kasus Inisiasi Pemberian OAT pada Pasien TB dengan HIV (Reza Angga Pr...
Laporan kasus Inisiasi Pemberian OAT pada Pasien TB dengan HIV (Reza Angga Pr...
soroylardo1
 
Program TB Paru di puskesmas
Program TB Paru di puskesmasProgram TB Paru di puskesmas
Program TB Paru di puskesmas
Joni Iswanto
 
HIV (1).pptx
HIV (1).pptxHIV (1).pptx
HIV (1).pptx
Handoko87
 

Similar to Tb hiv coinfection dr. kurnia f. jamil 20 april 2013 (20)

penatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptx
penatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptxpenatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptx
penatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptx
 
Materi tb-fkm-2012
Materi tb-fkm-2012Materi tb-fkm-2012
Materi tb-fkm-2012
 
koinfeksi tb hiv.ppt
koinfeksi tb hiv.pptkoinfeksi tb hiv.ppt
koinfeksi tb hiv.ppt
 
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS  Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
 
Tbc
TbcTbc
Tbc
 
HIV
HIVHIV
HIV
 
ILTB DAN TPT TBC.pptx
ILTB DAN TPT TBC.pptxILTB DAN TPT TBC.pptx
ILTB DAN TPT TBC.pptx
 
Hiv dan konseling
Hiv dan konselingHiv dan konseling
Hiv dan konseling
 
kolaborasi TB HIV.ppt
kolaborasi TB HIV.pptkolaborasi TB HIV.ppt
kolaborasi TB HIV.ppt
 
Info Dasar Hiv Dan Aids
Info Dasar Hiv Dan AidsInfo Dasar Hiv Dan Aids
Info Dasar Hiv Dan Aids
 
HIV/AIDS
HIV/AIDSHIV/AIDS
HIV/AIDS
 
Hiv dr.joni
Hiv dr.joniHiv dr.joni
Hiv dr.joni
 
Epidemiologi HIV AIDS.pdf
Epidemiologi HIV AIDS.pdfEpidemiologi HIV AIDS.pdf
Epidemiologi HIV AIDS.pdf
 
6 tuberkulostatika
6 tuberkulostatika6 tuberkulostatika
6 tuberkulostatika
 
02. Informasi Dasar TBC HIV dan TPT.pptx
02. Informasi Dasar TBC HIV dan TPT.pptx02. Informasi Dasar TBC HIV dan TPT.pptx
02. Informasi Dasar TBC HIV dan TPT.pptx
 
Diagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif Obat
Diagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif ObatDiagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif Obat
Diagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif Obat
 
diagnosis dan tata laksana penyakit TBC pada anak
diagnosis dan tata laksana penyakit TBC pada anakdiagnosis dan tata laksana penyakit TBC pada anak
diagnosis dan tata laksana penyakit TBC pada anak
 
Laporan kasus Inisiasi Pemberian OAT pada Pasien TB dengan HIV (Reza Angga Pr...
Laporan kasus Inisiasi Pemberian OAT pada Pasien TB dengan HIV (Reza Angga Pr...Laporan kasus Inisiasi Pemberian OAT pada Pasien TB dengan HIV (Reza Angga Pr...
Laporan kasus Inisiasi Pemberian OAT pada Pasien TB dengan HIV (Reza Angga Pr...
 
Program TB Paru di puskesmas
Program TB Paru di puskesmasProgram TB Paru di puskesmas
Program TB Paru di puskesmas
 
HIV (1).pptx
HIV (1).pptxHIV (1).pptx
HIV (1).pptx
 

Recently uploaded

Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
FiikFiik
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
MFCorp
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
nurulkarunia4
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
ssusera85899
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
LisnaKhairaniNasutio
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
ortopedifk
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
adhiwargamandiriseja
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 

Recently uploaded (20)

Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 

Tb hiv coinfection dr. kurnia f. jamil 20 april 2013

  • 1.
  • 3. HIV Prevalence in the South-East Asia Region : 2008 Nepal 70.000 Myanmar 242.000 Thailand 610.000India 2.300.00 Indonesia 293.000 Five countries account for the majority of PLHIV in the Region Four of these countries are among the countries with the highest burden of TB
  • 5. ISTC Training Modules 2008 Estimated TB Incidence Rates Rate per 100 000 0-9 10 - 24 25 - 49 50 - 99 100 - 300 300 or more No Estimate The countries of SEAR account for over a third of the global burden of TB; >90% in five high TB burden countries
  • 6. Progress of HIV testing for notified TB patients Global Proportion of TB Patients Tested for HIV Key No reported activity < 15% 15 to 50% 51 to 75% More than 75% 2004 2005 2006 2007 3 % 12 % 16 % 9 %
  • 7. Progress of HIV testing for notified TB patients Asia Pacific Proportion of TB Patients Tested for HIV Key No reported activity < 15% 15 to 50% 51 to 75% More than 75% 0.2 of 3.1 million notified TB patients were tested in ASIA PACIFIC REGION in 2007 2004 2005 2006 2007 0.3 % 1.9 % 3.7 % 6.0 %
  • 8. ISTC Training Modules 2008 5.7 Source: UNGASS data provided by countries, 2008. Oceania (2) (10) East Asia (12) Eastern Asia (12) America Europe (14) and North Africa and Middle East (3) (Number of countries reporting) GLOBALCaribbean Latin (76) South and South- Central East Asia (8) Sub- Saharan Africa (22) Western and Central Europe (3) Percentage of incident tuberculosis cases in people living with HIV receiving both antiretroviral and anti-tuberculosis medications, 2007 100 80 60 % 40 20 0 (Note: No data from North America)
  • 9. 22 negara yg terbeban: 80% dari semua kasus baru 0 500 1000 1500 2000 India China Indonesia Bangladesh Nigeria Pakistan Philippines SouthAfrica RussianFederation Ethiopia DRCongo VietNam Kenya URTanzania Brazil Thailand Myanmar Zimbabwe Uganda Cambodia Afghanistan Mozambique EstimasikasusbaruTB(x1000)
  • 10. Infeksi TB TB aktif HIV dgn risiko HIV + dgn TB aktif HIV +
  • 11. ISTC Training Modules 2008 TB merupakan penyebab kematian utama bagi penderita HIV di seluruh dunia Mortalitas TB dan HIV
  • 12.  Jumlah kasus TB HIV meningkat 2 kali lipat pada tahun 2007  Th 2006 : 0,7 juta --> Th 2007 : 1,37 juta  Perhatian terhadap pencegahan dan penatalaksanaan kasus TB HIV perlu ditingkatkan
  • 13. Efek TB terhadap progresifitas Infeksi HIV TB meningkatkan progresifitas HIV  Penderita TB dengan HIV sering mempunyai viral loads HIV yang tinggi  Penurunan imunitas lebih cepat, dan pertahanan hidup bisa lebih singkat walaupun pengobatan TB berhasil  Penderita TB/HIV mempunyai kemungkinan hidup lebih singkat dibanding penderita HIV yg tidak pernah kena TB  ART menurunkan tingkat kematian pada pasien TB/HIV
  • 14. Epidemiologi ko-infeksi TB-HIV 1/3 ODHA terinfeksi TB TB merupakan IO terbanyak dan penyebab kematian utama pada ODHA 40 % kematian ODHA terkait dengan TB
  • 15. Epidemiologi ko-infeksi TB-HIV  3,2 juta koinfeksi TB-HIV terdapat di Asia Selatan & Tenggara  Diperkirakan dalam 3-5 tahun mendatang, 20-25% kasus TB pada beberapa negara di Asia Selatan & Tenggara berhubungan langsung dengan HIV
  • 16. Infeksi TB vs Penyakit TB (TB aktif)  Infeksi TB – organisme ada, tetapi bersifat dormant (tidur), tidak dapat menginfeksi orang lain  Penyakit TB – orang tsb sakit dan dapat menularkan penyakitnya ke orang lain  10% orang dgn infeksi TB akan menjadi penyakit TB  Setiap orang dgn TB aktif dapat menginfeksi 10-15 orang/tahun
  • 17. Kapan infeksi TB menjadi penyakit?  Kebanyakan terjadi dalam 2 tahun pertama setelah infeksi  Jika orang menjadi immunocompromised  HIV  Kanker  Khemoterapi  Diabetes yang tidak terkontrol  Malnutrisi
  • 18. Interaksi TB-HIV  HIV merupakan faktor risiko utama menyebabkan TB aktif  Jumlah progresi menjadi TB aktif:  > 40 % pada pasien dengan HIV  5 % pada pasien tanpa HIV  Risiko reaktifasi infeksi TB:  2.5-15 % setiap tahun pada pasien dgn HIV  < 0.1 % setiap tahun pada pasien tanpa HIV
  • 19.  TB mempercepat perjalanan infeksi HIV  Pasien dgn koinfeksi TB-HIV mempunyai viral load sekitar 1 log lebih besar daripada pasien tanpa TB  Angka mortalitas pada ko-infeksi TB-HIV k.l. 4 x lebih besar daripada pasien dengan hanya TB sendiri Interaksi TB-HIV
  • 20. Boom, 2001 MTB replication (reactivation/ persistance) MTB mediated imm. activation Increased HIV replication CD4 depletion HIV progression CD4 loss due to HIV Intervention Inhibit MTB Reduce HIV Replication TNF- IL-6 IL-10 TGF- IL-1 Interaksi TB-HIV
  • 23. Efek jumlah CD4 terhadap risiko TB di antara ODHA 0 5 10 15 20 Italia AS Afrika Selatan >350 200-350 <200 Insidens TB (per 100 /thn) Antonucci JAMA 1995;274:143; Markowitz Ann Int Med 1997;126:123; Badri Lancet 2002;359:2059
  • 24. TB dan AIDS Risiko TB selama hidup 10% 60% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% PPD+/HIV-negatif PPD+/HIV+
  • 25. Relationship between CD4 and clinical and pathological form of TB
  • 26. Kapankah pemeriksaan uji HIV pada pasien TB ? Dimana - Di daerah dg prevalensi HIV tinggi Siapa - Pasien TB dg risiko tinggi terkena infeksi HIV Bagaimana - Pasien TB dengan keluhan tanda/gejala yg menimbulkan dugaan HIV
  • 27. Daerah dengan prevalensi tinggi: • Sub-Sahara Afrika • Indonesia ; beberapa daerah tertentu di: Papua, Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat, Bali, Kepri, Kalimantan Barat, Jawa Tengah dan Sumatera Utara Kelompok orang dengan risiko tinggi:  Pengguna narkoba suntik  Pekerja seks komersial  Biseksual  Homoseksual  Narapidana
  • 28. Gambaran Klinis TB dengan suspek HIV Gejala klinis TB ditambah kelainan dibawah ini: • Penurunan berat badan >10 kg (atau > 20% dari berat badan) dalam 4 bulan • Diare >1 bulan • Nyeri saat menelan (odynophagia) • Perasaan terbakar di kaki (neuropathy)
  • 29. Tanda : • Bekas herpes zoster • Skin rash yg gatal • Lesi kulit atau membran mukosa yg berwarna gelap atau kemerahan (Kaposi’s sarcoma) • Limfadenopati generalisata • Oral Candidiasis • Oral hairy leukoplakia • Necrotizing gingivitis • Aphthous ulcers (severe or recurrent) • Persistent painful genital ulceration •Angular chelitis
  • 30. Hasil X-foto Toraks pasien TB dengan infeksi HIV HIV awal HIV lanjut (severe immuno-compromise)
  • 33. Perbandingan gambaran klinis TB pada penderita terinfeksi HIV dan tidak terinfeksi HIV Gambaran HIV (+) HIV (-) Keluhan respirasi +++ +++ Penyakit ekstra paru +++ + Kavitas + +++ Foto toraks atipikal +++ + PPD neg ++ + Efek samping obat ++ + Angka mortalitas +++ + Relaps ++ +
  • 34. Diagnosis TB pada Penderita HIV Tidak sama dengan gejala umum TB  Demam dan penurunan berat badan merupakan gejala yang penting  Batuk bukan gejala yang umum  Banyak variasi pada gambaran foto toraks  Lebih banyak TB ekstra paru dan TB disseminata  Diagnosis diferensial lebih luas
  • 35. Lokasi TB Ekstra paru yang sering ditemukan  Lymph Nodes: Cervical > axillary > inguinal  Serosal disease: pleural, pericardial  Genitourinary tract  Central nervous system: meningitis, tuberculoma  Bone and joint  Soft tissue abscesses  Disseminated disease
  • 36. TB Ekstra paru: Diagnosis  Prosedur Diagnostik: foto toraks, aspirasi jarum halus, ultrasonografi, biopsi  Diagnosis dapat ditegakkan dengan dugaan klinis, jika penyakit lain dapat disingkirkan dan spesimen dari lesi sulit didapat  PadaTB Ekstra paru, perlu diperiksa apakah disertai dengan TB paru berdasarkan sputum BTA dan foto torak  Pada HIV, TB ekstra paru merupakan tanda bahwa penyakitnya sudah lanjut (advanced)
  • 37. Kolaborasi TB/HIV Koordinasi program TB - HIV diperlukan utk :  Mencegah HIV pada pasien TB  Mencegah TB pada pasien HIV  Pemeriksaan pasien dan kontak ( untuk TB dan HIV )  Koordinasi pengobatan dan penyediaan obat
  • 38. Paduan OAT pada pasien TB HIV Semua pasien (termasuk mereka yg terinfeksi HIV) yg belum pernah diobati harus diberi paduan obat lini pertama yang disepakati secara internasional : • Fase awal: 2 bulan INH, RIF, PZA, and EMB • Fase lanjutan: 4 bulan INH and RIF, atau • 6 bulan dengan INH and EMB (kegagalan pengobatan lebih tinggi pada pasien HIV) • Dosis OAT seharusnya mengikuti anjuran Internasional • Kombinasi dosis tetap sangat dianjurkan
  • 39. Pemberian OAT dan ARV Pada pemberian OAT dan ARV perlu dipertimbangkan: Interaksi antara obat-obat yang digunakan Peran antiretroviral therapy (ART) Overlap efek samping obat Immune-reconstitution inflammatory syndrome (IRIS) Masalah kepatuhan pengobatan
  • 40. Pemberian ART pada pasien TB HIV Indikasi pemberian ART pada pasien TB/HIV berdasarkan: Status penyakit HIV (kadar CD4)  Keberhasilan pengobatan dan paduan OAT yang sedang dilakukan  Kepatuhan pengobatan dan efek samping  Jika belum diobati dengan ART pada saat diagnosis TB, keputusan untuk memulai ART didasarkan faktor2 berikut.
  • 41. Obat ARV di Indonesia Nama Generic Grup Nama Merek Zidovudine/AZT NRTI Zidovex, Antivir Lamivudine/3TC NRTI Hiviral Stavudine NRTI Stavir, Zerit Didanosine NRTI Videx Nevirapine NNRTI Neviral Nelfinavir PI Nelvex Efavirenz/EFZ NNRTI Evafir Zidovudine + Lamivudine Duviral Stavudine + Lamivudine Coviro-LS3* Stavudine + Lamivudine + Nevirapine Triomune, GPOVir
  • 42. Obat ARV pilihan: • ZDV/3TC/EFV • d4T/ 3TC/ EFV • ZDV/3TC/SQV/r (1600/200) • d4T/3TC/SQV/r (1600/200) • ZDV/3TC/LVP/RTV (400/400) • d4T/3TC/LVP/RTV (400/400) • ZDV/3TC/ABC • d4T/ 3TC/ ABC • ZDV/3TC/SQV/RTV (400/400) • d4T/ 3TC/ SQV/RTV (400/400) Jika tidak ada EFV, bisa dipergunakan NVP (2 minggu I 200 mg/hari, selanjutnya 2 x 200 mg) Obat ARV yang digunakan
  • 43. Kapan Memulai Antiretroviral pada pasien TB HIV dalam OAT ISTC Training Modules 2008 Jika pemeriksaan CD4 tersedia : Nilai CD4 < 200 200 - 350 > 350 ART Mulai ART begitu pengobatan TB tidak disertai efek samping ( 2 – 8 minggu OAT) Mulai ART setelah OAT fase intensif selesai Tunda ART sampai pengobatan TB selesai
  • 44. Kapan Memulai Antiretroviral pada pasien TB HIV dalam OAT Gambaran klinis ART Adanya TB paru dan tanda HIV advanced , atau tidak ada perbaikan secara klinis; adanya TB ekstra paru Mulai ART begitu pengobatan TB tidak disertai efek samping ( 2 – 8 minggu OAT) TB paru BTA negatif, berat badan bertambah dengan pengobatan, tanpa tanda/gejala HIV advanced Mulai ART setelah OAT fase intensif selesai TB paru BTA positif, berat badan bertambah dgn pengobatan, tanpa tanda/gejala HIV advanced Tunda ART sampai pengobatan TB selesai Jika pemeriksaan CD4 tidak tersedia :
  • 45. Terapi ko-infeksi TB-HIV Status klinis Tidak ada CD4 Ada CD4 Hanya TB paru (tidak ada tanda lain Stad 3 atau 4) OAT diberikan sampai selesai, baru dilanjutkan dengan ART Jika CD4 > 350: Mulai dan selesaikan OAT, lalu mulai ART kecuali jika timbul tanda2 Stad 4 non-TB (mulai lebih dini, tergantung penilaian klinis) Jika CD4 200-350: Mulai OAT. Mulai ART setelah fase intensif (mulai lebih cepat jika toleransi baik) Jika CD4 < 200 Mulai OAT. Mulai ART segera jika OAT dapat ditoleransi (2 minggu – 2 bulan) TB paru disertai tanda2 Stad 3 atau 4 lainnya Mulai OAT Waktu pemberian ART tergantung penilaian klinis yg berkaitan dgn tanda2 lain imuno defisiensi TB ekstra paru Mulai terapi TB Mulai ART segera jika OAT dapat ditoleransi (2 minggu – 2 bulan) tanpa melihat jumlah CD4
  • 46. TB-HIV apa yg diberikan pertama kali?  AZT/3TC/ABC  AZT (d4T)/3TC/EFZ  d4T (AZT) 3TC/NVP  2NRTI/ SQV/rtv  2NRTI/LPV/rtv  Jumlah pil sedikit, kurang poten Hypersensitifitas  IRIS?  Kehamilan! Neuropati  EFZ 600-800 mg  Neuropati, hepatotoksik, dosis?  Dosis yg digunakan: 1000/100 BID (jumlah pil banyak) atau 1200/200 mg 1x/hari  LOP 400mg/rtv 400 mg 2x/hari, efek samping!!
  • 47. Dgn HAART Tidak Ya CD4 <200 CD4 200-350 CD4 > 350 Mulai HAART dlm 2 minggu Mulai rejimen TB Mulai HAART dlm 2 bulan Tanpa HAART Teruskan dan sesuaikan dosisnya Terapi ko-infeksi TB-HIV
  • 48. Efek Rifampisin terhadap obat2 anti HIV  Protease inhibitor  Saquinavir 80 % berkurang  Ritonavir 35 % berkurang  Indinavir 92 % berkurang  Nelfinavir 82 % berkurang  Amprenavir 81 % berkurang  Nonnucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI)  Nevirapine 37 % berkurang  Efavirenz 26 % berkurang  Reverse transcriptase inhibitor  Tidak ada efek
  • 49. TB dan HIV: Pemberian HAART segera vs ditunda Alasan menunda terapi HIV sampai TB diobati: 1. HIV merupakan penyakit kronis. 2. Adherence dapat bermasalah. 3. Manajemen toksisitas lebih rumit. 4. Immune restoration dapat menimbulkan “paradoxical reactions.”
  • 50. Alasan memulai terapi HIV pada awal TB: 1. TB berkaitan dengan aktifasi imun, peningkatan replikasi HIV, dan mempercepat progresi penyakit HIV. 2. Terapi antiretroviral yg poten dapat mengurangi jumlah HIV RNA, memperbaiki fungsi imun dan memperlambat progresi penyakit HIV. 3. Terapi HIV mengurangi risiko timbulnya IO yang lain. TB dan HIV: Pemberian HAART segera vs ditunda
  • 51. Masalah terapi: • Adherence / jumlah pil banyak • Efek toksisitas yang tumpang tindih  mual muntah, ruam kulit, hepatitis, anemi • Interaksi obat  Rifampisin merupakan enzyme inducer yang kuat • ‘Paradoxical worsening’ TB  Reaksi Immune reconstitution  Lebih sering jika ART dimulai lebih dini pada terapi TB  Jika mungkin tunda ART sampai fase intensif selesai Terapi ko-infeksi TB-HIV
  • 52. Efek samping  HAART - demam - ruam kulit - gangguan hati - neuropati  Terapi TB - demam - ruam kulit - gangguan hati - neuropati Sering terjadi dan sama
  • 54. TB Immune reconstitution  Infeksi TB yang sebelumnya tenang menjadi nyata 2-3 minggu setelah memulai ART akibat meningkatnya respons inflamasi  Gejala meliputi demam, limfadenopati, abses, lesi paru yang bertambah buruk dan meluasnya lesi sus. saraf pusat, artritis
  • 55. Rujukan dan perawatan TB-HIV Program AIDSProgram TB ProfilaksisIO TerapiIO ART PerawatanPallatif Intensive Phase Dukunganpsiko-sosio-ekonomi PencegahanHIV Entry point/T&C Terapi TB (DOT) Fase lanjutan Penemuan kasus/ diagnosis Fase intensif
  • 56. Multi-drug Resistant (MDR) TB • MDR-TB terjadi jika timbul resistensi terhadap isoniazid dan rifampisin • Sekitar 300 000 kasus baru MDR-TB setiap tahun • Saat ini 79% MDR-TB resisten terhadap paling sedikit 3 atau 4 OAT • Disebabkan oleh pemberian obat yang tidak sesuai dan adherence yang buruk
  • 57. Multi-drug Resistant (MDR) TB • Secara bermakna meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas • Memerlukan penggunaan terapi lini kedua yang mahal dan toksik • Strategi DOTS penting dalam mencegah terjadinya MDR-TB
  • 58. Hal penting - HIV-TB  TB adalah penyebab IO terbesar  TB bisa terjadi pada semua tahapan HIV  HIV merupakan faktor pencetus terbesar untuk terjadinya TB aktif  Semakin lanjut tahapan dari HIV semakin tidak khas gambaran TB  Anergi terhadap tes tuberkulin meningkat seiring dengan menurunnya CD4
  • 59.  Terapi jangka pendek adekuat untuk pengobatan  Profilaksis INH efektif tetapi masih kontroversi  Penanganan klinis yang tepat memperbaiki prognosis walaupun tanpa ART  ART dapat diberikan bersama-sama dengan OAT, tetapi dengan pilihan ART terbatas jika digunakan rifampisin Hal penting - HIV-TB
  • 60. Pemberian Kotrimoksazol pada pasien TB/HIV  Pasien TB dan infeksi HIV seharusnya diberi kotrimoksasol sebagai pencegahan infeksi lainnya  Semua pasien TB yang positif HIV seharusnya menerima Terapi Pencegahan Kotrimoksasol (CPT) tanpa peduli jumlah CD4, paling tidak selama dalam pengobatan TB  CPT dianjurkan untuk semua pasien dengan jumlah sel CD4 kurang dari 200 sel/mm3 [Anjuran WHO]
  • 61. Efek Samping OAT/ARV Efek Samping OAT ARV Skin rash PZA, RIF, INH Nevirapine Efavirenz Abacavir Mual, muntah PZA, RIF, INH Zidovudine Ritonavir Amprenavir Indinavir Hepatitis PZA, RIF, INH Nevirapine Protease inhibitors Leukopenia, anemia RIF Zidovudine Burman et al, Am J Respir Crit Care Med 2001
  • 62. IRIS Immune Reconstitution Inflammatory Syndrome (IRIS)  Perburukan klinis pada saat respons yang baik terhadap ART Reaksi paradoksal dimana kondisi menjadi lebih parah saat respon ART baik Waktu timbulnya IRIS  Umumnya dalam 6 minggu pertama pemberian ART (sering dalam waktu 2–3 minggu, tapi dapat juga beberapa bulan setelah memulai ART)  Rujuk ke spesialis jika menduga IRIS
  • 63.
  • 64. WHO Policy on TB/HIV + the “4th I” “Integrated case management” + D. Systems strengthening  Establish regular interaction  Resource mobilization  Capacity building  Involve communities, NGOs Strategy for TB- HIV in the SEA Region 3 I’s
  • 65. The 3 “I’s” (+ The 4th “I”) 1. Intensified TB case finding (ICF) 2. Isoniazid preventive therapy ( IPT) 3. Infection control (IC) for TB in HIV care ( + ) 4. Integrated Case Management (ICM)
  • 66. Implementation of IPT (2005-2007) 2005 (10 countries, 26000 cases) 2006 (25 countries, 27000 cases) 2007 (45 countries, 29000 cases) Progressing but still poor implemented…
  • 67. RINGKASAN  TB meningkatkan progresifitas HIV  HIV meningkatkan progresifitas TB  Jika ada tanda, gejala dan/atau faktor risiko HIV pada pasien TB, lakukanlah uji HIV  Pada infeksi TB yang disertai HIV, gambaran klinis dan foto toraks dari TB bisa tidak khas(atypical)  PengobatanTB standard umumnya menyembuhkan TB dengan ko-infeksi HIV  ART bagi pasien yg memenuhi syarat sangat meningkatkan immunitas.  Diperlukan penerapan "The 4 I’s”  Diperlukan koordinasi pengobatan TB dan HIV