Dokumen ini membahas tentang sistem politik Islam dan demokrasi. Secara singkat, dokumen ini menjelaskan pengertian politik Islam dan siyasah, prinsip-prinsip dasar politik Islam seperti musyawarah, keadilan, kebebasan dan persamaan, konsep demokrasi dalam Islam, serta kontribusi umat Islam terhadap kehidupan politik di Indonesia sejak zaman kerajaan hingga saat ini.
1. SISTEM POLITIK ISLAM DAN
DEMOKRASI
KELOMPOK 12
RIFA’ATUL MAHMUDAH
A. NUR HUSNAYANTI YASIN
ARDHY ARISTA MANOPPO
(G31113508)
(G31113510)
(G31113312)
2. Pengertian politik islam dan siyasah
Prinsip-prinsip dasar politik islam dalam Islam
Demokrasi Dalam Islam
Kontribusi Umat Islam Terhadap Kehidupan Politik
3. 1. Pengertian Politik Islam dan siyasah
Politik di dalam bahasa arab dikenal dengan istilah siyasah.
Kata Siyasah berasal dari kata Sasa. Kata ini berarti mengatur,
mengurus, dan memerintah. Secara terminologis, Siyasah adalah
mengatur atau memimpin sesuatu dengan cara membawa kepada
kemaslahatan.
Politik Islam dapat diartikan sebagai suatu cara untuk
mempengaruhi anggota masyarakat, agar berprilaku sesuai dengan
ajaran Allah menurut sunah rasulnya. Dalam konsep islam,
kekuasaan tertinggi adalah Allah SWT. Ekspresi kekuasaan Allah
tertuang dalam Al-Qur’an menurut sunah rasul.
4. 2. Prinsip-prinsip Dasar Politik dalam Islam
a. al- Musyawarah
Dalam prinsip perundang-undangan Islam, musyawarah dinilai sebagai lembaga
yang amat penting artinya. Penentuan kebijaksanaan pemerintah dalam sistem
pemerintahan Islam haruslah didasarkan atas kesepakatan musyawarah. Karena
itu musyawarah merupakan prinsip penting dalam politik Islam. Prinsip
musyawarah ini sesuai dengan ayat al-Quran Surah Ali Imran ayat 159.
5. b. al-Adalah (keadilan )
Agama Islam menempatkan aspek keadilan pada posisi yang amat tinggi
dalam sistem perundang-undangannya. Banyak sekali ayat-ayat al-Quran yang
memerintahkan berbuat adil dalam segala aspek kehidupan manusia, seperti
yang terkandung dalam surat An-Nahl ayat 90.
Ayat tersebut diatas memerintahkan kepada umat Islam untuk berlaku
adil, sebaliknya melarang dan mengancam dengan sanksi hukum bagi orang
yang berbuat sewenang-wenang. Kewajiban berlaku adil dan menjauhi
perbuatan zalim mempunyai tingkatan yang amat tinggi dalam struktur
kehidupan manusia dalam segala aspeknya.
6. c. al-Hurriyah (kebebasan)
Yang dimaksud dengan kebebasan di sini bukanlah kebebasan bagi
warganya untuk dapat melaksanakan kewajibanya sebagai warga negara, tetapi
kebebasan di sini mengandung makna yang lebih positif, yaitu kebebasan bagi
warga negara untuk memilih suatu yang lebih baik, atau kebebasan berfikir
yang lebih baik dan mana yang lebih buruk, sehingga proses berfikir ini dapat
melakukan perbuatan yang baik sesuai dengan pemikiranya.
Islam mengakui adanya kebebasan berfikir. Bahkan menjamin
sepenuhnya dan dinilai sebagai ahlak dasar setiap manusia. Dalam sistem
perundang-undanganya Islam juga sangat menghargai nilai-nilai kebebasan itu.
Penghargaan sistem perundang-undangan Islam terhadap kebebasan itu tidak
dapat dibandingkan dengan sistem lainya yang diciptakan manusia.
7. d. al-Musawah (persamaan)
Prinsip persamaan berarti bahwa setiap individu dalam masyarakat
mempunyai hak yang sama, juga mempunyai persamaan mendapatkan
kebebasan dalam berpendapat, kebebasan, tanggung jawab, dan tugas-tugas
kemasyarakatan tanpa diskriminasi rasial, asal usul, bahasa dan keyakinan.
Berdasarkan prinsip persamaan ini sebenarnya tidak ada rakyat yang
diperintah secara sewenang-wenang dan tidak ada penguasa yang
memperbudak rakyatnya. Allah menciptakan laki-laki dan perempuan dengan
berbagai bangsa dan suku bukanlah untuk membuat jarak antara mereka.
Bahkan diantara mereka agar dapat saling tukar pengalaman. Al-Quran
menegaskan yang membedakan diantara manusia adalah hanya karena
taqwanya. Sebagaimana firman Allah Surat al-Hujurat ayat 13.
8. 3. Demokrasi Dalam Islam
Konsep demokrasi dari rakyat, untuk rakyat dan oleh rakyat yang
menjadi rujukan banyak Negara di dunia untuk diterapkan, memiliki
otoritas yang berada dalam posisi yang setara baik dimata hukum
maupun dalam kesempatan mencari kehidupan. Dalam tataran ini
justru telah memulai dari hal yang paling mendasar yaitu tida
mengartikan manusia atau individu-induvidu dalam satu komunitas
itu sebagai rakyat melainkan umat. Islam tidak saja mengatur
individu tetapi bagaimana melaksanakan Negara dan bangsa dalam
posisi yang sama. Muhammad SAW telah menerapkan konsep
demokrasi ini yang kemudian diikuti oleh para sahabat sampai
ratusan tahun kedepan.
9. Berangkat dari sebuah kisah para sahabat, sejarah para khalifah-khalifah dunia
Islam pada saat awal munculnya Islam, seperti khutbah Abu Bakar yang
diucapkan setelah beliau terpilih sebagai khalifah pertama, “Wahai sekalian
manusia, kalian telah mempercayakan kepemimpinan kepadaku, padahal aku
bukanlah orang yang terbaik di antara kalian. Jika kalian melihat aku benar,
maka bantulah aku, dan jika kalian melihat aku dalam kebatilan, maka
luruskanlah aku. Taatilah aku selama aku taat kepada Allah, maka bila aku
tidak taat kepada-Nya, janganlah kalian mentaatiku.” Dari pidato singkat
beliau, kita sudah bisa menyimpulkan bahwa sahnya pada saat itu, masyarakat
di hadapan hukum sudah dianggap mempunyai kedudukan yang sama. Maka
dari itu, bila saja beliau (Abu Bakar) melakukan sebuah kesalahan, beliau
meminta untuk diingatkan atau ditegur. Kenyataan ini merupakan suatu fakta
bahwa benih-benih demokrasi sudah dimunculkan oleh Islam jauh sebelum
para Negara-negara sekuler mengagung-agungkan demokrasi.
10. 4. Kontribusi Umat Islam Terhadap Kehidupan Politik
Agama adalah prinsip kepercayaan kepada Tuhan dengan aturan-aturan syariat
tertentu. Dapat dikatakan bahwa agama adalah sebuah kepercayaan. Agama merupakan aspek
yang sangat penting dalam kehidupan. Dengan adanya agama membuat hidup manusia
menjadi teratur dan terarah. Agama dalam hal ini agama Islam mengatur kehidupan umatnya di
berbagai aspek seperti ekonomi, sosial, bidaya, politik, pendidikan, akhlak, ilmu pengetahuan
dan lain sebagainya.
Islam merupakan agama Allah SWT sekaligus agama yang terakhir yang disampaikan
kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat jibril dengan tujuan untuk mengubah akhlak
manusia ke arah yang lebih baik di sisi Allah SWT. Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan
agama Islam di kalangan umatnya tidak menggunakan cara yang sembarang. Tapi dengan
menggunakan startegi-strategi yang disesuaikan dengan masyarakat di zaman itu. Startegistrategi dakwah tersebut tanpa disadari berupa sesuatu yang bersifat politik.
11. Politik adalah hal-hal yang berkenaan dengan tata Negara,
urusan yang mencakup siasat dalam pemerintahan Negara atau
terhadap Negara lain2. Dengan melirik ke pengertian politik
tersebut strategi-startegi dakwah yang digunakan Rasulullah SAW
adalah politik Islam. Kontribusi umat Islam dalam perpolitikan tidak
bisa dipandang sebelah mata. Disetiap masa dalam kondisi
perpolitikan bangsa ini, Islam selalu punya pengaruh yang besar.
Sejak bangsa ini belum bernama Indonesia, yaitu era berdirinya
kerajaaan-kerajan hingga saat ini, pengaruh perpolitikan bangsa kita
tidak lepas dari pengaruh umat Islam. Seperti pada era kerajaankerajaan Islam Berjaya, orde lama, orde baru, dan era reformasi.