slide ini berisi tentang pentingnya kesatuan dan persatuan bangsa demi terciptanya kedaulatan negara yang berdaulat dan adil sejahtera serta menjelaskan tentang pentingnya kekeluargaan dan kegotongroyongan. slide ini juga dilengkapi gambar dan tulisan yang menarik sehingga mudah untuk dibaca dan dipahami
slide ini berisi tentang pentingnya kesatuan dan persatuan bangsa demi terciptanya kedaulatan negara yang berdaulat dan adil sejahtera serta menjelaskan tentang pentingnya kekeluargaan dan kegotongroyongan. slide ini juga dilengkapi gambar dan tulisan yang menarik sehingga mudah untuk dibaca dan dipahami
Hi semua, terima kasih sudah berkunjung kesini 😆 Semua file yang diupload adalah materi perkuliahan. Nah... materi ini dari dosen yang dikhususkan untuk teman-teman kelas #manabeve 💚
Biar gampang diakses, yah masukin sini aja kan😆 Sekalian membantu kalian yang mungkin butuh beberapa konten dalam file-file ini.
Jangan lupa di like yah 💙 Kalau mau dishare atau didownload PLEASE MINTA IZIN dulu oke??
Biar ngga salah paham cuy😆
ASK FOR PERMISSION ▶ itsmeroses@mail.ru
Kalau kesulitan untuk mendownload FEEL FREE untuk email ke aku🔝🔝🔝🔝
[DISCLAIMER] Mohon banget kalau udah didownload. Kemuadian ingin dijadikan materi atau referensi. Jangan lupa cantumkan sumbernya. Terima kasih atas pengertiannya💖
------------------------------------------------------------
Materi details :
Coming soon ")
------------------------------------------------------------
MEET CLASS FELLAS💚
Instagram ▶ https://www.instagram.com/manabeve
Blog ▶ https://manabeve.blogspot.com
Email ▶ manabeve@gmail.com
------------------------------------------------------------
LET'S BECOME FRIENDS WITH ME💜
Instagram ▶ https://www.instagram.com/ameldiana3
Twitter ▶ https://www.twitter.com/amlediana3
Sistem Pelapisan sosial dimasyarakat. Dalam Pemerintahan Stratifikasi sosial sengaja di ciptakan untuk membedakan dan pembagian tugas dan wewenang. Sehingga diharapakan tujuan organisasi mudah dan cepat dicapai.
Hi semua, terima kasih sudah berkunjung kesini 😆 Semua file yang diupload adalah materi perkuliahan. Nah... materi ini dari dosen yang dikhususkan untuk teman-teman kelas #manabeve 💚
Biar gampang diakses, yah masukin sini aja kan😆 Sekalian membantu kalian yang mungkin butuh beberapa konten dalam file-file ini.
Jangan lupa di like yah 💙 Kalau mau dishare atau didownload PLEASE MINTA IZIN dulu oke??
Biar ngga salah paham cuy😆
ASK FOR PERMISSION ▶ itsmeroses@mail.ru
Kalau kesulitan untuk mendownload FEEL FREE untuk email ke aku🔝🔝🔝🔝
[DISCLAIMER] Mohon banget kalau udah didownload. Kemuadian ingin dijadikan materi atau referensi. Jangan lupa cantumkan sumbernya. Terima kasih atas pengertiannya💖
------------------------------------------------------------
Materi details :
Coming soon ")
------------------------------------------------------------
MEET CLASS FELLAS💚
Instagram ▶ https://www.instagram.com/manabeve
Blog ▶ https://manabeve.blogspot.com
Email ▶ manabeve@gmail.com
------------------------------------------------------------
LET'S BECOME FRIENDS WITH ME💜
Instagram ▶ https://www.instagram.com/ameldiana3
Twitter ▶ https://www.twitter.com/amlediana3
Sistem Pelapisan sosial dimasyarakat. Dalam Pemerintahan Stratifikasi sosial sengaja di ciptakan untuk membedakan dan pembagian tugas dan wewenang. Sehingga diharapakan tujuan organisasi mudah dan cepat dicapai.
Gender adalah konstruksi sosial dalam suatu Negara yang dipengaruhi oleh kondisi sosial, politik, budaya, ekonomi, agama maupun lingkungan etnis. Gender bukan jenis kelamin, namun gender dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan. Dari kondisi yang ada sekarang ini gender menimbulkan berbagai penafsiran dan makna yang belum sesungguhnya memaknai gender itu sendiri.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
2. 2
KOMPETENSI DASAR
• Peserta mampu memahami konsep
gender sebagai konstruksi sosial budaya
• Mampu memahami dan menerapkan
responsif gender dalam kelurga
3. 3
INDIKATOR
• Mampu membedakan antara konsep
jenis kelamin dan konsep gender
• Mampu membandingkan kesenjangan
gender dengan kesetaraan dan keadilan
gender
• Mampu mengkritisi, dan menerapkan
responsif gender dalam keluarga
4. 4
OUTCOME
1. Uraian konsep, cara memahami gender
sebagai konstruksi sosial.
2. Hasil identifikasi konsep, ciri-ciri, aspek
serta penggunaan analisis gender dalam
keluarga
5. 5
OUTPUT
Peserta yang mampu memahami dan
memberikan pengertian tentang
konsep gender, dan menerapkan
responsif gender dalm keluarga
7. 7
MATERI
Gender dan konstruksi sosial:
• Perbedaan jenis kelamin dan gender
• kesenjangan gender
• Kesetaraan dan keadilan gender
• responsif gender
• Ciri-ciri & aspek gender
• Analisis gender dalam keluarga
8. 8
SABDAALAM VERSI GENDER
DICIPTAKAN ALAM PRIA DAN WANITA
DUA MAKHLUK DALAM ASUHAN YANG KUASA
DIJADIKAN PRIA WANITA SETARA
KEDUANYA HARUS DIDIDIK BERSAMA
WANITA DIJAJAH PRIA.... ITU DULU
DIJADIKAN PERHIASAN SANGKAR MADU
NAMUN KINI KEDUANYA KAN BERDAYA
BERSAMA MEMBANGUN BANGSA DAN NEGARA
9. 9
TARGET DAKAR (EFA)
Menjamin bahwa menjelang tahun 2015
semua anak, khususnya anak perempuan,
anak-anak dalam keadaan yang sulit dan
mereka yang termasuk etnik minoritas,
mempunyai akses pada dan menyelesaikan
pendidikan dasar yang bebas dan wajib
dengan kualitas yang baik.
10. 10
Lanjutan
Mencapai perbaikan 50% pada tingkat
keniraksaraan orang dewasa
menjelang tahun 2015, terutama bagi
kaum perempuan, dan akses yang adil
pada pendidikan dasar dan pendidikan
berkelanjutan bagi semua orang
dewasa.
11. 11
Lanjutan
Penghapusan disparitas/ kesenjangan
gender pada pendidikan dasar dan
menengah pada tahun 2005 dan mencapai
kesetaraan gender dalam pendidikan
menjelang tahun 2015 dengan fokus pada
kepastian sepenuhnya bagi anak
perempuan terhadap akses dalam
memperoleh pendidikan dasar yang
bermutu.
13. 13
Lembar Kerja
Peserta mengidentifikasi perbedaan ciri-
ciri biologis, sifat/karakter, peran/
pekerjaan antara laki-laki dan
perempuan
Ciri-ciri Laki-laki Perempuan
Biologis
Sifat/karakter
Peran/pekerjaan
14. 14
PRESENTASI 10’
Dua orang peserta mewakili kelompok
yang terpilih untuk mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya
15. 15
PENGUATAN I
20’
Gender dan konstruksi sosial:
• Perbedaan jenis kelamin dan gender
• Ketimpangan gender
• Kesetaraan dan keadilan gender
16. 16
PERBEDAAN JENIS KELAMIN - GENDER
JENIS KELAMIN (SEX)
Perbedaan biologis
laki-laki dan perempuan
Berikut fungsi reproduksinya
G E N D E R
Perbedaan peran, fungsi,
dan tanggungjawab
laki-laki dan perempuan
hasil konteks sosial
•Ciptaan Tuhan
•Bersifat kodrat
•Tidak dapat berubah
•Tidak dapat ditukar
•Berlaku sepanjang zaman
& di mana saja
•Buatan manusia
•Bersifat sosial
•Dapat berubah
•Dapat dilakukan laki-laki &
perempuan sesuai dgn
kebutuhan,
kesempatan & komitmen.
•Tergantung waktu &
Kepatutan budaya
setempat
Perempuan : Menstruasi, Hamil, Melahirkan
& Menyusui.
Laki-laki : Membuahi (spermatozoa)
17. 17
GENDER
• Buatan manusia
• Bersifat dinamis
• Peran laki dan
perempuan dapat
dipertukarkan
• Tidak universal
• Dipengaruhi oleh
budaya
• Terkonstruksi sejak
lahir
• Anugerah tuhan
• Tak bisa
dipertukarkan
fungsinya
• Universal
• Ciri biologis
• Tidak bisa diubah
SEKS
GENDER DAN SEKS
18. 18
Gender: Masalah Sosial
• Adanya kesadaran bahwa perbedaan
citra/sifat, peran dan posisi
menimbulkan ketidak-setaraan akses
salah satu jenis kelamin untuk
mendapatkan manfaat dari proses
aktifitas dan hak-hak dasar.
• Ketidak-setaraan tersebut dapat
menyebabkan ketidakadilan sosial.
• Ketidakadilan tersebut disebabkan
adanya perilaku yang diskriminatif
19. 19
HASIL: TERJADI KETIDAKADILAN
GENDER
(Disebut demikian apabila salah satu jenis kelamin berada
dalam keadaan tertinggal dibandingkan jenis kelamin lain).
MANIFESTASI
DISKRIMINASI:
Stereotipi
Subordinasi
Marjinalisasi
Beban ganda/berlebih
Kekerasan
20. 20
Stereotipi /stigmatisasi
dan pelabelan negatif
• yaitu himpunan pandangan-pandangan,
anggapan, atau kepercayaan negatif
terhadap salah satu jenis kelamin.
Pandangan-pandangan stigmatik dan
negatif yang merendahkan memiliki
dampak yang merugikan.
21. 21
Subordinasi
• adalah posisi sosial yang asismetris
dengan adanya pihak yang superior dan
inferior. Subordinasi ini merupakan
kelanjutan dari pandangan yang stereotipi
yang merendahkan. Subordinasi
melandasi pola relasi atau pola hubungan
sosial yang hirarkhis dimana salah satu
pihak memandang dirinya lebih dari
mereka yang direndahkan
22. 22
Marginalisasi atau
peminggiran
• adalah proses penyingkiran kepentingan,
hak-hak, kebutuhan, serta aspirasi
berdasarkan jenis kelamin yang
berlangsung secara sistematis dalam
memperoleh manfaat dari kesejahteraan
hidup dan pembangunan. Sebagaimana
stereotipi, marginalisasi dapat terjadi
secara sengaja atau ‘dianggap’ sebagai
sesuatu yang wajar
24. 24
Kekerasan berbasis gender
yaitu serangan atau kekerasan yg dilaku-
kan, baik terhadap laki-laki maupun perem-
puan berdasarkan pandangan gendernya.
Kekerasan berbasis gender disebabkan
pandangan bias yang menempatkan salah
satu jenis kelamin superior dan lebih ber-
kuasa. Umumnya, kekerasan berbasis gen
der lebih banyak terjadi pada perempuan
dari pada pada laki-laki. Hal tersebut
didasarkan pada persepsi dominan bahwa
perempuan adalah mahluk lemah.
25. 25
Ketidakadilan Gender
adalah
Ketidakadilan Sosial
• Gender sebagai salah satu kategori sosial(ras,etnis,
klas, agama, kemampuan fisik dan usia)
berpotensi menimbulkan ketidakadilan sosial jika
tidak ditumbuhkan sikap sensitif terhadap bentuk-
bentuk diskriminasi sosial: stereotipi,subordinasi,
marginalisasi, beban berlebihan dan kekerasan.
• Sikap diskriminatif dapat menghadangi akses,
partisipasi, kontrol dan mendapatkan manfaat dari
semua aktifitas dan hak-hak dasar.
26. 26
Ketimpangan Gender Bidang Pendidikan
Stereotipi
Subordinasi
Marginalisasi
Beban Ganda
Kekerasan
Kerentanan Hidup
27. 27
KERENTANAN HIDUP
• KESEHATAN
• KELANGSUNGAN PENDIDIKAN
• EKONOMI dan
KETENAGAKERJAAN
• PENGAMBILAN KEPUTUSAN
• KEKERASAN FISIK, PSIKIS DAN
SEKSUAL.
28. 28
KESETARAAN DAN
KEADILAN GENDER
Kesetaraan: suatu proses yang seimbang antara
laki-laki dan perempuan dalam memperoleh akses/
kesempatan, partisipasi, kontrol dan manfaat
pembanguna/ kegiatan.
Keadilan gender: Suatu kondisi yang sama antara
laki-laki dan perempuan dalam mencapai hak-hak
dasar dalam lingkup keluarga, masyarakat, negara
dan dunia internasional.
Kesamaan pemenuhan hak-hak dasar akan
meningkatkan kualitas dan martabat kemanusiaan
laki-laki Perempuan secara adil.
29. 29
ISTILAH
• SENSITIF GENDER:
Kepekaan bahwa ketidaksetaraan gender dapat
menimbulkan ketidakadilan sosial.
• PERSPEKTIF/WAWASAN GENDER:
Cara pandang bahwa konstruksi gender dapat
mempengaruhi kehidupan sosial dan kebijakan publik.
• NETRAL GENDER:
Perbedaan gender bukan sebagai masalah struktural.
• BIAS GENDER:
Mengunggulkan salah satu jenis kelamin dalam
kehidupan sosial dan kebijakan publik.
30. 30
Lanjutan
• KEBIJAKAN RESPONSIF GENDER:
Manajemen lembaga atau organisasi, peraturan atau
perundangan yang mengakomodir kebutuhan praktis
dan strategis perempuan dan laki-laki untuk
mencapai hasil yang sama.
Kebutuhan Strategis gender:
• PEMBELAJARAN INKLUSIF GENDER:
Mengintegrasikan prinsip-prinsip kesetaraan gender
sebagai upaya untuk mencapai keadilan sosial.
31. 31
DISPOK 20’
MANAJEMEN KELUARGA CIRI & ASPEK
YANG
RESPONSIF
GENDER
Susunan anggota keluarga
Fasilitas
Target keluarga
Kebijakan
Budaya & gaya
manajerial
32. 32
PRESENTASI 10’
Dua orang peserta (laki-laki dan
perempuan) mewakili kelompok yang
terpilih untuk mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya
33. 33
PENGUATAN 10’
Manajemen Kelurga Responsif Gender
MANAJEMEN KELUARGA CIRI & ASPEK YANG
RESPONSIF GENDER
Struktur organisasi Menjamin kesetaraan akses
kebutuhan strategis gender
Fasilitas Memperhatikan kebutuhan
praktis laki-laki dan
perempuan
Target keluarga Kesetaraan laki-laki &
perempuan scr eksplisit
35. Contoh Aplikasi Kemitraan Suami Istri dalam
Kehidupan Keluarga
No
Cerminan
Kemitraan
Contoh Aplikasi Kemitraan Suami Istri
1 Pembagian
Tugas dan
Peran dalam
keluarga
Berdasarkan pembagian tugas, istri bertugas sebagai manajer rumahtangga, namun suami sering
memberikan ide dalam mengatur dan merencanakan furnitur ruangan, lay out atau interior design
ruangan, dan landscape pekarangan. Jadi, meskipun istri berperan sebagai manajer utama
rumahtangga, suami juga berkontribusi melalui kontribusi ide, uang dan perhatian, namun kontribusi
tenaga dan waktunya sangat terbatas.
Berdasarkan pembagian tugas, istri bertugas sebagai pendidik dan pengasuh anak-anak, namun suami
sering mengingatkan anak untuk rajin belajar dan menjaga diri serta berhati-hati di jalan dan di
sekolah. Jadi, meskipun istri berperan sebagai pengasuh dan pendidik utama anak, suami juga
berkontribusi secara rutin dan aktif melalui kontribusi ide dan perhatian, namun kontribusi tenaga dan
waktunya sangat terbatas.
Berdasarkan pembagian tugas, suami bertugas sebagai pencari nafkah utama keluarga, namun istri
berkontribusi secara rutin melalui penyiapan tas kerja, pakaian kerja, dan perlengkapan pekerjaan lain
yang diperlukan suami.
2 Transparansi
dalam
keluarga
Meskipun istri memegang keuangan keluarga (suami secara rutin memberikan sebagian besar
pendapatannya kepada istri), bahkan istri menyimpan uang keluarga dalam tabungan keluarga di bank
(atas nama istri), namun istri selalu mengkomunikasikan dan menunjukkan kepada suami laporan
keuangan keluarga dan secara garis besar jumlah pengeluaran keluarga kepada suami.
Sebaliknya, suami selalu melaporkan perolehan pendapatannya dan prediksi pendapatan selanjutnya.
Perencanaan keuangan dilakukan bersama antara suami istri dan bahkan dengan anak-anak apabila
diperlukan berkaitan dengan rencana jangka pendek, menengah dan panjang keluarga.
Penggunaan dan perencanaan sumberdaya materi dan non materi keluarga dikomunikasikan dengan
baik secara terbuka pada semua anggota keluarga, terutama antara suami dan istri.
35
36. Contoh Aplikasi Kemitraan Suami Istri dalam
Kehidupan Keluarga
No
Cerminan
Kemitraan
Contoh Aplikasi Kemitraan Suami Istri
3 Akuntabilitas
dalam
keluarga
Penggunaan dan perencanaan sumberdaya keluarga harus jelas dan terukur. Suami
memberitahu istri secara jelas dan terukur tentang penggunaan dan perencanaan
sumberdaya keluarga, dan sebaliknya istri memberitahu suami secara jelas dan terukur
semua perencanaan dan penggunaan sumberdaya keluarga.
Monitoring, checking, kontrol terhadap semua penggunaan sumberdaya berikut akses
terhadap sumberdaya di luar siste keluarga harus diperkirakan dan dihitung secara jelas dan
terukur, sepengetahuan pasangan suami dan istri.
4 Good
governance
dalam keluarga
Meskipun suami sebagai kepala keluarga, namun dalam menjalankan perannya tidak
semena-mena semaunya sendiri, tidak boleh otoriter, namun harus dijalankan secara
bijaksana dan mengakomodasi saran dan ide baik dari istrinya maupun anak-anaknya.
Pasangan suami istri tidak boleh menggunakan kewenangannya sebagai orangtua untuk
mengeksploitasi anak-anaknya; Suami tidak boleh mengeksploitasi istri untuk
kepentingannya sendiri.
Di dalam menjalankan peran dan tugasnya, baik suami maupun istri saling bekerjasama
dalam menstabilkan keadaaan keluarga, berusaha untuk mempertahan hidup keluarga
dengan cara-cara yang baik, meningkatkan kreatifitas dalam menyejahterakan keluarga
dengan mempertimbangkan keterbatasan yang ada.
Seandainya ketidaksepahaman antara suami istri, maka dicari solusi yang baik agar dapat
memahami perbedaan permasalahan dan menyamakan persepsi untuk menuju tujuan
keluarga bersama.
36
37. Hal-hal yang dianjurkan dan yang harus dihindari
dalam kemitraan dalam perkawinan
Hal-hal yang Dianjurkan Hal-hal yang Harus Dihindari
Berkata sopan dan menghargai, seperti
istriku/suamiku yang baik, saya bersyukur
punya istri/suami sepertimu, terima kasih atas
makannya, masakannya enak, dll
Berkata kasar dan menghina, seperti bodoh
kamu, goblok, dasar perempuan/lelaki, lelaki
hidung belang, perempuan jalang, dll
Berharap optimis pada keadaan keluarga Menyerah tanpa harap dan pesimis pada
keadaan keluarga
Selalu introspeksi diri Selalu membenarkan diri
Sering meminta maaf Sulit meminta maaf
Sering berterima kasih Sulit berterima kasih
Berbagi tugas secara fleksibel Berbagi tugas secara kaku atau bahkan
sendiri-sendiri
Selalu berdedikasi untuk keluarga Menyampingkan/ mengabaikan keluarga,
seperti
Selalu kompak tolong menolong Saling egois dan tidak berbagi, seperti
Suami membantu istri dalam peran domestik Suami membiarkan istri sendirian untuk
menjalankan peran domestik
Suami menghargai istri dalam peran publik Suami melarang istri menjalankan peran
publik
Suami dan istri bersama menjalankan peran
sosial
Suami mendominasi peran sosial
kemasyarakatan
37
38. Anjuran Kemitraan Gender dalam Manajemen Waktu
Dan Pekerjaan Keluarga
1. Bagilah waktu sebaik mungkin pada kegiatan-kegiatan yang sangat bermanfaat
bagi keluarga.
2. Buatlah skedul pembagian waktu dan pekerjaan antara ayah dan ibu, anak laki-
laki dan anak perempuan agar keluarga terawat dan terpelihara dengan baik.
3. Buatlah daftar harian apa yang harus dilakukan/ menyimpan sebuah kalender.
4. Kurangi pertemuan yang tidak perlu.
5. Pembagian waktu dan pekerjaaan yang tidak baik akan menyengsarakan
semua anggota keluarga dan mengundang konflik.
6. Buat pembagian kerja yang adil gender dengan pembagian peran sesuai
dengan kebutuhan keluarga.
7. Berbagilah beban pekerjaan rumahtangga antara suami-istri dan anak-anak
melalui komunikasi yang baik dan kesepakatan yang adil.
8. Bertanggung jawablah pada pembagian tugas yang telah disepakati.
9. Komunikasikan segala keluhan yang ada dalam keluarga.
10. Kesuksesan pelaksanaan pekerjaan adalah kesuksesan keluarga.
11. Tidak dibenarkan untuk menyerahkan semua tanggung jawab pekerjaan
rumahtangga pada ibu saja, Ayah harus ikut ambil peranan dalam tanggung
jawab pekerjaan rumahtangga.
38
39. Anjuran Kemitraan Gender dalam Manajemen Waktu
Dan Pekerjaan Keluarga
12. Seorang istri bukanlah seorang pembantu dan seorang suami bukan seorang majikan.
13. Tidak pantang bagi seorang suami untuk membantu istri di dapur dan mengasuh anak.
14. Ayah berusaha membantu pekerjaan domestik seperti memberikan perhatian kepada
kegiatan rumahtangga.
15. Ayah berusaha untuk ikutserta dalam pengasuhan anak agar bonding antara ayah dan
anak lebih erat.
16. Ajari anak sendini mungkin untuk ambil peran dalam pembagian pekerjaan rumahtangga
17. Anak laki-laki dan perempuan membantu pekerjaan rumahtangga.
18. Tidak ada perbedaan peran antara anak perempuan dan anak laki-laki.
19. Ibu yang bekerja senantiasa memperhatikan kebutuhan keluarga dengan baik.
20. Ibu bekerja perlu memikirkan kalau ada tambahan waktu bekerja, maka siapa yang akan
mengasuh dan menjaga anak? Perlu orang yang dapat mensubstitusi perannya dalam
mengasuh anak, apakah minta tolong pada saudara/orangtua atau menggaji
pembantu/babysitter?.
21. Gunakan telepon dan sumberdaya komunikasi dimanapun bila perlu. Jaga komunikasi
secara efektif dan efisien.
22. Seandainya terjangkau secara ekonomi, gunakan teknologi ; mesin cuci, vaccum cleaner
untuk membantu pekerjaan domestik.
23. Penggunaan jasa komersial; pembantu, cleaning service merupakan alternatif yang perlu
dipikirkan.
39
40. Anjuran Kemitraan Gender dalam Manajemen
Keuangan
1. Catat semua Pendapatan dan Pengeluaran Aktual dengan rutin
harian.
2. Buat rekap keuangan setiap bulan.
3. Lakukan pengecekan keuangan secara teratur dan disiplin.
4. Pisahkan keuangan keluarga dan keuangan usaha/bisnis.
5. Hati-hati dalam mengambil kredit.
6. Tabungkan segera uang sisa kas atau pendapatan tidak terduga.
7. Lakukan penyesuaian keuangan setiap saat.
8. Evaluasi pengelolaan keuangan.
9. Upaya pembagian tugas dan kerjasama yang baik antara suami,
istri dan anak-anak.
10.Lakukan kerjasama yang erat dan harmonis antara ayah dan ibu
tanpa memperhatikan siapa yang memperoleh penghasilan
lebih.
40
41. Apabila Keuangan Keluarga Menjadi Suatu Masalah
1. Bicarakanlah dengan suami/ istri dan anak-anak secara terbuka dan terus terang agar
dapat mencari jalan keluar yang bijaksana.
2. Berilah pengertian pada anak laki-laki dan perempuan dengan penuh kasih sayang
bahwa orang tua tidak mempunyai uang. Tidak ada keistimewaan perlakuan pada anak
dengan salah satu jenis kelamin tertentu.
3. Manfaatkan waktu luang untuk mencari usaha agar dapat mendatangkan penghasilan
baik berupa uang atau barang.
4. Carilah jalan keluar agar keluarga dapat menambah penghasilan dengan cara yang halal.
5. Menghindari kebiasaan yang kurang baik seperti boros, merokok, jajan dan sering
keluyuran.
6. Mendahulukan kebutuhan yang paling utama dahulu terutama untuk pangan dan
pendidikan anak-anak.
7. Jangan malu meminta pekerjaan pada orang lain.
8. Jangan sering menyalahkan nasib dan ’uring-uringan’ pada suami/istri dan dilampiaskan
juga kepada anak.
9. Harus percaya bahwa semua ini cobaan dari Allah dan kembalikan kepada Nya dengan
senantiasa berdoa dan berusaha.
10. Manfaatkan sumberdaya keluarga secara maksimal seperti penanaman pekarangan
dengan apotik hidup dan sayuran.
11. Lakukan pengehematan disegala bidang.
41
42. Kemitraan dan relasi gender yang harmonisasi dalam
keluarga
Pilihan Prioritas
Hidup melalui
Perencanaan
dan
Pelaksanaan
Manajemen
Sumberdaya
Keluarga
Berwawasan
gender
Relasi Gender
Harmonis
Kesetaraan Gender dalam Hak, Akses, Kontrol, Partisipasi dan
Manfaat dari Sumberdaya Keluarga
Kesejahteraan Keluarga & Keadilan & Kesetaraan Gender
(Sosial, Ekonomi, Psikologi, Spiritual)
Aktivitas
Domestik
Fungsi
Keluarga
Pengasuhan&
Sosialisasi
Kemasyarakt.
Partisipasi
Sosial, Agama
dan Aktivitas
Politik
Aktivitas Publik
Akses ke Psr
Tenaga Kerja,
Informasi, &
Teknologi
42
43. 43
Lanjutan: PENGUATAN
Manajemen Sekolah Responsif Gender
MANAJEMEN
KELUARGA
CIRI & ASPEK YANG
RESPONSIF GENDER
Kebijakan Mekanisme pengambilan keputusan
seimbang
Budaya Menghindari perilaku stereotipi,
marginalisasi, subordinasi, beban
lebih, kekerasan
Gaya manajerial Pengaturan kerja ramah individu
44. 44
KEBUTUHAN GENDER
PRAKTIS & STRATEGIS
PRAKTIS :Untuk men-
dukung pelaksanaan peran
gender tradisional shg tdk
menghalangi target yg
diharapkan
Contoh : menyediakan
tempat penitipan anak
>
>
STRATEGIS : Untuk
mengubah relasi & peran
gender tradisional guna
mencapai target yg
diharapkan
Contoh : penyadaran seks &
gender kpd seluruh staf &
stakeholder yg lain
>
45. 45
Metode Analisis Gender :
Kelengkapan Manajemen Keluarga
ANALISIS SUMBER DAYA MANUSIA(SDM) :
• Sensitifitas Individual: Apakah anggota keluarga punya
wawasan, pikiran, perasaan, sikap & perilaku sensitif
gender?
• Peran dan fungsi : Apakah laki-laki & perempuan
memiliki akses/partisipasi/kontrol & manfaat yang
sama?
46. 46
Metode Analisis Gender :
Kelengkapan Manajemen Sekolah
ANALISIS PERFORMA SEKOLAH
• Kebijakan keluarga : Apakah mekanisme pengambilan
keputusan bias/netral/responsif Gender?
• Kultur keluarga : Apakah ekspresi verbal, ekspresi non-
verbal, lingkungan internal & eksternal &serta kultur
sudah sensitif gender?
• Infrastruktur keluarga : Apakah infrastuktur berdampak
tertentu terhadap salah satu jenis kelamin?
• Kinerja Harian: Apakah kinerja harian fleksibel
terhadap peran reproduktif & peran kultural?
47. 47
PENUTUP 5’
2 orang MEWAKILI KELOMPOKNYA
MENYIMPULKAN MANAJEMEN
KELUARGA YANG RESPONSIF
GENDER
48. Ringkasan
• Peran gender mempunyai sejarah debat yang panjang antara
nature atau nurture.
• Pergeseran nilai-nilai individu tercermin dari kesadaran
bahwa peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan
adalah sama (equal) meskipun secara biologis mempunyai
perbedaan. Pergeseran nilai-nilai individu juga tercermin dari
persamaan tingkatan nilai antara anak laki-laki dan anak
perempuan.
• Kemitraan gender (gender partnership) dalam keluarga
adalah kerjasama secara setara dan berkeadilan antara suami
dan istri serta anak-anak baik laki-laki maupun perempuan
dalam melakukan semua fungsi keluarga melalui pembagian
pekerjaan dan peran baik peran publik, domestik maupun
sosial kemasyarakatan.
48