slide ini berisi tentang pentingnya kesatuan dan persatuan bangsa demi terciptanya kedaulatan negara yang berdaulat dan adil sejahtera serta menjelaskan tentang pentingnya kekeluargaan dan kegotongroyongan. slide ini juga dilengkapi gambar dan tulisan yang menarik sehingga mudah untuk dibaca dan dipahami
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, kelas VII semester 2 Bab IV. Keberagaman Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan dalam Bingkai Bhineka Tunggal Ika.
slide ini berisi tentang pentingnya kesatuan dan persatuan bangsa demi terciptanya kedaulatan negara yang berdaulat dan adil sejahtera serta menjelaskan tentang pentingnya kekeluargaan dan kegotongroyongan. slide ini juga dilengkapi gambar dan tulisan yang menarik sehingga mudah untuk dibaca dan dipahami
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, kelas VII semester 2 Bab IV. Keberagaman Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan dalam Bingkai Bhineka Tunggal Ika.
materi P5 keberagaman dengan isu isu sosial terkait keberagaman.pptxprimantara1
“Bhinneka Tunggal Ika” Lambang negara Indonesia berbentuk burung Garuda yang kepalanya menoleh ke sebelah kanan (dari sudut pandang Garuda), perisai berbentuk menyerupai jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu” ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda.
Kata Bhinneka Tunggal Ika dapat pula dimaknai bahwa meskipun bangsa dan negara Indonesia terdiri atas beraneka ragam suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan adat-istiadat yang bermacam-macam serta beraneka ragam kepulauan wilayah negara Indonesia namun keseluruhannya itu merupakan suatu persatuan yaitu bangsa dan negara Indonesia. Keanekaragaman tersebut bukanlah merupakan perbedaan yang bertentangan namun justru keanekaragaman itu bersatu dalam satu komposisi yang pada gilirannya justru memperkaya sifat dan makna persatuan bangsa dan negara Indonesia.
Sementara itu, mengutip laman Direktorat SMP Kemdikbud, berbagai keberagaman yang ada di Indonesia seharusnya bisa memperkaya kebudayaan.
“Perpecahan hanya akan membuat kerugian”. Hal yang perlu dilakukan adalah mengembangkan sikap toleransi dan tenggang rasa terhadap perbedaan dan kemajemukan masyarakat. Toleransi mesti diajarkan sejak dini agar pemahaman mengenai perbedaan telah dimengerti jauh-jauh hari. Sikap dan perilaku toleransi dapat membawa keberagaman yang ada di masyarakat mengerucut dalam semangat persatuan dan kesatuan. Setiap orang saling memahami bahwa keberagaman itu bukan aib untuk dipertentangkan. Akan tetapi, adanya perbedaan suku, agama, ras, budaya, dan antargolongan dapat hidup secara berdamping dalam masyarakat dengan nuansa kerukunan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
1. PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Media Pembelajaran
PPKN
untuk SMP/MTs Kelas VII
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
2. PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
KEBERAGAMAN MASYARAKAT
INDONESIA DALAM BINGKAI
BHINNEKA TUNGGAL IKA
BAB 4
• Mensyukuri keberagaman norma-norma, suku,
agama, ras, dan antargolongan dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika secara adil sebagai sesama
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa,
• Menghargai keberagaman suku, agama, ras, dan
antargolongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika,
• Mengkarakteristikkan keberagaman suku, agama,
ras, dan antargolongan dalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika,
• Melaksanakan tanggung jawab terkait
keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan
dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
TUJUAN PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Sumber : eko1810, pixabay.com
3. PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Sejarah tentang
semboyan
Bhinneka Tunggal
Ika tidak akan
terlepas dari
lambang negara
kita, yaitu Garuda
Pancasila.
A. MAKNA BHINNEKA TUNGGAL IKA
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
4. PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Bhinneka Tunggal Ika memiliki arti
“berbeda-beda namun tetap satu”.
Semboyang Bhinneka Tunggal Ika
digunakan untuk menggambarkan
Persatuan dan Kesatuan Bangsa
dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
A. MAKNA BHINNEKA TUNGGAL IKA
5. PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Semboyan Bhinneka
Tunggal Ika terdapat
dalam kitab
Sutasoma karangan
Mpu Tantular
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Sumber : Clker-Free-Vector-Images, pixabay.com
A. MAKNA BHINNEKA TUNGGAL IKA
6. PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
B. KEBERAGAMAN DALAM
MASYARAKAT INDONESIA
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki sekitar 17.508 pulau.
Luas wilayahnya mencapai 5.193 juta km2 dengan jumlah penduduk
kurang lebih 228 juta jiwa.
Sumber : commons.wikimedia.org
7. PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKTOR
PENYEBAB
KEBERAGAMAN
MASYARAKAT
INDONESIA
LETAK STRATEGIS
INDONESIA
KEADAAN GEOGRAFIS
PERBEDAAN KONDISI
IKLIM
SIKAP TERBUKA
MASYARAKAT INDONESIA
B. KEBERAGAMAN DALAM
MASYARAKAT INDONESIA
8. PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Menurut Hildred Geertz, lebih dari
300 suku bangsa mendiami wilayah
Indonesia.
Menurut C. Van Vollenhouven,
Indonesia memiliki sekitar 316
suku bangsa.
Menurut M. A. Jaspan, Indonesia
terdiri atas 366 suku bangsa.
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
B. KEBERAGAMAN DALAM
MASYARAKAT INDONESIA
9. PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Di dalam kebudayaan ini
terdapat unsur-unsur
universal, seperti sistem
mata pencarian, sistem
teknologi, bahasa,
kesenian, sistem
pengetahuan, dan religi.
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Sumber : eko1810, pixabay.com
B. KEBERAGAMAN DALAM
MASYARAKAT INDONESIA
10. PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai ras
yang membuat mereka memiliki perbedaan bentuk fisik, seperti
warna kulit, postur tubuh, dan jenis rambut.
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Sumber
:
id.wikipedia.org
B. KEBERAGAMAN DALAM
MASYARAKAT INDONESIA
11. PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
C. PENTINGNYA MEMAHAMI
KEBERAGAMAN DI INDONESIA
Keanekaragaman
masyarakat Indonesia
yang memiliki suku
bangsa, ras, agama, dan
budaya yang berbeda ini
hendaknya jangan
dijadikan sebagai
pembeda, tetapi sebagai
kekayaan.
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Sumber : id.wikipedia.org
12. PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Sikap saling menghormati budaya perlu dikembangkan
agar kebudayaan kita tetap lestari, tidak terkena arus
negatif yang datang dari luar.
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Sumber : id.wikipedia.org
C. PENTINGNYA MEMAHAMI
KEBERAGAMAN DI INDONESIA
13. PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Melestarikan
kebudayaan nasional
harus didasari dengan
rasa kesadaran yang
tinggi tanpa adanya
paksaan dan harus
dilakukan oleh segenap
bangsa Indonesia
tanpa memandang
perbedaan.
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Sumber : id.wikipedia.org
C. PENTINGNYA MEMAHAMI
KEBERAGAMAN DI INDONESIA
14. PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
TOLERANSI adalah sikap terbuka, menghormati, dan
menghargai perbedaan yang ada di antara sesama.
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
D. TOLERANSI TERHADAP KEBERAGAMAN NORMA,
SUKU, AGAMA, RAS, DAN ANTARGOLONGAN
15. PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Sumber : en.wikipedia.org
D. TOLERANSI TERHADAP KEBERAGAMAN NORMA,
SUKU, AGAMA, RAS, DAN ANTARGOLONGAN
Dengan adanya toleransi terhadap keberagaman norma, tatanan
masyarakat menjadi tertib dan damai.
16. PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Pasal 29 ayat (2) UUD
Negara Republik
Indonesia tahun
1945 mengatur
tentang kebebasan
memeluk agama dan
kepercayaan.
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Sumber : Clker-Free-Vector-Images, pixabay.com
D. TOLERANSI TERHADAP KEBERAGAMAN NORMA,
SUKU, AGAMA, RAS, DAN ANTARGOLONGAN
17. PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Tiap suku bangsa dan ras memiliki hak dan kewajiban yang
sama dalam memajukan Indonesia ke arah yang lebih baik.
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Sumber : en.wikipedia.org
D. TOLERANSI TERHADAP KEBERAGAMAN NORMA,
SUKU, AGAMA, RAS, DAN ANTARGOLONGAN
18. PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Keberagaman
antargolongan harus
disikapi dengan
bijaksana karena jika
tidak dapat
menimbulkan
kesenjangan.
Sumber
:
commons.wikimedia.org
D. TOLERANSI TERHADAP KEBERAGAMAN NORMA,
SUKU, AGAMA, RAS, DAN ANTARGOLONGAN
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN