Mencegah terjadinya kecelakaan kerja
Mencegah penyakit akibat kerja
Memelihara keamanan lingkungan kerja
Mencegah tindakan tidak aman
Memelihara kelancaran proses & produktivitas kerja
Identifikasi kondisi tidak aman
Identifikasi tindakan tidak aman
Menentukan penyebab dasar
Melakukan perbaikan
Bukan mencari kesalahan
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lainnya di tempat kerja/perusahaan selalu dalam keadaan selamat dan sehat, serta agar setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien (Kepmenaker Nomor 463/MEN/1993).
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yaitu bagian
dari system manajemen secara keseluruhan
SMK3 - sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012Ekhsan Hari Nuryanto
Penjelasan mengenai SMK3 - sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012:
1. Dasar Keselamatan & Kesehatan Kerja
2. Dasar hukum penerapan SMK3
3. 5 Prinsip dasar & 12 Elemen SMK3
Ingin pelatihan dan konsultasi demi mendapatkan sertifikat SMK3 berdasarkan PP No 50 Tahun 2012 dan OHSAS? silahkan hubungi ekhsan@solusimadani.com atau 081261725676.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan Bondan Winarno
Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) khususnya di wilayah pelabuhan memerlukan perhatian yang lebih intensif guna meminimalisir terjadinya kecelekaan kerja yang terjadi.
Tujuan jangka panjang dari penerapan K3 agar karyawan tetap tenang dalam melakukan pekerjaannya sekaligus mampu meningkatkan produktivitas. Sehingga tercipta lingkungan kerja yang aman, sehat, sejahtera, dan bebas dari kecelakaan kerja menuju peningkatan produktivitas.
Mencegah terjadinya kecelakaan kerja
Mencegah penyakit akibat kerja
Memelihara keamanan lingkungan kerja
Mencegah tindakan tidak aman
Memelihara kelancaran proses & produktivitas kerja
Identifikasi kondisi tidak aman
Identifikasi tindakan tidak aman
Menentukan penyebab dasar
Melakukan perbaikan
Bukan mencari kesalahan
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lainnya di tempat kerja/perusahaan selalu dalam keadaan selamat dan sehat, serta agar setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien (Kepmenaker Nomor 463/MEN/1993).
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yaitu bagian
dari system manajemen secara keseluruhan
SMK3 - sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012Ekhsan Hari Nuryanto
Penjelasan mengenai SMK3 - sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012:
1. Dasar Keselamatan & Kesehatan Kerja
2. Dasar hukum penerapan SMK3
3. 5 Prinsip dasar & 12 Elemen SMK3
Ingin pelatihan dan konsultasi demi mendapatkan sertifikat SMK3 berdasarkan PP No 50 Tahun 2012 dan OHSAS? silahkan hubungi ekhsan@solusimadani.com atau 081261725676.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan Bondan Winarno
Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) khususnya di wilayah pelabuhan memerlukan perhatian yang lebih intensif guna meminimalisir terjadinya kecelekaan kerja yang terjadi.
Tujuan jangka panjang dari penerapan K3 agar karyawan tetap tenang dalam melakukan pekerjaannya sekaligus mampu meningkatkan produktivitas. Sehingga tercipta lingkungan kerja yang aman, sehat, sejahtera, dan bebas dari kecelakaan kerja menuju peningkatan produktivitas.
Materi dasar-dasr keselamatan kerja; Difinisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Difnisi Bahaya, Sumber bahaya.
Materi ini disampaikan pada peserta didik Program Studi Teknik Pembuatan Benang AK-Tekstil Solo
2. Kesehatan dan Keselamatn Kerja
Pengertian K3:
Keselamatan yang berkaitan dengan mesin,
pesawat alat kerja, bahan dan proses
pengolahannya, tempat kerja dan
lingkungannya serta cara-cara melakukan
pekerjaan.
Sarana utama untuk pencegahan kecelakaan,
cacat, dan kematian sebagai akibat dari
kecelakaan kerja
3.
4. Penerapan K3 ( Keselamatan dan Kesehatan, Kerja )
pelaksanaanya memiliki beberapa SOP dan ada
dasar hukum pada pelaksanaanya. Di antaranya
adalah pada Undang – undang No 1 Tahun 1970
tentang keselamatan kerja, pada Permenaker No 5
Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan kerja yaitu :
UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja :
1. Adanya tenaga kerja yang bekerja disana
2. Tempat dimana melakukan pekerjaan
3. Adanya bahaya di tempat kerja
5. Memberikan fasilitas pakaian seragam kerja dan alas kaki sepatu
keselamatan (safety shoes) dan pekerja diwajibkan mengenakan
seragam dan sepatu keselamatan yang diberikan oleh semua
pekerja yang terlibat dalam produksi, bengkel maupun lapangan.
Memasang peringatan atau atribut K3LH seperti kata – kata atau
tulisan yang menjadikan ingatan pada pekerja untuk selalu sadar
akan keselamatan, kesehatan dan kebersihan di tempat atau
lingkungan perusahaan.
Memisahkan atau memilah sampah – sampah organic dan non
organic, organik (contoh : sampah - sampah dari tumbuhan dan
kertas) dan bukan organik (contoh : sampah – sampah dari
plastik).
Menerapkan K3LH sesuai SOP atau prosedur dan sistem kerja
yang ada.
CIRI- CIRI K3LH
6. Tujuan K3LH
Untuk melindungi para tenaga kerja atau
karyawan atas hak keselamatan, ketika
melakukan pekerjaannya untuk
kesejahteraan hidup maupun meningkatkan
produksi dan produktivitas nasional.
Untuk pemeliharaan sumber produksi, yang
digunakan secara aman dan efisien.
Untuk menjamin keselamatan setiap orang
yang ada di tempat kerja atau perusahaan.
7. Pengertian Kecelakaan
Kejadian yang tidak terduga (tidak ada unsur
kesengajaan) dan tidak diharapkan karena
mengakibatkan kerugian, baik material
maupun penderitaan bagi yang
mengalaminya.
Sabotase atau kriminal merupakan tindakan di
luar lingkup kecelakaan yang sebenarnya
8. Kerugian akibat kecelakaan Kerja
5 K
Kerusakan
Kekacauan Organisasi
Keluhan dan Kesedihan
Kelainan dan Cacat
Kematian
9. Klasifikasi Kecelakaan
1. Menurut jenis kecelakaan
- Terjatuh
- Tertimpa benda jatuh
- Tertumbuk atau terkena benda
- Terjepit oleh benda
- Gerakan yang melebihi kemampuan
- Pengaruh suhu tinggi
- Terkena sengatan arus listrik
- Tersambar petir
- Kontak dengan bahan-bahan berbahaya
10. Klasifikasi Kecelakaan (2)
2. Menurut sumber atau Penyebab Kecelakaan
a. Dari mesin
b. Alat angkut dan alat angkat
c. Bahan/zat berbahaya dan radiasi
d. Lingkungan kerja
11. Klasifikasi Kecelakaan (3)
3. Menurut Sifat Luka atau Kelainan
Patah tulang, memar, gegar otak, luka bakar,
keracunan mendadak, akibat cuaca, dsb
12. Pencegahan Kecelakaan
Kecelakaan dapat dihindari dengan:
1. Menerapkan peraturan perundangan
dengan penuh disiplin
2. Menerapkan standarisasi kerja yang telah
digunakan secara resmi
3. Melakukan pengawasan dengan baik
4. Memasang tanda-tanda peringatan
5. Melakukan pendidikan dan penyuluhan
kepada masyarakat
13. Penanggulangan Kecelakan
a. Penanggulangan Kebakaran
b. Penanggulangan Kebakaran akibat Instalasi
Listrik dan Petir
c. Penanggulangan Kecelakaan di dalam lift
d. Penanggulangan Kecelakaan terhadap zat
berbahaya
14. Penanggulangan Kebakaran
Jangan membuang puntung rokok yang masih
menyala di tempat yang mengandung bahan
yang mudah terbakar
Hindarkan sumber-sumber menyala di tempat
terbuka
Hindari awan debu yang mudah meledak
16. Alat pemadam kebakaran yang
terpasang tetap
1. Pemancar air otomatis
2. Pompa air
3. Pipa-pipa dan slang untuk aliran air
4. Alat pemadam kebakaran dengan bahan
kering CO2 atau busa
17. Penanggulangan kecelakaan
akibat Instalasi Listrik dan Petir
Buat instalasi listrik sesuai dengan aturan yang
berlaku
Gunakan sekering?MCB sesuai dengan ukuran
yang diperlukan
Gunakan kabel yang berstandar keamanan yang
baik
Ganti kabel yang telah usang atau cacat pada
instalasi atau peralatan listrik lain
Hindari percabangan sambungan antar rumah
Lakukan pengukuran kontinuitas penghantar,
tahanan isolasi, dan tahanan pentanahan secara
berkala
Gunakan instalasi penyalur petir sesuai standar
18. Penanggulangan Kecelakaan di
dalam Lift
Pasang rambu-rambu dan petunjuk yang mudah
dibaca oleh pengguna jika terjadi keadaan darurat
Jangan memberi muatan lift melebihi
kapasitasnya
Jangan membawa sumber api terbuka di dalam lift
Jangan merokok dan membuang puntung rokok di
dalam lift
Jika terjadi pemutusan aliran listrik, maka lift akan
berhenti di lantai terdekat dan pintu lift segera
terbuka sesaat setelah berhenti. Segera keluar
dari lift dengan hati-hati
19. Penanggulangan Kecelakaan thd
Zat Berbahaya
Pengertian bahan berbahaya:
Bahan-bahan yang selama pembuatannya,
pengolahannya, pengangkutannya,
penyimpanannya dan penggunaannya dapat
menimbulkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi,
mati lemas, keracunan, dan bahaya-bahaya
lainnya terhadap gangguan kesehatan orang
yang bersangkutan dengannya atau
menyebabkan kerusakan benda atau harta
kekayaan.
20. Jenis bahan berbahaya
1. Bahan-bahan eksplosif
2. Bahan-bahan yang mengoksidasi
3. Bahan-bahan yang mudah terbakar
4. Bahan-bahan beracun
5. Bahan korosif
6. Bahan-bahan radioaktif
21. Tindakan Pencegahan
Pemasangan label dan tanda peringatan
Pengolahan, pengangkutan dan penyimpanan
harus sesuai dengan ketentuan dan aturan
yang ada
Simpanlah bahan-bahan berbahaya di tempat
yang memenuhi syarat keamanan bagi
penyimpanan bahan tersebut
22. Simbol-simbol Tanda Bahaya
Tugas: cari simbol-simbol bahaya untuk:
Bahaya ledakan
Bahaya oksidasi
Bahaya kebakaran
Bahaya beracun
Bahaya pencemaran lingkungan
Bahaya iritasi
Bahaya radiasi ion
23. Pendekatan Keselamatan Lain
a. Perencanaan
b. Ketatarumahtanggaan yang baik dan teratur:
- menempatkan barang-barang di tempat
yang semestinya
- Menjaga kebersihan lingkungan dari bahan
berbahaya
c. Pakaian Kerja
d. Peralatan Perlindungan Diri
25. Pakaian Kerja
Hindari pakaian yang terlalu longgar,
banyak tali, baju berdasi, baju sobek,
kunci/gelang berantai jika bekerja pada
mesin-mesin yang bergerak
Hindari pakaian dari bahan seluloid jika
bekerja pada bahan yang mudah
meledak/terbakar
Hindari membawa atau menyimpan di
kantong baju barang-barang yang runcing,
benda tajam, bahan mudah terbakar
26. Peralatan Perlindungan Diri
Kacamata
Sepatu
Sarung Tangan
Helm Pengaman
Alat Pelindung telinga
Alat perlindungan paru-paru
Alat perlindungan lainnya
27. Organisasi Keselamatan Kerja
Tujuan utama: mengurangi tingkat
kecelakaan, sakit, cacat dan kematian akibat
kerja, dengan lingkungan kerja yang sehat,
bersih, aman dan nyaman
Di Amerika, organisasi keselamatan kerja bagi
pekerja swasta dibentuk dibawah OSHA
Di Indonesia, dibentuk di bawah Direktorat
Pembinaan Norma Keselamatan dan
Kesehatan Kerja