MODUL
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Keselamatan kerja adalah menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan, baik jasmaniah maupun rohaniah manusia serta hasil karya dan budayanya tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan manusia pada khususnya
Setiap pekerjaan yang beresiko tinggi membutuhkan penanganan khusus, contohnya Alat Pelindung Diri, yang akan meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
MODUL
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Keselamatan kerja adalah menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan, baik jasmaniah maupun rohaniah manusia serta hasil karya dan budayanya tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan manusia pada khususnya
Setiap pekerjaan yang beresiko tinggi membutuhkan penanganan khusus, contohnya Alat Pelindung Diri, yang akan meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
pelajaran geografi kelas 10
Geografi pada hakekatnya mempelajari permukaan bumi melalui pendekatan keruangan yang mengkaji keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan kewilayahannya. Pentransformasian pengetahuan geografi lebih efektif jika disajikan melalui media peta, hal ini karena peta merupakan media yang sangat penting dalam pem-belajaran geografi. Pembelajaran Geografi pada materi “Peta tentang pola dan bentuk-bentuk muka bumi” merasa belum mampu mengoptimalkan aktivitas siswa khususnya kemampuan membaca peta sehingga ber-pengaruh pada perolehan hasil belajar. Guru merasa kesulitan mem-belajarkan konsep-konsep geografi pada siswa. Hasil identifikasi awal, ditemukan beberapa indikator penyebab diantaranya: (1) minimnya kemampuan siswa menunjukkan letak suatu tempat/lokasi geografis tertentu, (2) kurangpahamnya siswa tentang orientasi peta (menentukan arah pada peta), (3) minimnya kemampuan siswa dalam mengartikan simbol-simbol yang ada pada peta, dan (4) kemampuan siswa mengungkap informasi yang ada pada peta sangat kurang. Pelatihan melengkapi peta diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam membaca peta sehingga ada peningkatan pada hasil belajar geografi.
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca peta. Kemampuan membaca peta tersebut meliputi: (1) kemampuan menunjukkan letak suatu tempat/ lokasi geografis tertentu, (2) kemampuan mengartikan/ membaca simbol-simbol yang ada pada peta, dan (3) kemampuan memahami orientasi peta (menentukan arah pada peta).
Dalam penelitian ini digunakan desain penelitian tindakan kelas model spiral Kemmis Taggart 1999. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dengan menggunakan rumus ”Gain Score” yaitu membandingkan data sebelum tindakan dengan data sesudah dilakukan tindakan. Tehnik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, angket, dan test. Instrumen penelitian adalah peneliti dan pedoman atau pengumpul data.
Hasil penelitian dalam tindakan siklus I, II, dan III pada pembelajaran geografi (materi peta tentang pola bentuk-bentuk muka bumi) melalui pelatihan melengkapi peta setelah dilakukan refleksi, evaluasi serta analisis statistik deskriptif ternyata memperoleh peningkatan dalam hal; pertama, kemampuan membaca peta pada pra tindakan hanya memperoleh nilai 50% akan tetapi setelah dilakukan tindakan dalam setiap siklus ternyata mengalami peningkatan yaitu 56% (siklus I), 63% (siklus II), dan 72% (siklus III); kedua, proses pembelajaran geografi (materi peta tentang pola bentuk-bentuk muka bumi) pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Rubaru melalui pelatihan melengkapi peta pada setiap siklus juga memperoleh peningkatan yaitu 63% (siklusI), 65% (siklus II), dan 70% (siklus III); ketiga, aktivitas belajar siswa pada setiap siklus mengalami peningkatan yaitu 50% (siklus I), 65% (siklus II), dan 75% (siklus III).
Temuan penelitian ini mendukung teori perkembangan yang dikemukakan Piaget dan Vygotsky bahwa pros
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfd1051231033
Tanah merupakan bagian terpenting dalam bidang pertanian, peranan tanah juga sangat kompleks bagi media perakaran tanaman. Tanah mampu menopang dan menyediakan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanah tersusun dari bahan mineral, bahan organik, udara dan air. Bahan mineral tersusun dari hasil aktivitas pelapukan bebatuan, sedangkan bahan organik berasal dari pelapukan serasah tumbuhan akibat adanya aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Salah satu jenis tanah adalah tanah sulfat masam. Tanah sulfat masam ini keberadaannya di daerah rawa pasang surut. Sering kali tanah sulfat masam dijumpai pada lahan gambut terdegradasi yang mengakibatkan tanah mengandung pirit (FeS2) naik kepermukaan. Tanah sulfat masam yang mengandung pirit ini juga mengganggu pertumbuhan tanaman. Terganggunya pertumbuhan tanaman menyebabkan lahan ini nantinya akan ditinggalkan petani bila tidak dilakukan usaha perbaikan atau menjadi lahan bongkor.
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfd1051231031
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan seperti pepohonan maupun semak-semak, kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (Ground fire), membakar bahan organicmelalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar ataupun pohon yang bagian atasnya terbakar. Selanjutnya api menjalar secara vertical dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang Nampak di atas permukaan, yang sering dikenal dengan kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan yang bersifat masiv. Oleh karena peristiwa kebakaran tersebut terjadi di bawah tanah dan tidak nampak di permukaanselain itu tanahnya merupakan tanah basah/gambut yang mengandung air maka proses kegiatan pemadamannya tentu akan menimbulkan kesulitan.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...aisyrahadatul14
Pencemaran udara adalah pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer, seperti polusi industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah. Dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Udara yang tercemar dapat merusak lapisan ozon, memicu perubahan iklim, dan mengurangi kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Bagi makhluk hidup, pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan bahkan kematian. Lingkungan juga terdampak dengan terganggunya ekosistem dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...d1051231079
Hujan asam merupakan kombinasi ringan dari asam sulfat dan asam nitrat. Hujan asam biasanya terjadi di daerah-daerah yang padat penduduk dan banyaknya aktivitas manusia dalam kegiatan transportasi. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari kegiatan industri dan transportasi merupakan penyebab terjadinya peristiwa hujan asam apabila emisi gas tersebut bereaksi dengan air hujan, dimana senyawa yang bersifat asam terbentuk. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari aktivitas manusia dapat berubah menjadi nitrat (NO3 - ) dan sulfat (SO4 2-) melalui proses fisika dan kimia yang kompleks. Sulfat dan nitrat lebih banyak berbentuk asam yang terlarut dalam air hujan. Keasaman air hujan berhubungan erat dengan konsentrasi SO2 dan NO2 yang terlarut di dalam air hujan. Semakin tinggi konsentrasi SO2 dan NO2 , maka dapat mengakibatkan nilai keasaman air hujan semakin asam .Deposisi asam yang berasal dari emisi antropogenik SO2 dan NOx , memiliki pengaruh besar pada biogeokimia, dan menyebabkan pengasaman tanah dan air permukaan, eutrofikasi ekosistem darat dan air dan penurunan keanekaragaman hayati di banyak wilayah.
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...d1051231053
Gambut merupakan tanah yang memiliki karakteristik unik. Lahan gambut yang begitu luas di beberapa pulau besar di Indonesia, menjadikan pengelolaan lahan gambut sering dilakukan, terutama dalam peralihan fungsi menjadi perkebunan, pertanian, hingga pemukiman. Pada studi kasus ini lebih berfokus pada degradasi lahan gambut menjadi media tanam, proses, dampak, serta upaya pemulihan dampak yang dihasilkan dari degradasi lahan gambut tersebut
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
16000479373.ManagementAPD.pdf
1.
2. UU NO.1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
▪ PASAL 3 AYAT 1 F YAITU DENGAN PERATURAN PERUNDANGAN DITETAPKAN SYARAT –
SYARAT KESELAMATAN KERJA UNTUK MEMBERI ALAT – ALAT PERLINDUNGAN DIRI PADA
PARA PEKERJA
▪ PASAL 9 AYAT 2 YAITU PENGURUS DIWAJIBKAN MENUNJUKKAN DAN MENJELASKAN
PADA TIAP TENAGA KERJA BARU TENTANG ALAT – ALAT PERLINDUNGAN DIRI BAGI
TENAGA KERJA YANG BERSANGKUTAN
▪ PASAL 12 B YAITU DENGAN PERATURAN PERUNDANGAN DIATUR KEWAJIBAN DAN ATAU
HAK TENAGA KERJA UNTUK MEMAKAI ALAT ALAT PERLINDUNGAN DIRI YANG
DIWAJIBKAN
▪ PASAL 14 C YAITU PENGURUS DIWAJIBKAN MENYEDIAKAN SECARA CUMA – CUMA,
SEMUA ALAT PERLINDUNGAN DIRI YANG DIWAJIBKAN PADA TENAGA KERJA YANG
BERADA DI BAWAH PIMPINANNYA DAN MENYEDIAKAN BAGI SETIAP ORANG LAIN YANG
MEMASUKI TEMPAT KERJA TERSEBUT, DISERTAI DENGAN PETUNJUK – PETUNJUK YANG
DIPERLUKAN MENURUT PETUNJUK PEGAWAI PENGAWAS ATAU AHLI – AHLI
KESELAMATAN KERJA
3. PER.08 / MEN / VII / 2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI
▪ PASAL 2 AYAT 1 PENGUSAHA WAJIB MENYEDIAKAN APD BAGI PEKERJA/BURUH DI
TEMPAT KERJA.
▪ PASAL 2 AYAT 2 APD HARUS SESUAI DENGAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI)
ATAU STANDAR YANG BERLAKU.
▪ PASAL 2 AYAT 3 APD WAJIB DIBERIKAN OLEH PENGUSAHA SECARA CUMA-CUMA.
▪ PASAL 5 PENGUSAHA ATAU PENGURUS WAJIB MENGUMUMKAN SECARA TERTULIS DAN
MEMASANG RAMBU-RAMBU MENGENAI KEWAJIBAN PENGGUNAAN APD DI TEMPAT
KERJA.
▪ PASAL 6 AYAT 1 PEKERJA/BURUH DAN ORANG LAIN YANG MEMASUKI TEMPAT KERJA
WAJIB MEMAKAI ATAU MENGGUNAKAN APD SESUAI DENGAN POTENSI BAHAYA DAN
RISIKO.
▪ PASAL 6 AYAT 2 PEKERJA/BURUH BERHAK MENYATAKAN KEBERATAN UNTUK
MELAKUKAN PEKERJAAN APABILA APD YANG DISEDIAKAN TIDAK MEMENUHI
KETENTUAN DAN PERSYARATAN.
4.
5. Alat Pelindung Diri → Personal Protective
Equipments (PPE)
Alat pelindung diri adalah suatu alat yang
mempunyai kemampuan untuk melindungi
seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya
mengisolasi tenaga kerja dari bahaya di
tempat kerja
6. Tujuan dari penggunaan APD adalah untuk
mencegah terjadinya perpindahan energi /
kontak antara pekerja dengan material /
mesin yang digunakan pada saat bekerja
sehingga menimbulkan kecelakaan / cacat /
luka / penyakit akibat kerja.
7. Dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat perkakas,
peralatan atau instalasi yang berbahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan,
kebakaran atau peledakan;
Dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut atau disimpan
bahan atau barang yang dapat meledak, mudah terbakar, korosif, beracun,
menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi atau bersuhu rendah;
Dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau pembongkaran
rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan perairan, saluran atau
terowongan di bawah tanah dan sebagainya atau di mana dilakukan pekerjaan
persiapan;
Dilakukan penyelaman, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air;
Dilakukan pekerjaan pada ketinggian di atas permukaan tanah atau perairan;
Dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau rendah;
Dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan,
terkena pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau terpelanting;
Dilakukan pekerjaan dalam ruang terbatas tangki, sumur atau lubang;
Terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu, kotoran, api, asap, gas,
hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran;
8. Alat pelindung diri meliputi :
▪ Pelindung kepala,
▪ Pelindung mata dan muka,
▪ Pelindung telinga,
▪ Pelindung pernapasan beserta perlengkapannya,
▪ Pelindung tangan,
▪ Pelindung kaki.
Yang termasuk APD,
▪ Pakaian pelindung,
▪ Alat pelindung jatuh perorangan,
▪ Pelampung.
9. Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi
badan sebagian atau seluruh bagian badan dari
bahaya temperatur panas atau dingin yang
ekstrim, pajanan api dan benda-benda panas,
percikan bahan-bahan kimia, cairan dan logam
panas, uap panas, benturan (impact) dengan
mesin, peralatan dan bahan, tergores, radiasi,
binatang, mikro-organisme patogen dari
manusia, binatang, tumbuhan dan lingkungan
seperti virus, bakteri dan jamur.
Jenis pakaian pelindung terdiri dari rompi
(Vests), celemek (Apron/Coveralls), Jacket, dan
pakaian pelindung yang menutupi sebagian
atau seluruh bagian badan.
10. Alat pelindung kepala adalah alat pelindung
yang berfungsi untuk melindungi kepala dari
benturan, terantuk, kejatuhan atau terpukul
benda tajam atau benda keras yang melayang
atau meluncur di udara, terpapar oleh radiasi
panas, api, percikan bahan-bahan kimia, jasad
renik (mikro organisme) dan suhu yang ekstrim.
Jenis alat pelindung kepala terdiri dari helm
pengaman (safety helmet), topi atau tudung
kepala, penutup atau pengaman rambut, dan lain-
lain.
11. Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi
kaki dari tertimpa atau berbenturan dengan
benda-benda berat, tertusuk benda tajam,
terkena cairan panas atau dingin, uap panas,
terpajan suhu yang ekstrim, terkena bahan kimia
berbahaya dan jasad renik, tergelincir.
Jenis Pelindung kaki berupa sepatu
keselamatan pada pekerjaan peleburan,
pengecoran logam, industri, kontruksi
bangunan, pekerjaan yang berpotensi bahaya
peledakan, bahaya listrik, tempat kerja yang
basah atau licin, bahan kimia dan jasad renik,
dan/atau bahaya binatang dan lain-lain.
12. Pelindung tangan (sarung tangan) adalah alat
pelindung yang berfungsi untuk melindungi
tangan dan jari-jari tangan dari pajanan api, suhu
panas, suhu dingin, radiasi elektromagnetik,
radiasi mengion, arus listrik, bahan kimia,
benturan, pukulan dan tergores, terinfeksi zat
patogen (virus, bakteri) dan jasad renik.
Jenis pelindung tangan terdiri dari sarung tangan
yang terbuat dari logam, kulit, kain kanvas, kain
atau kain berpelapis, karet, dan sarung tangan
yang tahan bahan kimia.
13.
14. Alat pelindung mata dan muka adalah alat
pelindung yang berfungsi untuk melindungi
mata dan muka dari paparan bahan kimia
berbahaya, paparan partikel-partikel yang
melayang di udara dan di badan air, percikan
benda-benda kecil, panas, atau uap panas, radiasi
gelombang elektromagnetik yang mengion
maupun yang tidak mengion, pancaran cahaya,
benturan atau pukulan benda keras atau benda
tajam.
Jenis alat pelindung mata dan muka terdiri
dari kacamata pengaman (spectacles), goggles,
tameng muka (face shield), masker selam,
tameng muka dan kacamata pengaman dalam
kesatuan (full face masker).
15. Alat pelindung telinga adalah alat pelindung yang berfungsi untuk
melindungi alat pendengaran terhadap kebisingan atau tekanan.
Jenis alat pelindung telinga terdiri dari sumbat telinga (ear plug) dan
penutup telinga (ear muff).
16. Alat pelindung pernapasan beserta
perlengkapannya adalah alat pelindung yang
berfungsi untuk melindungi organ pernapasan
dengan cara menyalurkan udara bersih dan
sehat dan/atau menyaring cemaran bahan
kimia, mikro-organisme, partikel yang berupa
debu, kabut (aerosol), uap, asap, gas/ fume,
dan sebagainya.
Jenis alat pelindung pernapasan dan
perlengkapannya terdiri dari masker, respirator,
katrit, kanister, Re-breather, Airline respirator,
Continues Air Supply Machine=Air Hose Mask
Respirator, tangki selam dan regulator (Self-
Contained Underwater Breathing Apparatus
/SCUBA), Self-Contained Breathing Apparatus
(SCBA), dan emergency breathing apparatus.
17. Alat pelindung jatuh perorangan berfungsi membatasi gerak pekerja
agar tidak masuk ke tempat yang mempunyai potensi jatuh atau
menjaga pekerja berada pada posisi kerja yang diinginkan dalam
keadaan miring maupun tergantung dan menahan serta membatasi
pekerja jatuh sehingga tidak membentur lantai dasar.
Jenis alat pelindung jatuh perorangan terdiri dari sabuk pengaman
tubuh (harness), karabiner, tali koneksi (lanyard), tali pengaman
(safety rope), alat penjepit tali (rope clamp), alat penurun (decender),
alat penahan jatuh bergerak (mobile fall arrester), dan lain-lain.
18. Pelampung berfungsi melindungi pengguna yang bekerja di atas air
atau dipermukaan air agar terhindar dari bahaya tenggelam dan atau
mengatur keterapungan (buoyancy) pengguna agar dapat berada pada
posisi tenggelam (negative buoyant) atau melayang (neutral buoyant) di
dalam air.
Jenis pelampung terdiri dari jaket keselamatan (life jacket), rompi
keselamatan (life vest), rompi pengatur keterapungan (Bouyancy Control
Device).
19. PASAL 7 AYAT 1
Pengusaha atau Pengurus wajib melaksanakan manajemen APD di
tempat kerja.
PASAL 7 AYAT 2
Manajemen APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
▪ Identifikasi kebutuhan dan syarat APD;
▪ Pemilihan APD yang sesuai dengan jenis bahaya dan kebutuhan/kenyamanan
Pekerja/Buruh;
▪ Pelatihan;
▪ Penggunaan, perawatan, dan penyimpanan;
▪ Penatalaksanaan pembuangan atau pemusnahan;
▪ Pembinaan;
▪ Inspeksi; dan
▪ Evaluasi dan pelaporan.
20. Mampu menghindari energi berbahaya pada keadaan
tertentu
Bahan yang dipakai berkualitas baik
Bentuknya sesuai dengan bentuk tubuh
Dirancang dengan baik dan memiliki penampilan yang
menarik
Mudah untuk melakukan pekerjaan
Mudah untuk dipakai dan menanggalkannya
Tidak menimbulkan beban pada gerakan tubuh
Memenuhi standard
Memiliki sertifikat
21. Dipilih dan dipakai sesuai dengan kondisi lingkungan, potensi
bahaya dan waktu pemakaian
Penggunaan secara benar sesuai dengan pentunjuk
pemakaian
Tenaga kerja harus dilatih secara berkala baik pemakaian dan
pemeliharaan
Laporkan apabila ada perubahan pada bagian APD
Mengisi form log book terkait dengan penggunaan APD
22. Pemeriksaan APD
Periksa keberadaan
Periksa kelengkapan
Periksa fungsional
Periksa kebersihan
Perawatan
Bersihkan dengan air bersih,
Hindari penggunaan bahan kimia untuk membersihkan,
Keringkan sebelum disimpan
Penyimpanan
Simpan sesuai dengan kelompoknya
Jauhkan dari sinar matahari
Simpan dengan ventilasi yang baik
Jauhkan dengan peralatan yang mengeluarkan radiasi
Jauhkan dari bahan kimia
23. PASAL 8
1) APD yang rusak, retak atau tidak dapat berfungsi dengan baik
harus dibuang dan/atau dimusnahkan.
2) APD yang habis masa pakainya/kadaluarsa serta mengandung bahan
berbahaya, harus dimusnahkan sesuai dengan peraturan perundangan-
undangan.
3) Pemusnahan APD yang mengandung bahan berbahaya harus
dilengkapi dengan berita acara pemusnahan.
24. Kemampuan perlindungan yang kurang
sempurna
▪ Tidak tepat
▪ Salah cara penggunaan
▪ Kualitas APD
Sering APD tidak dipakai karena kurang nyaman
Mengganggu penampilan
dll