Kerajaan Aceh berdiri pada abad ke-16 di bawah kepemimpinan Sultan Ali Mughayat Syah. Pada masa Sultan Iskandar Muda (1590-1636), Aceh mencapai puncak kejayaannya sebagai salah satu pusat perdagangan terbesar di Asia Tenggara. Namun, kemunduran Aceh dimulai setelah kematian Sultan Iskandar Thani pada 1641 akibat konflik internal. Pada akhir abad ke-19, Aceh mulai terlibat konflik
Kesultanan Aceh mengalami masa keemasan pada abad ke-16 di bawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda antara 1607-1636, ketika ekonomi, politik, dan pengaruh militer Aceh meningkat signifikan. Aceh memperluas wilayahnya hingga Johor dan Pahang serta menjalin hubungan dagang dan diplomasi yang kuat dengan Turki Utsmani dan negara-negara Eropa. Namun kekuasaan Aceh mulai runtuh setelah Belanda menakl
Kesultanan Aceh didirikan pada abad ke-16 di Pulau Sumatra bagian utara dengan ibu kota Bandar Aceh. Pada masa kejayaannya di bawah Sultan Iskandar Muda pada abad ke-17, Kesultanan Aceh menguasai wilayah semenanjung Malaya dan menjadi pusat perdagangan internasional yang makmur. Namun kemunduran mulai terjadi setelah ditaklukkan oleh Belanda pada abad ke-19.
Kerajaan Aceh mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636), ketika wilayahnya meluas hingga Semenanjung Malaya dan perdagangannya merambah sampai Timur Tengah. Namun setelah kematiannya, pertikaian internal antara golongan bangsawan dan ulama serta pemberontakan daerah bawahan melemahkan Aceh, hingga akhirnya jatuh ke tangan Belanda pada abad
Kesultanan Aceh didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada tahun 1496 dan meliputi wilayah Daya, Pedir, Lidie, dan Nakur. Pada tahun 1524, wilayah Pasai juga menjadi bagian dari Aceh. Kesultanan ini berusaha memperluas wilayah dan melawan penjajahan Portugis. Beberapa sultan penting adalah Sultan Salahuddin (1530-1539), Sultan Alauddin Riayat Syah (1539-1571), dan Sultan Iskandar Muda (1607
Dokumen tersebut membahas tentang dua kerajaan besar di Sumatera pada abad pertengahan, yaitu Kerajaan Samudra Pasai dan Kerajaan Aceh. Kerajaan Samudra Pasai didirikan pada abad ke-13 oleh Nizamudin Al-Kamil dan mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Malikul Thahir sebagai pusat perdagangan internasional. Kerajaan Aceh berdiri pada abad ke-16 dan menjadi kerajaan Islam terku
Kerajaan Aceh berdiri pada abad ke-15 Masehi di bawah kepemimpinan Sultan Ali Mughayat Syah. Pada masa Sultan Iskandar Muda (1607-1636), Kerajaan Aceh mencapai puncak kejayaannya dengan memperluas wilayah dan perdagangan internasional yang maju. Namun, setelah masa Sultan Iskandar Muda, Kerajaan Aceh mulai melemah akibat persaingan internal dan pemekaran wilayah sebelum akhirnya
Kesultanan Aceh mengalami masa keemasan pada abad ke-16 di bawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda antara 1607-1636, ketika ekonomi, politik, dan pengaruh militer Aceh meningkat signifikan. Aceh memperluas wilayahnya hingga Johor dan Pahang serta menjalin hubungan dagang dan diplomasi yang kuat dengan Turki Utsmani dan negara-negara Eropa. Namun kekuasaan Aceh mulai runtuh setelah Belanda menakl
Kesultanan Aceh didirikan pada abad ke-16 di Pulau Sumatra bagian utara dengan ibu kota Bandar Aceh. Pada masa kejayaannya di bawah Sultan Iskandar Muda pada abad ke-17, Kesultanan Aceh menguasai wilayah semenanjung Malaya dan menjadi pusat perdagangan internasional yang makmur. Namun kemunduran mulai terjadi setelah ditaklukkan oleh Belanda pada abad ke-19.
Kerajaan Aceh mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636), ketika wilayahnya meluas hingga Semenanjung Malaya dan perdagangannya merambah sampai Timur Tengah. Namun setelah kematiannya, pertikaian internal antara golongan bangsawan dan ulama serta pemberontakan daerah bawahan melemahkan Aceh, hingga akhirnya jatuh ke tangan Belanda pada abad
Kesultanan Aceh didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada tahun 1496 dan meliputi wilayah Daya, Pedir, Lidie, dan Nakur. Pada tahun 1524, wilayah Pasai juga menjadi bagian dari Aceh. Kesultanan ini berusaha memperluas wilayah dan melawan penjajahan Portugis. Beberapa sultan penting adalah Sultan Salahuddin (1530-1539), Sultan Alauddin Riayat Syah (1539-1571), dan Sultan Iskandar Muda (1607
Dokumen tersebut membahas tentang dua kerajaan besar di Sumatera pada abad pertengahan, yaitu Kerajaan Samudra Pasai dan Kerajaan Aceh. Kerajaan Samudra Pasai didirikan pada abad ke-13 oleh Nizamudin Al-Kamil dan mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Malikul Thahir sebagai pusat perdagangan internasional. Kerajaan Aceh berdiri pada abad ke-16 dan menjadi kerajaan Islam terku
Kerajaan Aceh berdiri pada abad ke-15 Masehi di bawah kepemimpinan Sultan Ali Mughayat Syah. Pada masa Sultan Iskandar Muda (1607-1636), Kerajaan Aceh mencapai puncak kejayaannya dengan memperluas wilayah dan perdagangan internasional yang maju. Namun, setelah masa Sultan Iskandar Muda, Kerajaan Aceh mulai melemah akibat persaingan internal dan pemekaran wilayah sebelum akhirnya
First, I would like to say 'thank you' to google, flicker, nounproject and all blogger that already helped me to made this (whoever you are :v) and also to social media(s), my laptop and my galaxy young that always staying up and waiting for me even in midnight like this, you're the real MVP :v
and for the last (but not least), thanks to me for made this until the end ALONE (even I know that this isn't good enough :p) #apasih
andddddd.... link for the ppt https://drive.google.com/file/d/0BwY46ZDvBngAWTVLTlRwbGpldnM/view?usp=sharing
P.S : you need to have BEBAS NEUE, and drawing with marker font for the original ver. google it by yourself!
Kerajaan Aceh didirikan pada 1496 dan mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Iskandar Muda (1607-1636) dengan menaklukkan wilayah seperti Pahang dan melakukan serangan ke Melaka. Namun kemudian Kerajaan Aceh mulai mengalami kemunduran akibat perebutan tahta, melemahnya perdagangan, dan menguatnya pengaruh Belanda.
Kerajaan Aceh merupakan kerajaan Islam yang berdiri di Aceh, Sumatra Utara pada abad ke-15. Pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda pada abad ke-17, Kerajaan Aceh mengalami masa keemasannya dengan berhasil mengalahkan Portugis. Namun kemudian Kerajaan Aceh mengalami kemunduran akibat penguasaan Belanda di Sumatra dan perebutan tahta.
Kesultanan Aceh Darussalam mencapai masa keemasannya pada pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636) melalui ekspansi wilayah dan kekuasaan di Selat Malaka. Namun, Kesultanan Aceh mulai mengalami kemunduran sejak kematian Sultan Iskandar Tsani pada 1641 dan akhirnya jatuh ke tangan Belanda pada 1904 setelah Perang Aceh yang berkepanjangan.
Dokumen tersebut membahas sejarah Kesultanan Siak Sri Inderapura, mulai dari pendirian kerajaan pada tahun 1723 hingga masa kemunduran pada abad ke-19. Disebutkan juga tokoh-tokoh penguasa Siak dan peristiwa penting yang terjadi pada masa kejayaan maupun kemunduran kerajaan tersebut. Warisan sejarah Siak Sri Inderapura antara lain Balai Kerapatan Tinggi, Istana Siak Sri Inderapura, tari
Sejarah Aceh diawali dengan kerajaan Lamuri pada abad ke-6. Kemudian berkembang menjadi Samudera Pasai yang memeluk Islam pada abad ke-13 di bawah Malik Al Saleh. Samudera Pasai kemudian berkembang menjadi Kesultanan Aceh yang kuat di bawah Sultan Iskandar Muda pada abad ke-16-17, melawan penjajahan Portugis dan menguasai wilayah Sumatra bagian barat dan Semenanjung Melayu.
1. Kerajaan Aceh didirikan pada tahun 1514 M oleh Sultan Ali Mughayat Syah setelah runtuhnya Kerajaan Samudera Pasai.
2. Pada awalnya wilayah Aceh hanya meliputi Banda Aceh dan Aceh Besar, namun berkembang menjadi kerajaan yang kuat dengan wilayah yang luas.
3. Ekonomi Aceh berkembang dari perdagangan komoditas seperti minyak tanah, belerang, kapur, emas, dan sut
Aya Sophia: Sejarah Penubuhan Penelitian dari Aspek Seni BinaKOSPATI UKM
Ringkasan dokumen ini adalah:
Aya Sophia merupakan gereja yang dibina pada abad ke-6 di Istanbul yang kemudian dijadikan masjid setelah ditaklukkan oleh Uthmaniyyah pada abad ke-15. Ia memiliki struktur seni bina yang unik dengan kubah besar dan hiasan Islam serta Kristian. Statusnya sebagai masjid, muzium, dan masjid kembali menimbulkan isu-isu perundangan dan sejarah.
Kerajaan Uthmaniyyah memberikan sumbangan penting dalam bidang pentadbiran, perundangan, ekonomi, sosial, pendidikan, dan budaya. Sultan Sulaiman mengatur sistem pentadbiran secara teratur dan menyusun undang-undang untuk empayar. Kerajaan ini juga menyatukan dunia Islam, mempertahankan tanah suci Islam, dan mengembangkan perdagangan antarabangsa.
Mengenal Peradaban Islam di Turki; Turki Usmani; Melalui Pendekatan HistorisMahenahen
Teks ini membahas sejarah berdirinya Dinasti Turki Usmani di Turki. Dinasti ini bermula dari suku kecil bernama Qoyigh Oghus yang melarikan diri dari Mongol dan ditolong oleh Turki Saljuk. Setelah Saljuk runtuh, Usman bin Erthogrul mendirikan Dinasti Turki Usmani. Dinasti ini berkembang menjadi kekaisaran Islam terbesar di bawah Sultan-sultan seperti Orkhan dan Murad I.
SEJARAH T4 KBSM Bab 7 - Islam di Asia TenggaraFasyah Tutor
Islam tersebar di Asia Tenggara melalui pedagang Arab, India, dan China yang berdagang di kawasan ini. Pengaruh kebudayaan dan nilai-nilai Islam para pedagang ini menarik minat penduduk setempat untuk memeluk agama Islam, terutamanya melalui perkahwinan dan hubungan perdagangan. Pengislaman para raja dan golongan bangsawan juga memudahkan penyebaran agama Islam di kalangan rakyat jelata. Berdirinya kerajaan-kerajaan Islam
Kesultanan Aceh Darussalam merupakan salah satu kerajaan Islam yang berdiri di Aceh, Sumatera Utara pada abad ke-14. Pada masa kejayaannya di bawah Sultan Iskandar Muda pada abad ke-17, Kesultanan Aceh memperluas wilayahnya hingga menaklukkan Pahang dan Melaka serta menjadi kekuatan utama di Samudera Hindia. Kesultanan ini memiliki sistem pemerintahan yang kuat di bawah kepemimpinan Sultan.
First, I would like to say 'thank you' to google, flicker, nounproject and all blogger that already helped me to made this (whoever you are :v) and also to social media(s), my laptop and my galaxy young that always staying up and waiting for me even in midnight like this, you're the real MVP :v
and for the last (but not least), thanks to me for made this until the end ALONE (even I know that this isn't good enough :p) #apasih
andddddd.... link for the ppt https://drive.google.com/file/d/0BwY46ZDvBngAWTVLTlRwbGpldnM/view?usp=sharing
P.S : you need to have BEBAS NEUE, and drawing with marker font for the original ver. google it by yourself!
Kerajaan Aceh didirikan pada 1496 dan mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Iskandar Muda (1607-1636) dengan menaklukkan wilayah seperti Pahang dan melakukan serangan ke Melaka. Namun kemudian Kerajaan Aceh mulai mengalami kemunduran akibat perebutan tahta, melemahnya perdagangan, dan menguatnya pengaruh Belanda.
Kerajaan Aceh merupakan kerajaan Islam yang berdiri di Aceh, Sumatra Utara pada abad ke-15. Pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda pada abad ke-17, Kerajaan Aceh mengalami masa keemasannya dengan berhasil mengalahkan Portugis. Namun kemudian Kerajaan Aceh mengalami kemunduran akibat penguasaan Belanda di Sumatra dan perebutan tahta.
Kesultanan Aceh Darussalam mencapai masa keemasannya pada pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636) melalui ekspansi wilayah dan kekuasaan di Selat Malaka. Namun, Kesultanan Aceh mulai mengalami kemunduran sejak kematian Sultan Iskandar Tsani pada 1641 dan akhirnya jatuh ke tangan Belanda pada 1904 setelah Perang Aceh yang berkepanjangan.
Dokumen tersebut membahas sejarah Kesultanan Siak Sri Inderapura, mulai dari pendirian kerajaan pada tahun 1723 hingga masa kemunduran pada abad ke-19. Disebutkan juga tokoh-tokoh penguasa Siak dan peristiwa penting yang terjadi pada masa kejayaan maupun kemunduran kerajaan tersebut. Warisan sejarah Siak Sri Inderapura antara lain Balai Kerapatan Tinggi, Istana Siak Sri Inderapura, tari
Sejarah Aceh diawali dengan kerajaan Lamuri pada abad ke-6. Kemudian berkembang menjadi Samudera Pasai yang memeluk Islam pada abad ke-13 di bawah Malik Al Saleh. Samudera Pasai kemudian berkembang menjadi Kesultanan Aceh yang kuat di bawah Sultan Iskandar Muda pada abad ke-16-17, melawan penjajahan Portugis dan menguasai wilayah Sumatra bagian barat dan Semenanjung Melayu.
1. Kerajaan Aceh didirikan pada tahun 1514 M oleh Sultan Ali Mughayat Syah setelah runtuhnya Kerajaan Samudera Pasai.
2. Pada awalnya wilayah Aceh hanya meliputi Banda Aceh dan Aceh Besar, namun berkembang menjadi kerajaan yang kuat dengan wilayah yang luas.
3. Ekonomi Aceh berkembang dari perdagangan komoditas seperti minyak tanah, belerang, kapur, emas, dan sut
Aya Sophia: Sejarah Penubuhan Penelitian dari Aspek Seni BinaKOSPATI UKM
Ringkasan dokumen ini adalah:
Aya Sophia merupakan gereja yang dibina pada abad ke-6 di Istanbul yang kemudian dijadikan masjid setelah ditaklukkan oleh Uthmaniyyah pada abad ke-15. Ia memiliki struktur seni bina yang unik dengan kubah besar dan hiasan Islam serta Kristian. Statusnya sebagai masjid, muzium, dan masjid kembali menimbulkan isu-isu perundangan dan sejarah.
Kerajaan Uthmaniyyah memberikan sumbangan penting dalam bidang pentadbiran, perundangan, ekonomi, sosial, pendidikan, dan budaya. Sultan Sulaiman mengatur sistem pentadbiran secara teratur dan menyusun undang-undang untuk empayar. Kerajaan ini juga menyatukan dunia Islam, mempertahankan tanah suci Islam, dan mengembangkan perdagangan antarabangsa.
Mengenal Peradaban Islam di Turki; Turki Usmani; Melalui Pendekatan HistorisMahenahen
Teks ini membahas sejarah berdirinya Dinasti Turki Usmani di Turki. Dinasti ini bermula dari suku kecil bernama Qoyigh Oghus yang melarikan diri dari Mongol dan ditolong oleh Turki Saljuk. Setelah Saljuk runtuh, Usman bin Erthogrul mendirikan Dinasti Turki Usmani. Dinasti ini berkembang menjadi kekaisaran Islam terbesar di bawah Sultan-sultan seperti Orkhan dan Murad I.
SEJARAH T4 KBSM Bab 7 - Islam di Asia TenggaraFasyah Tutor
Islam tersebar di Asia Tenggara melalui pedagang Arab, India, dan China yang berdagang di kawasan ini. Pengaruh kebudayaan dan nilai-nilai Islam para pedagang ini menarik minat penduduk setempat untuk memeluk agama Islam, terutamanya melalui perkahwinan dan hubungan perdagangan. Pengislaman para raja dan golongan bangsawan juga memudahkan penyebaran agama Islam di kalangan rakyat jelata. Berdirinya kerajaan-kerajaan Islam
Kesultanan Aceh Darussalam merupakan salah satu kerajaan Islam yang berdiri di Aceh, Sumatera Utara pada abad ke-14. Pada masa kejayaannya di bawah Sultan Iskandar Muda pada abad ke-17, Kesultanan Aceh memperluas wilayahnya hingga menaklukkan Pahang dan Melaka serta menjadi kekuatan utama di Samudera Hindia. Kesultanan ini memiliki sistem pemerintahan yang kuat di bawah kepemimpinan Sultan.
Demokrasi liberal melindungi hak individu dari kekuasaan pemerintah. Dokumen ini membahas kabinet-kabinet Indonesia sejak merdeka sampai 1959, termasuk program dan tantangan ekonomi. Pelaksanaan demokrasi terpimpin memberikan kekuasaan besar kepada presiden.
Di Riau terdapat 3 kerajaan Islam, salah satunya adalah Kerajaan Siak Sri Indrapura yang berdiri sejak 1723-1946. Kerajaan ini menjadi daerah kekuasaan Malaka dan terikat perjanjian perdagangan. Kerajaan Siak menghasilkan berbagai komoditas seperti padi, madu, dan emas. Tradisi Ghatib Beranyut merupakan tradisi ritual kerajaan untuk menolak bala dengan dzikir dan doa di sungai.
Dokumen tersebut membahas tentang perwakilan diplomatik antar negara. Perwakilan diplomatik berfungsi untuk mewakili negara pengirim dan melindungi kepentingannya di negara penerima. Perwakilan diplomatik juga berupaya memelihara hubungan persahabatan antar kedua negara.
Kerajaan Samudera Pasai didirikan oleh Marah Silu pada abad ke-13 di muara Sungai Pasai, Aceh. Kerajaan ini berkembang menjadi pusat perdagangan dan penyebaran agama Islam di kawasan tersebut hingga akhirnya melemah karena persaingan dari Malaka dan Aceh.
Kerajaan Aceh didirikan pada 1514 dan mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Iskandar Muda (1607-1636) dengan menaklukkan wilayah sekitarnya. Aceh menjadi kerajaan Islam yang kuat karena sistem pendidikan militer dan pertahanannya melawan penjajahan Eropa, tetapi mulai mengalami kemunduran setelah kematian Sultan Iskandar Muda akibat kekalahan melawan Portugal dan tidak adanya pemimpin yang tangguh.
Kerajaan Islam Aceh Darussalam didirikan pada abad ke-14 M setelah kemunduran Kerajaan Samudera Pasai. Kerajaan Aceh mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Iskandar Muda (1607-1636) dengan menaklukan wilayah seperti Pahang, Kedah, dan menyerang Portugis di Malaka. Namun kemudian Aceh mengalami kemunduran akibat pengaruh yang semakin kuat dari Belanda di kawasan tersebut.
Kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia yang berdiri pada abad ke-13 di muara Sungai Pasai, Aceh. Kerajaan ini berkembang menjadi pusat perdagangan maritim melalui hubungan dagang dengan Tiongkok, India, dan Timur Tengah. Namun kemunduran Kerajaan Pasai dimulai ketika putra Sultan Malik al-Thahir memisahkan diri, diikuti berdirinya pelabuhan Melaka dan ekspansi Kerajaan Maj
Kerajaan Aceh berdiri pada abad ke-15 di Sumatera Utara, menggantikan peran Kerajaan Samudra Pasai sebagai pusat perdagangan Islam di kawasan itu. Pada puncak kejayaannya di bawah Sultan Iskandar Muda pada abad ke-17, Kerajaan Aceh menguasai jalur pelayaran Selat Malaka serta wilayah semenanjung Malaya dan Sumatera. Namun kemunduran dimulai setelah kekalahan perang melawan Portugal dan berkur
Kerajaan Aceh didirikan pada abad ke-16 di bawah kepemimpinan Sultan Ali Mughayat Syah dan berhasil melepaskan diri dari kekuasaan Kerajaan Pedir. Kerajaan ini berkembang pesat karena letak strategisnya di jalur perdagangan rempah-rempah dan memiliki pelabuhan yang ramai. Masyarakatnya terbagi menjadi beberapa golongan seperti bangsawan, ulama, prajurit, dan rakyat biasa. Ekonomin
Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah Kerajaan Samudera Pasai yang didirikan pada tahun 1267. Kerajaan ini berkembang menjadi pusat perdagangan internasional di bawah Sultan Malikul Dhahir. Kemudian berdirilah Kerajaan Aceh yang mencapai kejayaan di bawah Sultan Iskandar Muda, serta Kerajaan Demak yang menjadi kerajaan Islam pertama di Jawa di bawah Raden Patah.
Kerajaan Aceh didirikan pada tahun 1496 oleh Sultan Ali Mughayat Syah dan berlokasi di Pulau Sumatera bagian utara. Kerajaan ini mengalami kejayaan ekonomi dengan perdagangan lada dan rempah-rempah, namun kemudian mengalami kemunduran akibat pertikaian internal antara golongan bangsawan dan ulama serta melemahnya kendali atas wilayahnya. Kerajaan Aceh akhirnya runtuh setelah dikuasai Bel
Kerajaan Aceh berdiri menggantikan keruntuhan Kerajaan Samudera Pasai pada abad ke-14 Masehi. Ibukota Aceh sangat strategis karena berlokasi di jalur pelayaran India dan Timur Tengah. Aceh menjadi pusat perdagangan internasional setelah jatuhnya Malaka ke tangan Portugis. Pada masa kejayaannya di bawah Sultan Iskandar Muda, Aceh memiliki pengaruh luas di Nusantara.
Kerajaan Islam di Sumatera, (Pelajaran Sejarah Indonesia Kelas 10)
Penjelasan ringkas mengenai kerajaan samudra Pasai, Kesultanan Aceh Darussalam, Kerajaan di Riau, dan Jambi.
1) Gerwani adalah organisasi perempuan yang aktif di Indonesia pada tahun 1950-an dan 1960-an dengan lebih dari 650.000 anggota pada tahun 1957.
2) Organisasi ini didirikan pada 1950 untuk memperjuangkan hak-hak perempuan dan buruh serta nasionalisme Indonesia.
3) Setelah peristiwa Gerakan 30 September 1965, Gerwani dilarang dan dituduh terlibat dalam kejahatan, meskipun tuduhan-tuduhan tersebut dibant
Dokumen tersebut membahas tentang Kerajaan Kalingga pada abad ke-6-7 Masehi yang dipimpin oleh Ratu Sima. Kerajaan ini terletak di Jawa Tengah sekarang dan beragama Buddha Hindu. Kerajaan Kalingga maju di bawah kepemimpinan Ratu Sima hingga akhirnya jatuh ke tangan Kerajaan Sriwijaya.
Kerajaan Tarumanegara adalah salah satu kerajaan tertua di Indonesia yang berdiri dari abad ke-4 hingga ke-7 Masehi. Kerajaan ini berpusat di Sundapura (Bogor) di bawah kepemimpinan Raja Purnawarman yang memperluas wilayahnya. Tarumanegara jatuh setelah kekuasaan diserahkan kepada menantu Raja Linggawarman.
Kelompok 6 membahas sejarah berdirinya Kerajaan Mataram Kuno pada abad ke-8 di Jawa Tengah yang didirikan oleh Raja Sanjaya. Mereka juga menjelaskan tentang kehidupan ekonomi, budaya, politik, dan sosial masyarakat Kerajaan Mataram Kuno serta penyebab runtuhnya kerajaan tersebut.
WTO, GATT, dan GATS membentuk kerangka hukum perdagangan internasional. Dokumen ini menjelaskan bahwa GATT didirikan pada 1948 untuk mempromosikan perdagangan bebas, dan berubah menjadi WTO pada 1994 untuk memperluas cakupan perdagangan jasa dan hak kekayaan intelektual. Indonesia meratifikasi keanggotaan WTO pada 1994 dan berpartisipasi dalam perundingan perdagangan multilateral.
ASEAN adalah organisasi regional Asia Tenggara yang didirikan pada 1967 oleh lima negara termasuk Indonesia untuk memajukan kerja sama ekonomi dan sosial serta meningkatkan perdamaian di kawasan. Keanggotaan ASEAN memberikan manfaat besar bagi Indonesia, khususnya dalam bidang perdagangan, investasi, diplomasi, bantuan bencana alam, dan pertukaran budaya.
NAFTA adalah organisasi kerja sama perdagangan bebas antara Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko yang didirikan pada 1992 untuk memfasilitasi aliran barang dan modal antar negara anggota.
Dokumen ini membahas sejarah terbentuknya Uni Eropa melalui kerja sama ekonomi antarnegara Eropa pasca Perang Dunia II. Kerja sama dimulai dengan pendirian Komunitas Batu Bara dan Baja Eropa pada 1951 oleh enam negara, yang kemudian berkembang menjadi Masyarakat Ekonomi Eropa pada 1957 dan akhirnya menjadi Uni Eropa saat ini yang terdiri atas 27 negara anggota.
Dokumen membahas tentang Perjanjian Perdagangan Bebas antara Cina dan negara-negara ASEAN (CAFTA) dan dampaknya bagi Indonesia. CAFTA diharapkan dapat meningkatkan ekspor Indonesia ke Cina namun juga berpotensi mengancam industri lokal karena produk Cina lebih murah. Untuk menghadapi tantangan ini, diperlukan peningkatan daya saing produk lokal, penyiapan SDM bermutu, perlindungan bagi produsen dan UMKM l
APEC adalah organisasi kerjasama ekonomi regional di Asia Pasifik yang dibentuk pada tahun 1989. Tujuan APEC adalah meningkatkan kerjasama ekonomi negara-negara anggotanya, memperkuat daya saing global, dan mencapai perdagangan bebas di kawasan. APEC memberikan manfaat bagi anggotanya seperti mempermurah harga barang, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan ekspor. Bagi Indonesia, APEC bermanfaat untuk membah
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kerajaan Makasar bersaing dengan VOC dalam perdagangan di Indonesia timur
2. VOC berusaha menguasai Makasar dengan berpura-pura bersahabat namun kemudian menuntut Sultan Hasanudin
3. Perlawanan rakyat Makasar dipimpin Sultan Hasanudin melawan VOC gagal akibat politik adu domba Belanda dan berakhir dengan perjanjian Bongaya yang membatasi kekuasaan
Dokumen ini membahas perlawanan Aceh, Banten, dan Demak terhadap penjajah asing seperti Portugis dan VOC. Aceh melawan Portugis karena persaingan dagang dan mengambil langkah-langkah seperti meminta bantuan meriam dari Turki. Banten melawan VOC yang menerapkan monopoli perdagangan. Demak melawan Portugis di Malaka pada 1513 dan melakukan blokade untuk membendung pengaruh Portugis di Jawa.
Perang Padri dan Perang Aceh berlangsung karena pertentangan antara kaum adat dan kaum agama di Sumatera Barat serta perlawanan rakyat Aceh terhadap penjajahan Belanda. Konflik ini berujung pada kekalahan kaum Padri dan perlawanan Aceh setelah beberapa dasawarsa pertempuran melawan pasukan kolonial Belanda.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Perlawanan rakyat Makasar terhadap VOC bermula dari peristiwa pada tahun 1616 dimana bangsawan Makasar dilucuti senjata di atas kapal VOC, menimbulkan permusuhan. Perlawanan berlanjut hingga Perang Goa pada 1660 yang berakhir dengan Perjanjian Bongaya yang memberikan kendali perdagangan kepada VOC di Sulawesi.
Pattimura memimpin perlawanan rakyat Maluku melawan penindasan Belanda pada abad ke-19. Perlawanan ini dimulai karena banyaknya korupsi, pajak yang tinggi, dan kerja paksa. Meskipun pasukannya berhasil mengalahkan pasukan Belanda awalnya, Pattimura akhirnya tertangkap dan dihukum mati gantung. Perjuangan rakyat Maluku melemah setelah pemimpinnya ditangkap, sehingga Maluku berada di b
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
3. Kerajaan aceh berdiri pada abat atau pada tahun 1520 ke 16 dipeimpin olah sultan ali mughayat syah
a. Politik dan pemerintahan Kerajaan Aceh
Sejak bangsa Portugis menguasai Malaka pada tahun 1511, banyak pedagang Islam yang mencari
pusat perdagangan baru. Sejak saat itulah, muncul Kerajaan Aceh yang melepaskan diri dari kekuasaan
Kerajaan Pedir. Raja-raja yang pernah memerintah
Kerajaan Aceh antara lain sebagai berikut.
1) Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528 M)
Sultan Ali Mughayat Syah merupakan raja pertama yang memerintah Kerajaan Aceh. la berupaya
untuk memperluas wilayah kekuasaan Aceh dengan cara menguasai daerah di sekitarnya dan
mendesak Portugis di Malaka. ia berhasil memperkuat kekuatan dan mempersatukan wilayah Aceh
dalam kekuasaannya, termasuk menaklukkan kerajaan Pasai. Saat itu,
sekitar tahun 1511 M, kerajaan-kerajaan kecil yang terdapat di Aceh dan pesisir timur Sumatera
seperti Peurelak (di Aceh Timur), Pedir (di Pidie), Daya
(Aceh Barat Daya) dan Aru (di Sumatera Utara) sudah berada di bawah pengaruh kolonial Portugis.
Mughayat Syah dikenal sangat anti pada Portugis, karena
itu, untuk menghambat pengaruh Portugis, kerajaan-kerajaan kecil tersebut kemudian ia taklukkan
dan masukkan ke dalam wilayah kerajaannya. Sejak saat itu,
kerajaan Aceh lebih dikenal dengan nama Aceh Darussalam dengan wilayah yang luas, hasil dari
penaklukan kerajaan-kerajaan kecil di sekitarnya.
4. Sejarah mencatat bahwa, usaha Mughayat Syah untuk mengusir Portugis dari seluruh bumi Aceh
dengan menaklukkan kerajaan-kerajaan kecil yang sudah berada
di bawah Portugis berjalan lancar. Secara berurutan, Portugis yang berada di daerah Daya ia gempur
dan berhasil ia kalahkan. Ketika Portugis mundur ke
Pidie, Mughayat juga menggempur Pidie, sehingga Portugis terpaksa mundur ke Pasai. Mughayat
kemudian melanjutkan gempurannya dan berhasil merebut benteng
Portugis di Pasai.
Kemenangan yang berturut-turut ini membawa keuntungan yang luar biasa, terutama dari aspek
persenjataan. Portugis yang kewalahan menghadapi serangan Aceh
banyak meninggalkan persenjataan, karena memang tidak sempat mereka bawa dalam gerak mundur
pasukan. Senjata-senjata inilah yang digunakan kembali oleh
pasukan Mughayat untuk menggempur Portugis.
Ketika benteng di Pasai telah dikuasai Aceh, Portugis mundur ke Peurelak. Namun, Mughayat Syah
tidak memberikan kesempatan sama sekali pada Portugis. Peurelak
kemudian juga diserang, sehingga Portugis mundur ke Aru. Tak berapa lama, Aru juga berhasil direbut
oleh Aceh hingga akhirnya Portugis mundur ke Malaka.
Dengan kekuatan besar, Aceh kemudian melanjutkan serangan untuk mengejar Portugis ke Malaka
dan Malaka berhasil direbut. Portugis melarikan diri ke Goa,
India. Seiring dengan itu, Aceh melanjutkan ekspansinya dengan menaklukkan Johor, Pahang dan
Pattani. Dengan keberhasilan serangan ini, wilayah kerajaan
Aceh Darussalam mencakup hampir separuh wilayah pulau Sumatera, sebagian Semenanjung Malaya
hingga Pattani.
5. Demikianlah, walaupun masa kepemimpinan Mughayat Syah relatif singkat, hanya sampai tahun 1528
M, namun ia berhasil membangun kerajaan Aceh yang besar
dan kokoh. Ali Mughayat Syah juga meletakkan dasar-dasar politik luar negeri kerajaan Aceh
Darussalam, yaitu: (1) mencukupi kebutuhan sendiri, sehingga
tidak bergantung pada pihak luar; (2) menjalin persahabatan yang lebih erat dengan kerajaan-kerajaan
Islam di Nusantara; (3) bersikap waspada terhadap
negara kolonial Barat; (4) menerima bantuan tenaga ahli dari pihak luar; (5) menjalankan dakwah
Islam ke seluruh kawasan nusantara. Sepeninggal Mughayat
Syah, dasar-dasar kebijakan politik ini tetap dijalankan oleh penggantinya.
Dalam sejarahnya, Aceh Darussalam mencapai masa kejayaan di masa Sultan Iskandar Muda Johan
Pahlawan Meukuta Alam (1590-1636). Pada masa itu, Aceh merupakan
salah satu pusat perdagangan yang sangat ramai di Asia Tenggara. Kerajaan Aceh pada masa itu juga
memiliki hubungan diplomatik dengan dinasti Usmani di
Turki, Inggris dan Belanda. Pada masa Iskandar Muda, Aceh pernah mengirim utusan ke Turki Usmani
dengan membawa hadiah. Kunjungan ini diterima oleh Khalifah
Turki Usmani dan ia mengirim hadiah balasan berupa sebuah meriam dan penasehat militer untuk
membantu memperkuat angkatan perang Aceh.
Hubungan dengan Perancis juga terjalin dengan baik. Pada masa itu, Perancis pernah mengirim
utusannya ke Aceh dengan membawa hadiah sebuah cermin yang
sangat berharga. Namun, cermin ini ternyata pecah dalam perjalanan menuju Aceh. Hadiah cermin ini
tampaknya berkaitan dengan kegemaran Sultan Iskandar Muda
6. Pada benda-benda berharga. Saat itu, Iskandar Muda merupakan satu-satunya raja Melayu yang memiliki Balee
Ceureumeen (Aula Kaca) di istananya yang
megah, Istana Dalam Darud Dunya. Konon, menurut utusan Perancis tersebut, luas istana Aceh saat itu tak kurang
dari dua kilometer. Di dalam istana tersebut,
juga terdapat ruang besar yang disebut Medan Khayali dan Medan Khaerani yang mampu menampung 300 ekor
pasukan gajah, dan aliran sungai Krueng yang telah
dipindahkan dari lokasi asal alirannya
2) Sultan Salahuddin (1528-1537 M)
Pada saat Kerajaan Aceh diperintah oleh Sultan Salahuddin, kondisi pemerintahan kurang maju, baik di bidang
ekonomi maupun sosial.
3) Sultan Alauddin Riayat Syah al Kahar (1537-1568 M)
Sultan Alauddin Riayat Syah al Kahar menata kondisi pemerintahan dan menyatukan kembali beberapa daerah yang
pernah memisahkan diri.
4) sejarahnya, Aceh Darussalam mencapai masa kejayaan di masa Sultan Iskandar Muda Johan Pahlawan Meukuta
Alam (1590-1636). Pada masa itu, Aceh merupakan
salah satu pusat perdagangan yang sangat ramai di Asia Tenggara. Kerajaan Aceh pada masa itu juga memiliki
hubungan diplomatik dengan dinasti Usmani di
Turki, Inggris dan Belanda. Pada masa Iskandar Muda, Aceh pernah mengirim utusan ke Turki Usmani dengan
membawa hadiah. Kunjungan ini diterima oleh Khalifah
Turki Usmani dan ia mengirim hadiah balasan berupa sebuah meriam dan penasehat militer untuk membantu
memperkuat angkatan perang Aceh.
7. Hubungan dengan Perancis juga terjalin dengan baik. Pada masa itu, Perancis pernah mengirim
utusannya ke Aceh dengan membawa hadiah sebuah cermin yang
sangat berharga. Namun, cermin ini ternyata pecah dalam perjalanan menuju Aceh. Hadiah cermin ini
tampaknya berkaitan dengan kegemaran Sultan Iskandar
Muda pada benda-benda berharga. Saat itu, Iskandar Muda merupakan satu-satunya raja Melayu yang
memiliki Balee Ceureumeen (Aula Kaca) di istananya yang
megah, Istana Dalam Darud Dunya. Konon, menurut utusan Perancis tersebut, luas istana Aceh saat
itu tak kurang dari dua kilometer. Di dalam istana tersebut,
juga terdapat ruang besar yang disebut Medan Khayali dan Medan Khaerani yang mampu
menampung 300 ekor pasukan gajah, dan aliran sungai Krueng yang telah
dipindahkan dari lokasi asal alirannya
Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M)
Pada masa pemerintahannya, Aceh mencapai zaman keemasan. Aceh bahkan dapat menguasai Johor,
Pahang, Kedah, Perak di Semenanjung Melayu dan Indragiri, Pulau
Bintan, dan Nias.
selain itu ketika kerajaan aceh diperintah oleh iskandar muda juga menjadi kerajaan besar yang
berkuwasa di asia tenggara Iskandar Muda memiliki sikap anti penjajah dan bercita-cita mengusir
Portugis di Malaka. Oleh sebab
itu, Iskandar Muda beberapa kali menyerang Portugis di Malaka. Untuk menata kembali
pemerintahannya, Iskandar Muda berhasil menyusun Undang-Undang Tata Pemerintahan yang
disebut Adat Mahkota Alam.
8. Kehidupan sosial dalam masyarakat Kerajaan Aceh mengenal kaum bangsawan, yaitu yang memegang
kekuasaan dalam pemerintahan sipil (teuku) dan kaum agama disebut tengku. Perekonomian Kerajaan
Aceh yang bersumber dari hasil perkebunan rempah-
rempah terutama lada berkembang pesat. Lalu-lintas perdagangan dan pelayaran di wilayah Kerajaan
Aceh yang semakin ramai menjadi bagian dari sumber ekonomi. Kebudayaan Islam berkembang di
Kerajaan Aceh dalam bentuk peninggalan masjid dan kaligrafi.
kemundurannya Ketika Sultan Iskandar Muda memerintah, Kerajaan Aceh mengalami kejayaan serta
menjadi kerajaan yang besar dan berkuasa di wilayah Asia Tenggara. Iskandar Muda memiliki sikap
anti penjajah dan bercita-cita mengusir Portugis di Malaka. Oleh sebab
itu, Iskandar Muda beberapa kali menyerang Portugis di Malaka. Untuk menata kembali
pemerintahannya, Iskandar Muda berhasil menyusun Undang-Undang Tata Pemerintahan yang
disebut Adat Mahkota Alam .
Kehidupan sosial dalam masyarakat Kerajaan Aceh mengenal kaum bangsawan, yaitu yang memegang
kekuasaan dalam pemerintahan sipil (teuku) dan kaum agama disebut tengku. Perekonomian Kerajaan
Aceh yang bersumber dari hasil perkebunan rempah-
rempah terutama lada berkembang pesat. Lalu-lintas perdagangan dan pelayaran di wilayah Kerajaan
Aceh yang semakin ramai menjadi bagian dari sumber ekonomi. Kebudayaan Islam berkembang di
Kerajaan Aceh dalam bentuk peninggalan masjid dan kaligrafi. Selain itu, terdapat ahli-ahli sastra
seperti Nurrudin ar Raniri dan Hamzah Fansuri.
Sultan Iskandar Thani (1636-1641 M)
Masa kejayaan Kerajaan Aceh mulai pudar setelah Sultan Iskandar Thani wafat Salah satu
penyebabnya adalah terjadinya konflik internal di Aceh, yang disebabkan penolakan para ulama
Wujudiyah
9. terhadap pemimpin perempuan. Para ulama Wujudiyah saat itu berpandangan bahwa, hukum Islam
tidak membolehkan seorang perempuan menjadi pemimpin bagi laki-laki.
Kemudian terjadi konspirasi antara para hartawan dan uleebalang, dan dijustifikasi oleh pendapat para
ulama yang akhirnya berhasil memakzulkan Ratu Kamalat
Syah. Sejak saat itu, berakhirlah era sultanah di Aceh.
Memasuki paruh kedua abad ke-18, Aceh mulai terlibat konflik dengan Belanda dan Inggris yang
memuncak pada abad ke-19. Pada akhir abad ke-18 tersebut,
wilayah kekuasaan Aceh di Semenanjung Malaya, yaitu Kedah dan Pulau Pinang dirampas oleh Inggris.
Pada tahun 1871 M, Belanda mulai mengancam Aceh atas
restu dari Inggris, dan pada 26 Maret 1873 M, Belanda secara resmi menyatakan perang terhadap
Aceh. Dalam perang tersebut, Belanda gagal menaklukkan Aceh. Pada tahun 1883, 1892 dan 1893 M,
perang kembali meletus, namun, lagi-lagi Belanda gagal merebaut Aceh. Pada saat itu, Belanda
sebenarnya telah putus asa
untuk merebut Aceh, hingga akhirnya, Snouck Hurgronye, seorang sarjana dari Universitas Leiden,
menyarankan kepada pemerintahnya agar mengubah fokus serangan,
dari sultan ke ulama. Menurutnya, tulang punggung perlawanan rakyat Aceh adalah para ulama,
bukan sultan. Oleh sebab itu, untuk melumpuhkan perlawanan
rakyat Aceh, maka serangan harus diarahkan kepada para ulama. Saran ini kemudian diikuti oleh
pemerintah Belanda dengan menyerang basis-basis para ulama,
sehingga banyak masjid dan madrasah yang dibakar Belanda.
Saran Snouck Hurgronye membuahkan hasil: Belanda akhirnya sukses menaklukkan Aceh. J.B. van
Heutsz, sang panglima militer, kemudian diangkat sebagai gubernur
Aceh. Pada tahun 1903,
10. kerajaan Aceh berakhir seiring dengan menyerahnya Sultan M. Dawud kepada Belanda. Pada tahun
1904, hampir seluruh Aceh telah direbut
oleh Belanda .Walaupun demikian, sebenarnya Aceh tidak pernah tunduk sepenuhnya pada Belanda.
Perlawanan yang dipimpin oleh tokoh-tokoh masyarakat tetap
berlangsung. Sebagai catatan, selama perang Aceh, Belanda telah kehilangan empat orang jenderalnya
yaitu: Mayor Jenderal J.H.R Kohler, Mayor Jenderal J.L.J.H.
Pel, Demmeni dan Jenderal J.J.K. De Moulin. Kekuasaan Belanda berlangsung hampir setengah abad,
dan berakhir seiring dengan masuknya Jepang ke Aceh pada 9 Februari 1942. Saat itu, kekuatan militer
Jepang mendarat di wilayah Ujong Batee, Aceh Besar. Kedatangan mereka disambut oleh tokoh-tokoh
pejuang Aceh dan masyarakat umum. Hubungan baik dengan
Jepang tidak berlangsung lama. Ketika Jepang mulai melakukan pelecehan terhadap perempuan Aceh
dan memaksa masyarakat untuk membungkuk pada matahari terbit,
maka, saat itu pula mulai timbul perlawanan. Di antara tokoh yang dikenal gigih melawan Jepang
adalah Teungku Abdul Jalil. Kekuasaan para penjajah berakhir
ketika Indonesia merdeka dan Aceh bergabung ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Hai anak bangsa Indonesia, sudahkah kalian mengenali budaya dari daerah sendiri? Sebelum
mengenali budaya dari negara lain, kenalilah dahulu kebudayaan indonesia. Baiklah, berikut ini adalah
budaya dari Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam :
11. 1. Rumah Adat
Rumah adat Aceh dinamakan Rumoh Aceh. Rumah adat Aceh dibuat dari kayu meranti
dan berbentuk panggung. Mempunyai 3 serambi yaitu Seuramoe Keu (serambi depan),
Seuramoe Inong (serambi tengah) dan Seuramoe Likot (serambi belakang). Selain itu
ada pula rumah adat berupa lumbung padi yang dinamakan Krong Pade atau
Berandang. (Sumber: id.m.wikipedia.org)
12. 2. Pakaian Adat
Pakaian adat yang dikenakan pria Aceh adalah baju jas dengan leher tertutup (jas tutup), celana
panjang yang disebut cekak musang dan kain sarung yang disebut pendua. Kopiah yang
dipakainnya disebut makutup dan sebilah rencong terselip di depan perut.
Wanitanya memakai baju sampai kepinggul, celana panjang cekak musang serta kain sarung
sampai lutut. Perhiasan yang dipakai berupa kalung yang disebut kula, pending atau ikat
pinggang, gelang tangan dan gelang kaki. Pakaian ini dipergunakan untuk keperluan upacara
pernikahan.
13. Tari-tarian Aceh
a. Tari Seudati, berasal dari arab dengan latar belakang agama islam. Sebuah tarian dinamis
penuh keseimbangan dengan suasana keagamaan. Tarian ini sangat disenangi dan terkenal di
Aceh.
b. Tarian Saman Meuseukat, dilakukan dalam posisi duduk berbanjar dengan ajaran kebajikan,
terutama ajaran agama islam.
c. Tarian Pukat, adalah tarian yang melambangkan kehidupan para nelayan dari pembuatan
pukat hingga mencari ikan.
d. Tari Rebana, merupakan tari kreasi yang menekankan pada keterampilan memainkan alat
musik "rebana" dalam mengiringi gerak-gerak lincah khas Aceh. Tari ini biasa ditampilkan
dihadapan tamu-tamu agung. (Tari Saman, salah satu tarian Aceh)
14. 4. Senjata Tradisional
Senjata tradisional yang dipakai oleh penduduk Aceh adalah rencong. Wilahan rencong terbuat
dari besi dan biasanya bertuliskan ayat-ayat Al Quran. Selain rencong, rakyat Aceh
mempergunakan pula pedang dengan nama pedang daun tebu, pedang oom ngom dan
reudeuh. Pedang daun tebu dipakai oleh pamglima perang dan reudeuh oleh para prajurit.
5. Suku
Suku dan marga yang terdapat di Aceh antara lain : Aceh, Alas, Tamiang, Gayo, Ulu Singkil,
Simelu, Jamee, Kluet, dan lain-lain.
6. Bahasa Daerah : Aceh, Alas, Gayo, dan lain-lain.
7. Lagu Daerah : Bungong Jeumpa, Piso Surit.