Dokumen ini membahas kasus kecurian data nasabah bank melalui situs palsu dan modus kecurian lainnya. Dokumen menganalisis masalah etika dan keamanan data serta tanggung jawab bank dalam menjaga privasi dan keamanan informasi nasabah.
2. Kelompok 5
Dea Ayunda (200901500013)
Muh. Rafliasyah (210901502066)
Kelas B
Dosen Pengampu: Nur Afni Oktaviyah. SE., M.Ak
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Univesitas Negeri Makassar
3. Study Kasus
Dunia perbankan dalam negeri digegerkan dengan ulah Steven Haryanto, yang
membuat situs asli tetapi palsu layanan perbankan lewat Internet BCA. Lewat situs-
situs “Aspal”, jika nasabah salah mengetik situs asli dan masuk ke situs- situs
tersebut, identitas pengguna (user ID) dan nomor identifikasi personal (PIN) dapat
ditangkap. Tercatat 130 nasabah tercuri data-datanya, namun menurut pengakuan
Steven pada situs Master Web Indonesia, tujuannya membuat situs plesetan adalah
agar publik memberi perhatian pada kesalahan pengetikan alamat situs, bukan
mengeruk keuntungan. Persoalan tidak berhenti di situ. Pasalnya, banyak nasabah
BCA yang merasa kehilangan uangnya untuk transaksi yang tidak dilakukan.
Ditengarai, para nasabah itu kebobolan karena menggunakan fasilitas Internet
banking lewat situs atau alamat lain yang membuka link ke Klik BCA, sehingga
memungkinkan user ID dan PIN pengguna diketahui. Namun ada juga modus
lainnya, seperti tipuan nasabah telah memenangkan undian dan harus mentransfer
sejumlah dana lewat Internet dengan cara yang telah ditentukan penipu ataupun
saat kartu ATM masih di dalam mesin tiba-tiba ada orang lain menekan tombol
yang ternyata mendaftarkan nasabah ikut fasilitas Internet banking, sehingga user
ID dan password diketahui orang tersebut.
4. Analisis Kasus
● Etika dalam masyarakat Informasi
1. Manipulasi situs
2. Kurangnya etika penggunaan informasi
3. Kurangnya keamanan dan privasi data
● Dimensi moral dalam sistem informasi
1. Harus ada pertanggung jawaban dan
akuntabilitas
2. Harus ada peran hukum dan keadilan
5. Analisis Kasus
● Sistem
Bank BCA selaku pihak yang menawarkan jasanya sebagai
penyimpanan keuangan dan kegiatan keuangan lainnya harus
merahasiakan keterangan terkait nasabahnya, penyimpanan
dan simpanannya, serta memberikan rasa keamanan terkait
data nasabahnya. Sudah seharusnya keamanan data milik
Bank BCA terjaga secara ketat dan terkontrol oleh pihak
terkait. Peretasan data sebanyak dua kali dan jumlah
peretasan data yang terus meningkat menjadikan bukti adanya
kelalaian dan keterlambatan dalam menangani kasus tersebut.
Keterlambatan dalam penanganan kebocoran data milik Bank
Indonesia juga menjadi suatu hal yang perlu diperbaiki dan
menjadi catatan penting dalam upaya Perlindungan.