Makalah ini membahas tentang carding atau pemalsuan kartu kredit sebagai salah satu jenis cyber crime. Makalah ini menjelaskan definisi dan jenis-jenis cyber crime serta cara menghindari penyalahgunaan kartu kredit. UU ITE di Indonesia mengatur tindak pidana cyber seperti carding.
1. Disusun Oleh :
SEPTIA YADHI 12140071
ARDIANTO 12142480
HARYANDI 12147404
BELL CLINTON 12146722
2. Teknologi di jaman sekarang ini semakin berkembang. dimana komputer
telah banyak di nikmati dan di gunakan oleh masayarakat mulai dari anak - anak
sampai orang dewasa.
Seiring dengan perkembangan teknologi internet, menyebabkan
munculnya kejahatan yang disebut dengan cyber crime atau kejahatan melalui
jaringan internet. Mulai dari pornografi, hacking, pencurian kartu kredit dan tindak
kriminal lainnya.
3. Maksud dari penulisan makalah ini adalah :
Memenuhi salah satu tugas Etika Profesi Teknologi Infornasi & Komunikasi.
Menambah wawasan tentang Cyber Law dan Cyber Crime
Mengetahui tentang betapa bahayanya carding, agar kita dapat mencegah dan
menghindari carding.
Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memenuhi nilai
UAS pada mata kuliah Etika Profesi Teknologi Infornasi & Komunikasi di
Semester Enam pada program Diploma Tiga (DIII) program studi manajemen
informatika AMIK “BSI Pontianak”
4. Metode penelitian yang dilakukan oleh penulis pada penulisan tugas akhir
ini adalah :
Metode Studi Pustaka
Pengumpulan data dilakukan dengan melihat dan mengambil data-data yang
terdapat dalam buku-buku atau literatur yang berkaitan.
5. Dalam penyusunan makalah ini, penulis hanya memfokuskan pada kasus carding
yang merupakan salah satu Cyber Crime.
7. Pengertian Cyber Crime
Saat ini perkembangan teknologi semakin pesat saja. Dengan semakin
meningkatnya pengetahuan masyarakat mengenai teknologi informasi dan
komunikasi, serta adanya sifat murni manusia yang selalu tidak pernah
merasa puas, tentu saja hal ini lama kelamaan, membawa banyak dampak
positif maupun negatif. Pada akhirnya, banyak manusia itu sendiri yang
melakukan penyalahgunaan dalam penggunaan teknologi komputer, yang
kemudian meningkat menjadi tindak kejahatan di dunia maya atau lebih
dikenal sebagai cyber crime.
Cyber crime adalah istilah yang mengacu kepada aktivitas kejahatan
dengan komputer ataujaringan komputer menjadi alat, sasaran atau tempat
terjadinya kejahatan. Termasuk ke didalamnya antara lain adalah penipuan
lelang secara online, pemalsuan cek, penipuan kartu kredit
(carding), confidence fraud, penipuan identitas, pornografi anak, dll. Cyber
crime sebagai tindak kejahatan dimana dalam hal ini penggunaan komputer
secara illegal (Andi Hamzah, 1989).
8. Jenis-jenis cyber crime berdasarkan motifnya dapat tebagi dalam beberapa hal :
Cybercrime sebagai tindakan kejahatan murni
Dimana orang yang melakukan kejahatan yang dilakukan secara di sengaja, dimana orang tersebut secara sengaja
dan terencana untuk melakukan pengrusakkan, pencurian, tindakan anarkis, terhadap suatu system informasi atau
system computer.
Cybercrime sebagai tindakan kejahatan abu-abu
Dimana kejahatan ini tidak jelas antara kejahatan criminal atau bukan karena dia melakukan pembobolan tetapi
tidak merusak, mencuri atau melakukan perbuatan anarkis terhadap system informasi atau system computer
tersebut.
Cybercrime yang menyerang individu
Kejahatan yang dilakukan terhadap orang lain dengan motif dendam atau iseng yang bertujuan untuk merusak
nama baik, mencoba ataupun mempermaikan seseorang untuk mendapatkan kepuasan pribadi. Contoh :
Pornografi, cyberstalking, dll
Cybercrime yang menyerang hak cipta (Hak milik)
Kejahatan yang dilakukan terhadap hasil karya seseorang dengan motif menggandakan, memasarkan, mengubah
yang bertujuan untuk kepentingan pribadi/umum ataupun demi materi/nonmateri.
Cybercrime yang menyerang pemerintah
Kejahatan yang dilakukan dengan pemerintah sebagai objek dengan motif melakukan terror, membajak ataupun
merusak keamanan suatu pemerintahan yang bertujuan untuk mengacaukan system pemerintahan, atau
menghancurkan suatu Negara.
9. Carding adalah suatu aktivitas untuk mendapatkan
nomer-nomer kartu kredit orang lain yang digunakan
untuk berbelanja si pelaku secara tidak syah atau
illegal, carding sebuah ungkapan mengenai aktivitas
berbelanja secara maya (lewat komputer) dengan
menggunakan berbagai macam alat pembayaran yang
tidak sah.
10. Meskipun dalam kenyataannya untuk penanggulangan carding sangat sulit diatasi
tidak sebagaimana kasus-kasus biasa secara konvensional tetapi untuk
penanggulangannya harus tetap dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar ruang gerak
pelaku carding dapat dipersempit.
Pencegahan dengan hukum
Pencegahan dengan teknologi
Pencegahan dengan pengamanan web security
Pengamanan pribadi
Pengamanan Pribadi Secara Online
11. Pada September 2011, Polda Metro Jaya berhasil membongkar sindikat pemalsu Kartu
Kredit dengan kerugian yang cukup besar Rp. 81 Miliar. Sindikat ini membobol data EDC
kartu kredit dengan dua modus utama. Modus pertama, komplotan ini mencuri data dari
pemilik EDC kartu kredit di pertokoan atau tempat-tempat transaksi lain. Kasus terbaru
pencurian data EDC dari stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) 3412203 Kebayoran
Lama pada 18 Agustus hingga 9 September 2011.
Komplotan ini mendatangi pompa bensin untuk menawarkan jasa perbaikan alat gesek
yang rusak. Mereka datang dengan surat kuasa bank palsu. Pengelola pun menyerahkan alat
gesek beserta rekening dan PIN pemilik SPBU. Aksi komplotan selanjutnya, mengajukan
seluruh rekaman transaksi di SPBU ke bank untuk kemudian dicairkan. Total dana yang
mereka keruk Rp 432 juta. Sindikat ini terbongkar berkat laporan Dodi Iskandar dari Bank
Danamon.
Modus lainnya, pelaku membuat transaksi pengembalian (refund) fiktif. Komplotan
mencuri nomor identifikasi alat gesek kartu kredit di pertokoan. Nomor tersebut kemudian
ditanamkan di alat gesek milik pelaku. Mereka seolah-olah belanja, padahal tidak. Yang terjadi
selanjutnya, catatan transaksi belanja fiktif langsung terekam pada alat gesek kartu. Anggota
komplotan lantas memencet opsi refund sehingga mengubah transaksi pengembalian uang,
yang mengalir ke rekening mereka.
Sedikitnya lima bank uangnya terkuras dalam modus pencurian ini. Jumlah
transaksinya mulai Rp 60 juta hingga Rp 70 miliar. Polisi menyita ratusan kartu tanda
penduduk palsu, puluhan kartu anjungan tunai mandiri palsu, belasan EDC kartu kredit, dan
ijazah palsu.
12. Undang – undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang informasi dan
Transaksi Elektronik ( UU ITE ) adalah undang – undang pertama di
Indonesia yang secara khusus mngatur tindak pidana cyber.
Berdasarkan surat Presiden RI, No.R/70/Pres/9/205 tanggal 5
September 2005, naskah UU ITE secara resmi disampaikan kepada DPR
RI..Pada tanggal 21 April 2008 Undang – undang ini di sahkan.
Dua muatan besar yang diatur dalam UU ITE adalah :
Pengaturan Transaksi Elektronik
Tindak Pidana Cyber
13. Kesimpulan
Carding atau pemalsuan kartu kredit merupakan salah satu jenis kejahatan internet (cyber
crime) yang sangat sulit ditangani. Oleh karena itu kita dituntut untuk lebih waspada dan
selektif dalam melakukan transaksi menggunakan kartu kredit, karena kita tidak bisa
menjamin bahwa suatu system yang dibuat oleh suatu perusahaan terkenal adalah aman,
bisa saja ada factor x yang bisa membuka celah keamanan itu.
Saran
Sekedar saran bagi rekan rekan sekalian untuk lebih berhati hati dalam menggunakan
internet khsusnya bila melakukan transaksi secara online demi keamanan dan
kenyamanan kita bersama.
Berikut Tips Menghindari Penyalahgunaan Kartu Kredit :
Simpan kartu kredit / Atm Anda di tempat yang aman.
Hafalkan nomor pin dan jangan pernah dituliskan
Pastikan kartu kredit Anda terima setelah bertransaksi.
Pastikan jika Anda melakukan transaksi melalui sebuah website yang terdapat SSL
(Secure Sockets Layer) yang ditandai dengan HTTPS pada Web Login Transaksi online
yang anda gunakan untuk berbelanja.