SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
ANALISIS
SINTAKSIS
Disusun Oleh:
Kelompok 1
1. Dini Gusdiani Nim. 2103041004
2. Nur Fadillah Nim. 2103041014
3. Yustri Arsita Sari Nim. 2103041024
Sintaksis adalah cabang ilmu linguistik yang mengkaji seluk-beluk tata bahasa
dalam satuan ujaran. Pengertian tersebut sejalan dengan pendapat Ramlan (2009,
hlm. 1) yang mengungkapkan bahwa sintaksis adalah bagian atau cabang ilmu
bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa.
Analisis sintaksis berarti mengidentifikasi unsur-unsur yang membentuk satuan
bahasa dalam konteks kalimat. Hal ini adalah peran utama dari kajian sintaksis
sebagai cabang ilmu bahasa yang mempelajari seluk-beluk pembentukan kalimat.
A. Analisis Sintaksis
Tata bahasa tradisional menganalisis bahasa berdasarkan filsafat dan
semantik, sedangkan tata bahasa structural menganalisis bahasa berdasarkan struktur
dan ciri-ciri formal yang ada dalam bahasa. Dalam merumuskan kata kerja misalnya
tata bahasa tradisional mengatakan kata kerja adalah kata yang menyatakan tindakan
atau kejadian, sedangkan tata bahasa struktural menyatakan kata kerja adalah kata yang
berdistribusi dengan frasa.
Zaman Yunani (Abad ke-2-5
SM)
a. Kaum Shopis (abad ke-5 SM)
b. Plato (429-347 SM)
c. Aristoteles (384-322 Sebelum Masehi)
d. Stoik (abad ke 4 Sebelum Masehi)
e. Kaum Alexanrian
B. Linguistik Tradisional
Abdul chaer (2007:346) menyatakan bahwa linguistik struktural ialah aliran
yang berusaha mendeskripsikan suatu bahasa berdasarkan ciri atau sifat khas yang
dimilki bahasa itu.
Aliran struktural adalah sebutan yang diberikan pada paham bahasa yang
berlandaskan pada pemikiran Behavioristik. Jadi dengan didasari kepada paham
behavioristik hakikat bahasa itu dipandang dari perwujudan lahiriahnya, jadi di
dalam taksonomi gramatika disusun dari tataran terendah berupa fonem, morfem,
frasa, klausa, sampai tataran tertinggi yang berupa kalimat. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa aliran struktural atau behavioristik adalah salah satu aliran linguistik yang
mendeskripsikan suatu bahasa berdasarkan ciri atau sifat khas dari bahasa itu sendiri.
C. Linguistik Struktural atau Modern
Linguistik generatif transformasi yang dikemukakan dan dikembangkan
oleh Noam Chomsky (1957, 1965), menyatakan bahwa setiap kalimat yang ada
dan pernah dibuat orang dapat dikembalikan pada pola kalimat dasarnya, atau
kalimat inti, dan yang jumlahnya terbatas. Pola kalimat dasar itu adalah kalimat
berklausa tunggal, deklaratif, positif, transitif, atau netral. Kalimat- kalimat lain,
seperti kalimat imperative, kalimat interogatif, dan kalimat pasif adalah kalimat-
kalimat ubahan yang ditransformasikan dari kalimat dasar itu.
Prinsip lain dari linguistik generatif transformasi adalah bahwa sebelum
dilakukan dalam ujaran dalam bentuk struktur luar (surface structure) yang
bersifat konkret, terlebih dahulu kalimat itu disusun di dalam otak dalam bentuk
struktur dalam (deep structure) yang bersifat abstrak
D. Linguistik Struktural atau Modern
Tata bahasa kasus atau teori kasus pertama kali di perkenalkan oleh Charles J.
Fillmore dalam karangannya berjudul “The Case for Case” tahun 1968 yang di muat dalam
buku “Bach, E. dan R. Harms universal in Linguistik Theory”, terbitan Holt Rinehart dan
Winston. Kemudian di revisi dalam tahun 1970. Selain itu J.Anderson dalam bukunya “The
Grammar of case (combridge University press, 1971)” dan W.L Chafe dalam bukunya
“Meaning and the Structure of Language” (The University of Chicago Press, 1970)
memperkenalkan pula teori kasus yang agak berbeda. Tata bahasa kasus dalam bidang tata
bahasa, kasus atau kes bagi sesuatu kata nama atau kata ganti nama menandakan fungsi
dalam kalimat, tata bahasa bagi kata berkenaan dalam sesuatu ungkapan atau klausa di
dalam sebuah frasa atau klausa, Fungsi gramatis ini sebagai contohnya adalah subjek dari
kalimat, objek dari kalimat atau kepemilikan.
E. Tata Bahasa Kasus
1. Jenis Kasus
a. Kasus nominatif, bersamaan kasus subjektif bahasa Melayu, ialah subjek bagi kata kerja finitum: Contoh : Kami
pergi ke kedai.
b. Kasus akusatif, bersama kasus datif dan ablatif (bawah) bersamaan kasus objektif bahasa Melayu, ialah objek
langsung bagi kata kerja: Contoh : Dia mengingati kami.
c. Kasus datif merupakan objek tak langsung bagi kata kerja: Contoh : Dia memberi kami diskaun.
d. Kasus ablatif merupakan pergerakan dari sesuatu, dan/atau punca: Contoh : Dia meninggalkan kami untuk berjumpa
doktor.
e. Kasus genitif, bersamaan kasus milik, merupakan pemilik kepada satu lagi kata nama: Contoh : Buku saya di atas
mejanya.
f. Kasus vokatif merupakan penerima pesanan: Contoh : Awak di sana tak apa?
g. Kasus lokatif merupakan lokasi: Contoh : Kami tinggal di Malaysia.
h. Kasus perantian merupakan objek yang digunakan untuk melakukan sesuatu: Contoh : Kami bermain muzik dengan
piano.
2. Kasus Dalam Bahasa
MelayuMisalnya: kata ganti nama "(d) aku", "kamu" dan "dia" digabungkan di akhir perkataan "rumah" bertukar
menjadi bentuk kasus milik yaitu "-ku", "-mu" dan "-nya", maka membentuk kata terbitan "rumahku",
"rumahmu" dan "rumahnya", serupa dengan kasus genitif yang dibincangkan tadi. Contoh: Bahasa Latin
Berikut ialah contoh infleksi kasus dalam bahasa Latin, menggunakan berbagai bentuk mufrad untuk
perkataan yang berarti "pelaut", yang tergolong dalam deklensi pertama bahasa Latin.
a. Nauta (nominatif) "pelaut" [sebagai subjek] (cth. nauta ibi stat pelaut berdiri di sana)
b. Nautae (genitif) "milik pelaut" (cth. nomen nautae est Claudius nama pelaut itu Claudius)
c. Nautae (datif) "untuk/kepada pelaut" [sebagai objek tak langsung] (cth. nautae donum dedi Kuberikan
hadiah kepada pelaut.
d. Nautam (akusatif) "pelaut" [sebagai objek langsung] (cth. nautam vidi Kulihat pelaut)
e. Nautā (ablatif) "dari/dengan/di/oleh pelaut" [pelbagai guna yan tidak dibincangkan di atas] (cth. sum
altior nautā Saya lebih tinggi dari pelaut)
Tata bahasa relasional awal dirikan pada tahun 1970-an sebagai tantangan
langsung terhadap beberapa asumsi yang paling mendasar dari teori sintaksis yang dirancang
oleh aliran tata bahasa transformasi. Menurut tata bahasa relasional, teori sintaksis semesta
harus dianalisis berdasarkan relasi-relasi gramatikal. Masalah subjek dan objek langsung
berdasarkan relasi dominasi, tata bahasa transformasional menjelaskan sebagai berikut:
subjek adalah FN (frase Nomina) yang secara langsung didominasi oleh K (kalimat), dan
objek langsung adalah FN (frase Nomina) yang secara langsung didominasi oleh FV (Frasa
Verba). Menurut aliran tata bahasa relasional tata bahasa transformasi dengan struktur
klausa yang dijabarkan dengan urutan linear dan relasi dominasi, telah mengalami kegagalan
dalam penerapannya terhadap bahasa-bahasa tertentu
F. Tata Bahasa Rasional
G. Analisis Tema dan Rema
A. Tema
Tema (theme) merupakan sebuah elemen yang menunjukkan titik keberangkatan pesan yang
ingin disampaikan oleh penulis atau pembicara. Elemen ini memberikan titian sebuah
pertanyaan “klausa iniberbicara tentang apa?” Identifikasi tema sendiri pada dasarnya dapat
dilihat dari urutan unsur klausa, yaitu bahwa tema merupakan komponen yang diletakkan
pada awal klausa.
B. Rema
Rema (rheme) adalah bagian dari sebuah klausa atau kalimat yang merupakan
pengembangan dari tema, maka semua bagian yang tidak digarisbawahi pada keempat
klausa di atas adalah rema. Karena rema itu berangkat dari sesuatu yang umum menuju hal
yang spesifik, maka rema mengandung informasi yang spesifik dan baru. Pengidentifikasian
rema cukup sederhana; bahwa segala sesuatu yang bukan tema maka disebut rema, dan rema
akan selalu hadir setelah kehadiran tema. Hal ini dikarenakan rema adalah pengembangan
informasi dari tema.
H. Analisis Berdasarkan Gatra
A. Pengertian Gatra
Gatra adalah kata atau kelompok kata yang mendukung suatu kalimat (Sulaga, 1982).
Linguis lain yang juga memberikan batasan gatra yaitu Yus Badudu dalam bukunya yang
berjudul Inilah Bahasa Indonesia yang Benar (1987). Ahli bahasa ini mengatakan gatra
adalah bagian (kata atau frase) yang mempunyai fungsi dalam kalimat.
B. Macam-Macam Gatra
1. Gatra Subjek
2. Gatra Predikat
3. Gatra Objek
4. Gatra Keterangan
Terima
Kasih

More Related Content

Similar to KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pptx

Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaAhyaniyani
 
Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaAhyaniyani
 
Materi M4KB4 - Semantik dan Pragmatik
Materi M4KB4 - Semantik dan PragmatikMateri M4KB4 - Semantik dan Pragmatik
Materi M4KB4 - Semantik dan PragmatikPPGHybrid1
 
KAIDAH KALIMAT
KAIDAH KALIMATKAIDAH KALIMAT
KAIDAH KALIMATsyoretta
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typologyRezqan Farid
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typologyTina Lestary
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typologyTina Lestary
 
KALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF.pptx
KALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF.pptxKALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF.pptx
KALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF.pptxMedhitaBimaArifanda
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typologypenipenny
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typologypenipenny
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typologypenipenny
 
New microsoft office word document
New microsoft office word documentNew microsoft office word document
New microsoft office word documentFajar Pambudi
 
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.docx
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.docxPengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.docx
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.docxZukét Printing
 
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.pdf
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.pdfPengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.pdf
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.pdfZukét Printing
 

Similar to KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pptx (20)

Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacana
 
Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacana
 
Materi M4KB4 - Semantik dan Pragmatik
Materi M4KB4 - Semantik dan PragmatikMateri M4KB4 - Semantik dan Pragmatik
Materi M4KB4 - Semantik dan Pragmatik
 
Ferdinand de Saussure
Ferdinand de SaussureFerdinand de Saussure
Ferdinand de Saussure
 
Semantik
SemantikSemantik
Semantik
 
Semantik 1-abs2
Semantik 1-abs2Semantik 1-abs2
Semantik 1-abs2
 
KAIDAH KALIMAT
KAIDAH KALIMATKAIDAH KALIMAT
KAIDAH KALIMAT
 
Semantik
SemantikSemantik
Semantik
 
Semantik Pragmatis
Semantik PragmatisSemantik Pragmatis
Semantik Pragmatis
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typology
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typology
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typology
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typology
 
KALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF.pptx
KALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF.pptxKALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF.pptx
KALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF.pptx
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typology
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typology
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typology
 
New microsoft office word document
New microsoft office word documentNew microsoft office word document
New microsoft office word document
 
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.docx
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.docxPengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.docx
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.docx
 
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.pdf
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.pdfPengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.pdf
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.pdf
 

Recently uploaded

IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxshafiraramadhani9
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 

Recently uploaded (20)

IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 

KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pptx

  • 1. ANALISIS SINTAKSIS Disusun Oleh: Kelompok 1 1. Dini Gusdiani Nim. 2103041004 2. Nur Fadillah Nim. 2103041014 3. Yustri Arsita Sari Nim. 2103041024
  • 2. Sintaksis adalah cabang ilmu linguistik yang mengkaji seluk-beluk tata bahasa dalam satuan ujaran. Pengertian tersebut sejalan dengan pendapat Ramlan (2009, hlm. 1) yang mengungkapkan bahwa sintaksis adalah bagian atau cabang ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa. Analisis sintaksis berarti mengidentifikasi unsur-unsur yang membentuk satuan bahasa dalam konteks kalimat. Hal ini adalah peran utama dari kajian sintaksis sebagai cabang ilmu bahasa yang mempelajari seluk-beluk pembentukan kalimat. A. Analisis Sintaksis
  • 3. Tata bahasa tradisional menganalisis bahasa berdasarkan filsafat dan semantik, sedangkan tata bahasa structural menganalisis bahasa berdasarkan struktur dan ciri-ciri formal yang ada dalam bahasa. Dalam merumuskan kata kerja misalnya tata bahasa tradisional mengatakan kata kerja adalah kata yang menyatakan tindakan atau kejadian, sedangkan tata bahasa struktural menyatakan kata kerja adalah kata yang berdistribusi dengan frasa. Zaman Yunani (Abad ke-2-5 SM) a. Kaum Shopis (abad ke-5 SM) b. Plato (429-347 SM) c. Aristoteles (384-322 Sebelum Masehi) d. Stoik (abad ke 4 Sebelum Masehi) e. Kaum Alexanrian B. Linguistik Tradisional
  • 4. Abdul chaer (2007:346) menyatakan bahwa linguistik struktural ialah aliran yang berusaha mendeskripsikan suatu bahasa berdasarkan ciri atau sifat khas yang dimilki bahasa itu. Aliran struktural adalah sebutan yang diberikan pada paham bahasa yang berlandaskan pada pemikiran Behavioristik. Jadi dengan didasari kepada paham behavioristik hakikat bahasa itu dipandang dari perwujudan lahiriahnya, jadi di dalam taksonomi gramatika disusun dari tataran terendah berupa fonem, morfem, frasa, klausa, sampai tataran tertinggi yang berupa kalimat. Jadi, dapat disimpulkan bahwa aliran struktural atau behavioristik adalah salah satu aliran linguistik yang mendeskripsikan suatu bahasa berdasarkan ciri atau sifat khas dari bahasa itu sendiri. C. Linguistik Struktural atau Modern
  • 5. Linguistik generatif transformasi yang dikemukakan dan dikembangkan oleh Noam Chomsky (1957, 1965), menyatakan bahwa setiap kalimat yang ada dan pernah dibuat orang dapat dikembalikan pada pola kalimat dasarnya, atau kalimat inti, dan yang jumlahnya terbatas. Pola kalimat dasar itu adalah kalimat berklausa tunggal, deklaratif, positif, transitif, atau netral. Kalimat- kalimat lain, seperti kalimat imperative, kalimat interogatif, dan kalimat pasif adalah kalimat- kalimat ubahan yang ditransformasikan dari kalimat dasar itu. Prinsip lain dari linguistik generatif transformasi adalah bahwa sebelum dilakukan dalam ujaran dalam bentuk struktur luar (surface structure) yang bersifat konkret, terlebih dahulu kalimat itu disusun di dalam otak dalam bentuk struktur dalam (deep structure) yang bersifat abstrak D. Linguistik Struktural atau Modern
  • 6. Tata bahasa kasus atau teori kasus pertama kali di perkenalkan oleh Charles J. Fillmore dalam karangannya berjudul “The Case for Case” tahun 1968 yang di muat dalam buku “Bach, E. dan R. Harms universal in Linguistik Theory”, terbitan Holt Rinehart dan Winston. Kemudian di revisi dalam tahun 1970. Selain itu J.Anderson dalam bukunya “The Grammar of case (combridge University press, 1971)” dan W.L Chafe dalam bukunya “Meaning and the Structure of Language” (The University of Chicago Press, 1970) memperkenalkan pula teori kasus yang agak berbeda. Tata bahasa kasus dalam bidang tata bahasa, kasus atau kes bagi sesuatu kata nama atau kata ganti nama menandakan fungsi dalam kalimat, tata bahasa bagi kata berkenaan dalam sesuatu ungkapan atau klausa di dalam sebuah frasa atau klausa, Fungsi gramatis ini sebagai contohnya adalah subjek dari kalimat, objek dari kalimat atau kepemilikan. E. Tata Bahasa Kasus
  • 7. 1. Jenis Kasus a. Kasus nominatif, bersamaan kasus subjektif bahasa Melayu, ialah subjek bagi kata kerja finitum: Contoh : Kami pergi ke kedai. b. Kasus akusatif, bersama kasus datif dan ablatif (bawah) bersamaan kasus objektif bahasa Melayu, ialah objek langsung bagi kata kerja: Contoh : Dia mengingati kami. c. Kasus datif merupakan objek tak langsung bagi kata kerja: Contoh : Dia memberi kami diskaun. d. Kasus ablatif merupakan pergerakan dari sesuatu, dan/atau punca: Contoh : Dia meninggalkan kami untuk berjumpa doktor. e. Kasus genitif, bersamaan kasus milik, merupakan pemilik kepada satu lagi kata nama: Contoh : Buku saya di atas mejanya. f. Kasus vokatif merupakan penerima pesanan: Contoh : Awak di sana tak apa? g. Kasus lokatif merupakan lokasi: Contoh : Kami tinggal di Malaysia. h. Kasus perantian merupakan objek yang digunakan untuk melakukan sesuatu: Contoh : Kami bermain muzik dengan piano.
  • 8. 2. Kasus Dalam Bahasa MelayuMisalnya: kata ganti nama "(d) aku", "kamu" dan "dia" digabungkan di akhir perkataan "rumah" bertukar menjadi bentuk kasus milik yaitu "-ku", "-mu" dan "-nya", maka membentuk kata terbitan "rumahku", "rumahmu" dan "rumahnya", serupa dengan kasus genitif yang dibincangkan tadi. Contoh: Bahasa Latin Berikut ialah contoh infleksi kasus dalam bahasa Latin, menggunakan berbagai bentuk mufrad untuk perkataan yang berarti "pelaut", yang tergolong dalam deklensi pertama bahasa Latin. a. Nauta (nominatif) "pelaut" [sebagai subjek] (cth. nauta ibi stat pelaut berdiri di sana) b. Nautae (genitif) "milik pelaut" (cth. nomen nautae est Claudius nama pelaut itu Claudius) c. Nautae (datif) "untuk/kepada pelaut" [sebagai objek tak langsung] (cth. nautae donum dedi Kuberikan hadiah kepada pelaut. d. Nautam (akusatif) "pelaut" [sebagai objek langsung] (cth. nautam vidi Kulihat pelaut) e. Nautā (ablatif) "dari/dengan/di/oleh pelaut" [pelbagai guna yan tidak dibincangkan di atas] (cth. sum altior nautā Saya lebih tinggi dari pelaut)
  • 9. Tata bahasa relasional awal dirikan pada tahun 1970-an sebagai tantangan langsung terhadap beberapa asumsi yang paling mendasar dari teori sintaksis yang dirancang oleh aliran tata bahasa transformasi. Menurut tata bahasa relasional, teori sintaksis semesta harus dianalisis berdasarkan relasi-relasi gramatikal. Masalah subjek dan objek langsung berdasarkan relasi dominasi, tata bahasa transformasional menjelaskan sebagai berikut: subjek adalah FN (frase Nomina) yang secara langsung didominasi oleh K (kalimat), dan objek langsung adalah FN (frase Nomina) yang secara langsung didominasi oleh FV (Frasa Verba). Menurut aliran tata bahasa relasional tata bahasa transformasi dengan struktur klausa yang dijabarkan dengan urutan linear dan relasi dominasi, telah mengalami kegagalan dalam penerapannya terhadap bahasa-bahasa tertentu F. Tata Bahasa Rasional
  • 10. G. Analisis Tema dan Rema A. Tema Tema (theme) merupakan sebuah elemen yang menunjukkan titik keberangkatan pesan yang ingin disampaikan oleh penulis atau pembicara. Elemen ini memberikan titian sebuah pertanyaan “klausa iniberbicara tentang apa?” Identifikasi tema sendiri pada dasarnya dapat dilihat dari urutan unsur klausa, yaitu bahwa tema merupakan komponen yang diletakkan pada awal klausa. B. Rema Rema (rheme) adalah bagian dari sebuah klausa atau kalimat yang merupakan pengembangan dari tema, maka semua bagian yang tidak digarisbawahi pada keempat klausa di atas adalah rema. Karena rema itu berangkat dari sesuatu yang umum menuju hal yang spesifik, maka rema mengandung informasi yang spesifik dan baru. Pengidentifikasian rema cukup sederhana; bahwa segala sesuatu yang bukan tema maka disebut rema, dan rema akan selalu hadir setelah kehadiran tema. Hal ini dikarenakan rema adalah pengembangan informasi dari tema.
  • 11. H. Analisis Berdasarkan Gatra A. Pengertian Gatra Gatra adalah kata atau kelompok kata yang mendukung suatu kalimat (Sulaga, 1982). Linguis lain yang juga memberikan batasan gatra yaitu Yus Badudu dalam bukunya yang berjudul Inilah Bahasa Indonesia yang Benar (1987). Ahli bahasa ini mengatakan gatra adalah bagian (kata atau frase) yang mempunyai fungsi dalam kalimat. B. Macam-Macam Gatra 1. Gatra Subjek 2. Gatra Predikat 3. Gatra Objek 4. Gatra Keterangan