Dokumen tersebut membahas tentang merencanakan pengawetan bahan nabati dan hewani, mulai dari mencari ide, melakukan percobaan, merencanakan proses produksi, memproduksi, pengemasan, dan pelabelan produk hasil pengawetan. Proses tersebut dilakukan untuk memperoleh produk pengawetan yang berkualitas dan sesuai dengan persyaratan.
2. Assalamu’alaikum Wr.Wb
Nama Kelompok :
1. Aisyah Ananda Agsmy ( X IIS 2 / 02 )
2. Amalia RizkyTania ( X IIS 2 / 04 )
3. Eliza Maharani ( X IIS 2 / 09 )
4. Febrina Rizda ( X IIS 2 / 11 )
5. Feni Anisa ( X IIS 2 / 12 )
3. D. Cara Merancang Pengawetan Bahan
Nabati dan Hewani
1. Mencari Ide
Ide perancangan pengawetan bahan nabati dan hewani yang
dilakukan dapat berupa modifikasi atau penyempurnaan dari
proses pengawetan yang sudah dilakukan di daerah setempat,
atau berupa proses pengawetan yang belum pernah dilakukan
di daerah tersebut. Ide pembuatan produk pengawetan juga
dapat diperoleh dengan mengamati potensi bahan baku yang
ada didaerah setempat, ketersediaan, alat, serta peluang pasar.
4. Pengawetan
2. Percobaan
Pada pengolahan pengawetan, perencanaan produksi tidak dapat dilakukan sebelum
didapat resep atau rumusan yang tepat dan baku untuk teknik pengolahannya.
Kemudian lakukan percobaan modifikasi terhadapat proses pengolahan produk
pengawetan yang sudah ada, atau percobaan untuk memperoleh resep baru
pengawetan.
3. Perencanaan Produksi
Rancangan proses pengawetan yang akan dilakukan dimulai dengan pengadaan dan
persiapan bahan serta peralatan , langkah – langkah pada proses pengawetan, hingga
pengemasan.
5. Pengawetan
4. Pembuatan produk pengawetan dari bahan nabati
dan bahan hewani
Pembuatan produk pengawetan dilakukan sesuai dengan
rencana yang telah dibuat. Lukakan tahapan proses dengan
hati – hati dan teliti. Kesalahan pada salah satu tahapan akan
mempengaruhi kualitas dari produk akhir. Lakukan evalusi
pada setiap produk yang dihasilkan , hasil evaluasi dapat
digunakan untuk perbaikan proses pengawetan berikutnya.
6. E. Pengemasan dan Perawatan Produk Hasil
Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani
1. Fungsi Kemasan
Tiga fungsi yang harus dipenuhi.
Fungsi pertama adalah fungsi perindungan yaitu menjaga
makanan dari kotoran dan kadar air serta kerusakan fisik.
Fungsi kedua yaitu fungsi penanganan, dalam fungsi ini
memudahkan kita untuk membuka atau menutup, mudah dalam
tahap penanganan, pengangkutan, dan distribusi.
Fungsi ketiga yaitu fungsi pemasaran, kemasan menampakkan
identifikasi, informasi, daya tarik, dan penampilan yang jelas.
7. Fungsi Kemasan
Ada tujuh fungsi kemasan :
1. Factor pengamanan ( cuaca, sinar, jatuh, tumpukkan, kuman, dll. )
2. Factor ekonomi ( biaya produksi)
3. Factor distribusi ( kemudahan penyimpanan dan pemanjangan )
4. Factor komunikasi ( mudah dilihat, dipahami, dan diingat )
5. Factor ergonomi ( mudah dibawa, dibuka, diambil, diminum )
6. Faktor estetika (warna,logo,ilustrasi, huruf, tata letak)
7. Factor identitas (mudah dikenali, tampil beda)
8. Pengemasan
a. Perlindungan dan penanganan produk
Produk dalam kemasan dapat dilindungi dengan berbagai cara, antara lain dengan
mengontrol keluar masuknya air (hidratasi), mengedalikan suhu, mengatur atmosfer
pengemasan, mencegah migrasi komponen volatil, dan penyinaran UV
b. Pengemasan untuk pemasaran
Penampilan suatu kemasan haruslah dapat menarik perhatian (eye catching). Hal ini
mencakup warna, bentuk , merek, ilustrasi, tata letak yang berhubungan dengan factor
emosi dan psikologis.
Daya Tarik Praktis adalah efektifitas dan efisiensi kemasan dalam memudahkan
penyimpanan dan pemajangan produk
9. Jenis dan Bahan Kemasan
2. Jenis dan Bahan Kemasan
a) Kemasan Primer
Kemasan Primer adalah kemasan yang berhubungan langsung dengan produk,
ukurannya relative kecil dan bisa disebut sebagai kemasan eceran. Contohnya
(kaleng susu, botol minuman, bungkus tempe)
10. b ) Kemasan Sekunder
Kemasan sekunder adalah kemasan kedua yang berisi sejumlah kemasan
primer . Contohnya kotak karton untuk wadah kaleng susu,
kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus, keranjang tempe,
dan sebagainya.
11. c) Kemasan Tersier
Kemasan Tersier adlah kemasan yang banyak diperuntukkan sebagai transport.
Umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan.
12. Bahan Kemasan
3. Bahan Kemasan
a) Kemasan Logam (Kaleng)
Kemasan Logam adalah kemasan yang paling aman karena kemasan ini
dapat melindungi produk dari sinar matahari, uap air, dan oksigen.
14. c) Kemasan Plastik
Terbuat dari bahan dasar yang terbuat dari minyak bumi, batu bara atau gas
alam dan dibentuk sesuai keperluan yang diinginkan. Biasanya dalam bentuk
RIGID, SEMIRIGID atau electroforming dan kemasan monolayer lainnya.
15. d)Kemasan Kertas
Umumnya jenis kertas yang digunakan sebagai bahan kemasan adalah kelompok kertas
industri
16. Persyaratan Pengemasan
4. Persyaratan Kemasan
a) Kemasan harus melindungi isi, Baik dari pengaruh luar,
pengaruh dalam, dan kemasan harus dapat menjaga
mutu tetap sama
b) Kemasan harus menjadi media penandaan terhadap
barang yang dikemas sehingga label harus tercetak
dengan jelas dan komplit.
c) Kemasan harus mudah dibuka dan mudah ditutup
kembali serta berdesain atraktif.
d) Kemasan harus dapat mempromosikan diri sendiri jika
dipajang di etalase took atau swalayan.
e) Bahan kemasan harus ramah lingkungan dan dapat didaur
ulang.
17. Pelabelan
5. Pelabelan
Terdapat 3 fungsi pokok pengemasan yaitu
1. fungsi identifikasi,
Fungsi identifikasi : bahwa pengemasan itu harus berbicara kepada konsumen,
memberikan informasi tentang produk yang dikemas, tanggal produksi dan hal – hal
penting lainnya.
2. fungsi membantu penjualan produk
Fungsi membantu penjualan produk : kemasan harus dapat mempromosikan produk
itu sendiri meliputi warna, foto/gambar.
3. fungsi pemenuhan peraturan perundang-undangan.
Fungsi pemenuhan peraturan perundang-undangan : bahwa setiap makanan harus
terdapat label yang mencatumkan label halal, nomor depkes, SNI atau ISO.
18. Pelabelan
Hal yang harus diperhatikan saat akan membuat labeh :
1. Nama produk
2. Nama dagang
3. Komposisi
4. Berat / isi bersih
5. Nama dan alamat produsen
6. Nomor pendaftaran ( PIRT / MD )
7. Tanggal atau bulan dan tahun kada luarsa
8. Kode produksi