SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
KELAINAN PADAKELAINAN PADA
MASA NIFASMASA NIFAS
 Masalah post anestesi
 Perdarahan post partum
 Eklampsia dan preeklampsia
 Infeksi nifas pada genitalia
 Kelainan tromboemboli
 Komplikasi pada traktus urinarius
 Kelainan dan penyakit lain dalam nifas
Masalah post Anestesi
 Nyeri
 Masalah pernafasan
 Hipoventilasi
 Hipotensi
 Emfisema subkutan
 Hipertensi
 Sakit kepala
 Disfungsi hati atau ginjal
 Defisit neurologis
Perdarahan post Partum
 Penyebab kematian maternal terbanyak
 150.000 kematian / tahun di negara berkembang
(WHO, 1990)
 88% terjadi 4 jam setelah persalinan 
konsekuensi dari persalinan kala III
 Jika > 500 ml
 Penyebab :
 Atonia uteri
 Sisa plasenta
 Laserasi vagina atau serviks
 Ruptur uterus
 Inversi uterus
 PENATALAKSANAAN
 1 jam setelah persalinan  penting untuk
diagnosis dan penatalaksanaan perdarahan
abnormal
 Plasenta masih dalam uterus atau tersisa 
manual plasenta
 Tetap berdarah  diberikan oxytocin,
pemijatan abdomen secara pelan hingga
uterus berkontraksi
 Perdarahan berlanjut  rujuk
Eklampsia dan Preeklampsia
 Penyebab kematian 3 terbanyak
 1 dalam 100 – 1700 persalinan di negara
berkembang (Crowther,1985)
 50% dari kejadian eklampsia terjadi 3
hari post partum (Lubarsky 1994)
 PENATALAKSANAAN
 Komplikasi terberat adalah perdarahan
intraserebral
 Eklampsia atau PE berat pada hari I post
partum  rawat inap
 Pilihan terapi : Magnesium sulfat
Infeksi Nifas pada Genitalia
 Peradangan yang terjadi pada masa nifas
disebabkan oleh masuknya kuman dalam
alat genitalia waktu persalinan, nifas, dan
dalam kehamilan.
 70% disebabkan oleh bakteri anaerob
(coccus gram (+) seperti streptococcus,
staphylococcus, e.coli, clostridium welchii)
dan aerob patogen.
 Cara terjadinya infeksi dapat melalui :
 Tangan pemeriksa
 Droplet infection
 Dari penderita lain
 Koitus (pecahnya ketuban)
 Infeksi intrapartum
 Faktor predisposisi :
 Daya tahan tubuh yang menurun
 Partus lama
 Ketuban pecah dini
 Tindakan bedah / perlukaan jalan lahir
 Sisa plasenta / selaput ketuban / sisa bekuan
darah
 Infeksi dapat berupa :
 Vulvitis
 Vaginintis
 Servisitis
 Endometritis
 Dapat lebih jauh menjadi :
 Septikemia / piemia
 Peritonitis
 Parametritis
 GAMBARAN KLINIK
 vulvitis, vaginitis dan servisitis
 Nyeri dan panas pada tempat infeksi
 Kadang perih bila kencing
 Suhu meningkat, kadang disertai menggigil
 endometritis
 Tergantung jenis dan virulensi kuman, daya tahan
penderita dan derajat trauma pada jalan lahir
 Deman
 Uterus agak membesar dan lembek
 Nyeri pada perabaan
 Nadi menjadi cepat
 Lokia kadang berbau
 Septikemia dan piemia
 Merupakan infeksi yang berat
 Demam tinggi , suhu 39˚C – 40˚C disertai menggigil
 Nadi cepat 140 – 160 x/mnt atau lebih
 KU cepat memburuk
 Dapat meninggal dalam 6 – 7 hari
 Peritonitis
 Merupakan perluasan dari endometritis ,
salpingoooforitis atau selulitis pelvika
 Gejala seperti pada peritonitis umum
 Demam tinggi
 Nadi cepat dan kecil
 Nyeri perut bawah dan kembung
 Defans muskular
 DIAGNOSIS
 Kebanyakan demam setelah persalinan
disebabkan oleh infeksi nifas tetapi
kemungkinan penyebab diluar alat genital
harus dipertimbangkan (bronkitis, pneumonia,
pielonefritis, mastitis dll)
 Pastikan apakah infeksi bersifat lokal atau
telah menyebar
 PENCEGAHAN
 Selama kehamilan
 Perbaiki gizi
 Koitus pada hamil tua sebaiknya tidak dilakukan
(pecah ketuban infeksi)
 Selama persalinan
 Membatasi kemungkinan masuknya kuman-kuman
kedalam jalan lahir
 Mencegah persalinan tidak berlarut-larut
 Tindakan persalinan dengan trauma sesedikit
mungkin
 Mencegah terjadinya perdarahan banyak
 Alat-alat harus steril
 Penolong harus steril
 Periksa dalam jika ada indikasi
 Transfusi hanya bilamana sangat diperlukan
 Selama nifas
 Perawatan luka
 Membatasi pengunjung
 Mengisolasi pasien
 PENGOBATAN
 Antibiotika:kultur dan test sensitivitas
 Antibiotika tetap diberikan sebelum hasil kultur
(+)
 Dapat diberikan antibiotika spektrum luas
 PROGNOSIS
 Tergantung dari virulensi dan luasnya infeksi
Kelainan Tromboemboli
 Penyebab kematian utama di negara maju
 Emboli paru
 Pada masa nifas insidens trombosis vena
dalam 0,19%
 Insidens meningkat, setelah :
 Persalinan dengan bantuan alat
 Manual plasenta
 Seksio sesarea
 Pernah menderita kelainan tromboemboli
sebelumnya
 GEJALA KLINIK
 Trombosis vena dalam
 Nyeri, bengkak
 Sedikit peningkatan temperatur dan nadi
 DIAGNOSIS
 Doppler
 PENCEGAHAN
 Mobilisasi dini
 PENATALAKSANAAN
 Antikoagulan 
 Jika diberikan cumarin pada ibu, maka bayi harus
diberikan vitamin K oleh karena cumarin dapat
diekskresikan pada ASI
Komplikasi pada Traktus Urinarius
 Retensi urine
 Hari I post partum  fenomena yang sering dijumpai
 Disebabkan oleh :
 Edema pada uretra dan v. urinaria
 Laserasi dan nyeri pada vulva
 Inkontinensia
 Mengarahkan pada kemungkinan fistula vesikovaginal
 Disebabkan oleh :
 Tekanan yang lama dari kepala bayi terhadap v. urinaria
dan uretra.
 Persalinan traumatik
 Infeksi
 Sering terjadi selama periode post partum
 Disebabkan oleh :
 Stasis urin selama kehamilan dan bakteriuria
asimptomatik  infeksi berulang
 Selama persalinan dilakukan kateterisasi  infeksi
 Infeksi tersering selama post partum :
 Sistitis
 pielonefritis
Kelainan dan Penyakit Lain dalam Nifas
 KELAINAN PADA MAMMA
 Mastitis
 Disebabkan oleh buruknya pengaliran ASI
 Antibiotik dapat diberikan apabila keadaan sangat
akut atau tidak membaik dalam 12-24 jam setelah
pengaliran
 Antibiotik pilihan : flucloxacillin, eritromisin,
sefalosporin ( sensitif dengan S. aureus)
 Apabila terjadi abses  tindakan bedah
 Pemberian ASI dapat dilanjutkan kembali apabila
tidak nyeri lagi
 Pembendungan air susu
 Galaktokel
 Kelainan puting susu
 Kelainan dalam keluarnya air susu (agalaktia,
poligalaktia, galaktorea)
 Penghentian laktasi
 KELAINAN PADA VULVA DAN PERINEUM
 Setelah terjadinya trauma pada kala II
persalinan ( robekan perineum, episiotomi,
robekan labia )
 20% nyeri hingga 10 hari post partum
 7,5% nyeri hingga 3 bulan ( Sleep , 1984)
 Penatalaksanaan :
 analgetik
 KELAINAN PADA UTERUS
 Subinvolusi
 Perdarahan nifas sekunder
 KELAINAN-KELAINAN LAIN DALAM NIFAS
 Nekrosis pars anterior hipofisis post partum
(sindroma Sheehan)
 Problem psikologis selama periode postpartum
 Postpartum blues
 Postpartum depression
 Puerperal psychosis
Kelainan pada masa nifas&laktasi   copy AKBID PARAMATA RAHA

More Related Content

What's hot

Komplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannya
Komplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannyaKomplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannya
Komplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannya
Chiyapuri
 
Amenorea, dismenorea, oligomenorea, menoragia
Amenorea, dismenorea, oligomenorea, menoragiaAmenorea, dismenorea, oligomenorea, menoragia
Amenorea, dismenorea, oligomenorea, menoragia
Zamirul Ikmal
 
Salpingitis
SalpingitisSalpingitis
Salpingitis
pie-pien
 
11c perdarahan pascapersalinan
11c perdarahan pascapersalinan11c perdarahan pascapersalinan
11c perdarahan pascapersalinan
Joni Iswanto
 
Perdarahan postpartum paper
Perdarahan postpartum paperPerdarahan postpartum paper
Perdarahan postpartum paper
fegrianafia
 
Post partum
Post partumPost partum
Post partum
fhermien
 
Perdarahan Postpartum.ppt
Perdarahan Postpartum.pptPerdarahan Postpartum.ppt
Perdarahan Postpartum.ppt
elly_nd
 
228753432 deteksi-dini-komplikasi-pada-masa-nifas-dan-penanganannya
228753432 deteksi-dini-komplikasi-pada-masa-nifas-dan-penanganannya228753432 deteksi-dini-komplikasi-pada-masa-nifas-dan-penanganannya
228753432 deteksi-dini-komplikasi-pada-masa-nifas-dan-penanganannya
rismaaap
 

What's hot (19)

Komplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannya
Komplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannyaKomplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannya
Komplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannya
 
Infeksi Puerperalis
Infeksi PuerperalisInfeksi Puerperalis
Infeksi Puerperalis
 
Penyulit Dan Komplikasi Masa Nifas
Penyulit Dan Komplikasi Masa NifasPenyulit Dan Komplikasi Masa Nifas
Penyulit Dan Komplikasi Masa Nifas
 
Perdarahan Post Partum dan Syok
Perdarahan Post Partum dan SyokPerdarahan Post Partum dan Syok
Perdarahan Post Partum dan Syok
 
Kasus hpp
Kasus hppKasus hpp
Kasus hpp
 
HEMORAJ ANTEPARTUM
HEMORAJ ANTEPARTUMHEMORAJ ANTEPARTUM
HEMORAJ ANTEPARTUM
 
Kegawat Daruratan Kehamilan Lanjut
Kegawat Daruratan Kehamilan LanjutKegawat Daruratan Kehamilan Lanjut
Kegawat Daruratan Kehamilan Lanjut
 
Amenorea, dismenorea, oligomenorea, menoragia
Amenorea, dismenorea, oligomenorea, menoragiaAmenorea, dismenorea, oligomenorea, menoragia
Amenorea, dismenorea, oligomenorea, menoragia
 
Salpingitis
SalpingitisSalpingitis
Salpingitis
 
Perdarahan postpartum
Perdarahan postpartumPerdarahan postpartum
Perdarahan postpartum
 
11c perdarahan pascapersalinan
11c perdarahan pascapersalinan11c perdarahan pascapersalinan
11c perdarahan pascapersalinan
 
Perdarahan postpartum paper
Perdarahan postpartum paperPerdarahan postpartum paper
Perdarahan postpartum paper
 
Perdarahan Post Partum
Perdarahan Post PartumPerdarahan Post Partum
Perdarahan Post Partum
 
Post partum
Post partumPost partum
Post partum
 
Perdarahan post partum
Perdarahan post partumPerdarahan post partum
Perdarahan post partum
 
Perdarahan Postpartum.ppt
Perdarahan Postpartum.pptPerdarahan Postpartum.ppt
Perdarahan Postpartum.ppt
 
Pp post partum
Pp post partumPp post partum
Pp post partum
 
228753432 deteksi-dini-komplikasi-pada-masa-nifas-dan-penanganannya
228753432 deteksi-dini-komplikasi-pada-masa-nifas-dan-penanganannya228753432 deteksi-dini-komplikasi-pada-masa-nifas-dan-penanganannya
228753432 deteksi-dini-komplikasi-pada-masa-nifas-dan-penanganannya
 
SALIN PENYULIT KALA III DAN IV
SALIN PENYULIT KALA III DAN IVSALIN PENYULIT KALA III DAN IV
SALIN PENYULIT KALA III DAN IV
 

Similar to Kelainan pada masa nifas&laktasi copy AKBID PARAMATA RAHA

Perdarahan pada kehamilan muda
Perdarahan pada kehamilan mudaPerdarahan pada kehamilan muda
Perdarahan pada kehamilan muda
dewiseftiani
 
6. salpingitis & adnexitis
6. salpingitis & adnexitis6. salpingitis & adnexitis
6. salpingitis & adnexitis
Pradasary
 
presentasiiiii Kehamilan_Ektopik_PPT.ppt
presentasiiiii Kehamilan_Ektopik_PPT.pptpresentasiiiii Kehamilan_Ektopik_PPT.ppt
presentasiiiii Kehamilan_Ektopik_PPT.ppt
SandraSentiaji
 

Similar to Kelainan pada masa nifas&laktasi copy AKBID PARAMATA RAHA (20)

Kegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa NifasKegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa Nifas
 
Perdarahan antepartum
Perdarahan antepartumPerdarahan antepartum
Perdarahan antepartum
 
Askep Kelainan Pada Masa Nifas.ppt
Askep Kelainan Pada Masa Nifas.pptAskep Kelainan Pada Masa Nifas.ppt
Askep Kelainan Pada Masa Nifas.ppt
 
Askep hpp
Askep hppAskep hpp
Askep hpp
 
Manajemen Kasus Perdarahan.ppt
Manajemen Kasus Perdarahan.pptManajemen Kasus Perdarahan.ppt
Manajemen Kasus Perdarahan.ppt
 
infeksi_saluran_kemih.ppt
infeksi_saluran_kemih.pptinfeksi_saluran_kemih.ppt
infeksi_saluran_kemih.ppt
 
Perdarahan Obstetri TM I.pptx
Perdarahan Obstetri TM I.pptxPerdarahan Obstetri TM I.pptx
Perdarahan Obstetri TM I.pptx
 
Eklamsia lengkap
Eklamsia lengkapEklamsia lengkap
Eklamsia lengkap
 
Eklamsia lengkap
Eklamsia lengkapEklamsia lengkap
Eklamsia lengkap
 
Perdarahan pada kehamilan muda
Perdarahan pada kehamilan mudaPerdarahan pada kehamilan muda
Perdarahan pada kehamilan muda
 
Infeksi Puerperium LEO.pptx
Infeksi Puerperium LEO.pptxInfeksi Puerperium LEO.pptx
Infeksi Puerperium LEO.pptx
 
Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopikKehamilan ektopik
Kehamilan ektopik
 
Perdarahan hamil muda
Perdarahan hamil mudaPerdarahan hamil muda
Perdarahan hamil muda
 
Perdarahan hamil muda
Perdarahan hamil mudaPerdarahan hamil muda
Perdarahan hamil muda
 
Perdarahan hamil muda
Perdarahan hamil mudaPerdarahan hamil muda
Perdarahan hamil muda
 
6. salpingitis & adnexitis
6. salpingitis & adnexitis6. salpingitis & adnexitis
6. salpingitis & adnexitis
 
Is
IsIs
Is
 
presentasiiiii Kehamilan_Ektopik_PPT.ppt
presentasiiiii Kehamilan_Ektopik_PPT.pptpresentasiiiii Kehamilan_Ektopik_PPT.ppt
presentasiiiii Kehamilan_Ektopik_PPT.ppt
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
HPP.pptx
HPP.pptxHPP.pptx
HPP.pptx
 

More from Operator Warnet Vast Raha

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Kelainan pada masa nifas&laktasi copy AKBID PARAMATA RAHA

  • 2.  Masalah post anestesi  Perdarahan post partum  Eklampsia dan preeklampsia  Infeksi nifas pada genitalia  Kelainan tromboemboli  Komplikasi pada traktus urinarius  Kelainan dan penyakit lain dalam nifas
  • 3. Masalah post Anestesi  Nyeri  Masalah pernafasan  Hipoventilasi  Hipotensi  Emfisema subkutan  Hipertensi  Sakit kepala  Disfungsi hati atau ginjal  Defisit neurologis
  • 4. Perdarahan post Partum  Penyebab kematian maternal terbanyak  150.000 kematian / tahun di negara berkembang (WHO, 1990)  88% terjadi 4 jam setelah persalinan  konsekuensi dari persalinan kala III  Jika > 500 ml  Penyebab :  Atonia uteri  Sisa plasenta  Laserasi vagina atau serviks  Ruptur uterus  Inversi uterus
  • 5.  PENATALAKSANAAN  1 jam setelah persalinan  penting untuk diagnosis dan penatalaksanaan perdarahan abnormal  Plasenta masih dalam uterus atau tersisa  manual plasenta  Tetap berdarah  diberikan oxytocin, pemijatan abdomen secara pelan hingga uterus berkontraksi  Perdarahan berlanjut  rujuk
  • 6. Eklampsia dan Preeklampsia  Penyebab kematian 3 terbanyak  1 dalam 100 – 1700 persalinan di negara berkembang (Crowther,1985)  50% dari kejadian eklampsia terjadi 3 hari post partum (Lubarsky 1994)
  • 7.  PENATALAKSANAAN  Komplikasi terberat adalah perdarahan intraserebral  Eklampsia atau PE berat pada hari I post partum  rawat inap  Pilihan terapi : Magnesium sulfat
  • 8. Infeksi Nifas pada Genitalia  Peradangan yang terjadi pada masa nifas disebabkan oleh masuknya kuman dalam alat genitalia waktu persalinan, nifas, dan dalam kehamilan.  70% disebabkan oleh bakteri anaerob (coccus gram (+) seperti streptococcus, staphylococcus, e.coli, clostridium welchii) dan aerob patogen.
  • 9.  Cara terjadinya infeksi dapat melalui :  Tangan pemeriksa  Droplet infection  Dari penderita lain  Koitus (pecahnya ketuban)  Infeksi intrapartum
  • 10.  Faktor predisposisi :  Daya tahan tubuh yang menurun  Partus lama  Ketuban pecah dini  Tindakan bedah / perlukaan jalan lahir  Sisa plasenta / selaput ketuban / sisa bekuan darah
  • 11.  Infeksi dapat berupa :  Vulvitis  Vaginintis  Servisitis  Endometritis  Dapat lebih jauh menjadi :  Septikemia / piemia  Peritonitis  Parametritis
  • 12.  GAMBARAN KLINIK  vulvitis, vaginitis dan servisitis  Nyeri dan panas pada tempat infeksi  Kadang perih bila kencing  Suhu meningkat, kadang disertai menggigil  endometritis  Tergantung jenis dan virulensi kuman, daya tahan penderita dan derajat trauma pada jalan lahir  Deman  Uterus agak membesar dan lembek  Nyeri pada perabaan  Nadi menjadi cepat  Lokia kadang berbau
  • 13.  Septikemia dan piemia  Merupakan infeksi yang berat  Demam tinggi , suhu 39˚C – 40˚C disertai menggigil  Nadi cepat 140 – 160 x/mnt atau lebih  KU cepat memburuk  Dapat meninggal dalam 6 – 7 hari  Peritonitis  Merupakan perluasan dari endometritis , salpingoooforitis atau selulitis pelvika  Gejala seperti pada peritonitis umum  Demam tinggi  Nadi cepat dan kecil  Nyeri perut bawah dan kembung  Defans muskular
  • 14.  DIAGNOSIS  Kebanyakan demam setelah persalinan disebabkan oleh infeksi nifas tetapi kemungkinan penyebab diluar alat genital harus dipertimbangkan (bronkitis, pneumonia, pielonefritis, mastitis dll)  Pastikan apakah infeksi bersifat lokal atau telah menyebar
  • 15.  PENCEGAHAN  Selama kehamilan  Perbaiki gizi  Koitus pada hamil tua sebaiknya tidak dilakukan (pecah ketuban infeksi)  Selama persalinan  Membatasi kemungkinan masuknya kuman-kuman kedalam jalan lahir  Mencegah persalinan tidak berlarut-larut  Tindakan persalinan dengan trauma sesedikit mungkin  Mencegah terjadinya perdarahan banyak
  • 16.  Alat-alat harus steril  Penolong harus steril  Periksa dalam jika ada indikasi  Transfusi hanya bilamana sangat diperlukan  Selama nifas  Perawatan luka  Membatasi pengunjung  Mengisolasi pasien
  • 17.  PENGOBATAN  Antibiotika:kultur dan test sensitivitas  Antibiotika tetap diberikan sebelum hasil kultur (+)  Dapat diberikan antibiotika spektrum luas  PROGNOSIS  Tergantung dari virulensi dan luasnya infeksi
  • 18. Kelainan Tromboemboli  Penyebab kematian utama di negara maju  Emboli paru  Pada masa nifas insidens trombosis vena dalam 0,19%  Insidens meningkat, setelah :  Persalinan dengan bantuan alat  Manual plasenta  Seksio sesarea  Pernah menderita kelainan tromboemboli sebelumnya
  • 19.  GEJALA KLINIK  Trombosis vena dalam  Nyeri, bengkak  Sedikit peningkatan temperatur dan nadi  DIAGNOSIS  Doppler  PENCEGAHAN  Mobilisasi dini
  • 20.  PENATALAKSANAAN  Antikoagulan   Jika diberikan cumarin pada ibu, maka bayi harus diberikan vitamin K oleh karena cumarin dapat diekskresikan pada ASI
  • 21. Komplikasi pada Traktus Urinarius  Retensi urine  Hari I post partum  fenomena yang sering dijumpai  Disebabkan oleh :  Edema pada uretra dan v. urinaria  Laserasi dan nyeri pada vulva  Inkontinensia  Mengarahkan pada kemungkinan fistula vesikovaginal  Disebabkan oleh :  Tekanan yang lama dari kepala bayi terhadap v. urinaria dan uretra.  Persalinan traumatik
  • 22.  Infeksi  Sering terjadi selama periode post partum  Disebabkan oleh :  Stasis urin selama kehamilan dan bakteriuria asimptomatik  infeksi berulang  Selama persalinan dilakukan kateterisasi  infeksi  Infeksi tersering selama post partum :  Sistitis  pielonefritis
  • 23. Kelainan dan Penyakit Lain dalam Nifas  KELAINAN PADA MAMMA  Mastitis  Disebabkan oleh buruknya pengaliran ASI  Antibiotik dapat diberikan apabila keadaan sangat akut atau tidak membaik dalam 12-24 jam setelah pengaliran  Antibiotik pilihan : flucloxacillin, eritromisin, sefalosporin ( sensitif dengan S. aureus)  Apabila terjadi abses  tindakan bedah  Pemberian ASI dapat dilanjutkan kembali apabila tidak nyeri lagi
  • 24.  Pembendungan air susu  Galaktokel  Kelainan puting susu  Kelainan dalam keluarnya air susu (agalaktia, poligalaktia, galaktorea)  Penghentian laktasi
  • 25.  KELAINAN PADA VULVA DAN PERINEUM  Setelah terjadinya trauma pada kala II persalinan ( robekan perineum, episiotomi, robekan labia )  20% nyeri hingga 10 hari post partum  7,5% nyeri hingga 3 bulan ( Sleep , 1984)  Penatalaksanaan :  analgetik
  • 26.  KELAINAN PADA UTERUS  Subinvolusi  Perdarahan nifas sekunder  KELAINAN-KELAINAN LAIN DALAM NIFAS  Nekrosis pars anterior hipofisis post partum (sindroma Sheehan)  Problem psikologis selama periode postpartum  Postpartum blues  Postpartum depression  Puerperal psychosis