SlideShare a Scribd company logo
Prinsip Pembentukan Gambar dan Instrumentasi Di Kedokteran Nuklir (SPECT DAN PET)
NAMA ANGGOTA KELOMPOK
1
P1337430120005
MOCHAMMAD TAUFIK HIDAYAT
2
P1337430120008
.
REY NADA LARASATI
3
P1337430120027
4
P1337430120025
UNIQUE SALSABIELLA PUTRI RAMADHANI
ANGGOTA KELOMPOK
6
FAHRUL MAULANA ARDIYANSYAH
POKOK BAHASAN SPECT DAN PET
FUNGSI SPET DAN PET
KELEBIHAN & KEKURANGAN
SPET DAN PET
PENGERTIAN SPET DAN PET
.
PRINSIP KERJA SPET DAN PET
1
2 3
4
- SPECT -
SPECT (Single Photon Emissioncomputed Tomography)
PENGERTIAN SPECT
SPECT ( Single Photon Emissioncomputed Tomography ) tomografi emisi foton tunggal terkomputerisasi atau
biasanya dikenal juga dengan SPET ( Single Photon Emission Tomography ) scan adalah pencitraan fungsional otak dengan
tomografiemisi foton tunggal yang memungkinkan gambar tiga dimensi dari aliran darah serebral yang berasal dari data dua
dimensi. Tomografi emisi positron ini dapat digunakan untuk mengukur metabolisme serebral regional dan karakteristik
neurotransmitter reseptor lain.
SPECT dilakukan di Sebagian besar departemen kedokteran nuklir. Spect memerlukan system pemindaian khusus
yang terdiri dari rangkaian detector melingkar atau system kamera gamma yang berputar. Sebagian besae pencitraan SPET
dilakukan kamera gamma yang dipasangkan pada gantry untuk memfasiitasirotasi melingkar detector 360 derajat di sekitar
pasien.
Dalam tomografi dengan emisi ada 3 keterbatasan fundamental yang harus diperhatikan. Pertama collection
effeciency, radiasi gamma dipancarkan ke segala arah lapisan, namun hanya yang masuk ke detektor yang dipakai untuk
pencitraan. Oleh karenanya efesiensi sangat terbatas, kecuali bila pasien dapat dikelilingi oleh detektor. Kedua atenuasi radiasi
gamma oleh pasien. Penyederhanaan telah dilakukan dengan menjumlahkan pencacahan dari dua detektor yang berhadapan
ataupun dari beberapa detektor. Oleh karenanya perlu faktor koreksi. Namun koreksi atenuasi teliti tidak 3 diperlukan dalam
SPECT. Ketiga adalah masalah umum dalam kedokteran nuklir, yakni waktu koleksi hanya merupakan fraksi waktu radiasi gamma
dipancarkan. Dengan demikian citra dibentuk dengan foton yang sangat terbatas.
SPECT (Single Photon Emissioncomputed Tomography)
Umumnya SPECT menggunakan satu atau lebih head/kepala sintilasi kamera yang bergerak mengelilingi pasien.
Kolimator yang umum digunakan pada pesawat SPECT adalah kolimator parallelhole. Namun telah diciptakan
pula berbagai kolimator khusus. Sebagai contoh, fan beam kolimator yang merupakan hibrida dari kolimator
konvergen dan paralel. Setiap baris piksel pada paralel kolimator arah yang sesuai dengan satu slice citra
proyeksi. Dengan kolimator konvergen, citra hasil citra akan mempunyai resolusi spasial lebih tinggi dibanding
dengan arah kolimator parale-hole.
SPECT (Single Photon Emissioncomputed Tomography)
Kamera gamma pada spect dengan desain khusus
memiliki 1 2 atau 3 detector head yang menentukan
baiknya akuisi data. Data diperoleh sebagai
serangkaian tampilan matriks planar dinamis
biasanya 64 gambar matriks ( 128 X 128 ).
Maka dari itu unutk menangani kekurangan dari
spect maka dilengkapi dengan dua atau tiga kamera
sintilasi
SPECT (Single Photon Emissioncomputed Tomography)
PRINSIP KERJA SPECT
SPECT memindai mengintegrasikan dua teknologi untuk melihat tubuh: computed tomography (CT) dan
bahan radioaktif (tracer). Tracer adalah apa yang memungkinkan dokter untuk melihat bagaimana darah mengalir ke
jaringan dan organ.
Sebelum melakukan pemindaian pasien akan disuntik dengan zat kimia yang radiolabled, berarti
memancarkan sinar gamma yang dapat dideteksi oleh pemindai. Komputer mengumpulkan informasi yang
dipancarkan oleh sinar gamma dan menerjemahkannya ke dalam dua dimensi penampang.
Radioisotop biasanya digunakan dalam SPECT pelacak untuk label adalah yodium123, teknesium-99m,
xenon-133, thallium-201, dan fluorin-18.
Beberapa perbedaan energi radiofarmaka yang digunakan dalam pemeriksaan :
SPECT (Single Photon Emissioncomputed Tomography)
FUNGSI SPECT
Scan SPECT utamanya digunakan untuk melihat bagaimana darah mengalir melalui arteri dan vena di
otak.Dibandingkan dengan CT SCAN dan MRI SPECT akan lebih sensitive terhadap cidera otak karena dapat
mendeteksi aliran darah yang berkurang ke Pusat cidera. SPECT Scan juga berguana untuk melakukan evaluasi
presurgical kejang medis yang tidak terkendali.Hal imi bertujuan untuk menentukan aliran darah di daerah daerah
dimana kejang itu berasal.
- PET ( POSITRON EMISSION TOMOGRAPHY ) -
PET (Positron Emission Tomography)
PENGERTIAN PET
Positron Emission Tomography (PET) Scan merupakan salah satu modalitas kedokteran nuklir, yang untuk
pertama kali dikenalkan oleh Brownell dan Sweet pada tahun 1953. Prototipenya telah dibuat pada sekitar tahun
1952, sedangkan alatnya pertama kali dikembangkan di Massachusetts General Hospital, Boston pada tahun 1970.
Positron yang merupakan inti kinerja PET pertama kali diperkenalkan oleh PAM Dirac pada akhir tahun 1920-an. PET
adalah metode visualisasi metabolisme tubuh menggunakan radioisotop pemancar positron.
Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan non-invasive yang dapat menggambarkan fungsi seluler dari
tubuh kita secara 3D degan menggunakan radiofarmaka
CT Scan dan MRI hanya mampu mendeteksi kanker terbatas pada aspek anatomi tubuh. Misalnya, CT Scan
dan MRI hanya mampu mendekteksi kanker di payudara, kepala, hati, dan sejumlah titik tubuh lainnya. Sedangkan
mekanisme kerja organ tubuh yang disebut metabolisme tubuh tidak dapat dipantau oleh CT Scan atau MRI.
Sedangkan pada PETScan, aspek anatomi dan metabolik sekaligus masuk radar deteksi alat canggih ini. Dimana pun
atau kemana pun kanker merambat PET-Scan dapat mendeteksinya. Bahkan kemampuan deteksi alat ini mencakup
semua aspek penting tentang kanker seperti jenis, tingkat keganasan (stadium), lokasi, serta cara rambat penyakit
mematikan ini.
PET (Positron Emission Tomography)
PRINSIP KERJA PET
Sel-sel kanker memiliki tingkat metabolisme yang lebih tinggi dari sel-sel lain. Salah satu karakteristik
adalah bahwa sel-sel kanker memerlukan tingkat yang lebih tinggi glukosa untuk energi. Ini adalah langkah-langkah
proses biologis PET. Positron emisi tomografi (PET) membangun sistem pencitraan medis gambar 3D dengan
mendeteksi gamma sinar radioaktif yang dikeluarkan saat glukosa (bahan radioaktif) tertentu disuntikkan kepada
pasien. Setelah dicerna, gula tersebut diolah diserap oleh jaringan dengan tingkat aktivitas yang lebih tinggi /
metabolisme (misalnya, tumor aktif) daripada bagian tubuh.
PET-scan dimulai dengan memberikan suntikan FDG (suatu radionuklida glukosabased) dari jarum suntik ke
pasien. Sebagai FDG perjalanan melalui tubuh pasien itu memancarkan radiasi gamma yang terdeteksi oleh kamera
gamma, dari mana aktivitas kimia dalam sel dan organ dapat dilihat. Setiap aktivitas kimia abnormal mungkin
merupakan tanda bahwa terdapat tumor
PET (Positron Emission Tomography)
PRINSIP KERJA PET
Sinar Gamma yang dihasilkan ketika sebuah positron dipancarkan dari bahan radioaktif bertabrakan
dengan elektron dalam jaringan. Tubrukan yang dihasilkan 5 menghasilkan sepasang foton sinar gamma yang berasal
dari situs tabrakan di arah yang berlawanan dan terdeteksi oleh detektor sinar gamma diatur di sekitar pasien.
Detektor PET terdiri dari sebuah array dari ribuan kilau kristal dan ratusan tabung photomultiplier (PMTS)
diatur dalam pola melingkar di sekitar pasien. Kilau kristal mengkonversi radiasi gamma ke dalam cahaya yang
dideteksi dan diperkuat oleh PMTS.
PET (Positron Emission Tomography)
PRINSIP KERJA PET
Kamera PET memiliki kejernihan citra yang lebih baik dibandingkan kamera gamma yang
secara umum digunakan pada kedokteran nuklir. Hal ini dikarenakan pendeteksiannya didasarkan pada
coincidence detection.
Ketika positron dilepaskan dari fluor-18, partikel ini akan segera bergabung dengan elektron
dan terjadilah anihilasi. Dari anihilasi ini dihasilkan radiasi gelombang elektromagnetik dengan energi
sebesar 511 V dengan arah berlawanan (180o ). Adanya dua buah proton yang dilepaskan secara
bersamaan ini memungkinkannya dilakukan coincidence detection. Pada coincidence detection ini,
sinyal yang ditangkap oleh detektor akan diolah jika dua buah sinyal diperoleh secara bersamaan. Jika
hanya satu buah sinyal yang ditangkap, maka sinyal tersebut dianggap sebagai pengotor. Oleh
karenanya, hampir seluruh sinyal pengotor dapat dieliminasi dengan cara ini.
PET (Positron Emission Tomography)
FUNGSI PET
Fungsi utama PET adalah mengetahui kejadian di tingkat sel yang tidak didapatkan dengan alat
pencitraan konvensional lainnya. Kelainan fungsi atau metabolisme di dalam tubuh dapat diketahui dengan
metode pencitraan (imaging) ini.Sedangkan pada PETScan, aspek anatomi dan metabolik sekaligus masuk radar
deteksi alat canggih ini. Dimana pun atau kemana pun kanker merambat PET-Scan dapat mendeteksinya. Bahkan
kemampuan deteksi alat ini mencakup semua aspek penting tentang kanker seperti jenis, tingkat keganasan
(stadium), lokasi, serta cara rambat penyakit mematikan ini.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SPECT DAN PET
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PET (POSITRON EMOSSION TOMOGRAPHY) SCAN :
Kelebihan :
• PET-Scan memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan alat CT-Scan maupun MRI, dimana PET-Scan tidak
hanya mendeteksi kanker pada aspek anatomi tubuh saja tetapi mekanisme kerja organ tubuh yang disebut
metabolisme tubuh juga dapat dideteksi alat ini. Alat ini bahkan dapat mendeteksi tingkat keganasan, lokasi,
serta cara rambat penyakit kanker.
• PET-Scan semakin dikembangkan, dimana tidak hanya dapat mendeteksi kanker, tetapi juga dapat digunakan
pada bidang-bidang kedokteran lainnya.
• Dapat mengidentifikasi peribahan sel sebelum dideteksi oleh modalitas imaging lain seperti CT Scan dan MRI
Kekurangan :
• Dapat terjadi reaksi alergi radiofarmaka.
• Injeksi radiotracer dapat menyebabkan rasa sakit dan kemerah-merahan pada kulit.
• Pada wanita hamil akan menghambat perkembangan janin.
• Karena dosis radioaktif sedikit, prosedur diagnostic kedokteran nuklir menghasilkan low radiation exposure.
• Radionuklida telah digunakan dalam lima decade, dan belum ada yang tahu efek jangka panjang dari low-dose
exposure.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SPECT DAN PET
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SPECT (Single Photon Emissioncomputed Tomography) :
Kelebihan :
• Tidak semahal PET karena SPECT center lebih mudah diakses
Kekurangan :
• Citra SPECT mempunyai sensitifitas dan detail yang kurang dibanding PET
KESIMPULAN
Prinsip kerja PET membangun sistem pencitraan medis gambar 3D dengan mendeteksi gamma sinar radioaktif
yang dikeluarkan saat glukosa (bahan radioaktif) tertentu disuntikkan kepada pasien. Setelah dicerna, gula
tersebut diolah diserap oleh jaringan dengan tingkat aktivitas yang lebih tinggi / metabolisme (misalnya, tumor
aktif) daripada bagian tubuh. Prinsip Kerja SPECT memindai mengintegrasikan dua teknologi untuk melihat tubuh:
computed tomography (CT) dan bahan radioaktif (tracer). Tracer adalah apa yang memungkinkan dokter untuk
melihat bagaimana darah mengalir ke jaringan dan organ. Fungsi PET Fungsi utama PET adalah mengetahui
kejadian di tingkat sel yang tidak didapatkan dengan alat pencitraan konvensional lainnya. Fungsi SPECT utamanya
digunakan untuk melihat bagaimana darah mengalir melalui arteri dan vena di otak
DAFTAR PUSTAKA
Nuclear Medicine Science and Safety – A.C. Perkins
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Pemantulan cahaya
Pemantulan cahayaPemantulan cahaya
Pemantulan cahaya
Dewi Fitri
 
Pptku gerhana matahari dan gerhana bulan
Pptku gerhana matahari dan gerhana bulanPptku gerhana matahari dan gerhana bulan
Pptku gerhana matahari dan gerhana bulan
yesiamalia
 
Ppt zat aditif dan zat adiktif psikotropika
Ppt zat aditif dan zat adiktif psikotropikaPpt zat aditif dan zat adiktif psikotropika
Ppt zat aditif dan zat adiktif psikotropika
Rai Dahliati Zhucuthe
 
Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012
Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012
Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012
Fajar Perdana
 

What's hot (20)

ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)
 
Uji kesesuaian ct scan
Uji kesesuaian   ct scanUji kesesuaian   ct scan
Uji kesesuaian ct scan
 
Bab 4.2 Gerak IPA Kelas 7 (Gaya) SMP Ibrahimy 1 Sukorejo Kurikulum Merdeka
Bab 4.2 Gerak IPA Kelas 7 (Gaya) SMP Ibrahimy 1 Sukorejo  Kurikulum MerdekaBab 4.2 Gerak IPA Kelas 7 (Gaya) SMP Ibrahimy 1 Sukorejo  Kurikulum Merdeka
Bab 4.2 Gerak IPA Kelas 7 (Gaya) SMP Ibrahimy 1 Sukorejo Kurikulum Merdeka
 
X geografi kd 3.1_prinsip dan pendekatan geografi
X geografi kd 3.1_prinsip dan pendekatan geografiX geografi kd 3.1_prinsip dan pendekatan geografi
X geografi kd 3.1_prinsip dan pendekatan geografi
 
Pemantulan cahaya
Pemantulan cahayaPemantulan cahaya
Pemantulan cahaya
 
Pptku gerhana matahari dan gerhana bulan
Pptku gerhana matahari dan gerhana bulanPptku gerhana matahari dan gerhana bulan
Pptku gerhana matahari dan gerhana bulan
 
Gamma kamera
Gamma kameraGamma kamera
Gamma kamera
 
Ppt zat aditif dan zat adiktif psikotropika
Ppt zat aditif dan zat adiktif psikotropikaPpt zat aditif dan zat adiktif psikotropika
Ppt zat aditif dan zat adiktif psikotropika
 
Gamma Camera Imaging
Gamma Camera ImagingGamma Camera Imaging
Gamma Camera Imaging
 
Iuw 3 pengukuran jarak
Iuw   3 pengukuran jarakIuw   3 pengukuran jarak
Iuw 3 pengukuran jarak
 
BAB-4-Bumi-Dan-Antariksa.pptx
BAB-4-Bumi-Dan-Antariksa.pptxBAB-4-Bumi-Dan-Antariksa.pptx
BAB-4-Bumi-Dan-Antariksa.pptx
 
Lipatan
LipatanLipatan
Lipatan
 
Pengindraan jauh
Pengindraan jauhPengindraan jauh
Pengindraan jauh
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
 
Fisika gerak vertikal
Fisika gerak vertikalFisika gerak vertikal
Fisika gerak vertikal
 
Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012
Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012
Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012
 
tata koordinat benda langit (astronomi)
tata koordinat benda langit (astronomi)tata koordinat benda langit (astronomi)
tata koordinat benda langit (astronomi)
 
006 elips kesalahan
006 elips kesalahan006 elips kesalahan
006 elips kesalahan
 
Makala peta
Makala petaMakala peta
Makala peta
 
Fisika Inti
Fisika Inti Fisika Inti
Fisika Inti
 

Similar to KEL 6_2A_PET&SPECT.pptx

Makalah mri dan ct scan
Makalah mri dan ct scanMakalah mri dan ct scan
Makalah mri dan ct scan
Fahmy's Doank
 
Ct scan kimnal presentation
Ct scan kimnal presentationCt scan kimnal presentation
Ct scan kimnal presentation
Koko Ekayana
 
Analisis-Spektroskopi-Teori-dan-Aplikasi.pptx
Analisis-Spektroskopi-Teori-dan-Aplikasi.pptxAnalisis-Spektroskopi-Teori-dan-Aplikasi.pptx
Analisis-Spektroskopi-Teori-dan-Aplikasi.pptx
KikiAdriani1
 
Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2
Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2
Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2
Septian Muna Barakati
 
dr. Adnan (Referat) Gambaran MRI Kanker Prostat.pdf
dr. Adnan (Referat)  Gambaran MRI Kanker Prostat.pdfdr. Adnan (Referat)  Gambaran MRI Kanker Prostat.pdf
dr. Adnan (Referat) Gambaran MRI Kanker Prostat.pdf
ssuser86266b
 

Similar to KEL 6_2A_PET&SPECT.pptx (20)

MutiaraPutriIchfar_PETCT.pdf
MutiaraPutriIchfar_PETCT.pdfMutiaraPutriIchfar_PETCT.pdf
MutiaraPutriIchfar_PETCT.pdf
 
Radiofarmasi
RadiofarmasiRadiofarmasi
Radiofarmasi
 
Makalah mri dan ct scan
Makalah mri dan ct scanMakalah mri dan ct scan
Makalah mri dan ct scan
 
MRI
MRIMRI
MRI
 
Ti 1
Ti 1Ti 1
Ti 1
 
Nuklir
NuklirNuklir
Nuklir
 
Ct scan kimnal presentation
Ct scan kimnal presentationCt scan kimnal presentation
Ct scan kimnal presentation
 
Analisis-Spektroskopi-Teori-dan-Aplikasi.pptx
Analisis-Spektroskopi-Teori-dan-Aplikasi.pptxAnalisis-Spektroskopi-Teori-dan-Aplikasi.pptx
Analisis-Spektroskopi-Teori-dan-Aplikasi.pptx
 
File halimatus
File halimatusFile halimatus
File halimatus
 
Tugas besar pti hasriana dwi dayana
Tugas besar pti hasriana dwi dayanaTugas besar pti hasriana dwi dayana
Tugas besar pti hasriana dwi dayana
 
Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2
Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2
Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2
 
dr. Adnan (Referat) Gambaran MRI Kanker Prostat.pdf
dr. Adnan (Referat)  Gambaran MRI Kanker Prostat.pdfdr. Adnan (Referat)  Gambaran MRI Kanker Prostat.pdf
dr. Adnan (Referat) Gambaran MRI Kanker Prostat.pdf
 
CT SCAN KLP 1.pptx
CT SCAN KLP 1.pptxCT SCAN KLP 1.pptx
CT SCAN KLP 1.pptx
 
Modul 7 biologi kb 5
Modul 7 biologi kb 5Modul 7 biologi kb 5
Modul 7 biologi kb 5
 
Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2
Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2
Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2
 
Termin 5
Termin 5Termin 5
Termin 5
 
Ct scan kel viii
Ct scan kel viiiCt scan kel viii
Ct scan kel viii
 
Makalah Aplikasi Fiber Optic
Makalah Aplikasi Fiber OpticMakalah Aplikasi Fiber Optic
Makalah Aplikasi Fiber Optic
 
Ppt ct-scan thorax pada kasus biopsi tumor paru
Ppt ct-scan thorax pada kasus biopsi tumor paruPpt ct-scan thorax pada kasus biopsi tumor paru
Ppt ct-scan thorax pada kasus biopsi tumor paru
 
Makalah pencitraan diagnosa mutakhir ( kelompok 3 )(1)
Makalah pencitraan diagnosa mutakhir ( kelompok 3 )(1)Makalah pencitraan diagnosa mutakhir ( kelompok 3 )(1)
Makalah pencitraan diagnosa mutakhir ( kelompok 3 )(1)
 

Recently uploaded

PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 

Recently uploaded (20)

perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptperumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
 
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdfALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 

KEL 6_2A_PET&SPECT.pptx

  • 1. Prinsip Pembentukan Gambar dan Instrumentasi Di Kedokteran Nuklir (SPECT DAN PET)
  • 2. NAMA ANGGOTA KELOMPOK 1 P1337430120005 MOCHAMMAD TAUFIK HIDAYAT 2 P1337430120008 . REY NADA LARASATI 3 P1337430120027 4 P1337430120025 UNIQUE SALSABIELLA PUTRI RAMADHANI ANGGOTA KELOMPOK 6 FAHRUL MAULANA ARDIYANSYAH
  • 3. POKOK BAHASAN SPECT DAN PET FUNGSI SPET DAN PET KELEBIHAN & KEKURANGAN SPET DAN PET PENGERTIAN SPET DAN PET . PRINSIP KERJA SPET DAN PET 1 2 3 4
  • 5. SPECT (Single Photon Emissioncomputed Tomography) PENGERTIAN SPECT SPECT ( Single Photon Emissioncomputed Tomography ) tomografi emisi foton tunggal terkomputerisasi atau biasanya dikenal juga dengan SPET ( Single Photon Emission Tomography ) scan adalah pencitraan fungsional otak dengan tomografiemisi foton tunggal yang memungkinkan gambar tiga dimensi dari aliran darah serebral yang berasal dari data dua dimensi. Tomografi emisi positron ini dapat digunakan untuk mengukur metabolisme serebral regional dan karakteristik neurotransmitter reseptor lain. SPECT dilakukan di Sebagian besar departemen kedokteran nuklir. Spect memerlukan system pemindaian khusus yang terdiri dari rangkaian detector melingkar atau system kamera gamma yang berputar. Sebagian besae pencitraan SPET dilakukan kamera gamma yang dipasangkan pada gantry untuk memfasiitasirotasi melingkar detector 360 derajat di sekitar pasien. Dalam tomografi dengan emisi ada 3 keterbatasan fundamental yang harus diperhatikan. Pertama collection effeciency, radiasi gamma dipancarkan ke segala arah lapisan, namun hanya yang masuk ke detektor yang dipakai untuk pencitraan. Oleh karenanya efesiensi sangat terbatas, kecuali bila pasien dapat dikelilingi oleh detektor. Kedua atenuasi radiasi gamma oleh pasien. Penyederhanaan telah dilakukan dengan menjumlahkan pencacahan dari dua detektor yang berhadapan ataupun dari beberapa detektor. Oleh karenanya perlu faktor koreksi. Namun koreksi atenuasi teliti tidak 3 diperlukan dalam SPECT. Ketiga adalah masalah umum dalam kedokteran nuklir, yakni waktu koleksi hanya merupakan fraksi waktu radiasi gamma dipancarkan. Dengan demikian citra dibentuk dengan foton yang sangat terbatas.
  • 6. SPECT (Single Photon Emissioncomputed Tomography) Umumnya SPECT menggunakan satu atau lebih head/kepala sintilasi kamera yang bergerak mengelilingi pasien. Kolimator yang umum digunakan pada pesawat SPECT adalah kolimator parallelhole. Namun telah diciptakan pula berbagai kolimator khusus. Sebagai contoh, fan beam kolimator yang merupakan hibrida dari kolimator konvergen dan paralel. Setiap baris piksel pada paralel kolimator arah yang sesuai dengan satu slice citra proyeksi. Dengan kolimator konvergen, citra hasil citra akan mempunyai resolusi spasial lebih tinggi dibanding dengan arah kolimator parale-hole.
  • 7. SPECT (Single Photon Emissioncomputed Tomography) Kamera gamma pada spect dengan desain khusus memiliki 1 2 atau 3 detector head yang menentukan baiknya akuisi data. Data diperoleh sebagai serangkaian tampilan matriks planar dinamis biasanya 64 gambar matriks ( 128 X 128 ). Maka dari itu unutk menangani kekurangan dari spect maka dilengkapi dengan dua atau tiga kamera sintilasi
  • 8. SPECT (Single Photon Emissioncomputed Tomography) PRINSIP KERJA SPECT SPECT memindai mengintegrasikan dua teknologi untuk melihat tubuh: computed tomography (CT) dan bahan radioaktif (tracer). Tracer adalah apa yang memungkinkan dokter untuk melihat bagaimana darah mengalir ke jaringan dan organ. Sebelum melakukan pemindaian pasien akan disuntik dengan zat kimia yang radiolabled, berarti memancarkan sinar gamma yang dapat dideteksi oleh pemindai. Komputer mengumpulkan informasi yang dipancarkan oleh sinar gamma dan menerjemahkannya ke dalam dua dimensi penampang. Radioisotop biasanya digunakan dalam SPECT pelacak untuk label adalah yodium123, teknesium-99m, xenon-133, thallium-201, dan fluorin-18. Beberapa perbedaan energi radiofarmaka yang digunakan dalam pemeriksaan :
  • 9. SPECT (Single Photon Emissioncomputed Tomography) FUNGSI SPECT Scan SPECT utamanya digunakan untuk melihat bagaimana darah mengalir melalui arteri dan vena di otak.Dibandingkan dengan CT SCAN dan MRI SPECT akan lebih sensitive terhadap cidera otak karena dapat mendeteksi aliran darah yang berkurang ke Pusat cidera. SPECT Scan juga berguana untuk melakukan evaluasi presurgical kejang medis yang tidak terkendali.Hal imi bertujuan untuk menentukan aliran darah di daerah daerah dimana kejang itu berasal.
  • 10. - PET ( POSITRON EMISSION TOMOGRAPHY ) -
  • 11. PET (Positron Emission Tomography) PENGERTIAN PET Positron Emission Tomography (PET) Scan merupakan salah satu modalitas kedokteran nuklir, yang untuk pertama kali dikenalkan oleh Brownell dan Sweet pada tahun 1953. Prototipenya telah dibuat pada sekitar tahun 1952, sedangkan alatnya pertama kali dikembangkan di Massachusetts General Hospital, Boston pada tahun 1970. Positron yang merupakan inti kinerja PET pertama kali diperkenalkan oleh PAM Dirac pada akhir tahun 1920-an. PET adalah metode visualisasi metabolisme tubuh menggunakan radioisotop pemancar positron. Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan non-invasive yang dapat menggambarkan fungsi seluler dari tubuh kita secara 3D degan menggunakan radiofarmaka CT Scan dan MRI hanya mampu mendeteksi kanker terbatas pada aspek anatomi tubuh. Misalnya, CT Scan dan MRI hanya mampu mendekteksi kanker di payudara, kepala, hati, dan sejumlah titik tubuh lainnya. Sedangkan mekanisme kerja organ tubuh yang disebut metabolisme tubuh tidak dapat dipantau oleh CT Scan atau MRI. Sedangkan pada PETScan, aspek anatomi dan metabolik sekaligus masuk radar deteksi alat canggih ini. Dimana pun atau kemana pun kanker merambat PET-Scan dapat mendeteksinya. Bahkan kemampuan deteksi alat ini mencakup semua aspek penting tentang kanker seperti jenis, tingkat keganasan (stadium), lokasi, serta cara rambat penyakit mematikan ini.
  • 12. PET (Positron Emission Tomography) PRINSIP KERJA PET Sel-sel kanker memiliki tingkat metabolisme yang lebih tinggi dari sel-sel lain. Salah satu karakteristik adalah bahwa sel-sel kanker memerlukan tingkat yang lebih tinggi glukosa untuk energi. Ini adalah langkah-langkah proses biologis PET. Positron emisi tomografi (PET) membangun sistem pencitraan medis gambar 3D dengan mendeteksi gamma sinar radioaktif yang dikeluarkan saat glukosa (bahan radioaktif) tertentu disuntikkan kepada pasien. Setelah dicerna, gula tersebut diolah diserap oleh jaringan dengan tingkat aktivitas yang lebih tinggi / metabolisme (misalnya, tumor aktif) daripada bagian tubuh. PET-scan dimulai dengan memberikan suntikan FDG (suatu radionuklida glukosabased) dari jarum suntik ke pasien. Sebagai FDG perjalanan melalui tubuh pasien itu memancarkan radiasi gamma yang terdeteksi oleh kamera gamma, dari mana aktivitas kimia dalam sel dan organ dapat dilihat. Setiap aktivitas kimia abnormal mungkin merupakan tanda bahwa terdapat tumor
  • 13. PET (Positron Emission Tomography) PRINSIP KERJA PET Sinar Gamma yang dihasilkan ketika sebuah positron dipancarkan dari bahan radioaktif bertabrakan dengan elektron dalam jaringan. Tubrukan yang dihasilkan 5 menghasilkan sepasang foton sinar gamma yang berasal dari situs tabrakan di arah yang berlawanan dan terdeteksi oleh detektor sinar gamma diatur di sekitar pasien. Detektor PET terdiri dari sebuah array dari ribuan kilau kristal dan ratusan tabung photomultiplier (PMTS) diatur dalam pola melingkar di sekitar pasien. Kilau kristal mengkonversi radiasi gamma ke dalam cahaya yang dideteksi dan diperkuat oleh PMTS.
  • 14. PET (Positron Emission Tomography) PRINSIP KERJA PET Kamera PET memiliki kejernihan citra yang lebih baik dibandingkan kamera gamma yang secara umum digunakan pada kedokteran nuklir. Hal ini dikarenakan pendeteksiannya didasarkan pada coincidence detection. Ketika positron dilepaskan dari fluor-18, partikel ini akan segera bergabung dengan elektron dan terjadilah anihilasi. Dari anihilasi ini dihasilkan radiasi gelombang elektromagnetik dengan energi sebesar 511 V dengan arah berlawanan (180o ). Adanya dua buah proton yang dilepaskan secara bersamaan ini memungkinkannya dilakukan coincidence detection. Pada coincidence detection ini, sinyal yang ditangkap oleh detektor akan diolah jika dua buah sinyal diperoleh secara bersamaan. Jika hanya satu buah sinyal yang ditangkap, maka sinyal tersebut dianggap sebagai pengotor. Oleh karenanya, hampir seluruh sinyal pengotor dapat dieliminasi dengan cara ini.
  • 15. PET (Positron Emission Tomography) FUNGSI PET Fungsi utama PET adalah mengetahui kejadian di tingkat sel yang tidak didapatkan dengan alat pencitraan konvensional lainnya. Kelainan fungsi atau metabolisme di dalam tubuh dapat diketahui dengan metode pencitraan (imaging) ini.Sedangkan pada PETScan, aspek anatomi dan metabolik sekaligus masuk radar deteksi alat canggih ini. Dimana pun atau kemana pun kanker merambat PET-Scan dapat mendeteksinya. Bahkan kemampuan deteksi alat ini mencakup semua aspek penting tentang kanker seperti jenis, tingkat keganasan (stadium), lokasi, serta cara rambat penyakit mematikan ini.
  • 16. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SPECT DAN PET KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PET (POSITRON EMOSSION TOMOGRAPHY) SCAN : Kelebihan : • PET-Scan memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan alat CT-Scan maupun MRI, dimana PET-Scan tidak hanya mendeteksi kanker pada aspek anatomi tubuh saja tetapi mekanisme kerja organ tubuh yang disebut metabolisme tubuh juga dapat dideteksi alat ini. Alat ini bahkan dapat mendeteksi tingkat keganasan, lokasi, serta cara rambat penyakit kanker. • PET-Scan semakin dikembangkan, dimana tidak hanya dapat mendeteksi kanker, tetapi juga dapat digunakan pada bidang-bidang kedokteran lainnya. • Dapat mengidentifikasi peribahan sel sebelum dideteksi oleh modalitas imaging lain seperti CT Scan dan MRI Kekurangan : • Dapat terjadi reaksi alergi radiofarmaka. • Injeksi radiotracer dapat menyebabkan rasa sakit dan kemerah-merahan pada kulit. • Pada wanita hamil akan menghambat perkembangan janin. • Karena dosis radioaktif sedikit, prosedur diagnostic kedokteran nuklir menghasilkan low radiation exposure. • Radionuklida telah digunakan dalam lima decade, dan belum ada yang tahu efek jangka panjang dari low-dose exposure.
  • 17. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SPECT DAN PET KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SPECT (Single Photon Emissioncomputed Tomography) : Kelebihan : • Tidak semahal PET karena SPECT center lebih mudah diakses Kekurangan : • Citra SPECT mempunyai sensitifitas dan detail yang kurang dibanding PET
  • 18. KESIMPULAN Prinsip kerja PET membangun sistem pencitraan medis gambar 3D dengan mendeteksi gamma sinar radioaktif yang dikeluarkan saat glukosa (bahan radioaktif) tertentu disuntikkan kepada pasien. Setelah dicerna, gula tersebut diolah diserap oleh jaringan dengan tingkat aktivitas yang lebih tinggi / metabolisme (misalnya, tumor aktif) daripada bagian tubuh. Prinsip Kerja SPECT memindai mengintegrasikan dua teknologi untuk melihat tubuh: computed tomography (CT) dan bahan radioaktif (tracer). Tracer adalah apa yang memungkinkan dokter untuk melihat bagaimana darah mengalir ke jaringan dan organ. Fungsi PET Fungsi utama PET adalah mengetahui kejadian di tingkat sel yang tidak didapatkan dengan alat pencitraan konvensional lainnya. Fungsi SPECT utamanya digunakan untuk melihat bagaimana darah mengalir melalui arteri dan vena di otak DAFTAR PUSTAKA Nuclear Medicine Science and Safety – A.C. Perkins