Kematian adalah apabila seseorang tidak lagi teraba denyut 1. Defenisi
nadinya, tidak bernapas selama beberapa menit, dan tidak menunjukkan segala refleks serta tidak ada kegiatan otak (Wahjudi, H. 2012)
2. tanda-tanda kematian
a. Pupil mata tetap membear atau melebar dan tidak berubah
b. Hilangnya semua refleks dan ketiadaan kegiatan otak
3. Ciri-ciri Klien Lanjut Usia Menjelang Kematian
Gerakan dan pengindran menghilang secara berangsur-angsur
Gerakan peristaltik usus menurun
Tubuh klien tampak menggembung
Badan dingin dan lembak terutama pada ekstremitas dan ujung hidungnya
Kulit tampak pucat, berwarna kebiruan/kelabu
Denyut nadi mulai tidak teratur
Nafas mendengkur dan berbunyi keras (stridor)
Tekanan darah menurun
Terjadinya gangguan kesadaran (ingatan kabur)
4. Tahap-tahap Kematian
a. Penolakkan
b. marah
c. tawar menawar
d. sedih
e. menerima
Kematian adalah apabila seseorang tidak lagi teraba denyut 1. Defenisi
nadinya, tidak bernapas selama beberapa menit, dan tidak menunjukkan segala refleks serta tidak ada kegiatan otak (Wahjudi, H. 2012)
2. tanda-tanda kematian
a. Pupil mata tetap membear atau melebar dan tidak berubah
b. Hilangnya semua refleks dan ketiadaan kegiatan otak
3. Ciri-ciri Klien Lanjut Usia Menjelang Kematian
Gerakan dan pengindran menghilang secara berangsur-angsur
Gerakan peristaltik usus menurun
Tubuh klien tampak menggembung
Badan dingin dan lembak terutama pada ekstremitas dan ujung hidungnya
Kulit tampak pucat, berwarna kebiruan/kelabu
Denyut nadi mulai tidak teratur
Nafas mendengkur dan berbunyi keras (stridor)
Tekanan darah menurun
Terjadinya gangguan kesadaran (ingatan kabur)
4. Tahap-tahap Kematian
a. Penolakkan
b. marah
c. tawar menawar
d. sedih
e. menerima
Perencanaan dan Respon Bencana - dampak psikososialJumatil Fajar
Presentasi ini berisi terjemahan dari tulisan yang berjudul Disaster Planning and Response - Psychosocial Impact yang ada dalam buku Psychosocial Nursing - For General Patient Care
1. ASKEP PADA KLIEN KRITIS DAN
TERMINAL
KELOMPOK 4
CI KEPERAWATAN :
SRI WAHYU NINGSIH
RIAN RIZKI AMALIAH ARIFIN
RITMAYANG SARI ABBAS
SRI WAHYUNI MT
SITI HASTARI
SRI HESTI
SUARNI
SUCI ADMA SARI ANDINI
2. DEFENISI
• Kritis adalah Suatu keadaan penyakit kritis
dimana memungkinkan sekali klien meninggal.
Contoh : Gangguan kesadaran (coma meninggal),
Keadaan hamper meninggal/sakaratul maut,
Ca.Stadium lanjut
• Keadaan Terminal Adalah suatu keadaan sakit
dimana menurut akal sehat tidak tidak ada
harapan lagi bagi si sakit untuk sembuh. Keadaan
sakit itu dapat disebabkan oleh suatu penyakit
atau suatu kecelakaan.
3. RESPON KLIEN TERHADAP PENYAKIT KRITIS
DAN TERMINAL
• Kehilangan Kesehatan
• Kehilangan Kemandirian
• Kehilangan Situasi
• Kehilangan Rasa Nyaman
• Kehilangan Fungsi Fisik
• Kehilangan Fungsi Mental
• Kehilangan Konsep Diri
• kehilangan peran dalam kelompok dan keluarga
5. TAHAP TAHAP BERDUKA
• Dr.Elisabeth Kublerr-Ross telah
mengidentifikasi lima tahap berduka yang
dapat terjadi pada pasien menjelang ajal :
1. Denial ( pengingkaran )
2. Anger ( Marah )
3. Bergaining ( tawar-menawar )
4. Depetion ( depresi )
5. Acceptance ( penerimaan)
6. ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
• Hal-hal yang perlu dikaji antara lain :
• Respon emosi klien terahadap diagnose
• Kemampuan mengekspresikan perasaan sedih
terhadap situasi
• Upaya klien dalam mengatasi situasi
• Kemampuan dalam mengambil dan memilik
pengobatan
• Persepsi dan harapan klien
• Kemampuan mengingat masa lalu.
7. LANJUT,,,
• PENGKAJIAN KELUARGA
• Perawat perlu mengetahui persepsi keluarga terhadap penyakit
klien dan sejauh mana pengaruhnya terhadap keluarga, kelebihan
dan kekurangan yang memerlukan dukungan dan intervensi.
• Hal-hal yang perlu dikaji antara lain :
• Respon keluarga terhadap klien
• Ekspresi emosi keluarga dan toleransinya.
• Kemampuan dan kekuatan keluarga yang diketahui
• Kapasitas dan sistem pendukung yang ada.
• Pengertian oleh pasangan sehubungan dengan gangguan fungsional
• Proses pengambilan keputusan
• Identifdikasi keluarga terhadap perasaan sedih akibat kehilangan
dan perubahan yang terjadi.
8. Next,,,,
• PENGKAJIAN LINGKUNGAN
• Sumberdaya yang ada.
• Stigma masyarakat terhadap keadaan normal
dan penyakit
• Kesediaan untuk membantu memenuhi
kebutuhan
• Ketersediaan fasilitas partisipasi dalam asuhan
keperawatan kesempatan kerja.
9. Diagnosa
• Respon pengingkaran yang tidak kuat berhubungan
dengan kehilangan dan perubahan.
• Kecemasan yang meningkat berhubungan dengan
ketidakmampuan mengekspresikan perasaan.
• Gangguan berhubungan (menarik diri) berhubungan
dengan ketidakmampuan melakukan aktivitas hidup
sehari-hari (ADL)
• Gangguan body image berhubungan dengan dampak
penyakit yang dialami
• Resiko tinggi terjadinya gangguan identitas
berhubungan dengan adanya hambatan dalam fungsi
seksual.
10. DIAGNOSA
1. PASIEN KRISIS
• Gangguan citra tubuh
• Ketegangan peran pemberi asuhan
• Koping komunitas tidak efektif
• Koping individu tidak efektif
• Penyangkalan tidak efektif
• Koping keluarga : potensi untuk pertumbuhan
• Disfungsi berduka
• Respon pasca trauma
• Ketidakberdayaan
• Sindrom trauma perkosaan
• Perubahan kinerja peran
• Distres spiritual
• Resiko kekerasan pada diri sendiria/orang lain
11. Intervensi
• INTERVENSI TERHADAP KLIEN
• Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan
perasaan cemas, marah, frustasi dan depresi.
• Bantu klien untuk menggunakan koping yang
konstruktif
• Berikan informasi secara benar dan jujur
• Bantu klien untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan
• Beri penjelasan mengenai perubahan fungsi seksual
yang dialami terhadap penyakitnya.
• Ciptakan lingkungan yang mendukung penyembuhan.
12. Next,,,
• INTERVENSI TERHADAP KELUARGA
• Bantu keluarga untuk mengidentifikasi kekuatannya.
• Beri informasi tentang klien kepada keluarga secara jelas
• Bantu keluarga untuk mengenali kebutuhan
• Berikan motivasi pada keluarga untuk memberikan perhatian
kepada klien
• Tingkatkan harapan keluarga terhadap keadaan klien
• Optimalkan sumber daya yang ada
• Beri informasi tentang penyakit yang jelas
• Beri motivasi pada lingkungan untuk membantu klien dalam
proses penyembuhan
• Upayakan fasilitas kesehatan yang memadai sesuai dengan
kondisi,