SlideShare a Scribd company logo
PEMBELANJAAN
INTERN DAN
KEBIJAKAN DIVIDEN
1. Luthfiah Distaputri Ramuwisit
2. Yuli Ratmelia

B12.2012.02233
B12.2012.02225

Page 1
Laba Ditahan versus Dividen
• Pengertian pembelanjaan intern (internal financing) dalam
artian yang luas, ialah pemenuhan kebutuhan dana dengan
dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam
perusahaan, yaitu dana yang berasal dari keuntungan / laba
ditahan dan yang berasal dari depresiasi.
• Politik dividen adalah bersangkutan dengan penentuan
pembagian pendapatan (earning) antara penggunaan
pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang
saham sebagai dividen atau untuk digunakan di dalam
perusahaan.
• Laba ditahan (Retained Earning) merupakan salah satu dari
sumber dana yang paling penting untuk membiayai
pertumbunhan perusahaan, sedangkan dividen merupakan
aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham
atau “equity investors”.
• Dividend Payout Ratio adalah presentase pendapatan yang
akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai “Cash
Dividend”
Page 2
Arti Penting Pembelajaran Intern
• Keuntungan merupakan sumber dana yang utama
bagi pertumbuhan perusahaan. Makin besar
kebutuhan dana yang terpenuhi, berarti makin
kuat posisi finansiil keuntungan berarti makin
kuat. Dan makin kecil ketergantungannya kepada
sumber dana ekstern.
• Perimbangan antara pemenuhan kebutuhan dana
dengan dana yang berasal dari sumber inter
perusahaan di satu pihak dan dengan dana yang
berasal dari sumber ekstern di lain pihak
mencerminkan pola pemenuhan kebutuhan dana
dalam industri yang bersangkutan,
Page 3
Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan
Dividen Suatu Perusahaan
1.

Posisi Likuiditas Perusahaan
Posisi kas atau likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor
yang penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil
keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan
dibayarkan kepada para pemegang saham. Oleh karena dividen
merupakan “cash outflow”, maka makin kuat posisi likuiditas
perusahaan, berarti makin besar kemampuannya untuk membayar
dividen.

2.

Kebutuhan Dana untuk Membayar Utang
 Apabila perusahaan akan memperoleh utang baru atau menjual
obligasi baru untuk membiayai perluasan perusahaan,
sebelumnya harus direncanakan terlebih dahulu caranya untuk
membayar kembali utang tersebut.
 Apabila perusahaan menetapkan bahwa pelunasan utangnya
akan diambilkan dari laba ditahan, berarti perusahaan harus
menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk keperluan
tersebut.
 Dengan kata lain, perusahaan harus menetapkan dividen payout
Page 4
ratio yang rendah.
3. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan
Makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin
besar kebutuhan akan dana untuk waktu mendatang untuk
membiayai pertumbuhannya. Makin besar kebutuhan dana
untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhannya.
Perusahaan biasanya lebih senang menahan “earningnya”
daripada dibayarkan sebagai dividen kepada para pemegang
saham dengan meningkatkan batasan-batasan. Dengan
demikian dapat dikatakan makin besar tingkat pertumbuhan
perusahaan maka makin besar dana yang dibutuhkan.
4. Pengawasan terhadap Perusahaan
Variabel penting dalam perusahaan adalah control atau
pengawasan. Jika kebijakan perusahaan hanya membiayai
dana ekspansi dengan dana yang berasal dari sumber intern
saja, maka kebijakan tersebut dijalankan atas dasar
pertimbangan bahwa kalau ekspansi dibiayai dengan dana
yang berasal dari hasil penjualan saham baru akan
melemahkan control. Demikian pula jika membiayai ekspansi
dengan utang maka akan memperbesar risiko finansiilnya.
Page 5
Berbagai Macam Kebijakan
Dividen

Rupiah

1. Kebijakan dividen yang stabil.
Jumlah dividen per lembar yang dibayarkan setiap tahunnya
relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun
pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi.
Kebijakan dividen yang stabil dapat digambarkan sebagai
berikut :

Pendapatan per lembar
Dividen per lembar

Waktu

Page 6
Alasan yang mendorong perusahaan menjalankan kebijakan
dividen yang stabil :
a. Kebijakan dividen yang stabil jika dijalankan oleh suatu
perusahaan akan dapat memberikan kesan kepada
investor bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik
di masa mendatang. Apabila pendapatan perusahaan
berkurang tetapi perusahaan tersebut tidak mengurangi
dividen yang dibayarkan, maka kepercayaan pasar
terhadap perusahaan tersebut lebih besar dibandingkan
kalau
dividennya
dikurangi.
Dengan
demikian
manajemen mempengaruhi investor dengan melalui
politik dividen yang stabil.
b. Banyak pemegang saham yang hidup dari pendapatan
yang diterima dari dividen. Golongan ini dengan
sendirinya tidak akan menyukai adanya dividen yang
tidak stabil.
c. Perusahaan akan membayar dividen secara tetap dan
tidak akan terganngu pembayarn dividennya.
Page 7
2. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen
minimal plus jumlah ekstra tertentu.
Menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar
saham setiap tahunnya. Dalam keadaan keuangan yang
lebih baik perusahaan akan membayarkan dividen ekstra
di atas jumlah minimal tersebut.
3. Kebijakan dividen dengan penetapan dividen payout
ratio yang kons-tan.
Perusahaan yang menjalankan kebijakan ini menetapkan
dividen payout ratio yang konstan misal 50%. Ini berarti
bahwa jumlah dividen per lembar saham yang
dibayarkan setiap tahunnya akan berfluktuasi sesuai
dengan perkembangan keuntungan neto yang diperoleh
setiap tahunnya.
4. Kebijakan dividen yang fleksibel.
Besarnya setiap tahun disesuaikan dengan posisi finansiil
dan kebijakan finansial dari perusahaan yang
bersangkutan.
Page 8
Stock Dividend, Stock Splits dan
Pembelian Kembali Saham
1. Stock Dividend
Pembayaran dividen dalam bentuk saham (stock) dan bukan
dalam bentuk kas. Penetapan stock dividen berarti suatu
kapitalisasi dari sebagian laba ditahan. Ini berarti jumlah laba
ditahan akan berkurang dengan besarnya keuntungan yang di
kapitalisir.
Contoh 1 :
Suatu perusahaan sebelum menetapkan pemberian stock
dividend mempunyai struktur modal sendiri sebagai berikut :
^Saham biasa (nominal Rp1000@4000 lembar) = Rp
^Aigo saham (capital surplus)
= Rp
^Laba ditahan
= Rp
Jumlah Modal Sendiri
= Rp

4.000.000

2.000.000
14.000.000
20.000.000
Page 9
Misalkan ditetapkan pemberian stock saham dividend 10%,
yaitu sebanyak 400 lembar tambahan saham. Harga pasar
saham perusahaan misal Rp. 1.500/lembar. Untuk pemilik 10
lembar saham akan menerima saham tambahan sebanyak satu
lembar saham. Maka :
^Saham biasa (nominal Rp1000@4400 lembar) =
^Aigo saham (capital surplus)
=
^Laba ditahan
=
Jumlah Modal Sendiri
=

Rp 4.400.000

Rp 2.200.000
Rp 13.400.000
Rp 20.000.000

Stock dividen seharga Rp.600.000 (yaitu 400 lembar x
Rp.1.500) dipindahkan dari laba ditahan ke rekening saham
biasa dan “Capital Surplus”.
Oleh karena nilai nominalnya tetap sama, yaitu sebesar
Rp.1000/lembar, maka tambahan jumlah 400 lembar saham
biasa mengakibatkan bertambahnya saham biasa dengan
Rp.400.000 yaitu 400 lembar x Rp.1000. Sisanya sebesar
Rp.200.000
(yaitu
Rp.600.000
minus
Rp.400.000)
ditambahkan pada rekening “Capital surplus”.
Page 10
 Pemberian stock dividen sering dimaksudkan untuk menahan
arus kas. Perusahaan sering lebih suka menahan kas lebih
banyak untuk membiayai usahanya selama masih ada
kesempatan
untuk
mengadakan
investasi
secara
menguntungkan, dan mengumumkan adanya stock dividen.
 Adapula perusahaan yang memberikan “stock dividen”
sebagai alat untuk mengganti “cash dividend” karena
perusahaan sedang menghadapi kesukaran finansiil.
 Pemberian stock dividend sering pula dimaksudkan untuk
dapat mempertahankan harga pasar dari sahamnya tetap
dalam suatu “tranding range” yang dikehendaki.
 Stock split adalah pemecahan jumlah lembur saham menjadi
jumlah lembar yang lebih banyak dengan pengurangan harga
nominal per lembarnya secara proporsional.
 Memperbesar jumlah lembar saham yang beredar akan
memperbanyak jumlah pemegang sahamnya, dan hal itu akan
dapat lebih mempopulerkan saham yang bersangkutan.
 Kerugian yang prinsipal bagi perusahaan dengan pemberian
stock dividend ialah bahwa perusahaan tersebut harus
mengeluarkan biaya administrasi yang lebih mahal daripada
pemberian “cash dividend”.

Page 11
Page 12
Page 13
Arti Penting Bagi Pemegang Saham :
A. Perusahaan disamping memberikan stock dividend tetap
mempertahankan pemberian cash diividend per lembar
yang tetap sama jumlahnya dengan keadaan sebelum
pemberian stock dividend.
•
Misal perusahaan membayarkan cash dividend sebesar
Rp.500/lembar. Dalam hal yang demikian pemegang
saham 100 lembar sebelum ada stock dividend akan
menerima pendapatan sebesar 100 x Rp.500 =
Rp.50.000. Sesudah ada stock dividend ia akan
menerima 110 x Rp.500 = Rp.55.000. Dengan demikian
maka adanya stock dividend akan menaikkan
pendapatan seorang pemilik 100 lembar saham dari
Rp.50.000 menjadi Rp.55.000
B. Apabila investor menjual tambahan lembar saham yang
diterima sebagai stock dividend dan mengganggapnya
penjualan tersebut sebagai “windfall gain”, sedangkan dia
tetap mempertahankan jumlah lembar saham yang dimiliki
sebelumnya.
Page 14
2.

Stock Split
Stock spilt adalah pemecahan jumlah lembar saham menjadi jumlah
lembar yang lebih banyak dengan pengurangan harga nominal per
lembarnya secara proporsional.
Dengan stock split jumlah lembar saham bertambah secara
proporsional dengan pengurangan nilai nominal saham.
Misal perusahaan akan mengadakan stock split “two to one stock
split” artinya dua lembar saham baru akan ditukar dengan satu
lembar saham lama.
 Soal pada CONTOH 1:
1. Sebelum ada stock splits :
^Saham biasa (nominal Rp1000 @ 4000 lembar)= Rp 4.000.000
^Aigo saham (capital surplus)
= Rp 2.000.000
^Laba ditahan
= Rp14.000.000
Jumlah Modal Sendiri
= Rp20.000.000
2. Sesudah ada stock split :
^ Saham biasa (nominal Rp.500 @ 8000 lembar)= Rp 4.000.000
^ Aigo saham (capital surplus)
= Rp 2.000.000
^Laba ditahan
= Rp14.000.000
Jumlah Modal Sendiri
= Rp20.000.000
 Dengan demikian perubahan hanya nampak pada nilai nominal per
lembar dan jumlah lembar sahamnya.
Page 15
• Stock split dan stock dividend banyak persamaannya
terutama dalam hal accountingnya. Stock split
digunakan untuk maksud menurunkan harga pasar per
lembarnya. Tujuan utama adalah untuk dapat
menempatkan sahamya dalam “tranding range” yang
lebih populer.
• “one to four reverse split” artinya untuk tiap 1 lembar
saham baru akan ditukar dengan 4 lembar saham lama.
Reverse splits dimaksudkan untuk menaikkan harga
pasar saham dalam keadaan di mana harga pasar
sahamnya dianggap terlalu rendah.

Page 16
Page 17
Page 18
Page 19
TERIMAKASIH

Page 20

More Related Content

What's hot

Bab 4 & 5 piutang & persediaan
Bab 4 & 5 piutang & persediaanBab 4 & 5 piutang & persediaan
Bab 4 & 5 piutang & persediaan
Nyimas AyuFadillah
 
Persamaan dasar-akuntansi
Persamaan dasar-akuntansiPersamaan dasar-akuntansi
Persamaan dasar-akuntansi
adaaje
 
akuntansi manajemen
akuntansi manajemenakuntansi manajemen
akuntansi manajemen
Yola_Fitri
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasi
Fransisco Laben
 
Imbalan kerja
Imbalan kerjaImbalan kerja
Imbalan kerja
Sri Apriyanti Husain
 
perusahaan induk dan anak
perusahaan induk dan anakperusahaan induk dan anak
perusahaan induk dan anak
Suyanto _Akt
 
Presentasi manajemen piutang
Presentasi manajemen piutangPresentasi manajemen piutang
Presentasi manajemen piutang
politeknik negeri semarang
 
Modal kerja
Modal kerjaModal kerja
Modal kerja
yy rahmat
 
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Lulu Wildatiumi
 
Lk konsolidasi perusahaan anak di ln
Lk konsolidasi perusahaan anak di lnLk konsolidasi perusahaan anak di ln
Lk konsolidasi perusahaan anak di ln
Diah Arini Retno Sari
 
3revaluasi penurunan-nilai-aset-tetap
3revaluasi penurunan-nilai-aset-tetap3revaluasi penurunan-nilai-aset-tetap
3revaluasi penurunan-nilai-aset-tetap
Muhamad Jaenudin
 
Anggaran piutang
Anggaran piutangAnggaran piutang
Anggaran piutang
Sri Rahayu
 
Akuntansi kombinasi bisnis
Akuntansi kombinasi bisnisAkuntansi kombinasi bisnis
Akuntansi kombinasi bisnisMalang
 
5 manajemen-persediaan
5 manajemen-persediaan5 manajemen-persediaan
5 manajemen-persediaan
Anisa Muvit
 
Analisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan KeuanganAnalisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan Keuangan
Judianto Nugroho
 
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
risangaji febriyanto
 
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Anggaran Biaya Overhead PabrikAnggaran Biaya Overhead Pabrik
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Aii Lelasari
 
Kebijakan dividen
Kebijakan dividenKebijakan dividen
Kebijakan dividenrhiery
 
Sekuritas di lutif dan laba per saham
Sekuritas di lutif dan laba per sahamSekuritas di lutif dan laba per saham
Sekuritas di lutif dan laba per saham
DIAN WAHYU KARTIKA CANIAGO
 

What's hot (20)

Bab 4 & 5 piutang & persediaan
Bab 4 & 5 piutang & persediaanBab 4 & 5 piutang & persediaan
Bab 4 & 5 piutang & persediaan
 
Persamaan dasar-akuntansi
Persamaan dasar-akuntansiPersamaan dasar-akuntansi
Persamaan dasar-akuntansi
 
akuntansi manajemen
akuntansi manajemenakuntansi manajemen
akuntansi manajemen
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasi
 
Imbalan kerja
Imbalan kerjaImbalan kerja
Imbalan kerja
 
perusahaan induk dan anak
perusahaan induk dan anakperusahaan induk dan anak
perusahaan induk dan anak
 
Presentasi manajemen piutang
Presentasi manajemen piutangPresentasi manajemen piutang
Presentasi manajemen piutang
 
manajemen keuangan pengelolaan piutang
manajemen keuangan pengelolaan piutang manajemen keuangan pengelolaan piutang
manajemen keuangan pengelolaan piutang
 
Modal kerja
Modal kerjaModal kerja
Modal kerja
 
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
 
Lk konsolidasi perusahaan anak di ln
Lk konsolidasi perusahaan anak di lnLk konsolidasi perusahaan anak di ln
Lk konsolidasi perusahaan anak di ln
 
3revaluasi penurunan-nilai-aset-tetap
3revaluasi penurunan-nilai-aset-tetap3revaluasi penurunan-nilai-aset-tetap
3revaluasi penurunan-nilai-aset-tetap
 
Anggaran piutang
Anggaran piutangAnggaran piutang
Anggaran piutang
 
Akuntansi kombinasi bisnis
Akuntansi kombinasi bisnisAkuntansi kombinasi bisnis
Akuntansi kombinasi bisnis
 
5 manajemen-persediaan
5 manajemen-persediaan5 manajemen-persediaan
5 manajemen-persediaan
 
Analisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan KeuanganAnalisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan Keuangan
 
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
 
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Anggaran Biaya Overhead PabrikAnggaran Biaya Overhead Pabrik
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
 
Kebijakan dividen
Kebijakan dividenKebijakan dividen
Kebijakan dividen
 
Sekuritas di lutif dan laba per saham
Sekuritas di lutif dan laba per sahamSekuritas di lutif dan laba per saham
Sekuritas di lutif dan laba per saham
 

Similar to Bab 16 mk

Kebijakan dividen
Kebijakan dividenKebijakan dividen
Kebijakan dividenfikrifm
 
Kebijakan dividen/abshor.marantika/Cyndi Louisa(07)_3-03
Kebijakan dividen/abshor.marantika/Cyndi Louisa(07)_3-03Kebijakan dividen/abshor.marantika/Cyndi Louisa(07)_3-03
Kebijakan dividen/abshor.marantika/Cyndi Louisa(07)_3-03
CyndiLouisa
 
Dividend and share repurchase policy/abshor.marantika/Moza Aurora Yanuanda/3-04
Dividend and share repurchase policy/abshor.marantika/Moza Aurora Yanuanda/3-04Dividend and share repurchase policy/abshor.marantika/Moza Aurora Yanuanda/3-04
Dividend and share repurchase policy/abshor.marantika/Moza Aurora Yanuanda/3-04
MozaAurora
 
Materi Presentasi Manajemen Keuangan II Bab IV.pptx
Materi Presentasi Manajemen Keuangan II Bab IV.pptxMateri Presentasi Manajemen Keuangan II Bab IV.pptx
Materi Presentasi Manajemen Keuangan II Bab IV.pptx
RendyOratmangun1
 
Dividen and Share Repurchase Policy/Abshor.Marantika/Dinda Almira Madani/3-04
Dividen and Share Repurchase Policy/Abshor.Marantika/Dinda Almira Madani/3-04Dividen and Share Repurchase Policy/Abshor.Marantika/Dinda Almira Madani/3-04
Dividen and Share Repurchase Policy/Abshor.Marantika/Dinda Almira Madani/3-04
DindaAlmira1
 
Dividends_and_Other_Payouts_Kelompok_7.pptx
Dividends_and_Other_Payouts_Kelompok_7.pptxDividends_and_Other_Payouts_Kelompok_7.pptx
Dividends_and_Other_Payouts_Kelompok_7.pptx
giovanifebrian
 
Artikel analisis konsep kebijakan deviden
Artikel analisis konsep kebijakan devidenArtikel analisis konsep kebijakan deviden
Artikel analisis konsep kebijakan deviden
wardahmega
 
Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5
Judianto Nugroho
 
resiko, pengembalian dan kebijakan dividen
resiko, pengembalian dan kebijakan dividenresiko, pengembalian dan kebijakan dividen
resiko, pengembalian dan kebijakan dividen
IndrianiSuhardin
 
Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )
Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )
Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )
Yasri Purwani II
 
Stock valuation/abshor.marantika/Rieke Widasari/3-04
Stock valuation/abshor.marantika/Rieke Widasari/3-04Stock valuation/abshor.marantika/Rieke Widasari/3-04
Stock valuation/abshor.marantika/Rieke Widasari/3-04
PKN STAN
 
Dividend Policy/abshor.marantika/Siti Fatimatus Z/3-04
Dividend Policy/abshor.marantika/Siti Fatimatus Z/3-04Dividend Policy/abshor.marantika/Siti Fatimatus Z/3-04
Dividend Policy/abshor.marantika/Siti Fatimatus Z/3-04
imasitiftm
 
9 kebijakan deviden
9 kebijakan deviden9 kebijakan deviden
9 kebijakan deviden
Abdul Razak
 
BAB 7 - Dividen
BAB 7 - DividenBAB 7 - Dividen
Kebijakan deviden
Kebijakan devidenKebijakan deviden
Kebijakan deviden
Lala Tree Love
 
Dividend policy
Dividend policyDividend policy
Dividend policy
Yusuf Darismah
 
Pasar Saham - 09 Aksi Internal Perusahaan
Pasar Saham - 09 Aksi Internal PerusahaanPasar Saham - 09 Aksi Internal Perusahaan
Pasar Saham - 09 Aksi Internal Perusahaan
KuliahKita
 
Bab 10 kebijakan__dividen
Bab 10 kebijakan__dividenBab 10 kebijakan__dividen
Bab 10 kebijakan__dividenInal Ypyn
 
Akuntansi dan pelaporan investor saham
Akuntansi dan pelaporan investor sahamAkuntansi dan pelaporan investor saham
Akuntansi dan pelaporan investor sahamSidik Abdullah
 
Akuntansi dan pelaporan investor saham
Akuntansi dan pelaporan investor sahamAkuntansi dan pelaporan investor saham
Akuntansi dan pelaporan investor saham
Sidik Abdullah
 

Similar to Bab 16 mk (20)

Kebijakan dividen
Kebijakan dividenKebijakan dividen
Kebijakan dividen
 
Kebijakan dividen/abshor.marantika/Cyndi Louisa(07)_3-03
Kebijakan dividen/abshor.marantika/Cyndi Louisa(07)_3-03Kebijakan dividen/abshor.marantika/Cyndi Louisa(07)_3-03
Kebijakan dividen/abshor.marantika/Cyndi Louisa(07)_3-03
 
Dividend and share repurchase policy/abshor.marantika/Moza Aurora Yanuanda/3-04
Dividend and share repurchase policy/abshor.marantika/Moza Aurora Yanuanda/3-04Dividend and share repurchase policy/abshor.marantika/Moza Aurora Yanuanda/3-04
Dividend and share repurchase policy/abshor.marantika/Moza Aurora Yanuanda/3-04
 
Materi Presentasi Manajemen Keuangan II Bab IV.pptx
Materi Presentasi Manajemen Keuangan II Bab IV.pptxMateri Presentasi Manajemen Keuangan II Bab IV.pptx
Materi Presentasi Manajemen Keuangan II Bab IV.pptx
 
Dividen and Share Repurchase Policy/Abshor.Marantika/Dinda Almira Madani/3-04
Dividen and Share Repurchase Policy/Abshor.Marantika/Dinda Almira Madani/3-04Dividen and Share Repurchase Policy/Abshor.Marantika/Dinda Almira Madani/3-04
Dividen and Share Repurchase Policy/Abshor.Marantika/Dinda Almira Madani/3-04
 
Dividends_and_Other_Payouts_Kelompok_7.pptx
Dividends_and_Other_Payouts_Kelompok_7.pptxDividends_and_Other_Payouts_Kelompok_7.pptx
Dividends_and_Other_Payouts_Kelompok_7.pptx
 
Artikel analisis konsep kebijakan deviden
Artikel analisis konsep kebijakan devidenArtikel analisis konsep kebijakan deviden
Artikel analisis konsep kebijakan deviden
 
Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5
 
resiko, pengembalian dan kebijakan dividen
resiko, pengembalian dan kebijakan dividenresiko, pengembalian dan kebijakan dividen
resiko, pengembalian dan kebijakan dividen
 
Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )
Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )
Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )
 
Stock valuation/abshor.marantika/Rieke Widasari/3-04
Stock valuation/abshor.marantika/Rieke Widasari/3-04Stock valuation/abshor.marantika/Rieke Widasari/3-04
Stock valuation/abshor.marantika/Rieke Widasari/3-04
 
Dividend Policy/abshor.marantika/Siti Fatimatus Z/3-04
Dividend Policy/abshor.marantika/Siti Fatimatus Z/3-04Dividend Policy/abshor.marantika/Siti Fatimatus Z/3-04
Dividend Policy/abshor.marantika/Siti Fatimatus Z/3-04
 
9 kebijakan deviden
9 kebijakan deviden9 kebijakan deviden
9 kebijakan deviden
 
BAB 7 - Dividen
BAB 7 - DividenBAB 7 - Dividen
BAB 7 - Dividen
 
Kebijakan deviden
Kebijakan devidenKebijakan deviden
Kebijakan deviden
 
Dividend policy
Dividend policyDividend policy
Dividend policy
 
Pasar Saham - 09 Aksi Internal Perusahaan
Pasar Saham - 09 Aksi Internal PerusahaanPasar Saham - 09 Aksi Internal Perusahaan
Pasar Saham - 09 Aksi Internal Perusahaan
 
Bab 10 kebijakan__dividen
Bab 10 kebijakan__dividenBab 10 kebijakan__dividen
Bab 10 kebijakan__dividen
 
Akuntansi dan pelaporan investor saham
Akuntansi dan pelaporan investor sahamAkuntansi dan pelaporan investor saham
Akuntansi dan pelaporan investor saham
 
Akuntansi dan pelaporan investor saham
Akuntansi dan pelaporan investor sahamAkuntansi dan pelaporan investor saham
Akuntansi dan pelaporan investor saham
 

More from Alexandrite Sweet

TUGAS PTI Luthfiah distaputri ramuwisit b12.2012
TUGAS PTI Luthfiah distaputri ramuwisit b12.2012TUGAS PTI Luthfiah distaputri ramuwisit b12.2012
TUGAS PTI Luthfiah distaputri ramuwisit b12.2012
Alexandrite Sweet
 
Biaya produksi presentasi
Biaya produksi presentasiBiaya produksi presentasi
Biaya produksi presentasi
Alexandrite Sweet
 
Cv acsnel company
Cv acsnel companyCv acsnel company
Cv acsnel company
Alexandrite Sweet
 

More from Alexandrite Sweet (6)

Presentasi pengantar bisnis
Presentasi pengantar bisnisPresentasi pengantar bisnis
Presentasi pengantar bisnis
 
TUGAS PTI Luthfiah distaputri ramuwisit b12.2012
TUGAS PTI Luthfiah distaputri ramuwisit b12.2012TUGAS PTI Luthfiah distaputri ramuwisit b12.2012
TUGAS PTI Luthfiah distaputri ramuwisit b12.2012
 
Makalah Pengantar Bisnis
Makalah Pengantar BisnisMakalah Pengantar Bisnis
Makalah Pengantar Bisnis
 
Biaya produksi presentasi
Biaya produksi presentasiBiaya produksi presentasi
Biaya produksi presentasi
 
PPh Pasal 21
PPh Pasal 21PPh Pasal 21
PPh Pasal 21
 
Cv acsnel company
Cv acsnel companyCv acsnel company
Cv acsnel company
 

Recently uploaded

JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
abdinahyan
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
akram124738
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
OcitaDianAntari
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
DrEngMahmudKoriEffen
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
PreddySilitonga
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 

Recently uploaded (20)

JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 

Bab 16 mk

  • 1. PEMBELANJAAN INTERN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN 1. Luthfiah Distaputri Ramuwisit 2. Yuli Ratmelia B12.2012.02233 B12.2012.02225 Page 1
  • 2. Laba Ditahan versus Dividen • Pengertian pembelanjaan intern (internal financing) dalam artian yang luas, ialah pemenuhan kebutuhan dana dengan dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan, yaitu dana yang berasal dari keuntungan / laba ditahan dan yang berasal dari depresiasi. • Politik dividen adalah bersangkutan dengan penentuan pembagian pendapatan (earning) antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan di dalam perusahaan. • Laba ditahan (Retained Earning) merupakan salah satu dari sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbunhan perusahaan, sedangkan dividen merupakan aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham atau “equity investors”. • Dividend Payout Ratio adalah presentase pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai “Cash Dividend” Page 2
  • 3. Arti Penting Pembelajaran Intern • Keuntungan merupakan sumber dana yang utama bagi pertumbuhan perusahaan. Makin besar kebutuhan dana yang terpenuhi, berarti makin kuat posisi finansiil keuntungan berarti makin kuat. Dan makin kecil ketergantungannya kepada sumber dana ekstern. • Perimbangan antara pemenuhan kebutuhan dana dengan dana yang berasal dari sumber inter perusahaan di satu pihak dan dengan dana yang berasal dari sumber ekstern di lain pihak mencerminkan pola pemenuhan kebutuhan dana dalam industri yang bersangkutan, Page 3
  • 4. Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Suatu Perusahaan 1. Posisi Likuiditas Perusahaan Posisi kas atau likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor yang penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Oleh karena dividen merupakan “cash outflow”, maka makin kuat posisi likuiditas perusahaan, berarti makin besar kemampuannya untuk membayar dividen. 2. Kebutuhan Dana untuk Membayar Utang  Apabila perusahaan akan memperoleh utang baru atau menjual obligasi baru untuk membiayai perluasan perusahaan, sebelumnya harus direncanakan terlebih dahulu caranya untuk membayar kembali utang tersebut.  Apabila perusahaan menetapkan bahwa pelunasan utangnya akan diambilkan dari laba ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk keperluan tersebut.  Dengan kata lain, perusahaan harus menetapkan dividen payout Page 4 ratio yang rendah.
  • 5. 3. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar kebutuhan akan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhannya. Makin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhannya. Perusahaan biasanya lebih senang menahan “earningnya” daripada dibayarkan sebagai dividen kepada para pemegang saham dengan meningkatkan batasan-batasan. Dengan demikian dapat dikatakan makin besar tingkat pertumbuhan perusahaan maka makin besar dana yang dibutuhkan. 4. Pengawasan terhadap Perusahaan Variabel penting dalam perusahaan adalah control atau pengawasan. Jika kebijakan perusahaan hanya membiayai dana ekspansi dengan dana yang berasal dari sumber intern saja, maka kebijakan tersebut dijalankan atas dasar pertimbangan bahwa kalau ekspansi dibiayai dengan dana yang berasal dari hasil penjualan saham baru akan melemahkan control. Demikian pula jika membiayai ekspansi dengan utang maka akan memperbesar risiko finansiilnya. Page 5
  • 6. Berbagai Macam Kebijakan Dividen Rupiah 1. Kebijakan dividen yang stabil. Jumlah dividen per lembar yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi. Kebijakan dividen yang stabil dapat digambarkan sebagai berikut : Pendapatan per lembar Dividen per lembar Waktu Page 6
  • 7. Alasan yang mendorong perusahaan menjalankan kebijakan dividen yang stabil : a. Kebijakan dividen yang stabil jika dijalankan oleh suatu perusahaan akan dapat memberikan kesan kepada investor bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik di masa mendatang. Apabila pendapatan perusahaan berkurang tetapi perusahaan tersebut tidak mengurangi dividen yang dibayarkan, maka kepercayaan pasar terhadap perusahaan tersebut lebih besar dibandingkan kalau dividennya dikurangi. Dengan demikian manajemen mempengaruhi investor dengan melalui politik dividen yang stabil. b. Banyak pemegang saham yang hidup dari pendapatan yang diterima dari dividen. Golongan ini dengan sendirinya tidak akan menyukai adanya dividen yang tidak stabil. c. Perusahaan akan membayar dividen secara tetap dan tidak akan terganngu pembayarn dividennya. Page 7
  • 8. 2. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus jumlah ekstra tertentu. Menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar saham setiap tahunnya. Dalam keadaan keuangan yang lebih baik perusahaan akan membayarkan dividen ekstra di atas jumlah minimal tersebut. 3. Kebijakan dividen dengan penetapan dividen payout ratio yang kons-tan. Perusahaan yang menjalankan kebijakan ini menetapkan dividen payout ratio yang konstan misal 50%. Ini berarti bahwa jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya akan berfluktuasi sesuai dengan perkembangan keuntungan neto yang diperoleh setiap tahunnya. 4. Kebijakan dividen yang fleksibel. Besarnya setiap tahun disesuaikan dengan posisi finansiil dan kebijakan finansial dari perusahaan yang bersangkutan. Page 8
  • 9. Stock Dividend, Stock Splits dan Pembelian Kembali Saham 1. Stock Dividend Pembayaran dividen dalam bentuk saham (stock) dan bukan dalam bentuk kas. Penetapan stock dividen berarti suatu kapitalisasi dari sebagian laba ditahan. Ini berarti jumlah laba ditahan akan berkurang dengan besarnya keuntungan yang di kapitalisir. Contoh 1 : Suatu perusahaan sebelum menetapkan pemberian stock dividend mempunyai struktur modal sendiri sebagai berikut : ^Saham biasa (nominal Rp1000@4000 lembar) = Rp ^Aigo saham (capital surplus) = Rp ^Laba ditahan = Rp Jumlah Modal Sendiri = Rp 4.000.000 2.000.000 14.000.000 20.000.000 Page 9
  • 10. Misalkan ditetapkan pemberian stock saham dividend 10%, yaitu sebanyak 400 lembar tambahan saham. Harga pasar saham perusahaan misal Rp. 1.500/lembar. Untuk pemilik 10 lembar saham akan menerima saham tambahan sebanyak satu lembar saham. Maka : ^Saham biasa (nominal Rp1000@4400 lembar) = ^Aigo saham (capital surplus) = ^Laba ditahan = Jumlah Modal Sendiri = Rp 4.400.000 Rp 2.200.000 Rp 13.400.000 Rp 20.000.000 Stock dividen seharga Rp.600.000 (yaitu 400 lembar x Rp.1.500) dipindahkan dari laba ditahan ke rekening saham biasa dan “Capital Surplus”. Oleh karena nilai nominalnya tetap sama, yaitu sebesar Rp.1000/lembar, maka tambahan jumlah 400 lembar saham biasa mengakibatkan bertambahnya saham biasa dengan Rp.400.000 yaitu 400 lembar x Rp.1000. Sisanya sebesar Rp.200.000 (yaitu Rp.600.000 minus Rp.400.000) ditambahkan pada rekening “Capital surplus”. Page 10
  • 11.  Pemberian stock dividen sering dimaksudkan untuk menahan arus kas. Perusahaan sering lebih suka menahan kas lebih banyak untuk membiayai usahanya selama masih ada kesempatan untuk mengadakan investasi secara menguntungkan, dan mengumumkan adanya stock dividen.  Adapula perusahaan yang memberikan “stock dividen” sebagai alat untuk mengganti “cash dividend” karena perusahaan sedang menghadapi kesukaran finansiil.  Pemberian stock dividend sering pula dimaksudkan untuk dapat mempertahankan harga pasar dari sahamnya tetap dalam suatu “tranding range” yang dikehendaki.  Stock split adalah pemecahan jumlah lembur saham menjadi jumlah lembar yang lebih banyak dengan pengurangan harga nominal per lembarnya secara proporsional.  Memperbesar jumlah lembar saham yang beredar akan memperbanyak jumlah pemegang sahamnya, dan hal itu akan dapat lebih mempopulerkan saham yang bersangkutan.  Kerugian yang prinsipal bagi perusahaan dengan pemberian stock dividend ialah bahwa perusahaan tersebut harus mengeluarkan biaya administrasi yang lebih mahal daripada pemberian “cash dividend”. Page 11
  • 14. Arti Penting Bagi Pemegang Saham : A. Perusahaan disamping memberikan stock dividend tetap mempertahankan pemberian cash diividend per lembar yang tetap sama jumlahnya dengan keadaan sebelum pemberian stock dividend. • Misal perusahaan membayarkan cash dividend sebesar Rp.500/lembar. Dalam hal yang demikian pemegang saham 100 lembar sebelum ada stock dividend akan menerima pendapatan sebesar 100 x Rp.500 = Rp.50.000. Sesudah ada stock dividend ia akan menerima 110 x Rp.500 = Rp.55.000. Dengan demikian maka adanya stock dividend akan menaikkan pendapatan seorang pemilik 100 lembar saham dari Rp.50.000 menjadi Rp.55.000 B. Apabila investor menjual tambahan lembar saham yang diterima sebagai stock dividend dan mengganggapnya penjualan tersebut sebagai “windfall gain”, sedangkan dia tetap mempertahankan jumlah lembar saham yang dimiliki sebelumnya. Page 14
  • 15. 2. Stock Split Stock spilt adalah pemecahan jumlah lembar saham menjadi jumlah lembar yang lebih banyak dengan pengurangan harga nominal per lembarnya secara proporsional. Dengan stock split jumlah lembar saham bertambah secara proporsional dengan pengurangan nilai nominal saham. Misal perusahaan akan mengadakan stock split “two to one stock split” artinya dua lembar saham baru akan ditukar dengan satu lembar saham lama.  Soal pada CONTOH 1: 1. Sebelum ada stock splits : ^Saham biasa (nominal Rp1000 @ 4000 lembar)= Rp 4.000.000 ^Aigo saham (capital surplus) = Rp 2.000.000 ^Laba ditahan = Rp14.000.000 Jumlah Modal Sendiri = Rp20.000.000 2. Sesudah ada stock split : ^ Saham biasa (nominal Rp.500 @ 8000 lembar)= Rp 4.000.000 ^ Aigo saham (capital surplus) = Rp 2.000.000 ^Laba ditahan = Rp14.000.000 Jumlah Modal Sendiri = Rp20.000.000  Dengan demikian perubahan hanya nampak pada nilai nominal per lembar dan jumlah lembar sahamnya. Page 15
  • 16. • Stock split dan stock dividend banyak persamaannya terutama dalam hal accountingnya. Stock split digunakan untuk maksud menurunkan harga pasar per lembarnya. Tujuan utama adalah untuk dapat menempatkan sahamya dalam “tranding range” yang lebih populer. • “one to four reverse split” artinya untuk tiap 1 lembar saham baru akan ditukar dengan 4 lembar saham lama. Reverse splits dimaksudkan untuk menaikkan harga pasar saham dalam keadaan di mana harga pasar sahamnya dianggap terlalu rendah. Page 16