2. KEARIFAN DALAM
PEMANFAATAN SUMBER
DAYA ALAM
Sandi
Dharma
Hardiant
i
IndahPrati
wi
M.
Ulumudin
Risa
Nurmalasa
ri
Gilang
Maekhendr
a
Rizky
Amelia
Nada
Nabilah
3.
4. Pertanian dalam arti
luas adalah semua
kegiatan yang
meliputi bercocok
tanam, perikanan,
peternakan dan
kehutanan.
Indonesia termasuk
negara agraris,
artinya sebagian
besar dari penduduk
hidup di pertanian.
5. • Keadaan fisis yang baik untuk pertanian,
diantaranya: tanah yang luas dan subur,
iklim yang baik, dan lapisan tanah yang
gembur dan cukup tebal
• Susunan penduduknya menurut mata
pencahariannya menunjukan ±10%
penduduk Indonesia hidup dari pertanian.
• Sektor pertanian menghasilkan lebih dari
50% dari pendapatan nasional.
• Penduduk Indonesia cukup banyak,
sehingga pertanian membutuhkan banyak
tenaga kerja.
6. Berdasarkan pengelolaanya , pertanian dibedakan
menjadi dua, yaitu:
1. Pertanian rakyat
2. Pertanian besar
Berdasarkan jenis tanamannya pertanian dibedakan
menjadi dua yaitu:
1. Pertanian tanaman pangan
2. Pertanian tanaman perkebunan
Berdasarkan lahannya pertanian dibedakan menjadi
empat, yaitu:
Bersawah, Berladang, Bertegal, Berkebun
7. Pranoto Mongso (Jawa)
Pranoto mongso ini memberikan arahan
kepada petani untuk bercocok tanam mengikuti tanda-
tanda alam dalam mongso yang bersangkutan, tidak
memanfaatkan lahan seenaknya sendiri meskipun
sarana prasarana mendukung seperti misalnya air dan
saluran irigasinya.
Nyabuk Gunung.
Nyabuk gunung merupakan cara bercocok tanam
dengan membuat teras sawah yang dibentuk menurut
garis kontur. Cara ini banyak dilakukan di lereng bukit
sumbing dan sindoro. Cara ini merupakan suatu
bentuk konservasi lahan dalam bercocok tanam
8. Tumpang sari
Sistem ‘tumpangsari’ adalah praktek penanaman
beragam biji-bijian sebagai bagian dari peladangan
berpindah yang banyak meniru kompleksitas dan
keragaman sistem vegetasi wilayah sub-tropis dan
tropis. Model pertanian ini dilakukan dengan cara
menanam beberapa jenis tanaman yang berbeda dalam
suatu areal atau petak tanah secara bersamaan.
11. • Golongan bahan galian stategis (golongan A), jenisnya
antara lain batubara, minyak bumi, gas alam, uranium,
nikel, dan timah.
• Golongan bahan galian vital (golongan B), jenisnya
antara lain besi, mangaan, bauksit, tembaga, timbal,
seng, emas, perak, intan, platina, yodium, dan belerang.
• Golongan bahan galian lainnya (golongan C), jenisnya
antara lain fosfat, asbes, mika, tawas, okek, batu
permata, pasir kuarsa, kaolin, feldspar, gips, batu apung,
marmer, batu tulis, batu kapur, granit, tanah liat, dan
pasir. golongan C inilah yang selanjutnya di Indonesia
dimanfaatkan sebagai bahan galian industri.
12. • Adanya pelarangan pertambangan di daerah-daerah
yang di keramatkan di beberapa daerah di Jawa dan
Kalimantan.
• Adanya pembatasan pengambailan hasil
pertambangan di berbagai daerah.
• Adanya pelarangan penggunaan alat-alat mesin
besar dalam mengambil hasil pertambangan.
14. Secara umum, kegiatan
industri menghasilkan barang
jadi. Proses yang berlangsung
dalam kegiatan industri ada
yang sederhana dan ada yang
kompleks.
15. Modal dan
Jumlah Tenaga
Kerja :
• Industri
Rumah
Tangga
• Industri Kecil
• Industri
Sedang
• Industri Besar
Daerah
Pemasaran :
• Industri
Dasar
(Basic
Industry)
• Industri
Lokal (Non-
Basic
Industry)
Orientasi :
• Industri
Berorientasi
Pasar
• Industri
Berorientasi
Permintaan
• Industri
Berorientasi
Tenaga Kerja
• Industri
Barang yang
Dihasilkan :
• Industri Rumah
Tangga
• Industri Ringan
• Industri Sedang
• Industri Berat
16. Bahan Dasar yang
Digunakan :
• Industri Dasar
• Industri Konveksi
• Industri Agraris
• Industri Perakitan
• Industri Trafik
Menurut
Departemen
Perindustrian :
• Industri Dasar
(Hulu)
• Industri Hilir
Jenis Usahanya
:
• Industri
Ekstraktif
• Industri
Nonekstraktif
• Industri
Fasilitatif/Jasa
18. • Adanya pembatasan penggunaan hutan
di Kalimantan dan Jawa
• Adanya pelarangan untuk kegiatan
industri pada daerah tertentu
• Adanya pengembangan industri hasil
seni suatu daerah
• Adanya pelarangan menggunakan
bahan-bahan kimia dalam mengolah
industri
• Pemanfaatan hasil alam dalam
pengolahan industri
19.
20. Energi ramah lingkungan atau
energi hijau adalah suatu istilah
yang menjelaskan apa yang
dianggap sebagai sumber energi
dan tenaga yang ramah terhadap
lingkungan. Khususnya, istilah ini
merujuk ke sumber-sumber energi
yang dapat diperbaharui dan tidak
mencemari lingkungan.
Energy terbarukan adalah energy
yang dihasilkan dari sumber
energy yang berkelanjutan, antara
lain panas bumi, angin, bioenergi,
radiasi matahari, aliran air dan air
terjun serta gerakan perbedaan
suhu lapisan laut
23. Merupakan tindakan mengefisienkan
penggunaan sumber daya alam dengan
tujuan menjaga kelangsungan proses
ekonomi di suatu wilayah dengan
menghitung hubungan-hubungan
ekologis untuk mengurangi akibat
merugikan baik dalam pembangunan
dan kelangsungan ekosistem.
24. Kegiatan manusia dalam memanfaatkan
sumber daya alam membawa dampak
perubahan ekosistem dalam berbagai tingkat.
Dampak tersebut bisa berakibat dalam suatu
ekosistem saja. Akan tetapi sering saling
terkait. Oleh karena itu, dalam pengelolaan
satu sumber daya alam di suatu ekosistem
perlu dipikirkan dampak yang ditimbulkannya
pada ekosistem lain.
27. Menurut PP No.27 Tahun 1999
adalah kajian mengenai
dampak besar dan penting
untuk pengambilan keputusan
suatu usaha dan/atau kegiatan
yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan
tentang penyelenggaraan
usaha dan/atau kegiatan.
28. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
adalah suatu proses studi formal yang dipergunakan untuk
memperkirakan dampak terhadap lingkungan oleh adanya atau
oleh rencana kegiatan proyek yang bertujuan memastikan
adanya masalah dampak lingkungan yang perlu dianalisis pada
tahap awal perencanaan dan perancangan proyek sebagai
bahan pertimbangan bagi pembuat keputusan.
Peraturan tentang kewajiban membuat AMDAL diatur dalam
peraturanperaturan berikut:
• UU No. 29 Tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan;
• Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan;
• Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 77 Tahun
1994 tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan;
• Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 98 Tahun 1996
tentang Pedoman Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah.
29. Berikut ini 4 hal yang tercakup dalam studi
AMDAL.
• Penyajian informasi lingkungan (PIL) dan
analisis dampak lingkungan (Amdal)
untuk studi bagi kegiatan yang
direncanakan
• Penyajian evaluasi lingkungan (PEL) dan
studi evaluasi lingkungan (SEL) bagi
studi untuk kegiatan yang telah berjalan
• Rencana kelola lingkungan (RKL), studi
yang merencanakan pengelolaan
dampak kegiatan kepada lingkungannya.
30. Dalam pelaksanaannya yang menjadi tujuan AMDAL
yaitu :
• Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah.
• Membantu proses pengambilan keputusan tentang
kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha dan
/atau kegiatan.
• Memberi masukan untuk penyusunan rencana
pengelolaan dan pemantau lingkungan hidup.
• Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak
yang ditimbulkan dari suatu rencana usaha dan atau
kegiatan.
• Memberikan alternatif solusi minimalisasi dampak
negatif
• Digunakan untuk mengambil keputusan tentang
penyelenggaraan/pemberi ijin usaha dan/atau
31. • Studi Pra-Proyek
Studi pra-proyek dilakukan guna mengukur dan
memperkirakan perubahan keadaan lingkungan. Pengukuran
ini dilakukan bedasarkan pada data baik data fisik, kimia,
biologi, sosial ekonomi, dan sosial budaya.
• Laporan Penilaian
Laporan penilaian adalah laporan yang disusun dari
hasil studi pra-proyek yang berupa kemungkinan yang akan
terjadi jika proyek tersebut berjalan.
• Pembuatan Keputusan
Proses pembuatan keputusan berdasarkan pada
laporan penilaian serta hasil prediksi pengaruh proyek
terhadap lingkungan kelak. Namun kenyataan dalam
pengambilan keputusan ini sangat dipengaruhi oleh nuansa
politik.
32. • Persetujuan Proyek
Persetujuan proyek mengandung rekomendasi
dari hasil analisis interaksi antara proyek dengan
lingkungan, contohnya adalah proyek dapat disetujui
dengan rekomendasi akan dilakukannya usaha-usaha
untuk memperkecil pengaruh negatif terhadap
lingkungan.
• Pemantauan Proyek
Pemantauan proyek dilakukan dalam kurun
waktu 2-3 tahun, untuk memantau sudahkah proyek
tersebut berjalan sesuai dengan yang
direkomendasikan dan disetujui proyek.
35. khususnya bagi
pemerintah
• Mencegah
pencemaran dan
kerusakan lingkungan.
• Menghindari konflik
dengan masyarakat.
• Menjaga agar
pembangunan sesuai
dengan prinsip
pembangunan
berkelanjutan.
• Perwujudan tanggung
jawab pemerintah
dalam pengelolaan
lingkungan hidup.
bagi pemrakarsa,
• Menjamin
keberlangsungan
usaha.
• Menjadi referensi
dalam peminjaman
kredit.
• Interaksi saling
menguntungkan
dengan masyarakat
sekitar.
• Sebagai bukti
ketaatan hukum
bagi masyarakat
• Mengetahui
sejak dini
dampak dari
suatu kegiatan.
• Melaksanakan
kontrol.
• Terlibat dalam
proses
pengambilan
keputusan.
36. Ekolabel merupakan salah satu
sarana penyampaian informasi
yang akurat, ‘verifiable’dan tidak
menyesatkan kepada konsumen
mengenai aspek lingkungan dari
suatu produk (barang atau jasa),
komponen atau kemasannya.
37. Pemberian informasi tersebut pada
umumnya bertujuan untuk mendorong
permintaan dan penawaran produk ramah
lingkungan dipasar yang juga mendorong
perbaikan lingkungan secara berkelanjutan.
Ekolabel dapat berupa simbol, label atau
pernyataan yang diterapkan pada produk atau
kemasan produk, atau pada informasi produk,
bulletin teknis, iklan, publikasi, pemasaran,
media internet.
Selain itu, informasi yang disampaikan
dapat pula lebih lengkap dan mengandung
informasi kuantitatif untuk aspek lingkungan
tertentu yang terkait dengan produk tersebut.
Ekolabel dapat dibuat oleh produsen, importir,
distributor, pengusaha ‘retail’ atau pihak
manapun yang mungkin memperoleh manfaat
dari hal tersebut
38. Ekolabel dapat dimanfaatkan untuk mendorong
konsumen agar memilih produk-produk yang
memberikan dampak lingkungan yang lebih
kecil dibandingkan produk lain yang sejenis.
Penerapan ekolabel oleh para pelaku usaha
dapat mendorong inovasi industri yang
berwawasan lingkungan.
39. Produk yang diberi ekolabel selayaknya adalah produk yang
dalam daur hidupnya mulai dari pengadaan bahan baku,
proses produksi, pendistribusian, penggunaan, dan
pembuangan setelah penggunaan, member dampak
lingkungan relative lebih kecil dibandingkan produk lain yang
sejenis. Ekolabel akan memberikan informasi kepada
konsumen mengenai dampak lingkungan yang ada dalam
suatu produk tertentu yang membedakannya dengan produk
lain yang sejenis.