Bagi Perusahaan yang membutuhkan Pelatihan ini dapat menghubungi Kami HARD-Hi SMART CONSULTING di Hotline : 0878-7063-5053 (Fast Response) dengan Bpk. M. Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr.
Dokumen tersebut membahas tentang kepemimpinan, mulai dari definisi kepemimpinan menurut beberapa ahli, teori-teori kepemimpinan, gaya kepemimpinan, karakteristik pemimpin yang baik, dan perbedaan antara manajer dan pemimpin.
On the mountains of truth you can never climb in vain: either you will reach a point higher up today, or you will be training your powers so that you will be able to climb higher tomorrow.
- Friedrich Nietzsche
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa motivasi memiliki pengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Faktor-faktor seperti dukungan orang tua, kematangan emosi, dan ketahanan terhadap masalah dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Motivasi dan ketekunan juga berperan dalam pencapaian kompetensi bahasa asing. Pengajar menemukan bahwa pelatihan teknologi seperti ultrasound dapat men
Bagi Perusahaan yang membutuhkan Pelatihan ini dapat menghubungi Kami HARD-Hi SMART CONSULTING di Hotline : 0878-7063-5053 (Fast Response) dengan Bpk. M. Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr.
Dokumen tersebut membahas tentang kepemimpinan, mulai dari definisi kepemimpinan menurut beberapa ahli, teori-teori kepemimpinan, gaya kepemimpinan, karakteristik pemimpin yang baik, dan perbedaan antara manajer dan pemimpin.
On the mountains of truth you can never climb in vain: either you will reach a point higher up today, or you will be training your powers so that you will be able to climb higher tomorrow.
- Friedrich Nietzsche
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa motivasi memiliki pengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Faktor-faktor seperti dukungan orang tua, kematangan emosi, dan ketahanan terhadap masalah dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Motivasi dan ketekunan juga berperan dalam pencapaian kompetensi bahasa asing. Pengajar menemukan bahwa pelatihan teknologi seperti ultrasound dapat men
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian perubahan, alasan dilakukannya perubahan, sasaran perubahan, karakteristik perubahan, dan berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan perubahan seperti resistensi dan penyebab kegagalan perubahan."
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian perubahan organisasi dan pengembangan organisasi. Perubahan organisasi adalah variasi dari cara kerja yang mapan dalam organisasi, sedangkan pengembangan organisasi adalah proses sistematis untuk meningkatkan efektivitas organisasi. Dokumen ini juga menjelaskan langkah-langkah perubahan organisasi dan tahapan perencanaan umumnya meliputi penetapan tujuan, analisis kondisi saat ini, ident
Dokumen tersebut membahas tentang perubahan dan pengembangan organisasi. Perubahan organisasi terjadi karena faktor internal dan eksternal dan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi. Pengembangan organisasi bertujuan untuk meningkatkan kemampuan organisasi dalam jangka panjang dengan melakukan perubahan terstruktur. Terdapat beberapa tahapan perubahan organisasi yaitu unfreezing, changing, dan refreezing.
Pelatihan Selling with Emotional Intelligence (DR. Dwi Suryanto & Kanaidi) Kanaidi ken
Pelatihan mengenai penjualan dengan kecerdasan emosi memberikan penjelasan tentang pentingnya kecerdasan emosi dalam penjualan, lima bidang kunci keberhasilan penjualan, serta karakteristik dan tantangan berbagai gaya kepribadian. Pelatihan ini membantu peserta meningkatkan kesadaran diri dan keterampilan pengelolaan emosi.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen, meliputi pengertian, jenjang, prinsip, unsur, fungsi, teori-teori, dan bidang-bidang manajemen. Dokumen ini juga menjelaskan penerapan fungsi manajemen dalam kegiatan sekolah.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis, teknik, dan metode pelatihan sumber daya manusia yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kompetensi karyawan. Jenis pelatihan mencakup skill training, retraining, cross functional training, creativity training, dan team training. Teknik pelatihan dibedakan menjadi on the job training yang dilakukan di tempat kerja, dan off the job training di luar tempat kerja.
Dokumen tersebut membahas tentang pemberdayaan karyawan dalam 3 kalimat. Pemberdayaan karyawan memberikan kepemilikan kepada karyawan atas proses dan hasil pekerjaan mereka untuk menciptakan rasa memiliki yang kuat. Manajemen harus menciptakan lingkungan yang mendukung inisiatif karyawan dan mengatasi hambatan untuk membuat pemberdayaan berhasil.
Keterbatasan ilmu pengetahuan manusia menurut al qur’an5u93n9
Dokumen tersebut membahas tentang keterbatasan ilmu pengetahuan manusia menurut Al-Quran. Ayat-ayat Al-Quran menunjukkan bahwa ilmu hanya milik Allah semata, sedangkan manusia hanya diberi sedikit pengetahuan. Perumpamaan tentang lautan yang menjadi tinta dan pohon menjadi pena menekankan bahwa walaupun semua sumber daya alam digunakan, ilmu Allah tetap tidak terbatas dan tidak akan pernah habis.
Dokumen tersebut membahas berbagai teori dan pendekatan kepemimpinan, termasuk teori munculnya kepemimpinan, definisi kepemimpinan berdasarkan teori, dan karakteristik pemimpin yang efektif.
Dokumen tersebut membahas tentang analisis pekerjaan dan desain pekerjaan. Analisis pekerjaan digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang pekerjaan yang ada, seperti aktivitas, standar, dan persyaratan pekerjaan. Desain pekerjaan digunakan untuk memotivasi karyawan dengan mengatur jenis, situasi, dan struktur pekerjaan. Deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan digunakan untuk merekrut pegawai bar
Studi ini menganalisis pengaruh kepemimpinan, motivasi, dan lingkungan kerja fisik terhadap kinerja karyawan di CV Karya Mina Putra Rembang Devisi Kayu. Penelitian ini menggunakan metode survei pada 82 karyawan. Hasil analisis menunjukkan bahwa kepemimpinan, motivasi, dan lingkungan kerja fisik berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia. Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknis pegawai, sedangkan pengembangan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan konseptual dan pengambilan keputusan. Pelatihan dan pengembangan diperlukan untuk meningkatkan kinerja pegawai, menyesuaikan dengan perubahan teknologi, dan mencapai standar kinerja yang
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang pembentukan karakter dan kepribadian manusia.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian antara lain genetik, lingkungan, dan pengasuhan.
3. Terdapat berbagai jenis karakter manusia dan 9 pilar karakter yang perlu dikembangkan melalui pendidikan.
Dokumen tersebut membahas tentang peningkatan produktivitas, yang merupakan kunci daya saing dan pertumbuhan ekonomi pada abad ke-21. Produktivitas melibatkan efisiensi, efektivitas, dan kualitas dalam bekerja. Negara dan perusahaan perlu terus melakukan perubahan dan peningkatan produktivitas seiring perkembangan lingkungan.
OB2013 - chapter 11 kekuasaan dan politikAndi Iswoyo
Dokumen tersebut membahas tentang kekuasaan dan politik dalam organisasi. Ia mendefinisikan kekuasaan dan sumber-sumber kekuasaan seperti kekuasaan formal dan pribadi. Dokumen juga menjelaskan taktik kekuasaan dan perilaku politik dalam organisasi serta hubungannya dengan hasil individu.
Usaha,indri agutiani,hapzi ali,motivasi menjadi pengusaha sukses,universitas ...indri agustiani
Motivasi Menjadi Pengusaha Sukses
Beberapa poin penting dalam dokumen tersebut adalah:
1. Motivasi adalah dorongan yang mengarahkan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan.
2. Terdapat berbagai teori motivasi seperti hierarki kebutuhan Maslow dan teori dua faktor Herzberg.
3. Tujuan motivasi antara lain meningkatkan produktivitas dan loyalitas karyawan.
4. Kewirausahaan berhasil
Makalah ini membahas tentang pengertian, hakekat, ciri-ciri, dan peran kewirausahaan. Pengertian kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu baru dengan modal dan resiko untuk mendapat kepuasan dan keuntungan. Hakekat kewirausahaan meliputi nilai, kemampuan, proses kreativitas, usaha, dan nilai tambah. Ciri-ciri kewirausahaan antara lain percaya diri, berorientasi pada tugas,
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian perubahan, alasan dilakukannya perubahan, sasaran perubahan, karakteristik perubahan, dan berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan perubahan seperti resistensi dan penyebab kegagalan perubahan."
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian perubahan organisasi dan pengembangan organisasi. Perubahan organisasi adalah variasi dari cara kerja yang mapan dalam organisasi, sedangkan pengembangan organisasi adalah proses sistematis untuk meningkatkan efektivitas organisasi. Dokumen ini juga menjelaskan langkah-langkah perubahan organisasi dan tahapan perencanaan umumnya meliputi penetapan tujuan, analisis kondisi saat ini, ident
Dokumen tersebut membahas tentang perubahan dan pengembangan organisasi. Perubahan organisasi terjadi karena faktor internal dan eksternal dan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi. Pengembangan organisasi bertujuan untuk meningkatkan kemampuan organisasi dalam jangka panjang dengan melakukan perubahan terstruktur. Terdapat beberapa tahapan perubahan organisasi yaitu unfreezing, changing, dan refreezing.
Pelatihan Selling with Emotional Intelligence (DR. Dwi Suryanto & Kanaidi) Kanaidi ken
Pelatihan mengenai penjualan dengan kecerdasan emosi memberikan penjelasan tentang pentingnya kecerdasan emosi dalam penjualan, lima bidang kunci keberhasilan penjualan, serta karakteristik dan tantangan berbagai gaya kepribadian. Pelatihan ini membantu peserta meningkatkan kesadaran diri dan keterampilan pengelolaan emosi.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen, meliputi pengertian, jenjang, prinsip, unsur, fungsi, teori-teori, dan bidang-bidang manajemen. Dokumen ini juga menjelaskan penerapan fungsi manajemen dalam kegiatan sekolah.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis, teknik, dan metode pelatihan sumber daya manusia yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kompetensi karyawan. Jenis pelatihan mencakup skill training, retraining, cross functional training, creativity training, dan team training. Teknik pelatihan dibedakan menjadi on the job training yang dilakukan di tempat kerja, dan off the job training di luar tempat kerja.
Dokumen tersebut membahas tentang pemberdayaan karyawan dalam 3 kalimat. Pemberdayaan karyawan memberikan kepemilikan kepada karyawan atas proses dan hasil pekerjaan mereka untuk menciptakan rasa memiliki yang kuat. Manajemen harus menciptakan lingkungan yang mendukung inisiatif karyawan dan mengatasi hambatan untuk membuat pemberdayaan berhasil.
Keterbatasan ilmu pengetahuan manusia menurut al qur’an5u93n9
Dokumen tersebut membahas tentang keterbatasan ilmu pengetahuan manusia menurut Al-Quran. Ayat-ayat Al-Quran menunjukkan bahwa ilmu hanya milik Allah semata, sedangkan manusia hanya diberi sedikit pengetahuan. Perumpamaan tentang lautan yang menjadi tinta dan pohon menjadi pena menekankan bahwa walaupun semua sumber daya alam digunakan, ilmu Allah tetap tidak terbatas dan tidak akan pernah habis.
Dokumen tersebut membahas berbagai teori dan pendekatan kepemimpinan, termasuk teori munculnya kepemimpinan, definisi kepemimpinan berdasarkan teori, dan karakteristik pemimpin yang efektif.
Dokumen tersebut membahas tentang analisis pekerjaan dan desain pekerjaan. Analisis pekerjaan digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang pekerjaan yang ada, seperti aktivitas, standar, dan persyaratan pekerjaan. Desain pekerjaan digunakan untuk memotivasi karyawan dengan mengatur jenis, situasi, dan struktur pekerjaan. Deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan digunakan untuk merekrut pegawai bar
Studi ini menganalisis pengaruh kepemimpinan, motivasi, dan lingkungan kerja fisik terhadap kinerja karyawan di CV Karya Mina Putra Rembang Devisi Kayu. Penelitian ini menggunakan metode survei pada 82 karyawan. Hasil analisis menunjukkan bahwa kepemimpinan, motivasi, dan lingkungan kerja fisik berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia. Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknis pegawai, sedangkan pengembangan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan konseptual dan pengambilan keputusan. Pelatihan dan pengembangan diperlukan untuk meningkatkan kinerja pegawai, menyesuaikan dengan perubahan teknologi, dan mencapai standar kinerja yang
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang pembentukan karakter dan kepribadian manusia.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian antara lain genetik, lingkungan, dan pengasuhan.
3. Terdapat berbagai jenis karakter manusia dan 9 pilar karakter yang perlu dikembangkan melalui pendidikan.
Dokumen tersebut membahas tentang peningkatan produktivitas, yang merupakan kunci daya saing dan pertumbuhan ekonomi pada abad ke-21. Produktivitas melibatkan efisiensi, efektivitas, dan kualitas dalam bekerja. Negara dan perusahaan perlu terus melakukan perubahan dan peningkatan produktivitas seiring perkembangan lingkungan.
OB2013 - chapter 11 kekuasaan dan politikAndi Iswoyo
Dokumen tersebut membahas tentang kekuasaan dan politik dalam organisasi. Ia mendefinisikan kekuasaan dan sumber-sumber kekuasaan seperti kekuasaan formal dan pribadi. Dokumen juga menjelaskan taktik kekuasaan dan perilaku politik dalam organisasi serta hubungannya dengan hasil individu.
Usaha,indri agutiani,hapzi ali,motivasi menjadi pengusaha sukses,universitas ...indri agustiani
Motivasi Menjadi Pengusaha Sukses
Beberapa poin penting dalam dokumen tersebut adalah:
1. Motivasi adalah dorongan yang mengarahkan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan.
2. Terdapat berbagai teori motivasi seperti hierarki kebutuhan Maslow dan teori dua faktor Herzberg.
3. Tujuan motivasi antara lain meningkatkan produktivitas dan loyalitas karyawan.
4. Kewirausahaan berhasil
Makalah ini membahas tentang pengertian, hakekat, ciri-ciri, dan peran kewirausahaan. Pengertian kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu baru dengan modal dan resiko untuk mendapat kepuasan dan keuntungan. Hakekat kewirausahaan meliputi nilai, kemampuan, proses kreativitas, usaha, dan nilai tambah. Ciri-ciri kewirausahaan antara lain percaya diri, berorientasi pada tugas,
Makalah ini membahas tentang pengertian, hakekat, ciri-ciri, dan peran kewirausahaan dalam perekonomian nasional. Kewirausahaan didefinisikan sebagai proses menciptakan sesuatu baru dengan modal dan resiko untuk mendapatkan kepuasan dan keuntungan. Hakekat kewirausahaan meliputi nilai, kemampuan kreatif, proses inovasi, dan penciptaan nilai tambah. Ciri-ciri wirausahawan adalah
Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan 1.
Karakter Kewirausahaan
Tujuan pembuatan artikel ini alah untuk meningkatkan kemampuan seseorang untuk menjadi seorang wirausahawan yang baik dam dapat mengambangkan bisnis yang telah ia bangun agar kedepan nya dapat menciptakan inovasi-inovasi agar dapat di kelan oleh masyarakat luas dan memaju kan bisnis yang telah ia rintis dari awal, serta agar dapat mengispirasi masyarakat luas untuk dapat menjadi seorang wirausahawan yang sukses dan tidak berhenti di tengah jalan.
artikel ini berisi tentang sifat-sifat apasaja yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan untuk dapat meningkatkan bisnis yang telah ia bangun serta menjaga bisnis tersebut agar tetap berkembang.
Dokumen tersebut membahas tentang karakteristik kewirausahaan. Beberapa karakteristik yang disebutkan meliputi memiliki kreativitas tinggi, berani menghadapi risiko, dan memiliki motivasi berprestasi tinggi. Dokumen ini juga membahas tentang ciri-ciri wirausaha berhasil seperti komitmen tinggi dalam pekerjaan dan mandiri.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang karakteristik, sikap, dan motif kewirausahaan.
2. Beberapa karakteristik kewirausahaan yang disebutkan adalah komitmen tinggi, berani mengambil risiko, dan memiliki semangat untuk berprestasi.
3. Sikap kewirausahaan mencakup sikap terbuka terhadap ide baru dan mampu berinovasi.
4. Motif utama ke
Makalah ini membahas tentang kewirausahaan. Ia menjelaskan pengertian kewirausahaan, hakekat, ciri-ciri, karakteristik, dan peran kewirausahaan dalam perekonomian nasional. Makalah ini juga membahas tentang wirausahawan sebagai orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan.
3. kewirausahaan, resti pujianti, hapzi ali, mengubah pola pikir dan motivasi...Resti Pujianti
Pola pikir ( Mindset ) adalah keyakinan-keyakinan tentang diri Anda dan kualitas Anda yang paling dasar. Pikirkan tentang kecerdasanAnda, bakat Anda, kepribadian Anda.
Teks tersebut memberikan penjelasan mengenai pengertian, teori, manfaat, fungsi, dan prinsip kewirausahaan. Secara ringkas, kewirausahaan adalah kemampuan seseorang untuk memulai bisnis sendiri berdasarkan ide dan inisiatifnya sendiri serta mampu mengambil risiko untuk mencapai keuntungan.
Makalah ini membahas tentang bagaimana menjadi wirausaha yang baik dan peranannya dalam perekonomian Indonesia. Secara singkat, ditulis bahwa untuk menjadi wirausaha yang baik diperlukan semangat kerja tinggi, pengetahuan memadai, kemampuan khusus, mampu mengambil risiko, serta modal dan keuangan yang memadai. Wirausaha berperan menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan pertumbu
Similar to Karakteristik psikologis sebagai landasan resiliensi (20)
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Karakteristik psikologis sebagai landasan resiliensi
1. Karakteristik Psikologis sebagai Landasan Resiliensi
dalam Menghadapi Dinamika Berwirausaha
Eva Nur Rachmah
evanoer.rachma@gmail.com
Luvy Kurniasari
luvy.enigma@gmail.com
Fakultas Psikologi Universitas 45
Surabaya
Memulai suatu usaha baru membutuhkan suatu tekad yang kuat serta investasi dalam berbagai
bentuk energi serta sumber daya yang mendukung . Untuk mempertahankan agar usaha yang
dirintis tetap bertahan (survive), dibutuhkan suatu perilaku yang bertujuan jelas (goal-directed
behavior). Berbagai hasil penelitian menunjukkan adanya karakteristik psikologis tertentu yang
berkontribusi dalam sukses tidaknya seseorang dalam berwirausaha. Telaah literatur yang akan
dibahas dalam uraian ini adalah mengenai aspek-aspek psikologis yang penting dalam membentuk
kecenderungan sukses tidaknya sseseorang dalam berwirausaha. Telaah ini juga akan menyoroti
secara spesifik peran dimensi kepribadian, kognisi, emosi, sikap dan diri terhadap spirit
kewirausahaan. Serta menyelidiki bagaimana psikologi capital dan resiko toleransi dapat
menginspirasi pekerja jasa untuk mengembangkan motivasi internal dan kepercayaan diri dalam
berwirausaha. Kajian ini berusaha memberikan perspektif tentang pentingnya memperhatikan
optimisme dan resiliansi SDM untuk meningkatkan kinerja bisnis dalam jangka panjang,baik
secara mikro maupun makro.
Kata Kunci : Resiliensi, Karakteristik Psikologis, Kewirausahaan.
2. Pendahuluan
Pemerintah Indonesia periode pada periode awal kepemimpinan presiden Jokowi gencar
mengkampanyekan ekonomi kreatif. Adanya dorongan kemudahan dalam komunikasi di berbagai
lini mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat, baik secara ekonomi sosial budaya
maupun politik. Salah satu aspek yang banyak mendapat tantangan berkaitan dengan aspek
kesejahteraan masyarakat adalah meningkatkan ekonomi kreatif dengan tuntutan utama adalah
adanya inovasi dan keberanian berwirausaha. Pemerintah berharap ekonomi kreatif dapat menajdi
tulang punggung perekonomian Indonesia. Pada tahun 2014, kontribusi sektor ekonomi kreatif
terhadap PDB Indonesia 7,02% (tujuh koma nol dua persen), dan dalam RPJMN pada periode
2015-2019 diharapkan dapat memberikan kontribusi lebih dari 12%
(http://presidenri.go.id/ulasan/perekonomian/pentingnya-inovasi-ekonomi-kreatif.html) .
Konsep Ekonomi Kreatif adalah sebuah konsep di era ekonomi baru yang penopang utamanya
adalah informasi dan kreativititas. Ekonomi berbasis kreativitas mengandung makna bahwa
produk yang selama ini identik dengan barang, atau jasa, dengan adanya kemajuan teknologi
berubah wujud menjadi suatu produk yang sifatnya lebih absrak, yakni kreativitas. Kemampuan
berkreasi dan mewujudkannya kedalam suatu tindakan yang berdampak ekonomis akan memicu
tumbuhnya kewirausahaan.
Kewirausahaan didefinisikan sebagai aktifitas-aktifitas membentuk bisnis/saha baru dan semua
aktifitas yang berkaitan dengan proses mengorganisasi, mengatur dan mengambil resiko yang
terkandung didalam kegiatan tersebut (Shane dalam Przepiorka, 2016). Berdasar pandangan dari
Prof. Faisal Afiff, jika ditinjau dari dimensi subjek perilaku individual, kewirausahaan pada
hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan
gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif. Syarat utama yang harus dimiliki adalah
jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut dipengaruhi oleh
keterampilan, kemampuan, atau kompetensi. Kompetensi itu sendiri ditentukan oleh pengetahuan
dan pengalaman berbisnis tersedia (http://fe.unpad.ac.id/id/arsip-fakultas-ekonomi-
unpad/opini/2219-kewirausahaan-dan-ekonomi-kreatif).
3. Berkenaan dengan pentingnya kewirausahaan dalam pertumbuhan ekonomi, maka dibutuhkan
individu-individu yang tangguh dalam prosesnya. Telaah literatur ini ingin menjawab pertanyaan
mengenai:
1. Aspek Psikologis apakah yang penting dalam proses berwirausaha?
2. Apakah Peran dimensi kepribadian, emosi dan kognisi dalam berwirausaha?
3. Apakah resieliensi dan perannya dalam proses berwirausaha ?
4. Apakah hubungan psikologi capital dengan wirausaha?
Untuk menjawab berbagai pertanyaan penelitian diatas, penulis melakukan review terhadap
beberapa jurnal dan buku yang relevan. Berdasarkan review tersebut, penulis mendapatkan
pemahaman sebagai berikut
1. Aspek psikologis yang penting dalam berwirausaha
Memulai suatu usaha baru membutuhkan suatu tekad yang kuat serta investasi dalam
berbagai bentuk (energi, sumber daya dsb) dan mempertahankan usaha itu agar tetap bertahan
membutuhkan suatu perilaku yang bertujuan jelas. Berwirausaha juga membutuhkan ketangguhan,
karena potensi untuk mengalami kegagalan juga relatif tinggi. Individu yang melakukan wirausaha
memiliki potensi tinggi mengalami gangguan kesehatan baik secara fisik maupun secara psikis.
Stres adalah salah satu gangguan kesehatan yang paling banyak dikaitkan dengan kegiatan
berwirausaha. Penyebab terjadinya gangguan kesehatan secara psikis diantaranya adalah adanya
emosi negatif, banyaknya ketidakpastian yang dihadapi berkaitan dengan resiko bisnis, frustasi,
merasa kesepian, kecemasan dan merasa takut gagal (Shepherd & Patzelt, 2015).
Penelitian yang dilakukan oleh Przepiorka menunjukkan adanya karakteristik psikologis
tertentu yang berkontribusi dalam sukses tidaknya seseorang dalam berwirausaha. Karakteristik
Penting dalam berwirausaha adalah orientasi terhadap tindakan, dan komitmen terhadap tujuan
yang ingin dicapai. Pada masa masa awal berwirausaha (fase start up), karakteristik terpenting
yang perlu dimiliki adalah kemampuan mengendalikan diri dan kemampuan untuk beradaptasi
terhadap emosi-emosi negatif. Situasi awal terbentuknya suatu bisnis adalah masa-masa yang
dianggap penting dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan. Individu yang memiliki
karakteristik gigih (persisten) akan lebih mampu menghadapi situasi ini dengan kemampuan
4. regulasi dirinya, mampu untuk bertindak secara efektif saat membuat keputusan dan perencanaan.
Penelitian yang dilakukan juga menemukan bukti bahwa kesuksesan dalam berwirausaha
berkaitan erat dengan kepuasan hidup individu (Przepiorka, 2016).
2. Peran dimensi kepribadian emosi, kognisi dalam berwirausaha
Shane (2003) mengelompokkan karakter psikologis yang mempengaruhi mengapa seseorang
lebih memanfaatkan peluang dibandingkan yang lain dalam 4 aspek yaitu:
1. kepribadian
2. motivasi
3. evaluasi diri
4. sifat-sifat kognitif
1. Kepribadian dan motivasi
Kepribadian dan motivasi berpengaruh terhadap tindakan seseorang dalam mengambil
keputusan yang berkaitan dengan tindakan memanfaatkan peluang. Bahkan ketika sekumpulan
orang dihadapkan pada peluang yang sama, mempunyai ketrampilan yang hamper sama, dan
informasi yang sama; maka orang dengan motivasi tertentu akan memanfaatkan peluang,
sementara yang lain tidak. Ada 3 aspek kepribadian dan motif yang berpengaruh dalam
memanfaatkan peluang.
a. Ekstraversi
Ektraversi terkait dengan sikap sosial, asertif, aktif, ambisi, inisiatif, dan ekshibisionis. Sikap
ini akan membantu entrepreneur untuk mengeksploitasi peluang terutama dalam
memperkenalkan ide ataupun kreasi mereka yang bernilai kepada calon pelanggan, karyawan,
dan sebagainya. Sikap ini membantu entrepreneur untuk mengombinasikan dan
mengorganisasikan sumber daya dalam kondisi yang tidak menentu.
b. Agreebleeness (Kesepahaman)
Sikap ini terkait dengan keramahan, konformitas sosial, keinginan untuk mempercayai,
kerjasama, keinginan untuk memaafkan, toleransi, dan fleksibilitas dengan orang lain. Hal ini
akan membantu entrepreneur dalam membangun jaringan kerjasama untuk kematangan
bisnisnya terutama aspek dari keinginan untuk mempercayai orang lain.
c. Pengambilan Resiko
5. Sikap ini berkaitan dengan kemauan seseorang untuk terlibat dalam kegiatan beresiko.
Beberapa resiko yang mungkin dihadapi oleh entrepreneur antara lain pemasaran, finansial,
psikologis dan sosial. Seseorang yang memiliki perilaku pengambilan resiko yang tinggi akan
lebih mudah dalam mengambil keputusan dalam keadaan yang tidak menentu dan
mengorganisasikan sumber daya yang dimilikinya terutama dalam memperkenalkan produknya
ke pembeli.
2. Motivasi
Hal yang tak kalah penting dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan adalah motivasi.
Sebagian besar entrepreneur dimotivasi oleh keinginan untuk menentukan nasibnya sendiri.
Paparan berikut ini akan dibahas mengenai 2 macam kebutuhan yang melandasi motivasi
seorang entrepreneur.
a. Kebutuhan Berprestasi
Merupakan motivasi yang akan memicu seseorang untuk terlibat dengan penuh rasa tanggung
jawab, membutuhkan usaha dan keterampilan individu, terlibat dalam resiko sedang, dan
memberikan masukan yang jelas. Kebutuhan berprestasi yang tinggi dapat dilihat dari
kemampuan individu dalam menghasilkan sesuatu yang baru terhadap masalah khusus.
Selanjutnya, kebutuhan berprestasi juga dicirikan dengan adanya penentuan tujuan,
perencanaan, dan pengumpulan informasi serta kemauan untuk belajar. Ciri selanjutnya dari
adanya kebutuhan berprestasi adalah kemampuannya dalam membawa ide ke implementasinya
di masyarakat. Kebutuhan berprestasi yang tinggi akan membantu seorang entrepreneur dalam
menjalankan usahanya untuk memecahkan masalah sesuai dengan penyebabnya, membantu
dalam menentukan tujuan, perencanaan, dan aktivitas pengumpulan informasi. Selain itu,
kebutuhan informasi akan membantu entrepreneur untuk bangkit dengan segera ketika
menghadapi tantangan.
b. Keinginan untuk independen (Need for independence)
Faktor ini menjadi penentu kekhasan dari seorang entrepreneur. Selain keinginan yang tidak
ingin ditentukan oleh orang lain, keinginan untuk independen akan memicu seorang
6. entrepreneur menghasilkan produk yang berbeda dengan orang lain. Ia akan lebih berani dalam
membuat keputusan sendiri dalam mengeksploitasi peluang berwirausaha.
Motivasi seseorang juga akan meningkat seiring dengan adanya role model dalam membangun
usahanya. Seorang entrepreneur akan berupaya mewarnai bisnisnya karena terinspirasi dengan
entrepreneur yang telah sukses sebelumnya. Biasanya hal ini akan terlihat ketika seorang
entrepreneur mulai memperkenalkan usahanya ke publik. Role model berperan sebagai katalis
dan mentor dalam menjalankan usahanya. Selain itu, jaringan dukungan sosial dari orang-orang
di sekitar entrepreneur akan berperan terutama ketika usaha tersebut menghadapi kesulitan
ataupun ketika berada dalam keadaan stagnan dalam prosesnya. Keberadaan jaringan ini
dikategorikan menjadi:
a. Jaringan dukungan moral. Jaringan ini bisa berawal dari dukungan pasangan, teman-teman, dan
saudara.
b. Jaringan dukungan dari professional. Jaringan ini akan membantu seorang entrepreneur dalam
mendapatkan nasihat dan konseling mengenai perkembangan usahanya. Jaringan ini bisa
berawal dari mentor, asosiasi bisnis, asosiasi perdagangan, dan hubungan yang bersifat
personal.
3. Evaluasi Diri
a. Locus of control
Locus of control didefinisikan sebagai kepercayaan seseorang bahwa ia mampu mengendalikan
lingkungan di sekitarnya. Seorang entrepreneur yang memiliki internal locus of control lebih
mampu dalam memanfaatkan peluang kewirausahaan. Mereka memiliki kepercayaan dapat
memanfaatkan peluang, sumber daya, mengorganisasikan perusahaan, dan membangun
strategi. Hal ini dikarenakan esuksesan dalam menjalankan aktivitas entrepreneur tergantung
pada keinginan seseorang untuk percaya pada kekuatannya sendiri.
b. Self Efficacy
Self-efficacy adalah kepercayaan seseorang pada kekuatan diri dalam menjalankan tugas
tertentu. Entrepreneursering membuat penilaian sendiri pada keadaan yang tidak menentu, oleh
karena itu mereka harus memiliki kepercayaan diri dalam membuat pernyataan, keputusan
mengenai pengelolaan sumber daya yang mereka miliki.
7. 4. Karakteristik Kognitif
Karakteristik kognitif merupakan faktor yang mempengaruhi bagaimana seseorang berpikir dan
membuat keputusan. Dalam mengembangkan peluang kewirausahaan, seorang entrepreneur
harus membuat keputusan positif mengenai sesuatu yang mereka belum pahami, dalam
ketidakpastian, dan informasi yang terbatas. Dalam membuat keputusan positif tersebut
dibutuhkan karakteristik kognitif yang membantu entrepreneur untuk memetakan cara
bagaimana memanfaatkan peluang wirausaha. Karakteristik tersebut antara lain:
a. Overconfidence
Overconfidence merupakan kepercayaan pada pernyataan diri yang melebihi keakuratan dari
data yang diberikan. Sikap percaya yang berlebihan ini sangat membantu entrepreneur terutama
dalam membuat keputusan pada situasi yang belum pasti dan informasi yang terbatas. Dia akan
melangkah lebih pasti dalam menjalankan keputusannya meskipun kesuksesan yang diinginkan
belum pasti. Hal ini sebenarnya bisa dari rasa optimisme. Overconfidence mendorong orang
mampu memanfaatkan peluang usaha (Busenitz dalam Shane, 2003).
Beberapa riset yang mendukung teori bahwa overconfidence mendorong memanfaatkan
peluang usaha berikut ini. Shane (2003) mempresentasikan beberapa penelitian yang
mendukung kenyataan ini. Gartner dan Thomas pada tahun 1989 melakukan survei terhadap 63
pendiri perusahaan software computer. Hasilnya menunjukkan bahwa mereka cenderung
overconfidence dan perkiraan rata-rata penjualan 29% di atas penjualan tahun sebelumnya.
Sementara penelitian yang dilakukan oleh Cooper dkk tahun 1988 menunjukkan bahwa 33,3%
dari yang mereka percaya bahwa mereka akan sukses dan dua pertiga dari yang mereka survey
merasa yakin akan kesuksesan yang akan diraihnya.
Entrepreneur cenderung lebih overconfidence dibandingkan dengan manajer. Hasil penelitian
Busenizt dan Barney tahun 1997 dengan cara membandingkan 124 pendiri perusahaan dan 74
manajer dalam sebuah organisasi besar. Hasilnya menunjukkan bahwa pendiri perusahaan lebih
overconfidence dibandingkan dengan manajer. Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh
Amir dkk tahun 2001, yang dilakukan dengan cara wawancara pada 51 pendiri perusahaan dan
28 manajer senior (bukan pendiri) di Kanada. Pendiri perusahaan memperkirakan mereka
mempunyai peluang sukses lebih besar dibandingkan dengan perkiraan manajer senior.
8. b. Representatif
Representatif merupakan keinginan untuk mengeneralisasi dari sebuah contoh kecil yang tidak
mewakili sebuah populasi. Bias dalam representatif akan mendorong seorang entrepreneur
dalam membuat keputusan. Ia menjadi lebih mudah dalam membuat keputusan terutama dalam
keadan yang tidak menentu.
Penelitian mengenai hal ini dilakukan oleh Busenitz dan Barney di tahun 1997. dengan cara
membandingkan 124 pendiri perusahaan dengan 74 manajer. Hasilnya menunjukkan bahwa
para pendiri perusahaan memiliki sekor representative yang lebih tinggi dibandingkan dengan
manajer. Hal ini menunjukkan bahwa gaya pemecahan masalah antara entrepreneur dan
manajer berbeda.
c. Intuisi
Sebagian besar entrepreneur menggunakan intuisi daripada menganalisis informasi dalam
membuat keputusan. Kegunaan intuisi untuk memfasilitasi pembuatan keputusan mengenai
ketersediaan sumber daya, mengorganisasi dan membangun strategi baru. dengan memfasilitasi
pembuatan keputusan maka argumen akan muncul, dan intuisi selanjutnya akan meningkatkan
performa dalam kegiatan entrepreneur.
Beberapa riset mendukung fakta di atas. Shane (2003) melaporkan beberapa hasil penelitian
berikut ini. Hasil penelitian Allison dkk membandingkan 156 pendiri perusahaan dan
perusahaan yang masuk daftar dalam British Publication Local Heroes sebagai perusahaan
yang berkembang dengan 546 manajer. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pendiri
perusahaan lebih intuitif dalam pengambilan keputusan dibandingkan dengan manajer.
3. Hubungan Resiliensi dengan Kewirausahaan
Definisi resiliensi secara umum adalah kemampuan seseorang, keluarga atau komunitas
untuk bertahan terhadap stressor atau melakukan absorbsi terhadap stres yang muncul dan pulih
kembali seperti kondisi awal, tanpa menyebabkan munculnya masalah atau kerusakan (Hobfoll,
Stevens, & Zalta, 2004). Resiliensi merupakan hasil interaksi antara individu dengan
lingkungannya, suatu proses yang bersifat dinamis dan bertahap sehingga memungkinkan individu
untuk belajar mendapatkan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan yang dapat membantunya
9. menghadapi masa-masa sulit, penuh dengan ketidakpastian dilandasi dengan sikap yang positif,
dengan kreatifitas dan optimisme dan mengandalkan pada kemampuan yang dimiliki. Pada
konteks yang berkaitan dengan kewirausahaan, resiliensi adalah kapasitas kemampuan
wirausahawan untuk mengatasi situasi yang sulit (Ayala & Manzano, 2014). Resiliensi merupakan
proses adaptasi yang bersifat dinamis, yang mampu membuat wirausahawan untuk tetap
melanjutkan usaha-usaha yang dilakukan meskipun bayak hambatan yang dihadapi. Penelitian
menunjukkan, wirausahawan yang memiliki resiliensi tinggi/ulet memiliki kemungkinan untuk
lebih sukes dibanding individu yang lain. Seorang wirausahawan dianggap sebagai individu yang
ulet jika mampu menghadapi masalah, mengembangkan dan menggerakkan sumber daya yang
dimiliki. Bisa disimpulkan, keuletan adalah salah satu bentuk bentuk cermin strategi berkembang
yang nyata (Ayala & Manzano, 2014).
Dimensi resiliensi ada 3 yang meliputi ketabahan (hardiness), resourcescefullness dan
optimisme. Dari Ketiga aspek tersebut menurut hasil penelitian, aspek resourcesefullness
merupakan aspek kunci dalam memprediksi keberhasilan seorang wirausahawan (Ayala &
Manzano, 2014).
Banyak penelitian telah menemukan adanya hubungan antara pelaku wirausaha dengan tingkat
stres yang dihadapi. Stres muncul diakibatkan adanya beban kerja yang berat, resiko bisnis yang
tinggi yang harus dihadapi oleh pelaku usaha tersebut. Salah satu karakteristik psikologi yang
dianggap mampu menghambat terjadinya stres pada pelaku wirausaha adalah resiliensi. (Shepherd
& Patzelt, 2015).
Proses memulai usaha atau bisnis baru adalah suatu situasi yang penuh dengan stres dan
tuntutan yang tinggi dalam kehidupan seorang wirausahawan. Untuk bisa bertahan dan
berkembang dalam menggapai apa yang diinginkan, seorang wirausahawan harus memiliki akses
terhdap sumber daya (resources) yang memungkinkan mereka untuk bisa beradaptasi terhadap
perubahan yang terjadi, baik di dalam bisnis maupun dalam kehidupan keluarganya (Yang &
Danes, 2015). Kemampuan untuk beradaptasi ini yang disebut dengan resiliensi. Berbagai
penelitian yang berkaitan dengan masalah kewirausahaan menunjukkan pentingnya faktor
resiliensi dalam proses tersebut. Resiliensi dalam literatur kewirausahaan dianggap sebagai sifat
penting yang harus dimiliki oleh wirausahawan (Ayala & Manzano, 2014; Bullough, Renko, &
Myatt, 2014; Yang & Danes, 2015). Asumsi yang mendasari adalah bahwa, jika seseorang
10. memiliki resiliensi, maka sifat itu akan digunakan untuk mengatasi tuntutan fisik dan psikis yang
dang harus dihadapi seorang wirausahawan saat mereka harus beradaptasi terhadap perubahan.
Proses resiliensi adalah hasil interaksi antara individu dengan lingkungannya. Saat pelaku usaha
mempersepsi interaksi yang terjadi bersifat mendukung dan produktif, maka personal wellbeing
akan tumbuh sehingga akan semakin meningkatkan resiliensinya dan melidungi mereka dari hal-
hal yang bertentangan (Yang & Danes, 2015).
Penelitian terhadap 500 wirausahawan yang dilakukan di Amerika serikat menunjukkan ada
dua faktor personal yang sangat berpengaruh dalam sukses tidaknya seseorang berwirausaha. Dua
faktor tersebut adalah enterpreneurial self efficacy dan relisiensi. Enterpreneurial self efficacy
adalah keyakinan individu mengenai kemampuan dirinya dalam melakukan kegiatan
kewirausahaannya. Strategi yang bisa dilakukan agar efikasi diri bisa senantiasa berkembang
adalah (1) dengan terlibat secara aktif dalam pelatihan yang berkaitan dengan perkembangan
bisnis, sehingga keyakinan diri terhadap prospek wirausahanya senantiasa positif;(2) mencari
jejaring, atau mencari kesempatan mendapatkan mentor untuk tujuan mendapatkan contoh dari
orang lain yang sukses dengan bisnisnya meski pernah mengalami beberapa kali kegagalan namun
memiliki kemampuan resiliensi serta (3) aktif dalam mengejar tujuan bisnis, melakukan praktik
bisnis secara cerdas dan mendapatkan umpan balik dari orang lain yang memiliki kemampuan
lebih (Bullough & Renko, 2013).
4. Hubungan Psikologi capital dan wirausaha
Psychological Capital sendiri diartikan sebagai sebuah kapasitas psikologis individu yang
berkembang dengan karakteristik yaitu efikasi diri, optimisme, harapan dan resiliensi. Self efficacy
diartikan sebagai keyakinan terhadap kemampuan diri dalam mengambil dan memberikan usaha
yang cukup agar berhasil dalam melakukan tugas yang menantang. Optimisme adalah atribusi
yang positif dari individu tentang kesuksesan di masa kini dan masa depan. Harapan adalah
keadaan emosional positif untuk mencapai tujuan dan bila perlu mengalihkan jalan atau mencari
jalan lain untuk mencapai tujuan. Sedangkan resilensi adalah ketika individu dihadapkan pada
masalah dan tantangan dapat bertahan dan bangkit kembali, bahkan lebih dalam meraih kesuksesan
(Luthans,Youssef, dan Avolio, 2007. h. 3).
11. Menilik lebih lanjut tentang psikologi positif, Luthans et al. (2004) menyarankan empat faktor
(HERO singkatan dari Hope, Efficacy, Resiliance, Optimism) yaitu harapan, keyakinan,
ketahanan, dan optimisme yang merupakan PsyCap positif sebagai potensi meningkatkan
produktivitas organisasi, layanan pelanggan, dan kepuasan karyawan. Harapan dapat didefinisikan
sebagai keadaan motivasi positif yang menggunakan goal oriented energi sebagai jalur masuk
untuk mencapai tujuan (Snyder et al. 1991).
Self Efficacy didefinisikan sebagai keyakinan individu dalam melakukan tugas (Bandura
1997); seorang individu dengan self-efficacy tinggi sering menunjukkan kinerja yang lebih baik
(Stajkovic dan Luthans 1998). Ketahanan merupakan kemampuan seseorang untuk pulih dari
keterpurukan dan diperlukan untuk bertahan dalam lingkungan bisnis yang sedang mengalami
turbulensi saat ini (Masten 2001).
Optimisme adalah keyakinan individu dalam masa depan yang lebih menjanjikan meskipun
kesulitan. Frustrasi yang dialami di masa lalu (Seligman, 2002 ; Scheier et al. 1994)
mendefinisikan ini sebagai pandangan positif tentang kehidupan. Faktor-faktor ini diterapkan di
tempat kerja untuk memainkan peran utama dalam meningkatkan prestasi kerja (Luthans et al.
2010).
Kesimpulan
Memulai suatu usaha baru membutuhkan suatu tekad yang kuat serta investasi dalam
berbagai bentuk (energi, sumber daya dsb) dan mempertahankan usaha itu agar tetap bertahan
membutuhkan suatu perilaku yang bertujuan jelas. Berwirausaha juga membutuhkan ketangguhan,
karena potensi untuk mengalami kegagalan juga relatif tinggi, maka dari itu dibutuhkan suatu
HERO dalam berwirausaha, sehingga individu lebih siap dihadapkan pada masalah, tantangan
dapat bertahan dan bangkit kembali, bahkan lebih dalam meraih kesuksesan.
12. DAFTAR PUSTAKA
Ayala, J. C., & Manzano, G. (2014). The resilience of the entrepreneur. Influence on the success
of the business. A longitudinal analysis. Journal of Economic Psychology, 42, 126–135.
http://doi.org/10.1016/j.joep.2014.02.004
Bullough, A., & Renko, M. (2013). Entrepreneurial resilience during challenging times. Business
Horizons, 56(3), 343–350. http://doi.org/10.1016/j.bushor.2013.01.001
Bullough, A., Renko, M., & Myatt, T. (2014). Danger zone entrepreneurs: The importance of
resilience and self-efficacy for entrepreneurial intentions. Entrepreneurship: Theory and
Practice, 38(3), 473–499. http://doi.org/10.1111/etap.12006
Hobfoll, S. E., Stevens, N. R., & Zalta, A. K. (2004). Expanding the Science of Resilience:
Conserving Resources in the Aid of Adaptation. Bonanno, 7965(June), 174–180.
http://doi.org/10.1080/1047840X.2015.1002377
Luthans, F., Youssef, C. M., & Avolio, B. J. (2007). Psychologycal capital : developing the human
competitive edge. New York : Oxford University Press
Przepiorka, A. M. (2016). Psychological Determinants of Entrepreneurial Success and Life-
Satisfaction. Current Psychology, 1–12. http://doi.org/10.1007/s12144-016-9419-1
Shane, Scott Andrew. (2003). A General Theory of Entrepreneurship: The Individual-
opportunity Nexus. (New Horizons in Enterpreneurship Series)
Shepherd, D. A., & Patzelt, H. (2015). The “heart” of entrepreneurship: The impact of
entrepreneurial action on health and health on entrepreneurial action. Journal of Business
Venturing Insights, 4, 22–29. http://doi.org/10.1016/j.jbvi.2015.08.001
Yang, Y., & Danes, S. M. (2015). Resiliency and Resilience Process of Entrepreneurs in New
Venture Creation. Entrepreneurship Research Journal, 5(1), 1–30.
http://doi.org/10.1515/erj-2013-0076