2. KONSEP DASAR KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA (K3)
Pendahuluan
Menurut WHO, dari 35 juta petugas kesehatan, ternyata 3 juta
diantaranya terpajan oleh bloodborne pathogen, dengan 2 juta
dianatanya tertular virus hepatitis B, dan 170.000 diantaranya
tertular virus HIV/AIDS.
Menurut NIOSH, untuk kasus-kasus yang non-fatal baik injury
maupun penyakit akibat kerja, di sarana kesehatan sekarang
semakin meningkat.
Selain itu Infeksi nosokomial masih menjadi isu cukup signifikan
dikalangan pelayanan kesehatan, sehingga pengembangan
program patient safety sangat relevan dikembangkan.
3. Mengapa K3 itu perlu ada ???
“Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan
suatu program yang dibuat sebagai upaya mencegah
timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan
cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan
antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat
kerja (WHO)”.
4. Teori Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3)
Konsep K3 pertama kali dimulai di Amerika Tahun 1911
dimana K3 sama sekali tidak memperhatikan keselamatan
dan kesehatan para pekerjanya.
Pada Tahun 1931, H.W. Heinrich mengeluarkan suatu
konsep yang dikenal dengan Teori Domino.
Berdasar Teori Domino, kecelakaan dapat terjadi karena
adanya kekurangan dalam lingkungan kerja dan atau
kesalahan tenaga kerja.
Dalam perkembangannya, konsep ini mengenal kondisi
tidak aman (unsafe condition) dan tindakan tidak aman
(unsafe act).
5. Next...
Kesadaran akan pentingnya K3 dalam bentuk
manajemen yang sistematis, selanjutnya muncul
kebijakan dari perusahaan untuk menerapkan suatu
Sistem Manajemen K3 untuk mengelola K3.
Kini pengelolaan K3 dengan penerapan Sistem
Manajemen K3 sudah menjadi bagian yang
dipersyaratkan dalam ISO 9000:2000 dan CEPAA
Social Accountability 8000:1997.
6. Pentingnya Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pentingnya Sistem Manajemen K3 (Adrian, dkk, 2009):
Alasan Manusiawi.
Membiarkan terjadinya kecelakaan kerja, tanpa berusaha
melakukan sesuatu untuk memperbaiki keadaan
tidak manusiawi.
Alasan Ekonomi.
Kecelakaan kerja Menimbulkan kerugian ekonomi
Alasan UU dan Peraturan.
UU Tenaga kerja Mengamanahkan K3 dlm bekerja
Nama Baik Institusi.
7. Pengertian Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3)
Kesehatan (Health) berarti derajat/ tingkat keadaan
fisik dan psikologi individu (the degree of physiological
and psychological well being of the individual).
Kesehatan Kerja, yaitu : suatu ilmu yang
penerapannya untuk meningkatkan kulitas hidup
tenaga kerja melalui peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit akibat kerja yang diwujudkan
melaluii pemeriksaankesehatan, pengobatan dan
asupan makanan yang bergizi.
8. Next...
Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan
kecelakaan, cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan
kerja, atau keadaan terhindar dari bahaya saat melakukan
kerja Tasliman (1993:1).
Keselamatan (safety) meliputi:(1). Mengendalikan kerugian
dari kecelakaan (control of accident loss) dan (2).
kemampuan untuk mengidentifikasikan dan menghilangkan
(mengontrol) resiko yang tidak bisa diterima (the ability to
identify and eliminate unacceptable risks)
9. So... What is K3 ???
Kesehatan dan keselamatan kerja (Occupational Health &
Safety) adalah upaya untuk memberikan jaminan
keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para
pekerja/buruh dengan cara pencegahan kecelakaan dan
penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja,
promosi kesehatan, pengobatan, dan rehabilitasi (WHO /
ILO, 1995)
Menurut America Society of Safety and Engineering (ASSE),
K3 diartikan sebagai bidang kegiatan yang ditujukan untuk
mencegah semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya
dengan lingkungan dan situasi kerja.
10. Norma dan Sasaran K3:
Dalam K3 ada tiga norma yang selalu harus dipahami,
yaitu:
1) Aturan berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan
kerja;
2) Diterapkan untuk melindungi tenaga kerja;
3) Resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja
Sasaran atau tujuan K3, yaitu:
1) Menjamin keselamatan operator dan orang lain
2) Menjamin penggunaan peralatan aman dioperasikan
3) Menjamin proses produksi aman dan lancar
11. Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang
Kesehatan, Pasal 23 dinyatakan bahwa upaya
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus
diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya
tempat kerja yang mempunyai risiko bahaya kesehatan,
mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan
paling sedikit 10 orang.
“RUMAH SAKIT”
13. Prinsip kesehatan dan keselamatan
kerja di ruma sakit (K3RS)
1) Kapasitas kerja adalah status kesehatan kerja dan gizi kerja yang
baik serta kemampuan fisik yang prima setiap pekerja agar dapat
melakukan pekerjaannya dengan baik. Contoh: Bila seorang
pekerja kekurangan zat besi yang menyebabkan anemia, maka
kapasitas kerja Akan menurun karna pengaruh kondisi fisik lemah
dan lemas.
2) Beban kerja adalah beban fisik dan beban mental yang harus di
tanggung oleh pekerja dalam melaksanakan tugasnya. Contoh:
pekerja yang bekerja melebihi waktu kerja maksimum.
3) Lingkungan kerja adalah lingkungan yang terdekat dari seorang
pekerja. Contoh: Seorang yang bekerja di bagian instalasi
radiologi (kamar X Ray, kamar gelab, kedokteran, nuklir dan lain-
lain).
14. Program kesehatan dan
keselamatan kerja di rumah sakit
(K3RS)
1) Pengembangan kebijakan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja di rumah sakit (K3RS).
2) Pembudayaan perilaku Kesehatan dan Keselamatan Kerja
di rumah sakit (K3RS).
3) Pengembangan sumber daya manusia (SDM) K3RS.
4) Pengembangan pedoman dan Standar Operational
Procedure (SOP) K3RS.
5) Pemantauan dan evaluasi kesehatan lingkungan tempat
kerja.
15. Next...
6) Pelayanan kesehatan kerja
7) Pelayanan keselamatan kerja
8) Pengembangan program pemeliharaan pengelolaan
limbah padat,cair dan gas.
9) Pengelolaan jasa bahan berbahaya, beracun dan
barang berbahaya
10) Pengembangan manajemen tanggap darurat
17. Standar Pelayanan Kesehatan Kerja
di Rumah Sakit
Pasal 23 UU kesehatan no.36 tahun 2009 dan peraturan
Menteri tenaga kerja dan Transmigrasi RI
No.03/men/1982 tentang pelayanan kesehatan kerja.
1) Melakukan pemeriksaan kesehatan sebekum kerja
bagi pekerja.
2) Melakukan pendidikan dan penyuluhan / pelatihan
tentang kesehatan kerja.
3) Melakukan pemeriksaan berkala dan pemeriksaan
khusus sesuai dengan pajanan di rumah sakit.
18. Next...
4) Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan
kemampuan fisik pekerja
5) Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi
bagi pekerja yang menderita sakit
6) Melakukan pemeriksaan kesehatan khusus pada pekerja
rumah sakit yang akan pension atau pindah kerja
7) Melakukan koordinasi dengan tim Panitia Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi mengenai penularan infeksi terhadap
pekerja dan pasien
8) Melaksanakan kegiatan surveilans kesehatan kerja
9) Melaksanakan pemantauan lingkungan kerja dan ergonomi
yang berkaitan dengan kesehatan kerja
(Pemantauan/pengukuran terhadap faktor fisik, kimia,
biologi, psikososial, dan ergonomi)
10) Membuat evaluasi, pencatatan dan pelaporan kegiatan
kesehatan kerja yang disampaikan kepada Direktur Rumah
Sakit dan Unit teknis terkait di wilayah kerja Rumah Sakit.
19. Standar pelayanan Keselamatan
kerja di Rumah Sakit
1) Pembinaan dan pengawasan keselamatan/keamanan
sarana, prasarana, dan peralatan kesehatan.
2) Pembinaan dan pengawasan atau penyesuaian peralatan
kerja terhadap pekerja.
3) Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja.
4) Pembinaan dan pengawasan terhadap sanitasi air.
5) Pembinaan dan pengawasan perlengkapan keselamatan
kerja.
6) Pelatihan/penyuluhan keselamatan kerja untuk semua
pekerja.
20. Next...
7) Pembinaan dan pengawasan keselamatan/keamanan
sarana, prasarana, dan peralatan kesehatan.
8) Pembinaan dan pengawasan atau penyesuaian peralatan
kerja terhadap pekerja.
9) Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja.
10) Pembinaan dan pengawasan terhadap sanitasi air.
11) Pembinaan dan pengawasan perlengkapan keselamatan
kerja.
12) Pelatihan/penyuluhan keselamatan kerja untuk semua
pekerja.
21. Standar K3 Sarana, Prasarana, dan
Peralatan di Rumah Sakit
Sarana: segala sesuatu benda fisik yang dapat
tervisualisasi oleh mata maupun teraba panca indera
dan dengan mudah dapat dikenali oleh pasien (pintu,
lantai, dinding, tiang, kolong gedung, jendela) ataupun
bangunan itu sendiri.
Prasarana: seluruh jaringan/instansi yang membuat
suatu sarana bisa berfungsi sesuai dengan tujuan
yang diharapkan, antara lain : instalasi air bersih dan
air kotor, instalasi listrik, gas medis, komunikasi, dan
pengkondisian udara, dan lain-lain.
22. Pengelolaan Jasa dan Barang
Berbahaya
Rumah sakit harus melakukan seleksi rekanan
berdasarkan barang yang diperlukan. Rekanan
yang akan diseleksi diminta memberikan proposal
berikut company profile.
Pengendalian Barang Berbahaya dan Beracun
(B3). pengendalian operasional, pengendalian
organisasi administrasi, inspeksi dan
pemeliharaan sarana prosedur dan proses kerja
yang aman, pembatasan keberadaan B3 di
tempat kerja sesuai jumlah ambang.
23. Standar SDM K3 di Rumah Sakit
Rumah Sakit Kelas A
S3/S2 K3 (1), S2 kesehatan (1), Dokter Spesialis Kedokteran Okupasi
(SpOk) dan S2 Kedokteran Okupasi (1), Tenaga Kesehatan
Masyarakat K3 DIII dan S1 (2), Dokter/dokter gigi spesialis dan dokter
umum (1), Tenaga paramedis dengan sertifikasi dalam bidang K3 (3),
Tenaga teknis lainnya dengan sertifikasi K3 (3)
Rumah Sakit Kelas B
S2 kesehatan (1), Tenaga Kesehatan Masyarakat K3 DIII dan S1 (2),
Dokter/dokter gigi spesialis dan dokter umum (1), Tenaga paramedis
dengan sertifikasi dalam bidang K3 (2), Tenaga teknis lainnya dengan
sertifikasi K3 (2)
Rumah Sakit Kelas C
Tenaga Kesehatan Masyarakat K3 DIII dan S1 (2), Dokter/dokter gigi
spesialis dan dokter umum (1), Tenaga paramedis dengan sertifikasi
dalam bidang K3 (1), Tenaga teknis lainnya dengan sertifikasi K3 (1)
24. Pembinaan, Pengawasan,
Pencatatan, dan Pelaporan
Pembinaan dan pengawasan
Pelatihan, penyuluhan, bimbingan teknis, dan temu
konsultasi. Pengawasan pelaksanaan Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di rumah sakit
Pencatatan dan pelaporan
Pendokumentasian kegiatan K3 secara tertulis dari masing-
masing unit kerja rumah sakit dan kegiatan K3RS secara
keseluruhan yang dilakukan oleh organisasi K3RS, yang
dikumpulkan dan dilaporkan / diinformasikan oleh organisasi
K3RS, ke Direktur Rumah Sakit dan unit teknis terkait di
wilayah Rumah Sakit