Artikel ini membahas sejarah garam di Indonesia secara singkat, mulai dari masa prasejarah hingga era kemerdekaan. Pada masa kerajaan Majapahit, informasi tentang usaha garam sudah tercatat. Pada abad ke-18, Belanda melakukan monopoli garam. Sampai era kemerdekaan, garam dikelola oleh badan usaha milik negara. Pada 1957, monopoli garam dihapus."
3. JPI hadir sebagai jembatan komunikasi dan media informasi untuk kemajuan bisnis perikanan.
Foto oleh: Ratno Sulistiyanto.
Lokasi: dermaga Nunukan menuju Sebuku, Sebatik dan sekitarnya.
4. SOSOK:
OASE:
Salam Pembaca
Butiran sejarah garam di Nusantara ini yang juga pernah disebutkan Denys
Lombard sepertinya masih harus dituliskan karena dalam Encylopaedie
Nederlandsch Indie dibawah entri zout (garam) tidak memberikan keterangan
apa pun mengenai sejarah garam sebelum abad ke-19.
Padahal, jauh sebelumnya menurut beberapa catatan disamping gula kelapa,
asam, terasi, ikan asin, Bawang merah dan bermacam-macam bumbu, garam
(wuyah) merupakan salah satu komoditas makanan dan bumbu-bumbuan yang
dibawa para pedagang yang lebih profesional serta memiliki jangkauan yang
lebih luas di Jawa (Rahardjo 2002:331; Nastiti 1995:88-89). Hal ini dapat
ditemukan dalam prasasti abad IX-X Masehi. Dalam hal ini garam yang
diperoleh dengan cara kuno erat kaitannya dengan proses pengawetan ikan
(ikan asin) pada masa itu
Monopoli pemerintah kolonial tidak hanya di Jawa dan Madura,
monopoli meluas ke beberapa distrik di Sumatra dan hampir
seluruh Borneo (Kalimantan). Sementara itu di barat daya
Sulawesi pembuatan garam masih berada di tangan pihak swasta
(Handbook of the Netherlands Indies 1930:121)
Pada jaman Jepang ketika produksi garam di Pulau Jawa
berhenti, penduduk Sumatra ramai-ramai merebus air laut untuk
mendapatkan garam. Pada 1957 monopoli garam dihapus. Garam negara pun
berubah menjadi perusahaan negara pada 1960 (Cribb 2004: 382).
Nah, sekarang bagaimana dengan garam kita. Mulai dari payung kebijakan,
tata niaga, produksi, program pemberdayaan hingga kita mesti impor dari
negara lain. Jurnal Perikanan Indonesia dalam edisi perdananya akan mengulas
berdasarkan data-data baik dari kementerian Perikanan dan Kelautan, BPS,
maupun riset-riset yang pernah dilakukan oleh perguruan tinggi.
Selain itu JPI menyajikan tulisan-tulisan yang terkait dengan bisnis perikanan
dan kelautan yang dapat menjadi referensi dan inspirasi pembaca dalam
berusaha di sektor ini. Besar harapan kami, pembaca dapat informasi yang utuh
sehingga dapat lebih mengapresian sektor usaha perikanan dan kelautan
Indonesia.
R. Sulistiyanto
Ratno Sulistiyanto
Co. Editor
2 JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012
5. MENGAPA
GARAM MESTI IMPORT
J U
Foto oleh: Ratno Sulistiyanto
Lokasi : Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon
Volume I . No. 1 Juni 2012
R N A L
PERIKANAN
INDONESIA
MENGAPA
GARAM IMPOR?
SEJARAH GARAM
NASIONAL
GARAM RAKYAT:
USAHA TURUN TEMURUN
NENEK MOYANG KITA
TATA NIAGA
USAHA GARAM RAKYAT
PROFIL SUKSES:
IR. MOH.SHOLEH
(DIRUT PT. CAHAYA TIMUR SIDOARJO)
WISATA BAHARI:
PESONA MALAM PANTAI KAMALI
BAU-BAU
POTENSI EKSPOR
PERIKANAN KUPANG
9771978437686
JPI.V01
ISSN1978-4376
PUSDAK-P2L
Pusat Kajian Perikanan
Pesisir & Lautan
JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012 3
7. tim
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10
11 12 13
EDITOR & KONTRIBUTOR
JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012 5
8. sejarah garam
SEJARAH
GARAM NASIONAL
Garam merupakan bahan kimia purba terawal yang dihasilkan dengan
teknologi rendah yaitu dengan pengeringan air laut (evaporasi) dan
mata air beragam dengan matahari ataupun dengan penggalian batu
SITUSTERTUA proses pembuatan garam tradisional rakyat ditemukan dalam prasasti Biluluk I-IV yang
ditemukan di dekat Bariycz, dari abad pertengahan berangka tahun 1288-1317 Saka (1366-1397 M).
Zaman Batu Baru, lebuh kurang 3.500 tahun sebelum Prasasti tersebut berisi
masehi (Fitriya, 2009) “Orang-orang Biluluk diberi wewenang untuk
Pada masa kerajaan Majapahit dengan rajanya menimba air garam pada saat upacara pemujaan
bernama HayamWuruk dan masa raja sekali stahun, sebagaimana yang telahmereka miliki
Wikramawardana, informasi tentang usaha garam sejak dahulu. Asal tidak diperdagangkan. Apabila
6 JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012
9. diperdagangkan akan dikenai cukai”.
“Kegiatan perekonomian di wilayah kerajaan
Majapahit umumnya di Biluluk danTanggulunan
khususnya sangat penting bagi negara dan penduduk
sendiri. Komoditi perdagangan di Biluluk yang
menonjol adalah : garam, gula kelapa atau aren dan
dendeng” (Fitriya, 2009).
Aktifitas pembuatan garam pada masa kerajaan
Majapahit banyak dilakukan oleh petani-Petambak
Garam di sekitar pantai terutama di selat Madura.
Berita tentang proses pembuatan garam juga
diinformasikan oleh Chau-Ju-Kua dalam kronik Cina
Chu-f-fan-chi, tahun 1216 dan Fei-shin dalam kitab
Hsing-cha-Sheng-lan, tahun 1436 yang termuat
dalam reportase perjalanan Cheng-Ho dan Ma-Huan
selama diTiang-ka-lo, dilaporkan bahwa penduduk
Surabaya sudah merakyat, terhampar mulai dari
sumber foto: www.suarajogja.net
Gresik hingga di Pesisir pantai sekitar kota Surabaya
dijumpai ladang-ladang garam. Keahlian petani
petani dalam membuat garam ini kemudian
dikembangkan dan ditularkan ke pantai-pantai yang
lain di sekitar pesisir selat Madura (Fitriya, 2009).
Sampai dengan abad XVIII,Verenidge Oost-Indische
Compane (VOC) melaksanakan monopoli pembelian
dan penjualan garam di Indonesia. Produksi garam
dilakukan oleh rakyat yang pelaksanaannya
ditugaskan kepada para tuan tanah (pachters).
Sampai dengan kekuasaan di bawah Governour
General Deandels sistem tersebut dijalankan.
Pada waktu pemerintahan Inggris di bawah Raffles
terjadi diregulasi. Sistem tersebut diganti dengan
peraturan Regie, yaitu pembelian dan penjualan
garam dilakukan oleh pemerintah.
7JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012
10. Ketika Indonesia dikuasai Belanda kembali tahun
1916, sitem monopoli kembali diterapkan dimana
rakyat memproduksi garam, kemudian dibeli dan
diperdagangkan oleh pemerintah Hindia Belanda.
Pada tahun 1918, pemerintah Hindia Belanda
disamping membeli garam rakyat juga memproduksi
garam sendiri. Kemudian pada tahun 1921 ditetapkan
status Jawatan Regie Garam dengan fasilitas Zout
Ordonante.
Pada periode antara tahun 1932 sampai dengan tahun
1936, produksi garam rakyat dibatasi hingga akhir
tahun 1936, rakyat tidak diperkenankan lagi membuat
garam.
Undang-undang monopoli dikeluarkan pemerintah
kolonial belanda dalam Zout Monopoli Ordonantie
(1921) yang disempurnakan pada tahun 1944. Diaman
pembuatan dan penjualan garam di daerah monopoli
seperti Jawa/Madura, Sumatera, Kalimantan dan
Sulawesi Utara/Tengah berada di tangan Pemerintah
Hindia Belanda.
Pada masa pendudukan Jepang, Zout Monopoli
Ordonantie dibekukan. Rakyat diperboleh membuat
garam sendiri dalam rangka mengambil hati rakyat
Indonesia.
Pada era kemerdekaan, garam ditangani oleh
Djawatan RegieTjandu dan Garam Republik
Indonesia sampaidengan tahun 1949.Kemudian
Jawatan tersebut direstrukturisasi menjadi Djawatan
Regie Garam R.I.S. Karena pada tanggal 1 Januari
1950 pembuatan candu dilarang oleh pemerintah RI.
Di bawah jawatan tersebut pengananan garam tetap
dilakukan secara onopoli.
Berdasarkan Undang-undang No. 14Tahun 1952
tanggal 26 September 1952, Regie garam menjadi
Perusahaan Garam dan Soda Negeri (PGSDN). Dalam
menjalankan fungsunya PGSDN harus dapat
memikul biaya perusahaan sendiri. Pada periode
tahun 1954 sd 1956 iklim usaha sangat jelek bagi
produksi garam, sehingga stok tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pemerintah
kemudian mengimpor garam.keadaan ini
menimbulkan tuntutan agar rakyat diperkenankan
membuat garam. Pada tahun 1957 terbit UU darurat
No, 15 yang mencabut monopoli garam dan rakyat
diperkenankan membuat dan menjual garamnya.
Undang-undang darurat ini ditetapkan dengan
Undang-undang No. 13Tahun 1959. Sejak ini era
monopoli industri garam berakhir (Sejarah PN
Garam, 1990).[]
8 JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012
13. KUALITAS SDM PERLU DITINGKATKAN. Hal – hal yang mendorong penduduk untuk berusaha adalah ; lahan garam sudah
ada sehingga tinggal meneruskan, garam merupakan komoditi yang penting, walaupun harganya murah masyarakat toh lebih
banyak bermodal tenaga sebab sumber air laut tidak terbatas.
Dari segi etnis, ada beberapa hal yang
melatarbelakangi petambak garam yakni diantara;
Kab. Sampang : Mayoritas merupakan etnis Madura,
sebab kepemilikan lahan merupakan warisan secara
turun – temurun, apabila ada jual beli biasanya
dilakukan antar orang Madura. 98 % penduduk Aeng
Sareh.Untuk petambak garam baik pemilik, manthong
maupun buruh harian, 100 % merupakan orang
Madura.
Kab. Pati : Mayoritas merupakan ethnik Jawa, lahan
juga sebagian besar dimiliki dengan pewarisan. Kab.
Indramayu : ethnik Sunda, yang berakulturasi dengan
kebudayaan Jawa, sehingga disebut sub suku Jawa –
Sunda (Cirebonan). Kab. Nagekeo : Mayoritas suku
ButondanTomia(Wakatobi),denganhanyasedikitdari
sukuasliyaituToto,EthnisNage.
Kemajemukan relatif tidak signifikan terhadap proses
pembentukan konflik sosial. Konflik sosial yang terjadi
biasanya hanya karena perbedaan kewilayahan seperti
desa, kecamatan, maupun kabupaten. Di tingkat desa,
misalnya antara penduduk desa asli dengan penduduk
pendatang dari desa lain maupun mereka yang
memiliki lahan di desanya. Dalam tingkat kabupaten,
misalnya pada masyarakat Sampang, secara historis
pernah bermusuhan dengan masyarakat Bangkalan.
Sedangkan perebutan sumber daya air tidak
ditemukan di Madura, namun di Kab. Pati yang saluran
primernya mengalami pendangkalan, didapati potensi
konflik laten (soft conflict) antara mereka yang dekat
denganlautdanjauhdarilaut.
Asalmulapengusahaantambakgaram
Kab. Sampang ; Pengetahuan masyarakat setempat
hanya mengetahui bahwa usaha garam di wilayahnya
merupakan warisan dari VOC Belanda, dibuktikan
dengan adanya pabrik – pabrik garam peninggalan
kolonial Belanda yang kini dikuasai oleh PN. Garam.
Sejak kemerdekaan 17 Agustus 1945, lahan – lahan
garam bekas kolonial Belanda dikuasai oleh PNGaram
(Pemerintah) dan sebagian lainnya merupakan milik
warga. Berbeda dengan wilayah Madura, Kabupaten
lain seperti Indramayu danPati, kepemilikan lahan
merupakan warisan atau jual beli, umumnya tidak ada
PN Garam. Sementara di Kab. Nagekeo, seluruhnya
merupakanhakulayat(milikadat).
Hal – hal yang mendorong penduduk untuk berusaha
adalah ; lahan garam sudah ada sehingga tinggal
JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012 11
14. meneruskan, garam merupakan komoditi yang
penting, walaupun harganya murah masyarakat toh
lebih banyak bermodal tenaga sebab sumber air laut
tidakterbatas.
Sementaraitu,baikpendudukdidesaAengSareh,Kec.
Sampang maupun desa – desa di kecamatan lainnya,
ritual mistis seperti yang dilakukan Orang Jawa saat
menanam padi tidak ditemukan. Yang ada adalah
mereka akan memberikan sebagian hasil produksinya
kepada beberapa pesantren, namun tidak berbentuk
uang(berbentukgaram).
Pada Orang Jawa, ritual khusus tidak dijumpai secara
“rigit” sepertihalnya upacara “jagelan” dalam
pertanian padi, yang wajib bagi sebagian besar orang.
Pada pertambakan garam, upacara slametan
dilakukanolehyangmemilikicukupmodal.
Hal yang hampir sama juga ditemukan Indramayu ,
namun yang berbeda adalah di Nagekeo. Mereka
mengadakan kosse (masakan daging babi),
mengadakan passitai (sumpah) kepada leluhur, diawal
pembuatankakea(sumur).
Dasarterbentuknyastratifikasisosial
Luasan lahan yang dimiliki, jumlah modal uang yang
dikantongi (berkaitan dengan kemampuan menalangi
kebutuhanpekerja),dsb.
Di Kab. Nagekeo stratifikasi tidak terlihat jelas karena
tidakadapemiliktanah,tidakadamakelar/juragan.
Dalam hal kepemimpinan sosial dapat mempengaruhi
perilaku sosial, maka Kiyai merupakan aktor utama di
Pulau Madura. Disusul dengan kepala desa (bahasa
Madura Klebun), dan orang yang paling dituakan pada
suatu kekerabatan. Namun dalam hal pertambakan itu
sendiri,yangpalingberpengaruhadalah;pemiliklahan
terluas dan/atau juragan, ketua asosiasi, ketua
kelompok, dan kepala desa (Klebun/Lurah) yang
biasanyamemilikilahanluas.
12 JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012
15. Beberapa institusi sosial budaya lokal yang dilakukan
adalah antara lain ; arisan ibu - ibu, kelompok
pengajian, kelompok Dasa Wisma, asosiasi petambak
garam baik internal desa maupun antar desa, dan
kelompokUmbas(UmatBerbasis)Agama.
Statuskepemilikanlahan
Pemilik lahan yang luasannya lebih dari 2 Ha biasanya
disewakan, namun yang memiliki modal maka cukup
membayar pekerja. Para pemilik yang lahannya di
bawah 2 Ha biasanya mengerjakan sendiri dengan
melibatkanangota–anggotakeluargasepertianakdan
menantu. Di Kab. Nagekeo yang ada hanyalah lahan
ulayat.
Adapun bentuk kerjasamanya/pembagian hasilnya
adalah(1)Pemiliksekaliguspenggarap,(2)Pemilikbagi
hasil dengan penggarap 50:50, (3) Pemilik memakai
buruh, (4) Penyewa sekaligus penggarap, (5) Penyewa
bagi hasil dengan penggarap 50:50, (6) Penyewa
memakai buruh. Studi kasus di Nagekeo tidak ada
Foto oleh: Rahmad Kuncoro
pemilik lahan, yang ada hanyalah pemilik usaha
bekerjasama dengan penggarap, dimana Rp 300-400
rbpertahunakandiberikanuntukdesa.
Di Kab.Sampang dan wilayah di Pulau Madura lainnya,
dalam hal produksi ada hubungan kekerabatan dalam
kepemilikan hingga tata niaga, sebab para manthong
umumnya merupakan keluarga atau famili pemilik
lahan, demikian juga pada penggarap yang bekerja
pada penyewa. Namun dalam hal pemasaran tidak
dapat diambil garis hubungan kekerabatannya.
Sementara di Kab. Nagekeo, para penggarap masih
dalamkekerabatanbesar(subsuku).
Kenyataanya jika ada koperasi yang menampung,
makaakan timbul timbul konflik kepentingan dengan
tengkulak,sebabtengkulakharusmembelikekoperasi
yang lebih mahal daripada tangan pertama. Namun
demikian, tengkulak bisa mencari ke mereka yang
tidak memuarakannya ke koperasi. Akan ada
persainganhebatantaraKoperasidengantengkulak.
Siapaparapemodal
Pemberi modal bagi penggarap adalah pemilik,
pemberi modal pemilik antara lain juragan/tengkulak.
Sehingga pemberi modal utamanya adalah tengkulak.
Implikasinya hasil produksi harus dijual ke tengkulak
tersebut,sesuaihargayangditentukanolehtengkulak.
Po l a h u b u n g a n k e r j a s a m a y a n g s a l i n g
mennguntungkan antara peran koperasi, PN Garam
dan Tengkulak menurut para petambak; Tengkulak
meminjamkan uang tanpa bunga dan cicilan, namun
harga garam ditentukan sepenuhnya oleh tengkulak
(mencekik di akhir), koperasi dapat memberikan
pinjaman dengan bunga yang rendah namun tetap
harus menyicil (mencekik pelan – pelan), PN. Garam
dapat membeli langsung ke petani (tetapi
kenyataannya tetap melalui tengkulak, penentuan
mutu juga dirasa mempermainkan dengan 7 kelas),
sehingga yang ideal adalah mekanisme pasar bebas
dengan harga yang terbandrol. Hal ini sudah dilakukan
pemerintah.[]
JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012 13
16. tata niaga garam
Dari monopoli ke liberalisasi di mana pemerintah cenderung melepas pada
mekanisme pasar. Bahkan terdapat indikasi tata niaga garam berada dalam
kooptasi pemodal.
14 JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012
17. Kontributor : Rahmad Kuncoro, S.Pi
Intervensi pemerintah dalam
tata niaga masih sebatas
menetapkan kisaran harga
dasar garam di tingkat
petambak yg menyertai
ketentuan impor garam
Keputusan Menperindag No.
360/MPP/Kep/5/2004 tentang
impor garam. Terbaru Maret
2011 ttg penetapan harga
dasar garam.
Petambak garam cenderung
tidak mengetahui secara pasti
spesifikasi/grade mutu garam
dan tidak mengetahui harga
dasar garam yang ditetapkan
pemerintah, sehingga kualitas
dan harga di tingkat petambak
lebih ditentukan oleh pelaku
pasar (tengkulak/bakul,
makelar, penyetok).
JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012 15
18. No. Kategori Sumber Modal & Aset
Produktif
Pola Usaha RelasiSosial
P. Dana Lahan
1. Makelar Penyetok,
Tengkulak,
Pengepul,
Pabrikan
> 2 ha Pedagang Perantara&
Penyetok, Petambak
Produsen
petambak, Penyetok, Tengkulak,
Pengepul, & Pabrikan.
2. Penyetok Pribadi > 2 ha Non Petambak &
Petambak Produsen
Petambak, Makelar, Tengkulak
3. Tengkulak Pribadi, KSP,
BPR
Pribadi & Bank
> 5 ha Pedagang Kecil &
Petambak Produsen
Petambak , Penyetok, Makelar.
4. Pengepul > 10 ha Pedagang Besar &
Petambak Produsen
Makelar, Distributor, Rekanan
Usaha/industri Lokal & Supra
Lokal.
5. Pabrikan Pribadi & Bank > 15ha Pengusaha & Petambak
Produsen
Makelar, Distributor, Rekanan
Usaha/industri Lokal & Supra
Lokal.
Polarisasi Penguasaan Lahan &
Usaha Garam Rakyat:
· Jumlah petambak pemilik
lahan. cenderung menurun
· Jumlah perusahaan garam
rakyat. cenderung menurun
· Mengatup pd kekuatan
ekonomi/pemodal di aras
lokal.
Jumlah petambak garam
penggarap/buruh rombong justru
meningkat, meskipun terdapat
kasus pd daerah tertentu
meninggalkan usaha tambak
garam.
Rantai Pasar Garam Rakyat
Sebagai komoditas strategis, perlu adanya regulasi
secara komprehensif dalam tata niaga garam rakyat
dan untuk itu perlu sinergitas semua komponen terkait
16 JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012
22. Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia membentang luas di khatulistiwa dari 94° BT sampai 141° BT
dan 6° LU sampai 11° LS. Kepulauan Indonesia terdiri dari 17.508 pulau besar dan kecil dan memiliki garis
pantai 81.00 km terpanjang ke dua di dunia, serta luas laut 5,8 juta km2. Indonesia memiliki kekayaan
sumberdaya laut baik ditinjau dari kuantitas maupun keragamannya. Salah satu potensi kekayaan Indonesia
adalah produksi garam. Secara klimatologis wilayah pantai Indonesia cocok dikembangkan usaha garam hal
inididukungpuladenganiklimtropisdenganpenyinaranpenuhsepanjanghari.
Garam merupakan komoditi strategis yang tidak kalah dengan kebutuhan pokok lainnya, hal ini disebabkan
karena garam merupakan bahan baku industri dan bahan pangan bagi masyarakat Indonesia.Sebagian besar
garam yang diproduksi di Indonesia dibutuhkan untuk industri CAP (Industri Clor, Alkali Plan), rumah tangga
dan industri pangan, farmasi dan perminyakan. Kebutuhan garam nasional sepanjang periode 2006-2008
terlihatpadaTabel dibawahini.
Tabel Kebutuhan Garam Nasional periode 2004-2008
No Uraian
Kebutuhan Garam (Ton)
2006 2007 2008
1 Industri CAP 1,550,000 1,550,000 1,550,000
2 Garam RumahTangga 660,000 660,000 660,000
3 Industri Aneka Pangan
?Industri Pakan 88,600 93,000 97,700
?Industri Mie Instant 44,800 48,400 52,200
?Industri Mie Basah 11,200 12,500 13,000
?Industri Margarine 5,000 5,300 5,700
?Industri Kecap 3,800 3,500 3,800
?Industri Biskuit 21,700 23,200 24,800
?Snack Food 850 900 970
?Industri Es Batu 96,000 215,000 237,100
?Industri Es Krim 250 300 290
?Industri Kulit 7,900 8,700 9,500
?Industri Pengasinan 146,000 146,000 146,000
4 Pengeboran Minyak 25,000 125,000 125,000
5 Lain-Lain (farmasi) 50,000 50,000 50,000
2,910,500 2,941,900 2,976,060
Sumber: Profil Garam Rakyat (2009).
20 JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012
23. garam impor
Tabel Daerah dan Produksi Garam di Indonesia
Jawa Barat
Cirebon
Indramayu
Karawang
Propinsi
1.716
Luas (Ha)
90.000
2007
90.000
Produksi
2008
101.250
2009
JawaTengah
Pati
Rembang
Demak
2.748 150.000 154.000 173.250
JawaTimur
PT Garam
Sampang
Pamekasan
Sumenep
Bangkalan
Gresik
5.190
4.246
975
1.214
70
328
200.000
189.000
64.000
99.000
-
25.000
216.000
180.000
88.000
94.000
-
24.000
300.000
230.000
99.000
105.750
4000
27.000
NTB
Bima
Lombok
Sumbawa
1.052 45.000 42.000 47.250
NTT
Ngada
Kupang
Ende
950 50.000 48.000 54.000
Sulsel
Jeneponto
Pangkep
Maros
Takalar
Sulteng
TOTAL
925
250
19.664
48.000
140.000
974.000
48.000
13.000
997.000
48.000
16.000
1.205.000
Sumber: Profil Garam Rakyat (2009).
Secara geografis letak Indonesia yang ditengah garis
katulistiwa mendapat sinar matahari sepanjang tahun.
Namun demikian kondisi curah hujan di daerah tropis
sepertihalnyaIndonesiasangattinggi.Sehinggahanya
adabeberapawilayahdiindonesiayangmenjadisentra
produksigaramNasionalsepertidisajikanpadatabeldi
atas.
Permasalahan produktivitas dan Kualitas Garam di
Indonesia secara umum dapat dikelompokkan
menjadi 7, sebagai berikut :
1) Produktivitas dan kualitas garam rakyat masih
rendah.
2) Pemanfaatanlahanpegaramanbelumoptimal.
Untuk memenuhi kebutuhan garam
nasional yang besar dipenuhi dari
produksi dalam di negeri dan impor.
Produksi garam nasional
diusahakan di tambak rakyat,
perusahaan swasta maupun PT
Garam.Tingkat produksi garam
nasional selama tiga tahun dapat
dilihat padaTabel sebelah kiri
berikut.
3) PenghasilanPetambakGaramsangatterbatas.
4) Modalkerjapetaniterbatas.
5) Jalur distribusi dikendalikan pihak pedagang /
produsenpengolahangaram
6) Mutu garam lokal belum dapat untuk memenuhi
kebutuhangaramindustri.
7) Garam konsumsi yang beredar belum
keseluruhan mengandung yodium sesuai
persyaratanSNI.
(Sumber : Direktorat Jenderal Industri Agro Dan Kimia Departemen
Perindustrian, 2008).
Untuk mengatasi hal tersebut berbagai program dan
kebijakan telah dilakukan untuk peningkatan
produktivitas dan mutu garam rakyat di antaranya;
JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012 21
24. pengembangan industri garam rakyat diarahkan pada
peningkatan kualitas dan produktivitas yang didukung
proses pencucian dan pemurnian garam di sentra
produksi, peninjauan dan perbaikan tata niaga impor
garam, pembangunan saluran-saluran primer dan
lahan penampungan air laut, pembukaan lahan-lahan
yang tidak produktif dan lahan baru, pembangunan
sarana dan prasarana jalan untuk distribusi garam,
pembangunanlahangarampercontohan.
Sebagainegaramaritimdengangarispantai91.151km,
Indonesia masih terseok seok dalam mencukupi
kebutuhan garam bagi rakyatnya. (Satatistik Kelautan
dan Perikanan, 2010). Sebuah harian menuliskan 6
(enam)faktatentanggaramnasional,antaralain:
1.KebutuhangaramperkapitadiIndonesiasekitar4kg.
Jika dikalikan 250 juta penduduk, berarti dibutuhkan
2.87 juta garam konsumsi pertahun. Jumlah itu
belumtermasukkebutuhangaramindustri.
2. Produksigarampada2010hanyasekitar30.600ton.
3. Pada2010,pemerintahmengimporgaramsebanyak
2,2 juta ton dari Australia (80%), India (15%) dan
China(3%).
4. Indonesiamulaimelakukanimporgaramsejak1998.
Pada tahun itu, produksi garam nasional anjlok,
hingga tidak bisa mencukupi kebutuhan konsumsi
dan industri. Situasi itu terus berlanjut hingga
sekarang(2011).
5.Pemerintah akhirnya menetapkan target
swasembada garam kebutuhan konsumsi pada
2012,danswasembadagaramindustripada2014.
6. Mendukung kebijakan tersebut, April 2011, Menteri
kelautan dan Perikanan bersama Menteri
Perdagangan menetapkan harga garam nasional
dari Rp325 menjadi Rp750 untuk KW1. Sedangkan
KW2dariRp250menjadiRp550.
Sumber: Media Indonesia/publish Media Indonesia 25
Mei2011
Pelaksanan produksi garam di Indonesia pada
umumnya adalah penggarap kecil dengan luas areal
lahan 2 Ha/penggarap. Jumlah penggarap garam yang
terlibat sekitar 80.000 orang atau rata-rata 4 orang/Ha.
Dimana terdiri dari penggarap/penyewa, pemilik tanah
danburuh.
Hanya satu produsen garam yang berbentuk
perusahaan yaitu : PT.Garam (Persero). Perusahaan ini
berbasis di Madura, dengan penguasaan lahan garam
seluas 5130 Ha dan produksinya tahun 2009 mencapai
319.000 ton atau sekitar 30 % dari produksi garam
Madura.
Guna mendorong peningkatan kemampuan
pemenuhan kebutuhan garam nasional melalui
produksi garam dalam negeri, pada akhir tahun 2009
Pemerintah mencanangkan Program Swasembada
Garam Nasional. Sasaran yang ingin dicapai dalam
ProgramSwasembadaGaramNasionaladalah:
- PemenuhanGaramKonsumsiTahun2012;
- PemenuhanGaramIndustriTahun2015;
- Meningkatnya daya saing produksi garam rakyat
untuk melepas ketergantungan terhadap garam
import;
- Terwujudnya kelembagaan yang mampu
memperjuangkan kepentingan masyarakat
penggarapgaram.
Swasembada garam nasional merupakan satu
keyakinan yang didukung oleh luas lahan potensial
garam di Indonesia yang tersebar di 8 (delapan)
provinsi (Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali,
NTB, NTT, Sulawesi Selatan dan dan Gorontalo)
mencapai 34.731 Ha. Sedangkan lahan yang masuk
kategori produktif sekitar setengah dari jumlah
tersebut.
Namun swasembada garam hendaknya diikuti oleh
peningkatan kualitas garam. Sejauh ini kualitas garam
yang dihasilkan umunya juga masih belum memenuhi
Standar Nasional Indonesia (SNI). Demikian pula
apabila dibandingkan dengan garam impor. Kualitas
garam yang dihasilkan oleh penggarap memiliki kadar
NaCl di bawah 94%, sedangkan garam konsumsi
memerlukan kadar NaCl > 94,7%, garam industri
memerlukankadarNaCldiatas99%(drybasis).[]
22 JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012
30. Tata Niaga Garam Impor
Permasalahan Garam Impor
28 JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012
31. Perbaikan Penanganan Impor
Walaupun sudah ada SK menteri perdagangan terhadap impor garam,
ternyata masih terjadi keresahan di tingkat petani garam karena
dimungkinkan adanya rembesan garam impor dari ijin importir
terbatas (IT) yang masuk ke pasar garam konsumsi sehingga akan
sangat berpengaruh kepada harga dan stok garam nasional
JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012 29
32.
33. Kontributor : Rahmad Kuncoro
Foto oleh Gatot Ardian
LokasiTambak Garam di Surabaya
JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012 31
34. Idramayu merupakan salah satu penghasil garam di
wilayah Jawa Barat selain Cirebon, dan Karawang.
Sentra tambak garam di Kabupaten Indramayu ada 3
kecamatan yang merupakan lokasi PUGAR. Tiga
Kecamatan tersebut antara lain : Kecamatan
Krangkeng (421,5 Ha), Kecamatan Losarang (743,6 Ha)
danKecamatanKandanghaur(303,1Ha).
Secara umum teknologi produksi garam di Kabupaten
Indramayu diperoleh dari pengalaman Petambak
Garam secara turun menurun dengan dipengaruhi
kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya. Metode
produksi garam di Kabuapten Indramayu secara umum
masih tradisional seperti halnya di wilayah lain, yaitu
dengan menggunakan panas sinar matahari sebagai
energiuntukevaporasiairlautsehinggamenjadigaram
di petak-petak meja garam. Air laut dialirkan ke dalam
bak penampungan pertama melalui saluran primer.
Dari penampungan pertama air laut dialirkan lagi ke
dalam petak-petak peminihan. Air laut yang telah
melewati petak petak-petak peminihan ini dialirkan
lagi ke dalam bak penampungan kedua yang
merupakan penampungan air tua.Air tua ini kemudian
dialirkankedalammeja-mejagaramuntukdikristalkan
denganteknikevaporasi.
Di wilayah Kecamatan Kandanghaur juga terdapat
Teknik Produksi Garam Rebus. Proses pembuatan
garam rebus ini menggunakan bahan baku garam
krosok dengan kualitas rendah.Garam kualitas rendah
ini di taruh di Tempayan yang dibilas dengan air laut
dengan salinitas 32 ‰. Hasil rembesannya ditampung
dalam gentong-gentong penampungan di bawah
tempayan.Air rembasan inilah yang kemudian direbus
dalam wajan ukuran 1 x 2 meter sampai menjadi
garam. Pada rebusan pertama membutuhkan waktu
sekitar 4 jam. Rebusan kedua, ketiga dan seterusnya
hanya membutuhkan waktu 3 jam untuk menjadi
kristalgaramdengankualitassuper.
Sistem IrigasiTambak Garam di Indramayu
KondisiTata Letak Sarana Garam Rebus
32 JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012
35. JURNAL PERIKANAN INDONESIA APRIL 2012
Tempayan untuk menyaring garam krosok Tungku perebusan garam
Garam Krosok sebelum direbus
Hasil Garam Rebus
PETANI GARAM
PENGUMPUL
BANDAR BESAR
USER
TENGKULAK
Produktifitas
Berdasarkan hasil pengumpulan informasi di lapangan
di DesaTanjakan Kecamatan Kerangkeng. Dalam 1 Ha
tambak garam dapat diproduksi sebanyak 70 -100 ton /
musim garam. Adapun musim garam berlangsung 3-4
bulandalamsetiaptahun.
Pengolahan
Pengolahan garam di Kabupaten Indramayu masih
terbatas di Pabrik. Dalam hal ini adalah PT. SAN yang
terletak di kecamatan Indramayu. Adapun prosesnya
hampir sama dengan di tempat-tempat lain. Mulai dari
pencuciangaram,PenghalusandanpemberianIodium,
Pengeprasan dan Pengepakan. Selain melakukan
pengolahan garam, PT SAN juga membuat Ramsol
yangmerupakanzataditifpembuatangaram.
KebijakandanManajemen
Sejak dimandatkannya pergaraman nasional dari
Kementerian Perindustrian dan Perdagangan ke
Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dinas Perikanan
dan Kelautan Indramayu juga terlibat aktif dalam
mensukseskan program-program garam nasional. Di
antara program tersebut adalah PUGAR
(Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat). Implementasi
PUGAR di Kabupaten Indramayu berupa revitalisasi
saranaprasaranatambakgaramdanpermodalan.
Tataniaga
Seperti halnya isu dan permasalahan garam di wilayah
lain. Permaslahan utama produksi garam di Kabupaten
Indramayu adalah tidak adanya jaminan dan regulasi
harga garam yang stabil dari pemerintah. Sehingga
harga garam di tingkat petani pada waktu panen raya
sangat anjlok. Peran tengkulak dan pemodal sangat
besar,namunbelumberpihakpadaPetambakGaram.
Tata Niaga Garam Secara Umum
di DesaTanjakan Kerangkeng, Indramayu
JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012 33
36. Teknologi Pembuatan Garam
Di Kabupaten Pati
KONDISI LAYOUT TAMBAK GARAM DI PATI. Kabupaten Pati merupakan salah satu lokasi sentra garam di
antara 9 lokasi sentra Produksi Usaha Garam Rakyat di Indonesia. Lokasi usaha garam rakyat tersebut
antara lain : Kecamatan Batangan, Kecamatan Juwana, Kecamatan Wedarijaksa dan Kecamatan Trangkil.
Pada perkembangannya teknologi produksi garam di
Kabupaten Pati diperoleh dari pengalaman Petambak Garam
secara turun menurun dengan dipengaruhi kondisi sosial
ekonomi masyarakat sekitarnya. Metode produksi garam di
Kabuapten Pati secara umum masih tradisional seperti halnya
di wilayah lain, yaitu dengan menggunakan panas sinar
matahari sebagai energi untuk evaporasi air laut sehingga
menjadi garam di petak-petak meja garam. Air laut dialirkan
ke dalam bak penampungan pertama melalui saluran primer.
Dari penampungan pertama air laut dialirkan lagi ke dalam
petak-petak peminihan. Air laut yang telah melewati petak
petak-petak peminihan ini dialirkan lagi ke dalam bak
penampungan kedua yang merupakan penampungan air tua.
Air tua ini kemudian dialirkan ke dalam meja-meja garam
untukdikristalkandenganteknikevaporasi.
Pada perkembangannya teknologi produksi garam di
Kabupaten Pati diperoleh dari pengalaman Petambak Garam
secara turun menurun dengan dipengaruhi kondisi sosial
ekonomi masyarakat sekitarnya. Metode produksi garam di
Kabuapten Pati secara umum masih tradisional seperti halnya
di wilayah lain, yaitu dengan menggunakan panas sinar
matahari sebagai energi untuk evaporasi air laut sehingga
menjadi garam di petak-petak meja garam. Air laut dialirkan
ke dalam bak penampungan pertama melalui saluran primer.
Dari penampungan pertama air laut dialirkan lagi ke dalam
petak-petak peminihan. Air laut yang telah melewati petak
petak-petak peminihan ini dialirkan lagi ke dalam bak
penampungan kedua yang merupakan penampungan air tua.
Air tua ini kemudian dialirkan ke dalam meja-meja garam
untukdikristalkandenganteknikevaporasi.
Aktifitas Petambak Garam di Pati
34 JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012
37. Kondisi Saluran Air Tambak Garam di Pati
Sarana Tambak Garam di Pati
PRODUKTIFITAS DAN POTENSI GARAM.
Rata-rata produksi garam di di Kabupaten Pati sebanyak 286,076 ton / Ha dengan masa produksi 4-6 bulan.
Dengan harga garam pada waktu dilakukan survei sebesar Rp 650,-, maka nilai produksi garam setiap tahun
menjadi Rp 185.149.790,-.
Potensi pengembangan garam di Kabupaten Pati masih sangat terbuka lebar.
JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012 35
38. PengolahanGaram
Di Kabuapaten Pati terdapat 60 Pabrik pengolahan garam
rakyat / industri garam konsumen. Yang tersebar di 5
Kecamatan antara lain : Kecamatan Batangan (22
perusahaan), KecamatanJuwana 14 perusahaan), Kecamatan
Wedarijaksa (16 perusahaan), Kecamatan Trangkil (7
Perusahaan)sertaKecamatanJakenan(1perusahaan).Dari60
perusahaan ini menyerap tenaga kerja 1.444 orang dengan
produksi145.544tondengannilaiRp.87.326.400.000,-.Selain
ke-60 Perusahaan yang terdaftar di Kabupaten Pati, masih
terdapat sekitar 200an usaha pengolahan garam dalam skala
rumahtangga.
KebijakandanManajemen
Diantara kendala dan permaslahan pengembangan produksi
garam adalah kurang optimalnya sarana dan prasarana serta
lemahnya posisi tawar PetambakGaram. Pada saat dilakukan
kunjungan lapangan di Kabupaten Pati belum ada bentuk
kemitraan yang terjalin secara formal antara Petambak
Garam (penggarap) dan pemilik tambak garam dengan pihak
lain.
Para pelaku usaha garam (Petambak Garam, pemilik tambak
garam dan pengusaha pengolahan garam pada umumnya
sudah memanfaatkan jasa Bank Umum. Akses permodalan
dan perbankan atau lembaga keuangan lainnya masih sangat
sedikit.
Gambar Sarana & Prasarana Pabrik Pengolahan Garam di Pati
36 JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012
39. Petambak
Garam
Pengepul
Broker/Pengijo
Pengusaha
Pengolah Garam
Briket & Industri
Lainnya
Pengecer Konsumen
Pengecer Konsumen
Aktifitas pengemasan di pabrik garam Kabupaten Pati
Produk hasil garam iodium di Kabupaten Pati
Gambar AlurTata Niaga Garam di Kabupaten Pati
TataNiaga
Ada beberapa hal terkait jalur tata niaga garam di Kabupaten
Pati,antaralain:
a.PeranPengijon
Pengijon berperan sebagai perantara antara produsen
(Petambak Garam) dengan konsumen (pabrik garam briket
dan industri lainnya) yang menjamin pembayaran kepada
pihak Petambak Garam maupun menjamin mutu garam
kepadapihakkonsumen(dalamhaliniadalahpabrikpengolah
garam). Pengijon yang berberan sebagai broker ini
menentukan harga garam di tingkat petani maupun di tingkat
konsumen serta memberi uang muka kepada Petambak
Garamsebagaijaminanakanterjaditransaksijualbeligaram.
b.PeranPedagangPengumpul
Pengumpul pada umumnya adalah penduduk desa setempat
yang merupakan pemilik tambak garam yang memiliki
gudang cukup besar dan berfungsi sebagai penyandang dana
bagi petani penggarap garam. Jumlah pedagang pengumpul
diKabupatenPatisebanyak57orang.
Di kabupaten Pati peran PT Garam (Persero) maupun PT.
Chetamdanyanglainnyatidakada.
Harga garam yang sangat fluktuatif di pasar sangat
berpengaruh terhadap sikap Petambak Garam dalam
mengembangkan usahanya. Pemerintah dalam hal ini
Kementerian Perindustrian dan Perdagangan sudah
menetapkan harga standar garam KW I Rp 750,- dan harga
standar garam Kw II 550,-. Pada saat musim panen garam
harga jual garam bisa mencapai Rp 175,-. Hal ini terjadi karena
belum adanya regulasi dan dari pemerintah dalam menjaga
hargagaramditingkatPetambakGaramdanpasar.
JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012 37
40. Teknologi Pembuatan Garam
Di Kabupaten Rembang
REMBANG merupakan produsen garam terbesar kedua di
JawaTengah. Lokasi tambak garam di rembang antara lain
Kecamatan Kaliori (929,24 Ha), Kecamatan Rembang (249,3
Ha), Kecamatan Lasem (355,31 Ha), Kecamatan Sluke (30,49
Ha), dan Kecamatan Sarang (26,6 Ha).
Metode produksi garam di Kabuapten Rembang secara
umum masih tradisional seperti halnya di Kabupaten Pati,
yaitu dengan menggunakan panas sinar matahari sebagai
energi untuk evaporasi air laut sehingga menjadi garam di
petak-petak meja garam. Air laut dialirkan ke dalam bak
penampungan pertama melalui saluran primer. Dari
penampungan pertama air laut dialirkan lagi ke dalam petak
petak peminihan. Air laut yang telah melewati petak petak
petak peminihan ini dialirkan lagi ke dalam bak
penampungan kedua yang merupakan penampungan air
tua. Air tua ini kemudian dialirkan ke dalam meja-meja
garam untuk dikristalkan dengan teknik evaporasi.
Salah satuTambak Garam di Rembang
Produksi garam rata rata tahunan di Kabupaten Rembang 131.992,08 ton.
38 JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012
41. ProsesPengolahan
Kabupaten Rembang mempunyai potensi pengolahan garam yang cukup besar untuk
dikembangkan lebih lanjut.Adanya berbagai kendala menyebabkan potensi tersebut masih belum
berkembang.
DataindustrigaramdiKabupatenRembangdapatdilihatpadaTabel5.1.dibawahini.
Tabel . Pabrik Garam di Wilayah Kabupaten Rembang
No Nama Perusahaan Kecamatan Desa Produk
1. PT. GARAM MAS Kaliori Tambak Agung Garam beryodium
2. PT. APEL MERAH Kaliori Purworejo Garam beryodium
3. SUKA MAJU Kaliori Purworejo Garam beryodium
4. UD. NDAN NDUT RIA Kaliori Purworejo Garam beryodium
5. SINAR MANDIRI Kaliori Tasikharjo Garam beryodium
6. SIDODADI MAJU Kaliori Tasikharjo Garam beryodium
7. UD. LISA JAYA Kaliori Tasikharjo Garam beryodium
8. GARAM JAHID Lasem Sendang Asri Garam beryodium
9. GARAM PAERAN Lasem Bonang Garam beryodium
10. GARAM HAMBALI Sarang Temperak Garam
11. GARAM AHMAD Sarang Temperak Garam
12. GARAM SHAKIRUN Sarang Temperak Garam
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Rembang, 2011
Situasi Produksi Garam di Rembang
Kebijakan dan Manajemen
Diantara kendala dan permasaahan
pengembangan produksi garam adalah
kurang optimalnya sarana dan
prasarana serta lemahnya posisi tawar
Petambak Garam. Pada saat dilakukan
kunjungan lapangan di Kabupaten Pati
belum ada bentuk kemitraan yang
terjalin secara formal antara Petambak
Garam (penggarap) dan pemilik tambak
garam dengan pihak lain.
Para pelaku usaha garam (Petambak
Garam, pemilik tambak garam dan
pengusaha pengolahan garam pada
umumnya sudah memanfaatkan jasa
Bank Umum. Akses permodalan dan
perbankan atau lembaga keuangan
lainnya masih sangat sedikit.
Tata Niaga
Tata niaga garam di Kabupaten
Rembang hampir sama denganTata
niaga garam di Kabupaten Pati. Hal ini
karena kedekatan letak geografis yang
berdampingan serta secara sosial
ekonomi dan budaya masyarakat di
pantura ini mempunyai kesamaan.
JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012 39
42. Teknologi Pembuatan Garam
Di Kabupaten Tuban
TAMBAK GARAM DI TUBAN. Lokasi tambak garam di Kabupaten Tuban meliputi 2 Kecamatan, yaitu Kecamatan Tambakboyo dan Kecamatan Palang.
Metode produksi garam di Kabuapten Tuban secara umum masih tradisional seperti halnya di Kabupaten lain di Pulau Jawa dan Madura, yaitu dengan
menggunakan panas sinar matahari sebagai energi untuk evaporasi air laut sehingga menjadi garam di petak-petak meja garam. Air laut dialirkan ke dalam
bak penampungan pertama melalui saluran primer. Dari penampungan pertama air laut dialirkan lagi ke dalam petak-petak peminihan. Air laut yang telah
melewati petak petak-petak peminihan ini dialirkan lagi ke dalam bak penampungan kedua yang merupakan penampungan air tua. Air tua ini kemudian
dialirkan ke dalam meja-meja garam untuk dikristalkan dengan teknik evaporasi.
Pengolahan
Pemanfaatan garam diTuban ada beberapa macam,
antara lain untuk pengawetan ikan dan garam
konsumsi. Garam dari petani biasanya langsung dibeli
pengumpul dan tengkulak. Kemudian dimasukkan ke
perusahaan pengolahan garam yang ada di sekitar
tuban dan Surabaya.
Kebijakan dan Manajemen
Kendala utama yang dialami Petambak Garam adalah
aksesibiltas perodalan dan pemasaran garam yang
tidak menguntungkan Petambak Garam. Dengan
adanya PUGAR di KabupatenTuban diharapkan dapat
terbentuk sentra-sentra usaha garam rakyat,
Petambak Garam terberdayakan, serta terjangkaunya
akses permodalan, pemasaran, informasi, serta ilmu
pengetahuan dan teknologi bagi Petambak Garam.
Tata Niaga
Tata niaga garam di KabupatenTuban hampir sama
denganTata Niaga garam di Kabupaten Pati dan
Rembang.
Produksi Garam diTuban. Tuban merupakan salah
satu sentra garam dari 9 sentra garam nasional.
40 JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012
43. KENDALA dalam produksi garam rakyat: Jaringan irigasi yang kurang baik, sehingga mengganggu pasokan air ke tambak garam; Kondisi prasarana jalan
tambak yang masih jelek sehingga memperbesar biaya produksi garam; Teknologi yang masih sederhana dan masih bergantung cuaca sehingga berakibat
pada kuantitas dan kualitas garam yang dihasilkan yang tergolong rendah; Fluktuasi harga pada musim panen dan musim hujan yang sangat jauh; Tata niaga
garam belum terbentuk dengan baik, sehingga daya tawar Petambak Garam sangat lemah sehingga harga garam sangat rendah di tingkat petani dan cukup
mahal ketika samapi di tangan konsumen. (Foto oleh: GatotArdian. Lokasi: Tambak Garam di Benowo, Surabaya)
JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012 41
44. TREN PERIKANAN BERKELANJUTAN INDONESIA:
ECOLABELLING
Kontributor: Wiro WirandiPERIKANAN Seafood Savers Officer Marine Program
WWF Indonesia.
Sejumlah ilmuwan dunia menyebutkan apabila tren eksploitasi dan
praktik penangkapan ikan dunia tidak berubah, maka pada tahun 2048
keberadaan ikan di laut akan habis. Hasil monitoring pada tahun 2006,
50% lebih perikanan dunia telah fully exploited, 28% mengalami
overfishing dan sisanya under atau moderate.
42 JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012
45. Foto oleh: Ratno Sulistiyanto. Lokasi: PPP Kupang
Kemajuan teknologi di bidang industri dan
membaiknya ekonomi dunia membuat manusia bisa
menangkap ikan lebih banyak dan melaut lebih jauh
serta lebih lama. Meningkatnya populasi penduduk
dunia serta semakin tumbuhnya kesadaran manusia
akan manfaat seafood, secara otomatis mendorong
tingginyapermintaanikansecaraluas.
Hanya dalam kurun 2 dekade pasca berakhirnya
perang dingin, komoditas perikanan sudah menjadi
tren bisnis global. IkanTuna yang ditangkap diperairan
Indonesia sudah bisa dinikmati di belahan dunia
lainnya dalam waktu yang cepat, bahkan
bentuknyapun kemudian sudah menjadi produk
olahandalamkemasansiapsaji. Akantetapisekarang,
beberapa jenis ikan tidak ditemukan lagi pada daftar
menu di rumah-rumah makan seafood serta pada
produk olahan kemasan ekspor-impor. Banyak dari
spesies ikan sudah masuk daftar punah, dan sebagian
lagi sudah masuk dalam daftar merah lembaga
perlindunganspesies.
Ecolabelling Perikanan: diantara Produsen dan
Konsumen
Platform perikanan berkelanjutan bertujuan untuk
menjaga ketersediaan kelimpahan ikan dunia dan
menjaga degradasi lingkungan perairan. Pendekatan
kebijakan untuk mengurangi tekanan kepada
perikanan global sudah diinisiasi sejak lama.
Pembatasan jumlah dan spesies tangkap,
pengurangan tangkapan sampingan sampai kepada
pembentukan daerah perlindungan laut merupakan
strategi global yang sudah dikenalkan untuk
menciptakanperikananberkelanjutan.
Kemudian dalam perkembangannya strategi
perikanan berkelanjutan mengarah kepada upaya
memberikan edukasi kepada penduduk dunia (sebagai
konsumen akhir) dan para pelaku bisnis perikanan
(selaku produsen penyedia ikan) mengenai kondisi
perikanan global yang sedang terjadi. Menurut FAO, 9
milyar orang dunia saat ini rata-rata mengkonsumsi
ikan sebanyak 20kg/kapita. Artinya hampir 200 milyar
metrik ton ikan dibutuhkan tiap tahunnya untuk
mencukupi kebutuhan manusia. Harapannya dari
strategi ini, pelaku bisnis bisa menjalankan operasi
perikanan mereka untuk jangka panjang dan
mendapatkan profit yang stabil; sedangkan konsumen
membutuhkan tersedianya ikan di menu masakan
mereka dalam jangka waktu yang lama juga. Karena
dengan meningkatnya permintaan akan produksi
perikanan yang bertanggunjawab akan memberikan
dampak langsung terhadap manajemen produksi
pelakuusaha.
Padasaatinisudahbanyaklembagaecolabellingdunia
yang menginisiasi sertifikasi produk perikanan yang
bertanggung jawab, diantaranya ialah Marine
Stewardship Council (MSC) untuk perikanan tangkap
JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012 43
46. Dalam perkembangannya strategi perikanan berkelanjutan mengarah kepada upaya memberikan edukasi kepada penduduk
dunia (sebagai konsumen akhir) dan para pelaku bisnis perikanan (selaku produsen penyedia ikan) .
dan Aquaculture Stewardship Council (ASC) untuk
perikanan budidaya. Lembaga-lembaga ini
memastikan bahwa produk-produk yang memakai
logo mereka berasal dari praktik perikanan yang
bertanggung jawab, apabila kemudian diketahui ada
pelanggarandalamoperasiproduksiyangmenyangkut
prinsip sertifikasi, maka logo itu akan ditarik dari
produktersebut.
Strategi ini kemudian menciptakan tren konsumsi
global, walaupun masih dilingkup beberapa negara
negara maju seperti di Eropa danAmerikaSerikat akan
tetapi menunjukkan tren peningkatan yang signifikan.
Hasil nyata yang besar mulai nampak ketika pada
Oktober 2011, perusahaan waralaba terbesar dunia
McDonald memberlakukan kebijakan hanya membeli
produk ikan yang tersertifikasi dari MSC untuk produk
Sandwich Ikan (Fillet-o fish) di 7000 gerai Eropa
mereka. Hal ini merupakan transformasi bisnis McD
untuk memenuhi tren permintaan perikanan yang
bertanggung jawab. Kemudian para retailer besar
dunia seperti Wall Mart, Del Heize, serta Carrefour
mulai tahun 2013 akan menyediakan produk perikanan
yangtersertifikasiMSC/ASC.
AdaptasiIndonesiaTerhadapTrenPerikananGlobal
Demam bisnis ecolabelling inipun kemudian
mempengaruhi indonesia sebagai salah satu negara
penyedia bahan baku ikan terbesar ke eropa dan
amerika. Karena banyak dari perusahaan industri
perikanan yang berasal dari eropa dan amerika beserta
jaringannya di indonesia mulai untuk merubah strategi
manajemen produksi mereka dalam rangka untuk
memenuhi tren permintaan disana, yaitu dengan
mentransformasi kegiatan perikanan konvensional
menjadi perikanan yang bertanggung jawab sesuai
dengan standar aturan dari lembaga ecolabelling
dunia.
Memang tidak mudah untuk merubah sebuah kondisi
statusquoindustriperikananindonesiamenujukepada
industri perikanan berkelanjutan. Butuh sinergisitas
yang kuat antar stake holder perikanan indonesia;
seperti KKP, NGO, Universitas, Swasta, Asosiasi
Nelayan dan Konsumen itu sendiri. Kebijakan
kebijakan dari pemerintah diharapkan bisa menjadi
pedoman kepada stake holder lainnya. Para akademisi
dituntut untuk terus memberikan gambaran yang
objektif mengenai perkembangan kondisi perikanan
indonesia, kemudian para pelaku usaha harus mulai
melihat sisi perikanan berkelanjutan sebagai platform
menuju sustainability income&profit. Tidak hanya
menjadi investasi jangka pendek, akan tetapi dengan
platform tersebut dapat menjadi sustainability
investmentbagimereka.[]
44 JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012
47. Keunggulan Komparatif & Spesialisasi Produk Ekspor
Indonesia-CinaOleh: Ahmad Jayadi,SE, M.Ec.Dev
Staf Pengajar di Universitas Trunojoyo Madura
Globalisasi atau terintegrasinya aktivitas manusia lintas negara di
dunia menciptakan kecepatan dan kemudahan transaksi, salah
satunyadalambidangekonomi.
LatarBelakangPermasalahan
Arus masuk dan keluar barang, jasa, modal, investasi dan
manusia antarnegara semakin meningkat. Gejala globalisasi
adalah sebuah keniscayaan dan tidak dapat dihindari
(Kuncoro, 2010:212), bahkan oleh negara yang sebelumnya
mengisolasi diri terhadap dunia luar. Salah satu langkah
persiapanyangdilakukanbanyaknegaraadalahregionalisasi,
yaitu perjanjian perdagangan bebas antarnegara di satu
kawasan, seperti NAFTA (Amerika Utara), EFTA (Eropa),
CARICOM (Karibia), COMESA (Afrika Timur dan Selatan),
SAFTA(AsiaSelatan),AFTA(AsiaTenggara)dll.
Indonesia tercatat sebagai anggota beberapa blok
perdagangan dan investasi bebas. Perjanjian terbaru yang
Indonesia tandatangani adalah dengan Cina, yaitu ASEAN-
China Free Trade Agreement (ACFTA), yang resmi berlaku
sejak 1 Januari 2010. Keikutsertaan Indonesia dalam ACFTA
menimbulkan pro dan kontra. Pemerintah memandang
bahwa ACFTA adalah peluang besar bagi pasar produk
Indonesia dalam meningkatkan jumlah investasi dalam
negeri, volume perdagangan, laba BUMN dan terjangkaunya
hargabarangimpor.
Perdagangan bebas menuntut keunggulan daya saing produk
sebuah negara. Keunggulan komparatif Indonesia, Cina serta
beberapa negara AsiaTimur menurut temuan Widodo (2009)
adalah sebagai berikut: produk-produk primer dimiliki oleh
Indonesia,Thailand danCina; produk-produk berbahan alam
dimiliki oleh Cina, Thailand dan Indonesia; produk-produk
padat modal manusia dimiliki olehCina,Jepang danThailand;
produk-produk yang padat tenaga kerja tak terlatih dimiliki
oleh Cina, Indonesia dan Thailand; dan pada produk-produk
padat teknologi dimiliki oleh Jepang, Korea, Singapura dan
Cina (lihat Kuncoro, 2010:263-264). Dari perbandingan
peringkat di atas dapat dilihat bahwaCina lebih mendominasi
padahampirsemuaprodukdibandingIndonesia.
Dalam rangka meningkatkan daya saing produk Indonesia,
perlu dilakukan analisis atas produk-produk yang memiliki
keunggulan komparatif. Satu tahun pelaksanaan ACFTA
semakin menunjukkan defisit neraca perdagangan dan
kekalahan daya saing Indonesia atas Cina. Pemerintah
Indonesia dapat memperbaiki daya saingnya atas Cina
dengan menggunakan kesempatan yang ada dan
mempelajari strategi baru dalam perdagangan, salah satunya
menganalisis produk-produknya yang memiliki keunggulan
komparatifdanspesialisasiekspor.
Berdasarkan latar belakang di atas, hasil riset ini memilih
fokus permasalahan “perlunya pemetaan keunggulan
komparatif produk ekspor Indonesa dan Cina akibat
perubahan konstelasi perdagangan dunia pasca ASEAN-
ChinaFreeTradeAgreement(ACFTA)”.
Tujuan riset ini antara lain adalah; 1. Untuk mengetahui
perbedaan nilai total ekspor Indonesia dan nilai total ekspor
Cina tahun 1985–2010; 2. Untuk memetakan keunggulan
komparatif dan spesialisasi produk ekspor Indonesia danCina
tahun1985–2010
Manfaatrisetiniadalahsebagaibahanmasukanberupakajian
empiris bagi pemerintah Indonesia dalam mengambil
kebijakanperdagangankedepan.
Menurut Maule (1996), semakin divergen pola keunggulan
JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012 45
48. komparatif antarnegara anggota, semakin besar keyakinan
adanya ruang bagi penciptaan perdagangan di era free trade.
Sebaliknya, pola keunggulan komparatif yang mirip
antarnegara anggota dengan negara dunia lainnya akan
berdampak pada semakin besarnya kemungkinan gangguan
perdagangan.
Riset Dalum, Laursen dan Villumsen (1998) tentang
perubahan struktural dalam pola spesialisasi ekspor negara
negara OECD menemukan bahwa pola spesialisasi ekspor
nasional sulit dilakukan. Spesialisasi dalam perdagangan
internasional di negara OECD menurun secara tipis dalam
waktu kurang lebih 30 tahun, berlawanan dengan temuan
umumterkaitspesialisasiteknologi.
Riset Kwan (2002) tentang meningkatnya pola flying geese
dalam pembangunan ekonomi Cina dan Asia menemukan
bahwa walaupun barang-barang industri olahan membuat
kemajuan pesat dalam ekspor Cina, namun daya saing Cina
tetap pada produk bernilai tambah rendah. Ekspor Cina tidak
berkompetisi dengan eskpor Jepang, melainkan
komplementer.
Wong dan Chan (2003) menemukan bahwa pada awalnya
perekonomian negara-negara ASEAN (kecuali Singapura)
berbasis SDA (pertumbuhan ekonominya bergantung pada
ekspor SDA dan produk primer). Sejak 2001 perdagangan
antaraCina danASEAN telah bergeser dari komoditas primer
menjadi produk olahan. Sebaliknya ekspor Cina ke ASEAN
lebih beragam, mulai dari komoditas pertanian, logam, dan
produk mineral hingga barang olahan. Pada tahun 1993,
peralatan mesin/listrik, mineral, sayuran, logam dasar, tekstil,
pakaian dan alas kaki menjadi produk terbesar perdagangan
CinadanASEAN.
Riset Widodo (2008) menemukan bahwa pada era reformasi
perdagangan awal (1983-1985) keunggulan komparatif
produk padat tenaga kerja tidak terampil dan produk primer
meningkat signifikan, dan semakin cepat selama periode
rezim perdagangan berorientasi pertumbuhan (1986-1988).
Keunggulan komparatif produk padat SDA dan produk padat
SDM juga meningkat signifikan, sedangkan produk padat
teknologimeningkatmoderatselamaperiodetersebut.
StudilainWidodo(2008)menemukanadanyaindikasitransfer
industrialisasi antara Jepang sebagai lead-goose kepada
Korea, lalu kepada negaraASEAN sertaCina sebagai follower-
geese. Cina bersama Thailand dan Indonesia memiliki
keunggulan komparatif dalam industri padat tenaga kerja
tidak terampil. Cina telah mengejar Jepang dalam industri
padat SDM. Hingga saat ini, Jepang tetap memiliki
keunggulan komparatif dalam industri padat teknologi. Cina
masih harus bersaing secara intensif dengan Korea Selatan
danSingapuradalamindustripadatteknologi.
Keunggulankomparatif
Teori dan konsep keunggulan komparatif dikemukakan oleh
Ricardo, Hecksher dan Ohlin, Krugman hingga Redding.
Redding (2004) menemukan bahwa keunggulan komparatif
ditentukan secara endogenous oleh perubahan dan inovasi
teknologi di masa lampau. Dinamikanya disebabkan oleh
peran perdagangan input; friksi aliran perdagangan dan
investasi internasional akibat faktor geografi, kelembagaan,
transportasi, dan biaya informasi; transmisi pengetahuan
lintasbatas;perbedaanteknologilintasnegara;dankompetisi
monopolistik dalam diferensiasi produk dengan return to scale
yangmeningkat(lihatWidodo,2010).
Keunggulan komparatif sebuah negara ditentukan oleh harga
relatif sebelum perdagangan. Jika sebuah produk domestik
harga relatifnya di bawah harga relatif pasar dunia, maka
negara tersebut memiliki keunggulan komparatif atas produk
tersebut. Harga relatif sebelum perdagangan tergantung
pada biaya produksi relatifnya. Karena tiadanya data
observatif atas biaya relatif dan/atau harga setiap produk
domestik, maka Balassa (1965) mengembangkan pendekatan
alternatif dengan mengasumsikan bahwa keunggulan
komparatifdicerminkanolehekspornyakedunia.Keunggulan
komparatif ekspor diwakili oleh komposisi ekspor komoditas
suatunegaraterhadapekspordunia(lihatMaule,1996).
Flyinggeese
Menurut Kojima (2000) paradigma flying geese yang
dikembangkan Kaname Akamatsu terdiri atas empat tahap
pengejaran, yaitu: tahap pertama, barang konsumsi industri
diimpor dari negara berkembang; tahap kedua, produksi
domestik (strategi substitusi impor) dimulai. Pada saat
bersamaan, negara tersebut harus mengimpor barang modal;
tahap ketiga, produksi domestik juga diekspor. Tahap ini
mencerminkan suksesnya penerapan proses catching-up
industri sepanjang jalur bertahap impor-produksi-ekspor (M
P-E); dan tahap keempat, status maju dalam industri barang
konsumsi telah terangkat jauh. Hal ini terlihat dari turunnya
ekspor barang konsumsi, dan mulainya ekspor barang modal.
Industri kemudian direlokasi ke negara sedang berkembang
(produksi off-shore) berdasarkan keunggulan komparatifnya
(lihatWidodo,2010).
Untuk memudahkan analisis, ilustrasikan bahwa kita sedang
duduk dalam sebuah ruangan. Di luar, ada angsa-angsa
terbang, yang mewakili produk yang diekspor yang akan
dianalisis. Ruangan tersebut memiliki jendela yang mewakili
alat analisis. Melalui jendela tersebut kita melihat angsa
angsa tersebut terbang. Masing-masing (kelompok) angsa
dibedakan berdasarkan kelompoknya, yakni A, B, C dan D
(Widodo,2010).
DataDanSumberData
Data yang digunakan dalam riset ini adalah data ekspor dan
impor yang dikeluarkan oleh World IntegratedTrade Solution
(WITS), World Bank (http://wits.worldbank.org/wits/), dan
46 JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012
49. diolah kembali oleh Pusat Data dan Informasi Kementerian
Perdagangan Republik Indonesia. Data termasuk klasifikasi
Standard International Trade Classification (SITC) 3 revisi 2,
yang mencakup 237 kelompok produk.Satu kelompok produk
yang tidak diikutkan adalah kode produk 675 (hoop & strip, of
iron/steel,hot-roll)karenaketidaktersediaandata.
Secaralengkapdatarisetiniadalah:realisasieksporIndonesia
ke Dunia;realisasi impor Indonesia dariDunia;realisasi ekspor
Cina ke Dunia; realisasi imporCina dari Dunia; realisasi ekspor
Dunia ke Dunia; dan realisasi impor Dunia dari Dunia. Masing
masingdari1985-2010dandalamUS$.
Analisistrennilaiekspordanimpor
Tren nilai ekspor dan impor Indonesia dan Cina sama-sama
meningkat. Peningkatan nilai ekspor dan impor Cina lebih
tinggi daripada Indonesia, terutama pada tahun 2002-2008
yang meningkat signifikan. Jumlah ekspor dan impor kedua
negarapadatahun2009sama-samamenurun.
Pada tahun 1985 dan 1986 nilai ekspor Indonesia lebih besar
dari Cina, namun sejak 1987 dan selanjutnya Cina
meninggalkan Indonesia terutama sejak 2002. Selisih nilai
ekspor Indonesia dan Cina tertinggi terjadi pada tahun 2010,
yaitu sebesar US$1.418.517.548.659. Selisih impor terbesar
kedua negara juga terjadi pada tahun 2010 senilai
US$1.135.225.721.199.
Cina mengalami pertumbuhan ekspor dan impor fantastis
yaitu pada tahun 1987 sebesar 165 persen dan 217 persen.
Tingkat pertumbuhan ekspor dan impor tertinggi Indonesia
terjadi pada tahun 2010 (35 persen) dan tahun 2008 (73,5
persen). Rata-rata pertumbuhan ekspor Indonesia dan Cina
tahun 1985-2010 masing-masing adalah 9,8 persen dan 23,3
persen, sedangkan rata-rata pertumbuhan impor keduanya
untuktahunyangsamaadalah13,1persendan23,5persen.
Indonesia secara konsisten terus mencatat surplus
perdagangan, dengan kisaran di bawah US$50 miliar. Surplus
terbesar terjadi tahun 2006 sebesar US$40.105.372.419.
Perdagangan Cina ke dunia mengalami fluktuasi (surplus dan
defisit eskpor), dan defisit terbesar terjadi tahun 1993 sebesar
US$11.861.384.496.Sejak 1994Cina secara konsisten surplus,
Sumber: WITS (diolah)
Gambar. Tren Nilai Ekspor Indonesia dan Cina, 1985-2010
Sumber: WITS (diolah)
Gambar.Tren Surplus/Defisit Ekspor Indonesia dan Cina, 1985-2010
terutama sejak 2005 yang mencapai di atas US$100 miliar,
d e n g a n s u r p l u s t e r b e s a r p a d a 20 0 8 s e n i l a i
US$393.243.827.147.
Secara umum nilai ekspor Cina lebih besar daripada
Indonesia. Berdasarkan hasil uji independent sample t-test,
didapat nilai signifikansi yang lebih kecil dari alfa 5%, artinya
perbedaan kedua nilai rata-rata berada pada derajat
kepercayaan di atas 95%. Dengan demikian, hipotesis 1
diterima.
AnalisisproductsmappingeksporIndonesiadanCina
Pemetaan produk Indonesia danCina tahun 1985, 1990, 1995,
2000, 2005 dan 2010 menampilkan perubahan peringkat
sepuluhbesarkelompokprodukAsetiaplimatahunan.
ProductsmappingeksporIndonesia.
Sembilan dari top-ten produk ekspor Indonesia tahun 1985
berasal dari sektor primer yaitu pertanian (6 produk) serta
JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012 47
50. pertambangandanpenggalian(3produk).Hanyasatuproduk
yang berasal dari sektor sekunder yakni gas alami dan buatan
(341).
Tahun 1990, dua dari top-ten produk ekspor Indonesia berasal
dari sektor sekunder, yaitu gas alami dan buatan (341) serta
renda, bordir, pita dan hiasan kecil lainnya (656). Sektor
pertanian mendominasi dengan menyumbang tujuh produk.
Sektor pertambangan dan penggalian hanya diwakili oleh
timah(687).
Komposisi top-ten produk eskpor Indonesia 1995 didominasi
oleh sektor primer (sembilan produk). Satu-satunya sektor
sekunder adalah gas alami dan buatan (341). Tujuh produk
primer berasal dari pertanian, sedang dua lainnya dari
pertambangan yakni timah (687) serta bijih dan serbuk logam
dasar(287).
Tahun 2000 komposisi top ten produk ekspor Indonesia tetap
didominasi oleh sektor primer sebanyak sembilan produk.
Batubara, lignit dan gambut (322), bijih dan serbuk logam
dasar (287) serta timah (687) merupakan tiga produk
pertambanganbersamaenamprodukpertanianlainnya.
Top-ten produk ekspor Indonesia tahun 2005 diisi hanya oleh
satu produk dari sektor sekunder yaitu gas alami dan buatan
(341), sisanya sebanyak sembilan buah berasal dari sektor
primer. Jumlah dan jenis produk dari sektor pertambangan
danpenggalianpersissamadengantahun2000.
Sepuluh besar produk ekspor Indonesia tahun 2010
disumbang oleh hanya satu produk sektor sekunder yaitu
serat buatan lainnya (267). Sembilan lainnya dari sektor
primer,yaituenamdaripertanian(minyaknabati,karetalami,
kakao, minyak hewani dan nabati, bumbu-bumbuan serta
kayu lapis) dan tiga dari pertambangan dan penggalian
(timah,batubarasertabijihlogamdasar).
Pergerakan sepuluh besar produk ekspor Indonesia tahun
1985 pada tahun 2010 (gambar 3.7) dan posisi sepuluh besar
produk eskpor Cina 2010 di 1985 (gambar 3.8) menunjukkan
dinamikakeunggulankomparatifIndonesia.
Sumber: WITS (diolah)
Gambar Posisi Peringkat Sepuluh Besar Produk Eskpor Indonesia 2010 pada 1985
Hanya ada satu sampai dua produk kelompok C dan D
bergerak menuju kelompok A. Dinamika ini juga
mengindikasikan pola flying geese Indonesia yang cukup
lambat.
ProductsmappingeksporCina.
Pada tahun 1985, lima diantara top-ten produk ekspor Cina
berasal dari sektor industri pengolahan (sekunder). Adapun
limaproduklainnyaberasaldarisektorpertanian(primer).
Tahun 1990 top ten produk ekspor Cina didominasi oleh
produk sektor sekunder (delapan produk). Produk sektor
primer hanya terdiri atas bahan mentah hewan (291) serta teh
danpasangannya(074).
Mayoritastop-tenprodukeksporCina 1995 berasaldarisektor
sekunder (enam diantaranya berasal dari industri tekstil,
pakaian dan fashion). Produk primer hanya bahan mentah
hewan (291) serta briket, kokas dan semi-kokas, lignit atau
gambut(323)yangkeduanyadarisektorpertanian.
Top-ten Cina 2000 dari sektor sekunder sebanyak tujuh
produk. Salah satunya berasal dari industri otomotif yaitu
trailer, dan kendaraan lainnya, tidak bermotor (786). Produk
sektor primer hanya bahan mentah hewan (291) serta briket,
kokas dan semi-kokas, lignit atau gambut (323) dan timah
(687).
Komposisi sepuluh besar produk ekspor Cina 2005
mayoritas berasal dari sektor sekunder (sembilan
produk dari industri pengolahan).Satu-satunya produk
primer adalah briket, kokas dan semi-kokas, lignit atau
gambut (323). Top-ten 2005 Cina sudah diisi oleh
industri elektronik dan industri mesin, yaitu gramofon,
mesin pendikte dan perekam suara lainnya (763),
instrumen optik dan peralatannya (871) serta mesin
kantor(751).
Top-ten Cina 2010 seluruhnya berasal dari sektor
sekunder. Dua diantaranya berasal dari industri
elektronik yaitu mesin pengolah data otomatis dan
unit-unitnya (752) serta mesin perkantoran (751). Enam
diantaranyadariindustripakaian,tekstildanfashion.
Sumber: WITS (diolah)
Gambar Posisi Peringkat Sepuluh Besar Produk Eskpor Indonesia 1985 pada 2010
48 JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012
51. Sumber: WITS (diolah)
Gambar Posisi Peringkat Sepuluh Besar Produk Eskpor Cina 1985 pada 2010
Sumber: WITS (diolah)
Gambar Posisi Peringkat Sepuluh Besar Produk Eskpor Cina 2010 pada 1985
Pergerakan sepuluh besar produk ekspor Cina tahun 1985
pada tahun 2010 (gambar 3.11) dan posisi sepuluh besar
produk eskpor Cina 2010 di 1985 (gambar 3.12) menunjukkan
dinamikakeunggulankomparatifCina.
Tiga sampai empat produk kelompok C dan D bergerak
menuju kelompok A. Dinamika ini menunjukkan pola flying
geese Cina yang lebih cepat daripada Indonesia dimana
transformasi struktural ekspor Cina beralih dari sektor primer
kesektorsekunder.
Kesimpulan
Nilai ekspor Indonesia lebih kecil daripada nilai ekspor Cina.
Keunggulan ekspor Cina disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain, harga produk ekspor yang lebih rendah, nilai tukar
mata uang Cina terhadap DollarAS yang lebih stabil, efisiensi
produksi dan ekonomi yang lebih baik, kebijakan
industrialisasiberorientasieksporyanglebihagresif,dll.
Jumlah produk ekspor Indonesia yang memiliki keunggulan
komparatif dan spesialisasi ekspor lebih sedikit daripadaCina.
Kemenangan keunggulan komparatif dan spesialisasi ekspor
Cina atas Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor antara
lain,kebijakanperdaganganyanglebihkonsisten,politikyang
lebih stabil, cadangan devisa yang lebih banyak, ketersediaan
Saran yang diberikan riset ini adalah sebagai beriku; Untuk
mengungguli Cina dalam nilai total eskpor ke dunia sangat
berat,mengingatperbedaantingkatpembangunanekonomi,
kapabilitas teknologi dan keunggulan komparatif. Namun
mengikuti sukses Cina, sebaiknya pemerintah Indonesia
mengambil kebijakan strategis perdagangan, misalnya
menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada
kisaran moderat, meningkatkan kualitas produk,
meningkatkan volume produksi, serta kebijakan menambah
cadangan devisa dalam rangka pembiayaan impor barang
modaluntukkeperluanindustrialisasi.
Dalam rangka meningkatkan jumlah produk ekspor yang
memiliki keunggulan komparatif dan spesialisasi ekspor,
pemerintah Indonesia dapat mengambil kebijakan
sebagaimana disarankan Prebisch-Singer hypothesis yaitu
mengubah pola keunggulan komparatif dan menjalankan
industrialisasi substitusi-impor, perencanaan prioritas sektor
perekonomian, proteksi perdagangan, terutama dengan
negara-negara dimana Indonesia belum terikat perjanjian
perdaganganbebas,
ACFTA menciptakan kompetisi dan komplementaritas bagi
negara anggotanya. Bagi Indonesia dan Cina, dapat
dipastikan bahwa kompetisinya lebih besar daripada
komplementaritasnyakarenaproduk-produkyangdihasilkan
adalah serupa misalnya produk dari industri padat modal
tenagakerja. Indonesia dapat memanfaatkan kebutuhanCina
akan komoditas primer (seperti minyak bumi dan baja) dan
komoditas antara (seperti komponen-komponen produk
elektronik dan barang durable) untuk proses industrialisasi
Cina. Sambil lalu Indonesia dapat menyaingi Cina dengan
membangun industri padat teknologi untuk mengurangi
ketergantunganimporIndonesiaatasproduksekunder.
DAFTARPUSTAKA
Badan Pusat Statistik. Berita Resmi Statistik. No. 56/09/Th.
XIV,5September2011.
Badan Pusat Statistik. 2010. Statistik Perdagangan Luar
NegeriIndonesia:Ekspor2009.Jilid1.Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2010. Statistik Perdagangan Luar
NegeriIndonesia:Impor2009.Jilid1.Jakarta.
Balassa, Bela. 1965. “Trade Liberalization and “Revealed”
Comparative Advantage”. The Manchester School of
EconomicandSocialSudies.Vol.33.No.2:99-123.
Berg, Hendrik Van Den. 2005. Economic Growth and
Development.NewYork:Mc.GrawHill/Irwin.
JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012 49
52. Foto oleh: Ratno Sulistiyanto. Lokasi: Dermaga PPP Kupang
50 JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012
53. Kontributor: Ratno Sulistiyanto
Tepat sekali jika orientasi pembangunan perikanan Indonesia
diprioritaskan di wilayah IndonesiaTimur, sebab hal ini berdasarkan
kajian dan data potensi sumberdaya alam masih sangat besar. Salah
satu diantara wilayah IndonesiaTimur yang memiliki potensi besar
disektor perikanan dan kelautan adalah NusaTenggaraTimur dengan
pusat pemerintahan di Kupang.
Berdasarkan data dari UPT. LPPMHP Kupang (Laboratorium
Pembinaan Dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan) dalam
laporan tahunan 2009, Pelayanan Pengujian dan Pembinaan
Mutu Hasil Perikanan untuk tujuan ekspor dari Provinsi Nusa
TenggaraTimur sebesar 2.539,201Ton dengan negaraTujuan
Timor Leste, Australia, China, Jepang dan Singapura
sedangkan produk perikanan yang diantarpulaukan sebesar
1.101,009 Ton dengan daerah tujuan Denpasar, Makasar,
Jakarta,Surabaya,Probolinggo.
Jumlah UPI yang dilayani di NTT dalamTahun 2009 sebanyak
35 buah, dimana sebagian besar diantaranya adalahUPI skala
kecil (rumah tangga). Dari UPI-UPI tersebut terdapat 5 UPI
yang dilayani sampai dengan penerbitan SKP Grade “B”,
sedangkan 3 UPI lainnya dalam proses perbaikan serta 2 UPI
dalamprosesPra–SKP.
Jenis produk yang diekspor berkisar 22 jenis, berbentuk beku
yaitu Udang beku, Crayfish, Scampy, Frozen, Bugs, Lobster
dan Ikan Bandeng. Selain itu berupa olahan kering seperti
Rumput Laut, Lencam kering, Teri Kering, Bandeng Kering,
Cakalang Asap, Tuna Asap yang sebagian besar dieksport ke
Timor Leste,Jepang,Australia,Singapura sedangkan Rumput
lautkeringumumnyadieksportkeChina/Hongkong.
Volume eksport Hasil Perikanan Tahun 2009 melalui UPTD.
LPPMHP Kupang mencapai 2.235,914 Ton, dimana volume
ekspor terbesar adalah Rumput Laut Kering yaitu sebesar
1.351.233 Kg dieksport ke China. Posisi kedua adalah Lencam
kering sebesar 421.720 Kg yang dieksport keTimor Leste. Bila
dibandingkan dengan volume ekspor Tahun 2007, realisasi
volume ekspor yang tercatat melalui LPPMHP Kupang
mengalami penurunan yang cukup signifikan yakni 36,44%
atau turun 1.281,940 ton karena realisasi eksporTahun 2008
hanya 2.235,914Ton (63,55%) sedangkan realisasiTahun 2007
mencapai 3.517,854 Ton. Jenis komoditi yang mengalami
penurunanvolumeekspordalamTahun2008adalahCakalang
Beku (-390.000 Kg), Rumput Laut (- 1.351.233) dari 2.948.571
dan Ikan Teri Kering (- 36.500 Kg) dari 40.500 Kg. Sementara
yang mengalami peningkatan volume ekspor dalam Tahun
2008 adalah Ikan Lencam kering 352.720 Kg dari 69.000 Kg,
Crayfish77.036Kgdari756Kg,
Scampy 91.355 Kg dari 15.912, Udang Beku 254.145 Kg dari
8.165, Frozen shirmp 1.200 Kg dari 50 Kg, Ikan belah kering
10.000Kgdari10.000dariTahun2007.
Negara tujuan eksport hasil perikanan NTT berjumlah 4
negara yaitu Timor Leste, Australia, China dan Jepang.
Adapun jenis produk hasil perikanan yang diekspor pada
Tahun2008sebagaimanaterlihatpadatabel 1berikutini:
NO. JENIS PRODUK NEGARA TUJUAN
TAHUN
+ /
2008 2009
Volume
(Kg)
Volume
(Kg)
1 Rumput laut Kering China/ Hongkong 2.948.571 1.351.233 (-) 1.351.233
2. Cakalang Beku Jepang 390.000 - (-) 390.000
3. Tuna Beku
4. Cakalang Asap
5. Tuna Asap
6. Ikan Lencam/ Asin Timor Leste 69.000 421.720 (+) 352.720
7. Ikan Teri Kering Timor Leste 40.500 4.000 (-) 36.500
8. Scampy Australia 15.912 107.247 (+) 91.355
9. Bugs Australia - 112 (-) 112
11. Crayfish Australia 756 77.792 (+) 77,036
13. Lobster Australia - 525 (+) 525
14. Udang Beku Timor Leste 8.165 262.310 (+) 254.145
15. Ikan Belah kering Timor Leste 10.000 - (-) 10.000
16. Frozen shrimp Timor Leste 50 10.250 (+) 10.200
17. Ikan Bandeng Timor Leste 400 700 (+) 300
18. Ikan kering Timor Leste 34.500 (-) 34.500
J u m l a h 3.517.854 2.235.914 (-) 1.281.940
JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012 51
54. “PASAR DALAM NEGERI
MASIH BERPOTENSI BESAR”
Ir. Moh. Sholeh
(Direktur Utama PT. Cahaya Timur/ Eksportir Ikan Fillet Surabaya)
Ir. Moh. Sholeh adalah selaku pemilik dan sekaligus Direktur Utama dari
PT Angin Timur Seafood. Usah yang dirintis sejak tahun 2005 yang dimulai
dengan omset 300 kg per bulan dan pada tahun 2009 sudah lebih 40 ton,
dan sekarang pun perusahaanya mengalami kemajuan yang cukup pesat.
Demikian sekilas wawancara kontributor JPI dengan beliau;
52 JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012
55. Bagaimana anda melihat prospek bisnis
di dunia perikanan ke depan?
Saya optimis bisnis di sector perikanan
terutama laut sangat maju pesat, meskipun
saat ini pasar ekspor mengalami kelesuan,
akibat krisis ekonomi di eropa. Sehingga
pasar di Cina terutama sebagai pasar
diwilayah asia terkena dampak. Namun
pasar dalam negeri masih cerah, karena
Indonesia relative belum terkana dampak
krisis di eropa.
Apakah menurut anda Lembaga
Pembiayaan modal sangat diperlukan?
Menurut saya permodalan dalam dunia
bisnis sangat diperlukan bagi pengusaha.
Terlebih lagi bagi para pengusaha yang
masih mulai mengembangkan usahanya
seperti saya. Bantuan permodalam sangat
bermanfaat. Namun masih perlu ada
pembenahan cara pandang usaha-usaha
mana yang akan dibiayai. Selama ini Bank
yang menyediakn modal usaha hanya
mendekati usaha yang sudah berkembang
maju, dengan alas an cashflow-nya bias
dipertangunggung jawabkan, maka
dampaknya bagi usaha yang sedang
merintis susah untuk mendapatkan modal
usaha.
Apa yang menjadi masukan buat
pemerintah menurut anda?
Yang pertama, Pemerintah mesti
mengurangi pajak untuk ekspor. Karena hal
ini menjadi beban produksi yang relative
berat. Fakta dilapangan masih
banyakpengusaha yang tidak melaporkan
seluruh produknya yang diekport untuk
dilaporkan pajaknya. Solusinya menurut
saya adalah ada subsidi harga produk untuk
barang-barang yang akan dieksport
sehingga pengusaha akan berlomba-lomba
melaporkan seluruh jenid produk yang
diekspor. Maka secara otomatis Negara
dapat masukan pajak dan harga di tingkat
nelayan tidak akan ditekan, artinya harga
bias tinggi, meskipun pada saat over stock.
Kedua, pemerintah dalam hal ini KKP harus
membatasi jumlah penangkapan,
khususnya untuk jenis ikan yang berukuran
kecil, sebab dapa saat musim ikan, ikan
yang berukuran kelah pemilikcil harganya
jatuh. Hal ini bias dilakukan contoh melalui
penguatan kearifan tradisional, seperti yang
dilakukan di NTT misalnya. Dimana
penangkapan ikan diatur secara adat. Ada
waktu-waktu tertentu nelayan tidak boleh
melaut, sehingga akan berpengaruh
terhadap tumbuh besar ikan yang kecil,
sementara nelayan pada saat musim tidak
beleh melaut nelayan menangkap tripang,
sehingga tetap berpenghasilan.
JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012 53
56. Ketiga, aturan yang kurang diterapkan,
seperti perijinan eksport. Fakta dilapang
sering pengusaha melanggar perijinan
eksport tapi dinas yang menangani
membiarkan saja.
Saya contohkan misalnya tentang sertifikasi
produk. Misalkan sertikat produk saya gread
C , tapi importer luar menginginkan gread
B, maka produk saya tertolak meskipun
sebenarnya importer itu mau menerima
produk saya yang bergread C. Nah disini
pemerintah mestinya melakukan sosilaisasi
bahwa kebutuhan pasar (luar negeri) adalah
produk yang berg read B, dan pengusaha
diberi kemudahan untuk mensertifikan
produknya yang bergread C. Artinya disini
pemerintah kurang perhatian.
Apa yang menjadi kiat anda sehingga
usaha anda berkembang relative cepat?
Berbuat dan memberikan pelayan yang
terbaik bagi custumer, pelanggan minta A
saya beri A, pelanggan minta B saya beri B.
Dan saya memandang bahwa hubungan
dengan pelanggan tidak hanya hubungan
buyer dengan produsen, tapi hubungannya
adalah seperti saudara, sehingga ketika kita
melayani saudara tidak mungkin kita akan
menipu atau membohongi pruduk yang
akan kita jual.[]
Produk PT. Cahaya Timur
Produk unggulan perusahaan kami adalah blue shark, dengan kata lain hiu air. Produk hiu kami olah dengan proses fillet yang dijual
dalam bentuk frozen (beku). Kami melakukan pemilihan bahan baku sendiri dengan memperhatikan kualitasnya. Tahapan proses pun
orang-orang kami sendiri yang mengawasi dengan mengantongi sertifikat stadart mutu internasional, HACCP. Sehingga mutu produk
kami terjamin.
Para pelanggan hiu fillet kami telah mencapai empat ratus katering, hotel dan restoran yang tersebar di Sidoarjo dan Surabaya.
Pelanggan tetap produk fillet hiu kami adalah katering Sono Kembang, terbesar di Jawa Timur dan katering Hidayah di Surabaya.
Tidak cukup menjelajah pasar lokal, kami pun menjelajah pasar internasional dengan mengekspor fillet hiu ke Hongkong, Australia
dan New Zealand.
54 JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012
57. Iskandar, S.Pi (Anggota DPRD Kabupaten Pamekasan Madura)
Melihat sosok yang satu ini, mungkin orang
tidak menyangka kalau beliau masih muda
usianya karena rambutnya sebagian besar
sudah memutih. Beliau adalah Iskandar, S.Pi
anggota DPRD Kabupaten Pamekasan dari
Fraksi PPP. Sebagai politisi beliau terbilang
memiliki visi yang jauh kedepan untuk lebih
menyuarakan kehidupan masyarakat kecil
Petani dan Nelayan. Sebagai Ketua
Paguyuban Masyarakat Pesisir (Pagumaser)
di Pamekasan Madura.Tutur bahasanya
kalem dan tertata menunjukan bahwa beliau
tidak gegebah dalam memberikan
pernyataan. Beliau lulusan Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya Malang
angkatan 1994, dengan seorang istri dan 3
orang anak menambah kematangan beliau
dalam menjalani kehidupan ini. Berikut ini
petikan obrolan JPI dengan sosok Iskandar,
S.Pi disela-sela aktifitasnya sebagai anggota
DPRD Kabupaten Pamekasan tentang
pengembangan Bisnis Perikanan dan
seputar kebijakan pemerintah mengenai
garam impor.
JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012 55
58. Bagaimana anda memandang prospek bisnis
perikanan kedepan khususnya di Pamekasan?
Saya sangat optimis, karena potensi laut di
wilayah madura dan pulau-pulau kecilnya masi
terbentang luas untu dikembangkan. Potensi ini
terutama sektor pengolahan dan budidaya
lautnya, selain penangkapan.Tinggal menunggu
peran srta pemerintah dan pihak swasta untuk
membuka diri, beriventasi menanam modalnya
untuk pengembangan sektor tersebut.
sEmentara itu ABPD disektor ini cukup
menempati porsi yang besar. Hal ini seperti
terlihat di anggaran untuk Dinas Perikanan dan
Kelautan Kabupaten Pamekasan tahun 2012
mencapai 5% lebih 1T. sementara dari porsi
tersebut alokasi belanja barang dan jasa
diprioritas dalam hal pemberdayaan
masyarakat. 2,2 M dibandingkan dengan belaja
pegawai sekitar 150 juta, sehingga dengan
besarnya alokasi tersebut peran pemerintah
daerah sangat dibutuhkan. Pemerintah daerah
mesti membuka seluas-luas dengan pihak
swsata untuk kerjasama dalam pengembangan
bisnis perikanan.
Kendala apa yang anda lihat dari pengalaman
sebelumnya alokasi ABPD tersebut terserap
kepada masyarakat?
Dari pengalaman yang ada menurut saya kita
pemerintah daerah mesti lebih inovatif dalam
melakukan penerpan program-program yang
sudah direncanakan, artinya program-program
tersebut mesti berdampak pada ekonomi
masyarakat. Contohnya adalah bahwa
pamekasan termasuk daerah yang
mendapatkan grojokan dana relatif besar dari
Pemerintah Pusat untuk melakuakn
pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir. Hal
ini akan menjadi kendala jika pemerinta daerah
tidak melakukan inovasi program yang
berorientasi pada peningkatan ekonomi
masyarakat pesisir.Yang kedua adalah ditutut
keseriusan pemerintah daerah dalam hal
pembinaan masyarakat pesisir dan juga
pemerintah daerah mesti memiliki visi kedepan
dalam melaksanakan program-program
pemberdayaan. Harapanya program-program
tersebut tidak sekedar pemberi “bantuan”,
namun mesti berkelanjutan mengahsilkan
kegiatan ekonomi masyarakat pesisir. Contoh
produk olahan perikanan butuhna sentuhan
teknologi sehingga akan menghasilkan nilai
ekonomis yang tinggi dan berdaya saing.
Contohnya produknys adalah garam dan
rumput laut. Sehingga kita butuh investor
Tadi anda menyebut garam, bagaimana anda
melihat program PUGAR di Pamekasan ini,
dampak bagi petani garam?
Program ini cukup baik, jika melihat dari tujuan
56 JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012
59. PUGAR yang telah disosialisakan bahwa
program tersebut untuk meningkatka
pendapatan petani garam degan difasilitasi
modal usaha sehngga harapannya garam yang
ada secara kualitas dan produksinya meningkat.
Namun persoalannya adalah dibutuhkan
pengawasan yang cukup intensif dari
pemerintah, agar PUGAR ini tidak terkesan
formalitas belaka, harus tepat sasaran dan tepat
fungsi. Beberapa contoh kasus yang saya pernah
pantau, program tersebut hanya untuk
pengecatan baling-baling mesin penggrak air
agar nampak bagus dipandang. Hal ini kan tidak
tepat fungsi, yang mestinya petani bisa
meningkatkan kualitas garamnya ini menjadi
tidak bisa, dan menjadi mubadzir.
Anda sebagai salah satu Anggota DPRD
Kabupaten Pamekasan bagai melihat adanya
kontradiksi kebijakan tentang Import Garam
yang dilakukan oleh Departemen
Perdagangan akhir-akhir ini, komentar anda?
Pertama kita melihat kebutuhan produksi bahan
baku garam bagi perusahaan-perusahan sangat
besar, sementara kemampuan produksi garam
rakyat kurang mencukupi kebutuhan tersebut
secara nasional. Disisi lain ada keinginan
pemerintah untuk memenuhi produksi yang
memenuhi standar kualitas yang memadai,
dimana hal ini merupakan dampak pasar global.
Oleh karena itu, pemerintah harus melakukan
pembinaan yang serius terhadap garam rakyat
ketika kebijakan impor garam dilaksanakan.
Pemerintah harus melakukan proteksi yang
proporsional agar garam rakyat tetap dapat
diserap oleh perusahaan, dan petani garam tidak
dirugikan. Sementara pemerinta juga harus
memantau penerapan kebijakan tata niaga
garam yang dilakukukan oleh perusahaan
perusahaan besar. Karena sering terjadi ketidak
konsistenan yang dilakukan oleh para
perusahaan dalam menentukan harga garam
rakyat, sehingga para petani garam rakyat
mengalami kerugian. Begitu juga bagi
perushaan-perusahan yang membeli garam
impor dengan tujuan menimbun akan
memperparah tata niaga garam nasional,
dimana pemerintah tahu akan hal itu namun
diam saja, seakan-akan tidak mengetahui. Hal
ini tidk bisa dibiarkan, mesti ada tindakan oleh
pejabat yang berwewenang. Harapannya semua
itu adalah rakyat tidak dirugikan, perusahaan
mengalami keuntungan dan pemerintah juga
bisa menerapkan kebijakan yang sudah
ditetapkan. Intinya adalah saya setuju garam
impor, tapi mesti dibatasi. Agar kita tidak
disebut sebagai bangsa yang tertutup terhadap
perdagangan global.
Harapan Anda selaku Anggota DPRD
Kabupaten Pamekasan terhadap
pembangunan daerah?
Harapan saya adalah kedepan pemerintah
sudah harus melakukan adopsi teknoogi
teknolgi terhadap program-program
pembangunan yang akan dilakukan, baik sekala
home industri maupun sekala yang lebih besar.
Selain peningkatan SDM pelaku usaha juga
mesti diberdayakan,misalkan dengan pelatihan
pelatihan paket teknologi. Agar dengan dengan
seperti itu masyarakat akan meningkat kegiatan
ekonominya dan daerah juga akan mengalami
peningkatan daya saingnya.[]
ISKANDAR, SPI. Anggota DPRD Pamekasan 2009-2014.(Foto oleh: Ratno Sulistiyanto)
JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012 57
60. SekilasTentangYBDN
Membekali Nelayan
Ilmu Budidaya Ikan
di Kolam Terpal
Yayasan Bumi Darun Najah (YBDN) mempunyai komitmen dalam rangka
peningkatan pendidikan dan kualitas Sumberdaya manusia (SDM) generasi
muda masyarakat pesisir Kecamatan Lekok. Salah satu wujud komitmen
YBDN di bidang pendidikan dan pelatihanTeknik Budidaya Ikan Lele di KolamTerpal
sebagai Alternatif Mata Pencaharian Nelayan Dimasa Paceklik, yang
diselenggarakanataskerjasamadenganKementerianPendidikanNasional.
Pelaksanaanpadatanggal10 s/d13Desember2011DiBalaidesaJatirejoKecamatan
Lekok Kabipaten Pasuruan. Diikuti oleh 40 orang peserta yang berprofesi sebagai
nelayan.Instruktur:Dr.Ir.ArningWilujeng,MS(pakarBudidayaPerikanandanPakan
Universitas Brawijaya Malang), Gatot Ardian, S.Pi (praktisi pemberdayaan desa
pesisir),AbdulRahman,S.P(pengajardiSMKNegeriPasuruan)
Sebagai lembaga swadaya masyarakat yang berbasis pesantren,Yayasan Bumi Darun Najah memiliki peranan yang strategis sebagai agen perubahan dan penggerak
pembangunan dalam masyarakat. Kedekatan pesantren baik secara sosial, cultural maupun ritual dengan masayarakat (konstituen) merupakan modal (nilai) lebih yang
tidak dimiliki oleh lembaga swadaya masyarakat lainnya.
Sejak awal berdirinya pesantren Darun Najah pada tahun 70-an sampai di legal formalkannya menjadiYayasan Bumi Darun Najah dengan akte notaris pada tahun
2000,Yayasan Bumi Darun Najah telah memberikan sumbangsih dalam bidang pendidikan, pembinaan dan pemberdayaan masyarakat di daerah pesisir sesuai motto
yayasan; Education for wisdom, Economic for Prosperity, Environment for the better life
Kami memahami pentingnya keberlanjutan dari program-program yang telah ada untuk mencapai visi dan misi dari yayasan Bumi Darun Najah demi terwujudnya
masyarakat madani yang adil, makmur dan sejahtera di bawah lindungan, bimbingan dan hidayahAllah SWT. Berangkat dari ituYBDN akan melakukan pengelolaan
demi terciptanya pengharapan dari pihak-pihak terkait dengan menjadi prime mover perubahan sosial dan pembangunan masyarakat.
Wujud komitmenYBDN dalam upaya melakukan perubahan diwilayah desa Advokasi (pendampingan) dan pemberdayaan wanita dan pemuda:
pesisir adalah antara lain: a. Life skill education untuk pemuda dan wanita
Pendidikan: b. Fasilitasi pembentukan dan Penguatan Kelembagaan Nelayan, petani dan
– Pendidikan Anak Usia Dini (Play Group) peternak : Majelis Perwakilan Nelayan (MPN) Lekok, Organisasi Kepemudaan
– Raudhatul Atfhal (Taman Kanak- Kanak) Plus (FKPPM)Lekok, KelompokTani dan Pembudidaya ikan (POKDAKAN)
– Madrasah Diniyah (MADIN) c. Pendampingan nelayan dalam penyelesaian permasalahan seperti; Konflik
– Keaksaraan Fungsional (KF) nelayan Lekok dengan Sreseh, Bata-bata (Madura), Penyelesaian konflik harga
– Kejar paket A, B dan C ikan antara nelayan dengan agen (suplayer) ikan
– Pondok Pesantren d. Advokasi kebijakan publik seperti: Monitoring program pembangunan (fisik
dan non-fisik) di Kecamatan Lekok, Monitoring program BLT dan distribusi
bantuan LPG Gratis bagi masyarakat
Alamat YBDN: Jl. Semeru Raya 126 RT/RW. 05/10 Desa Jatirejo Kec. Lekok Kab. Pasuruan Jawa Timur 67186
Telp. 0343-6240122 Email: pesantrenbumidarunnajah@yahoo.com
61. PANTAI KAMALI DI MALAM AHARI. Pesona malam hari di area publik Pantai Kamali Kota Bau-
Bau hasil dari reklamasi berdampak pada tumbuhnya aktifitas ekonomi masyarakat.
(Foto oleh: Ratno Sulistiyanto)
PESONA MALAM PANTAI KAMALI
BAU-BAUKeindahan alam memang selalu menawan apalagi jika diiringi dengan tumbuhnya ekonomi rakyat disekitarnya.
Inilah yang kita lihat dan rasakan di Pantai Kamali. Pantai ini terletak di pusat kota Bau-Bau, SulewesiTenggara.
Pantai Kamali merupakan obyek wisata sekaligus tempat berkumpulnya masyarakat diruang terbuka. Potensi
obyek wisata ini cukup besar untuk menggeakan ekonomi masyarakat. Disekitar ada kawasan penjual makan
mulai dari ikan bakar, aneka gorengan hingga es pisang ijo. Pengunjung Pantai Kamali dapat menikmati
panorama laut dan terbenamnya matahari yang indah sambil menikmati jajanan maupun makanan yang sudah
siapsejakpukul4sore.
Di Bau-bau sendiri terdapat bebarapa obyek wisata yang tidak kalah indah dengan daerah lain. Misalkan saja
Pantai Nirwana: Pantai ini terletak 5 Km dari pusat koata Bau-Bau. Di pantai ini wisatawan dapat menyalurkan
hobi berolahraga air, berselancar, jet ski dan perahu atau sekedar bersantai dengan indahnya panorama pantai
yang hangat. Pantai Palabusa:Terletak sekitar 6 Km dari Kota Bau-Bau. Merupaka salah satu obyek wisata alam
pantaiyangdikelilingiolehvegetasimutiara.
JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012 59
62. PANTAI LAKEBAObyek Wisata Pantai ini berjarak sekitar 7 Km dari Kota Bau-Bau. Pantai ini relatif dangkal dengan air
lautnya yang jernih dan pantainya yang berpasir putih. (Foto oleh Ratno Sulistiyanto)
60 JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012
63. Pantai Kokalukuma yang terletak di kelurahan Waruruma Kecamatan Wolio, sekitar 7 Km dari pusat
Kota Bau-Bau. Pantai Nirwana terletak 5 Km dari pusat koata Bau-Bau. Di pantai ini wisatawan
dapat menyalurkan hobi berolahraga air, berselancar, jet ski dan perahu atau sekedar bersantai
dengan indahnya panorama pantai yang hangat. Pantai Palabusa terletak sekitar 6 Km dari Kota
Bau-Bau. Merupaka salah satu obyek wisata alam pantai yang dikelilingi oleh vegetasi mutiara.
JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012 61
64. Samsung Galaxy Beam :
Proyektor Kecil Berdaya Tinggi
Beredar kabar bahwa Samsung sedang bersiap untuk
merilis Galaxy Beam, sebuah ponsel dengan
proyektor kecil tetapi berdaya tinggi 15 lumen.
Smartphone kelas menengah berbasis Android yang
pertama kali dimunculkan saat MWC 2012 lalu ini
disiapkan untuk rilis bulan April 2012, dengan pasar
pertama berada di India. Galaxy Beam akan dijual
dengan harga sekitar $500. Spesifikasi Galaxy Beam
antara lain memiliki layar 4 inci resolusiWVGA,
prosesor dual-core 1 GHz, dan kamera belakang 5MP
serta kamera depan. Galaxy Beam memakai Android
2.3 Gingerbread.
Galaxy Beam memungkinkan pemakainya untuk
berbagi gambar, video, dan presentasi secara
langsung yang dapat diperbesar hingga sebesar 50
inci. Galaxy Beam ini lebih terang dan lebih kuat
daripada Galaxy Beam sebelumnya, dan mampu
bersaing dengan proyektor pico dasar. Lampu
proyektornya juga bisa bertahan 20.000 jam sehingga
tidak memerlukan penggantian yang sering.
Laptop Android ARM
Bikinan Acer Asus Samsung dan Toshiba
Acer, Asus, Samsung danToshiba diberitakan sedang
mengembangkan laptop dengan prosesor berbasis
ARM dan menjalankan OS Android. Menurut laporan,
laptop tersebut akan diluncurkan ke pasar pada akhir
tahun 2011.
Laptop Android dengan chip ARM akan murah
harganya agar bisa kompetitif. Beberapa pabrikan
berencana menghargai diantara harga USD 300 atau
sekitar Rp. 2,5 Jutaan. Chip tersebut selama ini berada
di arena smartphone dan komputer tablet.Vendor asal
Inggris tersebut banyak diproduksi oleh Samsung,Texas
Instruments, Qualcomm, MarvelTechnologies serta
Nvidia.
62 JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012
65. DSLR Olympus E-M5
Seperti Porsche 911, sebuah desain legendaris tak lekang waktu. Sepertinya Olympus juga berpendapat sama, karena kamera DSLR terbarunya
ikut mengadopsi desain retro-classic, sama seperti Olympus Pen.
DSLR tersebut, yang dinamakan E-M5, sudah menjadi bahan rumor yang sangat panas dibicarakan di komunitas fotografi. Beberapa jam lalu,
seseorang user menemukan foto di atas pada situs Amazon Jepang. Seperti yang dapat dilihat, desain kamera ini sangat serupa dengan desain
Olympus OM-4T, sebuah DSLR yang dipasarkan tahun 80-an.
Olympus E-M5 disebut-sebut sebagai kamera pertama yang dilengkapi teknologi peredam getar 5-axis. Rata-rata peredam getar saat ini hanya
dapat meredam pergerakan 2 axis. Jika benar kamera ini dilengkapi peredaman 5-axis, maka E-M5 berpotensi dapat meredam getaran bahkan
saat pemotretan macro.
Sebuah foto lain yang dibocorkan menunjukkan kamera E-M5 versi hitam dan perak beserta beragam aksesorisnya.Terlihat dalam foto
tersebut adalah dua lensa baru, 75mm f/1.8 dan 60mm f/2.8. Berdasarkan ukuran pada foto tersebut, E-M5 sepertinya menggunakan
standarisasi Micro Four-Thirds seperti Olympus Pen, sehingga mungkin tidak dilengkapi cermin utama. Kita tunggu saja saat kamera ini
diluncurkan Rabu nanti, 8 Februari 2012.
Spesifikasi Olympus E-M5 (sesuai rumor):
· Sensor 16 megapixel dengan peredaman getar 5-axis
· Autofokus tercepat saat ini (lebih cepat dari Nikon D4)
· Continuous frame sampai 9 frame per detik
· TruepicVI image processor
· ISO 200 – 25600
· ElectronicViewfinder resolusi 1,44 mega dot
· Layar OLED 3 inci touchscreen yang dapat diputar
· Perekaman video Full HD
· Harga (perkiraan) $1200
Sumber: 43rumors.com
Notebook PalingTipis di Dunia
Dell kini secara resmi mengumumkan peluncuran produk notebook baru. Notebook terbaru tersebut adalah
Dell XPS series. Seperti yang sudah diketahui, Dell memiliki notebook Inspiron series untuk entry level.
Sedangkan XPS series lebih ditujukan untuk segmen menengah ke atas. Dell mengumumkan dua produk
barunya adalah Dell XPS L502X dan Dell XPS 15z. Dell XPS 15z adalah yang pang menjadi sorotan karena
disebut sebagai notebook tertipis di dunia untuk ukuran 15,6-inci.
ell XPS 15z
Spesifikasi Dell XPS 15z
Dell XPS 15z memiliki spesifikasi yang sangat menarik. Laptop tipis ini memiliki Intel Core i7 generasi kedua
(Sandy Bridge) sebagai prosesor dan NVIDIA GeForce GT 525M 2 GB sebagai GPU. Notebook ini juga
dilengkapi dengan teknologi NVIDIA Optimus yang tentu saja dapat menghemat efisiensi baterai pada
notebook.
Laptop ini mampu menampilkan gambar dengan resolusi 1920×1080.Ternyata notebook ini hanya memiliki
ketebalan kurang dari 2,5 cm dan bobot kurang dari 3 kg. Notebook ini bisa dibawa pulang dengan menebus
harga mulai dari US$ 1700 atau sekitar Rp 14 jutaan.
Sumber: Dell XPS 15z Laptop: the thinnest 15" PC on the planet
JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012 63
66. Redaksi menerima tulisan berupa hasil riset,
opini, laporan pembangunan dan dokumentasi foto
yang bertema pengembangan bisnis perikanan.
Kirim ke email: jp_indonesia@yahoo.com
Kampung nelayan di Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur.
64 JURNAL PERIKANAN INDONESIA JUNI 2012