WSOSLOT88 : Prediksi Pengeluaran Togel Jepang Hari ini 16 Mei 2024
jurnal nilam.docx
1. 1
KELAS SOSIAL DI MASYARAKAT HUTA IV SEMANGAT BARIS,
NAGORI SILAU MALAHA
Oleh: Nilam Cahya Khairani (221003050)/nilamcahyakhairani3@gmail.com
Kalvin Alexander Hulu (221003033)/kalvinhulu2@gmail.com
Dosen pengampu : Ibu Yusmalinda,SE,MM.
ABSTRAK
Kelas sosial merupakan bentuk pengelompokan yang alami terjadi dalam sebuah kehidupan. Para anggota kelas
sosial tertentu merasa anggota kelas sosial lainnya lebih tinggi maupun lebih rendah. Menurut Ujang
Sumarwan, Kelas sosial adalah bentuk lain dari pengelompokan masyarakat ke dalam kelas atau kelompok yang
berbeda. Kelas Sosial akan memengaruhi jenis produk, jenis jasa, dan merek yang dikonsumsi konsumen. Kelas
Sosial juga mempengaruhi pemilihan toko, tempat pendidikan, dan tempat berlibur dari seorang konsumen.
Penggunaan ini mencerminkan perubahan dalam struktur masyarakat Eropa Barat setelah revolusi industri dan
politik pada akhir abad ke-18. Perkembangan kelas sosial baru didefinisikan dalam istilah ekonomi, baik oleh
kepemilikan modal atau, sebaliknya, dengan ketergantungan pada upah. Kelas sosial harus dibedakan dari
kelompok status; yang pertama didasarkan terutama pada kepentingan ekonomi, sedangkan yang kedua didasari
oleh evaluasi kehormatan atau prestise pekerjaan, posisi budaya, atau keturunan keluarga. Status sosial, kekuasaan
dan penghasilan merupakan tolak ukur seseorang dalam kehidupan saat ini. Menurut Josep Schumpeter
mengatakan bahwa terbentuknya kelas-kelas dalam masyarakat adalah karena diperlukan untuk menyesuaikan
masyarakat dengan keperluan-keperluan yang nyata. . Didalam setiap masyarakat akan dijumpai lapisan sosial
karena setiap masyarakat mempunyai sikap menghargai yang tertentu terhadap bidang-bidang kehidupan yang
tertentu. Dengan demikian kita mengenal lapisan sosial yang tinggi, rendah dan menengah. Himpunan orang-
orang yang merasa dirinya tergolong pada lapisan sosial tertentu, hal mana diakui masyarakat itu dinamakan kelas
sosial.
Kata Kunci : Kelas Sosial
ABSTRACT
Social class is a form of grouping that naturally occurs in life. Members of a certain social class
perceive members of other social classes as either higher or lower. According to Ujang Sumarwan,
social class is another form of grouping people into different classes or groups. Social class will
affect the types of products, types of services, and brands consumed by consumers. Social class also
influences a consumer's choice of shops, places of education, and places of vacation. This usage
reflects changes in the structure of Western European society after the industrial and political
revolutions of the late 18th century. The development of a new social class is defined in economic
terms, either by the ownership of capital or, conversely, by dependence on wages. Social class must
be distinguished from status group; the former is based primarily on economic interests, while the
latter is based on evaluations of job honor or prestige, cultural position, or family ancestry. Social
status, power and income are the benchmarks of a person in today's life. According to Joseph
Schumpeter said that the formation of classes in society is necessary to adapt society to real needs. .
In every society there will be social strata because every society has a certain attitude of respect for
certain areas of life. Thus we recognize the high, low and middle social strata. The set of people
who feel they belong to a certain social layer, which the society recognizes is called a social class.
Keywords: Social Class
2. 2
PENDAHULUAN
Kelas sosial merupakan bentuk
pengelompokan yang alami terjadi dalam
sebuah kehidupan. Para anggota kelas sosial
tertentu merasa anggota kelas sosial lainnya
lebih tinggi maupun lebih rendah.
Menurut Ujang Sumarwan, Kelas
sosial adalah bentuk lain dari pengelompokan
masyarakat ke dalam kelas atau kelompok
yang berbeda. Kelas Sosial akan
memengaruhi jenis produk, jenis jasa, dan
merek yang dikonsumsi konsumen. Kelas
Sosial juga mempengaruhi pemilihan toko,
tempat pendidikan, dan tempat berlibur dari
seorang konsumen.
Kelas sosial dan pendapatan juga sangat
berhubungan dengan keputusan pembelian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelas
sosial apa paling banyak yang ada di Huta IV
Semangat Baris. Apakah kelas sosial yang rendah,
menengah ataupun yang tinggi. Di ukur
berdasarkan referensi mereka memilih produk
baju, tempat liburan dan media sosial yang paling
sering digunakan.
Istilah kelas sosial pertama kali
digunakan secara luas pada awal abad ke-19,
menggantikan istilah-istilah seperti peringkat
dan urutan sebagai deskripsi pengelompokan
hierarkis utama dalam masyarakat.
Penggunaan ini mencerminkan perubahan
dalam struktur masyarakat Eropa Barat
setelah revolusi industri dan politik pada akhir
abad ke-18. Perkembangan kelas sosial baru
didefinisikan dalam istilah ekonomi, baik oleh
kepemilikan modal atau, sebaliknya, dengan
ketergantungan pada upah. Kelas sosial harus
dibedakan dari kelompok status; yang
pertama didasarkan terutama pada
kepentingan ekonomi, sedangkan yang kedua
didasari oleh evaluasi kehormatan atau
prestise pekerjaan, posisi budaya, atau
keturunan keluarga.
Status sosial, kekuasaan dan
penghasilan merupakan tolak ukur seseorang
dalam kehidupan saat ini. Faktor yang paling
utama dalam status sosial, kekuasaan dan
penghasilan itu adalah uang. Uang adalah
segalanya bagi setiap orang saat ini. Uang
diperlukan pada kedudukan kelas sosial atas.
Namun, kedudukan kelas sosial seseorang
tidak secara langsung sebanding dengan
penghasilan. Diperlukan banyak sekali uang
3. 3
untuk dapat hidup menurut cara hidup orang
berkelas sosial atas.
Perlu diperdalam bahwa kelas sosial
didefinisikan sebagai suatu strata (lapisan)
orang-orang yang berkedudukan sama dalam
kontinum (rangkaian kesatuan) status sosial.
(Horton Paul b, dkk. 1990: 5). Menurut Josep
Schumpeter mengatakan bahwa terbentuknya
kelas-kelas dalam masyarakat adalah karena
diperlukan untuk menyesuaikan masyarakat
dengan keperluan-keperluan yang nyata.
(Soerjono Soekonto, 1982: 260). Didalam
setiap masyarakat akan dijumpai lapisan
sosial karena setiap masyarakat mempunyai
sikap menghargai yang tertentu terhadap
bidang-bidang kehidupan yang tertentu.
Dengan demikian kita mengenal lapisan sosial
yang tinggi, rendah dan menengah. Himpunan
orang-orang yang merasa dirinya tergolong
pada lapisan sosial tertentu, hal mana diakui
masyarakat itu dinamakan kelas sosial.
(Soerjono Soekanto, 1982: 207). Dalam kelas
sosial yang berperan penting yaitu
masyarakat. Masyarakat adalah orang yang
hidup bersama yang menghasilkan
kebudayaan (Soerjono Soekonto, 1982: 4).
Jumlah penduduk yang sudah bekerja
di Huta IV Semangat Baris, Silau Malaha
adalah sebanyak 157 jiwa. Kegiatan ekonomi
masyarakat di Huta IV Semangat Baris, Silau
Malaha adalah petani, peternak ikan, ibu
rumah tangga, dan buruh bangunan. Peternak
ikan sebanyak 50% (pria), petani sebanyak
20%, ibu rumah tangga 15% dan buruh
bangunan sebanyak 15%.
TINJAUAN PUSTAKA
1. KELAS SOSIAL
Menurut Ujang Sumarwan, Kelas sosial
adalah bentuk lain dari pengelompokan
masyarakat ke dalam kelas atau
kelompok yang berbeda. Kelas Sosial
akan memengaruhi jenis produk, jenis
jasa, dan merek yang dikonsumsi
konsumen. Kelas Sosial juga
mempengaruhi pemilihan toko, tempat
pendidikan, dan tempat berlibur dari
seorang konsumen.
Kelas sosial atau golongan sosial merujuk
kepada perbedaan hierarkis antara insan
atau kelompok manusia dalam
masyarakat atau budaya. Biasanya
kebanyakan masyarakat memiliki
4. 4
golongan sosial, tetapi tidak semua
masyarakat memiliki jenis-jenis kategori
golongan sosial yang sama.
Kelas sosial adalah stratifikasi sosial
menurut ekonomi (menurut Barger).
Ekonomi dalam hal ini cukup luas yaitu
meliputi juga sisi pendidikan dan
pekerjaan karena pendidikan dan
pekerjaan seseorang pada zaman
sekarang sangat mempengaruhi kekayaan
/ perekonomian individu.
Menurut Bernard Barber Bernard Barber
mendefinisikan kelas sosial sebagai
sebagai himpunan keluarga-keluarga.
Menurutnya, bahwa kedudukan seorang
anggota keluarga dalam suatu anggota
kelas terkait dengan kedudukan anggota
keluarga lain. Bilamana seorang kepala
keluarga atau anggota keluarga
menduduki suatu status tinggi maka
status anggota keluarga yang lain akan
mendapatkan status yang tinggi pula.
Sebaliknya apabila status kepala keluarga
mengalami penurunan maka menurun
pula status anggota keluarganya.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelas
Sosial
1. Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang dapat
memengaruhi kelas sosial orang
tersebut.
Umumnya, orang dengan pendidikan
tinggi akan berada di kelas sosial atas,
sedangkan masyarakat dengan
pendidikan rendah akan berada di
kelas sosial bawah.
Sebab, biasanya orang yang mampu
menempuh pendidikan yang tinggi
adalah mereka yang mampu secara
kemampuan dan kondisi ekonomi.
selain itu, lingkungan juga bisa
mendukung kondisi pendidikan
seseorang. Jika keluarga dan
lingkungan masyarakat mayoritas
berpendidikan tinggi, maka orang
tersebut juga memiliki kesempatan
untuk mendapatkan akses
pendidikan. Tingkat pendidikan juga
dapat mengubah kelas sosial seseorang
yang semula rendah menjadi kelas
sosial atas, teman-teman. Oleh karena
5. 5
itu, negara berupaya meratakan akses
dan hak pendidikan kepada setiap
warga masyarakatnya agar terhindar
dari kesenjangan sosial.
2. Pekerjaan
Semua orang harus bekerja untuk
mendapatkan penghasilan guna
memenuhi kebutuhan hidupnya. Ada
beragam jenis mata pencaharian yang
dilakukan masyarakat, menyesuaikan
dengan kebutuhan, kemampuan, dan
kondisi lingkungan. Jenis pekerjaan
ternyata juga dapat memengaruhi
terbentuknya kelas sosial di kehidupan
masyarakat, teman-teman. Sebab, ada
beberapa pekerjaan yang dianggap
berada di 'kelas atas'. Apa
sebabnya? Semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang, maka semakin
banyak pula kesempatan kerja yang
diperoleh orang tersebut. Selain itu,
ada pekerjaan yang hanya dapat
diperoleh ketika seseorang telah
menempuh pendidikan tinggi, koneksi
yang luas, dan pengalaman yang
banyak. Sementara itu, orang dengan
pendidikan rendah juga hanya dapat
bekerja di tempat dan tugas yang
terbatas.
3. Pendapatan
Seperti yang telah disebutkan di atas,
jumlah pendapatan juga akan
membentuk kelas sosial berdasarkan
kondisi ekonominya.Orang
berpenghasilan tinggi berada di kelas
ekonomi atas, sementara penghasilan
rendah berada di kelas ekonomi
menengah hingga ke
bawah. Penghasilan atau pendapatan
dapat memengaruhi kemampuan dalam
memenuhi kebutuhan.
Orang dengan pendapatan lebih banyak
memiliki kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan dengan barang berkualitas,
mengatur cara berpakaian, cara hidup,
memilih makanan bergizi, dan alat
transportasi yang memudahkan
mobilitas. Orang dengan pendapatan
rendah hanya dapat memenuhi
kebutuhan mendesak, dan
mengutamakan apa yang bisa digunakan
6. 6
untuk bertahan hidup, bukan untuk
mendapatkan pengakuan. Tidak bisa
dihindari, banyak aspek di dalam
masyarakat yang dinilai dari kondisi
ekonominya.Sebab, orang dengan
kekayaan, penghasilan tinggi, jabatan
dan kedudukan terpandang
mendapatkan hak-hak istimewa. Hak
istimewa yang berlaku di masyarakat
sifatnya objektif, yaitu ditentukan
berdasarkan status sosial seseorang.
3. Motif Konsumen
Para pembeli memiliki motif-motif
pembelian yang mendorong mereka untuk
melakukan pembelian. Ada 3 macam yaitu :
a. Karena kebutuhan
b. Berdasarkan keuntungan
c. Berdasarkan tempat atau toko yang
dikunjungi karena merasa lebih puas
4. Faktor yang mempengarhi konsumen
Menurut Nurmawati dalam buku Perilaku
Konsumen dan Keputusan Pembelian (2018),
kebudayaan adalah faktor penentu keinginan serta
perilaku paling mendasar untuk mendapatkan nilai,
persepsi, preferensi, serta perilaku dari lembaga
lainnya. Faktor kebudayaan mencakup beberapa hal,
yaitu:
a) Budaya Adalah kumpulan nilai dasar,
persepsi, keinginan, dan tingkah laku yang
dipelajari oleh anggota masyarakat dari
keluarga serta lembaga lainnya. Dalam hal
ini, pergeseran budaya serta nilai-nilai
dalam keluarga masuk dalam budaya.
b) Sub budaya Adalah sekelompok orang
dengan sistem nilai terpisah berdasarkan
pengalaman serta situasi kehidupan yang
umum. Sub budaya termasuk mencakup
nasionalisme, agama, kelompok ras, serta
wilayah geografis.
c) Kelas sosial Adalah divisi masyarakat yang
relatif permanen serta teratur dengan para
anggotanya yang menganut nilai, minat,
serta tingkah laku serupa
5. Hubungan antara kelas sosial dan
keputusan pembelian
Pengaruh dari adanya kelas sosial terhadap
perilaku konsumen begitu tampak dari
pembelian pakaian, tempat berlibur dan media
sosial. Bagaimana seseorang akan
menentukan pilihan tergantung dari kelas
sosialnya.
Pilihan yang akan dipilih oleh konsumen
biasanya berhubungan erat dengan
penghasilan yang dimiliki oleh rumah tangga
tersebut.
7. 7
METODE PENELITIAN
Setiap penelitian mempunyai metode
yang disebut metode penelitian. Metode
adalah suatu cara untuk berbuat sesuatu; suatu
prosedur untuk mengerjakan sesuatu;
keteraturan dalam berbuat, berencana, dll;
suatu susunan atau sistem yang teratur.
Sartono Kartodirjo (1992:ix) menegaskan
bahwa metode berkaitan dengan masalah
“bagaimana orang memperoleh pengetahuan”
Yang dimaksud dengan variabel
penelitian dalam penelitian ini adalah segala
sesuatu sebagai objek penelitian yang
ditetapkan dan dipelajari sehingga
memperoleh informasi untuk menarik
kesimpulan.
1. PENENTUAN POPULASI DAN
SAMPEL
1.1.Populasi
Menurut Sugiyono
(2008:115) populasi
adalahwilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh
penelitian untuk dipelajari
dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah
masyarakat di Huta IV Semangat Baris, Silau
Malaha pada bulan Juni 2023 yang berjumlah
157 orang.
1.2.Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi
yang karakteristiknya dianggap bisa mewakili
keseluruhan pulasi. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah masyarakat Huta
IV Semangat Baris, Silau Malaha.
Pengambilan responden dilakukan dengan
teknik wawancara dengan pegawai kantor
kepala desa. Sampel didapat dengan
menggunakan rumus Slovin dalam Umar
(2007:72) yaitu:
N
n = ____________
1 + Ne2
n = Jumlah sampel
N = Ukuran poulasi
e = Tingkat kesalahan dalam
pengambilan sampel
pada penelitian ini
ditentukann sebesar 5%
Dari rumus tersebut diatas,
maka dapat dihitung
8. 8
jumlah sampel sebagai
berikut :
157
n = ___________________
1 + (157) (0,05)2
157
n = _______________________
1 + (157x0,0025)
157
n = __________________
( 1 + 0,3925 )
157
n = ____________
1,3925
n = 113 (Responden)
Berdasarkan perhitungan di
atas, maka sampel dalam penelitian ini
sebesar 113 sampel. Jumlah tersebut
ditetapkan dengan maksud untuk
mengantisipasi kuisioner yang tidak
terisi lengkap atau jawaban responden
yang kurang sesuai dengan pertanyaan
yang diajukan dalam kuisioner
penelitian.
1.3.Jenis Data
Jenis data adalah macam-
macam jenis data yang berisikan
kumpulan informasi yang diperoleh
dari suatu penelitian dan pengamatan,
dapat berupa angka, lambing atau
sifat.
Berdasarkan sifatnya, jenis
data dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu :
1. Data kualitatif adalah data
yang bukan dalam bentuk
angka
2. Data kuantitatif adalah data
yang berbentuk angka.
Berdasarkan sumbernya, jenis
data dapat dibedakan menjadi
dua macam yaitu :
1. Data internal adalah data dari
dalam suatu organisasi yang
menggambarkan keadaan
organisasi tersebut
2. Data eksternal adalah data
yang dari luar suatu organisasi
yang dapat menggambarkan
factor-faktor yang mungkin
mempengaruhi hasil kerja
suatu organisasi.
Berdasarkan cara
memperolehnya, jenis data
9. 9
dapat dibedakan menjadi dua
macam. Yaitu :
1. Data primer
Adalah data yang dikumpulkan
sendiri oleh perorangan/suatu
organisasi secara langsung dari
objek yang diteliti. Data primer
pada penelitian ini adalah
diperoleh langsung dari
responden melalui wawancara
dan pemberian kuesioner.
2. Data sekunder
Adalah data yang
diperoleh/dikumpulkan dan
disatukan oleh studi-studi
sebelumnya atau yang
diterbitkan berbagai instansi
lain.
Jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah
data kualitatif yang merupakan
jawaban dari wawancara
dengan masyarakat di Huta IV
Semangat Baris, Silau Malaha.
PEMBAHASAN
1. Lokasi Penelitian
Silau Malaha adalah sebuah nagori
yang terletak di wilayah Kecamatan Siantar,
Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera
Utara, Indonesia. Dengan kode pos 21151.
Adapun saya memilih lokasi ini karena saya
lahir dan tinggal di Desa tersebut, sehinga
saya memiliki kedekatan dengan masyarakat
disana tepatnya pada Huta IV yang memiliki
jumlah penduduk 157 jiwa (sudah bekerja).
Selain itu, saya juga ingin membahas Desa ini
agar dikenal oleh banyak masyarakat.
Responden yang diambil sebanyak 113 orang
yang berusia 20-50 tahun.
2. Tahapan Penelitian
Dalam tahapan penelitian terdiri dari
pengumpulan data dan wawancara
1. Pengumpulan Data
Langkah awal dalam suatu penelitian
adalah pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mengumpulkan
sumber-sumber yang relevan dengan
objek penelitian lalu menyebarkan
kuesioner untuk diisi kepada
responden yang telah ditentukan.
Kuesioner disebar pada tanggal 23 s/d
24 Juni 2023.
10. 10
2. Wawancara
Lalu dilanjutkan dengan
mewawancarai salah satu pegawai di
kantor kepala desa pada tanggal 22
Juni 2023 untuk mengetahui sensus
penduduk di Huta IV. Setelah itu
mewawancarai beberapa masyarakat
di Huta IV Semangat Baris, Silau
Malaha dan memberikan kiesioner
untuk diisi.
Tabel. 1 Kuesioner
KUESIONER MENGUKUR KELAS SOSIAL DI
MASYARAKAT HUTA I SEMANGAT BARIS,
NAGORI SILAU MALAHA
1
Jika anda membeli suatu barang, apakah
anda akan memlih barang yang
a. Murah
b. Mahal
c. Tahan Lama
2
Media sosial yang sering dikunjungi
a. Facebook
b. Instagram
c. Twitter
3
Tempat wisata yang paling sering
dikunjungi
a. Pemandian
b. Gunung
c. Villa
Tabel 2. Distribusi
Jawaban Berdasarkan Jenis
Kelamin
JENIS
KELAMIN
JUMLAH PRESENTASE
Laki-laki 50 44%
Perempuan 63 56%
113 100%
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa
responden dengan jenis kelamin laki-laki
sebanyak 50 orang atau sebesar 44% dan
responden perempuan sebanyak 63 orang atau
sebesar 56%. Dapat disimpulkan dari tabel di
atas bahwa sebagian besar responder berasal
dari perempuan yaitu sebanyak 63 orang atau
presentasenya sebesar 56%.
Tabel 3. Jawaban Responden Berdasarkan
Pendidikan
No
pendidikan
terakhir
jumlah presentase
1 SD 19 17%
2 SMP 29 26%
3 SMA 53 47%
4 D3/S1 12 11%
TOTAL
113
Orang 100%
Berdasarkan data tabel 3 di atas dapat
diketahui bahwa responden yang
berpendidikan SD sebanyak 19 orang atau
17%, yang berpendidikan SMP sebanyak 29
orang atau 26%, pendidikan SMA sebanyak
53 orang atau 47% dsn D3/S1 sebanyak 12
orang atau 11%.
Dari penyebaran kuesioner di atas, maka
hasilnya adalah :
Tabel 4. Hasil Perhitungan Kuesioner
(P1) Pakaian yang digunakan
dibeli
A 27
B 30
11. 11
C 56
(P2) Tempat wisata yang
sering dikunjungi
A 66
B 17
C 30
(P3) Media sosial yang
sering dipakai
A 78
B 16
C 19
Respon yang menjawab pakaian
murah ada 27 orang (skor 1)
Respon yang menjawab pakaian
mahal ada 30 orang (skor 2)
Respon yang menjawab pakaian
tahan lama ada 56 orang (skor 3)
Respon yang menjawab
Pemandian ada 66 orang (skor 1)
Respon yang menjawab gunung
ada 17 orang (skor 2)
Respon yang menjawab villa ada
30 orang (skor 3)
Respon yang menjawab Facebook
ada 78 orang (skor 1)
Respon yang menjawab Instagram
ada 16 orang (skor 2)
Respon yang menjawab Twitter
ada 19 orang (skor 3)
A = 171X 1 = 171
B = 63 X 2 = 126
C = 105 X 3 = 315
Semua hasil dijumlahkan, total skor
menjadi 612.
Interpretasi Skor Perhitungan
Agar mendapatkan hasilnya,
terlebih dahulu harus diketahui skor
tertinggi (x) dan skor terendah (y)
untuk item penilaian dengan rumus
berikut :
Y = skor tertinggi likert x jumlah
responden
X = skor terendah likert x jumlah
responden
Jumlah skor per item adalah :
Tertinggi adalah 3 x 157 =471
Terendah adalah 1 x 157 = 157
Jadi, total skor penilaia responden
diperoleh angka 628.
KESIMPULAN
Penggolongan kelas sosial di Huta IV
Desa Semangat Baris, Nagori Silau
Malaha, Kabupaten Simalungun,
Provinsi Sumatera Utara, Indonesia
adalah berdasarkan cara memilih
harga dan jenis pakaian jelas
menentukan kelas sosial seseorang .
Apakah dia memilih pakaian yang
12. 12
murah, mahal ataupun yang tahan
lama tergantung dari penghasilan atau
kekayaan mereka. Berdasarkan tempat
liburan yang mereka pilih juga sangat
menjelaskan kelas sosial seseorang.
Jika kelas sosial seseorang rendah,
maka akan cenderung memilih tempat
liburan yang tidak mengeluarkan
banyak biaya. Media sosial yang
digunakan pun tidak luput dari kelas
sosial. Kebanyakan orang tua lebih
senang menggunakan media sosial
Facebook dikarenakan lebih mudah
dipahami dan lebih hemat kuota.
Selain itu dapat pula di akses secara
gratis walaupun tidak memiliki kuota.
Selain dari ke tiga golongan di
atas, faktor pendidikan adalah faktor
yang sangat mempengaruhi kelas
sosial seseorang. Di Desa Semangat
Baris minat seseorang terhadap
pendidikan dapat dikatakan rendah
sehingga mempengaruhi pekerjaan
yang dimilikinya dan tingkat kelas
sosialnya menjadi rendah. Tentu hal
itu sangat mempengaruhi kelas
sosialnya. Namun yang saya
perhatikan dari tahun ke tahun, minat
terhadap pendidikan di Desa Semangat
Baris terus meningkat karena sudah
banyak orang tua yang berpikir maju
untuk masa depan anaknya.
Banyaknya motivasi akan mengubah
pola pikir dari masyarakat yang ada di
sana.
13. 13
DAFTAR PUSTAKA
Bonadi, O. K. (2018). Kelas Sosial Sebagai Tantangan Pemuda Dalam Peluang Kerja. Jurnal Studi
Pemuda, 147-149.
Ilham, H. (2018). Pengaruh Faktor Kelas Sosial Terhadap Perilaku Konsumen Dalam Pemilihan
Pakaian Di Desa Lagego Kecamatan Burau Kabupaten Luwu Timur. Journal Of Islamic
Management And Bussines, 17-24.
Karismajid Nur Laksana, S. A. (2016). Gaya Hidup, Kelas Sosial Dan Keputusan Pembelian
Produk Sepatu Impor Pada Kalangan Mahasiswa(Studi Pada Mahasiswa Dan Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Briwijaya Malang). Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Feb Universitas Briwijaya, 15.
Nugraheni, R. D. (2018). Pengarug Kelas Sosial Terhadap Perilaku Konsumen . Jurnal Ilmiah
Ekonomi Dan Pembelajarannya, 1-4.
Opan Arifudin, J. Y. (2021). Pengaruh Kelas Sosial, Pengalaman Dan Gaya Hidup Terhadap
Perilaku Penggunaan Kartu Kredit. Jurnal Ilmiah Manajemen Ekonomi Dan Akuntansi, 286-
298.