Berdasarkan penelitian terdahulu, peneliti merasa perlu menerapkan evaluasi terjemahan novel Sherlock Holmes dengan menggunakan model House (2015) dan metode korpus karena belum ada penelitian sebelumnya yang menggunakan pendekatan tersebut. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian ilmu penerjemahan dan memberikan manfaat praktis bagi penerjemah, evaluator, mahasiswa, dan pengajar bahasa.
2. Latar Belakang
1. Evaluasi terjemahan tidak mudah dilakukan
mengingat penerjemahan tidak bersifat mutlak
dan sering menyangkut selera.
2. Evaluasi terjemahan perspektif akademisi
dinilai sangat kompleks sehingga sulit
diterapkan dalam terjemahan yang relatif
besar jumlahnya. TQA may not be readily
applicable in practical settings where a
relatively large number of translations need to
be evaluated (Colina 2008; Jiménez-Crespo
2011; McAlester 2000).
Evaluation is one of the most
problematic areas of translation,
having been variously described as “a
great stumbling block” (Bassnett-
McGuire 1991:8), “a complex
challenge” (Mahn 1987:44), “a most
wretched question” (Malmkjær
1998:70), and “a thorny problem”
(Snell-Hornby1992:19).
Evaluasi terjemahan harus tetap dilakukan menimbang banyaknya bermunculan karya-karya
terjemahan sastra seperti novel yang masih dipertanyakan kualitasnya. Dengan menerapkan
model House (2015) dan alat korpus diharapkan bisa mengisi celah permasalahan ini.
2
3. Research Questions
1. Apa hasil perbandingan profil teks Sherlock Holmes a
Study in Scarlett dan terjemahannya Penelusuran Benang
Merah?
2. Jenis error apa yang muncul dalam novel terjemahan dan
seberapa sering penerjemah melakukannya?
3. Bagaimana kualitas hasil terjemahan Penelusuran
Benang Merah?
3
4. Tujuan
1. Untuk mengetahui perbandingan profil teks Sherlock
Holmes a Study in Scarlett dan terjemahannya
Penelusuran Benang Merah.
2. Untuk mengetahui error apa saja yang muncul dalam
novel terjemahan dan seberapa sering penerjemah
melakukannya.
3. Untuk mendeskripsikan secara empiris kualitas
terjemahan Sherlock Holmes Penelurusan Benang Merah.
4
5. Penelitian Terdahulu
5
No Nama Tahun Judul Tujuan Metode Sumber Data Data Teori Hasil
1
Faryad,
Aziz, Bibi
dan
Rahaman
2021
The Application
of House’
Model of
Translation
Quality
Assessment on
Pakistani
Fictionist Saadat
Hasan Manto’s
Short Story
Untuk menyelidiki
penilaian kualitas
terjemahan
cerita pendek
dengan
menentukan jenis
penerjemahan apa
yang lebih baik
(covert atau overt)
Metode deskriptif kualitatif
yakni dengan analisis
komparatif TSu dan TSa
yang membantu peneliti
menilai kualitas karya
terjemahan secara leksikal,
sintaksis
dan tekstual.
Cerpen Two Poles
oleh Saadat Hasan
Manto dan
terjemahannya oleh
Bilal Tanveer (Urdu-
B.inggris)
Bab 1
Model House
(2015)
Disimpulkan
bahwa penerjemah
memilih jenis terjemahan
terselubung (covert
translation) daripada
terbuka (overt
translation). Penerjemah
mencoba membuat TSu
lebih orisinal di TSa,
sehingga PSa dapat
dengan mudah
mengakses TSu dalam
mengenal budaya
7. Cont.
7
3
Askari dan
Rahim
2015
Evaluation of
House’s Model
of Quality
Assessment
Penelitian
dilakukan untuk
mengeksplorasi
model penilaian
kualitas terjemahan
1) Metode kualitatif yakni
dengan analisis komparatif
TSu dan TSa untuk melihat
kesepadanan fungsi
pragmatis. 2) Memodifikasi
model House dengan
memberi rating
berdasarkan kriteria
SICAL
Buku Psikologi oleh
Jess Feist and
Gregory J. Feist
dan terjemahannya
oleh Yahya Seyed
Mohammadi (B.Ing-
Persia)
Sebuah
paragraf
terdiri dari
400 kata
House (1997)
Peneliti menemukan
bahwa terjemahan
tersebut mendapat
peringkat B dan
sepenuhnya dapat
diterima. Hasilnya
menunjukkan bahwa
modifikasi
model lebih sistematis
dan mudah diakses.
8. Cont.
8
4 Shakernia 2014
Study of House’s
Model of
Translation
Quality
Assessment on
the
Short Story and
ItsTranslated
Text
Untuk mengetahui
jenis terjemahan
apa yang terdapat
dalam cerita
pendek Grapes of
Wrath (covert atau
overt translation)
oleh John Stein
Beck
Cerpen Grapes
of Wrath terdiri
dari 10 Bab (B.
Ing-Persia)
Bab 1
House
(1997)
Diperoleh
bahwa fungsi TSu dan
TSa tetap ekuivalen. Oleh
karena itu, teks
terjemahan ini cenderung
memiliki terjemahan
terselubung (covert
translation) daripada
terjemahan terbuka (overt
translaion)
5 Halim 2014
Assessing
Translation
Quality of the
Indonesian
Translation of
Barack
Obama’s
Speech in 2012
United Nations
General
Assembly
Untuk
membandingkan
pidato Barack
Obama pada
Sidang Umum PBB
2012 dan
terjemahannya
dalam
Bahasa Indonesia
House
(2015)
Peneliti menemukan
beberapa kesalahan dan
disimpulkan bahwa
terjemahan tersebut
adalah overt terjemahan.
Pidato Barack
Obama pada Sidang
Umum PBB 2012 dan
terjemahannya dalam
Bahasa Indonesia (Terdiri
dari 58 klausa)
9. Cont.
9
6
Yamini &
Abdi
2010
The Application
of House’s
Model on William
Shakespeare’s
Macbeth and its
Persian
Translation by
Ala’uddin
Pasargadi
Penelitian ini
bertujuan untuk
penyelidiki
Model House dan
kekuatan
potensialnya untuk
memprediksi
kesalahan dalam
terjemahan Persia
dari karya sastra.
1) Metode deskriptif
kualitatif dilakukan untuk
menganalisis profile TSu
dan TSa 2) Metode
kuantitatif dilakukan untuk
uji significance dengan
menerapkan Chi-square
test
Teks Drama
Macbeth oleh
William
Shakespeare dan
versi terjemahannya
(Inggris - Persia)
10 adegan
diambil
secara
acak
House (1997)
Terjemahan ini
tidak sesuai dengan
hipotesis sebuah karya
sastra, menurut Model
House, harus
diterjemahkan overtly
(terbuka) dan setiap
penyimpangannya akan
dianggap sebagai
kesalahan
10. - Berdasarkan penelitian terdahulu,
peneliti merasa perlu menerapkan
evaluasi terjemahan dengan
metode korpus karena akan
melibatkan seluruh bab terjemahan
novel
Novelty
- Belum ditemukan penelitian evaluasi
terjemahan novel Sherlock Holmes
karya Sir Arthur Conan Doyle dengan
model House (2015) dan metode
korpus.
10
12. Cont.
Register is the way language generally varies of situation vary (Hatim
& Munday, 2004). Different language different realizations.
- Field
a. subject matter/ particular institutions (literary, science, arts, news,
law, and others).
b. It represents the activity sequence (process) and a physical reality
referring to what happening, where, when and how it takes place
(Martin, 1992: 536).
-
- 12
13. Cont
- Tenor refers to the negotiation of social relationship among the
participants which consist of three dimensions of semiotic relationship
namely affect, status and contact (Martin, 1992: 523).
- Mode is the method communication used. Mode also shows the channel,
it can be spoken or written or combination of the two and medium used by
the language.
- Genre refers to a text structure that can be used to diagnose the social
function of the genre
13
15. Covert and Overt Translation (house, 2015: 54-56)
A covert translation is thus a
translation whose source text is not
specifically addressed to a
particular source culture audience,
i.e. it is not particularly tied to the
source language and culture (re-
contextualization)
Covert translation texts, it is thus
both possible and desirable to keep
the function of the source text
equivalent in the translation text.
Overt Translation is TT doesn’t
purport to be an original.
15
16. Parallel corpus
- Parallel corpus merupakan korpus yang minimal terdiri dari dua bahasa yang salah
satunya merupakan TSu dan sisanya merupakan terjemahannya (TSa).
- Alat korpus akan mencari beberapa kata kunci sbb:
1. Pada dimensi field alat corpus akan mencari verba/ process. It represents and
explain the phenomena.
2. Pada dimensi tenor alat corpus akan mencari the choice of terms of address: the use
of a person's title and surname instead of the first name or petname signals a greater
social distance (Bell: 1991). Example: Lord
Ada beberapa frasa budaya, kata atau nama dan gelar lokal, yang tidak dapat
diterjemahkan. Dalam kasus ini biasanya penerjemah mencoba menemukan beberapa
padanan alternatif sesuai dengan BSa dan pembaca yang dituju.
16
17. Cont.
Proses anotasi akan dilakukan pada tahap ini.
- Corpora may be annotated, for example with each word having a
part of speech (POS) tag (or label) attached, to facilitate linguistic
processing (Lauder, 2010:225)
17
18. What is the minimum size needed?
- This will depend on the purpose for which it is intended and also
some practical considerations (McEnery et al. 2006: 71). Thus, the
problem of size comes back to a matter of “descriptive adequacy”
(Kennedy 1998: 67).
- Corpus size depends on “the frequency and distribution of the linguistic
features under consideration” for a particular purpose (McEnery et al.
2006: 72).
18
19. Kriteria Terjemahan
Terjemahan yang baik adalah
terjemahan yang dapat
menyampaikan maksud dan isi dari
BSu nya. Hal tersebut sesuai
dengan House (2015) yang
menjelaskan bahwa kualitas
terjemahan didasarkan pada
gagasan kesepadanan.
It is believed that translation is the
replacement of a text in the source
language by a semantically and
pragmatically equivalent text in the
target language (House: 1997).
Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria,
yakni ketepatan, kejelasan, dan kewajaran
(Larson, 1989:53).
- Ketepatan berarti bahwa terjemahan
harus menyampaikan pesan sesuai
dengan yang dimaksud oleh pengarang
dalam teks sumber.
- Kejelasan artinya bahwa terjemahan
harus mudah dipahami oleh pemabaca
sasaran.
- Kewajaran menyangkut gaya dan bentuk
garamatikal yang harus wajar
19
20. Manfaat Teoritis
- Dapat memperkaya kajian ilmu
penerjemahan, khususnya dalam
mengevaluasi hasil terjemahan.
Hasil penelitian ini akan
membuktikan terbukanya
hubungan antara SFL dan studi
penerjemahan yang dapat dilihat
dari fungsi ideasional, tekstual
dan interpersonal.
- Memberikan inspirasi kepada
para peneliti penerjemahan
untuk menerapkan alat bantu
korpus agar hasil yang
diperoleh lebih empiris.
20
21. Manfaat Praktis
- Model evaluasi penerjemahan ini tidak
hanya bermanfaat bagi para
penerjemah, evaluator dan sarjana,
tetapi juga bagi mahasiswa
pascasarjana di bidang studi
penerjemahan, karena akan
memungkinkan mereka untuk
melakukan praktik penerjemahan
sendiri dengan lebih terampil atau
mengevaluasi terjemahan orang lain.
-
- Dalam tahap perkembangan sosial saat
ini, penelitian ini memiliki implikasi
besar bagi komunikasi lintas budaya
pada umumnya, dan pengajaran dan
praktik penerjemahan khususnya.
- Akan berguna untuk pengajar bahasa
(pengajar ilmu penerjemahan) dalam
mengevaluasi ragam terjemahan
siswa.
21