SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
JOURNAL READING
IMAGING IN OSTEOARTHRITIS
Pembimbing:
dr. Chessa Rahadi A., Sp. Rad
Disusun Oleh :
Ryo Fukuyama (2165050081)
Kepaniteraan Klinik Ilmu Radiologi
Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia
Periode 13 Maret – 15 April 2023
www.uki.ac.id
MEDICAL SCHOOL
MEDICAL SCHOOL www.uki.ac.id
1) Ringkasan 2) Pendahuluan
3) Diskusi 4) Kesimpulan
Ringkasan
Osteoartritis (OA) adalah bentuk artritis yang paling umum ditemukan. Bidang
pencitraan sendi (joint imaging), khususnya magnetic resonance imaging (MRI),
telah berkembang karena penerapan teknologi dalam bidang riset dan penelitian.
Review ini akan memberikan pengantar pada berbagai aspek pencitraan OA dimulai
dari peran radiografi, perkembangan terkini dalam mengukur celah sendi, penilaian
morfologi dan evaluasi biokimia kartilago, dan kemajuan penilaian morfologi
kartilago 3 dimensi serta penilaian semi kuantitatif organ pada OA. Meskipun MRI
telah berkembang menjadi metode pencitraan yang paling penting dalam
mendiagnosis OA, modalitas lain seperti ultrasonografi, computed tomografi scan,
dan metabolic imaging juga akan dibahas
Pendahuluan
• Osteoartritis (OA)
• Kerusakan struktur, penurunan fungsi sendi  kegagalan sendi
• Ketidakseimbangan antara breakdown dan repair  nyeri, gangguan fisik, tekanan psikologis
• Pencitraan (Imaging)
• Tidak wajib untuk mendiagnosa OA
• Monitor dan evaluasi
• MRI  jarang digunakan untuk diagnosa
Pendahuluan
• Pencitraan MRI
• Semi-kuantitatif
• Kuantitatif
• Komposisional
• Cakupan:
• Dasar pencitraan OA  sendi lutut
• Peran radiografi (foto polos)
• Pengukuran Joint Space Width (JSW)
• Evaluasi biokimia kartilago
• Penilaian semi-kuantitatif, kuantitatif,
komposisional
• USG
• CT scan
• Metabolic Imaging
Diskusi - Radiografi
Perubahan struktur pada OA dinilai dengan radiografi. Radiografi digunakan dalam praktik klinis untuk
menegakkan diagnosis struktur OA dan memantau perkembangan penyakit tersebut. Radiografi dapat
menunjukkan gambaran tulang yang abnormal seperti osteofit marginal, sklerosis subkondral, dan kista
subkondral terkait OA, dan memperkirakan ketebalan kartilago dan keutuhan meniscus melalui penilaian
JSW.
Beberapa batasan radiografi adalah sensitifitas yang kurang pada evaluasi progress penyakit, posisi
saat pemeriksaan dan keterbatasan reproduktifitas pengambilan gambar serta ketidakmampuan untuk
menilai jaringan lunak, yang mungkin menjadi sumber nyeri pada OA.
Diskusi - Radiografi
Kellgren-Lawrence Grading
Grade 0  normal
Grade 1  suspek osteofit
Grade 2  osteofit, JSW normal
Grade 3  osteofit, JSW sempit
Grade 4  osteofit, JSW hilang
Diskusi - JSW
Posisi standar lutut telah dikembangkan karena keterbatasan dalam reproduktifitas radiografi lutut
untuk penilaian JSW, dengan standar umum fleksi lutut memberikan kontak antara tibia dan sisi
posterior kondilus femoralis
Sinar-X masih merupakan teknik pencitraan dengan hasil struktur yang direkomendasikan untuk
menunjukkan efektifitas obat OA dalam uji klinis fase-III
Batasan pengukuran lebar ruang sendi dengan sinar-X  tidak mencerminkan kerusakan kartilago dan
mungkin tidak memberikan gambaran OA intra-artikular seperti pada pencitraan MRI.
Diskusi - JSW
X-ray
A  normal
B  penyempitan JSW
IW FSE - MRI
C  normal
D  meniscus tidak sejajar
Diskusi - MRI
Penilaian Semi-Kuantitatif OA lutut
Membantu dalam memahami patofisiologi dan riwayat perkembangan OA. Umumnya menggunakan
pencitraan MRI tanpa kontras. Pencitraan MRI menggunakan kontras dilakukan untuk meniliai
synovitis.
Literatur menyatakan penilaian semi-kuantitatif OA lutut oleh ahli MRI  penilaian yang valid dan
terpercaya yang dapat digunakan sebagai evaluasi potensi obat dalam uji klinis OA.
Membaca hasil pencitraan tanpa mengetahui riwayat perkembangan OA sebelumya (blinded reading)
dapat menurunkan sensitivitas dalam mendeteksi perubahan yang relevan secara klinis dalam
penilaian OA.
Diskusi - MRI
A  tanpa kontras
B  dengan kontras
Diskusi - MRI
A  fenotipe meniscus/kartilago
B  fenotipe inflamasi
C  fenotipe tulang subkondral
D  fenotipe atrofik
E  fenotipe hipertrofik
Diskusi - MRI
Penilaian Kuantitatif OA lutut
Pengukuran morfologi kartilago secara kuantitatif menggunakan data MRI 3D untuk menilai
parameter jaringan. Software analisis pencitraan dapat menghitung berbagai parameter morfologi,
seperti volume, ketebalan, dan luas permukaan. Pencitraan 3D beresolusi tinggi diperlukan untuk
pengukuran morfologi kartilago yang terstandar dan sensitif.
Diskusi - MRI
Diskusi - MRI
Penelitian-penelitian telah menggunakan pengukuran ini untuk mengevaluasi keefektifan perawatan
yang berbeda, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), latihan fisik, dan suplemen vitamin D,
dalam mempertahankan atau menumbuhkan kartilago artikular.
sprifermin (fibroblast growth factor 18) adalah contoh intervensi baru-baru ini yang menunjukkan
efek positif pada pelestarian dan pertumbuhan kartilago artikular dibandingkan dengan placebo.
Diskusi - MRI
MRI Pulse Sequence Protocols
Protokol MRI Pulse Sequence untuk pencitraan sendi lutut dalam penyelidikan OA minimal mencakup
proton weighted atau intermediate-weighted fat-suppressed dalam tiga bidang, ditambah dengan
non-fat suppressed T1-weighted untuk visualisasi lebih baik pada kontur tulang, loose bodies, dan
sklerosis subkondral. Untuk analisis volumetrik 3D, 3D gradient-echo (GRE) resolusi tinggi juga
diperlukan. Namun, pencitraan GRE 3D kurang dapat menggambarkan kelainan kartilago fokal bila
dibandingkan dengan pencitraan 2D FSE standar.
Diskusi - MRI
A  intermediate-weighted FSE, menunjukkan
kelainan fokal pada kartilago (panah putih).
B  gambaran flash low angle shot (FLASH)
pada posisi yang sama (pada gambar A),
menunjukkan hipointensitas (lingkaran elips)
tetapi tidak menunjukkan kelainan yang pasti.
C  mapping
Hal ini menunjukkan tidak semua pencitraan
MRI dapat menunjukkan perubahan kartilago.
Diskusi - MRI
MRI Komposisional
MRI komposisional dapat mendeteksi perubahan dini dalam komposisi kartilago dan strukturnya
yang membuatnya paling sesuai untuk mengevaluasi subjek yang berisiko terkena OA yang tidak
memiliki bukti degenerasi sendi
T2-mapping, pencitraan natrium, T2*-mapping, pencitraan gagCEST, T1-rho mapping, pencitraan
diffusion-weighted, pencitraan ultra-short echo-time, dan dGEMRIC,
T2-mapping, T1-rho mapping, dan dGEMRIC adalah pencitraan yang paling umum digunakan untuk
mengevaluasi subjek dengan OA.
Diskusi - MRI
A  fat-suppressed SPGR pada lutut
dengan trauma ACL, menunjukkan osteofit
intrakondral (kepala panah)
B & C  peningkatan waktu relaksasi pada
bagian posterior lateral tibia (panah putih)
yang mengindikasikan adanya perubahan
pada komposisi kartilago akibat degenerasi
kartilago dini.
Diskusi - USG
Ultrasonografi adalah metode yang hemat biaya dan andal untuk menilai fitur terkait OA, termasuk
jaringan lunak dan perubahan tulang superfisial, tanpa pemberian kontras atau paparan radiasi.
Namun, itu membutuhkan waktu dan latihan untuk memperoleh dan mempertahankan kompetensi,
dan memiliki keterbatasan dalam melewati ttulang atau struktur artikular yang lebih dalam.
Ultrasonografi dapat mendeteksi perubahan struktural pada kartilago dan meniskus, serta efusi dan
sinovitis pada OA lutut, dan sebuah penelitian menemukan bahwa sinovitis yang terdeteksi oleh
ultrasonografi berkorelasi dengan OA radiografi lanjut dan gejala klinis
Diskusi - USG
USG sendi tibiofemoral medial
penonjolan meniskus (panah putih).
Selain itu, ditemukan juga osteofit
(kepala panah) dan hilangnya
gambaran (anekoik) pada bagian dalam
sendi sehingga tidak dapat menilai
permukaan kartilago dan ligamen.
Diskusi – CT
Pencitraan CT dapat mendeteksi dan mengukur perubahan mineralisasi tulang dan jaringan yang
terkait dengan osteoartritis, serta mengukur parameter ruang sendi dan ketebalan kartilago.
CT artrografi dianggap sebagai standar referensi in vivo untuk mengukur ketebalan kartilago dan
memiliki kinerja diagnostik yang tinggi untuk mendeteksi cacat kartilago, robekan meniskus, dan
cedera ACL di dalam sendi lutut.
CT arthrography sebagai teknik pencitraan untuk menyelidiki interaksi regional antara kartilago dan
tulang pada awal dan perkembangan OA. CT arthrography juga dapat memberikan penilaian in vivo
dari kandungan proteoglikan kartilago
Diskusi - CT
CT artrografi adalah gold standard
untuk menggambarkan kelainan pada
permukaan kartilago. Gambar A,
gambaran koronal setelah administrasi
kontras secara intraartikuler,
menunjukkan kelainan fokal pada sisi
medial tibia (panah). Gambar B,
gambaran sagittal, menognfirmasi
kelainan tersebut.
Diskusi - CT
Perangkat Weight-bearing CT
memungkinkan pengambilan
pencitraan dalam posisi berdiri.
Gambar A, gambaran koronal non-
weight bearing intermediate-weighted
fat-suppressed (FSE), menunjukkan
meniskus medial yang sejajar dengan
margin sendi (panah). Gambar B,
gambaran weight-bearing CT,
menunjukkan penonjolan meniskus
dari margin sendi (panah)
Diskusi - CT
Perangkat 4D-CT memungkinkan
pencitraan sendi ketika melakukan
gerakan ekstensi dan fleksi. Gambar A,
gambaran 4D-CT sendi patellofemoral
bilateral pada pasien yang memiliki
riwayat instabilitas patella kiri
menunjukkan subluksasi simetris lateral
dari patella saat ekstensi penuh
(panah) yang menghilang saat lutut
fleksi (gambar B, kepala panah).
Diskusi – Molecular Imaging
Teknik pencitraan molekuler, seperti SPECT dan PET, dikombinasikan dengan CT atau MRI, dapat
menilai pergantian tulang dan aktivitas metabolisme pada subjek dengan OA, memberikan
peningkatan lokalisasi serapan radiofarmasi anatomi dan korelasi dengan degenerasi sendi.
Diskusi – Molecular Imaging
Perbandingan gambaran CT
dengan PET
Kiri  CT
- Penyempitan JSW
- Kalsifikasi
- Osteofit
Kanan  CT + PET
- Sinovitis
Diskusi – Artificial Intellegence
Banyak penelitian telah dipublikasikan tentang pendekatan berbasis AI dalam pencitraan OA
Pendekatan Deep Learning (DL) telah digunakan untuk mengidentifikasi patologi sendi pada MRI yang
terkait dengan OA lutut
Pencitraan OA berbasis AI memiliki potensi, tetapi metode DL untuk mengevaluasi pasien dengan OA
pada studi pencitraan masih dalam tahap awal dan memerlukan validasi tambahan sebelum
digunakan secara luas dalam praktik klinis dan pengaturan penelitian.
Kesimpulan
Radiografi konvensional adalah teknik pencitraan awal dan paling banyak digunakan untuk
evaluasi pasien dengan diagnosis OA yang diketahui atau dicurigai. Namun, karena keterbatasan
radiografi polos, MRI memainkan peran penting dalam memahami sejarah dan perkembangan
penyakit serta dalam memandu terapi. Ultrasonografi memainkan peran penting dalam diagnosis
dan tindak lanjut pengobatan sinovitis terkait OA dalam praktik klinis. Penggunaan teknik resolusi
tinggi untuk menilai morfologi kartilago dikombinasikan dengan teknik komposisi yang tersedia akan
meningkatkan sensitivitas MRI dalam mendeteksi degenerasi sendi dini. Pencitraan akan memainkan
peran yang semakin penting dalam pengambilan keputusan dan praktik klinis.
THANK YOU
www.uki.ac.id
MEDICAL SCHOOL
JOURNAL READING OSTEOARTHRITIS RADIO.pptx

More Related Content

Similar to JOURNAL READING OSTEOARTHRITIS RADIO.pptx

Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docx
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docxAskan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docx
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docxsalmanalfarisi637456
 
Tata laksana osteoporosis komprehensif
Tata laksana osteoporosis komprehensifTata laksana osteoporosis komprehensif
Tata laksana osteoporosis komprehensifdhoan Evridho
 
Total knee replacement
Total knee replacementTotal knee replacement
Total knee replacementgobankgo
 
Giant Cell Tumor.pptx
Giant Cell Tumor.pptxGiant Cell Tumor.pptx
Giant Cell Tumor.pptxratnaamelia07
 
Review_Jurnal_Radiologi.doc
Review_Jurnal_Radiologi.docReview_Jurnal_Radiologi.doc
Review_Jurnal_Radiologi.docSehan9
 
Document1 tugas tr cruris
Document1 tugas tr crurisDocument1 tugas tr cruris
Document1 tugas tr crurisMartin Pa Docc
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografippt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografiNona Zesifa
 
FRAKTUR POST ORIF - Salin.docx
FRAKTUR POST ORIF - Salin.docxFRAKTUR POST ORIF - Salin.docx
FRAKTUR POST ORIF - Salin.docxDwiNoviyani4
 
237314131-Yuda-Ruptur-Tendon-Achilles-PPT-Blok-14.pptx
237314131-Yuda-Ruptur-Tendon-Achilles-PPT-Blok-14.pptx237314131-Yuda-Ruptur-Tendon-Achilles-PPT-Blok-14.pptx
237314131-Yuda-Ruptur-Tendon-Achilles-PPT-Blok-14.pptxEniSofyanti
 
Asuhan keperawatan bedah orthopedik
Asuhan keperawatan bedah orthopedikAsuhan keperawatan bedah orthopedik
Asuhan keperawatan bedah orthopedikYesi Tika
 
Rbd fraktur edit
Rbd fraktur editRbd fraktur edit
Rbd fraktur editzxrickyjack
 
Angiografi.
Angiografi.Angiografi.
Angiografi.jaaaw9
 
Muskuloskeletal fisioterapi treatmen PT IV.pptx
Muskuloskeletal fisioterapi treatmen PT IV.pptxMuskuloskeletal fisioterapi treatmen PT IV.pptx
Muskuloskeletal fisioterapi treatmen PT IV.pptxferdi20081994
 
TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI ilius obstruksi (1).pptx
TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI ilius obstruksi (1).pptxTEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI ilius obstruksi (1).pptx
TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI ilius obstruksi (1).pptxRahmidwiLestari2
 
Referat / Pengayaan Piriformis syndrome
Referat / Pengayaan Piriformis syndromeReferat / Pengayaan Piriformis syndrome
Referat / Pengayaan Piriformis syndromeazmiarraga
 

Similar to JOURNAL READING OSTEOARTHRITIS RADIO.pptx (20)

osteoarthritis.ppt
osteoarthritis.pptosteoarthritis.ppt
osteoarthritis.ppt
 
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docx
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docxAskan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docx
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docx
 
Tatalaksana osteoporosis komprehensif
Tatalaksana osteoporosis komprehensifTatalaksana osteoporosis komprehensif
Tatalaksana osteoporosis komprehensif
 
Tata laksana osteoporosis komprehensif
Tata laksana osteoporosis komprehensifTata laksana osteoporosis komprehensif
Tata laksana osteoporosis komprehensif
 
Sprs radiologi
Sprs radiologiSprs radiologi
Sprs radiologi
 
Total knee replacement
Total knee replacementTotal knee replacement
Total knee replacement
 
Translate 2
Translate 2Translate 2
Translate 2
 
Giant Cell Tumor.pptx
Giant Cell Tumor.pptxGiant Cell Tumor.pptx
Giant Cell Tumor.pptx
 
Review_Jurnal_Radiologi.doc
Review_Jurnal_Radiologi.docReview_Jurnal_Radiologi.doc
Review_Jurnal_Radiologi.doc
 
Document1 tugas tr cruris
Document1 tugas tr crurisDocument1 tugas tr cruris
Document1 tugas tr cruris
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografippt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
 
FRAKTUR POST ORIF - Salin.docx
FRAKTUR POST ORIF - Salin.docxFRAKTUR POST ORIF - Salin.docx
FRAKTUR POST ORIF - Salin.docx
 
237314131-Yuda-Ruptur-Tendon-Achilles-PPT-Blok-14.pptx
237314131-Yuda-Ruptur-Tendon-Achilles-PPT-Blok-14.pptx237314131-Yuda-Ruptur-Tendon-Achilles-PPT-Blok-14.pptx
237314131-Yuda-Ruptur-Tendon-Achilles-PPT-Blok-14.pptx
 
Asuhan keperawatan bedah orthopedik
Asuhan keperawatan bedah orthopedikAsuhan keperawatan bedah orthopedik
Asuhan keperawatan bedah orthopedik
 
Rbd fraktur edit
Rbd fraktur editRbd fraktur edit
Rbd fraktur edit
 
Angiografi.
Angiografi.Angiografi.
Angiografi.
 
Muskuloskeletal fisioterapi treatmen PT IV.pptx
Muskuloskeletal fisioterapi treatmen PT IV.pptxMuskuloskeletal fisioterapi treatmen PT IV.pptx
Muskuloskeletal fisioterapi treatmen PT IV.pptx
 
TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI ilius obstruksi (1).pptx
TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI ilius obstruksi (1).pptxTEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI ilius obstruksi (1).pptx
TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI ilius obstruksi (1).pptx
 
Referat / Pengayaan Piriformis syndrome
Referat / Pengayaan Piriformis syndromeReferat / Pengayaan Piriformis syndrome
Referat / Pengayaan Piriformis syndrome
 
Catatan pbl 2
Catatan pbl 2Catatan pbl 2
Catatan pbl 2
 

Recently uploaded

KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMRiniGela
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 

Recently uploaded (20)

KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 

JOURNAL READING OSTEOARTHRITIS RADIO.pptx

  • 1. JOURNAL READING IMAGING IN OSTEOARTHRITIS Pembimbing: dr. Chessa Rahadi A., Sp. Rad Disusun Oleh : Ryo Fukuyama (2165050081) Kepaniteraan Klinik Ilmu Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia Periode 13 Maret – 15 April 2023 www.uki.ac.id MEDICAL SCHOOL
  • 3. 1) Ringkasan 2) Pendahuluan 3) Diskusi 4) Kesimpulan
  • 4. Ringkasan Osteoartritis (OA) adalah bentuk artritis yang paling umum ditemukan. Bidang pencitraan sendi (joint imaging), khususnya magnetic resonance imaging (MRI), telah berkembang karena penerapan teknologi dalam bidang riset dan penelitian. Review ini akan memberikan pengantar pada berbagai aspek pencitraan OA dimulai dari peran radiografi, perkembangan terkini dalam mengukur celah sendi, penilaian morfologi dan evaluasi biokimia kartilago, dan kemajuan penilaian morfologi kartilago 3 dimensi serta penilaian semi kuantitatif organ pada OA. Meskipun MRI telah berkembang menjadi metode pencitraan yang paling penting dalam mendiagnosis OA, modalitas lain seperti ultrasonografi, computed tomografi scan, dan metabolic imaging juga akan dibahas
  • 5. Pendahuluan • Osteoartritis (OA) • Kerusakan struktur, penurunan fungsi sendi  kegagalan sendi • Ketidakseimbangan antara breakdown dan repair  nyeri, gangguan fisik, tekanan psikologis • Pencitraan (Imaging) • Tidak wajib untuk mendiagnosa OA • Monitor dan evaluasi • MRI  jarang digunakan untuk diagnosa
  • 6. Pendahuluan • Pencitraan MRI • Semi-kuantitatif • Kuantitatif • Komposisional • Cakupan: • Dasar pencitraan OA  sendi lutut • Peran radiografi (foto polos) • Pengukuran Joint Space Width (JSW) • Evaluasi biokimia kartilago • Penilaian semi-kuantitatif, kuantitatif, komposisional • USG • CT scan • Metabolic Imaging
  • 7. Diskusi - Radiografi Perubahan struktur pada OA dinilai dengan radiografi. Radiografi digunakan dalam praktik klinis untuk menegakkan diagnosis struktur OA dan memantau perkembangan penyakit tersebut. Radiografi dapat menunjukkan gambaran tulang yang abnormal seperti osteofit marginal, sklerosis subkondral, dan kista subkondral terkait OA, dan memperkirakan ketebalan kartilago dan keutuhan meniscus melalui penilaian JSW. Beberapa batasan radiografi adalah sensitifitas yang kurang pada evaluasi progress penyakit, posisi saat pemeriksaan dan keterbatasan reproduktifitas pengambilan gambar serta ketidakmampuan untuk menilai jaringan lunak, yang mungkin menjadi sumber nyeri pada OA.
  • 8. Diskusi - Radiografi Kellgren-Lawrence Grading Grade 0  normal Grade 1  suspek osteofit Grade 2  osteofit, JSW normal Grade 3  osteofit, JSW sempit Grade 4  osteofit, JSW hilang
  • 9. Diskusi - JSW Posisi standar lutut telah dikembangkan karena keterbatasan dalam reproduktifitas radiografi lutut untuk penilaian JSW, dengan standar umum fleksi lutut memberikan kontak antara tibia dan sisi posterior kondilus femoralis Sinar-X masih merupakan teknik pencitraan dengan hasil struktur yang direkomendasikan untuk menunjukkan efektifitas obat OA dalam uji klinis fase-III Batasan pengukuran lebar ruang sendi dengan sinar-X  tidak mencerminkan kerusakan kartilago dan mungkin tidak memberikan gambaran OA intra-artikular seperti pada pencitraan MRI.
  • 10. Diskusi - JSW X-ray A  normal B  penyempitan JSW IW FSE - MRI C  normal D  meniscus tidak sejajar
  • 11. Diskusi - MRI Penilaian Semi-Kuantitatif OA lutut Membantu dalam memahami patofisiologi dan riwayat perkembangan OA. Umumnya menggunakan pencitraan MRI tanpa kontras. Pencitraan MRI menggunakan kontras dilakukan untuk meniliai synovitis. Literatur menyatakan penilaian semi-kuantitatif OA lutut oleh ahli MRI  penilaian yang valid dan terpercaya yang dapat digunakan sebagai evaluasi potensi obat dalam uji klinis OA. Membaca hasil pencitraan tanpa mengetahui riwayat perkembangan OA sebelumya (blinded reading) dapat menurunkan sensitivitas dalam mendeteksi perubahan yang relevan secara klinis dalam penilaian OA.
  • 12. Diskusi - MRI A  tanpa kontras B  dengan kontras
  • 13. Diskusi - MRI A  fenotipe meniscus/kartilago B  fenotipe inflamasi C  fenotipe tulang subkondral D  fenotipe atrofik E  fenotipe hipertrofik
  • 14. Diskusi - MRI Penilaian Kuantitatif OA lutut Pengukuran morfologi kartilago secara kuantitatif menggunakan data MRI 3D untuk menilai parameter jaringan. Software analisis pencitraan dapat menghitung berbagai parameter morfologi, seperti volume, ketebalan, dan luas permukaan. Pencitraan 3D beresolusi tinggi diperlukan untuk pengukuran morfologi kartilago yang terstandar dan sensitif.
  • 16. Diskusi - MRI Penelitian-penelitian telah menggunakan pengukuran ini untuk mengevaluasi keefektifan perawatan yang berbeda, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), latihan fisik, dan suplemen vitamin D, dalam mempertahankan atau menumbuhkan kartilago artikular. sprifermin (fibroblast growth factor 18) adalah contoh intervensi baru-baru ini yang menunjukkan efek positif pada pelestarian dan pertumbuhan kartilago artikular dibandingkan dengan placebo.
  • 17. Diskusi - MRI MRI Pulse Sequence Protocols Protokol MRI Pulse Sequence untuk pencitraan sendi lutut dalam penyelidikan OA minimal mencakup proton weighted atau intermediate-weighted fat-suppressed dalam tiga bidang, ditambah dengan non-fat suppressed T1-weighted untuk visualisasi lebih baik pada kontur tulang, loose bodies, dan sklerosis subkondral. Untuk analisis volumetrik 3D, 3D gradient-echo (GRE) resolusi tinggi juga diperlukan. Namun, pencitraan GRE 3D kurang dapat menggambarkan kelainan kartilago fokal bila dibandingkan dengan pencitraan 2D FSE standar.
  • 18. Diskusi - MRI A  intermediate-weighted FSE, menunjukkan kelainan fokal pada kartilago (panah putih). B  gambaran flash low angle shot (FLASH) pada posisi yang sama (pada gambar A), menunjukkan hipointensitas (lingkaran elips) tetapi tidak menunjukkan kelainan yang pasti. C  mapping Hal ini menunjukkan tidak semua pencitraan MRI dapat menunjukkan perubahan kartilago.
  • 19. Diskusi - MRI MRI Komposisional MRI komposisional dapat mendeteksi perubahan dini dalam komposisi kartilago dan strukturnya yang membuatnya paling sesuai untuk mengevaluasi subjek yang berisiko terkena OA yang tidak memiliki bukti degenerasi sendi T2-mapping, pencitraan natrium, T2*-mapping, pencitraan gagCEST, T1-rho mapping, pencitraan diffusion-weighted, pencitraan ultra-short echo-time, dan dGEMRIC, T2-mapping, T1-rho mapping, dan dGEMRIC adalah pencitraan yang paling umum digunakan untuk mengevaluasi subjek dengan OA.
  • 20.
  • 21.
  • 22. Diskusi - MRI A  fat-suppressed SPGR pada lutut dengan trauma ACL, menunjukkan osteofit intrakondral (kepala panah) B & C  peningkatan waktu relaksasi pada bagian posterior lateral tibia (panah putih) yang mengindikasikan adanya perubahan pada komposisi kartilago akibat degenerasi kartilago dini.
  • 23. Diskusi - USG Ultrasonografi adalah metode yang hemat biaya dan andal untuk menilai fitur terkait OA, termasuk jaringan lunak dan perubahan tulang superfisial, tanpa pemberian kontras atau paparan radiasi. Namun, itu membutuhkan waktu dan latihan untuk memperoleh dan mempertahankan kompetensi, dan memiliki keterbatasan dalam melewati ttulang atau struktur artikular yang lebih dalam. Ultrasonografi dapat mendeteksi perubahan struktural pada kartilago dan meniskus, serta efusi dan sinovitis pada OA lutut, dan sebuah penelitian menemukan bahwa sinovitis yang terdeteksi oleh ultrasonografi berkorelasi dengan OA radiografi lanjut dan gejala klinis
  • 24. Diskusi - USG USG sendi tibiofemoral medial penonjolan meniskus (panah putih). Selain itu, ditemukan juga osteofit (kepala panah) dan hilangnya gambaran (anekoik) pada bagian dalam sendi sehingga tidak dapat menilai permukaan kartilago dan ligamen.
  • 25. Diskusi – CT Pencitraan CT dapat mendeteksi dan mengukur perubahan mineralisasi tulang dan jaringan yang terkait dengan osteoartritis, serta mengukur parameter ruang sendi dan ketebalan kartilago. CT artrografi dianggap sebagai standar referensi in vivo untuk mengukur ketebalan kartilago dan memiliki kinerja diagnostik yang tinggi untuk mendeteksi cacat kartilago, robekan meniskus, dan cedera ACL di dalam sendi lutut. CT arthrography sebagai teknik pencitraan untuk menyelidiki interaksi regional antara kartilago dan tulang pada awal dan perkembangan OA. CT arthrography juga dapat memberikan penilaian in vivo dari kandungan proteoglikan kartilago
  • 26. Diskusi - CT CT artrografi adalah gold standard untuk menggambarkan kelainan pada permukaan kartilago. Gambar A, gambaran koronal setelah administrasi kontras secara intraartikuler, menunjukkan kelainan fokal pada sisi medial tibia (panah). Gambar B, gambaran sagittal, menognfirmasi kelainan tersebut.
  • 27. Diskusi - CT Perangkat Weight-bearing CT memungkinkan pengambilan pencitraan dalam posisi berdiri. Gambar A, gambaran koronal non- weight bearing intermediate-weighted fat-suppressed (FSE), menunjukkan meniskus medial yang sejajar dengan margin sendi (panah). Gambar B, gambaran weight-bearing CT, menunjukkan penonjolan meniskus dari margin sendi (panah)
  • 28. Diskusi - CT Perangkat 4D-CT memungkinkan pencitraan sendi ketika melakukan gerakan ekstensi dan fleksi. Gambar A, gambaran 4D-CT sendi patellofemoral bilateral pada pasien yang memiliki riwayat instabilitas patella kiri menunjukkan subluksasi simetris lateral dari patella saat ekstensi penuh (panah) yang menghilang saat lutut fleksi (gambar B, kepala panah).
  • 29. Diskusi – Molecular Imaging Teknik pencitraan molekuler, seperti SPECT dan PET, dikombinasikan dengan CT atau MRI, dapat menilai pergantian tulang dan aktivitas metabolisme pada subjek dengan OA, memberikan peningkatan lokalisasi serapan radiofarmasi anatomi dan korelasi dengan degenerasi sendi.
  • 30. Diskusi – Molecular Imaging Perbandingan gambaran CT dengan PET Kiri  CT - Penyempitan JSW - Kalsifikasi - Osteofit Kanan  CT + PET - Sinovitis
  • 31. Diskusi – Artificial Intellegence Banyak penelitian telah dipublikasikan tentang pendekatan berbasis AI dalam pencitraan OA Pendekatan Deep Learning (DL) telah digunakan untuk mengidentifikasi patologi sendi pada MRI yang terkait dengan OA lutut Pencitraan OA berbasis AI memiliki potensi, tetapi metode DL untuk mengevaluasi pasien dengan OA pada studi pencitraan masih dalam tahap awal dan memerlukan validasi tambahan sebelum digunakan secara luas dalam praktik klinis dan pengaturan penelitian.
  • 32. Kesimpulan Radiografi konvensional adalah teknik pencitraan awal dan paling banyak digunakan untuk evaluasi pasien dengan diagnosis OA yang diketahui atau dicurigai. Namun, karena keterbatasan radiografi polos, MRI memainkan peran penting dalam memahami sejarah dan perkembangan penyakit serta dalam memandu terapi. Ultrasonografi memainkan peran penting dalam diagnosis dan tindak lanjut pengobatan sinovitis terkait OA dalam praktik klinis. Penggunaan teknik resolusi tinggi untuk menilai morfologi kartilago dikombinasikan dengan teknik komposisi yang tersedia akan meningkatkan sensitivitas MRI dalam mendeteksi degenerasi sendi dini. Pencitraan akan memainkan peran yang semakin penting dalam pengambilan keputusan dan praktik klinis.

Editor's Notes

  1. Osteoartritis (OA) adalah hasil dari berbagai gangguan yang mengakibatkan kerusakan struktur, penurunan fungsi, dan akhirnya kegagalan sendi synovial. OA terjadi ketika keseimbangan antara kerusakan dan perbaikan terganggu yang mengakibatkan rasa sakit, gangguan fisik, dan tekanan psikologis. Pencitraan tidak wajib dilakukan untuk mendiagnosis OA, namun diperlukan untuk melihat perubahan struktur dan memonitor perkembangan OA. MRI jarang diindikasikan dalam penilaian dan penatalaksanaan OA lutut atau pinggul. MRI digunakan dalam penelitian untuk mengidentifikasi OA dini serta mendokumentasi perubahan struktural. Dalam bidang klinis, MRI berguna pada kondisi suspek pergeseran fragmen meniscus atau intra-articular body yang menyebabkan knee locking, fraktur insufisiensi subkondral, tumor, atau infeksi yang memerlukan penanganan yang berbeda dari OA.
  2. Dalam bidang pencitraan, MRI kuantitatif dan semi-kuantitatif telah memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai perkembangan OA serta faktor risikonya. Sementara MRI komposisional memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai patologi OA dini yang berpotensi reversibel Isi dari review ini akan membahas dasar pencitraan OA dan perkembangannya. berfokus pada sendi lutut karena mayoritas penelitian OA dan kartilago berfokus pada sendi tersebut. OA sendi pinggul, pergelangan kaki, bahu, atau jari masih umum ditemukan namun kurang dapat perhatian di komunitas pencitraan. peran radiografi dalam pencitraan OA serta perkembangan teknologi dalam mengukur celah sendi / joint space width (JSW). review ini juga akan membahas metodologi untuk mengevaluasi komposisi biokimia kartilago dan perkembangan penilaian kuantitatif pada morfologi kartilago berdasarkan pendekatan segmentasi. Modalitas pencitraan lainnya seperti ultrasonografi (USG), computed tomografi scan (CT scan), dan metabolic imaging serta peran terkini dan potensinya dalam bidang klinis dan penelitian juga akan dibahas.
  3. Kellgren-Larence Grading Scale memiliki keterbatasan yaitu mengasumsikan bahwa perubahan radiografi pada OA muncul secara berurutan selama perjalanan penyakit dan terdiri dari ukuran JSW dan keberadaan osteofit. Namun, asumsi ini tidak valid.
  4. Manifestasi klinis dan struktur yang beragam menyarankan ada beberapa fenotipe atau subpopulasi pada OA, dengan tiga fenotipe struktural utama yaitu: meniskus/kartilago, tulang subkondral, dan peradangan. Gambar A, fenotipe meniscus/kartilago  menunjukkan penurunan ketebalan kartilago yang difus pada lateral tibia (kepala panah). Maserasi meniscus pada lateral dan medial badan meniscus (panah putih kecil) yang merupakan karakteristik utama OA fenotipe meniscus/kartilago. Gambar B, fenotipe inflames  hiperintensitas rongga sendi (tanda bintang hitam). Gambar C, fenotipe tulang subkondral  lesi sumsum tulang yang besar pada medial femur (panah putih besar) dan tibia (kepala panah putih). Gambar D, fenotipe atrofik, menunjukkan hilangnya kartilago pada femur (panah putih). Tidak adanya osteofif di margin sendi menjadi karakteristik OA fenotipe atrofik. Gambar E, fenotipe hipertrofik,  osteofit besar pada margin tulang (panah putih) yang merupakan karakteristik OA fenotipe hipertrofik.
  5. Penggunaan morfometri kartilago untuk mengukur perubahan pada lutut dengan OA. Metode ini melibatkan penggunaan urutan pencitraan 3D beresolusi tinggi standar untuk menilai parameter jaringan morfologis sebagai variabel kontinu berdasarkan segmentasi kartilago dan permukaan kartilago. Namun, perkembangan OA sangat terkait dengan kerusakan kartilago yang ada, sehingga sistem penilaian radiografi seperti sistem Kellgren-Lawrence atau tingkat penyempitan JSW yang spesifik kompartemen biasanya digunakan untuk memilih peserta untuk studi yang mengandalkan morfometri kartilago sebagai hasil. Hal ini karena OA dini tidak ditandai dengan hilangnya substansi kartilago secara luas penggunaan morfometri kartilago merupakan alat penting untuk mengukur perubahan pada OA, tetapi penting untuk mempertimbangkan stadium penyakit dan menggunakan sistem penilaian yang tepat
  6. MRI Pulse Sequence protocols adalah serangkaian instruksi yang menentukan waktu dan kekuatan medan magnet dan gelombang radio yang digunakan selama pemindaian MRI. Protokol ini dapat disesuaikan untuk menghasilkan berbagai jenis gambar, seperti gambar T1-weighted, T2-weighted, or proton density-weighted , yang dapat memberikan informasi berbeda tentang gambar gabungan yang dicitrakan.
  7. Pertanyaan: Mengapa sendi lutut yang sering dibahas? OA sendi pinggul, pergelangan kaki, bahu, atau jari masih umum ditemukan namun kurang dapat perhatian di komunitas pencitraan. Karena memiliki kartilago tipis pada permukaan sendi yang melengkung sehingga memberikan tantangan yang lebih berat. Loose bodies?  small fragments of bone or cartilage that become detached and float freely within a joint space, causing pain and discomfort