SlideShare a Scribd company logo
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laboratorium merupakan tempat melakukan aktivitas untuk menunjang
proses pembelajaran yaitu, analisis, diskusi ilmiah, penelitian, pengabdian
masyarakat, pengembangan ilmu pengetahuan baru melalui serangkaian debat
ilmiah yang ditunjang oleh tersedianya referensi muktahir, serta pengembangan
metode, perangkat lunak, peraturan,dan prosedur praktikum.
Keberadaan laboratorium berperan sangat penting terutama dalam bidang
pendidikan. Laboratorium dalam pendidikan berfungsi untuk meningkatkan serta
mendukung proses belajar mengajar yang lebih efektif dan efisien. Dengan adanya
laboratorium, bukan hanya pendidik saja yang mendapatkan kemudahan dalam
prosesnya tetapi juga dirasakan oleh peserta didik. Laboratorium menjadi ruang
bagi para siswa untuk berinteraksi secara langsung dengan berbagai alat dan
bahan dalam mengobservasi dan membuktikan sendiri teori yang telah
dipelajarinya. Sedangkan bagi para guru, laboratorium dapat menjadi sumber
belajar dalam menyampaikan materinya agar lebih dimengerti dan dipahami oleh
para peserta didik.
Selain Alat dan Bahan Laboratorium IPA (Biologi, Kimia dan Fisika),
penting juga mengetahui Alat dan Bahan Laboratorium Ilmu Pengetauan Alam
Bumi dan Antariksa. Komponen dalam mempelajari IPBA yakni Kurikulum
IPBA, Kurikulum IPBA dikembangkan untuk memberikan arah dalam mencapai
tujuan belajar yang sesuai. Deskripsi materi kegiatan dalam Laboratorium IPBA
juga wajib diketahui untuk menunjang kegiatan dalam labratorium IPBA.
Alat-alat dan bahan Laboratorium IPBA dibagi menjadi 2 yakni
kelompok kebumian dan kelompok Antariksa. Kurangnya pengetahuan alat-alat
dan bahan laboratorium, utamanya fungsi dari alat tersebut menjadi latar belakang
untuk membuat makalah tentang “Alat dan Bahan Laboratorium Ilmu
Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA)”.
2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kurikulum Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
(IPBA)?
2. Bagaimana deskripsi kegiatan dalam Laboratorium Ilmu Pengetahuan
Bumi dan Antariksa (IPBA)?
3. Apa kompetensi guru terkait dengan keterampilan Laboratorium Ilmu
Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA)
4. Apa-apa saja alat-alat & bahan Laboratorium Ilmu Pengetahuan Bumi
dan Antariksa (IPBA)?
C. Tujuan
1. Mengetahui kurikulum Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
(IPBA).
2. Mengetahui deskripsi kegiatan dalam Laboratorium Ilmu Pengetahuan
Bumi dan Antariksa (IPBA)
3. Memahami kompetensi guru terkait dengan keterampilan
Laboratorium Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA)
4. Mengetahui apa-apa saja alat-alat & bahan Laboratorium Ilmu
Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA)
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kurikulum Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA) bagi Guru
Kurikulum IPBA dikembangkan untuk memberikan arah dalam
mencapai tujuan belajar yang sesuai. Pada kurikulum secara spesifik materi ajar,
metode, serta program aktivitas guru dan siswa dirancang untuk mencapai tujuan
tertentu. Untuk mengukur ketercapaian tujuan, dalam kurikulum dimuat berbagai
bentuk asesmen. Kurikulum yang baik, diatur secara berurutan dimulai dengan
topik dan keterampilan yang fundamental yang merupakan dasar bagi pemahaman
materi berikutnya. Implementasi kurikulum memerlukan material pembelajaran,
termasuk buku teks aktivitas kelas, komputer dan internet, peralatan dan
perlengkapan untuk di laboratorium dan di lapangan yang berkualitas
(Lilisari & Tawil, 2016: 173).
Menurut Benchmarks for Science Literacy dalam buku (Lilisari & Tawil,
2016: 174), Lulusan SMP harus sudah memiliki hal-hal :
1. Matahari adalah bintang yang berukuran sedang dengan lokasi berada
disalah satu lengan Galaksi Bima Sakti, dekat tepi bentuk piringan
galaksi.
2. Matahari adalah bintang terdekat yang ratusan ribu kali lebih dekat
terhadap bumi dibandingkan bintang lain.
3. Tata surya terdiri dari sejumlah planet yang bergerak mengelilingi
matahari dalam orbit mendekati lingkaran. Jumlah planet dalam tata
surya adalah delapan bukan lagi sembilan.
4. Sejumlah besar bongkahan batu (meteroid) mengorbit matahari.
Adapun lulusan SMA harus sudah mengetahui hal-hal:
1. Bintang-bintang berbeda satu sama lain dalam ukuran, temperatur,
komposisi kimia, dan umur, tetapi bintang-bintang berevolusi, sehingga
mempunyai elemen yang sama dengan yang ditemukan dibumi.
4
2. Berdasarkan pada fakta-fakta ilmiah, alam semesta diperkirakan berumur
lebih dari sepuluh miliar tahun.
3. Bertambah sempurna teknologi yang digunakan untuk mempelajari alam
semesta.
4. Model matematika dan simulasi komputer digunakan untuk mempelajari
fakta-faka dari berbagai sumber untuk menghasilkan perhitungan ilmiah
pembentukan alam semesta.
Akan tetapi berdasarkan hal-hal diatas, tidak semua sekolah baik itu SMP
maupun SMA mencapai target tersebut. Materi yang diberikan hanya sebatas
pembahasan luar atau kulit-kulitnya saja dari pokok pembahasan. Pembahasan
umum yang didapatkan hanya ada pada poin ketiga, dimana jumlah planet tata
surya delapan bukan lagi sembilan. Untuk SMA sendiri, masih banyak sekolah
yang belum menerapkan simulasi komputer untuk mempelajari fakta-fakta
berbagai sumber yang nantinya akan menghasilkan perhitungan ilmiah
pembentukan alam semesta.
B. Deskripsi Materi Kegiatan Laboratorium IPA
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA) mempelajari bumi dalam
tata surya dan lapisan-lapisannya dari pusat bumi sampai puncak atmosfer bumi.
IPBA ini terkait dengan disiplin ilmu geologi, geofisika, geodesi, geografi,
oseanografi, meteorologi, klimatologi, sains atmosfer, aeronomi dan astronomi
(Bayong, 2006). Dalam ilmu kebumian kebumian dan antariksa dipelajari lapisan-
lapisan bumi seperti litosfer, hidrosfer, atmosfer dan ruang angkasa di luar
atmosfer bumi yang disebut antariksa. Pengetahuan tentang IPBA sangat penting
dibelajarkan pada siswa sejak dini karena melalui pengetahuan ini siawa akan
mengenal alam sekitarnya dengan lebih baik (Lilisari & Tawil, 2016: 174).
Dasar keilmuan yang dibutuhkan untuk memahami IPBA diantaranya
adalah fisika dan matematika. Sebagian besar teori tentang IPBA dijelaskan
dengan fisika, seperti mekanika untuk menjelaskan gerak planet dalam tata surya
termasuk energi dan perubahannya, termodinamika dan fisika modern untuk
menjelaskan berbagai perubahan fisis bintang, kemagnetan untuk menelusuri
5
umur batuan, kalor, dan kelistrikan untuk memahami perubahan pemanasan
atmosfer, iklim dan sebagainya. Oleh karena itu, pada kurikulum IPA dan fisika di
SMP dan SMA sebagai konten IPBA tetap dijadikan suplemen dalam peljaran
fisika. Meskipun ada pengalihan konten IPBA ke IPS dan Geografi, namun
ketertarikan yang erat antara IPBA dan fisika menyebabkan adanya
kecenderungan pengajar IPBA adalah guru-guru IPA/fisika. Akibatnya pola
pengajaran IPBA tidak jauh berbeda dengan IPA/fisika, karena keduanya
termasuk dalam rumpun ilmu yang sama yaitu Physical Science.
Sebagai kelompok Physical Science, IPBA merupakan cabang dari IPA
(natural science) dan sains (secara umum), yang mempelajari sistem pada benda
tak hidup mencakup (1) bumi (tanah dan batuan air dan udara), (2) tata surya, (3)
galaksi, dan (4) jagat raya. Prinsip dasar Physical Science terletak pada konsep
kunci dan teori ini datang dari penemuan (discovery) dengan menggunakan
metode ilmiah (scientific method) yang harus ditemukan menggunakan bukti
ilmiah (scientific evidence) (Tillery, 2005). Pembelajaran Physical Science
dilakukan melalui kegiatan laboratorium dimana siswa diberi set percobaan untuk
melakukan kegiatan berbasis discovery dan inquiry (Ward et al., 2008; McCrady
and Rice, 2008). Dan sifat IPBA ini, pembelajaran IPBA seyogianya dilakukan
dengan menggunakan metode ilmiah melalui kegiatan laboratorium.
Materi IPBA yang dipraktikumkan dalam penelitian ini untuk bidang
kebumian adalah: (1) Identifikasi Batuan, (2) Pemekaran Dasar Samudra, (3)
Episenter dan Hiposenter (4) Erupsi dan Pelapukan (5) Siklus Air, (6) Curah
Hujan (7) Efek Rumah Kaca dan Pemanasan Global, sedangkan untuk bidang
astronomi adalah: (1) Jam Matahari, (2) Rotasi dan Revolusi Bumi, (3) Rotasi dan
Revolusi Bulan, (4) Koordinat Pengamatan, (5) Pengalaman Rasi Bintang dan (6)
Pengamatan Objek Langit Malam.
1. Kegiatan Laboratorium Kebumian
a. Identifikasi Batuan
Kegiatan laboratorium ini bertujuan untuk dapat mengetahui sifat-sifat
batuan penyusun litosfer bumi. Sifat-sifat fisis berbagai jenis batuan didasarkan
6
pada pengamatan yang cermat terhadap warna batuan, struktur, tekstur dan
komposisi mineral penyusun batuan. Ditinjau dari proses pembentukannya, pada
umumnya batuan beku keras dan kasar, batuan sedimen halus dan rapuh/gembur,
sedangkan batuan metamorf sangat keras dan halus. Kekerasan batuan dapat
dibandingkan dengan menggunakan skala Mohs.
Menurut Arsyad (2016), jenis-jenis batuan terdiri dari:
1. Batuan beku
Ciri umum batuan beku (1) kristalin kristal saling mengikat dan tumbuh,
(2) keras dan tidak memperlihatkan suatu perlapisan, dan (3) lubang-
lubang gas dipermukaan. Klasifikasi batuan beku secara sederhana
berdasarkan tekstur dan komposisi mineralnya antara lain:
1) Batuan Feneritik
Batuan feneritik sering pula dikatakan berbutir kasar dan yang umum
dan yang umum dijumpai adalah sebagai berikut:
a) Granit
b) Diorit
c) Gabro
d) Pridotit
2) Batuan Afanitik
a) Basalt
b) Andesit
c) Riolit
2. Batuan Sedimen
Proses sedimentasi berlangsung dalam empat tahap yaitu pelapukan,
erosi dan transortasi, deposisi/pengendapan, dan lithifikasi
a. Batuan sedimen klastik
b. Batuan sedimen non-klastik
3. Batuan Metamorf
Batuan metamorf adalah batuan yang berasal dari batuan induk yang lain,
dapat berupa batuan beku, batuan sedimen, maupun batuan metamorf
sendiri yang telah mengalami proses/perubahan mineralogy, tekstur
7
maupun struktur sebagai akibat pengaruh teperatur dan tekanan yang
tinggi. Macam-macam batuan metamorf:
a. Slate
b. Filit
c. Gneiss
d. Sekis
e. Marmer
f. Kuarsit
g. Milonit
h. Filonit
i. Serpentinit
b. Pemekaran Dasar Samudera
Kegiatan laboratorium ini bertujuan untuk dapat memahami fenomena
pembentukan kerak samudera yang baru akibat pergerakan dua lempeng saling
menjauh. Walaupun kerak bumi saling menjauh, tetapi ukuran bumi tidak
berubah. Dari kerak bumi yang terbentuk akibat pemekaran dasar samudera dapat
diketahui umur kerak/batuan tersebut, karena kerak samudera mencatat
pembalikan polaritas medan magnet yang berubah setiap periode 50 juta tahun.
c. Episenter dan Hiposenter
Kegiatan laboratorium ini bertujuan untuk dapat mengetahui pengaruh
tenaga endogen terhadap bumi, misalnya gempa bumi. Secara grafis, episenter
dapat ditentukan dengan menggunakan metode tiga lingkaran.
d. Erosi dan Pelapukan
Kegiatan laboratorium ini bertujuan untuk dapat mengetahui pengaruh
tenaga eksogen terhadap bentuk permukaan bumi, misalnya erosi dan pelapukan.
e. Siklus Air
Kegiatan laboratorium ini bertujuan untuk mengetahui bahwa proses
pergerakan air yang ada pada hidrosfer bumi membentuk suatu siklus yang
disebut siklus hidrologi (siklus air)
8
Menurut Arsyad (2016), siklus hidrologi dibagi menjadi 9 tahap yaitu:
1. Evaporasi
2. Transpirasi
3. Evapotranspirasi
4. Kondensasi
5. Adveksi
6. Presipitasi
7. Run off
8. Infiltrasi
9. Perkolasi
Air yang ada di laut, danau, sungai dan permukaan tanah lainnya mengalami
penguapan akibat pemanasan oleh matahari. Uap yang terbentuk akan bergerak
naik lalu mengalami kondensasi membentuk awan. Akibat dorongan air, awan
yang mengandung uap air ini dapat bergerak menuju tempat lebih tinggi kea rah
pegunungan. Setelah uap air mengkondensasi menjadi tetes-tetes awan, maka
akan turun hujan. Hujan yang mencapai permukaan bumi ada yang terserap masuk
ke dalam tanah ada yang mengalir sebagai limpasan ke sungai, danau dan aliran
air lainnya.
f. Curah Hujan
Alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan disebut penakar hujan.
Penakar hujan yang sistem kerjanya secara manual disebut pluviometer dan
penakar hujan yang otomatis disebut pluviograf.
g. Efek Rumah Kaca dan Pemanasan Global
Kegiatan laboratorium ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
memepengaruhi peristiwa efek rumah kaca dan pemanasan global. Kegiatan
dilakukan dengan menggunakan alat peraga yang menganalogikan ketebalan
atmosfer dengan memvariasi keebalan lapisan plastik tidak berwarna. Selanjutnya
bumi dianalogikan dengan material yang ditempatkan di dasar kotak dan untuk
mendapatkan sinar matahari, kotak yang telah ditutup dengan lapisan plastik
diletakkan di luar lapangan di bawah sinar matahari.
9
2. Kegiatan Laboratorium Astronomi
a. Jam matahari
Kegiatan jam matahari bertujuan untuk menggunakan bayangan matahari
sebagai acuan waktu (membuat jam matahari). Selain itu matahari juga
dapat di gunakan untuk menentukan arah utara-selatan geografis
(sebenarnya). Kegiatan dilkukan dengan meletakkan peralatan/alat peraga
berupa lempengan kayu dengan kertas putih lalu di tengah-tengahnya di
tancapkan paku berukuran sekitar 7(tujuh) cm. Setiap satu jam bayangan
paku oleh matahari di plot pada kertas. Pengamatan bayangan dilakukan
mulai jam 6.00 pagi sampai jam 18.00 sore, sehingga akan di peroleh pola
garis bayangan yang berbentuk setengah lingkaran terbagi 12 bagian yang
sering di sebut jam matahari.
b. Rotasi dan revolusi bumi.
Kegiatan laboratorium ini di masudkan agar guru dapat memahami
fenomena alam akibat dari pergerakan semu harian dan tahunan bumi
terhadap matahari. Adanya otasi bumi dapat mengakibatkan orang yang
ada di bumi mengalami gejala siang dan malam, dapat merasakan adanya
perbedaan waktu diantara berbagai tempat di belahan bumi. Memahami
adanya migrasi tahunan matahari antara lintang tropic of cancer (23,5cU)
dan lintang tropic of capricorn (23,5cS), sehingga dapat membedakan
pergantian musim di belahan bumi utara dan selatan.
c. Rotasi dan revolusi bulan.
Gejala alam yang dapat di praktikumkan antara lain terjadinya fasa-fasa
bulan dan gerhana. Fasa-fasa bulan di akibatkan cahaya matahari yang
mengenai permukaan bulan yang menghadap ke permukaan bumi berubah
secara teratur. Fasa bulan di mulai dari bulan baru/mati  sabit (waxing
crescent)  bulan separuh  waxing gibbous  bulan purnama 
waning gibbous  bulan separuh  bulan sabit (waning crescent) 
bulan baru. Gerhana matahari terjadi bila matahari-bumi-bulan segaris
lurus dan bayangan bulan jatuh di permukaan bumi.
10
d. Koordinat pengamatan.
Jenis karbonat yang perlu di ketahui adalah koordinat horison dan
koordinat ekuator. Pemahaman koordinat dapat menggunakan batuan
software ‘stellarium’. Mahasiswa terlebih dahulu haus mengenal titik
kardinal U-T-S-B juga zenith-Ekuator-Nadir, yang masing-masing
jaraknya 90 𝑐
.
e. Koordinat horizon
Dapat dinyatakan dengan azimuth dan tinggi bintang objek langit. Posisi
azimuth dapat di ketahui dengan terlebih dahulu mengetahui titik utara-
selatan sesungguhnya (dari hasil percobaan jam matahari). Dari titik utara
berputar ke timur sampai titik kaki bintang/objek langit yang di maksud,
jarak menyatakan azimuth. Tinggi bintang di ukur dari titik kaki bintang
atau horison ke bintang tersebut.
f. Koordinat ekuator
Dapat dinyatakan dengan deklinasi dan asensiorecta. Deklinasi di tentukan
dengan terlebih dahulu mengetahui lintang tempat pengamatan. Jika posisi
bintang di utara zenith deklinasinya positif (+), sebaliknya bila selatan
zenith (-). Secara matematis koordinat horison dapat dikonversi menjai
koordinat ekuatorial, dan sebaliknya.
g. Pengenalan rasi bintang.
Untuk mengenal berbagi nama rasi bintang dan bentuk konfigurasi
bintangnya, siswa perlu mengetahui prinsip penggunaan peta langit.
Melalui peta langit mahasiswa diminta mengenali berbagi objek langit
terutama rasi bintang istimewa penunjuk arah dan penanda musim.
Dilangit selatan, bintang pari(rasi crux) digunakan sebagai penujuk arah
selatan. Dilangit utara bintang biduk (rasi Ursa mayor) sebagai penanda
utara. Selain itu, rasi scorpio di gunakan sebagai penanda musim kemarau
dan rasi orion sebagai penanda musim hujan.
h. Pengamatan langit malam.
Muara dari semau kegiatan laboratorium bidang astronomi, dapat
menentukan arah pengamatan dengan jelas, menentukan posisi suatu
11
rasi/bintang berdsarkan koordinat horison dan ekuator, dapat menyebutkan
nama bintang/rasi berdasarkan konfigurasi yang sudah di kenalinya. Selain
dapat mengenali rasi bintang juga diharapkan dapat mengenali objek
langit yang lain seperti bulan, planet, bintang dan zodiak. Dapat
menentukan waktu pengamatan bintang yang tepat berdasarkanpada
bentuk fasa-bulan. Agar pengamatan berjalan dengan baik, perlu
disiapkan dan di pahami cara kerja berbagai perelatan pendukung seperti
kompa, lampu senter dengan cahaya merah, peta langit, dan teleskop.
C. Kompetensi Guru terkait dengan Keterampilan Laboratorium IPBA
Kompetensi didefinisikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-
nilai dasar yang direfleksikan dalam kebisaan berfikir dan bertindak
(Depdiknas, 2004). Kompetensi tidak hanya mengandung pengetahuan,
keterampilan dan sikap, tetapi yang penting adalah penerapan dari pengetahuan,
keterampilan dan sikap tersebut yang diperlukan dalam pekerjaan.
Menurut Etkina (2010), guru harus memiliki sedikitnya tiga kompetensi,
yaitu : content knowledge, padagogical knowledge dan pedagogical content
knowledge.Contetnt knowledge berkaitan dengan pemahaman konsep, dan
hubungan antar konsep (cara memperoleh dan aplikasinya). Padagogical
knowledge terkait dengan pengembangan kemampuan berfikir, kemampuan sains,
kemampuan bekerja sama, sedangkan Padagogical Content Knowledge
berorientasi pada pengetahuan pembelajaran seperti kurikulum, strategi dan
pendekatan pembelajaran yang efektif dan teknik evaluasi.
Sejalan dengan pandangan Etkina, pada Undang-Undang No, 14 tahun
2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1,) kompetensi guru meliputi
kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan kompetensi.Kompetensi
pedagogik adalah kemampuan mengelola peserta didik, dilihat dari kemampuan
melakukan penilaian. Kompetensi kepribadian, masyarakat agar gutu memiliki
kepribadian yang mantap sebagai seorang guru yang akan memberi teladan
kepada siswa dan masyarakat, sehingga guru akan tampil sebagai sosok yang
patut “digugu” dan “ditiru”. Kompetensi profesional adalah kemampuan
12
penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Kompetensi ini meliputi
kepakaran atau keahlian dalam bidangnya, yaitu penguasaan bahan yang harus
diajarkan beserta metodenya, rasa tanggungjawab akan tugasnya dan rasa
kebersamaan dengan sejawat guru lainnya. Sementara kompetensi sosial adalah
kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien
dengan peserta didik, sesama guru, diperlukan persyratan kemampuan yang secara
akademik dan pedagogik sahih, dan secara sosial profesional dapat diterima oleh
dunia persekolahan tempat bertugas. (Lilisari & Tawil, 2016: 182).
Penjabaran kompetensi dan indikator SKGP (2004) terkait dengan
pengembangan kurikulum keterampilan laboratorium dapat dilakukan dengan du
cara (Tuxworth dalam Hinduan,2002;Wiyanto 2005). Pertama dengan
menganalisis pekerjaan, tugas-tugasjabatan, peran dan fungsi yang akan diemban
oleh lulusan dari program pendidikan yang dirancang. Kedua dengan unjuk kerja
yang dianggap terbaik saat mengerjakan suatu tugas. Mengidentifikasi
Standar Kompetensi Guru Pemula Terkait dengan Kegiatan
STANDAR
KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
Penguasaan
Keterampilan
Laboratorium IPBA
Mampu merencanakan,
melaksanakan, dan
melaporkan kegiatan
laboratorium terkait
dengan pembelajaran
IPBA
1. Mampu merencanakan
program kegiatan
laboratorium/
praktikum IPBA
berdasarkan
kurikulum.
2. Mampu melaksanakan
kegiatan
3. Mampu melaporkan
kegiatan laboratorium
IPBA.
13
STANDAR
KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
Penguasaan
Pengelolaan
Laboratorium IPBA
Mampu mengelola
laboratorium IPBA
1. Mampu mendesain
laboratorium IPBA
2. Mampu mengorganisir
(manajemen dan
administrasi) kegiatan
laboratorium IPBA
3. Mampu memberi
pertolongan pertama
pada kecelakaan di
laboratorium IPBA
4. Mampu
mengembangkan
berbagai peralatan
terkait dengan
pembelajaran IPBA
Komponen-komponen yang umumnya terdapat dalam penyusunan
ancangan dan laporan praktikum adalah pemilihan topik, judul praktikum, tujuan,
rumusan masalah, prinsip, konsep, variable, hipotesis, alata dan bahan prosedur
kerja, hasil, pembahasan, kesimpulan dan saran. Uraian mengenai dari komponen-
komponen tersebut adalah sebagai berikut (disarikan dari : VanCleave, 2004a dan
2004b Rustaman et, al., Subiyanto, 1988).
1. Pemilihan Topik.
Pencarian topic dapat diperoleh melalui riset pendahuluan. Riset adalah
suatu proses mengumpulkan informasi mengenai suatu subjek. Riset
mencakup pengumpulan fakta fakta, termasuk informasi dari pengalaman
pribadi, informasi dari sumber-sumber yang mengetahui, dan informasi
dari hasil pengamatan pendahuluan. Selain melalui riset pendahuluan,
14
pemilihan topic juga dapat dilandasi oleh praktikum pendahuluan.
Praktikum pendahuluan adlah praktikum yang menyediakan informasi
tentang praktikum dan membantu mengidentifikasi masalah praktikum.
2. Judul praktikum
Judul praktikum dirumuskan berdasarkan topic yang dipilih. Rumusan
judul berupa pernyataan dalam satu kalimat yang ringkas, komunikatif,
dan afirmatif. Judul harus mencerminkan dan konsisten dengan tujuan dan
ruang lingkup materi praktikum. Judul dapat mencerminkan variable atau
hubungan antar variable.
3. Tujuan praktikum
Tujuan praktikum mengemukakan hasil praktikum yang ingin dicapai.
Tujuan dirumuskan secara singkat dalam satu kalimat berkenan dengan
sesuatu akan dicapai melalui praktikum. Tujuan harus sesuai dengan
rumusan masalah dan mengungkap variable serta hubungan antar variable.
4. Rumusan masalah
Masalah dirumuskan dengan ringkas dalam bentuk kalimat Tanya. Hal
yang ditanyakan berkenan dengan variable atau hubungan antara variable
bebas dan variable terikat. Secara lebih spesifik dapat dibuat beberapa
pertanyaan praktikum. Pertanyaan praktikum merupakan rincian atau
jabaran dari rumusan masalah dan terfokus per variable.
5. Prinsip
Prinsip merupakan asas atau kebenaran yang menjadi dasar untuk berfikir,
bertindak, atau melakukan sesuatu. Prinsip juga merupakan hubungan
antar konsep yang memiliki kebenaran empiris yang tidak begitu tinggi
(Rustaman et al., 2002). Dalam praktikum, prinsip dapat berupa prinsip
teori atau prinsip kerja. Prinsip teori merupakan pernyataan ringkas yang
melibatkan konsep-konsep mendasar tentang bekerjanya sesuatu. Prinsip
kerja merupakan penjelasan singkat tentang bekerjanya suatu alat atau
proses dihasilkannya sesuatu.
15
6. Konsep
Konsep merupakan komponen pembangunan prinsip atau bagian-bagian
pengertian yang membangun prinsip. Konsep dapat dikatakn sebagai
defenisis singkat dari sekelompok fakta atau gejala. Contoh dalam prinsip
bumi merupakan salah satu planet dalam tata surya maka konsepnya dalah:
bumi, planet, dan tata surya.
7. Variable
Variable merupakan objek yang diamati atau diselidiki. Jenis variable
dalam praktikum adalah variable bebas, variable terikat dan variable
control. Variable bebas merupakan varibel perlakuan atau variable
manipulasi, variable terikat sebagai variable akibat, dan variable control
merupakan variable yang dikendalikan sehingga tidak turut berpengarh
terhadap variable terikat.
8. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap sesuatu masalah yang
masih harus diuji kebenarannya. Hipotesis dirumuskan dengan kalimat
pernyataan atau afirmatif. Hipotesis menyatakan hubungan antar variable
dan menawarkan prosedur baru. Terdapat jenis hipotesis yaitu hipotesis
kerja atau alternative dan hipotesis nol. Hipotesis riset adalah hasil yang
diharapkan dari sebuah percobaan. Ini merupakan perkiraan khusus yang
dapat diuji, dan harus berisis variable bebas dan terikat. Hipotesis dapat
dinyatakan dalam bentuk pernyataan deklaratif atau
pernyataan”jika…maka…” hipotesis nol adalah sebuah pernyataan tanpa
memperkirakan adanya kebalikan dari apa yang kamu percaya dan
bertujuan untuk menolak hipotesis nol melalui percobaan.
9. Alat dan bahan praktikum
Pada alat dan bahan praktikum mengungkapkan nama, spesifikasi, jumlah
dari alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum. Kemampuan untuk
mengenali alat – alat laboratorium (meliputi: dasar kerja, sensivitas,
resolusi, dan kapasitas) dan terampil menggunakan alat – alat laboratorium
16
sehingga guru mampu menentukan spesifikasi alat yang dibutuhkan untuk
penyelenggaraan suatu percobaan.
10. Prosedur kerja
Prosedur kerja merupakan langkah – langkah untuk melaksanakan
praktikum. Kemampuan untuk menyusun prosedur kerja dapat
membimbing mahasiswa untuk menemukan sendiri konsep, prinsip, dan
hukum tentang alam dan untuk menguji hipotesis dan memprediksikan
hasil yang diharapkan.
11. Hasil praktikum
Hasil praktikum berupa perolehan praktikum yang dapat berbentuk data
kuantitatif atau kualitatif. Data ini diperoleh dari hasil pengamatan.
12. Analisis data
Melakukan pengolahan data sesuai tujuan dengan menggunakan statistik
sederhana atau dengan perbandingan. Analisis mengaitkan antara data
yang diperoleh dengan teori yang di tepat.
13. Interpretasi data
Membuat penafsiran atau interpretasi logis berdasarkan hasil analisis data.
Penafsiran dilakukan untuk mengetahui kecenderungan data yang
diperoleh berdasarkan hubungan antara variabel – variabel percobaan.
14. Pembahasan
Pembahasan merupakan penjelasan atau diskusi yang bertolak dari hasil
praktikum. Hal yang dibahas terutama yang menyimpang dari teori atau
yang tidak sesuai dengan logika seharusnya.
15. Kesimpulan
Kesimpulan merupakan generalisasi dari hasil praktikum yang berupa
penafsiran atau pemaknaan secara terpadu terhadap semua hasil
praktikum. Kesimpulan tidak dibuat dari satu kali kegiatan praktikum.
16. Saran
Saran merupakan pendapat atau ajuran untuk dipertimbangkan tentang hal-
hal yang sebaiknya dilakukan dari kegiatan praktikum.
17
D. Laboratorium Bumi dan Antariksa (LBA)
Sesuai dengan namanya, laboratoium bumi dan antariksa memberikan
pelayanan yang berkaitan dengan fenomena yang ada dibumi dan
dilangit/antariksa. Berikut fasilitas yang dimiliki LBA:
1. Kelompok Kebumian: Pengenalan teori tektonik lempeng, identifikasi
batuan, pengukuran curah hujan, meteograph, geolistrik, software
kebumian.
2. Kelompok Antariksa: Teleskop Celestron SC-CGE 1100, SBIG CCD
kamera, Portable Planetarium, Helios planetarium, dan peta langit.
Contoh Alat dan Bahan Lab IPBA:
1. Bola Langit transparan
Bola langit transparan ini terbuat dari bahan plastic keras
transparan. Bola dunia mini ditengahnya berwarna ( full colour) dengan
model matahari dan bintang – bintang pada langit trannsparan.
Memperlihatkan hubungan nyata antara bumi dengan bintang – bintang,
planet – planet dan benda langit lainnya, sehingga dapat membantu
pemahaman siswa terhadap bumi dalam ruang angkasa. Memperlihatkan
peta bintang dan banyak lagi fenomena kosmik lainnya. Dimensi: 30 cm x
30 cm x 30 cm.
18
2. Bola dunia
Menggambarkan bentuk fisik bumi; daratan, dataran rendah/tinggi,
pegunungan, gunung, sungai, danau, kedalaman lautan, selat, teluk,
tanjung, batas, wilayah Negara, pulau dan kepulauan, ibu kota Negara, ibu
kota Negara bagian
3. Model gerhana
Model gerhana ini membantu peserta didik dalam mempelajari
terjadinya gerhana matahari dan gerhana bulan. Terdiri dari matahari,
bumi dan bulan.
4. Model tata surya
19
Solar system atau model tata surya ini membantu siswa dalam
memahami perputaran dan pergerakan rotasi dan revolusi planet pada
system tata surya dan benda angkasa luar lainnya. Model tata surya ini
dapat digunakan dalam mengajarkan IPBA untuk memberikan
pemahaman kepada peserta didik terkait dengan tata surya. Matahari
sebagai pusat tata surya yang dikelilingi oleh beberapa planet. Tata surya
terbagi menjadi matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid,
empat planet bagian luar, dan dibagian terluar adalah sabuk Kuiper dan
piringan terbesar. Awan oort diperkirakan terletak didaerah terjauh yang
berjarak sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar.
5. Model planetarium berlampu dan motor 1
Planetarium merupakan sarana wisata pendidikan yang dapat
menambah wawasan yang sangat luas kepada peserta didik khususnya
bidang ilmu pengetahuan astronomi, karena menyajikan berbagai macam
peristiwa alam jagad raya. Dalam sebuah planetarium digital dapat juga
menampilkan berbagai jenis pertunjukan baru dalam format multimedia,
dengan pertunjukan audiovisual yang sangat menarik dalam balutan
khasanah astronomi. Selain pertunjukan simulasi langit ataupun
multimedia, pada beberapa planetarium juga kadang terdapat sarana
prasarana observasi benda – benda langit untuk menyaksikan fenomena
atau kejadian – kejadian alam lainnya.
20
6. Model gunung merapi
Model gunung merapi dapat diterapkan dalam pembelajaran IPBA
untuk memberikan pemahaman peserta didik bagaimana proses terjadinya
gunung merapi. Bagian – bagian dari gunung merapi terdiri dari: magma,
ambang, saluran magma, aliran celah, aliran lahar, timbunan lava, aliran
lava, celah samping. Gunung merapi (ketinggian puncak 2.930 mdpl per
2010) adalah gunung berapi dibagian tengah pulau jawa dan merupakan
salah satu gunung api teraktif di Indonesia.
7. Model patahan permukaan bumi
Model patahan permukaan bumi ini merupakan media yang dapat
memberikan pengetahuan kepada peserta didik terkait dengan proses
terjadinya patahan permukaan bumi dn bagaimana mengatasi efek yang
dapat ditimbulkan. Fault atau patahan merupakan suatu gejala adanya
pergeseran lapisan batuan akibat gaya geologi. Ciri paling mudah untuk
melihat struktur patahan pada lapisan batuan adalah adanya bidang offset
21
pada batuan tersebut. Batas bidang patahan dinamakan bidang sesar. Di
Indonesia patahan yang terkenal adalah patahan semangko yang membujur
dari ujung utara Sumatera hingga Lampung.
8. Model lapisan bumi
Model lapisan bumi dari beberapa lapisan diantaranya: lempeng
samudra, lempeng benua, atmosfir, kerak bumi, selubung bagian atas,
selubung perbatasan selubung dengan inti luar, inti luar (logam cair), inti
dalam (logam solid).
9. Model tsunami
Model tsunami dapat diterapkan dalam pembelajaran IPBA untuk
memperlihatkan kepada peserta didik bagaimana proses terjadinya tsunami
dan akibat yang dapat ditimbulkan. Tsunami adalah serangkaian
gelombang ombak raksasa yang timbul karna adanya pergeseran didasar
laut akibat gempa bumi. Tsunami memang identic dengan gempa yang
terjadi didasar laut, bukan didaratan. Gelombang ombak yang dittimbulkan
memiliki kecepatan 600 mil per jam (hamper 1.000 km per jam) atau sama
dengan kecepatan rata – rata pesawat udara. Tinggi gelombang dapat
22
mencapai 6-14 meter untuk ukuran rata – rata, tapi bisa juga mencapai 30
meter. Gelombang tsunami bisa menghantam daratan selama 5-30 menit.
10. Model patahan tanah
Model patahan tanah dapat diterapkan dalam pembelajaran IPBA
untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik bentuk patahan
tanah, ciri – cirinya dan akibat yang dapat ditimbulkan. Struktur lapisan
tanah dan jenisnya dapat teramati dengan jelas. Menurut ilmu geologi
patahan (sesar) adalah fraktur planar atau diskontinuitas pada suatu
volume batuan, dimana telah terjadi perpindahan signifikan sebagai hasil
dari gerakan massa batuan. Patahan yang besar dalam lempeng bumi
dihasilkan dari proses tektonik lempeng. Pelepasan energy yang terjadi
akan menghasilkan gerakan yang cepat dan aktif, inilah penyebab utama
terjadinya gempa bumi.
11. Model permukaan lipatan bumi
Model permukaan lipatan bumi dapat diterapkan dalam
pembelajaran IPBA untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik
bentuk, ciri – ciri dari permukaan lipatan bumi dan akibat yang dapat
dituimbulkkan. Struktur dan jenis lipatan – lipatan. Lipatan bumi –
23
permukaan bumii seperti yang kita lihat tidaklah rata, melainkan ada yang
tinggi da nada yang rendah. Bentukan permukaan bumi ini adalah hasil
dari tenaga geologi yang dapat dibedakan atas dua macam, yaitu tenaga
asal dalam (endogen) dan tenaga asal luar (eksogen).
12. Model fosil
Model fosil ini dapat diterapkan dalam mengajarkan IPBA untuk
memberikan pemahaman kepada peserta didik jenis – jenis fosil, umur
fosil, proses terbentuknya fosil, dan mengetahui cara hidupnya dimasa
lalu. Beberapa macam fosil ada fosil batu biasa, fosil yang terbentuk
dalam batu ambar, fosil ter, seperti yang terbentuk disumur, dan fosil
hidup
13. Model planetarium
Model planetarium ini dapat diterapkan dalam mengajarkan IPBA
untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik terkait dengan
berbagai jenis dan bentuk planet, jarak, besarnya.
24
14. Model patahan dan lipatan permukaan bumi
Model patahan dan lipatan permukaan bumi ini dapat diterapkan
dalam mengajarkan IPBA untuk memberikan pemahaman kepada peserta
didik terkait dengan proses terjadinya patahan dan lipatan permukaan
bumi yang terbentuk secara bersamaan, pola – pola struktur dan lapisan
masing – masing patahan dan lipatan permukaan bumi. Berdasarkan
arahnya, patahan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu patahan
vertical dan patahan horizontal.
15. Model lipatan tanah
Model lipatan tanah ini dapat diterapkan dalam mengajarkan
IPBA untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik terkait dengan
proses terbentuknya lipatan dalam tanah dan jenis – jenis lipatan, struktur
lapisan tanah, umur lipatan tanah. Bentuk muka bumi berupa lipatan
terjadi karena adanya tekanan – tekanan mendatar terhadap lapisan
sedimen. Lipatan memiliki dua bagian, yaitu anticlinal dan sinklinal.
25
16. Model lapisan kerak bumi
Model lapisan kerak bumi ini dapat diterapkan dalam mengajarkan
IPBA untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik terkait dengan
lapisan kerak bumi, struktur, jenis lapisan – lapisan dalam tanah, jarak
antar lapisan. Beberapa jenis lapisan kerak bumi: 1) lapisan sial (silisium
aluminium), 2) lapisan sima (silisiu magnesium), 3) lapisan batuan.
17. Model relief dasar laut
Model relief dasar laut ini dapat diterapkan dalam mengajarka
IPBA untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik terkait dengan
struktur relief dasar laut dan bagaimana proses terbentuknya, sifat – sifat
dari setiap jenis relief dasar. Adapun bagian – bagiannya : 1) landas
benua/kontinen, 2) palung laut, 3) lubuk laut, 4) punggung laut dan
gunung laut.
26
18. Model simulasi fase bulan
Model simulasi fase bulan ini dapat diterapkan dalam mengajarkan
IPBA untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik terkait dengan
proses terbentuknya fase – fase bulan, lamanya setiap fase, dan pengaruh
yang dapat ditimbulkkan terhadap terjadinya pasang naik dan pasang surut
19. Alat kapilaritas
Kapilaritas adalah fenomena naik atau turunnya permukaan zat cair dalam
suatu pipa kapiler (pipa dengan luas penampang yang sempit). Kejadian
sehari-hari banyak yang memanfaatkan prisnsip kapilaritas. Peristiwa naiknya
minyak tanah melalui sumbu kompor adalah peristiwa kapilaritas. Hal lainnya
yaitu pengisapan air oleh kertas atau kain juga merupakan peristiwa
kapilaritas.
20. Anemometer digital
27
Fungsi anemometer yaitu sebagai perangkat atau alat yang digunakan untuk
mengukur kecepatan angin. Fungsi lain dari anemometer sebagai alat
pendeteksi cuaca buruk seperti angina topan ataupun badai.
21. Hygrometer
Bentuk sederhana dari hygrometer adalah khusus dikenal sebagai Psychometer
dan terdiri dari dua thermometer. Alat pengukur kelembapan udara biasanya
bergantung pada pengukuran-pengukuran beberapa kuantitas lainnya seperti
temperature, tekanan, massa atau perubahan mekanis atau elektris pada zat
dimana kelembapan terhisap.
22. Hygrometer mason
Hygrometer mason berfungsi untuk mengukur kelembapan relative (RH)
dalam suatu ruangan atau keadaan tertentu. Hygrometer diaplikasikan dalam
berbagai hal untuk penelitian, pengukuran kelembapan dalam suatu area dan
lainnya.
28
23. Penakar curah hujan
Alat ini digunakan untuk menakar atau mengukur hujan harian
24. Teropong bumi
Teropong bumi adalaha alat yang digunakan untuk melihat atau mengamati
benda-benda jauh yang ada dipermukaan bumi. Bayangan yang terbentuk
sifatnya maya, tegak dan diperbesar.
25. Teropong bintang
29
Teropong bintang adalah alat yang digunakan untuk melihat atau mengamati
benda-benda di luar angkasa seperti bulan, bintamg, komet dan lain
sebagainya. Sifat bayangan adalah maya, terbalik dan diperbesar.
26. Teropong prisma
Teropong prisma adalah teropong yang berfungsi untuk melihat benda yang
jauh agar tampak lebih dekat dan terlihat jelas.
27. Teropong radio
Teropong radio adalah benda optic yang digunakan untuk melihat benda
angkasa di luar angkasa yang jaraknya sangat jauh sekali.
30
28. Episkop
Episkop adalah suatu benda yang berguna untuk memproyeksikan gambar
yang tidak terbus cahaya dengan sifat bayangan tegak dan diperbesar.
29. Teropong cermin
Teropong cermin adalah teropong yang digunakan untuk melihat benda-benda
langit antariksa dengan sifat gambar tidak terbalik, diperbesar, maya.
30. Theodolite
31
Theodolite adalah alat yang dipakai untuk mengukur tinggi dan azimuth
bintang. Alat ini terdiri dari sebuah teropong yang mempunyai lensa okuler
dan lensa objekstif yang dapat diputar pada sebuah sumu horizontal dan pada
sebuah lingkaran vertical.
31. Satelit
Satelit adalah benda langit yang paling kecil beredar mengelilingi benda langit
yang lebih besar (planet) dan tetap berada dalam gaya tarik benda langit yang
lebih besar.
32. Observatorium
Observatorium adalah sebuah lokasi dengan perlengkapan yang diletakkan
secara permanen agar dapat melihat langit dan peristiwa yang berhubungan
dengan angkasa.
32
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kurikulum IPBA (Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa)
dikembangkan untuk memberikan arah dalam mencapai tujuan belajar
yang sesuai. Pada kurikulum secara spesifik materi ajar, metode, serta
program aktivitas guru dan siswa dirancang untuk mencapai tujuan
tertentu. Dalam menyusun kompetensi dasar praktikum IPBA bagi
guru, sebagai acuan program awal didasarkan pada Benchmarks for
Science Literacy yang diterbitkan oleh Oxford Universuty Press tahun
1993.
2. Deskripsi Materi kegiatan Laboratorium IPBA untuk bidang kebumian
adalah: (1) Identifikasi Batuan, (2) Pemekaran Dasar Samudra, (3)
Episenter dan Hiposenter (4) Erupsi dan Pelapukan (5) Siklus Air, (6)
Curah Hujan (7) Efek Rumah Kaca dan Pemanasan Global, sedangkan
untuk bidang astronomi adalah: (1) Jam Matahari, (2) Rotasi dan
Revolusi Bumi, (3) Rotasi dan Revolusi Bulan, (4) Koordinat
Pengamatan, (5) Pengalaman Rasi Bintang dan (6) Pengamatan Objek
Langit Malam.
3. Kompetensi Guru terkait dengan Keterampiln Laboratorium IPBA
yakni Mampu merencanakan, melaksanakan, dan melaporkan kegiatan
laboratorium terkait dengan pembelajaran IPBA, serta Mampu
mengelola laboratorium IPBA.
4. Laboratorium Bumi dan Antariksa antara lain memiliki fasilitas
a. Kelompok Kebumian: Pengenalan teori tektonik lempeng,
identifikasi batuan, pengukuran curah hujan, meteograph, geolistrik,
software kebumian.
b. Kelompok Antariksa: Teleskop Celestron SC-CGE 1100, SBIG
CCD kamera, Portable Planetarium, Helios planetarium, dan peta
langit.
33
B. Saran
Diharapkan setelah mempelajari Alat dan Bahan Laboratorium Ilmu
Pengetahuan Alam Bumi dan Antariksa, mahasiswa mengetahui Kurikulum
IPBA, Deskripsi kegiatan Lab IPBA, Kompetensi Guru terkait IPBA dan
tentunya alat-alat maupun bahan Laboratorium Bumi dan Antariksa.
34
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Muhammad. 2016. ILMU KEBUMIAN. Makassar: Badan Penerbit UNM.
Tim Penyusun. 2017. PENUNTUN PRAKTIKUM LAPANGAN. Makassar:
Laboratorium Fisika Bumi.
Liliasari & Tawil, Muh 2016. Manajemen Laboratorium IPA . Makassar : Badan
Penerbit UNM.

More Related Content

What's hot

Rpp viii bab 8 - tekanan pada zat cair
Rpp viii   bab 8 - tekanan pada zat cairRpp viii   bab 8 - tekanan pada zat cair
Rpp viii bab 8 - tekanan pada zat cairnasrun gayo
 
RPP IPA BAB III KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB III KELAS 8 SEMESTER IRPP IPA BAB III KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB III KELAS 8 SEMESTER IMAFIA '11
 
RPP IPA K-13 KELAS 8 SEMESTER-1 Bab2 Rangka-Otot dan Pesawat Sederhana
RPP IPA K-13 KELAS 8 SEMESTER-1 Bab2 Rangka-Otot dan Pesawat SederhanaRPP IPA K-13 KELAS 8 SEMESTER-1 Bab2 Rangka-Otot dan Pesawat Sederhana
RPP IPA K-13 KELAS 8 SEMESTER-1 Bab2 Rangka-Otot dan Pesawat Sederhanasajidinbulu
 
X geografi kd 3.6_karakteristik iklim di indonesia dan lembaga- lembaga yang ...
X geografi kd 3.6_karakteristik iklim di indonesia dan lembaga- lembaga yang ...X geografi kd 3.6_karakteristik iklim di indonesia dan lembaga- lembaga yang ...
X geografi kd 3.6_karakteristik iklim di indonesia dan lembaga- lembaga yang ...jopiwildani
 
Geografi dan manfaatnya dalam kehidupan sehar1
Geografi dan manfaatnya dalam kehidupan sehar1Geografi dan manfaatnya dalam kehidupan sehar1
Geografi dan manfaatnya dalam kehidupan sehar1sman 2 mataram
 
RPP KURIKULUM 2013 IPA KELAS 8 SEMESTER 1 BAB 1 - GERAK PADA MAKHLUK HIDUP D...
RPP KURIKULUM 2013  IPA KELAS 8 SEMESTER 1 BAB 1 - GERAK PADA MAKHLUK HIDUP D...RPP KURIKULUM 2013  IPA KELAS 8 SEMESTER 1 BAB 1 - GERAK PADA MAKHLUK HIDUP D...
RPP KURIKULUM 2013 IPA KELAS 8 SEMESTER 1 BAB 1 - GERAK PADA MAKHLUK HIDUP D...sajidintuban
 
(Yudi 1 spa) rpp rangka otot pesawat sederhana
(Yudi 1 spa) rpp rangka otot pesawat sederhana(Yudi 1 spa) rpp rangka otot pesawat sederhana
(Yudi 1 spa) rpp rangka otot pesawat sederhanayudiyudiarif
 
X geografi kd 3.4_dampak rotasi dan revolusi bumi
X geografi kd 3.4_dampak  rotasi dan  revolusi  bumiX geografi kd 3.4_dampak  rotasi dan  revolusi  bumi
X geografi kd 3.4_dampak rotasi dan revolusi bumijopiwildani
 
Silabus IPA SMP Kelas 7
Silabus IPA SMP Kelas 7Silabus IPA SMP Kelas 7
Silabus IPA SMP Kelas 7kikisarahh
 
Rencana pelaksanaan pembelajara1
Rencana pelaksanaan pembelajara1Rencana pelaksanaan pembelajara1
Rencana pelaksanaan pembelajara1Indra Bale
 
X geografi kd 3.5_dinamika litosfer terhadap kehidupan
X geografi kd 3.5_dinamika litosfer terhadap kehidupanX geografi kd 3.5_dinamika litosfer terhadap kehidupan
X geografi kd 3.5_dinamika litosfer terhadap kehidupanjopiwildani
 
Bab 1 Menelusuri Peradaban aal di Kepulauan Indonesia sejarah - mega
Bab 1 Menelusuri Peradaban aal di Kepulauan Indonesia   sejarah - megaBab 1 Menelusuri Peradaban aal di Kepulauan Indonesia   sejarah - mega
Bab 1 Menelusuri Peradaban aal di Kepulauan Indonesia sejarah - megaMegaflash
 
Kisi-Kisi Soal UAS Geografi kelas X-Semester Ganjil-2012/2013-SMA Negeri 3 Lu...
Kisi-Kisi Soal UAS Geografi kelas X-Semester Ganjil-2012/2013-SMA Negeri 3 Lu...Kisi-Kisi Soal UAS Geografi kelas X-Semester Ganjil-2012/2013-SMA Negeri 3 Lu...
Kisi-Kisi Soal UAS Geografi kelas X-Semester Ganjil-2012/2013-SMA Negeri 3 Lu...Amanda Karunia
 
Kisi-kisi soal Geografi
Kisi-kisi soal GeografiKisi-kisi soal Geografi
Kisi-kisi soal GeografiIneu Handayani
 
Ddpf (hakikat pembelajaran fisika)
Ddpf (hakikat pembelajaran fisika)Ddpf (hakikat pembelajaran fisika)
Ddpf (hakikat pembelajaran fisika)Andalia Ayu Putry
 
RPP IPA kelas VII klasifikasi makhluk hidup (pertemuan 4) kurikulum 2013
RPP IPA kelas VII klasifikasi makhluk hidup (pertemuan 4) kurikulum 2013RPP IPA kelas VII klasifikasi makhluk hidup (pertemuan 4) kurikulum 2013
RPP IPA kelas VII klasifikasi makhluk hidup (pertemuan 4) kurikulum 2013Desty Erni
 

What's hot (20)

Rpp viii bab 8 - tekanan pada zat cair
Rpp viii   bab 8 - tekanan pada zat cairRpp viii   bab 8 - tekanan pada zat cair
Rpp viii bab 8 - tekanan pada zat cair
 
RPP IPA BAB III KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB III KELAS 8 SEMESTER IRPP IPA BAB III KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB III KELAS 8 SEMESTER I
 
RPP IPA K-13 KELAS 8 SEMESTER-1 Bab2 Rangka-Otot dan Pesawat Sederhana
RPP IPA K-13 KELAS 8 SEMESTER-1 Bab2 Rangka-Otot dan Pesawat SederhanaRPP IPA K-13 KELAS 8 SEMESTER-1 Bab2 Rangka-Otot dan Pesawat Sederhana
RPP IPA K-13 KELAS 8 SEMESTER-1 Bab2 Rangka-Otot dan Pesawat Sederhana
 
X geografi kd 3.6_karakteristik iklim di indonesia dan lembaga- lembaga yang ...
X geografi kd 3.6_karakteristik iklim di indonesia dan lembaga- lembaga yang ...X geografi kd 3.6_karakteristik iklim di indonesia dan lembaga- lembaga yang ...
X geografi kd 3.6_karakteristik iklim di indonesia dan lembaga- lembaga yang ...
 
RPT Sains Tingkatan 2 Pemetaan DSP
RPT Sains Tingkatan 2 Pemetaan DSPRPT Sains Tingkatan 2 Pemetaan DSP
RPT Sains Tingkatan 2 Pemetaan DSP
 
Geografi dan manfaatnya dalam kehidupan sehar1
Geografi dan manfaatnya dalam kehidupan sehar1Geografi dan manfaatnya dalam kehidupan sehar1
Geografi dan manfaatnya dalam kehidupan sehar1
 
RPP KURIKULUM 2013 IPA KELAS 8 SEMESTER 1 BAB 1 - GERAK PADA MAKHLUK HIDUP D...
RPP KURIKULUM 2013  IPA KELAS 8 SEMESTER 1 BAB 1 - GERAK PADA MAKHLUK HIDUP D...RPP KURIKULUM 2013  IPA KELAS 8 SEMESTER 1 BAB 1 - GERAK PADA MAKHLUK HIDUP D...
RPP KURIKULUM 2013 IPA KELAS 8 SEMESTER 1 BAB 1 - GERAK PADA MAKHLUK HIDUP D...
 
(Yudi 1 spa) rpp rangka otot pesawat sederhana
(Yudi 1 spa) rpp rangka otot pesawat sederhana(Yudi 1 spa) rpp rangka otot pesawat sederhana
(Yudi 1 spa) rpp rangka otot pesawat sederhana
 
X geografi kd 3.4_dampak rotasi dan revolusi bumi
X geografi kd 3.4_dampak  rotasi dan  revolusi  bumiX geografi kd 3.4_dampak  rotasi dan  revolusi  bumi
X geografi kd 3.4_dampak rotasi dan revolusi bumi
 
Tata surya
Tata  suryaTata  surya
Tata surya
 
Modul smk ipa 1
Modul smk ipa 1Modul smk ipa 1
Modul smk ipa 1
 
Silabus IPA SMP Kelas 7
Silabus IPA SMP Kelas 7Silabus IPA SMP Kelas 7
Silabus IPA SMP Kelas 7
 
Rencana pelaksanaan pembelajara1
Rencana pelaksanaan pembelajara1Rencana pelaksanaan pembelajara1
Rencana pelaksanaan pembelajara1
 
Modul 2
Modul 2Modul 2
Modul 2
 
X geografi kd 3.5_dinamika litosfer terhadap kehidupan
X geografi kd 3.5_dinamika litosfer terhadap kehidupanX geografi kd 3.5_dinamika litosfer terhadap kehidupan
X geografi kd 3.5_dinamika litosfer terhadap kehidupan
 
Bab 1 Menelusuri Peradaban aal di Kepulauan Indonesia sejarah - mega
Bab 1 Menelusuri Peradaban aal di Kepulauan Indonesia   sejarah - megaBab 1 Menelusuri Peradaban aal di Kepulauan Indonesia   sejarah - mega
Bab 1 Menelusuri Peradaban aal di Kepulauan Indonesia sejarah - mega
 
Kisi-Kisi Soal UAS Geografi kelas X-Semester Ganjil-2012/2013-SMA Negeri 3 Lu...
Kisi-Kisi Soal UAS Geografi kelas X-Semester Ganjil-2012/2013-SMA Negeri 3 Lu...Kisi-Kisi Soal UAS Geografi kelas X-Semester Ganjil-2012/2013-SMA Negeri 3 Lu...
Kisi-Kisi Soal UAS Geografi kelas X-Semester Ganjil-2012/2013-SMA Negeri 3 Lu...
 
Kisi-kisi soal Geografi
Kisi-kisi soal GeografiKisi-kisi soal Geografi
Kisi-kisi soal Geografi
 
Ddpf (hakikat pembelajaran fisika)
Ddpf (hakikat pembelajaran fisika)Ddpf (hakikat pembelajaran fisika)
Ddpf (hakikat pembelajaran fisika)
 
RPP IPA kelas VII klasifikasi makhluk hidup (pertemuan 4) kurikulum 2013
RPP IPA kelas VII klasifikasi makhluk hidup (pertemuan 4) kurikulum 2013RPP IPA kelas VII klasifikasi makhluk hidup (pertemuan 4) kurikulum 2013
RPP IPA kelas VII klasifikasi makhluk hidup (pertemuan 4) kurikulum 2013
 

Similar to Isi makalah manlab bab 5

Desain Pembelajaran Fisika: Kurikulum Pendidikan Fisika
Desain Pembelajaran Fisika: Kurikulum Pendidikan FisikaDesain Pembelajaran Fisika: Kurikulum Pendidikan Fisika
Desain Pembelajaran Fisika: Kurikulum Pendidikan FisikaVina Serevina
 
IPA Modul 2 KB 4 Rev
IPA Modul 2 KB 4 RevIPA Modul 2 KB 4 Rev
IPA Modul 2 KB 4 RevPPGhybrid3
 
Kelompok 3(sejarah bumi dan terbentuknya pegunungan)
Kelompok 3(sejarah bumi dan terbentuknya pegunungan)Kelompok 3(sejarah bumi dan terbentuknya pegunungan)
Kelompok 3(sejarah bumi dan terbentuknya pegunungan)Nanda Reda
 
Silabus pembelajaran fisika kelas 9 semester genap
Silabus pembelajaran fisika kelas 9 semester genapSilabus pembelajaran fisika kelas 9 semester genap
Silabus pembelajaran fisika kelas 9 semester genapmeimanalu
 
Silabus pembelajaran fisika kelas 9 semester genap
Silabus pembelajaran fisika kelas 9 semester genapSilabus pembelajaran fisika kelas 9 semester genap
Silabus pembelajaran fisika kelas 9 semester genapmeimanalu
 
Silabus pembelajaran fisika kelas 9 semester genap
Silabus pembelajaran fisika kelas 9 semester genapSilabus pembelajaran fisika kelas 9 semester genap
Silabus pembelajaran fisika kelas 9 semester genapmeimanalu
 
Silabus pembelajaran fisika kelas 9 semester genap
Silabus pembelajaran fisika kelas 9 semester genapSilabus pembelajaran fisika kelas 9 semester genap
Silabus pembelajaran fisika kelas 9 semester genapmeimanalu
 
Materi IAD BAB 1 - BAB 5
Materi IAD BAB 1 - BAB 5Materi IAD BAB 1 - BAB 5
Materi IAD BAB 1 - BAB 5BagasBlogger
 
FINAL ATP_IPA_ISABELLA NAPITUPULU_SMP_D (1).docx
FINAL ATP_IPA_ISABELLA NAPITUPULU_SMP_D (1).docxFINAL ATP_IPA_ISABELLA NAPITUPULU_SMP_D (1).docx
FINAL ATP_IPA_ISABELLA NAPITUPULU_SMP_D (1).docxArdiansyahArdiansyah78
 
Silabus kajian ipba 2014
Silabus kajian ipba 2014Silabus kajian ipba 2014
Silabus kajian ipba 2014Desta Indriana
 
X geografi kd 3.4_teori pembentukan planet bumi meliputi teori pembentukan ta...
X geografi kd 3.4_teori pembentukan planet bumi meliputi teori pembentukan ta...X geografi kd 3.4_teori pembentukan planet bumi meliputi teori pembentukan ta...
X geografi kd 3.4_teori pembentukan planet bumi meliputi teori pembentukan ta...jopiwildani
 
TEMA 9 - Menjelajah Angkasa Luar.docx
TEMA 9 - Menjelajah Angkasa Luar.docxTEMA 9 - Menjelajah Angkasa Luar.docx
TEMA 9 - Menjelajah Angkasa Luar.docxSugengSugeng40
 
[1] sk kd ipa
[1] sk   kd ipa[1] sk   kd ipa
[1] sk kd ipakeizeal09
 
Tata surya dan hukum kepler
Tata surya dan hukum keplerTata surya dan hukum kepler
Tata surya dan hukum keplernormasilma
 
1.6 Lampiran - www.ilmuguru.org.docx
1.6 Lampiran - www.ilmuguru.org.docx1.6 Lampiran - www.ilmuguru.org.docx
1.6 Lampiran - www.ilmuguru.org.docxYeniAgustina14
 

Similar to Isi makalah manlab bab 5 (20)

Ipa smp
Ipa smpIpa smp
Ipa smp
 
Desain Pembelajaran Fisika: Kurikulum Pendidikan Fisika
Desain Pembelajaran Fisika: Kurikulum Pendidikan FisikaDesain Pembelajaran Fisika: Kurikulum Pendidikan Fisika
Desain Pembelajaran Fisika: Kurikulum Pendidikan Fisika
 
Rpp
RppRpp
Rpp
 
IPA Modul 2 KB 4 Rev
IPA Modul 2 KB 4 RevIPA Modul 2 KB 4 Rev
IPA Modul 2 KB 4 Rev
 
Kelompok 3(sejarah bumi dan terbentuknya pegunungan)
Kelompok 3(sejarah bumi dan terbentuknya pegunungan)Kelompok 3(sejarah bumi dan terbentuknya pegunungan)
Kelompok 3(sejarah bumi dan terbentuknya pegunungan)
 
Silabus pembelajaran fisika kelas 9 semester genap
Silabus pembelajaran fisika kelas 9 semester genapSilabus pembelajaran fisika kelas 9 semester genap
Silabus pembelajaran fisika kelas 9 semester genap
 
Silabus pembelajaran fisika kelas 9 semester genap
Silabus pembelajaran fisika kelas 9 semester genapSilabus pembelajaran fisika kelas 9 semester genap
Silabus pembelajaran fisika kelas 9 semester genap
 
Silabus pembelajaran fisika kelas 9 semester genap
Silabus pembelajaran fisika kelas 9 semester genapSilabus pembelajaran fisika kelas 9 semester genap
Silabus pembelajaran fisika kelas 9 semester genap
 
Silabus pembelajaran fisika kelas 9 semester genap
Silabus pembelajaran fisika kelas 9 semester genapSilabus pembelajaran fisika kelas 9 semester genap
Silabus pembelajaran fisika kelas 9 semester genap
 
Materi IAD BAB 1 - BAB 5
Materi IAD BAB 1 - BAB 5Materi IAD BAB 1 - BAB 5
Materi IAD BAB 1 - BAB 5
 
Pengenalan makmal sains
Pengenalan makmal sainsPengenalan makmal sains
Pengenalan makmal sains
 
FINAL ATP_IPA_ISABELLA NAPITUPULU_SMP_D (1).docx
FINAL ATP_IPA_ISABELLA NAPITUPULU_SMP_D (1).docxFINAL ATP_IPA_ISABELLA NAPITUPULU_SMP_D (1).docx
FINAL ATP_IPA_ISABELLA NAPITUPULU_SMP_D (1).docx
 
Silabus kajian ipba 2014
Silabus kajian ipba 2014Silabus kajian ipba 2014
Silabus kajian ipba 2014
 
X geografi kd 3.4_teori pembentukan planet bumi meliputi teori pembentukan ta...
X geografi kd 3.4_teori pembentukan planet bumi meliputi teori pembentukan ta...X geografi kd 3.4_teori pembentukan planet bumi meliputi teori pembentukan ta...
X geografi kd 3.4_teori pembentukan planet bumi meliputi teori pembentukan ta...
 
TEMA 9 - Menjelajah Angkasa Luar.docx
TEMA 9 - Menjelajah Angkasa Luar.docxTEMA 9 - Menjelajah Angkasa Luar.docx
TEMA 9 - Menjelajah Angkasa Luar.docx
 
Analisis Alokasi Waktu.doc
Analisis Alokasi Waktu.docAnalisis Alokasi Waktu.doc
Analisis Alokasi Waktu.doc
 
[1] sk kd ipa
[1] sk   kd ipa[1] sk   kd ipa
[1] sk kd ipa
 
Tata surya dan hukum kepler
Tata surya dan hukum keplerTata surya dan hukum kepler
Tata surya dan hukum kepler
 
1.6 Lampiran - www.ilmuguru.org.docx
1.6 Lampiran - www.ilmuguru.org.docx1.6 Lampiran - www.ilmuguru.org.docx
1.6 Lampiran - www.ilmuguru.org.docx
 
Efektivitas praktikum
Efektivitas praktikumEfektivitas praktikum
Efektivitas praktikum
 

Recently uploaded

BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxDWIHANDOYOPUTRO2
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnalrepyjayanti
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...haryonospdsd011
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxKurnia Fajar
 
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNajwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfnaqarin2
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusiSusanti94678
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt xjohan199969
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxlastri261
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxEkoPutuKromo
 
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxSejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxGallantryW
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..widyakusuma99
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxnawasenamerta
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxAgungRomadhon3
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaimuhammadmasyhuri9
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfgloriosaesy
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERIPURWANTOSDNWATES2
 
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptxSolusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptxaristasaputri46
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIgloriosaesy
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)LabibAqilFawaizElB
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfSEMUELSAMBOKARAENG
 

Recently uploaded (20)

BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNajwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxSejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptxSolusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 

Isi makalah manlab bab 5

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laboratorium merupakan tempat melakukan aktivitas untuk menunjang proses pembelajaran yaitu, analisis, diskusi ilmiah, penelitian, pengabdian masyarakat, pengembangan ilmu pengetahuan baru melalui serangkaian debat ilmiah yang ditunjang oleh tersedianya referensi muktahir, serta pengembangan metode, perangkat lunak, peraturan,dan prosedur praktikum. Keberadaan laboratorium berperan sangat penting terutama dalam bidang pendidikan. Laboratorium dalam pendidikan berfungsi untuk meningkatkan serta mendukung proses belajar mengajar yang lebih efektif dan efisien. Dengan adanya laboratorium, bukan hanya pendidik saja yang mendapatkan kemudahan dalam prosesnya tetapi juga dirasakan oleh peserta didik. Laboratorium menjadi ruang bagi para siswa untuk berinteraksi secara langsung dengan berbagai alat dan bahan dalam mengobservasi dan membuktikan sendiri teori yang telah dipelajarinya. Sedangkan bagi para guru, laboratorium dapat menjadi sumber belajar dalam menyampaikan materinya agar lebih dimengerti dan dipahami oleh para peserta didik. Selain Alat dan Bahan Laboratorium IPA (Biologi, Kimia dan Fisika), penting juga mengetahui Alat dan Bahan Laboratorium Ilmu Pengetauan Alam Bumi dan Antariksa. Komponen dalam mempelajari IPBA yakni Kurikulum IPBA, Kurikulum IPBA dikembangkan untuk memberikan arah dalam mencapai tujuan belajar yang sesuai. Deskripsi materi kegiatan dalam Laboratorium IPBA juga wajib diketahui untuk menunjang kegiatan dalam labratorium IPBA. Alat-alat dan bahan Laboratorium IPBA dibagi menjadi 2 yakni kelompok kebumian dan kelompok Antariksa. Kurangnya pengetahuan alat-alat dan bahan laboratorium, utamanya fungsi dari alat tersebut menjadi latar belakang untuk membuat makalah tentang “Alat dan Bahan Laboratorium Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA)”.
  • 2. 2 B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana kurikulum Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA)? 2. Bagaimana deskripsi kegiatan dalam Laboratorium Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA)? 3. Apa kompetensi guru terkait dengan keterampilan Laboratorium Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA) 4. Apa-apa saja alat-alat & bahan Laboratorium Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA)? C. Tujuan 1. Mengetahui kurikulum Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA). 2. Mengetahui deskripsi kegiatan dalam Laboratorium Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA) 3. Memahami kompetensi guru terkait dengan keterampilan Laboratorium Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA) 4. Mengetahui apa-apa saja alat-alat & bahan Laboratorium Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA)
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Kurikulum Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA) bagi Guru Kurikulum IPBA dikembangkan untuk memberikan arah dalam mencapai tujuan belajar yang sesuai. Pada kurikulum secara spesifik materi ajar, metode, serta program aktivitas guru dan siswa dirancang untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk mengukur ketercapaian tujuan, dalam kurikulum dimuat berbagai bentuk asesmen. Kurikulum yang baik, diatur secara berurutan dimulai dengan topik dan keterampilan yang fundamental yang merupakan dasar bagi pemahaman materi berikutnya. Implementasi kurikulum memerlukan material pembelajaran, termasuk buku teks aktivitas kelas, komputer dan internet, peralatan dan perlengkapan untuk di laboratorium dan di lapangan yang berkualitas (Lilisari & Tawil, 2016: 173). Menurut Benchmarks for Science Literacy dalam buku (Lilisari & Tawil, 2016: 174), Lulusan SMP harus sudah memiliki hal-hal : 1. Matahari adalah bintang yang berukuran sedang dengan lokasi berada disalah satu lengan Galaksi Bima Sakti, dekat tepi bentuk piringan galaksi. 2. Matahari adalah bintang terdekat yang ratusan ribu kali lebih dekat terhadap bumi dibandingkan bintang lain. 3. Tata surya terdiri dari sejumlah planet yang bergerak mengelilingi matahari dalam orbit mendekati lingkaran. Jumlah planet dalam tata surya adalah delapan bukan lagi sembilan. 4. Sejumlah besar bongkahan batu (meteroid) mengorbit matahari. Adapun lulusan SMA harus sudah mengetahui hal-hal: 1. Bintang-bintang berbeda satu sama lain dalam ukuran, temperatur, komposisi kimia, dan umur, tetapi bintang-bintang berevolusi, sehingga mempunyai elemen yang sama dengan yang ditemukan dibumi.
  • 4. 4 2. Berdasarkan pada fakta-fakta ilmiah, alam semesta diperkirakan berumur lebih dari sepuluh miliar tahun. 3. Bertambah sempurna teknologi yang digunakan untuk mempelajari alam semesta. 4. Model matematika dan simulasi komputer digunakan untuk mempelajari fakta-faka dari berbagai sumber untuk menghasilkan perhitungan ilmiah pembentukan alam semesta. Akan tetapi berdasarkan hal-hal diatas, tidak semua sekolah baik itu SMP maupun SMA mencapai target tersebut. Materi yang diberikan hanya sebatas pembahasan luar atau kulit-kulitnya saja dari pokok pembahasan. Pembahasan umum yang didapatkan hanya ada pada poin ketiga, dimana jumlah planet tata surya delapan bukan lagi sembilan. Untuk SMA sendiri, masih banyak sekolah yang belum menerapkan simulasi komputer untuk mempelajari fakta-fakta berbagai sumber yang nantinya akan menghasilkan perhitungan ilmiah pembentukan alam semesta. B. Deskripsi Materi Kegiatan Laboratorium IPA Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA) mempelajari bumi dalam tata surya dan lapisan-lapisannya dari pusat bumi sampai puncak atmosfer bumi. IPBA ini terkait dengan disiplin ilmu geologi, geofisika, geodesi, geografi, oseanografi, meteorologi, klimatologi, sains atmosfer, aeronomi dan astronomi (Bayong, 2006). Dalam ilmu kebumian kebumian dan antariksa dipelajari lapisan- lapisan bumi seperti litosfer, hidrosfer, atmosfer dan ruang angkasa di luar atmosfer bumi yang disebut antariksa. Pengetahuan tentang IPBA sangat penting dibelajarkan pada siswa sejak dini karena melalui pengetahuan ini siawa akan mengenal alam sekitarnya dengan lebih baik (Lilisari & Tawil, 2016: 174). Dasar keilmuan yang dibutuhkan untuk memahami IPBA diantaranya adalah fisika dan matematika. Sebagian besar teori tentang IPBA dijelaskan dengan fisika, seperti mekanika untuk menjelaskan gerak planet dalam tata surya termasuk energi dan perubahannya, termodinamika dan fisika modern untuk menjelaskan berbagai perubahan fisis bintang, kemagnetan untuk menelusuri
  • 5. 5 umur batuan, kalor, dan kelistrikan untuk memahami perubahan pemanasan atmosfer, iklim dan sebagainya. Oleh karena itu, pada kurikulum IPA dan fisika di SMP dan SMA sebagai konten IPBA tetap dijadikan suplemen dalam peljaran fisika. Meskipun ada pengalihan konten IPBA ke IPS dan Geografi, namun ketertarikan yang erat antara IPBA dan fisika menyebabkan adanya kecenderungan pengajar IPBA adalah guru-guru IPA/fisika. Akibatnya pola pengajaran IPBA tidak jauh berbeda dengan IPA/fisika, karena keduanya termasuk dalam rumpun ilmu yang sama yaitu Physical Science. Sebagai kelompok Physical Science, IPBA merupakan cabang dari IPA (natural science) dan sains (secara umum), yang mempelajari sistem pada benda tak hidup mencakup (1) bumi (tanah dan batuan air dan udara), (2) tata surya, (3) galaksi, dan (4) jagat raya. Prinsip dasar Physical Science terletak pada konsep kunci dan teori ini datang dari penemuan (discovery) dengan menggunakan metode ilmiah (scientific method) yang harus ditemukan menggunakan bukti ilmiah (scientific evidence) (Tillery, 2005). Pembelajaran Physical Science dilakukan melalui kegiatan laboratorium dimana siswa diberi set percobaan untuk melakukan kegiatan berbasis discovery dan inquiry (Ward et al., 2008; McCrady and Rice, 2008). Dan sifat IPBA ini, pembelajaran IPBA seyogianya dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah melalui kegiatan laboratorium. Materi IPBA yang dipraktikumkan dalam penelitian ini untuk bidang kebumian adalah: (1) Identifikasi Batuan, (2) Pemekaran Dasar Samudra, (3) Episenter dan Hiposenter (4) Erupsi dan Pelapukan (5) Siklus Air, (6) Curah Hujan (7) Efek Rumah Kaca dan Pemanasan Global, sedangkan untuk bidang astronomi adalah: (1) Jam Matahari, (2) Rotasi dan Revolusi Bumi, (3) Rotasi dan Revolusi Bulan, (4) Koordinat Pengamatan, (5) Pengalaman Rasi Bintang dan (6) Pengamatan Objek Langit Malam. 1. Kegiatan Laboratorium Kebumian a. Identifikasi Batuan Kegiatan laboratorium ini bertujuan untuk dapat mengetahui sifat-sifat batuan penyusun litosfer bumi. Sifat-sifat fisis berbagai jenis batuan didasarkan
  • 6. 6 pada pengamatan yang cermat terhadap warna batuan, struktur, tekstur dan komposisi mineral penyusun batuan. Ditinjau dari proses pembentukannya, pada umumnya batuan beku keras dan kasar, batuan sedimen halus dan rapuh/gembur, sedangkan batuan metamorf sangat keras dan halus. Kekerasan batuan dapat dibandingkan dengan menggunakan skala Mohs. Menurut Arsyad (2016), jenis-jenis batuan terdiri dari: 1. Batuan beku Ciri umum batuan beku (1) kristalin kristal saling mengikat dan tumbuh, (2) keras dan tidak memperlihatkan suatu perlapisan, dan (3) lubang- lubang gas dipermukaan. Klasifikasi batuan beku secara sederhana berdasarkan tekstur dan komposisi mineralnya antara lain: 1) Batuan Feneritik Batuan feneritik sering pula dikatakan berbutir kasar dan yang umum dan yang umum dijumpai adalah sebagai berikut: a) Granit b) Diorit c) Gabro d) Pridotit 2) Batuan Afanitik a) Basalt b) Andesit c) Riolit 2. Batuan Sedimen Proses sedimentasi berlangsung dalam empat tahap yaitu pelapukan, erosi dan transortasi, deposisi/pengendapan, dan lithifikasi a. Batuan sedimen klastik b. Batuan sedimen non-klastik 3. Batuan Metamorf Batuan metamorf adalah batuan yang berasal dari batuan induk yang lain, dapat berupa batuan beku, batuan sedimen, maupun batuan metamorf sendiri yang telah mengalami proses/perubahan mineralogy, tekstur
  • 7. 7 maupun struktur sebagai akibat pengaruh teperatur dan tekanan yang tinggi. Macam-macam batuan metamorf: a. Slate b. Filit c. Gneiss d. Sekis e. Marmer f. Kuarsit g. Milonit h. Filonit i. Serpentinit b. Pemekaran Dasar Samudera Kegiatan laboratorium ini bertujuan untuk dapat memahami fenomena pembentukan kerak samudera yang baru akibat pergerakan dua lempeng saling menjauh. Walaupun kerak bumi saling menjauh, tetapi ukuran bumi tidak berubah. Dari kerak bumi yang terbentuk akibat pemekaran dasar samudera dapat diketahui umur kerak/batuan tersebut, karena kerak samudera mencatat pembalikan polaritas medan magnet yang berubah setiap periode 50 juta tahun. c. Episenter dan Hiposenter Kegiatan laboratorium ini bertujuan untuk dapat mengetahui pengaruh tenaga endogen terhadap bumi, misalnya gempa bumi. Secara grafis, episenter dapat ditentukan dengan menggunakan metode tiga lingkaran. d. Erosi dan Pelapukan Kegiatan laboratorium ini bertujuan untuk dapat mengetahui pengaruh tenaga eksogen terhadap bentuk permukaan bumi, misalnya erosi dan pelapukan. e. Siklus Air Kegiatan laboratorium ini bertujuan untuk mengetahui bahwa proses pergerakan air yang ada pada hidrosfer bumi membentuk suatu siklus yang disebut siklus hidrologi (siklus air)
  • 8. 8 Menurut Arsyad (2016), siklus hidrologi dibagi menjadi 9 tahap yaitu: 1. Evaporasi 2. Transpirasi 3. Evapotranspirasi 4. Kondensasi 5. Adveksi 6. Presipitasi 7. Run off 8. Infiltrasi 9. Perkolasi Air yang ada di laut, danau, sungai dan permukaan tanah lainnya mengalami penguapan akibat pemanasan oleh matahari. Uap yang terbentuk akan bergerak naik lalu mengalami kondensasi membentuk awan. Akibat dorongan air, awan yang mengandung uap air ini dapat bergerak menuju tempat lebih tinggi kea rah pegunungan. Setelah uap air mengkondensasi menjadi tetes-tetes awan, maka akan turun hujan. Hujan yang mencapai permukaan bumi ada yang terserap masuk ke dalam tanah ada yang mengalir sebagai limpasan ke sungai, danau dan aliran air lainnya. f. Curah Hujan Alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan disebut penakar hujan. Penakar hujan yang sistem kerjanya secara manual disebut pluviometer dan penakar hujan yang otomatis disebut pluviograf. g. Efek Rumah Kaca dan Pemanasan Global Kegiatan laboratorium ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memepengaruhi peristiwa efek rumah kaca dan pemanasan global. Kegiatan dilakukan dengan menggunakan alat peraga yang menganalogikan ketebalan atmosfer dengan memvariasi keebalan lapisan plastik tidak berwarna. Selanjutnya bumi dianalogikan dengan material yang ditempatkan di dasar kotak dan untuk mendapatkan sinar matahari, kotak yang telah ditutup dengan lapisan plastik diletakkan di luar lapangan di bawah sinar matahari.
  • 9. 9 2. Kegiatan Laboratorium Astronomi a. Jam matahari Kegiatan jam matahari bertujuan untuk menggunakan bayangan matahari sebagai acuan waktu (membuat jam matahari). Selain itu matahari juga dapat di gunakan untuk menentukan arah utara-selatan geografis (sebenarnya). Kegiatan dilkukan dengan meletakkan peralatan/alat peraga berupa lempengan kayu dengan kertas putih lalu di tengah-tengahnya di tancapkan paku berukuran sekitar 7(tujuh) cm. Setiap satu jam bayangan paku oleh matahari di plot pada kertas. Pengamatan bayangan dilakukan mulai jam 6.00 pagi sampai jam 18.00 sore, sehingga akan di peroleh pola garis bayangan yang berbentuk setengah lingkaran terbagi 12 bagian yang sering di sebut jam matahari. b. Rotasi dan revolusi bumi. Kegiatan laboratorium ini di masudkan agar guru dapat memahami fenomena alam akibat dari pergerakan semu harian dan tahunan bumi terhadap matahari. Adanya otasi bumi dapat mengakibatkan orang yang ada di bumi mengalami gejala siang dan malam, dapat merasakan adanya perbedaan waktu diantara berbagai tempat di belahan bumi. Memahami adanya migrasi tahunan matahari antara lintang tropic of cancer (23,5cU) dan lintang tropic of capricorn (23,5cS), sehingga dapat membedakan pergantian musim di belahan bumi utara dan selatan. c. Rotasi dan revolusi bulan. Gejala alam yang dapat di praktikumkan antara lain terjadinya fasa-fasa bulan dan gerhana. Fasa-fasa bulan di akibatkan cahaya matahari yang mengenai permukaan bulan yang menghadap ke permukaan bumi berubah secara teratur. Fasa bulan di mulai dari bulan baru/mati  sabit (waxing crescent)  bulan separuh  waxing gibbous  bulan purnama  waning gibbous  bulan separuh  bulan sabit (waning crescent)  bulan baru. Gerhana matahari terjadi bila matahari-bumi-bulan segaris lurus dan bayangan bulan jatuh di permukaan bumi.
  • 10. 10 d. Koordinat pengamatan. Jenis karbonat yang perlu di ketahui adalah koordinat horison dan koordinat ekuator. Pemahaman koordinat dapat menggunakan batuan software ‘stellarium’. Mahasiswa terlebih dahulu haus mengenal titik kardinal U-T-S-B juga zenith-Ekuator-Nadir, yang masing-masing jaraknya 90 𝑐 . e. Koordinat horizon Dapat dinyatakan dengan azimuth dan tinggi bintang objek langit. Posisi azimuth dapat di ketahui dengan terlebih dahulu mengetahui titik utara- selatan sesungguhnya (dari hasil percobaan jam matahari). Dari titik utara berputar ke timur sampai titik kaki bintang/objek langit yang di maksud, jarak menyatakan azimuth. Tinggi bintang di ukur dari titik kaki bintang atau horison ke bintang tersebut. f. Koordinat ekuator Dapat dinyatakan dengan deklinasi dan asensiorecta. Deklinasi di tentukan dengan terlebih dahulu mengetahui lintang tempat pengamatan. Jika posisi bintang di utara zenith deklinasinya positif (+), sebaliknya bila selatan zenith (-). Secara matematis koordinat horison dapat dikonversi menjai koordinat ekuatorial, dan sebaliknya. g. Pengenalan rasi bintang. Untuk mengenal berbagi nama rasi bintang dan bentuk konfigurasi bintangnya, siswa perlu mengetahui prinsip penggunaan peta langit. Melalui peta langit mahasiswa diminta mengenali berbagi objek langit terutama rasi bintang istimewa penunjuk arah dan penanda musim. Dilangit selatan, bintang pari(rasi crux) digunakan sebagai penujuk arah selatan. Dilangit utara bintang biduk (rasi Ursa mayor) sebagai penanda utara. Selain itu, rasi scorpio di gunakan sebagai penanda musim kemarau dan rasi orion sebagai penanda musim hujan. h. Pengamatan langit malam. Muara dari semau kegiatan laboratorium bidang astronomi, dapat menentukan arah pengamatan dengan jelas, menentukan posisi suatu
  • 11. 11 rasi/bintang berdsarkan koordinat horison dan ekuator, dapat menyebutkan nama bintang/rasi berdasarkan konfigurasi yang sudah di kenalinya. Selain dapat mengenali rasi bintang juga diharapkan dapat mengenali objek langit yang lain seperti bulan, planet, bintang dan zodiak. Dapat menentukan waktu pengamatan bintang yang tepat berdasarkanpada bentuk fasa-bulan. Agar pengamatan berjalan dengan baik, perlu disiapkan dan di pahami cara kerja berbagai perelatan pendukung seperti kompa, lampu senter dengan cahaya merah, peta langit, dan teleskop. C. Kompetensi Guru terkait dengan Keterampilan Laboratorium IPBA Kompetensi didefinisikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai- nilai dasar yang direfleksikan dalam kebisaan berfikir dan bertindak (Depdiknas, 2004). Kompetensi tidak hanya mengandung pengetahuan, keterampilan dan sikap, tetapi yang penting adalah penerapan dari pengetahuan, keterampilan dan sikap tersebut yang diperlukan dalam pekerjaan. Menurut Etkina (2010), guru harus memiliki sedikitnya tiga kompetensi, yaitu : content knowledge, padagogical knowledge dan pedagogical content knowledge.Contetnt knowledge berkaitan dengan pemahaman konsep, dan hubungan antar konsep (cara memperoleh dan aplikasinya). Padagogical knowledge terkait dengan pengembangan kemampuan berfikir, kemampuan sains, kemampuan bekerja sama, sedangkan Padagogical Content Knowledge berorientasi pada pengetahuan pembelajaran seperti kurikulum, strategi dan pendekatan pembelajaran yang efektif dan teknik evaluasi. Sejalan dengan pandangan Etkina, pada Undang-Undang No, 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1,) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan kompetensi.Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola peserta didik, dilihat dari kemampuan melakukan penilaian. Kompetensi kepribadian, masyarakat agar gutu memiliki kepribadian yang mantap sebagai seorang guru yang akan memberi teladan kepada siswa dan masyarakat, sehingga guru akan tampil sebagai sosok yang patut “digugu” dan “ditiru”. Kompetensi profesional adalah kemampuan
  • 12. 12 penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Kompetensi ini meliputi kepakaran atau keahlian dalam bidangnya, yaitu penguasaan bahan yang harus diajarkan beserta metodenya, rasa tanggungjawab akan tugasnya dan rasa kebersamaan dengan sejawat guru lainnya. Sementara kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, diperlukan persyratan kemampuan yang secara akademik dan pedagogik sahih, dan secara sosial profesional dapat diterima oleh dunia persekolahan tempat bertugas. (Lilisari & Tawil, 2016: 182). Penjabaran kompetensi dan indikator SKGP (2004) terkait dengan pengembangan kurikulum keterampilan laboratorium dapat dilakukan dengan du cara (Tuxworth dalam Hinduan,2002;Wiyanto 2005). Pertama dengan menganalisis pekerjaan, tugas-tugasjabatan, peran dan fungsi yang akan diemban oleh lulusan dari program pendidikan yang dirancang. Kedua dengan unjuk kerja yang dianggap terbaik saat mengerjakan suatu tugas. Mengidentifikasi Standar Kompetensi Guru Pemula Terkait dengan Kegiatan STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR Penguasaan Keterampilan Laboratorium IPBA Mampu merencanakan, melaksanakan, dan melaporkan kegiatan laboratorium terkait dengan pembelajaran IPBA 1. Mampu merencanakan program kegiatan laboratorium/ praktikum IPBA berdasarkan kurikulum. 2. Mampu melaksanakan kegiatan 3. Mampu melaporkan kegiatan laboratorium IPBA.
  • 13. 13 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR Penguasaan Pengelolaan Laboratorium IPBA Mampu mengelola laboratorium IPBA 1. Mampu mendesain laboratorium IPBA 2. Mampu mengorganisir (manajemen dan administrasi) kegiatan laboratorium IPBA 3. Mampu memberi pertolongan pertama pada kecelakaan di laboratorium IPBA 4. Mampu mengembangkan berbagai peralatan terkait dengan pembelajaran IPBA Komponen-komponen yang umumnya terdapat dalam penyusunan ancangan dan laporan praktikum adalah pemilihan topik, judul praktikum, tujuan, rumusan masalah, prinsip, konsep, variable, hipotesis, alata dan bahan prosedur kerja, hasil, pembahasan, kesimpulan dan saran. Uraian mengenai dari komponen- komponen tersebut adalah sebagai berikut (disarikan dari : VanCleave, 2004a dan 2004b Rustaman et, al., Subiyanto, 1988). 1. Pemilihan Topik. Pencarian topic dapat diperoleh melalui riset pendahuluan. Riset adalah suatu proses mengumpulkan informasi mengenai suatu subjek. Riset mencakup pengumpulan fakta fakta, termasuk informasi dari pengalaman pribadi, informasi dari sumber-sumber yang mengetahui, dan informasi dari hasil pengamatan pendahuluan. Selain melalui riset pendahuluan,
  • 14. 14 pemilihan topic juga dapat dilandasi oleh praktikum pendahuluan. Praktikum pendahuluan adlah praktikum yang menyediakan informasi tentang praktikum dan membantu mengidentifikasi masalah praktikum. 2. Judul praktikum Judul praktikum dirumuskan berdasarkan topic yang dipilih. Rumusan judul berupa pernyataan dalam satu kalimat yang ringkas, komunikatif, dan afirmatif. Judul harus mencerminkan dan konsisten dengan tujuan dan ruang lingkup materi praktikum. Judul dapat mencerminkan variable atau hubungan antar variable. 3. Tujuan praktikum Tujuan praktikum mengemukakan hasil praktikum yang ingin dicapai. Tujuan dirumuskan secara singkat dalam satu kalimat berkenan dengan sesuatu akan dicapai melalui praktikum. Tujuan harus sesuai dengan rumusan masalah dan mengungkap variable serta hubungan antar variable. 4. Rumusan masalah Masalah dirumuskan dengan ringkas dalam bentuk kalimat Tanya. Hal yang ditanyakan berkenan dengan variable atau hubungan antara variable bebas dan variable terikat. Secara lebih spesifik dapat dibuat beberapa pertanyaan praktikum. Pertanyaan praktikum merupakan rincian atau jabaran dari rumusan masalah dan terfokus per variable. 5. Prinsip Prinsip merupakan asas atau kebenaran yang menjadi dasar untuk berfikir, bertindak, atau melakukan sesuatu. Prinsip juga merupakan hubungan antar konsep yang memiliki kebenaran empiris yang tidak begitu tinggi (Rustaman et al., 2002). Dalam praktikum, prinsip dapat berupa prinsip teori atau prinsip kerja. Prinsip teori merupakan pernyataan ringkas yang melibatkan konsep-konsep mendasar tentang bekerjanya sesuatu. Prinsip kerja merupakan penjelasan singkat tentang bekerjanya suatu alat atau proses dihasilkannya sesuatu.
  • 15. 15 6. Konsep Konsep merupakan komponen pembangunan prinsip atau bagian-bagian pengertian yang membangun prinsip. Konsep dapat dikatakn sebagai defenisis singkat dari sekelompok fakta atau gejala. Contoh dalam prinsip bumi merupakan salah satu planet dalam tata surya maka konsepnya dalah: bumi, planet, dan tata surya. 7. Variable Variable merupakan objek yang diamati atau diselidiki. Jenis variable dalam praktikum adalah variable bebas, variable terikat dan variable control. Variable bebas merupakan varibel perlakuan atau variable manipulasi, variable terikat sebagai variable akibat, dan variable control merupakan variable yang dikendalikan sehingga tidak turut berpengarh terhadap variable terikat. 8. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap sesuatu masalah yang masih harus diuji kebenarannya. Hipotesis dirumuskan dengan kalimat pernyataan atau afirmatif. Hipotesis menyatakan hubungan antar variable dan menawarkan prosedur baru. Terdapat jenis hipotesis yaitu hipotesis kerja atau alternative dan hipotesis nol. Hipotesis riset adalah hasil yang diharapkan dari sebuah percobaan. Ini merupakan perkiraan khusus yang dapat diuji, dan harus berisis variable bebas dan terikat. Hipotesis dapat dinyatakan dalam bentuk pernyataan deklaratif atau pernyataan”jika…maka…” hipotesis nol adalah sebuah pernyataan tanpa memperkirakan adanya kebalikan dari apa yang kamu percaya dan bertujuan untuk menolak hipotesis nol melalui percobaan. 9. Alat dan bahan praktikum Pada alat dan bahan praktikum mengungkapkan nama, spesifikasi, jumlah dari alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum. Kemampuan untuk mengenali alat – alat laboratorium (meliputi: dasar kerja, sensivitas, resolusi, dan kapasitas) dan terampil menggunakan alat – alat laboratorium
  • 16. 16 sehingga guru mampu menentukan spesifikasi alat yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan suatu percobaan. 10. Prosedur kerja Prosedur kerja merupakan langkah – langkah untuk melaksanakan praktikum. Kemampuan untuk menyusun prosedur kerja dapat membimbing mahasiswa untuk menemukan sendiri konsep, prinsip, dan hukum tentang alam dan untuk menguji hipotesis dan memprediksikan hasil yang diharapkan. 11. Hasil praktikum Hasil praktikum berupa perolehan praktikum yang dapat berbentuk data kuantitatif atau kualitatif. Data ini diperoleh dari hasil pengamatan. 12. Analisis data Melakukan pengolahan data sesuai tujuan dengan menggunakan statistik sederhana atau dengan perbandingan. Analisis mengaitkan antara data yang diperoleh dengan teori yang di tepat. 13. Interpretasi data Membuat penafsiran atau interpretasi logis berdasarkan hasil analisis data. Penafsiran dilakukan untuk mengetahui kecenderungan data yang diperoleh berdasarkan hubungan antara variabel – variabel percobaan. 14. Pembahasan Pembahasan merupakan penjelasan atau diskusi yang bertolak dari hasil praktikum. Hal yang dibahas terutama yang menyimpang dari teori atau yang tidak sesuai dengan logika seharusnya. 15. Kesimpulan Kesimpulan merupakan generalisasi dari hasil praktikum yang berupa penafsiran atau pemaknaan secara terpadu terhadap semua hasil praktikum. Kesimpulan tidak dibuat dari satu kali kegiatan praktikum. 16. Saran Saran merupakan pendapat atau ajuran untuk dipertimbangkan tentang hal- hal yang sebaiknya dilakukan dari kegiatan praktikum.
  • 17. 17 D. Laboratorium Bumi dan Antariksa (LBA) Sesuai dengan namanya, laboratoium bumi dan antariksa memberikan pelayanan yang berkaitan dengan fenomena yang ada dibumi dan dilangit/antariksa. Berikut fasilitas yang dimiliki LBA: 1. Kelompok Kebumian: Pengenalan teori tektonik lempeng, identifikasi batuan, pengukuran curah hujan, meteograph, geolistrik, software kebumian. 2. Kelompok Antariksa: Teleskop Celestron SC-CGE 1100, SBIG CCD kamera, Portable Planetarium, Helios planetarium, dan peta langit. Contoh Alat dan Bahan Lab IPBA: 1. Bola Langit transparan Bola langit transparan ini terbuat dari bahan plastic keras transparan. Bola dunia mini ditengahnya berwarna ( full colour) dengan model matahari dan bintang – bintang pada langit trannsparan. Memperlihatkan hubungan nyata antara bumi dengan bintang – bintang, planet – planet dan benda langit lainnya, sehingga dapat membantu pemahaman siswa terhadap bumi dalam ruang angkasa. Memperlihatkan peta bintang dan banyak lagi fenomena kosmik lainnya. Dimensi: 30 cm x 30 cm x 30 cm.
  • 18. 18 2. Bola dunia Menggambarkan bentuk fisik bumi; daratan, dataran rendah/tinggi, pegunungan, gunung, sungai, danau, kedalaman lautan, selat, teluk, tanjung, batas, wilayah Negara, pulau dan kepulauan, ibu kota Negara, ibu kota Negara bagian 3. Model gerhana Model gerhana ini membantu peserta didik dalam mempelajari terjadinya gerhana matahari dan gerhana bulan. Terdiri dari matahari, bumi dan bulan. 4. Model tata surya
  • 19. 19 Solar system atau model tata surya ini membantu siswa dalam memahami perputaran dan pergerakan rotasi dan revolusi planet pada system tata surya dan benda angkasa luar lainnya. Model tata surya ini dapat digunakan dalam mengajarkan IPBA untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik terkait dengan tata surya. Matahari sebagai pusat tata surya yang dikelilingi oleh beberapa planet. Tata surya terbagi menjadi matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan dibagian terluar adalah sabuk Kuiper dan piringan terbesar. Awan oort diperkirakan terletak didaerah terjauh yang berjarak sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar. 5. Model planetarium berlampu dan motor 1 Planetarium merupakan sarana wisata pendidikan yang dapat menambah wawasan yang sangat luas kepada peserta didik khususnya bidang ilmu pengetahuan astronomi, karena menyajikan berbagai macam peristiwa alam jagad raya. Dalam sebuah planetarium digital dapat juga menampilkan berbagai jenis pertunjukan baru dalam format multimedia, dengan pertunjukan audiovisual yang sangat menarik dalam balutan khasanah astronomi. Selain pertunjukan simulasi langit ataupun multimedia, pada beberapa planetarium juga kadang terdapat sarana prasarana observasi benda – benda langit untuk menyaksikan fenomena atau kejadian – kejadian alam lainnya.
  • 20. 20 6. Model gunung merapi Model gunung merapi dapat diterapkan dalam pembelajaran IPBA untuk memberikan pemahaman peserta didik bagaimana proses terjadinya gunung merapi. Bagian – bagian dari gunung merapi terdiri dari: magma, ambang, saluran magma, aliran celah, aliran lahar, timbunan lava, aliran lava, celah samping. Gunung merapi (ketinggian puncak 2.930 mdpl per 2010) adalah gunung berapi dibagian tengah pulau jawa dan merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia. 7. Model patahan permukaan bumi Model patahan permukaan bumi ini merupakan media yang dapat memberikan pengetahuan kepada peserta didik terkait dengan proses terjadinya patahan permukaan bumi dn bagaimana mengatasi efek yang dapat ditimbulkan. Fault atau patahan merupakan suatu gejala adanya pergeseran lapisan batuan akibat gaya geologi. Ciri paling mudah untuk melihat struktur patahan pada lapisan batuan adalah adanya bidang offset
  • 21. 21 pada batuan tersebut. Batas bidang patahan dinamakan bidang sesar. Di Indonesia patahan yang terkenal adalah patahan semangko yang membujur dari ujung utara Sumatera hingga Lampung. 8. Model lapisan bumi Model lapisan bumi dari beberapa lapisan diantaranya: lempeng samudra, lempeng benua, atmosfir, kerak bumi, selubung bagian atas, selubung perbatasan selubung dengan inti luar, inti luar (logam cair), inti dalam (logam solid). 9. Model tsunami Model tsunami dapat diterapkan dalam pembelajaran IPBA untuk memperlihatkan kepada peserta didik bagaimana proses terjadinya tsunami dan akibat yang dapat ditimbulkan. Tsunami adalah serangkaian gelombang ombak raksasa yang timbul karna adanya pergeseran didasar laut akibat gempa bumi. Tsunami memang identic dengan gempa yang terjadi didasar laut, bukan didaratan. Gelombang ombak yang dittimbulkan memiliki kecepatan 600 mil per jam (hamper 1.000 km per jam) atau sama dengan kecepatan rata – rata pesawat udara. Tinggi gelombang dapat
  • 22. 22 mencapai 6-14 meter untuk ukuran rata – rata, tapi bisa juga mencapai 30 meter. Gelombang tsunami bisa menghantam daratan selama 5-30 menit. 10. Model patahan tanah Model patahan tanah dapat diterapkan dalam pembelajaran IPBA untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik bentuk patahan tanah, ciri – cirinya dan akibat yang dapat ditimbulkan. Struktur lapisan tanah dan jenisnya dapat teramati dengan jelas. Menurut ilmu geologi patahan (sesar) adalah fraktur planar atau diskontinuitas pada suatu volume batuan, dimana telah terjadi perpindahan signifikan sebagai hasil dari gerakan massa batuan. Patahan yang besar dalam lempeng bumi dihasilkan dari proses tektonik lempeng. Pelepasan energy yang terjadi akan menghasilkan gerakan yang cepat dan aktif, inilah penyebab utama terjadinya gempa bumi. 11. Model permukaan lipatan bumi Model permukaan lipatan bumi dapat diterapkan dalam pembelajaran IPBA untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik bentuk, ciri – ciri dari permukaan lipatan bumi dan akibat yang dapat dituimbulkkan. Struktur dan jenis lipatan – lipatan. Lipatan bumi –
  • 23. 23 permukaan bumii seperti yang kita lihat tidaklah rata, melainkan ada yang tinggi da nada yang rendah. Bentukan permukaan bumi ini adalah hasil dari tenaga geologi yang dapat dibedakan atas dua macam, yaitu tenaga asal dalam (endogen) dan tenaga asal luar (eksogen). 12. Model fosil Model fosil ini dapat diterapkan dalam mengajarkan IPBA untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik jenis – jenis fosil, umur fosil, proses terbentuknya fosil, dan mengetahui cara hidupnya dimasa lalu. Beberapa macam fosil ada fosil batu biasa, fosil yang terbentuk dalam batu ambar, fosil ter, seperti yang terbentuk disumur, dan fosil hidup 13. Model planetarium Model planetarium ini dapat diterapkan dalam mengajarkan IPBA untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik terkait dengan berbagai jenis dan bentuk planet, jarak, besarnya.
  • 24. 24 14. Model patahan dan lipatan permukaan bumi Model patahan dan lipatan permukaan bumi ini dapat diterapkan dalam mengajarkan IPBA untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik terkait dengan proses terjadinya patahan dan lipatan permukaan bumi yang terbentuk secara bersamaan, pola – pola struktur dan lapisan masing – masing patahan dan lipatan permukaan bumi. Berdasarkan arahnya, patahan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu patahan vertical dan patahan horizontal. 15. Model lipatan tanah Model lipatan tanah ini dapat diterapkan dalam mengajarkan IPBA untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik terkait dengan proses terbentuknya lipatan dalam tanah dan jenis – jenis lipatan, struktur lapisan tanah, umur lipatan tanah. Bentuk muka bumi berupa lipatan terjadi karena adanya tekanan – tekanan mendatar terhadap lapisan sedimen. Lipatan memiliki dua bagian, yaitu anticlinal dan sinklinal.
  • 25. 25 16. Model lapisan kerak bumi Model lapisan kerak bumi ini dapat diterapkan dalam mengajarkan IPBA untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik terkait dengan lapisan kerak bumi, struktur, jenis lapisan – lapisan dalam tanah, jarak antar lapisan. Beberapa jenis lapisan kerak bumi: 1) lapisan sial (silisium aluminium), 2) lapisan sima (silisiu magnesium), 3) lapisan batuan. 17. Model relief dasar laut Model relief dasar laut ini dapat diterapkan dalam mengajarka IPBA untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik terkait dengan struktur relief dasar laut dan bagaimana proses terbentuknya, sifat – sifat dari setiap jenis relief dasar. Adapun bagian – bagiannya : 1) landas benua/kontinen, 2) palung laut, 3) lubuk laut, 4) punggung laut dan gunung laut.
  • 26. 26 18. Model simulasi fase bulan Model simulasi fase bulan ini dapat diterapkan dalam mengajarkan IPBA untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik terkait dengan proses terbentuknya fase – fase bulan, lamanya setiap fase, dan pengaruh yang dapat ditimbulkkan terhadap terjadinya pasang naik dan pasang surut 19. Alat kapilaritas Kapilaritas adalah fenomena naik atau turunnya permukaan zat cair dalam suatu pipa kapiler (pipa dengan luas penampang yang sempit). Kejadian sehari-hari banyak yang memanfaatkan prisnsip kapilaritas. Peristiwa naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor adalah peristiwa kapilaritas. Hal lainnya yaitu pengisapan air oleh kertas atau kain juga merupakan peristiwa kapilaritas. 20. Anemometer digital
  • 27. 27 Fungsi anemometer yaitu sebagai perangkat atau alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin. Fungsi lain dari anemometer sebagai alat pendeteksi cuaca buruk seperti angina topan ataupun badai. 21. Hygrometer Bentuk sederhana dari hygrometer adalah khusus dikenal sebagai Psychometer dan terdiri dari dua thermometer. Alat pengukur kelembapan udara biasanya bergantung pada pengukuran-pengukuran beberapa kuantitas lainnya seperti temperature, tekanan, massa atau perubahan mekanis atau elektris pada zat dimana kelembapan terhisap. 22. Hygrometer mason Hygrometer mason berfungsi untuk mengukur kelembapan relative (RH) dalam suatu ruangan atau keadaan tertentu. Hygrometer diaplikasikan dalam berbagai hal untuk penelitian, pengukuran kelembapan dalam suatu area dan lainnya.
  • 28. 28 23. Penakar curah hujan Alat ini digunakan untuk menakar atau mengukur hujan harian 24. Teropong bumi Teropong bumi adalaha alat yang digunakan untuk melihat atau mengamati benda-benda jauh yang ada dipermukaan bumi. Bayangan yang terbentuk sifatnya maya, tegak dan diperbesar. 25. Teropong bintang
  • 29. 29 Teropong bintang adalah alat yang digunakan untuk melihat atau mengamati benda-benda di luar angkasa seperti bulan, bintamg, komet dan lain sebagainya. Sifat bayangan adalah maya, terbalik dan diperbesar. 26. Teropong prisma Teropong prisma adalah teropong yang berfungsi untuk melihat benda yang jauh agar tampak lebih dekat dan terlihat jelas. 27. Teropong radio Teropong radio adalah benda optic yang digunakan untuk melihat benda angkasa di luar angkasa yang jaraknya sangat jauh sekali.
  • 30. 30 28. Episkop Episkop adalah suatu benda yang berguna untuk memproyeksikan gambar yang tidak terbus cahaya dengan sifat bayangan tegak dan diperbesar. 29. Teropong cermin Teropong cermin adalah teropong yang digunakan untuk melihat benda-benda langit antariksa dengan sifat gambar tidak terbalik, diperbesar, maya. 30. Theodolite
  • 31. 31 Theodolite adalah alat yang dipakai untuk mengukur tinggi dan azimuth bintang. Alat ini terdiri dari sebuah teropong yang mempunyai lensa okuler dan lensa objekstif yang dapat diputar pada sebuah sumu horizontal dan pada sebuah lingkaran vertical. 31. Satelit Satelit adalah benda langit yang paling kecil beredar mengelilingi benda langit yang lebih besar (planet) dan tetap berada dalam gaya tarik benda langit yang lebih besar. 32. Observatorium Observatorium adalah sebuah lokasi dengan perlengkapan yang diletakkan secara permanen agar dapat melihat langit dan peristiwa yang berhubungan dengan angkasa.
  • 32. 32 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Kurikulum IPBA (Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa) dikembangkan untuk memberikan arah dalam mencapai tujuan belajar yang sesuai. Pada kurikulum secara spesifik materi ajar, metode, serta program aktivitas guru dan siswa dirancang untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam menyusun kompetensi dasar praktikum IPBA bagi guru, sebagai acuan program awal didasarkan pada Benchmarks for Science Literacy yang diterbitkan oleh Oxford Universuty Press tahun 1993. 2. Deskripsi Materi kegiatan Laboratorium IPBA untuk bidang kebumian adalah: (1) Identifikasi Batuan, (2) Pemekaran Dasar Samudra, (3) Episenter dan Hiposenter (4) Erupsi dan Pelapukan (5) Siklus Air, (6) Curah Hujan (7) Efek Rumah Kaca dan Pemanasan Global, sedangkan untuk bidang astronomi adalah: (1) Jam Matahari, (2) Rotasi dan Revolusi Bumi, (3) Rotasi dan Revolusi Bulan, (4) Koordinat Pengamatan, (5) Pengalaman Rasi Bintang dan (6) Pengamatan Objek Langit Malam. 3. Kompetensi Guru terkait dengan Keterampiln Laboratorium IPBA yakni Mampu merencanakan, melaksanakan, dan melaporkan kegiatan laboratorium terkait dengan pembelajaran IPBA, serta Mampu mengelola laboratorium IPBA. 4. Laboratorium Bumi dan Antariksa antara lain memiliki fasilitas a. Kelompok Kebumian: Pengenalan teori tektonik lempeng, identifikasi batuan, pengukuran curah hujan, meteograph, geolistrik, software kebumian. b. Kelompok Antariksa: Teleskop Celestron SC-CGE 1100, SBIG CCD kamera, Portable Planetarium, Helios planetarium, dan peta langit.
  • 33. 33 B. Saran Diharapkan setelah mempelajari Alat dan Bahan Laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam Bumi dan Antariksa, mahasiswa mengetahui Kurikulum IPBA, Deskripsi kegiatan Lab IPBA, Kompetensi Guru terkait IPBA dan tentunya alat-alat maupun bahan Laboratorium Bumi dan Antariksa.
  • 34. 34 DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Muhammad. 2016. ILMU KEBUMIAN. Makassar: Badan Penerbit UNM. Tim Penyusun. 2017. PENUNTUN PRAKTIKUM LAPANGAN. Makassar: Laboratorium Fisika Bumi. Liliasari & Tawil, Muh 2016. Manajemen Laboratorium IPA . Makassar : Badan Penerbit UNM.