Laporan ini membahas tentang penyuluhan integrasi beternak lebah madu di kebun kopi di Desa Ngaglik, Kabupaten Blitar. Penyuluhan dilakukan untuk memberikan pengetahuan tentang cara membudidayakan lebah madu di kebun kopi dan manfaatnya bagi peningkatan produksi tanaman kopi. Metode yang digunakan meliputi pemberian materi, pelatihan pemasangan stub lebah, dan evaluasi.
Entrepreneurship - Peluang Usaha Dari Sumber Daya Alam Sekitar Kita 2020 PP...muhammadfahri59
Dokumen tersebut membahas potensi pengembangan usaha di pekarangan rumah meliputi peternakan, pertanian, kehutanan, kuliner, dan industri kreatif. Beberapa potensi yang disebutkan adalah ternak lele dan unggas minimalis, budidaya tanaman seperti tabulapot dan tanaman hias, budidaya madu trigona dan manfaat hasil hutan, serta pengembangn wisata alam dan kuliner lokal.
Pengembangan Rorak Meningkatkan Produksi Kopi CBO Wana Lestari, Sub-DAS Way B...SCBFWM
Kelompok masyarakat/ Community-Based Organization (CBO) Wana Lestari di Sumber Jaya, lampung Barat berhasil meningkatkan produksi kopinya melalui pengembangan rorak. Rorak adalah lubang-lubang buntu dengan ukuran tertentu yang dibuat pada bidang olah dan sejajar dengan garis kontur. Fungsi rorak adalah untuk menjebak dan meresapkan air ke dalam tanah serta menampung sedimen-sedimen dari bidang olah. Selain peningkatan kemampuan teknis, dari dampingan dan binaan SCBFWM kelompok wanatani lebih solid dalam hal kelembagaan kelompok
Program ini bertujuan membuat alat pengering hasil panen petani menggunakan pemanas listrik untuk membantu mengeringkan hasil panen selama musim penghujan. Program ini akan membuat dan mendemonstrasikan alat pengering kepada petani serta memberikan pelatihan penggunaannya.
Entrepreneurship - Peluang Usaha Dari Sumber Daya Alam Sekitar Kita 2020 PP...muhammadfahri59
Dokumen tersebut membahas potensi pengembangan usaha di pekarangan rumah meliputi peternakan, pertanian, kehutanan, kuliner, dan industri kreatif. Beberapa potensi yang disebutkan adalah ternak lele dan unggas minimalis, budidaya tanaman seperti tabulapot dan tanaman hias, budidaya madu trigona dan manfaat hasil hutan, serta pengembangn wisata alam dan kuliner lokal.
Pengembangan Rorak Meningkatkan Produksi Kopi CBO Wana Lestari, Sub-DAS Way B...SCBFWM
Kelompok masyarakat/ Community-Based Organization (CBO) Wana Lestari di Sumber Jaya, lampung Barat berhasil meningkatkan produksi kopinya melalui pengembangan rorak. Rorak adalah lubang-lubang buntu dengan ukuran tertentu yang dibuat pada bidang olah dan sejajar dengan garis kontur. Fungsi rorak adalah untuk menjebak dan meresapkan air ke dalam tanah serta menampung sedimen-sedimen dari bidang olah. Selain peningkatan kemampuan teknis, dari dampingan dan binaan SCBFWM kelompok wanatani lebih solid dalam hal kelembagaan kelompok
Program ini bertujuan membuat alat pengering hasil panen petani menggunakan pemanas listrik untuk membantu mengeringkan hasil panen selama musim penghujan. Program ini akan membuat dan mendemonstrasikan alat pengering kepada petani serta memberikan pelatihan penggunaannya.
Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...Hazar Noah
Program pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat Desa Karang Tengah tentang pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupuk organik. Program ini akan memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang proses pengolahan limbah jerami padi menjadi pakan melalui fermentasi serta pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk organik, sehingga diharapkan dapat mengurangi biaya pakan
2.0. pedoman teknis bantuan alsintan 2012Aznar Ismail
Pedoman ini memberikan panduan pelaksanaan bantuan alat dan mesin pertanian seperti traktor dan pompa air untuk meningkatkan produksi pertanian dan pendapatan petani serta mencapai surplus beras 10 juta ton pada 2014."
Ilman hakim (ppt) Pemetaan potensi wilayahIlmanHakim7
Desa Bageng memiliki potensi besar untuk produksi biogas dan pupuk organik dari kotoran sapi. Total kotoran sapi di desa ini diperkirakan 6,2-8,8 ton per hari, yang berpotensi menghasilkan 131-187 m3 biogas dan 4,6-6,5 ton pupuk untuk 41.000-58.500 tanaman jeruk pamelo. Pemanfaatan kotoran sapi menjadi biogas dan pupuk dapat meningkatkan pertumbuhan jeruk pamelo serta mengurangi pencemaran
Proposal padi organik srimukti desa atapangirwandeni
Proposal ini mengajukan dana untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi padi organik di Desa Katapang, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, dengan menerapkan teknik budidaya padi organik berbasis teknologi nano, Sistem Inovasi Pertanian Rakyat, dan pengelolaan tanaman terpadu untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani serta mendukung program swasembada beras nasional.
Tulisan ini membahas kontribusi penulis bagi Indonesia melalui pendidikan dan penelitian di bidang peternakan kambing. Penulis berharap dapat meningkatkan produktivitas peternakan kambing untuk memenuhi kebutuhan protein masyarakat serta mengembangkan potensi sumber daya alam setempat seperti jerami padi.
1. Sukses terbesar penulis adalah membahagiakan orang tuanya dan membanggakan mereka dengan prestasi yang dicapai.
2. Penulis diterima sebagai mahasiswa di Universitas Brawijaya melalui beasiswa dan aktif dalam organisasi kampus.
3. Penulis berharap mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan S2 sebagai langkah menuju cita-cita menjadi guru.
The document provides an overview of the geography, history, society, and culture of ancient Greece. It notes that Greece's mountainous landscape and lack of large rivers influenced the development of independent city-states. Two major city-states were Athens, which established a direct democracy in the 5th century BC, and Sparta, which had a militaristic society ruled by a warrior elite. The document also describes Greece's conflicts with Persia in the 5th century BC and the conquests of Philip II and Alexander the Great in the 4th century BC, which spread Greek culture throughout the Mediterranean world.
Potency of Nanopropolis Stinglessbee Trigona spp Indonesia as Antibacterial A...iosrphr_editor
The IOSR Journal of Pharmacy (IOSRPHR) is an open access online & offline peer reviewed international journal, which publishes innovative research papers, reviews, mini-reviews, short communications and notes dealing with Pharmaceutical Sciences( Pharmaceutical Technology, Pharmaceutics, Biopharmaceutics, Pharmacokinetics, Pharmaceutical/Medicinal Chemistry, Computational Chemistry and Molecular Drug Design, Pharmacognosy & Phytochemistry, Pharmacology, Pharmaceutical Analysis, Pharmacy Practice, Clinical and Hospital Pharmacy, Cell Biology, Genomics and Proteomics, Pharmacogenomics, Bioinformatics and Biotechnology of Pharmaceutical Interest........more details on Aim & Scope).
The Greek diet consisted of foods that grew easily in Greece's rocky landscape, such as vegetables, fruit, fish, and honey. Meat was expensive and rarely consumed by most, except during religious festivals. Fish and seafood played a major role in the diet due to Greece's coastal geography. Bread was a staple food used to scoop up soups and clean hands before being discarded. Wine, watered down, was the main beverage, while milk was rarely consumed. Breakfast consisted of bread dipped in wine, and lunch was bread with wine or tea alongside small amounts of olives, cheese, or dried fish.
Este documento descreve a elaboração de uma dieta artificial à base de soja para substituir o pólen na alimentação da abelha Melipona fasciculata. Vários testes foram realizados até chegar a uma formulação satisfatória que não apresentou proliferação excessiva de fungos e foi aceita pelas operárias. A dieta final consistia de extrato de soja, saburá e xarope de açúcar invertido preparados em determinadas quantidades e temperaturas e deixados fermentando por 15 dias antes de serem oferecidos às abelhas.
Ms. MARIDEL PALPAGAN, Chief of Business Development Division of the Department of Trade and Industry, Zamboanga del Norte shared various ways of establishing partnership with DTI, availing of their funds for business, and strategies to sustain SMEs.
The document provides a draft roadmap for the Philippine bee industry from 2011-2015. It summarizes the current state of the bee industry including annual honey production, major producers, research institutions, importers and opportunities. The roadmap's vision is for a profitable bee industry that supports agriculture and biodiversity. Its goals include strengthening research programs, supporting enterprise development, and conserving bee species. Targets include increasing production, establishing quarantine measures, and developing human resources for the industry. The roadmap outlines strategies such as enhancing research funding, improving inputs, developing partnerships, and establishing quality standards.
The Blue Ridge Honey Company aims to expand its distribution network, increase brand awareness, and improve marketing. Objectives include expanding social media presence and distribution to new stores. Goals are increasing sales through various channels and bringing in more foot traffic. A situation analysis, SWOT analysis, market analysis, and marketing mix are provided. A calendar outlines the marketing plan and budget allocates funding across different advertising types such as online ads, print ads, and social media.
Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...Hazar Noah
Program pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat Desa Karang Tengah tentang pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupuk organik. Program ini akan memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang proses pengolahan limbah jerami padi menjadi pakan melalui fermentasi serta pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk organik, sehingga diharapkan dapat mengurangi biaya pakan
2.0. pedoman teknis bantuan alsintan 2012Aznar Ismail
Pedoman ini memberikan panduan pelaksanaan bantuan alat dan mesin pertanian seperti traktor dan pompa air untuk meningkatkan produksi pertanian dan pendapatan petani serta mencapai surplus beras 10 juta ton pada 2014."
Ilman hakim (ppt) Pemetaan potensi wilayahIlmanHakim7
Desa Bageng memiliki potensi besar untuk produksi biogas dan pupuk organik dari kotoran sapi. Total kotoran sapi di desa ini diperkirakan 6,2-8,8 ton per hari, yang berpotensi menghasilkan 131-187 m3 biogas dan 4,6-6,5 ton pupuk untuk 41.000-58.500 tanaman jeruk pamelo. Pemanfaatan kotoran sapi menjadi biogas dan pupuk dapat meningkatkan pertumbuhan jeruk pamelo serta mengurangi pencemaran
Proposal padi organik srimukti desa atapangirwandeni
Proposal ini mengajukan dana untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi padi organik di Desa Katapang, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, dengan menerapkan teknik budidaya padi organik berbasis teknologi nano, Sistem Inovasi Pertanian Rakyat, dan pengelolaan tanaman terpadu untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani serta mendukung program swasembada beras nasional.
Tulisan ini membahas kontribusi penulis bagi Indonesia melalui pendidikan dan penelitian di bidang peternakan kambing. Penulis berharap dapat meningkatkan produktivitas peternakan kambing untuk memenuhi kebutuhan protein masyarakat serta mengembangkan potensi sumber daya alam setempat seperti jerami padi.
1. Sukses terbesar penulis adalah membahagiakan orang tuanya dan membanggakan mereka dengan prestasi yang dicapai.
2. Penulis diterima sebagai mahasiswa di Universitas Brawijaya melalui beasiswa dan aktif dalam organisasi kampus.
3. Penulis berharap mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan S2 sebagai langkah menuju cita-cita menjadi guru.
The document provides an overview of the geography, history, society, and culture of ancient Greece. It notes that Greece's mountainous landscape and lack of large rivers influenced the development of independent city-states. Two major city-states were Athens, which established a direct democracy in the 5th century BC, and Sparta, which had a militaristic society ruled by a warrior elite. The document also describes Greece's conflicts with Persia in the 5th century BC and the conquests of Philip II and Alexander the Great in the 4th century BC, which spread Greek culture throughout the Mediterranean world.
Potency of Nanopropolis Stinglessbee Trigona spp Indonesia as Antibacterial A...iosrphr_editor
The IOSR Journal of Pharmacy (IOSRPHR) is an open access online & offline peer reviewed international journal, which publishes innovative research papers, reviews, mini-reviews, short communications and notes dealing with Pharmaceutical Sciences( Pharmaceutical Technology, Pharmaceutics, Biopharmaceutics, Pharmacokinetics, Pharmaceutical/Medicinal Chemistry, Computational Chemistry and Molecular Drug Design, Pharmacognosy & Phytochemistry, Pharmacology, Pharmaceutical Analysis, Pharmacy Practice, Clinical and Hospital Pharmacy, Cell Biology, Genomics and Proteomics, Pharmacogenomics, Bioinformatics and Biotechnology of Pharmaceutical Interest........more details on Aim & Scope).
The Greek diet consisted of foods that grew easily in Greece's rocky landscape, such as vegetables, fruit, fish, and honey. Meat was expensive and rarely consumed by most, except during religious festivals. Fish and seafood played a major role in the diet due to Greece's coastal geography. Bread was a staple food used to scoop up soups and clean hands before being discarded. Wine, watered down, was the main beverage, while milk was rarely consumed. Breakfast consisted of bread dipped in wine, and lunch was bread with wine or tea alongside small amounts of olives, cheese, or dried fish.
Este documento descreve a elaboração de uma dieta artificial à base de soja para substituir o pólen na alimentação da abelha Melipona fasciculata. Vários testes foram realizados até chegar a uma formulação satisfatória que não apresentou proliferação excessiva de fungos e foi aceita pelas operárias. A dieta final consistia de extrato de soja, saburá e xarope de açúcar invertido preparados em determinadas quantidades e temperaturas e deixados fermentando por 15 dias antes de serem oferecidos às abelhas.
Ms. MARIDEL PALPAGAN, Chief of Business Development Division of the Department of Trade and Industry, Zamboanga del Norte shared various ways of establishing partnership with DTI, availing of their funds for business, and strategies to sustain SMEs.
The document provides a draft roadmap for the Philippine bee industry from 2011-2015. It summarizes the current state of the bee industry including annual honey production, major producers, research institutions, importers and opportunities. The roadmap's vision is for a profitable bee industry that supports agriculture and biodiversity. Its goals include strengthening research programs, supporting enterprise development, and conserving bee species. Targets include increasing production, establishing quarantine measures, and developing human resources for the industry. The roadmap outlines strategies such as enhancing research funding, improving inputs, developing partnerships, and establishing quality standards.
The Blue Ridge Honey Company aims to expand its distribution network, increase brand awareness, and improve marketing. Objectives include expanding social media presence and distribution to new stores. Goals are increasing sales through various channels and bringing in more foot traffic. A situation analysis, SWOT analysis, market analysis, and marketing mix are provided. A calendar outlines the marketing plan and budget allocates funding across different advertising types such as online ads, print ads, and social media.
This document summarizes women's rights to health as established in Philippine law. It outlines an 11-point comprehensive health services framework for women that is culture-sensitive, gender-responsive, and covers all stages of a woman's life cycle, from maternal care and breastfeeding to family planning, sexual health, reproductive cancers, and care for elderly women. The framework aims to address the major causes of mortality and morbidity for women in the Philippines.
Development in the Supply Chain of the Philippine Honey Industry: An Assessme...Elmer Esplana
This presentation was presented by Mr. Elmer R. Esplana, a Filipino economist and an interdisciplinary researcher, currently working as a government agriculturist at the Marketing Development Division of the Bureau of Animal Industry during the 8th National Beekeeping Convention cum Symposium of the Beekeepers Association of the Philippines, Inc. held at the Don Mariano Marcos Memorial State University, North La Union Campus, Bacnotan, La Union with the theme "Livelihood Opportunities and Environmental Conservation Through Beekeeping"
The document discusses bees, manuka honey, royal jelly, and bee pollen - their history, properties, and benefits. It provides details on the different types of bees, the process of honey production, and the properties of manuka honey that give it antibacterial qualities. Uses and suggested dosages are also covered for royal jelly and bee pollen as natural supplements.
This is a talk we gave at the 2015 Heartland Apiculture Society Conference at Albion College, MI. The goal was to provide attendees with some practical advice on how to sell the honey their bees produce online.
‘Cider wine production using different yeast strains & comparing their efficiency, testing their antimicrobial activity towards E.coli’ fortification with honey for increasing vit b content and helping initial clarification. project author :Ritwik Bhatatcharya, MSc Food technology, BSc (hons)Microbiology. Done as part of Final smseter research project from Punjabi university , Patiala.wokring in QC(wine).Prodcution(FMCG), R&D. check website www.indobrews.com for more information,
Email us at brewindo@gmail.com
World: Honey - Market Report. Analysis And Forecast To 2020IndexBox Marketing
IndexBox Marketing has just published its report: "World: Honey - Market Report. Analysis And Forecast To 2020". The report provides an in-depth analysis of the global market of honey. It presents the latest data of the market value, consumption, domestic production, exports and imports, price dynamics and food balance. The report shows the sales data, allowing you to identify the key drivers and restraints. You can find here a strategic analysis of key factors influencing the market. Forecasts illustrate how the market will be transformed in the medium term. Profiles of the leading producers are also included.
The document discusses honey as a natural preservative for milk. It describes how various bacteria were isolated from milk samples and tested for inhibition by honey. The results showed that honey inhibited the growth of both catalase positive and negative bacteria in a concentration-dependent manner. Milk samples stored with honey at 50mg/ml demonstrated less bacterial growth compared to samples without honey. Therefore, the document concludes that honey has potential as a safe, natural preservative to improve the shelf life of milk.
contoh proposal IBM : Pengolahan kulit buah cokelatmiftah_rahmat
Program ini bertujuan untuk membantu meningkatkan perekonomian masyarakat desa Leworeng melalui pelatihan pengolahan limbah kulit kakao menjadi tepung dan cookies. Program ini akan dilaksanakan selama 8 bulan dengan kegiatan pelatihan, pembuatan tepung kulit kakao, dan cookies. Diharapkan program ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat serta meningkatkan pendapatan mereka.
Ringkasan laporan fieldtrip kelompok penyuluh di Desa Kasang Pudak adalah sebagai berikut: (1) tujuan fieldtrip adalah meningkatkan kompetensi penyuluh dan mengetahui proses penyuluhan di desa tersebut, (2) hasilnya adalah pengetahuan tentang peningkatan kapasitas penyuluh, pengelolaan kelembagaan petani dan Gapoktan, serta penerapan teknologi pertanian, (3) kesimpulannya adal
Pusat Penelitian Sukosari PT Perkebunan Nusantara XI mengembangkan program wisata edukasi untuk memperkenalkan budidaya tebu kepada siswa, mahasiswa, dan masyarakat umum guna meningkatkan minat berbudidaya tebu dan menjaga ketersediaan bahan baku gula di masa depan. Program ini memberikan edukasi lapangan mengenai proses budidaya dan pengolahan tebu serta dilengkapi fasilitas akomodasi bagi pengunjung. Be
Dokumen ini adalah proposal awal yang digunakan untuk seleksi Program Hibah Bina Desa (PHBD) 2016. Disusun oleh Tim PHBD Universitas Trilogi, yaitu mahasiswa UKM Harsha Pratala. Judulnya adalah: Pengembangan Desa Berbudaya Lingkungan Melalui Bank Sampah dan Pemanfaatan Pekarangan Rumah Warga Desa Leuwikaret.
Dokumen tersebut membahas tentang keadaan umum lokasi praktikum di Desa Sri Kuncoro. Desa ini terletak di Kabupaten Bengkulu Tengah dan memiliki luas wilayah 565 Ha. Sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani, khususnya bercocok tanam padi. Dokumen juga menjelaskan sarana dan prasarana yang ada di desa tersebut serta keadaan penduduk berdasarkan kelompok umur, pendidikan, dan
Usulan program kewirausahaan mahasiswa membuat brownies kukus peuyeum sebagai alternatif peluang usaha baru. Tujuannya adalah meningkatkan jiwa kewirausahaan dan kemandirian mahasiswa serta memberikan lapangan kerja. Brownies kukus peuyeum dibuat dengan mencampur adonan telur, tepung, dan peuyeum lalu dikukus dan dihias sesuai pesanan. Usaha ini diharapkan dapat menghasilkan penghasilan tambahan
[Ringkasan]
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan usaha agroindustri olahan ubi ungu di Jambi dengan memproduksi keripik pangsit dan stik ubi ungu. Usaha ini didirikan pada tahun 2008 dan telah melakukan ekspansi dengan menambah tenaga kerja dan mesin produksi. Produksi dilakukan dengan proses pengolahan bahan baku ubi ungu hingga kemasan dan pemasaran produk.
1. Laporan Praktikum
Mata Kuliah Penyuluhan
“INTEGRASI BETERNAK LEBAH MADU
DI KEBUN KOPI DIDAERAH NGAGLIK BLITAR ”
KELOMPOK B-4
MUHAMMAD SYAFIUDIN 125050100111013
LAILYA NURISKA ARIFIN 125050100111020
LIIZA DIANA MANZIL 125050100111025
BINTI CHOIRIYAH 125050100111049
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2014
KATA PENGANTAR
i
2. Puji dan syukur kami ucakapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum “Integrasi Beternak Lebah Madu Pada
Kebun Kopi Di Desa Ngaglik Kab.Blitar ”sebagai tugas praktikum mata kuliah Penyuluhan
dengan tepat waktu.
Adapun isi dari laporan akhir ini adalah mengenai metode penyuluhan tentang Integrasi
yang terjadi antara lebah madu dengan tanaman kopi. Kami juga tidak lupa untuk mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Siti Azizah, S.Pt, M.Sos, M.Commun selaku dosen mata kuliah Penyuluhan
2. Asisten praktikum mata kuliah Penyuluhan yang selalu membimbing dan mengajari
kami dalam melaksanakan observasi dan dalam menyusun makalah ini.
3. Serta semua pihak yang membantu kami dalam hal penyusunan makalah ini.
Laporan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun masih kami harapkan untuk penyempurnaan laporan ini.
Atas perhatian dari semua pihak yang membantu penulisan ini kami ucapkan terimakasih.
Malang, 08 Mei 2014
Penulis
DAFTAR ISI
ii
3. KATA PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................1
1.4 Manfaat..................................................................................................................2
BAB II GAMBARAN UMUM PENYULUHAN
2.1 Gambaran Umum Kegiatan Penyuluhan...............................................................3
2.2 Gambaran Umum Masyarakat Sasaran..................................................................3
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Metode Pelaksanaan...............................................................................................4
3.2 Gambaran Teknologi.............................................................................................6
3.3 Media Penyuluhan.................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................11
BAB 1
iii
4. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris. Yaitu negara yang mayoritas penduduknya adalah
petani yang mengelola lahan pertanian dan perkebunan. Mayoritas tanaman yang ditanam
dilahan milik petani adalah tanaman palawija dan tanaman lain seperti kopi, kelapa, serta kelapa
sawit dengan hasil yang berlimpah.
Desa Ngaglik merupakan salah satu desa di kabupaten Blitar yang sebagian besar
penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Namun, seiring dengan
berkembangnya zaman semakin hari produksi panen petani semakin berkurang. Selain karena
penggunaan pupuk non-organik yang terlalu banyak juga karena banyaknya hama yang
menyerang tanaman petani. Oleh karena itu sebagian besar penduduknya menanam kopi di
lahan kosong di sekitar rumahnya sebagai penambah penghasilan. Sehingga banyak ditemukan
kebun kopi di daerah tersebut.
kopi mampu menyediakan pakan dari lebah madu. Oleh karena itu agar lahan dapat
dimanfaatkan secara maksimal serta untuk menambah penghasilan petani, selain ditanami kopi
lahan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai lahan penggembalaan lebah madu. Dengan begitu
penggembalaan lebah madu di kebun kopi dapat menyebabkan simbiosis mutualisme yaitu
bunga kopi dapat menyediakan nektar dan pollen sebagai pakan lebah madu dan lebah madu
dapat membantu penyerbukan kopi sehingga meningkatkan produktivitas tanamn kopi itu
sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
• Bagaimana cara membudidayakan lebah madu di kebun kopi di Desa Ngaglik Blitar?
• Bagaimana cara mengintegrasikan tanaman kopi dengan lebah madu di Desa Ngaglik
Blitar?
1.3 Tujuan
iv
5. • Untuk menginformasikan cara membudidayakan lebah madu di Desa Ngaglik Blitar
• Untuk menginformasikan konsep integrasi tanaman-ternak yaitu antara tanaman kopi
dan beternak lebah madu di Desa Ngaglik Blitar.
1.4 Manfaat
Setelah diadakannya kegiatan penyuluhan diharapkan masyarakat Desa Ngaglik
Kecamatan Srengat Blitar dapat menerapkan konsep integrasi beternak lebah madu pada
tanaman kopi, sehingga dapat meningkatkan produksi kopi serta memperoleh keuntungan lebih
karena mendapat tambahan keuntungan dari hasil produksi lebah madunya.
v
6. BAB II
GAMBARAN UMUM PENYULUHAN
2.1 Gambaran Umum Kegiatan Penyuluhan
Penyuluhan tentang integrasi beternak lebah madu di kebun kopi ini dilaksanakan di
Desa Ngaglik Kabupaten Srengat Blitar, dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan tentang
bagaimana cara beternak lebah madu di kebun kopi.Penyuluhan dilakukan dengan cara
membawa alat simulasi berupa stub lebah beserta lebahnya ang kemudian diperagakan
bagaimana cara menggembalakan lebah di kebun kopi langsung.
Kegiatan penyuluhan tersebut sebaiknya dilaksanakan pada waktu luang, dimana peserta
sedang tidak dalam kegiatan. Sehingga penyuluhan dapat dilakukan dengan kondusif dan peserta
penyuluhan dapat berkonsentrasi pada materi yang disampaikan oleh penyuluh. Penyuluhan
dilakukan dengan santai dan dua arah, dimana setelah dilakukan penjelasan dan peragaan oleh
penyuluh dilakukan tanya jawab dan diskusi.
2.2 Gambaran Umum Masyarakat Sasaran
Mayoritas Masyarakat di Desa Ngaglik Kecamatan Srengat adalah petani. Rata-rata
masyarakat di Desa Ngaglik Kabupaten Srengat Blitar adalah lulusan SD, dan kemampuan
bertaninya dipelajari sejak kecil dari orang tuanya secara turun-temurun.
Selain menanam tanaman palawija, masyarakat Desa Ngaglik Kecamatan Srengat banyak
yang menanam kopi di lahan kosong di sekitar rumahnya, kebun kopi di Desa Ngaglik
Kecamatan Srengat luasnya sekitar 48ha. selain untuk menambah penghasilan hal tersebut
dilakukan untuk mengisi lahan kosong agar tidak sia-sia dan untuk mengantisipasi apabila terjadi
kegagalan panen pada tanaman palawija. Namun kebun tersebut hanya ditanami kopi saja,
padahal masih banyak lahan yang tersisa disela-sela tanaman kopi tersebut yang masih bisa
vi
7. dimanfaatkan untuk hal lain, misalnya untuk beternak lebah madu. Namun masyarakat Desa
Ngaglik Kabupaten Srengat Blitar belum terlalu memahami bagaimana cara berternak lebah dan
memanfaatkan lahan tersisa di kebun kopi untuk beternak lebah madu agar menambah
penghasilan bahkan masih jarang sekali peternakan lebah di sana.
BAB III
METODE PENYULUHAN
3.1 Metode Pelaksanaaan
Metode pelaksanaan program ini melalui beberapa tahap sebagai berikut:
1. Persiapan kegiatan
a. Perizinan
Proses perijinan dimulai dengan membuat surat ijin dari Universitas Brawijaya untuk
melaksanakan program, selanjutnya surat tersebut didistribusikan kepada kantor Kecamatan
Srengat kemudian ke Kepala Desa Ngaglik Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar.
b. Persiapan tempat
Setelah perizinan tentang program penyuluhan disetujui, hal selanjutnya yang akan
dilakukan yaitu melakukan persiapan tempat yang akan digunakan sebagi tempat penyuluhan.
Tentunya dalam hal ini perlu adanya kordinasi dengan Kepala Desa setempat, tempat yang
digunakan harus stategis agar program penyuluhan ini dapat terlaksana dengan sukses. Seiring
dengan persiapan tempat, tentunya tim penyuluh juga memperhitungkan siapa saja yang akan
diundang atau didatangkan pada program penyuluhan tersebut. Dalam hal ini selain petani
pemilik tegalan/ kebun kopi, masyarakat umum, pelajar, penyandang modal bahkan kepala
dinas Peternakan juga didatangkan demi tercapainya program ini. Selain itu pakar tentang
peternakan Lebah Madu, hal ini dimaksudkan agar memudahkan warga Desa Ngaglik jika
muncul kebingungan dalam pengembangan peternakan Lebah Madu tersebut.
c. Persiapan alat
vii
8. Persiapan alat, bahan, dan perlengkapan dalam pelaksanaan program penyuluhan dan
pelatihan Beternak Lebah Madu di Kebun Kopi berupa Stup Lebah maupun Lebahnya.
2. Pelaksanaan Kegiatan
Setelah memperoleh ijin dari pihak terkait, serta diperoleh data peserta yang bersedia
hadir dalam sosialisasi program ini, maka ditentukan waktu pelaksanaan program tersebut.
Program di laksanakan di balai Desa Ngaglik, waktu yang ditentukan dilaksanakannya program
ini sesuai dengan waktu luang yang dimiliki peserta penyuluhan, sehingga tidak mengganggu
pekerjaannya dan peserta penyuluhan dapat mengerti akan program yang dijelaskan oleh
penyuluh tersebut.
• Tahap I
Pemberian materi tentang peternakan lebah madu, dimana biasanya lebah madu diternakkan, apa
saja yang dibutuhkan untuk beternak lebah madu di kebun kopi, apa manfaat dari beternak lebah
madu di kebun kopi. Penyampaian materi ini menggunakan media bantuan berupa LCD atau
sejenisnya, agar peserta penyuluhan tidak bosan mendengarkan materi yang disampaikan
tersebut. Selain penyampaian materi kita juga memberikan selebaran yang isinya berupa materi
yang kita sampaikan agar dibuat referensi. Waktu pemberian materi ini diusahakan tidak
dilakukan pada saat kondisi masyarakat lelah hal ini agar efektif bisa diterima materi yang kita
sampaikan, selain itu penyampaiann ini dilakukan tidak pada satu hari melainkan dua hari. Pada
akhir tahap ini juga dilakukan sesi tanya jawab untuk memberi kesempatan kepada peserta yang
belum megerti atau kurang paham mengenai penjelasan dari materi yang kita bawakan.
• Tahap II
Pelatihan pemasangan stup-stup lebah di kebun kopi dilaksanakan yang sebaiknya dilakukan
pada hari minggu. Pada pelatihan ini diharapkan semua peserta penyuluh dapat hadir sehingga
mengetahui cara pemasangan maupun penempatan stup lebah di kebun kopi..
• Tahap III
viii
9. Pemberian motivasi kepada petani desa agar terus menjalankan usaha peternakannya, karena
pada dasarnya peternakan lebah madu memberikan prospek untuk sukses karena masih sedikit
peternak lebah madu yang ada dengan kebutuhan madu yang kian meningkat.
3. Evaluasi
Pada tahap ini, seluruh program kegiatan dievaluasi agar diketahui sejauh mana tingkat
keberhasilan, baik meliputi: tahap persiapan maupun pelaksanaan kegiatan.
4. Monitoring
Setelah tahap evaluasi dilakukan, program penyuluhan ini perlu dilakukan adanya monitoring,
dimana kegiatan ini sangat penting dilakukan untuk mengetahui sejauh mana progran
penyuluhan yang kita lakukan sudah dilakukan dan keberlanjutan program.
Jadwal Kegiatan Program
Dilaksanakan pada hari minggu tanggal 10 Mei 2014 Tepatnya di Balai Desa Ngaglik
Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar
No Tanggal kegiatan Waktu kegiatan Kegiatan
1 10 Mei 2014 07.00 Persiapan kegiatan
2 10 Mei 2014 07.30 – 12.00
Pelaksanaan kegiatan
(pemberian materi dan pelatihan)
3 11 Mei 2014 07.00 - selesai Evaluasi dan monitoring
3.2 Gambaran Teknologi
Sekarang ini, masalah yang dihadapi oleh petani di desa Ngaglik Blitar adalah menurunnya
produksi panen. Hal ini disebabkan oleh rendahnya tingkat penyerbukan tanaman kopi yang
ditanam di lahan tegalan/ kebun kopi meraka.. Berbagai cara telah dilakukan petani untuk
meningkatkan hasil produksi. Namun usaha ini tidak banyak membuahkan hasil. Oleh karena itu,
ix
10. petani perlu melakukan pengintegrasian antara tanaman dengan ternak yang dapat mengatasi
permasalahan tersebut.
Salah satu ternak yang dapat menanggulangi masalah diatas adalah lebah madu. Lebah
madu dinilai dapat membantu penyerbukan terhadap tanaman kebun, seperti tanaman kopi
sehingga dapat membantu petani meningkatkan hasil produksi panennya. Hal ini sesuai dengan
apa yang disampaikan (Lutfi,2011) bahwa Peternak lebah madu di luar negeri, dicari untuk
membantu penyerbukan perkebunan dan diberi upah karena telah membantu meningkatkan
hasil produksi pertaniannya.
Kakutani et al. (1993) menyatakan bahwa tidak seperti serangga lain (misalnya kupu-
kupu dan semut), lebah menjalankan penyerbukan bunga dengan tidak menimbulkan akibat
samping yang merugikan tanaman. Oleh karena itu lebah bukan hama tanaman, tapi malah
membantu menaikkan produksi. (Rustama,2013) juga menjelaskan bahwa dengan bantuan
penyerbukan oleh lebah, produksi kebun kapas, kebun buah-buahan, kebun bunga matahari, dan
kebun mentimun mencapai kenaikan produksi berturutturut sebesar 25%, 25-50%, 50-60%, dan
62.5%.
Tanaman sampingan yang banyak ditanam di lahan tegalan yang ada di Desa Ngaglik
antara lain kopi, belimbing, pepaya, rambutan, mangga, , dan pisang. Tanaman Kopi merupakan
tanaman yang cukup banyak ditanam disana, sehingga penyuluh memberikan pengarahan agar
petani mengintegrasikan beternak lebah madu dengan kebun kopi. Selain itu, penyuluh
mempertimbangkan tanaman kopi karena mampu memberikan suplai makanan berupa nectar dan
pollen kepada lebah madu dan lebah madu mampu mebantu tanaman kopi untuk penyerbukan
sehingga terjadi simbiosis mutualisme antara tanaman kopi dengan lebah madu. Sehingga
diharapkan dengan adanya pengintegrasian antara lebah madu dengan tanaman kopi, dapat
meningkatkan produktifitas dari tanaman kopi. Sesuai data (Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Blitar, 2009) Kabupaten Biltar hanya mampu menghasilkan Kopi 895 ton/ha
dibandingkan dengan produksi ideal sebesar 1,540 ton/ha sehingga diharapkan dengan
pengintegrasian lebah madu dengan tanaman kopi di salah satu desa di Kabupaten Blitar akan
mampu meningkatkan produksi Kopi kabupaten Blitar.
Secara garis besar, tanaman kopi pada saat berbunga mampu menghasilkan nektar dan polen
untuk lebah, khususnya lebah jenis Apis cerana yang dapat menghasilkan madu yang rasanya
x
11. manis. Kazuhiro (2004) menjelaskan bahwa madu yang dihasilkan dari lebah yang diberi pakan
nektar kopi memiliki frukrosa tinggi (38%), berwarna amber dan aroma yang khas. Beliau
juga menjelaskan bahwa Lebah madu mampu menghasilkan madu pada saat kopi belum dipanen
dan membantu penyerbukan untuk meningkatkan produksi kopi. Disisi lain kopi mampu
menyediakan nektar dan pollen sebagai pakan dari lebah madu. Disampaing untuk
mengatasi permasalahan produktivitas madu,sinkolema juga diharapkan mampu mengatasi
permasalahan rendahnya produktivitas kopi yang relatif rendah.
Meskipun kualitas dari lebah madu yang diternakkan dari kebun kopi tidak sebaik dengan
hasil madu yang diternakkan di kebun kelengkeng, namun madu yang dihasilkan dari kebun kopi
akan meningkatkan ketersediaan dari madu yang masih banyak dibutuhkan, dan dicari oleh
konsumen. Selain dari kebun kopi dan kelengkeng, lebah madu juga diternakkan di kebun
stoberry, tanaman kacang-kacangan, tanaman hortikultura. Dari kesemuanya disimpulkan bahwa
adanya integrasi beternak lebah madu di kebun memberikan feedback positif kepada petani.
Penelitian integrasi lebah dengan tanaman telah dilakukan oleh Kazuhiro (2004) dan
Biesmeijer dan Slaa (2004) yang mengintegrasikan lebah madu dengan tanaman kacang-
kacangan. Penelitian yang serupa telah dilaksanakan oleh Klein et al. (2003) pada kopi, Kremen
et al. (2002) pada pada daerah pertanian hortikultura, Kakutani et al. (1993) dan Katayama
(1987) pada tanaman strowberry. Tetapi penelitian masih difokuskan pada jasa lebah sebagai
agen penyerbukan., sedangkan peranan tanaman sebagai sumber penghasil pakan lebah masih
sangat sulit didapatkan.
Selain itu, dengan mengintegrasikan tanaman kopi dengan lebah madu, akan meningkatkan
penghasilan dari petani disana. Hal ini dikarenakan, dengan adanya pengintegrasian antara
tanaman kopi dengan lebah madu, dengan penanganan yang tepat akan meningkatkan
produktifitas dari kopi. Selain itu, dengan adanya budidaya lebah madu di kebun kopi,
pendapatan akan meningkat, dari hasil penjualan hasil produk lebah madu berupa Madu sebagai
hasil utamanya. (Saepudin, 2013) menyatakan Peran dari tanaman kopi terhadap lebah madu
maupun lebah madu terhadap tanaman kopi yaitu:
Lebah sebagai penyerbuk pada tanaman kopi, sehingga diharapkan produksi
kopi semakin tinggi dan kopi sebagai penghasil pakan yang diharapkan mampu
xi
12. meningkatkan produksi madu yang berkualitas sehingga produktivitas dan
efisiensi lahan meningkat, pada gilirannya kesejahteraan petani juga meningkat.
Madu sebagai sumber pendapatan tambahan petani sehingga pada saat usaha
pertanian tidak berproduksi, lebah madu mampu memberikan penghasilan,
sehingga biaya hidup sehari-hari dan biaya untuk usaha pertanian saat kopi
tidak berproduksi tetap terjamin.
Sedangkan untuk pengintegrasian lebah madu dengan tanaman di lahan sawah seperti
jagung yaitu dengan memelihara lebah madu dirumah. kemudian untuk penggembalaannya bisa
dilakukan di sawah. Penggembalaan lebah madu dilahan sawah ini dilakukan pada saat musim
paceklik, yaitu dimana sudah tidak musim madu. (Anonim,2014) menjelaskan bahwa Setelah
bulan September peternak lebah madu mengalami masa paceklik, dimana musim madu
telah lewat. Untuk menutupi biaya perawatan lebah madu maka umumnya peternak
mengembalakanya lebahnya ke perkebunan jagung, disini peternak lebah madu dapat
menghasilkan Bee pollen jagung dan Royal jelly.
Sebelum dilakukan pengintegrasian, sebalumnya dipastikan adanya ketersediaan pakan
secara berlanjut untuk pakan lebah madu. Menurut Husaeni (1986) Produksi nektar diperoleh
data 0.64 ml per 25 kuntum per hari, berarti produksi nektar kebun kopi adalah 18,14
ml/pohon/hari. Selama petani menanam kopi dengan kepadatan 2000 batang/ha maka produksi
nektar pada saat kopi berbunga adalah 36,27 l/ha/hari. Produksi nektar kebun kopi rata-rata per
hari adalah 18.14 ml/pohon/hari, berarti dengan kepadatan pohon kopi 2000 pohon/ha, rata-rata
produksi per hektar kopi adalah 36,286.08 ml/ha/hari. Bila kebutuhan nektar lebah madu 145
ml/stup/hari .
Berdasarkan perhitungan diatas, jika dalam satu hektar kebun kopi mampu menyuplai
pakan untuk 250 koloni lebah, maka jika rata-rata tegal/kebun kopi yang dimiliki oleh petani di
desa Ngaglik adalah 300 m2
atau setara dengan 0,3 ha, maka dengan lahan tersebut mampu
menyupali pakan untuk 75 koloni lebah. Dengan demikian jika tidak ada predator penghisap
nectar maupun pollen dari tanamna kopi dapat mencukupi peternakan lebah dengan skala usaha
75 koloni. Untuk mengantisipasi adanya predator lain pengisap nektar kopi dan cuaca yang
xii
13. buruk yang menyebabkan bunga kopi menurun, yang dijadikan patokan dalam menentukan
jumlah koloni adalah produksi nektar, bila 25% nektar diperkirakan dikonsumsi serangga lain,
berarti pada saat produksi nektar minimal, kebun kopi diperkirakan mampu mencukupi maka
disarankan untuk menyebarkan lebah sebanyak 56,25 dibulatkan ke bawah menjadi 55
stup/koloni per 0,3 hektar kebun kopi.
Kemudian, ditentukan tata letak stup didasarkan pada faktor lokasi, pengelolaan,
keamanan dan pemanenan. Penempatan stup disebar di kebun kopi dengan jarak antar stup
sekitar 3 meter. Hal ini agar memudahkan dalam perawatan lebah madu.
3.3 Media Penyuluhan
Beberapa media yang digunakan untuk membantu berhasilnya kegiatan penyuluhan
diantaranya:
a. LCD Proyektor, yaitu untuk media penyampaian informasi mengenai materi-materi
tentang konsep integrasi tanaman dan ternak
b. Tempat atau Ruangan, untuk tempat berlangsungnya kegiatan penyuluhan itu
diadakan
c. Lebah madu, yaitu sebagai contoh ternak yang baik diintegrasikan dengan tanaman
palawija karena berperan dalam penyerbukan
d. Lahan , yaitu sebagai contoh lahan atau tempat praktek dari penyuluh untuk
memberikan materi dalam bentuk praktek langsung yang akan diintegrasikan dengan
ternak lebah madu
e. Buku, yaitu sebagai penunjang atau sumber informasi yang akurat dari materi-materi
yang disampaikan oleh penyuluh kepada masyarakat
f. Media rakyat, yaitu adanya masyarakat yang datang dalam kegiatan penyuluhan dan
merupakan salah satu pendukung leberhasilannya kegiatan penyuluhan.
xiii
14. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Teknik Budidaya Lebah Madu (untuk pemula). Online. http ://
http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&ved=0CEMQFjAC&url=http%3A%2F
%2Fhortikultura.litbang.deptan.go.id%2FIPTEK
%2FLiferdi_polinator.pdf&ei=6BdrU4u0BcyC8gWX54L4CA&usg=AFQjCNFbJLahX-
nSlp_tw-TDxEaF8lxi-
w&sig2=8kpyd9D8KAINojKiDZhw4g&bvm=bv.66330100,d.dGc. Diambil pada 8 Mei
2014
Lutfi, Hanafi.2011.Ternak Lebah Madu. STMIK AMIKOM,Yogyakarta.
Husaeni, E. A. 1986. Potensi Produksi Nektar dari Tegakan Kaliandra Bunga Merah (Calliandra
calothyrsus Meissn). Prosiding Lokakarya Pembudidayaan Lebah Madu untuk
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat. Perum Perhutani, Jakarta
Kakutani T., Inoue T., Tezuka T., Maeta Y. (1993) Pollination of strawberry by the stingless bee,
Trigona minangkabau, and the honey bee, Apis mellifera: an experimental study of
fertilization efficiency, Res. Popul. Ecol. 35, 95–111.
Katayama E. (1987) Utilization of honeybees as pollinators for strawberries in plastic
greenhouses, Honeybee Sci. 8, 147–150 (in Japanese).
xiv
15. Kazuhiro, A. 2004. Attempts to Introduce Stingless Bees for the Pollination of Crops under
Greenhouse Conditions in Japan
Klein A.M., Steffan-Dewenter I., Tscharntke T. (2003) Fruit set of highland coffee increases
with the diversity of pollinating bees, Proc. R. Soc. Lond. B 270, 955–961.
Kremen C., Williams N.M., Thorp R.W. (2002) Crop pollination from native bees at risk from
agricultural intensification, Proc. Natl Acad. Sci. (USA) 99, 16812–16816
Biesmeijer J.C., Slaa E.J. (2004) Information flow and organization of stingless bee foraging,
Apidologie 35, 143–157.
Saepudin,R., A,m,Fuah., C. Sumantri., L.Abdullah., S.Hadis oesilo.2013.Peningkatan
produktifitas lebah madu melalui penerapan sistem integrasi dengan kebun kopi.Jurnal
Ilmu-Ilmu Peternakan. Vol 21, no.1, pp.24-30.
Rustama, Saepudin,.2013.Analisis Keberlanjutan Model Integrasi Lebah Dengan Kebun Kopi
(Sinkolema) Dalam Rangka Peningkatan Produksi Madu dan Biji Kopi.Jurnal Sains
Peternakan Indonesia. Vol.8, n0.1, pp. 1-76
xv