Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...Hazar Noah
bagi teman-teman semuanya inilah hasil PKMM tahun 2014 saya .semoga para pembaca memberikan kritik dan saranya terhadap hasil saya, E-mail : hazar.basir@gmail.com
semoga bermanfaat .
Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...Hazar Noah
bagi teman-teman semuanya inilah hasil PKMM tahun 2014 saya .semoga para pembaca memberikan kritik dan saranya terhadap hasil saya, E-mail : hazar.basir@gmail.com
semoga bermanfaat .
Poros Baru Ekonomi Desa Hutan | Pojok Desa #05TV Desa
Perhutanan Sosial Poros Baru Ekonomi Desa Hutan
Nara sumber :
1. Leroy Sami Uguy Direktur SDA-TTG, PPMD Kemendesa pdtt
2. Ananda Artono, Kadiv PS Perum Perhutani
3. Sutrisno, P2PS, FKMM
4. Swari Utami Dewi, Pokja Nasional Perhutanan sosial, PSKL KLHK
5. Chairidin A. (Almisbhat/pendamping PS)
Perhutanan Sosial Almisbat | Pojok Desa #05TV Desa
Perhutanan Sosial Poros Baru Ekonomi Desa Hutan
Nara sumber :
1. Leroy Sami Uguy Direktur SDA-TTG, PPMD Kemendesa pdtt
2. Ananda Artono, Kadiv PS Perum Perhutani
3. Sutrisno, P2PS, FKMM
4. Swari Utami Dewi, Pokja Nasional Perhutanan sosial, PSKL KLHK
5. Chairidin A. (Almisbhat/pendamping PS)
Perhutanan Sosial Poros Baru Ekonomi Desa Hutan
Nara sumber :
1. Leroy Sami Uguy Direktur SDA-TTG, PPMD Kemendesa pdtt
2. Ananda Artono, Kadiv PS Perum Perhutani
3. Sutrisno, P2PS, FKMM
4. Swari Utami Dewi, Pokja Nasional Perhutanan sosial, PSKL KLHK
5. Chairidin A. (Almisbhat/pendamping PS)
Poros Baru Ekonomi Desa Hutan | Pojok Desa #05TV Desa
Perhutanan Sosial Poros Baru Ekonomi Desa Hutan
Nara sumber :
1. Leroy Sami Uguy Direktur SDA-TTG, PPMD Kemendesa pdtt
2. Ananda Artono, Kadiv PS Perum Perhutani
3. Sutrisno, P2PS, FKMM
4. Swari Utami Dewi, Pokja Nasional Perhutanan sosial, PSKL KLHK
5. Chairidin A. (Almisbhat/pendamping PS)
Perhutanan Sosial Almisbat | Pojok Desa #05TV Desa
Perhutanan Sosial Poros Baru Ekonomi Desa Hutan
Nara sumber :
1. Leroy Sami Uguy Direktur SDA-TTG, PPMD Kemendesa pdtt
2. Ananda Artono, Kadiv PS Perum Perhutani
3. Sutrisno, P2PS, FKMM
4. Swari Utami Dewi, Pokja Nasional Perhutanan sosial, PSKL KLHK
5. Chairidin A. (Almisbhat/pendamping PS)
Perhutanan Sosial Poros Baru Ekonomi Desa Hutan
Nara sumber :
1. Leroy Sami Uguy Direktur SDA-TTG, PPMD Kemendesa pdtt
2. Ananda Artono, Kadiv PS Perum Perhutani
3. Sutrisno, P2PS, FKMM
4. Swari Utami Dewi, Pokja Nasional Perhutanan sosial, PSKL KLHK
5. Chairidin A. (Almisbhat/pendamping PS)
PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI BARU TERBARUKAN ...intan mustika
Pemanfaatan limbah ternak sapi di fungsikan sebagai energi baru terbarukan merupakan satu langkah yang dilakukan untuk menanggulangi masalah gas bumi yang dari tahun ke tahun semakin berkurang dan dimungkinkan akan habis pada waktu mendatang.
Disusun oleh:
Intan Mustika Gunawan
Bayu Seto Respati
M Cahyo Adi P
Kelembagaan petani mempunyai peranan penting dalam pembangunan pertanian dan diharapkan dapat membawa kehidupan petani dan keluarganya ke arah yang lebih baik. Kelembagaan petani belum dapat dikembangkan secara optimal sehubungan dengan permasalahan teknologi, sumber daya manusia, infrastruktur, akses informasi, akses teknologi, dan akses pasar yang masih kecil dan terbatas. Sangat diperlukan adanya petani dan kelembagaan petani yang menguasai ilmu dan teknologi pertanian yang sangat memadai agar petani dan kelompok tani mampu bertahan di tengah persaingan ekonomi dunia. Korporasi petani dalam ujud Badan Usaha Milik Petani (BUMP) merupakan suatu jawaban untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha tani, dan daya saing petani, menuju ke arah penguatan kelembagaan ekonomi petani. BUMP mempermudah petani dan kelompok tani untuk menjangkau akses permodalan, akses sarana dan prasarana, layanan pengolahan, dan pemasaran hasil pertanian. Kelembagaan petani di perdesaan memiliki kontribusi yang besar pada pengembangan sosial dan ekonomi petani, peningkatan aksesibilitas terhadap informasi pertanian, aksesibilitas terhadap modal, infrastruktur, dan pasar serta peningkatan adopsi inovasi pertanian. Ujud nyata pengembangan kelembagaan ekonomi petani ini adalah suatu bentuk badan usaha yang disebut Badan Usaha Milik Petani (BUMP).
Lokasi Pembangunan Kawasan Agropolitan Panggungharjo ini berada diatas tanah Kas Desa Panggungharjo yang berada diwilayah pedukuhan Sawit dan Kweni dengan luas sekitar 10 Ha. Kawasan Agropolitan Panggungharjo merupakan Kawasan Terpadu yang meliputi : Wisata, Bisnis, Budidaya, Tempat Pendidikan-Pelatihan-Penelitian (teknik dan manajemen). Posisi Geografis Desa Panggungharjo yang berbatasan langsung dengan Kota Yogyakarta yang merupakan ‘pintu gerbang utama’ memasuki Kabupaten Bantul, merupakan kawasan strategis untuk pengembangan kegiatan ekonomi-bisnis berbasis perdesaan.
Posisi Desa Panggungharjo sebagai Juara Lomba Desa Nasional 2014, yang merupakan salah satu tujuan utama kegiatan study banding dan tempat pembelajaran dari Desa-Desa diseluruh indonesia. Dari sisi sumberdaya manusia di Desa Panggungharjo mencapai Indeks Pendidikan 69,55 ditahun 2013, berada jauh diatas indeks pendidikan nasional yang pada tahun 2012 yang hanya sebesar 62,90. Hal ini merupakan bukti kekuatan dan kemampuan warga Panggungharjo dalam mengelola dan mengembangkan aset Kawasan Agropolitan ini.
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
Andikurniawan universitas mulawarman_pkmm.
1. i
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
“Upaya Peningkatan Pendapatan Melalui Pelatihan Budidaya Cacing
Lumbricus Yang Terintegrasi Dengan Limbah Feses Sapi Sebagai
Wirausaha Baru di Kelurahan Lempake”
BIDANG KEGIATAN:
PKM-PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Diusulkan oleh:
1. Andi Kurniawan 1403055032
2. Tati Dwi Yuswanti 1503055030
3. Hendra Melian Sri Rama 1503055002
4. Muhamad Rizqi 1403055021
5. Duwi Prastiyo 1403055042
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2016
3. iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .......................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iii
RINGKASAN......................................................................................... iv
BAB 1.PENDAHULUAN...................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG....................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................. 2
1.3 TUJUAN PROGRAM ...................................................................... 2
1.4 LUARAN YANG DIHARAPKAN .................................................. 3
1.5 KEGUNAAN PROGRAM ............................................................... 3
BAB 2.GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN .............. 4
BAB 3.METODE PELAKSANAAN ................................................... 5
3.1 TAHAP PENYULUHAN ................................................................. 6
3.2 TAHAP PENELITIAN ..................................................................... 6
3.3 TAHAP MONITORING DAN EVALUASI .................................... 6
3.4 TAHAP PELAPORAN .................................................................... 6
BAB 4.BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ...................................... 8
4.1 ANGGARAN BIAYA ...................................................................... 8
4.2 JADWAL KEGIATAN .................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 8
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota................................................. 10
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ............................................ 19
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim dan Pembagian Tugas .................. 21
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Kegiatan ....................................... 22
Lampiran 5. Nota Pernyataan Dari Mitra ................................................ 23
Lampiran 6. Denah Lokasi Mitra Kerja .................................................. 24
Lampiran 7. Gambaran Teknologi yang Akan diterapkan ....................... 25
4. iv
RINGKASAN
Kelurahan lempake merupakan salah satu kelurahan yang terdapat di
Kecamatan Samarinda Utara memiliki luas wilayah 3.224 Ha. Jumlah penduduk
miskin di Kelurahan Lempake sebanyak 2.622 jiwa atau sekitar 874 KK . Luas
area tanaman sayur seluas 645 Ha, dan mata pencaharian masyarakat adalah
bertani, beternak sapi secara tradisional dan pekerja serabutan. Kegiatan
pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dengan
melakukan pelatihan pemanfaatan limbah feses sapi sebagai media untuk
budidaya cacing lumbricus yang terintegrasi nantinya diharapkan menjadi sumber
pendapatan baru di kelurahan Lempake. Selama ini kelompok peternak sapi
khususnya kelompok kandang hijau belum melakukan pengolahan terhadap
limbah feses tersebut sehingga para peternak didorong untuk mengembangkan
kegiatannya, pemanfaatan limbah feses sapi yang terintergrasi dengan budidaya
cacing Lumbricus yang mampu meningkatkan pendapatan peternak. Tahapan
kegiatan ini meliputi penyuluhan, pelatihan, demplot, pendampingan dan evaluasi
kegiatan dengan masyrakat sasaran kelompok peternak kandang hijau dan karang
taruna di Lempake. Budidaya cacing Lumbricus memiliki prospek yang baik
karena permintaan cacing Lumbricus di Kota Samarinda sangat tinggi , namun
tidak di imbangi dengan ketersediaan nya Harapannya setelah dilakukan
pelatihan akan muncul wirausaha baru di Lempake
Keywords: Cacing Lumbricus, Integrasi, Lempake, Pelatihan, Wirausaha.
5. 1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Timur pada Maret 2014 sebesar
253,60 ribu (6,42 persen). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada
September 2013 sebesar 248,69 ribu orang (6,38 persen), berarti jumlah penduduk
miskin bertambah sebanyak 4,91 ribu orang (0,04 persen). Jumlah penduduk
miskin, baik di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan mengalami
peningkatan. Selama periode September 2013- Maret 2014, penduduk miskin di
daerah perkotaan naik sebanyak 1,8 ribu (0,02 persen) orang dan di daerah
pedesaan naik sebanyak 3,11 ribu orang (0,09 persen). (Sumber BPS, 2015)
Salah satu penyebab angka kemiskinan yang terus meningkat di
Samarinda adalah kondisi perekonomian yang sedang lesu ditambah dengan
banyaknya perusahaan pertambangan yang tutup membuat banyak masyarakat di
PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) sehingga kehilangan matapencaharian.
Minimnya lapangan pekerjaan dan tingkat pendidikan rendah sehingga sulit
bersaing dalam dunia pekerjaan yang menyebabkan banyaknya pengangguran.
Kelurahan Lempake merupakan salah satu kelurahan yang terdapat di
Kecamatan Samarinda Utara memiliki luas wilayah 3.224 Ha dengan populasi
penduduk sebanyak 16,264 jiwa yang terdiri dari 8,377 laki-laki dan 7,887
perempuan. Terdapat 3.548 rumah tangga yang tersebar di 47 RT dengan
kepadatan penduduk mencapai 495 per Km2
. Luas area tanaman sayur seluas 645
Ha. (BPS Samarinda dalam angka, 2015). Jumlah penduduk miskin di Kelurahan
Lempake sebanyak 2.622 jiwa atau sekitar 874 KK . (Data Monografi Kelurahan
Lempake, 2015).
Bedasarkan hasil bahwa survei tim PKM-M dilapangan tingkat pendidikan
penduduknya rata-rata masih rendah yaitu lulusan SD dan SLTP, dan mata
pencaharian masyarakat adalah bertani, beternak sapi secara tradisional dan
pekerja serabutan. Di desa lempake ini sudah terbentuk kelompok ternak sejak
tahun 2010 yaitu kelompok ternak Kandang Hijau , dengan manajemen
pemeliharaan secara tradisional. Ternak sapi yang terdapat di kelurahan ini pada
umumnya merupakan bantuan program dari Dinas Peternakan Provinsi
Kalimantan Timur dikarenakan masih cukup luasnya lahan kosong untuk
memelihara sapi. Selama ini peternak belum melakukan pengolahan terhadap
keberadaan limbah kotoran tersebut. Feses sapi mengandung 22.59% selulosa,
18.32% hemi-sellulosa, 10.20% lignin, 34.72% total karbon organik, 1.26% total
nitrogen, 27.56:1 ratio C:N, 0.73% P, dan 0.68% K yang berpotensi untuk
dimanfaatkan sebagai pupuk organik.
6. 2
Berdasarkan kenyataan dilapangan tersebut, para peternak didorong untuk
mengembangkan kegiatannya pemanfaatan limbah feses sapi yang terintegrasi
dengan budidaya cacing Lumbricus yang mampu meningkatkan pendapatan
peternak.
Budidaya cacing Lumbricus memiliki prospek yang baik karena
permintaan cacing Lumbricus di Kota Samarinda saat ini sangat tinggi, namun
tidak di imbangi dengan ketersediaan cacing. Hal ini dapat lihat berdasarkan
survei di lapangan terutama pada usaha kolam pemancingan, pasar burung,
pembibitan ikan yang saat ini masih kesulitan untuk memperoleh cacing
Lumbricus. Selama ini mereka mengambil dari Kecamatan Tenggarong
Kabupaten Kutai Kartanegara yang jaraknya cukup jauh dari Kota Samarinda
dalam memenuhi kebutuhan mereka. Melihat peluang tersebut budidaya cacing
Lumbricus dapat menjadi wuirausaha baru di Kelurahan Lemapake.
1.2 Rumusan Masalah
Setelah dilakukan survei lapangan dapat di identifikasi permasalahan yang
dihadapi masyarakat Kelurahan Lempake adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan peternak dalam memanfaatkan dan
mengolah limbah feses sapi menjadi pupuk organik;
2. Kurangnya keterampilan peternakan dalam memanfaatkan feses sapi yang
terintegrasi dengan budidaya cacing Lumbricus;
3. Memungkinkan dikembangkannya budidaya cacing Lumbricus yang yang
terintegrasi dengan limbah feses sapi menjadi wirausaha baru di Kelurahan
Lempake yang berdampak pada peningkatan perekonomian.
1.3 Tujuan Program
Adapun tujuan dari program ini adalah seabagai berikut :
1. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan peternak terhadap pemanfaatan
dan pengolahan limbah feses sapi menjadi pupuk organik;
2. Meningkatkan keterampilan peternak dalam memanfaatkan feses sapi yang
terintegrasi dengan budidaya cacing Lumbricus;
3. Terbentuknya system pengembangan budidaya cacing Lumbricus yang yang
terintegrasi dengan limbah feses sapi menjadi wirausaha baru di Kelurahan
Lempake yang berdampak pada peningkatan perekonomian.
1.4 Luaran Yang Diharapkan
7. 3
1. Laporan Kegiatan;
2. Publikasi Ilmiah dalam jurnal ;
3. Meningkatnya perekonomian masyarakat;
4. Panduan Singkat pengolahan limbah feses sapi dan budidaya cacing
Lumbricus kelompok peternak dan masyarakat desa lempake;
5. Poster hasil pelaksanaan progam pelaksanaan;
1.5 Kegunaan Program
Manfaat yang akan diperoleh oleh masyarakat ketika kegiatan berlangsung
yaitu sebagai berikut:
1. Bertambahnya pengetahuan dan keterampilan tentang pengelolahan limbah
feses sapi yang banyak potensi dan bernilai ekonomis tinggi.
2. Tumbuhnya sumber wirausaha baru yang berdampak pada peningkatan
perekonomian masyarakat.
3. Memberikan wawasan dan pelatihan kepada kelompok peternak tentang
pengolaan pupuk organik dari kotoran dan cara budidaya cacing Lumbricus
dengan media pupuk organik dari feses sapi.
8. 4
BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Kelompok yang dijadikan sasaran adalah:
1. Kelompok Ternak Kandang Hijau merupakan gabungan dari kelompok –
kelompok ternak sapi di kelurahan Lempake yang beranggotakan 15 orang
dengan populasi ternak ± 52 ekor sapi, selama ini kelompok tersebut
masih melakukan pemeliharaan secara tradisional dan kurangnya
pemahaman tentang pengolahan limbah feses sapi menyebabkan masalah
yang harus segera diselesaikan, padahal feses sapi sangat berpotensi untuk
diolah menjadi pupuk organik sehingga mampu menambah nilai guna dari
limbah tersebut. Kelompok ternak tersebut seharusnya diberdayakan guna
peningkatan kesejahteraannya.
2. Karang Taruna di Kelurahan Lempake merupakan organisasi kepemudaan
yang beranggotakan 28 orang dan bergerak dibidang kesejahteraan social.
KarangTaruna berpotensi untuk dibina,dibimbing, dan diperdayakan
dalam peranannya membangun desa, namun selama ini karang taruna
dikelurahan lempake masih kurang kontribusinya dalam melaksanakan
peranannya, banyak diantara mereka yang hanya bekerja serabutan dan
tidak berpenghasilan menentu. Hal tersebut dapat terjadi karena minimnya
keterampilan dan pengalaman yang mereka miliki. Sehingga dengan
adanya budidaya cacing Lumbricus yang terintegrasi dengan limbah feses
sapi akan berdampak pada perbaikan perekonomian dan meningkatkan
pendapatannya.
9. 5
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
METODE PELAKSANAAN
Metode pendekatan yang digunakan untuk mendukung realisasi program.
Pendekatan pertama berupa pertemuan antara tim PKM – M dengan kelompok
ternak sapi. Materi pertemuan adalah menyusun rencana kerja berdasarkan
permasalahan yang telah diidentifikasi pada saat pembuatan proposal.
Selanjutnya dilakukan pendekatan langsung kepada kelompok ternak sapi
untuk penetapan waktu pertemuan reguler yang akan dilakukan. Pelatihan singkat
diberi agar anggota kelompok ternak dan anggota karang taruna lebih memahami
teknologi yang akan ditawarkan.
Untuk mencapai tujuan dari kegiatan PKM-M ini, perlu dibuat susunan
program, yaitu sebagai berikut: penyuluhan, pelatihan, pendampingan dan
evaluasi, pelaporan.
2.1 Tahap Pertama: Penyuluhan
Penyuluhan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang teknologi
yang akan diterapkan agar seluruh anggota kelompok tertarik untuk
melaksanakannya. Berbagai hal mengenai PKM-M yang akan diterapkan adalah
pengolahan limbah feses sapi, budidaya cacing lumbricus dan pengemasan hingga
layak dipasarkan. Pada kegiatan ini kelompok Kandang Hijau berperan dalam
mengelola tempat pertemuan, mengkoordinasikan jadwal kegiatan dengan
anggota dan tim PKM-M, agar kehadiran anggota kelompok dapat maksimal.
2.2 Tahap Kedua: Pelatihan
Pelatihan bertujuan untuk memberikan keahlian bagi masyarakat,
khususnya Kelompok Ternak Kandang Hijau. Masyarakat diberikan pelatihan
secara langsung di lapangan, sehingga masyarakat lebih memahami bagaimana
cara mengolah limbah feses sapi.
Pupuk Organik Padat
Pertama, menyediakan bahan-bahan dan alat yang digunakan seperti :
(Feses sapi, Molasses, EM4, Air , Arang Sekam, Dolomit, Dedak, Karung,
Termometer, Plastik pengemas.)
Siapkan terpal lalu letakkan feses sapi, arang sekam, campuran (molasses
EM4 +air ), dolomite, dedak, lalu diaduk aduk hingga tercampur, setelah diaduk
tambahkan sedikit air, bila campuran feses tadi di genggam dan keluar sedikit air
10. 6
di sela-sela jari maka mendandakan campuran sudah sempurna. Setelah
tercampur, beri sedikit dedak di atas campuran feses tadi, lalu ditutup
menggunakan karung. Fermentasi dilakukan selama tujuh hari, selama tujuh hari
harus selalu di cek suhu pada bokashi, bila terasa panas maka harus di aduk agar
suhu terlalu panas, bila terlalu panas maka mikroba pada pupuk akan mati. Bila
sudah tujuh hari maka bokashi siap dikemas, dan siap pula menjadi media
budidaya cacing Lumbricus..
2.3 Tahap Ketiga: Pendampingan dan Evaluasi
Pendampingan dan evaluasi kegiatan dilakukan dengan memantau,
mengarahkan dan melihat perkembangan kegiatan sasaran setelah dilakukan
penyuluhan dan pelatih.
2.4 Tahap keempat: Pelaporan
Pelaporan dilakukan setelah semua kegiatan yang telah direncanakan
terealisasi dengan melihat perkembangan dan hasil yang dicapai pada kegiatan
sasaran.
INSTRUMEN PENDUKUNG
Untuk mendukung di Universitas Mulawarman tersedia Laboratorium
Ilmu Tanah. Laboratorium Ilmu Tanah, Jurusan Agroekoteknologi dapat
digunakan untuk menganalisa kandungan yang terdapat pada pupuk limbah sapi.
Laboratorium Nutrisi dan Reproduksi peternakan, memiliki kandang percobaan
budidaya cacing lumbricus.
JANGKA WAKTU PELAKSANA
Pelaksanaan kegiatan PKM Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM-M) ini
selama 4 bulan yaitu mulai dari April 2017 sampai dengan Juli 2017 di Desa
Purwodadi Kelurahan Lempake Kecamatan Samarinda Utara, dimulai dari
pertemuan dengan kelompok kandang hijau dan lurah, melaksanakan teknologi
yang diterapkan, sampai evaluasi pelaksaan PKM-M.
KEMITRAAN
Kegiatan PKM-M ini melibatkan Pemerintah Kecamatan Samarinda
Utara, Kelurahan Lempake. Kelurahan Lempake dan Universitas Mulawarman
Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman yang berperan sebagai pembawa
IPTEKS dan inovasi baru khususnya dalam bidang pengolahan limbah feses sapi
11. 7
dan terintegrasi dengan cacing lumbricus yang nantinya juga dapat menjadi
tempat lokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) mandiri dan PKL mahasiswa.
Proses pembuatan pupuk dan media budidaya cacing Lumbricus
Penyuluhan
Pelatihaan
Budidaya Sapi Potong
SSSapiSapi
Pemanenan
Pemasaran
Pengolahan Limbah Feses
Sapi Untuk Budidaya
Cacing Lumbricus
12. 8
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Dana
Tabel. 4.1 Format Ringkasan Anggaran Biaya PKM
No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp.)
1 Peralatan penunjang 2,524,000
2 Bahan habis pakai 7,989,000
3 Perjalanan 750,000
4 Lain-lain : administrasi, publikasi, seminar,
laporan
1,200,000
Jumlah 12,463,000
4.2 Jadwal Kegiatan
Tabel. 4.2 Format Kegiatan Dan Waktu Pelaksanaan PKM
No Uraian Kegiatan Waktu Pelaksanaan (bulan ke)
1 2 3 4
1. PERSIAPAN
1. Koordinasi dengan masyarakat
sasaran
2. Koordinasi dengan Aparatur
Desa (Lurah)
3. Penyusunan Rencana Kerja
2. PELAKSANAAN
1. Persiapan tempat dan peralatan
2. Pelatihan pengolahan limbah
fese Sapi
3. Pengolahan limbah feses Sapi
menjadi pupuk dan media
tumbuh cacing lumbricus
4. Pengemasan dan pemasaran
3 Evalusai
4 Pembuatan laporan dan pengiriman
13. 9
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2000. Pertanian Organik. Departemen Pertanian Republik
Indonesia: Jakarta
Anonymous. 2001. Pedoman Program Pengembangan Partisipasi di Lahan
Kering Terpadu (P3TLK). Di Rektorat Tinggi Bimas: Jakarta
Hardjowigeno, Sarwono. 2003. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo:
Jakarta
Pracaya. 2002. Bertanam Sayuran Organik di Kebun, Pot dan Polibag. Penebar
Swadaya: Jakarta Sutanto, Rachman. 2002. Pertanian Organik,
Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan. Penerbit Kanisius:
Yogyakarta
Saragih, B., Agribisnis Berbasis Peternakan, Pusat Studi Pembangunan,
Lemabaga Penelitian Institut Pertanian Bogor, Bogor, 1998.
BPS 2015 dan Data Monografi. 2015. Kelurahan Lempake Kecamatan Samarinda
Utara.
23. 19
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
I. BIAYA HABIS PAKAI
NO. Uraian Kebutuhan Satuan Harga
(Rp)
Jumlah
(Rp)
A. PENYULUHAN
1. ATK buah 50 25,000 1,250,000
Konsumsi porsi 2 250,000 1,250,000
2. Spanduk buah 2 100,000 300,000
B. PELATIHAN
1. EM4 botol 10 30,000 300,000
2. Molases botol 10 30,000 300,000
3. Sekam kg 30 8,000 240,000
4. Dedak kg 15 9,000 135,000
5. Dolomit kg 16 9,000 144,000
6. Plastik Pengemas paket 2 300,000 600,000
7. Tinta printer paket 1 300,000 300,000
8. Aerator buah 2 70,000 140,000
9. Karung buah 10 10,000 100,000
10. Jirigen botol 3 25,000 75,000
11. Corong buah 2 10,000 20,000
12. Arco buah 1 300,000 800,000
13. Cacing Lumbricus kg 10 200,000 2000,000
C. PENDAMPINGAN
1. Termoeter buah 1 35,000 35,000
Jumlah 7,989,000
II. Peralatan Penunjang
No. Uraian Kebutuhan Satuan Harga
(Rp)
Jumlah
(Rp)
1. Sealler buah 1 300,000 300,000
2. cangkul buah 1 100,000 100,000
3. Timbangan buah 1 450,000 450,000
4. Ember buah 3 25,000 75,000
5. Label paket 1 199,000 199,000
6. Sekop buah 4 120,000 480,000
7. Drum buah 1 250,000 250,000
8. Penyaring buah 2 85,000 170,000
9. Seng meter 5 100,000 500,000
Jumlah 2,524,000
III. Transportasi
No. Uraian Kebutuhan Satuan Harga
(Rp)
Jumlah
(Rp)
1. Perjalanan ke
lokasi
hari 5 150,000 750,000
24. 20
Jumlah 750,000
IV. Publikasi Seminar
No. Uraian Kebutuhan Satuan Harga
(Rp)
Jumlah
(Rp)
1. Poster buah 2 150,000 350,000
2. Artikel Ilmiah paket 1 300,000 300,000
3. laporan rangkap 5 30,000 150,000
4. Seminar Hasil paket 1 400,000 400,000
Jumlah 1,200,000
Jumlah I+II+III+IV 12,463,000
25. 21
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
No. Nama/NIM
Program
Studi
Bidang
Ilmu
Alokasi
Waktu
(jam/min
ggu)
Uraian
Tugas
01 Andi
kurniawan/1403055032
Peternakan Prod.Ter
nak
Potong
12 Koordinato
r mulai dari
Penyuluhan
-Pelaporan
kegiatan .
02 Tati dwi
yuswanti/1503055030
Peternakan Tek
Limbah
10 Koordinato
r pelatihan
pembuatan
pupuk.
03 Hendra melian sri
rama/1503055002
Peternakan Tek
Limbah
10 Koordinato
r
penyuluhan
04 Dwi
prastiyo/1403055021
Peternakan Prod.Ter
nak
Potong
10 Koordinato
r pelatihan
budidaya
cacing.
05 Muhamad
rizqi/1403055021
Peternakan Tek.Lim
bah
10 Koordinato
r evaluasi.
28. 24
Lampiran 6. Denah Lokasi Mitra Kerja
Dena Lokasi PKM- Pengabdian
Kepada Masyrakat Masyarakat
29. 25
Lampiran 7. Gambaran yang akan Diterapkembangkan
Proses pembuatan pupuk dan media budidaya cacing Lumbricus
sapi Feses sapi
Feses dijemur
hingga kering
Setelah tercampur lalu
di fermenasi selama 7
hari
Feses, dedak, dolomit, arang
sekam dan
campuran(Em4+molases+air)di
campur dan diaduk)
Pengemasan pemasaran
Ampas pupuk sebagai
media budidaya cacing
Lumbricus