PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
Indinesia.docx
1. Jurnal Internasional untuk Studi Pendidikan dan Kejuruan, Vol. X, Tidak. X (20XX): XX-XX
DOI: https://doi.org/10.29103/ijevs.v3i3.4982 ISSN2684-6950 (online) | Halaman1
Jurnal Internasional untuk Studi Pendidikan dan Kejuruan
ISSN 2684-6950 (online)
Situs web: https://ojs.unimal.ac.id/ijevs/index
Analisis Kesulitan Guru Matematika dalam Menerapkan Kurikulum 2013 Secara
Online
Jitu Halomoan Lumbantoruan
Mayor Jenderal Sutyoyo No. 2, JakartaTimur, 13870, Indonesia
Jituhalomoan.lumbantoruan@gmail.com
081219553697
INFORMASI
ARTIKEL
Diterima: ……………
Diterima dalam
revisi: ……………
Diterima: ……………
Tersedia online:
………
ABSTRAK
Penelitian untuk melihat kesulitan pembelajaran online. Survei Kemendiknas tahun 2020, 58% proses
pembelajaran tidakefektif, 38% kurang bimbingan,35% komunikasi buruk,62% membutuhkan akses internet,
59,5% keberatan dengan tugas sekolah. Tujuan penelitian; 1) mengetahui proses pembelajaran online, 2)
mengetahui metode penilaian, 3) mengetahui seberapa sulit guru menyiapkan materi. Metode deskriptif
kualitatif dengan pengumpulan data dari observasi dan wawancara, teknik analisis dengan penyajian data,
reduksi dan penarikan kesimpulan. Hasil analisis observasi dan hasil wawancara 95% proses pembelajaran
masih mengadopsikurikulum 13.Siswa beranggapan bahwa gurutidakmemilikimodulsebagaialat bantu dalam
proses pembelajaran, kesulitan guru terletak pada penulisan lambang integral, logaritma, matriks dan induksi
matematika di google meet. Guru menyiapkan RPP, namun RPP yang diberikan tidak mewakili buku teks. Buku
yang diberikan konsepnya terlalu sulit, dampaknya siswa hanya mendengar dan menerima jawaban dari guru
tanpa ada interaksi aktif. 3) 60% siswa tidak setuju dengan metode penilaian, materi yang diujikan lebih sulit
dari yang diajarkan, akibatnya hasil belajar tidak sesuai dengan yang diharapkan. Guru kesulitan
mengoperasikan media google meet, guru tidak menguasai cara penulisan lambang, kesulitan membuktikan
rumus, kesulitan memberikan konsep, kesulitan jaringan internet, kesulitan mengoreksi tugas, kesulitan
menerapkan metode pembelajaran Student Center, akibatnya RPP yang dirancang tidak sesuai dengan
pelaksanaannya. Penilaian, 45% siswa tidak setuju dengan pedagogi. Kesimpulan,
Kata Kunci: Kesulitan Guru; kesiapan guru; Kurikulum 2013
KATA KUNCI
Kata kunci1;
Kata kunci2;
Kata kunci3;
2. Jurnal Internasional untuk Studi Pendidikan dan Kejuruan, Vol. X, Tidak. X (20XX): XX-XX Halomoan Lumban Toruan
DOI: https://doi.org/10.29103/ijevs.v3i3.4982 ISSN2684-6950 (online) | Halaman2
PENGANTAR
Pada dasarnya proses pendidikan tidak hanya
membangun pengetahuan, tetapi membentuk karakter
peserta didik ke arah yang lebih baik, hal ini jelas tertuang
dalam kurikulum.(Kudus 2020). Namun, pada Desember
2019, muncul penyakit yang menimbulkan masalah baru di
masyarakat, khususnya di dunia pendidikan.
Mempertahankan keberhasilan kurikulum selama proses
implementasi konvensional tidak mudah terkena virus. Jenis
virus ini adalah virus Corona(Suhendra, Asworowati, dan
Ismawati 2020). Virus ini masuk kategori penyakit baru,
mulai dari gejala biasa seperti flu, batuk, kehilangan indra
penciuman, tidak lancar bernafas hingga stadium kematian.
Penyakit ini dianggap lebih mudah menyerang siapa saja,
terutama orang yang memiliki jejak penyakit yang sudah
melekat di tubuh selama ini.(Dubey dan Dubey 2020). Virus
ini sudah menyebar cukup luas ke berbagai negara, hal ini
karena dapat ditularkan melalui benda yang menempel
virus ini dari air liur, bersin atau bentuk yang sudah terkena
penyakit ini.(Cheng dkk. 2020). Dalam hal ini, informasi
yang tidak jelas dan menimbulkan spekulasi serta
berdampak besar terhadap aktivitas sehari-hari masyarakat
khususnya di bidang pendidikan. Indonesia sendiri sedang
mengalami kendala dalam proses pendidikan baik di
sekolah maupun di universitas. Bukan hanya proses
pembelajaran yang bermasalah tetapi sudah sampai pada
tahap administrasi yang tidak dipersiapkan dengan baik.
Pembelajaran yang diharapkan terstruktur tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh kurikulum.
surveiyang saya lakukan oleh Kementerian
Pendidikan dan UNICEF pada 29 Mei 2020 dan dilanjutkan
pada 8 Juni 2020, mendapat 4.000 tanggapan dari 34
provinsi yang tersebar di seluruh Indonesia. Hasil survey
didapatkan bahwa sebanyak 58% siswa terbebani selama
pelaksanaan pembelajaran online secara online, 38% siswa
berpendapat bahwa kurangnya bimbingan dan komunikasi
dari guru, hal ini merupakan permasalahan yang pertama
dan utama. Kemudian. Dalam penelitian yang dilakukan
oleh(Suhada dkk. 2020), berpendapat bahwa 62% siswa
membutuhkan kelancaran akses internet, hal ini dirasa
perlu dalam kegiatan proses pembelajaran dengan baik.
Pada dasarnya alat komunikasi dan alat bantu proses
pembelajaran sudah tersedia dan sering dikembangkan oleh
para ahli di internet, artinya pembelajaran online bukan
menjadi penyebab gagalnya implementasi kurikulum
2013.(Khairunnisa dan Aziz 2021).
Salah satu metode yang diterapkan di masa
pandemi ini adalah pembelajaran online atau yang akrab
disebut pembelajaran online. Sejarah awal munculnya
istilah online pada tahun 1980-an, pengertian lain yang
dapat dikenali oleh dunia pendidikan adalah e-
learning.(Nurcholif, Suartama, dan Sukmana 2021). Sekitar
188 negara di dunia telah menggunakan proses pendidikan
online, seperti pembelajaran online, sekolah internet,
sekolah TV, dan proses pendampingan pembelajaran.
Berbagai metode yang dapat digunakan seperti Zoom, Slack,
Google Meet, Google Classroom dan Edu Page, media ini
dapat digunakan sebagai alat komunikasi langsung(Basilaia
dan Kvavadze 2020). Perkembangan sistem pembelajaran e-
learning di Indonesia telah berkembang sejak awal tahun
2015, namun masih relatif minim dalam perkembangannya
di bidang pendidikan. Hal ini dikarenakan tidak sedikit
orang yang beranggapan bahwa model atau metode seperti
itu tidak memberikan kemudahan pada saat pelaksanaan
pembelajaran(Muthy dan Pujiastuti 2020). Dalam penelitian
yang dilakukan oleh(Raziq dkk. 2020)) menunjukkan,
situasi peralihan pembelajaran dari proses tatap muka ke
metode online atau online sekitar 60,5% siswa siap
beradaptasi dan mampu menggunakan teknologi sebagai
sarana pembelajaran, namun 59% keberatan dengan tugas
yang diberikan oleh pendidik pada saat proses
pembelajaran selesai. Dalam hal ini, tugas yang diberikan
mengakibatkan tingkat stres sekitar 60% siswa. Peneliti
melakukan wawancara dengan beberapa guru yang
berpendapat bahwa pembelajaran jarak jauh mengalami
kesulitan dalam mempersiapkan materi pembelajaran yang
diajarkan kepada siswa. Guru juga menyampaikan bahwa
pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan selama
pandemi ini tidak sesuai dengan harapan kurikulum yang
selama ini dijalankan secara tatap muka.
Hasil belajar yang diperoleh siswa dalamMasa
pandemi ini tidak menjamin kualitas proses pembelajaran.
Terkait dengan hal tersebut, terdapat kesenjangan antara
pendapat guru dengan harapan terhadap kurikulum.
Pengaruh penggunaan teknologi pembelajaran online di
Indonesia sangat mempengaruhi mental, pengetahuan dan
sikap siswa serta mempengaruhi guru dalam menyiapkan
materi dan mengimplementasikan kurikulum.(Cahyani,
Nurmawati, dan Cahyasari 2021). Fakta lain juga ditemukan
oleh(Nengrum dkk. 2021)bahwa proses pendidikan online
di masa pandemi Covid 19 menunjukkan sebanyak 92%
siswa mengalami kesulitan berinteraksi dan banyak
mengalami kendala selama proses pembelajaran online.
Manajer Kebijakan Publik SMRC, Tati D. Wardi mengatakan
survei ini diikuti oleh responden berusia 17 tahun ke atas.
Dari jumlah tersebut, 5% mengaku masih bersekolah dan
belajar, 87% dari total responden pembelajaran online,
sedangkan yang tidak belajar berjumlah 13%. Dari
responden yang belajar online, 92% memiliki cukup banyak
masalah dan kesulitan.
Kebijakan belajar dari rumah yang diberlakukan
pemerintah di seluruh tanah air, membuat segala aktivitas
yang biasanya dilakukan di luar rumah berbanding terbalik
dan harus dilakukan dari rumah. Seperti kegiatan
pendidikan yang membutuhkan kegiatan pembelajaran
praktis/matematis dan administrasi pendidikan, kegiatan
seperti ini harus dilaksanakan dari rumah hingga akhir
tahun 2021. Kebijakan ini mendorong para pendidik untuk
mencari model dan strategi yang tepat serta media apa yang
dapat digunakan dalam pembelajaran. kegiatan belajar dari
rumah. Masalah lain muncul, yaitu di wilayah Indonesia
yang sulit mendapatkan koneksi internet(Raziq dkk. 2020).
Tidak semua daerah di Indonesia menikmati koneksi
internet yang lancar dan tidak semua pelajar memiliki alat
komunikasi seperti handphone atau laptop. Hal ini hanya
memberikan dampak rasa malas dan stres bagi siswa karena
tidak dapat mengakses dalam memahami materi pelajaran
yang diberikan oleh pendidik. Akibatnya kegiatan belajar
mengajar tidak terlaksana secara efektif sebagaimana
metode konvensional yang biasa dilakukan di sekolah
dengan konsep kurikulum 13.(Rahmi 2020). Sedangkan inti
dari kurikulum itu sendiri adalah memiliki kemampuan
3. Jurnal Internasional untuk Studi Pendidikan dan Kejuruan, Vol. X, Tidak. X (20XX): XX-XX Halomoan Lumban Toruan
DOI: https://doi.org/10.29103/ijevs.v3i3.4982 ISSN2684-6950 (online) | Halaman3
kognitif, afektif, dan psikomotorik serta bersamaan dengan
orientasi pembentukan karakter peserta didik yang sebesar-
besarnya.(Simanjuntak dkk. 2020).
Pemerintah dan masyarakat Indonesia menyadari
bahwa kurikulum merupakan landasan penting dalam
sistem pendidikan di Indonesia. Tujuan utama dan pertama
kurikulum adalah untuk mencapai proses pendidikan
nasional dengan memperhatikan perkembangan peserta
didik, kebutuhan pembangunan nasional, serta
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi informasi, dan
seni budaya. Masalah pendidikan yang dihadapi saat ini
menyulitkan guru dan belum siap untuk menerapkan
kurikulum yang digunakan selama ini, padahal dalam
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen pasal 10 ayat (1), keberhasilan seorang guru diukur
dengan empat kompetensi, yaitu Pedagogi, Profesional,
Sosial dan Kepribadian. Di samping itu(Informasi dan Islam
2019).
Dalam mencapai keberhasilan, ada dua faktor
utama dalam penerapan Kurikulum 2013, faktor penentu
pertama adalah kesesuaian kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan dengan kemampuan menyiapkan materi yang
sesuai dengan kurikulum. Dalam hal ini seorang pendidik
benar-benar menguasai kompetensi profesional yang
diajarkan. Faktor penentu kedua terbagi menjadi tiga unsur,
yaitu (i) tersedianya buku ajar atau buku ajar yang
digunakan oleh pendidik sebagai bahan utama dalam
pembentukan materi sesuai dengan kurikulum; (ii) peran
pemerintah dalam memberikan bantuan, pembinaan dan
pengawasan; dan terakhir (iii) penguatan manajemen
sekolah dan budaya sekolah. Kurikulum 2013 mewajibkan
guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran
berdasarkan tematik integratif dan pendekatan
sains(Raibowo, Nopiyanto, dan Muna 2019). Namun, sesuai
dengan latar belakang di atas, Kurikulum 2013 sulit
diterapkan oleh guru, apalagi di masa pandemi ini, maka
perlu “menganalisis kesiapan dan kesulitan guru dalam
menerapkan Kurikulum 2013 di masa pandemi Covid 19”.
Rumusan Masalah Penelitian
1. Bagaimana implementasi kurikulum selama proses
pembelajaran online di masa pandemi Covid-19?
2. Bagaimana metode penilaian guru dalam mengukur
keberhasilan proses pembelajaran online di masa
pandemi Covid 19?
3. Bagaimana cara guru mengatasi kesulitan saat
menerapkan Kurikulum 2013 di masa pandemi Covid-
19?
Kesulitan Guru dalam Menerapkan Pembelajaran
Kata kesulitan berasal dari kata “sulit” ini bisa
berarti seseorang yang berada dalam situasi yang sulit dan
sulit. Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa kata
kesulitan muncul karena adanya hambatan dalam
merancang dan mengimplementasikan sesuatu(Annur dan
Hermansyah 2020). Dalam kehidupan siswa, guru adalah
orang yang selalu diteladani dan diteladani. Profesi guru
merupakan profesi yang memiliki keahlian khusus, guru
selalu dilabeli dengan sumber yang mampu memecahkan
hambatan atau yang dapat mengatasi kesulitan.Sumartini
(2020)berpendapat bahwa guru didefinisikan oleh
masyarakat sebagai orang yang melaksanakan proses
pendidikan, tidak harus di tempat tertentu. Pendidik adalah
seseorang yang memberikan pengetahuan proses,
menunjukkan keterampilan.(Lumbantoruan dan Putra
2020)mengatakan bahwa guru mengambil peran sebagai
fasilitator dan sebagai orang yang wajib dalam hal membina
siswa ke arah yang lebih baik. Peran dan tugas utama guru
adalah tiga tugas utama seorang pendidik, yang pertama
adalah tugas profesi, tugas masyarakat, dan tugas
memanusiakan manusia. Pada tahap pertama, profesi guru
diharapkan mampu berkembang secara profesional,
mengajar dan melatih siswa pada tataran yang sudah
terbagi. Guru diharapkan mampu menguasai ilmunya dan
menerapkan pendampingan atau melakukan pembangunan
sesuai dengan perkembangan teknologi. Dalam dunia
pendidikan, seorang guru diharapkan memiliki keahlian
khusus di bidangnya masing-masing dan mampu
menerapkannya di masa-masa sulitseperti situasi pandemi.
Tahap terakhir adalah guru diharapkan mampu
memanusiakan manusia. Artinya guru tidak bisa
membedakan antara kemampuan atau keadaan seseorang
dalam mendidik siswa. Seorang guru harus memberi contoh
agar siswa lain meniru atau meniru sikap yang ditunjukkan
oleh seorang pendidik.
Sifat Proses Pembelajaran
Doktrin (2021)sebuah proses dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak mampu menjadi mampu dan hanya
mengerti menjadi sangat mahir. Proses belajar juga
diartikan sebagai perubahan tingkah laku seseorang melalui
interaksi dengan orang lain. Peserta didik tidak hanya
berinteraksi sebagai sumber utama dalam proses
pembelajaran, tetapi berinteraksi dengan semua sumber
belajar.(Lumbantoruan 2019)upaya yang dilakukan dalam
membimbing siswa pada saat proses pembelajaran
berlangsung mengembangkan model dan metode
pembelajaran sesuai dengan kondisi yang diajarkan oleh
guru. Pembelajaran adalah kombinasi terstruktur yang
terbagi atas unsur-unsur manusia, bahan, fasilitas,
peralatan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk
mencapai tujuan pembelajaran.(Faris, Dimas Muhammad
2020).
Guru yang menjadi fasilitator dalam pembelajaran
mengajar sesuai dengan bentuk materi kurikulum yang
telah disiapkan. Prosedur lain yang harus disampaikan
antara lain jadwal, model dan metode serta media yang
digunakan dalam proses pembelajaran(Hanifah, Supriadi,
dan Widyastuti 2019). Seorang guru profesional
mempersiapkan dirinya sebelum memasuki dunia
pengajaran, berikut ini adalah bentuk kesiapan seorang
guru. Tujuan dari suatu pembelajaran adalah suatu proses
dari suatu perumusan menuju suatu hasil yang baik. Tujuan
pembelajaran tidak hanya pada hasil akhir tetapi lebih pada
metode, strategi apa yang digunakan dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Dengan tujuan pembelajaran yang jelas, guru
dapat dengan mudah mengukur tingkat keberhasilan siswa.
Kejelasan materi dan media yang diberikan membuat siswa
merasa nyaman(Konita, Asikin, dan Noor Asih 2019).
Pembelajaran online. Pembelajaran online dapat
diartikan sebagai cara interaksi antara pendidik dan peserta
didik. Online atau online dilakukan di tempat yang terpisah
tetapi dalam waktu yang bersamaan. Pembelajaran online
tidak jauh berbeda dengan pembelajaran tatap muka.
Namun dalam pembelajaran online, informasi dan
komunikasi dapat terhambat karena adanya gangguan
internet. Untuk mengatasi gangguan internet, guru dituntut
4. Jurnal Internasional untuk Studi Pendidikan dan Kejuruan, Vol. X, Tidak. X (20XX): XX-XX Halomoan Lumban Toruan
DOI: https://doi.org/10.29103/ijevs.v3i3.4982 ISSN2684-6950 (online) | Halaman4
untuk menyiapkan alternatif lain dalam penyampaian
materi, seperti video atau modul pembelajaran(Kudus
2020). Dengan mengingat pembelajaran online merupakan
suatu metode dan strategi dalam berkomunikasi yang dapat
memberikan manfaat yang besar bagi kepentingan peneliti,
pendidik, dan siswa. Jadi guru perlu memahami
karakteristik atau potensi pembelajaran online. Selain
kelemahan online akibat koneksi internet yang dapat
terganggu, terdapat juga kelebihan pembelajaran online
yaitu media yang dapat membantu proses komunikasi jarak
jauh dan menghemat biaya, sehingga pembelajaran online
sangat membantu.(Jeklin 2016). Harapannya setelah
pendidik dan peserta didik lebih mandiri dalam
menggunakan teknologi online, pembelajaran online dapat
dilakukan secara masal (Riyana, 2009). Pembelajaran
Kelompok dan Individu. Konsep pembelajaran online dapat
dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja. Bisa dalam bentuk
kelompok atau individu, artinya siswa dapat membuat
bentuk-bentuk pembelajaran secara mandiri. Tugas-tugas
yang diberikan oleh guru dapat dikerjakan oleh siswa secara
mandiri dan dapat berinteraksi langsung dengan guru yang
memberikan tugas tersebut. Tersusun.
Seorang guru dapat mempersiapkan secara rinci
dan lengkap, seperti pembelajaran tatap muka, penyusunan
silabus, materi pelajaran, media, model, metode dalam
penyampaian atau pembuatan modul pembelajaran. Guru
menjelaskan materi secara online dan memberikan contoh-
contoh yang dapat diakses oleh siswa dengan mudah.
Meningkatkan minat dan aktivitas. Seorang guru harus
mampu menciptakan suasana yang dapat meningkatkan
minat agar siswa dapat berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran. Hal seperti ini bisa dimulai dengan
mengkomunikasikan dari guru dan dilanjutkan ke siswa itu
sendiri, hambatan dan yang berhubungan dengan proses
pembelajaran. Berpola, pembelajaran yang dirancang oleh
guru harus berpola dan memiliki keterkaitan antara satu
materi dengan materi lainnya. Pada dasarnya pembelajaran
online tidak mengubah konsep-konsep yang terjadi dalam
pembelajaran tatap muka seperti materi yang diajarkan,
konsep materi yang diberikan, komunikasi dengan guru dan
siswa. Dalam pembelajaran online, siswa memang
terhubung dengan dunia maya. Siswa menemukan banyak
sumber belajar yang dapat diakses dengan mudah dan tidak
terbatas.
Kompetensi Guru
Surya, Rochman, dan Nurmila (2019)Kompetensi Pedagogik
Guru,Setiap pendidik harus memiliki kompetensi pedagogik.
Kompetensi pedagogik diartikan sebagai bagaimana
kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pendidik dan
mampu merancang bentuk pembelajaran yang berkaitan
dengan kemampuan dasar anak yang dididik. Pedagogi
sendiri merupakan ilmu untuk metode mendidik siswa.
Maka diperlukan seorang pendidik dalam hal menguasai
kompetensi pedagogik ini agar dapat mengetahui
karakteristik anak yang dididik ke arah yang lebih baik dan
memperhatikan proses mendidik. Kompetensi Profesional
Guru,Dalam kompetensi ini, yang dituntut dari seorang guru
adalah profesional atau transparan dalam mendidik, menilai
dan mengevaluasi peserta didik. Kompetensi profesional
yang dimaksud adalah kemampuan seorang guru untuk
mengelola, merancang pembelajaran dan menerapkannya
sesuai dengan profesinya dengan baik(Fadli dan Imtihan
2019).
Hal seperti ini bisa dimulai dari keterampilan
mengajar, kemampuan menguasai materi yang akan
diajarkan dan mencapai tahap penguasaan dalam
menyelesaikan administrasi kesiswaan dan
kemahasiswaan. Kompetensi sosial,Kompetensi ini sudah
tidak asing lagi bagi masyarakat, kompetensi ini berkaitan
dengan cara berkomunikasi. Kompetensi sosial berkaitan
dengan bagaimana kemampuan komunikasi seorang guru
dalam menyampaikan materi yang telah dirancang
sebelumnya. Kompetensi ini didukung oleh metode dan
media apa yang digunakan dalam berkomunikasi dengan
orang lain. Guru berinteraksi dengan orang lain setiap hari,
terutama berkomunikasi dengan siswa. Selain itu, ia harus
dapat berinteraksi dengan guru lain, pimpinan sekolah dan
orang tua siswa dari berbagai profesi(Yulmasita Bagou dan
Suking 2020). Kompetensi Pribadi,Kompetensi kepribadian
yang dimaksud adalah kompetensi yang dimiliki oleh guru
dengan kepribadian, sikap dan tutur kata yang baik dan
wajar yang patut dijadikan contoh atau teladan oleh siswa.
Kepribadian seorang guru dapat dilihat mulai dari yang
sederhana, seperti contoh berpakaian, berkomunikasi
dengan baik dan santun, serta menjadi pribadi yang disukai
siswa.(Sukmawati 2019).
METODE DAN BAHAN
Jenis penelitian kualitatif deskriptif,Perpustakaan
(2020)Dikatakan penelitian kualitatif adalah untuk
menghasilkan data deskriptif yang dapat digambarkan
dalam bentuk kalimat dan didukung oleh data numerik
sederhana. Dalam penelitian deskriptif ada prosedur yang
digunakan yaitu observasi, wawancara, dokumentasi,
analisis data dan bagaimana metode dalam pengumpulan
datanya(Guru dkk. 2019). Lokasi dan waktu penelitiandi
dalamSMA Jatirangga, Jati Sampurna, Kota Bekasi dan
dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2021.
Teknik pengumpulan data primer adalah data yang
diperoleh langsung dari sumber utama, Observasi dan
observasi dilakukan untuk pengumpulan data dengan
melihat secara langsung kondisi dan keadaan sejauh mana
pengaruh suatu kejadian dan apa bentuk penyelesaian yang
diambil.(Arifin 2020). Wawancara dilakukan dengan cara
komunikasi langsung dan tatap muka secara individu
dengan metode online. Selain wawancara individu. Studi
dokumentasi yang dimaksud dalam hal ini adalah peneliti
mempelajari catatan-catatan dari data jawaban dan
responden dari objek.
Dokumentasi ini digunakan sebagai data tambahan
untuk memperkuat bukti. Hasil penelitian dari data
observasi dan data wawancara memiliki validitas dan dapat
dipercaya jika data tersebut didukung oleh bukti
dokumenter. Dokumen-dokumen yang terkumpul akan
diseleksi sesuai dengan tujuan dan fokus masalah. Metode
ini digunakan untuk mendapatkan data berupa teks dan
gambar. Dokumentasi tertulis seperti metode dan strategi
yang digunakan dalam proses pembelajaran, sarana
prasarana dalam pembelajaran, kondisi guru dan cara guru
berkomunikasi. Analisis data Penelitian ini mencari,
menyusun secara terstruktur hasil wawancara, catatan
lapangan dan dokumentasi. Hasil yang diperoleh akan
diorganisasikan ke dalam kategori-kategori kemudian
5. Jurnal Internasional untuk Studi Pendidikan dan Kejuruan, Vol. X, Tidak. X (20XX): XX-XX Halomoan Lumban Toruan
DOI: https://doi.org/10.29103/ijevs.v3i3.4982 ISSN2684-6950 (online) | Halaman5
disusun menjadi pola-pola kemudian disintesis dan
dipelajari secara detail(Shidiq dan Choiri 2019). Penelitian
mendeskripsikan dan mendeskripsikan data yang diperoleh
dengan kata-kata atau kalimat dan dianalisis secara
deskriptif. Peneliti mencoba menjelaskan secara detail
tentang hasil penelitian sesuai dengan data yang
dikumpulkan selama penelitian.
Data yang telah dikumpulkan dari observasi dan
wawancara serta dokumentasi, kemudian penyajian data,
pengumpulan informasi yang diperoleh dari individu dan
kelompok siswa, penyajian data diselaraskan sehingga data
yang dihasilkan dari reduksi adalah terpola, terstruktur dan
terorganisir kemudian dalam reduksi data, reduksi data
yang dimaksud adalah peneliti mengelompokkan data
menjadi beberapa bagian kemudian peneliti mereduksi data
yang menjadi dasar penarikan kesimpulan awal.
Kesimpulan dan Verifikasi, dalam penarikan kesimpulan
awal dan menegaskan bukti-bukti dokumenter yang kuat
yang telah diperoleh. Penegasan ini dianggap perlu dari
dokumentasi dalam menentukan kesimpulan akhir dan
menafsirkannya dalam sebuah kalimat.(Darmalaksana
2020).
HASIL DAN DISKUSI
Hasil
Tabel 1. Pengkodean Hasil Observasi Penelitian
Tabel 1 menunjukkan ketidaksiapan pendidik yang
mengakibatkan kesulitan dalam proses pelaksanaan
pembelajaran online. Hal ini mengakibatkan proses
pembelajaran tidak optimal dan tidak mencapai target hasil
belajar. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori bahwa
ketidaksiapan sebelum pelaksanaan pembelajaran
menimbulkan kesulitan baru selama proses berlangsung.
Hasil wawancara
Tabel 2. Pengkodean Hasil Wawancara
Dari tabel 2. terlihat urutan pertama yang sering muncul
dibahas oleh nara sumber adalah tentang penyiapan materi
dalam modul, penyampaian materi, simbol penulisan, dan
penggunaan media teknologi, hal ini tertuang dalam
kompetensi profesional. Sedangkan urutan kedua yang
sering dibahas oleh nara sumber adalah metode, strategi
dan teknik pembelajaran dan penilaian. Kesimpulan awal
berdasarkan tabel koding observasi dan hasil wawancara
adalah guru belum siap dari segi kompetensi profesional
dan pedagogik. Guru tidak menyiapkan materi/modul,
proses penilaian, metode, strategi dan penggunaan media
tidak maksimal. Guru hanya menyediakan buku teks dan
mengadopsi penilaian yang digunakan selama pembelajaran
konvensional atau tatap muka beberapa tahun yang lalu.
Hasil Pengkodean Dokumentasi
Tabel 3. Pengodean Dokumentasi / Verifikasi
Dari tabel 3 terlihat jelas bahwa dokumentasi
bersinggungan dengan hasil observasi dan wawancara, yaitu
guru tampak tidak menyiapkan materi dan modul, metode,
strategi dan penilaian. Namun, pendistribusian buku teks
merupakan sumber utama dalam proses pembelajaran.
Kesulitan terlihat dari dokumentasi, guru kesulitan dalam
menjelaskan buku ajar yang diberikan, kesulitan dalam
menuliskan simbol, konsep, contoh soal, penggunaan media
google meet dan kesulitan dalam mengecek pekerjaan
rumah.
Diskusi
1. Implementasi kurikulum selama proses pembelajaran
online di masa pandemi Covid-19
Dari observasi dan wawancara guru terdapat 95% di
sekolah, bentuk kurikulum yang digunakan adalah
kurikulum 13 dan proses pembelajaran sepenuhnya
mengadopsi kurikulum K13. Pada titik ini, setiap guru
mengikuti kebijakan mutlak sekolah. Hal ini disebabkan
sekolah terlambat mendapatkan informasi dari pemerintah
tentang kurikulum dan alokasi waktu pembelajaran online.
Dari hasil observasi dan wawancara, kepala sekolah tampak
siap dan percaya diri dengan pelaksanaan pembelajaran
online. Pihak sekolah telah menyiapkan fasilitas seperti
Kode
Kata
kunci
Penafsiran
Kesiapan
Sekolah yang disurvei tidak memiliki
modul/modul yangdisiapkan oleh guru sendiri,
tidak memiliki jaringan internet yang lancar,
tidak adarumusan tujuan pembelajaran, media
pembelajaran yang digunakan tidak dapat
membantu, kurangnya kesiapan dalam
menerapkan metode pembelajaran, tidak ada
penilaian , tidak adaevaluasi, tidak adarencana
pembelajaran.
Kesulitan
Kesulitan menyusun materi sesuai kurikulum,
kesulitan menggunakan model, metode dan
strategi dalam menyusun materi dan
implementasi, kesulitan menggunakan media
googlemeet dalam proses pembelajaran.
Kod
e
Katakunci
Jumlah
Respond
en
Tafsir/kataini merupakan
indikator instrumen yang
ditanyakan kepadasumbernya
Pedagogis 7
Pendekatan kebijakan, keputusan,
strategi, metode, dan teknik
pembelajaran,
Profesional 9
Menyusun bahan, modul, bahan
ajar, pengorganisasian, penulisan
lambang, penerapan bahan, dan
penggunaan teknologi
Sosial 3
Berkomunikasi secara efektif,
empatik dan sopan dengan siswa
dan antusias dan positif.
Kepribadian 2
Menunjukkan penghargaannya
atas keragaman pemikiran,
pendapat, suku, gagasan, latar
belakang, fisik
Indikator Penafsiran
Kesiapan Sepenuhnya masih menggunakan K13, buku teks
sebagai sumber utama, tidak menyusun materi, tidak
membuat modul, tidak memiliki metode, strategi dan
tidak membagikan penilaian
Kesulitan Implementasi, penulisan simbol, menjelaskan konsep,
kesulitan dalam menggunakan teknologi, kesulitan
dalam menjelaskan contoh soal, dan kesulitan dalam
memeriksatugas
6. Jurnal Internasional untuk Studi Pendidikan dan Kejuruan, Vol. X, Tidak. X (20XX): XX-XX Halomoan Lumban Toruan
DOI: https://doi.org/10.29103/ijevs.v3i3.4982 ISSN2684-6950 (online) | Halaman6
komputer, internet dan aplikasi google meet yang berbayar
dan aplikasi google meet ini merupakan hasil kesepakatan
semua pihak, kepala sekolah, guru dan seluruh siswa. Setiap
guru diperbolehkan untuk melaksanakan pembelajaran dari
sekolah.
Gambar 1. Fasilitas Ruang Komputer 1
Gambar 2 Fasilitas Ruang Komputer 2
Fasilitas yang disediakan oleh sekolah sangat
membantu para pendidik dan tenaga kependidikan dalam
melaksanakanadministrasi dan pembelajaran kepada siswa.
Pihak sekolah dan kepala sekolah mengharapkan dengan
fasilitas yang telah disiapkan, guru bertanggung jawab
penuh dalam mempersiapkan materi dan pembelajaran
serta memberikan laporan bulanan sebagai persentase dari
tanggung jawab. Bentuk interaksi proses pembelajaran yang
digunakan di sekolah berupa aplikasi Google Meet. Selain
itu, pihak sekolah mewajibkan guru untuk menggunakan
WhatsApp (WA), Google Forms, Google Classroom, Google
Drive, Youtube, WA group mata pelajaran, dalam
mengirimkan tugas. Namun, ketika diamati dan
diwawancarai oleh guru matematika, terdapat beberapa
kendala dalam mempersiapkan materi dan
mengimplementasikannya. Meski diakui guru, pihak sekolah
menjamin fasilitas yang bisa digunakan untuk menunjang
kelancaran proses belajar mengajar dengan siswa yang
berada di rumah dengan jangkauan internet, itu tidak mulus.
Hasil observasi guru tidak ada modul atau materi yang
disusun oleh guru yang dapat dibagikan kepada siswa, guru
hanya menyediakan buku paket yang dijual versi online. Hal
ini membuat siswa terbebani dalam belajar mandiri karena
buku teks terlalu abstrak. Guru juga mengakui dalam sesi
wawancara bahwa dalam menyusun materi atau modul
dengan menyesuaikan kurikulum K13 sangat sulit dan
memakan waktu lama. Guru juga mengakui bahwa dalam
menjelaskan materi yang terdapat pada buku ajar banyak
ditemukan kesulitan, menulis simbol, memeriksa pekerjaan
rumah siswa, membuktikan suatu konsep matematika. Hasil
observasi guru tidak ada modul atau materi yang disusun
oleh guru yang dapat dibagikan kepada siswa, guru hanya
menyediakan buku paket yang dijual versi online. Hal ini
membuat siswa terbebani dalam belajar mandiri karena
buku teks terlalu abstrak. Guru juga mengakui dalam sesi
wawancara bahwa dalam menyusun materi atau modul
dengan menyesuaikan kurikulum K13 sangat sulit dan
memakan waktu lama. Guru juga mengakui bahwa dalam
menjelaskan materi yang terdapat pada buku ajar banyak
ditemukan kesulitan, menulis simbol, memeriksa pekerjaan
rumah siswa, membuktikan suatu konsep matematika. Hasil
observasi guru tidak ada modul atau materi yang disusun
oleh guru yang dapat dibagikan kepada siswa, guru hanya
menyediakan buku paket yang dijual versi online. Hal ini
membuat siswa terbebani dalam belajar mandiri karena
buku teks terlalu abstrak. Guru juga mengakui dalam sesi
wawancara bahwa dalam menyusun materi atau modul
dengan menyesuaikan kurikulum K13 sangat sulit dan
memakan waktu lama. Guru juga mengakui bahwa dalam
menjelaskan materi yang terdapat pada buku ajar banyak
ditemukan kesulitan, menulis simbol, memeriksa pekerjaan
rumah siswa, membuktikan suatu konsep matematika.
bahwa dalam menyusun materi atau modul dengan
menyesuaikan kurikulum K13 sangat sulit dan memakan
waktu lama. Guru juga mengakui bahwa dalam menjelaskan
materi yang terdapat pada buku ajar banyak ditemukan
kesulitan, menulis simbol, memeriksa pekerjaan rumah
siswa, membuktikan suatu konsep matematika. bahwa
dalam menyusun materi atau modul dengan menyesuaikan
kurikulum K13 sangat sulit dan memakan waktu lama.
Hasil wawancara dengan siswamemberikan respon
bahwa guru tidak memiliki modul dan materi tidak
disiapkan oleh guru. Siswa juga berpendapat bahwa dalam
menjelaskan materi yang terdapat dalam buku teks, guru
mengalami kesulitan dalam menuliskan simbol matematika
sehingga konsep yang dibangun tidak sepenuhnya diterima
oleh siswa. Hal ini sedikit menghambat proses pembelajaran
materi tertentu yang seharusnya disederhanakan dari buku
teks menjadi modul. Buku ajar yang disediakan oleh guru
kurang efektif dalam mengkonstruksi pikiran siswa,
sehingga interaksi dalam hal membahas materi yang
diajarkan oleh guru tidak sesuai dengan hasil belajar dalam
kurikulum. Buku ajar yang menjadi sumber utama
pembelajaran online cukup banyak menimbulkan masalah
saat pembelajaran online. Selama proses pembelajaran
berlangsung, guru tidak terlihat menggunakan model dan
strategi pembelajaran. Padahal secara teori, seorang
pendidik harus menggunakan metode dan strategi
pembelajaran saat menyampaikan materi. Hal ini membuat
siswa hanya mendengarkan guru melalui Google Meet tanpa
ada interaksi antara keduanya. Proses pembelajaran terlihat
tidak efektif, seperti menjelaskan konsep, menjelaskan
contoh soal dan memberikan soal latihan. Guru hanya
menjelaskan konsep-konsep dalam buku teks dan seperti
persentase. Jelaskan contoh soal dan berikan soal latihan.
Guru hanya menjelaskan konsep-konsep dalam buku teks
dan seperti persentase. Jelaskan contoh soal dan berikan
soal latihan. Guru hanya menjelaskan konsep-konsep dalam
buku teks dan seperti persentase. seorang pendidik harus
menggunakan metode dan strategi pembelajaran saat
menyampaikan materi. Hal ini membuat siswa hanya
mendengarkan guru melalui Google Meet tanpa ada
interaksi antara keduanya. Proses pembelajaran terlihat
tidak efektif, seperti menjelaskan konsep, menjelaskan
contoh soal dan memberikan soal latihan. Guru hanya
menjelaskan konsep-konsep dalam buku teks dan seperti
persentase. Jelaskan contoh soal dan berikan soal latihan.
Guru hanya menjelaskan konsep-konsep dalam buku teks
dan seperti persentase. Jelaskan contoh soal dan berikan
soal latihan. Guru hanya menjelaskan konsep-konsep dalam
buku teks dan seperti persentase. seorang pendidik harus
menggunakan metode dan strategi pembelajaran saat
7. Jurnal Internasional untuk Studi Pendidikan dan Kejuruan, Vol. X, Tidak. X (20XX): XX-XX Halomoan Lumban Toruan
DOI: https://doi.org/10.29103/ijevs.v3i3.4982 ISSN2684-6950 (online) | Halaman7
menyampaikan materi. Hal ini membuat siswa hanya
mendengarkan guru melalui Google Meet tanpa ada
interaksi antara keduanya. Proses pembelajaran terlihat
tidak efektif, seperti menjelaskan konsep, menjelaskan
contoh soal dan memberikan soal latihan. Guru hanya
menjelaskan konsep-konsep dalam buku teks dan seperti
persentase. Jelaskan contoh soal dan berikan soal latihan.
Guru hanya menjelaskan konsep-konsep dalam buku teks
dan seperti persentase. Jelaskan contoh soal dan berikan
soal latihan. Guru hanya menjelaskan konsep-konsep dalam
buku teks dan seperti persentase. seperti menjelaskan
konsep, menjelaskan contoh soal dan memberikan soal
latihan. Guru hanya menjelaskan konsep-konsep dalam
buku teks dan seperti persentase. Jelaskan contoh soal dan
berikan soal latihan. Guru hanya menjelaskan konsep-
konsep dalam buku teks dan seperti persentase. Jelaskan
contoh soal dan berikan soal latihan. Guru hanya
menjelaskan konsep-konsep dalam buku teks dan seperti
persentase. seperti menjelaskan konsep, menjelaskan
contoh soal dan memberikan soal latihan. Guru hanya
menjelaskan konsep-konsep dalam buku teks dan seperti
persentase. Jelaskan contoh soal dan berikan soal latihan.
Guru hanya menjelaskan konsep-konsep dalam buku teks
dan seperti persentase. Jelaskan contoh soal dan berikan
soal latihan. Guru hanya menjelaskan konsep-konsep dalam
buku teks dan seperti persentase.
Gambar 3. Pembelajaran sedang berlangsung
Gambar 4. Foto sesi wawancara
Gbr.5. Kesulitan menulis simbol di media google meet
Ditemukan bahwa guru mengalami kesulitan dalam
mengimplementasikan materi integral, yaituinduksi,
logaritma. Hal ini terjadi ketika kurangnya penguasaan
media saat menulis konsep matematika di Google Meet.
Kesulitan menjelaskan materi yang membutuhkan ketelitian
pembuktian rumus, ketepatan gambar dan ketepatan grafik
untuk diketahui siswa serta konsep dan alur penyelesaian
contoh soal dan soal tidak terlihat dengan baik. Kompetensi
profesional dan kompetensi pedagogik guru dalam
menggunakan media aplikasi Google Meet masih terbatas.
Keterbatasan kompetensi profesional dan pedagogik
terlihat ketika pengamatan dilakukan dalam penyampaian
materi, konsep grafis dan gambar tidak terlihat. Respon
siswayang muncul adalah mereka menjawab tidak mengerti
dalam menyelesaikan masalah, tidak mengerti rumus apa
yang digunakan, tidak ada ide dalam menyelesaikannya, dan
mereka tidak mengerti cara menggambar grafik. Hal ini
mengakibatkan pemahaman siswa menjadi kurang lengkap
atau bahkan tidak paham sama sekali dalam menyelesaikan
suatu masalah matematika. Sebenarnya solusi dalam
mengatasi masalah seperti contoh soal, pembuktian rumus,
ketelitian gambar dan ketelitian grafik dapat dimasukkan ke
dalam modul, jika guru sudah menyiapkan modul
pembelajaran sesuai dengan RPP guru sejak awal. Terlihat
juga masih banyak materi yang harus dicapai siswa namun
terlewatkan. Peneliti melihat bahwa hal di atas tidak sesuai
dengan capaian yang diharapkan oleh kurikulum dari
perspektif profesional. Sedangkan teori mengatakan
seorang guru harus merancang atau menyusun materi dan
menyesuaikannya dengan kemampuan awal siswa yang
diajar. Penyusunan materi dapat dituangkan dalam bentuk
modul atau bahan ajar. Modul yang disiapkan guru dapat
dibagikan kepada siswa sebagai dasar belajar mandiri di
rumah. Teori tersebut juga mengatakan bahwa dengan
mempersiapkan materi, proses penilaian dan media dalam
menyampaikan materi merupakan bentuk kesiapan guru.
Teori tersebut juga mengatakan bahwa faktor kesulitan
berasal dari dalam dan luar guru itu sendiri. Hal ini
dibuktikan dengan kesulitan guru pada saat pelaksanaan,
kesulitan muncul karena guru tidak mempersiapkan bahan
ajar, metode, strategi dan proses penilaian dari awal.
Sumber tersebut mengaku dalam sesi wawancara sebagian
di bawah ini: Teori juga mengatakan bahwa faktor kesulitan
berasal dari dalam dan luar guru itu sendiri. Hal ini
dibuktikan dengan kesulitan guru pada saat pelaksanaan,
kesulitan muncul karena guru tidak mempersiapkan bahan
ajar, metode, strategi dan proses penilaian dari awal.
Sumber tersebut mengaku dalam sesi wawancara sebagian
di bawah ini: Teori juga mengatakan bahwa faktor kesulitan
berasal dari dalam dan luar guru itu sendiri. Hal ini
dibuktikan dengan kesulitan guru pada saat pelaksanaan,
kesulitan muncul karena guru tidak mempersiapkan bahan
ajar, metode, strategi dan proses penilaian dari awal.
Sumber tersebut mengaku dalam sesi wawancara sebagian
di bawah ini: Teori tersebut juga mengatakan bahwa faktor
kesulitan berasal dari dalam dan luar guru itu sendiri. Hal ini
dibuktikan dengan kesulitan guru pada saat pelaksanaan,
kesulitan muncul karena guru tidak mempersiapkan bahan
ajar, metode, strategi dan proses penilaian dari awal.
Sumber tersebut mengaku dalam sesi wawancara sebagian
di bawah ini: Teori tersebut juga mengatakan bahwa faktor
kesulitan berasal dari dalam dan luar guru itu sendiri. Hal ini
dibuktikan dengan kesulitan guru pada saat pelaksanaan,
kesulitan muncul karena guru tidak mempersiapkan bahan
8. Jurnal Internasional untuk Studi Pendidikan dan Kejuruan, Vol. X, Tidak. X (20XX): XX-XX Halomoan Lumban Toruan
DOI: https://doi.org/10.29103/ijevs.v3i3.4982 ISSN2684-6950 (online) | Halaman8
ajar, metode, strategi dan proses penilaian dari awal.
Sumber tersebut mengaku dalam sesi wawancara sebagian
di bawah ini:
2. Sulitkah melaksanakan pembelajaran online di masa
pandemi virus corona? Jika ya, apa kesulitan yang dialami
dalam melaksanakan pembelajaran online?
Jawaban Guru:
Ya, kesulitan yang dialami dalam menyusun modul yang
sesuai dengan hasil belajar sesuai K13. Kesulitan lain adalah
ketika menerapkan materi logaritma dan integral, mereka
sering mengalami kesulitan dalam mengoperasikan konsep
aritmatika, menggunakan simbol dan menggambar grafik
dalam bentuk pola.
5. Apa saja faktor yang dapat menyebabkan kesulitan atau
kendala dalam pelaksanaan pembelajaran online di masa
pandemi virus corona?
Menjawab:
Faktor internal yaitu mengoperasikan aplikasi Google Meet,
menentukan simbol, menunjukkan bukti online, kurangnya
waktu dalam mengimplementasikan hasil pembelajaran.
Faktor eksternal yaitu kurangnya keaktifan peserta didik,
kurangnya minat peserta didik untuk menyelesaikan tugas,
waktu masuk peserta didik ke dalam media yang berbeda-
beda sehingga harus dijelaskan berulang kali materi dan
waktu tidak cukup.
Apakah penerapan kurikulum K13 sejalan dengan proses
pembelajaran di sekolah selama pandemi ini?
Menjawab:
Ya, tetapi ada beberapa kesulitan saat mempersiapkan
materi secara optimal
2. Metode untuk menilai keberhasilan pembelajaran online.
Metode penilaian yang digunakan guru dalam menilai
keberhasilan siswa sudah ada. Hasil wawancara dengan
kepala sekolah, ketika peneliti menanyakan bagaimana guru
melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa? Kepala
sekolah menjawab bahwa guru melakukan penilaian dengan
sangat baik dan menggunakan instrumen penilaian untuk
mengukur keberhasilan siswa. Hal ini ditegaskan dengan
benar, guru menunjukkan penilaian yang telah disiapkan.
Meskipun pendapat kepala sekolah tentang metode
penilaian sangat baik, namun observasi dan wawancara
dengan siswa tidak sesuai dengan bentuk penilaian yang
digunakan. Tidak ada instrumen penilaian dan rubrik, hanya
berdasarkan hasil tes akhir. Sementara di satu sisi,
Wawancara dengan siswa, menanyakan mengapa
mereka tidak setuju dengan penilaian yang diberikan?
Jawaban siswa 1)Penilaian yang dilakukan tidak dibagikan
kepada siswa di awal seperti sekolah tatap muka, 2) materi
yang diujikan sebagian tidak ada di buku ajar yang
dibagikan,3) materi yang diujikan jauh lebih sulit dari yang
diajarkan. Apa harapan Anda untuk perbaikan di masa
depan? 1) membagikan instrumen penilaian, 2) menyusun
materi yang sesuai dengan yang diujikan dalam bentuk
modul, 3) membuat kelompok diskusi antar teman, 4)
mengharapkan buku teks yang disusun sendiri oleh guru
yang dilengkapi dengan contoh dan pertanyaan. sedang
diuji, 4) memberikan bimbingan khusus bagi siswa yang
belum paham.
3. Kesulitan dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013
secara online
Teori mengatakan bahwa ada dua faktor kesulitan, yang
pertama adalah faktor dari diri sendiri dan dari luar. Faktor
kesulitan dari hasil observasi, observasi dan koding
wawancara peneliti dengan guru selama pelaksanaan proses
pembelajaran, guru mengalami cukup banyak kesulitan saat
mengoperasikan aplikasi Google Meet yang digunakan
sebagai alat bantu media dalam proses pembelajaran.
Menjelaskan konsep, bukti dan simbol yang digunakan
menyulitkan guru untuk menjelaskan alur pemahaman awal
hingga tahap pemahaman akhir. Buku yang disediakan guru
kurang kuat menjawab pertanyaan siswa, modul tidak ada,
materi tidak disiapkan langsung oleh guru, ditambah durasi
waktu yang terbatas dan mengharuskan guru menjawab
sebagian siswa saja. ' Soal-soal, kesulitan menulis simbol
mengakibatkan waktu guru terbuang cukup banyak dalam
menjelaskan satu materi saja, kesulitan menggunakan
media google meet, kesulitan mengecek tugas dan kesulitan
menjelaskan materi yang membutuhkan ketelitian dan
pembuktian rumus. Masalah ini, menurut pengamatan
peneliti, berlanjut pada hari berikutnya dan menyebabkan
pembelajaran matematika online di kelas kurang efektif.
Guru juga mengalami kesulitan dalam menerapkan model
dan strategi pembelajaran. Kesulitan yang dirasakan guru
dari hasil wawancara adalah pada saat meneliti pekerjaan
siswa dan menanggapi kesalahan yang dilakukan siswa,
dalam hal ini guru mengakui adanya keterbatasan waktu
yang singkat dan kurangnya kemampuan fisik untuk
memeriksa dan mendistribusikan hasil pekerjaan siswa. .
kesulitan penulisan simbol mengakibatkan waktu guru yang
terbuang cukup banyak dalam menjelaskan satu materi saja,
kesulitan menggunakan media google meet, kesulitan
mengecek tugas dan kesulitan dalam menjelaskan materi
yang membutuhkan ketelitian dan pembuktian rumus.
Masalah ini, menurut pengamatan peneliti, berlanjut pada
hari berikutnya dan menyebabkan pembelajaran
matematika online di kelas kurang efektif. Guru juga
mengalami kesulitan dalam menerapkan model dan strategi
pembelajaran. Kesulitan yang dirasakan guru dari hasil
wawancara adalah pada saat meneliti pekerjaan siswa dan
menanggapi kesalahan yang dilakukan siswa, dalam hal ini
guru mengakui adanya keterbatasan waktu yang singkat dan
kurangnya kemampuan fisik untuk memeriksa dan
mendistribusikan pekerjaan siswa. . kesulitan penulisan
simbol mengakibatkan waktu guru yang terbuang cukup
banyak dalam menjelaskan satu materi saja, kesulitan
menggunakan media google meet, kesulitan mengecek tugas
dan kesulitan dalam menjelaskan materi yang
membutuhkan ketelitian dan pembuktian rumus. Masalah
ini, menurut pengamatan peneliti, berlanjut pada hari
berikutnya dan menyebabkan pembelajaran matematika
online di kelas kurang efektif. Guru juga mengalami
kesulitan dalam menerapkan model dan strategi
pembelajaran. Kesulitan yang dirasakan guru dari hasil
wawancara adalah pada saat meneliti pekerjaan siswa dan
menanggapi kesalahan yang dilakukan siswa, dalam hal ini
guru mengakui adanya keterbatasan waktu yang singkat dan
kurangnya kemampuan fisik untuk memeriksa dan
mendistribusikan pekerjaan siswa. . Waktu yang terbuang
cukup banyak dalam menjelaskan satu materi saja, kesulitan
menggunakan media google meet, kesulitan mengecek tugas
dan kesulitan dalam menjelaskan materi yang
membutuhkan ketelitian dan pembuktian rumus. Masalah
ini, menurut pengamatan peneliti, berlanjut pada hari
berikutnya dan menyebabkan pembelajaran matematika
9. Jurnal Internasional untuk Studi Pendidikan dan Kejuruan, Vol. X, Tidak. X (20XX): XX-XX Halomoan Lumban Toruan
DOI: https://doi.org/10.29103/ijevs.v3i3.4982 ISSN2684-6950 (online) | Halaman9
online di kelas kurang efektif. Guru juga mengalami
kesulitan dalam menerapkan model dan strategi
pembelajaran. Kesulitan yang dirasakan guru dari hasil
wawancara adalah pada saat meneliti pekerjaan siswa dan
menanggapi kesalahan yang dilakukan siswa, dalam hal ini
guru mengakui adanya keterbatasan waktu yang singkat dan
kurangnya kemampuan fisik untuk memeriksa dan
mendistribusikan pekerjaan siswa. . Waktu yang terbuang
cukup banyak dalam menjelaskan satu materi saja, kesulitan
menggunakan media google meet, kesulitan mengecek tugas
dan kesulitan dalam menjelaskan materi yang
membutuhkan ketelitian dan pembuktian rumus. Masalah
ini, menurut pengamatan peneliti, berlanjut pada hari
berikutnya dan menyebabkan pembelajaran matematika
online di kelas kurang efektif. Guru juga mengalami
kesulitan dalam menerapkan model dan strategi
pembelajaran. Kesulitan yang dirasakan guru dari hasil
wawancara adalah pada saat meneliti pekerjaan siswa dan
menanggapi kesalahan yang dilakukan siswa, dalam hal ini
guru mengakui adanya keterbatasan waktu yang singkat dan
kurangnya kemampuan fisik untuk memeriksa dan
mendistribusikan pekerjaan siswa. . kesulitan memeriksa
tugas dan kesulitan dalam menjelaskan materi yang
membutuhkan ketelitian dan pembuktian rumus. Masalah
ini, menurut pengamatan peneliti, berlanjut pada hari
berikutnya dan menyebabkan pembelajaran matematika
online di kelas kurang efektif. Guru juga mengalami
kesulitan dalam menerapkan model dan strategi
pembelajaran. Kesulitan yang dirasakan guru dari hasil
wawancara adalah pada saat meneliti pekerjaan siswa dan
menanggapi kesalahan yang dilakukan siswa, dalam hal ini
guru mengakui adanya keterbatasan waktu yang singkat dan
kurangnya kemampuan fisik untuk memeriksa dan
mendistribusikan pekerjaan siswa. . kesulitan memeriksa
tugas dan kesulitan dalam menjelaskan materi yang
membutuhkan ketelitian dan pembuktian rumus. Masalah
ini, menurut pengamatan peneliti, berlanjut pada hari
berikutnya dan menyebabkan pembelajaran matematika
online di kelas kurang efektif. Guru juga mengalami
kesulitan dalam menerapkan model dan strategi
pembelajaran. Kesulitan yang dirasakan guru dari hasil
wawancara adalah pada saat meneliti pekerjaan siswa dan
menanggapi kesalahan yang dilakukan siswa, dalam hal ini
guru mengakui adanya keterbatasan waktu yang singkat dan
kurangnya kemampuan fisik untuk memeriksa dan
mendistribusikan hasil pekerjaan siswa. . Guru juga
mengalami kesulitan dalam menerapkan model dan strategi
pembelajaran. Kesulitan yang dirasakan guru dari hasil
wawancara adalah pada saat meneliti pekerjaan siswa dan
menanggapi kesalahan yang dilakukan siswa, dalam hal ini
guru mengakui adanya keterbatasan waktu yang singkat dan
kurangnya kemampuan fisik untuk memeriksa dan
mendistribusikan hasil pekerjaan siswa. . Guru juga
mengalami kesulitan dalam menerapkan model dan strategi
pembelajaran. Kesulitan yang dirasakan guru dari hasil
wawancara adalah pada saat meneliti pekerjaan siswa dan
menanggapi kesalahan yang dilakukan siswa, dalam hal ini
guru mengakui adanya keterbatasan waktu yang singkat dan
kurangnya kemampuan fisik untuk memeriksa dan
mendistribusikan hasil pekerjaan siswa. .
Apa saja kesulitan yang dialami dalam melaksanakan
pembelajaran online selama masa pandemi Covid?
Jawaban gurunya adalahkesulitan mengoperasikan simbol
dalam aplikasi dan meluangkan waktu untuk mencari hanya
satu simbol, ini tidak diantisipasi sejak awal.
Apakah ada kebijakan pendukung dari saudara/sekolah
untuk mengurangi kemungkinan kesulitan dalam
melaksanakan pembelajaran online? Jika ya, apa kebijakan
pendukungnya?
Menjawab:Belum ada.
Bagaimana mengatasi kesulitan yang muncul di luar
kebijakan sekolah dalam melaksanakan pembelajaran
online?
Jawab: Coba diskusikan dengan rekan-rekan yang mahir
dalam bidang teknologi komputer dan mahasiswa.
Gambar 5. Wawancara dengan Kepala Sekolah
Gambar 6. Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah
Ada highlights dari hasil wawancara dengan wakil kepala
sekolah, yaitu:
Bagaimana cara guru berkomunikasi dengan siswa ketika
mereka menghadapi kesulitan?
Jawaban: Setiap guru memiliki kemampuan kompetensi
sosialnya masing-masing dan seminggu sebelum
pembelajaran dimulai guru telah memberikan silabus dan
RPP kepada kepala sekolah dan wakil bagian kurikulum
untuk didiskusikan dan jika ada kesulitan di luar yang telah
dibahas, guru diberikan kewenangan untuk mengatasinya
sesuai bidangnya dengan tetap menyerahkan hasilnya pada
akhir semester.
Menurut Anda apakah bentuk pembelajaran yang dilakukan
guru secara online sudah sesuai dengan kurikulum?
Menjawab:
Ini sejalan
Menurut anda, bagaimana guru mengetahui kemampuan
pemahaman siswanya jika pembelajaran dilakukan secara
online?
Menjawab:Memberikan soal latihan, tes dan berkomunikasi
dengan siswa.
10. Jurnal Internasional untuk Studi Pendidikan dan Kejuruan, Vol. X, Tidak. X (20XX): XX-XX Halomoan Lumban Toruan
DOI: https://doi.org/10.29103/ijevs.v3i3.4982 ISSN2684-6950 (online) | Halaman10
Berapa kali guru matematika melakukan pelajaran online
selama pandemi coronavirus?
Menjawab:Seminggu sekali untuk satu kelas.
Peneliti juga mendapatkan hasil instrumen yang peneliti
bagikan kepada siswa untuk indikator kompetensi sosial.
DISKUSI
Pihak sekolah, guru, pendidik dan siswamenyepakati media
yang digunakan selama proses pembelajaran yaitu Google
meet. Media Whatsapp, google classroom sebagai alat bantu
dalam mengumpulkan tugas, namun masih terdapat
kesulitan dan masalah baru yang ditemui pada saat
pelaksanaan. Kesulitan yang terlihat adalah selama proses
pembelajaran, guru mengalami kesulitan dalam
menjelaskan dan menulis simbol dan konsep matematika
dari materi integral, matriks, induksi dan logika. Hal ini
dapat terjadi karena guru tidak mempersiapkan materi dari
awal. Siswa mengharapkan materi atau modul yang
disiapkan oleh guru sendiri dan untuk metode dan strategi
pembelajaran di dalamnya. Siswa berpendapat, cukup
banyak masalah ketika belajar dari internet, yang kurang
baik, buku yang disediakan tidak dapat membangun konsep
awal siswa, penilaiannya tidak transparan, guru kesulitan
dalam menjelaskan contoh soal di google meet. Diharapkan
guru matematika di SMA dapat mengembangkan
kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik pada
materi Integral, induksi matematika, logika matematika dan
menuangkan materi ke dalam media yang digunakan secara
online. Penilaian juga harus disusun dan disesuaikan dengan
indikator standar yang digunakan guru dalam dan
mendistribusikannya kepada siswa. Indikator dan
instrumen penilaian yang diberikan membantu siswa
mencapai hasil yang lebih baik dan jujur. Diharapkan guru
matematika di SMA dapat mengembangkan kompetensi
profesional dan kompetensi pedagogik pada materi Integral,
induksi matematika, logika matematika dan menuangkan
materi ke dalam media yang digunakan secara online.
Penilaian juga harus disusun dan disesuaikan dengan
indikator standar yang digunakan guru dalam dan
mendistribusikannya kepada siswa. Indikator dan
instrumen penilaian yang diberikan membantu siswa
mencapai hasil yang lebih baik dan jujur. Diharapkan guru
matematika di SMA dapat mengembangkan kompetensi
profesional dan kompetensi pedagogik pada materi Integral,
induksi matematika, logika matematika dan menuangkan
materi ke dalam media yang digunakan secara online.
Penilaian juga harus disusun dan disesuaikan dengan
indikator standar yang digunakan guru dalam dan
mendistribusikannya kepada siswa. Indikator dan
instrumen penilaian yang diberikan membantu siswa
mencapai hasil yang lebih baik dan jujur. Indikator dan
instrumen penilaian yang diberikan membantu siswa
mencapai hasil yang lebih baik dan jujur. Diharapkan guru
matematika di SMA dapat mengembangkan kompetensi
profesional dan kompetensi pedagogik pada materi Integral,
induksi matematika, logika matematika dan menuangkan
materi ke dalam media yang digunakan secara online.
Penilaian juga harus disusun dan disesuaikan dengan
indikator standar yang digunakan guru dalam dan
mendistribusikannya kepada siswa. Indikator dan
instrumen penilaian yang diberikan membantu siswa
mencapai hasil yang lebih baik dan jujur. Indikator dan
instrumen penilaian yang diberikan membantu siswa
mencapai hasil yang lebih baik dan jujur. Diharapkan guru
matematika di SMA dapat mengembangkan kompetensi
profesional dan kompetensi pedagogik pada materi Integral,
induksi matematika, logika matematika dan menuangkan
materi ke dalam media yang digunakan secara online.
Penilaian juga harus disusun dan disesuaikan dengan
indikator standar yang digunakan guru dalam dan
mendistribusikannya kepada siswa. Indikator dan
instrumen penilaian yang diberikan membantu siswa
mencapai hasil yang lebih baik dan jujur. Penilaian juga
harus disusun dan disesuaikan dengan indikator standar
yang digunakan guru dalam dan mendistribusikannya
kepada siswa. Indikator dan instrumen penilaian yang
diberikan membantu siswa mencapai hasil yang lebih baik
dan jujur. Penilaian juga harus disusun dan disesuaikan
dengan indikator standar yang digunakan guru dalam dan
mendistribusikannya kepada siswa. Indikator dan
instrumen penilaian yang diberikan membantu siswa
mencapai hasil yang lebih baik dan jujur.
KESIMPULAN
1. Pengembangan kompetensi profesional bagi calon guru
dan guru
2. Pelatihan kompetensi pedagogik guru terus ditingkatkan
3. Sekolah sering memberikan pelatihan kepada guru
dalam menyusun materi atau modul untuk
meminimalisir kesulitan dalam mengimplementasikan
materi yang diajarkan di kelas.
4. Peningkatan pelatihan bagi pendidik dalam
pengembangan proses penilaian dan penggunaan media
yang digunakan sebagai alat bantu untuk proses
pembelajaran.
5. Meninjau kurikulum K13 dalam pembelajaran online,
terutama di masa pandemi
6. Mengaktifkan fungsi perpustakaan online sebagai
sumber belajar siswa tambahan yang mudah diakses
7. Pendidik membuat indikator dan instrumen penilaian
serta memvalidasi instrumen penilaian dan dapat
diakses oleh siswa
8. Membuat tugas atau proyek siswa yang berkaitan
dengan konsep materi dan berhubungan dengan
lingkungan sekitar siswa dan sepenuhnya menggunakan
proses pembelajaran dengan menggunakan metode dan
strategi, sehingga memudahkan untuk mengukur
keberhasilan siswa
9. Menyusun materi secara terstruktur dan mengutamakan
kemampuan dasar siswa
10. Guru melakukan pre-test terhadap materi yang diajarkan
sebelum menyusun konsep materi dan metode yang
digunakan dalam mengajar.
REFERENSI
Annur, Muhammad Firman, dan Hermansyah. 2020.
“Analisis Kesulitan Siswa Pendidikan Matematika
dalam Pembelajaran Online Selama Pandemi Covid-
19.”. Jurnal Studi Pendidikan, Penelitian dan
Pengembangan 11:195-201.
Arifin, Zaenal. 2020. “Metodologi Penelitian Pendidikan
Metodologi Penelitian Pendidikan.” STIT Al-Hikmah
11. Jurnal Internasional untuk Studi Pendidikan dan Kejuruan, Vol. X, Tidak. X (20XX): XX-XX Halomoan Lumban Toruan
DOI: https://doi.org/10.29103/ijevs.v3i3.4982 ISSN2684-6950 (online) | Halaman11
Bumi Agung Way Kanan 1 (1): 1–3.
Basilaia, Giorgi, dan David Kvavadze. 2020. “Transisi ke
Pendidikan Online di Sekolah selama Pandemi SARS-
CoV-2 Coronavirus (COVID-19) di Georgia.” 5 (4).
Cahyani, Okik Dwi, Lisna Alif Nurmawati, dan Erlita
Cahyasari. 2021. “EVALUASI BELAJAR JARAK HASIL
BELAJAR MAHASISWA BARU SELAMA PANDEMI
COVID-19 (Studi Kasus Pada Mahasiswa Baru Tahun
Ajaran 2020/2021 Program Studi Administrasi
Pendidikan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Brawijaya) COV.” 19 (2): 297–314.
Cheng, Shao Chung dkk. 2020. "Kasus Pertama Penyakit
Coronavirus 2019 (COVID-19) Pneumonia di Taiwan."
Jurnal Asosiasi Medis Formosa 119 (3): 747–51.
https://doi.org/10.1016/j.jfma.2020.02.007.
Darmalaksana, Wahyudin. 2020. “Formula Penelitian
Pengalaman Kelas Menulis.” Jurnal Kelas Menulis di
UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2 (1): 1–8.
http://digilib.uinsgd.ac.id/32620/.
Dubey, Kushagra, dan Raghvendra Dubey. 2020.
“Penyaringan Komputasi Narcissoside dan
Glycosyloxyflavone untuk Potensi Inhibitor Novel
Coronavirus 2019 (COVID-19).” Jurnal Biomedis 43
(4): 363–67.
https://doi.org/10.1016/j.bj.2020.05.002.
Fadli, Sofiansyah, dan Khairul Imtihan. 2019. “Penerapan
Multi-Objective Optimization Berbasis Metode Analisis
Rasio (Moora) Dalam Mengevaluasi Kinerja Guru
Kehormatan.”. Jurnal Teknik Informatika dan
Elektronika 2 (2) : 10.
Faris, Dimas Muhammad, dkk. 2020. “Preposisi dalam
Artikel Opini Harian Kompas Edisi, Implikasinya Bagi
Pembelajaran Menulis Paragraf di Kelas VIII SMP.”
Parafrase Jurnal: Bahasa, Sastra dan Pengajaran 2 (2):
35-40.
Guru, Pendidikan dkk. 2019. “Karya Ini Dilisensikan Di
Bawah Creative Commons Attribution Non
Commercial 4.0 International License Tersedia Online
di: http://Riset.Unisma.Ac.Id/Index.Php/Je.” 1.
Hanifah, Hanifah, Nanang Supriadi, dan Rany Widyastuti.
2019. “Pengaruh Model Pembelajaran E-Learning
Berbantuan Media Pembelajaran Edmodo Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa.”
NUMERIK: Jurnal Pendidikan Matematika dan
Matematika 3 (1): 31–42.
Informasi, Media, dan Pendidikan Islam. 2019. “Deskripsi
Kompetensi Guru Bahasa Arab di Madrasah Aliyah Ja-
Alhaq Kota Bengkulu Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen A.
Pendahuluan Di era globalisasi dan keterbukaan saat
ini, pendidikan penting bagi kita.” 18 (2): 299–316.
Jeklin, Andrew. 2016.️Tanpa Judul Tanpa Judul Tanpa Judul.
Khairunnisa, Shafa, dan Tian Abdul Aziz. 2021. “Studi Sastra:
Digitalisasi Dunia Pendidikan Menggunakan Teknologi
Augmented Reality dalam Pembelajaran Matematika.”
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Jakarta 3 (2):
53–62.
Konita, Mita, Mohammad Asikin, dan Tri Sri Noor Asih. 2019.
“Kemampuan Penalaran Matematis dalam Model
Pembelajaran Connecting, Organizing, Reflecting,
Extending (CORE).” PRISMA, Prosiding Seminar
Nasional Matematika 2: 611–15.
Kudus, Universitas Muria. 2020. “PADA PROSES
PEMBELAJARAN DALAM KURIKULUM 13? Jurnal Riset
Teknik & Manajemen Industri (JIEMAR).” 01 (Juni):
95-102.
Perpustakaan, Pracetak Digital. 2020. “Perpustakaan Digital
Pracetak UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2020.” : 1–
6.
Lumbantoruan, Jitu Halomoan. 2019. “Pengembangan
Bahan Ajar Persamaan Diferensial Berbasis Model
Brown pada Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Kristen Indonesia Tahun 2017/2018.” 3 (2): 147–68.
Lumbantoruan, Jitu Halomoan, dan Hendrikus Pria. 2020.
“Analisis miskonsepsi dalam cerita teori peluang di
Program Studi Pendidikan Matematika.” 4 (2): 153–68.
Muthy, Anisa Nurfalah, dan Heni Pujiastuti. 2020. “Analisis
Media Pembelajaran E-Learning Melalui Pemanfaatan
Teknologi Dalam Pembelajaran Matematika Rumah
Sebagai Dampak 2019-NCoV.” Jurnal Pendidik
Matematika Nusantara: Forum Publikasi Karya Ilmiah
Pendidikan Matematika 6 (1): 94-103.
Nengrum, Thityn Ayu dkk. 2021. “Kelebihan dan Kelemahan
Pembelajaran Offline dan Online dalam Pencapaian
Kompetensi Dasar Kurikulum Bahasa Arab di
Madrasah Ibtidaiyah 2 Kabupaten Gorontalo
Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Offline dan
Online Dalam Pencapaian Kompetensi Dasar Ara.”
Jurnal Pendidikan 30 (1): 1–12.
http://journal.univetbantara.ac.id/index.php/jp/artic
le/view/1190.
Nurcholif, Dziky Muhamad, I Kadek Suartama, and Adrianus
I Wayan Ilia Yuda Sukmana. 2021. “Belajar Sejarah
Dengan Discovery Learning Berbasis E-Learning.”
Mimbar Sains 26 (2): 225.
Rahmi, Rina. 2020. “AL-TARBiyah: JURNAL PENDIDIKAN
(The Educational Journal) INOVASI PEMBELAJARAN
DI WAKTU PANDEMI COVID-19.” Jurnal Pendidikan 30
(2): 111–23.
Raibowo, Septian, Yahya Eko Nopiyanto, dan Muhammad
12. Jurnal Internasional untuk Studi Pendidikan dan Kejuruan, Vol. X, Tidak. X (20XX): XX-XX Halomoan Lumban Toruan
DOI: https://doi.org/10.29103/ijevs.v3i3.4982 ISSN2684-6950 (online) | Halaman12
Khairul Muna. 2019. “Memahami Guru PJOK Tentang
Standar Kompetensi Profesi.” Jurnal Pendidikan
Olahraga (JOPE) 2 (1): 10.
Raziq, Fachri, El Ahmady, Sri Martini, dan Agus Kusnayat.
2020. “Penerapan Metode Penerapan Fungsi
Ergonomis Dalam Perancangan Alat Bantu Penurunan
Balok Kayu.”. Jisi: Jurnal Integrasi Sistem Industri 7
(1): 21–30.
Shidiq, Umar, dan Miftachul Choiri. 2019. 53 Jurnal
Informasi Kimia dan Pemodelan Metode Penelitian
Kualitatif dalam Pendidikan.
http://repository.iainponorogo.ac.id/484/1/METOD
E PENELITIAN KUALITATIF DI BIDANG
PENDIDIKAN.pdf.
Simanjuntak, Sri Yunita, Kismartini, Ida Hayu Dwimawanti,
dan Muhammad Arif Hidayatullah. 2020. “Respon
Guru Terhadap Kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh
Selama Pandemi Covid-19.” Jurnal Ilmiah Pendidikan
Citra Bakti 7 (2): 125–36.
Suhada, Idad dkk. 2020. “Pembelajaran Online Berbasis
Google Classroom untuk Mahasiswa Pendidikan
Biologi Selama Wabah Covid-19.” Jurnal Pembelajaran
Online 2019: 1–9. http://digilib.uinsgd.ac.id/30584/.
Sukmawati, Rika. 2019. “Analisis Kesiapan Siswa Menjadi
Calon Guru Profesional Berdasarkan Standar
Kompetensi Pendidik.”. Jurnal Analisis 5 (1): 95-102.
Sumartini, Tina Sri. 2020. “Efikasi Diri Calon Guru
Matematika.” Mosharafa: Jurnal Pendidikan
Matematika 9 (3): 419–28.
SURYATI, AI, CHAERUL ROCHMAN, dan NINA NURMILA.
2019. “Analisis Standar Kompetensi Kelulusan Di Sdn
231 Sukaasih Bandung.” Jurnal Pendidikan Glasser 3
(1): 104.
Yulmasita Bagou, Dewi, dan Arifin Suking. 2020. “Analisis
Guru Kompetisi Profesional.” Jurnal Manajemen
Pendidikan Jambura 1 (September): 122–30.