SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Imunisasi Pada Neonatus, BAYi, BALITA dan ANAK
PRASEKOLAH
Sulistyani Prabu Aji
PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN
Universitas Muhammadiyah Gombong
Sulistyani Prabu Aji
D3 Kebidanan Universitas Kusuma Husada Surakarta
D4 Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Ungaran
S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo
S2 Ilmu Kedokteran Keluarga
S2 Ilmu Kesehatan masyarakat Peminatan Promosi Kesehatan
S3 Pemberdayaan Masyarakat Peminatan Promosi Kesehatan
Riwayat Pekerjaan :
Stikes Mambaul Ulum Surakarta
Politeknik Insan Husada Surakarta
Dinas Kesehatan Kota Surakarta
Universitas Gadjah Mada
Universitas Muhammadiyah Gombong
Sulistyani Prabu Aji
Telepon : 081328300089
Ig : sulistyaniprabuaji
Organisasi :
Ikatan Bidan Indonesia (IBI)
IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)
PPKMI (Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat
Indonesia)
I4 (Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional)
AGDOSI (Asosiasi Guru dan Dosen Indonesia)
Persit (Persatuan Istri Tentara)
Penanggulangan masalah kesehatan yaitu dengan
melindungi anak dari risiko tertular suatu penyakit atau
infeksi, dan tidak mudah untuk sakit
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengubah konsep
imunisasi dasar lengkap menjadi imunisasi rutin lengkap.
Imunisasi rutin lengkap itu terdiri dari imunisasi dasar dan
lanjutan. Imunisasi dasar saja tidak cukup, diperlukan
imunisasi lanjutan untuk mempertahankan tingkat
kekebalan yang optimal (Kemenkes RI, 2018).
Pendahuluan
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan
kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat
terpajan
dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit
ringan.
Sistem imun tubuh memiliki kemampuan sel memori, dengan memberikan
antigen akan dapat merangsang tubuh untuk membentuk antibodi, yang
akan
disimpan oleh sistem imun tubuh sebagai suatu bentuk pengalaman dan
nantinya akan membuat sistem imun tubuh membentuk antibodi ketika
tubuh
terpapar antigen yang sama (Kemenkes RI, 2017).
mon
tue
wed
thu
fri
Imunisasi
mon
tue
wed
thu
fri
Klasifikasi Imunitas
 Tujuan pemberian imunisasi adalah membentuk kekebalan tubuh agar tidak
mudah terinfeksi virus penyebab penyakit. Pemberian imunisasi pada bayi
menjadi hal yang penting, sebab tubuh bayi memiliki tingkat imunitas yang
rendah sehingga harus segera mendapatkan perlindungan dari infeksi penyakit
menular
 Tujuan imunisasi dasar adalah mencegah terjadinya penyakit, kecacatan, atau
kematian. Dengan begitu, anak tidak rentan terkena berbagai penyakit selama
pertumbuhannya dan dapat melindungi anak dari berbagai penyakit berbahaya
yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian. Imunisasi juga menjadi
salah satu upaya untuk membentuk herd immunity (kekebalan kelompok). Herd
immunity penting untuk dicapai guna mencegah penyebaran penyakit
berbahaya pada orang yang tidak bisa mendapatkan imunisasi, misalnya
karena kondisi kesehatan tertentu. Jadi, semakin banyak orang yang
mendapatkan vaksin, maka semakin sedikit orang yang terinfeksi penyakit.
mon
tue
wed
thu
fri
Tujuan Imunisasi
 Imunisasi dapat menyelamatkan hidup anak di kemudian hari.
 Sangat aman dan efektif dalam mencegah penyakit tertentu.
 Melindungi orang lain yang di sayangi.
 Menghemat waktu dan uang. Sebab, waktu dan uang yang
dikeluarkan untuk mengobati akan lebih banyak dibandingkan
mencegahnya.
 Melindungi kesehatan generasi berikutnya.
 Imunisasi sangat diperlukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan
memberikan perlindungan terhadap penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi, seperti Campak, Rubela, Difteri, Tetanus dan
Kanker Leher Rahim.
mon
tue
wed
thu
fri
Manfaat Imunisasi
SASARAN IMUNISASI
JENIS IMUNISASI
mon
tue
wed
thu
fri
Imunisasi Hepatitis B
Deskripsi Vaksin dengan virus recombinan yang telah diinaktivasikan dan
bersifat non-infecious, berasal dari HbsAg yang dihasilkan dalam sel
ragi (Hansenula polymorpha) menggunakan DNA
rekombinan.
Indikasi Imunisasi terhadap infeksi yang disebabkan semua subtipe virus
Hepatitis B untuk neonatus, bayi dan balita.
Kontra-Indikasi Penderita infeksi berat yang disertai kejang, hipersensitivitas
terhadap komponen vaksin.
Cara pemberian
● Dosis 0,5 ml atau 1 (buah) HB PID, secara intramuskuler,
sebaiknya pada anterolateral paha. Pemberian pertama
dilakukan dalam 12 jam setelah bayi lahir, dengan didahului
suntikan vitamin K1 minimal 30 menit sebelumnya.
● Apabila status HbsAg-B ibu positif dalam waktu 12 jam setelah lahir
berikan Imunoglobulin Hepatitis B 0,5 ml bersamaan dengan
vaksin Hepatitis B dosis pertama dan paha yang berbeda.
● Pemberian sebanyak 3 dosis.
● Dosis pertama usia 0–7 hari, dosis berikutnya interval minimum
4 minggu (1 bulan).
mon
tue
wed
thu
fri
Imunisasi Hepatitis B
Efek samping
Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan
pembengkakan disekitar tempat penyuntikan.
Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya
hilang setelah 2 hari.
Penanganan efek
samping
● Berikan minum lebih banyak (ASI).
● Jika demam, kenakan pakaian yang tipis.
Bila perlu berikan paracetamol dengan dosis
15 mg/kgBB setiap 3–4 jam (maksimal 6 kali
dalam 24 jam).
● Jika bekas suntikan terasa nyeri dapat
dikompres air dingin.
● Masih diperbolehkan untuk dimandikan atau
hanya diseka dengan waslap yang direndam air
hangat.
 Deskripsi : Vaksin dengan strain hidup Mycobacterium bovis yang
dilemahkan untuk menimbulkan kepekaan terhadap M. Tuberculosis.
 Indikasi :Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberkulosis pada
neonatus, bayi dan balita
 Kontra Indikasi :Penderita yang mengalami infeksi tuberkolusis,
mengalami infeksi HIV
 Cara Pemberian :
1. Dosis pemberian: 0,05 ml, sebanyak 1 kali.
2.Disuntikkan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas
(insertio musculus deltoideus), dengan menggunakan ADS 0,05 ml.
3. Dapat diberikan sejak lahir, dianjurkan diberikan sebelum usia 3 bulan, optimal
usia 2 bulan, apabila BCG diberikan setelah bayi berusia >3 bulan maka perlu
dilakukan uji tuberkulun, imunisasi BCG diberikan apabila hasil uji negatif
mon
tue
wed
thu
fri
Imunisasi BCG
 Efek Samping : 2–6 minggu setelah imunisasi BCG daerah bekas suntikan
timbul bisul kecil (papula) yang semakin membesar dan dapat terjadi
ulserasi dalam waktu 2–4 bulan, kemudian menyembuh perlahan dengan
menimbulkan jaringan parut dengan diameter 2–10 mm
 Penanganan Efek Samping:
●Tidak perlu penanganan khusus, akan sembuh atau menghilang dengan
sendirinya
●Apabila ulkus mengeluarkan cairan perlu dikompres dengan cairan antiseptik.
●Apabila cairan bertambah banyak atau koreng semakin membesar anjurkan
orangtua membawa bayi ke ke tenaga kesehatan.
mon
tue
wed
thu
fri
Imunisasi BCG
mon
tue
wed
thu
fri
Imunisasi Polio
OPV (Oral PolioVaccine) IPV (Inctive Polio Vaccine)
Deskripsi
Vaksin Polio Trivalent yang terdiri dari
suspensi virus Poliomyelitis tipe 1, 2, dan
3 (strain Sabin) yang sudah dilemahkan,
dalam bentuk sediaan cair yang diberikan
secaraoral.
Vaksin Polio Trivalent yang terdiri dari
suspensi virus Poliomyelitis tipe 1, 2, dan
3 (strain Sabin) yang sudah dilemahkan,
dalam bentuk sediaan cair yang diberikan
secarainjeksi.
Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap
poliomielitis pada neonatus, bayi dan
balita.
Untuk pencegahan poliomyelitis pada
neonatus, bayi dan anak
immunocompromised, kontak di
lingkungan keluarga dan pada individu di
mana vaksin polio oral menjadi kontra
indikasi.
Kontra-Indikasi
Neonatus, bayi dan balita dengan ● Sedang menderita demam, penyakit
akut atau penyakit kronis progresif.
● Hipersensitif pada saat pemberian
vaksin inisebelumnya.
● Penyakit demam akibat infeksi akut
(pemberian imunisasi IPV menunggu
sampai sembuh).
● Adanya alergi terhadap
Streptomycin.
muntah dan diare, dan gangguan
imunodefisiensi, atau tinggal
dengan dalam satu rumah dengan
pasien gangguan imunodefisiensi.
mon
tue
wed
thu
fri
Imunisasi Polio
Cara pemberian ● Secara oral (melalui mulut), 1 dosis (dua
tetes) sebanyak 4 kali (dosis) pemberian,
dengan interval setiap dosis minimal 4
minggu.
● Apabila bayi lahir di RB/RB Polio-0
bisa diberikan ketika bayi dipulangkan
● Disuntikkan secara intra muskular atau
subkutan dalam, dengan dosis pemberian
0,5 ml.
● Dari usia 2 bulan, 3 suntikan berturut-
turut 0,5 ml harus diberikan pada interval
satu ataudua bulan.
● IPV dapat diberikan setelah usia bayi 6, 10,
dan 14, sesuai dengan rekomendasi dari
WHO.
Efek samping Sangat jarang terjadi reaksi sesudah
imunisasi polio oral. Setelah mendapat vaksin
polio oral bayi boleh makan minum seperti
biasa. Apabila muntah dalam 30 menit segera
diberi dosis
ulang.
Reaksi lokal pada tempatpenyuntikan: nyeri,
kemerahan,indurasi, dan bengkak bisa terjadi
dalam waktu 48 jam setelahpenyuntikan
dan bisa bertahanselama satu atau dua hari.
Penanganan efeksamping Tidak perlu penanganan khusus. ● Pada reaksi lokal tidak perlu
penanganan khusus, akan sembuh atau
menghilangdengan sendirinya.
● Berikan minum lebih banyak (ASI).
● Jika demam, kenakan pakaian yang tipis.
Bila perlu berikan paracetamol dengan
dosis 15 mg/kgBB setiap 3–4 jam
(maksimal 6 kali dalam 24 jam).
● Jika bekas suntikan terasa nyeri dapat
dikompres air dingin.
● Masih diperbolehkan untuk dimandikan
atau hanya diseka dengan waslap yang
direndamair hangat.
mon
tue
wed
thu
fri
Imunisasi DPT-HB-HiB (Difteri
Pertusis Tetanus, Hepatitis B, Haemophilus
Influenzae Tipe B)
Deskripsi Vaksin DTP-HB-Hib digunakan untuk pencegahan terhadap
difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan), hepatitis B, dan infeksi
Haemophilus influenzae tipe B secara simultan.
Indikasi Imunisasi aktif dengan difteri, tetanus, pertusis dan Hib pada bayi
usia 2 bulan.
Kontra-Indikasi
Kejang atau gejala kelainan otak pada bayi baru lahir atau
kelainan saraf serius, hipersensitif terhadap komponen vaksin,
hipersensitif terhadap imunisasi D, P, T, Hib sebelumnya.
Cara pemberian
● Vaksin harus disuntikkan secara intramuskular pada
anterolateral paha atas.
● Satu dosis anak adalah 0,5 ml.
● Diberikan 3 dosis pada usia 6 bulan pertama yang dimulai
pada waktu bayi berusia 2 bulan, dilanjutkan pada bayi
berusia 3 dan4 bulan
● booster diberikan pada tahun kedua
mon
tue
wed
thu
fri
Imunisasi PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine)
Deskripsi Vaksin berisi protein konjugasi yang bertujuan mencegah
penyakit akibat infeksi bakteri Streptococcus Pneumoniae
ataulebih sering disebut kuman pneumokokus.
Indikasi
Neonatus, bayi dan balita yang memiliki risiko tinggi terserang
kuman pneumokokus, kelompok anak dengan penyakit
jantungbawaan, HIV, thalassemia, dan anak dengan keganasan
yang sedang mendapatkan kemoterapi serta kondisi medis lain
yang menyebabkan kekebalan tubuh berkurang.
mon
tue
wed
thu
fri
Imunisasi PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine)
Kontra-Indikasi Tidak ada kontraindikasi absolut, pemberian vaksin pada bayiyang
sedang demam dapat memengaruhi rasa nyaman bayi.
Cara pemberian
● Vaksin diberikan pada bayi mulai usia 2 bulan dengan interval 4-8
minggu dan diberikan selama 3 kali.
● Diberikan dalam 3 kali dosis dasar dan 1 kali dosis booster.
● Apabila pada usia 7-12 bulan vaksin belum diberikan, maka
berikan PVC sebanyak dua kali dengan interval 1 bulan dan
booster setelah usia 12 bulan dengan interval 2 bulan dari dosis
pertama.
● Apabila pada usia 1-2 tahun vaksin belum diberikan, maka
maka berikan PVC sebanyak dua kali dengan interval 2 bulan.
● Apabila pada usia 2-5 tahun vaksin belum diberikan, maka
maka berikan PVC10 sebanyak dua kali dengan interval 2
bulan, PVC13 diberikan sekali.
Efek samping
Reaksi lokal sementara, seperti bengkak, nyeri, dan kemerahan pada
lokasi suntikan, demam, hilang nafsu makan, irritabilitas (rewel).
Pada kasus berat dapat muncul reaksi alergi yang parah seperti kulit
ruam, sakit tenggorokan, detak jantung meningkat,
dan sulit bernafas (jarang terjadi).
mon
tue
wed
thu
fri
Imunisasi PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine)
Penanganan efek
samping
● Pada reaksi lokal tidak perlu penanganan khusus,
akan sembuhatau menghilang dengan sendirinya.
● Berikan minum lebih banyak (ASI).
● Jika demam, kenakan pakaian yang tipis. Bila perlu
berikan paracetamol dengan dosis 15 mg/kgBB
setiap 3–4 jam (maksimal 6 kali dalam 24 jam).
● Jika bekas suntikan terasa nyeri dapat dikompres air
dingin.
● Masih diperbolehkan untuk dimandikan atau hanya
diseka dengan waslap yang direndam air hangat.
● Jika reaksi memberat dan menetap bawa bayi ke
dokter.
mon
tue
wed
thu
fri
Imunisasi Rotavirus
Deskripsi
Vaksin yang berisi rotavirus hidup yang sudah
dilemahkan, bermanfaat untuk mencegah penyakit yang
berkaitan dengan infeksi rotavirus, seperti diare
Indikasi
Pencegahan gastro-enteritis yang disebabkan Rotavirus
Serotipe
G1 dan non-G1 (seperti G2, G3, G4, G9).
Kontra-Indikasi
Riwayat hipersensitivitas, riwayat intususepsi, riwayat
severe combined immunodeficiency, dan riwayat
malformasi kongenital pada saluran cerna yang belum
ditata laksana.
mon
tue
wed
thu
fri
Imunisasi Rotavirus
Cara Pemberian
● Pemberian vaksin rotavirus dilakukan secara oral
sebanyak 2ml.
● Vaksin rotavirus monovalen diberikan sebanyak dua
kali. Dosis pertama saat anak berusia 6–14 minggu dan
dosis kedua diberikan setidaknya 4 minggu
berikutnya. Meski demikian, dosis kedua juga bisa
diberikan saat anak berusia 16 minggu atau paling
lambat ketika usianya 24 minggu.
● Vaksin rotavirus pentavalen diberikan sebanyak tiga
kali. Dosis pertama diberikan pada saat usia anak 2
bulan atau sekitar 6–10 minggu, sedangkan dosis
kedua dan ketiga diberikan dengan jarak 4–10
minggu setelah vaksin sebelumnya. Batas akhir
pemberian dosis ketiga untuk vaksin rotavirus
pentavalent adalah ketika usia anak mencapai 32
minggu
mon
tue
wed
thu
fri
Imunisasi Rotavirus
Efek Samping
Irritabilitas (rewel), kehilangan nafsu makan, diare, muntah,
kembung, nyeri perut, regurgitasi makanan (naiknya makanan
dari kerongkongan atau lambung tanpa disertai rasa mual),
demam, rewel, menangis, gangguan tidur, kelelahan, konstipasi.
Pada kasus berat dapat muncul reaksi alergi berat, seperti sulit
bernapas, mengi, wajah terlihat pucat, detak jantung cepat, dan
bahkan tinja berdarah (jarang terjadi).
Penanganan Efek Samping
● Berikan minum lebih banyak (ASI).
● Jika demam, kenakan pakaian yang tipis. Bila perlu berikan
paracetamol dengan dosis 15 mg/kgBB setiap 3–4 jam
(maksimal 6 kali dalam 24 jam).
● Masih diperbolehkan untuk dimandikan atau hanya diseka
dengan waslap yang direndam air hangat.
● Jika reaksi memberat dan menetap bawa bayi ke dokter.
1. Imunisasi Influenza,
2. Imunisasi MR (Measles, Rubela)/MMR (Measles,Mumps,
Rubela)
3. Imunisasi JE (Japanese Enchepalitis)
4. Imunisasi Varisela
5. Imunisasi Hepatitis A
6. Imunisasi Tifoid
Imunisasi program antara satu negara dan negara lainnya berbeda-beda sesuai
dengan prioritas dan kondisi kesehatan dari negara tersebut. Salah satu
jenis imunisasi program yang dijalankan di Indonesia adalah imunisasi rutin
yang merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara terus-menerus
sesuai jadwal. Imunisasi rutin ini terdiri dari imunisasi dasar dan imunisasi
lanjutan. Progam imunisasi dasar dianjurkan diberikan pada neonatus dan
bayi denganrentang usia 0-11 bulan.
mon
tue
wed
thu
fri
JADWAL IMUNISASI
mon
tue
wed
thu
fri
JADWAL IMUNISASI
Jenis
Imunisasi
Usia
Pemberian
IntervalMinimaluntukJenisPemberian
ImunisasiyangSama
HepatitisB 0-24jam
BCG,Polio1 1bulan
DPT-HB-Hib1,Polio2 2bulan 1bulan
DPT-HB-Hib2,Polio3 3bulan
DPT-HB-Hib3,Polio4,IPV 4bulan
Campak 9bulan
Safe Injection
Imunisasi pada neonatus bayi dan balita.pptx

More Related Content

Similar to Imunisasi pada neonatus bayi dan balita.pptx

Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
Klinik Atlanta
 
IMUNISASI_PADA_ANAK.pptx
IMUNISASI_PADA_ANAK.pptxIMUNISASI_PADA_ANAK.pptx
IMUNISASI_PADA_ANAK.pptx
UtariNoerR
 
KONSEP DASAR IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITA
KONSEP DASAR IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITAKONSEP DASAR IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITA
KONSEP DASAR IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITA
IwanSyaputra6
 
Leaflet imunisasi
Leaflet imunisasi Leaflet imunisasi
Leaflet imunisasi
Warung Bidan
 

Similar to Imunisasi pada neonatus bayi dan balita.pptx (20)

Imunisasi dasar pada bayi
Imunisasi dasar pada bayiImunisasi dasar pada bayi
Imunisasi dasar pada bayi
 
Imunisasi dasar
Imunisasi dasarImunisasi dasar
Imunisasi dasar
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
Imunisasi Dasar
Imunisasi DasarImunisasi Dasar
Imunisasi Dasar
 
konsep imunisasi pada anak power point.
konsep imunisasi pada anak  power point.konsep imunisasi pada anak  power point.
konsep imunisasi pada anak power point.
 
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppt
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.pptPPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppt
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppt
 
VAKSIN DI INDONESIA
VAKSIN DI INDONESIAVAKSIN DI INDONESIA
VAKSIN DI INDONESIA
 
Sap immunisasi
Sap immunisasiSap immunisasi
Sap immunisasi
 
Vaksin
VaksinVaksin
Vaksin
 
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas KesehatanBuku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
 
Imunisasi Polio
Imunisasi PolioImunisasi Polio
Imunisasi Polio
 
IMUNISASI_PADA_ANAK.pptx
IMUNISASI_PADA_ANAK.pptxIMUNISASI_PADA_ANAK.pptx
IMUNISASI_PADA_ANAK.pptx
 
IMUNISASI DASAR.ppt
IMUNISASI  DASAR.pptIMUNISASI  DASAR.ppt
IMUNISASI DASAR.ppt
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
Imunisasi dasar
Imunisasi dasarImunisasi dasar
Imunisasi dasar
 
KONSEP DASAR IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITA
KONSEP DASAR IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITAKONSEP DASAR IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITA
KONSEP DASAR IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITA
 
IMUNISASI BAYI.pptx
IMUNISASI BAYI.pptxIMUNISASI BAYI.pptx
IMUNISASI BAYI.pptx
 
imunisasi PADA ANAK.ppt
imunisasi PADA ANAK.pptimunisasi PADA ANAK.ppt
imunisasi PADA ANAK.ppt
 
LP BCG.docx
LP BCG.docxLP BCG.docx
LP BCG.docx
 
Leaflet imunisasi
Leaflet imunisasi Leaflet imunisasi
Leaflet imunisasi
 

Recently uploaded

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Acephasan2
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
andi861789
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
Meboix
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
wisanggeni19
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
NadrohSitepu1
 

Recently uploaded (20)

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 

Imunisasi pada neonatus bayi dan balita.pptx

  • 1. Imunisasi Pada Neonatus, BAYi, BALITA dan ANAK PRASEKOLAH Sulistyani Prabu Aji PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN Universitas Muhammadiyah Gombong
  • 2. Sulistyani Prabu Aji D3 Kebidanan Universitas Kusuma Husada Surakarta D4 Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Ungaran S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo S2 Ilmu Kedokteran Keluarga S2 Ilmu Kesehatan masyarakat Peminatan Promosi Kesehatan S3 Pemberdayaan Masyarakat Peminatan Promosi Kesehatan Riwayat Pekerjaan : Stikes Mambaul Ulum Surakarta Politeknik Insan Husada Surakarta Dinas Kesehatan Kota Surakarta Universitas Gadjah Mada Universitas Muhammadiyah Gombong
  • 3. Sulistyani Prabu Aji Telepon : 081328300089 Ig : sulistyaniprabuaji Organisasi : Ikatan Bidan Indonesia (IBI) IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia) PPKMI (Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia) I4 (Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional) AGDOSI (Asosiasi Guru dan Dosen Indonesia) Persit (Persatuan Istri Tentara)
  • 4. Penanggulangan masalah kesehatan yaitu dengan melindungi anak dari risiko tertular suatu penyakit atau infeksi, dan tidak mudah untuk sakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengubah konsep imunisasi dasar lengkap menjadi imunisasi rutin lengkap. Imunisasi rutin lengkap itu terdiri dari imunisasi dasar dan lanjutan. Imunisasi dasar saja tidak cukup, diperlukan imunisasi lanjutan untuk mempertahankan tingkat kekebalan yang optimal (Kemenkes RI, 2018). Pendahuluan
  • 5. Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Sistem imun tubuh memiliki kemampuan sel memori, dengan memberikan antigen akan dapat merangsang tubuh untuk membentuk antibodi, yang akan disimpan oleh sistem imun tubuh sebagai suatu bentuk pengalaman dan nantinya akan membuat sistem imun tubuh membentuk antibodi ketika tubuh terpapar antigen yang sama (Kemenkes RI, 2017). mon tue wed thu fri Imunisasi
  • 7.  Tujuan pemberian imunisasi adalah membentuk kekebalan tubuh agar tidak mudah terinfeksi virus penyebab penyakit. Pemberian imunisasi pada bayi menjadi hal yang penting, sebab tubuh bayi memiliki tingkat imunitas yang rendah sehingga harus segera mendapatkan perlindungan dari infeksi penyakit menular  Tujuan imunisasi dasar adalah mencegah terjadinya penyakit, kecacatan, atau kematian. Dengan begitu, anak tidak rentan terkena berbagai penyakit selama pertumbuhannya dan dapat melindungi anak dari berbagai penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian. Imunisasi juga menjadi salah satu upaya untuk membentuk herd immunity (kekebalan kelompok). Herd immunity penting untuk dicapai guna mencegah penyebaran penyakit berbahaya pada orang yang tidak bisa mendapatkan imunisasi, misalnya karena kondisi kesehatan tertentu. Jadi, semakin banyak orang yang mendapatkan vaksin, maka semakin sedikit orang yang terinfeksi penyakit. mon tue wed thu fri Tujuan Imunisasi
  • 8.  Imunisasi dapat menyelamatkan hidup anak di kemudian hari.  Sangat aman dan efektif dalam mencegah penyakit tertentu.  Melindungi orang lain yang di sayangi.  Menghemat waktu dan uang. Sebab, waktu dan uang yang dikeluarkan untuk mengobati akan lebih banyak dibandingkan mencegahnya.  Melindungi kesehatan generasi berikutnya.  Imunisasi sangat diperlukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan memberikan perlindungan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, seperti Campak, Rubela, Difteri, Tetanus dan Kanker Leher Rahim. mon tue wed thu fri Manfaat Imunisasi
  • 11. mon tue wed thu fri Imunisasi Hepatitis B Deskripsi Vaksin dengan virus recombinan yang telah diinaktivasikan dan bersifat non-infecious, berasal dari HbsAg yang dihasilkan dalam sel ragi (Hansenula polymorpha) menggunakan DNA rekombinan. Indikasi Imunisasi terhadap infeksi yang disebabkan semua subtipe virus Hepatitis B untuk neonatus, bayi dan balita. Kontra-Indikasi Penderita infeksi berat yang disertai kejang, hipersensitivitas terhadap komponen vaksin. Cara pemberian ● Dosis 0,5 ml atau 1 (buah) HB PID, secara intramuskuler, sebaiknya pada anterolateral paha. Pemberian pertama dilakukan dalam 12 jam setelah bayi lahir, dengan didahului suntikan vitamin K1 minimal 30 menit sebelumnya. ● Apabila status HbsAg-B ibu positif dalam waktu 12 jam setelah lahir berikan Imunoglobulin Hepatitis B 0,5 ml bersamaan dengan vaksin Hepatitis B dosis pertama dan paha yang berbeda. ● Pemberian sebanyak 3 dosis. ● Dosis pertama usia 0–7 hari, dosis berikutnya interval minimum 4 minggu (1 bulan).
  • 12. mon tue wed thu fri Imunisasi Hepatitis B Efek samping Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan disekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari. Penanganan efek samping ● Berikan minum lebih banyak (ASI). ● Jika demam, kenakan pakaian yang tipis. Bila perlu berikan paracetamol dengan dosis 15 mg/kgBB setiap 3–4 jam (maksimal 6 kali dalam 24 jam). ● Jika bekas suntikan terasa nyeri dapat dikompres air dingin. ● Masih diperbolehkan untuk dimandikan atau hanya diseka dengan waslap yang direndam air hangat.
  • 13.  Deskripsi : Vaksin dengan strain hidup Mycobacterium bovis yang dilemahkan untuk menimbulkan kepekaan terhadap M. Tuberculosis.  Indikasi :Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberkulosis pada neonatus, bayi dan balita  Kontra Indikasi :Penderita yang mengalami infeksi tuberkolusis, mengalami infeksi HIV  Cara Pemberian : 1. Dosis pemberian: 0,05 ml, sebanyak 1 kali. 2.Disuntikkan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas (insertio musculus deltoideus), dengan menggunakan ADS 0,05 ml. 3. Dapat diberikan sejak lahir, dianjurkan diberikan sebelum usia 3 bulan, optimal usia 2 bulan, apabila BCG diberikan setelah bayi berusia >3 bulan maka perlu dilakukan uji tuberkulun, imunisasi BCG diberikan apabila hasil uji negatif mon tue wed thu fri Imunisasi BCG
  • 14.  Efek Samping : 2–6 minggu setelah imunisasi BCG daerah bekas suntikan timbul bisul kecil (papula) yang semakin membesar dan dapat terjadi ulserasi dalam waktu 2–4 bulan, kemudian menyembuh perlahan dengan menimbulkan jaringan parut dengan diameter 2–10 mm  Penanganan Efek Samping: ●Tidak perlu penanganan khusus, akan sembuh atau menghilang dengan sendirinya ●Apabila ulkus mengeluarkan cairan perlu dikompres dengan cairan antiseptik. ●Apabila cairan bertambah banyak atau koreng semakin membesar anjurkan orangtua membawa bayi ke ke tenaga kesehatan. mon tue wed thu fri Imunisasi BCG
  • 15. mon tue wed thu fri Imunisasi Polio OPV (Oral PolioVaccine) IPV (Inctive Polio Vaccine) Deskripsi Vaksin Polio Trivalent yang terdiri dari suspensi virus Poliomyelitis tipe 1, 2, dan 3 (strain Sabin) yang sudah dilemahkan, dalam bentuk sediaan cair yang diberikan secaraoral. Vaksin Polio Trivalent yang terdiri dari suspensi virus Poliomyelitis tipe 1, 2, dan 3 (strain Sabin) yang sudah dilemahkan, dalam bentuk sediaan cair yang diberikan secarainjeksi. Indikasi Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomielitis pada neonatus, bayi dan balita. Untuk pencegahan poliomyelitis pada neonatus, bayi dan anak immunocompromised, kontak di lingkungan keluarga dan pada individu di mana vaksin polio oral menjadi kontra indikasi. Kontra-Indikasi Neonatus, bayi dan balita dengan ● Sedang menderita demam, penyakit akut atau penyakit kronis progresif. ● Hipersensitif pada saat pemberian vaksin inisebelumnya. ● Penyakit demam akibat infeksi akut (pemberian imunisasi IPV menunggu sampai sembuh). ● Adanya alergi terhadap Streptomycin. muntah dan diare, dan gangguan imunodefisiensi, atau tinggal dengan dalam satu rumah dengan pasien gangguan imunodefisiensi.
  • 16. mon tue wed thu fri Imunisasi Polio Cara pemberian ● Secara oral (melalui mulut), 1 dosis (dua tetes) sebanyak 4 kali (dosis) pemberian, dengan interval setiap dosis minimal 4 minggu. ● Apabila bayi lahir di RB/RB Polio-0 bisa diberikan ketika bayi dipulangkan ● Disuntikkan secara intra muskular atau subkutan dalam, dengan dosis pemberian 0,5 ml. ● Dari usia 2 bulan, 3 suntikan berturut- turut 0,5 ml harus diberikan pada interval satu ataudua bulan. ● IPV dapat diberikan setelah usia bayi 6, 10, dan 14, sesuai dengan rekomendasi dari WHO. Efek samping Sangat jarang terjadi reaksi sesudah imunisasi polio oral. Setelah mendapat vaksin polio oral bayi boleh makan minum seperti biasa. Apabila muntah dalam 30 menit segera diberi dosis ulang. Reaksi lokal pada tempatpenyuntikan: nyeri, kemerahan,indurasi, dan bengkak bisa terjadi dalam waktu 48 jam setelahpenyuntikan dan bisa bertahanselama satu atau dua hari. Penanganan efeksamping Tidak perlu penanganan khusus. ● Pada reaksi lokal tidak perlu penanganan khusus, akan sembuh atau menghilangdengan sendirinya. ● Berikan minum lebih banyak (ASI). ● Jika demam, kenakan pakaian yang tipis. Bila perlu berikan paracetamol dengan dosis 15 mg/kgBB setiap 3–4 jam (maksimal 6 kali dalam 24 jam). ● Jika bekas suntikan terasa nyeri dapat dikompres air dingin. ● Masih diperbolehkan untuk dimandikan atau hanya diseka dengan waslap yang direndamair hangat.
  • 17. mon tue wed thu fri Imunisasi DPT-HB-HiB (Difteri Pertusis Tetanus, Hepatitis B, Haemophilus Influenzae Tipe B) Deskripsi Vaksin DTP-HB-Hib digunakan untuk pencegahan terhadap difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan), hepatitis B, dan infeksi Haemophilus influenzae tipe B secara simultan. Indikasi Imunisasi aktif dengan difteri, tetanus, pertusis dan Hib pada bayi usia 2 bulan. Kontra-Indikasi Kejang atau gejala kelainan otak pada bayi baru lahir atau kelainan saraf serius, hipersensitif terhadap komponen vaksin, hipersensitif terhadap imunisasi D, P, T, Hib sebelumnya. Cara pemberian ● Vaksin harus disuntikkan secara intramuskular pada anterolateral paha atas. ● Satu dosis anak adalah 0,5 ml. ● Diberikan 3 dosis pada usia 6 bulan pertama yang dimulai pada waktu bayi berusia 2 bulan, dilanjutkan pada bayi berusia 3 dan4 bulan ● booster diberikan pada tahun kedua
  • 18. mon tue wed thu fri Imunisasi PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine) Deskripsi Vaksin berisi protein konjugasi yang bertujuan mencegah penyakit akibat infeksi bakteri Streptococcus Pneumoniae ataulebih sering disebut kuman pneumokokus. Indikasi Neonatus, bayi dan balita yang memiliki risiko tinggi terserang kuman pneumokokus, kelompok anak dengan penyakit jantungbawaan, HIV, thalassemia, dan anak dengan keganasan yang sedang mendapatkan kemoterapi serta kondisi medis lain yang menyebabkan kekebalan tubuh berkurang.
  • 19. mon tue wed thu fri Imunisasi PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine) Kontra-Indikasi Tidak ada kontraindikasi absolut, pemberian vaksin pada bayiyang sedang demam dapat memengaruhi rasa nyaman bayi. Cara pemberian ● Vaksin diberikan pada bayi mulai usia 2 bulan dengan interval 4-8 minggu dan diberikan selama 3 kali. ● Diberikan dalam 3 kali dosis dasar dan 1 kali dosis booster. ● Apabila pada usia 7-12 bulan vaksin belum diberikan, maka berikan PVC sebanyak dua kali dengan interval 1 bulan dan booster setelah usia 12 bulan dengan interval 2 bulan dari dosis pertama. ● Apabila pada usia 1-2 tahun vaksin belum diberikan, maka maka berikan PVC sebanyak dua kali dengan interval 2 bulan. ● Apabila pada usia 2-5 tahun vaksin belum diberikan, maka maka berikan PVC10 sebanyak dua kali dengan interval 2 bulan, PVC13 diberikan sekali. Efek samping Reaksi lokal sementara, seperti bengkak, nyeri, dan kemerahan pada lokasi suntikan, demam, hilang nafsu makan, irritabilitas (rewel). Pada kasus berat dapat muncul reaksi alergi yang parah seperti kulit ruam, sakit tenggorokan, detak jantung meningkat, dan sulit bernafas (jarang terjadi).
  • 20. mon tue wed thu fri Imunisasi PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine) Penanganan efek samping ● Pada reaksi lokal tidak perlu penanganan khusus, akan sembuhatau menghilang dengan sendirinya. ● Berikan minum lebih banyak (ASI). ● Jika demam, kenakan pakaian yang tipis. Bila perlu berikan paracetamol dengan dosis 15 mg/kgBB setiap 3–4 jam (maksimal 6 kali dalam 24 jam). ● Jika bekas suntikan terasa nyeri dapat dikompres air dingin. ● Masih diperbolehkan untuk dimandikan atau hanya diseka dengan waslap yang direndam air hangat. ● Jika reaksi memberat dan menetap bawa bayi ke dokter.
  • 21. mon tue wed thu fri Imunisasi Rotavirus Deskripsi Vaksin yang berisi rotavirus hidup yang sudah dilemahkan, bermanfaat untuk mencegah penyakit yang berkaitan dengan infeksi rotavirus, seperti diare Indikasi Pencegahan gastro-enteritis yang disebabkan Rotavirus Serotipe G1 dan non-G1 (seperti G2, G3, G4, G9). Kontra-Indikasi Riwayat hipersensitivitas, riwayat intususepsi, riwayat severe combined immunodeficiency, dan riwayat malformasi kongenital pada saluran cerna yang belum ditata laksana.
  • 22. mon tue wed thu fri Imunisasi Rotavirus Cara Pemberian ● Pemberian vaksin rotavirus dilakukan secara oral sebanyak 2ml. ● Vaksin rotavirus monovalen diberikan sebanyak dua kali. Dosis pertama saat anak berusia 6–14 minggu dan dosis kedua diberikan setidaknya 4 minggu berikutnya. Meski demikian, dosis kedua juga bisa diberikan saat anak berusia 16 minggu atau paling lambat ketika usianya 24 minggu. ● Vaksin rotavirus pentavalen diberikan sebanyak tiga kali. Dosis pertama diberikan pada saat usia anak 2 bulan atau sekitar 6–10 minggu, sedangkan dosis kedua dan ketiga diberikan dengan jarak 4–10 minggu setelah vaksin sebelumnya. Batas akhir pemberian dosis ketiga untuk vaksin rotavirus pentavalent adalah ketika usia anak mencapai 32 minggu
  • 23. mon tue wed thu fri Imunisasi Rotavirus Efek Samping Irritabilitas (rewel), kehilangan nafsu makan, diare, muntah, kembung, nyeri perut, regurgitasi makanan (naiknya makanan dari kerongkongan atau lambung tanpa disertai rasa mual), demam, rewel, menangis, gangguan tidur, kelelahan, konstipasi. Pada kasus berat dapat muncul reaksi alergi berat, seperti sulit bernapas, mengi, wajah terlihat pucat, detak jantung cepat, dan bahkan tinja berdarah (jarang terjadi). Penanganan Efek Samping ● Berikan minum lebih banyak (ASI). ● Jika demam, kenakan pakaian yang tipis. Bila perlu berikan paracetamol dengan dosis 15 mg/kgBB setiap 3–4 jam (maksimal 6 kali dalam 24 jam). ● Masih diperbolehkan untuk dimandikan atau hanya diseka dengan waslap yang direndam air hangat. ● Jika reaksi memberat dan menetap bawa bayi ke dokter.
  • 24. 1. Imunisasi Influenza, 2. Imunisasi MR (Measles, Rubela)/MMR (Measles,Mumps, Rubela) 3. Imunisasi JE (Japanese Enchepalitis) 4. Imunisasi Varisela 5. Imunisasi Hepatitis A 6. Imunisasi Tifoid
  • 25. Imunisasi program antara satu negara dan negara lainnya berbeda-beda sesuai dengan prioritas dan kondisi kesehatan dari negara tersebut. Salah satu jenis imunisasi program yang dijalankan di Indonesia adalah imunisasi rutin yang merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara terus-menerus sesuai jadwal. Imunisasi rutin ini terdiri dari imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan. Progam imunisasi dasar dianjurkan diberikan pada neonatus dan bayi denganrentang usia 0-11 bulan. mon tue wed thu fri JADWAL IMUNISASI
  • 26. mon tue wed thu fri JADWAL IMUNISASI Jenis Imunisasi Usia Pemberian IntervalMinimaluntukJenisPemberian ImunisasiyangSama HepatitisB 0-24jam BCG,Polio1 1bulan DPT-HB-Hib1,Polio2 2bulan 1bulan DPT-HB-Hib2,Polio3 3bulan DPT-HB-Hib3,Polio4,IPV 4bulan Campak 9bulan

Editor's Notes

  1. Klasifikasi imunitas