Trauma thoraks adalah kasus yang dapat mengakibatkan kematian. Pemilihan modalitas imejing radiologi yang baik dan pengenalan kasus yang familiar akan mencefah kematian karena trauma toraks.
Penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, karena angka kesakitan dan kematian yang masih tinggi. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari.
Definisi dan Klasifikasi dari Dermatofitosis & Non - Dermatofitosis
Etiologi & Faktor Risiko dari Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
Patogenesis Dermatofitosis & Non - Dermatofitosis
Patofisiologi dan Manifestasi Klinis Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
Diagnosis (Anamnesis,P.Fisik,P.Penunjang) dari Dermatofitosis & Non-Dermatofitosis
Penatalaksanaan [ Farmako & Non – farmako
( Edukasi, Pencegahan ) ] dari Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
7. Prognosis dari Dermatofitosis & Non-Dermatofitosis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisTenri Ashari Wanahari
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
SMF Ilmu Bedah
Universitas Sebelas Maret (UNS)/RSUD Dr. Moewardi, Solo, Indonesia
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorazmiarraga
Laporan kasus mengenai Pityriasis versicolor. Bahasan di dalamnya meliputi definisi, faktor risiko, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, penegakan diagnosis (anamnesis dan pemeriksaan klinis, serta pemeriksaan penunjang), prognosis, dan pencegahan Pityriasis versicolor
Penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, karena angka kesakitan dan kematian yang masih tinggi. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari.
Definisi dan Klasifikasi dari Dermatofitosis & Non - Dermatofitosis
Etiologi & Faktor Risiko dari Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
Patogenesis Dermatofitosis & Non - Dermatofitosis
Patofisiologi dan Manifestasi Klinis Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
Diagnosis (Anamnesis,P.Fisik,P.Penunjang) dari Dermatofitosis & Non-Dermatofitosis
Penatalaksanaan [ Farmako & Non – farmako
( Edukasi, Pencegahan ) ] dari Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
7. Prognosis dari Dermatofitosis & Non-Dermatofitosis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisTenri Ashari Wanahari
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
SMF Ilmu Bedah
Universitas Sebelas Maret (UNS)/RSUD Dr. Moewardi, Solo, Indonesia
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorazmiarraga
Laporan kasus mengenai Pityriasis versicolor. Bahasan di dalamnya meliputi definisi, faktor risiko, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, penegakan diagnosis (anamnesis dan pemeriksaan klinis, serta pemeriksaan penunjang), prognosis, dan pencegahan Pityriasis versicolor
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air dan zat terlarut
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan
Cairan tubuh dan elektrolit pada manusia berasal dari makanan dan , minuman dan cairan intra vena di distribusikan ke seluruh jaringan tubuh
komposisi cairan
Oksigen yang berasal dari paru-paru
Nutrien dari GL tract
Produk metabolism CO2
Ion-ion elektrolit,glukosa,laktat,yodium
cairan tubuh manusia
Tebagi atas :
-cairan intraseluler
-cairan ekstraseluler
cairan intersitial
cairan intravaskuler
cairan transeluler
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subangjualobat34
Jual Obat Aborsi Cytotec | 083848007379 | Obat Aborsi Cytotec | Obat Telat Bulan | Obat Pelancar Haid | Obat Penggugur Kandungan | Cara Aborsi Aman | Cara Menggugurkan Kandungan | Apotek Cytotec | Klinik obataborsi7 | Jual Jamu Aborsi | Tempat Aborsi | Jual Obat Cytotec | Agen Cytotec | Alamat Penjual Cytotec | Tempat Penjual Cytotec | Harga Obat Aborsi | Harga Obat Cytotec | Obat Aborsi Wilayah.
Hp / WA :083848007379
APOTEK : Kami Jual Obat Aborsi Cytotec Hub :083848007379 | Jual Obat Aborsi Cytotec| Obat Penggugur Kandungan Cytotec |
Obat Pelancar Haid Tuntas. Dengan harga yang bisa Anda pilih sesuai usia kandungan Anda.
Tips menghindari penjual obat palsu:
(1) Hindari penawaran dengan harga yang murah / murahan hasil pasti (GAGAL).
(2) Layanan Setiap Waktu, bisa di TLP, dengan Respon yang baik & cepat.
(3) Mendapatkan No Resi Pengiriman supaya anda bisa cek melalui JNE/TIKI/POS terdekat untuk mengetahui / memastikan pesanan anda.
(4) Ada berbagai BUKTI nyata tanpa rekayasa & TERPERCAYA.
(5) Mintalah foto obat dengan mencantumkan alamat Anda di sekitarnya sebelum Anda mentransfer pembayaranya.
DAFTAR LENGKAP HARGA PAKET OBAT CYTOTEC AMAN DAN TERPERCAYA
Berikut daftar lengkap dari berbagai paket Obat Aborsi Cytotec — Obat Aborsi Tuntas — Obat Penggugur Kandungan ( Obat Telat Bulan — Dan Obat Aborsi Ampuh )
PAKET OBAT ABORSI HARGA STANDAR DAN HARGA TUNTAS
Paket Standar . 1 – 4 Minggu Rp. 800.000,
– Paket Tuntas 1 Bulan – Rp. 1.000.000,-
Paket Standar . 4 – 8 Minggu Rp. 1.200.000,
– Paket Tuntas – Rp. 1.500.000,-
Paket Standar . 8 – 12 Minggu Rp. 1.800.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.100.000,-
Paket Standar . 12 – 16 Minggu Rp. 2.400.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.800.000,
-16 – 24 Minggu Rp. 3.500.000,-
28 – 32 Minggu Rp. 4.500.000,-
Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Standar 90% Tingkat keberhasilan* Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Tuntas 99% Tingkat keberhasilan
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL, KARNA OBAT YANG ASLI MASIH BERKEMASAN TABLET UTUH, BENTUKNYA TABLET PUTIH SEGI ENAM BUKAN BULAT POLOS….!
TERIMAKASIH ATAS KEPERCAYAAN ANDA MENJADI PELANGGAN
KAMI
Pengiriman obat aborsi ampuh dilakukan melalui Tiki, Jne, pos indonesia untuk luar negri pos EMS EXPRESS 1–2 HARI SAMPAI. UNTUK LUAR NEGERI PAKET EMS 3–4 HARI DIJAMIN 100% SAMPAI DITEMPAT TUJUAN ALAMAT RUMAH ANDA,
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL
BUKTI PENGIRIMAN YANG DI KEMAS
Wa :083848007379
FORMAT PEMESANAN Pengiriman Via Paket JNE / TIKI / POS EMS INTERNASIONAL Untuk Luar Kota dan Luar Negeri.
Anda Bisa SMS kan Format Pemesanan Seperti Di Bawah Ini :
Nama Lengkap : __
Alamat Lengkap : __
No. Hp Aktif : __
Pesanan Barang : __
Bank Transfer : __
? Contoh Format Pemesanan
Nama Lengkap : Amelia Lestary
Alamat Lengkap : Jl. Pahlawan No.105
No. Hp Aktif : 08123456xxx
Pesanan Barang : Paket Obat Aborsi No.4, Rp xxxxxx
Transfer Bank : Via Bank BRI / BNI / MANDIRI / BCA
Lalu Anda Kirimkan SMS Ke Nomer Kami
.
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
UNTUK MENDAPATKAN OBAT ASLI : 087776558899
__Cara Menggugurkan Janin Dalam Kandungan 3 Jam Bersih Tuntas Tanpa Kuret Secara Aman Dari Usia Kehamilan 1 – 7 Bulan.
Obat Penggugur Kandungan BPOM yang dijual di Apotik Cytotec dan Gastrul yaitu obat penggugur kandungan ampuh yang direkomendasi oleh Alodokter dan Halodoc sebagai obat aborsi manjur. Obat cytotec misoprostol 200mcg sangat ampuh untuk menggugurkan janin kuat (Bandel) bergaransi dijamin tuntas 100%.__
#UNTUK MENDAPATKAN OBAT ABORSI ASLI 087776558899
__Cara gugurkan kandungan awal kehamilan di luar nikah, cara menggugurkan kandungan usia 5 bulan dengan alkohol, anak luar nikah, secara alami dan cepat dalam 1 hari, cara menggugurkan janin di luar kandungan secara alami, Cara menggugurkan kandungan dengan paramex, feminax, cara menggugurkan kandungan dengan cepat selesai dalam 24 jam secara alami buah buahan yang masih gumpalah darah, hitungan hari.__
Selain itu, ini juga dapat dikerjakan jika memang benar-benar ada abnormalitas janin yang menyebabkan janin lepas dari kandungan. Dan di posting ini kali kami akan menjelaskan 4 cara menggugurkan kandungan dan percepat haid, Dengan Paramex, Dengan Paracetamol, Dengan Alkohol dan berikut penuturannya.
Obat MENGGUGURKAN kehamilan Kuat dengan cepat selesai dalam waktu 24 jam secara alami – Cara Menggugurkan Kandungan Usia Janin 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 Bulan Dengan Cepat Dalam Hitungan jam Secara Alami.
Obat Penggugur Kandungan untuk Ibu Menyusui di Apotik dan Harganya Cara Menggugurkan Kandungan atau Aborsi Medis Dengan Pil Cytotec 200mg Misoprostol adalah salah satu Obat Penggugur Kandungan Di Apotik Paling Ampuh yang tidak dijual secara Umum, ( Tips dan Cara Gugurkan Kehamilan Kuat 1-8 Bulan dengan Cepat Dalam Hitungan Jam secara Alami ) dari Janin usia 1 Bulan, 2 Bulan, 3 Bulan, 4 Bulan, 5 Bulan, 6 Bulan, 7 Bulan, 8 Bulan sangat mudah diatasi dengan Obat Aborsi Cytotec Misoprostol Asli 100% Berhasil TUNTAS.
Cara Menggugurkan Kandungan dan Percepat Haid, Cara Menggugurkan Kandungan Dan Percepat Haid yang Aman Secara Klinis. Menggugurkan kandungan ialah satu tindakan yang nista karena dipandang hilangkan nyawa calon bayi. Tetapi demikian, menggugurkan kandungan dapat menjadi legal atau dibolehkan bila terjadi beberapa kasus tertentu yang mewajibkannyauntuk digugurkan karena argumen klinis.Mirip contoh: si ibu yang mempunyai penyakitkronis yang bila dipaksa melanjutkan kehamilan maka mencelakakan nyawa si ibu.Cara menggugurkan kandungan adalah suatu hal tindakan yang sudah dilakukan untuk akhiri kehamilan yang tidak di harap (aborsi).
Cara Menggugurkan Kandungan Dengan Obat Penggugur Kehamilan Atau Obat Aborsi Cara Menggugurkan Kandungan Dengan Obat Penggugur Kandungan Adalah mungkin salah satu cara yang di anggap seseorang tepat, karena beberapa faktor alasan tertentu. Padahal Gugurkan kehamilan memiliki tingkat resiko yang lumayan tinggi apabila penggunaan Obat Aborsi atau yang sering di kenal dengan obat Cytotec
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoReniAnjarwati
AUDIT STUNTING BADUTA DESA BENGKAK YANG MENGALAMI MALNUTRISI
DARI HASIL RECALL 24 JAM DIPEROLEH HASIL :1. ENERGI 53,8 % (DEFISIT TINGKAT BERAT)2. KARBOHIDRAT 60,74% (DEFISIT TINGKAT BERAT)3. PROTEIN 113,5% (NORMAL)4.LEMAK 86,8% (DEFISIT TINGKAT RINGAN)
3. PENDAHULUAN
• 25% KEMATIAN PADA KASUS TRAUMA DISEBABKAN TRAUMA
THORAKS
• TRAUMA THORAKS :
• TRAUMA TUMPUL 90% DARI KASUS TRAUMA THORAKS
PALING SERING DISEBABKAN OLEH KECELAKAAN LALU LINTAS
SERTA JATUH DARI KETINGGIAN
• TRAUMA TEMBUS MESKIPUN HANYA 10%, TETAPI SEBENARNYA
MEMPUNYAI ANGKA PREVALENSI YANG CUKUP TINGGI PADA
DAERAH PERKOTAAN
• PADA TRAUMA TEMBUS, YANG MEMPUNYAI RESIKO UTAMA UNTUK
CEDERA ADALAH STRUKTUR VASKULER SEPANJANG DINDING
4. RONTGEN THORAKS
• RONTGEN THORAKS SEBAGAI SALAH SATU DARI “TRAUMA SERIES”
(RONTGEN THORAKS, PELVIS DAN VERTEBRA CERVICAL) ADALAH
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK RADIOLOGI PRIMER PADA SEMUA KASUS
TRAUMA
• “TRAUMA SERIES” DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MENGIDENTIFIKASI
TRAUMA YANG POTENSIAL MENGANCAM NYAWA SECARA
SINGKAT SEPERTI TENSION PNEUMOTHORAKS ATAU YANG MUNCUL
KEMUDIAN, YANG BISA SAJA DISEBABKAN OLEH PEMASANGAN
“TUBE” PADA SAAT RESUSITASI, CONTOHNYA TINDAKAN INTUBASI
UNTUK PEMASANGAN ENDOTRAKEAL TUBE (ETT)
5. CT SCAN THORAKS
• MESKIPUN RONTGEN THORAKS MASIH MENJADI PILIHAN UNTUK
IMEJING DIAGNOSTIK PRIMER, COMPUTED TOMOGRAPHY (CT)
SCAN TELAH MENJADI IMEJING MODALITAS PILIHAN UNTUK SEMUA
KASUS TRAUMA YANG SECARA HEMODINAMIKNYA STABIL
• CT SCAN SAAT INI MEMPUNYAI KEUNGGULAN DALAM KECEPATAN,
KEAKURATAN DAN SEBAGIAN BESAR MEMILIKI UTILITAS YANG
MUMPUNI DALAM VOLUMETRIC SCAN SEPERTI SPIRAL, HELICAL CT
BAHKAN MULTIDETECTOR CT (MDCT) YANG MEMPUNYAI
KEUNTUNGAN TERSENDIRI DALAM MENGEVALUASI KASUS TRAUMA
6. CT SCAN THORAKS
• PEMERIKSAAN CT SCAN SAAT INI TELAH MENJADI SUATU HAL YANG
RUTIN, TERUTAMA UNTUK PASIEN DENGAN MULTITRAUMA BAHKAN
PADA PASIEN YANG PADA PEMERIKSAAN RONTGEN THORAKS
AWALNYA TIDAK DITEMUKAN APA-APA
• PEMERIKSAAN CT SCAN THORAKS DILAKSANAKAN TANPA KONTRAS
DAN MENGGUNAKAN KONTRAS INTRAVENA YANG DISUNTIKAN
MENGGUNAKAN INJECTOR DENGAN RATE 2-3 ML/SEC DENGANG
SLICE 1-5 MM
• DENGAN KELEBIHAN TEKNOLOGI CT SCAN , BUKAN TIDAK
MUNGKIN DIKEMUDIAN HARI CT SCAN AKAN MENGGANTIKAN
“TRAUMA SERIES” SEBAGAI PEMERIIKSAAN AWAL/PRIMER
8. SERING
• PNEUMOTHORAKS
• CONTUSIO PARU
• FRAKTUR COSTA
• HEMATOTHORAKS
• FRAKTUR SPINAL
JARANG
• FRAKTUR STERNUM
• CEDERA DIAPHRAGMA
• CEDERA VASKULER
• FRAKTUR BRONKHUS
TRAUMA THORAKS YANG SERING DAN JARANG
TERIDENTIFIKASI OLEH CT SCAN
9. FRAKTUR COSTA
• FRAKTUR COSTA ADALAH KASUS YANG UMUM TERJADI.
• KOMPLIKASI DARI FRAKTUR COSTA SEPERTI PNEUMOTHORAKS DAN
CEDERA LIMPA LEBIH BERBAHAYA DARI PADA FRAKTURNYA ITU
SENDIRI.
• FRAKTUR IGA SERING SEKALI TIDAK TERDETEKSI PADA RONTGEN
THORAKS DISEBABKAN FRAKTUR “UNDISPLACED “ ATAU FRAKTUR
DENGAN “DISPLACED “ YANG MINIMAL
• FRAKTUR COSTA ADALAH INDIKATOR PENTING UNTUK MENENTUKAN
MEKANISME TRAUMA DAN KEMUNGKINAN KOMPLIKASI YANG
MUNGKIN DAPAT TERJADI.
10. FRAKTUR COSTA
Lokasi Hubungan atau Komplikasi
3 pasang pertama Cedera spinal atau
vaskuler,
Ruptur tracheobronchial
3 pasang terakhir Cedera hepar, limpa dan
ginjal
Fraktur Multiple “Flail chest”
11. FRAKTUR COSTA BAGIAN ATAS
• PADA THORAKS PA TEGAK
TAMPAK FRAKTUR MULTIPLE PADA
COSTA BAGIAN ATAS DAN EFUSI
PLEURA KANAN BAWAH
• TAMPAK JUGA PNEUMOTHORAKS
KANAN YANG TELAH DI
TINDAKLANJUTI DENGAN
PEMASANGAN “CHEST TUBE
THORACOSTOMY” (CTT)
12. FRAKTUR COSTA BAGIAN BAWAH
• RO THORAKS AP MENUNJUKAN
MULTIPLE FRAKTUR COSTA BAGIAN
BAWAH DAN EMPHYSEMA SUBCUTIS
SEPANJANG DINDING LATERAL
BAWAH THORAKS KIRI
• HEMIDIAPHRAGM A KIRI TIDAK
TAMPAK DISEBABKAN EFUSI PLEURA
DAN ATELEKTASIS LOBUS BAWAH
PARU KIRI
• MENINGKATKAN KECURIGAAN
ADANYA TRAUMA LIMPA
13. LASERASI LIMPA
• CT SCAN POST KONTRAS
MENUNJUKAN LESI HIPODENS
MULTIPLE BERBATAS TEGAS TEPI
IREGULER PADA LIMPA
• TAMPAK JUGA
HEMATOTHORAKS TERLIHAT
PADA POSTERIOR
HEMITHORAKS KIRI
14. FLAIL CHEST
• FRAKTUR COSTA MULTIPLE YANG MELIBATKAN LEBIH DARI 3 IGA
YANG BERDEKATAN ATAU SINGLE FRAKTUR YANG MELIBATKAN 5
IGA YANG BERURUTAN DAPAT MENYEBABKAN TERJADINYA FLAIL
CHEST.
• KESULITAN BERNAFAS YANG SANGAT BERAT BISA MUNCUL
DISEBABKAN OLEH PERGERAKAN PARADOXICAL DARI SEGMEN
YANG FLAIL (MELAYANG) SELAMA PROSES PERNAPASAN.
15. FLAIL CHEST
Thoraks AP menunjukan fraktur multiple segmental costa kiri, tampak juga Pneumothoraks
kanan dan kontusio pada kedua paru.
Rekonstruksi CT Scan 3D pada posisi posterior menunjukan multiple bilateral fraktur costa
posterior yang mengkonfirmasikan adanya bilateral flail chest.
16. EXTRAPLEURAL HEMATOM
• EXTRAPLEURAL HEMATOM SERING MENYERTAI FRAKTUR COSTA
• PADA FOTO THORAKS, HEMATOM TAMPAK SEBAGAI
PERSELUBUNGAN FOKAL BERLOBULASI DAN MEMILIKI TEPI YANG
CEMBUNG DENGAN PARU-PARU
• TIDAK SEPERTI EFUSI PLEURA, HEMATOM INI TIDAK BERUBAH
POSISINYA PADA PERUBAHAN POSISI PASIEN
• EXTRAPLEURAL HEMATOM PADA BAGIAN ATAS BISA DISEBABKAN
OLEH PERDARAHAN PEMBULUH DARAH SUBCLAVIAN YANG
DIAKIBATKAN TRAUMA ATAU PASCA PEMASANGAN INTERNAL
JUGULAR CENTRAL LINE.
17. EXTRAPLEURAL HEMATOM
• PANAH MENUNJUKAN ADANYA
PERSELUBUNGAN OPAK
(HEMATOM) PADA EXTRA
PLEURA KIRI ATAS YANG
MUNCUL PASCA PEMASANGAN
INTERNAL JUGULAR CENTRAL
LINE
• TAMPAK PULA KONTUSIO PARU
BILATERAL YANG MASIF PADA
KEDUA PARU
18. FRAKTUR STERNOMANUBRIAL
• FRAKTUR STERNUM TERJADI SEKITAR 10% DARI KASUS TRAUMA THORAKS DAN
BISA DIHUBUNGKAN DENGAN CEDERA PADA PEMBULUH DARAH MEDIASTINUM
ATAU KONTUSIO MYOCARD.
• FRAKTUR STERNUM DAPAT DI DIAGNOSA PADA RONTGEN THORAKS POSISI
LATERAL.
• SEMENTARA 3D CT SCAN DENGAN MUDAH DAPAT MENUNJUKAN FRAKTUR
STERNUM DAN DISLOKASI STERNOCLAVICULAR JOINT DISERTAI DENGAN
DERAJAT DISLOKASI FRAKTURNYA.
• PADA DISLOKASI FRAKTUR KE POSTERIOR HARUS DIWASPADAI TERJADINYA
CEDERA PADA PEMBULUH DARAH SEKITAR, TRAHEA DAN ESOPHAGUS.
19. FRAKTUR STERNOMANUBRIAL
A, Thoraks lateral menunjukan fraktur dislokasi sternal disertai overlaping fragmen
fraktur pada distal sternomanubrial junction.
B, Foto 3D pada CT Scan menunjukan fraktur sepanjang manubrium.
20. CEDERA SPINAL VERTEBRA TORAKALIS
• SERING TERJADI PADA TRAUMA THORAKS DENGAN KECEPATAN
TINGGI DIMANA 30% KASUS MEMILIKI CEDERA SPINAL
• 10% KASUS CEDERA SPINAL MEMILIKI MULTIPLE FRAKTUR PADA
VERTEBRA TORAKALIS
• 60% FRAKTUR DISLOKASI VERTEBRA TORAKALIS BERHUBUNGAN
DENGAN DEFEK NEUROLOGI
• 10% CEDERA SPINAL CORD TERJADI SETELAH MASUK RUMAH SAKIT
21. CEDERA SPINAL VERTEBRA TORAKALIS
• IDENTIFIKASI AWAL DARI FRAKTUR SPINAL BISA MENCEGAH
TERJADINYA CEDERA SPINAL YANG IREVERSIBEL.
• RONTGEN VERTEBRA TORAKALIS TIDAK PERLU DILAKUKAN PADA
PASIEN TRAUMA YANG TELAH DI CT SCAN THORAKS
MENGGUNAKAN VOLUMETRIC.
• PENELITIAN MENUNJUKAN BAHWA POSISI CORONAL DAN SAGITAL
PADA CT SCAN LEBIH SENSITIF , SPESIFIK DAN AKURAT UNTUK
MENDETEKSI DAN MENGGAMBARKAN CEDERA SPINAL.
• KEBAYAKAN FRAKTUR DISLOKASI TERJADI PADA TORAKOLUMBAL
JUNCTION.
22. CEDERA SPINAL VERTEBRA TORAKALIS
• SAGITTAL DAN 3D CT SCAN
MENUNJUKAN FRAKTUR
KOMPRESI PADA TORAKAL 12
DISERTAI SUBLUKSASI YAG
MENYEBABKAN PENEKANAN
SEBESAR 50% PADA KANALIS
SPINALIS.
23. RUPTUR TRAKEA DAN
CABANG UTAMA BRONKHUS
• CEDERA TRACHEOBRONCHIAL SERING BERHUBUNGAN DENGAN FRAKTUR ATAU
DISLOKASI
BAGIAN ATAS RONGGA THORAKS
• ROBEKAN BISA PARSIAL ATAU LENGKAP.
• SEBANYAK 80% KASUS RUPTUR BRONKHIAL TERJADI PADA KETINGGIAN 2,5 CM
DARI CARINA.
• RUPTUR PADA SISI KANAN LEBIH SERING TERJADI PADA SISI KIRI DAN KEBANYAKAN
KASUS MENIMBULKAN PNEUMOTHORAKS.
• PNEUMOMEDIASTINUM DITEMUKAN PADA CEDERA YANG TERJADI PADA CABANG
UTAMA BRONKHUS KIRI.
• RUPTUR BRONKHIAL YANG TERJADI DEKAT DENGAN RONGGA PLEURA AKAN
MEMBUAT TERJADINYA PNEUMOTHORAKS YANG BIASANYA BESAR DAN GAGAL
MEMBAIK MESKIPUN TELAH DIPASANG CTT, DIMANA INI DISEBABKAN KEBOCORAN
24. TANDA-TANDA DIAGNOSTIK RUPTUR TRAKEA
DAN CABANG UTAMA BRONKHUS
• “FALLEN LUNG”
• PERSISTENT PNEUMOTHORAKS
• PNEUMOMEDIASTINUM
25. FALLEN LUNG
• “FALLEN LUNG” AKAN TAMPAK PADA ROBEKNYA CABANG UTAMA BRONKHUS DENGAN
LENGKAP.
• SEGMEN PARU YANG MENEMPEL PADA CABANG UTAMA BRONKHUS YANG ROBEK AKAN
JATUH KE ARAH INFERIOR DAN LATERAL PADA DASAR HEMITHORAKS.
• INI AKAN BERLAWANAN DENGAN PNEUMOTHORAKS YANG DISEBABKAN ROBEKAN PARSIAL
BRONCHIAL DIMANAN PARU AKAN KOLAPS KE ARAH MEDIAL DAN CENTRAL DARI TEMPAT
MENEMPELNYA.
• PADA KEDUA KASUS, PARU-PARU AKAN GAGAL MENGEMBANG PADA PASCA
PEMASANGAN CTT.
• APABILA TERJADI PERSISTEN ATELEKTASIS LOBARIS ATAU UDARA YANG TERJEBAK PADA PARU
YANG CEDERA, PERLU DICURIGAI ADANYA ROBEKAN BRONKIAL PARSIAL YANG TIDAK
MEMPUNYAI GEJALA KLINIS.
26. FALLEN LUNG
• THORAKS TEGAK AP, TAMPAK PNEUMOTHORAKS
BESAR PADA SISI KIRI YANG PERSISTEN MESKIPUN
TELAH TERPASANG WATER SEAL DRAINAGE
(WSD) TUBE.
• TAMPAK PNEUMOTHORAKS KECIL ATAS KANAN
(PANAH).
• SUBCUTANEOUS EMPHYSEMA JUGA TERLIHAT
PADA DINDING KIRI THORAKS.
• TERLIHAT PULA MULTIPLE FRAKTUR COSTA KIRI DAN
DISLOKASI STERNOCLAVICULAR KIRI.
27. PNEUMOTHORAKS
• PNEUMOTHORAKS LEBIH SERING TERJADI PADA PASIEN DENGAN TRAUMA
TUMPUL DARI PADA YANG MENGALAMI TRAUMA TEMBUS.
• IDENTIFIKASI PADA PNEUMOTHORAKS SEKECIL APAPUN AKAN SANGAT PENTING
KARENA PENINGKATAN YANG CEPAT DARI UKURAN PNEUMOTHORAKS BISA
TERJADI PADA PASIEN YANG TERPASANG VENTILATOR MEKANIK
• DISEBABKAN KEBANYAKAN FOTO THORAKS DILAKSANAKAN PADA PASIEN
DENGAN POSISI SUPINE, MAKA KEMUNGKINAN AKAN SULIT TERDIAGNOSA
ADANYA PNEUMOTHORAKS, BAHKAN PADA PNEUMOTHORAKS YANG BESAR
SEKALIPUN.
• UDARA AKAN TERKUMPUL PADA POSISI TERTENTU, PADA POSISI SUPINE UDARA
AKAN BERKUMPUL PADA DAERAH ANTERIOR DAN SERING JUGA PADA DAERAH
INFERIOR DIMANA INI AKAN MENGHASILKAN GAMBARAN “DEEP SULCUS”
28. TANDA-TANDA PADA RONTGEN THORAKS POSISI
SUPINE YANG MENGIDENTIFIKASI KAN
ADANYAPNEUMOTHORAKS
• “DEEP SULCUS” SIGN
• HEMITHORAKS YANG HIPERLUSEN
• KONTUR DIAPHRAGMA TAMPAK DOBEL
• KONTUR MEDIASTINAL DAN KARDIAK TAMPAK TAJAM (PADA
DAERAH CARDIOPHRENIC (KANAN ) DAN CARDIAC APEX (KIRI))
29. PNEUMOTHORAKS.
• RONTGEN THORAKS PA
MENUNJUKAN
PNEUMOTHORAKS BESAR PADA
HEMITHORAKS KIRI DISERTAI
BAYANGAN PARU KIRI YANG
KOLAPS
30. PNEUMOTHORAKS
A, Thoraks AP menunjukan pasien yang berbaring pada trauma board, tampak “deep
sulcus” sign (panah) pada hemithoraks kanan yang terlihat pada pasien dengan posisi
supine.
B, Dibuktikan pada CT Scan menunjukan adanya Pneumothoraks kanan.
31. TANDA TENSION PNEUMOTHORAKS
• MENDATARNYA HEMIDIAFRAGMA PADA SISI YANG
PNEUMOTHORAKS
• MELEBARNYA SELA COSTA PADA SISI YANG PNEUMOTORAKS
• TERDORONGNYA ORGAN MEDIASTINAL KE SISI YANG BERLAWANAN
32. TENSION PNEUMOTHORAKS
• THORAKS PA MENUNJUKAN
PNEUMOTHORAKS KANAN
YANG BESAR DISERTAI
MENDATARNYA
HEMIDIAFRAGMA KANAN DAN
TERDORONGNYA ORGAN
MEDIASTINUMKE KIRI
34. PNEUMOMEDIASTINUM
A, Thoraks AP menunjukan bayangan lusen pada superior mediastinum
dan penajaman batas kiri jantung
B, CT Scan menunjukan bayangan udara yang mengelilingi struktur
mediastinum.
35. PNEUMOMEDIASTINUM DAN CEDERA KOLOM
UDARA
A, CT Scan coronal menunjukan pneumothoraks kanan yang persisten meskipun
telah dipasang WSD tube, pneumotoraks kiri yang kecil, pneumomediastinum
dan emphysema subkutis.
B, Pada CT Scan axial menunjukan adanya avulsi pada cabang utama bronkhus
36. KONTUSIO PARU
• KONTUSIO PARU ADALAH CEDERA PARENKIM YANG PALING
SERING, BIASANYA MUNCUL 6 JAM PASCA TRAUMA THORAKS.
• BIASANYA AKAN SEMBUH SETELAH 72 JAM PASCA TRAUMA.
• KONTUSIO PARU TAMPAK SEBAGAI PERSELUBUNGAN OPAK YANG
TIDAK SEGMENTAL.
• KONTUSIO PARU BISA MULTIFOCAL, SOLITER, UNILATERAL ATAU
BILATERAL.
• KADANG-KADANG KONTUSIO PARU YANG BERAT BISA
MENIMBULKAN ACUTE RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME
(ARDS).
37. KONTUSIO PARU
A, Rontgen thoraks menunjukan perselubungan opak bilateral pada lapang
tengah paru kanan dan lapang atas dan tengah paru kiri dan fraktur dislokasi
pada clavicula kanan.
B, 6 hari kemudian tampak perselubungan opak tersebut telah hilang, tetapi
tampak perselubungan opak yang persisten pada lobus bawah paru kanan
38. LASERASI PARU
• TRAUMA THORAKS YANG BERAT BISA MENYEBABKAN CEDERA PADA
PARENKIM PARU YANG AKHIRNYA MENYEBABKAN TERJADINYA
LASERASI PARU.
• LASERASI PARU BIASANYA DIIKUTI KONTUSIO PARU.
• GAMBARANNYA BERUPA BAYANGAN LUSEN DISERTAI
PSEUDOMEMBRAN DI SEKELILINGNYA MEMBENTUK GAMBARAN
PNEUMATOCELE.
• PERDARAHAN DI DALAM KAVITAS TERSEBUT BISA MEMPRODUKSI
GAS-FLUID LEVEL ATAU AIR-CRESCENT SIGN JIKA DARAH TELAH
MEMBEKU ATAU CLOTTING.
39. LASERASI PARU
• PNEUMATOCELE MUDAH DIKENALI PADA CT SCAN.
• PNEUMATOCELES YANG TERBENTUK SETELAH PERDARAHAN PARU
YANG MEMBAIK BIASANYA BERUKURAN KECIL (<5 MM).
• BIASANYA LASERASI PARU SEMBUH DALAM HITUNGAN MINGGU,
TETAPI HEMATOM BISA MEMUNCULKAN NODUL SOLITER YANG
PERSISTEN SELAMA BERBULAN-BULAN.
• TIDAK ADANYA RIWAYAT PENYAKIT YANG JELAS, BISA SAJA
TERDIAGNOSA SEBAGAI TUMOR PARU GANAS.
40. LASERASI PARU YANG TERISI HEMATOM
A, Pasca trauma thoraks rontgen thoraks PA menunjukan bayangan opak pada lobus bawah
paru kanan dengan bayangan lusen ditengahnya disertai efusi pleura minimal kanan.
Gambaran ini menyerupai abses paru atau tumor paru.
B, CT scan setinggi carina (window paru) menunjukan adanya pneumatocele besar pada paru
kanan yang menarik fissura paru. Kavitas tersebut berisi hematom yang persisten selama
berbulan-bulan dan tampak seperti tumor paru.
41. KONTUSIO PARU DAN LASERASI PARU
A, Rontgen thoraks menunjukan bayangan opak pada paru kanan yang
sesuai dengan kontusio paru
B, CT Scan menunjukan multifocal kontusio paru dan laserasi pada paru kanan
C, Lebih ke inferiornya , CT Scan menunjukan laserasi paru yang besar disertai
perdarahan yang tidak terlihat pada rontgen thoraks sebelumnya.
42. RUPTUR DIAFRAGMA
• RUPTUR DIAFRAMA SERING BERHUBUNGAN DENGAN CEDERA BERAT
LAINNYA DAN DITEMUKAN PADA 1-6% DARI KASUS TRAUMA
TUMPUL YANG BERAT.
• ANGKA KEMATIANNYA TINGGI KARENA BERHUBUNGAN DENGAN
CEDERA BERAT LAINNYA.
• RUPTUR DIAFRAGMA PALING SERING PADA SISI KIRI KARENA
SECARA TIDAK LANGSUNG HEPAR MEMPUNYAI EFEK PROTEKSI PADA
HEMIDIAFRAGMA KANAN.
• RUPTUR DIAFRAGMA KANAN BISA SAJA TIDAK TERDIAGNOSA PADA
AWAL PEMERIKSAAN DISEBABKAN HERNIASI HATI ATAU LIMPA SULIT
TERDIAGNOSA PADA RONTGEN THROAKS.
43. RUPTUR DIAFRAGMA
• SEBANYAK 2/3 KASUS RUPTUR DIAFRAGMA TIDAK TERDIAGNOSA
PADA RONTGEN AWAL, TETAPI SEBENARNYA MUDAH DIKENALI
APABILA CEDERANYA BARU TERJADI, ROBEKANNYA CUKUP BESAR
DAN TERJADI PADA DIAFRAGMA KIRI YANG MEMBUAT USUS ATAU
LAMBUNG MEMASUKI HEMITHORAKS.
• DIAGNOSIS YANG TERTUNDA AKAN MENINGKATKAN RESIKO
KEMATIAN DARI USUS YANG MENGALAMI STRANGULASI ATAU
OBSTRUKSI.
• RONTGEN THORAKS DENGAN KONTRAS ORAL SEBENARNYA BISA
MEMBANTU MENEGAKKAN DIAGNOSIS TERUTAMA PADA RUPTUR
DIAFRAGMA KIRI.
44. RUPTUR DIAFRAGMA KIRI• RONTGEN THORAKS MENUNJUKAN
PERSELUBUNGAN OPAK HOMOGEN
BERKONTUR OBLIQ PADA
PARAKARDIAL KIRI (PANAH HITAM).
NORMAL KONTUR DIAFRAGMA KIRI
TIDAK TAMPAK.
• TAMPAK PULA MULTIPLE BILATERAL
FRAKTUR COSTA DAN
PNEUMOTHORAKS KANAN ATAS
(PANAH PUTIH).
• BAYANGAN INFILTRAT PADA PADA
LOBUS BAWAH KANAN DAN PERIHILER
KIRI = KONTUSIO PARU
45. RUPTUR DIAFRAGMA KIRI
B, Pada rontgen posisi RLD tampak air-fluid level pada parakardial kiri
C, Kontras yang dimasukan melalui selang nasogastric mengkonfirmasi gaster yang memasuki
hemithorak kiri melalui robekan diafragma kiri.
46. RUPTUR DIAFRAGMA KIRI
A, CT Scan menunjukan adanya koleksi cairan pada anterior parenkim paru kiri disertai
multiple fraktur costa dan subcutaneus emphysema.
B, CT Scan setelah post kontras oral menggunakan selang nasogastric menunjukan koleksi
cairan tersebut sebagai gaster.
C, Slice inferiornya menunjukan gaster yang masuk ke hemithoraks melalui robekan
diafragma kiri (collar sign).
47. RUPTUR DIAFRAGMA KANAN
A, Rontgen thoraks menunjukan kolaps paru kanan yang diakibatkan intubasi cabang utama bronkus.
“Deep sulcus” sign (panah hitam) sebagai tanda pneumothoraks, tampak pula “collar” sign sekitar hepar
yang berherniasi melalui ruptur diafragma kanan.
B, Coronal CT Scan mengkonfirmasi ruptur diafragma kanan disertai herniasi hepar ke rongga thoraks.
Tampak “collar” sign (panah putih ).
48. PNEUMOPERICARDIUM
• PNEUMOPERICARDIUM BIASANYA DISEBABKAN TRAUMA PENETRASI.
• BAYANGAN UDARA AKAN TAMPAK PADA KONTUR JANTUNG .
• TIDAK SEPERTI PNEUMOMEDIASTINUM, UDARA DI DALAM PERICARDIUM
AKAN BERGESER PADA PERUBAHAN POSISI PASIEN.
49. PNEUMOPERICARDIUM
• THORAKS AP POSISI SUPINE
MENUNJUIKAN BAYANGAN LUSEN
UDARA DISEKITAR APEKS JANTUNG
(PANAH PUTIH)
• TAMPAK PULA PNEUMOTHORAKS
KANAN (PANAH HITAM)
50. TAMPONADE JANTUNG
• HEMOPERICARDIUM BISA DISEBABKAN OLEH TRAUMA TUMPUL, TETAPI BIASANYA
DISEBABKAN TRAUMA PENETRASI.
• SELANJUTNYA TAMPONADE JANTUNG BISA MUNCUL DAN MENGANCAM
NYAWA.
• RONTGEN THORAKS AWAL SERINGNYA TAMPAK NORMAL, MAKA GEJALA KLINIS
LEBIH DIUTAMAKAN UNTUK MENEGAKKAN DIAGNOSIS.
• RONTGEN THORAKS SERIAL BISA MEMBANTU MENEGAKKAN DIAGNOSIS
DENGAN MELIHAT PEMBESARAN JANTUNG YANG SECARA SIGNIFIKAN
BERTAMBAH SEIRING WAKTU BERJALAN
51. TAMPONADE JANTUNG
• ECHOCARDIOGRAPHY JUGA DAPAT MENGKONFIRMASI ADANYA CAIRAN PERICARDIAL.
• CT SCAN DAPATMENUNJUKAN KOLEKSI CAIRAN DISEKIITAR JANTUNG, PERIPORTAL EDEMA,
DELAY KONTRAS MEMAMASUKI BILIK JANTUNG DAN DISTENSI VENA CAVA INFERIOR , VENA
HEPATIKADAN VENA RENALIS.
52. TRAUMA AORTA
RUPTUR AORTA :
• 8% YANG MENGALAMI ROBEKAN LENGKAP AKAN LANGSUNG
MENINGGAL
• 50% YANG MENGALAMI ROBEKAN TIDAK LENGKAP APABILA TIDAK
SEGERA DI OPERASI AKAN MENGALAMI ROBEKAN COMPLETE
DALAM 24 JAM
53. GAMBARAN RADIOLOGI RUPTUR AORTA
• LEBAR MEDIASTINUM AKAN MENINGGKAT LEBIH DARI 8 CM
• PELEBARAN MEDIASTINUM LEBIH DARI 25% APABILA
DIBANDINGKAN DENGAN UKURAN VERTEBRA THORAKA L SETINGGI
ARKUS AORTA
• DEVIASI TRAKEA DAN SELANG NASOGASTRIC KE KANAN
• CABANG UTAMA BRONKHUS KIRI TERTEKAN
55. CEDERA AORTA
A, CT Scan menunjukan jaringan lunak abnormal pada anterior
mediastinum yang sesuai dengan hematom.
B, CT Scan pasien yang berbeda menunjukan kontur yang abnormal pada
arkus aorta .
56. CEDERA AORTA
C, CT Scan menunjukan hematom pada posterior mediastinum yang
menyelimuti aorta, tetapi aorta sendiri tampak normal. Tampak pula fraktur
vertebra thorakal.
D, CT Scan pasien lainnya menunjukan jaringan lunak bentuk oval pada
proksimal aorta desendens dan tampak pula defek intraluminal diantara
57. CEDERA AORTA
E, CT Scan menunjukan pseudoaneurisma kecil pada dinding anterior proksimal dari aorta
desendens. Kontur aorta yang abnormal, hematom mediastinum periaorta dan lokasi yang
klasik menegakkan diagnosis cedera aorta.
F, CT Scan pasien lain menunjukan ruptur aorta dengan kontras yang diluar aorta, tampak
pula hemothoraks kiri. Pada kasus transeksi aorta ini harus segera di operasi karena kematian
sangat dekat.
58. KESIMPULAN
• 25% KEMATIAN PADA KASUS TRAUMA DISEBABKAN TRAUMA THORAKS
• RONTGEN THORAKS SEBAGAI SALAH SATU DARI “TRAUMA SERIES” (RONTGEN
THORAKS, PELVIS DAN VERTEBRA CERVICAL) ADALAH PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK RADIOLOGI PRIMER PADA SEMUA KASUS TRAUMA
• COMPUTED TOMOGRAPHY (CT) SCAN TELAH MENJADI IMEJING MODALITAS
PILIHAN UNTUK SEMUA KASUS TRAUMA YANG SECARA HEMODINAMIKNYA
STABIL
• DENGAN KELEBIHAN TEKNOLOGI CT SCAN , BUKAN TIDAK MUNGKIN
DIKEMUDIAN HARI CT SCAN AKAN MENGGANTIKAN “TRAUMA SERIES” SEBAGAI
PEMERIIKSAAN AWAL/PRIMER
25% kematian pada kasus trauma disebabkan trauma thoraks
Trauma thoraks :
Trauma tumpul 90% dari kasus trauma thoraks paling sering disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas serta jatuh dari ketinggian
Trauma tembus meskipun hanya 10%, tetapi sebenarnya mempunyai angka prevalensi yang cukup tinggi pada daerah perkotaan
Pada trauma tembus, yang mempunyai resiko utama adalah struktur vaskuler sepanjang dinding thoraks yang tertembus oleh suatu objek atau benda.
Rontgen thoraks sebagai salah satu dari “trauma series” (rontgen thoraks, pelvis dan vertebra cervical) adalah pemeriksaan diagnostik radiologi primer pada semua kasus trauma
“Trauma series” dapat digunakan untuk mengidentifikasi trauma yang potensial mengancam nyawa secara singkat seperti tension Pneumothoraks atau yang muncul kemudian, yang bisa saja disebabkan oleh pemasangan “tube” pada saat resusitasi, contohnya tindakan intubasi untuk pemasangan endoTrakeal tube (ETT)
Meskipun rontgen thoraks masih menjadi pilihan untuk imejing diagnostik primer, Computed Tomography (CT) Scan telah menjadi imejing modalitas pilihan untuk semua kasus trauma yang secara hemodinamiknya stabil
CT Scan saat ini mempunyai keunggulan dalam kecepatan, keakuratan dan sebagian besar memiliki utilitas yang mumpuni dalam volumetric scan seperti spiral, helical ct bahkan multidetector CT (MDCT) yang mempunyai keuntungan tersendiri dalam mengevaluasi kasus trauma
Pemeriksaan ct scan saat ini telah menjadi suatu hal yang rutin, terutama untuk pasien dengan multitrauma bahkan pada pasien yang pada pemeriksaan Rontgen thoraks awalnya tidak ditemukan apa-apa
Pemeriksaan ct scan thoraks dilaksanakan tanpa kontras dan menggunakan kontras intravena yang disuntikan menggunakan injector dengan rate 2-3 ml/sec dengang slice 1-5 mm
Dengan kelebihan teknologi ct scan , bukan tidak mungkin dikemudian hari ct scan akan menggantikan “trauma series” sebagai pemeriiksaan awal/primer
Yang mengancam nyawa pada trauma thoraks :
Ruptur Trakea
Tension Pneumothoraks
Hematothoraks
Tamponade jantung
Transeksi aorta
Trauma thoraks yang sering dan jarang teridentifikasi oleh CT Scan
Sering Jarang
Pneumothoraks Fraktur sternum
Contusio paru Cedera diaphragma
Fraktur costa Cedera vaskuler
Hematothoraks Fraktur Bronkhus
Fraktur spinal
Fraktur costa
Lokasi Hubungan atau Komplikasi
3 pasang pertama Cedera spinal atau vaskuler, Ruptur tracheobronchial
3 pasang terakhir Cedera hepar, limpa dan ginjal
Fraktur Multiple “Flail chest”
Pada thoraks pa tegak tampak fraktur multiple pada costa bagian atas dan efusi pleura kanan bawah
Tampak juga Pneumothoraks kanan yang telah di tindaklanjuti dengan pemasangan “Chest Tube Thoracostomy” (CTT)
Fraktur costa bagian bawah meningkatkan kecurigaan akan adanya trauma limpa, hepar atau ginjal dan harus segera dilaksanakan CT Scan abdomen untuk mengevaluasinya.
Ro thoraks ap menunjukan multiple fraktur costa bagian bawah dan emphysema subcutis sepanjang dinding lateral bawah thoraks kiri
hemidiaphragm a kiri tidak tampak disebabkan efusi pleura dan atelektasis lobus bawah paru kiri
Meningkatkan kecurigaan adanya trauma limpa
Ct scan post kontras menunjukan lesi hipodens multiple berbatas tegas tepi ireguler pada limpa.
Tampak juga hematothoraks terlihat pada posterior hemithoraks kiri.
Fraktur costa multiple yang melibatkan lebih dari 3 iga yang berdekatan atau single fraktur yang melibatkan 5 iga yang berurutan dapat menyebabkan terjadinya flail chest.
Kesulitan bernafas yang sangat berat bisa muncul disebabkan oleh pergerakan paradoxical dari segmen yang flail (melayang) selama proses pernapasan.
Thoraks AP menunjukan fraktur multiple segmental costa kiri, tampak juga Pneumothoraks kanan dan kontusio pada kedua paru.
Rekonstruksi CT Scan 3D pada posisi posterior menunjukan multiple bilateral fraktur costa posterior yang mengkonfirmasikan adanya bilateral flail chest.
Extrapleural hematom sering menyertai fraktur costa
Pada foto thoraks, hematom tampak sebagai perselubungan fokal berlobulasi dan memiliki tepi yang cembung dengan paru-paru
Tidak seperti efusi pleura, hematom ini tidak berubah posisinya pada perubahan posisi pasien
Extrapleural hematom pada bagian atas bisa disebabkan oleh perdarahan pembuluh darah subclavian yang diakibatkan trauma atau pasca pemasangan internal jugular central line.
Panah menunjukan adanya perselubungan opak (hematom) pada extra pleura kiri atas yang muncul pasca pemasangan internal jugular central line
Tampak pula kontusio paru bilateral yang masif pada kedua paru
Fraktur sternum terjadi sekitar 10% dari kasus trauma thoraks dan bisa dihubungkan dengan cedera pada pembuluh darah mediastinum atau kontusio myocard.
Fraktur sternum dapat di diagnosa pada Rontgen thoraks posisi lateral.
Sementara 3D CT Scan dengan mudah dapat menunjukan fraktur sternum dan dislokasi sternoclavicular joint disertai dengan derajat dislokasi frakturnya.
Kebanyakan dislokasi fraktur yang terjadi adalah ke arah anterior, dan sedikit sekali menunjukan gejala klinis yang jelas.
Semetara pada dislokasi fraktur ke posterior harus diwaspadai terjadinya cedera pada pembuluh darah sekitar, trahea dan esophagus.
A, Thoraks lateral menunjukan fraktur dislokasi sternal disertai overlaping fragmen fraktur pada distal sternomanubrial junction.
B, Foto 3D pada CT Scan menunjukan fraktur sepanjang manubrium.
Sering terjadi pada trauma thoraks dengan kecepatan tinggi dimana 30% kasus memiliki cedera spinal
10% kasus cedera spinal memiliki multiple fraktur pada vertebra torakalis
60% fraktur dislokasi vertebra torakalis berhubungan dengan defek neurologi
10% cedera spinal cord terjadi setelah masuk rumah sakit
Identifikasi awal dari fraktur spinal bisa mencegah terjadinya cedera spinal yang ireversibel.
Rontgen vertebra torakalis tidak perlu dilakukan pada pasien trauma yang telah di CT Scan thoraks menggunakan volumetric.
Penelitian menunjukan bahwa posisi coronal dan sagital pada CT Scan lebih sensitif , spesifik dan akurat untuk mendeteksi dan menggambarkan cedera spinal.
Kebayakan fraktur dislokasi terjadi pada torakolumbal junction.
Sagittal dan 3D CT Scan menunjukan fraktur kompresi pada Torakal 12 disertai subluksasi yag menyebabkan penekanan sebesar 50% pada kanalis spinalis.
Cedera tracheobronchial sering berhubungan dengan fraktur atau dislokasi bagian atas rongga thoraks
Robekan bisa parsial atau lengkap.
Sebanyak 80% kasus ruptur bronkhial terjadi pada ketinggian 2,5 cm dari carina.
Ruptur pada sisi kanan lebih sering terjadi pada sisi kiri dan kebanyakan kasus menimbulkan Pneumothoraks.
Pneumomediastinum ditemukan pada cedera yang terjadi pada cabang utama bronkhus kiri.
Ruptur bronkhial yang terjadi dekat dengan rongga pleura akan membuat terjadinya Pneumothoraks yang biasanya besar dan gagal membaik meskipun telah dipasang CTT, dimana ini disebabkan kebocoran udara yang persisten.
Tanda-tanda Diagnostik Ruptur Trakea dan cabang utama Bronkhus
“Fallen lung”
Persistent Pneumothoraks
Pneumomediastinum
“Fallen lung” akan tampak pada robeknya cabang utama bronkhus dengan lengkap.
Segmen paru yang menempel pada cabang utama bronkhus yang robek akan jatuh ke arah inferior dan lateral pada dasar hemithoraks.
Ini akan berlawanan dengan Pneumothoraks yang disebabkan robekan parsial bronchial dimanan paru akan kolaps ke arah medial dan central dari tempat menempelnya.
Pada kedua kasus, paru-paru akan gagal mengembang pada pasca pemasangan CTT.
Apabila terjadi persisten atelektasis lobaris atau udara yang terjebak pada paru yang cedera, perlu dicurigai adanya robekan bronkial parsial yang tidak mempunyai gejala klinis.
Thoraks tegak ap, tampak Pneumothoraks besar pada sisi kiri yang persisten meskipun telah terpasang Water Seal Drainage (WSD) tube.
Tampak Pneumothoraks kecil atas kanan (panah).
subcutaneous emphysema juga terlihat pada dinding kiri thoraks.
Terlihat pula multiple fraktur costa kiri dan dislokasi sternoclavicular kiri.
Tanda-tanda pada rontgen thoraks posisi supine yang mengidentifikasi kan adanyaPneumothoraks
“Deep sulcus” sign
hemithoraks yang hiperlusen
Kontur diaphragma tampak dobel
Kontur mediastinal dan kardiak tampak tajam (pada daerah cardiophrenic (kanan ) dan cardiac apex (kiri))
Rontgen thoraks PA menunjukan Pneumothoraks besar pada hemithoraks kiri disertai bayangan paru kiri yang kolaps
A, Thoraks AP menunjukan pasien yang berbaring pada trauma board, tampak “deep sulcus” sign (panah) pada hemithoraks kanan yang terlihat pada pasien dengan posisi supine.
B, Dibuktikan pada CT Scan menunjukan adanya Pneumothoraks kanan.
Tanda tension Pneumothoraks
Mendatarnya hemidiafragma pada sisi yang pneumothoraks
Melebarnya sela costa pada sisi yang pneumotoraks
Terdorongnya organ mediastinal ke sisi yang berlawanan
Thoraks PA menunjukan pneumothoraks kanan yang besar disertai mendatarnya hemidiafragma kanan dan terdorongnya organ mediastinumke kiri
Pneumomediastinum sering di temukan setelah trauma tumpul
Pneumomediastinum lebih mudah di identifikasi menggunakan CT Scan
A, Thoraks AP menunjukan bayangan lusen pada superior mediastinum dan penajaman batas kiri jantung
B, CT Scan menunjukan bayangan udara yang mengelilingi struktur mediastinum.
A, CT Scan coronal menunjukan pneumothoraks kanan yang persisten meskipun telah dipasang WSD tube, pneumotoraks kiri yang kecil, pneumomediastinum dan emphysema subkutis.
B, Pada CT Scan axial menunjukan adanya avulsi pada cabang utama bronkhus utama kanan .
Kontusio paru adalah cedera parenkim yang paling sering, biasanya muncul 6 jam pasca trauma thoraks.
Biasanya akan sembuh setelah 72 jam pasca trauma.
Kontusio paru tampak sebagai perselubungan opak yang tidak segmental.
Kontusio paru bisa multifocal, soliter, unilateral atau bilateral.
Kadang-kadang kontusio paru yang berat bisa menimbulkan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS).
A, Rontgen thoraks menunjukan perselubungan opak bilateral pada lapang tengah paru kanan dan lapang atas dan tengah paru kiri dan fraktur dislokasi pada clavicula kanan.
B, 6 hari kemudian tampak perselubungan opak tersebut telah hilang, tetapi tampak perselubungan opak yang persisten pada lobus bawah paru kanan yang disebabkan atelaktasis.
Trauma thoraks yang berat bisa menyebabkan cedera pada parenkim paru yang akhirnya menyebabkan terjadinya laserasi paru.
Laserasi paru biasanya diikuti kontusio paru. Gambarannya berupa bayangan lusen disertai pseudomembran di sekelilingnya membentuk gambaran pneumatocele.
Perdarahan di dalam kavitas tersebut bisa memproduksi gas-fluid level atau air-crescent sign jika darah telah membeku atau clotting.
Pneumatocele mudah dikenali pada CT Scan.
Pneumatoceles yang terbentuk setelah perdarahan paru yang membaik biasanya berukuran kecil (<5 mm).
Biasanya laserasi paru sembuh dalam hitungan minggu, tetapi hematom bisa memunculkan nodul soliter yang persisten selama berbulan-bulan.
Tidak adanya riwayat penyakit yang jelas, bisa saja terdiagnosa sebagai tumor paru ganas.
A, Pasca trauma thoraks rontgen thoraks PA menunjukan bayangan opak pada lobus bawah paru kanan dengan bayangan lusen ditengahnya disertai efusi pleura minimal kanan. Gambaran ini menyerupai abses paru atau tumor paru.
B, CT scan setinggi carina (window paru) menunjukan adanya pneumatocele besar pada paru kanan yang menarik fissura paru. Kavitas tersebut berisi hematom yang persisten selama berbulan-bulan dan tampak seperti tumor paru.
A, Rontgen thoraks menunjukan bayangan opak pada paru kanan yang sesuai dengan kontusio paru
B, CT Scan menunjukan multifocal kontusio paru dan laserasi pada paru kanan
C, Lebih ke inferiornya , CT Scan menunjukan laserasi paru yang besar disertai perdarahan yang tidak terlihat pada rontgen thoraks sebelumnya.
Ruptur diaframa sering berhubungan dengan cedera berat lainnya dan ditemukan pada 1-6% dari kasus trauma tumpul yang berat.
Angka kematiannya tinggi karena berhubungan dengan cedera berat lainnya.
Ruptur diafragma paling sering pada sisi kiri karena secara tidak langsung hepar mempunyai efek proteksi pada hemidiafragma kanan.
Ruptur diafragma kanan bisa saja tidak terdiagnosa pada awal pemeriksaan disebabkan herniasi hati atau limpa sulit terdiagnosa pada rontgen throaks.
Sebanyak 2/3 kasus ruptur diafragma tidak terdiagnosa pada rontgen awal, tetapi sebenarnya mudah dikenali apabila cederanya baru terjadi, robekannya cukup besar dan terjadi pada diafragma kiri yang membuat usus atau lambung memasuki hemithoraks.
Diagnosis yang tertunda akan meningkatkan resiko kematian dari usus yang mengalami strangulasi atau obstruksi.
Rontgen thoraks dengan kontras oral sebenarnya bisa membantu menegakkan diagnosis terutama pada ruptur diafragma kiri.
Rontgen thoraks menunjukan perselubungan opak homogen berkontur obliq pada parakardial kiri (panah hitam). Normal kontur diafragma kiri tidak tampak.
Tampak pula multiple bilateral fraktur costa dan pneumothoraks kanan atas (panah putih).
Bayangan infiltrat pada pada lobus bawah kanan dan perihiler kiri = kontusio paru
B, Pada rontgen posisi RLD tampak air-fluid level pada parakardial kiri
C, Kontras yang dimasukan melalui selang nasogastric mengkonfirmasi gaster yang memasuki hemithorak kiri melalui robekan diafragma kiri.
A, CT Scan menunjukan adanya koleksi cairan pada anterior parenkim paru kiri disertai multiple fraktur costa dan subcutaneus emphysema.
B, CT Scan setelah post kontras oral menggunakan selang nasogastric menunjukan koleksi cairan tersebut sebagai gaster.
C, Slice inferiornya menunjukan gaster yang masuk ke hemithoraks melalui robekan diafragma kiri (collar sign).
A, Rontgen thoraks menunjukan kolaps paru kanan yang diakibatkan intubasi cabang utama bronkus. “Deep sulcus” sign (panah hitam) sebagai tanda pneumothoraks, tampak pula “collar” sign sekitar hepar yang berherniasi melalui ruptur diafragma kanan.
B, Coronal CT Scan mengkonfirmasi ruptur diafragma kanan disertai herniasi hepar ke rongga thoraks. Tampak “collar” sign (panah putih ).
Pneumopericardium biasanya disebabkan trauma penetrasi.
Bayangan Udara akan tampak pada kontur jantung .
Tidak seperti pneumomediastinum, udara di dalam pericardium akan bergeser pada perubahan posisi pasien.
Hemopericardium bisa disebabkan oleh trauma tumpul, tetapi biasanya disebabkan trauma penetrasi.
Selanjutnya tamponade jantung bisa muncul dan mengancam nyawa.
Rontgen thoraks awal seringnya tampak normal, maka gejala klinis lebih diutamakan untuk menegakkan diagnosis.
Rontgen thoraks serial bisa membantu menegakkan diagnosis dengan melihat pembesaran jantung yang secara signifikan bertambah seiring waktu berjalan
Echocardiography juga dapat mengkonfirmasi adanya cairan pericardial.
Echocardiography juga dapat mengkonfirmasi adanya cairan pericardial.
CT Scan dapatmenunjukan koleksi cairan disekiitar jantung, periportal edema, delay kontras memamasuki bilik jantung dan distensi vena cava inferior , vena hepatikadan vena renalis.
Ruptur aorta :
8% yang mengalami robekan lengkap akan langsung meninggal
50% yang mengalami robekan tidak lengkap apabila tidak segera di operasi akan mengalami robekan complete dalam 24 jam
Lebar mediastinum akan meninggkat lebih dari 8 cm
Pelebaran mediastinum lebih dari 25% apabila dibandingkan dengan ukuran vertebra thoraka l setinggi arkus aorta
Deviasi trakea dan selang nasogastric ke kanan
Cabang utama bronkhus kiri tertekan
Rontgen thoraks AP menunjukan pelebaran mediastinum
A, CT Scan menunjukan jaringan lunak abnormal pada anterior mediastinum yang sesuai dengan hematom.
B, CT Scan pasien yang berbeda menunjukan kontur yang abnormal pada arkus aorta .
C, CT Scan menunjukan hematom pada posterior mediastinum yang menyelimuti aorta, tetapi aorta sendiri tampak normal. Tampak pula fraktur vertebra thorakal.
D, CT Scan pasien lainnya menunjukan jaringan lunak bentuk oval pada proksimal aorta desendens dan tampak pula defek intraluminal diantara kontras yang mengkonfirmasi adanya cedera aorta..
E, CT Scan menunjukan pseudoaneurisma kecil pada dinding anterior proksimal dari aorta desendens. Kontur aorta yang abnormal, hematom mediastinum periaorta dan lokasi yang klasik menegakkan diagnosis cedera aorta.
F, CT Scan pasien lain menunjukan ruptur aorta dengan kontras yang diluar aorta, tampak pula hemothoraks kiri. Pada kasus transeksi aorta ini harus segera di operasi karena kematian sangat dekat.
Kesimpulan
25% kematian pada kasus trauma disebabkan trauma thoraks
Rontgen thoraks sebagai salah satu dari “trauma series” (rontgen thoraks, pelvis dan vertebra cervical) adalah pemeriksaan diagnostik radiologi primer pada semua kasus trauma
Computed Tomography (CT) Scan telah menjadi imejing modalitas pilihan untuk semua kasus trauma yang secara hemodinamiknya stabil
Dengan kelebihan teknologi ct scan , bukan tidak mungkin dikemudian hari ct scan akan menggantikan “trauma series” sebagai pemeriiksaan awal/primer