SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Kelas: XI A4 (じゅういちねんせい)
ナマ: イプトウパンデアグスアスマラウィデイア
ナ サプテラ(01(いち))
ニマデインテンクスマデウィ(19(じゅうき
ゅ)
SMA NEGERI 1 TABANAN
Tahun Ajaran 2012/2013
Kebudayaan Jepang (nihonno
bunKa)
Negara maju seperti Jepang sampai sekarang masih mempertahaankan kebudayaan
tradisional dan modernnya sampai saat ini. Bahkan kebudayaan tersebut mampu menarik
minat para wisatawan yang penasaran dengan kebadayaan negara Jepang yang unik. Berikut
ini beberapa kebudayaan yang cukup terkenal di Jepang:
1. KABUKI
Kabuki adalah drama
tradisional Jepang yang
pemainnya laki-laki semua,
meskipun perannya seorang
wanita, tetap dimainkan
oleh laki-laki. Dialog yang
digunakan pada kabuki
susah untuk dimengerti bagi
orang Jepang, karena
menggunakan bahasa kuno.
2. NOH
Noh adalah bentuk teater musikal yang tertua
di Jepang. Penceritaan tidak hanya dilakukan dengan
dialog tapi juga dengan utai (nyanyian), hayashi
(iringan musik), dan tari-tarian. Ciri khas lainnya
adalah sang aktor utama yang berpakaian kostum
sutera bersulam warna-warni, dan mengenakan
topeng kayu berlapis lacquer. Topeng-topeng itu
menggambarkan tokoh-tokoh seperti orang yang
sudah tua, wanita muda atau tua, dewa, hantu, dan
anak laki-laki.
3. KYOGEN
Kyogen adalah sebuah bentuk teater
klasik lelucon yang dipagelarkan dengan aksi
dan dialog yang amat bergaya. Ditampilkan di
sela-sela pagelaran noh, meski sekarang
terkadang ditampilkan secara tunggal.
4. BUNRAKU
Bunraku yang menjadi populer sekitar akhir abad ke-
16, merupakan jenis teater boneka yang dimainkan dengan
iringan nyanyian bercerita dan musik yang dimainkan dengan
shamisen (alat musik petik berdawai tiga). Bunraku dikenal
sebagai salah satu bentuk teater boneka yang paling halus di
dunia.
5. IKEBANA
Ikébana (生花) adalah seni merangkai bunga yang
memanfaatkan berbagai jenis bunga, rumput-
rumputan dan tanaman dengan tujuan untuk
dinikmati keindahannya. Ikebana berasal dari Jepang
tapi telah meluas ke seluruh dunia. Dalam bahasa
Jepang, Ikebana juga dikenal dengan istilah kadō (華
道 ka, bunga; do, jalan kehidupan) yang lebih menekankan pada aspek seni untuk
mencapai kesempurnaan dalam merangkai bunga.
6. CHANOYU
Upacara minum teh (茶道 sadō, chadō, jalan teh) adalah ritual tradisional Jepang
dalam menyajikan teh untuk tamu. Pada zaman dulu disebut chatō (茶の湯) atau cha no
yu. Upacara minum teh yang diadakan di luar ruangan disebut nodate.
Teh disiapkan secara khusus oleh orang yang mendalami seni upacara minum teh
dan dinikmati sekelompok tamu di ruangan khusus untuk minum teh yang disebut
chashitsu. Tuan rumah juga bertanggung jawab dalam mempersiapkan situasi yang
menyenangkan untuk tamu seperti memilih lukisan dinding (kakejiku), bunga (chabana),
dan mangkuk keramik yang sesuai dengan musim dan status tamu yang diundang.
Teh bukan cuma dituang dengan air panas dan diminum, tapi sebagai seni dalam
arti luas. Upacara minum teh mencerminkan kepribadian dan pengetahuan tuan rumah
yang mencakup antara lain tujuan hidup, cara berpikir, agama, apresiasi peralatan
upacara minum teh dan cara meletakkan benda seni di dalam ruangan upacara minum teh
(chashitsu) dan berbagai pengetahuan seni secara umum yang bergantung pada aliran
upacara minum teh yang dianut.
Seni upacara minum teh memerlukan pendalaman selama bertahun-tahun dengan
penyempurnaan yang berlangsung seumur hidup. Tamu yang diundang secara formal
untuk upacara minum teh juga harus mempelajari tata krama, kebiasaan, etiket meminum
teh dan menikmati makanan kecil yang dihidangkan.
Pada umumnya, upacara minum teh menggunakan teh bubuk matcha yang dibuat
dari teh hijau yang digiling halus. Upacara minum teh menggunakan matcha disebut
matchadō, sedangkan bila menggunakan teh hijau jenis sencha disebut senchadō.
Dalam percakapan sehari-hari di Jepang, upacara minum teh cukup disebut
sebagai ocha (teh). Istilah ocha no keiko bisa berarti belajar mempraktekkan tata krama
penyajian teh atau belajar etiket sebagai tamu dalam upacara minum teh.
7. Hanami ( Pesta Melihat Bunga Sakura)
Hanami (hana wo miru = melihat
bunga) atau ohanami adalah tradisi Jepang
dalam menikmati keindahan bunga,
khususnya bunga sakura. Mekarnya bunga
sakura merupakan lambang kebahagiaan
telah tibanya musim semi. Selain itu,
hanami juga berarti piknik dengan
menggelar tikar untuk pesta makan-makan
di bawah pohon sakura untuk bergembira
bersama, minum sake, makan makanan
khas Jepang, dan lain-lain layaknya pesta
kebun. Yang datang adalah kelompok
keluarga, kelompok perusahaan,
organisasi, sekolah dan lain-lain. Perayaan dimulai akhir Maret atau awal April. Menurut
kisah sejarah, kebiasaan hanami dipengaruhi oleh raja-raja Cina yang gemar menanam
pohon plum di sekitar istana mereka. Di Jepang para bangsawanpun kemudian mulai
menikmati bunga Ume (plum). Namun pada abad ke-8 atau awal periode Heian, obyek
bunga yang dinikmati bergeser ke bunga sakura. Dikisahkan pula bahwa Raja Saga di era
Jepang dahulu gemar menyelenggarakan pesta hanami di taman Shinsenen di Kyoto.
Para bangsawanpun menikmati hanami di berbagai istana mereka, dan para petani masa
itu melakukannya dengan mendaki gunung terdekat di awal musim semi untuk
menikmati bunga sakura yang tumbuh disana sambil `tidak lupa membawa bekal untuk
makan siang. Hingga kini hanami menjadi kebiasaan yang mengakar di seluruh
masyarakat Jepang dan telah di terima sebagai salah satu kekhasan bangsanya. Khusus di
daerah Kansai dan Jepang Barat, tempat-tempat unggulan untuk ber-hanami adalah
Arashiyama di Kyoto, Yoshino di Nara, taman disekitar OsakaCastle dan Taman
Shukugawa di Nishinomiya, Prefektur Hyogo. Waktu bunga sakura bermekaran di
pohonnya berbeda-beda dari satu daerah ke daerah lainnya, dimulai dari daerah paling
selatan. Tapi rata-rata mekar dari akhir Maret hingga awal April (kecuali di Okinawa dan
Hokkaido). Dengan demikian pesta memandang dan menikmati sakura juga berlainan
waktunya dari satu daerah ke daerah lainnya. Prakiraan pergerakan mekarnya bunga
sakura disebut garis depan bunga sakura (sakurazensen). Prakiraan ini dikeluarkan oleh
direktorat meteorologi dan berbagai badan yang berurusan dengan cuaca. Saat
melakukan hanami di suatu tempat adalah ketika semua pohon sakura yang ada di tempat
tersebut bunganya sudah mekar semua.
8. Obon dan Bon Odori
Bon atau Obon adalah perayaan ritual agama Budha yang diselenggarakan pada
pertengahan bulan Agustus sekitar tanggal 13-15 Agustus. Perayaan ini dimaksudkan
untuk menyambut kedatangan para arwah nenek moyang ke rumah dengan dipandu oleh
kuda-kudaan yang terbuat dari buah-buahan misim panas, yang disimpan di depan pintu
masuk di setiap rumah. Pendeta muda berkeliling ke tiap-tiap rumah dan bersama-sama
melakukan upacara keagamaan di depan tempat pemujaan. Sedangkan Toronagashi
dimyalakan pada tanggal 16 Agustus untuk mengantar arwah tersebut kembali kedunia
kematian.
Bon Odori merupakan tarian pada perayaan Obon, yang biasa dilakukan oleh
masyarakat di seluruh Jepang. Pada waktu Bon Odori Bail laki-laki maupum perempuan,
anak-anak maupun dewasa semua mengenakan yukata yaitu kimino katun untuk musim
panas dengan diiringi irama bedug yang disebut Yagura.
Selama berlangsungnya Obon, banyak toko-toko, restaurant, bahkan kantor-kantor
yang libur. Pada kesempatan ini mereka pulang ke kampung halaman bersama keluarga.
9. Samurai
Istilah samurai ( 侍 ), pada awalnya
mengacu kepada “seseorang yang mengabdi
kepada bangsawan”. Pada zaman Nara, (710 –
784), istilah ini diucapkan saburau dan
kemudian menjadi saburai. Selain itu terdapat
pula istilah lain yang mengacu kepada samurai
yakni bushi. Istilah bushi ( 武 士 ) yang berarti
“orang yang dipersenjatai kaum militer”,
pertama kali muncul di dalam Shoku Nihongi ( 続日本紀 ), pada bagian catatan itu
tertulis “secara umum, rakyat dan pejuang (bushi) adalah harta negara”. Kemudian
berikutnya istilah samurai dan bushi menjadi sinonim pada akhir abad ke-12 (zaman
Kamakura). Namun selain itu dalam sejarah militer Jepang, terdapat kelompok samurai
yang tidak terikat atau mengabdi kepada seorang pemimpin/atasan yang dikenal dengan
rōnin ( 浪人 ).
10.Shogun (Sei-i Taishōgun)
Shogun (将軍 Shōgun) adalah istilah bahasa
Jepang yang berarti jenderal. Dalam konteks sejarah
Jepang, bila disebut pejabat shogun maka yang
dimaksudkan adalah Sei-I Taishōgun (征夷大将軍)
yang berarti Panglima Tertinggi Pasukan Ekspedisi
melawan Orang Biadab (istilah "Taishōgun" berarti
panglima angkatan bersenjata). Sei-i Taishōgun
merupakan salah satu jabatan jenderal yang dibuat
di luar sistem Taihō Ritsuryō. Jabatan Sei-i Taishōgun dihapus sejak Restorasi Meiji.
Walaupun demikian, dalam bahasa Jepang, istilah shōgun yang berarti jenderal dalam
kemiliteran tetap digunakan hingga sekarang.
11.BAJU TRADISIONAL JEPANG
1) Kimono
Kimono ( 着 物 ) adalah pakaian
tradisional Jepang. Arti harfiah kimono
adalah baju atau sesuatu yang dikenakan (ki
berarti pakai, dan mono berarti barang). Pada
zaman sekarang, kimono berbentuk seperti
huruf "T", mirip mantel berlengan panjang
dan berkerah. Panjang kimono dibuat hingga
ke pergelangan kaki. Wanita mengenakan
kimono berbentuk baju terusan, sementara pria mengenakan kimono berbentuk
setelan. Kerah bagian kanan harus berada di bawah kerah bagian kiri. Sabuk kain
yang disebut obi dililitkan di bagian perut/pinggang, dan diikat di bagian punggung.
Alas kaki sewaktu mengenakan kimono adalah zōri atau geta. Kimono sekarang ini
lebih sering dikenakan wanita pada kesempatan istimewa. Wanita yang belum
menikah mengenakan sejenis kimono yang disebut furisode. Ciri khas furisode
adalah lengan yang lebarnya hampir menyentuh lantai. Perempuan yang genap
berusia 20 tahun mengenakan furisode untuk menghadiri seijin shiki. Pria
mengenakan kimono pada pesta pernikahan, upacara minum teh, dan acara formal
lainnya. Ketika tampil di luar arena sumo, pesumo profesional diharuskan
mengenakan kimono. Anak-anak mengenakan kimono ketika menghadiri perayaan
Shichi-Go-San. Selain itu, kimono dikenakan pekerja bidang industri jasa dan
pariwisata, pelayan wanita rumah makan tradisional (ryōtei) dan pegawai
penginapan tradisional (ryokan). Pakaian pengantin wanita tradisional Jepang
(hanayome ishō) terdiri dari furisode dan uchikake (mantel yang dikenakan di atas
furisode). Furisode untuk pengantin wanita berbeda dari furisode untuk wanita muda
yang belum menikah. Bahan untuk furisode pengantin diberi motif yang dipercaya
mengundang keberuntungan, seperti gambar burung jenjang. Warna furisode
pengantin juga lebih cerah dibandingkan furisode biasa. Shiromuku adalah sebutan
untuk baju pengantin wanita tradisional berupa furisode berwarna putih bersih
dengan motif tenunan yang juga berwarna putih.
2) Yukata
Yukata ( 浴 衣 , baju
sesudah mandi) adalah
jenis kimono yang dibuat
dari bahan kain katun tipis
tanpa pelapis. Dibuat dari
kain yang mudah dilewati
angin, yukata dipakai agar
badan menjadi sejuk di
sore hari atau sesudah
mandi malam berendam
dengan air panas. Menurut
urutan tingkat formalitas, yukata adalah kimono nonformal yang dipakai pria dan
wanita pada kesempatan santai di musim panas, misalnya sewaktu melihat pesta
kembang api, matsuri (ennichi), atau menari pada perayaan obon. Yukata dapat
dipakai siapa saja tanpa mengenal status, wanita sudah menikah atau belum
menikah.
wanita pada kesempatan santai di musim panas, misalnya sewaktu melihat pesta
kembang api, matsuri (ennichi), atau menari pada perayaan obon. Yukata dapat
dipakai siapa saja tanpa mengenal status, wanita sudah menikah atau belum
menikah.

More Related Content

Similar to Kebudayaan jepang

Presentasi festival di jepang bulan juli-agustus
Presentasi festival di jepang bulan juli-agustusPresentasi festival di jepang bulan juli-agustus
Presentasi festival di jepang bulan juli-agustusMellisaayu
 
Kebudayaan jepang
Kebudayaan jepang Kebudayaan jepang
Kebudayaan jepang Rio Prasetia
 
Kebudayaan jepang
Kebudayaan jepangKebudayaan jepang
Kebudayaan jepangMn Hidayat
 
Kebudayaan Jepang
Kebudayaan JepangKebudayaan Jepang
Kebudayaan JepangDeta1212
 
Materi M5KB3 - Nihon no Gyouji
Materi M5KB3 - Nihon no GyoujiMateri M5KB3 - Nihon no Gyouji
Materi M5KB3 - Nihon no GyoujiPPGHybrid1
 
musi tradisional mnca negara
musi tradisional mnca negaramusi tradisional mnca negara
musi tradisional mnca negarameyta kharisma
 
Natsu Matsuri
Natsu Matsuri Natsu Matsuri
Natsu Matsuri Akamarushi
 
Jepang dan makanannya
Jepang dan makanannyaJepang dan makanannya
Jepang dan makanannyaAul Ndink
 
Seni rupa jepang_21020049.pptx
Seni rupa jepang_21020049.pptxSeni rupa jepang_21020049.pptx
Seni rupa jepang_21020049.pptxErik834794
 
Festival Jepang (bulan September-Oktober)
Festival Jepang (bulan September-Oktober)Festival Jepang (bulan September-Oktober)
Festival Jepang (bulan September-Oktober)Isna Nusa Kumalasari
 
Sosio suku torajaa
Sosio suku torajaaSosio suku torajaa
Sosio suku torajaaSarah Hady
 
Cara Masyarakat Aksara Mewariskan Masa Lalunya
Cara Masyarakat Aksara Mewariskan Masa LalunyaCara Masyarakat Aksara Mewariskan Masa Lalunya
Cara Masyarakat Aksara Mewariskan Masa LalunyaFairuz Ikbar
 
Menyambut Datangnya Musim Semi di Jepang, Melalui Perayaan Hanami
Menyambut Datangnya Musim Semi di Jepang, Melalui Perayaan HanamiMenyambut Datangnya Musim Semi di Jepang, Melalui Perayaan Hanami
Menyambut Datangnya Musim Semi di Jepang, Melalui Perayaan HanamiDeti Katakana
 

Similar to Kebudayaan jepang (20)

Jepankk
JepankkJepankk
Jepankk
 
Jepankk
JepankkJepankk
Jepankk
 
Jepankk
JepankkJepankk
Jepankk
 
Presentasi festival di jepang bulan juli-agustus
Presentasi festival di jepang bulan juli-agustusPresentasi festival di jepang bulan juli-agustus
Presentasi festival di jepang bulan juli-agustus
 
Kebudayaan jepang
Kebudayaan jepang Kebudayaan jepang
Kebudayaan jepang
 
Kebudayaan jepang
Kebudayaan jepangKebudayaan jepang
Kebudayaan jepang
 
Kebudayaan Jepang
Kebudayaan JepangKebudayaan Jepang
Kebudayaan Jepang
 
Kebudayaan jepang
Kebudayaan jepangKebudayaan jepang
Kebudayaan jepang
 
Materi M5KB3 - Nihon no Gyouji
Materi M5KB3 - Nihon no GyoujiMateri M5KB3 - Nihon no Gyouji
Materi M5KB3 - Nihon no Gyouji
 
musi tradisional mnca negara
musi tradisional mnca negaramusi tradisional mnca negara
musi tradisional mnca negara
 
Natsu Matsuri
Natsu Matsuri Natsu Matsuri
Natsu Matsuri
 
Jepang dan makanannya
Jepang dan makanannyaJepang dan makanannya
Jepang dan makanannya
 
Artikel Jepang
Artikel JepangArtikel Jepang
Artikel Jepang
 
Musik jepang
Musik jepangMusik jepang
Musik jepang
 
Seni rupa jepang_21020049.pptx
Seni rupa jepang_21020049.pptxSeni rupa jepang_21020049.pptx
Seni rupa jepang_21020049.pptx
 
Festival Jepang (bulan September-Oktober)
Festival Jepang (bulan September-Oktober)Festival Jepang (bulan September-Oktober)
Festival Jepang (bulan September-Oktober)
 
Sosio suku torajaa
Sosio suku torajaaSosio suku torajaa
Sosio suku torajaa
 
Cara Masyarakat Aksara Mewariskan Masa Lalunya
Cara Masyarakat Aksara Mewariskan Masa LalunyaCara Masyarakat Aksara Mewariskan Masa Lalunya
Cara Masyarakat Aksara Mewariskan Masa Lalunya
 
Aplikom
AplikomAplikom
Aplikom
 
Menyambut Datangnya Musim Semi di Jepang, Melalui Perayaan Hanami
Menyambut Datangnya Musim Semi di Jepang, Melalui Perayaan HanamiMenyambut Datangnya Musim Semi di Jepang, Melalui Perayaan Hanami
Menyambut Datangnya Musim Semi di Jepang, Melalui Perayaan Hanami
 

More from Inten Aja Deh

Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan pratikum 3 (2)
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan pratikum 3 (2)Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan pratikum 3 (2)
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan pratikum 3 (2)Inten Aja Deh
 
Praktikum biologi fotosintesis
Praktikum biologi fotosintesisPraktikum biologi fotosintesis
Praktikum biologi fotosintesisInten Aja Deh
 
Praktikum biologi enzim katalase
Praktikum biologi enzim katalasePraktikum biologi enzim katalase
Praktikum biologi enzim katalaseInten Aja Deh
 
Materi manfaat gelombang bunyi
Materi manfaat gelombang bunyiMateri manfaat gelombang bunyi
Materi manfaat gelombang bunyiInten Aja Deh
 
Harga pokok penjualan akuntansi
Harga pokok penjualan akuntansiHarga pokok penjualan akuntansi
Harga pokok penjualan akuntansiInten Aja Deh
 
Laporan pratikum pernafasan hewan
Laporan pratikum pernafasan hewanLaporan pratikum pernafasan hewan
Laporan pratikum pernafasan hewanInten Aja Deh
 
Otak dan sumsum tulang belakang
Otak dan sumsum tulang belakangOtak dan sumsum tulang belakang
Otak dan sumsum tulang belakangInten Aja Deh
 
Bh sq. inggris biology
Bh sq. inggris biologyBh sq. inggris biology
Bh sq. inggris biologyInten Aja Deh
 

More from Inten Aja Deh (14)

Praktikum hati ayam
Praktikum hati ayamPraktikum hati ayam
Praktikum hati ayam
 
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan pratikum 3 (2)
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan pratikum 3 (2)Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan pratikum 3 (2)
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan pratikum 3 (2)
 
Praktikum biologi fotosintesis
Praktikum biologi fotosintesisPraktikum biologi fotosintesis
Praktikum biologi fotosintesis
 
Praktikum biologi enzim katalase
Praktikum biologi enzim katalasePraktikum biologi enzim katalase
Praktikum biologi enzim katalase
 
Materi manfaat gelombang bunyi
Materi manfaat gelombang bunyiMateri manfaat gelombang bunyi
Materi manfaat gelombang bunyi
 
Harga pokok penjualan akuntansi
Harga pokok penjualan akuntansiHarga pokok penjualan akuntansi
Harga pokok penjualan akuntansi
 
Laporan pratikum pernafasan hewan
Laporan pratikum pernafasan hewanLaporan pratikum pernafasan hewan
Laporan pratikum pernafasan hewan
 
Otak dan sumsum tulang belakang
Otak dan sumsum tulang belakangOtak dan sumsum tulang belakang
Otak dan sumsum tulang belakang
 
Tgs akuntansi 2
Tgs akuntansi 2Tgs akuntansi 2
Tgs akuntansi 2
 
Sejarah sosiologi
Sejarah sosiologiSejarah sosiologi
Sejarah sosiologi
 
Sejarah akuntansi
Sejarah akuntansiSejarah akuntansi
Sejarah akuntansi
 
Tugas geografi
Tugas geografiTugas geografi
Tugas geografi
 
Photosyntesis
PhotosyntesisPhotosyntesis
Photosyntesis
 
Bh sq. inggris biology
Bh sq. inggris biologyBh sq. inggris biology
Bh sq. inggris biology
 

Kebudayaan jepang

  • 1. Kelas: XI A4 (じゅういちねんせい) ナマ: イプトウパンデアグスアスマラウィデイア ナ サプテラ(01(いち)) ニマデインテンクスマデウィ(19(じゅうき ゅ) SMA NEGERI 1 TABANAN Tahun Ajaran 2012/2013
  • 2. Kebudayaan Jepang (nihonno bunKa) Negara maju seperti Jepang sampai sekarang masih mempertahaankan kebudayaan tradisional dan modernnya sampai saat ini. Bahkan kebudayaan tersebut mampu menarik minat para wisatawan yang penasaran dengan kebadayaan negara Jepang yang unik. Berikut ini beberapa kebudayaan yang cukup terkenal di Jepang: 1. KABUKI Kabuki adalah drama tradisional Jepang yang pemainnya laki-laki semua, meskipun perannya seorang wanita, tetap dimainkan oleh laki-laki. Dialog yang digunakan pada kabuki susah untuk dimengerti bagi orang Jepang, karena menggunakan bahasa kuno. 2. NOH Noh adalah bentuk teater musikal yang tertua di Jepang. Penceritaan tidak hanya dilakukan dengan dialog tapi juga dengan utai (nyanyian), hayashi (iringan musik), dan tari-tarian. Ciri khas lainnya adalah sang aktor utama yang berpakaian kostum sutera bersulam warna-warni, dan mengenakan topeng kayu berlapis lacquer. Topeng-topeng itu menggambarkan tokoh-tokoh seperti orang yang sudah tua, wanita muda atau tua, dewa, hantu, dan anak laki-laki.
  • 3. 3. KYOGEN Kyogen adalah sebuah bentuk teater klasik lelucon yang dipagelarkan dengan aksi dan dialog yang amat bergaya. Ditampilkan di sela-sela pagelaran noh, meski sekarang terkadang ditampilkan secara tunggal. 4. BUNRAKU Bunraku yang menjadi populer sekitar akhir abad ke- 16, merupakan jenis teater boneka yang dimainkan dengan iringan nyanyian bercerita dan musik yang dimainkan dengan shamisen (alat musik petik berdawai tiga). Bunraku dikenal sebagai salah satu bentuk teater boneka yang paling halus di dunia. 5. IKEBANA Ikébana (生花) adalah seni merangkai bunga yang memanfaatkan berbagai jenis bunga, rumput- rumputan dan tanaman dengan tujuan untuk dinikmati keindahannya. Ikebana berasal dari Jepang tapi telah meluas ke seluruh dunia. Dalam bahasa Jepang, Ikebana juga dikenal dengan istilah kadō (華
  • 4. 道 ka, bunga; do, jalan kehidupan) yang lebih menekankan pada aspek seni untuk mencapai kesempurnaan dalam merangkai bunga. 6. CHANOYU Upacara minum teh (茶道 sadō, chadō, jalan teh) adalah ritual tradisional Jepang dalam menyajikan teh untuk tamu. Pada zaman dulu disebut chatō (茶の湯) atau cha no yu. Upacara minum teh yang diadakan di luar ruangan disebut nodate. Teh disiapkan secara khusus oleh orang yang mendalami seni upacara minum teh dan dinikmati sekelompok tamu di ruangan khusus untuk minum teh yang disebut chashitsu. Tuan rumah juga bertanggung jawab dalam mempersiapkan situasi yang menyenangkan untuk tamu seperti memilih lukisan dinding (kakejiku), bunga (chabana), dan mangkuk keramik yang sesuai dengan musim dan status tamu yang diundang. Teh bukan cuma dituang dengan air panas dan diminum, tapi sebagai seni dalam arti luas. Upacara minum teh mencerminkan kepribadian dan pengetahuan tuan rumah yang mencakup antara lain tujuan hidup, cara berpikir, agama, apresiasi peralatan upacara minum teh dan cara meletakkan benda seni di dalam ruangan upacara minum teh (chashitsu) dan berbagai pengetahuan seni secara umum yang bergantung pada aliran upacara minum teh yang dianut. Seni upacara minum teh memerlukan pendalaman selama bertahun-tahun dengan penyempurnaan yang berlangsung seumur hidup. Tamu yang diundang secara formal untuk upacara minum teh juga harus mempelajari tata krama, kebiasaan, etiket meminum teh dan menikmati makanan kecil yang dihidangkan. Pada umumnya, upacara minum teh menggunakan teh bubuk matcha yang dibuat dari teh hijau yang digiling halus. Upacara minum teh menggunakan matcha disebut matchadō, sedangkan bila menggunakan teh hijau jenis sencha disebut senchadō.
  • 5. Dalam percakapan sehari-hari di Jepang, upacara minum teh cukup disebut sebagai ocha (teh). Istilah ocha no keiko bisa berarti belajar mempraktekkan tata krama penyajian teh atau belajar etiket sebagai tamu dalam upacara minum teh. 7. Hanami ( Pesta Melihat Bunga Sakura) Hanami (hana wo miru = melihat bunga) atau ohanami adalah tradisi Jepang dalam menikmati keindahan bunga, khususnya bunga sakura. Mekarnya bunga sakura merupakan lambang kebahagiaan telah tibanya musim semi. Selain itu, hanami juga berarti piknik dengan menggelar tikar untuk pesta makan-makan di bawah pohon sakura untuk bergembira bersama, minum sake, makan makanan khas Jepang, dan lain-lain layaknya pesta kebun. Yang datang adalah kelompok keluarga, kelompok perusahaan, organisasi, sekolah dan lain-lain. Perayaan dimulai akhir Maret atau awal April. Menurut kisah sejarah, kebiasaan hanami dipengaruhi oleh raja-raja Cina yang gemar menanam pohon plum di sekitar istana mereka. Di Jepang para bangsawanpun kemudian mulai menikmati bunga Ume (plum). Namun pada abad ke-8 atau awal periode Heian, obyek bunga yang dinikmati bergeser ke bunga sakura. Dikisahkan pula bahwa Raja Saga di era Jepang dahulu gemar menyelenggarakan pesta hanami di taman Shinsenen di Kyoto. Para bangsawanpun menikmati hanami di berbagai istana mereka, dan para petani masa itu melakukannya dengan mendaki gunung terdekat di awal musim semi untuk menikmati bunga sakura yang tumbuh disana sambil `tidak lupa membawa bekal untuk makan siang. Hingga kini hanami menjadi kebiasaan yang mengakar di seluruh masyarakat Jepang dan telah di terima sebagai salah satu kekhasan bangsanya. Khusus di daerah Kansai dan Jepang Barat, tempat-tempat unggulan untuk ber-hanami adalah Arashiyama di Kyoto, Yoshino di Nara, taman disekitar OsakaCastle dan Taman Shukugawa di Nishinomiya, Prefektur Hyogo. Waktu bunga sakura bermekaran di pohonnya berbeda-beda dari satu daerah ke daerah lainnya, dimulai dari daerah paling
  • 6. selatan. Tapi rata-rata mekar dari akhir Maret hingga awal April (kecuali di Okinawa dan Hokkaido). Dengan demikian pesta memandang dan menikmati sakura juga berlainan waktunya dari satu daerah ke daerah lainnya. Prakiraan pergerakan mekarnya bunga sakura disebut garis depan bunga sakura (sakurazensen). Prakiraan ini dikeluarkan oleh direktorat meteorologi dan berbagai badan yang berurusan dengan cuaca. Saat melakukan hanami di suatu tempat adalah ketika semua pohon sakura yang ada di tempat tersebut bunganya sudah mekar semua. 8. Obon dan Bon Odori Bon atau Obon adalah perayaan ritual agama Budha yang diselenggarakan pada pertengahan bulan Agustus sekitar tanggal 13-15 Agustus. Perayaan ini dimaksudkan untuk menyambut kedatangan para arwah nenek moyang ke rumah dengan dipandu oleh kuda-kudaan yang terbuat dari buah-buahan misim panas, yang disimpan di depan pintu masuk di setiap rumah. Pendeta muda berkeliling ke tiap-tiap rumah dan bersama-sama melakukan upacara keagamaan di depan tempat pemujaan. Sedangkan Toronagashi dimyalakan pada tanggal 16 Agustus untuk mengantar arwah tersebut kembali kedunia kematian. Bon Odori merupakan tarian pada perayaan Obon, yang biasa dilakukan oleh masyarakat di seluruh Jepang. Pada waktu Bon Odori Bail laki-laki maupum perempuan, anak-anak maupun dewasa semua mengenakan yukata yaitu kimino katun untuk musim panas dengan diiringi irama bedug yang disebut Yagura. Selama berlangsungnya Obon, banyak toko-toko, restaurant, bahkan kantor-kantor yang libur. Pada kesempatan ini mereka pulang ke kampung halaman bersama keluarga. 9. Samurai Istilah samurai ( 侍 ), pada awalnya mengacu kepada “seseorang yang mengabdi kepada bangsawan”. Pada zaman Nara, (710 – 784), istilah ini diucapkan saburau dan kemudian menjadi saburai. Selain itu terdapat pula istilah lain yang mengacu kepada samurai yakni bushi. Istilah bushi ( 武 士 ) yang berarti “orang yang dipersenjatai kaum militer”,
  • 7. pertama kali muncul di dalam Shoku Nihongi ( 続日本紀 ), pada bagian catatan itu tertulis “secara umum, rakyat dan pejuang (bushi) adalah harta negara”. Kemudian berikutnya istilah samurai dan bushi menjadi sinonim pada akhir abad ke-12 (zaman Kamakura). Namun selain itu dalam sejarah militer Jepang, terdapat kelompok samurai yang tidak terikat atau mengabdi kepada seorang pemimpin/atasan yang dikenal dengan rōnin ( 浪人 ). 10.Shogun (Sei-i Taishōgun) Shogun (将軍 Shōgun) adalah istilah bahasa Jepang yang berarti jenderal. Dalam konteks sejarah Jepang, bila disebut pejabat shogun maka yang dimaksudkan adalah Sei-I Taishōgun (征夷大将軍) yang berarti Panglima Tertinggi Pasukan Ekspedisi melawan Orang Biadab (istilah "Taishōgun" berarti panglima angkatan bersenjata). Sei-i Taishōgun merupakan salah satu jabatan jenderal yang dibuat di luar sistem Taihō Ritsuryō. Jabatan Sei-i Taishōgun dihapus sejak Restorasi Meiji. Walaupun demikian, dalam bahasa Jepang, istilah shōgun yang berarti jenderal dalam kemiliteran tetap digunakan hingga sekarang. 11.BAJU TRADISIONAL JEPANG 1) Kimono Kimono ( 着 物 ) adalah pakaian tradisional Jepang. Arti harfiah kimono adalah baju atau sesuatu yang dikenakan (ki berarti pakai, dan mono berarti barang). Pada zaman sekarang, kimono berbentuk seperti huruf "T", mirip mantel berlengan panjang dan berkerah. Panjang kimono dibuat hingga ke pergelangan kaki. Wanita mengenakan kimono berbentuk baju terusan, sementara pria mengenakan kimono berbentuk setelan. Kerah bagian kanan harus berada di bawah kerah bagian kiri. Sabuk kain
  • 8. yang disebut obi dililitkan di bagian perut/pinggang, dan diikat di bagian punggung. Alas kaki sewaktu mengenakan kimono adalah zōri atau geta. Kimono sekarang ini lebih sering dikenakan wanita pada kesempatan istimewa. Wanita yang belum menikah mengenakan sejenis kimono yang disebut furisode. Ciri khas furisode adalah lengan yang lebarnya hampir menyentuh lantai. Perempuan yang genap berusia 20 tahun mengenakan furisode untuk menghadiri seijin shiki. Pria mengenakan kimono pada pesta pernikahan, upacara minum teh, dan acara formal lainnya. Ketika tampil di luar arena sumo, pesumo profesional diharuskan mengenakan kimono. Anak-anak mengenakan kimono ketika menghadiri perayaan Shichi-Go-San. Selain itu, kimono dikenakan pekerja bidang industri jasa dan pariwisata, pelayan wanita rumah makan tradisional (ryōtei) dan pegawai penginapan tradisional (ryokan). Pakaian pengantin wanita tradisional Jepang (hanayome ishō) terdiri dari furisode dan uchikake (mantel yang dikenakan di atas furisode). Furisode untuk pengantin wanita berbeda dari furisode untuk wanita muda yang belum menikah. Bahan untuk furisode pengantin diberi motif yang dipercaya mengundang keberuntungan, seperti gambar burung jenjang. Warna furisode pengantin juga lebih cerah dibandingkan furisode biasa. Shiromuku adalah sebutan untuk baju pengantin wanita tradisional berupa furisode berwarna putih bersih dengan motif tenunan yang juga berwarna putih. 2) Yukata Yukata ( 浴 衣 , baju sesudah mandi) adalah jenis kimono yang dibuat dari bahan kain katun tipis tanpa pelapis. Dibuat dari kain yang mudah dilewati angin, yukata dipakai agar badan menjadi sejuk di sore hari atau sesudah mandi malam berendam dengan air panas. Menurut urutan tingkat formalitas, yukata adalah kimono nonformal yang dipakai pria dan
  • 9. wanita pada kesempatan santai di musim panas, misalnya sewaktu melihat pesta kembang api, matsuri (ennichi), atau menari pada perayaan obon. Yukata dapat dipakai siapa saja tanpa mengenal status, wanita sudah menikah atau belum menikah.
  • 10. wanita pada kesempatan santai di musim panas, misalnya sewaktu melihat pesta kembang api, matsuri (ennichi), atau menari pada perayaan obon. Yukata dapat dipakai siapa saja tanpa mengenal status, wanita sudah menikah atau belum menikah.