SlideShare a Scribd company logo
Makalah isd-ibd
Tentang masyarakat
Dalam bahasa Inggris masyarakat di sebut society, asal
katanya socius yang berarti kawan. Adapun kata “
masyarakat “ berasal dari bahsa Arab, syrik, artinya
bergaul. Adanya saling bergaul ini tentu karena ada
bentuk-bentuk aturan hidup, yang bukan di sebabkan
oleh manusia sebagai perseorangan , melainkan oleh
unsur-unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial
yang merupakan kesatuan.
arti yang lebih khusus masyarakat disebut pula
kesatuan sosial, mempunyai ikatan-ikatan kasih
sayang yang erat. Mirip jiwa manusia, yang dapat
diketahui, pertama melalui perlakuan dan
perbuatannya sebagai penjelmaannya yang lahir,
kedua melalui pengalaman batin dalam roh manusia
perseorangan sendiri. Bahkan memperoleh
“superrioritas”, merasakan sebagai sesuatu yang lebih
tinggi nilainya daripada jumlah bagian-bagiannya.
Sesuatu yang “kokoh-kuat”, suatu perwujudan pribadi
bukan di dalam, melainkan diluar, bahkan di atas kita.
Tiap-tiap proses hidup segera menunjukan tiga macam aspek
kejiwaan: aspek naluri atau perasaan, aspek kebiasaan, dan
aspek pikiran. Aspek kejiwaan adalah menjadi kewajiban ilmu
jiwa sosial untuk memberi penjelasan tentag fungsi pengikat
kecendrungan-kecendrungan sosial dan dalamnya memiliki
faktor-faktor yang tetap maupun yang berubah-ubah. Walau
bakat sosial kita – seluruh komplek perasaan yang
bersangkutan dengan sesama manusia—tidak dapat dibentuk
dan di ubah, maka manusia tidak akan pernah dapat dididik.
“Manusia adalah serupa jamur yang tampaknya seperti tumbuh
agak berjauhan, tetapi sebenarnyasatu smalain di hubungkan
dengan rambut-rambut jamur yang goib dibawah tanah” .
Dalam hal tersebut tidak akan mungkin juga adanya
pertumbahan kebudayaan karena tiada dengan kelunakan
tersebut manusia akan selalu tertekan dalam perulangan tak
bersejarah dari kehidupan naluri seperti yang kita lihat dari
kehidupan binatang.
Aspek pikiran adalah tampaknya egocentris lebih
banyak tergantung dari rekan-rekan sosial daripada yang
dapat kita duga semula. Contoh yang baik iyalah rasa harga
diri , yang tidak hanya dapat dikenal oleh dorongan untuk
menjadi berharga, tetapi terutama untuk menampakkan
dirinya berharga dalam pandangan orang lain. Pada
keinginan untuk dipuji serta sifat perlinti, hubungan-
hubungan saling tergantung itu dapat dilihat paling jelas.
Kita sekalian tahu akan sifat “malu yang tak ada tempatnya”.
Tersinggungnya perasaan harga diri dapat menyebabkan
sikap a-sosial atau terjadinya kompleks-kompleks rasa rendah
diri, secara perseorangan ataupun dalam hubungan
gerombolan.
P.J. BOUMAN, seorang sarjana sosiologi di negeri belanda, menyebutkan beberapa
sifat naluriah, seperti:
a) Rasa harga diri, yang tampak sebagai keinginan untuk berharga dan juga untuk
kelihatan berharga.
b) Hasrat untuk patuh, yang pada azasnya ada hubungan dengan cinta atau simpati
dan sedikit banyak juga dengan keinsyafan keagamaan.
c) Hasrat meniru, yang penting peranannya dalam mempertahankan bentuk-
bentuk kebudayaan dan adat istiadat, serta dalam penghematan tenaga karena
untuk setiap tindakan tidak lagi di perlukan pertimbangan dan pandangan
sendiri-sendiri.
d) Hasrat bergaul, yaitu bahwa manusia itu mempunyai hasrat untuk merasakan
beberapa perasaan terharu bersama-sama dengan orang lain.
e) Hasrat tolong menolong dan simpati,yang merupakan suatu faktor dalam
pembentukan perasaan bersatu padu.
f) Hasrat berjuang, yang secara sepintas-lalu kelihatannya sebagai menentang
sesama makhluk, tetapi pada hakikatnya memperkuat ikatan kemasyarakatan.
g) Hasrat memberitahukan dan sifat mudah menerima kesan, yaitu orang saling
mencari hubungan dan mempererat tali perhubungan itu, sehingga
memperteguh kehidupan berkelompok.
Masyarakat
persekutuan hidup yang paling kecil dimulai saat manusia
primitif mencari makan. dengan sifat yang khas, yaitu (a)
kekeluargaan, (b) adanya kolektivitas dalam pembagian tanah dan
pengerjaanya, (c) ada kesatuan ekonomis yang memenuhi kebutuhan
sendiri. Persukutuan hidup ini akan berubah dengan adanya sistem
kapitalisme dan masyarakat industri, artinya dengan berkembangya
ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut Koentjaraningrat, suatu
masyarakat desa menjadi suatu persekutuan hidup dan persatuan
sosial didasarkan atas dua macam prinsip :
 Prinsip hubungan kekerabatan (geneoligis).
 Prinsip hubungan tinggal dekat atau teritorial.
Prinsip ini tidak lengkap apabila yang mengikatnya adanya
aktivitas tidak diikut sertakan, yaitu:
 Tujuan khusus yang ditentukan oleh faktor ekologis,
 Prinsi yang datang dari “atas” oleh aturan dan undang-undang.
Keluarga diartikan sebagai suatu kesatuan sosial
terkecil yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial yang
ditandai adanya kerja sama ekonomi. Fungsi keluarga
adalah berkembang biak, mensosialisasi atau mendidik
anak, menolong, melindungi, atau orang-orang (jompo).
Deferensi peranan ialah fungsi solidaritas, alokasi
ekonomi, alokasi kekuasaan, alokasi integrasi (sosialisai),
dan ekspresi atau perbedaan posisi ekonomi, dan
pembagian kekuasaan. Bentuk keluarga terdiri dari
seorang suami, seorang istri, dan anak-anak yang biasanya
tinggal dalam satu rumah yang sama (disebut keluarga
inti). Secara resmi selalu terbentuk dengan adanya
hubungan perkawinan.
 Pengaturan seksual
 Refroduksi
 Sosialisasi
 Pemeliharan
 Manusia lebih lama dewasa dari pada binatang.
 Tidak mempunyai naluri untuk menyederhanakan
penyesuaian dengan lingkungannya,
 Memiliki otak yang paling rumit diantara semua hewan.
 Pemuas kebutuhan
 Kontrol sosial
 Penempatan anak dalam sosial
 Individu memiliki “karakter”, maka satuan lingkungan
sosial memiliki karakteristik yang setiap kali berbeda
fungsinya, struktur, peranan, dan proses-proses yang
berlangsung di dalamnya dirinya. Posisi, peranan, dan
tingkah lakunya di harapkan sesuai dengan tuntunan
gambaran yang dapat di peroleh dari relasi individu
dengan lingkungan sosialnya sebagai berikut:
 Relasi individu dengan Dirinya, Merupakan maslah
pisikologis. Dalam diri manusia terdapat tiga sistem
kepribadian yang di sebut Id dan “es” (jiwa ibarat gunug es
di tengah laut), ego atau aku, dan super ego atau uber ich.
 Relasi individu dengan keluarga Relasi khusus oleh
kebudayaan lingkungan keluarga di nyatakan memelalui
bahasa (adat-istiadat, kebiasaan, norma-norma, bahkan
nilai-nilai agama) masalh kekerabatan seperti adanya
marga dan keluarga besar bayak di bahas dalam
antropologi, yang menunjukan kelakuan dan tindakan
secra tertib dan teratur dalm berbagai deferensi peran dan
fungsinya melalui proses sosialisasi atau internalisasi.
 Relasi Individu dengan Komunitas
Peran sosiologi, komunitas diartikan sebagai satuan
kebersamaan hidup sejumlah orang banyak yang memiliki
ciri-ciri: (1) Teritorialitas yang terbatas, (2) keorganisasian
tata kehidupan bersama, dan (3) berlakunya nilai-nilai dan
orientasi nilai yang kolektif (Poplin, 1960).
 Relasi Individu dengan Masyarakat
Masyarakat merupakan satuan lingkungan sosial yang
bersifat makro. Aspek teritorium kurang ditekankan,
namun aspek keteraturan sosial dan wawasan hidup
kolektif memperoleh bobot yang lebih besar. Kedua aspek
itu menunjuk kepada derajat integrasi masyarakat
keteraturan esensial dan hidup kolektif ditentukan oleh
kemantapan unsur-unsur masyarakat yang terdiri dari
pranata, status, dan perana individu.
 Pekerjaan dan Mata Pencaharian
Pada umumnya daerah pedesaan adalah
bertani. Mata pencaharian berdagang merupakan
pekerjaan sekunder. Sedangkan di masyarakat
kota mata pencaharian cendrung menjadi
terspesialisasi, dan spesialisasi itu juga dapat
dikembangkan.
 Ukuran Komunitas
Komunitas perdesaan biasanya lebih kecil dari
komunitas perkotaan.
 Kepadatan Penduduk
Penduduk didesa kepadatannya lebih rendah
dibandingkan dengan tingkat kepadatan penduduk
dikota yang cenderung padat penduduk.
 Homogenitas dan Heterogenitas
Homogenitas adalah ciri-ciri dalam sosial dan
psikologi, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan
perilaku, dan seringa nampak dalam masyarakat
pedesaan bila dibandingkan dengan masyarakat
perkotaan. Dikota sebaliknya penduduknya heterogen,
terdiri dari orang-orang dan macam-macam subkultur
dan kesenangan, kebudayaan, dan mata pencaharian.
 Diferensiasi Sosial
Keadaan Heterogen dari penduduk kota berindikasi
pentingnya derajat yang tinggi dalam diferensiasi sosial.
Fasilitas kota, hal-hal yang berguna, pendidikan, rekreasi,
agama, bisnis, dan fasilitas-fasilitas perumahan (tempat
tinggal).
 Pelapisan Sosial
Beberapa perbedaan “pelapisan sosial tak resmi
antara masyarakat perdesaan dan kota”:
 Masyarakat kota aspek ekonomi lebih banyak pelapisaanya
dibandingkan desa.
 Masyarakat kota jarak antara kelas ekstrim yang kaya dan
miskin cukup besar sedangkan didesa hanya kaya dan miskin
saja.
 Kepindahan orang desa yang miskin disebabkan tidak
mempunyai tanah lalu mencari pekerjaan kekota dan desa
tidak mampu mengatasiya.
 Kebanyakan ketentuan kasta di Indonesia.
 Mobilitas SosiaL
Segi-segi penting dari mobilitas teritorial adalah:
 Banyak penduduk yang pindah kamar atau rumah ke
kamar atau rumah lain, karna sistem kontrak yang terdapat
di kota tetapi desa tidak demikian
 Waktu yang tersedia bagi penduduk kota untuk bepergian
persatuan penduduk lebih banyak di bandingkan dengan
orang-orang desa.
 Bepergian tiap hari di dalam atau di luar dan pusat
penduduk, di daerah kota lebih besar di bandingkan
dengan penduduk kota.
 Waktu luang di kota lebih sedikit di bandingkan dengan di
daerah pedesaan, sebab mobilitas penduduk di kota lebih
tinggi.
 Interaksi Sosial
Tipe interaksi di kota dan di desa perbedaannya
sangat kontras, baik
 kualitasnya maupun kuantitasnya. Perbedaan yang penting
daLam interaksi sosial di perdeaan dan perkotaan,
diantaranya:
 Masyarakat pedesaan lebih sedikit jumlahnya dan tingkat
mobilitas sosialnya rendah, maka kontak pribadi lebih
sedikit.
 Dalam kontak sosial berbeda secara kuantitatif maupun
secara kualitatif.penduduk kota lebih sering kontak, tetapi
cenderung formal sepintas lalu, dan tidak bersifat pribadi
(impersonal). Di desa kontak sosial terjadi lebih banyak
dengan tatap muka, ramah-tamah (informal), dan pribadi.
 Pengawasan Sosial
Tekanan sosial oleh masyarakat di pedesaan lebih
kuat karna kontaknya yang bersifat pribadi dan ramah-
tamah, dan keadaan masyarakatnya yang homogen.
Penyesuaian pada norma-norma soaial lebih tinggi dengan
tekanan sosial yang informal, dan nantinya dapat berati
pengawasan sosial. Di kota pengawasan sosial lebih
bersifat formal, pribadi, kurang “terkena”aturan yang
ditegakan, dan peraturan lebih menyangkut pelanggaran.
 Pola Kepemimpinan
Menentukan kepemimpinan di daerah pedesaan
cenderung banyak di tentukan oleh kualitas pribadi dari
individu di bandingkan dengan di kota. Keadaan ini di
sebabkan oleh lebih luasnya kontak tatap muka, dan
individu lebih banyak saling mengetahui dari pada di
daerah kota.
 Standar Kehidupan
Berbagai alat yang menyengkan di rumah,
keperluan masyarakat, pendidikan, rekreasi, fasilitas
agama, dan fasilitas lain akan membahagiakan
kehidupan bila di sediakan dan cukup nyata di rasakan
oleh penduduk yang jumlahnya padat.
 Kesetiakawanan Sosial
Pada masyarakat pedesaan ada kegiatan tolong-
menolong (gotong-royong)dan musyawarah. Kesatuan
dan kepaduan di daerah pekotaan berbeda seperti
ketidaksamaan pembagian tenaga kerja, saling
tergantung, spesialis, tidak bersifat pribadi dan
macam-macam perjanjian bersifat formal.
 Nilai dan Sistem Nilai
Nilai dan sistem nilai di desa dengan di kota
berbeda seperti kebiasaan, cara dan norma yang
berlaku. Nilai-nilai keluarga pedesaan dalam masalah
pola bergaul dan mencari jodoh kepala keluarga masih
berperan dan nilai-nilai agama masih di pegang kuat
dalam bentuk pendidikan agama (madrasah) dan
untuk mencapai kedewasaan manusia bahkan bersifat
subsistem tradisional.

More Related Content

What's hot

Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etikaBab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Syaiful Ahdan
 
Contoh Abstrak Jurnal Ilmiah Internasional di PTN Indonesia by Karinov.co.id
Contoh Abstrak Jurnal Ilmiah Internasional di PTN Indonesia by Karinov.co.idContoh Abstrak Jurnal Ilmiah Internasional di PTN Indonesia by Karinov.co.id
Contoh Abstrak Jurnal Ilmiah Internasional di PTN Indonesia by Karinov.co.id
Wordpress Instant
 
Seminar PKn- Pertanyaan Seputar Masyarakat Madani
Seminar PKn- Pertanyaan Seputar Masyarakat MadaniSeminar PKn- Pertanyaan Seputar Masyarakat Madani
Seminar PKn- Pertanyaan Seputar Masyarakat Madani
Rizki Basuki
 
Teori-teori Kebenaran
Teori-teori KebenaranTeori-teori Kebenaran
Teori-teori KebenaranHidayahilya
 
Cbr keimanan dalam agama islam
Cbr keimanan dalam agama islamCbr keimanan dalam agama islam
Cbr keimanan dalam agama islam
Linda Rosita
 
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesiaAnalisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesiacandrajelek
 
Ppt filsafat pancasila
Ppt filsafat pancasilaPpt filsafat pancasila
Ppt filsafat pancasila
Sherly Anggraini
 
Akhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam IslamAkhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Novita Widianingsih
 
Bab v skripsi marketing
Bab v skripsi marketingBab v skripsi marketing
Bab v skripsi marketing
Abdul Latif
 
Wawasan Nusantara
Wawasan NusantaraWawasan Nusantara
Wawasan Nusantara
Dadang Solihin
 
Ppt pend. pancasila kel.4
Ppt pend. pancasila kel.4Ppt pend. pancasila kel.4
Ppt pend. pancasila kel.4
Azza Mafazah
 
Lessonslearned
LessonslearnedLessonslearned
KARYA MONUMENTAL UMAT ISLAM DALAM IPTEKS
KARYA MONUMENTAL UMAT ISLAM DALAM IPTEKSKARYA MONUMENTAL UMAT ISLAM DALAM IPTEKS
KARYA MONUMENTAL UMAT ISLAM DALAM IPTEKS
Abdul Rais P
 
Makalah statistika
Makalah statistikaMakalah statistika
Makalah statistikaNida Hilya
 
Pola Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Berbasis Pengetahuan dan Kea...
Pola Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Berbasis Pengetahuan dan Kea...Pola Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Berbasis Pengetahuan dan Kea...
Pola Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Berbasis Pengetahuan dan Kea...
Tri Widodo W. UTOMO
 
Politik dan Strategi Nasional - PKn
Politik dan Strategi Nasional - PKnPolitik dan Strategi Nasional - PKn
Politik dan Strategi Nasional - PKn
M Abdul Aziz
 
Kesimpulan
KesimpulanKesimpulan
Kesimpulan
Pareman Sholeh
 

What's hot (20)

Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etikaBab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
 
Contoh Abstrak Jurnal Ilmiah Internasional di PTN Indonesia by Karinov.co.id
Contoh Abstrak Jurnal Ilmiah Internasional di PTN Indonesia by Karinov.co.idContoh Abstrak Jurnal Ilmiah Internasional di PTN Indonesia by Karinov.co.id
Contoh Abstrak Jurnal Ilmiah Internasional di PTN Indonesia by Karinov.co.id
 
Seminar PKn- Pertanyaan Seputar Masyarakat Madani
Seminar PKn- Pertanyaan Seputar Masyarakat MadaniSeminar PKn- Pertanyaan Seputar Masyarakat Madani
Seminar PKn- Pertanyaan Seputar Masyarakat Madani
 
Teori-teori Kebenaran
Teori-teori KebenaranTeori-teori Kebenaran
Teori-teori Kebenaran
 
Cbr keimanan dalam agama islam
Cbr keimanan dalam agama islamCbr keimanan dalam agama islam
Cbr keimanan dalam agama islam
 
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesiaAnalisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
 
Ppt filsafat pancasila
Ppt filsafat pancasilaPpt filsafat pancasila
Ppt filsafat pancasila
 
Akhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam IslamAkhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
 
Pertemuan ke 3 - perencanaan sosial
Pertemuan ke 3 - perencanaan  sosialPertemuan ke 3 - perencanaan  sosial
Pertemuan ke 3 - perencanaan sosial
 
Bab v skripsi marketing
Bab v skripsi marketingBab v skripsi marketing
Bab v skripsi marketing
 
Wawasan Nusantara
Wawasan NusantaraWawasan Nusantara
Wawasan Nusantara
 
Ppt pend. pancasila kel.4
Ppt pend. pancasila kel.4Ppt pend. pancasila kel.4
Ppt pend. pancasila kel.4
 
Lessonslearned
LessonslearnedLessonslearned
Lessonslearned
 
KARYA MONUMENTAL UMAT ISLAM DALAM IPTEKS
KARYA MONUMENTAL UMAT ISLAM DALAM IPTEKSKARYA MONUMENTAL UMAT ISLAM DALAM IPTEKS
KARYA MONUMENTAL UMAT ISLAM DALAM IPTEKS
 
Makalah statistika
Makalah statistikaMakalah statistika
Makalah statistika
 
Pola Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Berbasis Pengetahuan dan Kea...
Pola Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Berbasis Pengetahuan dan Kea...Pola Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Berbasis Pengetahuan dan Kea...
Pola Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Berbasis Pengetahuan dan Kea...
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
Politik dan Strategi Nasional - PKn
Politik dan Strategi Nasional - PKnPolitik dan Strategi Nasional - PKn
Politik dan Strategi Nasional - PKn
 
Pengembangan Silabus
Pengembangan SilabusPengembangan Silabus
Pengembangan Silabus
 
Kesimpulan
KesimpulanKesimpulan
Kesimpulan
 

Similar to Ideologi sosial masyarakat

Individu, keluarga DAN MASyarakat
Individu, keluarga DAN MASyarakatIndividu, keluarga DAN MASyarakat
Individu, keluarga DAN MASyarakat
Alviani Putri
 
Tugas sosiologi pendidikan
Tugas sosiologi pendidikan Tugas sosiologi pendidikan
Tugas sosiologi pendidikan
Nurul Azzahra
 
Individu, keluarga dan masyarakat
Individu, keluarga dan masyarakatIndividu, keluarga dan masyarakat
Individu, keluarga dan masyarakat
Muchammad Susanto
 
Konsep konsep asas hubungan etnik
Konsep konsep asas hubungan etnikKonsep konsep asas hubungan etnik
Konsep konsep asas hubungan etnik
Firdaus Khalid
 
Manusia dan masyarakat
Manusia dan masyarakatManusia dan masyarakat
Manusia dan masyarakat
feggyernes
 
Definisi kelompok sosial
Definisi kelompok sosialDefinisi kelompok sosial
Definisi kelompok sosialcops777
 
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Radian Dedy Adipradana
 
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
amdsarah
 
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Reiza Putra
 
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Reiza Putra
 
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
ghifarrrrr
 
Manusia sebagai individu dan makhluk sosial
Manusia sebagai individu dan makhluk sosialManusia sebagai individu dan makhluk sosial
Manusia sebagai individu dan makhluk sosial
weny maniez
 
ppt ISBD kel 2.pptx
ppt ISBD kel 2.pptxppt ISBD kel 2.pptx
ppt ISBD kel 2.pptx
SidiqYahya
 
Makal kel 2 dr kel 3
Makal kel 2 dr kel 3Makal kel 2 dr kel 3
Makal kel 2 dr kel 3
EriaMarina
 
Kelompok sosial dalam masyarakat multikultural
Kelompok sosial dalam masyarakat multikulturalKelompok sosial dalam masyarakat multikultural
Kelompok sosial dalam masyarakat multikultural
Siti Hadiarti
 
masyarakat Multikultural
masyarakat Multikulturalmasyarakat Multikultural
masyarakat Multikultural
Khamiea Ekamia
 
Tugas isd iii
Tugas isd iiiTugas isd iii
Tugas isd iii
Rosminar
 
Pokok pokok sistem sosial budaya indonesia
Pokok pokok sistem sosial budaya indonesiaPokok pokok sistem sosial budaya indonesia
Pokok pokok sistem sosial budaya indonesia
Muchlis Soleiman
 
Manusia Sebagai Mahluk Sosial dan Budaya
Manusia Sebagai Mahluk Sosial dan BudayaManusia Sebagai Mahluk Sosial dan Budaya
Manusia Sebagai Mahluk Sosial dan Budaya
Susanti Suhartati
 

Similar to Ideologi sosial masyarakat (20)

Individu, keluarga DAN MASyarakat
Individu, keluarga DAN MASyarakatIndividu, keluarga DAN MASyarakat
Individu, keluarga DAN MASyarakat
 
Tugas sosiologi pendidikan
Tugas sosiologi pendidikan Tugas sosiologi pendidikan
Tugas sosiologi pendidikan
 
Individu, keluarga dan masyarakat
Individu, keluarga dan masyarakatIndividu, keluarga dan masyarakat
Individu, keluarga dan masyarakat
 
Konsep konsep asas hubungan etnik
Konsep konsep asas hubungan etnikKonsep konsep asas hubungan etnik
Konsep konsep asas hubungan etnik
 
Manusia dan masyarakat
Manusia dan masyarakatManusia dan masyarakat
Manusia dan masyarakat
 
Definisi kelompok sosial
Definisi kelompok sosialDefinisi kelompok sosial
Definisi kelompok sosial
 
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
 
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
 
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
 
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
 
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
 
Tuesday
TuesdayTuesday
Tuesday
 
Manusia sebagai individu dan makhluk sosial
Manusia sebagai individu dan makhluk sosialManusia sebagai individu dan makhluk sosial
Manusia sebagai individu dan makhluk sosial
 
ppt ISBD kel 2.pptx
ppt ISBD kel 2.pptxppt ISBD kel 2.pptx
ppt ISBD kel 2.pptx
 
Makal kel 2 dr kel 3
Makal kel 2 dr kel 3Makal kel 2 dr kel 3
Makal kel 2 dr kel 3
 
Kelompok sosial dalam masyarakat multikultural
Kelompok sosial dalam masyarakat multikulturalKelompok sosial dalam masyarakat multikultural
Kelompok sosial dalam masyarakat multikultural
 
masyarakat Multikultural
masyarakat Multikulturalmasyarakat Multikultural
masyarakat Multikultural
 
Tugas isd iii
Tugas isd iiiTugas isd iii
Tugas isd iii
 
Pokok pokok sistem sosial budaya indonesia
Pokok pokok sistem sosial budaya indonesiaPokok pokok sistem sosial budaya indonesia
Pokok pokok sistem sosial budaya indonesia
 
Manusia Sebagai Mahluk Sosial dan Budaya
Manusia Sebagai Mahluk Sosial dan BudayaManusia Sebagai Mahluk Sosial dan Budaya
Manusia Sebagai Mahluk Sosial dan Budaya
 

More from noval Sidik

cara shalat
cara shalatcara shalat
cara shalat
noval Sidik
 
Media pai materi 1-3
Media pai materi 1-3Media pai materi 1-3
Media pai materi 1-3
noval Sidik
 
psikologi tentang emosi
psikologi tentang emosipsikologi tentang emosi
psikologi tentang emosi
noval Sidik
 
Penyuntingan naskah karangan
Penyuntingan naskah karanganPenyuntingan naskah karangan
Penyuntingan naskah karangan
noval Sidik
 
ragam bahasa
ragam bahasaragam bahasa
ragam bahasa
noval Sidik
 
ISRA MIRAJ
ISRA MIRAJISRA MIRAJ
ISRA MIRAJ
noval Sidik
 
KALIMAT EFEKTIF
KALIMAT EFEKTIFKALIMAT EFEKTIF
KALIMAT EFEKTIF
noval Sidik
 
Materi ZAKAT
Materi ZAKATMateri ZAKAT
Materi ZAKAT
noval Sidik
 
PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
PENDIDIKAN SEUMUR HIDUPPENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
noval Sidik
 
HASIL OBSERVASI KAMPUNG MATEMATIKA
HASIL OBSERVASI KAMPUNG MATEMATIKAHASIL OBSERVASI KAMPUNG MATEMATIKA
HASIL OBSERVASI KAMPUNG MATEMATIKA
noval Sidik
 
tujuan pembelajaran dan taksonominya
tujuan pembelajaran dan taksonominyatujuan pembelajaran dan taksonominya
tujuan pembelajaran dan taksonominya
noval Sidik
 

More from noval Sidik (11)

cara shalat
cara shalatcara shalat
cara shalat
 
Media pai materi 1-3
Media pai materi 1-3Media pai materi 1-3
Media pai materi 1-3
 
psikologi tentang emosi
psikologi tentang emosipsikologi tentang emosi
psikologi tentang emosi
 
Penyuntingan naskah karangan
Penyuntingan naskah karanganPenyuntingan naskah karangan
Penyuntingan naskah karangan
 
ragam bahasa
ragam bahasaragam bahasa
ragam bahasa
 
ISRA MIRAJ
ISRA MIRAJISRA MIRAJ
ISRA MIRAJ
 
KALIMAT EFEKTIF
KALIMAT EFEKTIFKALIMAT EFEKTIF
KALIMAT EFEKTIF
 
Materi ZAKAT
Materi ZAKATMateri ZAKAT
Materi ZAKAT
 
PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
PENDIDIKAN SEUMUR HIDUPPENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
 
HASIL OBSERVASI KAMPUNG MATEMATIKA
HASIL OBSERVASI KAMPUNG MATEMATIKAHASIL OBSERVASI KAMPUNG MATEMATIKA
HASIL OBSERVASI KAMPUNG MATEMATIKA
 
tujuan pembelajaran dan taksonominya
tujuan pembelajaran dan taksonominyatujuan pembelajaran dan taksonominya
tujuan pembelajaran dan taksonominya
 

Recently uploaded

Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
AsyeraPerangin1
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
ahyani72
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
AqlanHaritsAlfarisi
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
DewiInekePuteri
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 

Ideologi sosial masyarakat

  • 2. Dalam bahasa Inggris masyarakat di sebut society, asal katanya socius yang berarti kawan. Adapun kata “ masyarakat “ berasal dari bahsa Arab, syrik, artinya bergaul. Adanya saling bergaul ini tentu karena ada bentuk-bentuk aturan hidup, yang bukan di sebabkan oleh manusia sebagai perseorangan , melainkan oleh unsur-unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan.
  • 3. arti yang lebih khusus masyarakat disebut pula kesatuan sosial, mempunyai ikatan-ikatan kasih sayang yang erat. Mirip jiwa manusia, yang dapat diketahui, pertama melalui perlakuan dan perbuatannya sebagai penjelmaannya yang lahir, kedua melalui pengalaman batin dalam roh manusia perseorangan sendiri. Bahkan memperoleh “superrioritas”, merasakan sebagai sesuatu yang lebih tinggi nilainya daripada jumlah bagian-bagiannya. Sesuatu yang “kokoh-kuat”, suatu perwujudan pribadi bukan di dalam, melainkan diluar, bahkan di atas kita.
  • 4. Tiap-tiap proses hidup segera menunjukan tiga macam aspek kejiwaan: aspek naluri atau perasaan, aspek kebiasaan, dan aspek pikiran. Aspek kejiwaan adalah menjadi kewajiban ilmu jiwa sosial untuk memberi penjelasan tentag fungsi pengikat kecendrungan-kecendrungan sosial dan dalamnya memiliki faktor-faktor yang tetap maupun yang berubah-ubah. Walau bakat sosial kita – seluruh komplek perasaan yang bersangkutan dengan sesama manusia—tidak dapat dibentuk dan di ubah, maka manusia tidak akan pernah dapat dididik. “Manusia adalah serupa jamur yang tampaknya seperti tumbuh agak berjauhan, tetapi sebenarnyasatu smalain di hubungkan dengan rambut-rambut jamur yang goib dibawah tanah” . Dalam hal tersebut tidak akan mungkin juga adanya pertumbahan kebudayaan karena tiada dengan kelunakan tersebut manusia akan selalu tertekan dalam perulangan tak bersejarah dari kehidupan naluri seperti yang kita lihat dari kehidupan binatang.
  • 5. Aspek pikiran adalah tampaknya egocentris lebih banyak tergantung dari rekan-rekan sosial daripada yang dapat kita duga semula. Contoh yang baik iyalah rasa harga diri , yang tidak hanya dapat dikenal oleh dorongan untuk menjadi berharga, tetapi terutama untuk menampakkan dirinya berharga dalam pandangan orang lain. Pada keinginan untuk dipuji serta sifat perlinti, hubungan- hubungan saling tergantung itu dapat dilihat paling jelas. Kita sekalian tahu akan sifat “malu yang tak ada tempatnya”. Tersinggungnya perasaan harga diri dapat menyebabkan sikap a-sosial atau terjadinya kompleks-kompleks rasa rendah diri, secara perseorangan ataupun dalam hubungan gerombolan.
  • 6. P.J. BOUMAN, seorang sarjana sosiologi di negeri belanda, menyebutkan beberapa sifat naluriah, seperti: a) Rasa harga diri, yang tampak sebagai keinginan untuk berharga dan juga untuk kelihatan berharga. b) Hasrat untuk patuh, yang pada azasnya ada hubungan dengan cinta atau simpati dan sedikit banyak juga dengan keinsyafan keagamaan. c) Hasrat meniru, yang penting peranannya dalam mempertahankan bentuk- bentuk kebudayaan dan adat istiadat, serta dalam penghematan tenaga karena untuk setiap tindakan tidak lagi di perlukan pertimbangan dan pandangan sendiri-sendiri. d) Hasrat bergaul, yaitu bahwa manusia itu mempunyai hasrat untuk merasakan beberapa perasaan terharu bersama-sama dengan orang lain. e) Hasrat tolong menolong dan simpati,yang merupakan suatu faktor dalam pembentukan perasaan bersatu padu. f) Hasrat berjuang, yang secara sepintas-lalu kelihatannya sebagai menentang sesama makhluk, tetapi pada hakikatnya memperkuat ikatan kemasyarakatan. g) Hasrat memberitahukan dan sifat mudah menerima kesan, yaitu orang saling mencari hubungan dan mempererat tali perhubungan itu, sehingga memperteguh kehidupan berkelompok.
  • 7. Masyarakat persekutuan hidup yang paling kecil dimulai saat manusia primitif mencari makan. dengan sifat yang khas, yaitu (a) kekeluargaan, (b) adanya kolektivitas dalam pembagian tanah dan pengerjaanya, (c) ada kesatuan ekonomis yang memenuhi kebutuhan sendiri. Persukutuan hidup ini akan berubah dengan adanya sistem kapitalisme dan masyarakat industri, artinya dengan berkembangya ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut Koentjaraningrat, suatu masyarakat desa menjadi suatu persekutuan hidup dan persatuan sosial didasarkan atas dua macam prinsip :  Prinsip hubungan kekerabatan (geneoligis).  Prinsip hubungan tinggal dekat atau teritorial. Prinsip ini tidak lengkap apabila yang mengikatnya adanya aktivitas tidak diikut sertakan, yaitu:  Tujuan khusus yang ditentukan oleh faktor ekologis,  Prinsi yang datang dari “atas” oleh aturan dan undang-undang.
  • 8. Keluarga diartikan sebagai suatu kesatuan sosial terkecil yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial yang ditandai adanya kerja sama ekonomi. Fungsi keluarga adalah berkembang biak, mensosialisasi atau mendidik anak, menolong, melindungi, atau orang-orang (jompo). Deferensi peranan ialah fungsi solidaritas, alokasi ekonomi, alokasi kekuasaan, alokasi integrasi (sosialisai), dan ekspresi atau perbedaan posisi ekonomi, dan pembagian kekuasaan. Bentuk keluarga terdiri dari seorang suami, seorang istri, dan anak-anak yang biasanya tinggal dalam satu rumah yang sama (disebut keluarga inti). Secara resmi selalu terbentuk dengan adanya hubungan perkawinan.
  • 9.  Pengaturan seksual  Refroduksi  Sosialisasi  Pemeliharan  Manusia lebih lama dewasa dari pada binatang.  Tidak mempunyai naluri untuk menyederhanakan penyesuaian dengan lingkungannya,  Memiliki otak yang paling rumit diantara semua hewan.  Pemuas kebutuhan  Kontrol sosial  Penempatan anak dalam sosial
  • 10.  Individu memiliki “karakter”, maka satuan lingkungan sosial memiliki karakteristik yang setiap kali berbeda fungsinya, struktur, peranan, dan proses-proses yang berlangsung di dalamnya dirinya. Posisi, peranan, dan tingkah lakunya di harapkan sesuai dengan tuntunan
  • 11.
  • 12. gambaran yang dapat di peroleh dari relasi individu dengan lingkungan sosialnya sebagai berikut:  Relasi individu dengan Dirinya, Merupakan maslah pisikologis. Dalam diri manusia terdapat tiga sistem kepribadian yang di sebut Id dan “es” (jiwa ibarat gunug es di tengah laut), ego atau aku, dan super ego atau uber ich.  Relasi individu dengan keluarga Relasi khusus oleh kebudayaan lingkungan keluarga di nyatakan memelalui bahasa (adat-istiadat, kebiasaan, norma-norma, bahkan nilai-nilai agama) masalh kekerabatan seperti adanya marga dan keluarga besar bayak di bahas dalam antropologi, yang menunjukan kelakuan dan tindakan secra tertib dan teratur dalm berbagai deferensi peran dan fungsinya melalui proses sosialisasi atau internalisasi.
  • 13.  Relasi Individu dengan Komunitas Peran sosiologi, komunitas diartikan sebagai satuan kebersamaan hidup sejumlah orang banyak yang memiliki ciri-ciri: (1) Teritorialitas yang terbatas, (2) keorganisasian tata kehidupan bersama, dan (3) berlakunya nilai-nilai dan orientasi nilai yang kolektif (Poplin, 1960).  Relasi Individu dengan Masyarakat Masyarakat merupakan satuan lingkungan sosial yang bersifat makro. Aspek teritorium kurang ditekankan, namun aspek keteraturan sosial dan wawasan hidup kolektif memperoleh bobot yang lebih besar. Kedua aspek itu menunjuk kepada derajat integrasi masyarakat keteraturan esensial dan hidup kolektif ditentukan oleh kemantapan unsur-unsur masyarakat yang terdiri dari pranata, status, dan perana individu.
  • 14.
  • 15.
  • 16.  Pekerjaan dan Mata Pencaharian Pada umumnya daerah pedesaan adalah bertani. Mata pencaharian berdagang merupakan pekerjaan sekunder. Sedangkan di masyarakat kota mata pencaharian cendrung menjadi terspesialisasi, dan spesialisasi itu juga dapat dikembangkan.  Ukuran Komunitas Komunitas perdesaan biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan.
  • 17.  Kepadatan Penduduk Penduduk didesa kepadatannya lebih rendah dibandingkan dengan tingkat kepadatan penduduk dikota yang cenderung padat penduduk.  Homogenitas dan Heterogenitas Homogenitas adalah ciri-ciri dalam sosial dan psikologi, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan perilaku, dan seringa nampak dalam masyarakat pedesaan bila dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Dikota sebaliknya penduduknya heterogen, terdiri dari orang-orang dan macam-macam subkultur dan kesenangan, kebudayaan, dan mata pencaharian.
  • 18.  Diferensiasi Sosial Keadaan Heterogen dari penduduk kota berindikasi pentingnya derajat yang tinggi dalam diferensiasi sosial. Fasilitas kota, hal-hal yang berguna, pendidikan, rekreasi, agama, bisnis, dan fasilitas-fasilitas perumahan (tempat tinggal).  Pelapisan Sosial Beberapa perbedaan “pelapisan sosial tak resmi antara masyarakat perdesaan dan kota”:  Masyarakat kota aspek ekonomi lebih banyak pelapisaanya dibandingkan desa.  Masyarakat kota jarak antara kelas ekstrim yang kaya dan miskin cukup besar sedangkan didesa hanya kaya dan miskin saja.  Kepindahan orang desa yang miskin disebabkan tidak mempunyai tanah lalu mencari pekerjaan kekota dan desa tidak mampu mengatasiya.  Kebanyakan ketentuan kasta di Indonesia.
  • 19.  Mobilitas SosiaL Segi-segi penting dari mobilitas teritorial adalah:  Banyak penduduk yang pindah kamar atau rumah ke kamar atau rumah lain, karna sistem kontrak yang terdapat di kota tetapi desa tidak demikian  Waktu yang tersedia bagi penduduk kota untuk bepergian persatuan penduduk lebih banyak di bandingkan dengan orang-orang desa.  Bepergian tiap hari di dalam atau di luar dan pusat penduduk, di daerah kota lebih besar di bandingkan dengan penduduk kota.  Waktu luang di kota lebih sedikit di bandingkan dengan di daerah pedesaan, sebab mobilitas penduduk di kota lebih tinggi.
  • 20.  Interaksi Sosial Tipe interaksi di kota dan di desa perbedaannya sangat kontras, baik  kualitasnya maupun kuantitasnya. Perbedaan yang penting daLam interaksi sosial di perdeaan dan perkotaan, diantaranya:  Masyarakat pedesaan lebih sedikit jumlahnya dan tingkat mobilitas sosialnya rendah, maka kontak pribadi lebih sedikit.  Dalam kontak sosial berbeda secara kuantitatif maupun secara kualitatif.penduduk kota lebih sering kontak, tetapi cenderung formal sepintas lalu, dan tidak bersifat pribadi (impersonal). Di desa kontak sosial terjadi lebih banyak dengan tatap muka, ramah-tamah (informal), dan pribadi.
  • 21.  Pengawasan Sosial Tekanan sosial oleh masyarakat di pedesaan lebih kuat karna kontaknya yang bersifat pribadi dan ramah- tamah, dan keadaan masyarakatnya yang homogen. Penyesuaian pada norma-norma soaial lebih tinggi dengan tekanan sosial yang informal, dan nantinya dapat berati pengawasan sosial. Di kota pengawasan sosial lebih bersifat formal, pribadi, kurang “terkena”aturan yang ditegakan, dan peraturan lebih menyangkut pelanggaran.  Pola Kepemimpinan Menentukan kepemimpinan di daerah pedesaan cenderung banyak di tentukan oleh kualitas pribadi dari individu di bandingkan dengan di kota. Keadaan ini di sebabkan oleh lebih luasnya kontak tatap muka, dan individu lebih banyak saling mengetahui dari pada di daerah kota.
  • 22.  Standar Kehidupan Berbagai alat yang menyengkan di rumah, keperluan masyarakat, pendidikan, rekreasi, fasilitas agama, dan fasilitas lain akan membahagiakan kehidupan bila di sediakan dan cukup nyata di rasakan oleh penduduk yang jumlahnya padat.  Kesetiakawanan Sosial Pada masyarakat pedesaan ada kegiatan tolong- menolong (gotong-royong)dan musyawarah. Kesatuan dan kepaduan di daerah pekotaan berbeda seperti ketidaksamaan pembagian tenaga kerja, saling tergantung, spesialis, tidak bersifat pribadi dan macam-macam perjanjian bersifat formal.
  • 23.  Nilai dan Sistem Nilai Nilai dan sistem nilai di desa dengan di kota berbeda seperti kebiasaan, cara dan norma yang berlaku. Nilai-nilai keluarga pedesaan dalam masalah pola bergaul dan mencari jodoh kepala keluarga masih berperan dan nilai-nilai agama masih di pegang kuat dalam bentuk pendidikan agama (madrasah) dan untuk mencapai kedewasaan manusia bahkan bersifat subsistem tradisional.