Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, macam-macam, contoh perilaku, dan hikmah dari husnuzan. Husnuzan secara bahasa berarti berbaik sangka dan memandang segala sesuatu secara positif tanpa prasangka buruk. Terdapat tiga macam husnuzan yaitu kepada Allah, diri sendiri, dan sesama manusia. Contoh perilakunya adalah bersabar menghadapi cobaan, percaya diri, dan saling menghormati. H
1. MATERI PEMBELAJARAN HUSNUZAN
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka
(kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah
mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama
lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. {Q.S Al Hujurat (49) : 12}
A. PENGERTIAN HUSNUZAN
Husnuzan secara bahasa berarti “berbaik sangka” lawan katanya adalah
su’uzan yang berarti berburuk sangka atau apriori dan sebagainya.
Husnuzan adalah cara pandang seseorang yang membuatnya melihat
segala sesuatu secara positif, seorang yang memiliki sikap husnuzan akan
mepertimbangkan segala sesuatu dengan pikiran jernih, pikiran dan
hatinya bersih dari prasangka yang belum tentu kebenaranya.
Sebaliknya orang yang pemikirannya senantiasa dikuasai oleh sikap
su’uzan selalu akan memandang segala sesuatu jelek, seolah-olah tidak
ada sedikit pun kebaikan dalam pandanganya, pikirannya telah
dikungkung oleh sikap yang menganggap orang lain lebih rendah dari
pada dirinya. Sikap buruk sangka identik dengan rasa curiga, cemas,
amarah dan benci padahal kecurigaan, kecemasan, kemarahan dan
kebencian itu hanyalah perasaan semata yang tidak jelas penyebabnya,
terkadang apa yang ditakutkan bakal terjadi pada dirinya atau orang lain
sama sekali tak terbukti.
Kembali kepada husnuzan, secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga
macam, yaitu :
1. Husnuzan kepada Allah, ini dapat ditunjukan dengan sifat tawakal, sabar
dan ikhlas dalam menjalani hidup.
2. Husnuzan kepada diri sendiri, ditunjukan dengan sikap percaya diri dan
optimis serta inisiatif
3. Husnuzan kepada sesama manusia, ditunjukan dengan cara senang,
berpikir positif dan sikap hormat kepada orang lain tanpa ada rasa curiga.
B. MACAM-MACAM HUSNUZAN
1. Husnuzan Kepada Allah
Salah satu sifat terpuji yang harus tertanam pada diri adalah adalah sifat
husnuzan kepada Allah, sikap ini ditunjukan dengan selalu berbaik sangka
atas segala kehendak allah terhadap hamba-Nya. Karena banyak hal yang
2. terjadi pada kita seperti musibah membuat kita secara tidak langsung
menganggap Allah telah tidak adil, padahal sebagai seorang mukmin
sejati semestinya kita harus senantiasa menganggap apa yang
ditakdirkan Allah kepada kita adalah yang terbaik.
Seseorang boleh saja sedih, cemas dan gundah bila terkena musibah,
akan tetapi jangan sampai berlarut-larut sehingga membuat dirinya
menyalahkan Allah sebagai Penguasa Takdir. Sikap terbaik yang dapat
dilakukan adalah dengan cara segera menata hati dan perasaan
kemudian menegguhkan sikap bahwa setiap yang ditakdirkan Allah
kepada hamba-Nya mengandung hikmah. Inilah yang disebut dengan
sikap husnuzan kepada Allah.
Sebagai seseorang mukmin yang meyakini bahwa Allah Maha Tahu atas
apa yang terjadi terhadap hamba-Nya, karena itu kita semestinya berpikir
optimis, yakin bahwa rahmat dan karunia yang diberikan Allah kepada
manusia tidak akan pernah putus. Sebagaimana Firman Allah Swt :
ءْيَش َّلُك ْتَعِس َو يِتَمْحَر َو
“Dan rahnat ku meliputi segala sesuatu” (Q.S.Al-A’raf : 156)
Sehubungan dengan ayat ini, kita perlu ber-husnuzan kepada Allah dalam
segala hal dan keadaan, Allah Maha Tahu apa yang terbaik buat hamba-
Nya, ketika kita senang dan suka karena mendapatkan rezeki dan
kenikmatan dari Allah, maka sebaliknya saat kita dalam keadaan nestapa
dan duka karena mendapatkan ujian dan cobaan hendaknya tetap ber-
husnuzan kepada Allah Swt., sebab semua yang diberikan oleh Allah, baik
berupa kenikmatan maupun cobaan tentu mengandung banyak hikmah
dan kebaikan. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam sebuah Hadits Qudis
yang artinya :
“Selalu menuruti sangkaan hamba ku terhadap diriku jika ia
berprasangka baik maka akan mendapatkan kebaikan dan jika ia
berprasangka buruk maka akan mendapatkan leburukan” (H.R.at-Tabrani
dan Ibnu Hiban).
2. Husnuzan terhadap Diri Sendiri
Perilaku husnuzan terhadap diri sendiri artinya adalah berperasangka baik
terhadap kemampuan yang dimilki oleh diri sendiri. Dengan kata lain,
senantiasa percaya diri dan tidak merasa rendah diri di hadapan orang
lain. Orang yang memiliki sikap husnuzan terhadap diri sendiri akan
senantiasa memiliki semangat yang tinggi untuk meraih sukses dalam
setiap langkahnya. Sebab ia telah mengenali dengan baik kemempuan
yang dimilikinya, sekaligus menerima kelemahan yang ada pada dirinya,
sehingga ia dapat menetahui kapan ia harus maju dan tampil di depan
dan kapan harus menahan diri karena tidak punya kemampuan di bidang
itu.
3. Husnuzan terhadap Sesama Manusia
3. Husnuzan terhadap sesama manusia artinya adalah berprasangka baik
terhadap sesama dan tidak meragukan kemampuan atau tidak bersikap
apriori. Semua orang dipandang baik sebelum terbukti kesalahan atau
kekeliruannya, sehingga tidak menimbulkan kekacauan dalam pergaulan.
Orang yang ber-husnuzan terhadap sesama manusia dalam hidupnya
akan memiliki banyak teman, disukai kawan dan disegani lawan.
Husnuzan terhadap sesama manusia juga merupakan kunci sukses dalam
pergaulan, baik pergaulan di Sekolah, keluarga, maupun di lingkungan
masyarkat. Sebab tidak ada pergaulan yang rukun dan harmonis tanpa
adanya prasangka baik antara satu individu dengan individu lainnya.
C. CONTOH PERILAKU HUSNUZAN
1. Husnuzan kepada Allah dan Sabar Menghadapi Cobaan-Nya
Berprasangka baik kepada Allah Swt. artinya menganggap qada dan
qadar yang diberikan Allah adalah hal yang terbaik untuk hamba-Nya,
karena Allah Swt. bertindak terhadap hamba-Nya seperti yang
disangkakan kepada-Nya, kalau seorang hamba berprasangka buruk
kepada Allah Swt., maka buruklah prasangka Allah kepada orang
tersebut, jika berprasangka baik kepada-Nya, maka baik pulalah
prasangka Allah kepada hamba-Nya.
Cara menunjukkan sikap husnuzan kepada Allah swt adalah :
a. Senantiasa taat kepada Allah.
b. Bersyukur apabila mendapatkan kenikmatan.
c. Bersabar dan ikhlas apabila mendapatkan ujian serta cobaan.
d. Yakin bahwa terdapat hikmah di balik segala penderitaan dan
kegagalan.
2. Husnuzan kepada Diri Sendiri
Husnuzan kepada diri sendiri adalah sikap baik sangka kepada diri sendiri
dan meyakini akan kemampuan dan potensi yang dimiliki. Husnuzan
kepada diri sendiri dapat ditunjukkan dengan sikap gigih dan optimis.
Gigih berarti sikap teguh pendirian, tabah dan ulet atau berkemauan kuat
dalam usaha mencapai sesuatu cita-cita. Sedangkan optimis adalah sikap
yang selalu memiliki harapan baik dan positif dalam segala hal.
Manfaat sikap gigih adalah :
1. Membentuk pribadi yang tangguh
2. Menjadikan seseorang teguh pendirian dan tidak mudah terpengaruh
3. Menjadikan seseorang kreatif.
4. Menyebabkan tidak gampang putus asa dan menyerah terhadap
keadaan
5. Berinisiatif, artinya pelopor atau langkah pertama atau senantiasa
berbuat sesuatu yang sifatnya produktif. Berinisiatif menuntut sikap
bekerja keras dan etos kerja yang tinggi. Adapun ciri-ciri orang penuh
inisiatif adalah kreatif dan tidak kenal putus asa
4. 3. Husnuzan kepada Sesama Manusia
Husnuzan kepada sesama manusia adalah sikap yang selalu berpikir dan
berprasangka baik kepada sesama manusia. Sikap ini ditunjukkan dengan
rasa senang, berpikir positif dan sikap saling menghormati antar sesama
hamba Allah tanpa ada rasa curiga, dengki dan perasaan tidak senang
tanpa alasan yang jelas.
Nilai dan manfaat dari sikap Husnuzan kepada manusia mengandung nilai
dan manfaat sebagai berikut :
a. Hubungan persahabatan dan persaudaraan menjadi lebih baik.
b. Terhindar dari penyesalan dalam hubungan dengan sesama.
c. Selalu senang dan bahagia atas kebahagiaan orang lain.
D. HIKMAH HUSNUZAN
Di antara hikmah husnuzan adalah sebagai berikut :
1. Menumbuhkan perasaan cinta kepada Allah, artinya melaksanakan perintah
Allah dan Rasul serta menjauhi segala larangannya, melaksanakan jihad
fisabillilah dan mencintai sesame manusia karena Allah.
2. Menumbuhkan perasaan syukur kepada Allah atas segala nikmat-Nya.
3. Menumbuhkan sikap sabar dan tawakal.
4. Menumbuhkan keinginan untuk berusaha beroleh rahmat dan nikmat Allah
5. Al – afwu (pemaaf)
6. Al – wafa (menepati janji)
7. Al – ‘iffah (memelihara kesucian diri)
8. Al – haya’ (malu)
9. Syaja’ah (gigih)
10. As – sabru (sabar)
11. Ar – rahmah (kasih sayang)
12. At – ta’awwun (tolong menolong)
13. Al – islah (damai)
14. An – nazafah (memelihara kebersihan)
15. Mendorong manusia mencapai kemajuan.
16. Menimbulkan ketentraman.
17. Menghilangkan kesulitan dan kepahitan.
18. Membuahkan kreasi yang produktif dan daya cita yang berguna.