SlideShare a Scribd company logo
1




 HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN DENGAN
STATUS GIZI PADA SISWA SMA NEGERI 2 RINTISAN
  SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI)
                BANDA ACEH




                         Skripsi




        diajukan untuk melengkapi tugas – tugas dan
        memenuhi syarat – syarat guna memperoleh
                  gelar Sarjana Pendidikan



                           Oleh
                 Vivi Yunisa Harahap




     PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
        UNIVERSITAS SYIAH KUALA
        DARUSSALAM, BANDA ACEH
                  2012
2




      HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN DENGAN
     STATUS GIZI PADA SISWA SMA NEGERI 2 RINTISAN
       SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI)
                     BANDA ACEH



                                      Skripsi



                                       Oleh


                     Nama                   : Vivi Yunisa Harahap
                     NIM                    : 0806103010072
                     Program Studi          : Pendidikan Biologi


                                     disetujui,


Pembimbing I,                                     Pembimbing II,




Dr. Khairil, M.Si.                                Yuli Heirina Hamid, S.Pd, M.Si.
NIP. 195806291986031002                           NIP. 197307121997032001



                                     diketahui,



Dekan,                                            Ketua Program Studi,




Prof. Dr. H. M. Yusuf Aziz, M.Pd.                 Dra. Asiah M.D., M.P.
NIP. 195712311984031011                           NIP. 196704031991022001
3




                          LEMBAR PENGESAHAN


Skripsi oleh Vivi Yunisa Harahap ini telah di pertahankan di depan dewan penguji
pada tanggal 17 Oktober 2012.



Dewan Penguji




1. Ketua                                      Dr. Khairil, M.Si
                                              NIP. 195806291986031002




2. Anggota                                    Yuli Heirina Hamid, S.Pd, M.Si
                                              NIP. 197307121997032001




3. Anggota                                    Dra. Asiah M.D., M.P.
                                              NIP. 196704031991022001




4. Anggota                                    Wardiah S.Pd, M.Bio.
                                              NIP. 198011062006042003
4




                               KATA PENGANTAR



      Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan rahmat dan karunia – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul “Hubungan Pola Konsumsi

Makanan Dengan Status Gizi Pada Siswa SMA Negeri 2 Rintisan Sekolah

Bertaraf Internasional (RSBI) Banda Aceh”. Shalawat beriring salam senantiasa

penulis sanjungkan kepangkuan Nabi Muhammad SAW yang telah mengajarkan

sendi – sendi kehidupan sebagai bekal kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat kelak.

          Dalam penyelesaian penulisan skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih

yang kepada:

1. Bapak Dr. Khairil, M.Si sebagai pembimbing utama dan Ibu Yuli Heirina Hamid,

  S.Pd, M.Si sebagai pembimbing kedua yang telah bersedia meluangkan waktu

  untuk membimbing serta mengarahkan penulis sehingga terselesaikannya

  penulisan skripsi ini.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala Banda

  Aceh.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala.

4. Bapak/Ibu staf pengajar Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Syiah

  Kuala

5. Kepala Sekolah SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh yang telah memberi izin pada

  saat pengambilan data.
5




6. Kedua Orang Tua tercinta yang penulis sayangi, yang tiada henti-hentinya

  memberikan kasih sayang, motivasi dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Sahabat, teman – teman dan mahasiswa biologi khususnya angkatan 2008 yang

  selalu memberikan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan penulisan skripsi

  ini.

         Akhirnya kepada Allah SWT jualah penulis berserah diri karena tidak satupun

terjadi jika tidak atas kehendak – Nya. Segala usaha telah dilakukan untuk

menyempurnakan penulisan skripsi ini. Akhir kata penulis mohon maaf apabila

masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis

sangat mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang

bersifat membangun guna perbaikan di masa datang.




                                                    Banda Aceh, Oktober 2012




                                                    Penulis
6




                                      ABSTRAK

Kata kunci: pola konsumsi makanan, status gizi

         Penelitian yang berjudul “Hubungan Pola Konsumsi Makanan dengan Status
Gizi pada Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh” telah dilaksanakan pada tanggal
23 Mei sampai dengan 1 Juni 2012. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
hubungan pola konsumsi makanan dengan aktifitas yang berpengaruh terhadap
keadaan tubuh atau status gizi siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh. Jenis
penelitian adalah penelitian survey yang bersifat deskriptif. Populasi penelitian
adalah siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh kelas X dan kelas XI berjumlah 389
siswa dan sebanyak 80 siswa dijadikan sebagai sampel. Penentuan sampel dilakukan
secara proportional random sampling. Metode yang digunakan adalah metode
survey konsumsi pangan yang bersifat kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan
dengan angket dan wawancara. Data dianalisis dengan Z – Skor dan menggunakan
korelasi product moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan pola
konsumsi makanan dengan status gizi berdasarkan indeks BB/U, 46 siswa (90,2%)
berstatus gizi baik, 4 siswa (7,8%) berstatus gizi lebih dan 1 siswa (2%) berstatus
gizi kurang, indeks TB/U, 49 siswa (96,1%) berstatus gizi normal, 1 siswa (2%)
berstatus gizi pendek dan sangat pendek, sedangkan indeks BB/TB, 46 siswa
(90,2%) berstatus gizi gemuk, dan 5 siswa (9,8%) berstatus gizi normal. Pada uji – t
dengan taraf signifikan α = 0,05, hubungan pola konsumsi makanan dengan status
gizi berdasarkan indeks BB/U adalah thitung -0,06182 < t tabel 1,67, indeks TB/U adalah
t hitung 0,59706 < t tabel 1,67, dan indeks BB/TB adalah t hitung -0,00883< t tabel 1,67.
Dari ketiga indeks tersebut, hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan yang
bermakna antara pola konsumsi dengan status gizi pada siswa SMA Negeri 2RSBI
Banda Aceh, ditolak.
7




                                                  DAFTAR ISI



                                                                                                      Halaman

KATA PENGANTAR ...............................................................................                    i
ABSTRAK ....................................................................................................    iii
DAFTAR ISI ................................................................................................     iv
DAFTAR TABEL .........................................................................................          vi
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................                viii

BAB I PENDAHULUAN
      1.1 Latar Belakang Masalah ..............................................................                  1
      1.2 Rumusan Masalah ........................................................................               4
      1.3 Tujuan Penelitian .........................................................................            4
      1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................             4
      1.5 Hipotesis Penelitian .....................................................................             5
      1.6 Definisi Istilah ..............................................................................        5

BAB II LANDASAN TEORITIS
       2.1 Pola Konsumsi Makanan ............................................................                   8
       2.2 Pola Konsumsi Makanan Siswa ..................................................                       9
       2.3 Pengertian Status Gizi Pada Siswa .............................................                     10
       2.4 Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang Dianjurkan .......................                                  13
       2.5 Metode Penilaian Konsumsi Makanan .......................................                           14
           2.5.1 Metode Ingatan 24 Jam (24-hours recall method) ............                                   14
           2.5.2 Metode Frekuensi Konsumsi Pangan (Food
                 Frequency Method) ...........................................................                 15

BAB III METODE PENELITIAN
       3.1 Jenis Penelitian ...........................................................................        16
       3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................                   16
       3.3 Populasi dan Sampel ...................................................................             16
       3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian.................                                   18
       3.5 Teknik Analisis Data ..................................................................             19

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
      4.1 Gambaran Umum Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh ......                                              23
      4.2 Pola Konsumsi Makanan Siswa SMA Negeri 2 RSBI
          Banda Aceh ................................................................................          24
      4.3 Angka Kecukupan Gizi (AKG) . ................................................                        31
      4.4 Status Gizi Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh .................                                     34
      4.5 Hubungan Pola Konsumsi Makanan (Kecukupan Gizi)
          dengan Status Gizi ......................................................................            37
      4.6 Tinjauan Hipotesis ......................................................................            41
8




            4.7 Hasil Wawancara dengan Siswa SMA Negeri 2 RSBI
                Banda Aceh .................................................................................   41

BAB V PENUTUP
      5.1 Simpulan .....................................................................................       43
      5.2 Saran ...........................................................................................    44

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................            45
LAMPIRAN ..................................................................................................    47
RIWAYAT HIDUP ......................................................................................           90
9




                                              DAFTAR TABEL



Tabel                                                                                                Halaman

2.1 Jumlah Porsi Makanan yang Dianjurkan pada Usia 15-18 Tahun ............... 10

2.2 Angka Kecukupan Gizi (Energi) Rata-Rata yang Dianjurkan (per
    Orang per Hari) pada Kelompok Remaja .................................................... 14

3.1 Pembagian Sampel Tiap Kelas .................................................................... 18

3.2 Interpretasi Nilai r ........................................................................................ 22

4.1 Distribusi Responden Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh
    Berdasarkan Kelompok Umur ..................................................................... 23

4.2 Distribusi Responden Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh
    Berdasarkan Jenis Kelamin .......................................................................... 24

4.3 Distribusi Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Pokok yang
    Dikonsumsi Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh ................................. 24

4.4 Distribusi Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Lauk Hewani yang
    Dikonsumsi Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh ................................. 25

4.5 Distribusi Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Lauk Nabati yang
    Dikonsumsi Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh ................................. 26

4.6 Distribusi Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Lauk Hewani yang
    Dikonsumsi Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh ................................ 26

4.7 Distribusi Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Buah – Buahan
    yang Dikonsumsi Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh ....................... 27

4.8 Distribusi Frekuensi Konsumsi Susu pada Siswa SMA Negeri 2
    RSBI Banda Aceh ....................................................................................... 28

4.9 Distribusi Tingkat Kecukupan Gizi pada Siswa SMA Negeri 2
    RSBI Banda Aceh ....................................................................................... 31

4.10 Distribusi Status Gizi Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh
     Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U) ......................... 34

4.11 Distribusi Status Gizi Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh
10




       Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Umur (TB/U) ......................... 35

4.12 Distribusi Status Gizi Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh
     Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/TB) ........................ 35

4.13 Distribusi Hubungan Pola Konsumsi Makanan dengan Status Gizi
     Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh Berdasarkan Indeks
     Berat Badan Menurut Umur (BB/U) ........................................................... 37

4.14 Distribusi Hubungan Pola Konsumsi Makanan dengan Status Gizi
     Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh Berdasarkan Indeks
     Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) ........................................................ 38

4.15 Distribusi Hubungan Pola Konsumsi Makanan dengan Status Gizi
     Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh Berdasarkan Berat Badan
     Menurut Tinggi Badan (BB/TB) ................................................................. 40
11




                                           DAFTAR LAMPIRAN



Lampiran                                                                                                  Halaman

1.     Pedoman Wawancara .........................................................................................47

2.    Contoh Angket Penelitian ...................................................................................48

3.    Formulir Metode Frekuensi Makanan ................................................................50

4.    Perhitungan Jumlah Kalori dari Menu Makanan Siswa
      SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh .....................................................................51

5.    Tingkat Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang Dikonsumsi Siswa
      SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh Selama 10 Hari .............................................54

6.    Tingkat Interpretasi Hasil Tingkat Konsumsi Responden
      Berdasarkan Menu Makanan Siswa SMA Negeri 2 RSBI
      Banda Aceh .........................................................................................................57

7.    Penilaian Antropometri Status Gizi Diukur dengan Z – Score atau
      Skor Simpang Baku (SSB) untuk Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB ................59

8.    Daftar Perhitungan Hubungan Pola Konsumsi Makanan dengan
      Status Gizi Pada Siswa SMA Negeri2 RSBI Banda Aceh Berdasarkan
      Indeks BB/U .......................................................................................................63

9.    Daftar Perhitungan Hubungan Pola Konsumsi Makanan dengan
      Status Gizi Pada Siswa SMA Negeri2 RSBI Banda Aceh Berdasarkan
      Indeks TB/U .....................................................................................................67

10. Daftar Perhitungan Hubungan Pola Konsumsi Makanan dengan
    Status Gizi Pada Siswa SMA Negeri2 RSBI Banda Aceh Berdasarkan
    Indeks BB/TB ................................................................................................71

11. Cara Menggunakan Timbangan Berat Badan dan Tinggi Badan. .......................75

12. Foto Hasil Penelitian ............................................................................................76

13. Tabel Angka Kecukupan Gizi Bagi Orang Indonesia ..........................................77

14. Kategori Status Gizi Baku Rujukan WHO – NCHS ............................................78

15. Tabel Harga Kritik dari r Product – Moment ......................................................84
12




16. Tabel Distribusi t ................................................................................................85

17. Surat Keputusan Penunjuk Dosen Pembimbing .................................................86

18. Surat Izin Mengadakan Penelitian Dari Fakultas .................................................87

19. Surat Izin Mengadakan Penelitian Dari Dinas Pendidikan ..................................88

20. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ...............................................89
13




                                        BAB I

                                 PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Masalah

       Masalah gizi merupakan masalah yang paling penting dalam kesehatan

masyarakat. Masalah gizi pada anak sekolah menengah merupakan kelompok remaja

dan perlu mendapatkan perhatian khusus karena pengaruhnya yang besar terhadap

pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta dampaknya pada masalah gizi saat

dewasa. Percepatan pertumbuhan yang terjadi pada remaja diiringi oleh

bertambahnya aktivitas fisik sehingga kebutuhan zat gizi akan naik.

       Data World Health Organization (WHO) (2003), saat ini populasi remaja di

dunia telah mencapai 1.200 juta jiwa atau sekitar 19% dari total populasi dunia. Di

Indonesia persentase populasi remaja bahkan lebih tinggi yaitu mencapai 21% dari

total populasi penduduk atau sekitar 44 juta jiwa.

       Kelompok remaja perlu mengkonsumsi makanan yang banyak. Apabila

konsumsi makanan tidak seimbang dengan kebutuhan kalori untuk pertumbuhan dan

kegiatan-kegiatannya, maka akan terjadi defisiensi yang akhirnya dapat menghambat

pertumbuhannya (Notoatmodjo, 2007 : 232).

       Dalam masa pertumbuhan, remaja memerlukan banyak konsumsi makanan

yang bergizi. Seiring dengan perkembangan zaman dewasa ini, berdampak terhadap

ketersediaan makanan yang tersedia dalam bentuk cepat saji sehingga terdapat

hubungan erat antara makanan dengan kesehatan manusia yang akan berdampak

terhadap pola konsumsi makanan dan pertumbuhan. Dalam hal ini, masalah
14




kesehatan pada kelompok remaja berusia 15 – 18 tahun menjadi usia yang sangat

dini terhadap masalah gizi remaja.

       Kelompok remaja menunjukan fase pertumbuhan yang pesat yang disebut

adolescence growth spurt, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang relatif besar

jumlahnya (Pudjiadi , 2005 : 44). Kelompok umur siswa merupakan masa remaja

yang berusia 15 – 18 tahun termasuk golongan rawan gizi. Ada 3 alasan mengapa

remaja dikatakan rawan gizi. Pertama, remaja mengalami percepatan pertumbuhan

dan perkembangan sehingga tubuh memerlukan energi dan zat gizi yang lebih

banyak. Kedua, adanya perubahan gaya hidup dan kebiasaan pangan sehingga

masukan energi dan zat gizi harus disesuaikan. Ketiga, adanya kehamilan,

keikutsertaan dalam olah raga, kecanduan alkohol dan obat, meningkatkan kebutuhan

energi dan zat gizi (Arisman, 2008 : 77).

       Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi makanan remaja, pada dasarnya

dipengaruhi oleh dua hal, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal

merupakan faktor yang berasal dari dalam diri remaja yang dapat berupa

emosi/kejiwaan yang memiliki sifat kebiasaan. Sementara, faktor eksternal adalah

faktor yang berasal dari luar diri remaja, seperti ketersediaan bahan pangan yang ada

di sekitarnya serta kondisi sosial ekonomi yang mempengaruhi tingkat daya beli

manusia terhadap bahan pangan.

       Suhendro (2003 : 12) menyebutkan bahwa beberapa faktor yang

menyebabkan terjadinya permasalahan gizi pada anak usia sekolah menengah, antara

lain sosial ekonomi yang mempengaruhi pola konsumsi, dimana anak yang berasal

dari keluarga ekonomi tinggi, cenderung mengkonsumsi makanan yang berkadar
15




lemak tinggi. Permasalahan gizi disebabkan oleh ketidakseimbangan antara asupan

energi dengan energi yang digunakan. Selain itu faktor yang mempengaruhi

permasalahan gizi adalah umur, jenis kelamin, tingkat sosial ekonomi, faktor

lingkungan, aktivitas fisik, kebiasaan makan dan faktor neuropsikologik serta faktor

genetik. Kebiasaan makan remaja sangat berpengaruh terhadap status gizinya.

      Hardinsyah dan Martianto (1989 : 20) menyebutkan bahwa status gizi adalah

keadaan tubuh seseorang yang dipengaruhi oleh asupan makanan dan penggunaan

zat-zat gizi yang diukur dari berat badan dan tinggi badan dengan perhitungan berat

badan menurut tinggi badan (BB/TB), sehingga konsumsi makanan berpengaruh

pada status gizi seseorang. Status gizi baik atau gizi optimal terjadi bila tubuh

memperoleh cukup zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan

pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan umum pada

tingkat setinggi mungkin.

      Para siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh, rata-rata berusia 15 – 18 tahun

yang tergolong kelompok remaja. Aktifitas yang dijalankan siswa SMA Negeri 2

RSBI Banda Aceh adalah belajar formal di sekolah. Pada pagi hari dari jam 07.30 –

13.10, siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh belajar seperti pada umunya,

sedangkan dari jam 14.15 – 16.35 wib merupakan jam pelajaran tambahan. Melihat

jam pelajaran yang banyak, sehingga pola konsumsi makanan harus sesuai dengan

aktifitas yang akan dijalani oleh siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh. Hal ini

sangat berpengaruh terhadap status gizi bagi remaja di usia mereka yaitu 15 – 18

tahun. Namun, pola konsumsi makanan siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh,
16




dalam memenuhi kebutuhan akan gizi masih kurang, hal itu dilihat dari kondisi fisik

mereka yang mempunyai tubuh yang berbadan gemuk, kurus, tinggi dan pendek.

      Berdasarkan permasalahan yang telah diungkapkan, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Pola Konsumsi Makanan

dengan Status Gizi pada Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh”.



1.2 Rumusan Masalah

      Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan suatu permasalahan

sebagai berikut: “Apakah terdapat hubungan pola konsumsi makanan dengan status

gizi pada siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh?”.



1.3 Tujuan Penelitian

      Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola konsumsi

makanan dengan aktifitas yang berpengaruh terhadap keadaan tubuh atau status gizi

pada siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh.



1.4 Manfaat Penelitian

      Manfaat penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

  Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan wawasan kepada penulis dalam

  hubungan pola konsumsi dengan status gizi.
17




2. Manfaat Praktis

  a. Bagi sekolah, dengan adanya penelitian ini dapat memberikan informasi

     kepada para siswa tentang pola konsumsi makanan yang baik.

  b. Bagi siswa, dengan adanya penelitian ini dapat memperbaiki pola konsumsi

     makanan yang sesuai bagi seluruh aktifitas di sekolah.



1.5 Hipotesis

       Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan pola konsumsi

makanan dengan status gizi pada siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh.



1.6 Definisi Istilah

1. Pola konsumsi makanan adalah susunan makanan yang merupakan suatu

  kebiasaan yang dimakan seseorang mencakup jenis dan jumlah bahan makanan

  rata-rata per orang per hari yang umum dikonsumsi /dimakan penduduk dalam

  jangka waktu tertentu (PERSAGI, 2009 : 107). Pola konsumsi makanan yang

  dimaksud dalam penelitian ini adalah pola konsumsi makanan yang dilakukan

  siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh.

2. Status gizi adalah keadaan tubuh seseorang yang dipengaruhi oleh asupan

  makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Penilaian status gizi diukur dengan

  menggunakan antropometri berat badan berdasarkan umur (BB/U), tinggi badan

  berdasarkan umur (TB/U) dan berat badan berdasarkan tinggi badan (BB/TB)

  berdasarkan standar baku WHO NCHS (Hardinsyah dan Martianto, 1989 : 20).

  Status gizi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengukuran dari berat
18




  badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat badan

  menurut tinggi badan (BB/TB) yang akan dilakukan terhadap siswa SMA Negeri

  2 RSBI Banda Aceh.

3. Berat Badan

  a. Indeks berat badan menurut umur (BB/U)

     Berat badan adalah salah satu indikator yang menggambarkan tentang massa

     tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan – perubahan yang

     mendadak, misalnya menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah

     makanan yang dikonsumsi. Berat badan adalah parameter indikator yang

     sangat labil. Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan

     seimbang antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka berat badan

     berkembang mengikuti pertambahan umur.

  b. Indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)

     Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan. Dalam

     keadaan normal perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan

     tinggi badan (Supariasa, 2001 : 58).

4. Tinggi badan

  Indeks tinggi badan menurut umur (TB/U)

  Tinggi badan merupakan indikator yang menggambarkan keadaan pertumbuhan

  skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan

  umur (Supariasa, 2001 : 58).

5. Angka Kecukupan Gizi (AKG) adalah banyaknya masing-masing zat gizi esensial

  yang harus dipenuhi dari makanan mencakup hampir semua orang sehat untuk
19




mencegah defisiensi zat gizi. AKG dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin,

aktifitas, berat badan, tinggi badan, genetika dan keadaan fisiologis, seperti hamil

atau menyusui (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2010 : 117). Angka

Kecukupan Gizi yang dimaksud dalam penelitian adalah cara pemenuhan gizi

yang diukur dari umur, tinggi badan, dan berat badan siswa SMA Negeri 2 RSBI

Banda Aceh.
20




                                     BAB II

                            LANDASAN TEORITIS



2.1 Pola Konsumsi Makanan

      Dalam kehidupan sehari-hari, pangan mempunyai peranan penting bagi

manusia. Peran pokok pangan adalah untuk mempertahankan kelangsungan hidup,

melindungi dan menjaga kesehatan, serta berguna untuk mendapatkan energi yang

cukup untuk bekerja secara produktif. Konsumsi pangan harus disesuaikan dengan

kebutuhan masing-masing individu (Hariyadi, 2001 : 94).

      Pola konsumsi makanan adalah susunan makanan yang merupakan suatu

kebiasaan yang dimakan seseorang mencakup jenis dan jumlah bahan makanan

rata-rata per orang per hari yang umum dikonsumsi atau dimakan penduduk dalam

jangka tertentu (PERSAGI, 2009 : 107).

      Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup manusia. Makanan

yang dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai cara pengolahanya. Makan

makanan beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan, karena tidak ada satu

jenis makanan yang mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan seseorang untuk

tumbuh kembang menjadi sehat dan produktif. Makanan anekaragam menjamin

terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur.Di

masyarakat, pola konsumsi makanan disebut dengan kebiasaan makan yang ada pada

masyarakat dimana seseorang akan hidup.
21




       Santoso (2004 : 25) menyebutkan bahwa, pola konsumsi makan di suatu

daerah dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan beberapa faktor atau kondisi

setempat yaitu:

a. Faktor yang berhubungan dengan persediaan bahan makanan termasuk faktor

  geografi, kesuburan tanah berkaitan dengan produksi bahan makanan, daya

  perairan, kemajuan teknologi, transportasi, distribusi dan persediaan pangan di

  suatu daerah.

b. Faktor sosio-ekonomi dan kebiasaan yang berhubungan dengan konsumen yang

  memegang peranan penting dalam pola konsumsi penduduk.

c. Bantuan atau subsidi terhadap bahan-bahan tertentu.

       Meningkatnya aktifitas, kehidupan sosial dan kesibukan para siswa dalam

menjalankan aktifitasnya akan mempengaruhi kebiasaan makan mereka. Pola

konsumsi makanan sering tidak teratur, sering jajan, sering tidak makan pagi dan

sama sekali tidak makan siang.



2.2 Pola Konsumsi Makanan Siswa

       Pola konsumsi makanan siswa merupakan salah satu faktor penting yang turut

menentukan potensi pertumbuhan dan perkembangan remaja. Anak sekolah terutama

pada masa remaja tergolong pada masa pertumbuhan dan perkembangan baik fisik

maupun mental serta peka terhadap rangsangan dari luar. Jumlah atau porsi makanan

sesuai dengan anjuran makanan bagi remaja menurut Sediaoetama (2004 : 32) yang

disajikan pada Tabel 2.1:
22




Tabel 2.1 Jumlah Porsi Makanan yang Dianjurkan pada Usia 15-18 Tahun
         Makan pagi                Makan siang              Makan malam
      06.00-07.00 WIB           13.00-14.00 WIB               20.00 WIB
 Nasi 1 porsi 100 gr beras   Nasi 2 porsi 200 gr beras Nasi 1 porsi 100 gr beras
 Telur 1 butir 50 gr         Daging 1 porsi 50 gr      Daging 1 porsi 50 gr
 Susu sapi 200 gr            Tempe 1 porsi 50 gr       Tahu 1 porsi 100 gr
                             Sayur 1 porsi 100 gr      Sayur 1 porsi 100 gr
                             Buah 1 porsi 75 gr        Buah 1 porsi 100 gr
                                                       Susu skim 1 porsi 20 gr
Sumber: Sediaoetama (2004 : 30)

      Menurut Suhardjo (1986 : 35), Pola konsumsi makanan dipengaruhi oleh

beberapa hal, yaitu kebiasaan, sosial budaya, agama, taraf ekonomi, pendidikan dan

lingkungan alam.

      Pola konsumsi makanan yang diperoleh semasa remaja akan berdampak pada

kesehatan dalam fase kehidupan selanjutnya, setelah dewasa dan berusia lanjut.

Ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran energi mengakibatkan pertambahan

berat badan.



2.3 Pengertian Status Gizi Pada Siswa

      Status gizi adalah keadaan tubuh seseorang yang dipengaruhi oleh asupan

makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Penilaian status gizi diukur dengan

menggunakan antropometri berat badan berdasarkan umur (BB/U), tinggi badan

berdasarkan umur (TB/U) dan berat badan berdasarkan tinggi badan (BB/TB)

berdasarkan standar baku WHO NCHS (Hardinsyah dan Martianto, 1989 : 20).

      Mulia (2010 : 20) menjelaskan bahwa, keadaan gizi dapat berupa gizi kurang,
      gizi baik atau normal maupun gizi lebih. Kekurangan salah satu zat gizi dapat
      menimbulkan konsekuensi berupa penyakit defisiensi. Bila kekurangan dalam
      batas yang sudah ditentukan, dapat menimbulkan gangguan yang sifatnya
      lebih ringan atau menurunkan kemampuan fungsional, misalnya kekurangan
      zat besi dapat menurunkan prestasi belajar, dan turunnya daya tahan tubuh
      terhadap penyakit infeksi. Pencapaian derajat kesehatan yang optimal mutlak
23




       diperlukan sejumlah zat gizi yang harus didapatkan dari makanan dalam
       jumlah sesuai dengan yang dianjurkan setiap hari. Untuk dapat memenuhi
       kebutuhan akan zat gizi, diperlukan konsumsi makanan yang seimbang baik
       jumlah maupun kualitasnya. Faktor gaya hidup dan pola makan yang terlanjur
       salah merupakan penyebab defisiensi unsur gizi tertentu yang sering terjadi.
       Selain itu, polusi, stres berkepanjangan, sakit keras, baru sembuh dari sakit
       dan minuman keras adalah faktor lain yang mempengaruhi penyerapan zat
       gizi dalam tubuh.

       Status gizi menurut Soekirman (2000 : 36) menyatakan, pada umumnya

dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1. Penyebab langsung, yaitu makanan dan penyakit infeksi yang mungkin diderita

   oleh siswa. Siswa yang mendapat makanan cukup baik tetapi sering diserang

   penyakit infeksi dapat berpengaruh terhadap status gizinya. Begitu juga

   sebaliknya siswa yang makan tidak cukup baik, daya tahan tubuhnya pasti lemah

   dan pada akhirnya mempengaruhi status gizinya.

2. Penyebab tidak langsung, yaitu ketahanan pangan di keluarga, terkait dengan

   ketersediaan pangan (baik dari hasil produksi sendiri maupun dari pasar atau

   sumber lain), harga pangan dan daya beli keluarga, serta pengetahuan tentang gizi

   dan kesehatan.

       Penilaian status gizi seseorang dapat dikaitkan dengan variabel lain. Variabel

tersebut adalah sebagai berikut: (Ali, 2008 : 2)

a. Umur.

       Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan

penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan

berat badan maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak

disertai dengan penentuan umur yang tepat.
24




b. Berat Badan

      Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa

jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang

mendadak baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun.

Berat badan dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur)

atau melakukan penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat

pengukuran dilakukan, dalam penggunaannya memberikan gambaran massa tubuh.

Berat badan paling banyak digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran,

hanya saja tergantung pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat menggambarkan

kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu.

c. Tinggi Badan

      Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari

keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat

keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir

rendah dan kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk

Indeks Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), atau juga indeks Berat Badan menurut

Tinggi Badan (BB/TB).

      Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk

menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status

gizi. Penggunaan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi

untuk melihat adanya gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh.

      Status gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas SDM dan

kualitas hidup, sehingga program perbaikan gizi bertujuan untuk meningkatkan mutu
25




gizi konsumsi pangan, hal ini dapat memperbaiki status gizi masyarakat. Peningkatan

status gizi diarahkan pada peningkatan intelektualitas, produktivitas kerja, prestasi

belajar dan prestasi olah raga serta penurunan angka gizi salah, baik gizi kurang

maupun gizi lebih (Hariyadi, 2001 : 95).



2.4 Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan

         Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang dibutuhkan tubuh

setiap hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energi dan zat-zat gizi. Penentuan

kebutuhan zat gizi didasarkan pada angka kecukupan gizi (AKG). AKG adalah

banyaknya masing-masing zat gizi esensial yang harus dipenuhi dari makanan

mencakup hampir semua orang sehat untuk mencegah defisiensi zat gizi. AKG

dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, akifitas, berat badan, tinggi badan, genetika

dan keadaan fisiologis, seperti hamil atau menyusui (Departemen Gizi dan Kesehatan

Masyarakat, 2010 : 117).

         Angka kecukupan gizi yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan

menurut kelompok umur dan jenis kelamin. Patokan berat badan didasarkan pada

berat badan yang mewakili sebagian penduduk yang sehat. Dalam penggunaannya

bila terdapat penyimpangan berat badan rata-rata kelompok penduduk yang diteliti,

maka perlu disesuaikan dengan berat badan tersebut. Dengan demikian, perlu

disusun angka kecukupan gizi yang dianjurkan yang digunakan sebagai standar guna

mencapai status gizi. AKG rata-rata yang dianjurkan untuk remaja kelompok 15 – 18

tahun.
26




Tabel 2.2 Angka Kecukupan Gizi (AKG) Rata-Rata yang Dianjurkan (per
          Orang per Hari) pada Kelompok Remaja
  Jenis Kelamin     Umur (thn)      Berat Badan (kg)   Energi
    Laki – laki          13 – 15                46               2400 Kkal
                         16 – 19                55               2600 Kkal
   Perempuan             13 – 15                48               2350 Kkal
                         16 – 19                50               2200 Kkal
(Sumber: Depkes, 2010 : 146)



2.5 Metode Penilaian Konsumsi Makanan

      Asupan makan merupakan faktor utama yang berperan terhadap status gizi

seseorang. Untuk menilai status gizi individu dapat dilakukan melalui penilaian

konsumsi pangan individu. Penilaian konsumsi pangan dilakukan untuk mengetahui

jumlah pangan dan kebiasaan makan dan menghitung jumlah yang dimakan baik

dalam jangka panjang maupun jangka pendek, dari informasi tersebut dapat dihitung

konsumsi gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM).

DKBM adalah memuat susunan kandungan zat – zat gizi berbagai jenis bahan

makanan atau makanan (Supariasa, 2001 : 107).

      Untuk mendapatkan informasi terhadap kejadian yang telah lalu yang harus

digali dari subjek penelitian, metode konsumsi makanan yang dipakai adalah metode

ingatan 24 jam (24-hour food recall) dan metode frekuensi konsumsi pangan (food

frequency).

2.5.1 Metode Ingatan 24 Jam (24-hours recall method)

      Dalam metode ingatan 24 jam digunakan untuk mengetahui kuantitas

makanan yang dikonsumsi selama satu hari dengan menggunakan formulir food

recall 24 jam. Pada metode ini responden disuruh menceritakan semua yang dimakan
27




dan diminum selama 24 jam yang lalu, dimulai dari sejak bangun tidur pagi sampai

tidur malam harinya. Metode ingatan 24 jam, jika dilakukan satu hari tidak dapat

menggambarkan informasi rata-rata konsumsi. Sebaiknya dilakukan minimal 2x24

dengan selang waktu 2 hari selama per sepuluh hari.

       Menurut Sanjur dalam Supariasa (2001 : 94) mengemukakan bahwa beberapa

penelitian menunjukkan bahwa minimal 2 kali recall 24 jam tanpa berturut-turut,

dapat menghasilkan gambaran asupan zat gizi lebih optimal dan memberikan variasi

yang lebih besar tentang intake harian individu.

2.5.2 Metode Frekuensi Konsumsi Pangan (Food Frequency Method)

       Metode frekuensi makanan adalah untuk memperoleh data tentang frekuensi

konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama periode tertentu seperti

hari, minggu, bulan atau tahun (Supariasa, 2001 : 98).
28




                                      BAB III

                             METODE PENELITIAN



3.1 Jenis Penelitian

        Jenis penelitian ini adalah penelitian survey yang bersifat deskriptif yaitu

melihat pola konsumsi makanan dan status gizi siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda

Aceh.



3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

        Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh pada

bulan Maret sampai bulan September 2012.



3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

        Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh

kelas X dan kelas XI yang berjumlah 389 orang.

        Sampel dalam penelitian diambil secara acak. Untuk menentukan besar

sampel ditentukan dengan menggunakan rumus:




                                                   (Notoatmodjo, 2005 : 92)

        Keterangan :   n      = besar sampel
                       N      = besar populasi
                       d      = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan
                                 dengan ketepatan 0,1
29




       Perhitungan :




                       n = 80 orang

      Berdasarkan rumus di atas, sampel penelitian adalah 80 orang.

      Selanjutnya, pengambilan sampel dilakukan dengan teknik proportional

random sampling pada setiap kelas X berjumlah 152 siswa dan kelas XI berjumlah

246 siswa. Setelah didapatkan sampel secara proporsional, pengambilam sampel dari

setiap strata dilakukan dengan cara random dan memperhatikan proporsi pada

masing-masing kelas, yaitu:




                                               (Soepeno, 2002: 90)

       Keterangan:     Spl = banyaknya sampel yang diambil tiap tingkatan kelas
                       n = jumlah sampel dalam tingkatan kelas
                       N = jumlah populasi
                       Js = jumlah sampel yang diinginkan

       Maka jumlah sampel yang diambil dari masing-masing kelas yaitu:

        1. Kelas X     :




        2. Kelas XI :




      Berdasarkan jumlah sampel yang diambil dari masing-masing kelas, adapun

pengambilan sampel siswa untuk tiap kelas X dari kelas X1 sampai kelas X6 masing-
30




masing sebanyak 5 siswa, sedangkan kelas XI dari kelas XI IPA 1 sampai XI IPA 6

dan XI IPS 1 sampai XI IPS 2 masing-masing sebanyak 5 sampai 6 siswa.

      Adapun cara pengambilan sampel tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1,

Tabel 3.1 Pembagian Sampel Tiap Kelas
                Kelas     Populasi Siswa Tiap Kelas Sampel
                  X1                  24                    5
                  X2                  25                    5
                  X3                  24                    5
                  X4                  26                    5
                  X5                  26                    5
                  X6                  27                    6
               XI IPA 1               22                    5
               XI IPA 2               28                    5
               XI IPA 3               29                    6
               XI IPA 4               30                    6
               XI IPA 5               29                    6
               XI IPA 6               28                    6
               XI IPS 1               34                    5
               XI IPS 2               30                    5
               XI IPS 3               26                    5
             (Sumber: Data Primer yang diolah, 28 Februari 2012)



3.4 Teknik Pengumpulan Data

      Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui metode survey konsumsi

pangan yang bersifat kuantitatif dengan metode recall 24 jam, metode frekuensi

makanan (food frequency), wawancara, dokumentasi dan observasi.

1. Wawancara dilakukan berdasarkan pedoman wawancara yang terdiri dari 10

  pertanyaan yang diajukan kepada siswa kelas X dan kelas XI

2. Formulir food recall 24 jam diberikan kepada remaja siswa untuk mengetahui

  menu makanan yang dikonsumsi siswa selama per sepuluh hari

3. Food frequency, digunakan untuk memperoleh data tentang frekuensi konsumsi

  makanan selama per sepuluh hari selang 2 kali sehari
31




4. Observasi dilakukan dengan melihat pola konsumsi siswa dari menu makanan

5. Dokumentasi dilakukan untuk mengambil data siswa berupa data BB dan TB

  melalui pengukuran dan penimbangan badan secara langsung.

      Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah:

1. Pedoman wawancara, yang berisi data identitas diri siswa dan pertanyaan tentang

  pola konsumsi makanan

2. Formulir food recall 24 jam

3. Formulir food frequency

4. Timbangan injak untuk menimbang berat badan

5. Microtoise untuk mengukur tinggi badan



3.5 Teknik Analisis Data

1. Bahan makanan yang dikonsumsi dari menu makanan siswa dianalisis dengan

  menggunakan DKBM (Lampiran 13).

2. Setelah data energi dari menu makanan diperoleh, kemudian dihitung AKG dari

  siswa dengan mengunakan rumus:




  Keterangan:          BB Aktual = berat badan aktual berdasarkan hasil
                                       penimbangan (kg)
                       BB Standar = berat badan acuan yang tertera pada tabel
                                       angka kecukupan gizi (kg)
                       AKG           = Angka kecukupan gizi yang dianjurkan
                       Energi(kalori) = energi standar berdasarkan angka
                                       kecukupan gizi
                                                      (Supariasa, 2001 : 114)
32




3. Setelah data AKG siswa diperoleh, selanjutnya data tersebut dibandingkan dengan

  pencapaian AKG yang dianjurkan, dengan klasifikasi sebagai berikut:

  Baik           : > 100% AKG

  Sedang      : 80 – 99% AKG

  Kurang      : 70 – 80% AKG

  Defisit     : < 70% AKG

                                                    (Supariasa, 2001 : 114)

4. Kriteria penilaian antropometri status gizi di ukur dengan menggunakan Z – Score

  atau Skor Simpang Baku (SSB) untuk indeks BB/U, TB/U dan BB/TB. Cara

  menghitung SSB dipakai rumus :

                       Skor Baku Rujukan =


  Keterangan :        NIS            : Nilai Individual Subjek
                      NMBR           : Nilai Median Baku Rujukan
                      NSBR           : Nilai Simpang Baku Rujukan

                                                    (Djuamadias, Abunain, 1990)

  Kategori sesuai dengan klasifikasi status gizi berdasarkan indeks BB/U, dibagi

  menjadi :

  a. Gizi Buruk       : bila Z – Skor terletak < -3 SD

  b. Gizi Kurang      : bila Z – Skor terletak - 3 s/d <-2 SD

  c. Gizi Baik        : bila Z – Skor terletak - 2 s/d +2 SD

  d. Gizi Lebih       : bila Z – Skor terletak > +2 SD

  Kategori sesuai dengan klasifikasi status gizi berdasarkan indeks TB/U, dibagi

  menjadi:
33




  a. Sangat Pendek : bila Z – Skor terletak < -3 SD

  b. Pendek          : bila Z – Skor terletak - 3 s/d <-2 SD

  c. Normal          : bila Z – Skor terletak - 2 s/d +2 SD

  d. Tinggi          : bila Z – Skor terletak > +2 SD

  Kategori sesuai dengan klasifikasi status gizi berdasarkan indeks BB/TB, dibagi

  menjadi:

  a. Sangat Kurus    : bila Z – Skor terletak < -3 SD

  b. Kurus           : bila Z – Skor terletak - 3 s/d <-2 SD

  c. Normal          : bila Z – Skor terletak - 2 s/d +2 SD

  d. Gemuk           : bila Z – Skor terletak > +2 SD

                                                   Sumber: Depkes, 2004:210.

5. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan persamaan regresi linier untuk

  mencari hubungan linier variabel-variabel, yaitu hubungan X terhadap Y,

  digunakan rumus regresi linier menurut Sudjana (2005: 312) yaitu:



   Dengan :

                                      dan

   Keterangan :                     = Pola konsumsi
                            X       = Status Gizi
                            n       = Jumlah sampel
                            a       = Nilai konstan
                            b       = Koefisien arah regresi

6. Pengolahan data dalam penelitian ini, menggunakan uji korelasi product moment,

  yaitu:
34




  Keterangan:           r      = nilai koefisien korelasi
                        n      = banyaknya jumlah sampel
                        X      = nilai variabel pola konsumsi makanan
                        Y      = nilai variabel status gizi


7. Dari hasil korelasi yang diperoleh ditentukan besarnya pengaruh tingkat konsumsi

  terhadap status gizi, maka digunakan rumus koefisien penentu menurut Syamsuddin

  (2005 : 61), yaitu:



  Untuk mengetahui tingkat korelasi digunakan tabel interpretasi nilai r, yaitu:

  Tabel 3.2 Interpretasi Nilai r
                Besarnya nilai r                                  Interpretasi
   Antara 0,800 sampai dengan 1,00                   Tinggi
   Antara 0,600 sampai dengan 0,800                  Cukup
   Antara 0,400 sampai dengxan 0,600                 Agak rendah
   Antara 0,200 sampai dengan 0,400                  Rendah
   Antara 0,000 sampai dengan 0,200                  Sangat rendah (tidak berkorelasi)
  (Sumber : Arikunto, 2010:319)

8. Untuk menguji hipotesis penelitian dengan menggunakan uji – t (Sudjana, 2005:

  380) dengan rumus:




  Keterangan:      t : uji-t
                   r : koefisien korelasi
                   n : jumlah sampel

  Untuk menerima atau menolak hipotesis digunakan taraf signifikan (α = 0,05) dan

  dk = n – 2 dengan ketentuan sebagai berikut:

  Jika thitung ≥ ttabel, maka Ha diterima. Sebaliknya jika thitung < ttabel, maka Ha ditolak.
35




                                        BAB IV

                     HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN



3.6 Gambaran Umum Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh

4.1.1 Umur Siswa

       Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data mengenai umur responden

berusia 15 – 18 tahun. Berikut dapat dilihat jumlah responden menurut umur pada

Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Distribusi Responden Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh
            Berdasarkan Kelompok Umur
  No       Kelompok umur                Jumlah   Persentase (%)
   1              15                       8          10.0
   2              16                      32          40.0
   3              17                      37          46.2
   4              18                       3           3.8
             Jumlah                       80          100
(Sumber: Data Primer yang diolah, 2012)

       Berdasarkan Tabel 4.1, didapatkan bahwa kelompok umur responden

terbanyak adalah pada usia 17 tahun yaitu sebanyak 37 orang (46,2%), sedangkan

yang aling sedikit terdapat pada usia 18 tahun yaitu 3 orang (3,8%).

4.1.2. Jenis Kelamin Siswa

       Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data mengenai jenis kelamin responden

berusia 15 – 18 tahun. Berikut dapat dilihat jumlah responden menurut jenis kelamin

pada Tabel 4.2:
36




Tabel 4.2 Distribusi Responden Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh
          Berdasarkan Jenis Kelamin
 No         Jenis Kelamin              Jumlah              Persentase (%)
 1    Laki - Laki                        28                     35.0

 2    Perempuan                          52                     65.0

          Jumlah                        80                      100.0
(Sumber: Data Primer yang diolah, 2012)

         Berdasarkan Tabel 4.2, mayoritas jenis kelamin responden terbanyak adalah

perempuan yaitu sebanyak 53 orang (65%), sedangkan laki – laki sebanyak 28 orang

(35%).



4.2. Pola Konsumsi Makanan Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh

4.2.1 Frekuensi Pola Konsumsi Makanan dan Jenis Makanan Siswa SMA
      Negeri 2 Banda Aceh

4.2.1.1 Makanan Pokok

         Frekuensi makanan dan jenis makanan pokok yang dikonsumsi oleh Siswa

SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh pada penelitian, dapat dilihat pada Tabel 4.3:

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Makan dan Jenis Makanan                 Pokok yang
            Dikonsumsi siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh
                                         Frekuensi
      Jenis                               4-          1-                              Jum
No
    makanan >1x/hari 1x/hari 6x/minggu 3x/minggu                     1x/bulan          lah
                 n     % n % n              %      n     %          n      %
 1 Nasi          80 100 0         0    0     0      0    0           0      0         80
 2 Jagung         0    0     0    0    0     0      8    0          72     90         80
 3 Bubur          0    0     0    0    0     0     27 33,75         53 66,25          80
 4 Mie            0    0     1 1,25 7      8,75    38   47,5        34    42,5        80
(Sumber: Data Primer yang diolah, 2012)
37




       Berdasarkan Tabel 4.3, frekuensi makan untuk nasi seluruh siswa (100%)

mengonsumsi >1x/hari, sedangkan paling sedikit adalah frekuensi makan mie yaitu

1x/hari yaitu 1 orang (1,25%).

4.2.1.2 Lauk Hewani

       Frekuensi makan dan jenis makanan lauk hewani yang dikonsumsi siswa

SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh pada penelitian, dapat dilihat pada Tabel 4.4:

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Lauk Hewani yang
          Dikonsumsi Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh
                                            Frekuensi
         Jenis                                4-           1-             Jum
 No
       makanan      >1x/hari 1x/hari      6x/minggu    3x/minggu 1x/bulan lah
                     n    %     n    %    n      %     n      %  n    %
  1 Daging/ayam 0         0     6    7,5 17 21,25 55 68,75       2 2,5     80
  2 Ikan             0    0 12       15  13 16,25 54        67,5 1 1,25    80
  3 Telur            0    0 15 18,75 10        12,5   55 68,75   0    0    80
(Sumber: Data Primer yang diolah, 2012)

       Berdasarkan Tabel 4.4, frekuensi makan lauk hewani pada siswa SMA

Negeri 2 RSBI Banda Aceh paling banyak adalah daging/ayam dan telur dengan

frekuensi 1-3x/minggu sebanyak 55 orang (68,75%), sedangkan yang paling sedikit

ikan dengan frekuensi 1x/bulan sebanyak 1 orang (1,25%).

4.2.1.3 Lauk Nabati

       Frekuensi makan dan jenis makanan lauk nabati yang dikonsumsi siswa SMA

Negeri 2 RSBI Banda Aceh pada penelitian, dapat dilihat pada Tabel 4.5:
38




Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Lauk         Nabati yang
          Dikonsumsi Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh
                                        Frekuensi
         Jenis                           4-           1-                        Jum
  No
       makanan >1x/hari 1x/hari 6x/minggu         3x/minggu         1x/bulan     lah
                   n % n % n               %      n      %          N %
  1   Tahu          0     0 0       0 1   1,25    44     55         35 43,8         80
  2   Tempe         0     0 1 1,25 5      6,25    64     80         10 12,5         80
(Sumber: Data Primer yang diolah, 2012)

      Berdasarkan Tabel 4.5, frekuensi makan lauk nabati pada siswa SMA Negeri

2 RSBI Banda Aceh paling banyak adalah tempe dengan frekuensi 1-3x/minggu

sebanyak 64 orang (80%), sedangkan yang paling sedikit juga tempe pada frekuensi

1x/hari dan 4-6x/minggu sebanyak 1 orang (1,25%).

4.2.1.4 Sayur-Sayuran

      Frekuensi makan dan jenis makanan sayur – sayuran yang dikonsumsi siswa

SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh pada penelitian, dapat dilihat pada Tabel 4.6:

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Lauk Hewani yang
           Dikonsumsi Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh
                                          Frekuensi
         Jenis                             4-            1-
 No                                                                     Jumlah
       makanan >1x/hari 1x/hari 6x/minggu            3x/minggu 1x/bulan
                    n % n % n                 %     n       %  n    %
  1   Kangkung      0    0    0 0 32          40    27 33,75 21 26,3      80
  2   Bayam         0    0    0 0 16          20    32      40 32 40      80
      daun
                    0    0    0 0 11 13,75 42             52,5 27 33,8    80
  3   Singkong
  4   Sawi          0    0    0 0       0      0     1    1,25  9 11,3    80
  5   Sayur sop     0    0    0 0       8     10    28      35 44 55      80
      Sayur
   6                0    0    0 0       6    7,5    20      25 54 67,5    80
      lodeh
(Sumber: Data Primer yang diolah, 2012)

      Berdasarkan Tabel 4.6, frekuensi makan sayur-sayuran pada siswa SMA

Negeri 2 RSBI Banda Aceh paling banyak adalah sayur lodeh dengan frekuensi
39




1x/bulan sebanyak 54 orang (67,5%), sedangkan yang paling sedikit sawi dengan

frekuensi 1-3x/minggu sebanyak 1 orang (1,25%).

4.2.1.5 Buah – Buahan

       Frekuensi makan dan jenis makanan buah – buahan yang dikonsumsi siswa

SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh pada penelitian, dapat dilihat pada Tabel 4.7:



Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Buah - Buahan
           yang Dikonsumsi Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh
                                          Frekuensi
          Jenis                            4-            1-
  No                                                                    Jumlah
       makanan >1x/hari 1x/hari 6x/minggu            3x/minggu 1x/bulan
                   n    % n % n               %      n      %   n   %
  1    Pisang      0    0    0 0        4     5     70    87,5  6 7,5     80
  2    Jeruk       0    0    0 0        6    7,5    61 76,25 13 16,3      80
  3    Apel        0    0    0 0        4     5     28      35 48 60      80
  4    Pepaya      0    0    0 0        1   1,25    27 33,75 52 65        80
(Sumber: Data Primer yang diolah, 2012)

       Berdasarkan Tabel 4.7, frekuensi makan buah – buahan pada siswa SMA

Negeri 2 RSBI Banda Aceh paling banyak adalah pisang dengan frekuensi 1-

3x/minggu sebanyak 70 orang (87,5%), sedangkan yang paling sedikit pepaya

dengan frekuensi 4-6x/minggu sebanyak 1 orang (1,25%).

4.2.1.6 Susu

       Frekuensi konsumsi susu pada siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh dari

penelitian, dapat dilihat pada Tabel 4.8:
40




Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Konsumsi Susu pada Siswa SMA Negeri 2
          RSBI Banda Aceh
                                               Jumlah
  No Frekuensi Konsumsi Susu
                                        n            Persentase (%)
   1             >1x/hari                0                   0
   2             1x/hari                 8                  10
   3          4-6x/minggu               12                  15
   4          1-3x/minggu               31                38,75
   5            1x/bulan                29                 36,3
(Sumber: Data Primer yang diolah, 2012)

         Berdasarkan Tabel 4.8, frekuensi konsumsi susu pada siswa SMA Negeri 2

RSBI Banda Aceh paling banyak pada frekuensi 1-3x/minggu sebanyak 31 orang

(38,75%), sedangkan yang paling sedikit pada frekuensi 1x/hari sebanyak 8 orang

(10%).

         Dari hasil penelitian terhadap jenis dan frekuensi makanan, dapat diketahui

bahwa, pada umumnya jenis makanan pokok yang dikonsumsi oleh siswa SMA

Negeri 2 RSBI Banda Aceh adalah nasi dengan frekuensi konsumsi makanan

>1x/hari dalam sehari. Biasanya dengan jadwal makan 3x sehari yaitu pada pukul

07.00 WIB, siang hari pukul 13.30 WIB dan malam hari pukul 20.30 WIB. Hal ini

dapat diketahui dari hasil recall selama 10 hari di mana pada setiap kali

mengonsumsi makanan utama, siswa selalu mengonsumsi nasi sebagai makanan

pokok (sumber energi) seperti yang disebutkan Irianto (2004 : 22) bahwa zat

makanan sebagai sumber energi utama adalah karbohidrat dan lemak yang berasal

dari nasi sebagai makanan pokok. Menurut Almatsier (2001 : 286), bahwa makanan

pokok seperti nasi, jagung, ubi, serta hasil olahannya seperti mie dan sebagainya

berfungsi untuk memberi rasa kenyang .

         Pada sebagian siswa, ada yang tidak makan pagi atau sarapan pagi yang

merupakan kebiasaan siswa. Padahal sarapan sangat bermanfaat bagi setiap orang.
41




Bagi anak sekolah, makan pagi dapat memudahkan konsentrasi belajar, memahami

pelajaran, sehingga prestasi belajar lebih baik .

         Sumber energi lain yang dikonsumsi siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh

adalah jagung, bubur dan mie. Namun frekuensi konsumsi makanan ketiga jenis

makanan tersebut sedikit karena hanya sebagai makanan selingan. Seperti pada Tabel

4.3 dapat diketahui bahwa frekuensi konsumsi jagung pada siswa paling banyak

adalah 1x/bulan, bubur dengan frekuensi paling banyak 1x/bulan dan mie dengan

frekuensi 1-3x/minggu.

         Untuk jenis makanan lauk hewani yang paling banyak dikonsumsi siswa

adalah daging/ayam dan telur dengan frekuensi 1-3x/minggu. Artinya daging atau

ayam telah dikonsumsi setiap kali makan. Pada umumnya daging atau ayam

disajikan dengan cara digoreng atau dibuat rendang. Hal ini dikarenakan lauk hewani

dapat memberi rasa nikmat seperti yang dikutip dalam Almatsier (2001 : 287) bahwa

lauk hewani dapat memberi rasa nikmat sehingga makanan pokok yang pada

umumnya mempunyai rasa netral, lebih terasa enak. Untuk konsumsi ikan dan telur

paling banyak pada frekuensi 1-3x/minggu. Hal ini dengan alasan, pemberian telur

merupakan alternatif pengganti lauk, jika siswa tidak menyukai lauk yang disajikan

di rumah oleh orang tua.

         Jenis makanan lauk nabati yang dikonsumsi siswa adalah tahu dan tempe.

Namun sebagian besar siswa paling banyak mengkonsumsi tahu dan tempe dengan

frekuensi 1-3x/minggu. Hal ini disebabkan, di kantin tempat sekolah mereka menjual

tahu dan tempe goreng sebagai makanan yang paling banyak digemari di saat siswa

lapar.
42




      Jenis makanan berupa sayur – sayuran hijau yang dikonsumsi siswa adalah

kangkung, bayam, daun singkong, sawi, sayur sop dan sayur lodeh. Terdapat

sebagian anak yang jarang mengkonsumsi sayur dengan alasan tidak suka.

Berdasarkan Tabel 4.6, frekuensi siswa mengkonsumsi sayur kangkung paling

banyak pada frekuensi 4-6x/minggu, sayur bayam pada frekuensi 1-3x/minggu dan

1x/bulan, daun singkong paling banyak pada frekuensi 1-3x/minggu, sawi paling

banyak pada frekuensi 1x/bulan, sayur sop paling banyak pada frekuensi 1x/bulan,

dan terakhir sayur lodeh paling banyak pada frekuensi 1x/bulan.

      Untuk buah – buahan, jenis buah yang paling sering dikonsumsi siswa adalah

pisang, jeruk, apel dan papaya. Ada juga siswa yang tidak suka dengan buah

dikarenakan siswa tidak suka dan orang tua yang tidak menyajikan buah – buahan di

rumah sehingga siswa tidak membiasakan diri untuk makan buah. Pada dasarnya,

buah – buahan sangat bagus bagi pencernaan makanan, hal tersebut diungkapkan

oleh Gunawan (1999 : 71) bahwa kandungan serat dan air pada buah berfungsi

membersihkan kotoran dari dalam saluran usus besar. Namun, siswa lebih suka

memilih untuk mengkonsumsi makanan jajananan di luar rumah dibandingkan buah

– buahan. Berdasarkan Tabel 4.7, frekuensi makan buah pisang dan jeruk pada

frekuensi 1-3x/minggu, sedangkan apel dan pepaya yang paling banyak di konsumsi

pada frekuensi 1x/bulan.

      Dalam hal konsumsi susu, pada umumnya dikonsumsi pada frekuensi 1-

3x/minggu. Biasanya susu dikonsumsi pada pagi hari sebelum berangkat sekolah,

siang hari dengan makanan selingan dan malam hari sebelum tidur. Hal ini
43




dikarenakan pada usia siswa yaitu 15 – 18 tahun memerlukan zat pembangun

tambahan lebih banyak seperti makanan pokok.



4.3 Angka Kecukupan Gizi (AKG)

       Tingkat kecukupan gizi pada siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh pada

penelitian, dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9 Distribusi Tingkat Kecukupan Gizi pada Siswa SMA Negeri 2 RSBI
          Banda Aceh
                                                  Jumlah
   No     Tingkat Kecukupan Gizi
                                            n           Persentase (%)
    1    Baik                               8                 10.0
    2    Kurang                             8                 10.0
    3    Sedang                            13                 16.2
    4    Defisit                           51                 63.8
                 Jumlah                    80                100.0
(Sumber: Data Primer yang diolah, 2012)

       Berdasarkan Tabel 4.9, tingkat kecukupan energi paling banyak pada siswa

SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh dengan kategori defisit sebanyak 51 orang

(63,8%), sedangkan kecukupan energi paling sedikit dengan kategori baik dan

kategori kurang sebanyak 8 orang (10%).

       Dari data di atas dapat diketahui bahwa tingkat kecukupan gizi pada

umumnya berada pada kategori defisit dengan tingkat konsumsi gizi rata – rata

1619,2 kalori (Lampiran 6). Tingkat kecukupan gizi setiap siswa berbeda antara satu

dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan karena ada sebagian siswa yang membawa

bekal dari rumah dan sebagiannya menyukai mengkonsumsi makanan lain di

bandingkan dengan makanan yang dibawa dari rumah.
44




      Dari data penelitian recall, dapat dilihat bahwa menu makanan untuk makan

pagi berpola tiga makanan pokok yaitu nasi, lauk yaitu telur, ayam dan tempe serta

susu. Sedangkan untuk menu makan siang dan makan malam berpola empat sehat,

yaitu terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur, dan buah. Menurut Almatsier dalam Maulida

(2007 : 28), “Pola menu makan empat sehat lima sempurna adalah pola menu

seimbang yang disusun dengan baik mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan

oleh tubuh”. Sedangkan konsumsi makanan selingan setiap hari dikonsumsi pada

siang atau malam hari untuk menghilangkan rasa lapar dan dahaga diantara makan

pagi dan siang. Menurut Santoso dan Ranti (2004 : 29),”Makanan selingan berguna

sebagai penambah zat gizi, terutama energi yang kurang diperoleh dari menu makan

utama”. Dengan demikian pemberian makanan selingan juga penting untuk

menunjang terpenuhinya kebutuhan energi dari menu makanan utama.

      Menurut Gunawan (1999 : 20), “pola makan masa kini cenderung tinggi
      lemak jenuh dan hidrat arang olahan, tetapi rendah hidrat arang utuh dan
      lemak tak jenuh ganda. Sumber hidrat arang yang lebih banyak dikonsumsi
      adalah nasi putih dan gula pasir, juga produk tepung putih seperti roti dan kue
      – kue, yang kualitas gizinya rendah akibat proses pengolahan yang
      berkepanjangan. Sedangkan hidrat arang yang kualitas gizinya masih utuh
      seperti kentang, beras merah, atau jagung umumnya dijadikan makanan
      selingan atau hampir tidak digemari. Buah atau sayuran yang juga termasuk
      sumber hidrat arang utuh lebih sering ditempatkan sebagai makanan
      sampingan, yang seringkali tidak sempat dimakan karena perut sudah
      terlanjur kenyang. Selanjutnya protein yang hanya dianjurkan separuh dari
      total asupan hidrat arang justru sering dikonsumsi lebih dari takaran”.

      Dalam memelihara kesehatan tubuh dan terpenuhinya kebutuhan energi,

makanan yang dimakan harus berpedoman pada empat sehat lima sempurna dan

memenuhi nilai gizi yang berdampak pada status gizi siswa. Dari hal tersebut dapat

dikemukakan bahwa usia 15 – 18 tahun diperlukan makanan yang bergizi untuk

aktifitas sehari – hari dan sekaligus memelihara kesehatan karena pada fase – fase
45




tersebut siswa sedang mengalami masa pertumbuhan yang membutuhkan banyak

energi.

          Kebutuhan energi seseorang yang dikonsumsi berasal dari makanan sangat

dibutuhkan untuk melakukan aktifitas dalam kehidupan sehari – hari untuk menutupi

pengeluaran energi seseorang yang mempunyai ukuran dan komposisi tubuh dengan

aktivitas yang sesuai dengan kesehatan jangka panjang dan yang memungkinkan

pemeliharaan aktivitas fisik yang dibutuhkan.

          Apabila seseorang kekurangan energi yang berlangsung lama maka akan

mengakibatkan penurunan berat badan dan jika berlanjut akan mengakibatkan

keadaan gizi kurang. Pada usia 15 – 18 tahun, kekurangan konsumsi energi dapat

menurunkan produktivitas kerja para siswa.

          Kelebihan energi akan mengakibatkan kelebihan berat badan atau kegemukan.

kegemukan biasanya disebabkan oleh terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat,

lemak maupun protein, juga karena kurang bergerak. Kegemukan dapat

menyebabkan gangguan dalam fungsi tubuh, dan merupakan risiko untuk menderita

penyakit kronis seperti diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung koroner,

penyakit kanker dan dapat memperpendek harapan hidup (Almatsier dalam

Matondang, 2007:10).

          Dilihat dari rata – rata kalori yang dikonsumsi siswa selama 10 hari tersebut

belum memenuhi AKG yang dianjurkan (Lampiran 5). Hal ini di kemukakan

Karyadi (2005 : 10), untuk laki-laki berumur 13 – 15 tahun adalah 2400 kalori, laki –

laki berumur 16 – 19 tahun adalah 2600 kalori, sedangkan AKG yang dianjurkan

untuk perempuan berumur 13 – 15 tahun adalah 2350 kalori, sedangkan perempuan
46




yang berumur 16 – 19 tahun adalah 2200 kalori per hari, dengan demikian

kecukupan kalori yang dikonsumsi siswa belum mencukupi dan hanya sebagian yang

memenuhi pola makan empat sehat lima sempurna.

      Dengan demikian, hal ini menunjukkan bahwa hanya sedikit yang memenuhi

pencapaian persentase yang baik sedangkan yang lain masih jauh di bawah

pencapaian (defisit) persentase AKG yang dianjurkan. Kebutuhan akan energi dapat

terjadi karena beberapa hal. Kebutuhan akan energi dan zat-zat gizi bergantung pada

berbagai faktor seperti umur, jenis kelamin, berat badan, dan tinggi badan aktivitas

fisik serta iklim setempat (Tirtawinata, 2006 : 320). Dengan demikian, secara

keseluruhan interpretasi tingkat konsumsi kecukupan gizi makanan siswa SMA

Negeri 2 RSBI Banda Aceh belum sesuai dengan AKG yang di anjurkan.



4.4 Status Gizi Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh

4.4.1. Status Gizi Berdasarkan Indeks BB/U, TB/U, dan BB/TB

      Status gizi siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh berdasarkan indeks BB/U,

TB/U dan BB/TB dapat dilihat pada Tabel 4.10:

Tabel 4.10 Distribusi Status Gizi Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh
           Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U)
                                               Jumlah
  No      Status Gizi (BB/U)
                                         N            Persentase (%)
   1 Gizi Baik                          72                 90.0
   2 Gizi Kurang                         4                  5.0
   3 Gizi Lebih                          4                  5.0
             Jumlah                     80                 100
(Sumber: Data Primer yang diolah, 2012)
47




      Berdasarkan Tabel 4.10, indeks BB/U yang paling banyak dengan status gizi

baik sebanyak 72 orang (90%), sedangkan yang paling sedikit dengan status gizi

kurang dan lebih masing – masing sebanyak 4 orang (5%).

Tabel 4.11 Distribusi Status Gizi Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh
           Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Umur (TB/U)
                                               Jumlah
  No      Status Gizi (TB/U)
                                        N            Persentase (%)
   1 Normal                             76                95.0
   2 Pendek                              2                 2.5
   3 Sangat Pendek                       2                 2.5
             Jumlah                     80                100
(Sumber: Data Primer yang diolah, 2012)

      Berdasarkan Tabel 4.11, indeks TB/U yang paling banyak dengan status gizi

normal sebanyak 76 orang (95%), sedangkan yang paling sedikit dengan status gizi

pendek dan sangat pendek masing – masing sebanyak 2 orang (2,5%).

Tabel 4.12 Distribusi Status Gizi Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh
           Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/TB)
                                               Jumlah
  No       Status Gizi (TB/U)
                                         N           Persentase (%)
   1     Gemuk                          70                87.5
   2     Normal                         10                12.5
            Jumlah                      80                100
(Sumber: Data Primer yang diolah, 2012)

      Berdasarkan Tabel 4.12, indeks BB/TB yang paling banyak dengan status

gizi gemuk sebanyak 70 orang (87,5%), sedangkan yang paling sedikit dengan status

gizi normal sebanyak 10 orang (12,5%).

      Dari hasil pengolahan data status gizi dengan indeks BB/U, TB/U, dan BB/TB

seperti yang terdapat dalam Tabel 4.10, pada umumnya status gizi siswa berada

kategori gizi baik yaitu sebanyak 72 orang (90%). Hal ini menunjukkan pertumbuhan

berat badan anak pada usia 15 – 18 tahun telah sesuai dengan umurnya.Siswa dengan
48




kategori gizi kurang dan gizi lebih ditemukan masing – masing sebanyak 4 orang

(5%).

         Untuk status gizi anak dengan indeks TB/U pada Tabel 4.11, pada umumnya

siswa berada pada kategori normal yaitu sebanyak 76 orang (95%). Hal ini

menunjukkan pertumbuhan tinggi badan anak sudah sesuai dengan dengan umur.

Namun terdapat siswa dengan status gizi sangat pendek dan pendek yang masing –

masing sebanyak 2 orang (2,5%). Faktor yang menyebabkan masih adanya siswa

dengan kategori sangat pendek dan pendek mungkin dikarenakan jumlah asupan zat

gizi yang tidak cukup. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan relatif

kurang sensitif terhadap defesiensi gizi jangka pendek. Pengaruh defesiensi zat gizi

terhadap tinggi badan baru akan tampak pada saat yang cukup lama dan merupakan

gambaran status gizi masa lalunya.

         Status gizi dengan indek BB/TB seperti yang terdapat dalam Tabel 4.12, pada

umumnya siswa berada pada kategori gemuk sebanyak 70 orang (87,5%), sedangkan

yang paling sedikit dengan status gizi normal sebanyak 10 orang (12,5%). Hal ini

tidak sesuai dengan perkembangan berat badan dengan hubungannya terhadap

pertambahan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Karena seharusnya berat badan

menurut tinggi badan merefleksikan berat badan dalam hubungan dengan tinggi

badan.

         Ada dua faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang, yaitu secara

langsung dan tidak langsung. Secara langsung misalnya tingkat konsumsi invidu, dan

penyakit infeksi yang mungkin diderita siswa. Sedangkan secara tidak langsung

adalah karena faktor ketahanan pangan dalam keluarga, pola asuh anak, akses atau
49




keterjangkauan anak dan keluarga terhadap air bersih dan pelayanan kesehatan yang

baik (Matondang, 2007:17).



4.5. Hubungan Pola Konsumsi Makanan (Kecukupan Gizi) dengan Status Gizi

4.5.1. Hubungan Pola Konsumsi Makanan (Kecukupan Gizi) dengan Status Gizi
       BB/U

        Status gizi siswa menurut kecukupan gizi (BB/U) dapat dilihat pada Tabel

4.13:

Tabel 4.13 Distribusi Hubungan Pola Konsumsi Makanan dengan Status Gizi
           Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh Berdasarkan Indeks Berat
           Badan Menurut Umur (BB/U)
                                  Status Gizi BB/U
       Kecukupan                                               Jumlah
  No                  Gizi Kurang      Gizi Baik   Gizi Lebih
           Gizi
                       n      %        N      %    n     %    n      %
   1 Gizi Baik         1     12.5       7    87.5  0      0    8    100
   2 Gizi Sedang       2     15,4      11    84,6  0      0   13    100
   3 Gizi Kurang       0       0        8    100   0      0    8    100
   4 Gizi Defisit      1       2       46    90,2  4     7,8  51    100
(Sumber: Data Primer yang diolah, 2012)

        Berdasarkan Tabel 4.13, dari 51 orang siswa yang memiliki tingkat

kecukupan gizi defisit, terdapat 46 siswa (90,2%) yang berstatus gizi baik dan

ditemukan 1 siswa (2%) yang berstatus gizi kurang. Sedangkan dari 13 siswa yang

memiliki tingkat kecukupan gizi kategori gizi sedang, terdapat 11siswa (84,6%) yang

berstatus gizi baik dan ditemukan 2 siswa (15,4 %) yang berstatus gizi kurang. Hal

ini disebabkan kemungkinan pada saat tersebut siswa mengkonsumsi sumber energi

dalam jumlah yang kurang atau terkena penyakit infeksi. Menurut          Supariasa

(2001:57), salah satu penyebab langsung masalah gizi pada siswa terjadi oleh karena

faktor makanan dan terkena infeksi penyakit. Berat badan adalah parameter
50




antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal, di mana keadaan kesehatan

yang baik dan seimbang antara konsumsi dan kebutuhan gizi terjamin, maka berat

badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya, dalam keadaan yang

abnormal terdapat dua kemungkinan perkembangan berat badan, yaitu dapat

berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal.

       Dari hasil perhitungan korelasi pearson (Lampiran 8), dengan 80 orang

sampel didapatkan r = -0,007. Nilai r berada diantara 0,000 sampai dengan 0,200

pada tabel interpretasi r yang berarti korelasi sangat rendah atau tidak berkorelasi.

Koefisien penentu pola konsumsi makanan dengan status gizi menurut indeks BB/U

adalah 0,0049% . Hubungan yang tidak berkorelasi antara pola konsumsi makanan

dengan status gizi siswa menurut indeks BB/U dipengaruhi oleh beberapa faktor,

antara lain, seperti terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau

menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi.

4.5.2. Hubungan Pola Konsumsi Makanan (Kecukupan Gizi) dengan Status Gizi
       TB/U

       Status gizi siswa menurut kecukupan gizi (TB/U) dapat dilihat pada Tabel

4.14 berikut:

Tabel 4.14 Distribusi Hubungan Pola Konsumsi Makanan dengan Status Gizi
           Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh Berdasarkan Indeks Tinggi
           Badan Menurut Umur (TB/U)
                                    Status Gizi TB/U
        Kecukupan                                               Jumlah
  No                   Sangat Pendek       Pendek       Normal
            Gizi
                       n        %          N      %   n     %   n   %
  1    Gizi Baik       0         0         0      0    8   100   8 100
  2    Gizi Sedang     1        7,7        0      0   12   92,3 13 100
  3    Gizi Kurang     0         0         1     12,5  7   87,5  8 100
  4    Gizi Defisit    1         2         1      2   49   96,1 51 100
(Sumber: Data Primer yang diolah, 2012)
51




        Berdasarkan Tabel 4.14, dari 51 orang siswa yang memiliki tingkat

kecukupan gizi defisit, terdapat 49 siswa (96,1%) yang berstatus gizi normal dan

ditemukan 1 siswa (2%) yang berstatus gizi pendek dan sangat pendek. Sedangkan

dari 13 siswa yang memiliki tingkat kecukupan gizi kategori gizi sedang, terdapat 12

siswa (92,3%) yang berstatus gizi normal dan ditemukan 1 siswa (7,7%) yang

berstatus gizi sangat pendek. Hal ini bisa terjadi dikarenakan postur tubuh siswa yang

sangat pendek kemungkinan disebabkan oleh gangguan pertumbuhan masa lalu

sehingga terhambat untuk mengejar pertumbuhan siswa seusianya. Tinggi badan

merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada

keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertumbuhan umur.

Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan relatif kurang sensitif terhadap

masalah kekurangan gizi dalam waktu pendek (Supariasa, 2001:57).

        Dari hasil perhitungan korelasi pearson (Lampiran 9), dengan jumlah sampel

80 siswa, didapatkan r = 2,707. Nilai r berada diantara 0,800 sampai dengan 1,00

pada tabel interpretasi r yang berarti korelasi sangat tinggi. Koefisien penentu pola

konsumsi makanan dengan status gizi menurut indeks TB/U adalah 732,7849%.

4.5.3. Hubungan Pola Konsumsi Makanan (Kecukupan Gizi) dengan Status Gizi
       BB/TB

        Status gizi siswa menurut kecukupan gizi (BB/TB) dapat dilihat pada Tabel

4.15:
52




Tabel 4.15 Distribusi Hubungan Pola Konsumsi Makanan dengan Status Gizi
           Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh Berdasarkan Berat Badan
           Menurut Tinggi Badan (BB/TB)
                               Status Gizi BB/TB
       Kecukupan                                           Jumlah
  No                      Normal               Gemuk
           Gizi
                        n         %         n        %  N        %
   1 Gizi Baik          1        12,5        7     87,5  8      100
   2 Gizi Sedang        4        30,8        9     69,2 13      100
   3 Gizi Kurang        0          0         8      100  8      100
   4 Gizi Defisit       5         9,8       46     90,2 51      100
(Sumber: Data Primer yang diolah, 2012)

       Berdasarkan Tabel 4.15, dari 51 orang siswa yang memiliki tingkat

kecukupan gizi defisit, terdapat 46 siswa (90,2%) yang berstatus gizi gemuk dan

ditemukan 5 siswa (9,8%) yang berstatus gizi normal. Sedangkan dari 13 siswa yang

memiliki tingkat kecukupan gizi kategori gizi sedang, terdapat 9 siswa (69,2%) yang

berstatus gizi gemuk dan ditemukan 4 siswa (30,8%) yang berstatus gizi normal. Hal

ini bisa terjadi dikarenakan tingkat konsumsi makanan siswa melebihi kebutuhan

atau karena faktor tinggi badan dimana siswa kelihatan gemuk. Berat badan

berkorelasi linear dengan tinggi badan, artinya dalam keadaan normal perkembangan

berat badan akan mengikuti pertambahan tinggi badan pada percepatan tertentu.

Dengan demikian berat badan yang normal akan proporsional dengan tinggi

badannya (Soekirman, 2000:60).

       Dari hasil perhitungan korelasi pearson (Lampiran 10), dengan jumlah sampel

80 siswa, didapatkan r = -0,001. Nilai r berada diantara 0,000 sampai dengan 0,200

pada tabel interpretasi r yang berarti korelasi sangat rendah atau tidak berkorelasi.

Koefisien penentu pola konsumsi makanan dengan status gizi menurut indeks BB/TB

adalah 0,0001 %.
53




4.6. Tinjauan Terhadap Hipotesis

           Hipotesis penelitian ini adalah terdapat hubungan pola konsumsi makanan

dengan status gizi pada siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh.

           Pengujian hipotesis terhadap hubungan pola konsumsi dengan status gizi

dengan menggunakan uji t yang dilakukan pada taraf signifikan α = 0,05 dan derajat

kebebasan dk= 60 diperoleh ttabel 1,67. Dengan demikian indeks berdasarkan BB/U,

TB/U dan BB/TB dinyatakan sebagai berikut:

1. thitung yang diperoleh untuk hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi

   berdasarkan indeks BB/U lebih kecil dari t tabel (t hitung -0,06182 < t   tabel 1,67).


2. t hitung yang diperoleh untuk hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi

   berdasarkan indeks TB/U lebih besar besar dari t tabel (t hitung 0,59706 < t tabel 1,67).

3. t   hitung   yang diperoleh untuk hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi

   berdasarkan indeks BB/TB lebih kecil dari t tabel (t hitung -0,00883< t tabel 1,67).

           Berdasarkan data tersebut , maka hipotesis yang menyatakan terdapatnya

hubungan antara pola konsumsi makanan dengan status gizi pada siswa SMA Negeri

2 RSBI Banda Aceh ditolak.



4.7. Hasil Wawancara dengan Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh

          Hasil wawancara dari beberapa orang menyatakan bahwa susunan menu

makanan yang disajikan oleh orang tua di rumah sudah cukup baik dan sangat sesuai

dengan menu makan empat sehat lima sempurna. Menu makanan yang disajikan di

rumah meliputi makanan pokok yaitu nasi, lauk terdiri lauk hewani dan lauk nabati,

sayur, buah dan susu sebagai pelengkap menu makanan yang sehat. Susu merupakan
54




bahan makanan yang mengandung protein sebagai zat gizi sumber energi. Hal ini

sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sediaoetama (2004 : 132), bahwa susu dan

telur termasuk sumber protein hewani berkualitas tinggi yang merupakan sumber

energi. Tidak hanya menu makanan empat sehat lima sempurna yang disajikan di

rumah, namun makanan selingan seperti makanan ringan (snack). Menu makanan

yang disajikan dirumah bervariasi, hal itu dilakukan untuk mendapatkan menu

makanan yang seimbang sehingga tidak merasa jenuh. Dalam pengaturan konsumsi

makanan, siswa tidak selalu makan secara teratur setiap tiga kali sehari sehingga hal

tersebut akan berdampak bagi status gizi siswa, seperti cepat merasa kelelahan di saat

menjalankan aktifitas diakibatkan kekurangan energi, dan badan kurus atau gemuk.

Menurut para siswa, makanan yang baik bagi tubuh mereka yang mencakup

karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan zat besi untuk memberikan energi

bagi tubuh di saat mereka beraktifitas di sekolah.
55




                                     BAB V


                                   PENUTUP



5.1. Simpulan

      Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka

diperoleh beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut:

1. Pola konsumsi makanan siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh menurut jenis

  makanan hanya sebagian yang memenuhi variasi menu setiap kali makan,

  sedangkan frekuensi makan utama sebanyak 3 kali dalam sehari yang terdiri dari

  makanan pokok, lauk pauk, sayur – sayuran, buah – buahan dan susu sebagai

  pelengkap, sementara yang dikonsumsi siswa hanya sebagian yang lengkap tiap

  kali makan.

2. Status gizi siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh berdasarkan indeks BB/U,

  TB/U dan BB/TB pada umumnya dalam kategori baik, normal dan gemuk, namun

  masih ditemukan siswa dengan kategori gizi buruk, sangat pendek, dan pendek.

3. Hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi berdasarkan indeks BB/U,

  TB/U, dan BB/TB diperoleh bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna

  antara pola konsumsi makanan dengan status gizi pada siswa SMA Negeri 2 RSBI

  Banda Aceh.

5.2. Saran

1. Kepada pihak sekolah, hendaknya memperhatikan jenis makanan yang

  dikonsumsi siswa yang mengandung zat gizi dan memberikan pengetahuan

  kepada siswa tentang pentingnya mengkonsumsi bekal yang dibawa dari rumah.
56




2. Kepada siswa hendaknya memperhatikan pola konsumsi makanan yang

  dikonsumsi setiap hari agar beranekaragam yang   sesuai dengan aktifitas di

  sekolah.
57




                                 DAFTAR PUSTAKA


Ali,   Arsad Rahim. 2008. Penilaian Status Gizi Anak, (Online),
       (http://arali2008.files.wordpress.com/2008/08/penilaian-status-gizi-anak.doc.,
       diakses 6 Juli 2012).

Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia.

Arisman. 2008. Buku Ajar Ilmu Gizi (Gizi dalam Daur Kehidupan). Jakarta: EGC.

Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat. 2010. Gizi dan Kesehatan Masyarakat.
      Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Departemen Kesehatan RI, 1995. Panduan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang,
      Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Jakarta.

Djumadias, Abunain . 1990. Aplikasi Antropometri Sebagai Alat Ukur Status Gizi.
     Bogor: Puslitbang Gizi.

Gunawan, Andang. 1999. Food Combining (Kombinasi Makanan Serasi Pola Makan
     Untuk Langsing dan Sehat). Jakarta: Gramedia

Hariyadi, Purwiyatno. 2001. Pangan dan Gizi; Ilmu Tekonologi, Industri dan
      Perdagangan. Bogor: Sagung Seto.

Hardinsyah dan Drajat Martianto. 1989. Menaksir Kecukupan Energi dan Protein
      serta Penilaian Mutu Konsumsi Pangan. Jakarta: Wira.

Irianto, Kus dan Kusno Waluyo. 2004. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung: Yrama
        Widya.

Karyadi. 2005. Implikasi Gizi Seimbang. Tarsito: Bandung.

Maulida, Cut Dessy. 2007. Hubungan Pola Menu Makanan dengan Kebutuhan
      Energi Tubuh Siswa SMAN 2 Modal Bangsa Kecamatan Kuta Baro
      Kabuoaten Aceh Besar. Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
      Biologi. Banda Aceh: Unsyiah.

Matondang, Masitah. 2007. Status Gizi dan Pola Makan pada Anak Taman Kanak –
      Kanak di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007. (pdf).
      Skripsi FKM USU, Medan, (Online).
     (http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/14668., diakses 8 Januari
     2012).
58




Mulia, Agus. 2010. Pengetahuan Gizi, Pola Makan Dan Status Gizi Mahasiswa
      Pendidikan Teknologi Kimia Industri (PTKI) Medan Tahun 2010. (pdf).
      Skripsi FKM USU, Medan, (Online).
      (http://repository.usu.ac.id/xmlui/handle/123456789/20338., diakses 16
      Januari 2012).

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
      Cipta.

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI). 2009. Kamus Gizi Pelengkap Kesehatan
       Keluarga. Jakarta: Kompas Media Nusantara.

Pudjiadi, Solihin. 2005. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Jakarta: Gaya Baru.

Santoso, S dan Ranti, L.A, 2004. Kesehatan dan Gizi. PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Sediaoetama, Achmad Djaeni. 2004. Ilmu Gizi. Jilid II. Jakarta: Dian Rakyat.

Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya Untuk Keluarga dan Masyarakat.
      Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan Nasional
      1999/2000. Jakarta.
Soepeno, Bambang. 2002. Statistik Terapan dalam Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial dan
      Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Suhardjo. 1986. Berbagai Cara Pendidikan Gizi, Jakarta : Bumi Aksara.

Suhendro, 2003. Fast Food Sebagai Faktor Resiko Terjadinya Obesitas Pada Remaja
      Siswa-Siswi SMU di Kota Tangerang Propinsi Banten. Tesis Magister Ilmu-ilmu
      Kesehatan Masyarakat Minat Utama Gizi dan Kesehatan, Pasca Sarjana
      Universitas Gadjah Mada.

Supariasa, I Dewa Nyoman, Bachyar Bakri, dan Ibnu Fajar. 2001. Penilaian Status
       Gizi. Jakarta: EGC.

Syamsuddin. 2005. Matematika Kelompok Bisnis dan Manajemen. PT. Grasindo.
      Jakarta.

Tirtawinata. 2006. Makanan Dalam Perspektif Al-Quran dan Ilmu Gizi. Fakultas
       Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.

WHO. Adolescent nutrition: a neglected dimension. WHO. 2003. (Available at:
     http://www.who.int/nut/ado.htm., diakses 10 Februari 2012).
59




Lampiran 1. Pedoman Wawancara

                        PEDOMAN WAWANCARA



Wawancara dengan siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh

I.     Identitas Responden
       1. Nama                :
       2. Umur                :
       3. Jenis kelamin       :
II.    Status Gizi Responden
       1. Berat Badan         :…………..kg
       2. Tinggi Badan        : ………….cm
III.   Pertanyaan
       1. Bagaimana susunan menu makanan yang disajikan oleh orang tua anda di
           rumah?
       2. Jenis makanan pokok apa saja yang disajikan di rumah anda?
       3. Selain makanan pokok, makanan apa saja yang disajikan di rumah anda?
       4. Apakah anda merasa senang atau bosan dengan menu makanan yang
           disajikan di rumah?
       5. Apakah menu makanan yang disajikan di rumah bervariasi?
       6. Apakah anda makan nasi secara teratur setiap tiga kali dalam sehari?
       7. Selain anda memakan makanan pokok, apakah anda memakan makanan
           selingan seperti makanan ringan (snack)?
       8. Apakah anda mengetahui bagaimana dampak buruk apabila memakan
           makanan secara berlebihan atau sedikit?
       9. Bagaimana menurut anda memilih makanan yang baik bagi tubuh anda?
       10. Apakah menurut anda, makanan yang sudah anda makan dapat
           memberikan energi yang diperlukan untuk aktivitas anda disekolah?
60




Lampiran 2. Contoh Angket Penelitian

                                    ANGKET

Assalamu’alaikum wr. wb


       Dalam rangka penulisan skripsi dengan judul “Hubungan Pola Konsumsi

Makanan dengan Status Gizi pada Siswa SMA Negeri 2 Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional (RSBI) Banda Aceh” untuk menyelesaikan studi pada Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Syiah Kuala, saya membutuhkan

data tentang pola konsumsi makanan utama dari siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda

Aceh

       Sehubungan dengan maksud tersebut, saya sangat mengharapkan kesediaan

saudara/i untuk meluangkan waktu mengisi angket yang saya berikan secara jujur

sesuai petunjuk pengisian angket.

       Atas bantuan dan kesediaan saudara/i mengisi angket ini saya mengucapkan

terimakasih.

Petunjuk Pengisian Angket

   1. Isilah identitas anda pada bagian identitas responden

   2. Isilah tabel formulir pangan 24 jam dengan jenis dan nama makanan yang

       anda konsumsi pada waktu makan pagi, makan siang dan makan malam, serta

       jumlah yang anda konsumsi
61




                            FORMULIR RECALL 24 JAM

                                                               Hari ke-        :
                                                               Tanggal         :
    I.      Identitas Responden
            Nama                   :
            Umur                   :
            Jenis Kelamin          :
            Berat Badan            :
            Tinggi Badan           :
    II.     Tabel formulir ingatan pangan 24 jam dengan jenis makanan yang
            dikonsumsi pada waktu makan pagi, makan siang, dan makan malam

                                                     Bahan Makanan
 Waktu Makan
                   Nama Makanan                                  Banyaknya
    (Jam)                                Bahan Makanan
                                                             URT         gram
Pagi
(pukul 07.00)



Siang
(pukul 13.30)



Malam
(pukul 20.30)




URT = UKURAN RUMAH TANGGA
bh      = buah           bsr = besar          1 sdm tepung beras, tepung sagu = 6 gram
bks     = bungkus        gls = gelas          1 sdm terigu, maizena, hunkwe = 5 gram
btr     = butir          sdt = sendok teh     1 sdm minyak goring, margarine= 10 gram
kcl     = kecil          sdg = sedang          1 sdm                          = 10 ml
bj      = biji           ptg = potong         1 gls                           = 240 ml
btg     = batang         sdm = sendok makan   1 ckr                           = 240 ml
pk      = pack           ckr = cangkir        1 gls nasi = 140 gram          = 70 gram
beras
KET. BESAR PORSI:                             1 ptg sdg daging (5 x 5 x 2 cm) = 50 gram
1 ptg sdg pisang (3 x 15 cm)     = 50 gram    1 ptg sdg ikan (6 x 5 x 2 cm) = 50 gram
1 sdm gula pasir                 = 10 gram    1 bj bsr tahu (6 x 6 x 2,5 cm) = 100 gram
1 sdm tepung susu                = 5 gram     1 ptg papaya (15 x 15 cm)       = 100 gram
62




Lampiran 3. Formulir Metode Frekuensi Makanan

   FORMULIR METODE FREKUENSI MAKANAN (Food Frequency)

                                           Hari ke-     :

                                           Tanggal      :

   III.   Identitas Responden
          Nama                       :
          Umur                       :
          Jenis Kelamin              :
          Berat Badan                :
          Tinggi Badan               :

   IV.    Tabel Formulir Frekuensi Makanan Selang Waktu 2 Hari Selama
          per Sepuluh Hari

                                                    Frekuensi Makanan
          Nama Makanan              >1x/hari 1x/hari 4-          1-       1x/bulan
                                                      6x/minggu 3x/minggu
       1. makanan pokok
          a. nasi
          b. jagung
          c. bubur
          d. mie
       2. Lauk Hewani
          a. daging ayam
          b. ikan
          c. telur
       3. Lauk Nabati
          a. tahu
          b. tempe
       4. Sayur
          a. kangkung
          b. daun singkong
          c. sawi
          d. sayur sop
          e. sayur lodeh
       5. Buah
          a. pisang
          b. jeruk
          c. apel
          d. pepaya
       6. susu
   (Sumber: Supariasa. 2001: 295)
Hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi pada siswa sma negeri 2 rintisan sekolah bertaraf internasional (rsbi) banda aceh
Hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi pada siswa sma negeri 2 rintisan sekolah bertaraf internasional (rsbi) banda aceh
Hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi pada siswa sma negeri 2 rintisan sekolah bertaraf internasional (rsbi) banda aceh
Hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi pada siswa sma negeri 2 rintisan sekolah bertaraf internasional (rsbi) banda aceh
Hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi pada siswa sma negeri 2 rintisan sekolah bertaraf internasional (rsbi) banda aceh
Hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi pada siswa sma negeri 2 rintisan sekolah bertaraf internasional (rsbi) banda aceh
Hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi pada siswa sma negeri 2 rintisan sekolah bertaraf internasional (rsbi) banda aceh
Hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi pada siswa sma negeri 2 rintisan sekolah bertaraf internasional (rsbi) banda aceh
Hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi pada siswa sma negeri 2 rintisan sekolah bertaraf internasional (rsbi) banda aceh
Hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi pada siswa sma negeri 2 rintisan sekolah bertaraf internasional (rsbi) banda aceh
Hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi pada siswa sma negeri 2 rintisan sekolah bertaraf internasional (rsbi) banda aceh
Hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi pada siswa sma negeri 2 rintisan sekolah bertaraf internasional (rsbi) banda aceh
Hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi pada siswa sma negeri 2 rintisan sekolah bertaraf internasional (rsbi) banda aceh
Hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi pada siswa sma negeri 2 rintisan sekolah bertaraf internasional (rsbi) banda aceh
Hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi pada siswa sma negeri 2 rintisan sekolah bertaraf internasional (rsbi) banda aceh
Hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi pada siswa sma negeri 2 rintisan sekolah bertaraf internasional (rsbi) banda aceh
Hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi pada siswa sma negeri 2 rintisan sekolah bertaraf internasional (rsbi) banda aceh
Hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi pada siswa sma negeri 2 rintisan sekolah bertaraf internasional (rsbi) banda aceh
Hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi pada siswa sma negeri 2 rintisan sekolah bertaraf internasional (rsbi) banda aceh
Hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi pada siswa sma negeri 2 rintisan sekolah bertaraf internasional (rsbi) banda aceh
Hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi pada siswa sma negeri 2 rintisan sekolah bertaraf internasional (rsbi) banda aceh
Hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi pada siswa sma negeri 2 rintisan sekolah bertaraf internasional (rsbi) banda aceh
Hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi pada siswa sma negeri 2 rintisan sekolah bertaraf internasional (rsbi) banda aceh
Hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi pada siswa sma negeri 2 rintisan sekolah bertaraf internasional (rsbi) banda aceh
Hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi pada siswa sma negeri 2 rintisan sekolah bertaraf internasional (rsbi) banda aceh
Hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi pada siswa sma negeri 2 rintisan sekolah bertaraf internasional (rsbi) banda aceh
Hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi pada siswa sma negeri 2 rintisan sekolah bertaraf internasional (rsbi) banda aceh
Hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi pada siswa sma negeri 2 rintisan sekolah bertaraf internasional (rsbi) banda aceh

More Related Content

What's hot

Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Anak
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas AnakNutrition Care Process (NCP) Obesitas Anak
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Anak
BEM POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA
 
Kasus hati hepatitis
Kasus hati hepatitisKasus hati hepatitis
Kasus hati hepatitis
'Rheyfan Caspian
 
Obesitas.ppt
Obesitas.pptObesitas.ppt
Obesitas.ppt
シズカ 近松
 
Masalah gizi pada lansia
Masalah gizi pada lansiaMasalah gizi pada lansia
Masalah gizi pada lansia
eka1400
 
Ppt jajanan sehat
Ppt jajanan sehatPpt jajanan sehat
Ppt jajanan sehat
resa_mardiana
 
Penilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi ibu hamilPenilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi ibu hamil
tris nia
 
Tabel akg 2019
Tabel akg 2019Tabel akg 2019
Tabel akg 2019
elisnovalia
 
Gizi dewasa
Gizi dewasaGizi dewasa
Kasus saluran cerna atas
Kasus saluran cerna atasKasus saluran cerna atas
Kasus saluran cerna atas
'Rheyfan Caspian
 
Buku bumil kek (1 52)
Buku bumil kek (1 52)Buku bumil kek (1 52)
Buku bumil kek (1 52)
Dokter Tekno
 
Asuhan gizi sirosis hati
Asuhan gizi sirosis hati Asuhan gizi sirosis hati
Asuhan gizi sirosis hati
universitas negeri semarang
 
Laporan hepatitis ascites
Laporan hepatitis ascitesLaporan hepatitis ascites
Laporan hepatitis ascites
Ratna Arditya
 
Penilaian mutu makanan
Penilaian mutu makananPenilaian mutu makanan
Penilaian mutu makanan
Agnescia Sera
 
Manajemen sumber daya manusia
Manajemen sumber daya manusiaManajemen sumber daya manusia
Manajemen sumber daya manusia
Siti Sahati
 
Pendidikan kesehatan (menyusun menu)
Pendidikan kesehatan (menyusun menu)Pendidikan kesehatan (menyusun menu)
Pendidikan kesehatan (menyusun menu)
Agnescia Sera
 
SIKLUS MENU 10 HARI.docx
SIKLUS MENU 10 HARI.docxSIKLUS MENU 10 HARI.docx
SIKLUS MENU 10 HARI.docx
sidorekso
 
Pengukuran antropometri
Pengukuran antropometriPengukuran antropometri
Pengukuran antropometri
kurniati dwi utami, S.Gz, M.PH
 

What's hot (20)

Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Anak
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas AnakNutrition Care Process (NCP) Obesitas Anak
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Anak
 
Kasus hati hepatitis
Kasus hati hepatitisKasus hati hepatitis
Kasus hati hepatitis
 
Obesitas.ppt
Obesitas.pptObesitas.ppt
Obesitas.ppt
 
Masalah gizi pada lansia
Masalah gizi pada lansiaMasalah gizi pada lansia
Masalah gizi pada lansia
 
Ppt jajanan sehat
Ppt jajanan sehatPpt jajanan sehat
Ppt jajanan sehat
 
Penilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi ibu hamilPenilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi ibu hamil
 
Tabel akg 2019
Tabel akg 2019Tabel akg 2019
Tabel akg 2019
 
Gizi dewasa
Gizi dewasaGizi dewasa
Gizi dewasa
 
Kasus saluran cerna atas
Kasus saluran cerna atasKasus saluran cerna atas
Kasus saluran cerna atas
 
Buku bumil kek (1 52)
Buku bumil kek (1 52)Buku bumil kek (1 52)
Buku bumil kek (1 52)
 
Asuhan gizi sirosis hati
Asuhan gizi sirosis hati Asuhan gizi sirosis hati
Asuhan gizi sirosis hati
 
Laporan hepatitis ascites
Laporan hepatitis ascitesLaporan hepatitis ascites
Laporan hepatitis ascites
 
Penilaian mutu makanan
Penilaian mutu makananPenilaian mutu makanan
Penilaian mutu makanan
 
Bahan makan penukar
Bahan makan penukarBahan makan penukar
Bahan makan penukar
 
Menu makanan 10 hari
Menu makanan 10 hariMenu makanan 10 hari
Menu makanan 10 hari
 
Manajemen sumber daya manusia
Manajemen sumber daya manusiaManajemen sumber daya manusia
Manajemen sumber daya manusia
 
Pendidikan kesehatan (menyusun menu)
Pendidikan kesehatan (menyusun menu)Pendidikan kesehatan (menyusun menu)
Pendidikan kesehatan (menyusun menu)
 
SIKLUS MENU 10 HARI.docx
SIKLUS MENU 10 HARI.docxSIKLUS MENU 10 HARI.docx
SIKLUS MENU 10 HARI.docx
 
Pengukuran antropometri
Pengukuran antropometriPengukuran antropometri
Pengukuran antropometri
 
Leaflet diare
Leaflet diareLeaflet diare
Leaflet diare
 

Similar to Hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi pada siswa sma negeri 2 rintisan sekolah bertaraf internasional (rsbi) banda aceh

-Nurhidayah-6661-1-14-nurhi-h
 -Nurhidayah-6661-1-14-nurhi-h -Nurhidayah-6661-1-14-nurhi-h
-Nurhidayah-6661-1-14-nurhi-h
Dentimaressa
 
Hubungan antara pola makan dengan kejadian gastritis pada mahasiswa semester ...
Hubungan antara pola makan dengan kejadian gastritis pada mahasiswa semester ...Hubungan antara pola makan dengan kejadian gastritis pada mahasiswa semester ...
Hubungan antara pola makan dengan kejadian gastritis pada mahasiswa semester ...
Rc Suntown
 
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
Operator Warnet Vast Raha
 
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
Operator Warnet Vast Raha
 
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluanOperator Warnet Vast Raha
 
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
Operator Warnet Vast Raha
 
11 sampul komplit
11 sampul komplit11 sampul komplit
11 sampul komplit
Warnet Raha
 
11 sampul komplit
11 sampul komplit11 sampul komplit
11 sampul komplit
Operator Warnet Vast Raha
 
RPS-Gizi-dan-Metabolisme-Nutrient-2021.pdf
RPS-Gizi-dan-Metabolisme-Nutrient-2021.pdfRPS-Gizi-dan-Metabolisme-Nutrient-2021.pdf
RPS-Gizi-dan-Metabolisme-Nutrient-2021.pdf
MaryniManga
 
Epidemiologi Gizi.pdf
Epidemiologi Gizi.pdfEpidemiologi Gizi.pdf
Epidemiologi Gizi.pdf
AhmadIskandar39
 
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...
Warnet Raha
 
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...
Warnet Raha
 
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PENGEMBANGAN PRODUK
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PENGEMBANGAN PRODUKRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PENGEMBANGAN PRODUK
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PENGEMBANGAN PRODUK
MelianaNursihhah1
 
6113
61136113
Kuesioner Food Recall.docx
Kuesioner Food Recall.docxKuesioner Food Recall.docx
Kuesioner Food Recall.docx
DiasMardianto
 
komp Pangan Indonesia.pdf
komp Pangan Indonesia.pdfkomp Pangan Indonesia.pdf
komp Pangan Indonesia.pdf
ThifalHazimah
 
Kbk sma 14. biologi
Kbk sma 14. biologiKbk sma 14. biologi
Kbk sma 14. biologiJasmin Jasin
 
Tinjauan Pengetahuan dan Sikap Pedagang Makanan Jajanan Dalam Pemilihan Bahan...
Tinjauan Pengetahuan dan Sikap Pedagang Makanan Jajanan Dalam Pemilihan Bahan...Tinjauan Pengetahuan dan Sikap Pedagang Makanan Jajanan Dalam Pemilihan Bahan...
Tinjauan Pengetahuan dan Sikap Pedagang Makanan Jajanan Dalam Pemilihan Bahan...
SabilaAnnisa
 
Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian asi eksklu...
Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklu...Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklu...
Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian asi eksklu...Operator Warnet Vast Raha
 
Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian asi eksklu...
Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklu...Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklu...
Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian asi eksklu...Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to Hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi pada siswa sma negeri 2 rintisan sekolah bertaraf internasional (rsbi) banda aceh (20)

-Nurhidayah-6661-1-14-nurhi-h
 -Nurhidayah-6661-1-14-nurhi-h -Nurhidayah-6661-1-14-nurhi-h
-Nurhidayah-6661-1-14-nurhi-h
 
Hubungan antara pola makan dengan kejadian gastritis pada mahasiswa semester ...
Hubungan antara pola makan dengan kejadian gastritis pada mahasiswa semester ...Hubungan antara pola makan dengan kejadian gastritis pada mahasiswa semester ...
Hubungan antara pola makan dengan kejadian gastritis pada mahasiswa semester ...
 
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
 
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
 
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
 
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
 
11 sampul komplit
11 sampul komplit11 sampul komplit
11 sampul komplit
 
11 sampul komplit
11 sampul komplit11 sampul komplit
11 sampul komplit
 
RPS-Gizi-dan-Metabolisme-Nutrient-2021.pdf
RPS-Gizi-dan-Metabolisme-Nutrient-2021.pdfRPS-Gizi-dan-Metabolisme-Nutrient-2021.pdf
RPS-Gizi-dan-Metabolisme-Nutrient-2021.pdf
 
Epidemiologi Gizi.pdf
Epidemiologi Gizi.pdfEpidemiologi Gizi.pdf
Epidemiologi Gizi.pdf
 
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...
 
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...
 
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PENGEMBANGAN PRODUK
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PENGEMBANGAN PRODUKRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PENGEMBANGAN PRODUK
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PENGEMBANGAN PRODUK
 
6113
61136113
6113
 
Kuesioner Food Recall.docx
Kuesioner Food Recall.docxKuesioner Food Recall.docx
Kuesioner Food Recall.docx
 
komp Pangan Indonesia.pdf
komp Pangan Indonesia.pdfkomp Pangan Indonesia.pdf
komp Pangan Indonesia.pdf
 
Kbk sma 14. biologi
Kbk sma 14. biologiKbk sma 14. biologi
Kbk sma 14. biologi
 
Tinjauan Pengetahuan dan Sikap Pedagang Makanan Jajanan Dalam Pemilihan Bahan...
Tinjauan Pengetahuan dan Sikap Pedagang Makanan Jajanan Dalam Pemilihan Bahan...Tinjauan Pengetahuan dan Sikap Pedagang Makanan Jajanan Dalam Pemilihan Bahan...
Tinjauan Pengetahuan dan Sikap Pedagang Makanan Jajanan Dalam Pemilihan Bahan...
 
Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian asi eksklu...
Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklu...Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklu...
Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian asi eksklu...
 
Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian asi eksklu...
Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklu...Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklu...
Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian asi eksklu...
 

More from Vivi Yunisa

Tak ada yang sia sia
Tak ada yang sia siaTak ada yang sia sia
Tak ada yang sia sia
Vivi Yunisa
 
5. introduction to viruses
5. introduction to viruses5. introduction to viruses
5. introduction to viruses
Vivi Yunisa
 
Materi 10. model model pembelajaran
Materi 10. model model pembelajaranMateri 10. model model pembelajaran
Materi 10. model model pembelajaranVivi Yunisa
 
Sistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaSistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaVivi Yunisa
 
Sistem gerak
Sistem gerakSistem gerak
Sistem gerak
Vivi Yunisa
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiVivi Yunisa
 
Fire ants, (solenopsis invicta), dry and store pieces of insect for later use...
Fire ants, (solenopsis invicta), dry and store pieces of insect for later use...Fire ants, (solenopsis invicta), dry and store pieces of insect for later use...
Fire ants, (solenopsis invicta), dry and store pieces of insect for later use...
Vivi Yunisa
 

More from Vivi Yunisa (7)

Tak ada yang sia sia
Tak ada yang sia siaTak ada yang sia sia
Tak ada yang sia sia
 
5. introduction to viruses
5. introduction to viruses5. introduction to viruses
5. introduction to viruses
 
Materi 10. model model pembelajaran
Materi 10. model model pembelajaranMateri 10. model model pembelajaran
Materi 10. model model pembelajaran
 
Sistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaSistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusia
 
Sistem gerak
Sistem gerakSistem gerak
Sistem gerak
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondii
 
Fire ants, (solenopsis invicta), dry and store pieces of insect for later use...
Fire ants, (solenopsis invicta), dry and store pieces of insect for later use...Fire ants, (solenopsis invicta), dry and store pieces of insect for later use...
Fire ants, (solenopsis invicta), dry and store pieces of insect for later use...
 

Recently uploaded

jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
MFCorp
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
FiikFiik
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
ortopedifk
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
adhiwargamandiriseja
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
ssusera85899
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
LisnaKhairaniNasutio
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
nurulkarunia4
 

Recently uploaded (20)

jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
 

Hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi pada siswa sma negeri 2 rintisan sekolah bertaraf internasional (rsbi) banda aceh

  • 1. 1 HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PADA SISWA SMA NEGERI 2 RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) BANDA ACEH Skripsi diajukan untuk melengkapi tugas – tugas dan memenuhi syarat – syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh Vivi Yunisa Harahap PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM, BANDA ACEH 2012
  • 2. 2 HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PADA SISWA SMA NEGERI 2 RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) BANDA ACEH Skripsi Oleh Nama : Vivi Yunisa Harahap NIM : 0806103010072 Program Studi : Pendidikan Biologi disetujui, Pembimbing I, Pembimbing II, Dr. Khairil, M.Si. Yuli Heirina Hamid, S.Pd, M.Si. NIP. 195806291986031002 NIP. 197307121997032001 diketahui, Dekan, Ketua Program Studi, Prof. Dr. H. M. Yusuf Aziz, M.Pd. Dra. Asiah M.D., M.P. NIP. 195712311984031011 NIP. 196704031991022001
  • 3. 3 LEMBAR PENGESAHAN Skripsi oleh Vivi Yunisa Harahap ini telah di pertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 17 Oktober 2012. Dewan Penguji 1. Ketua Dr. Khairil, M.Si NIP. 195806291986031002 2. Anggota Yuli Heirina Hamid, S.Pd, M.Si NIP. 197307121997032001 3. Anggota Dra. Asiah M.D., M.P. NIP. 196704031991022001 4. Anggota Wardiah S.Pd, M.Bio. NIP. 198011062006042003
  • 4. 4 KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul “Hubungan Pola Konsumsi Makanan Dengan Status Gizi Pada Siswa SMA Negeri 2 Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) Banda Aceh”. Shalawat beriring salam senantiasa penulis sanjungkan kepangkuan Nabi Muhammad SAW yang telah mengajarkan sendi – sendi kehidupan sebagai bekal kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat kelak. Dalam penyelesaian penulisan skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih yang kepada: 1. Bapak Dr. Khairil, M.Si sebagai pembimbing utama dan Ibu Yuli Heirina Hamid, S.Pd, M.Si sebagai pembimbing kedua yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing serta mengarahkan penulis sehingga terselesaikannya penulisan skripsi ini. 2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. 3. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala. 4. Bapak/Ibu staf pengajar Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Syiah Kuala 5. Kepala Sekolah SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh yang telah memberi izin pada saat pengambilan data.
  • 5. 5 6. Kedua Orang Tua tercinta yang penulis sayangi, yang tiada henti-hentinya memberikan kasih sayang, motivasi dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Sahabat, teman – teman dan mahasiswa biologi khususnya angkatan 2008 yang selalu memberikan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Akhirnya kepada Allah SWT jualah penulis berserah diri karena tidak satupun terjadi jika tidak atas kehendak – Nya. Segala usaha telah dilakukan untuk menyempurnakan penulisan skripsi ini. Akhir kata penulis mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa datang. Banda Aceh, Oktober 2012 Penulis
  • 6. 6 ABSTRAK Kata kunci: pola konsumsi makanan, status gizi Penelitian yang berjudul “Hubungan Pola Konsumsi Makanan dengan Status Gizi pada Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh” telah dilaksanakan pada tanggal 23 Mei sampai dengan 1 Juni 2012. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pola konsumsi makanan dengan aktifitas yang berpengaruh terhadap keadaan tubuh atau status gizi siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh. Jenis penelitian adalah penelitian survey yang bersifat deskriptif. Populasi penelitian adalah siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh kelas X dan kelas XI berjumlah 389 siswa dan sebanyak 80 siswa dijadikan sebagai sampel. Penentuan sampel dilakukan secara proportional random sampling. Metode yang digunakan adalah metode survey konsumsi pangan yang bersifat kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan angket dan wawancara. Data dianalisis dengan Z – Skor dan menggunakan korelasi product moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi berdasarkan indeks BB/U, 46 siswa (90,2%) berstatus gizi baik, 4 siswa (7,8%) berstatus gizi lebih dan 1 siswa (2%) berstatus gizi kurang, indeks TB/U, 49 siswa (96,1%) berstatus gizi normal, 1 siswa (2%) berstatus gizi pendek dan sangat pendek, sedangkan indeks BB/TB, 46 siswa (90,2%) berstatus gizi gemuk, dan 5 siswa (9,8%) berstatus gizi normal. Pada uji – t dengan taraf signifikan α = 0,05, hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi berdasarkan indeks BB/U adalah thitung -0,06182 < t tabel 1,67, indeks TB/U adalah t hitung 0,59706 < t tabel 1,67, dan indeks BB/TB adalah t hitung -0,00883< t tabel 1,67. Dari ketiga indeks tersebut, hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara pola konsumsi dengan status gizi pada siswa SMA Negeri 2RSBI Banda Aceh, ditolak.
  • 7. 7 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ............................................................................... i ABSTRAK .................................................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................ iv DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... viii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 4 1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 4 1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 4 1.5 Hipotesis Penelitian ..................................................................... 5 1.6 Definisi Istilah .............................................................................. 5 BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Pola Konsumsi Makanan ............................................................ 8 2.2 Pola Konsumsi Makanan Siswa .................................................. 9 2.3 Pengertian Status Gizi Pada Siswa ............................................. 10 2.4 Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang Dianjurkan ....................... 13 2.5 Metode Penilaian Konsumsi Makanan ....................................... 14 2.5.1 Metode Ingatan 24 Jam (24-hours recall method) ............ 14 2.5.2 Metode Frekuensi Konsumsi Pangan (Food Frequency Method) ........................................................... 15 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ........................................................................... 16 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 16 3.3 Populasi dan Sampel ................................................................... 16 3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian................. 18 3.5 Teknik Analisis Data .................................................................. 19 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh ...... 23 4.2 Pola Konsumsi Makanan Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh ................................................................................ 24 4.3 Angka Kecukupan Gizi (AKG) . ................................................ 31 4.4 Status Gizi Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh ................. 34 4.5 Hubungan Pola Konsumsi Makanan (Kecukupan Gizi) dengan Status Gizi ...................................................................... 37 4.6 Tinjauan Hipotesis ...................................................................... 41
  • 8. 8 4.7 Hasil Wawancara dengan Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh ................................................................................. 41 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ..................................................................................... 43 5.2 Saran ........................................................................................... 44 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 45 LAMPIRAN .................................................................................................. 47 RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... 90
  • 9. 9 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 2.1 Jumlah Porsi Makanan yang Dianjurkan pada Usia 15-18 Tahun ............... 10 2.2 Angka Kecukupan Gizi (Energi) Rata-Rata yang Dianjurkan (per Orang per Hari) pada Kelompok Remaja .................................................... 14 3.1 Pembagian Sampel Tiap Kelas .................................................................... 18 3.2 Interpretasi Nilai r ........................................................................................ 22 4.1 Distribusi Responden Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh Berdasarkan Kelompok Umur ..................................................................... 23 4.2 Distribusi Responden Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh Berdasarkan Jenis Kelamin .......................................................................... 24 4.3 Distribusi Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Pokok yang Dikonsumsi Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh ................................. 24 4.4 Distribusi Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Lauk Hewani yang Dikonsumsi Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh ................................. 25 4.5 Distribusi Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Lauk Nabati yang Dikonsumsi Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh ................................. 26 4.6 Distribusi Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Lauk Hewani yang Dikonsumsi Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh ................................ 26 4.7 Distribusi Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Buah – Buahan yang Dikonsumsi Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh ....................... 27 4.8 Distribusi Frekuensi Konsumsi Susu pada Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh ....................................................................................... 28 4.9 Distribusi Tingkat Kecukupan Gizi pada Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh ....................................................................................... 31 4.10 Distribusi Status Gizi Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U) ......................... 34 4.11 Distribusi Status Gizi Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh
  • 10. 10 Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Umur (TB/U) ......................... 35 4.12 Distribusi Status Gizi Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/TB) ........................ 35 4.13 Distribusi Hubungan Pola Konsumsi Makanan dengan Status Gizi Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U) ........................................................... 37 4.14 Distribusi Hubungan Pola Konsumsi Makanan dengan Status Gizi Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh Berdasarkan Indeks Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) ........................................................ 38 4.15 Distribusi Hubungan Pola Konsumsi Makanan dengan Status Gizi Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh Berdasarkan Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) ................................................................. 40
  • 11. 11 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Pedoman Wawancara .........................................................................................47 2. Contoh Angket Penelitian ...................................................................................48 3. Formulir Metode Frekuensi Makanan ................................................................50 4. Perhitungan Jumlah Kalori dari Menu Makanan Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh .....................................................................51 5. Tingkat Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang Dikonsumsi Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh Selama 10 Hari .............................................54 6. Tingkat Interpretasi Hasil Tingkat Konsumsi Responden Berdasarkan Menu Makanan Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh .........................................................................................................57 7. Penilaian Antropometri Status Gizi Diukur dengan Z – Score atau Skor Simpang Baku (SSB) untuk Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB ................59 8. Daftar Perhitungan Hubungan Pola Konsumsi Makanan dengan Status Gizi Pada Siswa SMA Negeri2 RSBI Banda Aceh Berdasarkan Indeks BB/U .......................................................................................................63 9. Daftar Perhitungan Hubungan Pola Konsumsi Makanan dengan Status Gizi Pada Siswa SMA Negeri2 RSBI Banda Aceh Berdasarkan Indeks TB/U .....................................................................................................67 10. Daftar Perhitungan Hubungan Pola Konsumsi Makanan dengan Status Gizi Pada Siswa SMA Negeri2 RSBI Banda Aceh Berdasarkan Indeks BB/TB ................................................................................................71 11. Cara Menggunakan Timbangan Berat Badan dan Tinggi Badan. .......................75 12. Foto Hasil Penelitian ............................................................................................76 13. Tabel Angka Kecukupan Gizi Bagi Orang Indonesia ..........................................77 14. Kategori Status Gizi Baku Rujukan WHO – NCHS ............................................78 15. Tabel Harga Kritik dari r Product – Moment ......................................................84
  • 12. 12 16. Tabel Distribusi t ................................................................................................85 17. Surat Keputusan Penunjuk Dosen Pembimbing .................................................86 18. Surat Izin Mengadakan Penelitian Dari Fakultas .................................................87 19. Surat Izin Mengadakan Penelitian Dari Dinas Pendidikan ..................................88 20. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ...............................................89
  • 13. 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah gizi merupakan masalah yang paling penting dalam kesehatan masyarakat. Masalah gizi pada anak sekolah menengah merupakan kelompok remaja dan perlu mendapatkan perhatian khusus karena pengaruhnya yang besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta dampaknya pada masalah gizi saat dewasa. Percepatan pertumbuhan yang terjadi pada remaja diiringi oleh bertambahnya aktivitas fisik sehingga kebutuhan zat gizi akan naik. Data World Health Organization (WHO) (2003), saat ini populasi remaja di dunia telah mencapai 1.200 juta jiwa atau sekitar 19% dari total populasi dunia. Di Indonesia persentase populasi remaja bahkan lebih tinggi yaitu mencapai 21% dari total populasi penduduk atau sekitar 44 juta jiwa. Kelompok remaja perlu mengkonsumsi makanan yang banyak. Apabila konsumsi makanan tidak seimbang dengan kebutuhan kalori untuk pertumbuhan dan kegiatan-kegiatannya, maka akan terjadi defisiensi yang akhirnya dapat menghambat pertumbuhannya (Notoatmodjo, 2007 : 232). Dalam masa pertumbuhan, remaja memerlukan banyak konsumsi makanan yang bergizi. Seiring dengan perkembangan zaman dewasa ini, berdampak terhadap ketersediaan makanan yang tersedia dalam bentuk cepat saji sehingga terdapat hubungan erat antara makanan dengan kesehatan manusia yang akan berdampak terhadap pola konsumsi makanan dan pertumbuhan. Dalam hal ini, masalah
  • 14. 14 kesehatan pada kelompok remaja berusia 15 – 18 tahun menjadi usia yang sangat dini terhadap masalah gizi remaja. Kelompok remaja menunjukan fase pertumbuhan yang pesat yang disebut adolescence growth spurt, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang relatif besar jumlahnya (Pudjiadi , 2005 : 44). Kelompok umur siswa merupakan masa remaja yang berusia 15 – 18 tahun termasuk golongan rawan gizi. Ada 3 alasan mengapa remaja dikatakan rawan gizi. Pertama, remaja mengalami percepatan pertumbuhan dan perkembangan sehingga tubuh memerlukan energi dan zat gizi yang lebih banyak. Kedua, adanya perubahan gaya hidup dan kebiasaan pangan sehingga masukan energi dan zat gizi harus disesuaikan. Ketiga, adanya kehamilan, keikutsertaan dalam olah raga, kecanduan alkohol dan obat, meningkatkan kebutuhan energi dan zat gizi (Arisman, 2008 : 77). Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi makanan remaja, pada dasarnya dipengaruhi oleh dua hal, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri remaja yang dapat berupa emosi/kejiwaan yang memiliki sifat kebiasaan. Sementara, faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri remaja, seperti ketersediaan bahan pangan yang ada di sekitarnya serta kondisi sosial ekonomi yang mempengaruhi tingkat daya beli manusia terhadap bahan pangan. Suhendro (2003 : 12) menyebutkan bahwa beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya permasalahan gizi pada anak usia sekolah menengah, antara lain sosial ekonomi yang mempengaruhi pola konsumsi, dimana anak yang berasal dari keluarga ekonomi tinggi, cenderung mengkonsumsi makanan yang berkadar
  • 15. 15 lemak tinggi. Permasalahan gizi disebabkan oleh ketidakseimbangan antara asupan energi dengan energi yang digunakan. Selain itu faktor yang mempengaruhi permasalahan gizi adalah umur, jenis kelamin, tingkat sosial ekonomi, faktor lingkungan, aktivitas fisik, kebiasaan makan dan faktor neuropsikologik serta faktor genetik. Kebiasaan makan remaja sangat berpengaruh terhadap status gizinya. Hardinsyah dan Martianto (1989 : 20) menyebutkan bahwa status gizi adalah keadaan tubuh seseorang yang dipengaruhi oleh asupan makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang diukur dari berat badan dan tinggi badan dengan perhitungan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), sehingga konsumsi makanan berpengaruh pada status gizi seseorang. Status gizi baik atau gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan umum pada tingkat setinggi mungkin. Para siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh, rata-rata berusia 15 – 18 tahun yang tergolong kelompok remaja. Aktifitas yang dijalankan siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh adalah belajar formal di sekolah. Pada pagi hari dari jam 07.30 – 13.10, siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh belajar seperti pada umunya, sedangkan dari jam 14.15 – 16.35 wib merupakan jam pelajaran tambahan. Melihat jam pelajaran yang banyak, sehingga pola konsumsi makanan harus sesuai dengan aktifitas yang akan dijalani oleh siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh. Hal ini sangat berpengaruh terhadap status gizi bagi remaja di usia mereka yaitu 15 – 18 tahun. Namun, pola konsumsi makanan siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh,
  • 16. 16 dalam memenuhi kebutuhan akan gizi masih kurang, hal itu dilihat dari kondisi fisik mereka yang mempunyai tubuh yang berbadan gemuk, kurus, tinggi dan pendek. Berdasarkan permasalahan yang telah diungkapkan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Pola Konsumsi Makanan dengan Status Gizi pada Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: “Apakah terdapat hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi pada siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh?”. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola konsumsi makanan dengan aktifitas yang berpengaruh terhadap keadaan tubuh atau status gizi pada siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan wawasan kepada penulis dalam hubungan pola konsumsi dengan status gizi.
  • 17. 17 2. Manfaat Praktis a. Bagi sekolah, dengan adanya penelitian ini dapat memberikan informasi kepada para siswa tentang pola konsumsi makanan yang baik. b. Bagi siswa, dengan adanya penelitian ini dapat memperbaiki pola konsumsi makanan yang sesuai bagi seluruh aktifitas di sekolah. 1.5 Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi pada siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh. 1.6 Definisi Istilah 1. Pola konsumsi makanan adalah susunan makanan yang merupakan suatu kebiasaan yang dimakan seseorang mencakup jenis dan jumlah bahan makanan rata-rata per orang per hari yang umum dikonsumsi /dimakan penduduk dalam jangka waktu tertentu (PERSAGI, 2009 : 107). Pola konsumsi makanan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pola konsumsi makanan yang dilakukan siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh. 2. Status gizi adalah keadaan tubuh seseorang yang dipengaruhi oleh asupan makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Penilaian status gizi diukur dengan menggunakan antropometri berat badan berdasarkan umur (BB/U), tinggi badan berdasarkan umur (TB/U) dan berat badan berdasarkan tinggi badan (BB/TB) berdasarkan standar baku WHO NCHS (Hardinsyah dan Martianto, 1989 : 20). Status gizi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengukuran dari berat
  • 18. 18 badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) yang akan dilakukan terhadap siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh. 3. Berat Badan a. Indeks berat badan menurut umur (BB/U) Berat badan adalah salah satu indikator yang menggambarkan tentang massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan – perubahan yang mendadak, misalnya menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. Berat badan adalah parameter indikator yang sangat labil. Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan seimbang antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. b. Indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan. Dalam keadaan normal perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan (Supariasa, 2001 : 58). 4. Tinggi badan Indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) Tinggi badan merupakan indikator yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur (Supariasa, 2001 : 58). 5. Angka Kecukupan Gizi (AKG) adalah banyaknya masing-masing zat gizi esensial yang harus dipenuhi dari makanan mencakup hampir semua orang sehat untuk
  • 19. 19 mencegah defisiensi zat gizi. AKG dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktifitas, berat badan, tinggi badan, genetika dan keadaan fisiologis, seperti hamil atau menyusui (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2010 : 117). Angka Kecukupan Gizi yang dimaksud dalam penelitian adalah cara pemenuhan gizi yang diukur dari umur, tinggi badan, dan berat badan siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh.
  • 20. 20 BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Pola Konsumsi Makanan Dalam kehidupan sehari-hari, pangan mempunyai peranan penting bagi manusia. Peran pokok pangan adalah untuk mempertahankan kelangsungan hidup, melindungi dan menjaga kesehatan, serta berguna untuk mendapatkan energi yang cukup untuk bekerja secara produktif. Konsumsi pangan harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu (Hariyadi, 2001 : 94). Pola konsumsi makanan adalah susunan makanan yang merupakan suatu kebiasaan yang dimakan seseorang mencakup jenis dan jumlah bahan makanan rata-rata per orang per hari yang umum dikonsumsi atau dimakan penduduk dalam jangka tertentu (PERSAGI, 2009 : 107). Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup manusia. Makanan yang dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai cara pengolahanya. Makan makanan beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan, karena tidak ada satu jenis makanan yang mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan seseorang untuk tumbuh kembang menjadi sehat dan produktif. Makanan anekaragam menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur.Di masyarakat, pola konsumsi makanan disebut dengan kebiasaan makan yang ada pada masyarakat dimana seseorang akan hidup.
  • 21. 21 Santoso (2004 : 25) menyebutkan bahwa, pola konsumsi makan di suatu daerah dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan beberapa faktor atau kondisi setempat yaitu: a. Faktor yang berhubungan dengan persediaan bahan makanan termasuk faktor geografi, kesuburan tanah berkaitan dengan produksi bahan makanan, daya perairan, kemajuan teknologi, transportasi, distribusi dan persediaan pangan di suatu daerah. b. Faktor sosio-ekonomi dan kebiasaan yang berhubungan dengan konsumen yang memegang peranan penting dalam pola konsumsi penduduk. c. Bantuan atau subsidi terhadap bahan-bahan tertentu. Meningkatnya aktifitas, kehidupan sosial dan kesibukan para siswa dalam menjalankan aktifitasnya akan mempengaruhi kebiasaan makan mereka. Pola konsumsi makanan sering tidak teratur, sering jajan, sering tidak makan pagi dan sama sekali tidak makan siang. 2.2 Pola Konsumsi Makanan Siswa Pola konsumsi makanan siswa merupakan salah satu faktor penting yang turut menentukan potensi pertumbuhan dan perkembangan remaja. Anak sekolah terutama pada masa remaja tergolong pada masa pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental serta peka terhadap rangsangan dari luar. Jumlah atau porsi makanan sesuai dengan anjuran makanan bagi remaja menurut Sediaoetama (2004 : 32) yang disajikan pada Tabel 2.1:
  • 22. 22 Tabel 2.1 Jumlah Porsi Makanan yang Dianjurkan pada Usia 15-18 Tahun Makan pagi Makan siang Makan malam 06.00-07.00 WIB 13.00-14.00 WIB 20.00 WIB Nasi 1 porsi 100 gr beras Nasi 2 porsi 200 gr beras Nasi 1 porsi 100 gr beras Telur 1 butir 50 gr Daging 1 porsi 50 gr Daging 1 porsi 50 gr Susu sapi 200 gr Tempe 1 porsi 50 gr Tahu 1 porsi 100 gr Sayur 1 porsi 100 gr Sayur 1 porsi 100 gr Buah 1 porsi 75 gr Buah 1 porsi 100 gr Susu skim 1 porsi 20 gr Sumber: Sediaoetama (2004 : 30) Menurut Suhardjo (1986 : 35), Pola konsumsi makanan dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu kebiasaan, sosial budaya, agama, taraf ekonomi, pendidikan dan lingkungan alam. Pola konsumsi makanan yang diperoleh semasa remaja akan berdampak pada kesehatan dalam fase kehidupan selanjutnya, setelah dewasa dan berusia lanjut. Ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran energi mengakibatkan pertambahan berat badan. 2.3 Pengertian Status Gizi Pada Siswa Status gizi adalah keadaan tubuh seseorang yang dipengaruhi oleh asupan makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Penilaian status gizi diukur dengan menggunakan antropometri berat badan berdasarkan umur (BB/U), tinggi badan berdasarkan umur (TB/U) dan berat badan berdasarkan tinggi badan (BB/TB) berdasarkan standar baku WHO NCHS (Hardinsyah dan Martianto, 1989 : 20). Mulia (2010 : 20) menjelaskan bahwa, keadaan gizi dapat berupa gizi kurang, gizi baik atau normal maupun gizi lebih. Kekurangan salah satu zat gizi dapat menimbulkan konsekuensi berupa penyakit defisiensi. Bila kekurangan dalam batas yang sudah ditentukan, dapat menimbulkan gangguan yang sifatnya lebih ringan atau menurunkan kemampuan fungsional, misalnya kekurangan zat besi dapat menurunkan prestasi belajar, dan turunnya daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi. Pencapaian derajat kesehatan yang optimal mutlak
  • 23. 23 diperlukan sejumlah zat gizi yang harus didapatkan dari makanan dalam jumlah sesuai dengan yang dianjurkan setiap hari. Untuk dapat memenuhi kebutuhan akan zat gizi, diperlukan konsumsi makanan yang seimbang baik jumlah maupun kualitasnya. Faktor gaya hidup dan pola makan yang terlanjur salah merupakan penyebab defisiensi unsur gizi tertentu yang sering terjadi. Selain itu, polusi, stres berkepanjangan, sakit keras, baru sembuh dari sakit dan minuman keras adalah faktor lain yang mempengaruhi penyerapan zat gizi dalam tubuh. Status gizi menurut Soekirman (2000 : 36) menyatakan, pada umumnya dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: 1. Penyebab langsung, yaitu makanan dan penyakit infeksi yang mungkin diderita oleh siswa. Siswa yang mendapat makanan cukup baik tetapi sering diserang penyakit infeksi dapat berpengaruh terhadap status gizinya. Begitu juga sebaliknya siswa yang makan tidak cukup baik, daya tahan tubuhnya pasti lemah dan pada akhirnya mempengaruhi status gizinya. 2. Penyebab tidak langsung, yaitu ketahanan pangan di keluarga, terkait dengan ketersediaan pangan (baik dari hasil produksi sendiri maupun dari pasar atau sumber lain), harga pangan dan daya beli keluarga, serta pengetahuan tentang gizi dan kesehatan. Penilaian status gizi seseorang dapat dikaitkan dengan variabel lain. Variabel tersebut adalah sebagai berikut: (Ali, 2008 : 2) a. Umur. Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat.
  • 24. 24 b. Berat Badan Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau melakukan penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan, dalam penggunaannya memberikan gambaran massa tubuh. Berat badan paling banyak digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu. c. Tinggi Badan Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), atau juga indeks Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB). Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi. Penggunaan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi untuk melihat adanya gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh. Status gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas SDM dan kualitas hidup, sehingga program perbaikan gizi bertujuan untuk meningkatkan mutu
  • 25. 25 gizi konsumsi pangan, hal ini dapat memperbaiki status gizi masyarakat. Peningkatan status gizi diarahkan pada peningkatan intelektualitas, produktivitas kerja, prestasi belajar dan prestasi olah raga serta penurunan angka gizi salah, baik gizi kurang maupun gizi lebih (Hariyadi, 2001 : 95). 2.4 Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang dibutuhkan tubuh setiap hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energi dan zat-zat gizi. Penentuan kebutuhan zat gizi didasarkan pada angka kecukupan gizi (AKG). AKG adalah banyaknya masing-masing zat gizi esensial yang harus dipenuhi dari makanan mencakup hampir semua orang sehat untuk mencegah defisiensi zat gizi. AKG dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, akifitas, berat badan, tinggi badan, genetika dan keadaan fisiologis, seperti hamil atau menyusui (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2010 : 117). Angka kecukupan gizi yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan menurut kelompok umur dan jenis kelamin. Patokan berat badan didasarkan pada berat badan yang mewakili sebagian penduduk yang sehat. Dalam penggunaannya bila terdapat penyimpangan berat badan rata-rata kelompok penduduk yang diteliti, maka perlu disesuaikan dengan berat badan tersebut. Dengan demikian, perlu disusun angka kecukupan gizi yang dianjurkan yang digunakan sebagai standar guna mencapai status gizi. AKG rata-rata yang dianjurkan untuk remaja kelompok 15 – 18 tahun.
  • 26. 26 Tabel 2.2 Angka Kecukupan Gizi (AKG) Rata-Rata yang Dianjurkan (per Orang per Hari) pada Kelompok Remaja Jenis Kelamin Umur (thn) Berat Badan (kg) Energi Laki – laki 13 – 15 46 2400 Kkal 16 – 19 55 2600 Kkal Perempuan 13 – 15 48 2350 Kkal 16 – 19 50 2200 Kkal (Sumber: Depkes, 2010 : 146) 2.5 Metode Penilaian Konsumsi Makanan Asupan makan merupakan faktor utama yang berperan terhadap status gizi seseorang. Untuk menilai status gizi individu dapat dilakukan melalui penilaian konsumsi pangan individu. Penilaian konsumsi pangan dilakukan untuk mengetahui jumlah pangan dan kebiasaan makan dan menghitung jumlah yang dimakan baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek, dari informasi tersebut dapat dihitung konsumsi gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM). DKBM adalah memuat susunan kandungan zat – zat gizi berbagai jenis bahan makanan atau makanan (Supariasa, 2001 : 107). Untuk mendapatkan informasi terhadap kejadian yang telah lalu yang harus digali dari subjek penelitian, metode konsumsi makanan yang dipakai adalah metode ingatan 24 jam (24-hour food recall) dan metode frekuensi konsumsi pangan (food frequency). 2.5.1 Metode Ingatan 24 Jam (24-hours recall method) Dalam metode ingatan 24 jam digunakan untuk mengetahui kuantitas makanan yang dikonsumsi selama satu hari dengan menggunakan formulir food recall 24 jam. Pada metode ini responden disuruh menceritakan semua yang dimakan
  • 27. 27 dan diminum selama 24 jam yang lalu, dimulai dari sejak bangun tidur pagi sampai tidur malam harinya. Metode ingatan 24 jam, jika dilakukan satu hari tidak dapat menggambarkan informasi rata-rata konsumsi. Sebaiknya dilakukan minimal 2x24 dengan selang waktu 2 hari selama per sepuluh hari. Menurut Sanjur dalam Supariasa (2001 : 94) mengemukakan bahwa beberapa penelitian menunjukkan bahwa minimal 2 kali recall 24 jam tanpa berturut-turut, dapat menghasilkan gambaran asupan zat gizi lebih optimal dan memberikan variasi yang lebih besar tentang intake harian individu. 2.5.2 Metode Frekuensi Konsumsi Pangan (Food Frequency Method) Metode frekuensi makanan adalah untuk memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama periode tertentu seperti hari, minggu, bulan atau tahun (Supariasa, 2001 : 98).
  • 28. 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian survey yang bersifat deskriptif yaitu melihat pola konsumsi makanan dan status gizi siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh pada bulan Maret sampai bulan September 2012. 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh kelas X dan kelas XI yang berjumlah 389 orang. Sampel dalam penelitian diambil secara acak. Untuk menentukan besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus: (Notoatmodjo, 2005 : 92) Keterangan : n = besar sampel N = besar populasi d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan dengan ketepatan 0,1
  • 29. 29 Perhitungan : n = 80 orang Berdasarkan rumus di atas, sampel penelitian adalah 80 orang. Selanjutnya, pengambilan sampel dilakukan dengan teknik proportional random sampling pada setiap kelas X berjumlah 152 siswa dan kelas XI berjumlah 246 siswa. Setelah didapatkan sampel secara proporsional, pengambilam sampel dari setiap strata dilakukan dengan cara random dan memperhatikan proporsi pada masing-masing kelas, yaitu: (Soepeno, 2002: 90) Keterangan: Spl = banyaknya sampel yang diambil tiap tingkatan kelas n = jumlah sampel dalam tingkatan kelas N = jumlah populasi Js = jumlah sampel yang diinginkan Maka jumlah sampel yang diambil dari masing-masing kelas yaitu: 1. Kelas X : 2. Kelas XI : Berdasarkan jumlah sampel yang diambil dari masing-masing kelas, adapun pengambilan sampel siswa untuk tiap kelas X dari kelas X1 sampai kelas X6 masing-
  • 30. 30 masing sebanyak 5 siswa, sedangkan kelas XI dari kelas XI IPA 1 sampai XI IPA 6 dan XI IPS 1 sampai XI IPS 2 masing-masing sebanyak 5 sampai 6 siswa. Adapun cara pengambilan sampel tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1, Tabel 3.1 Pembagian Sampel Tiap Kelas Kelas Populasi Siswa Tiap Kelas Sampel X1 24 5 X2 25 5 X3 24 5 X4 26 5 X5 26 5 X6 27 6 XI IPA 1 22 5 XI IPA 2 28 5 XI IPA 3 29 6 XI IPA 4 30 6 XI IPA 5 29 6 XI IPA 6 28 6 XI IPS 1 34 5 XI IPS 2 30 5 XI IPS 3 26 5 (Sumber: Data Primer yang diolah, 28 Februari 2012) 3.4 Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui metode survey konsumsi pangan yang bersifat kuantitatif dengan metode recall 24 jam, metode frekuensi makanan (food frequency), wawancara, dokumentasi dan observasi. 1. Wawancara dilakukan berdasarkan pedoman wawancara yang terdiri dari 10 pertanyaan yang diajukan kepada siswa kelas X dan kelas XI 2. Formulir food recall 24 jam diberikan kepada remaja siswa untuk mengetahui menu makanan yang dikonsumsi siswa selama per sepuluh hari 3. Food frequency, digunakan untuk memperoleh data tentang frekuensi konsumsi makanan selama per sepuluh hari selang 2 kali sehari
  • 31. 31 4. Observasi dilakukan dengan melihat pola konsumsi siswa dari menu makanan 5. Dokumentasi dilakukan untuk mengambil data siswa berupa data BB dan TB melalui pengukuran dan penimbangan badan secara langsung. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah: 1. Pedoman wawancara, yang berisi data identitas diri siswa dan pertanyaan tentang pola konsumsi makanan 2. Formulir food recall 24 jam 3. Formulir food frequency 4. Timbangan injak untuk menimbang berat badan 5. Microtoise untuk mengukur tinggi badan 3.5 Teknik Analisis Data 1. Bahan makanan yang dikonsumsi dari menu makanan siswa dianalisis dengan menggunakan DKBM (Lampiran 13). 2. Setelah data energi dari menu makanan diperoleh, kemudian dihitung AKG dari siswa dengan mengunakan rumus: Keterangan: BB Aktual = berat badan aktual berdasarkan hasil penimbangan (kg) BB Standar = berat badan acuan yang tertera pada tabel angka kecukupan gizi (kg) AKG = Angka kecukupan gizi yang dianjurkan Energi(kalori) = energi standar berdasarkan angka kecukupan gizi (Supariasa, 2001 : 114)
  • 32. 32 3. Setelah data AKG siswa diperoleh, selanjutnya data tersebut dibandingkan dengan pencapaian AKG yang dianjurkan, dengan klasifikasi sebagai berikut: Baik : > 100% AKG Sedang : 80 – 99% AKG Kurang : 70 – 80% AKG Defisit : < 70% AKG (Supariasa, 2001 : 114) 4. Kriteria penilaian antropometri status gizi di ukur dengan menggunakan Z – Score atau Skor Simpang Baku (SSB) untuk indeks BB/U, TB/U dan BB/TB. Cara menghitung SSB dipakai rumus : Skor Baku Rujukan = Keterangan : NIS : Nilai Individual Subjek NMBR : Nilai Median Baku Rujukan NSBR : Nilai Simpang Baku Rujukan (Djuamadias, Abunain, 1990) Kategori sesuai dengan klasifikasi status gizi berdasarkan indeks BB/U, dibagi menjadi : a. Gizi Buruk : bila Z – Skor terletak < -3 SD b. Gizi Kurang : bila Z – Skor terletak - 3 s/d <-2 SD c. Gizi Baik : bila Z – Skor terletak - 2 s/d +2 SD d. Gizi Lebih : bila Z – Skor terletak > +2 SD Kategori sesuai dengan klasifikasi status gizi berdasarkan indeks TB/U, dibagi menjadi:
  • 33. 33 a. Sangat Pendek : bila Z – Skor terletak < -3 SD b. Pendek : bila Z – Skor terletak - 3 s/d <-2 SD c. Normal : bila Z – Skor terletak - 2 s/d +2 SD d. Tinggi : bila Z – Skor terletak > +2 SD Kategori sesuai dengan klasifikasi status gizi berdasarkan indeks BB/TB, dibagi menjadi: a. Sangat Kurus : bila Z – Skor terletak < -3 SD b. Kurus : bila Z – Skor terletak - 3 s/d <-2 SD c. Normal : bila Z – Skor terletak - 2 s/d +2 SD d. Gemuk : bila Z – Skor terletak > +2 SD Sumber: Depkes, 2004:210. 5. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan persamaan regresi linier untuk mencari hubungan linier variabel-variabel, yaitu hubungan X terhadap Y, digunakan rumus regresi linier menurut Sudjana (2005: 312) yaitu: Dengan : dan Keterangan : = Pola konsumsi X = Status Gizi n = Jumlah sampel a = Nilai konstan b = Koefisien arah regresi 6. Pengolahan data dalam penelitian ini, menggunakan uji korelasi product moment, yaitu:
  • 34. 34 Keterangan: r = nilai koefisien korelasi n = banyaknya jumlah sampel X = nilai variabel pola konsumsi makanan Y = nilai variabel status gizi 7. Dari hasil korelasi yang diperoleh ditentukan besarnya pengaruh tingkat konsumsi terhadap status gizi, maka digunakan rumus koefisien penentu menurut Syamsuddin (2005 : 61), yaitu: Untuk mengetahui tingkat korelasi digunakan tabel interpretasi nilai r, yaitu: Tabel 3.2 Interpretasi Nilai r Besarnya nilai r Interpretasi Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Cukup Antara 0,400 sampai dengxan 0,600 Agak rendah Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah (tidak berkorelasi) (Sumber : Arikunto, 2010:319) 8. Untuk menguji hipotesis penelitian dengan menggunakan uji – t (Sudjana, 2005: 380) dengan rumus: Keterangan: t : uji-t r : koefisien korelasi n : jumlah sampel Untuk menerima atau menolak hipotesis digunakan taraf signifikan (α = 0,05) dan dk = n – 2 dengan ketentuan sebagai berikut: Jika thitung ≥ ttabel, maka Ha diterima. Sebaliknya jika thitung < ttabel, maka Ha ditolak.
  • 35. 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.6 Gambaran Umum Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh 4.1.1 Umur Siswa Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data mengenai umur responden berusia 15 – 18 tahun. Berikut dapat dilihat jumlah responden menurut umur pada Tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Distribusi Responden Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh Berdasarkan Kelompok Umur No Kelompok umur Jumlah Persentase (%) 1 15 8 10.0 2 16 32 40.0 3 17 37 46.2 4 18 3 3.8 Jumlah 80 100 (Sumber: Data Primer yang diolah, 2012) Berdasarkan Tabel 4.1, didapatkan bahwa kelompok umur responden terbanyak adalah pada usia 17 tahun yaitu sebanyak 37 orang (46,2%), sedangkan yang aling sedikit terdapat pada usia 18 tahun yaitu 3 orang (3,8%). 4.1.2. Jenis Kelamin Siswa Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data mengenai jenis kelamin responden berusia 15 – 18 tahun. Berikut dapat dilihat jumlah responden menurut jenis kelamin pada Tabel 4.2:
  • 36. 36 Tabel 4.2 Distribusi Responden Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%) 1 Laki - Laki 28 35.0 2 Perempuan 52 65.0 Jumlah 80 100.0 (Sumber: Data Primer yang diolah, 2012) Berdasarkan Tabel 4.2, mayoritas jenis kelamin responden terbanyak adalah perempuan yaitu sebanyak 53 orang (65%), sedangkan laki – laki sebanyak 28 orang (35%). 4.2. Pola Konsumsi Makanan Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh 4.2.1 Frekuensi Pola Konsumsi Makanan dan Jenis Makanan Siswa SMA Negeri 2 Banda Aceh 4.2.1.1 Makanan Pokok Frekuensi makanan dan jenis makanan pokok yang dikonsumsi oleh Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh pada penelitian, dapat dilihat pada Tabel 4.3: Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Pokok yang Dikonsumsi siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh Frekuensi Jenis 4- 1- Jum No makanan >1x/hari 1x/hari 6x/minggu 3x/minggu 1x/bulan lah n % n % n % n % n % 1 Nasi 80 100 0 0 0 0 0 0 0 0 80 2 Jagung 0 0 0 0 0 0 8 0 72 90 80 3 Bubur 0 0 0 0 0 0 27 33,75 53 66,25 80 4 Mie 0 0 1 1,25 7 8,75 38 47,5 34 42,5 80 (Sumber: Data Primer yang diolah, 2012)
  • 37. 37 Berdasarkan Tabel 4.3, frekuensi makan untuk nasi seluruh siswa (100%) mengonsumsi >1x/hari, sedangkan paling sedikit adalah frekuensi makan mie yaitu 1x/hari yaitu 1 orang (1,25%). 4.2.1.2 Lauk Hewani Frekuensi makan dan jenis makanan lauk hewani yang dikonsumsi siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh pada penelitian, dapat dilihat pada Tabel 4.4: Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Lauk Hewani yang Dikonsumsi Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh Frekuensi Jenis 4- 1- Jum No makanan >1x/hari 1x/hari 6x/minggu 3x/minggu 1x/bulan lah n % n % n % n % n % 1 Daging/ayam 0 0 6 7,5 17 21,25 55 68,75 2 2,5 80 2 Ikan 0 0 12 15 13 16,25 54 67,5 1 1,25 80 3 Telur 0 0 15 18,75 10 12,5 55 68,75 0 0 80 (Sumber: Data Primer yang diolah, 2012) Berdasarkan Tabel 4.4, frekuensi makan lauk hewani pada siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh paling banyak adalah daging/ayam dan telur dengan frekuensi 1-3x/minggu sebanyak 55 orang (68,75%), sedangkan yang paling sedikit ikan dengan frekuensi 1x/bulan sebanyak 1 orang (1,25%). 4.2.1.3 Lauk Nabati Frekuensi makan dan jenis makanan lauk nabati yang dikonsumsi siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh pada penelitian, dapat dilihat pada Tabel 4.5:
  • 38. 38 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Lauk Nabati yang Dikonsumsi Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh Frekuensi Jenis 4- 1- Jum No makanan >1x/hari 1x/hari 6x/minggu 3x/minggu 1x/bulan lah n % n % n % n % N % 1 Tahu 0 0 0 0 1 1,25 44 55 35 43,8 80 2 Tempe 0 0 1 1,25 5 6,25 64 80 10 12,5 80 (Sumber: Data Primer yang diolah, 2012) Berdasarkan Tabel 4.5, frekuensi makan lauk nabati pada siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh paling banyak adalah tempe dengan frekuensi 1-3x/minggu sebanyak 64 orang (80%), sedangkan yang paling sedikit juga tempe pada frekuensi 1x/hari dan 4-6x/minggu sebanyak 1 orang (1,25%). 4.2.1.4 Sayur-Sayuran Frekuensi makan dan jenis makanan sayur – sayuran yang dikonsumsi siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh pada penelitian, dapat dilihat pada Tabel 4.6: Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Lauk Hewani yang Dikonsumsi Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh Frekuensi Jenis 4- 1- No Jumlah makanan >1x/hari 1x/hari 6x/minggu 3x/minggu 1x/bulan n % n % n % n % n % 1 Kangkung 0 0 0 0 32 40 27 33,75 21 26,3 80 2 Bayam 0 0 0 0 16 20 32 40 32 40 80 daun 0 0 0 0 11 13,75 42 52,5 27 33,8 80 3 Singkong 4 Sawi 0 0 0 0 0 0 1 1,25 9 11,3 80 5 Sayur sop 0 0 0 0 8 10 28 35 44 55 80 Sayur 6 0 0 0 0 6 7,5 20 25 54 67,5 80 lodeh (Sumber: Data Primer yang diolah, 2012) Berdasarkan Tabel 4.6, frekuensi makan sayur-sayuran pada siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh paling banyak adalah sayur lodeh dengan frekuensi
  • 39. 39 1x/bulan sebanyak 54 orang (67,5%), sedangkan yang paling sedikit sawi dengan frekuensi 1-3x/minggu sebanyak 1 orang (1,25%). 4.2.1.5 Buah – Buahan Frekuensi makan dan jenis makanan buah – buahan yang dikonsumsi siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh pada penelitian, dapat dilihat pada Tabel 4.7: Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Buah - Buahan yang Dikonsumsi Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh Frekuensi Jenis 4- 1- No Jumlah makanan >1x/hari 1x/hari 6x/minggu 3x/minggu 1x/bulan n % n % n % n % n % 1 Pisang 0 0 0 0 4 5 70 87,5 6 7,5 80 2 Jeruk 0 0 0 0 6 7,5 61 76,25 13 16,3 80 3 Apel 0 0 0 0 4 5 28 35 48 60 80 4 Pepaya 0 0 0 0 1 1,25 27 33,75 52 65 80 (Sumber: Data Primer yang diolah, 2012) Berdasarkan Tabel 4.7, frekuensi makan buah – buahan pada siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh paling banyak adalah pisang dengan frekuensi 1- 3x/minggu sebanyak 70 orang (87,5%), sedangkan yang paling sedikit pepaya dengan frekuensi 4-6x/minggu sebanyak 1 orang (1,25%). 4.2.1.6 Susu Frekuensi konsumsi susu pada siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh dari penelitian, dapat dilihat pada Tabel 4.8:
  • 40. 40 Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Konsumsi Susu pada Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh Jumlah No Frekuensi Konsumsi Susu n Persentase (%) 1 >1x/hari 0 0 2 1x/hari 8 10 3 4-6x/minggu 12 15 4 1-3x/minggu 31 38,75 5 1x/bulan 29 36,3 (Sumber: Data Primer yang diolah, 2012) Berdasarkan Tabel 4.8, frekuensi konsumsi susu pada siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh paling banyak pada frekuensi 1-3x/minggu sebanyak 31 orang (38,75%), sedangkan yang paling sedikit pada frekuensi 1x/hari sebanyak 8 orang (10%). Dari hasil penelitian terhadap jenis dan frekuensi makanan, dapat diketahui bahwa, pada umumnya jenis makanan pokok yang dikonsumsi oleh siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh adalah nasi dengan frekuensi konsumsi makanan >1x/hari dalam sehari. Biasanya dengan jadwal makan 3x sehari yaitu pada pukul 07.00 WIB, siang hari pukul 13.30 WIB dan malam hari pukul 20.30 WIB. Hal ini dapat diketahui dari hasil recall selama 10 hari di mana pada setiap kali mengonsumsi makanan utama, siswa selalu mengonsumsi nasi sebagai makanan pokok (sumber energi) seperti yang disebutkan Irianto (2004 : 22) bahwa zat makanan sebagai sumber energi utama adalah karbohidrat dan lemak yang berasal dari nasi sebagai makanan pokok. Menurut Almatsier (2001 : 286), bahwa makanan pokok seperti nasi, jagung, ubi, serta hasil olahannya seperti mie dan sebagainya berfungsi untuk memberi rasa kenyang . Pada sebagian siswa, ada yang tidak makan pagi atau sarapan pagi yang merupakan kebiasaan siswa. Padahal sarapan sangat bermanfaat bagi setiap orang.
  • 41. 41 Bagi anak sekolah, makan pagi dapat memudahkan konsentrasi belajar, memahami pelajaran, sehingga prestasi belajar lebih baik . Sumber energi lain yang dikonsumsi siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh adalah jagung, bubur dan mie. Namun frekuensi konsumsi makanan ketiga jenis makanan tersebut sedikit karena hanya sebagai makanan selingan. Seperti pada Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa frekuensi konsumsi jagung pada siswa paling banyak adalah 1x/bulan, bubur dengan frekuensi paling banyak 1x/bulan dan mie dengan frekuensi 1-3x/minggu. Untuk jenis makanan lauk hewani yang paling banyak dikonsumsi siswa adalah daging/ayam dan telur dengan frekuensi 1-3x/minggu. Artinya daging atau ayam telah dikonsumsi setiap kali makan. Pada umumnya daging atau ayam disajikan dengan cara digoreng atau dibuat rendang. Hal ini dikarenakan lauk hewani dapat memberi rasa nikmat seperti yang dikutip dalam Almatsier (2001 : 287) bahwa lauk hewani dapat memberi rasa nikmat sehingga makanan pokok yang pada umumnya mempunyai rasa netral, lebih terasa enak. Untuk konsumsi ikan dan telur paling banyak pada frekuensi 1-3x/minggu. Hal ini dengan alasan, pemberian telur merupakan alternatif pengganti lauk, jika siswa tidak menyukai lauk yang disajikan di rumah oleh orang tua. Jenis makanan lauk nabati yang dikonsumsi siswa adalah tahu dan tempe. Namun sebagian besar siswa paling banyak mengkonsumsi tahu dan tempe dengan frekuensi 1-3x/minggu. Hal ini disebabkan, di kantin tempat sekolah mereka menjual tahu dan tempe goreng sebagai makanan yang paling banyak digemari di saat siswa lapar.
  • 42. 42 Jenis makanan berupa sayur – sayuran hijau yang dikonsumsi siswa adalah kangkung, bayam, daun singkong, sawi, sayur sop dan sayur lodeh. Terdapat sebagian anak yang jarang mengkonsumsi sayur dengan alasan tidak suka. Berdasarkan Tabel 4.6, frekuensi siswa mengkonsumsi sayur kangkung paling banyak pada frekuensi 4-6x/minggu, sayur bayam pada frekuensi 1-3x/minggu dan 1x/bulan, daun singkong paling banyak pada frekuensi 1-3x/minggu, sawi paling banyak pada frekuensi 1x/bulan, sayur sop paling banyak pada frekuensi 1x/bulan, dan terakhir sayur lodeh paling banyak pada frekuensi 1x/bulan. Untuk buah – buahan, jenis buah yang paling sering dikonsumsi siswa adalah pisang, jeruk, apel dan papaya. Ada juga siswa yang tidak suka dengan buah dikarenakan siswa tidak suka dan orang tua yang tidak menyajikan buah – buahan di rumah sehingga siswa tidak membiasakan diri untuk makan buah. Pada dasarnya, buah – buahan sangat bagus bagi pencernaan makanan, hal tersebut diungkapkan oleh Gunawan (1999 : 71) bahwa kandungan serat dan air pada buah berfungsi membersihkan kotoran dari dalam saluran usus besar. Namun, siswa lebih suka memilih untuk mengkonsumsi makanan jajananan di luar rumah dibandingkan buah – buahan. Berdasarkan Tabel 4.7, frekuensi makan buah pisang dan jeruk pada frekuensi 1-3x/minggu, sedangkan apel dan pepaya yang paling banyak di konsumsi pada frekuensi 1x/bulan. Dalam hal konsumsi susu, pada umumnya dikonsumsi pada frekuensi 1- 3x/minggu. Biasanya susu dikonsumsi pada pagi hari sebelum berangkat sekolah, siang hari dengan makanan selingan dan malam hari sebelum tidur. Hal ini
  • 43. 43 dikarenakan pada usia siswa yaitu 15 – 18 tahun memerlukan zat pembangun tambahan lebih banyak seperti makanan pokok. 4.3 Angka Kecukupan Gizi (AKG) Tingkat kecukupan gizi pada siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh pada penelitian, dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut: Tabel 4.9 Distribusi Tingkat Kecukupan Gizi pada Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh Jumlah No Tingkat Kecukupan Gizi n Persentase (%) 1 Baik 8 10.0 2 Kurang 8 10.0 3 Sedang 13 16.2 4 Defisit 51 63.8 Jumlah 80 100.0 (Sumber: Data Primer yang diolah, 2012) Berdasarkan Tabel 4.9, tingkat kecukupan energi paling banyak pada siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh dengan kategori defisit sebanyak 51 orang (63,8%), sedangkan kecukupan energi paling sedikit dengan kategori baik dan kategori kurang sebanyak 8 orang (10%). Dari data di atas dapat diketahui bahwa tingkat kecukupan gizi pada umumnya berada pada kategori defisit dengan tingkat konsumsi gizi rata – rata 1619,2 kalori (Lampiran 6). Tingkat kecukupan gizi setiap siswa berbeda antara satu dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan karena ada sebagian siswa yang membawa bekal dari rumah dan sebagiannya menyukai mengkonsumsi makanan lain di bandingkan dengan makanan yang dibawa dari rumah.
  • 44. 44 Dari data penelitian recall, dapat dilihat bahwa menu makanan untuk makan pagi berpola tiga makanan pokok yaitu nasi, lauk yaitu telur, ayam dan tempe serta susu. Sedangkan untuk menu makan siang dan makan malam berpola empat sehat, yaitu terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur, dan buah. Menurut Almatsier dalam Maulida (2007 : 28), “Pola menu makan empat sehat lima sempurna adalah pola menu seimbang yang disusun dengan baik mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh”. Sedangkan konsumsi makanan selingan setiap hari dikonsumsi pada siang atau malam hari untuk menghilangkan rasa lapar dan dahaga diantara makan pagi dan siang. Menurut Santoso dan Ranti (2004 : 29),”Makanan selingan berguna sebagai penambah zat gizi, terutama energi yang kurang diperoleh dari menu makan utama”. Dengan demikian pemberian makanan selingan juga penting untuk menunjang terpenuhinya kebutuhan energi dari menu makanan utama. Menurut Gunawan (1999 : 20), “pola makan masa kini cenderung tinggi lemak jenuh dan hidrat arang olahan, tetapi rendah hidrat arang utuh dan lemak tak jenuh ganda. Sumber hidrat arang yang lebih banyak dikonsumsi adalah nasi putih dan gula pasir, juga produk tepung putih seperti roti dan kue – kue, yang kualitas gizinya rendah akibat proses pengolahan yang berkepanjangan. Sedangkan hidrat arang yang kualitas gizinya masih utuh seperti kentang, beras merah, atau jagung umumnya dijadikan makanan selingan atau hampir tidak digemari. Buah atau sayuran yang juga termasuk sumber hidrat arang utuh lebih sering ditempatkan sebagai makanan sampingan, yang seringkali tidak sempat dimakan karena perut sudah terlanjur kenyang. Selanjutnya protein yang hanya dianjurkan separuh dari total asupan hidrat arang justru sering dikonsumsi lebih dari takaran”. Dalam memelihara kesehatan tubuh dan terpenuhinya kebutuhan energi, makanan yang dimakan harus berpedoman pada empat sehat lima sempurna dan memenuhi nilai gizi yang berdampak pada status gizi siswa. Dari hal tersebut dapat dikemukakan bahwa usia 15 – 18 tahun diperlukan makanan yang bergizi untuk aktifitas sehari – hari dan sekaligus memelihara kesehatan karena pada fase – fase
  • 45. 45 tersebut siswa sedang mengalami masa pertumbuhan yang membutuhkan banyak energi. Kebutuhan energi seseorang yang dikonsumsi berasal dari makanan sangat dibutuhkan untuk melakukan aktifitas dalam kehidupan sehari – hari untuk menutupi pengeluaran energi seseorang yang mempunyai ukuran dan komposisi tubuh dengan aktivitas yang sesuai dengan kesehatan jangka panjang dan yang memungkinkan pemeliharaan aktivitas fisik yang dibutuhkan. Apabila seseorang kekurangan energi yang berlangsung lama maka akan mengakibatkan penurunan berat badan dan jika berlanjut akan mengakibatkan keadaan gizi kurang. Pada usia 15 – 18 tahun, kekurangan konsumsi energi dapat menurunkan produktivitas kerja para siswa. Kelebihan energi akan mengakibatkan kelebihan berat badan atau kegemukan. kegemukan biasanya disebabkan oleh terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat, lemak maupun protein, juga karena kurang bergerak. Kegemukan dapat menyebabkan gangguan dalam fungsi tubuh, dan merupakan risiko untuk menderita penyakit kronis seperti diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung koroner, penyakit kanker dan dapat memperpendek harapan hidup (Almatsier dalam Matondang, 2007:10). Dilihat dari rata – rata kalori yang dikonsumsi siswa selama 10 hari tersebut belum memenuhi AKG yang dianjurkan (Lampiran 5). Hal ini di kemukakan Karyadi (2005 : 10), untuk laki-laki berumur 13 – 15 tahun adalah 2400 kalori, laki – laki berumur 16 – 19 tahun adalah 2600 kalori, sedangkan AKG yang dianjurkan untuk perempuan berumur 13 – 15 tahun adalah 2350 kalori, sedangkan perempuan
  • 46. 46 yang berumur 16 – 19 tahun adalah 2200 kalori per hari, dengan demikian kecukupan kalori yang dikonsumsi siswa belum mencukupi dan hanya sebagian yang memenuhi pola makan empat sehat lima sempurna. Dengan demikian, hal ini menunjukkan bahwa hanya sedikit yang memenuhi pencapaian persentase yang baik sedangkan yang lain masih jauh di bawah pencapaian (defisit) persentase AKG yang dianjurkan. Kebutuhan akan energi dapat terjadi karena beberapa hal. Kebutuhan akan energi dan zat-zat gizi bergantung pada berbagai faktor seperti umur, jenis kelamin, berat badan, dan tinggi badan aktivitas fisik serta iklim setempat (Tirtawinata, 2006 : 320). Dengan demikian, secara keseluruhan interpretasi tingkat konsumsi kecukupan gizi makanan siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh belum sesuai dengan AKG yang di anjurkan. 4.4 Status Gizi Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh 4.4.1. Status Gizi Berdasarkan Indeks BB/U, TB/U, dan BB/TB Status gizi siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh berdasarkan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB dapat dilihat pada Tabel 4.10: Tabel 4.10 Distribusi Status Gizi Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U) Jumlah No Status Gizi (BB/U) N Persentase (%) 1 Gizi Baik 72 90.0 2 Gizi Kurang 4 5.0 3 Gizi Lebih 4 5.0 Jumlah 80 100 (Sumber: Data Primer yang diolah, 2012)
  • 47. 47 Berdasarkan Tabel 4.10, indeks BB/U yang paling banyak dengan status gizi baik sebanyak 72 orang (90%), sedangkan yang paling sedikit dengan status gizi kurang dan lebih masing – masing sebanyak 4 orang (5%). Tabel 4.11 Distribusi Status Gizi Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Umur (TB/U) Jumlah No Status Gizi (TB/U) N Persentase (%) 1 Normal 76 95.0 2 Pendek 2 2.5 3 Sangat Pendek 2 2.5 Jumlah 80 100 (Sumber: Data Primer yang diolah, 2012) Berdasarkan Tabel 4.11, indeks TB/U yang paling banyak dengan status gizi normal sebanyak 76 orang (95%), sedangkan yang paling sedikit dengan status gizi pendek dan sangat pendek masing – masing sebanyak 2 orang (2,5%). Tabel 4.12 Distribusi Status Gizi Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/TB) Jumlah No Status Gizi (TB/U) N Persentase (%) 1 Gemuk 70 87.5 2 Normal 10 12.5 Jumlah 80 100 (Sumber: Data Primer yang diolah, 2012) Berdasarkan Tabel 4.12, indeks BB/TB yang paling banyak dengan status gizi gemuk sebanyak 70 orang (87,5%), sedangkan yang paling sedikit dengan status gizi normal sebanyak 10 orang (12,5%). Dari hasil pengolahan data status gizi dengan indeks BB/U, TB/U, dan BB/TB seperti yang terdapat dalam Tabel 4.10, pada umumnya status gizi siswa berada kategori gizi baik yaitu sebanyak 72 orang (90%). Hal ini menunjukkan pertumbuhan berat badan anak pada usia 15 – 18 tahun telah sesuai dengan umurnya.Siswa dengan
  • 48. 48 kategori gizi kurang dan gizi lebih ditemukan masing – masing sebanyak 4 orang (5%). Untuk status gizi anak dengan indeks TB/U pada Tabel 4.11, pada umumnya siswa berada pada kategori normal yaitu sebanyak 76 orang (95%). Hal ini menunjukkan pertumbuhan tinggi badan anak sudah sesuai dengan dengan umur. Namun terdapat siswa dengan status gizi sangat pendek dan pendek yang masing – masing sebanyak 2 orang (2,5%). Faktor yang menyebabkan masih adanya siswa dengan kategori sangat pendek dan pendek mungkin dikarenakan jumlah asupan zat gizi yang tidak cukup. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan relatif kurang sensitif terhadap defesiensi gizi jangka pendek. Pengaruh defesiensi zat gizi terhadap tinggi badan baru akan tampak pada saat yang cukup lama dan merupakan gambaran status gizi masa lalunya. Status gizi dengan indek BB/TB seperti yang terdapat dalam Tabel 4.12, pada umumnya siswa berada pada kategori gemuk sebanyak 70 orang (87,5%), sedangkan yang paling sedikit dengan status gizi normal sebanyak 10 orang (12,5%). Hal ini tidak sesuai dengan perkembangan berat badan dengan hubungannya terhadap pertambahan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Karena seharusnya berat badan menurut tinggi badan merefleksikan berat badan dalam hubungan dengan tinggi badan. Ada dua faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung misalnya tingkat konsumsi invidu, dan penyakit infeksi yang mungkin diderita siswa. Sedangkan secara tidak langsung adalah karena faktor ketahanan pangan dalam keluarga, pola asuh anak, akses atau
  • 49. 49 keterjangkauan anak dan keluarga terhadap air bersih dan pelayanan kesehatan yang baik (Matondang, 2007:17). 4.5. Hubungan Pola Konsumsi Makanan (Kecukupan Gizi) dengan Status Gizi 4.5.1. Hubungan Pola Konsumsi Makanan (Kecukupan Gizi) dengan Status Gizi BB/U Status gizi siswa menurut kecukupan gizi (BB/U) dapat dilihat pada Tabel 4.13: Tabel 4.13 Distribusi Hubungan Pola Konsumsi Makanan dengan Status Gizi Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U) Status Gizi BB/U Kecukupan Jumlah No Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih Gizi n % N % n % n % 1 Gizi Baik 1 12.5 7 87.5 0 0 8 100 2 Gizi Sedang 2 15,4 11 84,6 0 0 13 100 3 Gizi Kurang 0 0 8 100 0 0 8 100 4 Gizi Defisit 1 2 46 90,2 4 7,8 51 100 (Sumber: Data Primer yang diolah, 2012) Berdasarkan Tabel 4.13, dari 51 orang siswa yang memiliki tingkat kecukupan gizi defisit, terdapat 46 siswa (90,2%) yang berstatus gizi baik dan ditemukan 1 siswa (2%) yang berstatus gizi kurang. Sedangkan dari 13 siswa yang memiliki tingkat kecukupan gizi kategori gizi sedang, terdapat 11siswa (84,6%) yang berstatus gizi baik dan ditemukan 2 siswa (15,4 %) yang berstatus gizi kurang. Hal ini disebabkan kemungkinan pada saat tersebut siswa mengkonsumsi sumber energi dalam jumlah yang kurang atau terkena penyakit infeksi. Menurut Supariasa (2001:57), salah satu penyebab langsung masalah gizi pada siswa terjadi oleh karena faktor makanan dan terkena infeksi penyakit. Berat badan adalah parameter
  • 50. 50 antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal, di mana keadaan kesehatan yang baik dan seimbang antara konsumsi dan kebutuhan gizi terjamin, maka berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya, dalam keadaan yang abnormal terdapat dua kemungkinan perkembangan berat badan, yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal. Dari hasil perhitungan korelasi pearson (Lampiran 8), dengan 80 orang sampel didapatkan r = -0,007. Nilai r berada diantara 0,000 sampai dengan 0,200 pada tabel interpretasi r yang berarti korelasi sangat rendah atau tidak berkorelasi. Koefisien penentu pola konsumsi makanan dengan status gizi menurut indeks BB/U adalah 0,0049% . Hubungan yang tidak berkorelasi antara pola konsumsi makanan dengan status gizi siswa menurut indeks BB/U dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain, seperti terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. 4.5.2. Hubungan Pola Konsumsi Makanan (Kecukupan Gizi) dengan Status Gizi TB/U Status gizi siswa menurut kecukupan gizi (TB/U) dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut: Tabel 4.14 Distribusi Hubungan Pola Konsumsi Makanan dengan Status Gizi Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh Berdasarkan Indeks Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) Status Gizi TB/U Kecukupan Jumlah No Sangat Pendek Pendek Normal Gizi n % N % n % n % 1 Gizi Baik 0 0 0 0 8 100 8 100 2 Gizi Sedang 1 7,7 0 0 12 92,3 13 100 3 Gizi Kurang 0 0 1 12,5 7 87,5 8 100 4 Gizi Defisit 1 2 1 2 49 96,1 51 100 (Sumber: Data Primer yang diolah, 2012)
  • 51. 51 Berdasarkan Tabel 4.14, dari 51 orang siswa yang memiliki tingkat kecukupan gizi defisit, terdapat 49 siswa (96,1%) yang berstatus gizi normal dan ditemukan 1 siswa (2%) yang berstatus gizi pendek dan sangat pendek. Sedangkan dari 13 siswa yang memiliki tingkat kecukupan gizi kategori gizi sedang, terdapat 12 siswa (92,3%) yang berstatus gizi normal dan ditemukan 1 siswa (7,7%) yang berstatus gizi sangat pendek. Hal ini bisa terjadi dikarenakan postur tubuh siswa yang sangat pendek kemungkinan disebabkan oleh gangguan pertumbuhan masa lalu sehingga terhambat untuk mengejar pertumbuhan siswa seusianya. Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertumbuhan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan relatif kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu pendek (Supariasa, 2001:57). Dari hasil perhitungan korelasi pearson (Lampiran 9), dengan jumlah sampel 80 siswa, didapatkan r = 2,707. Nilai r berada diantara 0,800 sampai dengan 1,00 pada tabel interpretasi r yang berarti korelasi sangat tinggi. Koefisien penentu pola konsumsi makanan dengan status gizi menurut indeks TB/U adalah 732,7849%. 4.5.3. Hubungan Pola Konsumsi Makanan (Kecukupan Gizi) dengan Status Gizi BB/TB Status gizi siswa menurut kecukupan gizi (BB/TB) dapat dilihat pada Tabel 4.15:
  • 52. 52 Tabel 4.15 Distribusi Hubungan Pola Konsumsi Makanan dengan Status Gizi Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh Berdasarkan Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) Status Gizi BB/TB Kecukupan Jumlah No Normal Gemuk Gizi n % n % N % 1 Gizi Baik 1 12,5 7 87,5 8 100 2 Gizi Sedang 4 30,8 9 69,2 13 100 3 Gizi Kurang 0 0 8 100 8 100 4 Gizi Defisit 5 9,8 46 90,2 51 100 (Sumber: Data Primer yang diolah, 2012) Berdasarkan Tabel 4.15, dari 51 orang siswa yang memiliki tingkat kecukupan gizi defisit, terdapat 46 siswa (90,2%) yang berstatus gizi gemuk dan ditemukan 5 siswa (9,8%) yang berstatus gizi normal. Sedangkan dari 13 siswa yang memiliki tingkat kecukupan gizi kategori gizi sedang, terdapat 9 siswa (69,2%) yang berstatus gizi gemuk dan ditemukan 4 siswa (30,8%) yang berstatus gizi normal. Hal ini bisa terjadi dikarenakan tingkat konsumsi makanan siswa melebihi kebutuhan atau karena faktor tinggi badan dimana siswa kelihatan gemuk. Berat badan berkorelasi linear dengan tinggi badan, artinya dalam keadaan normal perkembangan berat badan akan mengikuti pertambahan tinggi badan pada percepatan tertentu. Dengan demikian berat badan yang normal akan proporsional dengan tinggi badannya (Soekirman, 2000:60). Dari hasil perhitungan korelasi pearson (Lampiran 10), dengan jumlah sampel 80 siswa, didapatkan r = -0,001. Nilai r berada diantara 0,000 sampai dengan 0,200 pada tabel interpretasi r yang berarti korelasi sangat rendah atau tidak berkorelasi. Koefisien penentu pola konsumsi makanan dengan status gizi menurut indeks BB/TB adalah 0,0001 %.
  • 53. 53 4.6. Tinjauan Terhadap Hipotesis Hipotesis penelitian ini adalah terdapat hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi pada siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh. Pengujian hipotesis terhadap hubungan pola konsumsi dengan status gizi dengan menggunakan uji t yang dilakukan pada taraf signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan dk= 60 diperoleh ttabel 1,67. Dengan demikian indeks berdasarkan BB/U, TB/U dan BB/TB dinyatakan sebagai berikut: 1. thitung yang diperoleh untuk hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi berdasarkan indeks BB/U lebih kecil dari t tabel (t hitung -0,06182 < t tabel 1,67). 2. t hitung yang diperoleh untuk hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi berdasarkan indeks TB/U lebih besar besar dari t tabel (t hitung 0,59706 < t tabel 1,67). 3. t hitung yang diperoleh untuk hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi berdasarkan indeks BB/TB lebih kecil dari t tabel (t hitung -0,00883< t tabel 1,67). Berdasarkan data tersebut , maka hipotesis yang menyatakan terdapatnya hubungan antara pola konsumsi makanan dengan status gizi pada siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh ditolak. 4.7. Hasil Wawancara dengan Siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh Hasil wawancara dari beberapa orang menyatakan bahwa susunan menu makanan yang disajikan oleh orang tua di rumah sudah cukup baik dan sangat sesuai dengan menu makan empat sehat lima sempurna. Menu makanan yang disajikan di rumah meliputi makanan pokok yaitu nasi, lauk terdiri lauk hewani dan lauk nabati, sayur, buah dan susu sebagai pelengkap menu makanan yang sehat. Susu merupakan
  • 54. 54 bahan makanan yang mengandung protein sebagai zat gizi sumber energi. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sediaoetama (2004 : 132), bahwa susu dan telur termasuk sumber protein hewani berkualitas tinggi yang merupakan sumber energi. Tidak hanya menu makanan empat sehat lima sempurna yang disajikan di rumah, namun makanan selingan seperti makanan ringan (snack). Menu makanan yang disajikan dirumah bervariasi, hal itu dilakukan untuk mendapatkan menu makanan yang seimbang sehingga tidak merasa jenuh. Dalam pengaturan konsumsi makanan, siswa tidak selalu makan secara teratur setiap tiga kali sehari sehingga hal tersebut akan berdampak bagi status gizi siswa, seperti cepat merasa kelelahan di saat menjalankan aktifitas diakibatkan kekurangan energi, dan badan kurus atau gemuk. Menurut para siswa, makanan yang baik bagi tubuh mereka yang mencakup karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan zat besi untuk memberikan energi bagi tubuh di saat mereka beraktifitas di sekolah.
  • 55. 55 BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka diperoleh beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut: 1. Pola konsumsi makanan siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh menurut jenis makanan hanya sebagian yang memenuhi variasi menu setiap kali makan, sedangkan frekuensi makan utama sebanyak 3 kali dalam sehari yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayur – sayuran, buah – buahan dan susu sebagai pelengkap, sementara yang dikonsumsi siswa hanya sebagian yang lengkap tiap kali makan. 2. Status gizi siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh berdasarkan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB pada umumnya dalam kategori baik, normal dan gemuk, namun masih ditemukan siswa dengan kategori gizi buruk, sangat pendek, dan pendek. 3. Hubungan pola konsumsi makanan dengan status gizi berdasarkan indeks BB/U, TB/U, dan BB/TB diperoleh bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pola konsumsi makanan dengan status gizi pada siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh. 5.2. Saran 1. Kepada pihak sekolah, hendaknya memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsi siswa yang mengandung zat gizi dan memberikan pengetahuan kepada siswa tentang pentingnya mengkonsumsi bekal yang dibawa dari rumah.
  • 56. 56 2. Kepada siswa hendaknya memperhatikan pola konsumsi makanan yang dikonsumsi setiap hari agar beranekaragam yang sesuai dengan aktifitas di sekolah.
  • 57. 57 DAFTAR PUSTAKA Ali, Arsad Rahim. 2008. Penilaian Status Gizi Anak, (Online), (http://arali2008.files.wordpress.com/2008/08/penilaian-status-gizi-anak.doc., diakses 6 Juli 2012). Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia. Arisman. 2008. Buku Ajar Ilmu Gizi (Gizi dalam Daur Kehidupan). Jakarta: EGC. Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat. 2010. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Departemen Kesehatan RI, 1995. Panduan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang, Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Jakarta. Djumadias, Abunain . 1990. Aplikasi Antropometri Sebagai Alat Ukur Status Gizi. Bogor: Puslitbang Gizi. Gunawan, Andang. 1999. Food Combining (Kombinasi Makanan Serasi Pola Makan Untuk Langsing dan Sehat). Jakarta: Gramedia Hariyadi, Purwiyatno. 2001. Pangan dan Gizi; Ilmu Tekonologi, Industri dan Perdagangan. Bogor: Sagung Seto. Hardinsyah dan Drajat Martianto. 1989. Menaksir Kecukupan Energi dan Protein serta Penilaian Mutu Konsumsi Pangan. Jakarta: Wira. Irianto, Kus dan Kusno Waluyo. 2004. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung: Yrama Widya. Karyadi. 2005. Implikasi Gizi Seimbang. Tarsito: Bandung. Maulida, Cut Dessy. 2007. Hubungan Pola Menu Makanan dengan Kebutuhan Energi Tubuh Siswa SMAN 2 Modal Bangsa Kecamatan Kuta Baro Kabuoaten Aceh Besar. Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Biologi. Banda Aceh: Unsyiah. Matondang, Masitah. 2007. Status Gizi dan Pola Makan pada Anak Taman Kanak – Kanak di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007. (pdf). Skripsi FKM USU, Medan, (Online). (http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/14668., diakses 8 Januari 2012).
  • 58. 58 Mulia, Agus. 2010. Pengetahuan Gizi, Pola Makan Dan Status Gizi Mahasiswa Pendidikan Teknologi Kimia Industri (PTKI) Medan Tahun 2010. (pdf). Skripsi FKM USU, Medan, (Online). (http://repository.usu.ac.id/xmlui/handle/123456789/20338., diakses 16 Januari 2012). Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI). 2009. Kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga. Jakarta: Kompas Media Nusantara. Pudjiadi, Solihin. 2005. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Jakarta: Gaya Baru. Santoso, S dan Ranti, L.A, 2004. Kesehatan dan Gizi. PT. Rineka Cipta, Jakarta. Sediaoetama, Achmad Djaeni. 2004. Ilmu Gizi. Jilid II. Jakarta: Dian Rakyat. Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya Untuk Keluarga dan Masyarakat. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan Nasional 1999/2000. Jakarta. Soepeno, Bambang. 2002. Statistik Terapan dalam Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Suhardjo. 1986. Berbagai Cara Pendidikan Gizi, Jakarta : Bumi Aksara. Suhendro, 2003. Fast Food Sebagai Faktor Resiko Terjadinya Obesitas Pada Remaja Siswa-Siswi SMU di Kota Tangerang Propinsi Banten. Tesis Magister Ilmu-ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Utama Gizi dan Kesehatan, Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada. Supariasa, I Dewa Nyoman, Bachyar Bakri, dan Ibnu Fajar. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC. Syamsuddin. 2005. Matematika Kelompok Bisnis dan Manajemen. PT. Grasindo. Jakarta. Tirtawinata. 2006. Makanan Dalam Perspektif Al-Quran dan Ilmu Gizi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta. WHO. Adolescent nutrition: a neglected dimension. WHO. 2003. (Available at: http://www.who.int/nut/ado.htm., diakses 10 Februari 2012).
  • 59. 59 Lampiran 1. Pedoman Wawancara PEDOMAN WAWANCARA Wawancara dengan siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis kelamin : II. Status Gizi Responden 1. Berat Badan :…………..kg 2. Tinggi Badan : ………….cm III. Pertanyaan 1. Bagaimana susunan menu makanan yang disajikan oleh orang tua anda di rumah? 2. Jenis makanan pokok apa saja yang disajikan di rumah anda? 3. Selain makanan pokok, makanan apa saja yang disajikan di rumah anda? 4. Apakah anda merasa senang atau bosan dengan menu makanan yang disajikan di rumah? 5. Apakah menu makanan yang disajikan di rumah bervariasi? 6. Apakah anda makan nasi secara teratur setiap tiga kali dalam sehari? 7. Selain anda memakan makanan pokok, apakah anda memakan makanan selingan seperti makanan ringan (snack)? 8. Apakah anda mengetahui bagaimana dampak buruk apabila memakan makanan secara berlebihan atau sedikit? 9. Bagaimana menurut anda memilih makanan yang baik bagi tubuh anda? 10. Apakah menurut anda, makanan yang sudah anda makan dapat memberikan energi yang diperlukan untuk aktivitas anda disekolah?
  • 60. 60 Lampiran 2. Contoh Angket Penelitian ANGKET Assalamu’alaikum wr. wb Dalam rangka penulisan skripsi dengan judul “Hubungan Pola Konsumsi Makanan dengan Status Gizi pada Siswa SMA Negeri 2 Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) Banda Aceh” untuk menyelesaikan studi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Syiah Kuala, saya membutuhkan data tentang pola konsumsi makanan utama dari siswa SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh Sehubungan dengan maksud tersebut, saya sangat mengharapkan kesediaan saudara/i untuk meluangkan waktu mengisi angket yang saya berikan secara jujur sesuai petunjuk pengisian angket. Atas bantuan dan kesediaan saudara/i mengisi angket ini saya mengucapkan terimakasih. Petunjuk Pengisian Angket 1. Isilah identitas anda pada bagian identitas responden 2. Isilah tabel formulir pangan 24 jam dengan jenis dan nama makanan yang anda konsumsi pada waktu makan pagi, makan siang dan makan malam, serta jumlah yang anda konsumsi
  • 61. 61 FORMULIR RECALL 24 JAM Hari ke- : Tanggal : I. Identitas Responden Nama : Umur : Jenis Kelamin : Berat Badan : Tinggi Badan : II. Tabel formulir ingatan pangan 24 jam dengan jenis makanan yang dikonsumsi pada waktu makan pagi, makan siang, dan makan malam Bahan Makanan Waktu Makan Nama Makanan Banyaknya (Jam) Bahan Makanan URT gram Pagi (pukul 07.00) Siang (pukul 13.30) Malam (pukul 20.30) URT = UKURAN RUMAH TANGGA bh = buah bsr = besar 1 sdm tepung beras, tepung sagu = 6 gram bks = bungkus gls = gelas 1 sdm terigu, maizena, hunkwe = 5 gram btr = butir sdt = sendok teh 1 sdm minyak goring, margarine= 10 gram kcl = kecil sdg = sedang 1 sdm = 10 ml bj = biji ptg = potong 1 gls = 240 ml btg = batang sdm = sendok makan 1 ckr = 240 ml pk = pack ckr = cangkir 1 gls nasi = 140 gram = 70 gram beras KET. BESAR PORSI: 1 ptg sdg daging (5 x 5 x 2 cm) = 50 gram 1 ptg sdg pisang (3 x 15 cm) = 50 gram 1 ptg sdg ikan (6 x 5 x 2 cm) = 50 gram 1 sdm gula pasir = 10 gram 1 bj bsr tahu (6 x 6 x 2,5 cm) = 100 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 ptg papaya (15 x 15 cm) = 100 gram
  • 62. 62 Lampiran 3. Formulir Metode Frekuensi Makanan FORMULIR METODE FREKUENSI MAKANAN (Food Frequency) Hari ke- : Tanggal : III. Identitas Responden Nama : Umur : Jenis Kelamin : Berat Badan : Tinggi Badan : IV. Tabel Formulir Frekuensi Makanan Selang Waktu 2 Hari Selama per Sepuluh Hari Frekuensi Makanan Nama Makanan >1x/hari 1x/hari 4- 1- 1x/bulan 6x/minggu 3x/minggu 1. makanan pokok a. nasi b. jagung c. bubur d. mie 2. Lauk Hewani a. daging ayam b. ikan c. telur 3. Lauk Nabati a. tahu b. tempe 4. Sayur a. kangkung b. daun singkong c. sawi d. sayur sop e. sayur lodeh 5. Buah a. pisang b. jeruk c. apel d. pepaya 6. susu (Sumber: Supariasa. 2001: 295)