SlideShare a Scribd company logo
TUGAS KELOMPOK
HUBUNGAN PENYAKIT ASMA DENGAN
TEORI H.L BLUM DAN SEGITIGA EPIDEMIOLOGI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Kesehatan Lingkungan
Dosen Pengampu: Arum Siwiendrayanti, S.KM, M.Kes
Oleh:
1. Aufiena Nur Ayu Merzistya (6411414156)
2. Anggit Aprindrian Prehamukti (6411414157)
3. Mohammad Adityo Nugroho (6411414159)
4. Nela Kusuma Sari (6411414160)
5. Hestu Yuris Maulida (6411414161)
6. Yolanda Pramudita (6411414162)
7. Hidayatul Issri Rubandiyah (6411414163)
8. Alivia Salma Lihayati (6411414164)
9. Sarah Rahma Berlianty (6411414165)
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
PEMBAHASAN
A. DEFINISI ASMA
Asma merupakan sebuah penyakit kronik saluran napas yang terdapat di seluruh
dunia dengan kekerapan bervariasi yang berhubungan dengan peningkatan kepekaan
saluran napas sehingga memicu episode mengi berulang (wheezing), sesak napas
(breathlessness), dada rasa tertekan (chest tightness), dispnea, dan batuk (cough) terutama
pada malam atau dini hari. (PDPI, 2006; GINA, 2009)
Pada tiap orang, tingkat keparahan penyakit ini berbeda-beda, dan umumnya dapat
dikendalikan dengan baik. Asma terjadi ketika saluran napas atau bronkus mengalami
radang. Bronkus yang berbentuk seperti tabung kecil ini berfungsi untuk membawa udara
masuk dan keluar dari paru-paru. Bronkus penderita asma pada umumnya lebih sensitif
dari orang-orang lain dan lebih mudah mengalami radang.
Di Indonesia, seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk dan industri, maka
asma makin menjadi perhatian, terlebih lagi dengan makin bertambahnya faktor-faktor
pemicu. Peningkatan penyakit asma juga berkaitan erat dengan interior rumah, gaya
hidup, pola makan, kebiasaan merokok, paparan alergen, serta polusi udara dari industri
maupun kendaraan.
Menurut data WHO pada tahun 2011, kematian akibat asma di Indonesia mencapai
14.624 jiwa. Angka ini berarti asma menyebabkan sekitar 1% total kematian di Indonesia.
Sekitar 1.1% populasi Indonesia menderita asma. Jadi, walau bisa tergolong penyakit
yang jarang, asma tetap perlu diwaspadai agar serangannya terkontrol dan tidak dibiarkan
mencapai tahap yang membahayakan nyawa.
B. GEJALA ASMA
Ketika paru-paru seorang penderita teriritasi oleh sesuatu yang menjadi pemicu
asma, saluran napasnya menjadi menyempit, otot-otot di sekitarnya menjadi mengencang,
dan produksi dahak meningkat. Setelah itu timbullah beberapa gejalaa seperti dada yang
terasa sesak, sulit bernapas, mengi, dan batuk-batuk.
Serangan parah gejala-gejala tersebut dikenal sebagai serangan asma atau
eksaserbasi asma akut. Penderita serangan asma bisa saja membutuhkan perawatan rumah
sakit. Meski jarang terjadi, serangan asma bisa membahayakan nyawa. Bagi penderita
asma kronis, radang pada saluran napasnya yang sudah berlangsung lama dan berulang-
ulang bisa menyebabkan penyempitan permanen.
Jika seseorang terdiagnosis mengidap asma saat kanak-kanak, gejalanya mungkin
bisa menghilang ketika dia remaja dan muncul kembali saat dewasa. Namun gejala asma
yang tergolong sedang atau berat di masa kanak-kanak, akan cenderung tetap ada walau
bisa juga muncul kembali. Kendati begitu, asma bisa muncul di usia berapa pun dan tidak
selalu berawal dari masa kanak-kanak.
C. PENYEBAB ASMA
Asma merupakan penyakit keturunan (genetik). Seseorang berpeluang besar terkena
asma jika salah satu atau kedua orang tuanya juga menderita asma. Meski begitu,
penyebab dasar penyakit ini masih belum sepenuhnya dipahami.
D. FAKTOR PEMICU ASMA
Pengertian pemicu di sini adalah segala sesuatu yang dapat mengiritasi saluran
napas, yaitu apapun yang nantinya mengarah kepada munculnya gejala asma. Pemicu
umum asma pada tiap penderitanya berbeda-beda.
Ada beberapa hal yang dapat menjadi pemicu umum asma, diantaranya:
 Alergen, seperti bulu hewan, tungau debu, dan serbuk sari.
 Infeksi paru-paru dan saluran napas yang umumnya disebabkan oleh virus flu dan
demam.
 Obat-obatan seperti obat anti inflamasi non steroid (obat pereda sakit) seperti aspirin
dan ibuprofen. Sebagai catatan, aspirin sebaiknya tidak diberikan kepada anak-anak di
bawah usia 16 tahun.
 Iritasi udara, seperti uap kimia, asap rokok, dan polusi udara.
 Faktor cuaca, seperti cuaca dingin, cuaca berangin, cuaca panas yang didukung
kualitas udara yang buruk, cuaca lembab, dan perubahan suhu yang drastis.
 Makanan atau minuman yang mengandung sulfit (zat alami yang kadang-kadang
digunakan sebagai pengawet makanan) seperti selai, udang, makanan olahan,
makanan setengah matang, minuman sari buah kemasan, dan beberapa wine tertentu
yang hanya memicu orang-orang yang rentan.
 Olahraga (kadang-kadang gejala asma menjadi lebih buruk saat penderitanya
melakukan olah raga).
 Kondisi dalam ruangan, seperti ruangan yang lembab atau berjamur, bahan lantai,
bahan kimia karpet, dan tungau debu.
 Faktor-faktor emosi seperti stres atau tertawa.
 Alergi makanan tertentu yang disebut juga sebagai reaksi anafilaksis. Contohnya
adalah penderita asma yang alergi terhadap kacang-kacangan. Reaksi anafilaksis
dapat memicu serangan asma yang lebih buruk pada penderitanya.
.
E. HUBUNGAN ASMA DENGAN TEORI H.L BLUM
Menurut Hendrik L Blum ada 4 faktor yang mempengaruhi status derajat kesehatan
masyarakat atau perorangan. Faktor-faktor tersebut dapat dihubungkan dengan salah satu
penyakit, yakni penyakit asma. Hubungan tersebut digambarkan sebagai berikut:
1. Lingkungan
Lingkungan memiliki pengaruh dan peranan terhadap penyebab timbulnya asma.
Emisi bahan bakar berlebih dari aktivitas industri dan kendaraan bermotor merupakan
penyebab utama asma dari segi lingkungan. Selain itu, udara dingin juga dapat
menyebabkan penyakit asma.
2. Perilaku
Perilaku merupakan faktor kedua yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat
karena sehat atau tidak sehatnya lingkungan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat sangat tergantung pada perilaku manusia itu sendiri. Perilaku yang
berkaitan erat dengan asma dapat berupa gaya hidup, pola makan, maupun kebiasaan
merokok.
3. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat karena keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam
pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, pengobatan dan
keperawatan serta kelompok dan masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan.
Begitu juga dengan asma, penderita asma juga sangat memerlukan pelayanan
kesehatan yang memadai agar derajat kesehatannya meningkat.
4. Genetik
Genetik (keturunan) merupakan faktor yang telah ada dalam diri manusia yang
dibawa sejak lahir, misalnya dari golongan penyakit keturunan seperti asma.
Seseorang berpeluang besar terkena asma jika salah satu atau kedua orang tuanya juga
menderita asma.
F. HUBUNGAN ASMA DENGAN SEGITIGA EPIDEMIOLOGI
Segitiga epidemiologi merupakan konsep dasar epidemiologi yang memberi
gambaran tentang hubungan antara tiga faktor yg berperan dalam terjadinya penyakit dan
masalah kesehatan lainnya. Faktor tersebut adalah interaksi antara Host (penjamu), Agent
(penyebab) dan Environment (lingkungan).
Keadaan di masyarakat dikatakan ada masalah kesehatan jika terjadi ketidak
seimbangan antara Host, Agent dan Environment. Pada saat terjadi ketidakseimbangan
antara Host, Agent dan Environment akan menimbulkan penyakit pada individu atau
masalah kesehatan di masyarakat.
Berikut adalah hubungan penyakit asma dengan segitiga epidemiologi:
1. Host
Host (penjamu) adalah semua faktor yang terdapat pada manusia yang dapat
mempengaruhi timbulnya suatu perjalanan penyakit, termasuk penyakit asma. Host
erat hubungannya dengan manusia sebagai makhluk biologis dan manusia sebagai
makhluk sosial sehingga manusia dapat terjangkit penyakit.
2. Agent
Agent (penyebab) adalah suatu substansi tertentu yang keberadaannya atau
ketidakberadaannya diikuti kontak efektif pada manusia dapat menimbulkan penyakit
atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Macamnya berupa golongan biotis
(unsur hidup) dan golongan abiotis (unsur mati). Penyakit asma ditimbulkan oleh
golongan abiotis, yakni golongan kimiawi yang berupa limbah maupun polusi
industri.
3. Environment
Environment (lingkungan) adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia yang
mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia. Emisi bahan bakar berlebih
dari aktivitas industri dan kendaraan bermotor merupakan penyebab utama asma dari
segi lingkungan.

More Related Content

What's hot

Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologiUkuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
lasnisiregar
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit
phiqe kbn
 
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
ADam Raeyoo
 
Modul pelaksanaan penyelidikan klb
Modul pelaksanaan penyelidikan klbModul pelaksanaan penyelidikan klb
Modul pelaksanaan penyelidikan klb
WiandhariEsaBBPKCilo
 
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)Yafet Geu
 
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
Zakiah dr
 
Identifikasi hitung-kepadatan-nyamuk
Identifikasi hitung-kepadatan-nyamukIdentifikasi hitung-kepadatan-nyamuk
Identifikasi hitung-kepadatan-nyamukSiti Aisyah
 
5.surveilans malaria
5.surveilans malaria5.surveilans malaria
5.surveilans malariaJoni Iswanto
 
Metode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanMetode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatan
Sukistinah
 
Pedoman pengendalian ispa
Pedoman pengendalian ispaPedoman pengendalian ispa
Pedoman pengendalian ispa
Mi Mie
 
Konsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabahKonsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabah
rickygunawan84
 
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
Syahrum Syuib
 
Penilaian kinerja puskesmas
Penilaian kinerja puskesmasPenilaian kinerja puskesmas
Penilaian kinerja puskesmasJoni Iswanto
 
Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7tristyanto
 
Langkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahLangkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabah
rickygunawan84
 
Ppt campak
Ppt campakPpt campak
Ukuran frekuensi penyakit epidemiologi
Ukuran frekuensi penyakit epidemiologiUkuran frekuensi penyakit epidemiologi
Ukuran frekuensi penyakit epidemiologi
esyaayuning cipta
 
BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)
BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)
BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)
NajMah Usman
 

What's hot (20)

Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologiUkuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit
 
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
 
Modul pelaksanaan penyelidikan klb
Modul pelaksanaan penyelidikan klbModul pelaksanaan penyelidikan klb
Modul pelaksanaan penyelidikan klb
 
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
 
Hiv dr.joni
Hiv dr.joniHiv dr.joni
Hiv dr.joni
 
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
 
Identifikasi hitung-kepadatan-nyamuk
Identifikasi hitung-kepadatan-nyamukIdentifikasi hitung-kepadatan-nyamuk
Identifikasi hitung-kepadatan-nyamuk
 
5.surveilans malaria
5.surveilans malaria5.surveilans malaria
5.surveilans malaria
 
Metode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanMetode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatan
 
Pedoman pengendalian ispa
Pedoman pengendalian ispaPedoman pengendalian ispa
Pedoman pengendalian ispa
 
Konsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabahKonsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabah
 
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
 
Penilaian kinerja puskesmas
Penilaian kinerja puskesmasPenilaian kinerja puskesmas
Penilaian kinerja puskesmas
 
Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7
 
Langkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahLangkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabah
 
Ppt campak
Ppt campakPpt campak
Ppt campak
 
Ukuran frekuensi penyakit epidemiologi
Ukuran frekuensi penyakit epidemiologiUkuran frekuensi penyakit epidemiologi
Ukuran frekuensi penyakit epidemiologi
 
BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)
BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)
BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)
 
Ppt malaria
Ppt malariaPpt malaria
Ppt malaria
 

Similar to Hubungan Penyakit Asma dengan Teori HL Blum dan Segitiga Epidemiologi

Penyakit asma revisi
Penyakit asma revisiPenyakit asma revisi
Penyakit asma revisidhiqde
 
SAP Asma Anak
SAP Asma AnakSAP Asma Anak
SAP Asma Anak
Yusuf Saktian
 
Ikun asma bab 1 dan 2
Ikun asma bab 1 dan 2Ikun asma bab 1 dan 2
Ikun asma bab 1 dan 2Uma To'os
 
Kti asma bab 1 dan 2
Kti asma bab 1 dan 2Kti asma bab 1 dan 2
Kti asma bab 1 dan 2Uma To'os
 
Ama akibat stress
Ama akibat stressAma akibat stress
Ama akibat stress
syawaldina
 
Gangguan pada organ pernapasan manusia
Gangguan pada organ pernapasan manusiaGangguan pada organ pernapasan manusia
Gangguan pada organ pernapasan manusia
Photo Setudio Planet solo grand mall
 
Penyakit pada sistem pernapasan manusia
Penyakit pada sistem pernapasan manusiaPenyakit pada sistem pernapasan manusia
Penyakit pada sistem pernapasan manusia
Rosyida Wongso
 
Gangguan pada organ pernapasan manusia 2
Gangguan pada organ pernapasan manusia 2Gangguan pada organ pernapasan manusia 2
Gangguan pada organ pernapasan manusia 2
Photo Setudio Planet solo grand mall
 
Askep Anak dengan ISPA
Askep Anak dengan ISPAAskep Anak dengan ISPA
Askep Anak dengan ISPA
Ns Agung Syuhada
 
Makalah sistem pernapasan 8
Makalah sistem pernapasan 8Makalah sistem pernapasan 8
Makalah sistem pernapasan 8
Photo Setudio Planet solo grand mall
 
Macam macam jenis penyakit pada sistem pernapasan 3
Macam macam jenis penyakit pada sistem pernapasan 3Macam macam jenis penyakit pada sistem pernapasan 3
Macam macam jenis penyakit pada sistem pernapasan 3
Photo Setudio Planet solo grand mall
 
Infeksi saluran pernafasan akut
Infeksi saluran pernafasan akutInfeksi saluran pernafasan akut
Infeksi saluran pernafasan akut
GadisMentari
 
Satpel asma
Satpel asmaSatpel asma
Satpel asma
Satpel asmaSatpel asma

Similar to Hubungan Penyakit Asma dengan Teori HL Blum dan Segitiga Epidemiologi (20)

Asma Bronkiale Pada Anak
Asma Bronkiale Pada AnakAsma Bronkiale Pada Anak
Asma Bronkiale Pada Anak
 
Penyakit asma revisi
Penyakit asma revisiPenyakit asma revisi
Penyakit asma revisi
 
SAP Asma Anak
SAP Asma AnakSAP Asma Anak
SAP Asma Anak
 
Ikun asma bab 1 dan 2
Ikun asma bab 1 dan 2Ikun asma bab 1 dan 2
Ikun asma bab 1 dan 2
 
Kti asma bab 1 dan 2
Kti asma bab 1 dan 2Kti asma bab 1 dan 2
Kti asma bab 1 dan 2
 
Ispa AKPER PEMKAB MUNA
Ispa AKPER PEMKAB MUNAIspa AKPER PEMKAB MUNA
Ispa AKPER PEMKAB MUNA
 
askep gawat darurat Kasus asma
askep gawat darurat Kasus asma askep gawat darurat Kasus asma
askep gawat darurat Kasus asma
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
Ama akibat stress
Ama akibat stressAma akibat stress
Ama akibat stress
 
KEL 3 ASMA KELAS C-1.docx
KEL 3 ASMA KELAS C-1.docxKEL 3 ASMA KELAS C-1.docx
KEL 3 ASMA KELAS C-1.docx
 
Gangguan pada organ pernapasan manusia
Gangguan pada organ pernapasan manusiaGangguan pada organ pernapasan manusia
Gangguan pada organ pernapasan manusia
 
Penyakit pada sistem pernapasan manusia
Penyakit pada sistem pernapasan manusiaPenyakit pada sistem pernapasan manusia
Penyakit pada sistem pernapasan manusia
 
Gangguan pada organ pernapasan manusia 2
Gangguan pada organ pernapasan manusia 2Gangguan pada organ pernapasan manusia 2
Gangguan pada organ pernapasan manusia 2
 
Askep Anak dengan ISPA
Askep Anak dengan ISPAAskep Anak dengan ISPA
Askep Anak dengan ISPA
 
Makalah sistem pernapasan 8
Makalah sistem pernapasan 8Makalah sistem pernapasan 8
Makalah sistem pernapasan 8
 
Asma 01
Asma 01Asma 01
Asma 01
 
Macam macam jenis penyakit pada sistem pernapasan 3
Macam macam jenis penyakit pada sistem pernapasan 3Macam macam jenis penyakit pada sistem pernapasan 3
Macam macam jenis penyakit pada sistem pernapasan 3
 
Infeksi saluran pernafasan akut
Infeksi saluran pernafasan akutInfeksi saluran pernafasan akut
Infeksi saluran pernafasan akut
 
Satpel asma
Satpel asmaSatpel asma
Satpel asma
 
Satpel asma
Satpel asmaSatpel asma
Satpel asma
 

More from Alivia Salma

Indoor Pollution
Indoor PollutionIndoor Pollution
Indoor Pollution
Alivia Salma
 
Prinsip Etika Lingkungan
Prinsip Etika LingkunganPrinsip Etika Lingkungan
Prinsip Etika Lingkungan
Alivia Salma
 
7 Pilar Konservasi
7 Pilar Konservasi7 Pilar Konservasi
7 Pilar Konservasi
Alivia Salma
 
Paper Pembangunan Kesehatan
Paper Pembangunan KesehatanPaper Pembangunan Kesehatan
Paper Pembangunan Kesehatan
Alivia Salma
 
Makalah Hubungan Chikungunya dengan HAM
Makalah Hubungan Chikungunya dengan HAMMakalah Hubungan Chikungunya dengan HAM
Makalah Hubungan Chikungunya dengan HAM
Alivia Salma
 
Schistosoma japonicum
Schistosoma japonicumSchistosoma japonicum
Schistosoma japonicum
Alivia Salma
 
Lalat Sambar Mata
Lalat Sambar MataLalat Sambar Mata
Lalat Sambar Mata
Alivia Salma
 
Artikel Schistosoma japonicum
Artikel Schistosoma japonicumArtikel Schistosoma japonicum
Artikel Schistosoma japonicum
Alivia Salma
 
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Alivia Salma
 
Determinan Perilaku Kesehatan Teori WHO
Determinan Perilaku Kesehatan Teori WHODeterminan Perilaku Kesehatan Teori WHO
Determinan Perilaku Kesehatan Teori WHO
Alivia Salma
 
Hazardous or Toxic Wastes
Hazardous or Toxic WastesHazardous or Toxic Wastes
Hazardous or Toxic Wastes
Alivia Salma
 
Kelainan Metabolisme Asam Amino
Kelainan Metabolisme Asam AminoKelainan Metabolisme Asam Amino
Kelainan Metabolisme Asam Amino
Alivia Salma
 
Makalah Kelainan Metabolisme Asam Amino
Makalah Kelainan Metabolisme Asam AminoMakalah Kelainan Metabolisme Asam Amino
Makalah Kelainan Metabolisme Asam Amino
Alivia Salma
 

More from Alivia Salma (13)

Indoor Pollution
Indoor PollutionIndoor Pollution
Indoor Pollution
 
Prinsip Etika Lingkungan
Prinsip Etika LingkunganPrinsip Etika Lingkungan
Prinsip Etika Lingkungan
 
7 Pilar Konservasi
7 Pilar Konservasi7 Pilar Konservasi
7 Pilar Konservasi
 
Paper Pembangunan Kesehatan
Paper Pembangunan KesehatanPaper Pembangunan Kesehatan
Paper Pembangunan Kesehatan
 
Makalah Hubungan Chikungunya dengan HAM
Makalah Hubungan Chikungunya dengan HAMMakalah Hubungan Chikungunya dengan HAM
Makalah Hubungan Chikungunya dengan HAM
 
Schistosoma japonicum
Schistosoma japonicumSchistosoma japonicum
Schistosoma japonicum
 
Lalat Sambar Mata
Lalat Sambar MataLalat Sambar Mata
Lalat Sambar Mata
 
Artikel Schistosoma japonicum
Artikel Schistosoma japonicumArtikel Schistosoma japonicum
Artikel Schistosoma japonicum
 
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
 
Determinan Perilaku Kesehatan Teori WHO
Determinan Perilaku Kesehatan Teori WHODeterminan Perilaku Kesehatan Teori WHO
Determinan Perilaku Kesehatan Teori WHO
 
Hazardous or Toxic Wastes
Hazardous or Toxic WastesHazardous or Toxic Wastes
Hazardous or Toxic Wastes
 
Kelainan Metabolisme Asam Amino
Kelainan Metabolisme Asam AminoKelainan Metabolisme Asam Amino
Kelainan Metabolisme Asam Amino
 
Makalah Kelainan Metabolisme Asam Amino
Makalah Kelainan Metabolisme Asam AminoMakalah Kelainan Metabolisme Asam Amino
Makalah Kelainan Metabolisme Asam Amino
 

Recently uploaded

(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
zirmajulianda1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
nirmalaamir3
 
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
LinaJuwairiyah1
 
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
PratiwiZikri
 
PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptxPERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
AndrikIrfani
 
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIAMATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
ratih402596
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
roomahmentari
 

Recently uploaded (8)

(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
 
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
 
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
 
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
 
PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptxPERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
PERTOLONGAN PERTAMA 3 (penilaian korban).pptx
 
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIAMATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
 

Hubungan Penyakit Asma dengan Teori HL Blum dan Segitiga Epidemiologi

  • 1. TUGAS KELOMPOK HUBUNGAN PENYAKIT ASMA DENGAN TEORI H.L BLUM DAN SEGITIGA EPIDEMIOLOGI Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Kesehatan Lingkungan Dosen Pengampu: Arum Siwiendrayanti, S.KM, M.Kes Oleh: 1. Aufiena Nur Ayu Merzistya (6411414156) 2. Anggit Aprindrian Prehamukti (6411414157) 3. Mohammad Adityo Nugroho (6411414159) 4. Nela Kusuma Sari (6411414160) 5. Hestu Yuris Maulida (6411414161) 6. Yolanda Pramudita (6411414162) 7. Hidayatul Issri Rubandiyah (6411414163) 8. Alivia Salma Lihayati (6411414164) 9. Sarah Rahma Berlianty (6411414165) JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
  • 2. PEMBAHASAN A. DEFINISI ASMA Asma merupakan sebuah penyakit kronik saluran napas yang terdapat di seluruh dunia dengan kekerapan bervariasi yang berhubungan dengan peningkatan kepekaan saluran napas sehingga memicu episode mengi berulang (wheezing), sesak napas (breathlessness), dada rasa tertekan (chest tightness), dispnea, dan batuk (cough) terutama pada malam atau dini hari. (PDPI, 2006; GINA, 2009) Pada tiap orang, tingkat keparahan penyakit ini berbeda-beda, dan umumnya dapat dikendalikan dengan baik. Asma terjadi ketika saluran napas atau bronkus mengalami radang. Bronkus yang berbentuk seperti tabung kecil ini berfungsi untuk membawa udara masuk dan keluar dari paru-paru. Bronkus penderita asma pada umumnya lebih sensitif dari orang-orang lain dan lebih mudah mengalami radang. Di Indonesia, seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk dan industri, maka asma makin menjadi perhatian, terlebih lagi dengan makin bertambahnya faktor-faktor pemicu. Peningkatan penyakit asma juga berkaitan erat dengan interior rumah, gaya hidup, pola makan, kebiasaan merokok, paparan alergen, serta polusi udara dari industri maupun kendaraan. Menurut data WHO pada tahun 2011, kematian akibat asma di Indonesia mencapai 14.624 jiwa. Angka ini berarti asma menyebabkan sekitar 1% total kematian di Indonesia. Sekitar 1.1% populasi Indonesia menderita asma. Jadi, walau bisa tergolong penyakit yang jarang, asma tetap perlu diwaspadai agar serangannya terkontrol dan tidak dibiarkan mencapai tahap yang membahayakan nyawa. B. GEJALA ASMA Ketika paru-paru seorang penderita teriritasi oleh sesuatu yang menjadi pemicu asma, saluran napasnya menjadi menyempit, otot-otot di sekitarnya menjadi mengencang, dan produksi dahak meningkat. Setelah itu timbullah beberapa gejalaa seperti dada yang terasa sesak, sulit bernapas, mengi, dan batuk-batuk. Serangan parah gejala-gejala tersebut dikenal sebagai serangan asma atau eksaserbasi asma akut. Penderita serangan asma bisa saja membutuhkan perawatan rumah sakit. Meski jarang terjadi, serangan asma bisa membahayakan nyawa. Bagi penderita
  • 3. asma kronis, radang pada saluran napasnya yang sudah berlangsung lama dan berulang- ulang bisa menyebabkan penyempitan permanen. Jika seseorang terdiagnosis mengidap asma saat kanak-kanak, gejalanya mungkin bisa menghilang ketika dia remaja dan muncul kembali saat dewasa. Namun gejala asma yang tergolong sedang atau berat di masa kanak-kanak, akan cenderung tetap ada walau bisa juga muncul kembali. Kendati begitu, asma bisa muncul di usia berapa pun dan tidak selalu berawal dari masa kanak-kanak. C. PENYEBAB ASMA Asma merupakan penyakit keturunan (genetik). Seseorang berpeluang besar terkena asma jika salah satu atau kedua orang tuanya juga menderita asma. Meski begitu, penyebab dasar penyakit ini masih belum sepenuhnya dipahami. D. FAKTOR PEMICU ASMA Pengertian pemicu di sini adalah segala sesuatu yang dapat mengiritasi saluran napas, yaitu apapun yang nantinya mengarah kepada munculnya gejala asma. Pemicu umum asma pada tiap penderitanya berbeda-beda. Ada beberapa hal yang dapat menjadi pemicu umum asma, diantaranya:  Alergen, seperti bulu hewan, tungau debu, dan serbuk sari.  Infeksi paru-paru dan saluran napas yang umumnya disebabkan oleh virus flu dan demam.  Obat-obatan seperti obat anti inflamasi non steroid (obat pereda sakit) seperti aspirin dan ibuprofen. Sebagai catatan, aspirin sebaiknya tidak diberikan kepada anak-anak di bawah usia 16 tahun.  Iritasi udara, seperti uap kimia, asap rokok, dan polusi udara.  Faktor cuaca, seperti cuaca dingin, cuaca berangin, cuaca panas yang didukung kualitas udara yang buruk, cuaca lembab, dan perubahan suhu yang drastis.  Makanan atau minuman yang mengandung sulfit (zat alami yang kadang-kadang digunakan sebagai pengawet makanan) seperti selai, udang, makanan olahan, makanan setengah matang, minuman sari buah kemasan, dan beberapa wine tertentu yang hanya memicu orang-orang yang rentan.  Olahraga (kadang-kadang gejala asma menjadi lebih buruk saat penderitanya melakukan olah raga).
  • 4.  Kondisi dalam ruangan, seperti ruangan yang lembab atau berjamur, bahan lantai, bahan kimia karpet, dan tungau debu.  Faktor-faktor emosi seperti stres atau tertawa.  Alergi makanan tertentu yang disebut juga sebagai reaksi anafilaksis. Contohnya adalah penderita asma yang alergi terhadap kacang-kacangan. Reaksi anafilaksis dapat memicu serangan asma yang lebih buruk pada penderitanya. . E. HUBUNGAN ASMA DENGAN TEORI H.L BLUM Menurut Hendrik L Blum ada 4 faktor yang mempengaruhi status derajat kesehatan masyarakat atau perorangan. Faktor-faktor tersebut dapat dihubungkan dengan salah satu penyakit, yakni penyakit asma. Hubungan tersebut digambarkan sebagai berikut: 1. Lingkungan Lingkungan memiliki pengaruh dan peranan terhadap penyebab timbulnya asma. Emisi bahan bakar berlebih dari aktivitas industri dan kendaraan bermotor merupakan penyebab utama asma dari segi lingkungan. Selain itu, udara dingin juga dapat menyebabkan penyakit asma. 2. Perilaku Perilaku merupakan faktor kedua yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat karena sehat atau tidak sehatnya lingkungan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat sangat tergantung pada perilaku manusia itu sendiri. Perilaku yang berkaitan erat dengan asma dapat berupa gaya hidup, pola makan, maupun kebiasaan merokok.
  • 5. 3. Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat karena keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, pengobatan dan keperawatan serta kelompok dan masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan. Begitu juga dengan asma, penderita asma juga sangat memerlukan pelayanan kesehatan yang memadai agar derajat kesehatannya meningkat. 4. Genetik Genetik (keturunan) merupakan faktor yang telah ada dalam diri manusia yang dibawa sejak lahir, misalnya dari golongan penyakit keturunan seperti asma. Seseorang berpeluang besar terkena asma jika salah satu atau kedua orang tuanya juga menderita asma. F. HUBUNGAN ASMA DENGAN SEGITIGA EPIDEMIOLOGI Segitiga epidemiologi merupakan konsep dasar epidemiologi yang memberi gambaran tentang hubungan antara tiga faktor yg berperan dalam terjadinya penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Faktor tersebut adalah interaksi antara Host (penjamu), Agent (penyebab) dan Environment (lingkungan). Keadaan di masyarakat dikatakan ada masalah kesehatan jika terjadi ketidak seimbangan antara Host, Agent dan Environment. Pada saat terjadi ketidakseimbangan antara Host, Agent dan Environment akan menimbulkan penyakit pada individu atau masalah kesehatan di masyarakat.
  • 6. Berikut adalah hubungan penyakit asma dengan segitiga epidemiologi: 1. Host Host (penjamu) adalah semua faktor yang terdapat pada manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya suatu perjalanan penyakit, termasuk penyakit asma. Host erat hubungannya dengan manusia sebagai makhluk biologis dan manusia sebagai makhluk sosial sehingga manusia dapat terjangkit penyakit. 2. Agent Agent (penyebab) adalah suatu substansi tertentu yang keberadaannya atau ketidakberadaannya diikuti kontak efektif pada manusia dapat menimbulkan penyakit atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Macamnya berupa golongan biotis (unsur hidup) dan golongan abiotis (unsur mati). Penyakit asma ditimbulkan oleh golongan abiotis, yakni golongan kimiawi yang berupa limbah maupun polusi industri. 3. Environment Environment (lingkungan) adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia. Emisi bahan bakar berlebih dari aktivitas industri dan kendaraan bermotor merupakan penyebab utama asma dari segi lingkungan.