Hubungan antara komunikasi perawat dengan tingkat kecemasan keluarga pasien ICU. Penelitian menemukan hubungan yang signifikan antara komunikasi perawat yang kurang dengan tingkat kecemasan keluarga yang tinggi. Saran termasuk meningkatkan komunikasi antara perawat dan keluarga pasien.
1. Dokumen tersebut membahas tentang surveilans penyakit menular potensial KLB dan wabah.
2. Terdapat 5 pokok bahasan utama yaitu dasar epidemiologi, konsep surveilans epidemiologi, jenis penyakit menular dan pola penularannya, respon penanggulangan, serta deteksi dini KLB.
3. Tujuan surveilans adalah menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan penanggulangan penyakit.
1. Penelitian ini membahas tentang populasi, sampel, besar sampel, dan jenis penelitian epidemiologi.
2. Besar sampel ditentukan berdasarkan desain penelitian, seperti untuk estimasi proporsi atau menguji hubungan odds ratio.
3. Contoh soal menunjukkan cara menghitung besar sampel untuk penelitian cross sectional dan kasus kontrol dengan rumus yang sesuai.
Sistem surveilans memiliki beberapa atribut penting yang perlu dievaluasi, seperti kesederhanaan, fleksibilitas, sensitivitas, nilai prediktif positif, dan kualitas data. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem serta manfaatnya bagi penanganan masalah kesehatan."
Dokumen ini menjelaskan tiga jenis ukuran frekuensi penyakit yaitu proporsi, ratio, dan rate. Proporsi adalah perbandingan antara jumlah kasus dengan populasi total. Ratio membandingkan dua jumlah yang berbeda. Rate membandingkan jumlah kasus baru dengan jumlah populasi berisiko dalam suatu periode waktu. Dokumen ini juga menjelaskan prevalens, insiden, dan tiga jenis insiden rate yaitu insiden rate, attack rate,
1. Dokumen tersebut membahas tentang surveilans penyakit menular potensial KLB dan wabah.
2. Terdapat 5 pokok bahasan utama yaitu dasar epidemiologi, konsep surveilans epidemiologi, jenis penyakit menular dan pola penularannya, respon penanggulangan, serta deteksi dini KLB.
3. Tujuan surveilans adalah menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan penanggulangan penyakit.
1. Penelitian ini membahas tentang populasi, sampel, besar sampel, dan jenis penelitian epidemiologi.
2. Besar sampel ditentukan berdasarkan desain penelitian, seperti untuk estimasi proporsi atau menguji hubungan odds ratio.
3. Contoh soal menunjukkan cara menghitung besar sampel untuk penelitian cross sectional dan kasus kontrol dengan rumus yang sesuai.
Sistem surveilans memiliki beberapa atribut penting yang perlu dievaluasi, seperti kesederhanaan, fleksibilitas, sensitivitas, nilai prediktif positif, dan kualitas data. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem serta manfaatnya bagi penanganan masalah kesehatan."
Dokumen ini menjelaskan tiga jenis ukuran frekuensi penyakit yaitu proporsi, ratio, dan rate. Proporsi adalah perbandingan antara jumlah kasus dengan populasi total. Ratio membandingkan dua jumlah yang berbeda. Rate membandingkan jumlah kasus baru dengan jumlah populasi berisiko dalam suatu periode waktu. Dokumen ini juga menjelaskan prevalens, insiden, dan tiga jenis insiden rate yaitu insiden rate, attack rate,
Pengaruh supervisi pada kunerja perawat rawat inap dalam pelaksanaan patient ...yaya' Suryaningsih
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pelaksanaan supervisi dengan kinerja perawat dalam pelaksanaan keselamatan pasien saat pemberian obat di RSUD Syarifa Ambami Rato Ebu Bangkalan. Penelitian menggunakan desain korelasional deskriptif dengan 118 responden yang dipilih secara proporsional. Hasilnya menunjukkan ada hubungan antara pelaksanaan supervisi dengan kinerja perawat dalam pelaksanaan keselam
Dokumen ini membahas tentang efikasi diri perawat dalam memenuhi kebutuhan spiritual pasien. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara efikasi diri perawat yang tinggi dengan pemenuhan kebutuhan spiritual pasien yang baik, dengan nilai odds ratio 7,1. Perawat dengan efikasi diri tinggi memiliki peluang 7,1 kali lebih besar untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien dengan baik dibandingkan perawat dengan efikasi di
Ada tiga poin utama dari dokumen tersebut:
1. Dokumen tersebut membahas hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada pasien gangguan jiwa.
2. Penelitian ini dilakukan di Poli Zaitun RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh dengan mengambil 65 responden secara acak.
3. Hasil penelitian akan dianalisis menggunakan uji statistik untuk mengetahui hubungan antara d
JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG FLU BURUNG DENGAN SIKAP MASYARAKAT YANG M...KANDA IZUL
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden memiliki pengetahuan sedang hingga baik tentang flu burung dan sikap positif terhadap penyakit tersebut. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan sikap masyarakat peternak di wilayah Mojogedang dalam merawat unggas."
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang manfaat daun sirsak untuk menurunkan tekanan darah atau hipertensi.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (90%) memiliki pengetahuan yang baik, sedangkan sisanya (10%) memiliki pengetahuan yang cukup tentang manfaat daun sirsak unt
PERUBAHAN PSIKOLOGIS FASE TAKING HOLD PADA IBU NIFAS DI POLI OBGYN RSI JEMUR...Yolly Finolla
Di kota-kota besar yang ada di Indonesia masih banyak ditemui Ibu nifas yang sudah memasuki hari ke 4 pascasalin masih mengalami ketergantungan. Tujuan penelitian adalah mengetahui gambaran perubahan psikologis Fase Taking Hold pada Ibu nifas di Poli Obgyn RSI Jemursari Surabaya. Desain penelitian Deskriptif, dengan jumlah populasi sebanyak 90 Ibu nifas. Besar sampel 73 responden diambil dengan teknik Probability Sampling tipe consecutive Sampling. Variabel penelitian perubahan psikologis fase taking hold. Instrument pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner. Data dianalisis dengan statistic deskriftif. Hasil penelitian pada 73 responden didapatkan sebagian besar (60,27%) mengalami perubahan psikologis fase taking hold yang baik, sebagian kecil (8,22%) mengalami perubahan psikologis fase taking hold yang cukup, hampir setengah (31,50%) Ibu nifas masih mengalami perubahan psikologis fase taking hold yang buruk. Sebagian besar Ibu nifas di Rumah Sakit Jemursari Surabaya, mengalami perubahan psikologis fase taking hold yang baik. Peran tenaga kesehatan diharapkan sering memberikan pendidikan konseling tentang fase taking hold pada Ibu nifas, upaya meningkatkan kesejaterahaan dan kesehatan Ibu nifas, bayi, dan keluarga
Pengaruh supervisi pada kunerja perawat rawat inap dalam pelaksanaan patient ...yaya' Suryaningsih
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pelaksanaan supervisi dengan kinerja perawat dalam pelaksanaan keselamatan pasien saat pemberian obat di RSUD Syarifa Ambami Rato Ebu Bangkalan. Penelitian menggunakan desain korelasional deskriptif dengan 118 responden yang dipilih secara proporsional. Hasilnya menunjukkan ada hubungan antara pelaksanaan supervisi dengan kinerja perawat dalam pelaksanaan keselam
Dokumen ini membahas tentang efikasi diri perawat dalam memenuhi kebutuhan spiritual pasien. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara efikasi diri perawat yang tinggi dengan pemenuhan kebutuhan spiritual pasien yang baik, dengan nilai odds ratio 7,1. Perawat dengan efikasi diri tinggi memiliki peluang 7,1 kali lebih besar untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien dengan baik dibandingkan perawat dengan efikasi di
Ada tiga poin utama dari dokumen tersebut:
1. Dokumen tersebut membahas hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada pasien gangguan jiwa.
2. Penelitian ini dilakukan di Poli Zaitun RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh dengan mengambil 65 responden secara acak.
3. Hasil penelitian akan dianalisis menggunakan uji statistik untuk mengetahui hubungan antara d
JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG FLU BURUNG DENGAN SIKAP MASYARAKAT YANG M...KANDA IZUL
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden memiliki pengetahuan sedang hingga baik tentang flu burung dan sikap positif terhadap penyakit tersebut. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan sikap masyarakat peternak di wilayah Mojogedang dalam merawat unggas."
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang manfaat daun sirsak untuk menurunkan tekanan darah atau hipertensi.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (90%) memiliki pengetahuan yang baik, sedangkan sisanya (10%) memiliki pengetahuan yang cukup tentang manfaat daun sirsak unt
PERUBAHAN PSIKOLOGIS FASE TAKING HOLD PADA IBU NIFAS DI POLI OBGYN RSI JEMUR...Yolly Finolla
Di kota-kota besar yang ada di Indonesia masih banyak ditemui Ibu nifas yang sudah memasuki hari ke 4 pascasalin masih mengalami ketergantungan. Tujuan penelitian adalah mengetahui gambaran perubahan psikologis Fase Taking Hold pada Ibu nifas di Poli Obgyn RSI Jemursari Surabaya. Desain penelitian Deskriptif, dengan jumlah populasi sebanyak 90 Ibu nifas. Besar sampel 73 responden diambil dengan teknik Probability Sampling tipe consecutive Sampling. Variabel penelitian perubahan psikologis fase taking hold. Instrument pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner. Data dianalisis dengan statistic deskriftif. Hasil penelitian pada 73 responden didapatkan sebagian besar (60,27%) mengalami perubahan psikologis fase taking hold yang baik, sebagian kecil (8,22%) mengalami perubahan psikologis fase taking hold yang cukup, hampir setengah (31,50%) Ibu nifas masih mengalami perubahan psikologis fase taking hold yang buruk. Sebagian besar Ibu nifas di Rumah Sakit Jemursari Surabaya, mengalami perubahan psikologis fase taking hold yang baik. Peran tenaga kesehatan diharapkan sering memberikan pendidikan konseling tentang fase taking hold pada Ibu nifas, upaya meningkatkan kesejaterahaan dan kesehatan Ibu nifas, bayi, dan keluarga
Upaya merubah perilaku merokok suami yang istrinya hamil melalui konseling mo...yaya' Suryaningsih
Konseling model behavioristik mampu merubah perilaku merokok suami dengan istri hamil. Sebelum konseling, mayoritas suami di kelompok eksperimen (87,5%) dan kontrol (71,4%) memiliki perilaku merokok yang tidak dapat ditoleransi. Setelah konseling, perilaku 87,5% suami kelompok eksperimen berubah menjadi dapat ditoleransi.
Perilaku asertif mahasiswa d3 kebidanan terhadap kemauan belajar saat praktikyaya' Suryaningsih
1) Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh perilaku asertif mahasiswa D3 Kebidanan Bangkalan terhadap kemauan belajar saat praktik klinik; 2) Sebagian besar mahasiswa memiliki perilaku asertif yang baik tetapi setengahnya masih kurang; 3) Hampir semua mahasiswa memiliki kemauan belajar tinggi meskipun sebagian kecil rendah.
Perbedaan bayi yang dilakukan pijat dan yang tidak dilakukan pijat bayiyaya' Suryaningsih
Studi ini membandingkan kualitas tidur bayi usia 3-6 bulan yang diberi pijatan dan yang tidak. Hasilnya menunjukkan bahwa 93,75% bayi yang dipijat tidur nyenyak, sedangkan bayi yang tidak dipijat tidak tidur nyenyak. Analisis statistik menunjukkan ada perbedaan signifikan antara kedua kelompok (p=0,000). Pijatan bayi bermanfaat untuk meningkatkan kualitas tidur.
Modul anticipatory guidance terhadap perubahan pola asuh orang tua yangyaya' Suryaningsih
Modul ini menganalisis pengaruh pemberian modul bimbingan antisipatif terhadap perubahan pola asuhan orang tua yang otoriter dalam stimulasi perkembangan anak. Hasil studi menunjukkan bahwa modul bimbingan antisipatif berpengaruh signifikan terhadap perubahan pola asuhan orang tua, sedangkan kelompok kontrol tidak menunjukkan perbedaan. Oleh karena itu, modul ini bermanfaat untuk membantu orang tua meng
Kejadian emesis gravidarum dan anemia pada ibu hamil tm 1yaya' Suryaningsih
1. Sebagian besar ibu hamil trimester 1 di Puskesmas mengalami emesis gravidarum dan anemia ringan
2. Terdapat hubungan antara emesis gravidarum dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester 1
3. Emesis yang berkepanjangan dapat menyebabkan ketidakcukupan asupan zat besi sehingga berisiko menimbulkan anemia
Hubungan antara komunikasi perawat dengan tingkat kecemasan keluarga pasien
1. cltrfna..
INN ESGrr,s.a'n, Koseh"afaf)
Volrrrne 3, hTornor l, Juni ?lOl_L
1
STrI<ES TNSAN
Penertrit :
SE AGLTIIG E}AhIGI(ALAhI
Playgpg with Briby
J.INKES
Hal.
r -38
Bangkalan
Juni 20 I I
ISSN
2085-0298
2. IfBKE$
Jurnal llmiah llmu _
j, Nomor I, Jturi 201I
llmu Kesehatan dan pendidikan
Antara Mobilisasi Dini Dengan lnvolusi Uteri Pada lbu Nifas (Penelitian Analitik Di Bps Vinsentia lsmijati, sst surabaya) ..
Pemenuhan Kebutuhan lstirahat Tidur Sebelum Dan Sesudah Diberi rerapi Relaksasi Dan Distraksi pada Lansia Di
. _: -_-._::: :::"::::::::::::'
m antara komunikasi perawat dengan tingkat kecemasan keluarga pasien yang dirawat di ruang icursud syarifah arnbarni
Respons lmunitas Yang Rendah pada Tubuh Manusia Usia Lanjut
Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi Di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit syarifah Ambami Rato Ebu
Pengelahuan Dan sikap orang Tua Tentang Toiret rniningDengan Keberha.,,r. o";;r;;.; ;;;", ; ;;";. ;
(E5EHATAtr Sil/(fs Tf{SAI{ SE AGIJNG BANCKAUN
3. 1'o!. 3 NO. l.,Iuni 201 |
ABSTRAK
kur-rci = komunkasi perawat, kecemasan keluarga
ABSIRACT
= nurse mmmunication, family anxiet
HUBUNGAN ANIARA KOMUNIKASI PERAI/VAT DEI{GAN TINGKAT KTETdA*N
KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT OI RUANG IGT'R.SUO
SYARIFAH A&,I8AMI RATO EBU BANGKALAN
(1 )Rodiyatun,
S.Kep, Ns.,M.pd
(2)Fitriah,
s.r"p.,ru", rrr.po
-
(.)D*i
wrhyu Wular s, sST(''''t)
Do"en prodi Kebidanan poltekes Kemenkes Surabaya
Pada urnumnya pasien yang ada di unit intensif adalah dalam keadaan yang tidak berdaya, sehingga keluarga pasien datang dengan
bermacam-macam stressor. Hal demikian terjadi karena pelaksanaan foru"niir.i Vrog tio.L efektiF atau kura, rg bak antara perawat
a* pasien dan keluarganya sehingga menyebabkan mereka sering kesulitan bekerja sama dengan perawat. l ujuan peneiitieai inr'untuk
pet*htri le;bungan komunikasi perawat dengan tihgket kecemasan keluarga yang di rawat yang di rawat ruarq ICU syarifah Ambarni
Ebu Barykaian.
Desain penelitian ini yang digunakan adalah analitik dengan pendekalan penelitian cross sectrona/. Jenis sampling yang di gunakan
proba.bility sampling dengan tindakan sistematic samping,'jumlah podlasi ,z orrrg k"rrrig, pr.iun dungun-besar sampel 22
pasten' variabel independennya adalah komunikasi perawitdan variabel dependennyi adalah tingkat
::Ylf:i:::ifp^1i?il:,lllfidensan.menssunakan ktesioner. Anarisa orra Jir.rrun densan korerasispearman.
ri has{ peretitian menssambarkan
,(40,97,)
kom"unit<ast fJr-awat turang, dengan tirgk.r k:;;];];".1.|ffi, H#'o"erar yatu (s,6J. Dari
+eguB1 rho nilai p = 0,007 < derajat kemaknaan o = c,05, n unJnprdn ;;;;;ngrn yang signiflkan antara koniunkasi per*wat
6a* tirgi(at kecemasan keluarga.
Saran yang perlu diperhatikan dan diraksanakan oreh perawat, mampu menjarankan
sanakan perannya sebagai care giver daram peraksanaan asuhan t.puru*rtun Jungun
sanakan asuhan kepe rawatan profesional.
komunikasi dengan baik dan tepat dalam
menggunakan dirinya secara efektif dalam
ln qeneral' patients in the intensive unit is in a state of helplessness, so that the patient's family came to face a variety of stressors. ll so
)ens because the implementation of the communication was not effective or lesswell among nurses with patients and their families so
they often cause difficulties in cooperation with the nurses. The purpose
"r
irri. .iriv t" determine the relationship of anxieby ler.el of
rnication wiih familv careqivers who cared for the inpatientrcu mom sfarirrn nr},i,i'nrt :dffi.ffi#uv'
'u' r'H
ff*:":"j:::]Y:-,i:1,'t 9r_.1{ic
approach
,"rcr"--*"rrn"1 stuov ri,p" or .;;il;s used is a probabliry samplinE with samprinspdb aetbn, e population or.27 patients with a targe rr*it
"?
2*#;.;il';.6'J,:Jffi;f:ff;]irffideni veriabie is thJ
frffiY;::'**s
ard the deperdentvariable is'thi lev'g oiram*yaaxe'ry. H* r"
"Jptr*
data using a questionnahre. Andishsf data
From the results of the study.describes (40,970) less parawatcommunication, with the level of anxiety that is severe the patient's family86)' From the test spearman rho value p'= o.ooz . .igrifi*"o dd;;.; ='0,#, .'*** no significant relationship bet*een mxietyo{ mmmunication with family caregivers
Suggestions that need to be coniidered and implemented by nurses, capable of running well and proper communication in ca#F'ng oul
a e cere giver in the implementation of nursing care by using t'i" uir*w"ry ir fi" irpL6t"tion of professional nr:rs:ing care.
NS AN KE S EH ATAN S ilKES'/VSATV SE AGUTVG B A N G K ALAN
4. $n Oawaf darurat merupakan seseorang aiau banyak
;nng mengalami suatu keadaan yang mengancam jiwanya
)flukan pertolongan secara cepat, tepat dan'cermat
bila tidak ditolong maka seseorang ,tu, U.nyuk oruhg
d+ei mati atau r,rengalami tecaJtan. #;'ili;:n kondisi gawat darurat membuluhkan unit lavanan
menyediakan fasilitas memadai yaitu intensive care
lilbrupakan tempat atau unit tersendiri di dalam rumah
menaiganl pasien_pasien gawat karena penyakit,
komplikasi penyakit lain. (Hartono A,2OO7)
lnaqanan ierhadap pasien dcngan kondisi gawat
Erbutuhkan penanganan ekka, baik pununjunun
psikologis. (Kaplan, H,l & Soddock, B, J)
yaag dirarvat di ICU tidak hanya memhutuhkan
dan terapi tapi iuga memerlukan perawatan tu*.netif,
qarya Pada umumnya pasien yang ada di unit intensif
Bn. keadaen yang tidak berdaya, hal ini yang
lrn keluarga dari pasien datang dengan wajatr yang
&gan bermacam-macam stressor
-yaitu
tlt fr,rfri
ketidakpastian hasil, p;b.h";*;;,
=1
"**,]
biaya perawatan, situasi dan kepufusan
Ilrp dan mati, rutinitas yang ti,Cak Ueratrran,
day_aan untuk tetap atau selalu Ueraaa Oisamfi,rg
disayangi sehubungan dengan peraturan kuniunoai
Etak terbiasa dengan perlengkapan atau ting(unian
Sebenarnya hal demikian tidak akan terjadi apahiia sejak
dari pertama kali pasien
.masuk
ruang intensli care unit (CU),
pel:r,.(at mampu memberikan pengertiln dan pendela,tan.yang
terapeutik kepada pasien dan keluarganya yang-Cfaul,rdkan
dengan pelaksanaan komunikasl yang" etet<tif ln"tara p€rawai
dengan pasien dan keluarganya berup-a t<omunit<asi terapeutik.
Tapi ternyata dari beberapa riset dinyatakan b hwa komunikasi
terapeutik perawat masih kurang bak (perry un, poG idUE
Perawat harus menyadari bahwa iom, ,rikasi terapeutik
adalah elemen penting dari._ kemarnpuan p,era,r.al Sehrnqga
berkomunikasi yang asertif dalam prri f"k kep*r*ratun
profesional sangat berpengaruh atau membantu pasien Can
keiuarganya dalam proses penyembuhan atau dalam memenuhi
kebutuhan dasamya serta memberikan perasaan Lnang tanpa
kecemasan selama diraruat di rumah sakit.
Disisi laln pasien dan keluarga sebagai kornunikan dapat
memberikan respon atau persepsi yang ob-yeklif te*radap niiai_
nilai skap atau ketrampilan yang ada dalam komunikr.i yung
ditampilkan oleh perawat
_selama
terjadinya interatsi Oengai
pasien dan keluarganya. Evaluasi yung d'ib"ngun atas dssar
persepsi yang benar dari pasien dan keluarganya akan
rnembantu memperbafti kinerja per:rrrvat dd;n asuhan
keperawatan yang pada akhimya utun *enirqtatka* mutu
pelayanan keperawatan nrenuju profesion*isme teilrarratan
Penggunaan komunikasi lerapeutik merupakan hal yang
pedu mendapat perhatian dari perawat untui< mendapatkai
informasi yang akurat dan membina hubungan ,Ji,,g p**yupada klien dan keluarganya (Saeharin, ISSOi memUangun rasa
percaya antara perawat d.an klien dan keluarganya smgailah
berguna dalam berkomunikasi secara
"f"kttr iElii, & lke{is,
2006).
Berdasarkan hasil wawancara langsung peneliti dengan 4
o_r!yg_12,2U,1 keluarga dari klien yang-diraivat di Ruang ICU
RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Baigkalan pada tmggal 17
januari
.2011,
menuniukan bahwa ketik"a m.tatufrn'-tinUul,.n,
peralvat tidak selalu mengajak keluarga dari klien untuk
berkomunikasi Wawancara
-largsung
pJrefifi Oeffi tepata
ruang ICU RSUD Syarifah Ambami num fUu Oankgm Uari
observasi yang penetiri takukan terhadap 3
";;; tr,iElJ p.ru*rt
didlqrtSl keterangan bahwa komunikasi teitrljap-'ietuarga
sudah dilakukan perawat dalam melayani ttien Jan-iiuar.gunya,
tetapi hasil penelitian atau evaluaii yang Uertaifan Uengan
komunikasi untuk menurunkan kecemasan" tu*,Ja' tufrurgn
klien belum pernah dilakukan.
..
Berdasarkan pemikiran dan funonsla di aks, rnaka
penulis tertarik untuk meneliti hubungan antara tromunikasi
perawat dengan tingkat kecemasan kiluarga pasien yang di
rawat di ruang ICU RSUD Syarifah Ambamj nlto EUu gangkaian.
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, nrata OAat
dirumuskan permasalahan sebagai Ueritrut
"
Apakah ada
HuburEan antara komunikasi pera,,vJt o.ng.n iingt ii;.*un
I"ll1y:^ry:n yarq dirawar di ruans tCU hs-ri. g,arr.n
AmDamt Rato Ebu.
Elrar Sri Asih Rusmini tahunZ$AZ pada RSU Dorb
Pdangkaraya didapatkan Oatrwa perliatu
-;;;
ddam berkomunikasi kurang baik. Juga d;;llti;;tan Hj. tndirawary di RSU Uaji Sutotio iil;;;a14,2 ok keluarga pasten yang rnasuk rumah sa'kif
ffIi:r:^kma sikap komunikasi perawat yang
, personel atau staf di ruang perawatan. dan
f,arnpas,2003).
ya'E berada di ruang ICU
$-*?, ini menyebabkan keluarga jatuh pda
I_T-1!fi.C
mekanisme yang digunakan *";judi
perasaan menyerah alau apatiJdan tu."**"n
asl pefltaku keluarga. pada saat demkian
atau tidak dapat melaksanat<an komunit<asi yang
.1"]:.,:1 ,:1".
rerus terpuruk orram .ituu.iiluni
o,*-?i],,*t: asuhan keperawaran yang kitJ
L<omperhensif dan holistik tidak akan t#pri
!te6a,! disebabkan olefr komunikasi yang taCak efektif
31 tt,:l dan
,orangorang
bradkrtnyr;;gkin
Easi dalam bentuk yang iiOut t.tr*g, prii"n
H::ll'l ,ledis) Keluarga pa'i"n tioJr< nia-iu
1ett ::tyk meminta penleiasan oun ar<iUrtni,
ra menrngkat karena kurangnya pemahamin.
mempengaruhi kemampuan seseoiang untuk
enlang prhatian juga bisa sangat ber,xuiang dan
kurangnya kemampuan mengingit informasi.'
laktor penyebab terjadinya kecemasan dalam diri
I te&rarganya selama pasien Oi ,rr.n ..fit,".ufrn
1t!!-,j:nj", komunikasi perawal Keluarga akan
i:las (cemas) dan perasaan yang tidak henentu
xeruarganya mengalami sakit yang harus dirawat
r9e8)
1a
5. Yol. 3 NO. l, Juni 2OL I
'ruSIAKA
l- Ko,nsep ICU
ICU adalah ruang rawat di Rumah Sakit yang dilengkapi
de{gafl stal' darl peralatan khusus untuk merawat dan rnengobati
pasbn yarrg terancam iiwa oleh kegagalan / disfungsi satu organ
dauga;,Ja alibat penyaliit. benoana atau kornplikasi yang masih
ala harapan hidupnya (reversible)
lrvel ICU
1, Level I (di Rumah Sakit Daerah dengan tips C dan D)
Pda Rumah Sakit di daerah yang kecil, ICU lebih
tepet disebut sebagai unil ketergantungan tinggi (High
De4tindencyi. Di ICU level I ini dilakukan observasi
perawatan ketat dengan monitor EKG. Resusilasi segera
dapat dikerjakan, tetapi ventilator hanya diberikan kurang
dari 24 jam.
EIk dalam penanganan pasien risel dae hubunqan
dengan kolega harus dilaksanakan secara cemat. Rk di iCU
perlu pertimbangan berbeda dengan etik di pelayanan hs*hatan
atau bangsal lain. Ter,rradang muncul konholersi eilx dalam
legalitas moral di lCU, misalnya tentang euthanasia.
lndikasi masuk ICU
Pasien yang masuk ICU adalah pasien yan r dalam
keadaan ierancam iiwanya sewaktu-wajdu k"arena kegag ilan atau
disfungsi safu atau multple organ atau sistem dan maSih ada
kemungkinan dapat disembuhkan kembali qelalui perawatan,
penrantauan dan pengobatan intensif.
Selain adanya indikasi medik tersebut, masih ada indikasi
sosial yang memungkinkan seorang pasien de*gan keltritisan
dapat dirawat di lCU.
2. Konsep Kecemasan
Pasien yang dirawat di rumah sakit umumnya dengan
masalah fisik juga mengalami masalah psikososial seperti
berdiam diri, tidak ingin bertemu dengan orang lain, merasa
kecewdputus asa, malu dan tirlak berguna diaertai heragu-
raguan dan perca/a diri yang kurarg. K*laqa jr4a saring
merasakan kekhwatiran dan ketidakpastian keadaan pasien
ditambah dengan kurangnya waktu petugas (perawat dan dokter)
untuk membicarakan keadaan pasien. pasien dan lieluaiganya
sering tidak diajak berkomunikasi, kurang diberikan informaii yag
dapat mengakiba&an perasaan sedih, ansbtasleemas, takut,
marah, frustasi, tirdak b,erdaya karena in{ormasi yang tidek pas
disertai ketidakpastian. Mereka tiddi menydaltan pfoses yang
terjadi. Sewaktu-waktu mereka dipanggil unluk membeli obat atau
alat mereka tidak berani bertanya, atau jika bertanya akan
mendapat jawaban yang tidak memuaskan (Kelliat, 1999).
Kecemasan yang dirasakan oleh klien dan keluarganya
disaat klien harus dirarat mendadak dan tiCak terencana
merupakan reaksi pertama yang muncul @ftu mulai masuk
rumah sakit dan akan terus menyert:i klbn dan te-,kwgranya
dalam setiap upaya perawatan tertradap penyakit yang diderila
klien.
Kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan, yang
ditandai dengan istilah-istilah'kekhav,ratiran,,'keprihatinan, dan
"rasa takufl yang kadang*adang kita alami dalam iingkat yang
berbeda-beda (Atkinson, Dffi ).
Ansietas/keemasan sangat berkaitan derEan perasaan
tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini dialami secara
objektif dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal.
Ansietas berbeda dengan rasa takut. Takut merupakan penilaian
intelektual terhdap stimulus yang rnengancam dae djeknya
ielas, sedangkan ansietas adalah respon emosbnal tertraOap
penilaian. Ansietas merupakan istilah yang akr:* dengan
kehitlupan sehari-hari yang rnenggambarkan keadaan khawatir,
gelisah, takut, tidak tentram disertai keluhan fisik. Keadaan
tersebut dapat te(adi atau menyertai berbagai kondjsj sitr.rasi
kehidupan dan berb4ai gangguan kesehatan iHemvrati, lggZ)
Cemas atau ansietas merupakafi reaksi enrasbnel yang
timbul oleh penyebab yang tidak pasti dan tidak spesiftx yang
dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman d'ar mei-asa
terancam. Sedangkan kemampuan individu dalam bercEron
terhadap kecemasan tersebut ditentukan oleh fuktor-H<tor antara
lain : umur, jenis kelamin dan tingkat pendidkan (,Stuar1 &
Sundeen, 1998).
Level tl
ICU level ll matxpu melakukan ventiiasi jangka lama,
Errrye dokter resirJen yang selaiu siap di tempat dan
mempunyai hubungan dengan fasilitas fisioterapi, patologi
dan radiologi.
Bentuk fasilitas lengkap untuk menunjang kehidupan
(misalnira didisis), monitor invasif (monitor lekanan
inhakranial) dan pemeriksaan canggih (CI ScanJ tidak
p+tlu harus seialu ada.
Levef lff
ICU Level lll biasanya pada rumah Sakit lipe A yang
memiliki semua aspek yang dibutuhkan ICU agar dapat
memenuhi peran sebagai Rumah Sakit rujukan.
Peisonil di ICU level lll meliiouti intensivist dengan
fainee, perawat spesialis, profesional kesehatan lain, staf
lmiah dan sekretariat yang baik. pemeriksaan canggih
tesedia dengan dukungan spesialis dari semua disiplin
ilmu.
Dai segi fungsinya, ICU dapat dibagi menjadi :
ICU Medik
leU traumalbedah
leli umum
ICU pediairik
ICU neonatus
ICU respiratorik
Seanita jenis ICU tersebut mempunyai tujuan yano sama,
reqelor.a pasien yang sakit kritis sampai yang terancam
E1l di lndonesia umumnya berbentuk ICU umum, dengan
$an untuh CCU (Jantung), Unit dialisis dan neonatal lCU.
utarna untuk hal ini adalah segi ekonomis dan operasional
nienghindari duplikasi peralatan dan pelayanan
ICU
an pemisahan antara ICU Medik dan Bedah
,,YS-4I.I,(ESEf,4 TAIJ SflKEs /T{s4i/ SE,GUAJG BAHGKALAN 1A
6. fierernasan mei-upakan konflik emosional yang terjadi
2 elemen kepribadian yaitu ld dan super ego. ld
l. Juni 201 I
F.ecenusan muna.li bila ada ancaman ketidaliberdayaan,
kendali, perasaan kehilangan fungsi-fungsi dan harqa
daa pertahanat, p€rasaan terisolasi (Hudak dan Gailo.
Kecenia san
Predisposisi
Siuarl & S-rn.deen (1998), beberapa teori yang
an faktor predisposisi (pendukung) terjadinya
rsa., aili:ra lain :
i=eri psikoanali{ik
Seseorang yang nrengalanri gan{$an fistk eperli
cedera akan mudah mengalami kelelahan lrsik sehingga lebih
mudah nengalami kecemasan.
d LingkunEan dan situasi
Seseorang yang berada pada suatu lingkungan yang
asing lernyata lebih mudah mengalami kecemasan dibanding
berada pada lingkungan yang biasa ia tempati.
c- Pendidikan dan status ekonomi
Tingkat pendidikan dan stalus ekonomj yang rerd, h
pada seseorang akan memudahkan orang tersebut
mengalami kecemasan, Tingkat pendidikan dan pengetahuan
individu akan berpengaruh terhadap kemampuan berfikir,
semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin mudah
berfikir secara rasional dan menargkap informasi, ternasuk
dalam menguraikan masalah yang baru.
b. Faktor ekstemal
a. Ancaman integritas diri, meliputi ketidakmampuan fisldcgis
atau gangguan terhadap kebutuhtrn dasar (penyakit, trauma
fisik, pembedahan yang akan dilakukan).
b. Ancarnan konsep diri antara lain : aftoari.lan t+rhedap
Uentit* diri, harga di:-i, dan hrSwrgan irt*rprscnal,
kehilangan serta perubahan status atau peran (Stuart &
Sundeen,199B).
Konsep Komunikasi
Komunikasi adalah proses pengoperasian raftgsangan
(stimulus) dalam bentuk lambang atau simbol bdrasa atau grerak
(non verbal), untuk mempengaruhi perflaku oraq lain
(Notoatmodjo, 2003).
Komunikasi adalah peristiwa sosial, peristiwa yang
terjadi ketika manusia berinteraksi dengan maflusra lain
(Rakhmat,2007)
Komunikasi merupakan alat yang efekt?i untuk
mempenEaruhi tingkah laku manusia, sehingga kontunikasi
dikembangkan dan dipelihara terus-me*erus. Ada en-r6i" ajasan
yang mengharuskan orang untuk berkomunikasi yaitu :
1. Mengurangiketidakpastian
Ketidakpastian dapat terletak pada seluruh kehdupan,
segala rencana dan perkiraan yang kadang begitu sa.ia mudah
berubah. Dalam hal ini alat yang ampuh untuk ntengatasi
ketirlakpastian dalah dengan komunikasi.
2. Memperolehinformasi
lnformasi sebagai salah satu pendukung berhasil tidaknya
kebutuhan manusia dan mutlak diperlukan agar dapat bergaul
dalam lingkungan masyarakat.
dorongan insting dan impuls primitif, supcr ego
trati nur-ani seseorang. sedangkan ego atau aku
sebaqai mediator dari tuntutan ld dan super ego.
berfungsi uniuk mamperingatkan ego tentang uratu
pedu diatasi.
Ieori interpersonal
Iecernasan terjadi dari ketakutan dan penolakan
, hal ini digabungkan dengan trauma pada masa
seperti kehilangan atau perpisahan yang
seseoranE tidak berdaya. lndiviJu yang
haqe diri rendah biasanya sangat mudah untuk
i kecemasan berat
Teori behavior (perilaku)
f,eoemasan merupakan hasil frustasi segala sesuatu yang
ppgu kemampuan untuk mencapai tujuan yang diingikan.
prilaku rnenganggap keemasan merupakan suatu
ytrig mernpe!ajari berdasarkan keinginan untuk
rasa sakil Pakar teori meyakini bahwa bila pada
ran dihadapkan pada rasa takut yang berlebihan
'*an menuniukkan kecemasan yang berat pada masa
f4an keluarga
&gguan kecemasan dapat terjadi dan timbul secara
ir F.elueiga, biasanya tumpang tindih antara gangguen
tr{an biologis
flaian biologi menunjukkan bahwa otak mengandung
h spesifik untuk benzadiasepin. Reseptor ini
"mungkin
kecemasan
Fesii,:itasi
intema
Menurut Soewardi (1997), kemampuan individu
merespon teriadap penyebab kecemasan
oleh
stresor
$rescr psikososlal merupakan setiap keadaan atau
yang meryebabkan perubahan dalam kehklupan
; sehiiqga orang itu terpaksa mengadakan
]Hrvl1u yanq memiliki kematangan kepribadian lebih
rre-ngalami gangguan cemas. Karena ,individu yang
rnernpunyai daya adaptasi yang lebih besar tefidafi
3. Menguatkankeyakinan
Dengan diperolehnya inlprmasi sebaai
komunkasi dkan menguatkan keyakinari unluk
rnencapai tjuan yang diharapkan.
4. Pengungkapanperasaan
hasil dari
nr€Ergkah
Melalui komunikasi dapat diungkapkan perasaan senarrg
atau tidak terhadap orang lain atau sekelompok orang sefringgi
lerdapat koreksi bagi orang lain dan diharapkan teaAihubungan
harmonis terhadap manusia.
Ada 3 (tiga) macam komunikasi (Kariyoso, 1994) :
1. Komunikasi searah
t9
N KEEEHATAN sIlt(ES /NSA,V sEAGUM BANGKALAN
7. iiomun&atoi- mengirim pesannya rnelalui saluran
alau media dan diterima oleh komunikan. Sedangkan
kemutkan tersebut tidak mernberikan umpan 6aiik
(feeLrbd().
Komunikasi dua arah
. Komunikator nrengirrrn pesan (berita) diterima oleh
konrunikan, selelah disinrputkan kemudian komunikan
merEidn*an umpan baiik kepada sumber berita atau
ksmunikator.
fl.om*;rkasi berantai
Komunikan menerima pesan alau berita dari
komunikator kemudian disalurkan kepada komunikan
kedua. dari kornunikan kedua disampaikan kepada
komunikan ketiga dan seterusnya.
jumlah keluarga inses semakin hari sernakin tresar. Hal
tersebut dapat di cermati meidui pemberilaan dari
berbagai media cetak dan elekbonik_
10. Keluarga tradisional dan keluarga nontradisionai, di
bedakan berasarkan ikatan perkawinan. Keluarga
tradisional berdasarkan ikatan perkawinan. Keluarga
traCisional di ikat oteh perkawinan, sedangkan keluarga
nonkadisional tidak di kat oleh perkawinan.
iatnya gerakan populasi menyebabkan adanya jarak baik
rs
.fflaupun
isik dari anggota keluarga. Hal yang juga di
aieiah bahwa anggota keluarga akan mempertihait<an
r.safu dengan yang lainya dan dekatnya ikatan kelua,-ga
F.d:.iy| Perubahan yang besar sudah terjadi ,.jit
si-inj di bual, tetapi hal ini terbukti bahwa keluarga teiap
Beberapa dekade yang lalu, ahli sosiologi rnemepredisi
r keluarga dalam keadaan penurunan pengaruhnya pada
desar keluarga
anggotanya. Perubahan sosial yang cepat dan
institusi sentral dalam masyarakat. Asumsi umum
u adalah walaupun keluarga dalam masa transisi dan
200s)
METODE PENELITIAN
Jenis dan Rancangan penelitian
Desain penelifian adalah suatu str:ategi unh.rk mer+;apai
tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai
$ornan atau penunfun peneliti pada seluruh proses penditian
(Nursalam & Pariani, 200,l).
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
Analitik dengan pendekatan ,Cross
sectional,, artinya obyek
diobservasi satu kali saja dan pengukuran menggunakan variabel
independen dan dependen di lakukan pada saat pengkaiiafi data,
Metode menggunakan pendekatan kuantitatif yuitu' dergun
korelasi dimana analisa digunakan untuk menge{ahui hteurrg"an.
(Notoatmodjo, 2010)
Populasi dan Sampel penelitian
Populasi
Populasi adalah sekelompok subyek alau diaia dengan
karakteristik tertentu yang akan diteliti lUUayal, 2ffie)- pada
perelitian ini populasinya adalah keluarga pasfun yang dira*rat di
ruang ICU RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu i3angkalan.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 27 orang, pada bulan
desember 2010 yang di tetapkan berdasarkan iaia esfimasi
iumlah rata-rata perbulan.
Dengan kriteria (inklusi) sebagai benkrt:
1. Keluarga inii ( ayah, ibu, anah saudara kandung, sua:il istri
)
2. Tidak mengalamigagguan realita, umur 1B_55 tahun
3. (eluarga pasien harus berada di ruang IGU selama minimal
12 jam sebelumnya.
BeurSampel
Dari populasi didapafl<an perhitungan san,p,le sebagai
berikut
Nxzo2xpxq
d2{N-1)+za2xpxq
keterangan; n = Perkiraan jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d - Tingkat kepercayaan / ketepatan yang
diiinginkan 10% (d = 0,10)
p = Perkiraan proporsi populasi = 0,5
g = 1 - p = 1 * 0,5 = 0,5 (Nobatrnodjo,
2003)
terfihat sangat berbeda dalam keluarga tahun l95Gan,
di sini aCaiah tempat untuk iinggal. Keluarga pada masa
Frad+i banyak ianianqan, mereka di tandaidengan tqa
penting: kekuatan, kelenturan, Oan perbedaanl (pJry
Enir.ik kelilarga (sudiharto,200Z)
F.eluarga inti (nuclear family).. adalah keluarga yang di
terrtuk karna ikatan perkawinan yang Oi rencaiatin /ang
Erdlii dari suanri, istri, dan anak - anak , baik karne
*e*ahilu* (natiral) maupun adopsi.
Keluarga asal (family of origin), merupakan satu unit
keluarga [empat seseorang di lahirkan .
Keiuarga besar @rtended family), adalah keluarga inti di
b3luh keluarga yang lain ( karna hubungan d"arah ) ,
mbafnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu.
F.eluarga tera niat isasiai fanily)
ddah ksluarga yaiig terdiri dari wanita dan pria yairg
menikah lebih dad satu kali dan merupakan suatu keluarga
irti.
l(eluaraga duda dan janda, adalah keluarga yang terbentuk
larna parceraian dan / kematian purrnga"n 1lundUi,int i.
fduaf s komposit {co n px it e ra m ty1, ia a in Xj rrrg ;d*iperkarrinan poliganri dan hidup bersama.
H1ag: kohahrtasi (cohabrtafion), adalah dua orang
reniilji satrr keluarga tanpa pemikahan, bisa memiliki
-uk atau tidak. Di indonesia bentuk keluarga ini tidak
&*n dan bertentangan dengan budaya tinrui. Namun ,
Mat laun ketuarga kohab;ia;i ini mulai arprt li [ri*..
fiduerga inses (lncesf fanity), sekntg aung.n *rrufny"
1f -. nilal
.giobal
dan penuh intormasiyang sangat
r[*syat di jumpai bentuk keluarga yang'tiOJk lal"im,
Gsdnya anak perempuan menikah d.nqrn avah
taxi-ungnya, ayah yang njkah denqan ,*f, ti#*.
ildaupun tidak lazim dan melanggemiri _ nifui fuJ.ir,
20
frSIfi' KESEHA IArtJ S I/KES trVSArV SE AcU NA B ANe KAUrN