Asuhan keperawatan lanjut usia gangguan sistem perkemihan inkontinensia urin dengan intervensi tehnik relaksasi pernafasan dan terapi prilaku di era pademi covid 19. oleh iluh juliani
Prinsip pengkajian pada pasien gawat darurat dan kritis adalah “treat first what kill first”
Pengkajian gawat darurat dilakukan dengan Primary survey dan Secondary Survey (pengkajian primer dan pengkajian sekunder)
Assessment dan intervensi dilakukan secara simultan/bersama-sama dan terus menerus atau Assess, Address, advance
Asuhan keperawatan lanjut usia gangguan sistem perkemihan inkontinensia urin dengan intervensi tehnik relaksasi pernafasan dan terapi prilaku di era pademi covid 19. oleh iluh juliani
Prinsip pengkajian pada pasien gawat darurat dan kritis adalah “treat first what kill first”
Pengkajian gawat darurat dilakukan dengan Primary survey dan Secondary Survey (pengkajian primer dan pengkajian sekunder)
Assessment dan intervensi dilakukan secara simultan/bersama-sama dan terus menerus atau Assess, Address, advance
Journal Credit :
Orthodontic Removable Appliance with Posterior Bite Plane Use is not Associated with Developing Sleep-Disordered Breathing Symptoms in Healthy Children
Chidsanu Changsiripun, DDS, PhD1
Nicha Tokavanich, DDS2
Fernanda R. Almeida, DDS, MSc, PhD3
Faculty of Dentistry, Chulalongkorn University, Thailand
Journal Credit :
Orthodontic Removable Appliance with Posterior Bite Plane Use is not Associated with Developing Sleep-Disordered Breathing Symptoms in Healthy Children
Chidsanu Changsiripun, DDS, PhD1
Nicha Tokavanich, DDS2
Fernanda R. Almeida, DDS, MSc, PhD3
Faculty of Dentistry, Chulalongkorn University, Thailand
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
Kasus Pemasangan NGT pada Ny.R .pptx
1. Kasus pemasangan NGT pada Ny. R
di Paviliun Darmawan lantai 5 RSPAD
Gatot Soebroto
Pengkaji : Anisa Sulistia tingkat 1B Kebidanan
Dosen Pembimbing Akademik : Illa Arina, SST., M.Kes
2. Pemasangan NGT adalah prosedur memasukkan
pipa panjang yang terbuat dari polyurethane atau
silicone melalui hidung, Pharynx, esofagus sampai
kedalam lambung dengan indikasi tertentu (Dwi
Kresnawati, 2018).
Pemasangan NGT
Tujuan pemasangan NGT
Tindakan pemasangan NGT ini bertujuan untuk:
feeding (memberikan cairan dan nutrisi ke dalam
lambung pada pasien yang tidak mampu menelan
(Kavakli, Ozturk, et al., 2017).
3. Data Subjektif
Identitas Pasien
Nama : Ny. R
Umur : 63 Tahun
Agama : Islam
Bangsal : Paviliun Darmawan Lantai 5 kamar 501
Suku Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Alamat : Jl. Jati Raya No 36 RT 006 RW 003
Merupakan data yang didapatkan dari klien
/pasien sebagai suatu pendapat terhadap
suatu situasi dan kejadian (Nursalam, 2016).
4. 1. Riwayat penyakit sekarang (RPS) : Penurunan Kesadaran, lemah
separuh dibagian tubuh kiri (SAH), demam, dan nyeri kepala.
2. Riwayat penyakit dahulu (RPD): Pneumonia dan Sroke (SAH atau
subarachnoid hemorrhage ).
3. Riwayat penyakit keluarga (RPK) : Hipertensi.
4. Riwayat mondok: pernah dirawat di Rumahsakit.
5. Riwayat alergi : tidak terdapat Riwayat alergi obat.
6. Riwayat operasi : tidak ada Riwayat operasi.
Anamnesis
5. Data Objektif,
KU : Cukup baik, Kesadaran Apatis, TD : 170/95
mmHg, Suhu : 36,6 derajat celcius, Nadi : 83 kali
per menit, Respirasi : 20 kali per menit.
Pemeriksaan Umum :
BB : 60 Kg dan TB : 155 Kg
Anthropometry :
Terdapat gangguan pada syaraf dan pendarahan
di ruang subarachnoid atau ruang pada lapisan
pelindung otak (meningen).
Pemeriksaan Fisik :
Definisi :
01
02
03
Data objektif merupakan data hasil pengamatan atau observasi, pengukuran dan
pemeriksaan (Nursalam, 2016).
6. Assesment pada kasus Ny. R
adalah penilaian keadaan yang berisi diagnosis kerja,
diagnosis diferensial atau masalah pasien, yang
didapatkan dari gabungan penilaian subyektif dan obyektif
(Lestari, 2018).
ASSESMENT
Dari hasil data subyektif dan obyektif pada Ny. R umur 63
tahun dapat disimpulkan bahwa perlunya pemasangan alat
NGT untuk memenuhi kebutuhan asupan nutrisinya karena
pasien tersebut dalam RPS terdapat penurunan kesadaran
yaitu kondisi kesadaran yang apatis dan lemah separuh
dibagian tubuh kiri (stroke) sehingga terdapat gangguan
dalam menelan.
Apatis adalah suatu kondisi kejiwaan seseorang atau individu
yang ditandai dengan ketidaktertarikan, ketidakpedulian, atau
juga ketidakpekaan terhadap kehidupan sosial, emosional,
atau juga fisik (Luis Rey, 2016).
7. Perencanaan
1. Memberitahu hasil pemeriksaan.
2. Memberitahu akan dilakukan pemasangan NGT
beserta tujuan dilakukannya tindakan tersebut.
3. Memberikan informed consent atau surat
persetujuan.
4. Melakukan pemasangan NGT sesuai dengan
standar prosedur operasional keperawatan.
5. Pemberian asupan nutrisi berupa air putih, susu,
juice buah dan juice sayur.
a) Pola makan dan minum
Pasien mendapatkan nutrusi berupa air putih, susu,
juice sayur dan buah. Pola asupannya sebanyak 7 kali
dalam sehari, dalam sehari mendapat asupan nutrisi
sebanyak 210cc nutrisi berupa susu, juice buah, juice
sayur dan air putih sebanyak kurang lebih 1 liter dalam
sehari.
8. SPO Keperawatan Pemasangan NGT
1. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan
2. Meminta pasien duduk (semifowler) atau berbaring terlentang
3. Memeriksa lubang hidung yang akan digunakan untuk insersi
4. Mempersiapkan pipa nasogastrik, Mengukur panjang pipa yang akan digunakan dengan cara mengukur panjang dari tengah
telinga ke puncak hidung lalu diteruskan ke titik antara processus xiphoideusdan umbilicus lalu tandaidengan melihat skala pada
pipa.
5. Mengoleskan lubrikan pada ujung pipa sepanjang 15 cm pertama untuk melicinkan, Memasukkan ujung pipa melaluilubang
hidung sambilmeminta pasien untuk melakukan gerakan menelan sampaimencapaibatas yang ditandai
6. Menguji letak NGT apakah sudah sampailambung dengan menggunakan metode: Memasang membran stetoskop setinggi
epigastrium kiri, Melakukan aspirasiudara dengan spluit 10 cc, Memasang spoit 10 cc yang telah berisiudara ke NGT,
Menyemprotkan udara yang berada di dalam spluit dengan cepat sambal mendengarkan ada tidaknya suara “whoosh”
pada stetoskop. Jika terdengar suara whoosh” maka NGT telah masuk ke dalam lambung. Jika tidak terdengar maka selang
NGT dimasukkan/dikeluarkan beberapa cm.
7. Kemudian dilakukan pengulangan metode whoosh” hingga terdengar suara pada stetoskop, Bila ujung pipa tidak berada
dilambung segera tarik pipa dan coba memasangnya lagi
8. Bila pipa telah ditempatkan dengan tepat
9. fiksasi pipa menggunakan plester pada muka dan hidung hati-hati jangan menyumbat lubang hidung pasien
10. Mengalirkan ke dalam kantong penampung yang disediakan atau menutup ujung pipa bila tidak segera digunakan dengan cara
melipat ujung pipa nasogastric
11. Bila digunakan untuk memasukkan makanan, dihubungkan dengan spuit, Memberikan edukasi mengenai perawatan pipa
nasogastrik dan rencana penggantian pipa nasogastric
12. Merapikan alat dan membuang bahan medis habis pakaike tempat sampah medis
13. Membuka sarung tangan, lalu mencuci tangan dan dokumentasi
9. Gangguan menelan atau disfagia adalah kesulitan
menelan cairan dan atau makanan yang disebabkan
karena gangguan pada proses menelan (Braddom,
2015). Survey menunjukkan sekitar 45% pasien stroke
mengalami Disfagia (Gordon et al dalam Warlow,
2017).
Dapat disimpulkan bahwa pasien stroke perlu
menggunakan alat bantu berupa NGT atau
nasogastric tube dalam pemenuhan kebutuhan
nutrisinya.
Kenapa pasien stroke perlu dipasangkan
alat NGT ?
Hubungan antara pemasangan NGT dengan
penyakit stroke
10. Sumber
referensi
Triyanta, Aritantri, Siti M. 2019,
Buku Pedoman Keterampilan
Klinis Pemasangan
Nasogastric Tube, Fakultas
Kedokteran Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Nerslicious. 2020, Standar
Prosedur Operasional (SPO)
Tindakan Keperawatan.
Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Pepi Budianto, Diah Kurnia
Mirawati, Hanindya Riani
Prabaningtyas,Stefanus
Erdana Putra, Faizal
Muhammad, Muhammad
Hafizhan. 2021, Buku
Panduan Stroke Iskemik Akut
Dasar dan Klinis. Universitas
Sebelas Maret.
Harmilli, Ernawati H. 2021,
Buku Ajar Asuhan
Keperawatan Komunitas.
Jakarta : NEM
Puti Nadhirah P. 2020, Journal
Penelitian Kesehatan Sandi
Husada, Hubungan Hipertensi
Terhadap Kejadian Stroke,
Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung.
Muhammad arif. 2017, journal
kesehetan perintis, hubungan
pelaksanaan screening test
menelan dengan kejadian
disfagia pada pasien baru
yang menderita stroke akut.
Sekolah tinggi kesehatan
perintis Padang.