SlideShare a Scribd company logo
HUBUNGAN ANTAR
MANUSIA
Anggota Kelompok 2 :
1. Vyttha 141501147
2. Arfah Nurhaz Siregar 141501148
3. Atika Firmansyah 141501150
4. Annisa Wismar 151501159
Pengertian dan Sejarah
Human Relation (Hubungan
Antar Manusia)
Hubungan manusiawi adalah terjemahan dari human relation. Orang-
orang juga ada yang menterjemahkan menjadi ”hubungan manusia” atau juga
diterjemahkan ”hubungan antarmanusia”, yang sebenarnya tidak terlalu salah
karena yang berhubungan satu sama lain adalah manusia (Onong, 2001).
Menurut Keith Davis (1989) ”Hubungan Antar Manusia (Human
Relation)” adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain baik dalam
situasi kerja atau dalam organisasi kekaryaan. Ditinjau dari kepemimpinannya,
yang bertanggung jawab dalam suatu kelompok merupakan interaksi orang-
orang menuju situasi kerja yang memotivasi untuk bekerjasama secara
produktif, sehingga dicapai kepuasan ekonomi, psikologis dan sosial.
Hubungan
manusiawi
dalam arti luas
Hubungan
manusiawi
dalam arti
sempit
Ada dua pengertian
hubungan manusiawi,
yakni :
Adalah interaksi antara seseorang
dengan orang lain dalam segala situasi
dan dalam semua bidang kehidupan.
Jadi, hubungan manusiawi dilakukan
dimana saja; bisa dilakukan di rumah, di
jalan, di dalam kendaraan umum ( misal
bis, kereta api ) dan sebagainya (Keith
Davis, 1989).
Adalah juga interaksi antara seseorang
dengan orang lain. Akan tetapi interaksi di
sini hanyalah dalam situasi kerja dan dalam
organisasi kerja ( work organization ) (Keith
Davis, 1989).
Hubungan manusia adalah keterampilan atau kemampuan untuk
bekerja secara efektif dengan orang lain. Hubungan manusia mencakup keinginan
untuk memahami orang lain, kebutuhan dan kelemahan mereka, dan bakat dan
kemampuan mereka. Bagi siapa pun di tempat kerja, hubungan manusia juga
melibatkan pemahaman tentang bagaimana orang bekerja bersama dalam
kelompok, memuaskan kebutuhan individu dan tujuan kelompok. Jika sebuah
organisasi berhasil, hubungan antara orang-orang di organisasi tersebut harus
dipantau dan dipelihara (Lamberton, 2014).
Sejarah hubungan manusia sangat penting untuk pemahaman
menyeluruh tentang tempatnya di dunia sekarang ini. Hubungan manusia sangat
penting sejak manusia mulai hidup bersama dalam kelompok. Tentu saja, sikap
terhadap kekuasaan - terutama pembagian kekuasaan - telah berubah selama
berabad-abad. Sebagian besar masyarakat tidak lagi mentolerir perbudakan, juga
kebanyakan budaya secara membuta mengikuti pemimpin seperti dulu. Dengan
demikian, sejarah masalah hubungan manusia dapat dilihat dengan cara yang
berbeda pada waktu yang berbeda. Hubungan manusia mulai menjadi isu seputar
awal hingga pertengahan 1800an. Gambar 1.1 memberikan tampilan thumbnail
peristiwa besar di lapangan (Lamberton, 2014).
Prinsip Human Relation
(Hubungan Antar Manusia)
Human Relation menurut Siagian (2004), adalah hubungan manusiawi
secara keseluruhan yang terjalin dengan baik, baik berupa formal maupun
informal yaitu antara atasan dengan bawahan yang dibina dan dipelihara
sedemikian rupa sehingga tercipta suatu tujuan.
Prinsip human relation menurut Siagian (2004) adalah sebagai berikut:
1. Suasana kerja yang menyenangkan, yaitu pekerjaan yang menarik, hubungan
kerja yang intim, lingkungan kerja yang memberikan motivasi dan perlakuan
yang adil.
2. Hubungan kerja yang serasi, yaitu hubungan formalitas dan informalitas
yang wajar dalam hubungan kerja.
3. Penempatan tenaga kerja yang tepat, yaitu setiap orang harus ditempatkan
pada posisi pekerjaan yang sesuai dengan keahlian dan kecakapan mereka.
Teknik Human Relation
(Hubungan Antar Manusia)
Human relation dapat dilakukan untuk menghilangkan hambatan-hambatan
komunikasi, meniadakan salah pengertian dan mengembangkan segi konstruktif sifat
tabiat manusia (Onong, 2009).
Human relation dalam kegiatannya ada teknik yang bisa digunakan untuk
membantu mereka yang menderita frustasi yakni apa yang disebut konseling, yang
bertindak sebagai konselor bisa pemimpin organisasi, kepala humas, atau kepala-
kepala lainnya. Konseling bertujuan membantu konseli, yakni pegawai yang
menghadapi masalah atau yang menderita frustasi, untuk memecahkan masalahnya
sendiri atau mengusahakan terciptanya suasana yang menimbulkan keberanian untuk
memecahkan masalahnya. Human relation dalam kegiatannya terdapat dua jenis
konseling, bergantung pada pendekatan yang dilakukan. Kedua jenis konseling
tersebut ialah directive counseling, yakni konseling yang langsung terarah, dan non
directive counseling yakni konseling yang tidak langsung terarah (Onong, 2009).
Selain dengan konseling, ada
beberapa teknik dalam
hubungan antar manusia
antara lain :
2. Kontak sosial
Kontak sosial adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak
lain yang merupakan terjadinya awal interaksi sosial.
3) Komunikasi sosial
Proses komunikasi terjadi saat kontak sosial berlangsung. Secara
harfiah komunikasi merupakan hubungan atau pergaulan
dengan orang lain.
1. Tindakan sosial
Tindakan sosial menurut Max Weber adalah tindakan seorang
individu yang dapat mempengaruhi individu lain dalam
masyarakat.
Kunci aktivitas human relation adalah
motivasi, memotivasikan pegawai untuk bekerja
giat berdasarkan kebutuhan mereka secara
memuaskan, yakni kebutuhan akan upah yang
cukup bagi keperluan hidup keluarganya sehari-
hari, kebahagiaan keluarganya, kemajuan dirinya
sendiri, dan lain sebagainya. Seseorang memasuki
suatu organisasi, karena ia berpikir organisasi akan
dapat membantu dia untuk mencapai tujuannya,
demikian pula para pegawai, mereka mempunyai
organisasi, mereka anggota organisasi dimana
mereka bekerja untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Pemimpin organisasi tersebut dapat
mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas para
pegawai dan mengoprasikan hasrat-hasrat mereka
untuk bekerja bersama-sama, ini semua tertuju
kepada sasaran yang direncanakan, dan disini
komunikasi memegang peranan penting (Onong,
2009).
Hambatan Human Relation
(Hubungan Antar Manusia)
Hambatan dalam human relation pada umumnya mempunyai dua
sifat yaitu objektif dan subjektif. Hambatan yang sifatnya objektif adalah
gangguan dan halangan terhadap jalannya hubungan antar manusia yang tidak
disengaja dan dibuat oleh pihak lain tapi mungkin disebabkan oleh keadaan
yang tidak menguntungkan. Hambatan yang bersifat subjektif adalah yang
sengaja dibuat oleh orang lain sehingga merupakan gangguan, penentangan
terhadap suatu usaha komunikasi. Dasar gangguan dan penentangan ini
biasanya disebabkan karena adanya pertentangan kepentingan, prejudice,
tamak, iri hati, apatisme dan sebagainya. Faktor kepentingan dan prasangka
merupakan faktor yang paling berat karena usaha yang paling sulit bagi
seorang komunikator ialah mengadakan komunikasi dengan orang-orang yang
jelas tidak menyenangi komunikator atau menyajikan pesan komunikasi yang
berlawanan dengan fakta atau isinya yang mengganggu suatu kepentingan.
Apabila seseorang dikonfrontasikan dengan suatu bentuk komunikasi yang
tidak disukainya karena mengganggu kedudukan pendidikan, atau
kepentingannya maka orang tersebut biasanya mencemoohkan komunikasi
atau mungkin pula mengelakkan dan secara acuh tak acuh mendiskreditkan
pesan komunikasi sebagai hal yang sukar dimengerti. Gejala mencemoohkan
dan mengelakkan suatu komunikasi untuk kemudian menyesatkan pesan
komunikasi yang dinamakan penghindaran (Onong, 2009).
Sistem Komunikasi
Intrapersonal
Orang akan menanggapi peristiwa yang sama secara berbeda-beda, sesuai
dengan keadaan dirinya. Secara psikologis kita dapat mengatakan bahwa setiap
orang mempersepsi stimuli sesuai dengan karakteristik personalnya. Dalam ilmu
komunikasi kita berkata, pesan diberi makna berlainan oleh orang yang berbeda.
Kata-kata tidak mempunyai makna; oranglah yang memberi makna (Rakhmat, 2007)
. Orang menerima informasi, mengolahnya, menyimpannya, dan
menghasilkannya kembali. Proses pengolahan informasi ini yang kita sebut sebagai
komunikasi intrapersonal, meliputi sensasi, persepsi, memori, dan berpikir. Sensasi
adalah proses menangkap stimuli. Persepsi ialah proses memberi makna pada
sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Dengan kata lain, persepsi
mengubah sensasi menjadi informasi. Memori adalah proses menyimpan informasi
dan memangilnya kembali. Berpikir adalah mengolah dan memanipulasikan
informasi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan respons (Rakhmat, 2007).
Sistem Komunikasi
Interpersonal
Persepsi kita tentang seseorang boleh jadi sesuai dan boleh juga tidak sesuia
dengan kepribadian orang itu. Kita mengambil kesimpulan tentang orang lain dari
stimuli yang sampai kepada kita, betapapun tidak lengkap nya informasi yang kita
terima. Mulai dengan pembahasan tentang faktor-faktor personal (yaitu pengalaman,
motivasi, dan kepribadian) dan faktor-faktor situasional (yaitu deskripsi verbal,
petunjuk proksemik/penggunaan jarak, petunjuk kinesik/gerakan tubuh, petunjuk
wajah, petunjuk paralinguistik/cara pengucapan, petunjuk artifaktual/penampilan)
yang mempengaruhi persepsi kita tentang orang lain disebut persepsi interpersonal
(Rakhmat, 2007).
Pengaruh konsep diri pada perilaku manusia, bagaimana anda memandang
diri anda, dan bagaimana orang lain memandang anda, akan mempengaruhi pola-pola
interaksi anda dengan orang lain. Lebih dari itu konsep diri erat kaitannya dengan
proses hubungan interpersonal yang vital bagi perkembangan kepribadian. Konsep diri
mewarnai komunikasi kita dengan orang lain (Rakhmat, 2007).
Pengaruh kebutuhan, kesiapan mental, suasana emosional, dan latar
belakang budaya, menentukan interpretasi kita pada sensasi. Bila objek atau
peristiwa di dunia luar kita sebut distal stimuli, dan persepsi kita tentang
stimuli itu kita sebut percept, maka percept tidak selalu sama dengan distal
stimuli (Rakhmat, 2007).
Untuk tidak memperkabur istilah dan untuk menggarisbawahi pengertian
manusia (dan bukan merupakan benda) sebagai objek persepsi, maka di sini
menggunakan istilah persepsi interpersonal. Persepsi pada objek selain
manusia disebut sebagai persepsi objek (Rakhmat, 2007).
Ada empat perbedaan antara persepsi objek dengan persepsi interpersonal :
 Pertama, pada persepsi objek, stimuli ditangkap oleh alat indera kita melalui
benda-benda fisik; gelombang, cahaya, gelombang suara, temperatur dan
sebagainya; pada persepsi interpersonal, stimuli mungkin sampai kepada
kita melalui lambang-lambang verbal atau grafis yang disampaikan pihak
ketiga (Rakhmat, 2007).
 Kedua, bila kita menanggapi objek, kita hanya menanggapi sifat-sifat luar
objek itu; kita tidak meneliti sifat-sifat batiniah objek itu. Ketika kita melihat
papan tulis, kita tidak pernah mempersoalkan bagaimana perasaannya ketika
kita amati. Pada persepsi interpersonal, kita mencoba memahami apa yang
tidak tampak pada alat indera kita. Kita tidak hanya melihat perilakunya, kita
juga melihat mengapa ia berperilaku seperti itu. Kita mencoba memahami
bukan saja tindakan tetapi juga motif tindakan itu. Dengan demikian, stimuli
kita menjadi sangat kompleks. Kita tidak akan mampu “menangkap” seluruh
sifat orang lain dan berbagai dimensi perilakunya. Kita cenderung memilih
stimuli tertentu saja. Ini jelas membuat persepsi interpersonal lebih sulit,
ketimbang persepsi objek (Rakhmat, 2007).
 Ketiga, ketika kita mempersepsi objek, objek tidak bereaksi kepada kita; kita
pun tidak memberikan reaksi emosional padanya. Dalam persepsi
interpersonal faktor-faktor personal anda, dan karakteristik orang yang
ditanggapi serta hubungan anda dengan orang tersebut menyebabkan
persepsi interpersonal sangat cenderung untuk keliru. Lagipula kita sukar
menemukan kriteria yang dapat menentukan persepsi siapa yang keliru:
persepsi anda atau persepsi saya (Rakhmat, 2007).
 Keempat objek relatif tetap, manusia berubah-ubah. Papan tulis yang anda lihat
minggu yang lalu tidak berbeda dengan papan tulis yang kita lihat hari ini.
Mungkin tulisan pada papan tulis itu sudah berubah, mungkin sobekan kayu di
sudut sudah hilang tetapi secara keseluruhan papan tulis itu tidak berubah.
Manusia selalu berubah. Anda hari ini bukan anda yang kemarin, bukan anda
esok hari. Kemarin anda ceria karena baru menerima kredit mahasiswa
Indonesia. Hari ini sedih karena sepeda motor anda ditabrak becak. Esok anda
gembira lagi karena ujian anda lulus. Anda di fakultas bukan anda di rumah
bukan anda di masjid. Perubahan ini kalau tidak membingungkan kita, akan
memberikan informasi yang salah tentang orang lain. Persepsi interpersonal
menjadi mudah salah (Rakhmat, 2007).
Proses komunikasi ialah langkah-langkah yang menggambarkan
terjadinnya kegiatan komunikasi. Hal ini disebabkan, kegiatan komunikasi sudah
terjadi secara rutin dalam hidup sehari-hari, sehingga tidak lagi merasa perlu
menyusun langkah-langkah tertentu secara sengaja ketika akan berkomunikasi
(Suranto, 2011).
Secara sederhana proses komunikasi digambarkan sebagai proses yang
menghubungkan pengirim dengan penerima pesan. Proses tersebut terdiri dalam
enam langkah sebagaimana pada gambar (Suranto, 2011).
Bagan 2.1 menunjukan proses komunikasi interpersonal berlangsung sebagai
sebuah siklus. Artinya umpan balik yang diberikan oleh komunikan, menjadi bahan
lagi komunikator untuk merancang pesan berikutnya. Proses komunikasi tersebut
berlangsung secara interaktif timbal balik, sehingga komunikator dan komunikan
dapat saling berbagi peran (Suranto, 2011).
1. Keinginan berkomunikasi. Seorang komunikator mempunyai keinginan untuk
berbagi gagasan dengan orang lain.
2. Encoding oleh komunikator. Encoding merupakan tindakan
memformulasikan isi pikiran atau gagasan kedalam simbol-simbol, katakata
dan sebagainya sehingga komunikator merasa yakin dengan pesan yang
disusun dan cara penyampainnya.
3. Pengiriman pesan. Untuk mengirim pesan kepada orang yang dikehendaki,
komunikator memilih saluran komunikasi seperti telepon, SMS, e-mail, surat,
ataupun secara tatap muka. Pilihan atas saluran yang akan digunakan
tersebut bergantung pada karakteristik pesan, lokasi penerima, media yang
tersedia, kebutuhan tentang kecepatan penyampaian pesan, karakteristik
komunikan.
4. Penerima pesan. Pesan yang dikirim oleh komunikator oleh diterima oleh
komunikan.
5. Decoding oleh komunikan. Decoding merupakan kegiatan internal dalam
diri penerima. Melalui indera, penerima mendapatkan macam-macam data
dalam bentuk ‘’mentah’’ berupa kata-kata dan symbol-simbol yang harus
diubah kedalam pengalaman-pengalaman yang mengandung makna.
Dengan demikian, decoding adalah proses memahami pesan. Apabila
semua berjalan lancar, komunikan tersebut menterjemahkan pesan yang
diterima dari komunikator dengan benar, memberi arti yang sama pada
symbol-simbol sebagaimana yang diharapkan oleh komunikator.
6. Umpan balik. Setelah menerima pesan dan memahaminya, komunikan
memberikan respon atau umpan balik. Dengan umpan balik ini, seorang
komunikator dapat mengevaluasi efektifitas komunikasi. Umpan balik ini
biasanya juga merupakan awal dimulainya suatu siklus proses komunikasi
baru, sehingga proses komunikasi berlangsung secara berkelanjutan
(Suranto, 2011).
Konsep Diri dalam Human
Relation (Hubungan Antar
Manusia)
Orang akan menanggapi peristiwa yang sama secara berbeda-beda, sesuai
dengan keadaan dirinya. Secara psikologis kita dapat mengatakan bahwa setiap
orang mempersepsi stimuli sesuai dengan karakteristik personalnya. Dalam ilmu
komunikasi kita berkata, pesan diberi makna berlainan oleh orang yang berbeda.
Kata-kata tidak mempunyai makna; oranglah yang memberi makna (Rakhmat, 2007)
. Orang menerima informasi, mengolahnya, menyimpannya, dan
menghasilkannya kembali. Proses pengolahan informasi ini yang kita sebut sebagai
komunikasi intrapersonal, meliputi sensasi, persepsi, memori, dan berpikir. Sensasi
adalah proses menangkap stimuli. Persepsi ialah proses memberi makna pada
sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Dengan kata lain, persepsi
mengubah sensasi menjadi informasi. Memori adalah proses menyimpan informasi
dan memangilnya kembali. Berpikir adalah mengolah dan memanipulasikan
informasi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan respons (Rakhmat, 2007).
Dengan mengamati diri kita, sampailah kita pada gambaran dan
penilaian diri kita. Ini disebut konsep diri. Walaupun konsep diri merupakan
tema utama psikologi Humanistik yang muncul belakangan ini, pembicaraan
tentang konsep diri dapat dilacak sampai William James. James membedakan
antara “The I” diri yang sadar dan aktif dan “The Me” diri yang menjadi objek
renungan kita. Pada psikologi sosial yang berorientasi pada sosiologi, konsep
diri dikembangkan oleh Charles Horton cooley (1864 – 1929), George herbert
Mead (1863 – 1931) dan memuncak pada aliran interaksi simbolis yang tokoh
terkemukanya adalah Herbert Blumer. Di kalangan Psikologi sosial yang
berorientasi pada psikologi, konsep diri tenggelam ketika Behaviorisme
berkuasa. Pada tahun 1943, gordon E. Allport menghidupkan kembali konsep diri.
Pada teori motivasi Abraham Maslow (1967, 1970) dan Carl Rogers (1970) konsep
diri muncul sebagai tema utama Psikologi Humanistik (Rakhmat, 2007).
William D. Brooks mendefinisikan konsep diri sebagai “those physical,
social and psycological perceptions of ourselves that we have derived from
experiences and our interactions of ourselves that we have derived from
experiences and our interaction with others” (1974: 40). Jadi konsep diri adalah
pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Persepsi tentang diri ini boleh
bersifat psikologi sosial dan fisis (Rakhmat, 2007).
Konsep diri bukan hanya sekedar gambaran deskriptif, tetapi juga
penilaian anda tentang diri anda. Jadi, konsep diri meliputi apa yang anda
pikirkan dan apa yang anda rasakan tentang diri anda (Rakhmat, 2007).
Dengan demikian, ada dua komponen konsep diri: komponen kognitif
dan komponen afektif. Dalam psikologi sosial, komponen kognitif disebut citra-
diri (self image), dan komponen afektif disebut harga-diri (self esteem) (Rakhmat,
2007).
Harga diri (self esteem) adalah perasaan percaya diri dan layak menjadi
pribadi. Penelitian psikologis telah menunjukkan bahwa rendahnya harga diri
terkait dengan berbagai masalah kesehatan mental, termasuk alkoholisme,
kegelisahan, dan depresi, yang semuanya menyebabkan masalah pada
pekerjaan. Harga diri yang tinggi, di sisi lain, memperbaiki sikap, moral kerja,
dan kualitas hidup secara keseluruhan. Di tempat kerja, harga diri yang sehat
adalah kunci untuk kinerja terbaik dan pekerjaan berkualitas tinggi, terutama
bila pekerjaan secara langsung mempengaruhi orang lain. Harga diri adalah inti
dari sebagian besar masalah dalam hubungan manusia (Lamberton, 2014).
Teori Self Disclosure (Membuka diri)
Dengan membuka diri, konsep diri menjadi lebih dekat pada kenyataan.
Bila konsep diri sesuai dengan pengalaman kita, kita akan lebih terbuka untuk
menerima pengalaman-pengalaman dan gagasan-gagasan baru, lebih cenderung
menghindari sifat defensif, dan lebih cermat memandang diri kita dan orang lain
(Rakhmat, 2007).
Hubungan antara konsep diri dan membuka diri dapat dijelaskan dengan
Johari Window. Dalam Johari Window diungkapkan tingkat keterbukaan dan
tingkat kesadaran tentang diri kita (Rakhmat, 2007)
Gambar yang disebut Jendela Johari
terebut melukiskan bahwa dalam
pengembangan hubungan antar
seorang dengan yang lainya terdapat
empat kemungkinan sebagaimana
terwakili melalui suasana di
keempat bidang (jendela) itu
(Liliweri, 1991).
Bidang 1 melukiskan suatu kondisi di mana antara seorang dengan yang lain
mengembangkan suatu hubungan yang terbuka sehingga dua pihak
saling mengetahui masalah tentang hubungan mereka.
Bidang 2 melukiskan bidang buta, masalah hubungan antara kedua pihak
hanya diketahui orang lain namun tidak diketahui oleh diri sendiri.
Bidang 3 disebut bidang tersembunyi, yakni masalah hubungan antara kedua
pihak diketahui diri sendiri namun tidak diketahui orang lain.
Bidang 4 bidang tidak dikenal, di mana kedua pihak sama-sama tidak
mengetahui masalah hubungan di antara mereka (Liliweri, 1991).
Keadaan yang dikehendaki sebenarnya dalam suatu komunikasi antar
pribadi ialah Bidang 1, di mana antara komunikator dengan komunikan saling
mengetahui makna pesan yang sama. Meskipun demikian kenyataan hubungan
antar pribadi tidak seideal yang diharapkan itu. Ini disebabkan karena dalam
berhubungan dengan orang lain betapa sering setiap orang mempunyai peluang
untuk menyembunyikan atau mengungkapkan masalah yang dihadapinya
(Liliweri, 1991).
DAFTAR PUSTAKA
Davis, Keith. (1989). Human Behaviour At Work, 8th ed. Singapore: McGraw Hill, Inc.
Lamberton, lowell. (2014). Human Relations; Strategies for Success, 5th ed. New
York: McGraw-Hill Education.
Liliweri, Alo. (1991). Komunikasi antar Pribadi. Bandung: Sekeloa.
Onong, Uchjana Effendi. (2009). Human Relation dan Public Relation. Bandung:
Mandar Maju.
Onong, Uchjana Effendy. (2001). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Jakarta:
Erlangga.
Siagian, Sondang P. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Suranto AW. (2011). Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu.
TERIMA
KASIH

More Related Content

Similar to HUBUNGAN ANTAR MANUSIA (Konseling).pptx

Tugas Kelompok 1_20240324_211113_0000.pdf
Tugas Kelompok 1_20240324_211113_0000.pdfTugas Kelompok 1_20240324_211113_0000.pdf
Tugas Kelompok 1_20240324_211113_0000.pdfChandraDewi41
 
Kb 1 komunikasi modul 3
Kb 1 komunikasi modul 3Kb 1 komunikasi modul 3
Kb 1 komunikasi modul 3Uwes Chaeruman
 
ISB abstrak Daffa Achmad Jabir
ISB abstrak Daffa Achmad JabirISB abstrak Daffa Achmad Jabir
ISB abstrak Daffa Achmad JabirDaffaAchmadJabir
 
Manajemen Hubungan Kemanusiaan Pandangan Filsafat v2.pptx
Manajemen Hubungan Kemanusiaan Pandangan Filsafat v2.pptxManajemen Hubungan Kemanusiaan Pandangan Filsafat v2.pptx
Manajemen Hubungan Kemanusiaan Pandangan Filsafat v2.pptxSunardiEnix
 
Proses sosial dan interaksi sosial
Proses sosial dan interaksi sosialProses sosial dan interaksi sosial
Proses sosial dan interaksi sosialsman 2 mataram
 
KEL. 4 KONSEP DASAR PSIKOLOGI SOSIAL.pptx
KEL. 4 KONSEP DASAR PSIKOLOGI SOSIAL.pptxKEL. 4 KONSEP DASAR PSIKOLOGI SOSIAL.pptx
KEL. 4 KONSEP DASAR PSIKOLOGI SOSIAL.pptxantoalmuttaqien
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Interaksi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Interaksi SosialPSIKOLOGI SOSIAL - Interaksi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Interaksi SosialDiana Amelia Bagti
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosialmuji3228
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosialtyaadhietz
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosialtyaadhietz
 
Persepsi sosial
Persepsi sosial Persepsi sosial
Persepsi sosial tyaadhietz
 
1. slide teori komunikasi
1. slide teori komunikasi1. slide teori komunikasi
1. slide teori komunikasiNa-Cha RamBe
 
komunikasi interpersonalskill
komunikasi interpersonalskillkomunikasi interpersonalskill
komunikasi interpersonalskillSayur Lodeh
 
Psikologi Komunikasi "Sistem Komunikasi Interpersonal"
Psikologi Komunikasi "Sistem Komunikasi Interpersonal"Psikologi Komunikasi "Sistem Komunikasi Interpersonal"
Psikologi Komunikasi "Sistem Komunikasi Interpersonal"Saeful ID
 

Similar to HUBUNGAN ANTAR MANUSIA (Konseling).pptx (20)

Tugas Kelompok 1_20240324_211113_0000.pdf
Tugas Kelompok 1_20240324_211113_0000.pdfTugas Kelompok 1_20240324_211113_0000.pdf
Tugas Kelompok 1_20240324_211113_0000.pdf
 
managemen komunikasi
managemen komunikasimanagemen komunikasi
managemen komunikasi
 
Kb 1 komunikasi modul 3
Kb 1 komunikasi modul 3Kb 1 komunikasi modul 3
Kb 1 komunikasi modul 3
 
Psikologi komunikasi kang jalal
Psikologi komunikasi kang jalalPsikologi komunikasi kang jalal
Psikologi komunikasi kang jalal
 
ISB abstrak Daffa Achmad Jabir
ISB abstrak Daffa Achmad JabirISB abstrak Daffa Achmad Jabir
ISB abstrak Daffa Achmad Jabir
 
Individu
IndividuIndividu
Individu
 
Manajemen Hubungan Kemanusiaan Pandangan Filsafat v2.pptx
Manajemen Hubungan Kemanusiaan Pandangan Filsafat v2.pptxManajemen Hubungan Kemanusiaan Pandangan Filsafat v2.pptx
Manajemen Hubungan Kemanusiaan Pandangan Filsafat v2.pptx
 
konsep diri
konsep dirikonsep diri
konsep diri
 
Proses sosial dan interaksi sosial
Proses sosial dan interaksi sosialProses sosial dan interaksi sosial
Proses sosial dan interaksi sosial
 
KEL. 4 KONSEP DASAR PSIKOLOGI SOSIAL.pptx
KEL. 4 KONSEP DASAR PSIKOLOGI SOSIAL.pptxKEL. 4 KONSEP DASAR PSIKOLOGI SOSIAL.pptx
KEL. 4 KONSEP DASAR PSIKOLOGI SOSIAL.pptx
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Interaksi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Interaksi SosialPSIKOLOGI SOSIAL - Interaksi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Interaksi Sosial
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosial
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosial
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosial
 
Persepsi sosial
Persepsi sosial Persepsi sosial
Persepsi sosial
 
1. slide teori komunikasi
1. slide teori komunikasi1. slide teori komunikasi
1. slide teori komunikasi
 
Komunikasi Interpersonal
Komunikasi InterpersonalKomunikasi Interpersonal
Komunikasi Interpersonal
 
komunikasi interpersonalskill
komunikasi interpersonalskillkomunikasi interpersonalskill
komunikasi interpersonalskill
 
PPT ISBD.pptx
PPT ISBD.pptxPPT ISBD.pptx
PPT ISBD.pptx
 
Psikologi Komunikasi "Sistem Komunikasi Interpersonal"
Psikologi Komunikasi "Sistem Komunikasi Interpersonal"Psikologi Komunikasi "Sistem Komunikasi Interpersonal"
Psikologi Komunikasi "Sistem Komunikasi Interpersonal"
 

Recently uploaded

Materi BKR Bina Keluarga Remaja BKKBN Untuk Kader
Materi BKR Bina Keluarga Remaja BKKBN Untuk KaderMateri BKR Bina Keluarga Remaja BKKBN Untuk Kader
Materi BKR Bina Keluarga Remaja BKKBN Untuk KaderRemonHendra3
 
Dhea Salsabila_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Dhea Salsabila_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfDhea Salsabila_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Dhea Salsabila_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSalsaBila827880
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnalrepyjayanti
 
AKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR
AKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJARAKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR
AKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJARcakrasyid
 
MOTIVASI PRILAKU MANUSIA DALAM BERTINDAK.docx
MOTIVASI PRILAKU MANUSIA DALAM BERTINDAK.docxMOTIVASI PRILAKU MANUSIA DALAM BERTINDAK.docx
MOTIVASI PRILAKU MANUSIA DALAM BERTINDAK.docxsukman241
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxKurnia Fajar
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfindrawatiahmad62
 
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxCONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxAhmadBarkah2
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...haryonospdsd011
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...AgusRahmat39
 
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufalKhawariz
 
noun clause powerpointnoun clause powerpoint
noun clause powerpointnoun clause powerpointnoun clause powerpointnoun clause powerpoint
noun clause powerpointnoun clause powerpointakunoppoa31rhn
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaimuhammadmasyhuri9
 
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxDWIHANDOYOPUTRO2
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawassuprihatin1885
 
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...Kanaidi ken
 
Teori Sosiologi Emile Durkheim (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Sosiologi Emile Durkheim (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Sosiologi Emile Durkheim (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Sosiologi Emile Durkheim (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)AdeFarida4
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)LabibAqilFawaizElB
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGEviRohimah3
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

Materi BKR Bina Keluarga Remaja BKKBN Untuk Kader
Materi BKR Bina Keluarga Remaja BKKBN Untuk KaderMateri BKR Bina Keluarga Remaja BKKBN Untuk Kader
Materi BKR Bina Keluarga Remaja BKKBN Untuk Kader
 
Dhea Salsabila_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Dhea Salsabila_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfDhea Salsabila_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Dhea Salsabila_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
 
AKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR
AKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJARAKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR
AKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR
 
MOTIVASI PRILAKU MANUSIA DALAM BERTINDAK.docx
MOTIVASI PRILAKU MANUSIA DALAM BERTINDAK.docxMOTIVASI PRILAKU MANUSIA DALAM BERTINDAK.docx
MOTIVASI PRILAKU MANUSIA DALAM BERTINDAK.docx
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
 
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxCONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
noun clause powerpointnoun clause powerpoint
noun clause powerpointnoun clause powerpointnoun clause powerpointnoun clause powerpoint
noun clause powerpointnoun clause powerpoint
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
 
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
 
Teori Sosiologi Emile Durkheim (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Sosiologi Emile Durkheim (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Sosiologi Emile Durkheim (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Sosiologi Emile Durkheim (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

HUBUNGAN ANTAR MANUSIA (Konseling).pptx

  • 1. HUBUNGAN ANTAR MANUSIA Anggota Kelompok 2 : 1. Vyttha 141501147 2. Arfah Nurhaz Siregar 141501148 3. Atika Firmansyah 141501150 4. Annisa Wismar 151501159
  • 2. Pengertian dan Sejarah Human Relation (Hubungan Antar Manusia) Hubungan manusiawi adalah terjemahan dari human relation. Orang- orang juga ada yang menterjemahkan menjadi ”hubungan manusia” atau juga diterjemahkan ”hubungan antarmanusia”, yang sebenarnya tidak terlalu salah karena yang berhubungan satu sama lain adalah manusia (Onong, 2001). Menurut Keith Davis (1989) ”Hubungan Antar Manusia (Human Relation)” adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain baik dalam situasi kerja atau dalam organisasi kekaryaan. Ditinjau dari kepemimpinannya, yang bertanggung jawab dalam suatu kelompok merupakan interaksi orang- orang menuju situasi kerja yang memotivasi untuk bekerjasama secara produktif, sehingga dicapai kepuasan ekonomi, psikologis dan sosial.
  • 3. Hubungan manusiawi dalam arti luas Hubungan manusiawi dalam arti sempit Ada dua pengertian hubungan manusiawi, yakni : Adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan. Jadi, hubungan manusiawi dilakukan dimana saja; bisa dilakukan di rumah, di jalan, di dalam kendaraan umum ( misal bis, kereta api ) dan sebagainya (Keith Davis, 1989). Adalah juga interaksi antara seseorang dengan orang lain. Akan tetapi interaksi di sini hanyalah dalam situasi kerja dan dalam organisasi kerja ( work organization ) (Keith Davis, 1989).
  • 4. Hubungan manusia adalah keterampilan atau kemampuan untuk bekerja secara efektif dengan orang lain. Hubungan manusia mencakup keinginan untuk memahami orang lain, kebutuhan dan kelemahan mereka, dan bakat dan kemampuan mereka. Bagi siapa pun di tempat kerja, hubungan manusia juga melibatkan pemahaman tentang bagaimana orang bekerja bersama dalam kelompok, memuaskan kebutuhan individu dan tujuan kelompok. Jika sebuah organisasi berhasil, hubungan antara orang-orang di organisasi tersebut harus dipantau dan dipelihara (Lamberton, 2014). Sejarah hubungan manusia sangat penting untuk pemahaman menyeluruh tentang tempatnya di dunia sekarang ini. Hubungan manusia sangat penting sejak manusia mulai hidup bersama dalam kelompok. Tentu saja, sikap terhadap kekuasaan - terutama pembagian kekuasaan - telah berubah selama berabad-abad. Sebagian besar masyarakat tidak lagi mentolerir perbudakan, juga kebanyakan budaya secara membuta mengikuti pemimpin seperti dulu. Dengan demikian, sejarah masalah hubungan manusia dapat dilihat dengan cara yang berbeda pada waktu yang berbeda. Hubungan manusia mulai menjadi isu seputar awal hingga pertengahan 1800an. Gambar 1.1 memberikan tampilan thumbnail peristiwa besar di lapangan (Lamberton, 2014).
  • 5.
  • 6. Prinsip Human Relation (Hubungan Antar Manusia) Human Relation menurut Siagian (2004), adalah hubungan manusiawi secara keseluruhan yang terjalin dengan baik, baik berupa formal maupun informal yaitu antara atasan dengan bawahan yang dibina dan dipelihara sedemikian rupa sehingga tercipta suatu tujuan. Prinsip human relation menurut Siagian (2004) adalah sebagai berikut: 1. Suasana kerja yang menyenangkan, yaitu pekerjaan yang menarik, hubungan kerja yang intim, lingkungan kerja yang memberikan motivasi dan perlakuan yang adil. 2. Hubungan kerja yang serasi, yaitu hubungan formalitas dan informalitas yang wajar dalam hubungan kerja. 3. Penempatan tenaga kerja yang tepat, yaitu setiap orang harus ditempatkan pada posisi pekerjaan yang sesuai dengan keahlian dan kecakapan mereka.
  • 7. Teknik Human Relation (Hubungan Antar Manusia) Human relation dapat dilakukan untuk menghilangkan hambatan-hambatan komunikasi, meniadakan salah pengertian dan mengembangkan segi konstruktif sifat tabiat manusia (Onong, 2009). Human relation dalam kegiatannya ada teknik yang bisa digunakan untuk membantu mereka yang menderita frustasi yakni apa yang disebut konseling, yang bertindak sebagai konselor bisa pemimpin organisasi, kepala humas, atau kepala- kepala lainnya. Konseling bertujuan membantu konseli, yakni pegawai yang menghadapi masalah atau yang menderita frustasi, untuk memecahkan masalahnya sendiri atau mengusahakan terciptanya suasana yang menimbulkan keberanian untuk memecahkan masalahnya. Human relation dalam kegiatannya terdapat dua jenis konseling, bergantung pada pendekatan yang dilakukan. Kedua jenis konseling tersebut ialah directive counseling, yakni konseling yang langsung terarah, dan non directive counseling yakni konseling yang tidak langsung terarah (Onong, 2009).
  • 8. Selain dengan konseling, ada beberapa teknik dalam hubungan antar manusia antara lain : 2. Kontak sosial Kontak sosial adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan terjadinya awal interaksi sosial. 3) Komunikasi sosial Proses komunikasi terjadi saat kontak sosial berlangsung. Secara harfiah komunikasi merupakan hubungan atau pergaulan dengan orang lain. 1. Tindakan sosial Tindakan sosial menurut Max Weber adalah tindakan seorang individu yang dapat mempengaruhi individu lain dalam masyarakat.
  • 9. Kunci aktivitas human relation adalah motivasi, memotivasikan pegawai untuk bekerja giat berdasarkan kebutuhan mereka secara memuaskan, yakni kebutuhan akan upah yang cukup bagi keperluan hidup keluarganya sehari- hari, kebahagiaan keluarganya, kemajuan dirinya sendiri, dan lain sebagainya. Seseorang memasuki suatu organisasi, karena ia berpikir organisasi akan dapat membantu dia untuk mencapai tujuannya, demikian pula para pegawai, mereka mempunyai organisasi, mereka anggota organisasi dimana mereka bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemimpin organisasi tersebut dapat mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas para pegawai dan mengoprasikan hasrat-hasrat mereka untuk bekerja bersama-sama, ini semua tertuju kepada sasaran yang direncanakan, dan disini komunikasi memegang peranan penting (Onong, 2009).
  • 10. Hambatan Human Relation (Hubungan Antar Manusia) Hambatan dalam human relation pada umumnya mempunyai dua sifat yaitu objektif dan subjektif. Hambatan yang sifatnya objektif adalah gangguan dan halangan terhadap jalannya hubungan antar manusia yang tidak disengaja dan dibuat oleh pihak lain tapi mungkin disebabkan oleh keadaan yang tidak menguntungkan. Hambatan yang bersifat subjektif adalah yang sengaja dibuat oleh orang lain sehingga merupakan gangguan, penentangan terhadap suatu usaha komunikasi. Dasar gangguan dan penentangan ini biasanya disebabkan karena adanya pertentangan kepentingan, prejudice, tamak, iri hati, apatisme dan sebagainya. Faktor kepentingan dan prasangka merupakan faktor yang paling berat karena usaha yang paling sulit bagi seorang komunikator ialah mengadakan komunikasi dengan orang-orang yang jelas tidak menyenangi komunikator atau menyajikan pesan komunikasi yang berlawanan dengan fakta atau isinya yang mengganggu suatu kepentingan.
  • 11. Apabila seseorang dikonfrontasikan dengan suatu bentuk komunikasi yang tidak disukainya karena mengganggu kedudukan pendidikan, atau kepentingannya maka orang tersebut biasanya mencemoohkan komunikasi atau mungkin pula mengelakkan dan secara acuh tak acuh mendiskreditkan pesan komunikasi sebagai hal yang sukar dimengerti. Gejala mencemoohkan dan mengelakkan suatu komunikasi untuk kemudian menyesatkan pesan komunikasi yang dinamakan penghindaran (Onong, 2009).
  • 12. Sistem Komunikasi Intrapersonal Orang akan menanggapi peristiwa yang sama secara berbeda-beda, sesuai dengan keadaan dirinya. Secara psikologis kita dapat mengatakan bahwa setiap orang mempersepsi stimuli sesuai dengan karakteristik personalnya. Dalam ilmu komunikasi kita berkata, pesan diberi makna berlainan oleh orang yang berbeda. Kata-kata tidak mempunyai makna; oranglah yang memberi makna (Rakhmat, 2007) . Orang menerima informasi, mengolahnya, menyimpannya, dan menghasilkannya kembali. Proses pengolahan informasi ini yang kita sebut sebagai komunikasi intrapersonal, meliputi sensasi, persepsi, memori, dan berpikir. Sensasi adalah proses menangkap stimuli. Persepsi ialah proses memberi makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Dengan kata lain, persepsi mengubah sensasi menjadi informasi. Memori adalah proses menyimpan informasi dan memangilnya kembali. Berpikir adalah mengolah dan memanipulasikan informasi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan respons (Rakhmat, 2007).
  • 13. Sistem Komunikasi Interpersonal Persepsi kita tentang seseorang boleh jadi sesuai dan boleh juga tidak sesuia dengan kepribadian orang itu. Kita mengambil kesimpulan tentang orang lain dari stimuli yang sampai kepada kita, betapapun tidak lengkap nya informasi yang kita terima. Mulai dengan pembahasan tentang faktor-faktor personal (yaitu pengalaman, motivasi, dan kepribadian) dan faktor-faktor situasional (yaitu deskripsi verbal, petunjuk proksemik/penggunaan jarak, petunjuk kinesik/gerakan tubuh, petunjuk wajah, petunjuk paralinguistik/cara pengucapan, petunjuk artifaktual/penampilan) yang mempengaruhi persepsi kita tentang orang lain disebut persepsi interpersonal (Rakhmat, 2007). Pengaruh konsep diri pada perilaku manusia, bagaimana anda memandang diri anda, dan bagaimana orang lain memandang anda, akan mempengaruhi pola-pola interaksi anda dengan orang lain. Lebih dari itu konsep diri erat kaitannya dengan proses hubungan interpersonal yang vital bagi perkembangan kepribadian. Konsep diri mewarnai komunikasi kita dengan orang lain (Rakhmat, 2007).
  • 14. Pengaruh kebutuhan, kesiapan mental, suasana emosional, dan latar belakang budaya, menentukan interpretasi kita pada sensasi. Bila objek atau peristiwa di dunia luar kita sebut distal stimuli, dan persepsi kita tentang stimuli itu kita sebut percept, maka percept tidak selalu sama dengan distal stimuli (Rakhmat, 2007). Untuk tidak memperkabur istilah dan untuk menggarisbawahi pengertian manusia (dan bukan merupakan benda) sebagai objek persepsi, maka di sini menggunakan istilah persepsi interpersonal. Persepsi pada objek selain manusia disebut sebagai persepsi objek (Rakhmat, 2007). Ada empat perbedaan antara persepsi objek dengan persepsi interpersonal :  Pertama, pada persepsi objek, stimuli ditangkap oleh alat indera kita melalui benda-benda fisik; gelombang, cahaya, gelombang suara, temperatur dan sebagainya; pada persepsi interpersonal, stimuli mungkin sampai kepada kita melalui lambang-lambang verbal atau grafis yang disampaikan pihak ketiga (Rakhmat, 2007).
  • 15.  Kedua, bila kita menanggapi objek, kita hanya menanggapi sifat-sifat luar objek itu; kita tidak meneliti sifat-sifat batiniah objek itu. Ketika kita melihat papan tulis, kita tidak pernah mempersoalkan bagaimana perasaannya ketika kita amati. Pada persepsi interpersonal, kita mencoba memahami apa yang tidak tampak pada alat indera kita. Kita tidak hanya melihat perilakunya, kita juga melihat mengapa ia berperilaku seperti itu. Kita mencoba memahami bukan saja tindakan tetapi juga motif tindakan itu. Dengan demikian, stimuli kita menjadi sangat kompleks. Kita tidak akan mampu “menangkap” seluruh sifat orang lain dan berbagai dimensi perilakunya. Kita cenderung memilih stimuli tertentu saja. Ini jelas membuat persepsi interpersonal lebih sulit, ketimbang persepsi objek (Rakhmat, 2007).  Ketiga, ketika kita mempersepsi objek, objek tidak bereaksi kepada kita; kita pun tidak memberikan reaksi emosional padanya. Dalam persepsi interpersonal faktor-faktor personal anda, dan karakteristik orang yang ditanggapi serta hubungan anda dengan orang tersebut menyebabkan persepsi interpersonal sangat cenderung untuk keliru. Lagipula kita sukar menemukan kriteria yang dapat menentukan persepsi siapa yang keliru: persepsi anda atau persepsi saya (Rakhmat, 2007).
  • 16.  Keempat objek relatif tetap, manusia berubah-ubah. Papan tulis yang anda lihat minggu yang lalu tidak berbeda dengan papan tulis yang kita lihat hari ini. Mungkin tulisan pada papan tulis itu sudah berubah, mungkin sobekan kayu di sudut sudah hilang tetapi secara keseluruhan papan tulis itu tidak berubah. Manusia selalu berubah. Anda hari ini bukan anda yang kemarin, bukan anda esok hari. Kemarin anda ceria karena baru menerima kredit mahasiswa Indonesia. Hari ini sedih karena sepeda motor anda ditabrak becak. Esok anda gembira lagi karena ujian anda lulus. Anda di fakultas bukan anda di rumah bukan anda di masjid. Perubahan ini kalau tidak membingungkan kita, akan memberikan informasi yang salah tentang orang lain. Persepsi interpersonal menjadi mudah salah (Rakhmat, 2007). Proses komunikasi ialah langkah-langkah yang menggambarkan terjadinnya kegiatan komunikasi. Hal ini disebabkan, kegiatan komunikasi sudah terjadi secara rutin dalam hidup sehari-hari, sehingga tidak lagi merasa perlu menyusun langkah-langkah tertentu secara sengaja ketika akan berkomunikasi (Suranto, 2011). Secara sederhana proses komunikasi digambarkan sebagai proses yang menghubungkan pengirim dengan penerima pesan. Proses tersebut terdiri dalam enam langkah sebagaimana pada gambar (Suranto, 2011).
  • 17. Bagan 2.1 menunjukan proses komunikasi interpersonal berlangsung sebagai sebuah siklus. Artinya umpan balik yang diberikan oleh komunikan, menjadi bahan lagi komunikator untuk merancang pesan berikutnya. Proses komunikasi tersebut berlangsung secara interaktif timbal balik, sehingga komunikator dan komunikan dapat saling berbagi peran (Suranto, 2011).
  • 18. 1. Keinginan berkomunikasi. Seorang komunikator mempunyai keinginan untuk berbagi gagasan dengan orang lain. 2. Encoding oleh komunikator. Encoding merupakan tindakan memformulasikan isi pikiran atau gagasan kedalam simbol-simbol, katakata dan sebagainya sehingga komunikator merasa yakin dengan pesan yang disusun dan cara penyampainnya. 3. Pengiriman pesan. Untuk mengirim pesan kepada orang yang dikehendaki, komunikator memilih saluran komunikasi seperti telepon, SMS, e-mail, surat, ataupun secara tatap muka. Pilihan atas saluran yang akan digunakan tersebut bergantung pada karakteristik pesan, lokasi penerima, media yang tersedia, kebutuhan tentang kecepatan penyampaian pesan, karakteristik komunikan. 4. Penerima pesan. Pesan yang dikirim oleh komunikator oleh diterima oleh komunikan.
  • 19. 5. Decoding oleh komunikan. Decoding merupakan kegiatan internal dalam diri penerima. Melalui indera, penerima mendapatkan macam-macam data dalam bentuk ‘’mentah’’ berupa kata-kata dan symbol-simbol yang harus diubah kedalam pengalaman-pengalaman yang mengandung makna. Dengan demikian, decoding adalah proses memahami pesan. Apabila semua berjalan lancar, komunikan tersebut menterjemahkan pesan yang diterima dari komunikator dengan benar, memberi arti yang sama pada symbol-simbol sebagaimana yang diharapkan oleh komunikator. 6. Umpan balik. Setelah menerima pesan dan memahaminya, komunikan memberikan respon atau umpan balik. Dengan umpan balik ini, seorang komunikator dapat mengevaluasi efektifitas komunikasi. Umpan balik ini biasanya juga merupakan awal dimulainya suatu siklus proses komunikasi baru, sehingga proses komunikasi berlangsung secara berkelanjutan (Suranto, 2011).
  • 20. Konsep Diri dalam Human Relation (Hubungan Antar Manusia) Orang akan menanggapi peristiwa yang sama secara berbeda-beda, sesuai dengan keadaan dirinya. Secara psikologis kita dapat mengatakan bahwa setiap orang mempersepsi stimuli sesuai dengan karakteristik personalnya. Dalam ilmu komunikasi kita berkata, pesan diberi makna berlainan oleh orang yang berbeda. Kata-kata tidak mempunyai makna; oranglah yang memberi makna (Rakhmat, 2007) . Orang menerima informasi, mengolahnya, menyimpannya, dan menghasilkannya kembali. Proses pengolahan informasi ini yang kita sebut sebagai komunikasi intrapersonal, meliputi sensasi, persepsi, memori, dan berpikir. Sensasi adalah proses menangkap stimuli. Persepsi ialah proses memberi makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Dengan kata lain, persepsi mengubah sensasi menjadi informasi. Memori adalah proses menyimpan informasi dan memangilnya kembali. Berpikir adalah mengolah dan memanipulasikan informasi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan respons (Rakhmat, 2007).
  • 21. Dengan mengamati diri kita, sampailah kita pada gambaran dan penilaian diri kita. Ini disebut konsep diri. Walaupun konsep diri merupakan tema utama psikologi Humanistik yang muncul belakangan ini, pembicaraan tentang konsep diri dapat dilacak sampai William James. James membedakan antara “The I” diri yang sadar dan aktif dan “The Me” diri yang menjadi objek renungan kita. Pada psikologi sosial yang berorientasi pada sosiologi, konsep diri dikembangkan oleh Charles Horton cooley (1864 – 1929), George herbert Mead (1863 – 1931) dan memuncak pada aliran interaksi simbolis yang tokoh terkemukanya adalah Herbert Blumer. Di kalangan Psikologi sosial yang berorientasi pada psikologi, konsep diri tenggelam ketika Behaviorisme berkuasa. Pada tahun 1943, gordon E. Allport menghidupkan kembali konsep diri. Pada teori motivasi Abraham Maslow (1967, 1970) dan Carl Rogers (1970) konsep diri muncul sebagai tema utama Psikologi Humanistik (Rakhmat, 2007). William D. Brooks mendefinisikan konsep diri sebagai “those physical, social and psycological perceptions of ourselves that we have derived from experiences and our interactions of ourselves that we have derived from experiences and our interaction with others” (1974: 40). Jadi konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Persepsi tentang diri ini boleh bersifat psikologi sosial dan fisis (Rakhmat, 2007).
  • 22. Konsep diri bukan hanya sekedar gambaran deskriptif, tetapi juga penilaian anda tentang diri anda. Jadi, konsep diri meliputi apa yang anda pikirkan dan apa yang anda rasakan tentang diri anda (Rakhmat, 2007). Dengan demikian, ada dua komponen konsep diri: komponen kognitif dan komponen afektif. Dalam psikologi sosial, komponen kognitif disebut citra- diri (self image), dan komponen afektif disebut harga-diri (self esteem) (Rakhmat, 2007). Harga diri (self esteem) adalah perasaan percaya diri dan layak menjadi pribadi. Penelitian psikologis telah menunjukkan bahwa rendahnya harga diri terkait dengan berbagai masalah kesehatan mental, termasuk alkoholisme, kegelisahan, dan depresi, yang semuanya menyebabkan masalah pada pekerjaan. Harga diri yang tinggi, di sisi lain, memperbaiki sikap, moral kerja, dan kualitas hidup secara keseluruhan. Di tempat kerja, harga diri yang sehat adalah kunci untuk kinerja terbaik dan pekerjaan berkualitas tinggi, terutama bila pekerjaan secara langsung mempengaruhi orang lain. Harga diri adalah inti dari sebagian besar masalah dalam hubungan manusia (Lamberton, 2014).
  • 23. Teori Self Disclosure (Membuka diri) Dengan membuka diri, konsep diri menjadi lebih dekat pada kenyataan. Bila konsep diri sesuai dengan pengalaman kita, kita akan lebih terbuka untuk menerima pengalaman-pengalaman dan gagasan-gagasan baru, lebih cenderung menghindari sifat defensif, dan lebih cermat memandang diri kita dan orang lain (Rakhmat, 2007). Hubungan antara konsep diri dan membuka diri dapat dijelaskan dengan Johari Window. Dalam Johari Window diungkapkan tingkat keterbukaan dan tingkat kesadaran tentang diri kita (Rakhmat, 2007) Gambar yang disebut Jendela Johari terebut melukiskan bahwa dalam pengembangan hubungan antar seorang dengan yang lainya terdapat empat kemungkinan sebagaimana terwakili melalui suasana di keempat bidang (jendela) itu (Liliweri, 1991).
  • 24. Bidang 1 melukiskan suatu kondisi di mana antara seorang dengan yang lain mengembangkan suatu hubungan yang terbuka sehingga dua pihak saling mengetahui masalah tentang hubungan mereka. Bidang 2 melukiskan bidang buta, masalah hubungan antara kedua pihak hanya diketahui orang lain namun tidak diketahui oleh diri sendiri. Bidang 3 disebut bidang tersembunyi, yakni masalah hubungan antara kedua pihak diketahui diri sendiri namun tidak diketahui orang lain. Bidang 4 bidang tidak dikenal, di mana kedua pihak sama-sama tidak mengetahui masalah hubungan di antara mereka (Liliweri, 1991). Keadaan yang dikehendaki sebenarnya dalam suatu komunikasi antar pribadi ialah Bidang 1, di mana antara komunikator dengan komunikan saling mengetahui makna pesan yang sama. Meskipun demikian kenyataan hubungan antar pribadi tidak seideal yang diharapkan itu. Ini disebabkan karena dalam berhubungan dengan orang lain betapa sering setiap orang mempunyai peluang untuk menyembunyikan atau mengungkapkan masalah yang dihadapinya (Liliweri, 1991).
  • 25. DAFTAR PUSTAKA Davis, Keith. (1989). Human Behaviour At Work, 8th ed. Singapore: McGraw Hill, Inc. Lamberton, lowell. (2014). Human Relations; Strategies for Success, 5th ed. New York: McGraw-Hill Education. Liliweri, Alo. (1991). Komunikasi antar Pribadi. Bandung: Sekeloa. Onong, Uchjana Effendi. (2009). Human Relation dan Public Relation. Bandung: Mandar Maju. Onong, Uchjana Effendy. (2001). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Jakarta: Erlangga. Siagian, Sondang P. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Suranto AW. (2011). Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu.