Hiduplah sesukamu, namun sesungguhnya akhir kehidupanmu adalah kematian; cintailah siapa saja sekehendakmu, tetapi sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya; lakukanlah apa saja semaumu, namun sesungguhnya engkau akan diberi balasan.
Sudah menjadi kewajiban bagi setiap muslim untuk taat & beribadah kepada Allah SWT dengan sepenuh tenaga, selama jiwa masih dikandung raga. Namun sayangnya masih banyak kaum muslim yang belum memahami hakikat sebenarnya dari beramal dengan cara yan benar, sehingga amalan menjadi sia-sia dan tak mendapat tujuan yang diinginkan karena tak sesuai dengan tuntunan. InsyaAllah materi ini akan memberikan bimbingan untuk beramal dengan jalan yang telah di syariatkan oleh Allah SWT. Allahu'alam bishawab.
Presentasi yang menjelaskan kenapa kita harus meniatkan segalanya karena Allah dan kenapa ngaji secara rutin dan istiqomah itu penting. File PPT bisa didownload di http://bit.ly/NiatDanNgaji
Bantu share ya...
Hiduplah sesukamu, namun sesungguhnya akhir kehidupanmu adalah kematian; cintailah siapa saja sekehendakmu, tetapi sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya; lakukanlah apa saja semaumu, namun sesungguhnya engkau akan diberi balasan.
Sudah menjadi kewajiban bagi setiap muslim untuk taat & beribadah kepada Allah SWT dengan sepenuh tenaga, selama jiwa masih dikandung raga. Namun sayangnya masih banyak kaum muslim yang belum memahami hakikat sebenarnya dari beramal dengan cara yan benar, sehingga amalan menjadi sia-sia dan tak mendapat tujuan yang diinginkan karena tak sesuai dengan tuntunan. InsyaAllah materi ini akan memberikan bimbingan untuk beramal dengan jalan yang telah di syariatkan oleh Allah SWT. Allahu'alam bishawab.
Presentasi yang menjelaskan kenapa kita harus meniatkan segalanya karena Allah dan kenapa ngaji secara rutin dan istiqomah itu penting. File PPT bisa didownload di http://bit.ly/NiatDanNgaji
Bantu share ya...
“Demi masa, sesungguhnya semua orang benar-benar berada di dalam kerugian.
Kecuali orang-orang yang beriman, beramal salih, saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran.” (QS. al-’Ashr : 1-3)
Materi Kajian Mingguan pertemuan 21 "Menjadi Orang yang Lebih Beruntung" bisa didownload di channel telegram https://t.me/MateriKajianMingguan
Semoga menjadi amal sholeh yg terus mengalir pahalanya untuk kita semua. Aamiin YRA
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (TQS. Ali ‘Imrân [3]: 133)
“Demi masa, sesungguhnya semua orang benar-benar berada di dalam kerugian.
Kecuali orang-orang yang beriman, beramal salih, saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran.” (QS. al-’Ashr : 1-3)
Materi Kajian Mingguan pertemuan 21 "Menjadi Orang yang Lebih Beruntung" bisa didownload di channel telegram https://t.me/MateriKajianMingguan
Semoga menjadi amal sholeh yg terus mengalir pahalanya untuk kita semua. Aamiin YRA
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (TQS. Ali ‘Imrân [3]: 133)
Memahami Kandungan Surat Al-Humazah, Al-Asr dan Menghormati Orang tuaQueenDaresa
Assalamu'alaikum, Hallo semuanya kali ini mengenai kandungan Surat pendek dalam al-quran dan memahami hadist, dibuat oleh Daraista Az zukhruf Dan Lely Ramadhanti Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Fatahillah (STIT FATAHILLAH) Program Studi Pendidikan Guru Madrasah (PGMI)
Kampung Keluarga Berkualitas merupakan salah satu wadah yang sangat strategis untuk mengimplementasikan kegiatan-kegiatan prioritas Program Bangga Kencana secara utuh di lini
lapangan dalam rangka menyelaraskan pelaksanaan program-program yang dilaksanakan Desa
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Hubbud dunya adalah cinta dunia yang berlebihan
1. Hubbud Dunya adalah cinta dunia yang berlebihan, merupakan induk
segala kesalahan (maksiat) serta perusak agama.
Penyakit inilah yang menyebabkan seorang muslim menjadi lemah. Sehingga musuh-musuh
dengan leluasa menebar rasa takut dan sifat pengecut dalam dirinya, syaitan-syaitan
(manusia dan jin) dengan mudah menyesatkannya. Sementara orang-orang kafir dan musuh
Islam lainnya memandangnya dengan sebelah mata.
TAFSIR
Kecelakaan bagi Setiap Pengumpat dan Pencela
Surah ini diawali dengan kata-kata paling kuat dari suatu
ancaman. Dikatakan, Celakalah bagi setiap pengumpat, lagi pencela…
Yakni orang-orang yang melukai hati orang lain dengan
ucapan, tingkah laku, mimik, dan sindiran kasar di depan atau
di belakang yang digunjing. Mereka menggunjing orang-orang
dan menghina mereka dengan motif-motif jahat.
Istilah bahasa Arab humazah dan lumazah digunakan dalam
bentuk penguatan yang kokoh. Istilah humazah didasarkan pada
SURAH AL-’ASHR AYAT 1-3
304 TAF SIR NU R U L Q U R A N XX
hamz, yang semula berarti “memecahka n”. Dan, karena para
pengumpat dan pencela itu memecahkan kepribadian orang lain,
maka istilah humazah ini digunakan untuk mereka. Sedangkan
istilah lumazah yang bersumber dari kata lamz berarti menggunjing
dan menghina.
Para mufasir berbeda pendapat ketika mengomentari dua
istilah tersebut dalam pengertian “penggunjing”. Yang satu
menyebutkan sebagai suatu penekanan; yang lain memungkinkan
adanya perbedaan di antara keduanya.
Sebagian mufasir berpandangan, istilah humazah artinya
“penggunjing”, sedangkan lumazah artinya “pencari-cari kesalahan”.
Sementara sebagian lagi berpendapat, istilah humazah
berarti “orang-orang yang melakukan hinaan-hinaan dengan
tangan-tangan dan wajah mereka ketika berusaha menemukan
kesalahan-kesalahan pada orang lain”. Sedangkan lumazah diperuntukkan
bagi “orang-orang melakukan tindakan ini dengan
lisan mereka”.
Pendapat yang lain lebih menekankan pada cara dari si
pengumpat/pencela tersebut. Istilah pertama, humazah diartikan
dengan mencari-cari kesalahan orang lain “di hadapan mereka”,
sedangkan yang kedua, lumazah dilakukan di belakang punggung
mereka.
Sebagian lain beranggapan yang pertama berarti “mencaricari
kesalahan secara terang-terangan”, sedangkan yang kedua
artinya “mencari-cari kesalahan secara halus yang dilakukan
dengan mata dan alis mata”.
Terkadang juga kedua istilah ini ditujukan kepada “orang
yang menghina orang lain dengan menggunakan julukan-julukan
rendah pada mereka”.
2. Namun, dari seluruh pendapat di atas dapat dipahami,
bahwa dua istilah ini sama-sama digunakan dalam pengertian
yang luas, sehingga ia mencakup setiap usaha mencari-cari kesalahan,
menghina, menggunjing, menyindir, dan mencemooh
dengan lisan atau dengan mimik wajah.
Dalam kejadian apapun , istilah wail, “celakalah”, merupa305
kan ancaman keras terhadap manusia durhaka dan, sejatinya
al-Quran mengambil sikap serius terhadap orang-orang seperti
ini. Untuk perbuatan seperti ini, sejumlah pengertian khusus
terhadap mereka tidak disebutkan untuk dosa lain yang sama
dengannya. Misalnya, dalam Surah at-Taubah:80, setelah mengancam
orang yang buta hatinya dengan azab pedih atas olokolok
mereka kepada orang beriman, al-Quran mengatakan, Engkau
(Muhammad) memohonkan ampunan bagi mereka ampunan atau
engkau tidak memohonkan ampun bagi mereka, (dosa-dosa mereka tidak
bisa diampuni). Kendatipun engkau memohonkan ampun bagi mereka
sebanyak 70 kali, Allah tidak akan pernah mengampuni mereka…
Selaras dengan gagasan di atas, Surah al-Munâfiqûn:5 memberikan
penjelasan mengenai orang-orang munafik yang mencemooh
Nabi saw sebagai berikut: Dan jika dikatakan kepada mereka,
“Marilah! Nabi Allah akan memberikan pengampunan bagimu”,
mereka memalingkan kepala mereka dan engkau menyaksikan mereka
berlalu sedangkan mereka adalah orang-orang yang sombong.
Sebenarnya, dari sudut pandang Islam, kemuliaan manusia
dipandang sangat terhormat sehingga segala sesuatu yang
menyebabkan mereka terhina dipandang sebagai dosa besar.
Dalam suatu kesempatan, Rasulullah saw bersabda, “Serendahrendahnya
manusia adalah ia yang menghina manusia”.3
Ayat selanjutnya mengacu pada sumber perilaku buruk
manusia, yang acap kali berasal dari arogansi dan kesombongan
disebabkan kekayaan mereka. Ayat mengatakan, Yang menimbun
harta dan menghitung-hitungnya.
Sebagian besar dari manusia sangat menggemari kekayaan
sehingga ia selalu menghitung- hitung koin emasnya atau hal-hal
lain dari kekayaannya, dan menikmati perolehannya itu seolaholah
menjadikan masing-masing dari apa yang didapatkan itu
sebagai berhala bagi dirinya. Dengan kata lain, mereka menganggap
kekayaan sebagai pusat dari segala sesuatu dalam kepribadiannya.
Kita sangat sering menjumpai, orang-orang bodoh dan
sesat itu senantiasa mencemooh orang beriman yang miskin.
Istilah ‘addadah berdasar pada kata ‘add yang artinya “menghitung-hitung;
menjumlah-jumlah”. Tapi ada pendapat lain
mengatakan kata tersebut berdasar pada ‘uddah, “perbekalan”
Ciri-Ciri Orang Yang Dijamin Masuk Surga Oleh Allah Dan Rsulnya
Pasti kalian semua ingin masuk surga bukan? nah dari pada itu kita harus memenhi pintah-printah
allah swt, sebagai berikut :
1. Memberi Makan.
3. Makan dan minum merupakan kebutuhan manusia yang harus dipenuhi oleh masing-masing orang,
namun karena berbagai persoalan dalam kehidupan manusia, maka banyak orang yang tidak bisa
memenuhinya atau bisa memenuhi tapi tidak sesuai dengan standar kesehatan, karena itu, bila kita
ingin mendapat jaminan masuk surga, salah satu yang harus kita lakukan dalam hidup ini adalah
memberi makan kepada orang yang membutuhkannya.
Rasulullah saw bersabda: “Sembahlah Allah Yang Maha Rahman, berikanlah makan, tebarkanlah
salam, niscaya kamu masuk surga dengan selamat ” (HR. Tirmidzi)
2. Menyambung Silaturrahim.
Hubungan antar sesama manusia harus dijalin dengan sebaik-baiknya, antara sesama saudara dalam
iman, terutama yang berasal dari rahim ibu yang sama yang kemudian disebut dengan saudara
dalam nasab.
Bila ini selalu kita perkokoh, maka di dalam hadits di atas, kita mendapatkan jaminan surga dari
Rasulullah saw, sedangkan bila kita memutuskannya, maka kitapun terancam tidak masuk surga.
Rasulullah saw bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang suka memutuskan, Sufyan berkata
dalam riwayatnya: yakni memutuskan tali persaudaraan ” (HR. Bukhari dan Muslim).
“Ketika Rasulullah saw bertanya kepada pada sahabat tentang maukah aku beritahukan kepada
kalian tentang orang yang akan menjadi penghuni surga? diantaranya beliau menjawab: Seorang
laki-laki yang mengunjungi saudaranya di penjuru kota dengan ikhlas karena Allah ” (HR. Ibnu Asakir,
Abu Na’im dan Nasa’i).
3. Shalat Malam
Tempat terpuji di sisi Allah swt adalah surga yang penuh dengan kenikmatan yang tiada terkira,
karenanya salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk bisa diberi tempat yang terpuji itu adalah
dengan melaksanakan shalat tahajjud saat banyak manusia yang tertidur lelap, Allah swt berfirman:
“Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan
bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji ” (QS Al Isra
[17]:79).
Manakala seseorang sudah rajin melaksanakan shalat tahajjud, ia merasa menjadi seorang yang
begitu dekat dengan Allah swt dan bukti kedekatannya itu adalah dengan tidak melakukan
penyimpangan dari ketentuan Allah swt meskipun peluang untuk menyimpang sangat besar dan bisa
jadi ia mendapatkan keuntungan duniawi yang banyak.
4. Memudahkan Orang Lain.
Dalam hidupnya, ada saat manusia mengalami kesenangan hidup dengan segala kemudahannya,
namun pada saat lain bisa jadi ia mengalami kesulitan dan kesengsaraan.
Karena itu, sesama manusia idealnya bisa saling memudahkan, termasuk dalam jual beli. Manakala
kita sudah bisa memudahkan orang lain, maka salah satu faktor yang membuat manusia mendapat
jaminan surga telah diraihnya. Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa memudahkan o rang yang
kesulitan, Allah memudahkannya di dunia dan akhirat ” (HR. Ibnu Majah dari Abu Hurairah).
5. Berjihad.
Islam merupakan agama yang harus disebarkan dan ditegakkan dalam kehidupan di dunia ini,
bahkan ketika dengan sebab disebarkan dan ditegakkan itu ada pihak-pihak yang tidak menyukainya,
lalu mereka memerangi kaum muslimin, maka setiap umat Islam harus memiliki semangat dan
tanggungjawab untuk berjihad dengan pengorbanan harta dan jiwa sekalipun.
6. Tidak Sombong.
Takabbur atau sombong adalah menganggap dirinya lebih dengan meremehkan orang lain,
karenanya orang yang takabbur itu seringkali menolak kebenaran, apalagi bila kebenaran itu datang
dari orang yang kedudukannya lebih rendah dari dirinya.
4. Oleh karena itu, bila kita mati dalam keadaan terbebas dari kesombongan amat mendapatkan
jaminan masuk surga, Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang mati dan ia terbebas dari tiga hal,
yakni sombong, fanatisme dan utang, maka ia akan masuk surga ” (HR. Tirmidzi).
7. Tidak Memiliki Fanatisme Yang Berlebihan.
Tidak bisa dipungkiri bahwa manusia termasuk kaum muslimin hidup dengan latar belakang yang
berbeda-beda, termasuk latar belakang kelompok, baik karena kesukuan, kebangsaan maupun
golongan-golongan ber-dasarkan organisasi maupun paham keagamaan dan partai politik, hal ini
disebut dengan ashabiyah.
8. Terbebas Dari Utang.
Dalam hidup ini, manusia seringkali melakukan hubungan muamalah dengan sesamanya, salah
satunya adalah transaksi jual beli. Namun dalam proses jual beli tidak selalu hal itu dilakukan secara
tunai atau seseorang tidak punya uang padahal ia sangat membutuhkannya, maka iapun meminjam
uang untuk bisa memenuhi kebutuhannya, inilah yang kemudian disebut dengan utang.
Rasulullah saw bersabda: “Berhati-hatilah dalam berutang, sesungguhnya berutang itu suatu
kesedihan pada malam hari dan kerendahan diri (kehinaan) pada siang hari ” (HR. Baihaki)
9. Peka Terhadap Peringatan.
Peka terhadap peringatan membuat seseorang mudah menerima segala peringatan dan nasihat dari
siapapun agar waspada terhadap segala bahaya dalam kehidupan di dunia dan akhirat, sikap ini
merupakan sesuatu yang amat penting karena setiap manusia amat membutuhkan peringatan dari
orang lain, karenanya orang seperti itu akan mudah menempuh jalan hidup yang benar sehingga
mendapat jaminan akan masuk ke dalam surga.
10. Menahan Amarah
Al ghadhab atau marah merupakan salah satu sifat yang sangat berbahaya sehingga ia telah
menghancurkan manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Ada beberapa bahaya dari sifat
marah yang harus diwaspadai.
Pertama, merusak iman, karena semestinya bila seseorang sudah beriman dia akan memiliki akhlak
yang mulia yang salah satunya adalah mampu mengendalikan dirinya sehingga tidak mudah marah
kepada orang lain.
Rasulullah saw bersabda: “Marah itu dapat merusak iman seperti pahitnya jadam merusak manisnya
madu ” (HR. Baihaki).
Kedua, mudah mendapatkan murka dari Allah swt terutama pada hari kiamat, karena itu pada saat
kita hendak marah kepada orang lain mestinya kita segera mengingat Allah sehingga tidak
melampiaskan kemarahan dengan hal-hal yang tidak benar.
Allah swt berfirman sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Qudsi:
“Wahai anak Adam, ingatlah kepada-Ku ketika kamu marah. Maka Aku akan mengingatmu jika Aku
sedang marah (pada hari akhir) “.
Ketiga, mudah marah juga akan mudah menyulut kemarahan orang lain sehingga hubungan kita
kepada orang lain bisa menjadi renggang bahkan terputus sama sekali. Oleh karena itu, seseorang
baru disebut sebagai orang yang kuat ketika ia mampu mengendalikan dirinya pada saat marah
sehingga kemarahan itu dalam rangka kebenaran bukan dalam rangka kebathilan.
Rasulullah saw bersabda: “Orang kuat bukanlah yang dapat mengalahkan musuh, namun orang yang
kuat adalah orang yang dapat mengontrol dirinya ketika marah ” (HR. Bukha ri dan Muslim).
11. Ikhlas Menerima Kematian Anak dan OrangYangDicintai.
Setiap orang yang berumah tangga pasti mendambakan punya anak, karena anak itu menjadi
harapan masa depan dan kesinambungan keluarga. Karenanya bahagia sekali seseorang bila
dikaruniai anak, baik laki maupun perempuan.
5. Rasulullah saw bersabda: “Tidaklah mati tiga anak seseorang, lalu dia merelakannya (karena Allah)
kecuali dia rnasuk surga”. Seorang wanita bertanya: “atau dua orang anak juga, wahai Rasulullah?”.
Beliau menjawab: “atau dua anak” (HR. Muslim).
12. Bersaksi Atas Kebenaran Al-Qur’an.
Al-Qur’an merupakan kitab suci yang tidak perlu diragukan lagi kebenarannya oleh setiap muslim,
namun kenyataan menunjukkan tidak semua muslim mau bersaksi dalam arti menjadi pembela
kebenaran Al-Qur’an dari orang yang menentang dan meragukannya, bahkan tidak sedikit muslim
yang akhimya larut dengan upaya kalangan non muslim yang berusaha meragukan kebenaran mutlak
Al-Qur’an.
13. Berbagi Kepada Orang Lain.
Banyak kebaikan yang harus kita lakukan dalam hidup ini sehingga kebaikan-kebaikan yang kita
laksanakan itu membuat kita menjadi manusia yang dirasakan manfaat keberadaan kita bagi orang
lain sehingga apapun yang kita miliki memberi manfaat yang besar bagi orang lain apalagi bila hal i tu
memang amat dibutuhkan oleh manusia.
14. Hakim Yang Benar.
Dalam hidup ini banyak sekali perkara antar manusia yang harus diselesaikan secara hukum sehingga
diperlukan pengadilan yang mampu memutuskan perkara secara adil, untuk itu diperlukan hakim
yang adil dan bijaksana sehingga ia bisa memutuskan perkara dengan sebaik-baiknya. Bila ada hakim
yang baik, maka ia akan mendapat jaminan bisa masuk ke dalam surga.
Rasulullah saw bersabda: Hakim-hakim itu ada tiga golongan, dua golongan di neraka dan satu
golongan di surga: Orang yang mengetahui yang benar lalu memutus dengannya, maka dia di surga.
Orang yang memberikan keputusan kepada orang-orang di atas kebodohan, maka dia itu di neraka
dan orang yang mengetahui yang benar lalu dia menyeleweng dalam member ikan keputusan, maka
dia di neraka (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’l, Ibnu Majah dan Hakim
CINTA PADA DUNIA ITU POKOK (sumber) SEGALA DOSA
Ahmad Albadawy: "Berhati -hatilah daripada Cinta Dunia, karena itu adalah bibit dari segala dosa dan
merusak amal shalih."
Orang boleh kaya dunia, tetapi Rasulullah melarang JANGAN CINTA DUNIA. Seperti Nabi Sulaiman
Alaihissalam dan para Sahabat yang kaya, kita harus menundukkan dunia, dunia tidak boleh
diletakkan dalam hati.
Hai Abdul Aal; Kasihanilah anak yatim dan berikan pakaian kepada orang yang tidak berpakaian, dan
hormatilah tamu juga orang gharib (rantau), Semoga dengan begitu engkau diterima oleh Allah.
Dan perbanyaklah dzikir, jangan sampai termasuk golongan orang yang lalai disisi Allah.
Dan ketahuilah bahwa satu raka'at diwaktu malam lebih baik dari seribu rakaat diwaktu siang,
Dan jangan mengejek bala'/musibah yang menimpa seseorang,
Dan jangan berkata ghibah atau namimah (menyebut kejelekan orang, mengadu domba sesama)
Dan jangan membalas, mengganggu pada orang yang mengganggumu.
Dan ma'afkanlah orang yang aniaya kepadamu
Dan berilah pada orang yang bakhil kepadamu
Dan berlaku baiklah pada orang yang jahat kepadamu
Dan sebaik-baik akhlak budi pekertinya adalah yang sempurna imannya
Dan siapa yang tidak berilmu maka tidak berharga di dunia dan akhirat
6. Dan siapa yang tidak sabar maka tidak berguna ilmunya
Dan siapa yang tidak dermawan maka tidak mendapat keuntungan dari kekayaannya
Siapa yang tidak sayang sesama manusia maka tidak mendapat syafa'at disisi Allah
Siapa yang tidak sabar maka tidak mudah selamat
Dan siapa yang tidak bertaqwa maka tidak berharga disisi Allah
Dan siapa mempunyai sifat-sifat ini maka tidak mendapat tempat di surga.
Berdzikirlah kepada Allah dengan hati yang hadir (khusyu'), dan berhati-hati daripada lalai, sebab lalai
itu menyebabkan hati beku. Dan serahkan dirimu kepada Allah, relakan hatimu menerima bala' ujian
sebagaimana kegembiraanmu ketika menerima nikmat, dan kalahkan hawa nafsu dengan
meninggalkan syahwat. (al hikam)
Barangkali penting bagi kita mengenal ciri-ciri orang yang jatuh cinta berlebihan pada dunia. Diantara ciri -cirinya
adalah:
Kalau ngomong pasti masalah dunia melulu. Tidak ada tema omongan selain harta, jabatan, hiburan, dan aneka
kesenangan lainnya, mulai bangun tidur sampai tidur lagi. Pendek kata, otak dan benaknya hanya terisi dengan
dunia, yang lain tidak ada. Ia tidak pernah berpikir bagaimana nanti kalau sudah mati, apa yang mesti ia bawa
menghadap Allah yang Maha Segala. Orang demikian pasti akan disiksa oleh keinginannya. Ia selalu sibuk
memikirkan yang tidak ada. Sudah punya mobil tahun 2002, ia sibuk berpikir bagaimana bisa memiliki mobil
tahun 2004. Sudah punya rumah tipe 36 yang dipikirkan adalah rumah tipe 70. Demikian seterusnya.