Dokumen tersebut membahas manajemen pasien perioperatif dan perawatan intensif, manajemen cairan, serta dukungan ginjal. Beberapa poin utama meliputi monitoring kinerja jantung dan tekanan darah pasien, penggunaan obat inotropik dan vasopresor, pencegahan dan penanganan gagal ginjal perioperatif, serta penggunaan terapi pengganti ginjal. Dokumen ini juga membahas faktor-faktor yang dapat memperpanjang masa perawatan
Tiga komplikasi utama pasca bedah jantung adalah perdarahan berlebihan, shock refraktori, dan gangguan pernapasan seperti pneumonia. Pengetahuan mengenai patogenesis dan penatalaksanaan komplikasi-komplikasi ini dapat menyelamatkan pasien.
Angiografi koroner perkutan merupakan tindakan kateterisasi dengan menyemprotkan zat kontras ke dalam arteri koroner untuk melihat anatomi arteri koroner sehingga dapat mendeteksi ada atau tidaknya penyempitan (stenosis) yang dimonitor melalui sinar X
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai layanan kateterisasi jantung di Rumah Sakit Harapan Kita, mencakup pencapaian kinerja unit non rawat inap tahun 2017, fasilitas pelayanan bedah dan diagnostik invasif, layanan cathlab dan layanan unggulan baru 2014-2017 seperti EVAR, TAVI, dan tindakan aritmia. Dokumen ini juga membahas strategi peningkatan layanan rujukan kardiovaskular dan skema pendampingan intervensi
Studi ini mengevaluasi hubungan antara episode subklinis tingkat atrium cepat yang terdeteksi oleh alat pacu jantung dan risiko stroke iskemik. Dari 2.580 pasien yang diikuti selama rata-rata 2,5 tahun, 261 pasien (10,1%) mengalami episode subklinis tingkat atrium cepat dalam 3 bulan. Episode subklinis ini dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke iskemik atau emboli sistemik dan fibrilasi atrium klinis. Studi ini men
Ringkasan dokumen tersebut adalah: Teknik anestesia yang digunakan untuk operasi laparoscopy meliputi anestesia umum, lokal, dan regional. Anestesia umum direkomendasikan untuk prosedur laparoscopy yang lebih lama karena dapat mengendalikan ventilasi dan tekanan intraabdominal. Anestesia lokal dan regional memberikan keuntungan pemulihan yang lebih cepat namun perlu dipertimbangkan faktor teknis dan kemampuan pasien.
MANAJEMEN PENDERITA HEMOFILIA PADA ANAK YANG MENGALAMI PROSEDUR PEMBEDAHANSupri Adi
Manajemen penderita hemofilia yang mengalami prosedur pembedahan membutuhkan terapi pengganti faktor pembekuan darah untuk mencegah perdarahan dan menjaga nilai faktor normal. Manajemen hemostasis perioperatif harus dilakukan dengan baik untuk mencegah perdarahan selama dan sesudah operasi, mengingat risiko perdarahan tinggi pada penderita hemofilia.
CVP digunakan untuk memantau tekanan vena sentral dan fungsi ventrikel kanan. Nilai normal CVP adalah 3-8 mmHg. Komplikasi yang dapat terjadi meliputi emboli udara, pneumotoraks, dan infeksi, namun dapat dicegah dengan teknik steril dan memantau tanda infeksi.
MWG Big Data & Media - Stef van Grieken (Het Nieuwe Stemmen)MWG verbindt media
De MWG organiseerde op dinsdag 20 november 2012 in CoolBrands House in Amsterdam een kennis- en inspiratiesessie rondom het thema Big Data. Wat is het en wat zijn de trends? Big Data wordt ook in de media-industrie ongetwijfeld een big issue.
Moderator: John Faasse (Uitbijter). Sprekers: Marjolijn Kamphuis (Medeoprichter en CEO Foodzy.com/Eigenaar OKGO), Stef van Grieken (Voorzitter Het Nieuwe Stemmen), Nick North (Global lead media GfK UK), Stephan Noller (CEO nugg.ad), Mervyn Brookson (Manager Business Information & Performance UM).
Tiga komplikasi utama pasca bedah jantung adalah perdarahan berlebihan, shock refraktori, dan gangguan pernapasan seperti pneumonia. Pengetahuan mengenai patogenesis dan penatalaksanaan komplikasi-komplikasi ini dapat menyelamatkan pasien.
Angiografi koroner perkutan merupakan tindakan kateterisasi dengan menyemprotkan zat kontras ke dalam arteri koroner untuk melihat anatomi arteri koroner sehingga dapat mendeteksi ada atau tidaknya penyempitan (stenosis) yang dimonitor melalui sinar X
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai layanan kateterisasi jantung di Rumah Sakit Harapan Kita, mencakup pencapaian kinerja unit non rawat inap tahun 2017, fasilitas pelayanan bedah dan diagnostik invasif, layanan cathlab dan layanan unggulan baru 2014-2017 seperti EVAR, TAVI, dan tindakan aritmia. Dokumen ini juga membahas strategi peningkatan layanan rujukan kardiovaskular dan skema pendampingan intervensi
Studi ini mengevaluasi hubungan antara episode subklinis tingkat atrium cepat yang terdeteksi oleh alat pacu jantung dan risiko stroke iskemik. Dari 2.580 pasien yang diikuti selama rata-rata 2,5 tahun, 261 pasien (10,1%) mengalami episode subklinis tingkat atrium cepat dalam 3 bulan. Episode subklinis ini dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke iskemik atau emboli sistemik dan fibrilasi atrium klinis. Studi ini men
Ringkasan dokumen tersebut adalah: Teknik anestesia yang digunakan untuk operasi laparoscopy meliputi anestesia umum, lokal, dan regional. Anestesia umum direkomendasikan untuk prosedur laparoscopy yang lebih lama karena dapat mengendalikan ventilasi dan tekanan intraabdominal. Anestesia lokal dan regional memberikan keuntungan pemulihan yang lebih cepat namun perlu dipertimbangkan faktor teknis dan kemampuan pasien.
MANAJEMEN PENDERITA HEMOFILIA PADA ANAK YANG MENGALAMI PROSEDUR PEMBEDAHANSupri Adi
Manajemen penderita hemofilia yang mengalami prosedur pembedahan membutuhkan terapi pengganti faktor pembekuan darah untuk mencegah perdarahan dan menjaga nilai faktor normal. Manajemen hemostasis perioperatif harus dilakukan dengan baik untuk mencegah perdarahan selama dan sesudah operasi, mengingat risiko perdarahan tinggi pada penderita hemofilia.
CVP digunakan untuk memantau tekanan vena sentral dan fungsi ventrikel kanan. Nilai normal CVP adalah 3-8 mmHg. Komplikasi yang dapat terjadi meliputi emboli udara, pneumotoraks, dan infeksi, namun dapat dicegah dengan teknik steril dan memantau tanda infeksi.
MWG Big Data & Media - Stef van Grieken (Het Nieuwe Stemmen)MWG verbindt media
De MWG organiseerde op dinsdag 20 november 2012 in CoolBrands House in Amsterdam een kennis- en inspiratiesessie rondom het thema Big Data. Wat is het en wat zijn de trends? Big Data wordt ook in de media-industrie ongetwijfeld een big issue.
Moderator: John Faasse (Uitbijter). Sprekers: Marjolijn Kamphuis (Medeoprichter en CEO Foodzy.com/Eigenaar OKGO), Stef van Grieken (Voorzitter Het Nieuwe Stemmen), Nick North (Global lead media GfK UK), Stephan Noller (CEO nugg.ad), Mervyn Brookson (Manager Business Information & Performance UM).
Teknik hipotensi terkendali melibatkan penurunan tekanan darah sistolik sampai 80-90 mmHg atau MAP 50-60 mmHg untuk mengurangi perdarahan, memperbaiki lapangan operasi, mempercepat operasi, dan mengurangi transfusi darah. Teknik ini melibatkan penggunaan agen hipotensi, manuver posisi, kontrol ventilasi, dan monitor pasien secara ketat.
Dokumen tersebut membahas anestesi pada bedah saraf dan beberapa aspek khususnya anestesi untuk bedah fossa posterior. Hal-hal penting yang dibahas antara lain anatomi fossa posterior, tujuan anestesia untuk menjaga tekanan intrakranial dan hemodinamik stabil, serta pencegahan komplikasi seperti edema otak dan trombosis.
Dokumen tersebut membahas terapi pengganti ginjal kontinu (CRRT) untuk pasien ginjal akut (AKI) di ICU. CRRT digunakan untuk mengeluarkan zat-zat yang tidak terpakai, mengatur keseimbangan asam basa dan elektrolit, serta membantu stabilitas hemodinamik dan keseimbangan cairan. Terdapat beberapa jenis CRRT seperti CVVH, CVVHD, dan CVVHDF yang berbeda dalam prinsip kerjanya
Dokumen ini membincangkan penjagaan khusus sistem endokrina pra dan pos pembedahan. Ia menyenaraikan langkah-langkah pra pembedahan seperti rawatan anti-tiroid dan pemeriksaan darah. Dokumen ini juga menyenaraikan perjagaan pos pembedahan seperti pemantauan tanda vital, rehabilitasi pernafasan dan diet. Ia juga membincangkan rehabilitasi untuk pelbagai keadaan endokrin seperti hipertiroidisme, hipotiroidisme dan diabetes.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Sindrom Infus Propofol (PRIS) adalah komplikasi jarang terkait dengan pemberian dosis tinggi dan jangka panjang propofol, yang dapat menyebabkan gagal jantung, rhabdomyolysis, dan gagal ginjal.
2) PRIS disebabkan oleh gangguan metabolisme asam lemak di mitokondria akibat penggunaan propofol dosis tinggi dan jangka panjang.
3) Gejala klinis PRIS ant
Teknik hipotensi terkendali melibatkan penurunan tekanan darah sistolik sampai 80-90 mmHg atau MAP 50-60 mmHg untuk mengurangi perdarahan, memperbaiki lapangan operasi, mempercepat operasi, dan mengurangi transfusi darah. Teknik ini melibatkan penggunaan agen hipotensi, manuver posisi, kontrol ventilasi, dan monitor pasien secara ketat.
Dokumen tersebut membahas anestesi pada bedah saraf dan beberapa aspek khususnya anestesi untuk bedah fossa posterior. Hal-hal penting yang dibahas antara lain anatomi fossa posterior, tujuan anestesia untuk menjaga tekanan intrakranial dan hemodinamik stabil, serta pencegahan komplikasi seperti edema otak dan trombosis.
Dokumen tersebut membahas terapi pengganti ginjal kontinu (CRRT) untuk pasien ginjal akut (AKI) di ICU. CRRT digunakan untuk mengeluarkan zat-zat yang tidak terpakai, mengatur keseimbangan asam basa dan elektrolit, serta membantu stabilitas hemodinamik dan keseimbangan cairan. Terdapat beberapa jenis CRRT seperti CVVH, CVVHD, dan CVVHDF yang berbeda dalam prinsip kerjanya
Dokumen ini membincangkan penjagaan khusus sistem endokrina pra dan pos pembedahan. Ia menyenaraikan langkah-langkah pra pembedahan seperti rawatan anti-tiroid dan pemeriksaan darah. Dokumen ini juga menyenaraikan perjagaan pos pembedahan seperti pemantauan tanda vital, rehabilitasi pernafasan dan diet. Ia juga membincangkan rehabilitasi untuk pelbagai keadaan endokrin seperti hipertiroidisme, hipotiroidisme dan diabetes.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Sindrom Infus Propofol (PRIS) adalah komplikasi jarang terkait dengan pemberian dosis tinggi dan jangka panjang propofol, yang dapat menyebabkan gagal jantung, rhabdomyolysis, dan gagal ginjal.
2) PRIS disebabkan oleh gangguan metabolisme asam lemak di mitokondria akibat penggunaan propofol dosis tinggi dan jangka panjang.
3) Gejala klinis PRIS ant
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
2. Pendahuluan
Komponen pelayanan pasien
▪ Manajemen medis gagal jantung
▪ Manajemen anestesi pada saat operasi
▪ Manajemen dari aspek operasi
▪ Manajemen perioperative pasien Manajemen Perioperatif
merupakan suatu hal yang sangat kompleks
3. Periode Perioperative
Setting pasien operatif
▪ Pasien rawat jalan
▪ Pasien rawat inap
▪ Pasien perawatan ruang intensif jantung
▪ Pasien perawatan ruang intensif
▪ Pasien ruang gawat darurat
4. Periode Immediate Postoperative
▪ Prediktor penting untuk tingkat keamanan post perioperatif
adalah kesuksesan operasi yang telah direncanakan dengan
matang dan diaplikasikan secara benar pada saat operasi
▪ Pada pasien ill conceived atau ill executed atau dengan tingkat
keparahan penyakit yang lanjut menunjukkan prognosis yang
buruk
5. Monitoring dan Penggunaan Obat
Inotropik
▪ Pasien CPB (Cardiopulmonary Bypass)
mengalami penurunan kontraktilitas miokard
▪ Pengawasan Cardiac Output diperlukan untuk
mencegah atau mendeteksi secara cepat Low
Cardiac Output State (LCOS)
▪ Penggunaan inotropic akan sangat membantu.
Dua kelas inotropic yang dapat dipergunakan
adalah katekolamin dan pospordiesterase III
inhibitor (PDEIs)
8. Pemberian Obat Vasopresor
▪ Tekanan darah dengan MAP<60 mmHg atau diastolic <40 mmHg
akan menyebabkan disfungsi renal, menurunkan perfusi liver dan
menginduksi inadekuasi aliran darah coroner
▪ Pada keadaan cardiac output yang tinggi atau normal dengan
tekanan darah yang rendah “inflammatory vasodilatory state”
dan post CPB vasoplegia. vasopressor
▪ Agent vasopressor yang dapat dipergunakan : norepinephrine,
phenylephrine, dan vasopressin
9.
10. Dukungan Mekanik
▪ Beberapa pasien yang telah menerima terapi medikamentosa
yang adekuat, sering mengalami LCOS dan hipotensi yang
menetap
▪ Lini pertama yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan
IABP (Intra Aortic Balloon Pump)
▪ Hemofiltrasi pada pasien dengan gagal ginjal akut, baik pada saat
saat pelaksanaan tindakan operasi dan setelah tindakan
11. Masalah Non Hemodinamik
Beberapa langkah penting untuk menghindari perdarahan
postoperative:
1. Pengukuran International Normalized Ratio (INR), fibrinogen,
dan activated partial throboplastin time (APTT)
2. Penggunaan Protamine
3. Penggunaan platelet
4. Penggunaan agent antifibrinolitik
5. Penggunaan Fresh Frozen Plasma (FFP)
6. Penggunaan Cryoprecipitate
12. Masalah Non Hemodinamik
▪ Pasien harus segera diberikan tindakan operatif jika pada
mediastinal drainage menunjukkan kecepatan perdarahan tinggi
(>200ml/jam) Pertimbangkan kejadian cardiac tamponade
atau hemothorax
▪ Kejadian AF pada pasien gagal jantung post pembedahan
cenderung menciptakan disfungsi diastolic
▪ Diperlukan penanganan preoperatif, durante dan postoperatif
13. Masalah Non Hemodinamik
▪ Penanganan peroperasi AF dapat diberikan beta-blocker dan
magnesium propilaxis
▪ Penanganan durante operasi pasien dengan gagal jantung
kronis dengan kemungkinan gangguan hemodinamik yang tinggi,
amiodarone merupakan pilihan utama pada new onset AF dan
dapat diberikan sebagai propolaxis
▪ Penanganan postoperative normalisasi kadar natrium dan
pemberian suplemen magnesium, serta menghindari penggunaan
obat dopamine dosis rendah
14. Masalah Non Hemodinamik
▪ Pemakaian ventilator diperlukan untuk mengawasi komorbid
seperti PPOK, penyakit paru supuratif, dan asma.
▪ Penggunaa ventilator yang adekuat perlu untuk menghindari
kondisi hiperkarbia, pulmonary hypertension dapat
meningkatan resistensi vascular pulmonal gagal jantung kanan
▪ Kontrol kadar glikemik pada pasien postoperative
▪ Faktor morbiditas yang sangat penting infeksi
15. Disfungsi Renal Perioperatif, Manajemen Cairan,
dan Renal Support
▪ Merupakan kondisi yang terjadi, terutama pada pasien dengan
gagal jantung kongestif dan insufisiensi renal (pada pasien
dengan baseline serum kreatinin normal angka kejadian hingga
42%)
▪ Peningkatan serum creatinine 20-25% berhubungan dengan
mortalitas 0-1% hingga 12-14%
▪ Terdapat 0.7% insiden AKI pada pasien postoperative yang
memerlukan dialysis, kemudian terjadi peningkatan mortalitas
hingga 28%
16. Faktor Resiko AKI dan Stratifikasi Resiko
▪ Karakteristik pasien CKD adalah factor resiko mayor terjadi AKI
pada pasien yang menjalani bedah jantung. Mempunyai angka
kejadian untuk Renal Replacement Therapy hingga 3-6 kali lipat
dari pasien tanpa CKD
▪ Pada resiko durante operatif: jenis operasi emergency,
pemanjangan waktu operasi, jenis operasi (katup dan CABG yang
dilakukan lebih dari sekali)
▪ Pasien dengan LCOS, syok, dan perdarahan adalah yang
mempunyai resiko terjadi AKI paling tinggi
17. Pencegahan AKI dan Farmakoterapi
Pencegahan
▪ Pengawasan ketat terhadap fungsi ginjal
▪ Penggunaan cairan sesuai dengan kebutuhan
▪ Menghindari obat nephrotoxin
▪ Penggunaan RRT ( Renal Repalcement Therapy)
▪ Menjaga tekanan perfusi durante operasi
18. Pencegahan AKI dan Farmakoterapi
Farmakoterapi
▪ Penggunaan Loop diuretic sebagai prophylaxis (belum didukung
oleh data penelitian) dan penanganan perioperative pada
pasien CKD sebelumnya tidak terdapat peningkatan survival
▪ Penggunaan loop diuretic mampu mengubah oliguria AKI menjadi
nonoliguri AKI
▪ Penggunaan Atrial Natriuretic Peptide belum bermakna secara
signifikan
▪ Penggunaan low dose dopamine berguna sebagai renal
vasodilator tidak bermakna secara signifikan memperbaiki
kondisi AKI
19. Renal Replacement Therapy
▪ Penggunaan RRT dengan indikasi hemodinamik yg tidak stabil
pada keadaan renal insufisiensi dimana terjadi diuretic refraktori
oliguria dan volume overload.
▪ Penggunaan RRT sebagai prophylaxis dialysis pada pasien dengan
dasar CKD terbukti menunjukkan perbaikan kondisi renal dan
hasil akhir pada pasien (penurunan mortalitas; pemendekan
masa rawat di ICU dan di rumah sakit).
20.
21. Lama Masa Rawat di ICU
▪ Pada pasien post operatif yang telah melewati masa kritis 48 jam
dan mengalami perbaikan hemodinamik (ditunjukkan dengan
pengurangan dosis inotropic, tanpa aritmia, tanpa tanda
perdarahan dan sepsis)
▪ Faktor yang memperpanjang masa rawat : kejadian sepsis;
pengulangan operasi; LCOS yang tidak mencapai target
perawatan; gagal ginjal
▪ Diperlukan manajemen cairan yang tepat (pemantauan melalui
alat)
▪ Pengawasan ketat marker infeksi (kultur darah atau sputum; CRP;
; pro calcitonin)