SlideShare a Scribd company logo
dipresentasikan oleh Kelompok 9
Novica Widyasari (1510411148) dan Novya Ulfa (1510411044)
KASUS I
Kisruh Freeport—Menteri Rizal: Ini Perebutan Antar Geng
KASUS II
Mantan Sekda, Camat dan Lurah Teluk Kabung
Tengah Ditahan Kajari Padang
Kasus
Kasus Dugaan Korupsi PLTU Teluk Sirik Berlanjut
Mantan Sekda, Camat dan Lurah Teluk Kabung Tengah Ditahan Kajari Padang
Rabu, 05 November 2014 | 20:05:56 WIB | Hukum
Padang, LN--Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Teluk Sirih, Kota Padang, Sumatera Barat,
mengantarkan Firdaus K, mantan Sekretaris Daerah Kota Padang dan Syafruddin, mantan Camat Bungus
Teluk Kabung dan Ejisrin, mantan Lurah Teluk Kabung Tengah, ke Lapas Muaro Padang. Pada Rabu
(5/11/2014) ketiganya ditahan Kejaksaan Negeri (Kejari) Padang karena disangkakan terlibat Kasus dugaan
korupsi pengadaan lahan dan jalan.
Sebelum ketiga tersanPenahanan dilakukan setelah ketiga tersangka menjalani proses pemeriksaan selama 8
jam, sejak pukul 10.00-hingga pukul 18.00 WIB pada Rabu (5/11/2014).
Ketiganya ditahan karena tersangkut kasus dugaan korupsi pengadaan lahan pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Teluk Sirih, Kota Padang, Sumatera Barat. Penetapan tersangka
Firdaus K setelah adanya surat perintah penyidikan (sprindik) No Print-634/N.3/Fd.1/12/2011. Sementara,
Syafruddin dan Ejisrin berdasar sprindik nomor Print-635/N.3/Fd.1/12/2011.
Sebelum, Basri Dt Rajo Nan Sati, waktu itu menjabat sebagai Ketua KAN Bungus Teluk Kabung
Padang, juga ditetapkan sebagai tersangka, namun dibebaskan karena masa tahanannya habis.
Kasus ini bermula dari adanya percepatan pembangunan pembangkit tenaga listrik berkapasitas 10 ribu MW.
Selanjutnya untuk penentuan lokasi, dilakukanlah PT PLN (Persero) Jasa Engineering pada 21-23 Januari 2007.
Ada dua alternatif lokasi yang akan dibangun di luar Pulau Jawa dengan kapasitas 2x100 MW, salah satunya
di Teluk Sirih, Kelurahan Sungai Pisang, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Padang, Sumatera Barat.
Untuk pembebasan lahan proyek PLTU ini, Pemerintah Kota Padang membentuk panitia
pengadaan lahan yang diketui Firdaus K, yang saat itu juga menjabat sebagai Sekda Padang.
Setelah melakukan pengukuran tanah seluas sekitar 40 hektare, ternyata ada sebagian lahan yang masuk
kawasan hutan lindung, tetapi tak digubris panitia, sehingga akhirnya pihak PT PLTU mencairkan dana sebesar
Rp2,9 miliar untuk biaya pembebasan lahan.
Sementara itu, berdasarkan analisis Dinas Pertanian, Peternakan dan Kehutanan Padang bersama
BPN Padang, sebagian tanah itu dinyatakan masuk kawasan hutan lindung. Kemudian, Pemko Padang
menyurati Dinas Kehutanan Sumbar meminta penegasan dan dinyatakan bahwa seluruh tanah itu seluas 40
hektare merupakan hutan lindung. Disarankan agar PLN menempuh proses pinjam pakai penggunaan
kawasan hutan ke Menteri Kehutanan.
Selanjutnya, panitia ini menggelar rapat pada 25 Oktober 2007, dan pada prinsipnya menyetujui tanah
yang disepakati untuk pembangunan PLTU Teluk Sirih seluas 34,5 ha. Dari jumlah itu, disepakati 20,5 ha
diperuntukan jadi tanah ulayat nagari Teluk Kabung. Kemudian 27 Oktober 2007, mengadakan rapat lagi untuk
menentukan pembagian tanah 20,5 ha. Tanah itu dibagi menjadi 3 persil untuk enam orang yang mewakili tokoh
masyarakat, di antaranya untuk Basri Dt Rajo Nan Sati dan Asrul seluas 70 ribu meter persegi, Idris dan Syahbirin
seluas 69.373 meter persegi serta Nuzirmen dan Sarma Yusuf seluas 65 ribu meter persegi.
Sementara itu, tanah seluas 20,5 ha tersebut diberikan ganti rugi berupa silih jariah sebesar Rp15 ribu per meter
persegi. Kemudian pada 11 Desember 2007, Gubernur Sumbar mengajukan permohonan pada Menteri Kehutanan
untuk dapat menerbitkan berita acara penghapusan kawasan hutan agar pembangunan PLTU yang bersifat strategis
dapat terlaksana.
Namun, 28 Januari 2008, Walikota Padang meminta sembari menunggu proses status kawasan dari
Menhut, agar manajemen PLN segera membayarkan ganti rugi atau santunan siliah jariah ke masyarakat.
PT PLN menyurati Kejaksaan untuk memberikan pendapat hukum. Pihak Kejaksaan memberi saran, agar panitia
pengadaan tanah melakukan revisi atas ketetapan hasil inventarisasi kepemilikan hak atas tanah tersebut dan
beberapa saran lainnya.
Kemudian, 27 Maret 2008, Menhut memberikan persetujuan penetapan kembali kawasan hutan
lindung melalui mekanisme penghapusan dan penerbitan berita acara tata batas.
Pada 28 Mei 2008, PLN mengajukan permohonan izin pinjam pakai kawasan hutan ke Menhut. Walau permohonan
izin masih dalam proses, Kabag Pertanahan Setdako Padang selaku sekretaris panitia pengadaan, Fatyudidin
mengajukan daftar nominatife penggarap tanah negara. Sebagai pendukung dibuatkanlah surat pernyataan
penguasaan fisik bidang tanah yang ditandatangai masing-masing pihak per persil, 6 Juni 2008 seolah-olah tanah
tersebut merupakan tanah adat atau tanah ulayat.
Pada 28 Juni 2008, didadakan rapat oleh Basri Dt Rajo Nan Sati dan menetapkan rincian penggunaan
uang Rp2,9 miliar. Waktu itu dana tersebut telah berada di rekening BNI Cabang Imam Bonjol. Dari dana tersebut
telah dibagikan-bagikan kepada masyarakat sebanyak Rp1,6 miliar. Sisanya masih tersimpan di BNI.
Perbuatan terdakwa melanggar Pasal 15 Ayat (2) Perpres No 65 Tahun 2006 tentang pengadaan tanah bagi
pelaksanaan pembanguanan untuk kepentingan umum jo Pasal 2 Ayat (1) jo Pasal 18 UU tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi.
Hasil analisis
Kasus : Mantan Sekda, Camat dan Lurah Teluk Kabung Tengah Ditahan Kajari Padang
Penulis : Novica Widyasari (1510411148)
Judul kasus : Mantan Sekda, Camat dan Lurah Teluk Kabung Tengah Ditahan Kajari Padang
Kata inti :
1.Mantan Sekda,Camat dan Lurah Teluk Kabung Tengah
2.Pembangunan PLTU
3.Kawasan hutan lindung
4.Pembebasan lahan
5.Pembagian dana kepada masyarakat
Rumusan masalah : Mengapa penyalahgunaan lahan terjadi di kalangan penguasa
Hasil analisis :
Perbuatan terdakwa melanggar:
1. Pasal 15 Ayat (2) Perpres No 65 Tahun 2006 tentang pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembanguanan
untukNkepentingan umum
(2) Dalam rangka menetapkan dasar perhitungan ganti rugi, Lembaga/Tim Penilai Harga Tanah
ditetapkan oleh Bupati/Walikota atau Gubernur bagi Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.“
2. Pasal 2 ayat (1) Jo Pasal 18 UU No 31 Tahun 1999sebagaimana diubah dengan UU NO 20 Tahun 2001
– Setiap orang yang secara melawan hukum melakukanperbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain
atau suatukorporasi yang dapat merugikan keuangan negara atauperkonomian negara”
3. Pasal 3 Jo Pasal 18 Jo Pasal 18 UU No 31 Tahun 1999sebagaimana diubah dengan UU NO 20
Tahun 2001.
“Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena
jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara”
4. Pasal 8 UU No 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan UUNO 20 Tahun 2001
“Pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang ditugaskan menjalankan suatu jabatan
umum secara terus menerus atau untuk sementara waktu, dengan sengaja menggelapkan uang
atau surat berharga yang disimpan karena jabatannya, atau membiarkan uang atau surat
berhargatersebut diambil atau digelapkan oleh orang lain, atau membantu dalam melakukan
perbuatan tersebut”
Bangsa Indonesia menginginkan menjadi bangsa yang bersatu dengan wilayah yang
utuh.Yang dimana di masa penjajahan rakyat Indonesia mengalami penderitaan,kesengsaraan
,kemiskinan,dan kebodohan.
Sebagai bangsa yang terjajah dan terpisah sangat sulit mempersatukan pada saat itu.Maka
bangsa Indonesia berupaya mengembagkan konsepsi tentang visi bangsa yaitu sebagai bangsa
yang bersatu serta dalam wilayah yang utuh.
Posisi Indonesia yang starategis dan mempunyai keberagaman budaya mempunyai dua
peluang.Secara positif,dapat menjadikan modal bangsa Indonesai sendiri untuk menuju cita-
cita,peluang ini harus di upayakan secara terus menerus .Secara negatif,sangat mudah terjadi
konflik atau perpecahan,peluang ini harus ditanggulangi agar tidak terjadi.
Menjadikan Indonesia yang satu dan utuh merupakan cita-cita nasional,tujuan nasional
maupun visi nasional.Cita-cita nasional seperti tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea II
adalah untuk mewujudkan Negara Indonesia yang merdeka,bersatu,berdaulat,adil dan
makmur.Sedangkan tujuan nasional tertuang pada Pembukaan UUD 1945 Alinea IV salah satunya
adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan tumpah darah Indonesia.Visi nasional
Indonesia menurut ketetapan Tap MPR No.VII/MPR/2001 tentang visi Indonesia Masa Depan
adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang
religius,manusiawi,bersatu,demokratis,adil,sejahtera,maju,mandiri,serta baik dan bersih dalam
penyelenggaraan negara.
Bagi bangsa Indonesia,geopolitik adalah kebijakan dalam rangka mencapai tujuan
nasional dengan meanfaatkan keuntungan letak geografis negara berdasarkan pengetahuan
ilmiah tentang kondisi geografis tersebut.Wawasan Nusantara adalah Wawasan Nasional yang
bersumber dari Pancasila dan UUD 1945.
Untuk masa sekarang ini perlu adanya interpretasi yang tepat mengenai hal
wawasan nusantara.Sebagaimana Wawasan Nusantara mengajarkan perlunya
kesatuan sistem politik,sistem ekonomi,sistem,sistem sosial,sistem budaya,dan sistem
pertahanan keamanan dalam lingkup negara nasional Indonesia.
Mantan Sekretaris Daerah Kota Padang yaitu Firdaus K,Syafruddin mantan
Camat Bungus Teluk Kabung,dan Ejisrin mantan Lurah Teluk Kabung Tengah ditahan
Kejaksaan Negeri (Kejari) Padang karena terlibat dalam kasus dugaan korupsi lahan
PLTU Teluk Sirih Kota Padang yang akan dibangun Pembangunan Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU). Perbuatan ketiga terdakwa ini berawal saat adanya pelaksanaan
pembebasan lahan dan jalan untuk proyek pembangunan PLTU 2 × 100 MW Teluk Sirih
Kota Padang
PT PLTU mencairkan dana sebesar Rp 2,9 miliar karena menurut panitia dari
seluruh luas lahan ada sebagian lahan yang masuk kawasan hutan lindung.
Berdasarkn analisis Dinas Pertanian,Peternakan dan Kehutanan Padang bersama BPN
Padang hanya sebagian lahan yang merupakan kawasan hutan lindung.Namun,Pemko
Padang meminta penegasan kepada Dinas Kehutanan Sumbar karena seluruh lahan
yang diperuntukan pembangunan merupakan kawasan hutan lindung,dan disarankan
agar PLN melalui proses pinjam pakai.
Basri Dt Rajo Nan Sati menetapkan rincian penggunaan uang Rp2,9 miliar.
Dana sebesar 1,6 miliar telah dibagikan kepada masyarakat dan sisanya tersimpan di
rekening BNI.
Lahan seluas 20,5 hektare, diakui sebagai lahan kaum yang dikeluarkan atas
haknya oleh Walnagari Basri Dt Rajo Nan Sati, sehingga diminta ganti.Pada
kenyataannya lahan tersebut berstatus sebagai kawasan hutan lindung milik negara,
yang tidak seharusnya dilakukan ganti rugi. Akibat perbuatan ketiga terdakwa ini,
negara mengalami kerugian keuangan sebesar Rp2,9 miliar.
Majelis hakim menilai, perbuatan ketiga terdakwa ini telah memenuhi unsur tindak
pidana korupsi. Dalam pertimbangan hakim disebutkan, hal yang memberatkan
terdakwa karena tak sejalan dengan program pemerintah dalam pemberantasan
korupsi. Sedangkan yang meringankan karena terdakwa bersikap baik selama
persidangan, dan belum pernah dihukum sebelumnya. Ketidakpuasan rakyat Padang
yang diakibatkan oleh penguasaan oleh Mantan Sekda, Camat dan Lurah atas
kekayaan sumber daya alam daerah secara berlebihan.Dengan anggapan kekayaan
sumber daya alam tidak hanya milik penduduk Padang tetapi milik seluruh bangsa
Indonesia,yang dalam kenyataannnya dikuasai oleh Mantan Sekda, Camat dan Lurah.
Jika dalam penerapan itu ia menerapkan peraturan yang berlaku, maka
penduduk Padang akan memperoleh bagian yang wajar dan adil dari hasil pengolahan
sumber daya alam sehingga dapat dimanfaatkan rakyat setempat untuk membangun
wilayahnya dari berbagai aspek kehidupan.
Geopolitik Indonesia dan Contoh Kasus PT Freeport Indonesia | Kewarganegaraan

More Related Content

What's hot

Angket Pilihan Karier
Angket Pilihan KarierAngket Pilihan Karier
Angket Pilihan Karier
Riska Nur'Akhidah Sari
 
Jawaban gugatan
Jawaban gugatanJawaban gugatan
Jawaban gugatan
ardi hansa
 
UPAYA PAKSA
UPAYA PAKSAUPAYA PAKSA
UPAYA PAKSA
Muhammad Qoyim
 
ppt nilai - nilai pancasila masa kini
ppt nilai - nilai pancasila masa kinippt nilai - nilai pancasila masa kini
ppt nilai - nilai pancasila masa kini
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
 
Sejarah Pendidikan Indonesia Pra Kemerdekaan
Sejarah Pendidikan Indonesia Pra KemerdekaanSejarah Pendidikan Indonesia Pra Kemerdekaan
Sejarah Pendidikan Indonesia Pra Kemerdekaan
Yeti Rohayati
 
3. analisis model pembelajaran
3. analisis model pembelajaran 3. analisis model pembelajaran
3. analisis model pembelajaran
Mushlihatun Syarifah
 
Contoh surat gugatan hukum acara perdata
Contoh surat gugatan hukum acara perdataContoh surat gugatan hukum acara perdata
Contoh surat gugatan hukum acara perdata
suiggetsu
 
8. program bimbingan dan konseling di sekolah
8. program bimbingan dan konseling di sekolah8. program bimbingan dan konseling di sekolah
8. program bimbingan dan konseling di sekolahkomisariatimmbpp
 
Badan Usaha Milik Negara
Badan Usaha Milik NegaraBadan Usaha Milik Negara
Badan Usaha Milik Negara
abdul kodir
 
Penerapan filsafat eksistensialisme dalam komponen pendidikan
Penerapan filsafat eksistensialisme dalam komponen pendidikanPenerapan filsafat eksistensialisme dalam komponen pendidikan
Penerapan filsafat eksistensialisme dalam komponen pendidikannirtaaldi
 
KB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan Futuristik
KB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan FuturistikKB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan Futuristik
KB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan Futuristik
Istna Zakia Iriana
 
Pemikiran Ki Hajar Dewantara
Pemikiran Ki Hajar DewantaraPemikiran Ki Hajar Dewantara
Pemikiran Ki Hajar Dewantara
Hariyatunnisa Ahmad
 
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
 
Laporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah DasarLaporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah Dasar
audiasls
 
Sejarah Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara
Sejarah Perumusan Pancasila Sebagai Dasar NegaraSejarah Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara
Sejarah Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara
Mihna Mihna
 
Makalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
Makalah Aliran-aliran Dalam PendidikanMakalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
Makalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
Dedy Wiranto
 
Upaya hukum
Upaya hukumUpaya hukum
Upaya hukum
Daniel_Alfaruqi
 
6 aksiologi pengetahuan
6 aksiologi pengetahuan6 aksiologi pengetahuan
6 aksiologi pengetahuan
PPS Universitas Sriwijaya
 
Hakikat Filsafat Ilmu
Hakikat Filsafat IlmuHakikat Filsafat Ilmu
Hakikat Filsafat Ilmu
Nurmahmudah M.Phil.
 
Hukum acara perdata - Pembuatan gugatan dan cara pengujian gugatan (Idik Saef...
Hukum acara perdata - Pembuatan gugatan dan cara pengujian gugatan (Idik Saef...Hukum acara perdata - Pembuatan gugatan dan cara pengujian gugatan (Idik Saef...
Hukum acara perdata - Pembuatan gugatan dan cara pengujian gugatan (Idik Saef...
Idik Saeful Bahri
 

What's hot (20)

Angket Pilihan Karier
Angket Pilihan KarierAngket Pilihan Karier
Angket Pilihan Karier
 
Jawaban gugatan
Jawaban gugatanJawaban gugatan
Jawaban gugatan
 
UPAYA PAKSA
UPAYA PAKSAUPAYA PAKSA
UPAYA PAKSA
 
ppt nilai - nilai pancasila masa kini
ppt nilai - nilai pancasila masa kinippt nilai - nilai pancasila masa kini
ppt nilai - nilai pancasila masa kini
 
Sejarah Pendidikan Indonesia Pra Kemerdekaan
Sejarah Pendidikan Indonesia Pra KemerdekaanSejarah Pendidikan Indonesia Pra Kemerdekaan
Sejarah Pendidikan Indonesia Pra Kemerdekaan
 
3. analisis model pembelajaran
3. analisis model pembelajaran 3. analisis model pembelajaran
3. analisis model pembelajaran
 
Contoh surat gugatan hukum acara perdata
Contoh surat gugatan hukum acara perdataContoh surat gugatan hukum acara perdata
Contoh surat gugatan hukum acara perdata
 
8. program bimbingan dan konseling di sekolah
8. program bimbingan dan konseling di sekolah8. program bimbingan dan konseling di sekolah
8. program bimbingan dan konseling di sekolah
 
Badan Usaha Milik Negara
Badan Usaha Milik NegaraBadan Usaha Milik Negara
Badan Usaha Milik Negara
 
Penerapan filsafat eksistensialisme dalam komponen pendidikan
Penerapan filsafat eksistensialisme dalam komponen pendidikanPenerapan filsafat eksistensialisme dalam komponen pendidikan
Penerapan filsafat eksistensialisme dalam komponen pendidikan
 
KB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan Futuristik
KB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan FuturistikKB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan Futuristik
KB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan Futuristik
 
Pemikiran Ki Hajar Dewantara
Pemikiran Ki Hajar DewantaraPemikiran Ki Hajar Dewantara
Pemikiran Ki Hajar Dewantara
 
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
 
Laporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah DasarLaporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah Dasar
 
Sejarah Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara
Sejarah Perumusan Pancasila Sebagai Dasar NegaraSejarah Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara
Sejarah Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara
 
Makalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
Makalah Aliran-aliran Dalam PendidikanMakalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
Makalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
 
Upaya hukum
Upaya hukumUpaya hukum
Upaya hukum
 
6 aksiologi pengetahuan
6 aksiologi pengetahuan6 aksiologi pengetahuan
6 aksiologi pengetahuan
 
Hakikat Filsafat Ilmu
Hakikat Filsafat IlmuHakikat Filsafat Ilmu
Hakikat Filsafat Ilmu
 
Hukum acara perdata - Pembuatan gugatan dan cara pengujian gugatan (Idik Saef...
Hukum acara perdata - Pembuatan gugatan dan cara pengujian gugatan (Idik Saef...Hukum acara perdata - Pembuatan gugatan dan cara pengujian gugatan (Idik Saef...
Hukum acara perdata - Pembuatan gugatan dan cara pengujian gugatan (Idik Saef...
 

Similar to Geopolitik Indonesia dan Contoh Kasus PT Freeport Indonesia | Kewarganegaraan

Hak Pinjam Pakai Tanah Magersari Keraton Yogyakarta
Hak Pinjam Pakai Tanah Magersari Keraton YogyakartaHak Pinjam Pakai Tanah Magersari Keraton Yogyakarta
Hak Pinjam Pakai Tanah Magersari Keraton Yogyakarta
Bilawal Alhariri Anwar
 
5a37e_PENGADAAN_TANAH_MK_-_Nana_Sudiana_Balai_Jogja.pptx
5a37e_PENGADAAN_TANAH_MK_-_Nana_Sudiana_Balai_Jogja.pptx5a37e_PENGADAAN_TANAH_MK_-_Nana_Sudiana_Balai_Jogja.pptx
5a37e_PENGADAAN_TANAH_MK_-_Nana_Sudiana_Balai_Jogja.pptx
DimasNugraha53
 
Keterangan Pihak Terkait Dalam Perkara Nomor 10/PUU-XII/2014 Perihal Pengujia...
Keterangan Pihak Terkait Dalam Perkara Nomor 10/PUU-XII/2014 Perihal Pengujia...Keterangan Pihak Terkait Dalam Perkara Nomor 10/PUU-XII/2014 Perihal Pengujia...
Keterangan Pihak Terkait Dalam Perkara Nomor 10/PUU-XII/2014 Perihal Pengujia...
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Rancangan Undang-Undang tentang Minyak dan Gas Bumi Usulan Masyarakat Sipil
Rancangan Undang-Undang tentang Minyak dan Gas Bumi Usulan Masyarakat SipilRancangan Undang-Undang tentang Minyak dan Gas Bumi Usulan Masyarakat Sipil
Rancangan Undang-Undang tentang Minyak dan Gas Bumi Usulan Masyarakat Sipil
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
KKL
KKLKKL
Perda n0-4-2011-usaha pertambangan mineral dan batu bara
Perda n0-4-2011-usaha pertambangan mineral dan batu baraPerda n0-4-2011-usaha pertambangan mineral dan batu bara
Perda n0-4-2011-usaha pertambangan mineral dan batu bara
Arifuddin Ali
 
Jurnal penelitian masyarakat adat
Jurnal penelitian masyarakat adatJurnal penelitian masyarakat adat
Jurnal penelitian masyarakat adat
fakultashukumuiba
 
tanah ulayat oleh Dr Edy Ikhwan.pptx
tanah ulayat oleh Dr Edy Ikhwan.pptxtanah ulayat oleh Dr Edy Ikhwan.pptx
tanah ulayat oleh Dr Edy Ikhwan.pptx
MuktiAliBerutu
 
Lembar Informasi 032003 Jalan Ke Koto Panjang
Lembar Informasi 032003 Jalan Ke Koto PanjangLembar Informasi 032003 Jalan Ke Koto Panjang
Lembar Informasi 032003 Jalan Ke Koto PanjangPeople Power
 
MAKALAH REGULASI PERTAMBANGAN.docx
MAKALAH REGULASI PERTAMBANGAN.docxMAKALAH REGULASI PERTAMBANGAN.docx
MAKALAH REGULASI PERTAMBANGAN.docx
ebbyabadi
 
Jurnal penelitian Masyarakat Adat
Jurnal penelitian Masyarakat AdatJurnal penelitian Masyarakat Adat
Jurnal penelitian Masyarakat Adat
ernidiswan
 
Materi pengadaan tanah
Materi pengadaan tanahMateri pengadaan tanah
Materi pengadaan tanah
Akram Naufal
 
TUGAS Tutorial Online 1 Hukum Agraria HKUM4211.pdf
TUGAS Tutorial Online 1 Hukum Agraria HKUM4211.pdfTUGAS Tutorial Online 1 Hukum Agraria HKUM4211.pdf
TUGAS Tutorial Online 1 Hukum Agraria HKUM4211.pdf
Indra Sofian
 
Perda Kab. Padang Pariaman No 07 tahun 2004 tentang Penetapan Dan Pemanfaatan...
Perda Kab. Padang Pariaman No 07 tahun 2004 tentang Penetapan Dan Pemanfaatan...Perda Kab. Padang Pariaman No 07 tahun 2004 tentang Penetapan Dan Pemanfaatan...
Perda Kab. Padang Pariaman No 07 tahun 2004 tentang Penetapan Dan Pemanfaatan...
Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman
 
Kebijakan Umum Pengadaan Tanah di Indonesia
Kebijakan Umum Pengadaan Tanah di IndonesiaKebijakan Umum Pengadaan Tanah di Indonesia
Kebijakan Umum Pengadaan Tanah di Indonesia
Oswar Mungkasa
 
Bab v kelembagaan larap tol
Bab v kelembagaan larap tolBab v kelembagaan larap tol
Bab v kelembagaan larap tol
Kotjo Negoro
 
Perda 20 2011
Perda 20 2011Perda 20 2011
Perda 20 2011
Eka Noviana
 
Suara Merdeka 7 Maret 2014
Suara Merdeka 7 Maret 2014Suara Merdeka 7 Maret 2014
Suara Merdeka 7 Maret 2014hastapurnama
 
Bahan Rapat Penyelesaian Illegal Drilling 15092017 rev 2.pptx
Bahan Rapat Penyelesaian Illegal Drilling 15092017 rev 2.pptxBahan Rapat Penyelesaian Illegal Drilling 15092017 rev 2.pptx
Bahan Rapat Penyelesaian Illegal Drilling 15092017 rev 2.pptx
tamihakim
 

Similar to Geopolitik Indonesia dan Contoh Kasus PT Freeport Indonesia | Kewarganegaraan (20)

Hak Pinjam Pakai Tanah Magersari Keraton Yogyakarta
Hak Pinjam Pakai Tanah Magersari Keraton YogyakartaHak Pinjam Pakai Tanah Magersari Keraton Yogyakarta
Hak Pinjam Pakai Tanah Magersari Keraton Yogyakarta
 
5a37e_PENGADAAN_TANAH_MK_-_Nana_Sudiana_Balai_Jogja.pptx
5a37e_PENGADAAN_TANAH_MK_-_Nana_Sudiana_Balai_Jogja.pptx5a37e_PENGADAAN_TANAH_MK_-_Nana_Sudiana_Balai_Jogja.pptx
5a37e_PENGADAAN_TANAH_MK_-_Nana_Sudiana_Balai_Jogja.pptx
 
Keterangan Pihak Terkait Dalam Perkara Nomor 10/PUU-XII/2014 Perihal Pengujia...
Keterangan Pihak Terkait Dalam Perkara Nomor 10/PUU-XII/2014 Perihal Pengujia...Keterangan Pihak Terkait Dalam Perkara Nomor 10/PUU-XII/2014 Perihal Pengujia...
Keterangan Pihak Terkait Dalam Perkara Nomor 10/PUU-XII/2014 Perihal Pengujia...
 
Rancangan Undang-Undang tentang Minyak dan Gas Bumi Usulan Masyarakat Sipil
Rancangan Undang-Undang tentang Minyak dan Gas Bumi Usulan Masyarakat SipilRancangan Undang-Undang tentang Minyak dan Gas Bumi Usulan Masyarakat Sipil
Rancangan Undang-Undang tentang Minyak dan Gas Bumi Usulan Masyarakat Sipil
 
KKL
KKLKKL
KKL
 
Perda n0-4-2011-usaha pertambangan mineral dan batu bara
Perda n0-4-2011-usaha pertambangan mineral dan batu baraPerda n0-4-2011-usaha pertambangan mineral dan batu bara
Perda n0-4-2011-usaha pertambangan mineral dan batu bara
 
Jurnal penelitian masyarakat adat
Jurnal penelitian masyarakat adatJurnal penelitian masyarakat adat
Jurnal penelitian masyarakat adat
 
tanah ulayat oleh Dr Edy Ikhwan.pptx
tanah ulayat oleh Dr Edy Ikhwan.pptxtanah ulayat oleh Dr Edy Ikhwan.pptx
tanah ulayat oleh Dr Edy Ikhwan.pptx
 
Lembar Informasi 032003 Jalan Ke Koto Panjang
Lembar Informasi 032003 Jalan Ke Koto PanjangLembar Informasi 032003 Jalan Ke Koto Panjang
Lembar Informasi 032003 Jalan Ke Koto Panjang
 
MAKALAH REGULASI PERTAMBANGAN.docx
MAKALAH REGULASI PERTAMBANGAN.docxMAKALAH REGULASI PERTAMBANGAN.docx
MAKALAH REGULASI PERTAMBANGAN.docx
 
Jurnal penelitian Masyarakat Adat
Jurnal penelitian Masyarakat AdatJurnal penelitian Masyarakat Adat
Jurnal penelitian Masyarakat Adat
 
Materi pengadaan tanah
Materi pengadaan tanahMateri pengadaan tanah
Materi pengadaan tanah
 
TUGAS Tutorial Online 1 Hukum Agraria HKUM4211.pdf
TUGAS Tutorial Online 1 Hukum Agraria HKUM4211.pdfTUGAS Tutorial Online 1 Hukum Agraria HKUM4211.pdf
TUGAS Tutorial Online 1 Hukum Agraria HKUM4211.pdf
 
Perda Kab. Padang Pariaman No 07 tahun 2004 tentang Penetapan Dan Pemanfaatan...
Perda Kab. Padang Pariaman No 07 tahun 2004 tentang Penetapan Dan Pemanfaatan...Perda Kab. Padang Pariaman No 07 tahun 2004 tentang Penetapan Dan Pemanfaatan...
Perda Kab. Padang Pariaman No 07 tahun 2004 tentang Penetapan Dan Pemanfaatan...
 
Uu tambang
Uu tambangUu tambang
Uu tambang
 
Kebijakan Umum Pengadaan Tanah di Indonesia
Kebijakan Umum Pengadaan Tanah di IndonesiaKebijakan Umum Pengadaan Tanah di Indonesia
Kebijakan Umum Pengadaan Tanah di Indonesia
 
Bab v kelembagaan larap tol
Bab v kelembagaan larap tolBab v kelembagaan larap tol
Bab v kelembagaan larap tol
 
Perda 20 2011
Perda 20 2011Perda 20 2011
Perda 20 2011
 
Suara Merdeka 7 Maret 2014
Suara Merdeka 7 Maret 2014Suara Merdeka 7 Maret 2014
Suara Merdeka 7 Maret 2014
 
Bahan Rapat Penyelesaian Illegal Drilling 15092017 rev 2.pptx
Bahan Rapat Penyelesaian Illegal Drilling 15092017 rev 2.pptxBahan Rapat Penyelesaian Illegal Drilling 15092017 rev 2.pptx
Bahan Rapat Penyelesaian Illegal Drilling 15092017 rev 2.pptx
 

Recently uploaded

Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
mad ros
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
SABDA
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
opkcibungbulang
 
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
niswati10
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
MsElisazmar
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Thahir9
 
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdfIKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
sriwulandari723
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
TriSutrisno48
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
Arumdwikinasih
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
HengkiRisman
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
Kanaidi ken
 
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayespeluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
ayyurah2004
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
pristayulianabila
 

Recently uploaded (20)

Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
 
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
 
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdfIKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
 
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayespeluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
 

Geopolitik Indonesia dan Contoh Kasus PT Freeport Indonesia | Kewarganegaraan

  • 1. dipresentasikan oleh Kelompok 9 Novica Widyasari (1510411148) dan Novya Ulfa (1510411044)
  • 2.
  • 3.
  • 4.
  • 5.
  • 6.
  • 7.
  • 8.
  • 9.
  • 10.
  • 11.
  • 12.
  • 13.
  • 14.
  • 15.
  • 16.
  • 17.
  • 18.
  • 19.
  • 20.
  • 21.
  • 22.
  • 23.
  • 24.
  • 25.
  • 26.
  • 27.
  • 28.
  • 29.
  • 30.
  • 31.
  • 32.
  • 33.
  • 34.
  • 35.
  • 36.
  • 37.
  • 38.
  • 39.
  • 40.
  • 41.
  • 42.
  • 43.
  • 44.
  • 45.
  • 46.
  • 47.
  • 48.
  • 49.
  • 50.
  • 51.
  • 52.
  • 53.
  • 54.
  • 55.
  • 56.
  • 57. KASUS I Kisruh Freeport—Menteri Rizal: Ini Perebutan Antar Geng
  • 58. KASUS II Mantan Sekda, Camat dan Lurah Teluk Kabung Tengah Ditahan Kajari Padang
  • 59.
  • 60.
  • 61.
  • 62.
  • 63.
  • 64.
  • 65.
  • 66.
  • 67.
  • 68.
  • 69.
  • 70.
  • 71.
  • 72.
  • 73.
  • 74.
  • 75.
  • 76.
  • 77. Kasus
  • 78.
  • 79.
  • 80. Kasus Dugaan Korupsi PLTU Teluk Sirik Berlanjut Mantan Sekda, Camat dan Lurah Teluk Kabung Tengah Ditahan Kajari Padang Rabu, 05 November 2014 | 20:05:56 WIB | Hukum Padang, LN--Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Teluk Sirih, Kota Padang, Sumatera Barat, mengantarkan Firdaus K, mantan Sekretaris Daerah Kota Padang dan Syafruddin, mantan Camat Bungus Teluk Kabung dan Ejisrin, mantan Lurah Teluk Kabung Tengah, ke Lapas Muaro Padang. Pada Rabu (5/11/2014) ketiganya ditahan Kejaksaan Negeri (Kejari) Padang karena disangkakan terlibat Kasus dugaan korupsi pengadaan lahan dan jalan. Sebelum ketiga tersanPenahanan dilakukan setelah ketiga tersangka menjalani proses pemeriksaan selama 8 jam, sejak pukul 10.00-hingga pukul 18.00 WIB pada Rabu (5/11/2014). Ketiganya ditahan karena tersangkut kasus dugaan korupsi pengadaan lahan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Teluk Sirih, Kota Padang, Sumatera Barat. Penetapan tersangka Firdaus K setelah adanya surat perintah penyidikan (sprindik) No Print-634/N.3/Fd.1/12/2011. Sementara, Syafruddin dan Ejisrin berdasar sprindik nomor Print-635/N.3/Fd.1/12/2011. Sebelum, Basri Dt Rajo Nan Sati, waktu itu menjabat sebagai Ketua KAN Bungus Teluk Kabung Padang, juga ditetapkan sebagai tersangka, namun dibebaskan karena masa tahanannya habis. Kasus ini bermula dari adanya percepatan pembangunan pembangkit tenaga listrik berkapasitas 10 ribu MW. Selanjutnya untuk penentuan lokasi, dilakukanlah PT PLN (Persero) Jasa Engineering pada 21-23 Januari 2007. Ada dua alternatif lokasi yang akan dibangun di luar Pulau Jawa dengan kapasitas 2x100 MW, salah satunya di Teluk Sirih, Kelurahan Sungai Pisang, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Padang, Sumatera Barat. Untuk pembebasan lahan proyek PLTU ini, Pemerintah Kota Padang membentuk panitia pengadaan lahan yang diketui Firdaus K, yang saat itu juga menjabat sebagai Sekda Padang. Setelah melakukan pengukuran tanah seluas sekitar 40 hektare, ternyata ada sebagian lahan yang masuk kawasan hutan lindung, tetapi tak digubris panitia, sehingga akhirnya pihak PT PLTU mencairkan dana sebesar Rp2,9 miliar untuk biaya pembebasan lahan. Sementara itu, berdasarkan analisis Dinas Pertanian, Peternakan dan Kehutanan Padang bersama BPN Padang, sebagian tanah itu dinyatakan masuk kawasan hutan lindung. Kemudian, Pemko Padang menyurati Dinas Kehutanan Sumbar meminta penegasan dan dinyatakan bahwa seluruh tanah itu seluas 40 hektare merupakan hutan lindung. Disarankan agar PLN menempuh proses pinjam pakai penggunaan kawasan hutan ke Menteri Kehutanan.
  • 81. Selanjutnya, panitia ini menggelar rapat pada 25 Oktober 2007, dan pada prinsipnya menyetujui tanah yang disepakati untuk pembangunan PLTU Teluk Sirih seluas 34,5 ha. Dari jumlah itu, disepakati 20,5 ha diperuntukan jadi tanah ulayat nagari Teluk Kabung. Kemudian 27 Oktober 2007, mengadakan rapat lagi untuk menentukan pembagian tanah 20,5 ha. Tanah itu dibagi menjadi 3 persil untuk enam orang yang mewakili tokoh masyarakat, di antaranya untuk Basri Dt Rajo Nan Sati dan Asrul seluas 70 ribu meter persegi, Idris dan Syahbirin seluas 69.373 meter persegi serta Nuzirmen dan Sarma Yusuf seluas 65 ribu meter persegi. Sementara itu, tanah seluas 20,5 ha tersebut diberikan ganti rugi berupa silih jariah sebesar Rp15 ribu per meter persegi. Kemudian pada 11 Desember 2007, Gubernur Sumbar mengajukan permohonan pada Menteri Kehutanan untuk dapat menerbitkan berita acara penghapusan kawasan hutan agar pembangunan PLTU yang bersifat strategis dapat terlaksana. Namun, 28 Januari 2008, Walikota Padang meminta sembari menunggu proses status kawasan dari Menhut, agar manajemen PLN segera membayarkan ganti rugi atau santunan siliah jariah ke masyarakat. PT PLN menyurati Kejaksaan untuk memberikan pendapat hukum. Pihak Kejaksaan memberi saran, agar panitia pengadaan tanah melakukan revisi atas ketetapan hasil inventarisasi kepemilikan hak atas tanah tersebut dan beberapa saran lainnya. Kemudian, 27 Maret 2008, Menhut memberikan persetujuan penetapan kembali kawasan hutan lindung melalui mekanisme penghapusan dan penerbitan berita acara tata batas. Pada 28 Mei 2008, PLN mengajukan permohonan izin pinjam pakai kawasan hutan ke Menhut. Walau permohonan izin masih dalam proses, Kabag Pertanahan Setdako Padang selaku sekretaris panitia pengadaan, Fatyudidin mengajukan daftar nominatife penggarap tanah negara. Sebagai pendukung dibuatkanlah surat pernyataan penguasaan fisik bidang tanah yang ditandatangai masing-masing pihak per persil, 6 Juni 2008 seolah-olah tanah tersebut merupakan tanah adat atau tanah ulayat. Pada 28 Juni 2008, didadakan rapat oleh Basri Dt Rajo Nan Sati dan menetapkan rincian penggunaan uang Rp2,9 miliar. Waktu itu dana tersebut telah berada di rekening BNI Cabang Imam Bonjol. Dari dana tersebut telah dibagikan-bagikan kepada masyarakat sebanyak Rp1,6 miliar. Sisanya masih tersimpan di BNI. Perbuatan terdakwa melanggar Pasal 15 Ayat (2) Perpres No 65 Tahun 2006 tentang pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembanguanan untuk kepentingan umum jo Pasal 2 Ayat (1) jo Pasal 18 UU tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
  • 82. Hasil analisis Kasus : Mantan Sekda, Camat dan Lurah Teluk Kabung Tengah Ditahan Kajari Padang Penulis : Novica Widyasari (1510411148) Judul kasus : Mantan Sekda, Camat dan Lurah Teluk Kabung Tengah Ditahan Kajari Padang Kata inti : 1.Mantan Sekda,Camat dan Lurah Teluk Kabung Tengah 2.Pembangunan PLTU 3.Kawasan hutan lindung 4.Pembebasan lahan 5.Pembagian dana kepada masyarakat Rumusan masalah : Mengapa penyalahgunaan lahan terjadi di kalangan penguasa Hasil analisis : Perbuatan terdakwa melanggar: 1. Pasal 15 Ayat (2) Perpres No 65 Tahun 2006 tentang pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembanguanan untukNkepentingan umum (2) Dalam rangka menetapkan dasar perhitungan ganti rugi, Lembaga/Tim Penilai Harga Tanah ditetapkan oleh Bupati/Walikota atau Gubernur bagi Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.“ 2. Pasal 2 ayat (1) Jo Pasal 18 UU No 31 Tahun 1999sebagaimana diubah dengan UU NO 20 Tahun 2001 – Setiap orang yang secara melawan hukum melakukanperbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatukorporasi yang dapat merugikan keuangan negara atauperkonomian negara”
  • 83. 3. Pasal 3 Jo Pasal 18 Jo Pasal 18 UU No 31 Tahun 1999sebagaimana diubah dengan UU NO 20 Tahun 2001. “Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara” 4. Pasal 8 UU No 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan UUNO 20 Tahun 2001 “Pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau untuk sementara waktu, dengan sengaja menggelapkan uang atau surat berharga yang disimpan karena jabatannya, atau membiarkan uang atau surat berhargatersebut diambil atau digelapkan oleh orang lain, atau membantu dalam melakukan perbuatan tersebut”
  • 84. Bangsa Indonesia menginginkan menjadi bangsa yang bersatu dengan wilayah yang utuh.Yang dimana di masa penjajahan rakyat Indonesia mengalami penderitaan,kesengsaraan ,kemiskinan,dan kebodohan. Sebagai bangsa yang terjajah dan terpisah sangat sulit mempersatukan pada saat itu.Maka bangsa Indonesia berupaya mengembagkan konsepsi tentang visi bangsa yaitu sebagai bangsa yang bersatu serta dalam wilayah yang utuh. Posisi Indonesia yang starategis dan mempunyai keberagaman budaya mempunyai dua peluang.Secara positif,dapat menjadikan modal bangsa Indonesai sendiri untuk menuju cita- cita,peluang ini harus di upayakan secara terus menerus .Secara negatif,sangat mudah terjadi konflik atau perpecahan,peluang ini harus ditanggulangi agar tidak terjadi. Menjadikan Indonesia yang satu dan utuh merupakan cita-cita nasional,tujuan nasional maupun visi nasional.Cita-cita nasional seperti tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea II adalah untuk mewujudkan Negara Indonesia yang merdeka,bersatu,berdaulat,adil dan makmur.Sedangkan tujuan nasional tertuang pada Pembukaan UUD 1945 Alinea IV salah satunya adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan tumpah darah Indonesia.Visi nasional Indonesia menurut ketetapan Tap MPR No.VII/MPR/2001 tentang visi Indonesia Masa Depan adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang religius,manusiawi,bersatu,demokratis,adil,sejahtera,maju,mandiri,serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan negara. Bagi bangsa Indonesia,geopolitik adalah kebijakan dalam rangka mencapai tujuan nasional dengan meanfaatkan keuntungan letak geografis negara berdasarkan pengetahuan ilmiah tentang kondisi geografis tersebut.Wawasan Nusantara adalah Wawasan Nasional yang bersumber dari Pancasila dan UUD 1945.
  • 85. Untuk masa sekarang ini perlu adanya interpretasi yang tepat mengenai hal wawasan nusantara.Sebagaimana Wawasan Nusantara mengajarkan perlunya kesatuan sistem politik,sistem ekonomi,sistem,sistem sosial,sistem budaya,dan sistem pertahanan keamanan dalam lingkup negara nasional Indonesia. Mantan Sekretaris Daerah Kota Padang yaitu Firdaus K,Syafruddin mantan Camat Bungus Teluk Kabung,dan Ejisrin mantan Lurah Teluk Kabung Tengah ditahan Kejaksaan Negeri (Kejari) Padang karena terlibat dalam kasus dugaan korupsi lahan PLTU Teluk Sirih Kota Padang yang akan dibangun Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Perbuatan ketiga terdakwa ini berawal saat adanya pelaksanaan pembebasan lahan dan jalan untuk proyek pembangunan PLTU 2 × 100 MW Teluk Sirih Kota Padang PT PLTU mencairkan dana sebesar Rp 2,9 miliar karena menurut panitia dari seluruh luas lahan ada sebagian lahan yang masuk kawasan hutan lindung. Berdasarkn analisis Dinas Pertanian,Peternakan dan Kehutanan Padang bersama BPN Padang hanya sebagian lahan yang merupakan kawasan hutan lindung.Namun,Pemko Padang meminta penegasan kepada Dinas Kehutanan Sumbar karena seluruh lahan yang diperuntukan pembangunan merupakan kawasan hutan lindung,dan disarankan agar PLN melalui proses pinjam pakai. Basri Dt Rajo Nan Sati menetapkan rincian penggunaan uang Rp2,9 miliar. Dana sebesar 1,6 miliar telah dibagikan kepada masyarakat dan sisanya tersimpan di rekening BNI.
  • 86. Lahan seluas 20,5 hektare, diakui sebagai lahan kaum yang dikeluarkan atas haknya oleh Walnagari Basri Dt Rajo Nan Sati, sehingga diminta ganti.Pada kenyataannya lahan tersebut berstatus sebagai kawasan hutan lindung milik negara, yang tidak seharusnya dilakukan ganti rugi. Akibat perbuatan ketiga terdakwa ini, negara mengalami kerugian keuangan sebesar Rp2,9 miliar. Majelis hakim menilai, perbuatan ketiga terdakwa ini telah memenuhi unsur tindak pidana korupsi. Dalam pertimbangan hakim disebutkan, hal yang memberatkan terdakwa karena tak sejalan dengan program pemerintah dalam pemberantasan korupsi. Sedangkan yang meringankan karena terdakwa bersikap baik selama persidangan, dan belum pernah dihukum sebelumnya. Ketidakpuasan rakyat Padang yang diakibatkan oleh penguasaan oleh Mantan Sekda, Camat dan Lurah atas kekayaan sumber daya alam daerah secara berlebihan.Dengan anggapan kekayaan sumber daya alam tidak hanya milik penduduk Padang tetapi milik seluruh bangsa Indonesia,yang dalam kenyataannnya dikuasai oleh Mantan Sekda, Camat dan Lurah. Jika dalam penerapan itu ia menerapkan peraturan yang berlaku, maka penduduk Padang akan memperoleh bagian yang wajar dan adil dari hasil pengolahan sumber daya alam sehingga dapat dimanfaatkan rakyat setempat untuk membangun wilayahnya dari berbagai aspek kehidupan.

Editor's Notes

  1. Menurut Machiavelli, sebuah negara akan bertahan apabila menerapkan dalil-dalil: a. Dalam merebut dan mempertahankan kekuasaan, segala cara dihalal kan. b. Untuk menjaga kekuasaan rezim, politik adu domba (devide et impera) adalah sah. c. Dalam dunia politik, (yang disamakan dengan kehidupan binatang buas), yang kuat pasti dapat bertahan dan menang.
  2. Paham ini muncul pada abad ke-18, saat sedang marak paham perdagangan bebas (Merchantilisme), yang merupakan nenek moyang libertisme. Dua ahli ini berpendapat ukuran keberhasilan ekonomi suatu bangsa adalah seberapa besar surplus ekonominya, terutama diukur dengan emas. Paham ini yang kemudian memicu nafsu kolonialisme negara Eropa Barat mencari emas ke tempat lain. Inilah yang memotivasi Columbus untuk mencari daerah baru yaitu Amerika, yang kemudian diikuti oleh Magelhaen dan Iain-lain berkeliling dunia. Paham ini juga mendorong Belanda untuk melakukan perdagangan (VOC) dan pada akhirnya menjajah Nusantara selama tiga setengah abad. Tampak dengan jelas dari penjajah Belanda ini bahwa segala cara dihalalkan, adu domba dan praktek hukum rimba.
  3. Bangsa Indonesia Cinta Damai, tetapi Lebih Cinta Kemerdekaan". Dengan demikian maka wawasan nasional Indonesia tidak mengembangkan ajaran/ teori tentang kekuasaan dan adu kekuatan, karena hal ini mengandung benih-benih persengketaan dan ekspansionisme—dan itu tidak sesuai dengan bangsa Indonesia.
  4. Manusia akan senantiasa memenuhi kebutuhan dan keinginannya, bahkan ia tak mudah puas dengan apa yang dimilikinya. Begitu pula dengan negara, yang mana merupakan kumpulan dari manusia yang secara institusi dipersatukan di dalamnya. Suatu negara memang tak serta-merta dapat bertingkah laku ‘semaunya’, karena dalam tingkatan tinggi negara yang berada dalam lingkup internasional tidak berdiri sendiri dan hidup berdampingan dengan negara lain. Sebagai mahkluk sosial, akan ada jalinan hubungan antara satu negara dengan negara lain seperti kerja sama. Namun sebagai mahkluk yang berevolusi, suatu negara juga harus mempetahankan hidupnya dan berkompetisi dengan negara lain demi mencapai sasaran berikut ini: kesejahteraan, kekuasaan, dan kedaulatan. Maka dari itu...
  5. Semua itu merupakan konsep dari geopolitik klasik. Karena pada nyatanya, kondisi geopolitik kini telah berbeda dari kondisi geopolitik klasik.
  6. Geopolitik merupakan ilmu yang dinamis. Pada awalnya geopolitik dikenal agresif, ekspansif, dan mengundang perang. Geopolitik klasik juga cenderung terfokus pada penguasaan teritori serta pengembangan sumber daya, serta penempatan negara sebagaii aktor tunggal dalam penentuan Geopolitik. Geopolitik pada masa awal kemunculannya cenderung dikaitkan dengan penguasaan wilayah dan teritori yang secara nyata terlihat antara time, space, dan people. Sementara itu...
  7. Globalisasi dan informasionalisasi telah membuat Geopolitik bertransformasi (O’Thuatail & Dalby 1998, 8). Terdapat kekaburan antara unsur time, people dan space; interaksi antar manusia semakin intensif dan tidak lagi memandang batasan waktu yang ada, sebuah kejadian yang terjadi di benua lain begitu cepat tersebar ke seluruh penjuru dunia dalam waktu yang hampir bersamaan.
  8. Berwujud kerja sama (cooperation)
  9. Setiap negara bagaikan sebuah simbiosis yang saling membutuhkan. Sehingga satu sama lain saling terikat. John Burton (1997) mengatakan bahwa dunia bagaikan sebuah jaring laba-laba, apabila satu tali terputus maka akan mengganggu keseluruhan sistem yang telah berjalan. Salah satu pendukung hal tersebut adalah juga karena pesatnya laju arus informasi. Maka dari itu, geopolitik pada era kontemprorer bersamaan dengan globalisasi mulai memunculkan berbagai aktor lain yang turut menentukan jalannya percaturan politik internasional. Aktor-aktor tersebut antara lain MNC, NGO, dan lain sebagainya. Sehingga bentuk ancaman yang muncul bagi negara tidak lagi berasal dari luar atau dari negara lain yang saling berhadapan. Namun ancaman bagi suatu negara kini dapat berasal dari aktor-aktor baru tersebut.
  10. Masih ada negara-negara yang masih terpengaruh oleh doktrin geopolitik klasik. Contohnya Malaysia, yang mencoba mengklaim pulau Sipadan dan Linggitan, atau melakukan ekspansi wilayah Sabah (semula milik Filipina Selatan), atau Cina yang baru menyadari betapa Kepulauan Senkaku (yang selama ini dikelola Jepang) memiliki potensi sumber daya alam yang luar biasa dan berusaha ‘menyuarakan’ klaimnya atas pulau tersebut.
  11. Ajaran wawas an nasional bangsa Indonesia menyatakan bahwa : Ideologi dipergu nakan sebagai landasan idiil dalam menentukan polttik nasio nalnya, dihadapkan kepada kondisi dan konstelasi geografi Indonesia dengan segala aspek kehidupan nasionalnya, agar bangsa Indo-nesia dapat menjamin kepentingan bangsa dan negaranya dttengah-tengah per kembangan dunia.
  12. Bersadarkan falsafah Pancasila, manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki naluri, akhlak dan daya pikir, sadar akan keberadaannya yang serba terhubung dengan sesamanya, dengan lingkungannya, dengan alam semesta dan dengan Penciptanya. Kesa daran ini menumbuhkan cipta, kasra dan karya untuk memperta hankan eksistensi dan kelangsungan hidupnya dari generasi ke gene rasi. Berdasarkan kepada kesadaran yang dipengaruhi oleh lingkung annya, manusia Indonesia memiliki berbagai motivasi antara lain demi terciptanya suasana damai dan tentram menuju kebahagiaan serta demi terselenggaranya keteraturan dalam membina hubungan antar sesamanya. Dengan demikian nilai-nilai Pancasila sesungguhnya telah bersema yam dan berkembang dalam hati dan sanubari serta kesadaran bang sa Indonesia, temnasuk dalam menggali dan mengembangkan wawas an nasional yang dapat kita lihat sebagaia berikut:
  13. Bersadarkan falsafah Pancasila, manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki naluri, akhlak dan daya pikir, sadar akan keberadaannya yang serba terhubung dengan sesamanya, dengan lingkungannya, dengan alam semesta dan dengan Penciptanya. Kesa daran ini menumbuhkan cipta, kasra dan karya untuk memperta hankan eksistensi dan kelangsungan hidupnya dari generasi ke gene rasi. Berdasarkan kepada kesadaran yang dipengaruhi oleh lingkung annya, manusia Indonesia memiliki berbagai motivasi antara lain demi terciptanya suasana damai dan tentram menuju kebahagiaan serta demi terselenggaranya keteraturan dalam membina hubungan antar sesamanya. Dengan demikian nilai-nilai Pancasila sesungguhnya telah bersema yam dan berkembang dalam hati dan sanubari serta kesadaran bang sa Indonesia, temnasuk dalam menggali dan mengembangkan wawas an nasional yang dapat kita lihat sebagaia berikut:
  14. Deklarasi Djuanda pada saat itu sempat mendapat pertentangan dari beberapa negara, Meskipun Deklarasi Djuanda yang menyatakan bahwa Indonesia menganut prinsip-prinsip negara kepulauan (Archipelagic State) pada saat itu mendapat pertentangan besar dari beberapa negara, sehingga laut-laut antarpulau pun merupakan wilayah Republik Indonesia dan bukan kawasan bebas. Deklarasi Djuanda selanjutnya diresmikan menjadi UU No.4/PRP/1960 tentang Perairan Indonesia. Akibatnya luas wilayah Republik Indonesia bertambah 2,5 kali lipat dari 2.027.087 km² menjadi 5.193.250 km² dengan pengecualian Irian Jaya yang walaupun wilayah Indonesia tapi waktu itu belum diakui secara internasional.
  15. Belum timbul rasa kebangsaan, namun sudah timbul semangat bernegara. Kaidah-kaidah sebagai negara modem seperti: rumusan falsafah negara belum jelas, konsepsi cara pandang belum ada, yang ada hanya berupa slogan-slogan seperti yang drtulis oleh Mpu Tantular "Bhineka Tunggal Ika”
  16. Lahirnya kesadaran akan pentingnya sebuah persatuan dalam bernegara dalam rangka meng-halau penjajah dari bumi Republik ini. Kehadiran penjajah telah merapuhkan budaya nusantara oleh budaya Barat yang disebut "Renaisance". Kehadiran penjajah telah mengakibatkan penderitaan dan kepahitan yang sangat panjang, namun disisi lain menimbulkan sema ngat senasib sepenanggungan untuk bertekad memerdekakan diri.
  17. Timbulnya "semangat kebangsaan" ditandai dengan lahirnya organisasi modern seperti Budo Utomo tanggal 20 Mei 1908. Semangat ini merupakan modal dari konsepsi atau cara pandang kebangsaan atau "Wawasan Kebangsaan Indo nesia"
  18. Perjuangan yang tidak kalah pentingnya adalah perjuangan dalam forum intemasional dalam rangka menentukan wilayah teritorial Indonesia mulai sejak bertakunya Territoriale Zee En Maritieme Kringen Ordonantie, dimana luas laut teritorial hanya selebar 3 mil dari garis pangkal masing-masing pulau, kemudian berhasil dengan di deklarasikannya Deklarasi Djuanda tahun 1957 dimana berdasarkan Deklarasi ini Indonesia berhasil merubah batas wilayah perairan dari 3 mil menjadi 12 mil diukur dari garis dasar yang menghubungkan titik ter luar dari pulau-pulau Indonesia. Perjuangan di dunia internasional untuk diakuinya wilayah Nusantara sesuai dengan Deklarasi Djuanda tanggal 13 Desember 1957, merupakan rang kaian perjuangan yang cukup panjang untuk memperoleh pengukuhan bagi azas negara kepulauan di forum internasional. Dimulai sejak konferensi PBB tentang Hukum Laut Internasional yang pertama pada tahun 1958, kemudian yang kedua pada tahun 1960 dan akhirnya pada konferensi ketiga tahun 1982, pokok-pokok azas negara kepulauan diakui dan dicantumkan dalam United Nations Conven tion on the Law Of the Sea (UNCLOS) 82. Dengan bertakunya UNCLOS 82 ini luas wilayah teritorial Indonesia bertambah dengan Zone Ekonomi Ekseklusif (ZEE) yang panjangnya 200 mil diukur dari garis pangkal wilayah laut Indonesia.
  19. Mantan Sekda, Camat dan Lurah Teluk Kabung Tengah Ditahan Kajari Padang
  20. Kisruh Freeport—Menteri Rizal: Ini Perebutan Antar Geng
  21. KETIDAKTRANSPARANAN DATA: Tidak ada nominal pasti dan konsisten dari berbagai sumber terkait pendapatan PT. Freeport Indonesia serta royalti yang mereka berikan kepada Indonesia. Data dari Kompas menyatakan bahwa pada tahun 2005, Indonesia hanya mendapat royalti sekitar 9,4% ditambah pajak dari total pendapatan Freeport pada tahun itu sebesar US$ 4,2 miliar. Hal ini membuat Dengan menyedot kekayaan alam di sana, Freeport mampu meraih total pendapatan US$ 2,3 miliar pada tahun 2004, lalu meningkat menjadi US$ 4,2 miliar pada tahun 2005. Banyak data yang menunjukan kelalaian pemerintah dalam mengurus harta rakyat. Misalnya, dalam kasus Freeport, Indonesia hanya mendapat royalti sekitar 9,4% ditambah pajak. Padahal, total pendapatan Freeport pada tahun 2005 adalah US$ 4,2 miliar dolar dengan kontrak karya sampai 2041 (kompas, November, 2006). Ironisnya, kantong-kantong kemiskinan rakyat Indonesia di bumi Papua justru berada di kawasan konsesi pertambangan Freeport. Penduduk Kabupaten Mimika, lokasi di mana Freeport berada, terdiri dari 35% penduduk asli dan 65% pendatang. Pada tahun 2002, BPS mencatat sekitar 41 persen penduduk Papua dalam kondisi miskin, dengan komposisi 60% penduduk asli dan sisanya pendatang.  Pada tahun 2005, Kemiskinan rakyat di Provinsi Papua, yang mencapai 80,07% atau 1,5 juta penduduk.
  22. *Negosiasi oleh Pemerintah: pembangunan unit pengolahan dan pemurnian (smelter), pengurangan luas area tambang dari 212.950 hektar menjadi 125.000 hektar, perubahan perpanjangan kontrak menjadi izin usaha pertambangan (IUP), kenaikan royalti untuk penerimaan Negara dari 1% menjadi 3.75%, divestasi saham sebesar 30% kepada BUMN/BUMD sesuai aturan yang berlaku, serta penggunaan barang dan jasa pertambangan dalam negeri hingga 100% (saat ini SDM yang digunakan Freeport sudah mencapai 98% warga lokal, sedangkan penggunaan barang peoduksi dalam negeri telah mencapai 60%). (Yazid, 2015)
  23. Freeport Indonesia menawarkan divestasi saham 10,64% sebesar 1,7 miliar dollar AS. Sementara harga saham Freeport McMoran (induk dari Freeport Indonesia) semakin menurun. Menurut perhitungan dari ahli, untuk mendapat 10,64% saham Freeport McMoran, kita hanya perlu mengeluarkan 537 milliar dollar AS.
  24. Jangan terburu-buru dan terpancing oleh semangat “Nasionalisasikan Freeport!” tanpa diiringi oleh pemahaman mendalam terkait masalahnya. Jangan sampai kita menasionalisasikan Freeport atas dasar nafsu yang besar belaka. Sebab, akuisisi (pengakuan) perusahaan tambang tak serupa dengan akuisisi migas. Kalau dalam kasus migas seluruh aset (seperti mesin, alat berat, dan lain sebagainya) menjadi milik pemerintah dengan hanya mengganti biaya recovery, berbeda dengan tambang. Dalam akuisisi perusahaan tambang, maka seluruh aset akan turut ‘dibawa pulang’ oleh Freeport. Hal itu memunculkan pertanyaan baru—bagaimana bisa beroperasi? Kalau pun ada pilihan untuk membeli aset tersebut, maka sudah pasti membutuhkan biaya yang luar biasa besar. Dan keefektifannya patut ditinjau ulang.
  25. Tingkatkan infrastruktur-infrastruktur di luar Jawa, agar menandakan bahwa pengembangan ekonmi akan diratakan di seluruh daerah sehingga tidak memberik kesan bahwa perekonomian terpusat ke Jawa yang bukannya tidak mungkin akan menimbulkan kecemburuan daerah. Integrasi wilayah harus ditekankan pada bagaimana menangani wilayah tersebut sebagai bagian dari negara, dan bukan sebagai “zona eksploitatif” di dalam negara sendiri.
  26. Bila Kontrak Freeport Tidak Diperpanjang Maka yang perlu dipersiapkan pemerintah adalah handover perusahaan Freeport kepada BUMN, mengingat Freeport juga telah menyetujui untuk melakukan divestasi secara bertahap. Menurut Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Franky Sibarani, sudah selayaknya PT Aneka Tambang (Persero) Tbk sebagai BUMN pertambangan Indonesia mengambil jatah saham yang akan dilepas PT. Freeport Indonesia pada tahun 2015. Selain dinilai sudah mampu dari segi pendanaan, Antam juga dianggap sudah berpengalaman dalam pengolahan mineral untuk mengambil alih Freeport nantinya. Pemerintah harus mengantisipasi batas waktu kontrak Freeport yang akan habis pada tahun 2021 mendatang. Sisa waktu enam tahun harus benar-benar dimanfaatkan pemerintah untuk menyiapkan segala sesuatu guna mengakuisisi saham Freeport yang akan dilepas. (Nashrillah, 2015)
  27. Mantan Sekda, Camat dan Lurah Teluk Kabung Tengah Ditahan Kajari Padang