Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai berbagai gelar akademik dan profesi yang dimiliki oleh dokter di Indonesia. Gelar tersebut mencerminkan jenjang pendidikan dan spesialisasi yang telah diselesaikan, seperti Sarjana Kedokteran, spesialis bedah, dan profesor.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang standar pelayanan minimal rumah sakit dan indikator untuk mengukur kinerja rumah sakit seperti input, proses, output, dan outcome.
2. Juga membahas tentang penghitungan efisiensi rumah sakit seperti bed occupancy rate, length of stay, dan bed turn over.
3. Selain itu juga membahas tentang peraturan internal rumah sakit atau hospital by laws.
Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang standar pelayanan minimal rumah sakit dan indikator untuk mengukur kinerja rumah sakit seperti input, proses, output, dan outcome.
2. Juga membahas tentang penghitungan efisiensi rumah sakit seperti bed occupancy rate, length of stay, dan bed turn over.
3. Selain itu juga membahas tentang peraturan internal rumah sakit atau hospital by laws.
Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional.
Istilah dan petunjuk dalam pengkodean ICD http://pikesstikpan.blogspot.com
untuk artikelnya di http://pikesstikpan.blogspot.sg/2015/04/istilah-dan-petunjuk-pengkodean-dalam.html
Bab ii pembahasan ( aplikasi komputerisasi di unit rekam medis )Amirullah Latarissa
Dokumen tersebut membahas tentang rekam medis berbasis komputer di Indonesia. Beberapa poin penting yang disebutkan adalah bahwa banyak instansi pelayanan kesehatan yang telah menerapkan sistem rekam medis terkomputerisasi untuk meningkatkan efisiensi, meskipun perlu juga menerapkan rekam medis manual dengan baik. Dokumen ini juga menjelaskan pengertian, tujuan, dan manfaat rekam medis serta berbagai aspek pent
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai berbagai suffix condition (akhiran kondisi) dalam bahasa Inggris beserta contoh-contohnya. Suffix-suffix tersebut digunakan untuk mendeskripsikan kondisi medis seperti -itis untuk peradangan, -algia untuk nyeri, -emia untuk kondisi darah, dan lainnya. Contoh suffix condition yang dijelaskan meliputi -itis, -algia, -emia, -osis, -itis, -emesis, -iasis
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang unsur-unsur istilah medis seperti root (akar kata), prefix (awalan), dan suffix (akhiran) serta contoh-contohnya. Dokumen ini juga memberikan tugas-tugas latihan menganalisis istilah medis kepada 32 kelompok.
Buku ajar ini membahas osteologi untuk program diploma radiodiagnostik. Buku ini menjelaskan anatomi tulang-tulang tubuh termasuk istilah-istilah osteologi dan jenis-jenis sendi. Materi pembelajaran meliputi anatomi tulang-tulang ekstremitas atas seperti tulang clavicula, scapula, dan sendi-sendi pada gelang bahu."
Dokumen tersebut membahas tentang sistem indeks rekam medis, termasuk jenis-jenis indeks yang digunakan seperti indeks pasien, diagnosis, operasi, dokter, dan kematian. Indeks digunakan untuk memudahkan pencarian informasi identitas pasien, diagnosis, dan tindakan medis serta mengelola data pasien dan rumah sakit.
Dokumen tersebut merangkum tentang Klasifikasi Statistik Internasional tentang Penyakit dan Masalah Kesehatan (ICD 10). ICD 10 digunakan untuk mendiagnosa, pelaporan, dan analisis data kesehatan secara internasional. ICD 10 terdiri dari 3 volume yang membahas klasifikasi penyakit, pedoman penggunaan, dan indeks."
Konsep dasar rekam medis informasi kesehatan (rmik)EvaKhoirunnisa3
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai konsep dasar rekam medis, termasuk definisi, tujuan, dan kegunaannya. Rekam medis dijelaskan sebagai keterangan lengkap tentang identitas pasien dan pelayanan medis yang diterima. Tujuannya mendukung administrasi pelayanan kesehatan dan rekam medis harus memenuhi syarat seperti lengkap, akurat, dan terintegrasi.
(4) lead term & tata cara koding icd 10Imelda Wijaya
Koding ICD-10 melibatkan proses translasi diagnosis, prosedur, dan pelayanan ke dalam kode numerik dan alfanumerik untuk pelaporan statistik dan pembayaran klaim asuransi. Hal ini memerlukan pengetahuan tentang terminologi medis dan bahasa Inggris yang memadai. Proses koding melibatkan analisis dokumen medis, mengidentifikasi diagnosis utama, dan menggunakan Volume 1 dan 3 ICD-10 untuk menentukan kode yang tepat. Pedoman koding m
Makalah ini membahas sistem muskuloskeletal yang terdiri atas otot, tulang, dan sendi. Otot terbagi menjadi otot rangka, otot polos, dan otot jantung. Tulang terdiri atas tulang tengkorak, kerangka dada, tulang belakang dan pinggul, serta tulang anggota gerak. Makalah ini juga membahas anatomi dan fisiologi sistem muskuloskeletal serta penyakit-penyakit yang dapat timbul pada sistem terse
Dokumen tersebut merupakan daftar isi dan lampiran dari suatu penelitian yang membahas tentang pengembangan bahan ajar berupa video dokumentasi untuk pembelajaran di SMK. Dokumen tersebut memuat daftar isi, daftar tabel, gambar, dan lampiran yang mendukung penelitian tersebut."
Penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, karena angka kesakitan dan kematian yang masih tinggi. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari.
1. Rekam medis berisi catatan mengenai kondisi pasien, hasil pemeriksaan, dan pengobatan yang diberikan untuk memudahkan pelayanan kesehatan berikutnya.
2. Rekam medis berguna untuk kontinuitas pelayanan kesehatan, evaluasi mutu, dan pertanggungjawaban medis.
3. Isi rekam medis meliputi identitas pasien, keluhan, diagnosis, pengobatan, dan tindak lanjut untuk memastikan pelayanan terpadu.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1) Dokumen tersebut membahas tentang manajemen risiko pada kegiatan pemeriksaan pasien di IGD RSI Ibnu Sina Pekanbaru.
2) Identifikasi risiko yang dilakukan meliputi faktor fisik, biologis, ergonomi, dan psikososial yang dapat mempengaruhi dokter dan pasien.
3) Evaluasi risiko dilakukan dengan menentukan tingkat keparahan dan kem
Istilah dan petunjuk dalam pengkodean ICD http://pikesstikpan.blogspot.com
untuk artikelnya di http://pikesstikpan.blogspot.sg/2015/04/istilah-dan-petunjuk-pengkodean-dalam.html
Bab ii pembahasan ( aplikasi komputerisasi di unit rekam medis )Amirullah Latarissa
Dokumen tersebut membahas tentang rekam medis berbasis komputer di Indonesia. Beberapa poin penting yang disebutkan adalah bahwa banyak instansi pelayanan kesehatan yang telah menerapkan sistem rekam medis terkomputerisasi untuk meningkatkan efisiensi, meskipun perlu juga menerapkan rekam medis manual dengan baik. Dokumen ini juga menjelaskan pengertian, tujuan, dan manfaat rekam medis serta berbagai aspek pent
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai berbagai suffix condition (akhiran kondisi) dalam bahasa Inggris beserta contoh-contohnya. Suffix-suffix tersebut digunakan untuk mendeskripsikan kondisi medis seperti -itis untuk peradangan, -algia untuk nyeri, -emia untuk kondisi darah, dan lainnya. Contoh suffix condition yang dijelaskan meliputi -itis, -algia, -emia, -osis, -itis, -emesis, -iasis
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang unsur-unsur istilah medis seperti root (akar kata), prefix (awalan), dan suffix (akhiran) serta contoh-contohnya. Dokumen ini juga memberikan tugas-tugas latihan menganalisis istilah medis kepada 32 kelompok.
Buku ajar ini membahas osteologi untuk program diploma radiodiagnostik. Buku ini menjelaskan anatomi tulang-tulang tubuh termasuk istilah-istilah osteologi dan jenis-jenis sendi. Materi pembelajaran meliputi anatomi tulang-tulang ekstremitas atas seperti tulang clavicula, scapula, dan sendi-sendi pada gelang bahu."
Dokumen tersebut membahas tentang sistem indeks rekam medis, termasuk jenis-jenis indeks yang digunakan seperti indeks pasien, diagnosis, operasi, dokter, dan kematian. Indeks digunakan untuk memudahkan pencarian informasi identitas pasien, diagnosis, dan tindakan medis serta mengelola data pasien dan rumah sakit.
Dokumen tersebut merangkum tentang Klasifikasi Statistik Internasional tentang Penyakit dan Masalah Kesehatan (ICD 10). ICD 10 digunakan untuk mendiagnosa, pelaporan, dan analisis data kesehatan secara internasional. ICD 10 terdiri dari 3 volume yang membahas klasifikasi penyakit, pedoman penggunaan, dan indeks."
Konsep dasar rekam medis informasi kesehatan (rmik)EvaKhoirunnisa3
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai konsep dasar rekam medis, termasuk definisi, tujuan, dan kegunaannya. Rekam medis dijelaskan sebagai keterangan lengkap tentang identitas pasien dan pelayanan medis yang diterima. Tujuannya mendukung administrasi pelayanan kesehatan dan rekam medis harus memenuhi syarat seperti lengkap, akurat, dan terintegrasi.
(4) lead term & tata cara koding icd 10Imelda Wijaya
Koding ICD-10 melibatkan proses translasi diagnosis, prosedur, dan pelayanan ke dalam kode numerik dan alfanumerik untuk pelaporan statistik dan pembayaran klaim asuransi. Hal ini memerlukan pengetahuan tentang terminologi medis dan bahasa Inggris yang memadai. Proses koding melibatkan analisis dokumen medis, mengidentifikasi diagnosis utama, dan menggunakan Volume 1 dan 3 ICD-10 untuk menentukan kode yang tepat. Pedoman koding m
Makalah ini membahas sistem muskuloskeletal yang terdiri atas otot, tulang, dan sendi. Otot terbagi menjadi otot rangka, otot polos, dan otot jantung. Tulang terdiri atas tulang tengkorak, kerangka dada, tulang belakang dan pinggul, serta tulang anggota gerak. Makalah ini juga membahas anatomi dan fisiologi sistem muskuloskeletal serta penyakit-penyakit yang dapat timbul pada sistem terse
Dokumen tersebut merupakan daftar isi dan lampiran dari suatu penelitian yang membahas tentang pengembangan bahan ajar berupa video dokumentasi untuk pembelajaran di SMK. Dokumen tersebut memuat daftar isi, daftar tabel, gambar, dan lampiran yang mendukung penelitian tersebut."
Penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, karena angka kesakitan dan kematian yang masih tinggi. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari.
1. Rekam medis berisi catatan mengenai kondisi pasien, hasil pemeriksaan, dan pengobatan yang diberikan untuk memudahkan pelayanan kesehatan berikutnya.
2. Rekam medis berguna untuk kontinuitas pelayanan kesehatan, evaluasi mutu, dan pertanggungjawaban medis.
3. Isi rekam medis meliputi identitas pasien, keluhan, diagnosis, pengobatan, dan tindak lanjut untuk memastikan pelayanan terpadu.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1) Dokumen tersebut membahas tentang manajemen risiko pada kegiatan pemeriksaan pasien di IGD RSI Ibnu Sina Pekanbaru.
2) Identifikasi risiko yang dilakukan meliputi faktor fisik, biologis, ergonomi, dan psikososial yang dapat mempengaruhi dokter dan pasien.
3) Evaluasi risiko dilakukan dengan menentukan tingkat keparahan dan kem
Tata Laksana Berbagai Keadaan Gawat Darurat pada Anak.pdfRioMRajagukguk
Syok kardiogenik adalah kegawatdaruratan kardiovaskuler yang memerlukan penanganan cepat dan tepat. Kondisi ini disebabkan oleh berbagai etiologi dan membutuhkan diagnosis dan penatalaksanaan segera, karena keterlambatan dapat berakibat fatal.
Pedoman ini berisi panduan pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 dewasa di Indonesia yang disusun oleh tim ahli dari Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Prevalensi diabetes di Indonesia terus meningkat menjadi masalah kesehatan yang serius, sehingga pedoman ini diperlukan untuk meningkatkan pengelolaan dan pencegahan penyakit tersebut."
Dokumen tersebut membahas tentang dokter keluarga sebagai bagian penting dari sistem kesehatan nasional. Terdapat beberapa hal penting yang dijelaskan yaitu: (1) peran dokter keluarga dalam pengembangan ilmu kedokteran keluarga, profesi, dan klinik serta jaringannya; (2) pendekatan pelayanan kesehatan yang diusung oleh dokter keluarga secara holistik dan berkelanjutan; (3) kebijakan
Teks tersebut membahas tentang penyampaian berita buruk oleh dokter kepada pasien, terutama dalam konteks penyakit kronis, kecacatan, dan kanker. Beberapa poin penting yang diangkat adalah pentingnya memberikan informasi secara jujur kepada pasien, tetapi dengan cara yang tidak menimbulkan kecemasan berlebihan. Teks ini juga membahas beberapa cara penyampaian berita buruk secara tidak langsung yang sebenarnya k
1. Biologi membahas 6 jurusan di bidang biologi yaitu Biologi, Ilmu Kelautan, Pendidikan Dokter, Pendidikan Dokter Gigi, Pendidikan Dokter Hewan, dan Konservasi Sumber Daya Hutan yang masing-masing mempelajari topik khusus dan memberikan prospek kerja yang baik.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
1. GELAR DOKTER
Memahami gelar dokter
Kita suka bingung setiap kali membaca nama dokter dengan berbagai gelar. Agar lebih mudah memahami,
mari kita coba pelajari.
Pendidikan tinggi dibagi dua: akademik dan profesi. Dulunya, untuk jenjang akademik hampir semua
lulusan sarjana S-1, diberi gelar "Drs" dan "Dra". Yang berbeda misalnya "SH, SE, Ir".
Khusus fakultas kedokteran, diberi gelar "Drs/Dra.Med".
Sejak 9 Februari 1993, ada SK Mendikbud 036/U/1993 mengatur gelar dan sebutan bagi lulusan perguruan
tinggi. Sejak saat itu, gelar sarjana diberikan sesuai bidangnya. Muncullah kemudian:
SE: Sarjana Ekonomi
ST: Sarjana Teknik
SP: Sarjana Pertanian
SSos: Sarjana Sosial
SIP: Sarjana Ilmu Politik
SKom: Sarjana Komunikasi
SS: Sarjana Sastra
SSi: Sarjana Sains (Fakultas MIPA, termasuk Farmasi)
dan
SKed: Sarjana Kedokteran
Setelah lulus Sarjana (S-1), semua sarjana bisa memiliki 2 pilihan.
1. Langsung melanjutkan ke jenjang akademik S-2 dan S-3. Di tingkatan ini, kembali gelar diberikan sesuai
dengan bidangnya. Misalnya untuk SKed ada yang memperoleh gelar:
MKes: Magister Kesehatan
MHA: Master of Health Administration
MARS: Magister Administrasi Rumah Sakit
2. Melanjutkan ke jenjang pendidikan profesi. Misalnya untuk S.Si (Farmasi) melanjutkan jadi Apt.
(Apoteker), SH menjadi Notaris, dan tentu saja SKed menjadi Dokter (dr.).
Setelah lulus profesi memperoleh gelar "dr.", maka dokter bisa melanjutkan ke jenjang profesi lebih tinggi
yaitu spesialisasi. Sebelum adanya SK Mendikbud tersebut, sebutan spesialisasi ditulis sesuai bidangnya.
Setelah keluar SK tersebut terjadi perubahan sebagai berikut, misalnya:
2. dr. xxx, DSOG menjadi xxx, dr., SpOG (Obstetri dan Ginekologi)
dr. yyy, DSA menjadi yyy, dr., SpA (Anak)
dr. zzz, DSB menjadi zzz, dr., SpB (Bedah)
dr. zzz, DSJP menjadi zzz, dr., SpJP (Jantung dan Pembuluh darah)
Kalau melanjutkan lagi ke tingkatan sub-spesialis, akan muncul misalnya:
zzz, dr., SpBA (Bedah anak)
zzz, dr., SpBTKV (Bedah Thorax, Kardiovaskuler)
zzz., dr. SpBP (Bedah plastik)
zzz., dr. SpBOT atau kadang ditulis SpOT (Orthopaedi)
zzz., dr. SpBOnk (Bedah Onkologi : tumor)
zzz., dr. SpBU kadang ditulis SpU saja (Bedah Urologi)
Tetapi ada juga pengelompokan atas dasar pengakuan organisasi profesi sebagai Konsultan (baik dengan
atau tanpa pendidikan khusus). Misalnya:
xxx, dr., SpPD-KGH (Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal dan Hipertensi)
xxx, dr., SpOG-KFM (Spesialis Obstetri Ginekologi Konsultan Feto-Maternal)
zzz, dr., SpPD-KHOM (Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi Onkologi Medik)
zzz., dr., SpAn-KIC (Spesialis Anesthesi Konsultan Intensive Care)
zzz, dr., SpPD-KAI (Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Alergi Immunologi)
zzz, dr., SpPK-KH (Spesialis Patologi Klinik Konsultan Hematologi)
zzz., dr., SpPD-KGer (Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Geriatri)
Yang agak lain, pada bidang kesehatan anak, seolah-olah merupakan "kedokteran dalam lingkup kecil",
sehingga ada dr., SpAK (Spesialis Anak Konsultan) dengan tambahan: Konsultan Jantung Anak, Ginjal
Anak, Endokrin Anak, Syaraf Anak, Gizi dan Tumbuh Kembang Anak, Hepatologi Anak, Penyakit Infeksi
Anak dan seterusnya. Hanya setahu saya, pada lingkup IDAI, penulisan Konsultan tertentu ini tidak
dituliskan secara eksplisit, hanya ditulis sebagai "SpAK".
Mengapa ada yang sudah menjadi dokter (pendidikan profesi) tetapi juga menggunakan gelar MKes
(pendidikan akademis)?
Seorang dokter selain mengikuti jenjang profesi lanjut menjadi spesialis/sub-spesialis juga bisa mengikuti
pendidikan akademis S-2 atau S-3. Artinya dua-dua jurusan dijalani. Karena itu ada beberapa gelar yang
sering:
1. MKes: Magister Kesehatan. Sama-sama "Magister" dalam negeri, sebenarnya ini masih mencakup banyak
bidang peminatan. Misalnya: Kebijakan kesehatan, Manajemen pengelolaan obat, Manajemen administrasi
RS (ada yang menggunakan gelar MARS), Manajemen kesehatan masyarakat, dan banyak lagi.
2. Ada yang sekolah di luar negeri, memperoleh gelar misalnya MMedSci (Master of Medical Science), ada
juga MMed Paed (Master of Medical Paediatric), DTMH (Diploma in Tropical Medicine and Hygiene), dan
banyak lagi.
Selanjutnya dokter juga bisa sampai ke jenjang S-3, dengan gelar "Dr." (Doktor) atau "PhD". Kalau di
3. Jerman ditulis Dr. rer. Ada juga yang ditulis "Dr.Med" (Doctor in Medicine).
Selanjutnya, kalau dokter itu bekerja sebagai dosen di perguruan tinggi, akan ada saatnya bisa mencapai
jenjang guru besar sebagai Professor (Prof).
Masih ada lagi. Bila aktivitas ilmiahnya tinggi, dokter juga bisa menjadi anggota dari suatu organisasi
profesi international. Biasanya disebutkan sebagai "fellow of" Misalnya:
ICRP: International Community of Royal Pathologist
AAP: American Academy of Pediatric
AAI: Association of Allergy Immunology
ICS: International Community of Surgery
Karena itu, jangan heran kalau ada yang - bila ditulis lengkap - namanya:
Prof. Dr. zzz, MHA, dr., SpPD-KAI, FAAI
Perhatikan pula cara penempatan gelar. Hanya "Prof" dan "Dr" yang ditulis di depan nama, sedangkan gelar
lain ditulis di belakang nama.
(Makin menarik bila ditambahi juga gelar/sebutan dari sumber lain: agama, keraton, marga, suku, dan
sejenisnya).
Agar tidak menambah bingung, saya coba tuliskan beberapa gelar spesialisasi dokter:
SpA: Spesialis Anak
SpAn: Spesialis Anesthesi
SpAnd: Spesialis Andrologi (fertilitas laki-laki)
SpB: Spesialis Bedah
SpBA: Spesialis Bedah Anak
SpBD: Spesialis Bedah Digestif
SpBO: Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi (kadang ditulis SpOT)
SpBOnk: Spesialis Bedah Onkologi (tumor)
SpBP: Spesialis Bedah Plastik
SpBS: Spesialis Bedah Syaraf
SpBTKV: Spesialis Bedah Thoraks Kardiovaskuler
SpBU: Spesialis Bedah Urologi (kadang ditulis SpU: Spesialis Urologi)
SpF: Spesialis Forensik
SpFK: Spesialis Farmakologi Klinik
SpGK: Spesialis Gizi Klinik
SpJP: Spesialis Jantung dan Pembuluh darah
SpKK: Spesialis Kulit dan Kelamin
SpM: Spesialis Mata
SpMK: Spesialis Mikrobiologi Klinik
4. SpOG: Spesialis Obstetri dan Ginekologi
SpOG-KFM: SpOG-Konsultan Feto-Maternal (Janin dan Ibu Hamil)
SpOG-KFER: SpOG-Konsultan Fertilitas Endokrin dan Reproduksi
SpOG-KOnk: SpOG-Konsultan Onkologi
SpP: Spesialis Paru
SpPA: Spesialis Patologi Anatomi
SpPD:Spesialis Penyakit Dalam
SpPD-KHOM: SpPD Konsultan Hematologi Onkologi Medik
SpPD-KPTI: SpPD Konsultan Penyakit Tropik dan Infeksi
SpPD-KE: SpPD Konsultan Endokrinologi
SpPD-KGH: SpPD Konsultan Ginjal Hipertensi
SpPD-KGEH: SpPD Konsultan Gastro-Entero-Hepatologi
SpPD-KGer: SpPD Konsultan Geriatri (ketuaan)
SpPD-KR: SpPD Konsultan Rheumatologi
SpPD-KAI: SpPD Konsultan Alergi Immunologi
SpPK: Spesialis Patologi Klinik
SpR (pernah ditulis juga SpRad): Spesialis Radiologi
SpRM: Spesialis Rehabilitasi Medis
SpS: Spesialis Syaraf
SpTHT: Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan
Beberapa catatan tentang gelar dokter:
Sesuai aturan Mendikbud tersebut, maka sebenarnya tidak semua sarjana kedokteran (S.Ked) harus
melanjutkan ke jenjang profesi. Lantas kemana? Bisa saja SKed kemudian sekolah S-2/S-3 dan bekerja
sesuai bidang/kemampuannya tersebut. Misalnya:
1. Menempuh S2/S3 bidang Manajemen Kesehatan Masyarakat. Setelah lulus menjadi pejabat struktural di
lingkup departemen kesehatan.
2. Menempuh S2/S3 bidang ilmu biomedik, setelah lulus menjadi dosen di FK, peneliti biomedik atau
bekerja profesional di perusahaan farmasi/obat.
3. Bahkan secara ekstrem, bisa saja SKed kemudian S2/S3 komunikasi, setelah lulus menjadi pengelola
penerbitan media massa kesehatan.
4. Implikasi dari pengakuan - dan pembobotan - gelar sarjana kedokteran, mulai banyak "SKed" yang
akhirnya menjadi manager bank, direktur perusahan asuransi, atau manajer jaringan toko asesoris mobil.
Catatan kedua. Karena gelar SKed itu juga diakui secara tersendiri dari gelar "dr". Maka seharusnya kita
menulis lengkap misalnya: xxx, SKed., dr., SpA. Namun dalam praktek, bila telah bergelar "dr", maka
secara inheren, dia pasti telah menyelesaikan dan mendapat gelar "SKed". Karena itu sering tidak dituliskan.
Catatan ketiga. Kadang muncul tudingan, betapa profesi dokter itu di-anak emas-kan. Seorang pengacara
tidak pernah ditulis sebagai "xxx, SH, pengacara" misalnya. Begitu juga profesi yang lain (guru misalnya).
Yang agak sama mungkin apoteker karena ditulis sebagai "xxx, SSi, Apt."
Saya tidak mudah berbicara soal ini, karena kebetulan saya dokter, sehingga mudah dicurigai sebagai tidak
obyektif. Saya hanya bisa mengatakan bahwa, bagi saya tidak masalah seandainya gelar dokter tidak ditulis
eksplisit, bila memang itu tidak menimbulkan masalah.
5. Apa masalah yang mungkin ditimbulkan? Bila gelar "dokter" tidak ditulis eksplisit, betapa akan makin
mudah orang melakukan tindakan penipuan sebagai "dokter palsu"? Tetapi, apapun semua kembali ke cara
pandang kita.
Catatan ke-empat. Istilah "Ahli" hanya diberikan kepada lulusan pendidikan keterampilan (Diploma-III atau
Diploma-IV). Misalnya:
Lulusan AKPER, AKBID: AMK (Ahli Madya Keperawatan)
Lulusan Diploma-III secara umum: AMd (Ahli Madya)
Lulusan Diploma-IV secara umum: A (Ahli)
Tetapi kalau sudah lulusan Fakultas Ilmu Keperawatan/Progam Studi Ilmu Keperawatan, gelarnya: SKp
(Sarjana Keperawatan). Sampai saat ini kalau kebidanan, baru sampai tingkatan Diploma-IV.
Karena itu, jangan kita menyapa "dokter ahli kandungan" karena ini sebenarnya menurunkan derajat
pengakuan profesinya.
Semoga tidak bingung lagi membaca papan nama dokter yang namanya bisa panjang sekali.
Dan terakhir, seperti sering kita baca di lembar undangan pernikahan:
mohon maaf bila ada kesalahan penulisan nama dan gelar.
----------------------------------------------------------------------------------
Gelar Nama Kepanjangan Gelar Semester
Sp.A Spesialis Anak 8
Sp.An Spesialis Anestesiologi dan Reanimasi 7
Sp.And Spesialis Andrologi 6
Sp.B Spesialis Bedah 10
Sp.BA Spesialis Bedah Anak 10
Sp.BM Spesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial (dokter gigi) 10
Sp.BTKV Spesialis Bedah Toraks Kardiovaskuler 10
Sp.BP Spesialis Bedah Plastik 10
Sp.BS Spesialis Bedah Saraf 11
Sp.EM Spesialis Kedaruratan Medik 8
Sp.F Spesialis Kedokteran Forensik 6
Sp.FK Spesialis Farmakologi Klinik 6
Sp.JP Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah 10
Sp.KFR Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi 10
Sp.KG Spesialis Konservasi Gigi (dokter gigi) 10
Sp.KGA Spesialis Kedokteran Gigi Anak (dokter gigi) 10
Sp.KJ Spesialis Kedokteran Jiwa atau Psikiatri 8
Sp.KK Spesialis Penyakit Kulit dan Kelamin 7
Sp.KN Spesialis Kedokteran Nuklir 7
Sp.KO Spesialis Kedokteran Olahraga 7
6. Sp.M Spesialis Mata 7
Sp.MK Spesialis Mikrobiologi Klinik 6
Sp.OG Spesialis Obstetri & Ginekologi (kebidanan dan kandungan) 9
Sp.Ok Spesialis Kedokteran Okupasi (kerja) 6
Sp.Onk.Rad Spesialis Onkologi Radiasi 7
Sp.Ort Spesialis Ortodonsia (perawatan maloklusi) (dokter gigi) 10
Sp.OT Spesialis Bedah Orthopaedi dan Traumatologi 9
Sp.P Spesialis Paru (Pulmonologi) 7
Sp.Perio Spesialis Periodonsia (jaringan gusi dan penyangga gigi) (dokter gigi) 10
Sp.PA Spesialis Patologi Anatomi 6
Sp.PD Spesialis Penyakit Dalam 9
Sp.PK Spesialis Patologi Klinik 8
Sp.PM Spesialis Penyakit Mulut (dokter gigi) 10
Sp.Pros Spesialis Prostodonsia (restorasi rongga mulut) (dokter gigi) 10
Sp.Rad Spesialis Radiologi 7
Sp.RM Spesialis Rehabilitasi Medik 8
Sp.RKG Spesialis Radiologi Kedokteran Gigi (dokter gigi) 10
Sp.S Spesialis Saraf 8
Sp.THT-KL Spesialis Telinga Hidung Tenggorok-Bedah Kepala Leher 8
Sp.U Spesialis Urologi 10
Sp.Ger Spesialis Geriatri 9
Sub-spesialis / konsultan
Sebagian dokter spesialis melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu subspesialis (Sp2), atau
lebih dikenal sebagai konsultan. Pendidikan Sp2 ini dijalani selama 4 sampai 6 smester. Beberapa gelar yang
ditambahkan:
(K) diakhir gelar spesialisasi berarti Konsultan/Spesialis 2/Sub Spesialis, misalnya Sp.A (K) - artinya
Spesialis Anak Konsultan
KFER - "Konsultan Fertilitas Endokrinologi Reproduksi" (biasanya dimiliki oleh spesialis kebidanan)
KFM - "Konsultan Feto Maternal" (dimiliki oleh spesialis kebidanan-kandungan)
Gelar yang bisa ditambahkan pada spesialis jantung dan spesialis bedah:
FACC - "Fellow of the American College of Cardiologists"
FACP - "Fellow of the American College of Physicians"
FACS - "Fellow of the American College of Surgeons", menandakan anggota dari "American College
of Surgeons"
FESC - "Fellow of the European Society of Cardiology"
FICS - "Fellow Of the International College Of Surgeon"
FIHA - "Fellows Indonesian Heart Association"
Tambahan gelar lainnya:
DPM - "Doctor of Pediatric Medicine"
FAAEM - "Fellow of the American Academy of Emergency Medicine"
FAAFP - "Fellow of the American Academy of Family Physicians" spesialis di bidang "dokter
keluarga"
FACE - "Fellow of the American College of Endocrinology"
FACEP - "Fellow of the American College of Emergency Physicians"
FACFAS - "Fellow of the American College of Foot and Ankle Surgeons"
FACOG - "Fellow of the American College of Obstetrics and Gynecologists"
7. FCCP - "Fellow of the American College of Chest Physicians"
Dalam ilmu penyakit dalam, terdapat 12 sub-spesialis, diantaranya:
Alergi-Immunologi Klinik (Sp.PD-KAI)
Gastroenterologi-Hepatologi (Sp.PD-KGEH)
Geriatri (Sp.PD-KGer)
Ginjal-Hipertensi (Sp.PD-KGH)
Hematologi - Onkologi Medik (Sp.PD-KHOM)
Hepatologi (Sp.PD-KH)
Kardiovaskular (Sp.PD-KKV)
Endokrin-Metabolik-Diabetes(Sp.PD-KEMD)
Psikosomatik (Sp.PD-KPsi)
Pulmonologi (Sp.PD-KP)
Reumatologi (Sp.PD-KR)
Penyakit Tropik-Infeksi (Sp.PD-KPTI)
Terdapat 14 sub-spesialis ilmu kesehatan anak, antara lain:
Alergi Imunologi
Endokrinologi
Gastro-Hepatologi
Hematologi Onkologi
Infeksi & Pediatri Tropis
Kardiologi
Nefrologi
Neurologi
Nutrisi & Penyakit Metabolik
Pediatri Gawat Darurat
Pencitraan
Perinatologi
Respirologi
Tumbuh Kembang Ped. Sosial
Terdapat 9 sub-spesialis THT-KL, antara lain:
Otologi
Neurotologi
Rinologi
Laringo-Faringologi
Onkologi Kepala Leher
Plastik Rekonstruksi
Bronkoesofagologi
Alergi Imunologi
THT Komunitas
Sub-spesialis dalam bidang anestesiologi dan reanimasi, diantaranya:
Perawatan Intensif/ICU (Sp.An-KIC)
Anestesi Bedah Jantung, torax dan kardiovaskuler
Klinik nyeri
Regional analgesi
8. Anestesi bedah saraf
Anestesi pediatrik
Anestesi bedah umum
Sub-spesialis dalam bidang kulit dan kelamin, antara lain:
Infeksi Menular Seksual, Herpes, Dermatosis, Bedah Kulit.
Sub-spesialis dalam ilmu bedah, antara lain:
Bedah Digestif (SpB.KBD)
Bedah Onkologi (SpB(K)Onk)
Bedah Plastik
Bedah Anak
Bedah Vaskuler
Bedah Toraks dan Kardiovaskuler
Bedah Urologi
Bedah Saraf
Bedah Ortopedi dan Traumatologi
Bedah Umum
Sub-spesialis dalam Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi (Paru) , antara lain:
Infeksi
Onkologi Toraks
Asma dan PPOK
Pulmonologi Intervensi dan Gawat Darurat Napas
Faal Paru Klinik
Paru Kerja dan Lingkungan
Imunologik klinik
Gelar Magister
M.Kes - Magister Kesehatan
M.Ked - Magister Kedokteran
M.Pd.Ked - Magister Pendidikan Kedokteran
M.Kesja - Magister Kesehatan Kerja
MMR - Magister Manajemen Rumahsakit
MARS - Magister Administrasi Rumah Sakit
MKK - Magister Kedokteran Kerja
MKK - Magister Kedokteran Klinik
M.Biomed - Master Ilmu Biomedik (Kedokteran Dasar)