SlideShare a Scribd company logo
GELAR DOKTER
Memahami gelar dokter
Kita suka bingung setiap kali membaca nama dokter dengan berbagai gelar. Agar lebih mudah memahami,
mari kita coba pelajari.
Pendidikan tinggi dibagi dua: akademik dan profesi. Dulunya, untuk jenjang akademik hampir semua
lulusan sarjana S-1, diberi gelar "Drs" dan "Dra". Yang berbeda misalnya "SH, SE, Ir".
Khusus fakultas kedokteran, diberi gelar "Drs/Dra.Med".
Sejak 9 Februari 1993, ada SK Mendikbud 036/U/1993 mengatur gelar dan sebutan bagi lulusan perguruan
tinggi. Sejak saat itu, gelar sarjana diberikan sesuai bidangnya. Muncullah kemudian:
SE: Sarjana Ekonomi
ST: Sarjana Teknik
SP: Sarjana Pertanian
SSos: Sarjana Sosial
SIP: Sarjana Ilmu Politik
SKom: Sarjana Komunikasi
SS: Sarjana Sastra
SSi: Sarjana Sains (Fakultas MIPA, termasuk Farmasi)
dan
SKed: Sarjana Kedokteran
Setelah lulus Sarjana (S-1), semua sarjana bisa memiliki 2 pilihan.
1. Langsung melanjutkan ke jenjang akademik S-2 dan S-3. Di tingkatan ini, kembali gelar diberikan sesuai
dengan bidangnya. Misalnya untuk SKed ada yang memperoleh gelar:
MKes: Magister Kesehatan
MHA: Master of Health Administration
MARS: Magister Administrasi Rumah Sakit
2. Melanjutkan ke jenjang pendidikan profesi. Misalnya untuk S.Si (Farmasi) melanjutkan jadi Apt.
(Apoteker), SH menjadi Notaris, dan tentu saja SKed menjadi Dokter (dr.).
Setelah lulus profesi memperoleh gelar "dr.", maka dokter bisa melanjutkan ke jenjang profesi lebih tinggi
yaitu spesialisasi. Sebelum adanya SK Mendikbud tersebut, sebutan spesialisasi ditulis sesuai bidangnya.
Setelah keluar SK tersebut terjadi perubahan sebagai berikut, misalnya:
dr. xxx, DSOG menjadi xxx, dr., SpOG (Obstetri dan Ginekologi)
dr. yyy, DSA menjadi yyy, dr., SpA (Anak)
dr. zzz, DSB menjadi zzz, dr., SpB (Bedah)
dr. zzz, DSJP menjadi zzz, dr., SpJP (Jantung dan Pembuluh darah)
Kalau melanjutkan lagi ke tingkatan sub-spesialis, akan muncul misalnya:
zzz, dr., SpBA (Bedah anak)
zzz, dr., SpBTKV (Bedah Thorax, Kardiovaskuler)
zzz., dr. SpBP (Bedah plastik)
zzz., dr. SpBOT atau kadang ditulis SpOT (Orthopaedi)
zzz., dr. SpBOnk (Bedah Onkologi : tumor)
zzz., dr. SpBU kadang ditulis SpU saja (Bedah Urologi)
Tetapi ada juga pengelompokan atas dasar pengakuan organisasi profesi sebagai Konsultan (baik dengan
atau tanpa pendidikan khusus). Misalnya:
xxx, dr., SpPD-KGH (Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal dan Hipertensi)
xxx, dr., SpOG-KFM (Spesialis Obstetri Ginekologi Konsultan Feto-Maternal)
zzz, dr., SpPD-KHOM (Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi Onkologi Medik)
zzz., dr., SpAn-KIC (Spesialis Anesthesi Konsultan Intensive Care)
zzz, dr., SpPD-KAI (Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Alergi Immunologi)
zzz, dr., SpPK-KH (Spesialis Patologi Klinik Konsultan Hematologi)
zzz., dr., SpPD-KGer (Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Geriatri)
Yang agak lain, pada bidang kesehatan anak, seolah-olah merupakan "kedokteran dalam lingkup kecil",
sehingga ada dr., SpAK (Spesialis Anak Konsultan) dengan tambahan: Konsultan Jantung Anak, Ginjal
Anak, Endokrin Anak, Syaraf Anak, Gizi dan Tumbuh Kembang Anak, Hepatologi Anak, Penyakit Infeksi
Anak dan seterusnya. Hanya setahu saya, pada lingkup IDAI, penulisan Konsultan tertentu ini tidak
dituliskan secara eksplisit, hanya ditulis sebagai "SpAK".
Mengapa ada yang sudah menjadi dokter (pendidikan profesi) tetapi juga menggunakan gelar MKes
(pendidikan akademis)?
Seorang dokter selain mengikuti jenjang profesi lanjut menjadi spesialis/sub-spesialis juga bisa mengikuti
pendidikan akademis S-2 atau S-3. Artinya dua-dua jurusan dijalani. Karena itu ada beberapa gelar yang
sering:
1. MKes: Magister Kesehatan. Sama-sama "Magister" dalam negeri, sebenarnya ini masih mencakup banyak
bidang peminatan. Misalnya: Kebijakan kesehatan, Manajemen pengelolaan obat, Manajemen administrasi
RS (ada yang menggunakan gelar MARS), Manajemen kesehatan masyarakat, dan banyak lagi.
2. Ada yang sekolah di luar negeri, memperoleh gelar misalnya MMedSci (Master of Medical Science), ada
juga MMed Paed (Master of Medical Paediatric), DTMH (Diploma in Tropical Medicine and Hygiene), dan
banyak lagi.
Selanjutnya dokter juga bisa sampai ke jenjang S-3, dengan gelar "Dr." (Doktor) atau "PhD". Kalau di
Jerman ditulis Dr. rer. Ada juga yang ditulis "Dr.Med" (Doctor in Medicine).
Selanjutnya, kalau dokter itu bekerja sebagai dosen di perguruan tinggi, akan ada saatnya bisa mencapai
jenjang guru besar sebagai Professor (Prof).
Masih ada lagi. Bila aktivitas ilmiahnya tinggi, dokter juga bisa menjadi anggota dari suatu organisasi
profesi international. Biasanya disebutkan sebagai "fellow of" Misalnya:
ICRP: International Community of Royal Pathologist
AAP: American Academy of Pediatric
AAI: Association of Allergy Immunology
ICS: International Community of Surgery
Karena itu, jangan heran kalau ada yang - bila ditulis lengkap - namanya:
Prof. Dr. zzz, MHA, dr., SpPD-KAI, FAAI
Perhatikan pula cara penempatan gelar. Hanya "Prof" dan "Dr" yang ditulis di depan nama, sedangkan gelar
lain ditulis di belakang nama.
(Makin menarik bila ditambahi juga gelar/sebutan dari sumber lain: agama, keraton, marga, suku, dan
sejenisnya).
Agar tidak menambah bingung, saya coba tuliskan beberapa gelar spesialisasi dokter:
SpA: Spesialis Anak
SpAn: Spesialis Anesthesi
SpAnd: Spesialis Andrologi (fertilitas laki-laki)
SpB: Spesialis Bedah
SpBA: Spesialis Bedah Anak
SpBD: Spesialis Bedah Digestif
SpBO: Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi (kadang ditulis SpOT)
SpBOnk: Spesialis Bedah Onkologi (tumor)
SpBP: Spesialis Bedah Plastik
SpBS: Spesialis Bedah Syaraf
SpBTKV: Spesialis Bedah Thoraks Kardiovaskuler
SpBU: Spesialis Bedah Urologi (kadang ditulis SpU: Spesialis Urologi)
SpF: Spesialis Forensik
SpFK: Spesialis Farmakologi Klinik
SpGK: Spesialis Gizi Klinik
SpJP: Spesialis Jantung dan Pembuluh darah
SpKK: Spesialis Kulit dan Kelamin
SpM: Spesialis Mata
SpMK: Spesialis Mikrobiologi Klinik
SpOG: Spesialis Obstetri dan Ginekologi
SpOG-KFM: SpOG-Konsultan Feto-Maternal (Janin dan Ibu Hamil)
SpOG-KFER: SpOG-Konsultan Fertilitas Endokrin dan Reproduksi
SpOG-KOnk: SpOG-Konsultan Onkologi
SpP: Spesialis Paru
SpPA: Spesialis Patologi Anatomi
SpPD:Spesialis Penyakit Dalam
SpPD-KHOM: SpPD Konsultan Hematologi Onkologi Medik
SpPD-KPTI: SpPD Konsultan Penyakit Tropik dan Infeksi
SpPD-KE: SpPD Konsultan Endokrinologi
SpPD-KGH: SpPD Konsultan Ginjal Hipertensi
SpPD-KGEH: SpPD Konsultan Gastro-Entero-Hepatologi
SpPD-KGer: SpPD Konsultan Geriatri (ketuaan)
SpPD-KR: SpPD Konsultan Rheumatologi
SpPD-KAI: SpPD Konsultan Alergi Immunologi
SpPK: Spesialis Patologi Klinik
SpR (pernah ditulis juga SpRad): Spesialis Radiologi
SpRM: Spesialis Rehabilitasi Medis
SpS: Spesialis Syaraf
SpTHT: Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan
Beberapa catatan tentang gelar dokter:
Sesuai aturan Mendikbud tersebut, maka sebenarnya tidak semua sarjana kedokteran (S.Ked) harus
melanjutkan ke jenjang profesi. Lantas kemana? Bisa saja SKed kemudian sekolah S-2/S-3 dan bekerja
sesuai bidang/kemampuannya tersebut. Misalnya:
1. Menempuh S2/S3 bidang Manajemen Kesehatan Masyarakat. Setelah lulus menjadi pejabat struktural di
lingkup departemen kesehatan.
2. Menempuh S2/S3 bidang ilmu biomedik, setelah lulus menjadi dosen di FK, peneliti biomedik atau
bekerja profesional di perusahaan farmasi/obat.
3. Bahkan secara ekstrem, bisa saja SKed kemudian S2/S3 komunikasi, setelah lulus menjadi pengelola
penerbitan media massa kesehatan.
4. Implikasi dari pengakuan - dan pembobotan - gelar sarjana kedokteran, mulai banyak "SKed" yang
akhirnya menjadi manager bank, direktur perusahan asuransi, atau manajer jaringan toko asesoris mobil.
Catatan kedua. Karena gelar SKed itu juga diakui secara tersendiri dari gelar "dr". Maka seharusnya kita
menulis lengkap misalnya: xxx, SKed., dr., SpA. Namun dalam praktek, bila telah bergelar "dr", maka
secara inheren, dia pasti telah menyelesaikan dan mendapat gelar "SKed". Karena itu sering tidak dituliskan.
Catatan ketiga. Kadang muncul tudingan, betapa profesi dokter itu di-anak emas-kan. Seorang pengacara
tidak pernah ditulis sebagai "xxx, SH, pengacara" misalnya. Begitu juga profesi yang lain (guru misalnya).
Yang agak sama mungkin apoteker karena ditulis sebagai "xxx, SSi, Apt."
Saya tidak mudah berbicara soal ini, karena kebetulan saya dokter, sehingga mudah dicurigai sebagai tidak
obyektif. Saya hanya bisa mengatakan bahwa, bagi saya tidak masalah seandainya gelar dokter tidak ditulis
eksplisit, bila memang itu tidak menimbulkan masalah.
Apa masalah yang mungkin ditimbulkan? Bila gelar "dokter" tidak ditulis eksplisit, betapa akan makin
mudah orang melakukan tindakan penipuan sebagai "dokter palsu"? Tetapi, apapun semua kembali ke cara
pandang kita.
Catatan ke-empat. Istilah "Ahli" hanya diberikan kepada lulusan pendidikan keterampilan (Diploma-III atau
Diploma-IV). Misalnya:
Lulusan AKPER, AKBID: AMK (Ahli Madya Keperawatan)
Lulusan Diploma-III secara umum: AMd (Ahli Madya)
Lulusan Diploma-IV secara umum: A (Ahli)
Tetapi kalau sudah lulusan Fakultas Ilmu Keperawatan/Progam Studi Ilmu Keperawatan, gelarnya: SKp
(Sarjana Keperawatan). Sampai saat ini kalau kebidanan, baru sampai tingkatan Diploma-IV.
Karena itu, jangan kita menyapa "dokter ahli kandungan" karena ini sebenarnya menurunkan derajat
pengakuan profesinya.
Semoga tidak bingung lagi membaca papan nama dokter yang namanya bisa panjang sekali.
Dan terakhir, seperti sering kita baca di lembar undangan pernikahan:
mohon maaf bila ada kesalahan penulisan nama dan gelar.
----------------------------------------------------------------------------------
Gelar Nama Kepanjangan Gelar Semester
Sp.A Spesialis Anak 8
Sp.An Spesialis Anestesiologi dan Reanimasi 7
Sp.And Spesialis Andrologi 6
Sp.B Spesialis Bedah 10
Sp.BA Spesialis Bedah Anak 10
Sp.BM Spesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial (dokter gigi) 10
Sp.BTKV Spesialis Bedah Toraks Kardiovaskuler 10
Sp.BP Spesialis Bedah Plastik 10
Sp.BS Spesialis Bedah Saraf 11
Sp.EM Spesialis Kedaruratan Medik 8
Sp.F Spesialis Kedokteran Forensik 6
Sp.FK Spesialis Farmakologi Klinik 6
Sp.JP Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah 10
Sp.KFR Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi 10
Sp.KG Spesialis Konservasi Gigi (dokter gigi) 10
Sp.KGA Spesialis Kedokteran Gigi Anak (dokter gigi) 10
Sp.KJ Spesialis Kedokteran Jiwa atau Psikiatri 8
Sp.KK Spesialis Penyakit Kulit dan Kelamin 7
Sp.KN Spesialis Kedokteran Nuklir 7
Sp.KO Spesialis Kedokteran Olahraga 7
Sp.M Spesialis Mata 7
Sp.MK Spesialis Mikrobiologi Klinik 6
Sp.OG Spesialis Obstetri & Ginekologi (kebidanan dan kandungan) 9
Sp.Ok Spesialis Kedokteran Okupasi (kerja) 6
Sp.Onk.Rad Spesialis Onkologi Radiasi 7
Sp.Ort Spesialis Ortodonsia (perawatan maloklusi) (dokter gigi) 10
Sp.OT Spesialis Bedah Orthopaedi dan Traumatologi 9
Sp.P Spesialis Paru (Pulmonologi) 7
Sp.Perio Spesialis Periodonsia (jaringan gusi dan penyangga gigi) (dokter gigi) 10
Sp.PA Spesialis Patologi Anatomi 6
Sp.PD Spesialis Penyakit Dalam 9
Sp.PK Spesialis Patologi Klinik 8
Sp.PM Spesialis Penyakit Mulut (dokter gigi) 10
Sp.Pros Spesialis Prostodonsia (restorasi rongga mulut) (dokter gigi) 10
Sp.Rad Spesialis Radiologi 7
Sp.RM Spesialis Rehabilitasi Medik 8
Sp.RKG Spesialis Radiologi Kedokteran Gigi (dokter gigi) 10
Sp.S Spesialis Saraf 8
Sp.THT-KL Spesialis Telinga Hidung Tenggorok-Bedah Kepala Leher 8
Sp.U Spesialis Urologi 10
Sp.Ger Spesialis Geriatri 9
Sub-spesialis / konsultan
Sebagian dokter spesialis melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu subspesialis (Sp2), atau
lebih dikenal sebagai konsultan. Pendidikan Sp2 ini dijalani selama 4 sampai 6 smester. Beberapa gelar yang
ditambahkan:
(K) diakhir gelar spesialisasi berarti Konsultan/Spesialis 2/Sub Spesialis, misalnya Sp.A (K) - artinya
Spesialis Anak Konsultan
KFER - "Konsultan Fertilitas Endokrinologi Reproduksi" (biasanya dimiliki oleh spesialis kebidanan)
KFM - "Konsultan Feto Maternal" (dimiliki oleh spesialis kebidanan-kandungan)
Gelar yang bisa ditambahkan pada spesialis jantung dan spesialis bedah:
FACC - "Fellow of the American College of Cardiologists"
FACP - "Fellow of the American College of Physicians"
FACS - "Fellow of the American College of Surgeons", menandakan anggota dari "American College
of Surgeons"
FESC - "Fellow of the European Society of Cardiology"
FICS - "Fellow Of the International College Of Surgeon"
FIHA - "Fellows Indonesian Heart Association"
Tambahan gelar lainnya:
DPM - "Doctor of Pediatric Medicine"
FAAEM - "Fellow of the American Academy of Emergency Medicine"
FAAFP - "Fellow of the American Academy of Family Physicians" spesialis di bidang "dokter
keluarga"
FACE - "Fellow of the American College of Endocrinology"
FACEP - "Fellow of the American College of Emergency Physicians"
FACFAS - "Fellow of the American College of Foot and Ankle Surgeons"
FACOG - "Fellow of the American College of Obstetrics and Gynecologists"
FCCP - "Fellow of the American College of Chest Physicians"
Dalam ilmu penyakit dalam, terdapat 12 sub-spesialis, diantaranya:
Alergi-Immunologi Klinik (Sp.PD-KAI)
Gastroenterologi-Hepatologi (Sp.PD-KGEH)
Geriatri (Sp.PD-KGer)
Ginjal-Hipertensi (Sp.PD-KGH)
Hematologi - Onkologi Medik (Sp.PD-KHOM)
Hepatologi (Sp.PD-KH)
Kardiovaskular (Sp.PD-KKV)
Endokrin-Metabolik-Diabetes(Sp.PD-KEMD)
Psikosomatik (Sp.PD-KPsi)
Pulmonologi (Sp.PD-KP)
Reumatologi (Sp.PD-KR)
Penyakit Tropik-Infeksi (Sp.PD-KPTI)
Terdapat 14 sub-spesialis ilmu kesehatan anak, antara lain:
Alergi Imunologi
Endokrinologi
Gastro-Hepatologi
Hematologi Onkologi
Infeksi & Pediatri Tropis
Kardiologi
Nefrologi
Neurologi
Nutrisi & Penyakit Metabolik
Pediatri Gawat Darurat
Pencitraan
Perinatologi
Respirologi
Tumbuh Kembang Ped. Sosial
Terdapat 9 sub-spesialis THT-KL, antara lain:
Otologi
Neurotologi
Rinologi
Laringo-Faringologi
Onkologi Kepala Leher
Plastik Rekonstruksi
Bronkoesofagologi
Alergi Imunologi
THT Komunitas
Sub-spesialis dalam bidang anestesiologi dan reanimasi, diantaranya:
Perawatan Intensif/ICU (Sp.An-KIC)
Anestesi Bedah Jantung, torax dan kardiovaskuler
Klinik nyeri
Regional analgesi
Anestesi bedah saraf
Anestesi pediatrik
Anestesi bedah umum
Sub-spesialis dalam bidang kulit dan kelamin, antara lain:
Infeksi Menular Seksual, Herpes, Dermatosis, Bedah Kulit.
Sub-spesialis dalam ilmu bedah, antara lain:
Bedah Digestif (SpB.KBD)
Bedah Onkologi (SpB(K)Onk)
Bedah Plastik
Bedah Anak
Bedah Vaskuler
Bedah Toraks dan Kardiovaskuler
Bedah Urologi
Bedah Saraf
Bedah Ortopedi dan Traumatologi
Bedah Umum
Sub-spesialis dalam Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi (Paru) , antara lain:
Infeksi
Onkologi Toraks
Asma dan PPOK
Pulmonologi Intervensi dan Gawat Darurat Napas
Faal Paru Klinik
Paru Kerja dan Lingkungan
Imunologik klinik
Gelar Magister
M.Kes - Magister Kesehatan
M.Ked - Magister Kedokteran
M.Pd.Ked - Magister Pendidikan Kedokteran
M.Kesja - Magister Kesehatan Kerja
MMR - Magister Manajemen Rumahsakit
MARS - Magister Administrasi Rumah Sakit
MKK - Magister Kedokteran Kerja
MKK - Magister Kedokteran Klinik
M.Biomed - Master Ilmu Biomedik (Kedokteran Dasar)

More Related Content

What's hot

Istilah dan petunjuk pengkodean dalam menggunakan ICD 10
Istilah dan petunjuk pengkodean dalam menggunakan ICD 10Istilah dan petunjuk pengkodean dalam menggunakan ICD 10
Istilah dan petunjuk pengkodean dalam menggunakan ICD 10
Amirullah Latarissa
 
Bab ii pembahasan ( aplikasi komputerisasi di unit rekam medis )
Bab ii pembahasan ( aplikasi komputerisasi di unit rekam medis )Bab ii pembahasan ( aplikasi komputerisasi di unit rekam medis )
Bab ii pembahasan ( aplikasi komputerisasi di unit rekam medis )
Amirullah Latarissa
 
Kredensial tenaga medik ( baru )
Kredensial tenaga medik ( baru )Kredensial tenaga medik ( baru )
Kredensial tenaga medik ( baru )Erwin santosa
 
Suffixes (Terminologi Medis I)
Suffixes (Terminologi Medis I)Suffixes (Terminologi Medis I)
Suffixes (Terminologi Medis I)
Fera Rausanni Ilma
 
Root, prefix, suffix batam 2013
Root, prefix, suffix batam 2013Root, prefix, suffix batam 2013
Root, prefix, suffix batam 2013
MUHAMMAD AL Qarni
 
Buku saku tatalaksana kasus Malaria
Buku saku tatalaksana kasus MalariaBuku saku tatalaksana kasus Malaria
Buku saku tatalaksana kasus Malaria
hersu12345
 
Osteologi
OsteologiOsteologi
Osteologi
Sabrina untsa
 
Sistem Indexing Dokumen Rekam Medis
Sistem Indexing Dokumen Rekam MedisSistem Indexing Dokumen Rekam Medis
Sistem Indexing Dokumen Rekam Medis
Fahmi Hakam
 
Dasar icd 10
Dasar icd 10Dasar icd 10
Dasar icd 10
Luzyana Rachmadhani
 
Konsep dasar rekam medis informasi kesehatan (rmik)
Konsep dasar rekam medis informasi kesehatan (rmik)Konsep dasar rekam medis informasi kesehatan (rmik)
Konsep dasar rekam medis informasi kesehatan (rmik)
EvaKhoirunnisa3
 
(4) lead term & tata cara koding icd 10
(4) lead term & tata cara koding icd 10(4) lead term & tata cara koding icd 10
(4) lead term & tata cara koding icd 10
Imelda Wijaya
 
Makalah sistem muskuloskeletal
Makalah sistem muskuloskeletalMakalah sistem muskuloskeletal
Makalah sistem muskuloskeletal
Septian Muna Barakati
 
Daftar isi dan lampiran
Daftar isi dan lampiranDaftar isi dan lampiran
Daftar isi dan lampiran
Rezza Adzmi
 
Slide seminar proposal skripsi
Slide seminar proposal skripsiSlide seminar proposal skripsi
Slide seminar proposal skripsi
Sari Azhariyah
 
(3) konvensi tanda baca
(3) konvensi tanda baca(3) konvensi tanda baca
(3) konvensi tanda baca
Imelda Wijaya
 
Formulir rumah sakit
Formulir rumah sakitFormulir rumah sakit
Formulir rumah sakit
Reski Rahayu
 
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014  tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...Permenkes RI no. 30 Tahun 2014  tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
Ulfah Hanum
 
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Surya Amal
 
Alur Pelayanan di Rumah Sakit
Alur Pelayanan di Rumah SakitAlur Pelayanan di Rumah Sakit
Alur Pelayanan di Rumah Sakit
Hasan Rahim
 
Rekam medis
Rekam medisRekam medis
Rekam medis
Muhammad Noor
 

What's hot (20)

Istilah dan petunjuk pengkodean dalam menggunakan ICD 10
Istilah dan petunjuk pengkodean dalam menggunakan ICD 10Istilah dan petunjuk pengkodean dalam menggunakan ICD 10
Istilah dan petunjuk pengkodean dalam menggunakan ICD 10
 
Bab ii pembahasan ( aplikasi komputerisasi di unit rekam medis )
Bab ii pembahasan ( aplikasi komputerisasi di unit rekam medis )Bab ii pembahasan ( aplikasi komputerisasi di unit rekam medis )
Bab ii pembahasan ( aplikasi komputerisasi di unit rekam medis )
 
Kredensial tenaga medik ( baru )
Kredensial tenaga medik ( baru )Kredensial tenaga medik ( baru )
Kredensial tenaga medik ( baru )
 
Suffixes (Terminologi Medis I)
Suffixes (Terminologi Medis I)Suffixes (Terminologi Medis I)
Suffixes (Terminologi Medis I)
 
Root, prefix, suffix batam 2013
Root, prefix, suffix batam 2013Root, prefix, suffix batam 2013
Root, prefix, suffix batam 2013
 
Buku saku tatalaksana kasus Malaria
Buku saku tatalaksana kasus MalariaBuku saku tatalaksana kasus Malaria
Buku saku tatalaksana kasus Malaria
 
Osteologi
OsteologiOsteologi
Osteologi
 
Sistem Indexing Dokumen Rekam Medis
Sistem Indexing Dokumen Rekam MedisSistem Indexing Dokumen Rekam Medis
Sistem Indexing Dokumen Rekam Medis
 
Dasar icd 10
Dasar icd 10Dasar icd 10
Dasar icd 10
 
Konsep dasar rekam medis informasi kesehatan (rmik)
Konsep dasar rekam medis informasi kesehatan (rmik)Konsep dasar rekam medis informasi kesehatan (rmik)
Konsep dasar rekam medis informasi kesehatan (rmik)
 
(4) lead term & tata cara koding icd 10
(4) lead term & tata cara koding icd 10(4) lead term & tata cara koding icd 10
(4) lead term & tata cara koding icd 10
 
Makalah sistem muskuloskeletal
Makalah sistem muskuloskeletalMakalah sistem muskuloskeletal
Makalah sistem muskuloskeletal
 
Daftar isi dan lampiran
Daftar isi dan lampiranDaftar isi dan lampiran
Daftar isi dan lampiran
 
Slide seminar proposal skripsi
Slide seminar proposal skripsiSlide seminar proposal skripsi
Slide seminar proposal skripsi
 
(3) konvensi tanda baca
(3) konvensi tanda baca(3) konvensi tanda baca
(3) konvensi tanda baca
 
Formulir rumah sakit
Formulir rumah sakitFormulir rumah sakit
Formulir rumah sakit
 
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014  tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...Permenkes RI no. 30 Tahun 2014  tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
 
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
 
Alur Pelayanan di Rumah Sakit
Alur Pelayanan di Rumah SakitAlur Pelayanan di Rumah Sakit
Alur Pelayanan di Rumah Sakit
 
Rekam medis
Rekam medisRekam medis
Rekam medis
 

Similar to Gelar dokter

X.9 fadhlurrahman wide putra
X.9 fadhlurrahman wide putraX.9 fadhlurrahman wide putra
X.9 fadhlurrahman wide putra
fadelwputra
 
praktek-dokter - copy
praktek-dokter - copypraktek-dokter - copy
praktek-dokter - copy
Miss Dilly ndruru
 
Buku kegawatan anak pkb-64
Buku  kegawatan anak pkb-64Buku  kegawatan anak pkb-64
Buku kegawatan anak pkb-64
Eli Subekti
 
Tata Laksana Berbagai Keadaan Gawat Darurat pada Anak.pdf
Tata Laksana Berbagai Keadaan Gawat Darurat pada Anak.pdfTata Laksana Berbagai Keadaan Gawat Darurat pada Anak.pdf
Tata Laksana Berbagai Keadaan Gawat Darurat pada Anak.pdf
RioMRajagukguk
 
Pedoman Penanganan Cepat Medis Dan Kesehatan Masyarakat Covid-19 Di Indonesia
Pedoman Penanganan Cepat Medis Dan Kesehatan Masyarakat Covid-19 Di IndonesiaPedoman Penanganan Cepat Medis Dan Kesehatan Masyarakat Covid-19 Di Indonesia
Pedoman Penanganan Cepat Medis Dan Kesehatan Masyarakat Covid-19 Di Indonesia
JalinKrakatau
 
Pedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat COVID 19 di Indonesia
Pedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat COVID 19 di IndonesiaPedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat COVID 19 di Indonesia
Pedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat COVID 19 di Indonesia
Akademi Desa 4.0
 
PPKParu
PPKParuPPKParu
22-10-21-Website-Pedoman-Pengelolaan-dan-Pencegahan-DMT2-Ebook.pdf
22-10-21-Website-Pedoman-Pengelolaan-dan-Pencegahan-DMT2-Ebook.pdf22-10-21-Website-Pedoman-Pengelolaan-dan-Pencegahan-DMT2-Ebook.pdf
22-10-21-Website-Pedoman-Pengelolaan-dan-Pencegahan-DMT2-Ebook.pdf
ssuser85eea7
 
01 FK UNDANGAN PELANTIKAN (DILANTIK ).pdf
01 FK UNDANGAN PELANTIKAN (DILANTIK ).pdf01 FK UNDANGAN PELANTIKAN (DILANTIK ).pdf
01 FK UNDANGAN PELANTIKAN (DILANTIK ).pdf
tikaaprilia3
 
Dokter keluarga 1
Dokter keluarga 1Dokter keluarga 1
Dokter keluarga 1
josh hartono
 
komunikasi-dokter-pasien-bad-news
komunikasi-dokter-pasien-bad-newskomunikasi-dokter-pasien-bad-news
komunikasi-dokter-pasien-bad-news
Juwita Ramadhannia
 
Pembahasan Jurusan
Pembahasan JurusanPembahasan Jurusan
Pembahasan Jurusan
Nuroh Bahriya
 

Similar to Gelar dokter (12)

X.9 fadhlurrahman wide putra
X.9 fadhlurrahman wide putraX.9 fadhlurrahman wide putra
X.9 fadhlurrahman wide putra
 
praktek-dokter - copy
praktek-dokter - copypraktek-dokter - copy
praktek-dokter - copy
 
Buku kegawatan anak pkb-64
Buku  kegawatan anak pkb-64Buku  kegawatan anak pkb-64
Buku kegawatan anak pkb-64
 
Tata Laksana Berbagai Keadaan Gawat Darurat pada Anak.pdf
Tata Laksana Berbagai Keadaan Gawat Darurat pada Anak.pdfTata Laksana Berbagai Keadaan Gawat Darurat pada Anak.pdf
Tata Laksana Berbagai Keadaan Gawat Darurat pada Anak.pdf
 
Pedoman Penanganan Cepat Medis Dan Kesehatan Masyarakat Covid-19 Di Indonesia
Pedoman Penanganan Cepat Medis Dan Kesehatan Masyarakat Covid-19 Di IndonesiaPedoman Penanganan Cepat Medis Dan Kesehatan Masyarakat Covid-19 Di Indonesia
Pedoman Penanganan Cepat Medis Dan Kesehatan Masyarakat Covid-19 Di Indonesia
 
Pedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat COVID 19 di Indonesia
Pedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat COVID 19 di IndonesiaPedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat COVID 19 di Indonesia
Pedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat COVID 19 di Indonesia
 
PPKParu
PPKParuPPKParu
PPKParu
 
22-10-21-Website-Pedoman-Pengelolaan-dan-Pencegahan-DMT2-Ebook.pdf
22-10-21-Website-Pedoman-Pengelolaan-dan-Pencegahan-DMT2-Ebook.pdf22-10-21-Website-Pedoman-Pengelolaan-dan-Pencegahan-DMT2-Ebook.pdf
22-10-21-Website-Pedoman-Pengelolaan-dan-Pencegahan-DMT2-Ebook.pdf
 
01 FK UNDANGAN PELANTIKAN (DILANTIK ).pdf
01 FK UNDANGAN PELANTIKAN (DILANTIK ).pdf01 FK UNDANGAN PELANTIKAN (DILANTIK ).pdf
01 FK UNDANGAN PELANTIKAN (DILANTIK ).pdf
 
Dokter keluarga 1
Dokter keluarga 1Dokter keluarga 1
Dokter keluarga 1
 
komunikasi-dokter-pasien-bad-news
komunikasi-dokter-pasien-bad-newskomunikasi-dokter-pasien-bad-news
komunikasi-dokter-pasien-bad-news
 
Pembahasan Jurusan
Pembahasan JurusanPembahasan Jurusan
Pembahasan Jurusan
 

Recently uploaded

Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
adhiwargamandiriseja
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
FiikFiik
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
LisnaKhairaniNasutio
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
ortopedifk
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
nurulkarunia4
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 

Recently uploaded (20)

Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 

Gelar dokter

  • 1. GELAR DOKTER Memahami gelar dokter Kita suka bingung setiap kali membaca nama dokter dengan berbagai gelar. Agar lebih mudah memahami, mari kita coba pelajari. Pendidikan tinggi dibagi dua: akademik dan profesi. Dulunya, untuk jenjang akademik hampir semua lulusan sarjana S-1, diberi gelar "Drs" dan "Dra". Yang berbeda misalnya "SH, SE, Ir". Khusus fakultas kedokteran, diberi gelar "Drs/Dra.Med". Sejak 9 Februari 1993, ada SK Mendikbud 036/U/1993 mengatur gelar dan sebutan bagi lulusan perguruan tinggi. Sejak saat itu, gelar sarjana diberikan sesuai bidangnya. Muncullah kemudian: SE: Sarjana Ekonomi ST: Sarjana Teknik SP: Sarjana Pertanian SSos: Sarjana Sosial SIP: Sarjana Ilmu Politik SKom: Sarjana Komunikasi SS: Sarjana Sastra SSi: Sarjana Sains (Fakultas MIPA, termasuk Farmasi) dan SKed: Sarjana Kedokteran Setelah lulus Sarjana (S-1), semua sarjana bisa memiliki 2 pilihan. 1. Langsung melanjutkan ke jenjang akademik S-2 dan S-3. Di tingkatan ini, kembali gelar diberikan sesuai dengan bidangnya. Misalnya untuk SKed ada yang memperoleh gelar: MKes: Magister Kesehatan MHA: Master of Health Administration MARS: Magister Administrasi Rumah Sakit 2. Melanjutkan ke jenjang pendidikan profesi. Misalnya untuk S.Si (Farmasi) melanjutkan jadi Apt. (Apoteker), SH menjadi Notaris, dan tentu saja SKed menjadi Dokter (dr.). Setelah lulus profesi memperoleh gelar "dr.", maka dokter bisa melanjutkan ke jenjang profesi lebih tinggi yaitu spesialisasi. Sebelum adanya SK Mendikbud tersebut, sebutan spesialisasi ditulis sesuai bidangnya. Setelah keluar SK tersebut terjadi perubahan sebagai berikut, misalnya:
  • 2. dr. xxx, DSOG menjadi xxx, dr., SpOG (Obstetri dan Ginekologi) dr. yyy, DSA menjadi yyy, dr., SpA (Anak) dr. zzz, DSB menjadi zzz, dr., SpB (Bedah) dr. zzz, DSJP menjadi zzz, dr., SpJP (Jantung dan Pembuluh darah) Kalau melanjutkan lagi ke tingkatan sub-spesialis, akan muncul misalnya: zzz, dr., SpBA (Bedah anak) zzz, dr., SpBTKV (Bedah Thorax, Kardiovaskuler) zzz., dr. SpBP (Bedah plastik) zzz., dr. SpBOT atau kadang ditulis SpOT (Orthopaedi) zzz., dr. SpBOnk (Bedah Onkologi : tumor) zzz., dr. SpBU kadang ditulis SpU saja (Bedah Urologi) Tetapi ada juga pengelompokan atas dasar pengakuan organisasi profesi sebagai Konsultan (baik dengan atau tanpa pendidikan khusus). Misalnya: xxx, dr., SpPD-KGH (Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal dan Hipertensi) xxx, dr., SpOG-KFM (Spesialis Obstetri Ginekologi Konsultan Feto-Maternal) zzz, dr., SpPD-KHOM (Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi Onkologi Medik) zzz., dr., SpAn-KIC (Spesialis Anesthesi Konsultan Intensive Care) zzz, dr., SpPD-KAI (Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Alergi Immunologi) zzz, dr., SpPK-KH (Spesialis Patologi Klinik Konsultan Hematologi) zzz., dr., SpPD-KGer (Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Geriatri) Yang agak lain, pada bidang kesehatan anak, seolah-olah merupakan "kedokteran dalam lingkup kecil", sehingga ada dr., SpAK (Spesialis Anak Konsultan) dengan tambahan: Konsultan Jantung Anak, Ginjal Anak, Endokrin Anak, Syaraf Anak, Gizi dan Tumbuh Kembang Anak, Hepatologi Anak, Penyakit Infeksi Anak dan seterusnya. Hanya setahu saya, pada lingkup IDAI, penulisan Konsultan tertentu ini tidak dituliskan secara eksplisit, hanya ditulis sebagai "SpAK". Mengapa ada yang sudah menjadi dokter (pendidikan profesi) tetapi juga menggunakan gelar MKes (pendidikan akademis)? Seorang dokter selain mengikuti jenjang profesi lanjut menjadi spesialis/sub-spesialis juga bisa mengikuti pendidikan akademis S-2 atau S-3. Artinya dua-dua jurusan dijalani. Karena itu ada beberapa gelar yang sering: 1. MKes: Magister Kesehatan. Sama-sama "Magister" dalam negeri, sebenarnya ini masih mencakup banyak bidang peminatan. Misalnya: Kebijakan kesehatan, Manajemen pengelolaan obat, Manajemen administrasi RS (ada yang menggunakan gelar MARS), Manajemen kesehatan masyarakat, dan banyak lagi. 2. Ada yang sekolah di luar negeri, memperoleh gelar misalnya MMedSci (Master of Medical Science), ada juga MMed Paed (Master of Medical Paediatric), DTMH (Diploma in Tropical Medicine and Hygiene), dan banyak lagi. Selanjutnya dokter juga bisa sampai ke jenjang S-3, dengan gelar "Dr." (Doktor) atau "PhD". Kalau di
  • 3. Jerman ditulis Dr. rer. Ada juga yang ditulis "Dr.Med" (Doctor in Medicine). Selanjutnya, kalau dokter itu bekerja sebagai dosen di perguruan tinggi, akan ada saatnya bisa mencapai jenjang guru besar sebagai Professor (Prof). Masih ada lagi. Bila aktivitas ilmiahnya tinggi, dokter juga bisa menjadi anggota dari suatu organisasi profesi international. Biasanya disebutkan sebagai "fellow of" Misalnya: ICRP: International Community of Royal Pathologist AAP: American Academy of Pediatric AAI: Association of Allergy Immunology ICS: International Community of Surgery Karena itu, jangan heran kalau ada yang - bila ditulis lengkap - namanya: Prof. Dr. zzz, MHA, dr., SpPD-KAI, FAAI Perhatikan pula cara penempatan gelar. Hanya "Prof" dan "Dr" yang ditulis di depan nama, sedangkan gelar lain ditulis di belakang nama. (Makin menarik bila ditambahi juga gelar/sebutan dari sumber lain: agama, keraton, marga, suku, dan sejenisnya). Agar tidak menambah bingung, saya coba tuliskan beberapa gelar spesialisasi dokter: SpA: Spesialis Anak SpAn: Spesialis Anesthesi SpAnd: Spesialis Andrologi (fertilitas laki-laki) SpB: Spesialis Bedah SpBA: Spesialis Bedah Anak SpBD: Spesialis Bedah Digestif SpBO: Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi (kadang ditulis SpOT) SpBOnk: Spesialis Bedah Onkologi (tumor) SpBP: Spesialis Bedah Plastik SpBS: Spesialis Bedah Syaraf SpBTKV: Spesialis Bedah Thoraks Kardiovaskuler SpBU: Spesialis Bedah Urologi (kadang ditulis SpU: Spesialis Urologi) SpF: Spesialis Forensik SpFK: Spesialis Farmakologi Klinik SpGK: Spesialis Gizi Klinik SpJP: Spesialis Jantung dan Pembuluh darah SpKK: Spesialis Kulit dan Kelamin SpM: Spesialis Mata SpMK: Spesialis Mikrobiologi Klinik
  • 4. SpOG: Spesialis Obstetri dan Ginekologi SpOG-KFM: SpOG-Konsultan Feto-Maternal (Janin dan Ibu Hamil) SpOG-KFER: SpOG-Konsultan Fertilitas Endokrin dan Reproduksi SpOG-KOnk: SpOG-Konsultan Onkologi SpP: Spesialis Paru SpPA: Spesialis Patologi Anatomi SpPD:Spesialis Penyakit Dalam SpPD-KHOM: SpPD Konsultan Hematologi Onkologi Medik SpPD-KPTI: SpPD Konsultan Penyakit Tropik dan Infeksi SpPD-KE: SpPD Konsultan Endokrinologi SpPD-KGH: SpPD Konsultan Ginjal Hipertensi SpPD-KGEH: SpPD Konsultan Gastro-Entero-Hepatologi SpPD-KGer: SpPD Konsultan Geriatri (ketuaan) SpPD-KR: SpPD Konsultan Rheumatologi SpPD-KAI: SpPD Konsultan Alergi Immunologi SpPK: Spesialis Patologi Klinik SpR (pernah ditulis juga SpRad): Spesialis Radiologi SpRM: Spesialis Rehabilitasi Medis SpS: Spesialis Syaraf SpTHT: Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan Beberapa catatan tentang gelar dokter: Sesuai aturan Mendikbud tersebut, maka sebenarnya tidak semua sarjana kedokteran (S.Ked) harus melanjutkan ke jenjang profesi. Lantas kemana? Bisa saja SKed kemudian sekolah S-2/S-3 dan bekerja sesuai bidang/kemampuannya tersebut. Misalnya: 1. Menempuh S2/S3 bidang Manajemen Kesehatan Masyarakat. Setelah lulus menjadi pejabat struktural di lingkup departemen kesehatan. 2. Menempuh S2/S3 bidang ilmu biomedik, setelah lulus menjadi dosen di FK, peneliti biomedik atau bekerja profesional di perusahaan farmasi/obat. 3. Bahkan secara ekstrem, bisa saja SKed kemudian S2/S3 komunikasi, setelah lulus menjadi pengelola penerbitan media massa kesehatan. 4. Implikasi dari pengakuan - dan pembobotan - gelar sarjana kedokteran, mulai banyak "SKed" yang akhirnya menjadi manager bank, direktur perusahan asuransi, atau manajer jaringan toko asesoris mobil. Catatan kedua. Karena gelar SKed itu juga diakui secara tersendiri dari gelar "dr". Maka seharusnya kita menulis lengkap misalnya: xxx, SKed., dr., SpA. Namun dalam praktek, bila telah bergelar "dr", maka secara inheren, dia pasti telah menyelesaikan dan mendapat gelar "SKed". Karena itu sering tidak dituliskan. Catatan ketiga. Kadang muncul tudingan, betapa profesi dokter itu di-anak emas-kan. Seorang pengacara tidak pernah ditulis sebagai "xxx, SH, pengacara" misalnya. Begitu juga profesi yang lain (guru misalnya). Yang agak sama mungkin apoteker karena ditulis sebagai "xxx, SSi, Apt." Saya tidak mudah berbicara soal ini, karena kebetulan saya dokter, sehingga mudah dicurigai sebagai tidak obyektif. Saya hanya bisa mengatakan bahwa, bagi saya tidak masalah seandainya gelar dokter tidak ditulis eksplisit, bila memang itu tidak menimbulkan masalah.
  • 5. Apa masalah yang mungkin ditimbulkan? Bila gelar "dokter" tidak ditulis eksplisit, betapa akan makin mudah orang melakukan tindakan penipuan sebagai "dokter palsu"? Tetapi, apapun semua kembali ke cara pandang kita. Catatan ke-empat. Istilah "Ahli" hanya diberikan kepada lulusan pendidikan keterampilan (Diploma-III atau Diploma-IV). Misalnya: Lulusan AKPER, AKBID: AMK (Ahli Madya Keperawatan) Lulusan Diploma-III secara umum: AMd (Ahli Madya) Lulusan Diploma-IV secara umum: A (Ahli) Tetapi kalau sudah lulusan Fakultas Ilmu Keperawatan/Progam Studi Ilmu Keperawatan, gelarnya: SKp (Sarjana Keperawatan). Sampai saat ini kalau kebidanan, baru sampai tingkatan Diploma-IV. Karena itu, jangan kita menyapa "dokter ahli kandungan" karena ini sebenarnya menurunkan derajat pengakuan profesinya. Semoga tidak bingung lagi membaca papan nama dokter yang namanya bisa panjang sekali. Dan terakhir, seperti sering kita baca di lembar undangan pernikahan: mohon maaf bila ada kesalahan penulisan nama dan gelar. ---------------------------------------------------------------------------------- Gelar Nama Kepanjangan Gelar Semester Sp.A Spesialis Anak 8 Sp.An Spesialis Anestesiologi dan Reanimasi 7 Sp.And Spesialis Andrologi 6 Sp.B Spesialis Bedah 10 Sp.BA Spesialis Bedah Anak 10 Sp.BM Spesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial (dokter gigi) 10 Sp.BTKV Spesialis Bedah Toraks Kardiovaskuler 10 Sp.BP Spesialis Bedah Plastik 10 Sp.BS Spesialis Bedah Saraf 11 Sp.EM Spesialis Kedaruratan Medik 8 Sp.F Spesialis Kedokteran Forensik 6 Sp.FK Spesialis Farmakologi Klinik 6 Sp.JP Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah 10 Sp.KFR Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi 10 Sp.KG Spesialis Konservasi Gigi (dokter gigi) 10 Sp.KGA Spesialis Kedokteran Gigi Anak (dokter gigi) 10 Sp.KJ Spesialis Kedokteran Jiwa atau Psikiatri 8 Sp.KK Spesialis Penyakit Kulit dan Kelamin 7 Sp.KN Spesialis Kedokteran Nuklir 7 Sp.KO Spesialis Kedokteran Olahraga 7
  • 6. Sp.M Spesialis Mata 7 Sp.MK Spesialis Mikrobiologi Klinik 6 Sp.OG Spesialis Obstetri & Ginekologi (kebidanan dan kandungan) 9 Sp.Ok Spesialis Kedokteran Okupasi (kerja) 6 Sp.Onk.Rad Spesialis Onkologi Radiasi 7 Sp.Ort Spesialis Ortodonsia (perawatan maloklusi) (dokter gigi) 10 Sp.OT Spesialis Bedah Orthopaedi dan Traumatologi 9 Sp.P Spesialis Paru (Pulmonologi) 7 Sp.Perio Spesialis Periodonsia (jaringan gusi dan penyangga gigi) (dokter gigi) 10 Sp.PA Spesialis Patologi Anatomi 6 Sp.PD Spesialis Penyakit Dalam 9 Sp.PK Spesialis Patologi Klinik 8 Sp.PM Spesialis Penyakit Mulut (dokter gigi) 10 Sp.Pros Spesialis Prostodonsia (restorasi rongga mulut) (dokter gigi) 10 Sp.Rad Spesialis Radiologi 7 Sp.RM Spesialis Rehabilitasi Medik 8 Sp.RKG Spesialis Radiologi Kedokteran Gigi (dokter gigi) 10 Sp.S Spesialis Saraf 8 Sp.THT-KL Spesialis Telinga Hidung Tenggorok-Bedah Kepala Leher 8 Sp.U Spesialis Urologi 10 Sp.Ger Spesialis Geriatri 9 Sub-spesialis / konsultan Sebagian dokter spesialis melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu subspesialis (Sp2), atau lebih dikenal sebagai konsultan. Pendidikan Sp2 ini dijalani selama 4 sampai 6 smester. Beberapa gelar yang ditambahkan: (K) diakhir gelar spesialisasi berarti Konsultan/Spesialis 2/Sub Spesialis, misalnya Sp.A (K) - artinya Spesialis Anak Konsultan KFER - "Konsultan Fertilitas Endokrinologi Reproduksi" (biasanya dimiliki oleh spesialis kebidanan) KFM - "Konsultan Feto Maternal" (dimiliki oleh spesialis kebidanan-kandungan) Gelar yang bisa ditambahkan pada spesialis jantung dan spesialis bedah: FACC - "Fellow of the American College of Cardiologists" FACP - "Fellow of the American College of Physicians" FACS - "Fellow of the American College of Surgeons", menandakan anggota dari "American College of Surgeons" FESC - "Fellow of the European Society of Cardiology" FICS - "Fellow Of the International College Of Surgeon" FIHA - "Fellows Indonesian Heart Association" Tambahan gelar lainnya: DPM - "Doctor of Pediatric Medicine" FAAEM - "Fellow of the American Academy of Emergency Medicine" FAAFP - "Fellow of the American Academy of Family Physicians" spesialis di bidang "dokter keluarga" FACE - "Fellow of the American College of Endocrinology" FACEP - "Fellow of the American College of Emergency Physicians" FACFAS - "Fellow of the American College of Foot and Ankle Surgeons" FACOG - "Fellow of the American College of Obstetrics and Gynecologists"
  • 7. FCCP - "Fellow of the American College of Chest Physicians" Dalam ilmu penyakit dalam, terdapat 12 sub-spesialis, diantaranya: Alergi-Immunologi Klinik (Sp.PD-KAI) Gastroenterologi-Hepatologi (Sp.PD-KGEH) Geriatri (Sp.PD-KGer) Ginjal-Hipertensi (Sp.PD-KGH) Hematologi - Onkologi Medik (Sp.PD-KHOM) Hepatologi (Sp.PD-KH) Kardiovaskular (Sp.PD-KKV) Endokrin-Metabolik-Diabetes(Sp.PD-KEMD) Psikosomatik (Sp.PD-KPsi) Pulmonologi (Sp.PD-KP) Reumatologi (Sp.PD-KR) Penyakit Tropik-Infeksi (Sp.PD-KPTI) Terdapat 14 sub-spesialis ilmu kesehatan anak, antara lain: Alergi Imunologi Endokrinologi Gastro-Hepatologi Hematologi Onkologi Infeksi & Pediatri Tropis Kardiologi Nefrologi Neurologi Nutrisi & Penyakit Metabolik Pediatri Gawat Darurat Pencitraan Perinatologi Respirologi Tumbuh Kembang Ped. Sosial Terdapat 9 sub-spesialis THT-KL, antara lain: Otologi Neurotologi Rinologi Laringo-Faringologi Onkologi Kepala Leher Plastik Rekonstruksi Bronkoesofagologi Alergi Imunologi THT Komunitas Sub-spesialis dalam bidang anestesiologi dan reanimasi, diantaranya: Perawatan Intensif/ICU (Sp.An-KIC) Anestesi Bedah Jantung, torax dan kardiovaskuler Klinik nyeri Regional analgesi
  • 8. Anestesi bedah saraf Anestesi pediatrik Anestesi bedah umum Sub-spesialis dalam bidang kulit dan kelamin, antara lain: Infeksi Menular Seksual, Herpes, Dermatosis, Bedah Kulit. Sub-spesialis dalam ilmu bedah, antara lain: Bedah Digestif (SpB.KBD) Bedah Onkologi (SpB(K)Onk) Bedah Plastik Bedah Anak Bedah Vaskuler Bedah Toraks dan Kardiovaskuler Bedah Urologi Bedah Saraf Bedah Ortopedi dan Traumatologi Bedah Umum Sub-spesialis dalam Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi (Paru) , antara lain: Infeksi Onkologi Toraks Asma dan PPOK Pulmonologi Intervensi dan Gawat Darurat Napas Faal Paru Klinik Paru Kerja dan Lingkungan Imunologik klinik Gelar Magister M.Kes - Magister Kesehatan M.Ked - Magister Kedokteran M.Pd.Ked - Magister Pendidikan Kedokteran M.Kesja - Magister Kesehatan Kerja MMR - Magister Manajemen Rumahsakit MARS - Magister Administrasi Rumah Sakit MKK - Magister Kedokteran Kerja MKK - Magister Kedokteran Klinik M.Biomed - Master Ilmu Biomedik (Kedokteran Dasar)