Penggunaan tanda baca dalam penulisan kalimat, paragraf terkadang dilupakan atau tidak tepat dalam penggunaannya. Dalam Power point ini saya menuliskan aturan penggunaan tanda baca sesuai dengan aturan dalam Kamus Besar Bahasa Indonsia. Semoga dapat membantu mengingatkan kembali akan penggunaan tanda baca dengan benar.
Penggunaan tanda baca dalam penulisan kalimat, paragraf terkadang dilupakan atau tidak tepat dalam penggunaannya. Dalam Power point ini saya menuliskan aturan penggunaan tanda baca sesuai dengan aturan dalam Kamus Besar Bahasa Indonsia. Semoga dapat membantu mengingatkan kembali akan penggunaan tanda baca dengan benar.
Partikel atau kata tugas adalah kelas kata yang hanya memiliki arti gramatikal dan tidak mempunyai arti leksikal. Arti suatu kata tugas ditentukan oleh kaitannya dengan kata lain dalam suatu frasa atau kalimat dan tidak bisa digunakan secara lepas atau berdiri sendiri.
Kata tugas dikelompokkan menjadi lima, yaitu:
1. Preposisi (kata depan); kata yang biasa terdapat di depan nomina, misalnya dari, dengan, di, ke
2. Konjungsi (kata sambung); kata atau ungkapan yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat (antarkata, antarfrasa, antarklausa, antarkalimat), misalnya dan, atau, serta
3. Interjeksi (kata seru); kata yang mengungkapkan seruan perasaan, misalnya ah, aduh
4. Artikel (kata sandang); kata yang tidak memiliki arti tapi menjelaskan nomina, misalnya si, sang, kaum
5. Partikel penegas yaitu -kah, -lah, -tah, pun
Maateri ini berbentuk powerpoint. Hasil sosialisasi pendalaman materi UN bahasa Indonesia SMP di MGMP bahasa Indonesia Kabupaten Lumajang, Selasa, 22 Maret 2016
Partikel atau kata tugas adalah kelas kata yang hanya memiliki arti gramatikal dan tidak mempunyai arti leksikal. Arti suatu kata tugas ditentukan oleh kaitannya dengan kata lain dalam suatu frasa atau kalimat dan tidak bisa digunakan secara lepas atau berdiri sendiri.
Kata tugas dikelompokkan menjadi lima, yaitu:
1. Preposisi (kata depan); kata yang biasa terdapat di depan nomina, misalnya dari, dengan, di, ke
2. Konjungsi (kata sambung); kata atau ungkapan yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat (antarkata, antarfrasa, antarklausa, antarkalimat), misalnya dan, atau, serta
3. Interjeksi (kata seru); kata yang mengungkapkan seruan perasaan, misalnya ah, aduh
4. Artikel (kata sandang); kata yang tidak memiliki arti tapi menjelaskan nomina, misalnya si, sang, kaum
5. Partikel penegas yaitu -kah, -lah, -tah, pun
Maateri ini berbentuk powerpoint. Hasil sosialisasi pendalaman materi UN bahasa Indonesia SMP di MGMP bahasa Indonesia Kabupaten Lumajang, Selasa, 22 Maret 2016
PRESENTASI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG KHUSUS BANGUN RUANG BOLA (UNSUR-UNSUR BOLA, CIRI-CIRI BOLA, RUMUS VOLUME DAN LUAS PERMUKAAN BOLA, PENERAPANNYA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI, SERTA SOAL DAN PEMBAHASANNYA)
Maateri ini berbentuk powerpoint. Hasil sosialisasi pendalaman materi UN bahasa Indonesia SMP di MGMP bahasa Indonesia Kabupaten Lumajang, Selasa, 22 Maret 2016
Tanda Baca dalam Presentasi: Kunci untuk Komunikasi yang Jela.pptxujangkusnandar1405
Tentu! Berikut deskripsi yang lebih rinci untuk presentasi tentang tanda baca:
Judul Presentasi: "Tanda Baca dalam Presentasi: Kunci untuk Komunikasi yang Jelas dan Berdampak"
Deskripsi Singkat:
Dalam dunia komunikasi yang dipenuhi dengan teks dan presentasi, pemahaman yang kuat tentang penggunaan tanda baca adalah keterampilan yang sangat berharga. Presentasi ini akan menguraikan peran kritis tanda baca dalam mempengaruhi makna, ritme, dan nuansa dalam pesan yang disampaikan secara lisan dan tertulis. Peserta akan dibekali dengan pengetahuan praktis untuk memperkaya presentasi mereka dan menyampaikan pesan secara lebih efektif.
Deskripsi Lebih Rinci:
Pengenalan terhadap Tanda Baca:
Definisi tanda baca dan mengapa tanda baca penting dalam komunikasi.
Peran tanda baca dalam memberikan struktur dan makna pada kalimat.
Jenis-jenis Tanda Baca dan Fungsinya:
Mengenal berbagai tanda baca seperti koma, titik, tanda tanya, tanda seru, tanda petik, dll.
Bagaimana penggunaan yang tepat dari setiap tanda baca dapat mengubah arti dan interpretasi suatu kalimat.
Penggunaan Tanda Baca dalam Presentasi:
Teknik penggunaan tanda baca untuk meningkatkan kejelasan dan ritme presentasi.
Pentingnya pengaturan tanda baca untuk mempengaruhi intonasi dan penekanan.
Tips Praktis untuk Penggunaan Tanda Baca yang Efektif:
Strategi untuk menghindari kesalahan umum dalam penggunaan tanda baca.
Contoh aplikatif untuk menunjukkan perbedaan penggunaan tanda baca dalam situasi komunikasi yang berbeda.
Studi Kasus dan Latihan Interaktif:
Analisis teks dan presentasi dengan variasi penggunaan tanda baca.
Latihan menulis dan menyampaikan teks dengan penekanan yang berbeda melalui penggunaan tanda baca.
Pentingnya Tanda Baca dalam Komunikasi Digital:
Bagaimana tanda baca digunakan dalam konteks pesan teks, email, dan media sosial.
Implikasi dari penggunaan tanda baca yang tepat atau kurang tepat dalam komunikasi daring.
Memanfaatkan Tanda Baca untuk Presentasi yang Lebih Dinamis:
Menggunakan tanda baca untuk memperkuat pesan dan menjaga perhatian auditorium.
Strategi untuk menyusun teks secara visual dalam presentasi untuk memaksimalkan efek tanda baca.
Tujuan Akhir Presentasi:
Peserta akan keluar dari sesi ini dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya tanda baca dalam komunikasi efektif. Mereka akan dapat menerapkan pengetahuan ini secara praktis dalam menyusun dan menyampaikan presentasi yang jelas, berdampak, dan profesional.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
3. • Ketua : Ayudyah kusmantari
• Sekertaris : Roja Nuha Jamilah
• Moderator : Muliani
• Anggota :
Naila Amalia F.W
Salma Azizah
Ia aryanti
4.
5. Macam-macam tanda baca
Titik tanda kurung
Koma tanda kurung siku
Titik koma tanda petik
Titik dua tanda petik tunggal
Tanda hubung tanda garis miring
Tanda pisah tanda penyingkat
Tanda elipsis
Tanda tanya
Tanda seru
6. A. Tanda Titik (.)
• Tanda titik dipakai pada akhir kalimat
yang bukan pertanyaan atau seruan.
• Tanda titik dipakai di belakang angka
atau huruf dalam suatu bagian, ikhtisar,
atau daftar.
7. B. Tanda Koma (,)
• dipakai di antara unsur-unsur dalam
suatu perincian atau pembilangan.
• dipakai untuk memisahkan kalimat setara
yang satu dari kalimat serata berikutnya.
• dipakai untuk memisahkan anak kalimat
dari induk kalimat.
• tidak dipakai untuk memisahkan anak
kalimat dari induk kalimat jika anak
kalimat itu mengiringi induk kalimatnya
8. C. Tanda Titik Koma (;)
• dapat dipakai untuk memisahkan bagian-
bagian kalimat yang sejenis dan setara.
• dapat dipakai sebagai pengganti kata
penghubung untuk memisahkan kalimat
yang setara di dalam kalimat majemuk.
9. D. Tanda Titik Dua (:)
• dipakai sesudah kata atau ungkapan yang
memerlukan pemerian.
• dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan
halaman, (ii) di antara surah dan ayat
dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan
anak judul suatu karangan, serta (iv)
nama kota dan penerbit buku acuan
dalam karangan.
10. E. Tanda Hubung (-)
• menyambung suku-suku kata dasar atau
kata berimbuhan yang terpisah oleh
pergantian baris.
• Tanda hubung menyambung unsur-unsur
kata ulang.
• Tanda hubung menyambung huruf dari
kata yang dieja satu-satu dan bagian-
bagian tanggal.
11. F. Tanda Pisah (––)
• membatasi penyisipan kata atau kalimat
yang memberi penjelasan di luar bangun
kalimat.
• menegaskan adanya keterangan aposisi
atau keterangan yang lain sehingga
kalimat menjadi lebih jelas.
• Tanda pisah dipakai di antara dua
bilangan atau kata dengan arti ‘sampai
dengan’ atau ‘sampai ke’.
12. G. Tanda Elipsis (...)
• dipakai dalam kalimat atau dialog yang
terputus-putus.
• menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat
atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
13. H. Tanda Tanya (?)
• dipakai pada akhir kalimat tanya.
• dipakai di dalam kurung untuk
menyatakan bagian kalimat yang
disangsikan kebenarannya.
14. I. Tanda Seru (!)
• dipakai pada akhir kalimat perintah.
• dipakai pada akhir ungkapan atau
pernyataan yang menggambarkan
kesungguhan, ketidakpercayaan,
ketakjuban, ataupun rasa emosi yang
kuat.
15. J. Tanda Kurung (( ))
• mengapit tambahan keterangan atau
penjelasan.
• mengapit keterangan atau penjelasan
yang bukan bagian integral pokok
pembicaraan.
• mengapit angka atau huruf yang
memerinci satu urutan keterangan.
16. K. Tanda Kurung Siku ([ ])
• mengapit huruf, kata, atau kelompok
kata sebagai koreksi atau tambahan pada
kalimat atau bagian kalimat yang ditulis
orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa
kesalahan atau kekurangan itu memang
terdapat di dalam naskah asli.
• mengapit keterangan dalam kalimat
penjelas yang sudah bertanda kurung.
17. L. Tanda Petik (“ “)
• mengapit petikan langsung yang berasal
dari pembicaraan dan naskah atau bahan
tertulis lainnya.
• mengapit judul syair, karangan, atau bab
buku yang dipakai dalam kalimat.
• mengapit istilah ilmiah yang kurang
dikenal atau kata yang mempunyai arti
khusus.
18. M. Tanda Petik Tunggal (‘ ’)
• mengapit petikan yang tersusun di dalam
petikan lain.
• mengapit makna, terjemahan, atau
penjelasan kata atau ungkapan asing.
19. N. Tanda Garis Miring (/)
• dipakai di dalam nomor surat dan nomor
pada alamat dan penandaan masa satu
tahun yang terbagi dalam dua tahun
takwim.
• dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap.
20. O. Tanda Penyingkat atau
Apostrof (‘)
• Tanda penyingkat menunjukkan
penghilangan bagian kata atau bagian
angka tahun.