Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan hewan, meliputi:
1) Pertumbuhan dan perkembangan embrionik, mulai dari pembuahan hingga organogenesis.
2) Pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik, termasuk metamorfosis pada serangga.
3) Teori-teori pertumbuhan seperti preformasi dan epigenesis.
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...UNESA
Istilah auksin (auxin) sebetulnya digunakan untuk menjelaskan segala jenis bahan kimia yang membantu proses pemanjangan koleoptil, meskipun auksin memiliki banyak fungsi baik pada monokotil maupun pada dikotil. Auksin alamiah yang diekstraksi dari tumbuhan merupakan suatu senyawa yang dinamai asam indolasetat (indolasetic acid, IAA). Selain auksin alamiah ini, beberapa senyawa sintetik memiliki aktivitas auksin. Meskipun auksin mempengaruhi beberapa aspek perkembangan tumbuhan, salah satu fungsinya yang paling penting adalah merangsang pemanjangan sel pada tunas muda yang sedang berkembang. Meristem apikal suatu tunas merupakan tempat utama sintesis auksin. Karena auksin dari apeks tunas begerak turun ke daerah pemanjangan sel, hormon akan merangsang pertumbuhan sel-sel tersebut (Campbell dkk., 2002).
Auksin merupakan hormon pertumbuhan tanaman yang ditemukan pertama kali, dimana hormon ini berperan dalam proses pemanjangan beberapa organ tumbuhan sebagai respon adanya ekspansi atau peluasan sel (Opik et al., 2005). Auksin alamiah yang ditemukan pada tanaman berupa asam indolasetat atau indolasetic acid (IAA). IAA merupakan salah satu hormon auksin yang paling aktif, dimana hormon ini dihasilkan dari metabolisme atau sintesis L-Tryptophan (Shahab et al., 2009). Auksin berperan dalam proses perkembangan tumbuhan pada tahapan lebih lanjut serta dapat merubah ekspresi gen dengan cepat sehingga menyebabkan sel-sel di daerah pemanjangan menghasilkan protein-protein baru dalam waktu singkat (Verheye, 2010).
Auksin alami yakni tanaman yang dapat memproduksi sendiri hormon auksin endogen. Auksin merupakan salah satu zat pengatur tumbuh tanaman, contohnya hormon IAA dan IBA. Zat pengatur tumbuh tanaman merupakan susunan organik berbeda dengan nutrient, dimana hormon dihasilkan oleh tanaman dalam konsentrasi yang bisa mengatur proses fisiologi tanaman yang aktivitasnya dapat merangsang atau mendorong pengembangan sel, auksin sudah tersedia secara alami pada tumbuhan (Patma dkk., 2013).
Auksin sintetik yakni hormon yang berasal dari luar tubuh tumbuhan (auksin eksogen) yakni buatan manusia. Salah satu jenis auksin sintetik yang dijual di pasaran adalah atonik. Atonik merupakan salah satu merk dagang yang mengandung pengatur tumbuh auksin yang dapat merangsang pertumbuhan akar dan dapat mempercepat perkecambahan benih. Antonik ini hanya efektif pada lama perendaman tertentu. Cara pemberian zat pengarur tumbuh dapat dalam bentuk pencelupan, perendaman, penyemprotan, pengolesan dan lain-lain (Kumianjani dkk., 2013).
Kesimpulan
Hormon NAA, AIA, 2,4 D berpengaruh dalam pertumbuhan panjang jaringan koleoptil dan jaringan radikula. Pertambahan panjang jaringan tertinggi terdapat pada hormon NAA jaringan koleoptil sebesar 7,6 mm dan jaringan radikula sebesar 1,8 mm. Pertambahan panjang jaringan terendah terdapat pada akuades yaitu jaringan koleoptil sebesar 0,4 mm dan jaringan radikula 1 mm.
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...UNESA
Istilah auksin (auxin) sebetulnya digunakan untuk menjelaskan segala jenis bahan kimia yang membantu proses pemanjangan koleoptil, meskipun auksin memiliki banyak fungsi baik pada monokotil maupun pada dikotil. Auksin alamiah yang diekstraksi dari tumbuhan merupakan suatu senyawa yang dinamai asam indolasetat (indolasetic acid, IAA). Selain auksin alamiah ini, beberapa senyawa sintetik memiliki aktivitas auksin. Meskipun auksin mempengaruhi beberapa aspek perkembangan tumbuhan, salah satu fungsinya yang paling penting adalah merangsang pemanjangan sel pada tunas muda yang sedang berkembang. Meristem apikal suatu tunas merupakan tempat utama sintesis auksin. Karena auksin dari apeks tunas begerak turun ke daerah pemanjangan sel, hormon akan merangsang pertumbuhan sel-sel tersebut (Campbell dkk., 2002).
Auksin merupakan hormon pertumbuhan tanaman yang ditemukan pertama kali, dimana hormon ini berperan dalam proses pemanjangan beberapa organ tumbuhan sebagai respon adanya ekspansi atau peluasan sel (Opik et al., 2005). Auksin alamiah yang ditemukan pada tanaman berupa asam indolasetat atau indolasetic acid (IAA). IAA merupakan salah satu hormon auksin yang paling aktif, dimana hormon ini dihasilkan dari metabolisme atau sintesis L-Tryptophan (Shahab et al., 2009). Auksin berperan dalam proses perkembangan tumbuhan pada tahapan lebih lanjut serta dapat merubah ekspresi gen dengan cepat sehingga menyebabkan sel-sel di daerah pemanjangan menghasilkan protein-protein baru dalam waktu singkat (Verheye, 2010).
Auksin alami yakni tanaman yang dapat memproduksi sendiri hormon auksin endogen. Auksin merupakan salah satu zat pengatur tumbuh tanaman, contohnya hormon IAA dan IBA. Zat pengatur tumbuh tanaman merupakan susunan organik berbeda dengan nutrient, dimana hormon dihasilkan oleh tanaman dalam konsentrasi yang bisa mengatur proses fisiologi tanaman yang aktivitasnya dapat merangsang atau mendorong pengembangan sel, auksin sudah tersedia secara alami pada tumbuhan (Patma dkk., 2013).
Auksin sintetik yakni hormon yang berasal dari luar tubuh tumbuhan (auksin eksogen) yakni buatan manusia. Salah satu jenis auksin sintetik yang dijual di pasaran adalah atonik. Atonik merupakan salah satu merk dagang yang mengandung pengatur tumbuh auksin yang dapat merangsang pertumbuhan akar dan dapat mempercepat perkecambahan benih. Antonik ini hanya efektif pada lama perendaman tertentu. Cara pemberian zat pengarur tumbuh dapat dalam bentuk pencelupan, perendaman, penyemprotan, pengolesan dan lain-lain (Kumianjani dkk., 2013).
Kesimpulan
Hormon NAA, AIA, 2,4 D berpengaruh dalam pertumbuhan panjang jaringan koleoptil dan jaringan radikula. Pertambahan panjang jaringan tertinggi terdapat pada hormon NAA jaringan koleoptil sebesar 7,6 mm dan jaringan radikula sebesar 1,8 mm. Pertambahan panjang jaringan terendah terdapat pada akuades yaitu jaringan koleoptil sebesar 0,4 mm dan jaringan radikula 1 mm.
sistem endokrin pada hewan invertebrata dan vertebrata
Sistem Endokrin pada Hewan
Sistem endokrin disebut juga sistem kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjar endokrin disebut hormon. Hormon berasal dari kata hormaein yang artinya “membangkitkan”. Hormon berperan dalam mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh hewan, antara lain aktivitas pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi serta koordinasi tubuh.
Ciri-ciri hormon:
1. Hormon diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah yang sangat kecil.
2. Hormon diangkut oleh darah menuju sel (jaringan target).
3. Hormon mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat di sel target.
4. Hormon mempunyai pengaruh menngaktifkan enzim khusus.
5. Hormon mempunyai pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tapi juga dapat mempengaruhi beberapa sel target yang berlainan.
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...UNESA
Senyawa organik menyimpan energi dalam susunan atomnya. Dengan bantuan enzim, sel secara sistematik merombak molekul organik kompleks yang kaya akan energi potensial menjadi produk limbah yang berenergi lebih rendah. Sebagian energi yang diambil dari simpanan kimiawi dapat digunakan untuk melakukan kerja; sisanya dilepas sebagai panas. Jalur metabolisme yang melepaskan energi simpanan dengan cara memecah molekul kompleks disebut jalur katabolik. Suatu proses katabolik, fermentasi, merupakan perombakan parsial gula yang terjadi tanpa bantuan oksigen. Akan tetapi, jalur katabolik yang paling umum dan paling efisien ialah respirasi seluler, di mana oksigen dikonsumsi sebagai reaktan bersama-sama dengan bahan bakar organik.
Dalam sel eukariotik, mitokondria mewadahi sebagian besar perlengkapan metabolik yang digunakan untuk respirasi seluler. Walau sangat berbeda mekanismenya, respirasi pada prisipnya serupa dengan pembakaran bensin dalam mesin mobil setelah oksigen dicampiur dengan bahan bakar (hidrokarbon). Makanan merupakan bahan bakar untuk respirasi, dan buangannya adalah karbon dioksida dan air (Campbell dkk., 2002: 159).
Proses keseluruhan dapat dirangkum sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O + ATP
glukosa oksigen karbon dioksida air energi
Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan, semakin rendah suhu, maka semakin lambat laju respirasi, begitu pula dengan semakin tinggi suhu maka semakin cepat cepat laju respirasi.
Laporan Fisologi Tumbuhan X Pengaruh AIA Terhadap Proses Absisi Daun Coleus sp.UNESA
Hormon tanaman adalah suatu senyawa organik yang disintesis dalam suatu bagian tanaman dan kemudian diangkut ke bagian tanaman yang lain. Hormon harus ditranslokasikan di dalam tubuh tanaman. Auksin yang ditemukan oleh went, sekarang dikenal sebagai asam indol-asetat (indole 3-asetic acid, disingkat IAA). Beberapa ahli yakin bahwa hormon auksin yang sebenarnya, atau IAA diidentikkan dengan auksin. Walaupun demikian, tanaman mengandung 2 senyawa lain yang pengaruhnya terhadap tanaman sama dengan IAA dan selayaknya juga digolongkan sebagai auksin. Berbeda dengan pergerakan gula, ion, dan bahan terlarut lainnya. IAA biasanya tidak diangkut melalui pembuluh floem dan tidak juga melalui xylem. IAA diangkut melalui saluran pembuluh jika diaplikasikan pada permukaan daun yang cukup dewasa yang telah mengekspor gula, tetapi pengangkutan IAA secara normal dalam batang dan tangkai daun adalah dari daun muda dan melalui sel-sel hidup lainnya termasuk floem parenkim dan sel-sel parenkima yang mengelilingi jaringan pembuluh (Lakitan, 1996).
Hormon auksin diproduksi secara endogen pada bagian pucuk tanaman. Dominasi apikal biasanya ditandai dengan pertumbuhan vegetatif tanaman seperti, pertumbuhan akar, batang dan daun. Dominasi apikal dapat dikurangi dengan mendorong bagian pucuk tumbuhan sehingga produksi auksin yang disintesis pada pucuk akan terhambat bahkan terhenti. Hal ini akan mendorong pertumbuhan tunas lateral (ketiak daun) (Hopkins, 1995). Auksin yang terhenti dapat digantikan dengan beberapa jenis hormon IAA yang berfungsi dengan Lanolin untuk mengetahui pertumbuhan lateralnya (Paponov et al., 2008).
Kesimpulan
Absisi daun pada daun yang diberi lanolin + AIA lebih lambat dibandingkan dengan absisi daun yang diolesi lanolin saja. Pengaruh AIA terhadap proses absisi daun yang menghambat proses absisi daun. Juga semakin bawah letak daun maka semakin cepat pula proses absisi daunnya.
Kesimpulan
Absisi daun pada daun yang diberi lanolin + AIA l
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...UNESA
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut :
1. Perkembangan sel fibroblas embrio ayam umur 6 hari yang diamati menggunakan mikroskop inverted mengalami pertumbuhan dan tampak bahwa jumlah sel bertambah. Jumlah sel embrio ayam pada cawan 1 sebanyak 1861, lebih banyak daripada jumlah sel embrio ayam pada cawan 2 yaitu sebanyak 329. Dengan viabilitas sel pada cawan 1 sebesar 70,23 %, dan viabilitas sel pada cawan 2 sebesar 25 %.
2. Faktor yang memepngaruhi pertumbuhan dan perkembangan kultur sel fibroblast embrio ayam yang berumur 6 hari adalah lingkungan kultur seperti kondisi psikokimia dan fisiologis dari medium penumbuh sel serta lingkungan di inkubator, jenis sel primer yang akan dikultur, usia sampel, teknik pengerjaan kultur dan faktor kontaminasi.
sistem endokrin pada hewan invertebrata dan vertebrata
Sistem Endokrin pada Hewan
Sistem endokrin disebut juga sistem kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjar endokrin disebut hormon. Hormon berasal dari kata hormaein yang artinya “membangkitkan”. Hormon berperan dalam mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh hewan, antara lain aktivitas pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi serta koordinasi tubuh.
Ciri-ciri hormon:
1. Hormon diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah yang sangat kecil.
2. Hormon diangkut oleh darah menuju sel (jaringan target).
3. Hormon mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat di sel target.
4. Hormon mempunyai pengaruh menngaktifkan enzim khusus.
5. Hormon mempunyai pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tapi juga dapat mempengaruhi beberapa sel target yang berlainan.
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...UNESA
Senyawa organik menyimpan energi dalam susunan atomnya. Dengan bantuan enzim, sel secara sistematik merombak molekul organik kompleks yang kaya akan energi potensial menjadi produk limbah yang berenergi lebih rendah. Sebagian energi yang diambil dari simpanan kimiawi dapat digunakan untuk melakukan kerja; sisanya dilepas sebagai panas. Jalur metabolisme yang melepaskan energi simpanan dengan cara memecah molekul kompleks disebut jalur katabolik. Suatu proses katabolik, fermentasi, merupakan perombakan parsial gula yang terjadi tanpa bantuan oksigen. Akan tetapi, jalur katabolik yang paling umum dan paling efisien ialah respirasi seluler, di mana oksigen dikonsumsi sebagai reaktan bersama-sama dengan bahan bakar organik.
Dalam sel eukariotik, mitokondria mewadahi sebagian besar perlengkapan metabolik yang digunakan untuk respirasi seluler. Walau sangat berbeda mekanismenya, respirasi pada prisipnya serupa dengan pembakaran bensin dalam mesin mobil setelah oksigen dicampiur dengan bahan bakar (hidrokarbon). Makanan merupakan bahan bakar untuk respirasi, dan buangannya adalah karbon dioksida dan air (Campbell dkk., 2002: 159).
Proses keseluruhan dapat dirangkum sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O + ATP
glukosa oksigen karbon dioksida air energi
Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan, semakin rendah suhu, maka semakin lambat laju respirasi, begitu pula dengan semakin tinggi suhu maka semakin cepat cepat laju respirasi.
Laporan Fisologi Tumbuhan X Pengaruh AIA Terhadap Proses Absisi Daun Coleus sp.UNESA
Hormon tanaman adalah suatu senyawa organik yang disintesis dalam suatu bagian tanaman dan kemudian diangkut ke bagian tanaman yang lain. Hormon harus ditranslokasikan di dalam tubuh tanaman. Auksin yang ditemukan oleh went, sekarang dikenal sebagai asam indol-asetat (indole 3-asetic acid, disingkat IAA). Beberapa ahli yakin bahwa hormon auksin yang sebenarnya, atau IAA diidentikkan dengan auksin. Walaupun demikian, tanaman mengandung 2 senyawa lain yang pengaruhnya terhadap tanaman sama dengan IAA dan selayaknya juga digolongkan sebagai auksin. Berbeda dengan pergerakan gula, ion, dan bahan terlarut lainnya. IAA biasanya tidak diangkut melalui pembuluh floem dan tidak juga melalui xylem. IAA diangkut melalui saluran pembuluh jika diaplikasikan pada permukaan daun yang cukup dewasa yang telah mengekspor gula, tetapi pengangkutan IAA secara normal dalam batang dan tangkai daun adalah dari daun muda dan melalui sel-sel hidup lainnya termasuk floem parenkim dan sel-sel parenkima yang mengelilingi jaringan pembuluh (Lakitan, 1996).
Hormon auksin diproduksi secara endogen pada bagian pucuk tanaman. Dominasi apikal biasanya ditandai dengan pertumbuhan vegetatif tanaman seperti, pertumbuhan akar, batang dan daun. Dominasi apikal dapat dikurangi dengan mendorong bagian pucuk tumbuhan sehingga produksi auksin yang disintesis pada pucuk akan terhambat bahkan terhenti. Hal ini akan mendorong pertumbuhan tunas lateral (ketiak daun) (Hopkins, 1995). Auksin yang terhenti dapat digantikan dengan beberapa jenis hormon IAA yang berfungsi dengan Lanolin untuk mengetahui pertumbuhan lateralnya (Paponov et al., 2008).
Kesimpulan
Absisi daun pada daun yang diberi lanolin + AIA lebih lambat dibandingkan dengan absisi daun yang diolesi lanolin saja. Pengaruh AIA terhadap proses absisi daun yang menghambat proses absisi daun. Juga semakin bawah letak daun maka semakin cepat pula proses absisi daunnya.
Kesimpulan
Absisi daun pada daun yang diberi lanolin + AIA l
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...UNESA
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut :
1. Perkembangan sel fibroblas embrio ayam umur 6 hari yang diamati menggunakan mikroskop inverted mengalami pertumbuhan dan tampak bahwa jumlah sel bertambah. Jumlah sel embrio ayam pada cawan 1 sebanyak 1861, lebih banyak daripada jumlah sel embrio ayam pada cawan 2 yaitu sebanyak 329. Dengan viabilitas sel pada cawan 1 sebesar 70,23 %, dan viabilitas sel pada cawan 2 sebesar 25 %.
2. Faktor yang memepngaruhi pertumbuhan dan perkembangan kultur sel fibroblast embrio ayam yang berumur 6 hari adalah lingkungan kultur seperti kondisi psikokimia dan fisiologis dari medium penumbuh sel serta lingkungan di inkubator, jenis sel primer yang akan dikultur, usia sampel, teknik pengerjaan kultur dan faktor kontaminasi.
1. Fortofolio
Kamis, 21 Agustus 2014
PERKEMBANGAN HEWAN
Nama : Ivo S. Mamonto
Nim : 12 310 648
Kelas : F unggulan / Semester V
Prinsip Dasar Perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan terjadi di seluruh bagian tubuhnya.
Biasanya
pertumbuhan dan
perkembangan
ini diawali dari
proses fertilisasi.
Pertumbuhan dan
perkembangan
pada hewan
termasuk
manusia dapat
dibedakan
menjadi dua fase
utama, yaitu
pertumbuhan dan
perkembangan embrionik serta pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik
1. Perkembangan Embriologi.
Embriologi merupakan ilmu yang mempelajari proses terjadinya, tumbuh dan
kembangya bayi sejak terjadinya pembuahan sampai kelahiran.
Fortofolio Page 1
2. Pada Zaman Islam ini ilmu Embriologi mengalami kebangkitan kembali. Ahli-ahli
kedokteran dan physiologi Islam seperti Ibnu Sina, Ar-Razzi, dll mengembangkan
konsep-konsep yang berkembang berasal dari Al-Qur’an.
Menurut Islam embrio berasal dari penyatuan antara sel kelamin laki-laki yang
terdapat dalam cairan yang dikeluarkan dari alat kelamin laki-laki (semen/mani) dengan
sel kelamin wanita (telur/ovum/ Nutfah/Sulalah min ma’a) yang terdapat cairan wanita
(folikel /mani) yang dikeluarkan oleh alat kelamin wanita dan bukan dari darah
menstruasi. Lalu embrio ini disimpan di dalam suatu tempat yang kokoh yaitu rahim.
Embrio lalu mengalami proses perkembangan menjadi segumpal darah lalu segumpal
daging dan kemudian mendapat tambahan tulang belulang yang disertai dengan
perkembangan organ-organ tubuh lainnya dan kemudian menjadi bentuk manusia yang
sempurna.
Allah SWT berfirman: surat
al-‘alaq (QS;1-19)
Ilmu pertumbuhan
embrio sejak pembuhan
sampai kelahiran disebut
juga ilmu mudigah.
Cakupan ilmu ini meluas
kepada masalah persiapan
untuk terjadinya
pembuahan serta masalah
pembiakan pada umumnya. Bagi hewan yang memiliki tingkat berudu ilmu ini juga
mencakup sampai saat berudu itu bermetamorphosis.
2. Sejarah dan Perkembangan Embriologi
Studi tentang embriologi ilmu yang berhubungan dengan pembentukan dan
pengembangan embrio dan janin. Orang dahulu percaya bahwa organisme baru bisa
timbul melalui reproduksi seksual, reproduksi aseksual atau generasi spontan. Pada awal
abad keenam B.C, dokter Yunani dan filsuf menyarankan mengguakan telur ayam
sebagai cara unuk menyelidiki embriologi.
Fortofolio Page 2
3. Aristoteles (384-
322 ) menggambarkan
dua model historis
penting yang dikenal
sebagai Preformasi dan
epigenesis. Menurut
teori preformationist,
embrio atau miniatur
individu berkembang
dalam telur ibu atau air mani ayah dan mulai berkembang saat dirangsang.
Aristoteles percaya bahwa embrio pada dasarnya dibentuk oleh koagulasi dalam
rahim segera setelah kawin ketika prinsip jantan bertindak pada substansi bahan yang
disediakan oleh betina. William Harvey(1578-1657) menggunakan rusa yang dikawinkan
dan membedah rahim dan mencari embrio didalam tubuh rusa betina. Harvey tidak dapat
menemukan tanda-tanda embrio berkembang di dalam rahim sampai sekitar enam atau
tujuh minggu setelah perkawinan itu terjadi. Selain eksperimen pada Rusa, Harvey
melakukan studi sistematis dari perkembangan telur ayam. Hasil pengamatannya
menyakinkan bahwa generasi berjalan dengan epigenesist yaitu penambahan secara
bertahap perkembangan. Namun demikian banyak pengikut Harvey menolak epigenesist
dan beralih ke teori Preformasi.
Marcello Malpighi (1628-1694) da Jan Swammerdam (1637-1680) dua ahli yang
melakukan pengamatan dengan menggunakan mikoskop untuk mendukung teori
preformasi.
Setelah Aristotiles, orang yang mempelajari embriologi adalah William Harvey
(1578-1657), yang pada tahun 1651 menulis buku “Tentang Generasi Hewan”. Dikatakan
bahwa semua hewan berasal dari telur. Pernyataan ini diperkuat dengan penemuan R. de
Graaf (1641-1673), menyatakan bahwa indung telur (ovarium) pada burung sama
dengan indung telur pada kelinci. Ia juga merupakan peneliti pertama yang mengenal
bersatunya sel telur dan sperma agar terbentuk embrio. De Graf juga membuktikan
bahwa sel telur dan sperma sama- sama membawa bahan genetika untuk keturunannya.
Selain itu, A. Van Leeunwenhook (1677) melihat spermatozoa orang dalam mani.
Fortofolio Page 3
4. M. Schleiden dan T. Schwann (1839) menemukan “teori sel”, yang berbunyi; “sel
adalah unit dasar kehidupan”. Semua hewan dan tumbuhan dibangun atas sel-sel.
Sedangkan R. Virchow (1859) merumuskan pula istilah terkenal: “Omne cellula e
cellula”, sel berasal dari sel yang telah lebih dulu ada. Itu berarti setiap sel tubuh berasal
dari sel kelamin (gamet), dan setiap sel yang ada sekarang di bumi, baik hewan maupun
tumbuhan, berasal dari sel yang relatif ada di masa purba. Sementara itu Spallanzani
(1729 – 1799) mengatakan, bahwa hasil berkelamin jantan dan betina perlu untuk
mulainya embriogenesis.
Seiring berkembangnya pengetahuan tentang embriologi, maka para ilmuan banyak
mengeluarkan teorinya masing-masing. Seperti halnya teori yang dikemukakan oleh Jan
Swammerdam, teori ini menganut teori performasi yaitu, embrio sudah ada dalam telur
dan telah terbentuk sempurna, sebagai miniatur yang terkandung dalam biji.
Pada abad ke- 18, teori preformasi berkembang dengan baik dan membentuk
beberapa aliran diantaranya menyatakan bahwa ada kekuatan vital dalam benih
organisme dan kekuatan ini menyebabkan pertumbuhan embrio menurut pola
perkembangan yang telah dibentuk sebelumya. Untuk membuktikannya harus dilakukan
pengamatan secara empiris (percobaan). C. F. Wolff (1738- 1794) melaksanakan
pengamatan ini dan mengemukakan teori epegenesis embriologi pada tahun 1759. Ia
sendiri mengkritik teori preformasi dalam bukunya “Teori Generasi” hingga terus
berkembangnya ilmu pengetahuan tentang embriologi.
1. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrionik
Pembelahan (cleavage).
Zigot akan mengalami pembelahan
secara mitosis, yaitu dari satu sel
menjadi dua sel, dua sel menjadi
empat sel, empat sel menjadi
delapan sel, dan seterusnya.
Pembelahan sel tersebut
berlangsung cepat dan akan
menghasilkan sel-sel anak yang
Fortofolio Page 4
5. tetap terkumpul menjadi satu kesatuan yang menyerupai buah anggur yang disebut
morula. Dalam pertumbuhan selanjutnya, morula akan menjadi blastula yang memiliki
suatu rongga. Proses pembentukan morula menjadi blastula disebut blastulasi.
Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus
menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat. Morulasi yaitu proses
terbentuknya morula.
Blastula adalah bentukan lanjutan
dari morula yang terus mengalami
pembelahan. Bentuk blastula ditandai dengan
mulai adanya perubahan sel dengan
mengadakan pelekukan yang tidak beraturan.
Di dalam blastula terdapat cairan sel yang
disebut dengan Blastosoel. Blastulasi yaitu
proses terbentuknya blastula.
Gastrula adalah bentukan lanjutan
dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah
semakin nyata dan mempunyai lapisan
dinding tubuh embrio serta rongga tubuh.
Gastrula pada beberapa hewan tertentu,
seperti hewan tingkat rendah dan hewan
tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah
lapisan dinding tubuh embrionya.
Triploblastik yaitu hewan yang mempunyai 3
lapisan dinding tubuh embrio, berupa
ektoderm, mesoderm dan endoderm.
Hal ini dimiliki oleh hewan tingkat
tinggi seperti Vermes, Mollusca, Arthropoda,
Echinodermata dan semua Vertebrata.
Diploblastik yaitu hewan yang mempunyai 2
lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm dan endoderm. Dimiliki oleh hewan
tingkat rendah seperti Porifera dan Coelenterata. Gastrulasi yaitu proses pembentukan
gastrula.
Gastrulasi. Dalam perkembangan selanjutnya, blastula akan menjadi gastrula.
Proses pembentukan gastrula disebut gastrulasi. Pada bentuk gastrula ini, embrio telah
terbentuk menjadi tiga lapisan embrionik, yaitu lapisan bagian luar (ektoderm), lapisan
bagian tengah (mesoderm), dan lapisan bagian dalam (endoderm). Jadi gastrulasi
merupakan proses pembentukan tiga lapisan embrionik. Dalam perkembangan
selanjutnya lapisan embrionik akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan
menghasilkan berbagai organ tubuh.
Fortofolio Page 5
6. Organogenesis. Organogenesis merupakan proses pembentukan alat-alat tubuh
atau organ seperti otak, jantung, paru-paru, ginjal, hati, dan sebagainya. Ektoderm akan
mengalami diferensiasi menjadi kulit, rambut, sistem saraf, dan alat-alat indera.
Mesoderm akan mengalami diferensiasi menjadi otot, rangka, alat reproduksi (seperti
testis dan ovarium), alat peredaran darah.
Dan alat ekskresi. Endoderm akan mengalami diferensiasi menjadi alat
pencernaan, kelenjar yang berhubungan dengan pencernaan, dan alat-alat pernapasan.
Organogenesis merupakan proses yang sangat kompleks.
Pada mammalia, embrionya memiliki selaput embrio, yaitu amnion, korion, sakus
vitelinus, dan alantois. Selaput embrio berfungsi melindungi embrio terhadap kekeringan,
goncangan, membantu pernapasan, ekskresi, serta fungsi penting lainnya selama berada
di dalam rahim induknya.
2. Pertumbuhan dan Perkembangan Pasca Embrionik.
Pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik adalah pertumbuhan dan
perkembangan setelah masa embrio. Pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan yang
terjadi terutama penyempurnaan alat-alat reproduksi (alat-alat kelamin), dan biasanya
pula hanya terjadi peningkatan ukuran bagian-bagian tubuh saja.
Pada golongan hewan tertentu sebelum tumbuh menjadi hewan dewasa, membentuk
tahap larva terlebih dahulu. Pada golongan hewan tersebut pertumbuhan dan
perkembangan pasca embrionik merupakan tahap pembentukan larva sebelum tumbuh
dan berkembang
menjadi hewan
dewasa.
Pertumbuhan dan
perkembangan pasca
embrionik yang
melalui tahap larva ini
dikenal dengan
metamorfosis.
Metamorfosis adalah
perubahan bentuk
tubuh yang dialami
oelh hewan dari tahap
larva hingga mencapai
bentuk dewasa.
1. Metamorfosis pada Serangga.
Serangga seperti kupu-kupu, lalat, nyamuk, lebah, dan kumbang, bentuk larva dan
dewasa sering hampir tdak ada kemiripan. Sedangkan pada beberapa serangga lainnya
seperti belalang, lipas (kecoa), dan jangkrik, bentuk larva (nimfa) mirip bentuk dewasa.
Fortofolio Page 6
7. Pada proses metamorfosis terjadi proses fisik, yaitu pergantian kulit yang disebut
molting. Serangga
biasanya mengalami
empat kali molting.
Pada proses ini terjadi
pembentukan kulit
baru dan membentuk
alat-alat tubuh yang
diperlukan menjelang
dewasa. Pada bentuk
dewasa (imago) telah
terjadi perkembangan
organ reproduksi
sehingga sudah
mampu untuk
bereproduksi.
Berdasarkan
kemiripan bentuk
larva dan dewasa,
metamorfosis pada
serangga dapat
dibedakan menjadi
dua, yaitu
metamorfosis sempurna dan
metamorfosis tidak sempurna.
Metamorfosis Sempurna
(holometabola). Pada metamorfosis
sempurna, serangga dalam daur
hidupnya mengalami perubahan-perubahan
yang mencolok pada
bentuk luar dan organ tubuh dari
berbagai stadiumnya. Metamorfosis
sempurna perubahannya adalah
sebagai berikut.
Telur-larva-pupa (kepompong)-
imago (dewasa).
Telur menetas menjadi larva. Larva umumnya mengalami molting empat kali
sehingga terbentuk larva stadium satu hingga larva stadium empat. Contoh serangga yang
mengalami metamorfosis sempurna antara lain : kupu-kupu, lalat, nyamuk, lebah dan
kumbang
Fortofolio Page 7
8. 3. Teori Pertumbuhan.
1. Teori Preformasi.
Teori preformasi mengemukakan bahwa makhluk hidup telah dibentuk
secara lengkap dalam bentuk miniature didalam sel gamet (sperma atau telur).
Penganut teori preformasi pecah menjadi dua aliran yaitu aliran spermatik atau
spermis dan aliran ovulist atau ovist. Aliran spermis beranggapan bahwa
miniature tersebut berada didalam sperma, sedangkan telur hanya berperan
sebagai medium nutritive saja agar miniature dapat mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Hart-soekert (1964) menyebut makhluk miniature tersebut
dengan nama Homunculus. Aliran ovulist beranggapan bahwa makhluk
miniature yang dimaksud terdapat didalam sel telur, jadi peran sperma hanya
sebagai perangsang saja agar makhluk kecil tersebut dapat tumbuh menjadi
besar.
2. Teori Epigenetik.
Teori Epigenetik dikemukakan oleh C.F. Wolff pada tahun 1759. Ia
mengemukakan bahwa didalam gamet tidak ada makhluk dalam bentuk
miniature. Menurut teori ini makhluk hidup berkembang secara bertahap dari
struktur yang sederhana menjadi struktur yang lebih kompleks.
3. Hukum Von Baers.
Hukum Von Baers dikemukakan oleh Karl Ernst Von Baers pada tahun
1828. Menurut teori ini jika suatu organism berkembang dari suatu sel telur maka
ciri-ciri yang lebih umum berkembang lebih awal, dan ciri-ciri spesifik
berkembang belakangan. Misalnya pada perkembangan ayam, karakter yang
pertama muncul adalah ciri-ciri umum dari chordata, sedangkan ciri-ciri khusus
dari aves berkembang kemudian seperti bulu dan paruh. Paru ayam baru tampak
dengan jelas pada umur inkubasi 15 hari.
4. Teori Rekapitulasi.
Berawal dari teori evolusi yang mengemukakan bahwa hewan dan
tumbuhan berkembang secara bertahap jutaan tahun yang lalu dari organism
uniseluler ke multiseluler. Beranjak dari ide teori evolusi, Frizt Muller (1864)
mengemukakan bahwa dalam proses perkembangan organisme (misalnya ayam),
Fortofolio Page 8
9. karakter-karakter leluhurnya tampak lebih dahulu dibandingkan dengan karakter-karakter
yang baru (misalnya karakter ikan tampak lebih dahulu daripada krakter
amphibian dan reptilian). Jadi secara philogenetik, karakter ikan tampak lebih
dahulu dari pada karakter amphibian, reptilian dan burung. Dalam perkembangan
ayam, karakter ikan seperti celah insang tampak lebih dahulu dibandingkan
dengan karakter burung. Setelah mempelajari teori Muller, Ernst Haeckel (1886)
memberi nama teori tersebut dengan nama Hukum biogenetik atau teori
rekapitulasi dan menyimpulkan bahwa ontogeny merupakan rekapitulasi yang
disederhanakan dari phylogeni. Ontogeni adalah sejarah perkembangan makhluk
hidup mulai saat fertilisasi, lahir dan mati. Sedangkan phylogeni adalah sejarah
perkembangan makhluk hidup secara evolusi.
5. Teori Plasma Germinal (Teori Determinan).
Teori ini dikemukakan oleh Weismann (1834-1914). Ia mengemukakan
bahwa di dalam proses perkembangan terjadi segregasi plasma germinal ke
dalam keturunannya secara berkesinambungan. Didalam sel terdapat germ
plasma dan somatoplasma. Didalam germ plasma terdapat determinan-determinan
yang di segregasi secara berkesinambungan dari generasi ke generasi
berikutnya. Pada setiap generasi germ plasma dan somatoplasma kembali
dibentuk. Jadi Germ plasma bersifat abadi atau immortel germ plasma.
4. Hukum Rekapitulasi Haechel.
Di akhir abad ke-19, Ernst Haeckel mencetuskan teori rekapitulasi (hukum
biogenesis) yang diterima luas. Prinsipnya yang terkenal adalah "ontogeni
mencerminkan filogeni". Dalam versi aslinya, embrio dianggap mencerminkan
bentuk dewasa organisme moyang evolusionernya. Versi ini sekarang ditolak
namun modifikasinya sekarang diterima luas. Dalam versi modern, banyak
dukungan bagi pernyataan "perkembangan embrio (ontogeni) mencerminkan
bentuk embrio moyang evolusionernya".
Fortofolio Page 9
10. Donald Williamson
mengembangkan tesis ini lebih
lanjut dengan menyatakan
bahwa larva dan embrio
menunjukkan perwujudan
bentuk dewasa dari taksa yang
lain yang mengalami transfer
melalui hibridisasi (teori
transfer larva).
Teori Rekapitulasi
Heackel, juga disebut hukum
biogenetis, upaya untuk
menjelaskan kesamaan jelas antara manusa dengan hewan lainnya. Bentuk awal
dari hukum itu dirancang oleh zoologi Karl Estonia Ernest von Baer abad
kesembilan belas, yang mengamati bahwa embrio bergerak menjalani
perkembangan menuju diferensiasi yang meningkat, yang menunjukkan meskipun
tidak membuktikan, adaptasi Heackel “ komunitas Keturunan”. Teori Rekapitulasi
mengklaim bahwa perkembangan embrio individu dari setiap spesies (ontogeni)
sepenuhnya mengulangi sejrah perkembangan spesies (filogeni). Dengan kata
lain, setiap tahapan dalam perkembangan individu merupakan salah satu bentuk
dewasa yang muncul dalam sejarah evolusinya. Biologi moderen menolak bentuk
hafiah dan universal dari teori Heackel. Meskipun nenek monyang manusia tidak
fungsional setara dengan orang dewasa dari nenek moyang yang bersama-sama.
Dengan kata lain tidak ada “ikan” didefinisikan dan fungsional, “reptil” dan
“mamalia” tahap-tahap perkembangan manusia dapat dilihat . Selain itu.
pembangunan nonlinier. Sebagai contoh, selama perkembangan ginjal, pada satu
waktu tertentu, daerah anterior ginjal kurang berkembang dibandingkan daerah
posterior.
Fakta bahwa ahli biologi kontemporer menolak bentuk hafiah atau
universal teori rekapitulasi kadang-kadang telah digunakan sebagai argumentasi
untuk melawan evolusi oleh beberapa kreasionis. Garis utama argumentasi dapat
Fortofolio Page 10
11. diringkas sebagai berikut: jika hipotesis Haeckel itu disajikan sebagai bukti
pendukung evolusi, dan sekarang, dalam bentuk yang kuat, secara ilmiah
didiskreditkan, ada kurang mendukung teori evolusi secara umum. Alasan ini
terlalu mnyederhanakan masalah yang dipertaruhkan, melainkan juga
menyesatkan karena biologi modern tidak mengakui sejumlah hubungan antara
ontogami dan filigeni, meraka menjelaskan menggunakan teori evolusi tanpa
recourse pandangan tertentu Heackel, dan mereka menganggap sebagai bukti
pendukung itu.
Sumber :
Annonymus : http://id.wikipedia.org/wiki/Ernst_Haeckel 16/08/14(14.24).
Annonymus : http://www.newworldencyclopedia.org/entry/Ernst_Haeckel 16/08/14(14.26).
Yatim, Wildan. Embryologi. Tarsito; Bandung. 1994
Annonymus :http://3.bp.blogspot.com/11.html. 16/08/14(14.35).
Annonymus : http://www.encyclopedia.com/doc/1G2-3400500182.html16/08/14(15.10).
Annonymus : http://ilmukitakita-bermanfaat.blogspot.com/2009/07/pertumbuhan-pada-hewan.
htm 16/08/14(15.45).
Fortofolio Page 11