Makalah ini membahas tentang fiqih praktis hutang-piutang dalam Islam, mulai dari definisi, pembagian, hukum, keamanan dalam memberikan pinjaman, serta etika yang harus diperhatikan oleh yang memberi dan menerima hutang. Secara ringkas, hutang dalam Islam dibedakan menjadi hutang murni dan transaksi, serta dilarang adanya unsur riba seperti bunga atau denda.
Makalah ini membahas tentang akad al-kafalah sebagai salah satu bentuk aktivitas ekonomi Islam. Al-kafalah adalah perjanjian pemberian jaminan oleh penanggung kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak yang ditanggung. Al-kafalah memiliki landasan hukum dalam Al-Quran, hadis, dan ijma ulama. Terdapat tiga unsur rukun al-kafalah yaitu pelaku, objek akad, dan ij
Makalah ini membahas tentang kafalah sebagai salah satu akad dalam muamalah Islam. Kafalah adalah jaminan yang diberikan oleh penanggung untuk memenuhi kewajiban pihak lain. Makalah ini menjelaskan pengertian kafalah, landasan syariatnya dari Al-Quran dan hadis, macam-macam kafalah, ketentuan umum dan rukun kafalah, serta penerapannya dalam perbankan syariah seperti bank
Islam dalam mengatur transaksi utang piutang dan angsuran (kredit)Agung Anggoro
1. Islam mengatur transaksi utang piutang dan angsuran dengan tujuan menghindari riba dan memperbolehkan tolong menolong antar uman secara etis.
2. Berhutang diperbolehkan asalkan memperhatikan etika, sedangkan jual beli kredit diperbolehkan asalkan tidak menambah harga barang.
3. Islam menetapkan persyaratan ketat untuk transaksi utang dan angsuran agar terhindar dari riba yang dilarang.
1. Dokumen tersebut membahas empat topik yaitu hiwalah (pemindahan hutang), rahn (gadai), wakalah (kuasa), dan kafalah (jaminan).
2. Topik-topik tersebut dijelaskan pengertian, dasar hukum, rukun, dan syaratnya berdasarkan pandangan fuqaha.
3. Dokumen tersebut juga memberikan contoh kasus hiwalah dan berakhirnya akad rahn serta membedah lebih lanjut tentang wak
Kafalah adalah jaminan yang diberikan seseorang untuk menanggung hutang orang lain. Terdiri dari kafalah bin nafs (jaminan diri) dan kafalah bi al-mal (jaminan harta). Kafalah berakhir ketika hutang diselesaikan oleh si berutang atau penjamin, atau jika kreditor melepaskan hutang. Rukun kafalah terdiri dari penjamin, orang yang dijamin, pihak berutang, objek jaminan, dan lafaz perjan
Makalah ini membahas tentang akad al-kafalah sebagai salah satu bentuk aktivitas ekonomi Islam. Al-kafalah adalah perjanjian pemberian jaminan oleh penanggung kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak yang ditanggung. Al-kafalah memiliki landasan hukum dalam Al-Quran, hadis, dan ijma ulama. Terdapat tiga unsur rukun al-kafalah yaitu pelaku, objek akad, dan ij
Makalah ini membahas tentang kafalah sebagai salah satu akad dalam muamalah Islam. Kafalah adalah jaminan yang diberikan oleh penanggung untuk memenuhi kewajiban pihak lain. Makalah ini menjelaskan pengertian kafalah, landasan syariatnya dari Al-Quran dan hadis, macam-macam kafalah, ketentuan umum dan rukun kafalah, serta penerapannya dalam perbankan syariah seperti bank
Islam dalam mengatur transaksi utang piutang dan angsuran (kredit)Agung Anggoro
1. Islam mengatur transaksi utang piutang dan angsuran dengan tujuan menghindari riba dan memperbolehkan tolong menolong antar uman secara etis.
2. Berhutang diperbolehkan asalkan memperhatikan etika, sedangkan jual beli kredit diperbolehkan asalkan tidak menambah harga barang.
3. Islam menetapkan persyaratan ketat untuk transaksi utang dan angsuran agar terhindar dari riba yang dilarang.
1. Dokumen tersebut membahas empat topik yaitu hiwalah (pemindahan hutang), rahn (gadai), wakalah (kuasa), dan kafalah (jaminan).
2. Topik-topik tersebut dijelaskan pengertian, dasar hukum, rukun, dan syaratnya berdasarkan pandangan fuqaha.
3. Dokumen tersebut juga memberikan contoh kasus hiwalah dan berakhirnya akad rahn serta membedah lebih lanjut tentang wak
Kafalah adalah jaminan yang diberikan seseorang untuk menanggung hutang orang lain. Terdiri dari kafalah bin nafs (jaminan diri) dan kafalah bi al-mal (jaminan harta). Kafalah berakhir ketika hutang diselesaikan oleh si berutang atau penjamin, atau jika kreditor melepaskan hutang. Rukun kafalah terdiri dari penjamin, orang yang dijamin, pihak berutang, objek jaminan, dan lafaz perjan
1. Al-Qardh adalah pengalihan hak milik harta seseorang kepada orang lain dengan ketentuan akan dikembalikan. 2. Ada 4 pendapat tentang definisi qardh menurut mazhab-mazhab, namun secara umum adalah pemindahan kepemilikan harta dengan kewajiban pengembalian. 3. Pinjaman berbunga dilarang karena bertujuan untuk keuntungan, bukan menolong saudara.
Dokumen tersebut membahas tentang qardh atau pinjaman dalam perspektif hukum Islam. Secara ringkas, dibahas mengenai definisi qardh secara bahasa dan hukum, landasan syariat qardh berdasarkan Al-Quran dan hadis, ketentuan hukum qardh menurut mazhab-mazhab, serta penerapan qardh dalam perbankan syariah.
Hadits tentang gadai membahas tiga poin utama: 1) Rasulullah SAW pernah menggadaikan baju besinya kepada orang Yahudi untuk mendapatkan gandum, 2) gadai diperbolehkan dalam Islam asalkan memenuhi syarat dan ketentuan, 3) gadai digunakan sebagai jaminan pinjaman untuk memenuhi kebutuhan."
Dokumen tersebut membahas tentang makalah ar-rahn (gadai) yang mencakup pengertian, dasar hukum, rukun, dan syarat akad gadai dalam Islam. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa gadai adalah menjadikan barang sebagai jaminan utang, memiliki dasar hukum dari Al-Quran dan hadits, serta memiliki rukun seperti rahin, murtahin, marhun, dan marhun bih beserta syarat-
Makalah ini membahas tentang akad hiwalah dalam transaksi keuangan syariah. Hiwalah adalah pengalihan hutang atau piutang dari satu pihak ke pihak lain. Makalah ini menjelaskan pengertian, dasar hukum, rukun dan syarat hiwalah serta jenis-jenisnya.
Makalah ini membahas tentang ar-rahn (gadai) dalam Islam, termasuk pengertian, landasan hukum, rukun dan syaratnya, serta relevansinya dengan muamalah kontemporer. Ar-rahn didefinisikan sebagai menahan suatu barang berharga sebagai jaminan hutang. Landasan hukumnya terdapat dalam Al Qur'an dan hadis. Rukun utamanya meliputi rahin, murtahin, marhun, dan marhun bih. Syaratny
Fatwa Dewan Syari'ah Nasional tentang kafalah memberikan pedoman bagi Lembaga Keuangan Syariah untuk menyediakan skema penjaminan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Kafalah diijinkan sebagai bentuk tolong-menolong sesuai ajaran Islam dengan mengacu pada ayat Al-Quran, hadis Nabi, dan sabda-sabda beliau.
Teks tersebut membahas tentang jual beli dalam Islam, termasuk pengertian jual beli secara bahasa dan syara', dasar-dasar hukum jual beli menurut Al-Quran dan hadis, serta beberapa contoh ayat Al-Quran yang mengatur tentang jual beli. Secara keseluruhan teks tersebut menjelaskan tata cara jual beli yang sesuai dengan syariat Islam.
Dokumen tersebut membahas konsep kafalah (jaminan) dalam perspektif ekonomi Islam. Kafalah adalah kontrak dimana penjamin bertanggungjawab untuk membayar hutang pihak lain jika pihak tersebut gagal melakukannya. Dokumen tersebut menjelaskan unsur-unsur kafalah, dasar syariat terhadap kafalah, dan contoh penerapannya dalam perbankan Islam.
Fatwa DSN No. 57/DSN-MUI/V/2007 menetapkan bahwa Letter of Credit (L/C) dapat dilakukan dengan menggunakan akad kafalah bil ujrah sesuai prinsip syariah. Fatwa ini ditetapkan untuk menjadi pedoman bagi lembaga keuangan syariah dalam menyediakan fasilitas penjaminan transaksi perdagangan luar negeri.
Akad qord merupakan pinjaman tanpa bunga dimana nasabah hanya perlu mengembalikan jumlah pokok pinjaman. Akad ini diperbolehkan dalam Islam berdasarkan Al-Quran dan hadis. Qord diterapkan di lembaga keuangan syariah untuk memberikan pinjaman kepada nasabah seperti talangan haji, kartu kredit, dan pinjaman untuk usaha kecil.
1. Makalah ini membahas tentang akad salam dan istishna' sebagai bentuk pembiayaan yang digunakan dalam perbankan syariah. 2. Salam adalah akad jual beli barang pesanan dimana pembayarannya dilakukan secara tunai pada saat akad, sedangkan penyerahan barang dilakukan di kemudian hari. 3. Istishna' adalah akad antara pembeli dengan produsen dimana produsen akan membuat barang pesanan pembeli.
Makalah ini membahas tentang konsep jasa dalam perbankan syariah yang mencakup lima prinsip dasar yaitu wakalah, kafalah, hawalah, al-rahn, dan al-qard. Konsep jasa mencakup layanan non-pembiayaan seperti pengiriman uang, letter of credit, dan jaminan bank. Aplikasi jasa dalam perbankan syariah meliputi letters of credit, syariah charge card, dan sharf.
1. Al-Qardh adalah pengalihan hak milik harta seseorang kepada orang lain dengan ketentuan akan dikembalikan. 2. Ada 4 pendapat tentang definisi qardh menurut mazhab-mazhab, namun secara umum adalah pemindahan kepemilikan harta dengan kewajiban pengembalian. 3. Pinjaman berbunga dilarang karena bertujuan untuk keuntungan, bukan menolong saudara.
Dokumen tersebut membahas tentang qardh atau pinjaman dalam perspektif hukum Islam. Secara ringkas, dibahas mengenai definisi qardh secara bahasa dan hukum, landasan syariat qardh berdasarkan Al-Quran dan hadis, ketentuan hukum qardh menurut mazhab-mazhab, serta penerapan qardh dalam perbankan syariah.
Hadits tentang gadai membahas tiga poin utama: 1) Rasulullah SAW pernah menggadaikan baju besinya kepada orang Yahudi untuk mendapatkan gandum, 2) gadai diperbolehkan dalam Islam asalkan memenuhi syarat dan ketentuan, 3) gadai digunakan sebagai jaminan pinjaman untuk memenuhi kebutuhan."
Dokumen tersebut membahas tentang makalah ar-rahn (gadai) yang mencakup pengertian, dasar hukum, rukun, dan syarat akad gadai dalam Islam. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa gadai adalah menjadikan barang sebagai jaminan utang, memiliki dasar hukum dari Al-Quran dan hadits, serta memiliki rukun seperti rahin, murtahin, marhun, dan marhun bih beserta syarat-
Makalah ini membahas tentang akad hiwalah dalam transaksi keuangan syariah. Hiwalah adalah pengalihan hutang atau piutang dari satu pihak ke pihak lain. Makalah ini menjelaskan pengertian, dasar hukum, rukun dan syarat hiwalah serta jenis-jenisnya.
Makalah ini membahas tentang ar-rahn (gadai) dalam Islam, termasuk pengertian, landasan hukum, rukun dan syaratnya, serta relevansinya dengan muamalah kontemporer. Ar-rahn didefinisikan sebagai menahan suatu barang berharga sebagai jaminan hutang. Landasan hukumnya terdapat dalam Al Qur'an dan hadis. Rukun utamanya meliputi rahin, murtahin, marhun, dan marhun bih. Syaratny
Fatwa Dewan Syari'ah Nasional tentang kafalah memberikan pedoman bagi Lembaga Keuangan Syariah untuk menyediakan skema penjaminan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Kafalah diijinkan sebagai bentuk tolong-menolong sesuai ajaran Islam dengan mengacu pada ayat Al-Quran, hadis Nabi, dan sabda-sabda beliau.
Teks tersebut membahas tentang jual beli dalam Islam, termasuk pengertian jual beli secara bahasa dan syara', dasar-dasar hukum jual beli menurut Al-Quran dan hadis, serta beberapa contoh ayat Al-Quran yang mengatur tentang jual beli. Secara keseluruhan teks tersebut menjelaskan tata cara jual beli yang sesuai dengan syariat Islam.
Dokumen tersebut membahas konsep kafalah (jaminan) dalam perspektif ekonomi Islam. Kafalah adalah kontrak dimana penjamin bertanggungjawab untuk membayar hutang pihak lain jika pihak tersebut gagal melakukannya. Dokumen tersebut menjelaskan unsur-unsur kafalah, dasar syariat terhadap kafalah, dan contoh penerapannya dalam perbankan Islam.
Fatwa DSN No. 57/DSN-MUI/V/2007 menetapkan bahwa Letter of Credit (L/C) dapat dilakukan dengan menggunakan akad kafalah bil ujrah sesuai prinsip syariah. Fatwa ini ditetapkan untuk menjadi pedoman bagi lembaga keuangan syariah dalam menyediakan fasilitas penjaminan transaksi perdagangan luar negeri.
Akad qord merupakan pinjaman tanpa bunga dimana nasabah hanya perlu mengembalikan jumlah pokok pinjaman. Akad ini diperbolehkan dalam Islam berdasarkan Al-Quran dan hadis. Qord diterapkan di lembaga keuangan syariah untuk memberikan pinjaman kepada nasabah seperti talangan haji, kartu kredit, dan pinjaman untuk usaha kecil.
1. Makalah ini membahas tentang akad salam dan istishna' sebagai bentuk pembiayaan yang digunakan dalam perbankan syariah. 2. Salam adalah akad jual beli barang pesanan dimana pembayarannya dilakukan secara tunai pada saat akad, sedangkan penyerahan barang dilakukan di kemudian hari. 3. Istishna' adalah akad antara pembeli dengan produsen dimana produsen akan membuat barang pesanan pembeli.
Makalah ini membahas tentang konsep jasa dalam perbankan syariah yang mencakup lima prinsip dasar yaitu wakalah, kafalah, hawalah, al-rahn, dan al-qard. Konsep jasa mencakup layanan non-pembiayaan seperti pengiriman uang, letter of credit, dan jaminan bank. Aplikasi jasa dalam perbankan syariah meliputi letters of credit, syariah charge card, dan sharf.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian bank dan jenis-jenisnya, perbedaan antara bank konvensional dan bank Islam, pengertian riba dan jenis-jenisnya serta hukum terkait riba. Dibahas pula cara-cara bank Islam menghindari sistem bunga dan menggantikannya dengan prinsip-prinsip seperti wadiah, mudharabah, dan murabahah.
Paragraf pertama menjelaskan tentang definisi gadai atau rahn menurut bahasa dan istilah syara', yaitu penahanan barang dengan hak untuk dijadikan pembayaran utang. Paragraf berikutnya membahas landasan syariat tentang gadai dari Al Quran dan hadits nabi. Paragraf terakhir menjelaskan rukun dan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam akad gadai.
Teks tersebut membahas konsep riba dan zakat menurut berbagai mazhab Islam. Riba didefinisikan secara bahasa sebagai bertambah dan tumbuh, sedangkan secara istilah para ulama memberikan definisi riba sebagai tambahan pada suatu barang tertentu, adanya tambahan pada salah satu pengganti dalam akad, atau kelebihan yang menjadi hak salah satu pihak dalam transaksi. Teks juga membahas konsep zakat sebagai salah
Teks tersebut membahas tentang konsep gadai atau rahn dalam hukum Islam. Ia menjelaskan definisi gadai, landasan syariat tentang gadai dalam Al Quran dan hadis, rukun dan syarat akad gadai, serta pengambilan manfaat dari barang gadai menurut para ulama.
Dokumen tersebut membahas:
1. Definisi dan hukum riba menurut Islam
2. Jenis-jenis riba dan hukumnya
3. Perbedaan bank syariah dan konvensional serta produk-produk utamanya
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip dan praktik ekonomi Islam, meliputi pengertian ekonomi Islam, tujuannya, prinsip-prinsipnya, dalil-dalilnya dari Al-Quran dan Hadis, serta praktik-praktik ekonomi Islam seperti larangan riba, jual beli, utang piutang, sewa menyewa, dan bentuk-bentuk kerjasama ekonomi seperti mudharabah dan musyarakah.
Dokumen tersebut membahasakan konsep hutang dalam Islam, termasuk definisi, kesahihan, rukun, syarat, hukum, sebab-sebab, dan cara yang dibenarkan untuk berhutang. Ia juga membandingkan pinjaman dengan hutang dan meninjau amalan hutang pada masa kini.
Makalah ini membahas tentang pengertian riba dan bunga, persamaan dan perbedaan keduanya, serta tokoh-tokoh yang menyatakan bahwa bunga adalah riba dan bukan riba. Riba didefinisikan sebagai penambahan pada harta pokok secara batil, sedangkan bunga diartikan sebagai harga uang. Ada yang menyamakan riba dengan bunga karena keduanya mengandung unsur penambahan, namun ada pula yang membedakan karena bunga d
1. Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, dalil hukum, rukun, dan syarat pinjam-meminjam atau 'ariyah menurut pandangan para ulama. 2. Terdapat empat rukun 'ariyah yaitu orang yang meminjamkan, orang yang meminjam, barang yang dipinjam, dan lafal pinjaman. 3. Syarat-syarat 'ariyah antara lain kedua belah pihak harus berakal dan cakap serta barang yang dipinjam harus dapat
Dokumen tersebut membahas tentang:
1. Definisi dan hukum riba menurut Islam beserta dalil-dalilnya dari al-Quran dan hadis
2. Jenis-jenis riba yang dilarang dalam Islam seperti riba qardh, riba jahiliyah, riba fadhl, dan riba nasi'ah
3. Hikmah pengharaman riba dalam Islam untuk melindungi kemaslahatan umat manusia
Kelompok 4 membahas beberapa topik terkait kerjasama ekonomi Islam seperti syirkah, perbankan syariah, dan asuransi syariah. Syirkah dijelaskan sebagai kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk usaha tertentu dengan pembagian keuntungan. Perbankan syariah beroperasi tanpa bunga tetapi dengan prinsip bagi hasil. Ada berbagai pendapat ulama tentang hukum asuransi, tetapi pada umumnya asuransi syariah
1. 1
FIQIH PRAKTIS HUTANG-PIUTANG DALAM ISLAM
Oleh : Abu Afnan Azmi Al Banjary
A. PENDAHULUAN
Islam adalah syariat paripurna yang lengkap dan sempurna yang mengatur semua sisi
kehidupan manusia. Semua aturan Islam berada pada tataran paling ideal dan mempunyai
nilai mashlahat kebaikan yang besar. Salah satu sisi kehidupan manusia yang diatur
dalam Islam selain masalah aqidah, ibadah dan akhlaq adalah interaksi antar sesama
muslim dengan manusia lainnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya; baik yang
berhubungan dengan jual-beli, sewa menyewa, hutang-piutang, pinjam-meminjam dan
lainnya yang dikenal dengan istilah muamalah.
Pada kesempatan ini kita akan membahas tentang fiqih praktis hutang-piutang dalam
Islam, baik yang berhubungan dengan hukum, pembagian, ketentuan dan etika. Hal ini
kita bahas karena banyak kaum muslimin yang tidak mengetahuinya atau
menyepelakannya.
Tujuannya kita bisa lebih berhati-hati ketika mengadakan akad hutang-piutang,
sesuai dengan ajaran Islam, tidak jatuh pada makshiat dan mendatangkan redha Allah
ta’ala dalam semua aktifitas kita yang akan berujung pada kebahagiaan dunia dan akherat
insya Allah. Aamiin.
B. DEFINISI
Dari sudut bahasa hutang dalam bahasa arab disebut al qardh القرض yang bermakna al
qath’u القطع yang artinya adalah sesuatu yang terpotong/putus. Adapun dari sudut istilah
akad hutang-piutang maknanya adalah : akad yang disepakati antara kedua-belah pihak
dimana salah seorang diantara keduanya meminjamkan harta/manfaat hartanya pada
fihak lainnya untuk dikembalikan pada waktu yang telah disepakai dengan jenis dan
jumlah harta yang sama ketika akad.
kosa kata sinonimnya adalah as salaf السلفyang bermakna sama dengan al qardh القرض
. Kosa kata lainnya yang mirip adalah ad dayn الدين bedanya ad dayn sifatnya lebih umum
menyangkut hutang-piutang murni maupun akad hutang-piutang dengan transaksi
Disampaikan pada acara diskusi santai Bahaya Hutang dalam Islam, di Masjid Jaami’ Al Uulaa, KP. Baru tanggal 09
Muharram 1435 H.
2. 2
pembayaran tertunda/kredit.
Ada juga istilah lain yang mempunyai kemiripan secara essensi, yaitu ‘aariyah العارية
atau akad sewa-menyewa barang untuk digunakan manfaatnya.
C. PEMBAGIAN
Secara umum akad hutang-piutang terbagi dua; akad hutang-piutang murni dan
akad hutang-piutang dalam transaksi (jual-beli). Kaedahnya Setiap harta yang halal
zatnya, cara mendapatkannya dan juga manfaatnya maka halal untuk dihutangkan
atau dijadikan piutang selama tidak ada unsur riba, disamping bahwa setiap harta
yang boleh dijual maka boleh untuk dipinjamkan/dihutangkan/disewakan.
Sedang dalam akad hutang-piutang transaksi maka ada dua point tambahan :
- komoditi yang ditransaksikan bukan termasuk salah satu komoditi ribawi
yang enam beserta substitusi berdasarkan ‘illatnya, karena jenis komoditi-
komoditi tersebut wajib ditransaksikan secara tunai/cash ditempat akad.
- Akad hutang-piutang transaksi diajukan kepada owner produk/komoditi yang
akad dibeli secara kredit
Dari sudut lain maka hutang-piutang juga terbagi dua;
- Memberikan hutang kepada Allah dalam makna berinfaq dijalan Allah untuk
da’wah dan jihad juga membantu sesama kaum muslimin yang membutuhkan
dengan keredhaan Allah dan janji jannah-Nya sebagai balasan/pelunasan.
- Hutang-piutang antar sesama manusia terutama antar sesama kaum muslimin.
Hutang jenis kedua diatas dari sudut hukum terbagi juga pada dua jenis; qardh
hasan (hutang yang positif) dan qardh ribawi (hutang riba).
Syarat al qardhul hasan adalah :
- Ikhlash dengan niat membantu dengan mengharap wajah Allah
- Tidak diikuti sifat al manna wal adza dan juga riya’
- Harta yang dipinjamkan adalah harta yang halal bukan harta haram apalagi
money laundrying hasil korupsi
- Tidak ada unsur riba
D. HUKUM
Disampaikan pada acara diskusi santai Bahaya Hutang dalam Islam, di Masjid Jaami’ Al Uulaa, KP. Baru tanggal 09
Muharram 1435 H.
3. 3
Mayoritas para ulama memandang bahwa hukum asal hutang-piutang baik hutang-
piutang murni maupun transaksi, adalah boleh (mubah) berdasarkan QS. Al Baqarah ayat
282, riwayat-riwayat hadits dan juga praktek yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dan juga para shahabat beliau. Sebagian lagi memandang hukumnya
mubah ketika sangat terpaksa, jikalau tidak dalam keadaan terpaksa maka hukumnya
makruh. Pendapat kedua ini didasarkan pada banyaknya hadits-hadits yang menyatakan
beratnya konskuensi orang yang berhutang.
Kemudian akad hutang-piutang masuk dalam akad tabarru’aat atau kebajikan dan
bukan akad mu’awadhaat, dimana tidak diperbolehkan mengambil tambahan nilai atau
manfaat atas piutang yang diberikan selain benefit pahala dari Allah, dalam ungkapan lain
maka akad hutang-piutang dalam Islam berbasis 0%. Pengecualian bolehnya mengambil
keuntungan ada pada :
- Jikalau berbentuk akad hutang-piutang transaksi jual-beli
- Jikalau akad yang disepakati dalam bentuk modal usaha produktif dalam skema
mudharabah/musyarakah
- Jikalau nilai pelunasan ditambahkan dengan inisiatif murni orang yang berhutang
Selanjutnya secara umum riba yang lazim dan banyak terjadi dalam akad hutang-
piutang ada dua jenis;
- Bunga yang disyaratkan ketika akad
- Denda atas keterlambatan
Adapun dalam hutang-piutang transaksi (komoditi non ribawi) disamping dua point
riba diatas juga dikarenakan diajukan bukan kepada owner dari komoditi yang
ditransaksikan melainkan kepada lembaga finance/bank.
Khusus dalam transaksi komoditi ribawi yang enam (emas, perak, gandum, biji
gandum, kurma dan garam) beserta produk yang mempunyai kesamaan ‘illat maka secara
umum jikalau tidak ditransaksikan secara tunai jatuh dalam riba nasi’ah dan jikalau ada
perbedaan/tambahan pada salah komoditi yang ditransaksikan maka jatuh dalam riba
fadhal.
Disampaikan pada acara diskusi santai Bahaya Hutang dalam Islam, di Masjid Jaami’ Al Uulaa, KP. Baru tanggal 09
Muharram 1435 H.
4. 4
E. KEAMANAN/SAFETY DALAM MEMBERIKAN PINJAMAN
Faktor keamanan ketika meminjamkan harta kepada orang lain sangatlah penting,
jangan sampai niat dan sensitivitas memudahkan dan membantu orang lain malah
dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung-jawab yang akan menimbulkan efek
takutnya orang-orang kaya meminjamkan hartanya hanya karena perbuatan sebagian
orang yang tidak amanah.
Beberapa pengaman tersebut adalah :
1. Adanya pencatat yang mencatat akad hutang-piutang tersebut (bukti tertulis)
2. Adanya dua orang saksi yang amanah mempersaksikan
3. Jaminan/gadai atau harta yang dipinjamkan (QS. Al Baqarah ayat 23) dan hadits
‘Aisyah radhiyallahu ‘anhaa.
4. Penjamin dalam bentuk fihak yang menjamin keamanahan fihak yang berhutang,
dimana tanggung-jawab pelunasan hutang berpindah kepada penjamin tersebut
ketika ada kasus kredit macet/wanprestasi (QS. Yusuf ayat 72).
5. Dalam akad hutang-piutang dengan nilai besar dan tenor (jangka waktu) yang
lama lebih aman menghutangkan harta yang tahan terhadap inflasi.
Point pertama dan kedua bersifat mutlaq dan wajib berdasarkan QS. Al Baqarah ayat
282, sedangkan point ketiga sampai kelima bersifat rekomendasi dan pilihan.
F. ADAB DAN ETIKA
Dalam melakukan akad hutang-piutang maka ada beberapa adab dan etika yang
harus diperhatikan oleh kedua-belah fihak, baik pemberi piutang maupun pemohon
hutang.
Adab-adab orang yang berhutang :
1. Tidak berhutang kecuali dalam keadaan terpaksa
2. Menyadari bahwa hutang adalah amanah yang harus dilunasi pada waktu yang
disepakati
3. Menyertakan 2 saksi dan mencatatnya serta menyertakan jaminan harta dan
penjamin jikalau dibutuhkan oleh fihak pemberi pinjaman
4. Berhutang dengan nilai yang dibutuhkan
5. Menjadikan pelunasan hutang sebagai prioritas utama setelah pemenuhan
Disampaikan pada acara diskusi santai Bahaya Hutang dalam Islam, di Masjid Jaami’ Al Uulaa, KP. Baru tanggal 09
Muharram 1435 H.
5. 5
kebutuhan primer sederhana
6. Tidak menunda pelunasan
7. Tidak berkata dusta dan menyalahi janji
8. Dalam keadaan tidak mampu melunasi maka melakukan konfirimasi, udzur dan
permintaan maaf serta memohon penjadwalan ulang sebelum dan tanpa ditagih
G. PENUTUP
Demikianlah makalah singkat ini ditulis dengan harapan ada manfaat yang bisa
diambil sebagai faedah ilmu dan bisa diamalkan dalam kehidupan, sehingga kita bisa
mengamalkan kaedah ilmu sebelum beramal.
Jikalau benar berasal dari Allah dan jikalau ada kekhilafan berasal dari minimnya
ilmu penulis dan juga dari Syaithan. Sholawat dan salam untuk Rasulullah, keluarga dan
shahabat beliau dan penulis akhiri dengan kalimat alhamdulillaahi rabbil ‘aalaamiin.
Disampaikan pada acara diskusi santai Bahaya Hutang dalam Islam, di Masjid Jaami’ Al Uulaa, KP. Baru tanggal 09
Muharram 1435 H.
6. 5
kebutuhan primer sederhana
6. Tidak menunda pelunasan
7. Tidak berkata dusta dan menyalahi janji
8. Dalam keadaan tidak mampu melunasi maka melakukan konfirimasi, udzur dan
permintaan maaf serta memohon penjadwalan ulang sebelum dan tanpa ditagih
G. PENUTUP
Demikianlah makalah singkat ini ditulis dengan harapan ada manfaat yang bisa
diambil sebagai faedah ilmu dan bisa diamalkan dalam kehidupan, sehingga kita bisa
mengamalkan kaedah ilmu sebelum beramal.
Jikalau benar berasal dari Allah dan jikalau ada kekhilafan berasal dari minimnya
ilmu penulis dan juga dari Syaithan. Sholawat dan salam untuk Rasulullah, keluarga dan
shahabat beliau dan penulis akhiri dengan kalimat alhamdulillaahi rabbil ‘aalaamiin.
Disampaikan pada acara diskusi santai Bahaya Hutang dalam Islam, di Masjid Jaami’ Al Uulaa, KP. Baru tanggal 09
Muharram 1435 H.