SlideShare a Scribd company logo
1 of 67
Download to read offline
THE FUTURE OF
CYBERSECURITY
CAPACITY
IN INDONESIA
Yudhistira Nugraha
Research Assistant at OII/DPhil Candidate in Cyber Security
Centre for Doctoral Training in Cyber Security
Department of Computer Science
Linacre College – University of Oxford
Email : firstname.lastname [at] cs.ox.ac.uk
PGP : D6D9 28CB 1706 C449 8919 D184 7840 8C01 876A 4E9A
Twitter: @YNnugraha
Desain dan Implementasi Strategi Nasional
Keamanan Siber (SNKS) dengan menggunakan
Oxford’s Cybersecurity Capability Maturity
Model (CMM)
Tujuan Workshop
¡  Dapat melakukan perancangan sebuah dokumen strategi
keamanan siber nasional
¡  Dapat melakukan penyusunan sebuah dokumen strategi
keamanan siber nasional
¡  Dapat merumuskan tujuan strategis dalam penerapan
keamanan siber nasional
¡  Dapat menentukan sasaran strategis dalam penerapan
keamanan siber nasional
¡  Dapat menentukan rencana aksi nasional agar sasaran yang
ditetapkan dapat tercapai
¡  Dapat mengidentifikasi para stakeholder yang terkait dengan
rencana aksi nasional
¡  Dapat memberikan rekomendasi kepada pemerintah terkait
pengembangan kapasitas keamanan siber
Agenda
Pendahuluan
Oxford’s Cybersecurity Capacity Maturity Model
(CMM)
20 Indikator Kinerja Utama dalam Cybersecurity
Capacity
Desain Strategi Nasional Keamanan Siber (SNKS)
Implementasi Strategi Nasional Keamanan Siber
(SNKS)
Things you don’t realise
you don’t know
Things you realise
you don’t know
Things you realise
you know
Your Awareness
WE
DON’T
KNOW
WHAT
WE
DON’T
KNOW
Apa	
  itu	
  Keamanan	
  Siber?	
  
Piramida	
  Ancaman	
  Siber	
  
State
Sponsored
Attacks
Organised
Crime
Insiders/Competitors
Hackers
Script Kiddies
“We	
  have	
  no	
  control	
  over	
  their	
  capabilities	
  and	
  motivations,	
  but	
  we	
  can	
  
make	
  it	
  harder	
  for	
  attacker	
  by	
  reducing	
  our	
  vulnerabilities”	
  
Risk ResourcesCapabilities
@John C Mallery - MIT
Komponen	
  Pengamanan	
  di	
  Dunia	
  Siber	
  
Tujuan Keamanan Siber –
Kepentingan Nasional
Pendahuluan tentang
Cybersecurity Capacity
Maturity Model
Kapasitas Keamanan Siber
(Cybersecurity Capacity)
D1: Kebijakan dan Strategi Keamanan Siber
D2: Budaya dan Masyarakat Siber
D3: Pendidikan, Pelatihan, dan Ketrampilan
Keamanan Siber
D4: Kerangka Kerja Hukum dan Regulasi
D5: Standar, Organisasi dan Teknologi
Sumber: Cybersecurity Capacity Portal, University of Oxford
Sumber: Cybersecurity Capacity Portal, University of Oxford
Sumber: Cybersecurity Capacity Portal, University of Oxford
Sumber: Cybersecurity Capacity Portal, University of Oxford
Sumber: Cybersecurity Capacity Portal, University of Oxford
20 Indikator Kinerja Utama
dalam Cybersecurity
Capacity
20 INDIKATOR KINERJA UTAMA DALAM PENGEMBANGAN KAPASITAS KEAMANAN SIBER NASIONAL
D1-1 Dokumen Strategi Nasional Keamanan
Siber
D3-1 Ketersediaan Pendidikan dan
Pelatihan Nasional bidang
Keamanan Siber
D1-2 Respon terhadap Insiden D3-2 Pengembangan Pendidikan Nasional
bidang Keamanan Siber
D1-3 Perlindungan terhadap Infrastruktur Kritis
Nasional
D3-3 Prakarsa Pendidikan dan Pelatihan
Keamanan Siber di dalam Sektor
Publik dan Swasta
D1-4 Manajemen Krisis D3-4 Tata Kelola Organisasi, Pengetahuan,
dan Standar
D1-5 Perhatian terhadap Pertahanan Siber D4-1 Kerangka Kerja Hukum Keamanan
Siber
D1-6 Redudansi Sistem Elektronik D4-2 Fungsi dan Kewenangan
Penyelidikan, Penyidikan, and
Penuntutan Tindak Pidana Siber
D2-1 Pola Pikir Keamanan Siber D4-3 Alur Laporan Pertanggungjawaban
terhadap Kerentanan dan
Kebocoran Sistem Elektronik
D2-2 Kesadaran Keamanan Siber D5-1 Kepatuhan terhadap Standar
D2-3 Keyakinan dan Kepercayaan Penguna
terhadap Internet
D5-2 Ketahanan Infrastruktur Nasional
D2-4 Privasi Daring D5-3 Pasar Keamanan Siber
D1-1: Dokumen Strategi Nasional Keamanan Siber
Saat ini : Tantangan dan Hambatan
¡  Belum adanya dokumen strategi
keamanan siber nasional
¡  Belum efektifnya koordinasi antara
instansi pemerintah yang memiliki
tupoksi keamanan siber seperti
POLHUKAM, KOMINFO, KEMHAN
dan POLRI
¡  Belum adanya anggaran tunggal
terkait keamanan siber karena
anggaran tersebar diberbagai
instansi pemerintah
¡  Belum adanya focal point untuk
koordinasi program keamanan
siber nasional
Rekomendasi
¡  Perlu disusunnya dokumen strategi keamanan
siber nasional yang disusun berdasarkan
konsensus melalui pendekatan multistakholder,
dengan ruang linkup minimum mencakup
peningkatan kesadaran, mitigasi tindak pidana
siber, kapabilitas insiden respon, dan
perlindungan infrastruktur kritis nasional
¡  Perlunya peningkatan pemahaman terhadap
risiko nasional dan dan ancaman keamanan
siber nasional guna mendorong terbentuknya
kapasitas keamanan siber di level nasional
¡  Perlunya pemetaan dan penetapan tugas dan
tanggung jawab di instansi pemerintah yang
terkait dengan tugan pokok dan fungsi di
bidang keamanan siber
¡  Perlunya pembangunan program keamanan
siber yang terpadu dibawah satu lembaga yang
menangani masalah keamanan siber nasional
D1-2: Respon terhadap Insiden
Saat ini : Tantangan dan Hambatan
¡  Belum adanya daftar kategori ancaman
siber yang bersifat resmi yang
ditetapkan sebagai insiden yang
bersifat nasional
¡  Belum optimalnya fungsi ID-SIRTII
sebagai Coordinating Centre dan
National CERT dalam kapasitas
respond terhadap insiden baik di sektor
public dan sektor swasta
¡  Belum terbentuknya mekanisme
pertukaran informasi yang baku antara
Tim Penanganan Insiden yang ada saat
ini seperti ID-SIRTII, GovCERT, Acad
CERT dam CERT Daerah
¡  Belum adanya jalur komunikasi dan
koordinasi yang ditetapkan jika terjadi
krisis dan bencana akibat serangan
siber.
Rekomendasi
¡  Perlu ditetapkannya daftar insiden siber
terpadu yang berdampak nasional yang
dievaluasi secara berkala
¡  Perlunya pembentukan fungsi koordinasi
yang dilakukan secara berkala antara
sektor publik dan swasta terkait
penanganan insiden siber pada tingkatan
nasional
¡  Perlu ditetapkannya fungsi komunikasi
dan koordinasi dengan tugas dan
tanggung jawab yang jelas khususnya
jika terjadi krisis atau bencana siber
D1-3: Perlindungan terhadap Infrastruktur Kritis
Nasional (IKN)
Saat ini : Tantangan dan Hambatan
¡  Belum adanya daftar resmi infrastruktur
kritis nasional yang disepakati dan
diketahui umum oleh semua pemangku
kepentingan.
¡  Belum adanya mekanisme kolaborasi
dan koordinasi antara pemerintah dan
pemilik dan penyelenggara infrastruktur
kritis nasional
Rekomendasi
¡  Perlu ditetapkannya daftar resmi
infrastruktur kritis nasional dengan
prioritas berbasis risiko yang disepakati
melalui konsultasi dengan para
pemanggu kepentingan
¡  Perlu diterapkannya audit keamanan
informasi terhadap infrastruktur kritis
nasional secara berkala dan
mendiskusikan hasil audit tersebut
dengan stakeholder terkait
¡  Diperlukannya pembangunan komunikasi
internal dan eksternal IKN antara sektor
dengan penetapan point of contact yang
telah ditentukan.
¡  Perlu ditetapkannya standar dan upaya
minimum keamanan siber terhadap
infrastruktur nasional yang dikategorikan
sebagai IKN
D1-4: Manajemen Krisis
Saat ini : Tantangan dan Hambatan
¡  Belum adanya kegiatan rutin latihan
siber atau Drill Test yang bersifat
nasional dalam hal keterlibatan para
pemangku kepentingan dalam latihan
siber dalam menghadapi situasi krisis
dan bencana akibat serangan siber
¡  Kondisi latihan atau Dril Test masih
dilaksanakan dalam lingkup terbatas
dan belum mencerminkan manajemen
krisis secara nasional
¡  Belum adanya mekanisme pengunaan
hasil simulasi sebagai bahan
pertimbangan pengambilan kebijakan
Rekomendasi
¡  Pembagunan program kesadaran umum
terhadap teknik manajemen krisis serta
tujuan dari manajemen krisis kepada
semua pemangku kepentingan
¡  Penyusunan prosedur dan panduan
dengan para stakeholder terkait dalam
hal proses evaluasi manajemen krisis.
¡  Penerapan latihan manajemen krisis
secara nasional sebagai bahan masukan
dalam pengambilan kebijakan yang lebih
baik.
D1-5: Perhatian terhadap Pertahanan Siber
Saat ini : Tantangan dan Hambatan
¡  Masih belum optimalnya pelaksanaan
yang tertuang dalam Buku Putih
Strategi Pertahanan Siber Nasional
¡  Belum adanya koordinasi dan komando
yang jelas antara TNI dan Kemhan
terkait masalah perhananan siber.
¡  Belum adanya persyaratan pertahanan
siber yang merupakan consensus dari
berbagai pihak terkait baik sektor public
dan sektor swasta dalam
meminimalisasi dan memitigasi
ancaman siber
Rekomendasi
¡  Revisi Buku Putih Strategi Pertahanan
SIber Nasional dengan mengikutsertakan
peran militer dalam merespond berbagai
macam ancaman siber
¡  Pembentukan Cyber Defence Unit/
Command dalam rangka koordinatasi
antara organisasi pertahanan dan TNI
¡  Pembentukan Program Pemberdayaan
Masyarakat Sipil dalam memperkuat
kapasitas siber dalam Kementerian
terkait
D1-6: Redudansi Sistem Elektronik
Saat ini : Tantangan dan Hambatan
¡  Belum adanya rencana response
darurat jika terjadi krisis dan
terputusnya jalur komunikasi
¡  Ketergantungan terhadap penyedia
layanan
Rekomendasi
¡  Perlu disusunnya rencana tanggap
darurat dan SOP terhadap aset-aset
utama jika terjadinya ganguan
komunikasi
¡  Perlu ditetapkannya skanario
komunikasi dan latihan secara
berkala dalam hal terjadi ganguan
D2-1: Pola Pikir Keamanan Siber
Saat ini : Tantangan dan Hambatan
¡  Masih minimnya pola pikir keamanan
siber baik di instansi pemerintah, badan
usaha milik negara/swasta dan
masyarakat sipil
¡  Masih rendahnya tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap layanan online
¡  Masih rendahnya penerapan praktek-
praktek terbaik keamanan informasi
Rekomendasi
¡  Perlu diterapkannya praktek-praktek
terbaik keamanan informasi yang lebih
luas untuk semua instansi pemerintah
dan swasta.
¡  Peningkatan pemahaman keamanan
informasi terhadap layanan online
.
D2-2: Kesadaran Keamanan Siber
Saat ini : Tantangan dan Hambatan
¡  Belum adanya kampanye kesadaran
keamanan informasi nasional yang
dilakukan secara terpadu
¡  Belum adanya indikator yang menjadi
acuan untuk mengukur keberhasilan
program sosialisasi seperti seminar,
bimbingan teknis dan kegiatan
sosialisasi sejenis lainnya
¡  Kurangnya materi bimbingan teknis
untuk peningkatan kesadaran
keamanan informasi yang dapat
diakses publik
Rekomendasi
¡  Perlu dibentuk dan dilaksanakannya
program kampanye nasional dengan
target peserta yang sudah ditetapkan
yang mencakup semua kalangan
¡  Perlu dibangunnya sebuah portal online
untuk memberikan akses kepada semua
kalangan terhadap materi yang terkait
dengan peningkatan kesadaran
keamanan siber
D2-3: Keyakinan dan Kepercayaan Penguna
terhadap Internet
Saat ini : Tantangan dan Hambatan
¡  Masih terbatanya upaya keamanan
pada layanan berbasis online
¡  Masih terbatasnya pengetahuan
penguna terkait fitur dan layanan
keamanan informasi yang disediakan
oleh penyedia
Rekomendasi
¡  Perlunya ditingkatkannya promosi tingkat
kepercayaan pada layanan berbasis
online dengan dilengkapi dengan metrik,
pengukuran, dan evaluasi
¡  Perlunya pembangunan program yang
terkoordinasi dalam peningkatan
pengunaan layanan online dengan
menambahkan fitur dan kontrol-kontrol
keamanan
¡  Perlunya pembangunan layanan e-
commerce dengan peran serta dari para
stakeholders khususnya untuk investasi
fitur privacy by design
D2-4: Privasi Daring
Saat ini : Tantangan dan Hambatan
¡  Belum adanya undang-undang tentang
perlindungan data pribadi dan privasi
¡  Masih minimnya konsen pemerintah
terhadap masalah perlindungan data
dan privasi
¡  Minimnya upaya dari berbagai pihak
untuk perlingungan privasi terutama di
lingkungan kerja.
Rekomendasi
¡  Perlunya peningkatan pemahanan yang
lebih baik terkait perlingdungan data dan
privasi di tempat kerja
¡  Perlunya disusunnya peraturan
perundangan terkait perlindungan dana
dan privasi
D3-1: Ketersediaan Pendidikan dan Pelatihan
Nasional bidang Keamanan Siber
Saat ini : Tantangan dan Hambatan
¡  Masih minimnya pusat pendidikan
dan penelitian yang terkait dengan
keamanan siber
¡  Masih minimnya perguruan tinggi
yang menawarkan program
pendidikan yang terkait dengan
keamanan siber
¡  Belum adanya program pendidikan
nasional mulai dari tingkat sekolah
dasar sampai mahasiswa pasca
sarjana
¡  Belum adanya program pendidikan
dan penelitian yang bersifat lintas
disiplin ilmu pengetahuan
¡  Belum adanya metrik, pengukuran,
and evaluasi efektivitas pelaksanaan
pelatihan yang terkait keamanan
siber
Rekomendasi
¡  Perlu dibentuknya Centre of
Excellence bidang keamanan siber
dibeberapa perguruan tinggi yang
memenuhi persyaratan dan terpilih
oleh pemerintah.
¡  Perlunya pembangunan program
kemitraan publik dan swasta terkait
keamanan siber
¡  Perlunya peningkatan kompetensi
SDM melalui program pendididikan
dan pelatihan keamanan siber
¡  Perlunya penerapan metrik,
pengukuran dan evaluasi untuk
melihat efektivitas program
pelaksanaan pelatihan bidang
keamanan siber
D3-2: Pengembangan Pendidikan Nasional
bidang Keamanan Siber
Saat ini : Tantangan dan Hambatan
¡  Belum adanya strategi pendidikan
nasional terkait keamanan siber
¡  Belum adanya kurikulum pendidikan
nasional yang terkait keamanan siber
¡  Masih minimnya jumlah perguruan
tinggi yang menawarkan program yang
terkait keamanan siber
Rekomendasi
¡  Perlunya pemberian insentif bagi
perguruan tinggi yang menawarkan
program pendidikan dan pelatihan
keamanan siber
¡  Perlunya pembentukan unit dalam
kementerian terkait yang memiliki tugas
pokok dan fungsi dalam hal pembagunan
program keamanan siber, dengan
anggaran yang melekat terkait penelitian,
pengembangan dan pelatihan bidang
keamanan siber
¡  Perlunya peningkatan kemitraan dengan
berbagai kalangan untuk menjamin
keberlangsungan program penelitian,
pengembangan dan pelatihan bidang
keamanan siber
D3-3: Prakarsa Pendidikan dan Pelatihan
Keamanan Siber di dalam Sektor Publik dan
Swasta
Saat ini : Tantangan dan Hambatan
¡  Belum adanya pusat pelatihan bidang
keamanan siber
¡  Belum adanya mekanisme baku terkait
transfer knowledge
¡  Belum adanya standar kerja nasional
(SKNNI) yang terkait keamanan siber
¡  Masih minimnya prakarsa pendidikan
dan pelatihan keamanan siber baik di
sektor publik dan swasta
Rekomendasi
¡  Perlunya peningkatan program transfer
knowledge bidang keamanan siber baik
di sektor publik dan swasta
¡  Perlunya pembangunan inisiatif
penciptaan lapangan kerja yang terkait
bidang keamanan siber
¡  Perlunya pembangunan pusat pelatihan
yang terpadu bidang keamanan siber
D3-4: Tata Kelola Organisasi, Pengetahuan,
dan Standar
Saat ini : Tantangan dan Hambatan
¡  Masih minimnya organisasi dan
koorporasi yang menerapkan praktek-
praktek terbaik keamanan siber seperti
contoh ISO/IEC 27001
¡  Masih minimnya jumlah instansi yang
memiliki sertifikasi standar terkait
keamanan siber seperti contoh ISO/IEC
27001
¡  Masih minimnya pemahaman para
manajemen terkait risiko dan ancaman
siber
Rekomendasi
¡  Perlu ditingkatkan pemahaman para
manajemen koorporasi melalui program
pelatihan khusus manajemen terkait
keamanan siber
¡  Perlu pembentukan program pelatihan
keamanan siber yang diperuntukan untuk
kalangan pimpinan dan manajemen
perusahaan BUMN/BUMS
D4-1: Kerangka Kerja Hukum Keamanan Siber
Saat ini : Tantangan dan Hambatan
¡  Belum adanya kerangka hukum yang
komprehensif yang mengatur
keamanan siber
¡  Masih minimnya ketentuan dan aturan
yang mengatur keamanan siber pada
peraturan perundang-undangan yang
ada.
¡  Masih minimnya ketentuan dan aturan
yang mengatur tentang tindak pidana
siber dan perlindungan data pribadi
Rekomendasi
¡  Perlu disusunnya undang-undang yang
komprehensif yang mengatur keamanan
TIK termasuk yang mengatur hak-hak
individu dan organisasi dalam dunia siber
atau di llingkungan online (daring)
¡  Perlu disusunnya undang-undang yang
komprehensif yang mengatur
perlindungan data dan privasi
¡  Perlunya disusunnya undang-undang
terkait tindak pidana siber yang
komprehensif yang mengatur prosedur
penyelidikan dan penuntutan tindak
pidana siber.
D4-2: Fungsi dan Kewenangan Penyelidikan,
Penyidikan, dan Penuntutan Tindak Pidana Siber
Saat ini : Tantangan dan Hambatan
¡  Kurangnya kapasitas dalam hal
penyelidikan dan penanganan kasus
tindak pidana siber
¡  Belum adanya mekanisme kerjasama
formal dan baku dalam hal
penyelidikan, penyidikan dan
penuntutan tindak pidana siber dengan
berbagai pemangku kepentingan terkait
baik nasional maupun internasional
¡  Minimnya SDM di tingkat peradilan
dalam rangka persidangan dan
pentuntutan yang efektif dan efisien
dari tindak pidana siber seperti
penyampain bukti elektronik
dipersidangan.
Rekomendasi
¡  Perlunya dibangun kapasitas
penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan
tindak pidana siber
¡  Perlunya dibangun fasilitas
kelembagaan untuk dapat mengadili dan
menangani kasus-kasus tindak pidana
siber.
¡  Perlunya dibangun mekanisme
kerjasama formal baik dengan berbagai
pihak terkait baik nasional maupun
internasional.
¡  Perlu program pengembangan kapasitas
bagi pengacara, hakim dan jaksa yang
menangani kasus tindak pidana siber.
D4-3: Alur Laporan Pertanggungjawaban
terhadap Kerentanan dan Kebocoran Sistem
Elektronik
Saat ini : Tantangan dan Hambatan
¡  Belum adanya kerangka kerja regulasi
yang jelas yang mewajibkan
penyeleggara sistem elektronik untuk
melaporkan ke kementerian yang
berwenang perihal kerentatan dan
kebocoran sistem elektronik
¡  Masih minimnya aturan terkait alur
laporan pertanggungjawaban terhadap
kerentanan dan kebocoran sistem
elektronik
¡  Ketentuan hanya mencakup kejadian
kebocoran data pribadi
Rekomendasi
¡  Perlunya ditetapkan kerangka kerja alur
laporan terkait ketentanan dan insiden
keamanan informasi, mencakup batas
waktu pelaporan kerentanan dan insiden,
agenda untuk memitigasi kerentanan dan
insiden serta laporan terkait kerentanan
dan kebocoran sistem elektronik
¡  Perlu dikembangkan agar para
organisasi domestik saling berbagi
rincian teknis terkait kerentanan dengan
para pemangku lainnya untuk
mendapatkan informasi yang lebih luas
D5-1: Kepatuhan terhadap Standar
Saat ini : Tantangan dan Hambatan
¡  Masih minimnya praktek-praktek
keamanan siber yang menjadi standar
nasional seperti SMKI, Common
Criteria, Proses Pengembangan
Perangkat Lunak, dsb
¡  Masih terbatasnya referensi standar
nasional yang umumnya bersumber dari
ISO/IEC.
¡  Masih minimnya persayaran keamanan
siber dalam menjadi bagian dalam
persyaratan pengadaan barang dan
jasa pemerintah.
Rekomendasi
¡  Perlu ditetapkannya baseline keamanan
siber yang yang merupakan kesepakatan
nasional terkait standar yang diaposi oleh
sektor publik dan organisasi IKN
¡  Perlu adanya promosi penggunaan
standar untuk mengurangi risiko sistem
pasokan IKN, dengan upaya pengukuran
dan pengawasan dari pemerintah.
¡  Perlu dikembangkan persyaratan dan
standar keamanan siber dalam praktek
dan prosedur pengadaan barang dan
jasa, dengan pengukuran dan penilaian
kualitas.
¡  Perlu adanya promosi terkait adopsi
standar dalam pengembangan
perangkat lunak di sistem sektor publik
dan swasta, yang meliputi pelacakan
kepatuhan standar, sistem integritas yang
tinggi dan teknik pengembangan
perangkat lunak.
D5-2: Ketahanan Infrastruktur Nasional
Saat ini : Tantangan dan Hambatan
¡  Masih sangat tergantungnya
pemerintah dengan jaringan backbone
yang dimiliki perusahaan BUMN
maupun Swasta.
¡  Masih terbatanya koneksi Internasional
dan umunya sangat tergantung dengan
Singapura.
¡  Belum adanya peran dan tanggung
jawab yang baku dalam mengelola
infratruktur nasional
Rekomendasi
§  Perlunya panduan yang baku dalam
mengelola infrastruktur nasional
terutama yang mempengaruhi
ketahanan nasional
§  Perlunya mempromosikan
pengunaan Internet untuk
kepentingan ekonomi seperti e-
commerce dan keperluan pekerjaan
sehari-hari
§  Memastikan bahwa praktek-prakter
terbaik penerapan IT diterapkan
dalam penerapan teknologi dan
proses di infrastruktur nasional
D5-3: Pasar Keamanan Siber
Saat ini : Tantangan dan Hambatan
¡  Masih sangat tergantung dengan
produk asing
¡  Masih belum berkembang produk dan
layanan TI buatan dalam negeri yang
digunakan secara luas
¡  Belum adanya pasar asuransi siber
karena belum adanya konsen bahwa
aset penting di dunia siber juga perlu
dilindungi.
Rekomendasi
§  Perlunya mempromosikan teknologi
dan proses keamanan di pemerintah
dan sektor swasta.
§  Perlunya mendorong penyedia lokal
untuk menghasilkan produk dan jasa
non-khusus keamanan cyber.
§  Perlunya mengidentifikasi kebutuhan
pasar di asuransi kejahatan cyber
melalui penilaian risiko keuangan
untuk sektor publik dan swasta.
Perancangan Strategi
Nasional Keamanan Siber
(SNKS)
Konteks Keamanan Siber Nasional
¡ Perlindungan terhadap masyarakat,
industri dan pemerintah
¡ Peningkatan kesadaran terhadap isu
keamanan siber
¡ Meningkatkan keamanan siber dan
perlindungan terhadap infrastruktur kritis
nasional
¡ Kemitraan Publik dan Swasta yang effektif.
Strategi Keamanan Siber Nasional
¡ Tujuan strategi keamanan siber adalah untuk
meningkatkan ketahanan dan keamanan aset-
aset nasional dalam mendukung Negara
mencapai manfaat secara menyeluruh.
¡ Pendekatan Top-Down terhadap keamanan siber
dalam menetapkan prioritas dan tujuan nasional
¡ Berdasarkan prinsip-prinsip
¡ Risk based
¡ Outcome-focussed
¡ perlindungan HAM
¡ perlindungan data pribadi
¡ Berlaku untuk waktu tertentu
Perancangan (SNKS)
Strategi Pengembangan
Organisasi/Kelembagaan
Konten/Ruang Lingkup
1
2
3
Strategi Pengembangan (1/2)
¡ Proses penyusunan SKSN dilakukan melalui pendekatan
multistakeholder dan melalui uji publik.
¡ Kerangka dari SKSN disusun berdasarkan mekanisme
konsultasi dengan berbagai pihak.
¡ Penentuan tugas dan tanggungjawab yang telah disetujui
bersama oleh para stakeholder terkait.
¡ Perlunya memahami konsep risiko dan ancaman
keamanan siber nasional yang menjadi pendorong
pengembangan kapasitas keamanan siber di tingkat
nasional
¡ SKSN akan menjadi panduan bagi semua stakeholder baik
pemerintah, industri dan masyarakat.
¡ Evaluasi dan Pembaharuan SKSN harus dilakukan secara
berkala
Strategi Pengembangan (2/2)
¡  Perlunya penerapan real-time cyber exercise secara regular
¡  Perlunya disusunnya cybersecurity strategic plans untuk
mendorong capacity building dan investasi dibidang keamanan
siber
¡  Menerapkan metrik dan proses pengukuran agar diterapkan
dan digunakan dalam pengambilan kebijakan.
¡  Evaluasi berkelanjutan perlu dilakukan dalam rangka adaptasi
perubahan kondisi sosial politik, model ancaman dan pengaruh
perkembangan teknologi
¡  Perlunya pendekaran multi-stakeholder dalam proses
penentuan kebijakan
¡  Perlunya TRBMs (Trust and Confidence Building Measures) untuk
memastikan keterlibatan semua stakeholder baik swasta,
masyarakat dan mitra internasional
Organisasi/Kelembagaan(1/2)
¡ Perlunya dibentuk atau ditetapkan badan/lembaga
pemerintah yang bertanggung jawab minimal sebagai
koordinator pelaksanaan program keamanan siber
nasional.
¡ Anggaran program keamanan siber sebaiknya berada
pada satu instansi. Jika anggaran tersebar diberbagai
instansi pemerintah, perlu adanya mekanisme kerjasama
dan koordinasi yang baik.
¡ Program kegiatan disusun berdasarkan tujuan, sasaran,
instansi pelaksana dan IKU untuk evaluasi kegiatan
¡ Tugas dan Tangung Jawab yang jelas antara instansi
pemerintah terkait yang telah disepakati bersama.
Organisasi/Kelembagaan(2/2)
¡ Kerjasama antara instansi/organisasi baik dalam dan
luar negeri terkait perlu ditingkatkan
¡ Sebuah badan/lembaga pemerintah dibentuk untuk
menjalankan kegiatan terkait untuk mendorong
pelaksanaan sesuai strategi nasional keamanan siber.
¡ Kegiatan program keamanan siber yang terpadu
memberikan kemudahan untuk melakukan
penugasan dan revisi anggaran jika terjadi
perubahan berdasarkan penilaian risiko dan
pengukuran metrik,
Konten/Ruang Lingkup (1/2)
¡ Penyusunan konten dan ruang lingkup SKSN harus
dikaitkan dengan risiko nasional, kepentingan
nasional, prioritas dan tujuan strategis
¡ Konten/ruang lingkup SKSN minimal terdiri dari
¡ peningkatan kesadaran masyarakat (public
awareness raising),
¡ mitigasi kejahatan cyber (mitigation of cybercrime),
¡ kemampuan respon insiden (incident response
capacity) dan
¡ perlindungan infrastruktur nasional yang kritis (critical
national infrastructure protection)
Konten (2/2)
¡ Konten SKSN harus dievaluasi dan diperbarui
berdasarkan hasil penerapan metrik dan pengukuran
yang menjadi dasar pengambilan kebijakan dan
panduan untuk melakukan investasi di bidang
keamanan siber
¡ Konten dan ruang lingkup dari stategi harus bisa
direvisi sesuai dengan perkembangan teknologi dan
perubahan ancaman keamanan siber
¡ Konten SKSN harus selalu sejalan dengan rencana
strategi yang ada seperti RPJM dan RPJP.
¡ Konten dan ruang lingkup harus bisa mengartikulasi
promosi pemerintah dalam rangka mendorong ruang
siber yang aman, tahan dan terpercaya.
Penyusunan Strategi
Nasional Keamanan Siber
(SNKS)
Evaluasi
Kondisi Saat ini
jangka waktu
tertentu (5-10
tahun)
Visi dan
Misi
• Penerima Manfaat
• Dampak kepada
masyarakat, ekonomi
dan warga negara
Strategi Nasional Keamanan Siber (SNKS)
1. Tujuan
2. Sasaran
3. Rencana Aksi
4. Instansi Pelaksana
5. Indikator Kinerja
Langkah-Langkah Perancangan Strategi
Analisis Situasi
Penilaian
terhadap
Risiko Nasional
dan Ancaman
Pengumpulan
Informasi
Identifikasi
Pemangku
Kepentingan
Tentukan
Sektor Bisnis
dan
Pelakunya
Model Tata
Kelola
Tentukan
Misi, Visi dan
Area Prioritas
Sumber
Dana
Kerangka
waktu
pelaksanaan
Source : ENISA
Siklus SKSN
Tahap 1
Penyusunan
Strategi
Tahap 2
Pelaksanaan
Strategi
Tahap 1
Evaluasi
Strategi
Tahap 4
Mempertahan
kan Stategi
Update strategi Update Action Plan Review Strategi Perbaikan
Source : ENISA
Kondisi Saat Ini
Tantangan dan Hambatan Uraian kesenjangan (‘gap’)
Kondisi Umum
Kebijakan dan Strategi
Keamanan Siber
Budaya dan Masyarakat Siber
Pendidikan, Pelatihan, dan
Ketrampilan Keamanan Siber
Kerangka Kerja Hukum dan
Regulasi
Standar, Organisasi dan
Teknologi
Area Prioritas
Strategi
Keamanan
Siber
Prioritas #2
Prioritas #1
Prioritas #n
Prioritas
#n-1
Ruang Lingkup
Prioritas #1 Prioritas #2 Prioritas #n-1 Prioritas #n
Nasional
Sektor Pemerintah
Sektor Industri
Sektor Masyarakat Sipil
Penjabaran SNKS
Tujuan Sasaran Rencana
Aksi
Organisasi
Pelaksana
Indikator
Kinerja
Prioritas #1
Prioritas #2
Prioritas #n-1
Prioritas #n
Contoh : Studi Kasus Inggris (1/8)
Contoh : Studi Kasus Inggris (2/8)
Contoh : Studi Kasus Inggris (3/8)
Contoh : Studi Kasus Inggris (4/8)
Contoh : Studi Kasus Inggris (5/8)
Contoh : Studi Kasus Inggris (6/8)
Contoh : Studi Kasus Inggris (7/8)
Contoh : Studi Kasus Inggris (8/8)
Thank You

More Related Content

What's hot

ID IGF 2016 - Hukum 2 - Pandangan ICSF
ID IGF 2016 - Hukum 2 - Pandangan ICSFID IGF 2016 - Hukum 2 - Pandangan ICSF
ID IGF 2016 - Hukum 2 - Pandangan ICSFIGF Indonesia
 
2019 09-10 seminar cyber security acad csirt honeynet universitas indonesia s...
2019 09-10 seminar cyber security acad csirt honeynet universitas indonesia s...2019 09-10 seminar cyber security acad csirt honeynet universitas indonesia s...
2019 09-10 seminar cyber security acad csirt honeynet universitas indonesia s...IGN MANTRA
 
Seri buku literasi digital kebijakan cybersecurity dalam perspektif multistak...
Seri buku literasi digital kebijakan cybersecurity dalam perspektif multistak...Seri buku literasi digital kebijakan cybersecurity dalam perspektif multistak...
Seri buku literasi digital kebijakan cybersecurity dalam perspektif multistak...literasi digital
 
ID IGF 2016 - Hukum 3 - Cyberspace Perkembangan Diplomasi Multilateral
ID IGF 2016 - Hukum 3 - Cyberspace Perkembangan Diplomasi MultilateralID IGF 2016 - Hukum 3 - Cyberspace Perkembangan Diplomasi Multilateral
ID IGF 2016 - Hukum 3 - Cyberspace Perkembangan Diplomasi MultilateralIGF Indonesia
 
Kedaulatan informasi menuju indonesia emas 2045
Kedaulatan informasi menuju indonesia emas 2045Kedaulatan informasi menuju indonesia emas 2045
Kedaulatan informasi menuju indonesia emas 2045Yudhistira Nugraha
 
“CYBER DEFENCE” KEAMANAN INFORMASI DAN KEDAULATAN NKRI MELALUI BATALYON CYBER
“CYBER DEFENCE”   KEAMANAN INFORMASI DAN KEDAULATAN NKRI MELALUI BATALYON CYBER“CYBER DEFENCE”   KEAMANAN INFORMASI DAN KEDAULATAN NKRI MELALUI BATALYON CYBER
“CYBER DEFENCE” KEAMANAN INFORMASI DAN KEDAULATAN NKRI MELALUI BATALYON CYBERIGN MANTRA
 
Siberpedia | Panduan Pintar Keamanan Siber
Siberpedia | Panduan Pintar Keamanan SiberSiberpedia | Panduan Pintar Keamanan Siber
Siberpedia | Panduan Pintar Keamanan SiberGeri Sugiran Abdul Sukur
 
PRESENTASI CYBERSECURITY REKTOR
PRESENTASI CYBERSECURITY REKTORPRESENTASI CYBERSECURITY REKTOR
PRESENTASI CYBERSECURITY REKTORWalid Umar
 
Kerangka Strategis Indonesia National Cybersecurity
Kerangka Strategis Indonesia National CybersecurityKerangka Strategis Indonesia National Cybersecurity
Kerangka Strategis Indonesia National CybersecurityAlbaar Rubhasy
 
ID IGF 2016 - Hukum 2 - Cybersecurity dan HAM
ID IGF 2016 - Hukum 2 - Cybersecurity dan HAMID IGF 2016 - Hukum 2 - Cybersecurity dan HAM
ID IGF 2016 - Hukum 2 - Cybersecurity dan HAMIGF Indonesia
 
Webminar Keamanan Data dan Informasi Pendidikan di Industri 4.0 dan Society 5.0
Webminar Keamanan Data dan Informasi Pendidikan di Industri 4.0 dan Society 5.0 Webminar Keamanan Data dan Informasi Pendidikan di Industri 4.0 dan Society 5.0
Webminar Keamanan Data dan Informasi Pendidikan di Industri 4.0 dan Society 5.0 IGN MANTRA
 
ID IGF 2016 - Hukum 1 - Privasi Online dan PDP
ID IGF 2016 - Hukum 1 - Privasi Online dan PDPID IGF 2016 - Hukum 1 - Privasi Online dan PDP
ID IGF 2016 - Hukum 1 - Privasi Online dan PDPIGF Indonesia
 
Keamanan Digital di Era Siber
Keamanan Digital di Era SiberKeamanan Digital di Era Siber
Keamanan Digital di Era SiberThomas Gregory
 
Laporan tahunan 2019 PUSOPSKAMSINAS
Laporan tahunan 2019 PUSOPSKAMSINASLaporan tahunan 2019 PUSOPSKAMSINAS
Laporan tahunan 2019 PUSOPSKAMSINASMuhammad Ridwan
 
Security Incident Response and Handling, Best Practices, ACAD-CSIRT
Security Incident Response and Handling, Best Practices, ACAD-CSIRTSecurity Incident Response and Handling, Best Practices, ACAD-CSIRT
Security Incident Response and Handling, Best Practices, ACAD-CSIRTIGN MANTRA
 
2020 06-30 cyber security kbk kkni aptikom-ign mantra
2020 06-30 cyber security kbk kkni aptikom-ign mantra2020 06-30 cyber security kbk kkni aptikom-ign mantra
2020 06-30 cyber security kbk kkni aptikom-ign mantraIGN MANTRA
 

What's hot (20)

ID IGF 2016 - Hukum 2 - Pandangan ICSF
ID IGF 2016 - Hukum 2 - Pandangan ICSFID IGF 2016 - Hukum 2 - Pandangan ICSF
ID IGF 2016 - Hukum 2 - Pandangan ICSF
 
Ancaman cyber terhadap keamanan nasional cybersecurityy risk and control - ...
Ancaman cyber terhadap keamanan nasional   cybersecurityy risk and control - ...Ancaman cyber terhadap keamanan nasional   cybersecurityy risk and control - ...
Ancaman cyber terhadap keamanan nasional cybersecurityy risk and control - ...
 
2019 09-10 seminar cyber security acad csirt honeynet universitas indonesia s...
2019 09-10 seminar cyber security acad csirt honeynet universitas indonesia s...2019 09-10 seminar cyber security acad csirt honeynet universitas indonesia s...
2019 09-10 seminar cyber security acad csirt honeynet universitas indonesia s...
 
Seri buku literasi digital kebijakan cybersecurity dalam perspektif multistak...
Seri buku literasi digital kebijakan cybersecurity dalam perspektif multistak...Seri buku literasi digital kebijakan cybersecurity dalam perspektif multistak...
Seri buku literasi digital kebijakan cybersecurity dalam perspektif multistak...
 
ID IGF 2016 - Hukum 3 - Cyberspace Perkembangan Diplomasi Multilateral
ID IGF 2016 - Hukum 3 - Cyberspace Perkembangan Diplomasi MultilateralID IGF 2016 - Hukum 3 - Cyberspace Perkembangan Diplomasi Multilateral
ID IGF 2016 - Hukum 3 - Cyberspace Perkembangan Diplomasi Multilateral
 
Kedaulatan informasi menuju indonesia emas 2045
Kedaulatan informasi menuju indonesia emas 2045Kedaulatan informasi menuju indonesia emas 2045
Kedaulatan informasi menuju indonesia emas 2045
 
“CYBER DEFENCE” KEAMANAN INFORMASI DAN KEDAULATAN NKRI MELALUI BATALYON CYBER
“CYBER DEFENCE”   KEAMANAN INFORMASI DAN KEDAULATAN NKRI MELALUI BATALYON CYBER“CYBER DEFENCE”   KEAMANAN INFORMASI DAN KEDAULATAN NKRI MELALUI BATALYON CYBER
“CYBER DEFENCE” KEAMANAN INFORMASI DAN KEDAULATAN NKRI MELALUI BATALYON CYBER
 
Siberpedia | Panduan Pintar Keamanan Siber
Siberpedia | Panduan Pintar Keamanan SiberSiberpedia | Panduan Pintar Keamanan Siber
Siberpedia | Panduan Pintar Keamanan Siber
 
PRESENTASI CYBERSECURITY REKTOR
PRESENTASI CYBERSECURITY REKTORPRESENTASI CYBERSECURITY REKTOR
PRESENTASI CYBERSECURITY REKTOR
 
Kerangka Strategis Indonesia National Cybersecurity
Kerangka Strategis Indonesia National CybersecurityKerangka Strategis Indonesia National Cybersecurity
Kerangka Strategis Indonesia National Cybersecurity
 
ID IGF 2016 - Hukum 2 - Cybersecurity dan HAM
ID IGF 2016 - Hukum 2 - Cybersecurity dan HAMID IGF 2016 - Hukum 2 - Cybersecurity dan HAM
ID IGF 2016 - Hukum 2 - Cybersecurity dan HAM
 
Stimik amik keamanan siber - informasi
Stimik amik   keamanan siber - informasiStimik amik   keamanan siber - informasi
Stimik amik keamanan siber - informasi
 
Webminar Keamanan Data dan Informasi Pendidikan di Industri 4.0 dan Society 5.0
Webminar Keamanan Data dan Informasi Pendidikan di Industri 4.0 dan Society 5.0 Webminar Keamanan Data dan Informasi Pendidikan di Industri 4.0 dan Society 5.0
Webminar Keamanan Data dan Informasi Pendidikan di Industri 4.0 dan Society 5.0
 
ID IGF 2016 - Hukum 1 - Privasi Online dan PDP
ID IGF 2016 - Hukum 1 - Privasi Online dan PDPID IGF 2016 - Hukum 1 - Privasi Online dan PDP
ID IGF 2016 - Hukum 1 - Privasi Online dan PDP
 
Keamanan Digital di Era Siber
Keamanan Digital di Era SiberKeamanan Digital di Era Siber
Keamanan Digital di Era Siber
 
Laporan tahunan 2019 PUSOPSKAMSINAS
Laporan tahunan 2019 PUSOPSKAMSINASLaporan tahunan 2019 PUSOPSKAMSINAS
Laporan tahunan 2019 PUSOPSKAMSINAS
 
Security Incident Response and Handling, Best Practices, ACAD-CSIRT
Security Incident Response and Handling, Best Practices, ACAD-CSIRTSecurity Incident Response and Handling, Best Practices, ACAD-CSIRT
Security Incident Response and Handling, Best Practices, ACAD-CSIRT
 
2020 06-30 cyber security kbk kkni aptikom-ign mantra
2020 06-30 cyber security kbk kkni aptikom-ign mantra2020 06-30 cyber security kbk kkni aptikom-ign mantra
2020 06-30 cyber security kbk kkni aptikom-ign mantra
 
Cybersecurity Policy - Director of Information Security
Cybersecurity Policy - Director of Information SecurityCybersecurity Policy - Director of Information Security
Cybersecurity Policy - Director of Information Security
 
Cyber crime
Cyber crimeCyber crime
Cyber crime
 

Viewers also liked

Presentasi ftii intlcyberlaw
Presentasi ftii intlcyberlawPresentasi ftii intlcyberlaw
Presentasi ftii intlcyberlawftii
 
ID IGF 2016 - Infrastruktur 3 - Security Governance Framework
ID IGF 2016 - Infrastruktur 3 - Security Governance FrameworkID IGF 2016 - Infrastruktur 3 - Security Governance Framework
ID IGF 2016 - Infrastruktur 3 - Security Governance FrameworkIGF Indonesia
 
ID IGF 2016 - Hukum 2 - HAM dan Cybersecurity + resilience
ID IGF 2016 - Hukum 2 - HAM dan Cybersecurity + resilienceID IGF 2016 - Hukum 2 - HAM dan Cybersecurity + resilience
ID IGF 2016 - Hukum 2 - HAM dan Cybersecurity + resilienceIGF Indonesia
 
Next Generation Infrastructure for Internet of Things
Next Generation Infrastructure for Internet of ThingsNext Generation Infrastructure for Internet of Things
Next Generation Infrastructure for Internet of ThingsPT Datacomm Diangraha
 
Managing High-Volume Cyber Attacks Through Effective Strategies in Indonesia
Managing High-Volume Cyber Attacks Through Effective Strategies in IndonesiaManaging High-Volume Cyber Attacks Through Effective Strategies in Indonesia
Managing High-Volume Cyber Attacks Through Effective Strategies in IndonesiaYudhistira Nugraha
 
ID IGF 2016 - Hukum 3 - Kedaulatan dan Ketahanan Cyber Nasional
ID IGF 2016 - Hukum 3 - Kedaulatan dan Ketahanan Cyber NasionalID IGF 2016 - Hukum 3 - Kedaulatan dan Ketahanan Cyber Nasional
ID IGF 2016 - Hukum 3 - Kedaulatan dan Ketahanan Cyber NasionalIGF Indonesia
 
Jakarta play therapy program info for parents
Jakarta play therapy program  info for parentsJakarta play therapy program  info for parents
Jakarta play therapy program info for parentsJakarta Play Therapy
 
Outlook Briefing 2016: Cyber Security
Outlook Briefing 2016: Cyber SecurityOutlook Briefing 2016: Cyber Security
Outlook Briefing 2016: Cyber SecurityMastel Indonesia
 
ID IGF 2016 - Infrastruktur 3 - Towards National Cyber Security Framework
ID IGF 2016 - Infrastruktur 3 - Towards National Cyber Security FrameworkID IGF 2016 - Infrastruktur 3 - Towards National Cyber Security Framework
ID IGF 2016 - Infrastruktur 3 - Towards National Cyber Security FrameworkIGF Indonesia
 
Change Process in Organizations
Change Process in OrganizationsChange Process in Organizations
Change Process in OrganizationsMegawati Eka
 
ID IGF 2016 - Hukum 3 - Peran Negara dalam Kedaulatan Siber
ID IGF 2016 - Hukum 3 - Peran Negara dalam Kedaulatan SiberID IGF 2016 - Hukum 3 - Peran Negara dalam Kedaulatan Siber
ID IGF 2016 - Hukum 3 - Peran Negara dalam Kedaulatan SiberIGF Indonesia
 
Manajemen perubahan
Manajemen perubahanManajemen perubahan
Manajemen perubahanrifkidita24
 
Sistem pemantauan ancaman serangan siber di indonesia generasi baru public
Sistem pemantauan ancaman serangan siber di indonesia generasi baru publicSistem pemantauan ancaman serangan siber di indonesia generasi baru public
Sistem pemantauan ancaman serangan siber di indonesia generasi baru publicCharles Lim
 

Viewers also liked (20)

Tata Kelola Keamanan Informasi
Tata Kelola Keamanan InformasiTata Kelola Keamanan Informasi
Tata Kelola Keamanan Informasi
 
Presentasi ftii intlcyberlaw
Presentasi ftii intlcyberlawPresentasi ftii intlcyberlaw
Presentasi ftii intlcyberlaw
 
ID IGF 2016 - Infrastruktur 3 - Security Governance Framework
ID IGF 2016 - Infrastruktur 3 - Security Governance FrameworkID IGF 2016 - Infrastruktur 3 - Security Governance Framework
ID IGF 2016 - Infrastruktur 3 - Security Governance Framework
 
ID IGF 2016 - Hukum 2 - HAM dan Cybersecurity + resilience
ID IGF 2016 - Hukum 2 - HAM dan Cybersecurity + resilienceID IGF 2016 - Hukum 2 - HAM dan Cybersecurity + resilience
ID IGF 2016 - Hukum 2 - HAM dan Cybersecurity + resilience
 
Next Generation Infrastructure for Internet of Things
Next Generation Infrastructure for Internet of ThingsNext Generation Infrastructure for Internet of Things
Next Generation Infrastructure for Internet of Things
 
Managing High-Volume Cyber Attacks Through Effective Strategies in Indonesia
Managing High-Volume Cyber Attacks Through Effective Strategies in IndonesiaManaging High-Volume Cyber Attacks Through Effective Strategies in Indonesia
Managing High-Volume Cyber Attacks Through Effective Strategies in Indonesia
 
ID IGF 2016 - Hukum 3 - Kedaulatan dan Ketahanan Cyber Nasional
ID IGF 2016 - Hukum 3 - Kedaulatan dan Ketahanan Cyber NasionalID IGF 2016 - Hukum 3 - Kedaulatan dan Ketahanan Cyber Nasional
ID IGF 2016 - Hukum 3 - Kedaulatan dan Ketahanan Cyber Nasional
 
Sncs2015 cybersecurityy risk and control jakarta 3-4 juni 2015 ver01
Sncs2015 cybersecurityy risk and control   jakarta 3-4 juni 2015 ver01Sncs2015 cybersecurityy risk and control   jakarta 3-4 juni 2015 ver01
Sncs2015 cybersecurityy risk and control jakarta 3-4 juni 2015 ver01
 
Jakarta play therapy program info for parents
Jakarta play therapy program  info for parentsJakarta play therapy program  info for parents
Jakarta play therapy program info for parents
 
12 - IDNOG03 - Hammam Riza (BPPT) Welcoming Speech
12 - IDNOG03 - Hammam Riza  (BPPT) Welcoming Speech12 - IDNOG03 - Hammam Riza  (BPPT) Welcoming Speech
12 - IDNOG03 - Hammam Riza (BPPT) Welcoming Speech
 
Outlook Briefing 2016: Cyber Security
Outlook Briefing 2016: Cyber SecurityOutlook Briefing 2016: Cyber Security
Outlook Briefing 2016: Cyber Security
 
ID IGF 2016 - Infrastruktur 3 - Towards National Cyber Security Framework
ID IGF 2016 - Infrastruktur 3 - Towards National Cyber Security FrameworkID IGF 2016 - Infrastruktur 3 - Towards National Cyber Security Framework
ID IGF 2016 - Infrastruktur 3 - Towards National Cyber Security Framework
 
Eelco Karthaus
Eelco KarthausEelco Karthaus
Eelco Karthaus
 
Change Process in Organizations
Change Process in OrganizationsChange Process in Organizations
Change Process in Organizations
 
IT Government
IT GovernmentIT Government
IT Government
 
ID IGF 2016 - Hukum 3 - Peran Negara dalam Kedaulatan Siber
ID IGF 2016 - Hukum 3 - Peran Negara dalam Kedaulatan SiberID IGF 2016 - Hukum 3 - Peran Negara dalam Kedaulatan Siber
ID IGF 2016 - Hukum 3 - Peran Negara dalam Kedaulatan Siber
 
Manajemen perubahan
Manajemen perubahanManajemen perubahan
Manajemen perubahan
 
Manajemen Perubahan
Manajemen PerubahanManajemen Perubahan
Manajemen Perubahan
 
Manajemen perubahan slide
Manajemen perubahan slideManajemen perubahan slide
Manajemen perubahan slide
 
Sistem pemantauan ancaman serangan siber di indonesia generasi baru public
Sistem pemantauan ancaman serangan siber di indonesia generasi baru publicSistem pemantauan ancaman serangan siber di indonesia generasi baru public
Sistem pemantauan ancaman serangan siber di indonesia generasi baru public
 

Similar to Final workshop the futureof_csid_Jakarta_28032016

Seminar UBIDAR Palembang 20 June 2014
Seminar UBIDAR Palembang 20 June 2014Seminar UBIDAR Palembang 20 June 2014
Seminar UBIDAR Palembang 20 June 2014IGN MANTRA
 
Day-1-Goverment-CSIRT.pdf
Day-1-Goverment-CSIRT.pdfDay-1-Goverment-CSIRT.pdf
Day-1-Goverment-CSIRT.pdfssuser258b3a
 
Perpres ttg Strategi Keamanan Siber Nasional dan Manajemen Krisis Siber Nomor...
Perpres ttg Strategi Keamanan Siber Nasional dan Manajemen Krisis Siber Nomor...Perpres ttg Strategi Keamanan Siber Nasional dan Manajemen Krisis Siber Nomor...
Perpres ttg Strategi Keamanan Siber Nasional dan Manajemen Krisis Siber Nomor...Achmad Syafaat
 
3. materi hfa (sosialisasi) w notes
3. materi hfa (sosialisasi) w notes3. materi hfa (sosialisasi) w notes
3. materi hfa (sosialisasi) w notesaminingrum
 
Status & Update Safeguards REDD+
Status & Update Safeguards REDD+Status & Update Safeguards REDD+
Status & Update Safeguards REDD+CIFOR-ICRAF
 
11 Asdani Tugas Pengembangan Kurikulum.pdf
11 Asdani Tugas Pengembangan Kurikulum.pdf11 Asdani Tugas Pengembangan Kurikulum.pdf
11 Asdani Tugas Pengembangan Kurikulum.pdfdahanpinus
 
Karir dan Kompetensi Keamanan Siber RTIK Bali 28 Agustus 2020
Karir dan Kompetensi Keamanan Siber RTIK Bali 28 Agustus 2020Karir dan Kompetensi Keamanan Siber RTIK Bali 28 Agustus 2020
Karir dan Kompetensi Keamanan Siber RTIK Bali 28 Agustus 2020IGN MANTRA
 
Pengenalan Aplikasi SRIKANDI.pptx
Pengenalan Aplikasi SRIKANDI.pptxPengenalan Aplikasi SRIKANDI.pptx
Pengenalan Aplikasi SRIKANDI.pptxsaefidistanhorbun
 
Cyber_Security.ppt
Cyber_Security.pptCyber_Security.ppt
Cyber_Security.pptAhmatEnric
 
Cyber_Security.ppt
Cyber_Security.pptCyber_Security.ppt
Cyber_Security.pptOkviNugroho1
 
2020 06-22 cyber security career competence-iaii-ign mantra
2020 06-22 cyber security career competence-iaii-ign mantra2020 06-22 cyber security career competence-iaii-ign mantra
2020 06-22 cyber security career competence-iaii-ign mantraIGN MANTRA
 
Pengantar Kebijakan APTIKA dalam mendukung Tata Kelola Internet Indonesia
Pengantar Kebijakan APTIKA dalam mendukung Tata Kelola Internet IndonesiaPengantar Kebijakan APTIKA dalam mendukung Tata Kelola Internet Indonesia
Pengantar Kebijakan APTIKA dalam mendukung Tata Kelola Internet IndonesiaICT Watch
 
1. Manajemen Data Pekerjaan Irigasi dan SDA1111.pptx
1. Manajemen  Data Pekerjaan Irigasi dan SDA1111.pptx1. Manajemen  Data Pekerjaan Irigasi dan SDA1111.pptx
1. Manajemen Data Pekerjaan Irigasi dan SDA1111.pptxAdamScout
 
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2022 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2022 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2022 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2022 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...ICT Watch - Indonesia
 
Kebijakan Cybersecurity Dalam Perspektif Multistakeholder
Kebijakan Cybersecurity Dalam Perspektif MultistakeholderKebijakan Cybersecurity Dalam Perspektif Multistakeholder
Kebijakan Cybersecurity Dalam Perspektif MultistakeholderIGF Indonesia
 
Infrastruktur dan aplikasi berbagi pakai
Infrastruktur dan aplikasi berbagi pakaiInfrastruktur dan aplikasi berbagi pakai
Infrastruktur dan aplikasi berbagi pakaiHerold Barauntu
 

Similar to Final workshop the futureof_csid_Jakarta_28032016 (20)

Seminar UBIDAR Palembang 20 June 2014
Seminar UBIDAR Palembang 20 June 2014Seminar UBIDAR Palembang 20 June 2014
Seminar UBIDAR Palembang 20 June 2014
 
Day-1-Goverment-CSIRT.pdf
Day-1-Goverment-CSIRT.pdfDay-1-Goverment-CSIRT.pdf
Day-1-Goverment-CSIRT.pdf
 
Perpres ttg Strategi Keamanan Siber Nasional dan Manajemen Krisis Siber Nomor...
Perpres ttg Strategi Keamanan Siber Nasional dan Manajemen Krisis Siber Nomor...Perpres ttg Strategi Keamanan Siber Nasional dan Manajemen Krisis Siber Nomor...
Perpres ttg Strategi Keamanan Siber Nasional dan Manajemen Krisis Siber Nomor...
 
3. materi hfa (sosialisasi) w notes
3. materi hfa (sosialisasi) w notes3. materi hfa (sosialisasi) w notes
3. materi hfa (sosialisasi) w notes
 
Status & Update Safeguards REDD+
Status & Update Safeguards REDD+Status & Update Safeguards REDD+
Status & Update Safeguards REDD+
 
11 Asdani Tugas Pengembangan Kurikulum.pdf
11 Asdani Tugas Pengembangan Kurikulum.pdf11 Asdani Tugas Pengembangan Kurikulum.pdf
11 Asdani Tugas Pengembangan Kurikulum.pdf
 
Karir dan Kompetensi Keamanan Siber RTIK Bali 28 Agustus 2020
Karir dan Kompetensi Keamanan Siber RTIK Bali 28 Agustus 2020Karir dan Kompetensi Keamanan Siber RTIK Bali 28 Agustus 2020
Karir dan Kompetensi Keamanan Siber RTIK Bali 28 Agustus 2020
 
Sosialisasi Aplikasi Indeks KAMI-Intan Rahayu
Sosialisasi Aplikasi Indeks KAMI-Intan RahayuSosialisasi Aplikasi Indeks KAMI-Intan Rahayu
Sosialisasi Aplikasi Indeks KAMI-Intan Rahayu
 
E gov keamanan informasi 3 okt 2016 - kpk
E gov   keamanan informasi 3 okt 2016 - kpkE gov   keamanan informasi 3 okt 2016 - kpk
E gov keamanan informasi 3 okt 2016 - kpk
 
Pengenalan Aplikasi SRIKANDI.pptx
Pengenalan Aplikasi SRIKANDI.pptxPengenalan Aplikasi SRIKANDI.pptx
Pengenalan Aplikasi SRIKANDI.pptx
 
Cyber_Security.ppt
Cyber_Security.pptCyber_Security.ppt
Cyber_Security.ppt
 
Cyber_Security.ppt
Cyber_Security.pptCyber_Security.ppt
Cyber_Security.ppt
 
Cyber_Security.ppt
Cyber_Security.pptCyber_Security.ppt
Cyber_Security.ppt
 
2020 06-22 cyber security career competence-iaii-ign mantra
2020 06-22 cyber security career competence-iaii-ign mantra2020 06-22 cyber security career competence-iaii-ign mantra
2020 06-22 cyber security career competence-iaii-ign mantra
 
Pengantar Kebijakan APTIKA dalam mendukung Tata Kelola Internet Indonesia
Pengantar Kebijakan APTIKA dalam mendukung Tata Kelola Internet IndonesiaPengantar Kebijakan APTIKA dalam mendukung Tata Kelola Internet Indonesia
Pengantar Kebijakan APTIKA dalam mendukung Tata Kelola Internet Indonesia
 
1. Manajemen Data Pekerjaan Irigasi dan SDA1111.pptx
1. Manajemen  Data Pekerjaan Irigasi dan SDA1111.pptx1. Manajemen  Data Pekerjaan Irigasi dan SDA1111.pptx
1. Manajemen Data Pekerjaan Irigasi dan SDA1111.pptx
 
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2022 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2022 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2022 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2022 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
 
Kebijakan Cybersecurity Dalam Perspektif Multistakeholder
Kebijakan Cybersecurity Dalam Perspektif MultistakeholderKebijakan Cybersecurity Dalam Perspektif Multistakeholder
Kebijakan Cybersecurity Dalam Perspektif Multistakeholder
 
Infrastruktur dan aplikasi berbagi pakai
Infrastruktur dan aplikasi berbagi pakaiInfrastruktur dan aplikasi berbagi pakai
Infrastruktur dan aplikasi berbagi pakai
 
Peningkatan Keamanan Informasi Layanan Publik melalui Indeks KAMI- Kasubdit B...
Peningkatan Keamanan Informasi Layanan Publik melalui Indeks KAMI- Kasubdit B...Peningkatan Keamanan Informasi Layanan Publik melalui Indeks KAMI- Kasubdit B...
Peningkatan Keamanan Informasi Layanan Publik melalui Indeks KAMI- Kasubdit B...
 

Recently uploaded

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 

Recently uploaded (20)

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 

Final workshop the futureof_csid_Jakarta_28032016

  • 1. THE FUTURE OF CYBERSECURITY CAPACITY IN INDONESIA Yudhistira Nugraha Research Assistant at OII/DPhil Candidate in Cyber Security Centre for Doctoral Training in Cyber Security Department of Computer Science Linacre College – University of Oxford Email : firstname.lastname [at] cs.ox.ac.uk PGP : D6D9 28CB 1706 C449 8919 D184 7840 8C01 876A 4E9A Twitter: @YNnugraha Desain dan Implementasi Strategi Nasional Keamanan Siber (SNKS) dengan menggunakan Oxford’s Cybersecurity Capability Maturity Model (CMM)
  • 2. Tujuan Workshop ¡  Dapat melakukan perancangan sebuah dokumen strategi keamanan siber nasional ¡  Dapat melakukan penyusunan sebuah dokumen strategi keamanan siber nasional ¡  Dapat merumuskan tujuan strategis dalam penerapan keamanan siber nasional ¡  Dapat menentukan sasaran strategis dalam penerapan keamanan siber nasional ¡  Dapat menentukan rencana aksi nasional agar sasaran yang ditetapkan dapat tercapai ¡  Dapat mengidentifikasi para stakeholder yang terkait dengan rencana aksi nasional ¡  Dapat memberikan rekomendasi kepada pemerintah terkait pengembangan kapasitas keamanan siber
  • 3. Agenda Pendahuluan Oxford’s Cybersecurity Capacity Maturity Model (CMM) 20 Indikator Kinerja Utama dalam Cybersecurity Capacity Desain Strategi Nasional Keamanan Siber (SNKS) Implementasi Strategi Nasional Keamanan Siber (SNKS)
  • 4.
  • 5.
  • 6.
  • 7. Things you don’t realise you don’t know Things you realise you don’t know Things you realise you know Your Awareness WE DON’T KNOW WHAT WE DON’T KNOW Apa  itu  Keamanan  Siber?  
  • 8. Piramida  Ancaman  Siber   State Sponsored Attacks Organised Crime Insiders/Competitors Hackers Script Kiddies “We  have  no  control  over  their  capabilities  and  motivations,  but  we  can   make  it  harder  for  attacker  by  reducing  our  vulnerabilities”   Risk ResourcesCapabilities
  • 9. @John C Mallery - MIT Komponen  Pengamanan  di  Dunia  Siber  
  • 10. Tujuan Keamanan Siber – Kepentingan Nasional
  • 12. Kapasitas Keamanan Siber (Cybersecurity Capacity) D1: Kebijakan dan Strategi Keamanan Siber D2: Budaya dan Masyarakat Siber D3: Pendidikan, Pelatihan, dan Ketrampilan Keamanan Siber D4: Kerangka Kerja Hukum dan Regulasi D5: Standar, Organisasi dan Teknologi
  • 13. Sumber: Cybersecurity Capacity Portal, University of Oxford
  • 14. Sumber: Cybersecurity Capacity Portal, University of Oxford
  • 15. Sumber: Cybersecurity Capacity Portal, University of Oxford
  • 16. Sumber: Cybersecurity Capacity Portal, University of Oxford
  • 17. Sumber: Cybersecurity Capacity Portal, University of Oxford
  • 18. 20 Indikator Kinerja Utama dalam Cybersecurity Capacity
  • 19. 20 INDIKATOR KINERJA UTAMA DALAM PENGEMBANGAN KAPASITAS KEAMANAN SIBER NASIONAL D1-1 Dokumen Strategi Nasional Keamanan Siber D3-1 Ketersediaan Pendidikan dan Pelatihan Nasional bidang Keamanan Siber D1-2 Respon terhadap Insiden D3-2 Pengembangan Pendidikan Nasional bidang Keamanan Siber D1-3 Perlindungan terhadap Infrastruktur Kritis Nasional D3-3 Prakarsa Pendidikan dan Pelatihan Keamanan Siber di dalam Sektor Publik dan Swasta D1-4 Manajemen Krisis D3-4 Tata Kelola Organisasi, Pengetahuan, dan Standar D1-5 Perhatian terhadap Pertahanan Siber D4-1 Kerangka Kerja Hukum Keamanan Siber D1-6 Redudansi Sistem Elektronik D4-2 Fungsi dan Kewenangan Penyelidikan, Penyidikan, and Penuntutan Tindak Pidana Siber D2-1 Pola Pikir Keamanan Siber D4-3 Alur Laporan Pertanggungjawaban terhadap Kerentanan dan Kebocoran Sistem Elektronik D2-2 Kesadaran Keamanan Siber D5-1 Kepatuhan terhadap Standar D2-3 Keyakinan dan Kepercayaan Penguna terhadap Internet D5-2 Ketahanan Infrastruktur Nasional D2-4 Privasi Daring D5-3 Pasar Keamanan Siber
  • 20. D1-1: Dokumen Strategi Nasional Keamanan Siber Saat ini : Tantangan dan Hambatan ¡  Belum adanya dokumen strategi keamanan siber nasional ¡  Belum efektifnya koordinasi antara instansi pemerintah yang memiliki tupoksi keamanan siber seperti POLHUKAM, KOMINFO, KEMHAN dan POLRI ¡  Belum adanya anggaran tunggal terkait keamanan siber karena anggaran tersebar diberbagai instansi pemerintah ¡  Belum adanya focal point untuk koordinasi program keamanan siber nasional Rekomendasi ¡  Perlu disusunnya dokumen strategi keamanan siber nasional yang disusun berdasarkan konsensus melalui pendekatan multistakholder, dengan ruang linkup minimum mencakup peningkatan kesadaran, mitigasi tindak pidana siber, kapabilitas insiden respon, dan perlindungan infrastruktur kritis nasional ¡  Perlunya peningkatan pemahaman terhadap risiko nasional dan dan ancaman keamanan siber nasional guna mendorong terbentuknya kapasitas keamanan siber di level nasional ¡  Perlunya pemetaan dan penetapan tugas dan tanggung jawab di instansi pemerintah yang terkait dengan tugan pokok dan fungsi di bidang keamanan siber ¡  Perlunya pembangunan program keamanan siber yang terpadu dibawah satu lembaga yang menangani masalah keamanan siber nasional
  • 21. D1-2: Respon terhadap Insiden Saat ini : Tantangan dan Hambatan ¡  Belum adanya daftar kategori ancaman siber yang bersifat resmi yang ditetapkan sebagai insiden yang bersifat nasional ¡  Belum optimalnya fungsi ID-SIRTII sebagai Coordinating Centre dan National CERT dalam kapasitas respond terhadap insiden baik di sektor public dan sektor swasta ¡  Belum terbentuknya mekanisme pertukaran informasi yang baku antara Tim Penanganan Insiden yang ada saat ini seperti ID-SIRTII, GovCERT, Acad CERT dam CERT Daerah ¡  Belum adanya jalur komunikasi dan koordinasi yang ditetapkan jika terjadi krisis dan bencana akibat serangan siber. Rekomendasi ¡  Perlu ditetapkannya daftar insiden siber terpadu yang berdampak nasional yang dievaluasi secara berkala ¡  Perlunya pembentukan fungsi koordinasi yang dilakukan secara berkala antara sektor publik dan swasta terkait penanganan insiden siber pada tingkatan nasional ¡  Perlu ditetapkannya fungsi komunikasi dan koordinasi dengan tugas dan tanggung jawab yang jelas khususnya jika terjadi krisis atau bencana siber
  • 22. D1-3: Perlindungan terhadap Infrastruktur Kritis Nasional (IKN) Saat ini : Tantangan dan Hambatan ¡  Belum adanya daftar resmi infrastruktur kritis nasional yang disepakati dan diketahui umum oleh semua pemangku kepentingan. ¡  Belum adanya mekanisme kolaborasi dan koordinasi antara pemerintah dan pemilik dan penyelenggara infrastruktur kritis nasional Rekomendasi ¡  Perlu ditetapkannya daftar resmi infrastruktur kritis nasional dengan prioritas berbasis risiko yang disepakati melalui konsultasi dengan para pemanggu kepentingan ¡  Perlu diterapkannya audit keamanan informasi terhadap infrastruktur kritis nasional secara berkala dan mendiskusikan hasil audit tersebut dengan stakeholder terkait ¡  Diperlukannya pembangunan komunikasi internal dan eksternal IKN antara sektor dengan penetapan point of contact yang telah ditentukan. ¡  Perlu ditetapkannya standar dan upaya minimum keamanan siber terhadap infrastruktur nasional yang dikategorikan sebagai IKN
  • 23. D1-4: Manajemen Krisis Saat ini : Tantangan dan Hambatan ¡  Belum adanya kegiatan rutin latihan siber atau Drill Test yang bersifat nasional dalam hal keterlibatan para pemangku kepentingan dalam latihan siber dalam menghadapi situasi krisis dan bencana akibat serangan siber ¡  Kondisi latihan atau Dril Test masih dilaksanakan dalam lingkup terbatas dan belum mencerminkan manajemen krisis secara nasional ¡  Belum adanya mekanisme pengunaan hasil simulasi sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan Rekomendasi ¡  Pembagunan program kesadaran umum terhadap teknik manajemen krisis serta tujuan dari manajemen krisis kepada semua pemangku kepentingan ¡  Penyusunan prosedur dan panduan dengan para stakeholder terkait dalam hal proses evaluasi manajemen krisis. ¡  Penerapan latihan manajemen krisis secara nasional sebagai bahan masukan dalam pengambilan kebijakan yang lebih baik.
  • 24. D1-5: Perhatian terhadap Pertahanan Siber Saat ini : Tantangan dan Hambatan ¡  Masih belum optimalnya pelaksanaan yang tertuang dalam Buku Putih Strategi Pertahanan Siber Nasional ¡  Belum adanya koordinasi dan komando yang jelas antara TNI dan Kemhan terkait masalah perhananan siber. ¡  Belum adanya persyaratan pertahanan siber yang merupakan consensus dari berbagai pihak terkait baik sektor public dan sektor swasta dalam meminimalisasi dan memitigasi ancaman siber Rekomendasi ¡  Revisi Buku Putih Strategi Pertahanan SIber Nasional dengan mengikutsertakan peran militer dalam merespond berbagai macam ancaman siber ¡  Pembentukan Cyber Defence Unit/ Command dalam rangka koordinatasi antara organisasi pertahanan dan TNI ¡  Pembentukan Program Pemberdayaan Masyarakat Sipil dalam memperkuat kapasitas siber dalam Kementerian terkait
  • 25. D1-6: Redudansi Sistem Elektronik Saat ini : Tantangan dan Hambatan ¡  Belum adanya rencana response darurat jika terjadi krisis dan terputusnya jalur komunikasi ¡  Ketergantungan terhadap penyedia layanan Rekomendasi ¡  Perlu disusunnya rencana tanggap darurat dan SOP terhadap aset-aset utama jika terjadinya ganguan komunikasi ¡  Perlu ditetapkannya skanario komunikasi dan latihan secara berkala dalam hal terjadi ganguan
  • 26. D2-1: Pola Pikir Keamanan Siber Saat ini : Tantangan dan Hambatan ¡  Masih minimnya pola pikir keamanan siber baik di instansi pemerintah, badan usaha milik negara/swasta dan masyarakat sipil ¡  Masih rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap layanan online ¡  Masih rendahnya penerapan praktek- praktek terbaik keamanan informasi Rekomendasi ¡  Perlu diterapkannya praktek-praktek terbaik keamanan informasi yang lebih luas untuk semua instansi pemerintah dan swasta. ¡  Peningkatan pemahaman keamanan informasi terhadap layanan online .
  • 27. D2-2: Kesadaran Keamanan Siber Saat ini : Tantangan dan Hambatan ¡  Belum adanya kampanye kesadaran keamanan informasi nasional yang dilakukan secara terpadu ¡  Belum adanya indikator yang menjadi acuan untuk mengukur keberhasilan program sosialisasi seperti seminar, bimbingan teknis dan kegiatan sosialisasi sejenis lainnya ¡  Kurangnya materi bimbingan teknis untuk peningkatan kesadaran keamanan informasi yang dapat diakses publik Rekomendasi ¡  Perlu dibentuk dan dilaksanakannya program kampanye nasional dengan target peserta yang sudah ditetapkan yang mencakup semua kalangan ¡  Perlu dibangunnya sebuah portal online untuk memberikan akses kepada semua kalangan terhadap materi yang terkait dengan peningkatan kesadaran keamanan siber
  • 28. D2-3: Keyakinan dan Kepercayaan Penguna terhadap Internet Saat ini : Tantangan dan Hambatan ¡  Masih terbatanya upaya keamanan pada layanan berbasis online ¡  Masih terbatasnya pengetahuan penguna terkait fitur dan layanan keamanan informasi yang disediakan oleh penyedia Rekomendasi ¡  Perlunya ditingkatkannya promosi tingkat kepercayaan pada layanan berbasis online dengan dilengkapi dengan metrik, pengukuran, dan evaluasi ¡  Perlunya pembangunan program yang terkoordinasi dalam peningkatan pengunaan layanan online dengan menambahkan fitur dan kontrol-kontrol keamanan ¡  Perlunya pembangunan layanan e- commerce dengan peran serta dari para stakeholders khususnya untuk investasi fitur privacy by design
  • 29. D2-4: Privasi Daring Saat ini : Tantangan dan Hambatan ¡  Belum adanya undang-undang tentang perlindungan data pribadi dan privasi ¡  Masih minimnya konsen pemerintah terhadap masalah perlindungan data dan privasi ¡  Minimnya upaya dari berbagai pihak untuk perlingungan privasi terutama di lingkungan kerja. Rekomendasi ¡  Perlunya peningkatan pemahanan yang lebih baik terkait perlingdungan data dan privasi di tempat kerja ¡  Perlunya disusunnya peraturan perundangan terkait perlindungan dana dan privasi
  • 30. D3-1: Ketersediaan Pendidikan dan Pelatihan Nasional bidang Keamanan Siber Saat ini : Tantangan dan Hambatan ¡  Masih minimnya pusat pendidikan dan penelitian yang terkait dengan keamanan siber ¡  Masih minimnya perguruan tinggi yang menawarkan program pendidikan yang terkait dengan keamanan siber ¡  Belum adanya program pendidikan nasional mulai dari tingkat sekolah dasar sampai mahasiswa pasca sarjana ¡  Belum adanya program pendidikan dan penelitian yang bersifat lintas disiplin ilmu pengetahuan ¡  Belum adanya metrik, pengukuran, and evaluasi efektivitas pelaksanaan pelatihan yang terkait keamanan siber Rekomendasi ¡  Perlu dibentuknya Centre of Excellence bidang keamanan siber dibeberapa perguruan tinggi yang memenuhi persyaratan dan terpilih oleh pemerintah. ¡  Perlunya pembangunan program kemitraan publik dan swasta terkait keamanan siber ¡  Perlunya peningkatan kompetensi SDM melalui program pendididikan dan pelatihan keamanan siber ¡  Perlunya penerapan metrik, pengukuran dan evaluasi untuk melihat efektivitas program pelaksanaan pelatihan bidang keamanan siber
  • 31. D3-2: Pengembangan Pendidikan Nasional bidang Keamanan Siber Saat ini : Tantangan dan Hambatan ¡  Belum adanya strategi pendidikan nasional terkait keamanan siber ¡  Belum adanya kurikulum pendidikan nasional yang terkait keamanan siber ¡  Masih minimnya jumlah perguruan tinggi yang menawarkan program yang terkait keamanan siber Rekomendasi ¡  Perlunya pemberian insentif bagi perguruan tinggi yang menawarkan program pendidikan dan pelatihan keamanan siber ¡  Perlunya pembentukan unit dalam kementerian terkait yang memiliki tugas pokok dan fungsi dalam hal pembagunan program keamanan siber, dengan anggaran yang melekat terkait penelitian, pengembangan dan pelatihan bidang keamanan siber ¡  Perlunya peningkatan kemitraan dengan berbagai kalangan untuk menjamin keberlangsungan program penelitian, pengembangan dan pelatihan bidang keamanan siber
  • 32. D3-3: Prakarsa Pendidikan dan Pelatihan Keamanan Siber di dalam Sektor Publik dan Swasta Saat ini : Tantangan dan Hambatan ¡  Belum adanya pusat pelatihan bidang keamanan siber ¡  Belum adanya mekanisme baku terkait transfer knowledge ¡  Belum adanya standar kerja nasional (SKNNI) yang terkait keamanan siber ¡  Masih minimnya prakarsa pendidikan dan pelatihan keamanan siber baik di sektor publik dan swasta Rekomendasi ¡  Perlunya peningkatan program transfer knowledge bidang keamanan siber baik di sektor publik dan swasta ¡  Perlunya pembangunan inisiatif penciptaan lapangan kerja yang terkait bidang keamanan siber ¡  Perlunya pembangunan pusat pelatihan yang terpadu bidang keamanan siber
  • 33. D3-4: Tata Kelola Organisasi, Pengetahuan, dan Standar Saat ini : Tantangan dan Hambatan ¡  Masih minimnya organisasi dan koorporasi yang menerapkan praktek- praktek terbaik keamanan siber seperti contoh ISO/IEC 27001 ¡  Masih minimnya jumlah instansi yang memiliki sertifikasi standar terkait keamanan siber seperti contoh ISO/IEC 27001 ¡  Masih minimnya pemahaman para manajemen terkait risiko dan ancaman siber Rekomendasi ¡  Perlu ditingkatkan pemahaman para manajemen koorporasi melalui program pelatihan khusus manajemen terkait keamanan siber ¡  Perlu pembentukan program pelatihan keamanan siber yang diperuntukan untuk kalangan pimpinan dan manajemen perusahaan BUMN/BUMS
  • 34. D4-1: Kerangka Kerja Hukum Keamanan Siber Saat ini : Tantangan dan Hambatan ¡  Belum adanya kerangka hukum yang komprehensif yang mengatur keamanan siber ¡  Masih minimnya ketentuan dan aturan yang mengatur keamanan siber pada peraturan perundang-undangan yang ada. ¡  Masih minimnya ketentuan dan aturan yang mengatur tentang tindak pidana siber dan perlindungan data pribadi Rekomendasi ¡  Perlu disusunnya undang-undang yang komprehensif yang mengatur keamanan TIK termasuk yang mengatur hak-hak individu dan organisasi dalam dunia siber atau di llingkungan online (daring) ¡  Perlu disusunnya undang-undang yang komprehensif yang mengatur perlindungan data dan privasi ¡  Perlunya disusunnya undang-undang terkait tindak pidana siber yang komprehensif yang mengatur prosedur penyelidikan dan penuntutan tindak pidana siber.
  • 35. D4-2: Fungsi dan Kewenangan Penyelidikan, Penyidikan, dan Penuntutan Tindak Pidana Siber Saat ini : Tantangan dan Hambatan ¡  Kurangnya kapasitas dalam hal penyelidikan dan penanganan kasus tindak pidana siber ¡  Belum adanya mekanisme kerjasama formal dan baku dalam hal penyelidikan, penyidikan dan penuntutan tindak pidana siber dengan berbagai pemangku kepentingan terkait baik nasional maupun internasional ¡  Minimnya SDM di tingkat peradilan dalam rangka persidangan dan pentuntutan yang efektif dan efisien dari tindak pidana siber seperti penyampain bukti elektronik dipersidangan. Rekomendasi ¡  Perlunya dibangun kapasitas penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana siber ¡  Perlunya dibangun fasilitas kelembagaan untuk dapat mengadili dan menangani kasus-kasus tindak pidana siber. ¡  Perlunya dibangun mekanisme kerjasama formal baik dengan berbagai pihak terkait baik nasional maupun internasional. ¡  Perlu program pengembangan kapasitas bagi pengacara, hakim dan jaksa yang menangani kasus tindak pidana siber.
  • 36. D4-3: Alur Laporan Pertanggungjawaban terhadap Kerentanan dan Kebocoran Sistem Elektronik Saat ini : Tantangan dan Hambatan ¡  Belum adanya kerangka kerja regulasi yang jelas yang mewajibkan penyeleggara sistem elektronik untuk melaporkan ke kementerian yang berwenang perihal kerentatan dan kebocoran sistem elektronik ¡  Masih minimnya aturan terkait alur laporan pertanggungjawaban terhadap kerentanan dan kebocoran sistem elektronik ¡  Ketentuan hanya mencakup kejadian kebocoran data pribadi Rekomendasi ¡  Perlunya ditetapkan kerangka kerja alur laporan terkait ketentanan dan insiden keamanan informasi, mencakup batas waktu pelaporan kerentanan dan insiden, agenda untuk memitigasi kerentanan dan insiden serta laporan terkait kerentanan dan kebocoran sistem elektronik ¡  Perlu dikembangkan agar para organisasi domestik saling berbagi rincian teknis terkait kerentanan dengan para pemangku lainnya untuk mendapatkan informasi yang lebih luas
  • 37. D5-1: Kepatuhan terhadap Standar Saat ini : Tantangan dan Hambatan ¡  Masih minimnya praktek-praktek keamanan siber yang menjadi standar nasional seperti SMKI, Common Criteria, Proses Pengembangan Perangkat Lunak, dsb ¡  Masih terbatasnya referensi standar nasional yang umumnya bersumber dari ISO/IEC. ¡  Masih minimnya persayaran keamanan siber dalam menjadi bagian dalam persyaratan pengadaan barang dan jasa pemerintah. Rekomendasi ¡  Perlu ditetapkannya baseline keamanan siber yang yang merupakan kesepakatan nasional terkait standar yang diaposi oleh sektor publik dan organisasi IKN ¡  Perlu adanya promosi penggunaan standar untuk mengurangi risiko sistem pasokan IKN, dengan upaya pengukuran dan pengawasan dari pemerintah. ¡  Perlu dikembangkan persyaratan dan standar keamanan siber dalam praktek dan prosedur pengadaan barang dan jasa, dengan pengukuran dan penilaian kualitas. ¡  Perlu adanya promosi terkait adopsi standar dalam pengembangan perangkat lunak di sistem sektor publik dan swasta, yang meliputi pelacakan kepatuhan standar, sistem integritas yang tinggi dan teknik pengembangan perangkat lunak.
  • 38. D5-2: Ketahanan Infrastruktur Nasional Saat ini : Tantangan dan Hambatan ¡  Masih sangat tergantungnya pemerintah dengan jaringan backbone yang dimiliki perusahaan BUMN maupun Swasta. ¡  Masih terbatanya koneksi Internasional dan umunya sangat tergantung dengan Singapura. ¡  Belum adanya peran dan tanggung jawab yang baku dalam mengelola infratruktur nasional Rekomendasi §  Perlunya panduan yang baku dalam mengelola infrastruktur nasional terutama yang mempengaruhi ketahanan nasional §  Perlunya mempromosikan pengunaan Internet untuk kepentingan ekonomi seperti e- commerce dan keperluan pekerjaan sehari-hari §  Memastikan bahwa praktek-prakter terbaik penerapan IT diterapkan dalam penerapan teknologi dan proses di infrastruktur nasional
  • 39. D5-3: Pasar Keamanan Siber Saat ini : Tantangan dan Hambatan ¡  Masih sangat tergantung dengan produk asing ¡  Masih belum berkembang produk dan layanan TI buatan dalam negeri yang digunakan secara luas ¡  Belum adanya pasar asuransi siber karena belum adanya konsen bahwa aset penting di dunia siber juga perlu dilindungi. Rekomendasi §  Perlunya mempromosikan teknologi dan proses keamanan di pemerintah dan sektor swasta. §  Perlunya mendorong penyedia lokal untuk menghasilkan produk dan jasa non-khusus keamanan cyber. §  Perlunya mengidentifikasi kebutuhan pasar di asuransi kejahatan cyber melalui penilaian risiko keuangan untuk sektor publik dan swasta.
  • 41. Konteks Keamanan Siber Nasional ¡ Perlindungan terhadap masyarakat, industri dan pemerintah ¡ Peningkatan kesadaran terhadap isu keamanan siber ¡ Meningkatkan keamanan siber dan perlindungan terhadap infrastruktur kritis nasional ¡ Kemitraan Publik dan Swasta yang effektif.
  • 42. Strategi Keamanan Siber Nasional ¡ Tujuan strategi keamanan siber adalah untuk meningkatkan ketahanan dan keamanan aset- aset nasional dalam mendukung Negara mencapai manfaat secara menyeluruh. ¡ Pendekatan Top-Down terhadap keamanan siber dalam menetapkan prioritas dan tujuan nasional ¡ Berdasarkan prinsip-prinsip ¡ Risk based ¡ Outcome-focussed ¡ perlindungan HAM ¡ perlindungan data pribadi ¡ Berlaku untuk waktu tertentu
  • 44. Strategi Pengembangan (1/2) ¡ Proses penyusunan SKSN dilakukan melalui pendekatan multistakeholder dan melalui uji publik. ¡ Kerangka dari SKSN disusun berdasarkan mekanisme konsultasi dengan berbagai pihak. ¡ Penentuan tugas dan tanggungjawab yang telah disetujui bersama oleh para stakeholder terkait. ¡ Perlunya memahami konsep risiko dan ancaman keamanan siber nasional yang menjadi pendorong pengembangan kapasitas keamanan siber di tingkat nasional ¡ SKSN akan menjadi panduan bagi semua stakeholder baik pemerintah, industri dan masyarakat. ¡ Evaluasi dan Pembaharuan SKSN harus dilakukan secara berkala
  • 45. Strategi Pengembangan (2/2) ¡  Perlunya penerapan real-time cyber exercise secara regular ¡  Perlunya disusunnya cybersecurity strategic plans untuk mendorong capacity building dan investasi dibidang keamanan siber ¡  Menerapkan metrik dan proses pengukuran agar diterapkan dan digunakan dalam pengambilan kebijakan. ¡  Evaluasi berkelanjutan perlu dilakukan dalam rangka adaptasi perubahan kondisi sosial politik, model ancaman dan pengaruh perkembangan teknologi ¡  Perlunya pendekaran multi-stakeholder dalam proses penentuan kebijakan ¡  Perlunya TRBMs (Trust and Confidence Building Measures) untuk memastikan keterlibatan semua stakeholder baik swasta, masyarakat dan mitra internasional
  • 46. Organisasi/Kelembagaan(1/2) ¡ Perlunya dibentuk atau ditetapkan badan/lembaga pemerintah yang bertanggung jawab minimal sebagai koordinator pelaksanaan program keamanan siber nasional. ¡ Anggaran program keamanan siber sebaiknya berada pada satu instansi. Jika anggaran tersebar diberbagai instansi pemerintah, perlu adanya mekanisme kerjasama dan koordinasi yang baik. ¡ Program kegiatan disusun berdasarkan tujuan, sasaran, instansi pelaksana dan IKU untuk evaluasi kegiatan ¡ Tugas dan Tangung Jawab yang jelas antara instansi pemerintah terkait yang telah disepakati bersama.
  • 47. Organisasi/Kelembagaan(2/2) ¡ Kerjasama antara instansi/organisasi baik dalam dan luar negeri terkait perlu ditingkatkan ¡ Sebuah badan/lembaga pemerintah dibentuk untuk menjalankan kegiatan terkait untuk mendorong pelaksanaan sesuai strategi nasional keamanan siber. ¡ Kegiatan program keamanan siber yang terpadu memberikan kemudahan untuk melakukan penugasan dan revisi anggaran jika terjadi perubahan berdasarkan penilaian risiko dan pengukuran metrik,
  • 48. Konten/Ruang Lingkup (1/2) ¡ Penyusunan konten dan ruang lingkup SKSN harus dikaitkan dengan risiko nasional, kepentingan nasional, prioritas dan tujuan strategis ¡ Konten/ruang lingkup SKSN minimal terdiri dari ¡ peningkatan kesadaran masyarakat (public awareness raising), ¡ mitigasi kejahatan cyber (mitigation of cybercrime), ¡ kemampuan respon insiden (incident response capacity) dan ¡ perlindungan infrastruktur nasional yang kritis (critical national infrastructure protection)
  • 49. Konten (2/2) ¡ Konten SKSN harus dievaluasi dan diperbarui berdasarkan hasil penerapan metrik dan pengukuran yang menjadi dasar pengambilan kebijakan dan panduan untuk melakukan investasi di bidang keamanan siber ¡ Konten dan ruang lingkup dari stategi harus bisa direvisi sesuai dengan perkembangan teknologi dan perubahan ancaman keamanan siber ¡ Konten SKSN harus selalu sejalan dengan rencana strategi yang ada seperti RPJM dan RPJP. ¡ Konten dan ruang lingkup harus bisa mengartikulasi promosi pemerintah dalam rangka mendorong ruang siber yang aman, tahan dan terpercaya.
  • 51. Evaluasi Kondisi Saat ini jangka waktu tertentu (5-10 tahun) Visi dan Misi • Penerima Manfaat • Dampak kepada masyarakat, ekonomi dan warga negara
  • 52. Strategi Nasional Keamanan Siber (SNKS) 1. Tujuan 2. Sasaran 3. Rencana Aksi 4. Instansi Pelaksana 5. Indikator Kinerja
  • 53. Langkah-Langkah Perancangan Strategi Analisis Situasi Penilaian terhadap Risiko Nasional dan Ancaman Pengumpulan Informasi Identifikasi Pemangku Kepentingan Tentukan Sektor Bisnis dan Pelakunya Model Tata Kelola Tentukan Misi, Visi dan Area Prioritas Sumber Dana Kerangka waktu pelaksanaan Source : ENISA
  • 54. Siklus SKSN Tahap 1 Penyusunan Strategi Tahap 2 Pelaksanaan Strategi Tahap 1 Evaluasi Strategi Tahap 4 Mempertahan kan Stategi Update strategi Update Action Plan Review Strategi Perbaikan Source : ENISA
  • 55. Kondisi Saat Ini Tantangan dan Hambatan Uraian kesenjangan (‘gap’) Kondisi Umum Kebijakan dan Strategi Keamanan Siber Budaya dan Masyarakat Siber Pendidikan, Pelatihan, dan Ketrampilan Keamanan Siber Kerangka Kerja Hukum dan Regulasi Standar, Organisasi dan Teknologi
  • 57. Ruang Lingkup Prioritas #1 Prioritas #2 Prioritas #n-1 Prioritas #n Nasional Sektor Pemerintah Sektor Industri Sektor Masyarakat Sipil
  • 58. Penjabaran SNKS Tujuan Sasaran Rencana Aksi Organisasi Pelaksana Indikator Kinerja Prioritas #1 Prioritas #2 Prioritas #n-1 Prioritas #n
  • 59. Contoh : Studi Kasus Inggris (1/8)
  • 60. Contoh : Studi Kasus Inggris (2/8)
  • 61. Contoh : Studi Kasus Inggris (3/8)
  • 62. Contoh : Studi Kasus Inggris (4/8)
  • 63. Contoh : Studi Kasus Inggris (5/8)
  • 64. Contoh : Studi Kasus Inggris (6/8)
  • 65. Contoh : Studi Kasus Inggris (7/8)
  • 66. Contoh : Studi Kasus Inggris (8/8)