SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Ilmu dan Pengetahuan

Oleh: Wan Sri Mahriana (24121584-2)

ILMU DAN PENGETAHUAN
Oleh: Wan Sri Mahriana (24121584-2)

A. Pendahuluan
Perkembangan ilmu telah banyak pengaruhnya bagi kehidupan manusia,
berbagai kemudahan hidup telah banyak dirasakan, semua ini telah menumbuhkan
keyakinan bahwa ilmu merupakan suatu sarana yang penting bagi kehidupan,
bahkan lebih jauh ilmu dianggap sebagai dasar bagi suatu ukuran kebenaran.
Akan tetapi kenyataan menunjukan bahwa tidak semua masalah dapat didekati
dengan pendekatan ilmiah, sekuat apapun upaya itu dilakukan. Walaupun ilmu
pengetahuan mencari pengertian menerobos realitas sendiri, pengertian itu hanya
dicari di tataran empiris dan eksperimental. Ilmu pengetahuan membatasi
kegiatannya hanya pada fenomena-fenomena, yang entah langsung atau tidak
langsung, dialami dari panca indera. Dengan kata lain ilmu pengetahuan tidak
menerobos kepada inti objeknya yang sama sekali tersembunyi dari observasi.
Maka ia tidak memberi jawaban perihal kausalitas yang paling dalam.
Pernyataan di atas mengindikasikan bahwa sulit bahkan tidak mungkin
ilmu mampu menembus batas-batas yang menjadi wilayahnya yang sangat
bertumpu pada fakta empiris, memang tidak bisa dianggap sebagai kegagalan bila
demikian selama klaim kebenaran yang disandangnya diberlakukan dalam
wilayahnya sendiri, namun jika hal itu menutup pintu refleksi radikal terhadap
ilmu maka hal ini mungkin bisa menjadi ancaman bagi upaya memahami
kehidupan secara utuh dan kekayaan dimensi di dalamnya.
Meskipun dalam tahap awal perkembangan pemikiran manusia khususnya
jaman Yunani kuno cikal bakal ilmu terpadu dalam filsafat, namun pada tahap
selanjutnya ternyata telah melahirkan berbagai disiplin ilmu yang masing-masing
mempunyai asumsi filosofisnya (khususnya tentang manusia) masing-masing.
Ilmu ekonomi memandang manusia sebagai homo economicus yakni makhluk
yang mementingkan diri sendiri dan hedonis, sementara sosiologi memandang
manusia sebagai homo socius yakni makhluk yang selalu ingin berkomunikasi dan
bekerjasama dengan yang lain, hal ini menunjukkan suatu pandangan manusia
yang fragmentaris dan kontradiktif, memang diakui bahwa dengan asumsi model

1
Ilmu dan Pengetahuan

Oleh: Wan Sri Mahriana (24121584-2)

ini ilmu-ilmu terus berkembang dan makin terspesialisasi, dan dengan makin
terspesialisasi maka analisisnya makin tajam, namun seiring dengan itu hasil-hasil
penelitian ilmiah selalu berusaha untuk mampu membuat generalisasi, hal ini
nampak seperti contradictio in terminis (pertentangan dalam istilah).
Dengan demikian eksistensi ilmu mestinya tidak dipandang sebagai
sesuatu yang sudah final, dia perlu dikritisi, dikaji, bukan untuk melemahkannya
tapi untuk memposisikan secara tepat dalam batas wilayahnya, hal inipun dapat
membantu terhindar dari memutlakkan ilmu dan menganggap ilmu dan kebenaran
ilmiah sebagai satu-satunya kebenaran, di samping perlu terus diupayakan untuk
melihat ilmu secara integral bergandengan dengan dimensi dan bidang lain yang
hidup dan berkembang dalam memperadab manusia. Dalam hubungan ini penulis
ingin mengulas lebih lanjut tentang “Ilmu dan Pengetahuan.”
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengetahuan dan ilmu?
2. Apa yang dimaksud dengan filsafat ilmu?
3. Bagaimana hubungan antara ilmu pengetahuan dengan filsafat?
C. Tujuan dan Manfaat
Melalui penulisan ini diharapkan nantinya bisa mengungkapkan secara
detail perbedaan antara ilmu dengan pengetahuan, sehingga nantinya hasil dari
ulasan penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
D. Pengetahuan
Sebelum

penjabaran

tentang

perbedaan

pengetahuan

dan

ilmu

pengetahuan, perlu diuraikan tentang pengertian pengetahuan dan ilmu
pengetahuan. Tujuannya adalah untuk memudahkan dalam mendalami perbedaan
antara pengetahuan dan ilmu pengetahuan.
Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu
knowledge.1 Dalam Encyclopedia of Philosophy dijelaskan bahwa pengetahuan
adalah kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief). Sedangkan
secara terminologi pengetahuan ada beberapa definisi:

1

Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, Cet. XI, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hal. 85.

2
Ilmu dan Pengetahuan

Oleh: Wan Sri Mahriana (24121584-2)

a. Pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan
tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai.
Pengetahuan itu adalah semua isi pikiran. Dengan demikian pengetahuan
merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu.2
b. Pengetahuan adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara langsung
dari kesadarannya sendiri. Dalam hal ini yang mengetahui (subjek) memiliki
yang diketahui (objek) di dalam dirinya sendiri sedemikian aktif sehingga
yang mengetahui itu menyusun yang diketahui pada dirinya sendiri dalam
kesatuan aktif.
c. Pengetahuan adalah segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek
tertentu, termasuk di dalamnya ilmu, seni dan agama. Pengetahuan ini
merupakan khasanah kekayaan mental yang secara langsung dan tak langsung
memperkaya kehidupan kita.
Pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu manusia terhadap
sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu.
Pengetahuan dapat berwujud barang-barang baik lewat indera maupun lewat akal,
dapat pula objek yang dipahami oleh manusia berbentuk ide, atau yang
bersangkutan dengan masalah kejiwaan.
Jadi dapat dipahami bahwa, pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan
yang belum tersusun, baik mengenai metafisik maupun fisik. Dapat juga
dikatakan pengetahuan adalah informasi yang berupa common sense, tanpa
memiliki metode, dan mekanisme tertentu.3 Pengetahuan berakar pada adat dan
tradisi yang menjadi kebiasaan dan pengulangan-pengulangan. Dalam hal ini
landasan pengetahuan kurang kuat cenderung kabur dan samar-samar.
Pengetahuan tidak teruji karena kesimpulannya ditarik berdasarkan asumsi yang
tidak teruji lebih dahulu. Pencarian pengetahuan lebih cenderung trial and error
dan berdasarkan pengalaman belaka.

2

Burhanuddin Salam, Logika Materiil (Filsafat Ilmu Pengetahuan), Cet. I, (Bandung:
Rineka Cipta, 2003), hal. 28.
3
Burhanuddin Salam, Logika Materiil …. hal. 29.

3
Ilmu dan Pengetahuan

Oleh: Wan Sri Mahriana (24121584-2)

E. Ilmu
Pada prinsipnya ilmu merupakan usaha untuk mengorganisir dan
mensistematisasikan sesuatu.4 Sesuatu tersebut dapat diperoleh dari pengalaman
dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari. Namun sesuatu itu dilanjutkan
dengan pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode.
Ilmu dapat berupa suatu metode berfikir secara objektif (objective
thinking), tujuannya untuk menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia
faktual.5 Ini diperoleh melalui observasi, eksperimen, dan klasifikasi. Analisisnya
merupakan

hal

yang

objektif

dengan

menyampingkan

unsur

pribadi,

mengedepankan pemikiran logika, netral (tidak dipengaruhi oleh kedirian atau
subjektif). Ilmu secara komprehensif yang merupakan lukisan dan keterangan
yang lengkap dan konsisten mengenai hal-hal yang dipelajarinya dalam ruang dan
waktu sejauh jangkauan logika dan dapat diamati panca indera manusia.
Ilmu merupakan suatu bentuk aktiva yang dengan melakukannya umat
manusia memperoleh sesuatu lebih lengkap dan lebih cermat tentang alam di masa
lampau, sekarang dan kemudian serta suatu kemampuan yang meningkat untuk
menyesuaikan dirinya.
Berbicara masalah ilmu pengetahuan beserta definisinya ternyata tidak
semudah dengan yang diperkirakan. Adanya berbagai definisi tentang ilmu
pengetahuan ternyata belum dapat menolong untuk memahami hakikat ilmu
pengetahuan itu. Sekarang orang lebih berkepentingan dengan mengadakan
penggolongan (klasifikasi) sehingga garis demarkasi antara (cabang) ilmu yang
satu dengan yang lainnya menjadi lebih diperhatikan.
Pengertian ilmu yang terdapat dalam kamus Bahasa Indonesia adalah
pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode
tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu. Adapun
beberapa definisi ilmu menurut para ahli seperti yang dikutip oleh Amsal Bakhtiar
(2005) di antaranya adalah:
1. Mohamad Hatta, mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur
tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama
4

Arief Sidharta, Apakah Filsafat dan Filsafat Ilmu Itu, (Bandung: Pustaka Sutra, 2008),

hal. 7-11.
5

Burhanuddin Salam, Logika Materiil …. hal. 31.

4
Ilmu dan Pengetahuan

Oleh: Wan Sri Mahriana (24121584-2)

tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut
bangunannya dari dalam.6
2. Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris,
rasional, umum dan sistematik, dan keempatnya serentak.
3. Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang
komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang
sederhana.
4. Ashley Montagu, menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang
disusun dalam satu sistem yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan
untuk menentukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.7
5. Harsojo, menerangkan bahwa ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang
disistemasikan dan suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh
dunia empiris yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia
yang pada prinsipnya dapat diamati oleh panca indera manusia.
6. Afanasyef, menyatakan ilmu adalah manusia tentang alam, masyarakat dan
pikiran. Ia mencerminkan alam dan konsep-konsep, kategori dan hukumhukum, yang ketetapan dan kebenarannya diuji dengan pengalaman praktis.
Berdasarkan definisi di atas terlihat jelas ada hal prinsip yang berbeda
antara ilmu dengan pengetahuan. Pembuktian kebenaran pengetahuan berdasarkan
penalaran akal atau rasional atau menggunakan logika deduktif. Premis dan
proposisi sebelumnya menjadi acuan berpikir rasionalisme. Kelemahan logika
deduktif ini sering pengetahuan yang diperoleh tidak sesuai dengan fakta. Secara
lebih jelas ilmu seperti sapu lidi, yakni sebagian lidi yang sudah diraut dan
dipotong ujung dan pangkalnya kemudian diikat, sehingga menjadi sapu lidi.
Sedangkan pengetahuan adalah lidi-lidi yang masih berserakan di pohon kelapa,
di pasar, dan tempat lainnya yang belum tersusun dengan baik.
F. Objek Ilmu Pengetahuan
Ilmu filsafat memiliki objek material dan objek formal. Objek material
adalah apa yang dipelajari dan dikupas sebagai bahan (materi) pembicaraan.

6

Endang Saifudddin Anshari, Ilmu, Filsafat dan Agama, (Surabaya: PT Bina Ilmu,
1987), hal. 47.
7
Endang Saifudddin Anshari, Ilmu, Filsafat dan …. hal. 48.

5
Ilmu dan Pengetahuan

Oleh: Wan Sri Mahriana (24121584-2)

Objek material adalah objek yang dijadikan sasaran menyelidiki oleh suatu ilmu,
atau objek yang dipelajari oleh ilmu itu. Objek material filsafat ilmu adalah
pengetahuan itu sendiri, yakni pengetahuan ilmiah (scientific knowledge),
pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu,
sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara umum.8
Objek formal adalah cara pendekatan yang dipakai atas objek material,
yang sedemikian khas sehingga mencirikan atau mengkhususkan bidang kegiatan
yang bersangkutan. Jika cara pendekatan itu logis, konsisten dan efisien, maka
dihasilkanlah sistem filsafat ilmu. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa objek
formal adalah sudut pandang dari mana dan bagaimana subjek menelaah objek
materialnya yang menyangkut asal usul, struktur, metode, dan validitas ilmu.9
Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat (esensi) ilmu pengetahuan artinya
filsafat ilmu lebih menaruh perhatian terhadap problem mendasar ilmu
pengetahuan, seperti apa hakikat ilmu pengetahuan, bagaimana cara memperoleh
kebenaran ilmiah dan apa fungsi ilmu itu bagi manusia.
Jadi beranjak dari sana kita dapat memahami bahwa, ilmu adalah
kumpulan pengetahuan. Namun bukan sebaliknya kumpulan ilmu adalah
pengetahuan. Kumpulan pengetahuan agar dapat dikatakan ilmu harus memenuhi
syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang dimaksudkan adalah objek material dan
objek formal.10 Setiap bidang ilmu baik itu ilmu khusus maupun ilmu filsafat
harus memenuhi ke dua objek tersebut. Objek material adalah sesuatu hal yang
dijadikan sasaran pemikiran (Gegenstand), sesuatu hal yang diselidiki atau sesuatu
hal yang dipelajari. Objek material mencakup hal konkrit misalnya manusia,
tumbuhan, batu ataupun hal-hal yang abstrak seperti ide-ide, nilai-nilai, dan
kerohanian. Objek formal adalah cara memandang, cara meninjau yang dilakukan
oleh peneliti terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang digunakannya.
Objek formal dari suatu ilmu tidak hanya memberi keutuhan suatu ilmu, tetapi
pada saat yang sama membedakannya dari bidang-bidang yang lain. Satu objek
8

Mohammad Adib, Filsafat Ilmu; Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu
Pengetahuan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hal. 53.
9
JB. Blikolong, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar, (Seri Diktat Kuliah), (Universitas
Gunadarma Jakarta), hal. 7.
10
Dani Vardiansyah, Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, (Jakarta: Pustaka
Indeks, 2008), hal. 8.

6
Ilmu dan Pengetahuan

Oleh: Wan Sri Mahriana (24121584-2)

material dapat ditinjau dari berbagai sudut pandangan sehingga menimbulkan
ilmu yang berbeda-beda.11
G. Dasar Ilmu
Ada tiga dasar ilmu yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi.12 Dasar
ontologi ilmu mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca
indera manusia. Jadi masih dalam jangkauan pengalaman manusia atau bersifat
empiris. Objek empiris dapat berupa objek material seperti ide-ide, nilai-nilai,
tumbuhan, binatang, batu-batuan dan manusia itu sendiri.
Ontologi merupakan salah satu objek lapangan penelitian kefilsafatan
yang paling kuno. Untuk memberi arti tentang suatu objek ilmu ada beberapa
asumsi yang perlu diperhatikan yaitu asumsi pertama adalah suatu objek bisa
dikelompokkan berdasarkan kesamaan bentuk, sifat (substansi), struktur atau
komparasi dan kuantitatif asumsi. Asumsi kedua adalah kelestarian relatif artinya
ilmu tidak mengalami perubahan dalam periode tertentu (dalam waktu singkat).
Asumsi ketiga yaitu determinasi artinya ilmu menganut pola tertentu atau tidak
terjadi secara kebetulan.
Epistemologi atau teori pengetahuan yaitu cabang filsafat yang berurusan
dengan hakikat dan ruang lingkup pengetahuan, pengandaian-pengandaian dan
dasar-dasarnya serta pertanggungjawaban atas pertanyaan mengenai pengetahuan
yang dimiliki. Sebagian ciri yang patut mendapat perhatian dalam epistemologi
perkembangan ilmu pada masa modern adalah munculnya pandangan baru
mengenai ilmu pengetahuan. Pandangan itu merupakan kritik terhadap pandangan
Aristoteles, yaitu bahwa ilmu pengetahuan sempurna tak boleh mencari untung,
namun harus bersikap kontemplatif, diganti dengan pandangan bahwa ilmu
pengetahuan justru harus mencari untung, artinya dipakai untuk memperkuat
kemampuan manusia di bumi ini.
Dasar aksiologi berarti sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan
dari pengetahuan yang diperoleh, seberapa besar sumbangan ilmu bagi kebutuhan
umat manusia. Dasar aksiologi ini merupakan sesuatu yang paling penting bagi

11

Burhanuddin Salam, Logika Materiil …. hal. 2.
Redja Mudyaharjo, Filsafat Pendidikan: Suatu Pengantar, Cet. I, (Bandung:
Rosdakarya, 2001), hal. 7.
12

7
Ilmu dan Pengetahuan

Oleh: Wan Sri Mahriana (24121584-2)

manusia karena dengan ilmu segala keperluan dan kebutuhan manusia menjadi
terpenuhi secara lebih cepat dan lebih mudah. Berdasarkan aksiologi, ilmu terlihat
jelas bahwa permasalahan yang utama adalah mengenai nilai. Nilai yang
dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai
pertimbangan tentang apa yang dinilai. Teori tentang nilai dalam filsafat mengacu
pada permasalahan etika dan estetika. Etika mengandung dua arti yaitu kumpulan
pengetahuan mengenai penilaian terhadap perbuatan manusia dan merupakan
suatu predikat yang dipakai untuk membedakan hal-hal, perbuatan-perbuatan atau
manusia-manusia lainnya. Sedangkan estetika berkaitan dengan nilai tentang
pengalaman keindahan yang dimiliki oleh manusia terhadap lingkungan dan
fenomena di sekelilingnya.
Salah satu ciri khas ilmu pengetahuan adalah sebagai suatu aktivitas, yaitu
sebagai suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh manusia. 13 Ilmu
menganut pola tertentu dan tidak terjadi secara kebetulan. Ilmu tidak saja
melibatkan aktivitas tunggal, melainkan suatu rangkaian aktivitas, sehingga
dengan demikian merupakan suatu proses. Proses dalam rangkaian aktivitas ini
bersifat intelektual, dan mengarah pada tujuan-tujuan tertentu. Di samping ilmu
sebagai suatu aktivitas, ilmu juga sebagai suatu produk. Dalam hal ini ilmu dapat
diartikan sebagai kumpulan pengetahuan yang merupakan hasil berpikir manusia.
Kedua ciri dasar ilmu yaitu wujud aktivitas manusia dan hasil aktivitas tersebut,
merupakan sisi yang tidak terpisahkan dari ciri ketiga yang dimiliki ilmu yaitu
sebagai suatu metode.
Pada umumnya metodologi yang digunakan dalam ilmu kealaman disebut
siklus-empirik. Ini menunjukkan pada dua hal yang pokok, yaitu siklus yang
mengandaikan adanya suatu kegiatan yang dilaksanakan berulang-ulang, dan
empirik menunjukkan pada sifat bahan yang diselidiki, yaitu hal-hal yang dalam
tingkatan pertama dapat diregistrasi secara inderawi. Metode siklus-empirik
mencakup lima tahapan yang disebut observasi, induksi, deduksi, eksperimen, dan
evaluasi. Sifat ilmiahnya terletak pada kelangsungan proses yang runut dari
segenap tahapan prosedur ilmiah tersebut, meskipun pada prakteknya tahap-tahap
kerja tersebut sering kali dilakukan secara bersamaan.
13

Burhanuddin Salam, Logika Materiil …. hal. 98.

8
Ilmu dan Pengetahuan

Oleh: Wan Sri Mahriana (24121584-2)

H. Hubungan Ilmu Pengetahuan dengan Filsafat
Filsafat ilmu pengetahuan adalah salah satu cabang filsafat.14 Filsafat
diartikan sebagai sikap: sikap mempertanyakan atau sikap bertanya, yaitu
bertanya dan mempertanyakan segala sesuatu atau mempertanyakan apa saja.
Dengan kata lain filsafat sesungguhnya adalah metode berfikir, yaitu cara. Sikap
bertanya itu sendiri adalah filsafat, termasuk mempertanyakan “Apa itu filsafat?”
Karena itu, ketika kita bertanya “Apa itu filsafat?” kita sesungguhnya berfilsafat
dan dengan demikian memperlihatkan secara paling konkret hakikat filsafat itu
sendiri. Meskipun pada akhirnya setiap pertanyaan dapat ditemukan jawabannya,
namun jawaban ini selalu dipertanyakan lagi. Karena itulah, filsafat dianggap
sebagai sesuatu yang bermula dari pertanyaan dan berakhir dengan pertanyaan.
Bahkan pertanyaan itu sendiri merupakan sebuah jawaban. Dengan kata lain,
filsafat adalah sebuah sistem pemikiran, atau lebih tepat cara berpikir, yang
terbuka;

terbuka

untuk

dipertanyakan

dan

dipersoalkan

kembali. Teori

pengetahuan menjadi inti diskusi, apa hakikat pengetahuan, apa unsur-unsur
pembentuk

pengetahuan,

bagaimana

menyusun

dan

mengelompokkan

pengetahuan, apa batas-batas pengetahuan, dan juga apa saja yang menjadi
sasaran dari ilmu pengetahuan.15 Jadi di sinilah filsafat ilmu memfokuskan kajian
atau telaahnya. Yakni pada sebuah kerangka konseptual yang menyangkut sebuah
sistem pengetahuan yang di dalamnya terdapat hubungan relasional antara,
pengetahu/yang mengetahui (the knower) dan yang terketahui/yang diketahui (the
known) dan juga antara pengamat (the observer) dengan yang diamati (the
observed).16
Memang benar bahwa secara etimologis filsafat itu berarti cinta akan
kebenaran; suatu dorongan terus-menerus, suatu dambaan untuk mencari dan
mengejar dambaan. Tetapi, dalam pengetian ini, yang pertama-tama mau
diungkapkan adalah bahwa filsafat adalah sebuah upaya, sebuah proses, sebuah
pencarian, sebuah quest, sebuah perburuan tanpa henti akan kebenaran. Karena

14
15

Fuad Ihsan, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal. 7.
Muhdhor Achmad, Ilmu dan Keingintahuan, (Bandung: Trigendakarya, 1994), hal. 61-

85.
16

Jerome R. Ravertz, Filsafat Ilmu: Sejarah dan Ruang Lingkup Bahasan, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2004), hal. 86.

9
Ilmu dan Pengetahuan

Oleh: Wan Sri Mahriana (24121584-2)

itu, cinta (philo) dalam philosophia, tidak dipahami pertama-tama sebagai kata
benda yang statis, yang given, melainkan sebagai sebuah kata kerja, sebuah
proses. Dalam arti itu, filsafat adalah sebuah sikap yang dihidupi, yang dihayati
dalam pencarian, dalam quest, dalam pertanyaan terus-menerus.
Dalam filsafat ilmu pengetahuan, sikap ini muncul dalam bentuk sikap
kritis yang ingin meragukan terus kebenaran yang telah ditemukan. Karena itu
pula, apa yang disebut sebagai kebenaran dan yang pada titik tertentu diyakini
sebagai kebenaran selalu akan diliputi tanda tanya. Konkritnya dengan berfilsafat,
dengan berupaya mencari kebenaran, pada akhirnya orang semakin memahami
makna segala sesuatu, termasuk makna kehidupan ini, justru karena pencarian
terus-menerus tadi, maka semakin jelas tentang apa itu filsafat.
Filsafat disebut juga sebagai ratu dan induk semua ilmu pengetahuan, ratu
yang memahkotai semua ilmu dengan sikap dasar selalu bertanya ini. Disebut
induk karena dari sikap dasar bertanya ini lahirlah berbagai ilmu yang demikian
banyak sekarang ini. Tapi, ada satu perbedaan dasar antara sikap bertanya dalam
filsafat dan sikap bertanya dalam semua ilmu lainnya. Dalam filsafat, kita
memepertanyakan apa saja dari berbagai sudut, khususnya dari sudut yang paling
umum dan mendasar menyangkut hakikat, inti, penegertian paling mendasar.
Sedangkan dalam ilmu pengetahuan, yang di pertanyakan hanya satu saja
kenyataan yang digulumi oleh ilmu itu dan dipertanyakan dari sudut pandang ilmu
yang bersangkutan. Jadi, yang dipersoalkan filsafat adalah seluruh kenyataan dari
sudut pandang yang paling mendasar.
Sementara itu perbedaan filsafat dengan ilmu lebih berkaitan dengan titik
tekan, di mana ilmu mengkaji bidang yang terbatas, ilmu lebih bersifat analitis
dan deskriptif dalam pendekatannya, ilmu menggunakan observasi, eksperimen
dan klasifikasi data pengalaman indera serta berupaya untuk menemukan hukumhukum atas gejala-gejala tersebut, sedangkan filsafat berupaya mengkaji
pengalaman secara menyeluruh sehingga lebih bersifat inklusif dan mencakup halhal umum dalam berbagai bidang pengalaman manusia, filsafat lebih bersifat
sintetis dan sinoptis dan kalaupun analitis maka analisanya memasuki dimensi
kehidupan secara menyeluruh dan utuh, filsafat lebih tertarik pada pertanyaan
kenapa dan bagaimana dalam mempertanyakan masalah hubungan antara fakta

10
Ilmu dan Pengetahuan

Oleh: Wan Sri Mahriana (24121584-2)

khusus dengan skema masalah yang lebih luas, filsafat juga mengkaji hubungan
antara temuan-temuan ilmu dengan klaim agama, moral serta seni.
Dengan memperhatikan ungkapan di atas nampak bahwa filsafat
mempunyai batasan yang lebih luas dan menyeluruh ketimbang ilmu, ini berarti
bahwa apa yang sudah tidak bisa dijawab oleh ilmu, maka filsafat berupaya
mencari jawabannya, bahkan ilmu itu sendiri bisa dipertanyakan atau dijadikan
objek kajian filsafat (filsafat ilmu), namun demikian filsafat dan ilmu mempunyai
kesamaan dalam menghadapi objek kajiannya yakni berfikir reflektif dan
sistematis, meski dengan titik tekan pendekatan yang berbeda. 17 Dengan
demikian, ilmu mengkaji hal-hal yang bersifat empiris dan dapat dibuktikan,
filsafat mencoba mencari jawaban terhadap masalah-masalah yang tidak bisa
dijawab oleh Ilmu dan jawabannya bersifat spekulatif, namun ada ilmu yang dapat
menjawab masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh filsafat dan jawabannya
bersifat mutlak/dogmatis.
Meskipun filsafat ilmu mempunyai substansinya yang khas, namun dia
merupakan bidang pengetahuan campuran yang perkembangannya tergantung
pada hubungan timbal balik dan saling pengaruh antara filsafat dan ilmu, oleh
karena itu pemahaman bidang filsafat dan pemahaman ilmu menjadi sangat
penting, terutama hubungannya yang bersifat timbal balik, meski dalam
perkembangannya filsafat ilmu itu telah menjadi disiplin yang tersendiri dan
otonom dilihat dari objek kajian dan telaahannya.
I. Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Pada awalnya yakni pada masa Yunani kuno yang pertama muncul adalah
filsafat dan ilmu-ilmu khusus merupakan bagian dari filsafat.18 Sehingga
dikatakan bahwa filsafat merupakan induk atau ibu dari semua ilmu (mater
scientiarum). Karena objek material filsafat bersifat umum yaitu seluruh
kenyataan, padahal ilmu-ilmu membutuhkan objek khusus. Hal ini menyebabkan
berpisahnya ilmu dari filsafat. Meskipun pada perkembangannya masing-masing
ilmu memisahkan diri dari filsafat, ini tidak berarti hubungan filsafat dengan ilmu-

17
18

Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu …. hal. 1.
Rizal Mustansyir, dkk, Filasafat Ilmu, Cet. III, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003),

hal. 58.

11
Ilmu dan Pengetahuan

Oleh: Wan Sri Mahriana (24121584-2)

ilmu khusus menjadi terputus. Dengan ciri kekhususan yang dimiliki setiap ilmu,
hal ini menimbulkan batas-batas yang tegas di antara masing-masing ilmu.19
Dengan kata lain tidak ada bidang pengetahuan yang menjadi penghubung ilmuilmu yang terpisah. Di sinilah filsafat berusaha untuk menyatu padukan masingmasing ilmu. Tugas filsafat adalah mengatasi spesialisasi dan merumuskan suatu
pandangan hidup yang didasarkan atas pengalaman kemanusian yang luas. Ada
hubungan timbal balik antara ilmu dengan filsafat. Banyak masalah filsafat yang
memerlukan landasan pada pengetahuan ilmiah apabila pembahasannya tidak
ingin dikatakan dangkal dan keliru. Ilmu dewasa ini dapat menyediakan bagi
filsafat sejumlah besar bahan yang berupa fakta-fakta yang sangat penting bagi
perkembangan ide-ide filsafati yang tepat sehingga sejalan dengan pengetahuan
ilmiah.
Dalam perkembangan berikutnya, filsafat tidak saja dipandang sebagai
induk dan sumber ilmu, tetapi sudah merupakan bagian dari ilmu itu sendiri, yang
juga mengalami spesialisasi.20 Dalam taraf peralihan ini filsafat tidak mencakup
keseluruhan, tetapi sudah menjadi sektoral. Contohnya filsafat agama, filsafat
hukum, dan filsafat ilmu adalah bagian dari perkembangan filsafat yang sudah
menjadi sektoral dan terkristal dalam satu bidang tertentu. Dalam konteks inilah
kemudian ilmu sebagai kajian filsafat sangat relevan untuk dikaji dan didalami.
J. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan, di antaranya yang menjadi
esensi dari pembahasan antara lain:
Hakikat filsafat secara bahasa philo/philia/philare yang artinya cinta, ingin,
senang dan kata sophia/sophos yang artinya ilmu, kebijaksanaan atau
pengetahuan. Jadi filsafat/falsafah/filosofi artinya adalah mencintai kebijaksanan
pengetahuan dan keinginan yang kuat akan ilmu pengetahuan. Jadi berfikir filsafat
mengandung makna berfikir tentang segala sesuatu yang ada secara kritis,
sistematis, tertib, rasional dan komprehensif.
Hakikat filsafat ilmu merupakan cabang dari filsafat yang secara
sistematis menelaah sifat dasar ilmu, khususnya mengenai metoda, konsep19
20

Fathul Mufid, Filsafat Ilmu Islam, (Kudus: Stain Kudus, 2008), hal. 7 dan 66.
Hasan Bakti Nasution, Filsafat Umum, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001), hal. 42.

12
Ilmu dan Pengetahuan

Oleh: Wan Sri Mahriana (24121584-2)

konsep, dan pra-anggapan-pra-anggapannya, serta letaknya dalam

kerangka

umum dari cabang-cabang pengetahuan intelektual. Di samping itu filsafat ilmu
pada dasarnya adalah ilmu yang berbicara tentang ilmu pengetahuan (science
of sciences) yang kedudukannya di atas ilmu lainnya. Dalam menyelesaikan
kajiannya pada konsep ontologis, secara epistemologis dan tinjauan ilmu secara
aksiologis.
Objek filsafat ilmu yaitu: pertama, objek material adalah ilmu dengan segala
gejalanya manusia untuk tahu. Kedua, objek formal adalah ilmu atas dasar tinjauan
filosofis, yaitu secara ontologis, epistemologis, dan aksiologis dengan berbagai
gejala dan upaya pendekatannya.
Secara sederhana ilmu pengetahuan dapat dikelompokkan dalam dua
bidang ilmu: ilmu eksakta dan ilmu humaniora. Dalam ilmu-ilmu eksakta „klasik‟,
pada umumnya semua teori dipandang serba akurat dan pasti, kecuali untuk
beberapa pengecualian (anomali). Salah satunya yang terkenal adalah “anomali
air.” Dari segi teori, pemanasan/pendinginan bahan tertentu akan mempercepat/
memperlambat gerak ion-ion dalam atom bahan itu. Karena itu hampir semua
barang yang dipanaskan akan memuai (dan menyusut jika didinginkan), kecuali
air yang memang mulai menyusut saat awal pendinginan tetapi pada titik 0o C
akan mulai memuai lagi. Dari segi teori anomali ini memang tak bisa dijelaskan,
tetapi anomali ini adalah kenyataan tetap (terbukti) dalam empirik.
Ada perbedaan prinsip antara ilmu dengan pengetahuan. Ilmu merupakan
kumpulan dari berbagai pengetahuan, dan kumpulan pengetahuan dapat dikatakan
ilmu setelah memenuhi syarat-syarat objek material dan objek formal. Ilmu
bersifat sistematis, objektif dan diperoleh dengan metode tertentu seperti
observasi, eksperimen, dan klasifikasi. Analisisnya bersifat objektif dengan
menyampingkan unsur pribadi, mengedepankan pemikiran logika, netral (tidak
dipengaruhi oleh kedirian atau subjektif). Sedangkan pengetahuan adalah
keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai metafisik maupun
fisik, pengetahuan merupakan informasi yang berupa common sense, tanpa
memiliki metode, dan mekanisme tertentu. Pengetahuan berakar pada adat dan
tradisi yang menjadi kebiasaan dan pengulangan-pengulangan. Dalam hal ini
landasan pengetahuan kurang kuat cenderung kabur dan samar-samar.

13
Ilmu dan Pengetahuan

Oleh: Wan Sri Mahriana (24121584-2)

Pengetahuan tidak teruji karena kesimpulan ditarik berdasarkan asumsi yang tidak
teruji lebih dahulu. Pencarian pengetahuan lebih cendrung trial and error dan
berdasarkan pengalaman belaka.
Jadi, ilmu pengetahuan masa kini cenderung mengakui keterbatasannya
dalam

mengamati

kehidupan

manusia

dan

lingkungannya

secara

holistik/menyeluruh apalagi jika ditambahkan unsur adanya super-spesialisasi
ilmu masa kini. Kerjasama di berbagai bidang ilmu menjadi hal yang bersifat
imperatif. Sikap serba akurat dan pasti dalam logika ilmu sudah ditinggalkan oleh
dunia ilmu masa kini. Pandangan orang masa kini, yang cenderung cepat menarik
kesimpulan pasti dapat dicurigai berasal dari orang yang sembrono dan subjektif,
atau berasal dari orang yang tanpa sadar sudah tenggelam dalam zaman, atau
seperti ungkapan “sudah punya pilihan prinsip/paham tertentu sebelum penelitian
tuntas dilakukan.

14
Ilmu dan Pengetahuan

Oleh: Wan Sri Mahriana (24121584-2)

DAFTAR PUSTAKA
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, Cet. XI, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012).
Arief Sidharta, Apakah Filsafat dan Filsafat Ilmu Itu, (Bandung: Pustaka Sutra,
2008).
Burhanuddin Salam, Logika Materiil (Filsafat Ilmu Pengetahuan), Cet. I,
(Bandung: Rineka Cipta, 2003).
Dani Vardiansyah, Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, (Jakarta: Pustaka
Indeks, 2008).
Endang Saifudddin Anshari, Ilmu, Filsafat dan Agama, (Surabaya: PT Bina Ilmu,
1987).
Fathul Mufid, Filsafat Ilmu Islam, (Kudus: Stain Kudus, 2008).
Fuad Ihsan, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010).
Hasan Bakti Nasution, Filsafat Umum, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001).
JB. Blikolong, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar, (Seri Diktat Kuliah), (Universitas
Gunadarma Jakarta).
Jerome R. Ravertz, Filsafat Ilmu: Sejarah dan Ruang Lingkup Bahasan,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004).
Mohammad Adib, Filsafat Ilmu; Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika
Ilmu Pengetahuan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010).
Muhdhor Achmad, Ilmu dan Keingintahuan, (Bandung: Trigendakarya, 1994).
Redja Mudyaharjo, Filsafat Pendidikan: Suatu Pengantar, Cet. I, (Bandung:
Rosdakarya, 2001).
Rizal Mustansyir, dkk, Filasafat Ilmu, Cet. III, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2003).

15

More Related Content

What's hot

Research method lecture 2 - filsafat ilmu
Research method   lecture 2 - filsafat ilmuResearch method   lecture 2 - filsafat ilmu
Research method lecture 2 - filsafat ilmuthe45
 
Jurnal filsafat ilmu
Jurnal filsafat ilmuJurnal filsafat ilmu
Jurnal filsafat ilmuIbnu Fajar
 
Makalah filsafat umum
Makalah filsafat umumMakalah filsafat umum
Makalah filsafat umumAyah Abeeb
 
hubungan ilmu & filsafat
hubungan ilmu & filsafathubungan ilmu & filsafat
hubungan ilmu & filsafatrizkieriyanto
 
Pengertian ilmu,pengetahuan dan filsafat
Pengertian ilmu,pengetahuan dan filsafatPengertian ilmu,pengetahuan dan filsafat
Pengertian ilmu,pengetahuan dan filsafatghilmannafadza
 
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianFilosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianSigit Kindarto
 
Kelompok 1 filsatal ilmu
Kelompok 1 filsatal ilmuKelompok 1 filsatal ilmu
Kelompok 1 filsatal ilmuNandanPrasetyo
 
Makalah Substansi Filsafat Ilmu
Makalah Substansi Filsafat IlmuMakalah Substansi Filsafat Ilmu
Makalah Substansi Filsafat Ilmusayid bukhari
 
Dasar dasar pengetahuan
Dasar dasar pengetahuanDasar dasar pengetahuan
Dasar dasar pengetahuanphomie otari
 
Kumpulan makalah pengantar filsafat ilmu
Kumpulan makalah pengantar filsafat ilmuKumpulan makalah pengantar filsafat ilmu
Kumpulan makalah pengantar filsafat ilmuEgar Mei
 
Makalah Pengertian Filsafat
Makalah Pengertian FilsafatMakalah Pengertian Filsafat
Makalah Pengertian Filsafatsayid bukhari
 
Dasar-Dasar Pengetahuan
Dasar-Dasar PengetahuanDasar-Dasar Pengetahuan
Dasar-Dasar PengetahuanMuhammad Ihsan
 
KUMPULAN PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 2
KUMPULAN PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 2KUMPULAN PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 2
KUMPULAN PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 2Amas Imania Fadlie
 
Aksiologi Sains
Aksiologi SainsAksiologi Sains
Aksiologi SainsAbdul Aziz
 
Cabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat PendidikanCabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat PendidikanAnnisa Fauzia
 
Resume filsafat ilmu
Resume filsafat ilmuResume filsafat ilmu
Resume filsafat ilmuUCy Rukmana
 

What's hot (20)

Research method lecture 2 - filsafat ilmu
Research method   lecture 2 - filsafat ilmuResearch method   lecture 2 - filsafat ilmu
Research method lecture 2 - filsafat ilmu
 
Ilmu Pengetahuan
Ilmu PengetahuanIlmu Pengetahuan
Ilmu Pengetahuan
 
Jurnal filsafat ilmu
Jurnal filsafat ilmuJurnal filsafat ilmu
Jurnal filsafat ilmu
 
Makalah filsafat umum
Makalah filsafat umumMakalah filsafat umum
Makalah filsafat umum
 
hubungan ilmu & filsafat
hubungan ilmu & filsafathubungan ilmu & filsafat
hubungan ilmu & filsafat
 
Pengertian ilmu,pengetahuan dan filsafat
Pengertian ilmu,pengetahuan dan filsafatPengertian ilmu,pengetahuan dan filsafat
Pengertian ilmu,pengetahuan dan filsafat
 
filsafat ilmu
filsafat ilmufilsafat ilmu
filsafat ilmu
 
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianFilosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
 
Kelompok 1 filsatal ilmu
Kelompok 1 filsatal ilmuKelompok 1 filsatal ilmu
Kelompok 1 filsatal ilmu
 
Makalah Substansi Filsafat Ilmu
Makalah Substansi Filsafat IlmuMakalah Substansi Filsafat Ilmu
Makalah Substansi Filsafat Ilmu
 
Dasar dasar pengetahuan
Dasar dasar pengetahuanDasar dasar pengetahuan
Dasar dasar pengetahuan
 
Kelompok 6 slide share pfi_s
Kelompok 6 slide share pfi_sKelompok 6 slide share pfi_s
Kelompok 6 slide share pfi_s
 
Kumpulan makalah pengantar filsafat ilmu
Kumpulan makalah pengantar filsafat ilmuKumpulan makalah pengantar filsafat ilmu
Kumpulan makalah pengantar filsafat ilmu
 
Makalah Pengertian Filsafat
Makalah Pengertian FilsafatMakalah Pengertian Filsafat
Makalah Pengertian Filsafat
 
Dasar-Dasar Pengetahuan
Dasar-Dasar PengetahuanDasar-Dasar Pengetahuan
Dasar-Dasar Pengetahuan
 
KUMPULAN PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 2
KUMPULAN PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 2KUMPULAN PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 2
KUMPULAN PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 2
 
Aksiologi Sains
Aksiologi SainsAksiologi Sains
Aksiologi Sains
 
Cabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat PendidikanCabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat Pendidikan
 
Ilmu
IlmuIlmu
Ilmu
 
Resume filsafat ilmu
Resume filsafat ilmuResume filsafat ilmu
Resume filsafat ilmu
 

Viewers also liked

Konstitusi, demokrasi, dan budaya politik
Konstitusi, demokrasi, dan budaya politikKonstitusi, demokrasi, dan budaya politik
Konstitusi, demokrasi, dan budaya politikeli priyatna laidan
 
Australia
AustraliaAustralia
AustraliaMia Kim
 
Makalah dasar dasar filsafat
Makalah dasar dasar filsafatMakalah dasar dasar filsafat
Makalah dasar dasar filsafatGrunge Cobain
 
Modul filsafat ilmu
Modul filsafat ilmuModul filsafat ilmu
Modul filsafat ilmuelhamidi
 
Filosofi Penerejemahan
Filosofi PenerejemahanFilosofi Penerejemahan
Filosofi Penerejemahanlinguistikid
 
3. نظرية التعبير
3. نظرية التعبير3. نظرية التعبير
3. نظرية التعبيرMulyadi O
 
Kaedah Menterjemah Puisi
Kaedah Menterjemah PuisiKaedah Menterjemah Puisi
Kaedah Menterjemah PuisikamilahNur
 
TEORI KEBENARAN FILSAFAT ILMU DJOKO AW
TEORI KEBENARAN FILSAFAT ILMU DJOKO AW TEORI KEBENARAN FILSAFAT ILMU DJOKO AW
TEORI KEBENARAN FILSAFAT ILMU DJOKO AW Djoko Adi Walujo
 
Filsafat ilmu-mohammad-muslih
Filsafat ilmu-mohammad-muslihFilsafat ilmu-mohammad-muslih
Filsafat ilmu-mohammad-muslihWiwin Prehati
 
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AWFILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AWDjoko Adi Walujo
 
5. نظرية الخلق
5. نظرية الخلق5. نظرية الخلق
5. نظرية الخلقMulyadi O
 
Buku ajar hukum administrasi negara
Buku ajar hukum administrasi negaraBuku ajar hukum administrasi negara
Buku ajar hukum administrasi negaraNina Ruspina
 
2. نظرية المحاكاة
2.  نظرية المحاكاة2.  نظرية المحاكاة
2. نظرية المحاكاةMulyadi O
 
Mata kuliah filsafat ilmu
Mata kuliah filsafat ilmuMata kuliah filsafat ilmu
Mata kuliah filsafat ilmuMas Yono
 

Viewers also liked (18)

Konstitusi, demokrasi, dan budaya politik
Konstitusi, demokrasi, dan budaya politikKonstitusi, demokrasi, dan budaya politik
Konstitusi, demokrasi, dan budaya politik
 
Australia
AustraliaAustralia
Australia
 
Teori Resepsi Sastra
Teori Resepsi SastraTeori Resepsi Sastra
Teori Resepsi Sastra
 
Makalah dasar dasar filsafat
Makalah dasar dasar filsafatMakalah dasar dasar filsafat
Makalah dasar dasar filsafat
 
Modul filsafat ilmu
Modul filsafat ilmuModul filsafat ilmu
Modul filsafat ilmu
 
Filosofi Penerejemahan
Filosofi PenerejemahanFilosofi Penerejemahan
Filosofi Penerejemahan
 
3. نظرية التعبير
3. نظرية التعبير3. نظرية التعبير
3. نظرية التعبير
 
Kaedah Menterjemah Puisi
Kaedah Menterjemah PuisiKaedah Menterjemah Puisi
Kaedah Menterjemah Puisi
 
TEORI KEBENARAN FILSAFAT ILMU DJOKO AW
TEORI KEBENARAN FILSAFAT ILMU DJOKO AW TEORI KEBENARAN FILSAFAT ILMU DJOKO AW
TEORI KEBENARAN FILSAFAT ILMU DJOKO AW
 
Filsafat ilmu-mohammad-muslih
Filsafat ilmu-mohammad-muslihFilsafat ilmu-mohammad-muslih
Filsafat ilmu-mohammad-muslih
 
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AWFILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AW
 
5. نظرية الخلق
5. نظرية الخلق5. نظرية الخلق
5. نظرية الخلق
 
Pengantar filsafat
Pengantar filsafatPengantar filsafat
Pengantar filsafat
 
Buku ajar hukum administrasi negara
Buku ajar hukum administrasi negaraBuku ajar hukum administrasi negara
Buku ajar hukum administrasi negara
 
2. نظرية المحاكاة
2.  نظرية المحاكاة2.  نظرية المحاكاة
2. نظرية المحاكاة
 
Logika scientifika 3
Logika scientifika 3Logika scientifika 3
Logika scientifika 3
 
Mata kuliah filsafat ilmu
Mata kuliah filsafat ilmuMata kuliah filsafat ilmu
Mata kuliah filsafat ilmu
 
Filsafat ilmu [full pos]
Filsafat ilmu [full   pos]Filsafat ilmu [full   pos]
Filsafat ilmu [full pos]
 

Similar to Ilmu dan Pengetahuan

Tantangan dan masa depan ilmu
Tantangan dan masa depan ilmuTantangan dan masa depan ilmu
Tantangan dan masa depan ilmuayu Naoman
 
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1juniotrov
 
Makalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Struktur
Makalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan StrukturMakalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Struktur
Makalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Struktursayid bukhari
 
Makalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnahMakalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnahIska Nangin
 
Tugas Filsafat dalam kehidupan!!!!!.pptx
Tugas Filsafat dalam kehidupan!!!!!.pptxTugas Filsafat dalam kehidupan!!!!!.pptx
Tugas Filsafat dalam kehidupan!!!!!.pptxziloglow
 
ilmu dan pengetahuan
ilmu dan pengetahuanilmu dan pengetahuan
ilmu dan pengetahuanalvinkasenda
 
E p i s t e m o l o g i
E p i s t e m o l o g i E p i s t e m o l o g i
E p i s t e m o l o g i Erta Erta
 
0 kajian kritis terhadap epistemologi sains modern (makalah)
0 kajian kritis terhadap epistemologi sains modern (makalah)0 kajian kritis terhadap epistemologi sains modern (makalah)
0 kajian kritis terhadap epistemologi sains modern (makalah)Erta Erta
 
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdf
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdfFilsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdf
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdfVinaAnastasya
 
Teknologi & kemislinan
Teknologi & kemislinanTeknologi & kemislinan
Teknologi & kemislinanAze Aze
 
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptxPPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx22D082MuhammadIlham
 
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono, M.S
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono, M.Stugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono, M.S
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono, M.Smitamitadwisetyani
 
Filsafat ilmu, Kol Inf Triadi Murwanto,S.E.,M.M., Prof Hapzli Ali, Hub Filsaf...
Filsafat ilmu, Kol Inf Triadi Murwanto,S.E.,M.M., Prof Hapzli Ali, Hub Filsaf...Filsafat ilmu, Kol Inf Triadi Murwanto,S.E.,M.M., Prof Hapzli Ali, Hub Filsaf...
Filsafat ilmu, Kol Inf Triadi Murwanto,S.E.,M.M., Prof Hapzli Ali, Hub Filsaf...triadimurwanto
 
Makalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan
Makalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu PengetahuanMakalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan
Makalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu PengetahuanSerenity 101
 
TUGAS FILSAFAT ILMU
TUGAS FILSAFAT ILMUTUGAS FILSAFAT ILMU
TUGAS FILSAFAT ILMUSeptiTirta
 
TUGAS AKHIR KEL 13.pdf
TUGAS AKHIR KEL 13.pdfTUGAS AKHIR KEL 13.pdf
TUGAS AKHIR KEL 13.pdfregistaannisa
 

Similar to Ilmu dan Pengetahuan (20)

Tantangan dan masa depan ilmu
Tantangan dan masa depan ilmuTantangan dan masa depan ilmu
Tantangan dan masa depan ilmu
 
Soaljawab filsafat
Soaljawab filsafatSoaljawab filsafat
Soaljawab filsafat
 
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
 
Makalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Struktur
Makalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan StrukturMakalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Struktur
Makalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Struktur
 
Makalah hikmah
Makalah hikmahMakalah hikmah
Makalah hikmah
 
Makalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnahMakalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnah
 
Tugas Filsafat dalam kehidupan!!!!!.pptx
Tugas Filsafat dalam kehidupan!!!!!.pptxTugas Filsafat dalam kehidupan!!!!!.pptx
Tugas Filsafat dalam kehidupan!!!!!.pptx
 
Makalah filsafat
Makalah filsafatMakalah filsafat
Makalah filsafat
 
ilmu dan pengetahuan
ilmu dan pengetahuanilmu dan pengetahuan
ilmu dan pengetahuan
 
E p i s t e m o l o g i
E p i s t e m o l o g i E p i s t e m o l o g i
E p i s t e m o l o g i
 
0 kajian kritis terhadap epistemologi sains modern (makalah)
0 kajian kritis terhadap epistemologi sains modern (makalah)0 kajian kritis terhadap epistemologi sains modern (makalah)
0 kajian kritis terhadap epistemologi sains modern (makalah)
 
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdf
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdfFilsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdf
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdf
 
Teknologi & kemislinan
Teknologi & kemislinanTeknologi & kemislinan
Teknologi & kemislinan
 
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptxPPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
 
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono, M.S
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono, M.Stugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono, M.S
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono, M.S
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Filsafat ilmu, Kol Inf Triadi Murwanto,S.E.,M.M., Prof Hapzli Ali, Hub Filsaf...
Filsafat ilmu, Kol Inf Triadi Murwanto,S.E.,M.M., Prof Hapzli Ali, Hub Filsaf...Filsafat ilmu, Kol Inf Triadi Murwanto,S.E.,M.M., Prof Hapzli Ali, Hub Filsaf...
Filsafat ilmu, Kol Inf Triadi Murwanto,S.E.,M.M., Prof Hapzli Ali, Hub Filsaf...
 
Makalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan
Makalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu PengetahuanMakalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan
Makalah Filsafat Komunikasi: Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan
 
TUGAS FILSAFAT ILMU
TUGAS FILSAFAT ILMUTUGAS FILSAFAT ILMU
TUGAS FILSAFAT ILMU
 
TUGAS AKHIR KEL 13.pdf
TUGAS AKHIR KEL 13.pdfTUGAS AKHIR KEL 13.pdf
TUGAS AKHIR KEL 13.pdf
 

Ilmu dan Pengetahuan

  • 1. Ilmu dan Pengetahuan Oleh: Wan Sri Mahriana (24121584-2) ILMU DAN PENGETAHUAN Oleh: Wan Sri Mahriana (24121584-2) A. Pendahuluan Perkembangan ilmu telah banyak pengaruhnya bagi kehidupan manusia, berbagai kemudahan hidup telah banyak dirasakan, semua ini telah menumbuhkan keyakinan bahwa ilmu merupakan suatu sarana yang penting bagi kehidupan, bahkan lebih jauh ilmu dianggap sebagai dasar bagi suatu ukuran kebenaran. Akan tetapi kenyataan menunjukan bahwa tidak semua masalah dapat didekati dengan pendekatan ilmiah, sekuat apapun upaya itu dilakukan. Walaupun ilmu pengetahuan mencari pengertian menerobos realitas sendiri, pengertian itu hanya dicari di tataran empiris dan eksperimental. Ilmu pengetahuan membatasi kegiatannya hanya pada fenomena-fenomena, yang entah langsung atau tidak langsung, dialami dari panca indera. Dengan kata lain ilmu pengetahuan tidak menerobos kepada inti objeknya yang sama sekali tersembunyi dari observasi. Maka ia tidak memberi jawaban perihal kausalitas yang paling dalam. Pernyataan di atas mengindikasikan bahwa sulit bahkan tidak mungkin ilmu mampu menembus batas-batas yang menjadi wilayahnya yang sangat bertumpu pada fakta empiris, memang tidak bisa dianggap sebagai kegagalan bila demikian selama klaim kebenaran yang disandangnya diberlakukan dalam wilayahnya sendiri, namun jika hal itu menutup pintu refleksi radikal terhadap ilmu maka hal ini mungkin bisa menjadi ancaman bagi upaya memahami kehidupan secara utuh dan kekayaan dimensi di dalamnya. Meskipun dalam tahap awal perkembangan pemikiran manusia khususnya jaman Yunani kuno cikal bakal ilmu terpadu dalam filsafat, namun pada tahap selanjutnya ternyata telah melahirkan berbagai disiplin ilmu yang masing-masing mempunyai asumsi filosofisnya (khususnya tentang manusia) masing-masing. Ilmu ekonomi memandang manusia sebagai homo economicus yakni makhluk yang mementingkan diri sendiri dan hedonis, sementara sosiologi memandang manusia sebagai homo socius yakni makhluk yang selalu ingin berkomunikasi dan bekerjasama dengan yang lain, hal ini menunjukkan suatu pandangan manusia yang fragmentaris dan kontradiktif, memang diakui bahwa dengan asumsi model 1
  • 2. Ilmu dan Pengetahuan Oleh: Wan Sri Mahriana (24121584-2) ini ilmu-ilmu terus berkembang dan makin terspesialisasi, dan dengan makin terspesialisasi maka analisisnya makin tajam, namun seiring dengan itu hasil-hasil penelitian ilmiah selalu berusaha untuk mampu membuat generalisasi, hal ini nampak seperti contradictio in terminis (pertentangan dalam istilah). Dengan demikian eksistensi ilmu mestinya tidak dipandang sebagai sesuatu yang sudah final, dia perlu dikritisi, dikaji, bukan untuk melemahkannya tapi untuk memposisikan secara tepat dalam batas wilayahnya, hal inipun dapat membantu terhindar dari memutlakkan ilmu dan menganggap ilmu dan kebenaran ilmiah sebagai satu-satunya kebenaran, di samping perlu terus diupayakan untuk melihat ilmu secara integral bergandengan dengan dimensi dan bidang lain yang hidup dan berkembang dalam memperadab manusia. Dalam hubungan ini penulis ingin mengulas lebih lanjut tentang “Ilmu dan Pengetahuan.” B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan pengetahuan dan ilmu? 2. Apa yang dimaksud dengan filsafat ilmu? 3. Bagaimana hubungan antara ilmu pengetahuan dengan filsafat? C. Tujuan dan Manfaat Melalui penulisan ini diharapkan nantinya bisa mengungkapkan secara detail perbedaan antara ilmu dengan pengetahuan, sehingga nantinya hasil dari ulasan penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. D. Pengetahuan Sebelum penjabaran tentang perbedaan pengetahuan dan ilmu pengetahuan, perlu diuraikan tentang pengertian pengetahuan dan ilmu pengetahuan. Tujuannya adalah untuk memudahkan dalam mendalami perbedaan antara pengetahuan dan ilmu pengetahuan. Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge.1 Dalam Encyclopedia of Philosophy dijelaskan bahwa pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief). Sedangkan secara terminologi pengetahuan ada beberapa definisi: 1 Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, Cet. XI, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hal. 85. 2
  • 3. Ilmu dan Pengetahuan Oleh: Wan Sri Mahriana (24121584-2) a. Pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua isi pikiran. Dengan demikian pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu.2 b. Pengetahuan adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri. Dalam hal ini yang mengetahui (subjek) memiliki yang diketahui (objek) di dalam dirinya sendiri sedemikian aktif sehingga yang mengetahui itu menyusun yang diketahui pada dirinya sendiri dalam kesatuan aktif. c. Pengetahuan adalah segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu, termasuk di dalamnya ilmu, seni dan agama. Pengetahuan ini merupakan khasanah kekayaan mental yang secara langsung dan tak langsung memperkaya kehidupan kita. Pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh manusia berbentuk ide, atau yang bersangkutan dengan masalah kejiwaan. Jadi dapat dipahami bahwa, pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai metafisik maupun fisik. Dapat juga dikatakan pengetahuan adalah informasi yang berupa common sense, tanpa memiliki metode, dan mekanisme tertentu.3 Pengetahuan berakar pada adat dan tradisi yang menjadi kebiasaan dan pengulangan-pengulangan. Dalam hal ini landasan pengetahuan kurang kuat cenderung kabur dan samar-samar. Pengetahuan tidak teruji karena kesimpulannya ditarik berdasarkan asumsi yang tidak teruji lebih dahulu. Pencarian pengetahuan lebih cenderung trial and error dan berdasarkan pengalaman belaka. 2 Burhanuddin Salam, Logika Materiil (Filsafat Ilmu Pengetahuan), Cet. I, (Bandung: Rineka Cipta, 2003), hal. 28. 3 Burhanuddin Salam, Logika Materiil …. hal. 29. 3
  • 4. Ilmu dan Pengetahuan Oleh: Wan Sri Mahriana (24121584-2) E. Ilmu Pada prinsipnya ilmu merupakan usaha untuk mengorganisir dan mensistematisasikan sesuatu.4 Sesuatu tersebut dapat diperoleh dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari. Namun sesuatu itu dilanjutkan dengan pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode. Ilmu dapat berupa suatu metode berfikir secara objektif (objective thinking), tujuannya untuk menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia faktual.5 Ini diperoleh melalui observasi, eksperimen, dan klasifikasi. Analisisnya merupakan hal yang objektif dengan menyampingkan unsur pribadi, mengedepankan pemikiran logika, netral (tidak dipengaruhi oleh kedirian atau subjektif). Ilmu secara komprehensif yang merupakan lukisan dan keterangan yang lengkap dan konsisten mengenai hal-hal yang dipelajarinya dalam ruang dan waktu sejauh jangkauan logika dan dapat diamati panca indera manusia. Ilmu merupakan suatu bentuk aktiva yang dengan melakukannya umat manusia memperoleh sesuatu lebih lengkap dan lebih cermat tentang alam di masa lampau, sekarang dan kemudian serta suatu kemampuan yang meningkat untuk menyesuaikan dirinya. Berbicara masalah ilmu pengetahuan beserta definisinya ternyata tidak semudah dengan yang diperkirakan. Adanya berbagai definisi tentang ilmu pengetahuan ternyata belum dapat menolong untuk memahami hakikat ilmu pengetahuan itu. Sekarang orang lebih berkepentingan dengan mengadakan penggolongan (klasifikasi) sehingga garis demarkasi antara (cabang) ilmu yang satu dengan yang lainnya menjadi lebih diperhatikan. Pengertian ilmu yang terdapat dalam kamus Bahasa Indonesia adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu. Adapun beberapa definisi ilmu menurut para ahli seperti yang dikutip oleh Amsal Bakhtiar (2005) di antaranya adalah: 1. Mohamad Hatta, mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama 4 Arief Sidharta, Apakah Filsafat dan Filsafat Ilmu Itu, (Bandung: Pustaka Sutra, 2008), hal. 7-11. 5 Burhanuddin Salam, Logika Materiil …. hal. 31. 4
  • 5. Ilmu dan Pengetahuan Oleh: Wan Sri Mahriana (24121584-2) tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut bangunannya dari dalam.6 2. Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris, rasional, umum dan sistematik, dan keempatnya serentak. 3. Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana. 4. Ashley Montagu, menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk menentukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.7 5. Harsojo, menerangkan bahwa ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang disistemasikan dan suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh panca indera manusia. 6. Afanasyef, menyatakan ilmu adalah manusia tentang alam, masyarakat dan pikiran. Ia mencerminkan alam dan konsep-konsep, kategori dan hukumhukum, yang ketetapan dan kebenarannya diuji dengan pengalaman praktis. Berdasarkan definisi di atas terlihat jelas ada hal prinsip yang berbeda antara ilmu dengan pengetahuan. Pembuktian kebenaran pengetahuan berdasarkan penalaran akal atau rasional atau menggunakan logika deduktif. Premis dan proposisi sebelumnya menjadi acuan berpikir rasionalisme. Kelemahan logika deduktif ini sering pengetahuan yang diperoleh tidak sesuai dengan fakta. Secara lebih jelas ilmu seperti sapu lidi, yakni sebagian lidi yang sudah diraut dan dipotong ujung dan pangkalnya kemudian diikat, sehingga menjadi sapu lidi. Sedangkan pengetahuan adalah lidi-lidi yang masih berserakan di pohon kelapa, di pasar, dan tempat lainnya yang belum tersusun dengan baik. F. Objek Ilmu Pengetahuan Ilmu filsafat memiliki objek material dan objek formal. Objek material adalah apa yang dipelajari dan dikupas sebagai bahan (materi) pembicaraan. 6 Endang Saifudddin Anshari, Ilmu, Filsafat dan Agama, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1987), hal. 47. 7 Endang Saifudddin Anshari, Ilmu, Filsafat dan …. hal. 48. 5
  • 6. Ilmu dan Pengetahuan Oleh: Wan Sri Mahriana (24121584-2) Objek material adalah objek yang dijadikan sasaran menyelidiki oleh suatu ilmu, atau objek yang dipelajari oleh ilmu itu. Objek material filsafat ilmu adalah pengetahuan itu sendiri, yakni pengetahuan ilmiah (scientific knowledge), pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara umum.8 Objek formal adalah cara pendekatan yang dipakai atas objek material, yang sedemikian khas sehingga mencirikan atau mengkhususkan bidang kegiatan yang bersangkutan. Jika cara pendekatan itu logis, konsisten dan efisien, maka dihasilkanlah sistem filsafat ilmu. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa objek formal adalah sudut pandang dari mana dan bagaimana subjek menelaah objek materialnya yang menyangkut asal usul, struktur, metode, dan validitas ilmu.9 Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat (esensi) ilmu pengetahuan artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatian terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan, seperti apa hakikat ilmu pengetahuan, bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah dan apa fungsi ilmu itu bagi manusia. Jadi beranjak dari sana kita dapat memahami bahwa, ilmu adalah kumpulan pengetahuan. Namun bukan sebaliknya kumpulan ilmu adalah pengetahuan. Kumpulan pengetahuan agar dapat dikatakan ilmu harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang dimaksudkan adalah objek material dan objek formal.10 Setiap bidang ilmu baik itu ilmu khusus maupun ilmu filsafat harus memenuhi ke dua objek tersebut. Objek material adalah sesuatu hal yang dijadikan sasaran pemikiran (Gegenstand), sesuatu hal yang diselidiki atau sesuatu hal yang dipelajari. Objek material mencakup hal konkrit misalnya manusia, tumbuhan, batu ataupun hal-hal yang abstrak seperti ide-ide, nilai-nilai, dan kerohanian. Objek formal adalah cara memandang, cara meninjau yang dilakukan oleh peneliti terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang digunakannya. Objek formal dari suatu ilmu tidak hanya memberi keutuhan suatu ilmu, tetapi pada saat yang sama membedakannya dari bidang-bidang yang lain. Satu objek 8 Mohammad Adib, Filsafat Ilmu; Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu Pengetahuan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hal. 53. 9 JB. Blikolong, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar, (Seri Diktat Kuliah), (Universitas Gunadarma Jakarta), hal. 7. 10 Dani Vardiansyah, Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, (Jakarta: Pustaka Indeks, 2008), hal. 8. 6
  • 7. Ilmu dan Pengetahuan Oleh: Wan Sri Mahriana (24121584-2) material dapat ditinjau dari berbagai sudut pandangan sehingga menimbulkan ilmu yang berbeda-beda.11 G. Dasar Ilmu Ada tiga dasar ilmu yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi.12 Dasar ontologi ilmu mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca indera manusia. Jadi masih dalam jangkauan pengalaman manusia atau bersifat empiris. Objek empiris dapat berupa objek material seperti ide-ide, nilai-nilai, tumbuhan, binatang, batu-batuan dan manusia itu sendiri. Ontologi merupakan salah satu objek lapangan penelitian kefilsafatan yang paling kuno. Untuk memberi arti tentang suatu objek ilmu ada beberapa asumsi yang perlu diperhatikan yaitu asumsi pertama adalah suatu objek bisa dikelompokkan berdasarkan kesamaan bentuk, sifat (substansi), struktur atau komparasi dan kuantitatif asumsi. Asumsi kedua adalah kelestarian relatif artinya ilmu tidak mengalami perubahan dalam periode tertentu (dalam waktu singkat). Asumsi ketiga yaitu determinasi artinya ilmu menganut pola tertentu atau tidak terjadi secara kebetulan. Epistemologi atau teori pengetahuan yaitu cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan ruang lingkup pengetahuan, pengandaian-pengandaian dan dasar-dasarnya serta pertanggungjawaban atas pertanyaan mengenai pengetahuan yang dimiliki. Sebagian ciri yang patut mendapat perhatian dalam epistemologi perkembangan ilmu pada masa modern adalah munculnya pandangan baru mengenai ilmu pengetahuan. Pandangan itu merupakan kritik terhadap pandangan Aristoteles, yaitu bahwa ilmu pengetahuan sempurna tak boleh mencari untung, namun harus bersikap kontemplatif, diganti dengan pandangan bahwa ilmu pengetahuan justru harus mencari untung, artinya dipakai untuk memperkuat kemampuan manusia di bumi ini. Dasar aksiologi berarti sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh, seberapa besar sumbangan ilmu bagi kebutuhan umat manusia. Dasar aksiologi ini merupakan sesuatu yang paling penting bagi 11 Burhanuddin Salam, Logika Materiil …. hal. 2. Redja Mudyaharjo, Filsafat Pendidikan: Suatu Pengantar, Cet. I, (Bandung: Rosdakarya, 2001), hal. 7. 12 7
  • 8. Ilmu dan Pengetahuan Oleh: Wan Sri Mahriana (24121584-2) manusia karena dengan ilmu segala keperluan dan kebutuhan manusia menjadi terpenuhi secara lebih cepat dan lebih mudah. Berdasarkan aksiologi, ilmu terlihat jelas bahwa permasalahan yang utama adalah mengenai nilai. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Teori tentang nilai dalam filsafat mengacu pada permasalahan etika dan estetika. Etika mengandung dua arti yaitu kumpulan pengetahuan mengenai penilaian terhadap perbuatan manusia dan merupakan suatu predikat yang dipakai untuk membedakan hal-hal, perbuatan-perbuatan atau manusia-manusia lainnya. Sedangkan estetika berkaitan dengan nilai tentang pengalaman keindahan yang dimiliki oleh manusia terhadap lingkungan dan fenomena di sekelilingnya. Salah satu ciri khas ilmu pengetahuan adalah sebagai suatu aktivitas, yaitu sebagai suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh manusia. 13 Ilmu menganut pola tertentu dan tidak terjadi secara kebetulan. Ilmu tidak saja melibatkan aktivitas tunggal, melainkan suatu rangkaian aktivitas, sehingga dengan demikian merupakan suatu proses. Proses dalam rangkaian aktivitas ini bersifat intelektual, dan mengarah pada tujuan-tujuan tertentu. Di samping ilmu sebagai suatu aktivitas, ilmu juga sebagai suatu produk. Dalam hal ini ilmu dapat diartikan sebagai kumpulan pengetahuan yang merupakan hasil berpikir manusia. Kedua ciri dasar ilmu yaitu wujud aktivitas manusia dan hasil aktivitas tersebut, merupakan sisi yang tidak terpisahkan dari ciri ketiga yang dimiliki ilmu yaitu sebagai suatu metode. Pada umumnya metodologi yang digunakan dalam ilmu kealaman disebut siklus-empirik. Ini menunjukkan pada dua hal yang pokok, yaitu siklus yang mengandaikan adanya suatu kegiatan yang dilaksanakan berulang-ulang, dan empirik menunjukkan pada sifat bahan yang diselidiki, yaitu hal-hal yang dalam tingkatan pertama dapat diregistrasi secara inderawi. Metode siklus-empirik mencakup lima tahapan yang disebut observasi, induksi, deduksi, eksperimen, dan evaluasi. Sifat ilmiahnya terletak pada kelangsungan proses yang runut dari segenap tahapan prosedur ilmiah tersebut, meskipun pada prakteknya tahap-tahap kerja tersebut sering kali dilakukan secara bersamaan. 13 Burhanuddin Salam, Logika Materiil …. hal. 98. 8
  • 9. Ilmu dan Pengetahuan Oleh: Wan Sri Mahriana (24121584-2) H. Hubungan Ilmu Pengetahuan dengan Filsafat Filsafat ilmu pengetahuan adalah salah satu cabang filsafat.14 Filsafat diartikan sebagai sikap: sikap mempertanyakan atau sikap bertanya, yaitu bertanya dan mempertanyakan segala sesuatu atau mempertanyakan apa saja. Dengan kata lain filsafat sesungguhnya adalah metode berfikir, yaitu cara. Sikap bertanya itu sendiri adalah filsafat, termasuk mempertanyakan “Apa itu filsafat?” Karena itu, ketika kita bertanya “Apa itu filsafat?” kita sesungguhnya berfilsafat dan dengan demikian memperlihatkan secara paling konkret hakikat filsafat itu sendiri. Meskipun pada akhirnya setiap pertanyaan dapat ditemukan jawabannya, namun jawaban ini selalu dipertanyakan lagi. Karena itulah, filsafat dianggap sebagai sesuatu yang bermula dari pertanyaan dan berakhir dengan pertanyaan. Bahkan pertanyaan itu sendiri merupakan sebuah jawaban. Dengan kata lain, filsafat adalah sebuah sistem pemikiran, atau lebih tepat cara berpikir, yang terbuka; terbuka untuk dipertanyakan dan dipersoalkan kembali. Teori pengetahuan menjadi inti diskusi, apa hakikat pengetahuan, apa unsur-unsur pembentuk pengetahuan, bagaimana menyusun dan mengelompokkan pengetahuan, apa batas-batas pengetahuan, dan juga apa saja yang menjadi sasaran dari ilmu pengetahuan.15 Jadi di sinilah filsafat ilmu memfokuskan kajian atau telaahnya. Yakni pada sebuah kerangka konseptual yang menyangkut sebuah sistem pengetahuan yang di dalamnya terdapat hubungan relasional antara, pengetahu/yang mengetahui (the knower) dan yang terketahui/yang diketahui (the known) dan juga antara pengamat (the observer) dengan yang diamati (the observed).16 Memang benar bahwa secara etimologis filsafat itu berarti cinta akan kebenaran; suatu dorongan terus-menerus, suatu dambaan untuk mencari dan mengejar dambaan. Tetapi, dalam pengetian ini, yang pertama-tama mau diungkapkan adalah bahwa filsafat adalah sebuah upaya, sebuah proses, sebuah pencarian, sebuah quest, sebuah perburuan tanpa henti akan kebenaran. Karena 14 15 Fuad Ihsan, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal. 7. Muhdhor Achmad, Ilmu dan Keingintahuan, (Bandung: Trigendakarya, 1994), hal. 61- 85. 16 Jerome R. Ravertz, Filsafat Ilmu: Sejarah dan Ruang Lingkup Bahasan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hal. 86. 9
  • 10. Ilmu dan Pengetahuan Oleh: Wan Sri Mahriana (24121584-2) itu, cinta (philo) dalam philosophia, tidak dipahami pertama-tama sebagai kata benda yang statis, yang given, melainkan sebagai sebuah kata kerja, sebuah proses. Dalam arti itu, filsafat adalah sebuah sikap yang dihidupi, yang dihayati dalam pencarian, dalam quest, dalam pertanyaan terus-menerus. Dalam filsafat ilmu pengetahuan, sikap ini muncul dalam bentuk sikap kritis yang ingin meragukan terus kebenaran yang telah ditemukan. Karena itu pula, apa yang disebut sebagai kebenaran dan yang pada titik tertentu diyakini sebagai kebenaran selalu akan diliputi tanda tanya. Konkritnya dengan berfilsafat, dengan berupaya mencari kebenaran, pada akhirnya orang semakin memahami makna segala sesuatu, termasuk makna kehidupan ini, justru karena pencarian terus-menerus tadi, maka semakin jelas tentang apa itu filsafat. Filsafat disebut juga sebagai ratu dan induk semua ilmu pengetahuan, ratu yang memahkotai semua ilmu dengan sikap dasar selalu bertanya ini. Disebut induk karena dari sikap dasar bertanya ini lahirlah berbagai ilmu yang demikian banyak sekarang ini. Tapi, ada satu perbedaan dasar antara sikap bertanya dalam filsafat dan sikap bertanya dalam semua ilmu lainnya. Dalam filsafat, kita memepertanyakan apa saja dari berbagai sudut, khususnya dari sudut yang paling umum dan mendasar menyangkut hakikat, inti, penegertian paling mendasar. Sedangkan dalam ilmu pengetahuan, yang di pertanyakan hanya satu saja kenyataan yang digulumi oleh ilmu itu dan dipertanyakan dari sudut pandang ilmu yang bersangkutan. Jadi, yang dipersoalkan filsafat adalah seluruh kenyataan dari sudut pandang yang paling mendasar. Sementara itu perbedaan filsafat dengan ilmu lebih berkaitan dengan titik tekan, di mana ilmu mengkaji bidang yang terbatas, ilmu lebih bersifat analitis dan deskriptif dalam pendekatannya, ilmu menggunakan observasi, eksperimen dan klasifikasi data pengalaman indera serta berupaya untuk menemukan hukumhukum atas gejala-gejala tersebut, sedangkan filsafat berupaya mengkaji pengalaman secara menyeluruh sehingga lebih bersifat inklusif dan mencakup halhal umum dalam berbagai bidang pengalaman manusia, filsafat lebih bersifat sintetis dan sinoptis dan kalaupun analitis maka analisanya memasuki dimensi kehidupan secara menyeluruh dan utuh, filsafat lebih tertarik pada pertanyaan kenapa dan bagaimana dalam mempertanyakan masalah hubungan antara fakta 10
  • 11. Ilmu dan Pengetahuan Oleh: Wan Sri Mahriana (24121584-2) khusus dengan skema masalah yang lebih luas, filsafat juga mengkaji hubungan antara temuan-temuan ilmu dengan klaim agama, moral serta seni. Dengan memperhatikan ungkapan di atas nampak bahwa filsafat mempunyai batasan yang lebih luas dan menyeluruh ketimbang ilmu, ini berarti bahwa apa yang sudah tidak bisa dijawab oleh ilmu, maka filsafat berupaya mencari jawabannya, bahkan ilmu itu sendiri bisa dipertanyakan atau dijadikan objek kajian filsafat (filsafat ilmu), namun demikian filsafat dan ilmu mempunyai kesamaan dalam menghadapi objek kajiannya yakni berfikir reflektif dan sistematis, meski dengan titik tekan pendekatan yang berbeda. 17 Dengan demikian, ilmu mengkaji hal-hal yang bersifat empiris dan dapat dibuktikan, filsafat mencoba mencari jawaban terhadap masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh Ilmu dan jawabannya bersifat spekulatif, namun ada ilmu yang dapat menjawab masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh filsafat dan jawabannya bersifat mutlak/dogmatis. Meskipun filsafat ilmu mempunyai substansinya yang khas, namun dia merupakan bidang pengetahuan campuran yang perkembangannya tergantung pada hubungan timbal balik dan saling pengaruh antara filsafat dan ilmu, oleh karena itu pemahaman bidang filsafat dan pemahaman ilmu menjadi sangat penting, terutama hubungannya yang bersifat timbal balik, meski dalam perkembangannya filsafat ilmu itu telah menjadi disiplin yang tersendiri dan otonom dilihat dari objek kajian dan telaahannya. I. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada awalnya yakni pada masa Yunani kuno yang pertama muncul adalah filsafat dan ilmu-ilmu khusus merupakan bagian dari filsafat.18 Sehingga dikatakan bahwa filsafat merupakan induk atau ibu dari semua ilmu (mater scientiarum). Karena objek material filsafat bersifat umum yaitu seluruh kenyataan, padahal ilmu-ilmu membutuhkan objek khusus. Hal ini menyebabkan berpisahnya ilmu dari filsafat. Meskipun pada perkembangannya masing-masing ilmu memisahkan diri dari filsafat, ini tidak berarti hubungan filsafat dengan ilmu- 17 18 Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu …. hal. 1. Rizal Mustansyir, dkk, Filasafat Ilmu, Cet. III, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hal. 58. 11
  • 12. Ilmu dan Pengetahuan Oleh: Wan Sri Mahriana (24121584-2) ilmu khusus menjadi terputus. Dengan ciri kekhususan yang dimiliki setiap ilmu, hal ini menimbulkan batas-batas yang tegas di antara masing-masing ilmu.19 Dengan kata lain tidak ada bidang pengetahuan yang menjadi penghubung ilmuilmu yang terpisah. Di sinilah filsafat berusaha untuk menyatu padukan masingmasing ilmu. Tugas filsafat adalah mengatasi spesialisasi dan merumuskan suatu pandangan hidup yang didasarkan atas pengalaman kemanusian yang luas. Ada hubungan timbal balik antara ilmu dengan filsafat. Banyak masalah filsafat yang memerlukan landasan pada pengetahuan ilmiah apabila pembahasannya tidak ingin dikatakan dangkal dan keliru. Ilmu dewasa ini dapat menyediakan bagi filsafat sejumlah besar bahan yang berupa fakta-fakta yang sangat penting bagi perkembangan ide-ide filsafati yang tepat sehingga sejalan dengan pengetahuan ilmiah. Dalam perkembangan berikutnya, filsafat tidak saja dipandang sebagai induk dan sumber ilmu, tetapi sudah merupakan bagian dari ilmu itu sendiri, yang juga mengalami spesialisasi.20 Dalam taraf peralihan ini filsafat tidak mencakup keseluruhan, tetapi sudah menjadi sektoral. Contohnya filsafat agama, filsafat hukum, dan filsafat ilmu adalah bagian dari perkembangan filsafat yang sudah menjadi sektoral dan terkristal dalam satu bidang tertentu. Dalam konteks inilah kemudian ilmu sebagai kajian filsafat sangat relevan untuk dikaji dan didalami. J. Kesimpulan Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan, di antaranya yang menjadi esensi dari pembahasan antara lain: Hakikat filsafat secara bahasa philo/philia/philare yang artinya cinta, ingin, senang dan kata sophia/sophos yang artinya ilmu, kebijaksanaan atau pengetahuan. Jadi filsafat/falsafah/filosofi artinya adalah mencintai kebijaksanan pengetahuan dan keinginan yang kuat akan ilmu pengetahuan. Jadi berfikir filsafat mengandung makna berfikir tentang segala sesuatu yang ada secara kritis, sistematis, tertib, rasional dan komprehensif. Hakikat filsafat ilmu merupakan cabang dari filsafat yang secara sistematis menelaah sifat dasar ilmu, khususnya mengenai metoda, konsep19 20 Fathul Mufid, Filsafat Ilmu Islam, (Kudus: Stain Kudus, 2008), hal. 7 dan 66. Hasan Bakti Nasution, Filsafat Umum, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001), hal. 42. 12
  • 13. Ilmu dan Pengetahuan Oleh: Wan Sri Mahriana (24121584-2) konsep, dan pra-anggapan-pra-anggapannya, serta letaknya dalam kerangka umum dari cabang-cabang pengetahuan intelektual. Di samping itu filsafat ilmu pada dasarnya adalah ilmu yang berbicara tentang ilmu pengetahuan (science of sciences) yang kedudukannya di atas ilmu lainnya. Dalam menyelesaikan kajiannya pada konsep ontologis, secara epistemologis dan tinjauan ilmu secara aksiologis. Objek filsafat ilmu yaitu: pertama, objek material adalah ilmu dengan segala gejalanya manusia untuk tahu. Kedua, objek formal adalah ilmu atas dasar tinjauan filosofis, yaitu secara ontologis, epistemologis, dan aksiologis dengan berbagai gejala dan upaya pendekatannya. Secara sederhana ilmu pengetahuan dapat dikelompokkan dalam dua bidang ilmu: ilmu eksakta dan ilmu humaniora. Dalam ilmu-ilmu eksakta „klasik‟, pada umumnya semua teori dipandang serba akurat dan pasti, kecuali untuk beberapa pengecualian (anomali). Salah satunya yang terkenal adalah “anomali air.” Dari segi teori, pemanasan/pendinginan bahan tertentu akan mempercepat/ memperlambat gerak ion-ion dalam atom bahan itu. Karena itu hampir semua barang yang dipanaskan akan memuai (dan menyusut jika didinginkan), kecuali air yang memang mulai menyusut saat awal pendinginan tetapi pada titik 0o C akan mulai memuai lagi. Dari segi teori anomali ini memang tak bisa dijelaskan, tetapi anomali ini adalah kenyataan tetap (terbukti) dalam empirik. Ada perbedaan prinsip antara ilmu dengan pengetahuan. Ilmu merupakan kumpulan dari berbagai pengetahuan, dan kumpulan pengetahuan dapat dikatakan ilmu setelah memenuhi syarat-syarat objek material dan objek formal. Ilmu bersifat sistematis, objektif dan diperoleh dengan metode tertentu seperti observasi, eksperimen, dan klasifikasi. Analisisnya bersifat objektif dengan menyampingkan unsur pribadi, mengedepankan pemikiran logika, netral (tidak dipengaruhi oleh kedirian atau subjektif). Sedangkan pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai metafisik maupun fisik, pengetahuan merupakan informasi yang berupa common sense, tanpa memiliki metode, dan mekanisme tertentu. Pengetahuan berakar pada adat dan tradisi yang menjadi kebiasaan dan pengulangan-pengulangan. Dalam hal ini landasan pengetahuan kurang kuat cenderung kabur dan samar-samar. 13
  • 14. Ilmu dan Pengetahuan Oleh: Wan Sri Mahriana (24121584-2) Pengetahuan tidak teruji karena kesimpulan ditarik berdasarkan asumsi yang tidak teruji lebih dahulu. Pencarian pengetahuan lebih cendrung trial and error dan berdasarkan pengalaman belaka. Jadi, ilmu pengetahuan masa kini cenderung mengakui keterbatasannya dalam mengamati kehidupan manusia dan lingkungannya secara holistik/menyeluruh apalagi jika ditambahkan unsur adanya super-spesialisasi ilmu masa kini. Kerjasama di berbagai bidang ilmu menjadi hal yang bersifat imperatif. Sikap serba akurat dan pasti dalam logika ilmu sudah ditinggalkan oleh dunia ilmu masa kini. Pandangan orang masa kini, yang cenderung cepat menarik kesimpulan pasti dapat dicurigai berasal dari orang yang sembrono dan subjektif, atau berasal dari orang yang tanpa sadar sudah tenggelam dalam zaman, atau seperti ungkapan “sudah punya pilihan prinsip/paham tertentu sebelum penelitian tuntas dilakukan. 14
  • 15. Ilmu dan Pengetahuan Oleh: Wan Sri Mahriana (24121584-2) DAFTAR PUSTAKA Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, Cet. XI, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012). Arief Sidharta, Apakah Filsafat dan Filsafat Ilmu Itu, (Bandung: Pustaka Sutra, 2008). Burhanuddin Salam, Logika Materiil (Filsafat Ilmu Pengetahuan), Cet. I, (Bandung: Rineka Cipta, 2003). Dani Vardiansyah, Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, (Jakarta: Pustaka Indeks, 2008). Endang Saifudddin Anshari, Ilmu, Filsafat dan Agama, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1987). Fathul Mufid, Filsafat Ilmu Islam, (Kudus: Stain Kudus, 2008). Fuad Ihsan, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010). Hasan Bakti Nasution, Filsafat Umum, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001). JB. Blikolong, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar, (Seri Diktat Kuliah), (Universitas Gunadarma Jakarta). Jerome R. Ravertz, Filsafat Ilmu: Sejarah dan Ruang Lingkup Bahasan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004). Mohammad Adib, Filsafat Ilmu; Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu Pengetahuan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010). Muhdhor Achmad, Ilmu dan Keingintahuan, (Bandung: Trigendakarya, 1994). Redja Mudyaharjo, Filsafat Pendidikan: Suatu Pengantar, Cet. I, (Bandung: Rosdakarya, 2001). Rizal Mustansyir, dkk, Filasafat Ilmu, Cet. III, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003). 15