Dokumen tersebut membahas tentang penyakit filariasis yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Dokumen ini menjelaskan gejala, diagnosis, dan pengobatan filariasis seperti pemberian obat diethylcarbamazine, ivermectin, atau albendazole serta edukasi masyarakat untuk mencegah gigitan nyamuk.
jgn qta mndiagnosa smua mnusia tu sma sprti ap yg qta pkirkan, krn tdk smua mnusia sprti tu. ad bbrpa yg dpat mnahan hawa nafsunya n ad jg yg tdk. jka qta msih brpikiran sperti tu, artix anda mngatakan bahwa nabi-nabi qta jg sma sprti tu. krn nabi n rasul adlh seorng mnusia jg. "Trima Kasih"
jgn qta mndiagnosa smua mnusia tu sma sprti ap yg qta pkirkan, krn tdk smua mnusia sprti tu. ad bbrpa yg dpat mnahan hawa nafsunya n ad jg yg tdk. jka qta msih brpikiran sperti tu, artix anda mngatakan bahwa nabi-nabi qta jg sma sprti tu. krn nabi n rasul adlh seorng mnusia jg. "Trima Kasih"
Terdapat tiga spesies nematoda yang dapat menyebabkan filariasis, salah satunya adalah Wuchereria bancrofti yang menularkan parasit melalui vektor nyamuk sebagai hospes perantara yang umum ditemukan di seuruh dunia beriklim tropis
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
1. M. Arif Rahman
Meta Emilia S.D
Ratih Kusuma Putri
Devioka Preselly A.
Riri Monica
Desi Elfira
Deby Pitricia
2. • Filariasis (penyakit kaki gajah) atau juga dikenal dengan
elephantiasis adalah penyakit menular dan menahun
yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang
ditularkan melalui gigitan berbagai spesies nyamuk yang
terinfeksi
6. • Cacing dewasa berbentuk silindris, halus seperti benang
putih serta berukuran panjang 55 – 100 mm dan tebal
0,16 mm.
• Cacing jantan lebih kecil, 55 mm – 0,09 m.
• Larva mikrofilaria sekali keluar jumlahnya bisa puluhan
ribu larva bersarung berukuran 200-600 mikron x 8
mikron.
7.
8. 1. Selama memakan darah, nyamuk yg terinfeksi
mengijkesikan larva filaria stadium 3 kedalam tubuh
manusia melalui gigitan
2. Cacing berkembang menjadi dewasa biasanya tinggal di
limfatik
3. Cacing dewasa menghasilkan mikrofilaria yang
terbungkus. Mikrofilaria bergerak ke saluran limfa dan
darah
4. Nyamuk menghisap darah manusia yang terinfeksi dan
memakan mikrofilaria
9. 5. Setelah termakan nyamuk , mikrofilaria kehilangan
pembungkusnya dan masuk kedalam dinding lambung dan
bersarang di otot toraks (dada) nyamuk
6. Mikrofilaria berkembang menjadi larva stadium 1
Selanjutnya, berkembang menjadi larva stadium 3 yang
infektif
Larva bermigrasi mula – mula ke rongga perut (Abdomen)
kemudian pindah ke kepala dan alat tusuk nyamuk.
10. Gejala Akut :
•Demam berulang-ulang selama 3-5 hari, demam dapat
hilang bila istirahat dan muncul lagi setelah bekerja berat
•Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka)
didaerah lipatan paha, ketiak (lymphadenitis) yang tampak
kemerahan, panas dan sakit
•Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas
dan sakit yang menjalar dari pangkal kaki atau pangkal
lengan kearah ujung (retrograde lymphangitis)
11. • Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan
kelenjar getah bening, dapat pecah dan mengeluarkan
nanah serta darah
• Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar
yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas (early
lymphodema)
12. Gejala Kronis :
•Pembesaran yang menetap (elephantiasis) pada tungkai,
lengan, buah dada, buah zakar (elephantiasis skroti)
13. • Identifikasi mikrofilaria dalam darah dengan pemeriksaan
mikroskopis
Mikrofilaria yang menyebabkan filariasis limfatik beredar
dalam darah pada malam hari (periodisitas nokturnal).
Pengambilan darah harus dilakukan pada malam hari
bertepatan dengan munculnya mikrofilaria, dan diwarnai
dengan Giemsa atau hematoxylin dan eosin.
14. • Teknik serologi
Pasien dengan infeksi filaria aktif biasanya mengalami
peningkatan kadar IgG4 antifilarial dalam darah dan ini
dapat dideteksi dengan menggunakan tes rutin.
• Karena edema pada limfa dapat berkembang bertahuntahun setelah infeksi, tes laboratorium dimungkinkan
memberikan hasil yang negatif
15. • Limfocintigrafi
Mendeteksi pelebaran dan lika-liku pembuluh limfe
• USG Doppler
Mendeteksi pergerakan cacing dewasa di tali sperma pria
atau di kelenjar mamae wanita
• PCR
Mendeteksi DNA parasit
16. • Diethylcarbamazine (DEC)
Mekanisme kerja :
1.Menurunkan aktivitas otot, parasit mengalami paralisis,
dan mudah dikeluarkan dari hostnya
2.Menyebabkan perubahan pada permukaan membran
mikrofilaria sehingga lebih mudah dihancurkan
Efek samping : pusing, malaise, nyeri sendi, anoreksia, dan
muntah.
Reaksi alergi : sakit kepala, edema kulit, gatal, nyeri sendi,
takikardia , papular rash (3-7 hari)
Mengurangi gejala alergi dapat diberikan antihistamin atau
kortikosteroid
18. • Ivermektin
Efektivitasnya sama dengan DEC dalam memberantas
mikrofilaria namun ivermektin lebih lambat kerjanya dan
menyebabkan reaksi sistemik dan reaksi terhadap mata
yang lebih ringan.
Efek samping : demam, pruritus, sakit otot dan sendi, sakit
kepala, hipotensi, dan nyeri di kelenjar limfa.
Kontra indikasi : wanita hamil, barbiturat, benzodiazepin,
dan asam valproat
Dosis : 150 µg/kg BB
19. • Albendazole
Mekanisme kerja : Menghambat polimerisasi mikrotubula
dengan berikatan dengan β-tubulin sehingga memblok
pengambilan glukosa sehingga ATP berkurang
Efek samping : nyeri ulu hati, diare, sakit kepala, mual,
lemah, pusing, insomnia.
Kontra Indikasi : anak < 2th, hamil, sirosis hati
Dosis : 400mg 2 kali sehari selama 2minggu
20. • Edukasi dan promosi kepada masyarakat dalam
menegakkan higienitas
• Hindari gigitan nyamuk :
1. Ventilasi rumah dipasang kawat kasa nyamuk
2. Tidur pakai kelambu
3. Memakai obat nyamuk bakar/semprot/oles
21. • Berantas nyamuk :
1.3M : menguras, menimbun , mengubur tempat
perkembangbiakan nyamuk
2.Bersihkan selokan agar air tak tergenang
3.Bersihkan semak-semak dan tanaman-tanaman air
• Dibeberapa tempat perlu diberikan DEC profilaksis
secara massal sekali setahun selama 5-6 tahun
22. • Brunton, Laurence, et al. 2008. G o o d m a n a nd G ilm a n’s ,
M nua l o f Pha rm a c o lo g y a nd The ra p e utic s . United
a
States : McGraw-Hill
• Departemen Farmakologi dan Terapetik UI. 2011.
Fa rm a ko lo g i d a n Te ra p i Ed is i V. Jakarta : FKUI
• The Medical Letter. 2005. A
ntim ic ro bia l The ra p y . New
York : The medical Letter, Inc.