Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) _BimTek "AKREDITASI RS (KepMenKes 2...Kanaidi ken
Rumah sakit diwajibkan untuk menyusun dan menerapkan program pencegahan dan pengendalian infeksi yang terpadu berdasarkan pengkajian risiko secara berkala untuk mencegah penularan infeksi terkait pelayanan kesehatan. Program tersebut meliputi kewaspadaan standar dan transmisi, serta pengelolaan peralatan medis, lingkungan, dan limbah untuk mengurangi risiko infeksi.
Dokumen tersebut memberikan 10 pertanyaan dan jawaban mengenai topik bencana dan travel medicine. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas:
1) Definisi bencana alam dan buatan manusia
2) Tahapan penanggulangan bencana
3) Triase korban bencana
Transfer pasien dapat dilakukan intra atau antar rumah sakit dengan mempertimbangkan keselamatan dan keamanan pasien. Pengambilan keputusan transfer melibatkan dokter dan harus didasarkan pada manfaat yang melebihi risiko. Pasien perlu distabilisasi sebelum transfer dengan memastikan akses vena, tekanan darah, dan terapi yang diperlukan. Petugas transfer harus terlatih dan sesuai dengan tingkat kebutuhan perawatan pasien.
Dokumen ini menjelaskan tentang Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) di Indonesia, termasuk jenis-jenis formulir pelaporan data rumah sakit, periode pelaporan, dan skema sistem pelaporannya. SIRS saat ini dilakukan secara online melalui situs web khusus untuk memudahkan pelaporan dan pendataan rumah sakit di seluruh Indonesia.
Komunikasi efektif Sasaran Keselamatan PasienIqumMarpaung
Komunikasi efektif di rumah sakit melibatkan penggunaan kerangka kerja SBAR untuk melaporkan kondisi pasien secara singkat dan jelas saat serah terima antar petugas kesehatan. Kesalahan komunikasi dapat menyebabkan masalah kesehatan dan hukum, sehingga penting untuk mencatat dan mengonfirmasi instruksi secara tertulis.
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di Puskesmas menjadi standar yang harus terpenuhi untuk menghindari kejadian infeksi terkait pelayanan kesehatan serta menjamin keselamatan pasien, pengunjung dan staf Puskesmas. Standar-standar PPI yang beragam sering membuat bingung, dan staf yang baru belajar PPI kurang mengetahui di mana bisa memperoleh standar-standar tersebut, sementara akan dinilai dalam proses perbaikan mutu dan akreditasi Puskesmas. Pengantar ini bertujuan memberikan wawasan dasar terhadap penerapan PPI di Puskesmas.
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) _BimTek "AKREDITASI RS (KepMenKes 2...Kanaidi ken
Rumah sakit diwajibkan untuk menyusun dan menerapkan program pencegahan dan pengendalian infeksi yang terpadu berdasarkan pengkajian risiko secara berkala untuk mencegah penularan infeksi terkait pelayanan kesehatan. Program tersebut meliputi kewaspadaan standar dan transmisi, serta pengelolaan peralatan medis, lingkungan, dan limbah untuk mengurangi risiko infeksi.
Dokumen tersebut memberikan 10 pertanyaan dan jawaban mengenai topik bencana dan travel medicine. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas:
1) Definisi bencana alam dan buatan manusia
2) Tahapan penanggulangan bencana
3) Triase korban bencana
Transfer pasien dapat dilakukan intra atau antar rumah sakit dengan mempertimbangkan keselamatan dan keamanan pasien. Pengambilan keputusan transfer melibatkan dokter dan harus didasarkan pada manfaat yang melebihi risiko. Pasien perlu distabilisasi sebelum transfer dengan memastikan akses vena, tekanan darah, dan terapi yang diperlukan. Petugas transfer harus terlatih dan sesuai dengan tingkat kebutuhan perawatan pasien.
Dokumen ini menjelaskan tentang Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) di Indonesia, termasuk jenis-jenis formulir pelaporan data rumah sakit, periode pelaporan, dan skema sistem pelaporannya. SIRS saat ini dilakukan secara online melalui situs web khusus untuk memudahkan pelaporan dan pendataan rumah sakit di seluruh Indonesia.
Komunikasi efektif Sasaran Keselamatan PasienIqumMarpaung
Komunikasi efektif di rumah sakit melibatkan penggunaan kerangka kerja SBAR untuk melaporkan kondisi pasien secara singkat dan jelas saat serah terima antar petugas kesehatan. Kesalahan komunikasi dapat menyebabkan masalah kesehatan dan hukum, sehingga penting untuk mencatat dan mengonfirmasi instruksi secara tertulis.
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di Puskesmas menjadi standar yang harus terpenuhi untuk menghindari kejadian infeksi terkait pelayanan kesehatan serta menjamin keselamatan pasien, pengunjung dan staf Puskesmas. Standar-standar PPI yang beragam sering membuat bingung, dan staf yang baru belajar PPI kurang mengetahui di mana bisa memperoleh standar-standar tersebut, sementara akan dinilai dalam proses perbaikan mutu dan akreditasi Puskesmas. Pengantar ini bertujuan memberikan wawasan dasar terhadap penerapan PPI di Puskesmas.
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Rujuk Balik (PRB)BPJS Kesehatan RI
Program Rujuk Balik adalah program BPJS Kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan jangka panjang bagi peserta dengan penyakit kronis tertentu seperti diabetes dan hipertensi. Program ini memberikan akses mudah bagi peserta untuk mendapatkan obat kronis di fasilitas kesehatan primer atas rujukan dokter spesialis. Panduan ini menjelaskan prosedur pendaftaran dan pelayanan obat bagi peserta program ini.
Keputusan Menteri Kesehatan menetapkan persyaratan higiene sanitasi untuk usaha jasa boga agar melindungi kesehatan masyarakat dari makanan yang tidak memenuhi standar kesehatan serta menyesuaikan peraturan sebelumnya mengenai hal tersebut."
Pasien jatuh dapat menyebabkan cedera dan kejadian yang tidak dikehendaki (KTD) atau adverse events di layanan kesehatan. Salah satu sasaran keselamatan pasien adalah mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh. Ini termasuk melakukan identifikasi potensi risiko, dan melakukan mitigasi risiko jatuh pada pasien.
EWS (Early Warning System) merupakan sistem peringatan dini untuk mendeteksi perburukan kondisi pasien sebelum terjadi kegawatan dengan memberikan skor berdasarkan pemeriksaan tanda vital pasien. EWS digunakan untuk memantau pasien rawat inap non-ICU agar dapat melakukan intervensi lebih dini berdasarkan skor yang didapatkan. Penerapan EWS diharapkan dapat mencegah terjadinya In-Hospital Cardiac Arrest pada pas
Manajemen mutu dalam pelayanan kesehatanAndy Rahman
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen mutu dalam pelayanan kesehatan. Terdapat tiga komponen pelayanan kesehatan menurut Donabedian yaitu input, proses, dan outcome. Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan mencakup penataan organisasi, regulasi peraturan, standarisasi, dan pengembangan SDM. Terdapat berbagai perspektif mutu layanan kesehatan dari pasien, pemberi layanan, penyandang dana, pemilik lay
Pedoman ini membahas standar pelayanan gawat darurat di puskesmas yang mencakup kualifikasi sumber daya manusia, distribusi ketenagaan, standar fasilitas, dan peralatan yang harus tersedia untuk menangani pasien gawat darurat. Dokumen ini bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan gawat darurat di puskesmas.
EWS digunakan untuk mendeteksi dini pasien yang memburuk melalui pengukuran parameter fisiologis. Skor EWS ditentukan dari beberapa parameter dan mengindikasikan tingkat respons yang dibutuhkan, dari meningkatkan observasi hingga tim medis cepat. Tim medis cepat dilatih untuk mengidentifikasi gejala sebelum komplikasi serius dan memberikan tindakan penyelamatan dalam waktu 5 menit.
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) di Klinik, termasuk prosedur identifikasi pasien dengan benar dan komunikasi efektif antar petugas kesehatan guna meningkatkan keselamatan pasien."
Buku pedoman ini membahas sistem pelaporan insiden keselamatan pasien di RSUD Sekarwangi. Dibahas pula definisi insiden keselamatan pasien, prosedur pelaporan insiden, dan analisis risiko insiden menggunakan matriks grading risiko untuk menentukan tindak lanjut berdasarkan tingkat risikonya."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
EWS digunakan untuk mendeteksi dini perubahan kondisi pasien di rumah sakit. EWS menilai beberapa parameter fisiologis seperti nadi, tekanan darah, dan kesadaran untuk mengukur keparahan kondisi pasien. Skor yang dihasilkan EWS menentukan frekuensi observasi dan tindakan medis yang diperlukan.
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Rujuk Balik (PRB)BPJS Kesehatan RI
Program Rujuk Balik adalah program BPJS Kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan jangka panjang bagi peserta dengan penyakit kronis tertentu seperti diabetes dan hipertensi. Program ini memberikan akses mudah bagi peserta untuk mendapatkan obat kronis di fasilitas kesehatan primer atas rujukan dokter spesialis. Panduan ini menjelaskan prosedur pendaftaran dan pelayanan obat bagi peserta program ini.
Keputusan Menteri Kesehatan menetapkan persyaratan higiene sanitasi untuk usaha jasa boga agar melindungi kesehatan masyarakat dari makanan yang tidak memenuhi standar kesehatan serta menyesuaikan peraturan sebelumnya mengenai hal tersebut."
Pasien jatuh dapat menyebabkan cedera dan kejadian yang tidak dikehendaki (KTD) atau adverse events di layanan kesehatan. Salah satu sasaran keselamatan pasien adalah mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh. Ini termasuk melakukan identifikasi potensi risiko, dan melakukan mitigasi risiko jatuh pada pasien.
EWS (Early Warning System) merupakan sistem peringatan dini untuk mendeteksi perburukan kondisi pasien sebelum terjadi kegawatan dengan memberikan skor berdasarkan pemeriksaan tanda vital pasien. EWS digunakan untuk memantau pasien rawat inap non-ICU agar dapat melakukan intervensi lebih dini berdasarkan skor yang didapatkan. Penerapan EWS diharapkan dapat mencegah terjadinya In-Hospital Cardiac Arrest pada pas
Manajemen mutu dalam pelayanan kesehatanAndy Rahman
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen mutu dalam pelayanan kesehatan. Terdapat tiga komponen pelayanan kesehatan menurut Donabedian yaitu input, proses, dan outcome. Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan mencakup penataan organisasi, regulasi peraturan, standarisasi, dan pengembangan SDM. Terdapat berbagai perspektif mutu layanan kesehatan dari pasien, pemberi layanan, penyandang dana, pemilik lay
Pedoman ini membahas standar pelayanan gawat darurat di puskesmas yang mencakup kualifikasi sumber daya manusia, distribusi ketenagaan, standar fasilitas, dan peralatan yang harus tersedia untuk menangani pasien gawat darurat. Dokumen ini bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan gawat darurat di puskesmas.
EWS digunakan untuk mendeteksi dini pasien yang memburuk melalui pengukuran parameter fisiologis. Skor EWS ditentukan dari beberapa parameter dan mengindikasikan tingkat respons yang dibutuhkan, dari meningkatkan observasi hingga tim medis cepat. Tim medis cepat dilatih untuk mengidentifikasi gejala sebelum komplikasi serius dan memberikan tindakan penyelamatan dalam waktu 5 menit.
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) di Klinik, termasuk prosedur identifikasi pasien dengan benar dan komunikasi efektif antar petugas kesehatan guna meningkatkan keselamatan pasien."
Buku pedoman ini membahas sistem pelaporan insiden keselamatan pasien di RSUD Sekarwangi. Dibahas pula definisi insiden keselamatan pasien, prosedur pelaporan insiden, dan analisis risiko insiden menggunakan matriks grading risiko untuk menentukan tindak lanjut berdasarkan tingkat risikonya."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
EWS digunakan untuk mendeteksi dini perubahan kondisi pasien di rumah sakit. EWS menilai beberapa parameter fisiologis seperti nadi, tekanan darah, dan kesadaran untuk mengukur keparahan kondisi pasien. Skor yang dihasilkan EWS menentukan frekuensi observasi dan tindakan medis yang diperlukan.
Early Warning System Score (EWS) adalah sistem pemantauan dengan skoring fisiologis yang digunakan di rumah sakit untuk mendeteksi perubahan kondisi pasien lebih awal dan mencegah terjadinya perburukan kondisi atau henti jantung. EWS menilai beberapa parameter pasien seperti nafas, tekanan darah, denyut jantung dan suhu untuk menentukan tindakan selanjutnya seperti observasi rutin, pemantauan intensif, at
EWSS digunakan untuk mendeteksi dini penurunan kondisi pasien dengan menilai parameter vital. Terdapat beberapa modifikasi EWS dewasa pada masa pandemi COVID-19 seperti penambahan usia dan pengkategorian pasien menjadi empat tingkat risiko. EWSS membantu pengenalan dini pasien dengan infeksi parah untuk memutuskan tingkat perawatan yang dibutuhkan.
Dr. Endy Prima Syaputra membahas sistem peringatan dini (Early Warning System/EWS) untuk menilai tingkat keparahan pasien, termasuk Pediatric Early Warning Signs dan Modified Early Obstertic Warning Score. EWS dapat mengidentifikasi pasien yang membutuhkan intervensi cepat untuk mencegah henti jantung di rumah sakit.
Surveilans merupakan proses sistematis pengumpulan, analisis, dan diseminasi informasi kesehatan untuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program kesehatan. Tujuannya antara lain mengidentifikasi masalah kesehatan, mengumpulkan data faktor risiko, serta memantau dampak program kesehatan. Sumber data surveilans meliputi laporan kematian, rumah sakit, laboratorium, dan catatan kesehatan masyarakat. Jenis surveilans melip
PARAMETER FISIOLOGI EWS dr. Ranjan.pptxHaerulAnwar40
EWS digunakan untuk mendeteksi dini perburukan kondisi pasien dengan memantau parameter fisiologis seperti laju nadi, tekanan darah, laju pernapasan, suhu, dan kesadaran. Sistem ini dikembangkan untuk mencegah kematian yang tidak perlu dengan memberikan peringatan dini dan respons cepat. EWS telah menjadi standar internasional untuk memantau kondisi pasien akut di rumah sakit.
1. Proses pengumpulan data keperawatan meliputi pengkajian pasien secara komprehensif dengan wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik untuk mengidentifikasi masalah kesehatan dan merencanakan tindakan.
2. Data yang dikumpulkan digunakan untuk analisis, penetapan diagnosis keperawatan, perencanaan intervensi, implementasi tindakan, dan evaluasi hasilnya.
3. Pengkajian merupakan tahap awal yang m
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
1. Early Warning System (EWS)
1
Pendeteksian dini untuk melacak
atau menemukan pasien yang mengalami
perburukan kondisi dengan hasil analisa tanda-
tanda vital dalamparameter fisiologis sesuai hasil
scoring. Dan memicu panggilan team medik reaksi
cepat untuk memberikan intervensi secara cepat
pada pasien dengan status kondisi yang
memburuk (Kyriacos, Jelsma,Jordan, 2011).
2. SCORING KONDISI FISIOLOGIS PASIEN
digunakan pada pasien dewasa sebelum
pasien mengalami kondisi kegawatan
disertai dengan algoritme tindakan
(Duncan & McMullan, 2012).
3. Aplikasi EWS
• Tidak ada pasien yang henti jantung
dengan tiba tiba, semua akan diawali
dengan adanya gejala dan perubahan
fisiologisnya
• Melakukan pengawasan yang tersistem
dan penilaian sedini mungkin dengan
adanya tanda kegawatan dan adanya
aktifasi kegawatan akan memperbaiki
outcome
3
4. Hal Yang Penting
• Perubahan pola pikir dari melakukan resusitasi
dengan cepat menjadi mengedepankan
pengawasan dan penilaian dini terhadap
kemungkinan risiko pasien dengan kejadian
henti jantung
4
5. Sumber Daya Yang Diperlukan
Penetapan kebijakan dan
standar dan dukungan penuh
terhadap pelaksanaan
program EWS di lapangan
termasuk monev berkala
Dukungan Manajemen
Alat medis dan keperawatan
yang menunjang
pelaksanaan.
Sarana Prasarana Yang
memadai
Mampu melakukan
penanganan perburukan
kondisi pasien sesuai SPO
alur EWS
SDM Yang terlatih
Alur Pelaporan, Sarana
Komunikasi
Sistem Informasi Yang baik
6. Penetapan kebijakan
pelaksanaan sistem
diperlukan untuk
memulai pelaksanaan
EWS di rumah sakit /
FasKes
KEBIJAKAN
Prosedur
operasional EWS
harus dibuat
untuk menjaga
pelayanan yang
seragam dan
berkelanjutan
STANDAR
Alur
pelaksanaan,
sumber daya
yang diperlukan
harus dibangun
untuk menunjang
pelaksanaan
sistem.
SISTEM
DUKUNGAN
MANAJEMEN
11. MaternityEarlyWarning Score
(MEWS)
MEWS adalah panduan dan
proses untuk deteksi dini kondisi
yang mengancam kehidupan pada
masa kehamilan sampai dengan
42 hari postnatal (O‘Connor,
Reid,2010).
MaternityEarlyWarningScore
adalah suatu metode monitoring
untuk mendeteksi perubahan
kondisi pasien maternitas secara
dini
12. MEWS digunakan
untuk pasien
maternitas yang rawat
inap,didiagnosa secara
klinis dengan kehamilan
hingga 42 hari
postnatal periode
terlepas dari usia,
lokasi ataualasan
dirawat. (Grade C)
13. Measurement & Documentationof
Observations
MEWS TIDAK digunakan untuk pasien bersalin dan
pasien highcare/intensif care.
Set terakhir dari tanda-tanda vitaluntuk masing-
masing unit harus didokumentasikan padaMEWS
sebelum mentransfer ke bangsal postnatal.
14. Bagaimana menggunakan
Langkah–langkah penerapan 6 (enam) parameter
fisiologis dalam Early Warning Score System yaitu sebagai
berikut :
1. Petugas Kesehatan (dokter/perawat/bidan) mengukur
skor untuk setiap paramer fisiologis, dimulai dari:
a. Tingkat kesadaran (pilih salah satu tingkat kesadaran )
b. TekananDarah Sistolik dan Diastolik
c. Nadi
d. Frekuensi
e. Pernafasan
f. Suhu tubuh
g. Keluaran urin.
18. Pediatric Early Warning System
(PEWS)
• PEWS digunakan pada pasien anak/
pediatrik (berusia saat lahir-16 tahun)
• PEWS dapat digunakan untuk untuk
mengasesmen pengakit akut, mendeteksi
penurunan klinis, dan menginisiasi
respon klinis yang tepat waktu dan
sesuai.
19.
20.
21. INTERPRETASI
• TOTAL SKOR 0 : ASESMEN ULANG TIAP 8 JAM
• TOTAL SKOR 1-4 : ASESMEN ULANG SETIAP 4
JAM
• TOTAL SKOR 5 ATAU DALAM 1 PARAMETER
TERDAPAT SKOR 3: ASESMEN ULANG SETIAP 1
JAM
• TOTAL SKOR ≥ 7 : ASESMEN ULANG SETIAP 1
JAM