Evaluasi program penanggulangan tuberkulosis di dua puskesmas di Jakarta Timur menunjukkan bahwa angka kesembuhan di Puskesmas Jatinegara Kaum adalah 91,60% dan di Puskesmas Pisangan Timur adalah 82,35%, namun angka deteksi kasus yang rendah merupakan masalah prioritas untuk kedua puskesmas. Solusi utama yang diidentifikasi adalah pelatihan penemuan kasus baru untuk kader di Jatinegara Kaum dan pendidikan ke
Jurnal Ditjen PP dan PL Edisi IV Tahun Desember 2014 ini merupakan Media Cetak dari Direktorat Jenderal PP dan PL yang menampilkan seputar karya tulis ilmiah terkait hasil penelitian dari para ahli kesehatan. Pada Edisi IV di Tahun 2014 ini beberapa hasil karya tulis ilmiah yang ditampilkan antara lain adalah Pemberdayaan Mantan Pasien TB dalam Peningkatan Penemuan Suspek TB di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Pengaruh ICWRMIP Sub Komponen 2.3 terhadap Akses Air Bersih dan Jamban Sehat, dan Kejadian Diare serta karya tulis ilmiah lainnya yang dapat di lihat pembaca secara lengkap di Jurnal PP dan PL yang merupakan terbitan Ditjen PP dan PL tahun 2014 ini.
Jurnal Ditjen PP dan PL Edisi IV Tahun Desember 2014 ini merupakan Media Cetak dari Direktorat Jenderal PP dan PL yang menampilkan seputar karya tulis ilmiah terkait hasil penelitian dari para ahli kesehatan. Pada Edisi IV di Tahun 2014 ini beberapa hasil karya tulis ilmiah yang ditampilkan antara lain adalah Pemberdayaan Mantan Pasien TB dalam Peningkatan Penemuan Suspek TB di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Pengaruh ICWRMIP Sub Komponen 2.3 terhadap Akses Air Bersih dan Jamban Sehat, dan Kejadian Diare serta karya tulis ilmiah lainnya yang dapat di lihat pembaca secara lengkap di Jurnal PP dan PL yang merupakan terbitan Ditjen PP dan PL tahun 2014 ini.
Manajemen Pelayanan Kesehatan Dasar Pada Program Penanggulanan Penyakit Menul...Candra Wiguna
Hasil kunjungan lapangan terhadap kegiatan program penanggulangan penyakit menular demam berdarah di Puskesmas 1 Denpasar Utara pada Oktober 2009.
Download this file: http://adf.ly/OI2Um
Manajemen Pelayanan Kesehatan Dasar Pada Program Penanggulanan Penyakit Menul...Candra Wiguna
Hasil kunjungan lapangan terhadap kegiatan program penanggulangan penyakit menular demam berdarah di Puskesmas 1 Denpasar Utara pada Oktober 2009.
Download this file: http://adf.ly/OI2Um
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdfMuh Saleh
Enam pilar Transformasi Kesehatan terdiri dari Transformasi Layanan Primer, Transformasi Layanan Rujukan, Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan, Transformasi Sistem Pembiayaan Kesehatan, Transformasi SDM Kesehatan, dan Transformasi Teknologi Kesehatan.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Evaluation of tuberculosis control programs in indonesian community
1. Jowy Tani, Herqutanto, Tommy Dharmawan
Majalah Kedokteran Indonesia
Volume 58, Nomor 4, April 2008
Oleh
Dedy Fadly
NPM.1306349451
Universitas Indonesia
Evaluasi Program Dalam Kebijakan Publik
Magister Ilmu Administrasi dan Kebijakan Publik
Universitas Indonesia
3. Tuberkulosis ( TB ) merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat yang paling mendesak di
Indonesia . Bahkan , secara global , Indonesia
menempati peringkat ketiga dalam hal perkiraan
jumlah penderita TB;
Menurut Profil Kesehatan Indonesia 2005 , 259.969
kasus baru TB terdeteksi setiap tahun , dan 158.640
dari mereka adalah TBC positif
4. Tahun 1995 pemerintah Indonesia telah memulai
Program Pengendalian TB Nasional,
sebuah program yang komprehensif melibatkan kedua
layanan kesehatan swasta dan pemerintah Program
Pengendalian TB Nasional telah dilakukan Directly
Observed Treatment Shortcourse ( DOTS ) strategi
, sesuai dengan rekomendasi WHO .
Yang didanai Pemerintah Pusat melalui Puskesmas
5. Keberhasilan penanggulangan TB nasional sangat
tergantung pada upaya kolektif Puskesmas tersebar di
seluruh Kepulauan Indonesia
Memahami program pengendalian TB di Puskesmas
adalah kunci untuk memahami upaya nasional dalam
mengendalikan TB .
dalam rangka untuk benar mengevaluasi dan
mengusulkan solusi untuk program TB , pendekatan
yang komprehensif dan sistematis akan sangat
diperlukan .
6. Selama lebih dari satu dekade, Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia telah mengembangkan
pendekatan untuk evaluasi program kesehatan
masyarakat.
Pendekatan ini, disebut "pendekatan
sistemik", Mengintegrasikan beberapa konsep
pemecahan masalah:
seperti siklus pemecahan masalah dan matriks
keputusan, yang mampu secara sistematis
mengidentifikasi masalah, memprioritaskan
masalah, Merumuskan alternatif solusi, dan
memprioritaskan solusi alternatif.
Pendekatan yang digunakan untuk mengevaluasi
Telah dan menghasilkan solusi untuk Ratusan
program kesehatan masyarakat.
7. mengevaluasi dan membandingkan program
pengendalian TB dalam dua Puskesmas berlokasi di
Jakarta Timur dengan menggunakan pendekatan
sistemik .
Dengan harapan bahwa hal itu tidak hanya akan
memberikan wawasan mengenai program
pengendalian TB di Puskesmas tersebut, tetapi juga
memberi kita gambaran program pengendalian TB
yang dilakukan di seluruh negeri.
Interpretasi hasil akan memberikan umpan balik
untuk perbaikan program.
8. TB adalah penyakit terkait erat dengan status sosial
ekonomi dan kondisi demografis penduduk, populasi
urban dengan status sosial ekonomi rendah dan
tinggal dalam kondisi yang penuh sesak beresiko besar
terpengaruh oleh TB.
Tujuan mengevaluasi Puskesmas yang melayani
populasi yang perkotaan dengan kondisi tersebut
sehingga hasil dan kesimpulan dari evaluasi ini bisa
melayani kepentingan publik yang lebih besar.
9. Evaluasi ini juga dimaksudkan untuk sebagai contoh
evaluasi program menggunakan pendekatan sistemik.
Diharapkan bahwa pendekatan ini akan tersedia
untuk umum sebagai salah satu pendekatan yang
dapat digunakan untuk mengevaluasi dan
menghasilkan solusi untuk program kesehatan
masyarakat
10. Dua Puskesmas yang dievaluasi adalah
- Puskesmas Jatinegara Kaum; dan
- Puskesmas Pisangan Timur,
keduanya terletak di Jakarta Timur
Program Pengendalian TB dievaluasi dari Januari hingga bulan
Desember 2006.
Evaluasi dilakukan dengan menggunakan pendekatan sistemik seperti
yang diusulkan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
data demografi disajikan dalam artikel ini diperoleh dari data
demografi daerah Bidang Kesejahteraan Masyarakat Pemrov DKI
Jakarta Laporan Kegiatan Desember 2006
sementara data mengenai program kendali TB diperoleh dari catatan
data TB Paru Januari-Desember 2006 dan Catatan medical Pasien TB
Paru dari Puskesmas.
11. Indikator yang digunakan dalam evaluasi ini disimpulkan dari pedoman nasional dan internasional
untuk evaluasi pengendalian TB . Berikut ini indikator yang digunakan dalam evaluasi :
1. Proporsi dahak tersangka/suspect yang diperiksa
(Perkiraan persentase tersangka antara semua tersangka penderita) ;
2. Proporsi pasien TB Akut positif antara tersangka
(persentase pasien TB Akut positif Diperiksa Di antara semua tersangka)
3. Proporsi pasien TB Akut positif antara semua pasien TB yang terdaftar
(persentase pasien TB paru Akut positif yang terdaftar antara semua pasien TB paru)
4. Tingkat konversi
(persentase pasien TB positif mengalami konversi menjadi negatif setelah fase
pengobatan intensif)
5. Angka kesembuhan (persentase pasien TB positif sembuh setelah pengobatan
lengkap antara semua pasien TB positif yang terdaftar)
6. Tingkat kesalahan
(persentase kesalahan interpretasi geser awal laboratorium dimaksud
setelah diperiksa silang oleh laboratorium lain)
7. Case Detection Rate / CDR
(rasio pasien TB positif yang baru Estimasi dilaporkannya kasus pasien TB positif baru)
12. Masalah Diidentifikasi dengan Membandingkan
antara output program dengan hasil yang diharapkan
menggunakan indikator-indikator tersebut.
Masalah kemudian diprioritaskan dengan
memanfaatkan kriteria keputusan yang digunakan
termasuk ide-ide penting (I), kelayakan teknis (T), dan
ketersediaan sumber daya (R).
Semua masalah akan Dimasukkan ke dalam matriks
keputusan dan skor 1 (tidak penting) sampai 5 (sangat
penting) akan diberikan untuk setiap kriteria. Nilai
prioritas adalah skor jumlah dari tiga kriteria. Masalah
dengan skor prioritas tertinggi akan diberikan
prioritas tertinggi
13. Jatinegara Kaum East Pisangan
Input Components
I. Sumber daya manusia
- Terbatasnya jumlah profesional kesehatan yg terlibat dalam
program
- Terbatasnya jumlah profesional kesehatan yg terlibat dalam
program
II. Pendanaan
- Dana dari pemerintah tidak memadai ------
III. Peralatan
- Kurangnya Media pendidikan kesehatan masyarakat - Kurangnya Media pendidikan kesehatan masyarakat
- Tidak tersedianya alat laboratorium yang memadai - Tidak tersedianya alat laboratorium yang memadai
Process Components
I. Program execution
- Pendaftaran yang tidak benar tersangka TB dan pasien - Pendaftaran yang tidak benar tersangka TB dan pasien
- Acara pendidikan masyarakat diselenggarakan kurang dari
4 x /tahun
- Acara pendidikan masyarakat diselenggarakan kurang dari
4 x /tahun
- Tidak ada kegiatan untuk menemukan kasus TB yang baru - Tidak ada kegiatan untuk menemukan kasus TB yang baru
Feedback and Environmental Components
I. Environment/Lingkungan
- Masyarakat dengan pendidikan rendah
- Rendahnya pengetahuan, sikap, cara hidup masyarakat - Rendahnya pengetahuan, sikap, cara hidup masyarakat
14. Alternatives
Effectiveness
(E)
Cost Priority
M I V (C) (P)
Mencari sumber pendanaan baru dari
pemerintah lokal
dan Organisasi Non-Pemerintah untuk
pendeteksian kasus
2 2 2 1 8
Menyediakan perangkat pendidikan
kesehatan masyarakat tentang TB
1 3 2 2 3
Menyelenggarakan acara pendidikan
kesehatan masyarakat TB secara berkala
2 4 2 2 8
Pelatihan penemuan kasus baru TB kepada
kader kesehatan di Puskesmas
4 4 4 2 32
Pemeriksaan dahak di rumah tangga
penderita.
2 3 2 3 4
Alternative with highest priority
15. Alternatives
Effectiveness
(E)
Cost Priority
M I V (C) (P)
Menyediakan perangkat pendidikan
kesehatan masyarakat tentang TB
2 3 2 2 6
Menyelenggarakan acara pendidikan
kesehatan masyarakat TB secara berkala
4 4 3 2 24
Pelatihan penemuan kasus baru TB kepada
kader kesehatan di Puskesmas
3 4 3 2 18
Pemeriksaan dahak di rumah tangga
penderita.
2 3 2 3 4
Alternative with highest priority
16. Puskesmas berperan penting dalam menentukan keberhasilan program penanggulangan
tuberkulosis (TB) nasional Indonesia.
Menggunakan pendekatan sistem yang dikembangkan Departemen Ilmu Kedokteran
Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dilakukan evaluasi program
penanggulangan TB di dua puskesmas di Jakarta Timur dengan identifikasi masalah
secara sistematis, yaknipenentuan prioritas masalah, perumusan solusi alternatif, dan
penentuan prioritas solusi alternatif.
Di Puskesmas Jatinegara Kaum,, angka kesembuhan 91,60%,
Di Puskesmas Pisangan Timur, 82,35%, angka kesembuhan
100,00% angka kesembuhantidak tersedia di kedua puskesmas. Angka deteksi kasus yang
rendah adalah masalah prioritas untuk kedua puskesmas.
Solusi utama untuk Jatinegara Kaum adalah pelatihan penemuan kasus baru untuk
kader, sedangkan untuk Pisangan Timur diperlukan pendidikan kesehatan massal secara
berkala. Pendekatan sistem berhasil menunjukkan kemampuannya.