Berisi:
1. Pengertian Metode Ilmiah
2. Karakteristik penelitian ilmiah
3. unsur utama metode ilmiah dan penjelasannya
4. angkah langkah operasional metode ilmiah dan penjelasannya
Materi Termodinamika. Dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Fisika Industri.
Maaf bila ada materi yang salah atau keliru.... mohon dikoreksi....
Berisi:
1. Pengertian Metode Ilmiah
2. Karakteristik penelitian ilmiah
3. unsur utama metode ilmiah dan penjelasannya
4. angkah langkah operasional metode ilmiah dan penjelasannya
Materi Termodinamika. Dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Fisika Industri.
Maaf bila ada materi yang salah atau keliru.... mohon dikoreksi....
Hubungan Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan BerkelanjutanIpin Okehzz
A. PENGERTIAN LINGKUNGAN HIDUP Lingkungan hidup merupakan semua benda dan kondisi dalam ruang (spasial) yang memengaruhi kehidupan manusia.
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup dinyatakan bahwa lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia, dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
4, be & gg, rame priyanto, hapzi ali, environmental ethics, universitas m...Rame Priyanto
Materi memuat pengertian etika lingkungan, filosofi lingkungan, dan peran pemangku kepentingan, kemitraan, dan masalah yang berkaitan dengan lingkungan hidup, dan penerapan etika lingkungan
Prinsip Tanggung JawabTanggung jawab ini bukan saja bersifat individu melainkan juga kolektif yang menuntut manusia untuk mengambil prakarsa, usaha, kebijakan dan tindakan bersama secara nyata untuk menjaga alam semesta dengan isinya.
Prinsip SolidaritasYaitu prinsip yang membangkitkan rasa solider, perasaan sepenanggungan dengan alam dan dengan makluk hidup lainnya sehigga mendorong manusia untuk menyelamatkan lingkungan.
Prinsip Kasih Sayang dan KepedulianPrinsip satu arah , menuju yang lain tanpa mengaharapkan balasan, tidak didasarkan kepada kepentingan pribadi tapi semata-mata untuk alam
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. Pengertian etika
lingkungan
• Etika lingkungan dapat diartikan sebagai dasar
moralitas yang memberikan pedoman bagi
individu atau masyarakat dalam berperilaku
atau memilih tindakan yang baik dalam
menghadapi dan menyikapi segala sesuatu
yang berkaitan dengan lingkungan sebagai
kesatuan
pendukung
kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan umat manusia
serta makhluk hidup lainnya.
• Etika lingkungan yang baik akan dapat ikut
menjadikan perilaku kita semakin arif dan
ramah terhadap lingkungan.
3. Mentalitas Frontier (1)
•
Banyak kasus membuktikan bahwa kemerosotan mutu
lingkungan itu disebabkan oleh teknologi yang
mencemari, diikuti oleh konsumsi yang berlebihan,
kebijaksanaan pembangunan yang kurang serasi,
terutama karena sering kali terjadi benturan kepentingan
antar – sektor yang tidak terselesaikan dengan baik,
masalah kemiskinan, masalah pertambahan penduduk
yang cepat serta masalah kerawanan sosial dan
keamanan. Namun dari segala bukti yang telah kita lihat,
akar dari banyak permasalahan lingkungan adalah
bersumber dari adanya mentalitas “ Frontier “ yang cukup
mengakar dalam peradaban manusia, bahkan masih tetap
terasakan sampai sekarang ini.
4. Mentalitas Frontier (2)
Ditandai oleh tiga konsep ajaran dasar, yaitu :
1. Bahwa dunia sebagai penyedia sumber daya yang tak
terbatas untuk digunakan oleh manusia, dan tidak
perlu berbagi dengan segala bentuk kehidupan lain
yang memerlukannya. Dengan kata lain “ segala
sesuatunya senantiasa tetap tersedia terus dan itu
semua untuk kita manusia “. Sebagaian dari konsep
ini, juga terdapat anggapan bahwa bumi ini memiliki
kapasitas yang tidak terbatas untuk menerima dan
mengolah pencemaran.
2. Bahwa manusia itu terpisah dari alam dan bukan
merupakan bagian dari alam itu sendiri.
3. Bahwa alam dilihat sebagai sesuatu yang harus
ditundukkan. Teknologi adalah alat ampuh bagi
manusia untuk menundukkan alam, dan juga
merupakan jawaban bagi banyak permasalahan
konflik antara masyarakat manusia dengan alam.
5. Mentalitas Frontier (3)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Secara lebih rinci mentalitas Frontier ini
menegaskan pemahamannya bahwa :
Bumi adalah bank sumberdaya yang tak terbatas.
Bila persediaan sumber daya habis, kita pindah ke
tempat lain.
Hidup akan semakin baik bila kita terus dapat
menambahkan kesejahteraan material kita.
Harga yang harus dibayar untuk setiap usaha adalah
penggunaan materi, energi dan tenaga kerja. Ekonomi
pada dasarnya adalah ketiga hal tersebut.
Alam adalah untuk ditundukkan.
Hukum dan teknologi baru akan memecahkan
masalah lingkungan yang kita hadapi.
Kita lebih tinggi dari pada alam, kita terpisah dari
alam dan superior terhadap alam.
Limbah adalah sesuatu yang harus diterima dari
setiap usaha manusia.
6. Mentalitas Frontier (4)
•
•
Mentalitas frontier inilah yang bertanggungjawab sebagai
akar penyebab dari kerusakan lingkungan yang kita alami
sekarang ini.
Akibat yang cukup menonjol dari mentalitas yang
demikian ini adalah berkembangnya sikap pandangan
yang sangat individual dalam masyarakat dalam
menghadapi masalah lingkungan, seperti : apatis,
berorientasi pada kepentingan diri sendiri, merasa tidak
berarti untuk ikut ambil bagian dalam masalah
lingkungan, serta menganut nilai – nilai yang terbatas
dalam melihat ruang dan waktu dari masalah lingkungan
hidup di mana mereka berada.
7. Sustainable Ethics
•
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Etika baru yang harus merupakan etika masyarakat modern
dewasa ini adalah “ sustainable ethics “ yang dikemukakan oleh
Chiras, memiliki anggapan dasar bahwa :
Bumi merupakan sumber persediaan yang memiliki batas.
Mendaur – ulang dan menggunakan sumber daya yang dapat
diganti akan mencegah terjadinya kehabisan persediaan sumber
daya.
Nilai hidup tidak di ukur dari besarnya uang kita di bank.
Harga setiap usaha, bukan hanya penggunaan energi, tenaga
kerja dan materi tetapi harga eksternal, seperti : kerusakan
lingkungan dan kemerosotan derajat kesehatan manusia harus
juga diperhitungkan.
Kita harus memahami dan bekerja sama dengan alam.
Usaha – usaha individu dalam mengatasi masalah yang sangat
menekan harus dibarengi dengan hukum yang kuat serta
teknologi yang tepat.
Kita adalah bagian dari alam, kita dikuasai oleh hukum alam,
oleh karena itu harus menghormati komponen hukum – hukum
tersebut. Kita tidak lebih hebat dari alam.
Limbah adalah tidak dapat ditoleran, sehingga setiap limbah
harus punya nilai guna.
8. Penutup (1)
•
Dapat disimpulkan bahwa etika lingkungan yang
cukup menonjol dikemukakan adalah bahwa manusia
harus memiliki “ moral commitment “ untuk
menciptakan solidaritas kemanusiaan dengan
merubah sikap mental, pola pikir atau paradigma yang
lebih memberikan kepedulian terhadap penciptaan
keharmonisan hidup sesama manusia dengan
lingkungan alam dan hayati secara selaras, serasi
dan seimbang. Etika lingkungan menjadi sangat
fundamental dalam upaya manusia menjaga dan
mendayagunakan sumber daya dari lingkungannya
adalah didasarkan pada kenyataan bahwa :
1. Meningkatnya kesadaran bersama terhadap
pentingnya peran nilai dalam setiap perilaku manusia.
Nilai adalah unsur penting dalam kehidupan budaya
masyarakat. Dengan nilai yang sesuai dengan konsep
“ sustainable development “ maka budaya ramah dan
cinta lingkungan akan berkembang.
9. Penutup (2)
2.
3.
4.
5.
Meningkatnya apresiasi masyarakat terhadap
pentingnya moral yang ideal bagi para penentu dan
pelaku pembangunan. Moral yang benar mengenai
lingkungan akan mempengaruhi motivasi seseorang
atau masyarakat dalam menyikapi dan menghadapi
masalah lingkungan.
Meningkatnya keyakinan terhadap pentingnya nilai
moral terhadap proses pengambilan keputusan dan
tindakan yang memiliki alasan moral.
Meningkatnya peran etika dalam menyelesaikan
konflik – konflik kepentingan teknologi, ekonomi dan
ekologi secara lebih arif.
Meningkatnya peran etika lingkungan dalam
menciptakan terwujudnya paradigma baru
masyarakat dalam menyikapi dan menghadapi isu
dan masalah lingkungan.
10. Harapan (1)
•
Beberapa agenda penting dalam mengembangkan
terciptanya masyarakat dunia yang memiliki etika
lingkungan yang berintikan nilai – nilai “ sustainable
development “ antara lain :
1. Mengkonsepkan ulang nilai–nilai moral yang akan kita
wariskan kepada generasi mendatang sehingga mereka
secara arif dapat melakukan keputusan maupun tindakan
yang mempertimbangkan secara benar dan tepat
mengingat kompleksitas interaksi antara maupun di
dalam komunitas biologis dan komunitas sosial.
11. Harapan (2)
2.
3.
Mencari pola implementasi yang tepat dari prinsip –
prinsip moral yang bersumber dari etika lingkungan
tersebut ke dalam pranata dan tata kehidupan
masyarakat yang sedang melaksanakan pembangunan
secara berkelanjutan.
Menggalang peran serta dan kerja sama yang
kolaboratif dengan lembaga–lembaga masyarakat yang
kompeten dan menaruh kepedulian terhadap upaya
peningkatan mutu lingkungan hidup melalui
pengembangan jejaring kerja lintas disiplin, lintas
budaya maupun lintas sektor.
12. Sumber Pustaka
• ETIKA LINGKUNGAN DASAR PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
[ Poeng P. Poerwanto ]
• http://www.hakli.or.id/modules.php?
op=modload&name=News&file=article&sid=4&mode=thr
ead